22
BAB II
SEJARAH PTPN VIII GOALPARA AFDELING BUNGAMELUR
DAN GAMBARAN KECAMATAN TAKOKAK CIANJUR JAWA
BARAT
A. Sejarah PTPN VIII Goalpara Afdeling Bungamelur
Sejarah perekonomian di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
perkebunan yang muncul sejak zaman VOC dan terutama ketika abad ke-19. Di
Negara berkembang seperti di Indonesia, perkebunan hadir sebagai perpanjangan dari
perkembangan kapitalisme agraris Barat yang diperkenalkan melalui sistem
perekonomian kolonial.1 Salah satu perkebunan tua di Indonesia adalah PTPN VIII
Goalpara. PTPN VIII Goalpara berdiri sejak zaman kolonial sampai masa
kemerdekaan hingga adanya proses Nasionalisasi. PTPN VIII Goalpara pada awalnya
merupakan sebuah Perusahaan Perkebunan Negara (PPN), selanjutnya menjadi salah
satu kebun di lingkungan PT Perkebunan XII yang berpusat di jalan Cikapundung
Barat No. 1 Bandung, kemudian PPN Goalpara bergabung dengan kebun Bungamelur
dan kebun Goalpara hingga menjadi PTPN VIII Goalpara.2 Pengambilan nama
Goalpara adalah dari daerah Cisarua yang dulunya bernama daerah Goalpara.
1 Sartono Kartodirdjo, Sejarah Perkebunan di Indonesia: Kajian Sosial
Ekonomi, (Yogyakarta: Aditya Media, 1991), hlm. 23. 2 Irman Firmansyah “Sufi”, Soekaboemi The Untold Story, (Jakarta: Merc
Publishing dan Paguyuban Soekaboemi Heritages, 2016), hlm. 142.
23
Perkebunan Goalpara merupakan salah satu PT. Perkebunan Nusantara VIII
yang dipimpin oleh seorang Administratur sebagai penanggung jawab secara
keseluruhan kegiatan. Perkebunan Goalpara mempunyai struktur organisasi yang
disusun menurut bentuk kombinasi garis, masing-masing fungsinya mempunyai satu
sumber kebijakan. Sistem organisai garis, wewenang dan tanggung jawab berjalan
dari pucuk pimpinan sampai kebawah menurut garis vertikal.
Dalam menjalankan tugasnya, Administratur dibantu oleh seorang wakil
(sinder kepala) dan beberapa staf yaitu Sinder Teknik, Sinder Pabrik, Sinder Tata
Usaha Keuangan serta Sinder-sinder Afdeling (bagian) Fungsi, Wewenang dan
tanggung jawab Sinder adalah sebagai berikut:
1. Sinder Kepala
Melaksanakan dan bertanggung jawab atas kelancaran dibidang pengelolaan
tanaman dan administrasi keagrariaan, kebun-kebun existing sesuai dengan Kebijakan
dan petunjuk Direksi wewenang Sinder Kepala mempunya wewenang untuk
mengatur tugas kelancaran pekerjaan secara efisien dan efektif termasuk melakukan
koordinasi dengan bagian lain dan kebun.
2. Sinder Tata Usaha Keuangan (TKU)
Menyusun Rencana Kerja dalam bentuk Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP), Penanaman Modal Kerja (PMK), Rencana Jangka Panjang (RJP) maupun
keperluan operasional lainnya sesuai pengajuan dari Afdeling. Sinder Tata Usaha
Keuangan (TKU) bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas pekerjaannya
kepada Administratur menyelenggarakan sistem administratur keuangan,
24
melaksanakan pembayaran utang piutang, daftar gaji dan lain-lain yang menyangkut
administrasi perusahaan.
3. Sinder Pabrik
Melaksanakan dan bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan dibidang
pengolahan hasil teh sesuai dengan norma ketentuan teknis pengolahan dan kebijakan
Direksi. Sinder Pabrik mempunyai wewenang untuk mengatur pelaksanaan tugas
pekerjaan secara efisien dan efektif termasuk melakukan koordinasi dengan bagian
lain dan kebun.
4. Sinder Teknik
Melaksanakan dan bertanggung jawab atas kelancaran tugas pekerjaan
dibidang teknologi yang meliputi pengolahan hasil keteknikkan sipil dan mesin
(termasuk keteknikkan untuk proyek sesuai dengan norma yang berlaku dan
kebijakan-kebijakan Direksi).
5. Sinder Bagian (Afdeling)
Sinder bagian memiliki fungsi untuk menyusun, melaksanakan,
merencanakan. Mengatur, mengawasi semua bidang pekerjaan di Afdeling bersama-
sama Sinder Kepala dan Administratur meliputi Rencana Kerja Jangka Pendek,
Rencana Kerja Jangka Panjang dalam bentuk Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP) Penanaman Modal Kerja (PMK) sesuai dengan pedoman dan petunjuk
Direksi.
