BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipnoterapi
Hipnoterapi merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan
perilaku (Setiawan, 2009). Menurut Batbual (2010), hipnoterapi adalah salah
satu jenis hipnosis sebagai sarana penyembuhan gangguan psikologis maupun
fisik (psikomatis). Selain itu, hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu
teknik terapi pikiran menggunakan hipnosis (Setiawan, 2009).
Menurut Wong & Andri (2009), hipnosis dapat diartikan sebagai suatu
kondisi relaks, fokus atau konsentrasi. Dengan demikian, hipnoterapi efektif
digunakan dalam penanganan gangguan-gangguan yang bersifat psikologis
untuk mengubah mekanisme pikiran manusia dalam menginterpretasikan
pengalaman hidupnya serta menghasilkan perubahan pada persepsi dan
tingkah laku (Wong, 2010).
Proses Fisiologis Hipnosis
Menurut Budi & Ervin (2010), proses hipnosis dapat berlansung
karena adanya gap duration dalam berlangsungnya perjalanan impuls,
penalaran atas suatu impuls yang diterima dan perjalanan respons sebagai
reaksi terhadap suatu impuls serta terjadi atau muculnya reaksi, yang
diakibatkan oleh adanya kelambatan berlangsungnya proses tersebut.
Kelambatan proses tersebut yang menyebabkan adanya gap duration dapat
tejadi sebagai akibat dari:
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
1). Perjalanan masing-masing rangsangan yang melalui jejas serabut saraf
mengalami perbedaan kecepatan.
2). Rangsangan yang timbul memiliki perbedaan dalam kejelasan, jenis,
lokasi, dan kekuatannya.
3). Selama melawati jejas serabut saraf, rangsangan dapat mengalami
modifikasi baik pembelokan maupun penguatan bahkan blocing atau
inhibiasi (penghambatan).
4). Kelambatan alur impuls tersebut dapat menyebabkan kelembatan loading
otak di dalam memersepsikan semua impuls yang masuk, yaitu
kelambatan dalam perjalanan impuls untuk dipersepsikan atau diolah.
5). Dapat pula sebagai akibat dalam kelambatan alur respons saraf setelah
dipersepsikan di dalam otak.
Saat seseorang telah terfokus kepada suatu hal maka pada saat itulah
terjadi gap duration yang memungkinkan dilakukan sugesti suatu kalimat-
kalimat perintah yang disebut afirmasi sehingga obyek akan masuk ke alam
pikir bawah sadar dan akan mengikuti apapun yang diperintahkan subyek
pemberi hipnosis.
Hal tersebut merupakan proses fisiologis yang dapat terjadi dan
dialami oleh siapapun karena pada dasarnya setiap orang dalam kehidupan
sehari-harinya akan mengalami hal fluktuatif dalam tingkatan alam pikir baik
dalam gelombang alfa, beta maupun teta. Hal tersebut terjadi secara otomatis
dengan sendirinya atau tanpa disadari karena 80% memori manusia yang
mempengaruhi perilaku manusia tersimpan dalam alam pikir bawah sadar
(Budi & Ervin, 2010).
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Tahapan Proses Hipnoterapi
Menurut Wong & Andri (2009) dan Setiawan (2009), kondisi
hipnoterapi dapat dicapai dalam beberapa proses, yaitu tahap Pre Induction,
Induction, Deepening, Suggestion dan Termination.
1) Pre induction
Pre induction merupakan suatu proses mempersiapkan suatu situasi
dan kondisi yang bersifat kondusif antara terapis dengan orang yang akan
dihipnosis (klien). Agar proses pre induction berlangsung dengan baik
maka sebelumnya terapis harus dapat mengenali aspek-aspek psikologis
dari klien, antara lain hal yang diminati, hal yang tidak diminati, apa yang
diketahui klien terhadap proses hipnoterapi.
Pre induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan,
serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang terapis secara mental
terhadap seorang klien. Pre induction merupakan tahapan yang bersifat
kritis, seringkali kegagalan proses hipnoterapi diawali dari proses pre
induction yang tidak tepat.
