BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian
Personal hygine adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan dirinya. Melihat hal itu
personal hygiene perseorangan yang mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk
mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh ,mandi, merawat rambut, kuku, gigi,
gusi dan membersihkan daerah genital.jika seseorang sakit, biasanya masalah kesehatan
kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena mengganggap masalah kebersihan adalah
masalah kecil, padahal jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum tereutama pada usia subur (Agus, 2009)
Keputihan atau sering juga disebut Flour albus atau leucorrhea merupakan cairan
yang keluar dari vagina. Cairan itu biasanya berwarna putih kekuningan atau hijau
kekuningan bila keputihannya sudah parah. Selain menimbulkan rasa gatal keputihan
juga menimbulkan bau tak sedap pada vagina. Keputihan tak boleh dianggap remeh,
karena bisa mengakibatkan kemandulan, bisa juga merupakan gejala kanker serviks,
bahkan bisa mengakibatkan kematian, dan hampir setiap wanita pernah mengalami
keputihan (Dita andira, 2010 :74). Pada umumnya keputihan dibagi menjadi dua macam,
yaitu keputihan yang bersifat fisiologis atau dalam keadaan normal dan keputihan bersifat
patologis atau karena penyakit. Keadaan keputihan pun bermacam-macam sesuai dengan
parah atau tidaknya keputihan tersebut.
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
25
26
Variable Independen Variabel Dependen
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai ciri, sifat, atau aturan
yang memiliki atau didapatkan oleh satuan tentang suatu konsep pengertian
tertentu ( Notoatmodjo, 2003 :70). Variabel independent atau variable bebas,
mempengaruhi, dalam penelitian ini adalah personal hygiene siswi, sedangkan
variable dependent atau variable teriakat, tergantung dalam penelitian ini adalah
kejadian keputihan.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.
Hipotesis berfungsi untuk menentukan arah pembuktian, artinya hipotesis ini
merupakan pertanyaan yang harus dibuktikan ( Notoatmodjo, 2002 :45).
Ho: tidak ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian keputihan pada
remaja putri SMAN 1 Banjaran.
Ha: ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian keputihan pada
remaja putri SMAN 1 Banjaran
D. Definisi Operasional
Personal hygieneKejadian keputihan
27
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variable Definisi operasional Cara
ukur
Kategori skala
Personal
hygiene
Segala kegiatan atau
aktifitas remaja, untuk
mempertahankan atau
memperbaiki
kesehatan organ
reproduksi
Kuesioner <75% : kurang
(jika jawaban
benar)
≥75% : baik
(jika jawbanya
benar)
(Arikunto, dalam
Hilman 2010)
ordinal
Keputihan Cairan yang keluar
dan berlebihan dari
vagina
Kuesioner Ya (jika pernah
mengalami
keputihan)
Tidak (jika tidak
pernah mengalami
keputihan)
Nominal
28
E. Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Deskriptif kolerasi yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan
antara dua veriabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini
dilakukan untuk melihat hubungan antara personal hygiene dengan kejadian
keputihan pada remaja putri ( Notoatmodjo, 2002 :142).
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
sectional. Dalam penelitian seksional silang, variable sebab atau resiko dan
akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian yang diukur atau
dikumpulkan secara simultan ( dalam waktu yang bersamaan ). Pengumpulan
data untuk jenis penelitian ini, baik untuk variable sebab maupun variable
akibat dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus ( Notoatmodjo, 2002 :
27)
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002 :79). Populasi penelitian ini adalah siswi Sekolah
Menengah Atas Negri Satu Banjaran yang berjumlah 695 orang.
b. Sampel
29
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling acak random (simple
random sempling) yaitu pengambilan sampel dimana penelliti “mencampur”
subjek-subjek didalam populasi sehingga jurusan atau kelas dianggap sama.
n =N
1+N ( d2)
keterangan : N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat Kepercayaan yang dipakai ( 0,1 % ).