24
ADMINISTRATUR
SINDER KEPALA
SINDER AFDELING
MABES PANEN
MABES PEMEL
JTU KEPALA
MANDOR PANEN
MANDOR HERB / HP
MANDOR MENYIANGG
MANDOR MANGKAS
TU TIMBANG
PETUGAS PIK
TU PIK
PETUGAS BP/KES
PENJENANG KES/HP
TU BP/KES
PETUGAS UMUM JTU SEKRET
JTU PERSONALIA
PETUGAS SATPAM
PETUGAS KAS
JTU KAS
PETUGAS GUDANG
JTU GUDANG
PELAYAN GUDANG
PETUGAS PENGADAAN
JTU PENGADAAN
PETUGAS TABIN
JTU TUP
JTU TABIN
OPERATOR KOMPUTER
SINDER TUK
ASSISTEN SID. TUK
PETUGAS TANAMAN
TU TANAMAN
MANDOR MESIN/BENG
MANDOR LISTRIK
MANDOR LISTRIK
MANDOR DIESEL
MANDOR BANGUNAN
MANDOR JALAN
TU PEMBANTU
SINDER TEKNIK
PETUGAS KALIBRASI
MABES KENDARAAN
MABES LISTRIK
MABES MESIN/BENG
MABES BANGUNAN
JTU KEPALA
MANDOR SERVICE
SOPIR
KEPALA POOL
SINDER PABRIK
ASSISTEN SINDER PABRIK
JTU KEPALA
MABES KERING
TU PEMBANTU
MANDOR SORTASI
MANDOR NGEPAK
MABES BASAH
MANDOR MEBER
MANDOR LAYUAN
MANDOR GILING
MANDOR KERINGAN
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi PTPN VIII
Goalpara
(Sumber: Arsip PTPN VIII Goalpara, koleksi PTPN VIII
Goalpara, di edit ulang berdasarkan arsip)
25
Gambar 2. PTPN VIII Goalpara
(sumber: koleksi pribadi)
PTPN VIII Goalpara memiliki beberapa Afdeling besar di Jawa Barat, salah
satunya adalah di daerah Cianjur Jawa Barat. Salah satu Afdeling di daerah Cianjur
adalah perkebunan Bungamelur.
Bungamelur adalah perkebunan gabungan dari 3 perkebunan yaitu
perkebunan Ramawati, Perkebunan Balekambang, dan Perkebunan Bungamelur.3
Pada awalnya PTPN VIII Goalpara Afdeling Bungamelur merupakan perkebunan
milik Hindia Belanda, tetapi pada tahun 1955-1958 PTPN VIII Goalpara Afdeling
Bungamelur mulai diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia. Pengambil
alihan oleh pemerintah RI dilakukan beriringan dengan pengambil alihan status
3 Arsip AFD. Bungamelur keluaran perkerbunan Bungamelur lembar pertama,
koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1985.
26
bangunan dan tahan dari daerah lain di Indonesia, hal ini dilakukan agar
pengoperasian dapat sepenuhnya menjadi milik Indonesia dibawah kepemimpinan
masyarakat Indonesia sendiri. PTPN VIII Goalpara Afdeling Bungamelur mulai
beroprasi pada 1958 atas kepemilikan Enock Toha.4 Proses pengambilalihan
perusahaan-perusahaan asing Belanda dilakukan oleh pemerintahan Indonesia
berlangsung secara spontan dan Unilateral (langsung dan menyeluruh). Proses ini
berlangsung sejak bulan Desember 1957 yang dikenal sebagai proses “Nasionalisasi
perusahaan-perusahaan asing”.5 Bungamelur merupakan perkebunan yang memiliki
komoditi tanaman berupa cengkeh, kina, sereh dan teh.
Gambar 3. Perkebunan Afdeling Bungamelur
(sumber: koleksi pribadi)
4 Arsip AFD. Bungamelur keluaran PTPN VIII Goalpara lembar kedua,
koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1985. 5 Sartono Kartodirjo dan Djoko Suryo, Sejarah Perkebunan di Indonesia:
Kajian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: Aditya Media, 1991), hlm.174.
27
Tanah mempunyai peranan yang besar dalam dinamika pembangunan, maka
didalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 disebutkan : “Bahwa bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam penerapannya tanah digunakan sebagai
media penanaman tanaman yang berfungsi sebagai unsur yang dominan dalam
perkebunan. Sebagai contoh di perkebunan Bungamelur tanah sangat berfungsi untuk
digunakan sebagai media tanam teh.