Salah satu yang harus dilakukan pada pre induction adalah
suggestivity test yang harus dilakukan untuk mengetahui tingkat
suggestivitas alamiah dari klien. Tes ini merupakan standar yang harus
dilakukan setiap menghipnoterapi pada saat melakukan hipnoterapi kepada
orang yang belum pernah merasakan hipnosis langsung.
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2) Induction
Induction (induksi) merupakan teknik untuk membawa subjek
berada dalam kondisi hipnosis. Induksi ini dilakukan dengan memberikan
suatu kejutan kepada subjek sehingga critical area terbuka secara tiba-tiba
dan terjadi masa tegang (blank). Pada masa tegang tersebut, kita berikan
perintah sederhana kepada subjek.
3) Deepening
Deepening merupakan suatu teknik yang bertujuan membawa
subjek memasuki kondisi hipnosis yang lebih dalam lagi dengan
memberikan suatu sentuhan imajinasi. Konsep dasar dari deepening ini
adalah membimbing subyek klien untuk berimajinasi melakukan sesuatu
kegiatan atau berada di suatu tempat yang mudah dirasakan oleh subyek.
Rasa mengalami secara dalam ini akan membimbing subyek memasuki
trance level lebih dalam.
4) Sugestion
Sugestion merupakan suatu kalimat-kalimat saran yanng
disampaikan oleh hipnosis ke bawah sadar obyak. Dalam hal ini, sugesti
tersebutlah yang menjadi tujuan kegiatan hipnosis dilakukan .
5) Temination
Temination merupakan tahap pengakhiran untuk mengembalikan
subyek pada keadaan semula. Sebuah terminasi dilakukan dengan
memberikan kalimat lanjutan setelah kalimat-kalimat sugesti.
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Mekanisme hipnoterapi dalam mempengaruhi tubuh
Mengubah citra diri yang negatif menjadi positif bukanlah pekerjaan
yang mudah, dibutuhkan suatu usaha yang gigih dan sungguh-sungguh.
Ucapan-ucapan negatif yang sering didengarnya itu mengendap didalam
pikiran bawah sadar membentuk citra diri negatif. Untuk membentuk citra diri
positif, terlebih dahulu citra diri negatif itu harus dihapuskan dari pikiran
bawah sadar, kemudian diganti dengan citra diri yang baru yang positif.
Menanam pikiran baru kedalam pikiran bawah sadar tidak bisa
dilakukan begitu saja. Kita tidak bisa memaksa suatu pemikiran kedalam
pikiran bawah sadar, ia akan menolak jika kita paksakan. Semakin kuat kita
memaksakan semakin kuat pula dia menolak. Cara paling efektif memasukan
pengaruh ke dalam pikiran bawah sadar adalah dengan memasuki gelombang
alpha. Para ahli menemukan bahwa otak manusia memancarkan gelombang
otak yang dapat diukur dengan alat EEG. Otak memancarkan gelombang
sesuai kondisi pikiran dan jiwanya.
Kemampuan pikiran bawah sadar jauh melebihi pikiran sadar dalam
soal persepsi, konsep, emosi, dan respon. Pikiran bawah sadar berisi segala hal
yang tidak diperhatikan, diabaikan, atau ditolak oleh pikiran sadar, ditambah
semua hal yang ada di pikiran sadar. Pikiran bawah sadar dapat mengakses
dan menggunakan segala sesuatu yang ada di pikiran sadar, sedangkan pikiran
sadar umumnya tidak dapat menjangkau isi dan potensi pikiran bawah sadar.
Menurut Gunawan (2006), pikiran bawah sadar mempunyai fungsi
atau menyimpan hal-hal tentang kebiasaan, emosi, memori jangka panjang,
kepribadian, intuisi, kreativitas, persepsi, believe dan value/nilai. Penilaian
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri
menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang
yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Sehingga
akan mengimplementasikan sikap yang adaptif.