( Notoatmodjo, 2002 :
92 )
Jadi jumlah sampel yang diambil dari penelitian ini adalah:
n = 695
1+695(0,12)
n = 99,8 ≈ 100
jadi peneliti akan menggenapkan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Karena
masing-masing program studi memiliki jumlah yang berbeda, pengambilan
sampel menggunakan rumus:
30
ni= ¿N
xn
Keterangan : ni : Jumlah sampel untuk kelas
Ni : Jumlah populasi untuk kelas
N : Jumlah populasi keseluruhan
n : Jumlah sampel keseluruhan
maka jumlah sampel untuk tiap prodi adalah:
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Tiap Kela
Kelas Populasi SampelX1 21 3X2 27 4X3 27 4X4 27 4X5 26 3X6 26 3X7 26 3X8 27 4X9 28 4X10 20 3
XI IPA 1 30 4XI IPA 2 27 4XI IPA 3 27 4XI IPA 4 27 4XI IPS 1 23 3XI IPS 2 21 3XI IPS 3 16 3XI IPS 4 17 3
31
XI IPS 5 18 3XII BAHASA 29 4
XII IPA 1 32 4XII IPA 2 32 4XII IPA 3 33 4XII IPS 1 19 3XII IPS 2 19 3XII IPS 3 19 3XII IPS 4 18 3XII IPS 5 19 3XII IPS 6 18 3Jumlah 695 100
Pengambilan sampel dari tabel sampel yang ada di setiap program studi,
kemudian diambil secara acak seperti arisan sesuai dengan jumlah sampel dari
tiap kelas.
4. Instrument penelitian
a. Instrument Personal hygiene
Instrument yang digunakan peneliti untuk mengukur personal hygiene
siswi adalah dengan kuesioner, yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat personal hygiene siswi.
Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan
tertutup (closed ended) sehingga mempermudah responden dalam mengisi atau
menandainya jawaban dengan mudah dan cepat. Bentuk pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan bentuk pilihan tunggal
yaitu dimana responden tinggal memilih 1 (satu) jawaban yang dianggap paling
benar dengan membubuhkan tanda (x). Dimana jawaban yang dianggap benar
dikasi nilai 1, sedangkan jawaban yang salah di beri nilai 0.
32
b. Instrument kejadian keputihan
Instrument yang digunakan peneliti untuk menganalisis kejadian keputihan
pada siwi adalah kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah
tersusun baik dimana responden dan interviewer tinggal memberikan jawaban
atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu ( Notoatmodjo, 2002 : 116).
Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan
menggunakan suatu skala. Jenis skala sikap dalam penelitian ini adalah skala
likert yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
membubuhkan tanda check list () pada kolom yang dianggap paling sesuai.
Rating scale adalah suatu bentuk pengumpulan data untuk mengetahui
angka kejadian keputihan dengan menggunakan suatu skala. dimana masing-
masing pernyataan memiliki 4 (empat) pernyataan positif kemungkinan jawaban
yaitu sangat setuju (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju (TS)
diberi nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. Sedangkan untuk
pernyataan negatifnya yaitu sangat setuju (SS) diberi nilai 0, setuju (S) diberi
nilai 1, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai
4.
c. Uji instrument
Pada penelitian ini digunakan kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan
untuk mengukur tingkat personal hygiene dan kejadian keputihan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan benar-
benar dapt mengukur apa yang hendak diukur (validitas). Dan juga mengetahui
33
hasil pengukuran sehingga dapat dipercaya atau tidak. Pengolahan datanya
dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Hudasa Bandung.
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita
susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji
dengan uji kolerasi antara skore (nilai) tiap-tiap pertanyaan dengan total kuesioner
tersebut ( Notoatmodjo, 2002 : 130 ).
Untuk mengetahui apakan kuesioner yang kita susun tersebut mampu
mengukur apa yang hendak kta ukur, makan perlu diuji kolerasi antara
skor (nilai) dengan tiap-tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner.
Teknik kolerasi yang dipakai adalah teknik “kolerasi product
moment” yang rumusnya:
r xy = N (∑ xy )−¿¿
keterangan :
r xy: indeks dua veriabel yang kolerasikan
X : skor rata-rata dari X
Y : skor rata-rata dari Y
( Notoatmodjo, 2002 : 131 )
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
34
tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap objek
yang sama, dengan alat ukur yang sama ( Notoatmodjo, 2002 :133).
Untuk mengukur reliabilitas secara statistik digunakan koefisien
reliabilitas alpha cornbach yang dirumuskan sebagai berikut:
Dimana = Koefisien reliabilitas AlphaK = Banyaknya belahanSi
2= Varians Skor Belahan
Sx2
= Varians Skor totalMenurut Azwar (2002) suatu instrumen dikatakan reliabel dan berhasil
mengukur variabel yang kita ukur, jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau
sama dengan 0,700.
d. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh
responden. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun baik,
sudah matang, dimana responden (angket) dan interviewer (wawancara) tinggal
memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu.