Teh menjadi tanaman perkebunan utama di perkebunan Bungamelur dengan
ditunjang oleh kondisi geografis daerah Jawa Barat. Sejak diambil alih oleh
pemerintah, PTPN VIII Goalpara Afdeling Bungamelur sepenuhnya dikelola oleh
pihak swasta lokal yang kemudian menjadi pengelola perkebunan sampai tahun 1965.
Penggabungan 3 perkebunan yaitu perkebunan Ramawati, perkebunan Balekambang,
perkebunan Bungamelur bertujuan untuk meningkatkan pendapatan hasil perkebunan
yang berupa teh mejadi lebih meningkat. Adanya pergantian status perkebunan
betujuan untuk meningkatkan produktivitas pendapatan perkebunan dengan
melakukan kerjasama dengan perkebunan lain, hal ini dipicu oleh unsur penghasilan
yang lebih besar jika terdapat penggabungan perkebunan.
Pengembangan perkebunan rakyat secara cepat merupakan salah satu tujuan
pemerintah, karena disamping untuk menghasilkan devisa Negara juga untuk
memperluas kesempatan kerja dan sekaligus juga untuk mensejahterakan rakyat.6
6 Ratna Permatasari Zen, Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan
Rakyat, Skripsi (Universitas Sumatra Utara, 2008), hal. 8.
28
Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh
karena itu dalam analisa di bidang pertanian, penggunaan tenaga kerja dinyatakan
oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah
besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Perkebunan Bungamelur memiliki
karyawan dan pegawai sejumlah 452 orang, jumlah tersebut terbagi dalam beberapa
bagian yaitu bagian staff 2 orang, pegawai bulanan 10 orang, pegawai harian tetap
108 orang, pegawai harian lepas 330 orang, dan pegawai honorer sejumlah 2 orang.7
Jumlah dan pembagian karyawan ini dilakukan untuk menunjang penghasilan
produksi perkebunan dan untuk menstabilkan pengeluaran perkebunan Bungamelur.
Kurun waktu tahun 1965 sampai dengan tahun 1982 di perkebunan
Bungamelur terjadi banyak pergantian kepemilikan dan pergantian kepala
administrasi. Hal ini disebabkan karena bergantinya status perkebunan Bungamelur.
Pada tahun 1965 PTPN VIII Goalpara Afdeling Bungamelur berubah
kepemilikan, pemilik lama diganti oleh R.S Wiradinata yang menjadikan teh dan kina
menjadi komoditi utama. Pada tahap selanjutnya PTPN VIII Goalpara Afdeling
Bungamelur disatukan dengan perkebunan Pasir Nangka yang kemudian menjadi satu
perkebunan besar, perkebunan gabungan Pasir Nangka dan Bungamelur diangkut ke
daerah Pasir Nangka untuk bagian produksinya. Gabungan perkebunan tersebut tetap
mempertahankan teh sebagai komoditi utama. Faktor cuaca menjadi faktor yang
penting dalam memilih teh menjadi komoditi utama perkebunan Bungamelur karena
7 Arsip AFD. Bungamelur keluaran PTPN VIII Goalpara Afdeling
Bungamelur, lembar ketiga, koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1985.
29
teh sangat mudah tumbuh subur di tanah yang lembab dan memiliki curah hujan yang
tinggi.
Perubahan status perkebunan tidak berhenti sampai tahun 1967, terbukti pada
tahun 1968 sampai dengan tahun 1971 perkebunan Bungamelur lepas dari
perkebunan Pasir Nangka dan berdiri sendiri.8 Produksi yang dilakukan adalah
dengan dikirim langsung ke Goalpara pusat. Pada tahun 1971 Bungamelur terlepas
dari perkebunan terlepas dari perkebunan Goalpara dan mengelola komoditi teh, kina,
cengkeh dan kayu manis. Hal ini ditujukan agar pengolahan tanaman teh lebih mudah
untuk diolah dan tanaman teh menghasilkan harga yang lebih mahal jika perkebunan
Bungamelur bergabung dengan perkebunan pusat yaitu PTPN VIII Goalpara.
Pergantian status perkebunan juga diiringi dengan pergantian kepemilikan
(administratur) pergantian tersebut memicu adanya perubahan pendapatan hasil
komoditi teh setiap tahunnya. Pergantian kepemilikan perkebunan mengakibatkan
bergantinya administratur di perkebunan Bungamelur. Bungamelur berganti
kepemilikan administratur sebanyak 4x yaitu Moch. Ichroja pada tahun 1986 sampai
tahun 1969, R.D. Endung S pada tahun 1971 sampai 1977, R. Poejiyanto pada tahun
1977 sampai tahun 1979 dan Pongtuluran pada tahun 1979-1981.9
Pada tahun 1982 tepatnya pada 1 Januari 1982 perkebunan Bungamelur
bergabung kembali dengan PTPN VIII Goalpara. Sampai tahun 2000 perkebunan
8 Arsip AFD. Bungamelur keluaran PTPN VIII Goalpara lembar kedua,
koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1985. 9 Arsip AFD. administratur Bungamelur PTPN VIII Goalpara keluaran
perkebunan Bungamelur lembar ke dua, koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1985.