Gelombang Otak Manusia
Secara umum mekanisme kerja hypnotherapy sangat terkait dengan
aktivitas otak manusia. Aktivitas ini sangat beragam pada setiap kondisi yang
diindikasikan melalui gelombang otak yang dapat diukur menggunakan alat
bantu EEG (Electroenchepalograph). Dalam kondisi hipnosis, pikiran bawah
sadar manusia dapat diakses karena diri seseorang lebih fokus secara internal
dengan gelombang otak yang lebih rendah. Kondisi ini dicapai saat klien
berada dalam kondisi lebih rileks. Berikut penjabaran pola gelombang otak
manusia berdasarkan pengukuran EEG, yaitu:
1). Beta (14-30 Hz)
Beta merupakan gelombang otak yang mempunyai frekuensi
paling tinggi, yaitu antara 14 siklus per detik (spd) atau Hz hingga 30
spd/Hertz. Gelombang ini diproduksi otak ketika seseorang dalam kondisi
terjaga sepenuhnya, saat pikiran sadar benar-benar sangat aktif. Kondisi
ini misalnya muncul saat seseorang sedang sibuk belajar, menganalisis,
atau memperhatikan sesuatu yang umumnya mengarah ke bagian luar
dirinya (eksternal).
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2). Alpha (8-13,9 Hz)
Alpha merupakan jenis gelombang dengan frekuensi di bawah
beta, yaitu antara 8 hingga 13.9 Hz. Gelombang ini diproduksi dalam
keadaan yang lebih tenang dan santai, biasanya dalam kondisi ini,
seseorang mampu merasakan kondisi relaks pada tubuh dan pikiran.
Gelombang alpha merupakan gelombang yang timbul saat pikiran
sadar mulai pasif dan sebaliknya, pikiran bawah sadar mulai aktif. Dalam
keadaan alpha, pikiran kesadaran manusia mulai mengarah ke dalam
dirinya sendiri atau berfokus pada suatu hal saja (internal).
3). Theta (4-7,9 Hz)
Theta merupakan jenis gelombang dengan frekuensi di bawah
alpha, yaitu berkisar antara 4 hingga 7,9 Hz. Gelombang ini terjadi ketika
kesadaran manusia lebih mengarah ke dalam dirinya sendiri (internal),
misalnya pada kondisi ketika seseorang merasakan kantuk yang sangat
dalam. Pada saat kondisi ini dicapai, pikiran bawah sadar benar-benar
telah aktif dan mengggantikan pikiran sadar.
4). Delta (0,1-3,9 Hz)
Delta merupakan jenis gelombang otak yang paling lambat, yang
berkisar antara 0,1 hingga 3,9 Hz. Gelombang ini terjadi ketika manusia
masuk ke dalam tidur yang sangat nyenyak (sleep state atau
somnambulism).
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Hipnosisability
Menurut Batbual (2010), hipnosisability dapat diartikan secara bebas
sebagai kemampuan untuk dapat memasuki kondisi hipnosis atau kemampuan
seseorang memasuki hypnosis state. Hypnosis state merupakan suatu kondisi
dimana seseorang cenderung lebih sugestif sehingga dapat menerima saran-
saran yang dapat berubah menjadi nilai-nilai baru. Dalam pengertian praktis,
seseorang hanya dapat dihipnosis jika memenuhi 3 (tiga) persyaratan utama,
yaitu:
1). Bersedia atau tidak menolak
Hipnosis terkait dengan pembukaan filter pikiran bawah sadar.
Oleh karena itu, jika seorang subyek tidak nyaman atau menolak, secara
otomatis filter pikiran bawah sadarnya akan tertutup.
2). Memahami komunikasi
Hipnosis membentuk suatu pengertian melalui komunikasi verbal
dan non verbal. Jika seseorang memiliki gangguan panca indra misalnya
gangguan pendengaran maka sulit untuk menerima proses hipnosis.
Demikian juga jika kata-kata atau kalimat dari terapis tidak dipahami oleh
subyek maka subyek akan sulit untuk memasuki kondisi hipnosis.
3). Memiliki kemampuan untuk fokus
Salah satu faktor penting yang dapat mempermudah pembukaan
filter pikiran bawah sadar adalah fokus. Oleh karena itu bagi subyek yang
memiliki kesulitan dalam fokus, sulit untuk dipandu memasuki kondisi
hipnosis.
