7
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya.
Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat suatu hal,
termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah
dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan
ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau
pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak,
2007).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam
menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan
perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa
pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pengaruh pengetahuan
ibu terhadap perkembangan anak sangat penting sebab
ibu yang mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan
8
yang tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya (Hurlock, 1999).
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Bloom dalam Ngatimin (2007), menyatakan bahwa
pengetahuan yang tercakup dalam kognitif mempunyai
enam aspek. Aspek yang pertama adalah tahu (Know),
tahu merupakan kemampuan untuk mengingat suatu
meteri yang telah dipelajari sebelumnya. Aspek yang
kedua adalah menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui serta dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar (memahami). Aspek yang ketiga
yaitu aplikasi (aplication) merupakan kemampuan untuk
menggunakan rumus-rumus, metode dalam situasi yang
lain. Aspek yang keempat adalah analisis (analysis) yang
merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek dalam suatu komponen-komponen, tetapi
masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Aspek yang selanjutnya adalah sintesis
(sinthesis) yang merupakan kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. Aspek
yang terakhir adalah evaluasi (evaluation) yang
9
merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi
pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), yang pertama
adalah umur, semakin bertambahnya umur seseorang
maka semakin banyak ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Kedua adalah pendidikan, tingkat pendidikan
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima
ide-ide dan tekhnologi baru. Ketiga adalah intelegensia,
yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk belajar
dan berfikir untuk menyesuaikan diri secara mental
dengan situasi yang baru. Selain itu Azwar (2004),
menambahkan intelegensia bagi seseorang adalah salah
satu model untuk berfikir dan mengolah berbagai
informasi secara terarah sehingga mampu menguasai
lingkungan. Keempat adalah lingkungan, lingkungan
memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana
seseorang mempelajari hal yang baik juga yang buruk
tergantung dari kelompoknya. Kelima adalah sosial
budaya, suatu kebudayaan diperoleh dalam hubunganya
dengan orang lain karena hubungan ini seseorang
10
mengalami proses belajar dan memperoleh suatu
pengetahuan. Keenam adalah sumber informasi, semakin
banyak sumber informasi yang diperoleh semakin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki dan yang terakhir adalah
pengalaman
2.2. Tumbuh Kembang Anak
2.2.1. Pengertian Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang berasal dari dua peristiwa yang
berbeda yaitu pertumbuhan dan perkembangan namun
keduanya tidak dapat saling dipisahkan. Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pounds, kilogram), ukuran panjang (centimeter,
meter). Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tumbuh kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil proses dari pematangan.
Termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai interaksi dengan lingkungannya
(Soejtiningsih, 2002).
11
2.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Menurut Hidayat, Aziz (2008), faktor-faktor yang
mempengaruhi tahap pertumbuhan anak adalah faktor
keturunan dan lingkungan. Faktor keturunan adalah
faktor yang tidak dapat dirubah. Sukarmin (2009),
menambahkan yang termasuk faktor keturunan adalah
jenis kelamin dan suku bangsa atau ras. Faktor
lingkungan adalah faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan .
Faktor lingkungan secara garis besar dibedakan
menjadi dua yaitu faktor lingkungan pranatal dan faktor
lingkungan postnatal. Lingkungan pranatal adalah faktor
lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu di
dalam kandungan. Faktor lingkungan pranatal antara
lain, gizi ibu pada waktu hamil, toksin, endokrin, radiasi,
infeksi, stres, imunitas dan anoksia embrio. Sedangkan
lingkungan postnatal adalah yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak setelah lahir. Faktor postnatal terdiri dari
lingkungan biologis, faktor fisik dan faktor psikososial,
faktor keluarga dan adat istiadat. Yang termasuk dalam
lingkungan biologis adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
12
penyakit kronis, fungsi metabolisme dan hormon. Faktor
fisik yang mempengaruhi pertumbuhan anak antara lain
cuaca, musim, sanitasi, keadaan rumah dan radiasi.
Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor psikososial
antara lain stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang
wajar, kelompok sebaya, sekolah, cinta dan kasih
sayang, serta kualitas interaksi anak dengan orang tua.