30
Bungamelur tetap menjadi bagian dari PTPN VIII Goalpara, dan menjadi salah satu
Afdeling terbesar dari PTPN VIII Goalpara Afdeling Cianjur. Setelah tahun 1982
Bungamelur terbagi dalam beberapa areal lahan yang terbagi tidak hanya terbatas
pada areal perkebunan teh.
Perkebunan Bungamelur terbagi dalam beberapa konsensi wilayah, dalam
perkebuanan masih terbagi dalam beberapa areal lahan yang lain. Luas areal konsesi
Bungamelur yaitu 1.509,02 Ha yang terbagi dalam 1.018,58 Hektar tanah yang
ditanami, 60,30 Hektar tanah yang digarap rakyat, 2,08 tanah yang ditempati instansi,
2,40 Hektar tanah sawah dan rawa, 401,71 Hektar tanah cadangan/hutan, 4,95 Hektar
pesemain teh, menjadi total luas tanah 1.509,02 Hektar perkebunan Bungamelur.10
10
Arsip AFD. Bungamelur keluaran perkebunan Bungamelur PTPN VIII
Goalpara lembar pertama, koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1985.
31
Gambar 4. Peta Pembagian Lahan Perkebunan Bungamelur
(Sumber Arsip AFD.Bungamelur Koleksi PTPN VIII Goalpara)
32
Penjelasan dari pembagian tanah di atas adalah tanah yang ditanami yaitu
tanah tempat penanaman teh di perkebunan Bungamelur. Tanah yang ditanami rakyat
adalah tanah yang disediakan perkebunan untuk kemudian diolah masyarakat untuk
menanam tanaman kebutuhan sehari-hari mereka dan dapat ditanami tanaman teh
seperti perkebunan Bungamelur. Tanah ditempati instansi adalah tanah yang
dikhususkan untuk pembangunan bangunan instansi perkebunan dan pembangunan
pemukiman bagi petinggi perkebunan seperti administratur. Tanah sawah dan rawa
adalah bagian tanah yang masih berupa areal persawahan dan rawa-rawa, biasa
digunakan untuk bercocok tanam dan membuat karamba ikan. Tanah cadangan/hutan
adalah bagian tanah yang masih berupa hutan lebat dan bertujuan sebagai tanah
cadangan untuk pemekaran areal perkebunan Bungamelur. Pesemain teh adalah tanah
yang digunakan untuk menanam bibit teh yang kemudian dikembangbiakkan dalam
areal tertentu. Dengan pemanfaatan dan penggunaan faktor-faktor produksi dengan
efisien dan lebih baik. Dalam memperoleh hasil yang maksimal, penerapan proses
efisiensi merupakan suatu alternatif dan cara yang terbaik bagi perusahaan.
33
Gambar 5. Wilayah Perkebunan Afdeling Bungamelur
(sumber: koleksi pribadi)
Perkebunan Bungamelur memiliki teh sebagai komoditi tanaman utama,
disamping itu terdapat juga komoditi tanaman lainnya seperti kina, cengkeh dan kayu
manis. Pembagian luas areal tanaman di perkebunan adalah komoditi tanaman teh
dengan luas 202,08 Hektar, komoditi tanaman kina dengan luas 617,37 Hektar,
komoditi tanaman cengkeh dengan luas 199,31 Hektar, komoditi tanaman kayu manis
dengan luas areal 4,44 Hektar.11
Komoditi teh tetap ,menjadi komoditi utama yang
menghasilkan keuntungan besar bagi perkebunan Bungamelur, pendapatan hasil
produksi teh perkebunan Bungamelur terhitung tahun 1982 sampai dengan tahun
1986 adalah sebagai berikut:
11
Arsip AFD. Bungamelur Keluaran perkebunan Bungamelur PTPN VIII
Goalpara lembaran pertama, koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1985.
34
Tabel 1.