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
B. Harga Diri
Stuart dan Sundeen (2006), mengatakan bahwa harga diri (self esteem)
adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga
diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai
orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Sedangkan menurut Gilmore (dalam Setiawan, 2009) mengemukakan
bahwa: “….self esteem is a personal judgement of worthiness that is a
personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself ”.
Pendapat ini menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu
terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap
dirinya. Sementara itu,memberikan pengertian harga diri (self esteem) sebagai
penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak
diverbalisasikan.
Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian individu
terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya
implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana individu
tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan,
keberartian, berharga, dan kompeten.
1. Karaktristik harga diri
Menurut Coopersmith (dalam Burn, 1998) harga diri mempunyai
beberapa karakteristik, yaitu:
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
a) Harga diri sebagai sesuatu yang bersifat umum
b) Harga diri bervariasi dalam bebagai pengalaman.
c) Evaluasi diri. Individu yang memiliki harga diri tinggi menjukan
perilaku menerima dirinya apa adanya, percaya diri, puas dengan
karakter dan kemampuan diri dan individu yang memiliki harga diri
rendah, akan menunjukan penghargaan buruk terhadap dirinya
sehingga tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
(Stuat dan sundeen, 1998).
2. Pembentukan diri
Harga diri terbentuk setelah anak lahir, ketika anak berhadapan
dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang- orang di lingkungan
sekitarnya. Interakasi secara minimal memerukan pengakuan, penerimaan
peran yang saling terggantung pada orang yang bicara dan orang yang di
ajak bicara. Interakasi menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri,
identitas, dan pemahaman tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian
individu terhadap dirinya sebagai orang yang berarti, berharga, dan
menerima keadaan diri apa adanya sehingga individu mempunyai perasaan
harga diri (Burn, 1998).
Harga diri mengandung pengertian “siapa dan apa diri saya”.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapat
penilaian berdasarkan kriteria dan yang standar tertentu, atribut-atribut
yang melekat dalam diri individu akan mendapat masukan dari orang lain
dalam proses berinteraksi dimana proses ini dapat menguji. Individu, yang
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
memperlihatkan standard dan nilai diri yang terinternalisasi dari
masyarakatdan orang lain.
3. Aspek-aspek dalam harga diri:.
Coopersmith dalam Burn (1998) membagi harga diri kedalam empat
aspek,
a) Kekuasaan (power)
Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain.
Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang
diterima individ dari orang lain.
b) Keberanian (significance)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari
orang lain.
c) Kebajikan (virtue)
Ketaatan mengikkuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan
untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan.
d) Kemampuan (competence)
Sukses memenuhi tuututan prestasi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri:
a) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu bentuk emosi, perasaan,
tindakan, dan kejadian yang pernah di alami individu yang dirasakan
bermakna dan meninggalkan kesan dalam hidup.
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
b) Pola asuh
Pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan
anak-anaknya yang meliputi carar orangtua memberikan aturan-aturan,
hadiah maupun hukuman, cara orangtua menunjukan otoritasnya, dan
cara orangtua memberikan perhatiannya serta tanggapan terhadap
anaknya.
c) Lingkungan
Lingkugan memberikan dampak besar kepada remaja melalui
hubungan yang baik antara remaja dengan orangtua, teman sebaya, dan
lingkungan sekitar sehingga menubuhkan rasa aman dan nyaman
dalam penerimaan sosial dan harga dirinya.
d) Sosial ekonomi
Sosial ekonomi merupakan suatu yang mendasari perbuatan
seseorang untuk memenuhi dorongan sosial yang memerlukan
dukungan financial yang berpengaruh pada kebutuhan hidup sehari-hari
(Ali dan Ansrori, 2004).
5. Hambatan dalam perkembangan harga diri
Menurut Dariuszky (2004) yang menghambat perkembangan harga
diri adalah: Perasan takut, yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear). Dalam
kehidupan sehari- hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah
realita. Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh
kebenaran, akan tetapi ada juga yang mengahadapinya dengan persaan
tidak berdaya. Ini adalah tanggapan negatif terhadap diri, sehingga
sekitarnya pun merupakan sesuatu yang negatif bagi dirinya. Tanggapan
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
ini menjadikan individu selalu hidup dalam ketakutan yang akan
mempengaruhi seluruh alam perasaanya sehingga terjadi keguncangan
dalam kseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang labil.