Surjadi (2004), menambahkan pemberian stimulasi pada
3 tahun pertama kehidupan anak sangat penting karena
pada 3 tahun pertama otak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan secara pesat. Faktor keluarga dan adat
istiadat antara lain pekerjaan atau pendapatan,
pendidikan ibu atau ayah, jumlah saudara, jenis kelamin
dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah atau ibu, adat istiadat, agama, urbanisasi dan
kehidupan politik. Tingkat pendidikan khususnya tingkat
pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena
unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh terhadap
kualitas pengasuhan anak. Menurut Depkes RI (2004),
menyatakan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan
13
menerapkanya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-
hari.
2.2.3. Gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan
Gangguan tumbuh kembang anak yang sering
ditemukan di Indonesia antara lain :
a. Gangguan bicara dan bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh
perkembangan anak karena kemampuan berbahasa
sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan
terhadap sistem lainnya sebab melibatkan
kemampuan kognitif, motorik, psikologis, emosi dan
lingkungan sekitar anak.
b. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh
yang tidak progesif, yang disebabkan oleh karena
suatu kerusakan gangguan pada sel-sel motorik pada
susunan saraf pusat yang sedang tumbuh atau belum
selesai pertumbuhanya.
c. Retardasi mental
Retardasi mental merupakan kondisi yang ditandai
oleh intelegensia yang rendah IQ < 70 yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar
14
dan beradaptasi dengan tuntutan masyarakat atas
kemampuan yang dianggap normal.
d. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas
Merupakan gangguan dimana anak mengalami
kesulitan untuk memusatkan perhatian sehingga
seringkali disertai dengan hiperaktifitas (Depkes RI,
2006).
2.3. Buku kesehatan ibu dan anak (KIA)
5.1 Pengertian KIA
Buku KIA digunakan di Indonesia sejak tahun 1994
(Anonim, 2003). Buku KIA merupakan alat edukasi yang
berisi informasi dan penyuluhan tentang kesehatan ibu
dan anak termasuk gizi, yang dapat membantu keluarga
khususnya ibu dalam memelihara kesehatan sejak ibu
hamil hingga anak berusia 5 tahun.
5.2 Isi Buku KIA
Secara umum buku KIA sangat komperhensif bagi
keluarga dan petugas kesehatan. Buku KIA berisi
informasi dan materi penyuluhan tentang gizi dan
kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, KMS bayi dan
balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Bagi kader buku KIA dapat dijadikan sebagai alat
15
penyuluhan kesehatan serta untuk menggerakkan
masyarakat agar datang dan berkunjung ke fasilitas
kesehatan. Outline buku KIA terdiri dari:
2.3.2.1. Bagi ibu terdiri dari:
a. Identitas keluarga.
b. Ibu hamil: pemeriksaan kehamilan rutin,
persiapan melahirkan, perawatan sehari-hari,
anjuran makan untuk ibu hamil dan tanda-
tanda bahaya pada kehamilan.
c. Ibu bersalin: tanda-tanda ibu akan melahirkan
dan proses persalinan.
d. Ibu nifas:cara perawatan bayi, perawatan ibu
nifas, tanda bahaya dan penyakit pada saat
ibu nifas.
e. Keluarga berencana (KB).
f. Catatan pelayanan kesehatan ibu: catatan
kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan
keterangan melahirkan.
2.3.2.2. Bagi anak terdiri dari:
a. Identitas anak.
16
Bayi baru lahir dan anak: tanda bayi sehat,
cara merawat bayi baru lahir, imunisasi dan
jadwal imunisasi.
b. Balita: cara perawatan sehari-hari anak balita,
perawatan anak sakit, cara pemberian makan
anak, cara merangsang pertumbuhan anak,
cara membuat makanan tambahan pengganti
ASI.
c. Catatan pelayanan kesehatan anak:
pemeriksaan neonatal, pemberian imunisasi,
pemberian vitamin A, anjuran pemberian
rangsangan perkembangan dan nasihat
pemberian makan.
d. Catatan penyakit dan masalah
perkembangan.
5.3 Cara Merangsang Tumbuh Kembang Anak
2.1 Bayi umur 0-1 bulan
a. Peluk dan timang bayi dengan penuh kasih
sayang sesering mungkin.
b. Gantung benda bergerak warna cerah agar
bayi dapat melihat benda tersebut .
17
c. Ajak bayi tersenyum, bicara serta dengarkan
musik.
Pada umur satu bulan bayi dapat menatap ke ibu ,
mengeluarkan suara, tersenyum, lengan dan kaki bergerak
aktif.