Pendapatan hasil produksi teh perkebunan Bungamelur 1982-1986
No Tahun Jumlah Produksi
Teh (Kg)
1. 1982 23.410
2. 1983 37.418
3. 1984 75.244
4. 1985 86.239
5. 1986 21.937
(Sumber: Arsip AFD. Bungamelur, Koleksi PTPN VIII Goalpara)
Pendapatan dihitung dari perolehan hasil panen teh, yang diolah menjadi teh
siap dijual kemudian diproses oleh perkebunan pusat PTPN VIII Goalpara sebagai
tempat produksi teh. Fungsi produksi menunjukkan sifat berkaitan antara faktor-
faktor produksi dan tingkat faktor produksi yang ditingkatkan. Biaya kadang-kadang
disebut beban, penurunan dalam modal pemilik, biasanya melalui pengeluaran uang
atau penggunaan aktiva yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh
pendapatan atau keuntungan. 12
Angka-angka di atas dihitung dengan pendapatan
12
Ratna Permatasari Zen, Proses Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan
Rakyat-Studi kasus: KUD-P3RSU Desa Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu
Kabupaten Labuhan Batu, Skripsi (Universitas Sumatra Utara, 2008), hlm. 23.
35
kotor yaitu belum menghitung teh yang rusak, busuk yang tidak bisa diolah menjadi
teh yang dapat dijual. Untuk memenuhi produktivitas perkebunan rakyat, maka
strategi pemberdayaan petani menjadi penting, upaya yang digunakan untuk
memenuhi strategi adalah dengan meningkatkan pengetahuan petani melalui
penyuluhan, penyediaan bibit unggul yang bermutu dan harga terjangkau ekonomi
petani sehingga perlu di dukung modal. Langkah-langkah tersebut merupakan upaya
yang dilakukan oleh pemerintah dan perkebunan dalam meningkatkan produktivitas.
Perkebunan Bungamelur menjadi perkebunan yang menghasilkan teh produktif dari
perkebunan lain.
Tidak hanya teh sebagai komoditi utama, cengkeh, kina dan kayu manis tetapi
perkebunan Bungamelur memiliki komoditi lain yaitu sereh wangi. Tanaman sereh
wangi termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut Andropogon nardus atau
Cympogon nardus. Genus Cympogon meliputi hampir 80 spesies, tetapi hanya
beberapa jenis yang menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai arti ekonomi dalam
perdagangan.13
Sereh wangi ditanam pada tahun 1969-1977, sereh wangi merupakan
tanaman penghasil minyak sereh.14
Pendapatan miyak sereh cukup banyak terjadi
pada tahun 1974, penghasilan mencapai 14.882,40 liter minyak sereh.
13
http://babel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view
=article&id=400:tanaman-sereh-wangi-cympogon-nardus--dan-
manfaatnya&catid=15:info-teknologi. Di unduh pada 28 September 2016 pukul 21.44
WIB. 14
Arsip AFD. Bungamelur Keluaran perkebunan Bungamelur PTPN VIII
Goalpara lembaran pertama, koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1985.
36
Bungamelur menjadi salah satu tempat bagi warga Kecamatan Takokak untuk
mencari pendapatan ekonomi, masayarakat bekerja dengan menjadi buruh pemetik
teh dan penggarap tanah milik Perkebunan Afdeling Bungamelur. Proses penyaluran
hasil produksi dilakukan dengan mengangkut daun teh yang sudah dipetik
menggunakan gerobak menuju ke Perkebunan pusat yaitu PTPN VIII Goalpara. Teh
akan dihitung saat memasuki pabrik pengepulan di perkebunan Afdeling Bungamelur
dipimpin oleh kepala Afdeling Bungamelur. Setelah ditimbang kemudian buruh
mengangkat keranjang teh masuk dalam gerobak yang ditarik oleh dua ekor sapi.
Seletelah sampai di PTPN VIII Goalpara kemudian teh dihitung ulang oleh bagian
penerimaan, setelah dhitung ulang lalu teh dapat diproses menjadi barang jadi.15
15
Wawancara dengan bapak Erwin Administratur PTPN VIII Goalpara pada
15 November 2016 pukul 16.00.
37
Gambar 6. Peta Perkebunan VIII Goalpara Afdeling Bungamelur
(Sumber: Arsip AFD. Bunga melur koleksi PTPN VIII Goalpara.
38
B. Gambaran Kondisi Gegrafis Kecamatan Takokak Cianjur
Jawa Barat
Indonesia terbagi dalam kesatuan wilayah provinsi yang masih terbagi
menjadi daerah kotamadya. Di bawah Kotamadya terdapat Kabupaten sebagai
jenjang di bawah Kotamadya, dibawah Kabupaten terdapat Kecamatan sebagai
jenjang selanjutnya. Tatanan tersebut di atur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia yang di buat untuk mengatur tentang masalah tatanan Negara. Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahannya menganut
asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Prinsip penyelenggaraan
desentralisasi adalah otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan
mengatur dan mengurus semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan
pemerintah.
Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan
pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Pengaturan penyelenggaraan
kecamatan baik dari sisi pembentukan, kedudukan, tugas dan fungsinya secara
legalistik diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sebagai perangkat daerah, Camat
mendapatkan pelimpahan kewenangan yang bermakna urusan pelayanan masyarakat.