Maka dalam keadaan tersebut individu tidak berfikir secara wajar, jalan
pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang diluar diri yang dipersepsikan
secara salah. Dengan demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak
adekuat sebab diarahkan untuk kekurangan dirinya. Keadaan ini lama
kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang akhirnya akan menibulkan
kecemasan, sehingga jelaslah bahwa keadaan ini akan berpengaruh pada
perkembangan harga dirinya.
Perasaan salah yang pertama dimiliki oleh individu yang
mempunyai pegangan hidup berdasarkan kesadaran dan keyakinan diri,
atau dengan kata lain individu sendiri telah menentukan criteria mengenai
mana yang baik dan yang buruk bagi dirinya dan perasaan salah yang
kedua adalah merasa salah terhadap ketakutan, seperti umpamanya yang
merupakan unsur penghambat bagi perkembangan kepercayaan akan diri
sendiri.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri
(self-esteem) adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika
individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah
jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan
menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan
produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak
mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Intervensi dari gangguan harga diri guna mencapai tingkat
aktualisasi diri yang maksimal sehingga menyadari potensi dirinya (Stuard
G. W., 2006) dengan memanfaatkan teknik hipnoterapi, antara lain:
a. Perkuat identitas klien.
b. Kuatkan perilaku adaptif.
c. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta
pikirannya.
d. Bantu klien untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan, ideal
diri, serta kritik diri.
e. Klarifikasi keyakinan yang salah dan distorsi kognitif.
f. Dorong klien untuk merumuskan tujuan baru.
g. Gunakan latihan peran, model peran, dan visualisasi untuk
mempraktikan perilaku baru.
h. Tiingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok.
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Peningkatan pemahaman terhadap harga diri sendiri, sehingga
membuat seseorang mengganti respon koping maladaptif menjadi respon
adaptif. Menurut Maslow dalam kahija (2007) kebutuhan harga diri
mendorong penghargaan dan respek pada diri sendiri maupun pengakuan
dari orang lain. Kebutuhan ini juga akan mendorong realisasi atau
perwujudan potensi-potensi yang dimiliki.
Akhmad Sudrajad mengatakan bahwa pentingnya pemenuhan
kebutuhan harga diri individu, khususnya pada kalangan remaja, terkait
erat dengan dampak negatif jika mereka tidak memiliki harga diri yang
mantap. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku
sosialnya, merasa canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka
dapat terpenuhi secara memadai, kemungkinan mereka akan memperoleh
sukses dalam menampilkan perilaku sosialnya, tampil dengan kayakinan
diri (self-confidence) dan merasa memiliki nilai dalam lingkungan
sosialnya.
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
C. Gagal Ginjal Kronik
1. Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah suatu kondisi kerusakan ginjal yang
terjadi selama ≥ 3 bulan, yang didefinisikan sebagai abnormalitas
struktural atau fungsional ginjal, dengan atau tanpa adanya penurunan
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang bermanifestasi sebagai kelainan
patologis atau kerusakan ginjal, termasuk ketidakseimbangan komposisi
zat di dalam darah atau urine serta ada atau tidaknya gangguan hasil
pemeriksaan pencitraan. LFG yang kurang dari 60mL/menit/1,73m2 lebih
dari tiga bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal (Depkes, 2008).
Menurut Davey (2005) gagal ginjal kronik (chronic renal failure/ CRF)
didefinisikan sebagai nilai laju filtrasi glomerulus yang berada dibawah
normal selama lebih dari 3 bulan.
Penyakit ginjal kronik atau gagal ginjal kronik merupakan suatu
proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, yang mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal secara progresif, dan pada umumnya berakhir
dengan gagal ginjal (Suwitra, 2006). Chasani (2003) mengatakan gagal
ginjal kronik (GGK) merupakan penyakit gangguan fungsi ginjal yang
bersifat progresif dan irreversibel, yang akhirnya akan menjadi gagal
ginjal terminal. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir
(ESRD) juga didefinisikan gangguan fungsi renal yang progresif dan
ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremi
(Smeltzer & Bare, 2001).