2.2 bayi umur 1-4 bulan
a. Peluk dan timang bayi dengan penuh kasih
sayang.
b. Gantung benda bergerak warna cerah agar
bayi dapat melihat benda tersebut.
c. Ajak bayi tersenyum, bicaralah dengan bayi
serta dengarkan musik.
Pada umur 3 bulan bayi dapat mengangkat kepala tegak
ketika tengkurap, tertawa, menggerakkan kepala ke kiri
dan ke kanan, mengamati tangannya.
2.3 Bayi umur 4 -6 bulan
a. Sering menengkurapkan bayi.
b. Menggerakkan benda ke kiri dan ke kanan di
depan mata bayi.
c. Dengarkan berbagai bunyi-bunyian.
18
d. Beri benda berwarna dan besar agar diraih
oleh bayi.
Pada bayi umur 6 bulan bayi dapat meniru bunyi, meraih
benda yang ada didekatnya, tengkurap sendiri dan
menoleh ke arah sumber suara.
2.4 Bayi umur 6-12 bulan
a. Bantu dan latih bayi duduk.
b. Ajak bayi bermain CI LUK BA.
c. Beri bayi biskuit dan ajari cara memegang
biskuit.
d. Main dengan bayi, ajari menjimpit benda kecil
dengan dua jari.
e. Latih bayi berjalan dan berpegangan.
f. Ajak bayi bicara sesering mungkin.
g. Latih bayi menirukan kata “ma .. ma .. ma ..
pa .. pa ..”
h. Bantu bayi berdiri.
i. Jika sudah bisa berdiri, bantu dan latih
berjalan berpegangan.
j. Beri bayi mainan yang lebih bersih dan aman
untuk bermain dan dipukul.
19
Pada umur 9 bulan bayi dapat duduk sendiri ,
mengucapkan ma .. ma .. ma .. da .. da .. da .. sering
main sendiri dan bertepuk tangan, memegang biskuit.
Sedangkan pada umur 12 bulan bayi dapat bermain CI
LUK BA, menjimpit benda kecil, meniru kata sederhana
papa ... dada, berdiri dan berjalan berpegangan.
2.5 Bayi umur 1-2 tahun
a. Latih dan dampingi anak ketika menaiki
tangga jika anak sudah bisa berjalan.
b. Ajak anak melakukan pekerjaan sederhana
misalnya membereskan mainan dan
menyapu.
c. Mengajari anak mencoret-coret di kertas.
d. Tunjukkan dan sebutkan bagian tubuh anak
dan minta anak menyebutkan kembali.
e. Ajak anak bercerita, bermain bersama serta
ajarkan anak bernyanyi.
Pada umur 2 tahun anak dapat menunjukkan dan
menyebutkan nama bagian tubuh, naik tangga dan
berlari-lari, mencoret-coret di kertas, menirukan
pekerjaan rumah tangga seperti menyapu dan mengelap.
2.6 Bayi umur 2-3 tahun
20
a. Ajari anak berpakaian sendiri.
b. Perlihatkan buku bergambar, bacakan dan
ceritakan pada anak.
c. Beri anak makan dari mangkok atau
piringnya sendiri.
d. Ajari anak cuci tangan, buang air besar dan
kecil pada tempatnya.
Pada umur tiga tahun anak dapat berdiri di atas satu kaki
tanpa berpegangan, berbicara dengan kata-kata yang
dapat dimengerti, menyebut warna dan angka, makan
sendiri tanpa dibantu, memeluk dan mencium orang yang
terdekat dengan anak, melempar bola.
2.7 Bayi umur 3-5 tahun
a. Minta anak menceritakan apa yang sedang
dilakukan.
b. Dengarkan anak ketika ia bicara.
c. Jika anak gagap bantu anak bicara dengan
lambat.
d. Beri anak kesempatan bermain dan mencoba
sesuatu yang baru namun tetap awasi anak.
Pada umur 5 tahun anak dapat melompat-lompat,
menceritakan pengalamnya, mengerti lawan kata seperti
21
panas-dingin, bermain bersama anak lain, menjawab
pertanyaan sederhana, menghitung sampai 10, mencuci
dan mengeringkan tangan sendiri, memakai pakaian
sendiri dan menyebutkan nama teman bermainnya.