Selain itu kecamatan juga akan mengemban penyelenggaraan tugas-tugas umum
pemerintahan.
Penulisan ini terletak di Kecamatan Takokak dibawah Kabupaten Cianjur
Jawa Barat. Takokak merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cianjur Jawa
39
Barat, letak tapatnya adalah di Cianjur Selatan yang berbatasan dengan Sukabumi dan
Sukanegara.16
Wilayah Cianjur Selatan merupakan dataran rendah yang terdiri dari
bukit-bukit kecil dan diselingi oleh pegunungan-pegunungan yang melebar ke
Samudra Indonesia, di antara bukit-bukit dan pegunungan tersebut terdapat pula
persawahan dan ladang huma. Dataran terendah di selatan Cianjur mempunyai
ketinggian sekitar 7 m di atas permukaan laut. Hal ini menjadi sebab tanah di
Kecamatan Takokak sangat potensial untuk ditanami teh. Bertambahnya
kegiatan/aktivitas manusia setiap hari sangat berpengaruh pada pemanfaatan tanah
tersebut. Sebutan tanah dapat kita pakai dalam berbagai arti, maka dalam
penggunaannya perlu diberi batasan, agar diketahui dalam arti tersebut digunakan
dalam hukum tanah, kata sebutan “tanah” dipakai dalam arti juridis, sebagai suatu
pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh UUPA.
Takokak di ambil dari bahasa Sunda yang artinya adalah tanaman penghasil
sayuran. Takokak merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan Sukabumi
dan Sukanegara. Kecamatan Takokak terbagi dalam 9 desa yang terdapat 70 Rukun
Warga (RW) dan 284 Rukun Tetangga (RT). Desa-desa yang terdapat di kecamatan
Takokak antara lain: Desa Bungbangsari, Desa Cisujen, Desa Hegarmanah, Desa
Pesawahan, Desa Simpang, Desa Sindanghayu, Desa Sindangresmi, Desa Sukagalih,
dan Desa Waringinsari.
16
Hendri Jo, Zaman Perang-orang biasa dalam sejarah luar biasa, (Jakarta:
Mata Padi, 2016), hlm. 165.
40
Kecamatan Takokak memiliki luas wilayah 135,76 km2
dengan rasio
kepadatan penduduk 50,661%.17
Kecamatan Takokak merupakan daerah tropis yang
memiliki curah hujan cukup tinggi, hal ini mengakibatkan Takokak sangat cocok
digunakan sebagai perkebunan terutama dengan komoditi teh. Ketinggian dataran
mencapai 800-2.100 mdpl dengan kemiringan 15-40% mengakibatkan Takokak
menjadi daerah dataran tinggi yang cocok untuk dijadikan lahan perkebunan. Tidak
hanya sebagai lahan perkebunan teh, tetapi Kecamatan Takokak juga menjadi lahan
persawahan serta ladang yang memiliki teksur tanah ideal. Takokak dikelilingi oleh
hutan dan ladang serta perkebunan sehingga Takokak memiliki wilayah yang
memiliki tekstur tanah lembab. Tanah di Kecamatan Takokak merupakan tanah ideal
untuk penanaman teh karena memenuhi beberapa klasifikasi yaitu: kemampuan
tanah yang meningkatkan produksi, kesuburan tanah, kemampuan mendatangkan
tenaga kerja dari masyarakat sekitar, peningkatan kesejahteraan masyrakat.18
Seringkali orang-orang mendeskripsikan tanah (soil) dan lahan (land) sebagai dua hal
yang sama jika akan dibuat definisinya, definisi tanah dan lahan pada dasarnya adalah
berbeda.19
Jika membicarakan tentang tanah, maka akan membahas bahan penyusun
tanah, sifat-sifat tanah baik fisik, kimia dan biologi. Pembahasan tentang tanah akan
mengarahkan kita pada pengertian suatu bagian permukaan bumi yang sifatnya
17
Data Pemerintah Kabupaten Cianjur Jawa Barat, koleksi pemerintah
Kecamatan Takokak Jawa Barat, arsip data kependudukan kecamatan Takokak. 18
Ir. Kaslan A. Tohir, Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia,
(Jakarta: PT Bina Aksara, 1983), hlm. 152. 19
Prof. Dr Ir Muslimin Mustafa, M.Sc, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Artikel,
(Makassar, 2012), hlm. 16.