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Menurut Long (1996), pasien dengan penyakit kronik termasuk
gagal ginjal kronik memilliki masalah yang kompleks, yaitu terjadi
perubahan fisik dan perubahan psikis. Perubahan fisik atau psikologis
diantaranya kenaikan tekanan darah, keletihan, sakit kepala, mual muntah,
diare dan lain-lain. Sedangkan perubahan psikologis akibat penurunan
fungsi organ akan mempengaruhi masalah psikis salah satunya adalah
kehilangan harga diri (Nasir & Muhith, 2011).
2. Patofisiologi
Terdapat dua pendekatan teoritis yang umumnya diajukan untuk
menjelaskan gangguan fungsi ginjal pada gagal ginjal kronik (Price &
Wilson, 1995), yaitu :
a) Pandangan tradisional
Dari sudut pandang tradisional mengatakan bahwa semua unit
nefron telah terserang penyakit namun dalam stadium yang berbeda-
beda dan bagian-bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan
fungsi tertentu dapat saja benar-benar rusak atau berubah strukturnya.
b) Hipotesis nefron yang utuh atau hipotesis Bricker
Hipotesis ini berpendapat bahwa bila nefron terserang penyakit,
maka seluruh unitnya akan hancur namun sisa nefron yang masih utuh
tetap bekerja normal. Meskipun penyakit ginjal kronik terus berlanjut,
namun jumlah zat terlarut yang harus diekskresi oleh ginjal untuk
mempertahankan homeostasis tidaklah berubah, sedangkan jumlah
nefron yang bertugas melakukan fungsi tersebut sudah menurun
secara progresif. Dua adaptasi penting yang dilakukan oleh ginjal
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
sebagai respon terhadap ancaman ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, yaitu sisa nefron yang ada mengalami hipertrofi dalam
usahanya untuk melaksanakan seluruh beban kerja ginjal dan
erjadinya peningkatan kecepatan filtrasi beban zat terlarut dan
reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron meskipun laju filtrasi
glonerulus (GFR) untuk seluruh masa nefron yang terdapat dalam
ginjal turun dibawah nilai normal.
Hipotesis nefron utuh ini didukung oleh beberapa pengamatan
eksperimental. Bricker dan Fine (1969) dalam (Price dan Wilson,
1995) pasien pielonefritis dan anjing-anjing yang ginjalnya dirusak
pada percobaan, nefron yang masih bertahan akan mengalami
hipertrofi dan menjadi lebih aktif dari keadaan normal. Juga diketahui
bila satu ginjal seorang yang normal dibuang, maka ginjal yang trsisa
akan mengalami hipertrofi dan fungsi ginjal ini mendekati
kemampuan yang sebelumnya dimiliki oleh kedua ginjal itu secara
bersama-sama.
Sifat perjalanan penyakit gagal ginjal kronik adalah progresif.
Akibat dari progresifitas tubuh akan mengalami perubahan-perubahan
seperti: gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan
keseimbangan asam basa, hiperfosfatemia, kelainan tulang, anemia,
hipertensi, gangguan hormone dan hiperlipidemia (Ardaya, 2003).
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3. Etiologi
Etiologi dari gagal ginjal kronik sangat bervariasi antara
negara satu dengan yang lainnya, menurut (Davey, 2005) GGK dapat
terjadi akibat glomerulonefritis (30%), nefritis interstisial dan nefropati
refliks (20%), penyakit ginjal polikistik ((10%), diabetes melitus (10%),
hipertensi/penyakit renovaskular (10%), uropati obstruktif dan penyakit-
penyakit lain yang tidak diketahui (20%).
Berdasarkan catatan perhimpunan nefrologi Indonesia (Pernefri),
penyebab gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di Indonesia pada tahun
2000, adalah: glomerulonefritis (46,39%), diabetes melitus (18,65%),
obstruksi dan infeksi (12,85%), hipertensi (8,46%), sebab lain (nefritis
lupus, nefropati urat, intoksikasi urat, intoksikasi obat, penyakit ginjal
bawaan dan penyakit yang tidak diketahui ada 13,65% (Suwitra, 2006).