41
beragam dari satu tempat ke tempat lain. Lain halnya dengan pengertian lahan yang
sifatnya lebih luas karena menyangkut berbagai faktor termasuk tanah. Jika
membicarakan tentang lahan akan lebih mengarahkan kita pada sesuatu yang
menyangkut tempat (place) yang berarti akan membicarakan tentang iklim, vegetasi,
organisme termasuk manusia serta aspek manajemen yang diterapkan. Tanah
terbentuk dari beberapa faktor lingkungan yaitu bahan induk, iklim, topografi, waktu,
organisme.20
Bertambahnya kegiatan/ aktivitas manusia setiap hari sangat berpengaruh
pada pemanfaatan tanah tersebut. Sebutan tanah dapat kita pakai dalam berbagai arti,
maka dalam penggunaannya perlu diberi batasan, agar diketahui dalam arti tersebut
digunakan dalam hukum tanah, kata sebutan “tanah” dipakai dalam arti juridis, sebagai
suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh UUPA. Tanah di Kecamatan
Takokak sangat dipengaruhi oleh iklim tropis dan basah yang membuat struktur tanah
menjadi subur untuk dijadikan perkebunan.
Pembagian fungsi tanah di Kecamatan Takokak adalah pekarangan,
tegal/kebun, ladang/huma, padang rumput, lahan yang sementara tidak diusahakan,
tanah hutan rakyat (ditanam pohon), hutan Negara, perkebunan, rawa-rawa yang tidak
ditanami, tambak, kolam/empang. Pembagian fungsi tanah tersebut dibagi
berdasarkan penggunaannya, prosentasinya berjumlah 892 Hektar untuk pekarangan,
508 Hektar untuk tanah tegal atau kebun, 781 Hektar untuk lahan ladang/huma,
Hutan rakyat seluas 2.803 Hektar, hutan Negara seluas 749 Hektar, perkebunan
20
Rachman Sutanto, Dasar-Dasar Ilmu Tanah-Konsep dan Kenyataan,
(Yogyakarta: Kanisius, 2005), hlm. 17-18.
42
seluas 3.691 Hektar, 210 Hektar untuk kolam/empang.21
Perkebunan menjadi lahan
dengan rasio terluas di Kecamatan Takokak, hal ini menjadikan perkebunan teh
menjadi komoditi usaha paling besar dengan luas 3.691 Hektar.
Gambar 7. Peta Kabupaten Cianjur
(sumber: Dinas Kabupaten Cianjur)
21
Arsip Pemerintah Kabupaten Cianjur Jawa Barat, koleksi pemerintah
Kecamatan Takokak Jawa Barat, arsip data kependudukan kecamatan Takokak, tahun
1985.
43
Gambar 8. Peta Kecamatan Takokak
(sumber: Dinas Kabupaten Cianjur)
C. Keadaan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Takokak
Cianjur Jawa Barat
Sejak permulaan abad ke-19 kedudukan penguasa-penguasa bangsa Jawa
telah mundur, politik kolonial modern yang dimulai pada tahun 1870 yang antara lain
bertujuan hendak melepaskan masyarakat Jawa dari pada pengaruh feodal.22
Sejak
22
Prof. Dr. D.H. Burger, Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia djilid dua,
(Jakarta, 1970), hlm. 220.
44
tahun 1800 Kolonial menjadi penguasa di tanah Jawa, sampai pada abad ke-19
kolonial mulai kehilangan pengaruhnya di Jawa. Pembahasan mengenai sosial
ekonomi masyarakat adalah mempelajari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya terhadap barang dan jasa dengan menggunakan pendekatan atau perpektif
analisis sosiologi. Sosiologi ekonomi dalam operasinya mengaplikasikan tradisi
pendekatan sosiologi terhadap fenomena ekonomi.23
Kecamatan Takokak merupakan
sebuah kecamatan yang memiliki masyarakat yang berkembang pada setiap
periodenya.
Pada masa pemerintah kolonial, masyarakat Kecamatan Takokak Cianjur
Jawa Barat menjadi buruh perkebunan dengan sistem cuulturstelsel yang menjadikan
masyarakat hidup dalam penjajahan kolonial. Masyarakat Kecamatan Takokak
Cianjur Jawa Barat dipaksa menanam dan menjadi buruh perkebunan dengan upah
yang sedikit. Masyarakat hanya diperbolehkan menanam teh diperkebunan dengan
pengawasan pemerintah kolonial, kemudian hasil perkebunan dijual pada pemerintah
kolonial dengan harga murah. Sejak adanya Nasionalisasi di perkebunan Bungamelur
tahun 1958.24
Masyarakat Takokak lebih hidup dengan layak dengan menjadi buruh
dibawah perkebunan Bungamelur yaitu perkebunan Indonesia. Masyarakat tetap pada
komoditi utama yaitu teh, tetapi dengan sistem yang berbeda. Sistem yang ada adalah
23
Habiba Nur Imama dan Parwata, Dampak Sosial Ekonomi Perkebunan Teh
Wonosari Terhadap Masyarakat Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang tahun 1996-2000, (Universitas Jember, 2014), hlm. 12. 24
Arsip AFD. Bungamelur keluaran PTPN VIII Goalpara Afdeling
Bungamelur lembar kedua, koleksi PTPN VIII Goalpara, tahun 1985.
45
sistem upah yang layak, masyarakat diperbolehkan memiliki tahan dibawah
pengawasan pemerintah Indonesia.
Masyarakat Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur Jawa Barat lebih
condong pada perkebunan dengan menjadi buruh perkebunan, penggarap ladang dan
petani. Dari segi ekonomi mayoritas pekerjaan masyarakat Kecamatan Takokak
Kabupaten Cianjur Jawa Barat adalah sebagai pemetik teh di perkebunan Bungamelur
dan menjadi buruh perkebunan. Pendapatan yang didapatkan masyarakat lebih pada
kisaran menengah kebawah dengan upah yang tidak terlalu besar. Disisi lain
masyarakat Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur Jawa Barat melakukan
perkerjaan dengan mengolah lahan, baik lahan milik tuan tanah atau milik
perseorangan. Sebagian yang lain adalah sebagai petani dan pemilik tambak, mereka
mengolah tanah perkebunan Bungamelur sebagai lahan pekerjaan mereka baik itu
ditanam tanaman ladang dan sawah serta membuat tambak untuk peternakan ikan.
Masyarakat Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur Jawa Barat
memanfaatkan lahan sebagai mata pencaharian mereka, dengan upah (pendapatan)
yang minim masyarakat tetap menggunakan pola tradisional sebagai penopang
kebutuhan mereka. Masyarakat Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur Jawa Barat
lebih cenderung merasa nyaman di zona aman dengan menjadi petani atau buruh
perkebunan, hal ini mengakibatkan tingkat pendapatan masyarakat masih tergolong
rendah jika dibandingkan dengan daerah lain. Masyarakat Takokak dalam aspek
sosial memiliki sebuah perbedaan dengan masyarakat modern pada umumnya,
masayarakat Takokak masih mempertahankan pola-pola tradisional dalam
46
masyarakat. Masyarakat Takokak masih memegang nilai adat dimana masih terdapat
kepercayaan-kepercayaan mistik dalam masyarakatnya. Masyarakat Takokak
mayoritas memiliki pekerjaan sebagai buruh perkebunan, sedikit dari masyarakat
Takokak yang memilik merantau ke luar daerah mereka karena memang tanah yang
potensial di Takokak menyebabkan mereka lebih memilih tinggal di desa dan
berladang, sawah dan bekerja di perkebunan.
Dari prespektif psikologis sosial, perubahan sosial bisa ditinjau sebagai proses
interaksi sosial, yang terjadi dalam diri manusia, proses yang menyangkut perubahan
aspek kognitif manusia yang termotivasi oleh lingkungan sosialnya.25
Perubahan
sosial dipicu dengan adanya perubahan dilingkungan sekitarnya. Kecamatan Takokak
memiliki luas perkebunan hampir 45% dengan perkebunan teh sebagai komoditas
utama, perubahan terjadi dengan adanya pembangunan insfraktuktur dan fasilitas di
Kecamatan Takokak.
Dari segi sosisal dan ekonomi masyarakat memilih zona nyaman mereka
sebagai pekerja perkebunan teh daripada memperbaiki perekonomian mereka, dan
dari segi sosial masyarakat Takokak lebih pada pola-pola masyarakat tradisional
dengan masih memegang adat budaya secara kuat. Bekerja di perkebunan teh
merupakan satu aspek penopang ekonomi masyarakat Kecamatan Takokak. Disisi
lain masyarakat juga memiliki mata pencaharian dengan membangun tambak untuk
beternak ikan, menggarap sawah dan ladang untuk kemudian dijual ke pasar.
25
Agus Sjafari dan dan Kandung Sapto Nugroho, Perubahan Sosial Sebuah
Bunga Rampai, (FISIP Untirta: Serang,2011), hlm. 6.
47
Keadaan anak-anak di Kecamatan Takokak juga menjadi bagian dari perkebunan dan
usaha orang tua mereka. Anak-anak tidak terlalu diperhatian dalam hal pendidikan,
karena mereka lebih condong untuk membantu orang tua di ladang, tambak, sawah
dan perkebunan teh. Pendidikan di wilayah kecamatan Takokak kurang diperhatikan
karena mereka lebih cenderung ingin sebagai pekerja perkebuanan saja daripada
harus menekuni bidan pendidikan mereka. Rata-rata pendidikan hanya sebatas
Sekolah Dasar, sebagian anak-anak tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya karena
kurangnya fasilitas pendidikan di Kecamatan Takokak. Sebagian yang lain
melanjutkan jenjang selanjutnya diluar wilayah Kecamatan Takokak, dan sebagian
lebih memilih merantau ke luar daerah untuk mencari penghidupan yang lebih layak.