4. Penatalaksanaan Pasien Gagal Ginjal Kronik
Penatalaksanaan pasien gagal ginjal kronik bertujuan untuk
mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin (Smeltzer
& Bare, 2001). Salah satu penatalaksanaan pasien gagal ginjal kronik
adalah dengan terapi pengganti ginjal. Terapi pengganti ginjal bisa dengan
dialisis maupun transplantasi ginjal. Perencana tatalaksana penyakit ginjal
kronik disesuaikan dengan stadiumnya (Suwitra, 2006).
Menurut Pernefri (2003) bila gagal ginjal sudah mencapai stadium
5 dengan LFG < 15mL/menit/1.73m2, dibutuhkan terapi pengganti dialisis,
namun dalam pelaksanaan klinis pedoman yang dapat dipakai adalah: tes
klirens kreatin (TKK)/LFG < 10mL/menit dengan gejala uremi atau
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
malnutrisi, tes klirens kreatin (TKK)/LFG < 5mL/menit walaupun tanpa
gejala, indikasi khusus yaitu adanya komplikasi akut (edema paru,
hiperkalemi, asidosis metabolik berulang) dan pasien nefropati diabetik
dapat dilakukan lebih awal.
Penyakit ginjal kronik dapat mengakibatkan berbagai komplikasi,
diantaranya adalah penyakit kardiovaskuler. Upaya pencegahan dan terapi
terhadap penyakit kardiovaskuler merupakan hal penting, karena 40-45%
kematian pada penyakit ginjal kronik disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Upaya pencegahan dan terapi kardiovaskuler adalah
dengan pengendalian: diabetes, hipertensi, dislipidemia, anemia,
hiperfosfatemia, dan terapi terhadap kelebihan cairan dan gangguan
keseimbangan elektrolit (Suwitra, 2006). Pembatasan asupan cairan pada
penyakit gagal ginjal kronik bertujuan untuk mencegah terjadinya edema
dan komplikasi, kardiovaskuler. Asupan cairan yang masuk harus
seimbang dengan cairan yang dikeluarkan. Dianjurkan cairan yang masuk
sebanyak jumlah urine selama sehari ditambah 500-700 ml.
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
D. Kerangka Teori
Berdasarkan teori Wong & Andri (2009), Stuart & Suddeen (1991),
Menurut Smeltzer & Bare (2001) tentang hipnoterapi, harga diri dan gagal
ginal kronik dapat digambarkan suatu kerangka teori sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Teori mengenai Harga Diri Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik.
Penyakit kronik Gagal ginjal kronik
Perubahan fisiologis
Hipnoterapi
Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya harga diri :
1. Pengalaman 2. Pola asuh 3. Lingkungan 4. Sosial ekonomi
Perubahan psikologis
Harga diri - Letih - Sakit kepala - Mual - Muntah
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
E. Kerangka Konsep
Variabel bebas
Variabel terikat
Ket. :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
: Sebab akibat
Bagan 2.2. Kerangka Konsep mengenai Harga Diri Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik.
Gagal ginjal kronik
Harga diri
Komunikasi terapeutik sesuai SOP + Dilakukan
hipnoterapi
Komunikasi terapeutik sesuai SOP tanpa dilakukan
hipnoterapi
Naik atau tidak naik
Faktor yang mempengaruhi timbulnya harga diri :
1. Pengalaman 2. Pola asuh 3. Lungkungan 4. Sosialisasi ekonomi
- Perkuat identitas - Kuatkan perilaku adaptif - Dorong untuk merumuskan
tujuan baru
Peningkatan harga diri pada pasien gagal ginjal
kronik
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
F. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini peneliti menuliskan dalam bentuk hipotesis statistik
yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis altenatif (Ha), sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh hipnoterapi terhadap peningkatan harga diri pada
pasien gagal ginjal kronik.
Ha : Ada pengaruh hipnoterapi terhadap peningkatan harga diri pada pasien
gagal ginjal kronik.
Pengaruh Hipnoterapi terhadap..., Beta Sugiarso, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013