Pada saat pengumpulan data dilapangan, peneliti memberi informed concent
kepada responden agar mendapat izin dari responden untuk mengisi lembar
kuesioner, lalu peneliti membagikan lembar kuesioner kepada responden dan
mendampingi responden secara langsung dalam pengisian kuesioner, lalu
α=[ kk−1 ] [1−∑ S i
2
S x2 ]
35
responden mengisi kuesioner yang disediakan. Apabila responden kurang jelas
dengan maksud dari pertanyaan, bisa langsung bertanya pada peneliti.
e. Teknik pengolahan dan analisa data
a. Pengolahan data
Setelah data terkumpul dari responden maka dilakukan pengolahan data.
Pengolahan data yang dimaksud untuk mengubah data menjadi lebih baik dengan
menggunakan uji kuantitatif. Adapun hal yang dapat dilakukan dalam proses
pengolahan data adalah ( Notoatmodjo, 2009 : 30 ) :
a. Memeriksa data (editing)
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan data yang telah dikumpulkan baik berupa
daftar pertanyaan, karu atau buku register. Pada tahap ini kegiatan memeriksa data
adalah menjumlahkan dan melakukan koreksi.
1) Penjumlahan
Pada kegiatan ini dilakukan penghitungan banyaknya lembaran daftar pertanyaan
yang teleh diisi untuk mengetahui apakah sesuai dengan jumlah yang telah
ditentukan.
2) Koreksi
Koreksi merupakan proses membenarkan atau menyelesaikan hal-hal yang salah
atau kurang jelas. Untuk menyelesaikannya dapat ditanyakan kembali kepada
responden, tetapi apabila cara tersebut tidak dapat dilakukan karena responden
tidak dapat dihubungi maka penyelesaiannya dilakukan oleh peneliti sendiri,
apakah harus dibuang atau diganti dengan yang lain.
36
a. Memberi kode (coding)
Untuk mempermudah pengolahan data, sebaiknya semua variable diberi kode
terutama data klarifikasi misalnya kelas. Pemebrian kode dapat dilakukan sebelum
atau sesudah pengumpulan data dilaksanakan.
a. Menyusun data (tabulating)
Penyusunan data merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan
mudah dapat dijumlah, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
Ketiga kegiatan ini disebut proses edisi.
b. Analisa data
Pada tahap analisa data, data yang diperoleh di analisis dengan teknik-
teknik tertentu. Data kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif
(notoatmodjo, 2002 : 188). Setelah data yang dikumpulkan diolah, disusun dan
disajikan dalam bentuk tabel atau grafik maka timbullah beberapa pertanyaan
yang harus dijawab (budiarto, 2002 : 68).
1) Analisa Univariat
Dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam
analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap veriabel.
a) Personal hygiene
Untuk mengukur tingkat personal hygiene siswi dengan cara menjumlahkan setiap
alternatif jawaban pada item soal kemudian dibagi jumlah responden dan
dikalikan 100% hasilnya berupa persentase dengan menggunakan rumus yang
bersumber dari Arikunto (2006):
37
P = X x 100% n
Keterangan: P = PresentaseX = Jumlah responden yang menjawab benarn = Jumlah seluruh responden
Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 (satu) dan yang salah diberi skor 0
(nol). Hasil perhitungan dimasukkan kedalam standar dengan kriteria objektif
menurut Arikunto, tetapi untuk memudahkan dalam analisa data maka kriteria
objektif tersebut lebih disederhanakan oleh peneliti menjadi 2 kategori dengan
menghilangkan kategori cukup, yaitu:
Baik : Jika didapatkan hasil ≥ 75%
Kurang : Jika didapatkan hasil < 75%
Selanjutnya untuk mengetahui presentase responden untuk tiap kategori di
dalam suatu variabel atau dimensi maka digunakan rumus perhitungan distribusi
frekuensi sebagai berikut :
P = F x 100 % n
Keterangan:P : Presentase respondenF : Jumlah responden yang termasuk kriterian : Jumlah keseluruhan responden
Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai
berikut :
0 % : Tak seorang pun responden1-25 % : Sebagian kecil dari responden
38
26-49% : Hampir setengahnya responden49-50% : Setengahnya responden51-75% : Sebagian besar Responden76-99% : Hampir seluruhnya responden100% : Seluruhnya Responden.
b) Kejadian keputihan
Teknik yang digunakan dalam analisa aspek kejadian keputihan adalah
dengan skala likert. Skoring untuk jawaban respon pada aspek sikap, jika
pernyataan positif (favorabel) yaitu : SS (4), S (3), TS (2), STS (1). Sedangkan
pernyataan negatif (unfavorabel) yaitu : SS (1), S (2), TS (3), STS (4).
Setelah setiap item diberi nilai, kemudian dilakukan tabulasi dan dimasukan
dalam rumus sebagai berikut :
SXXT__
1050
(Azwar, 2009 :156)
Dimana :T = Skor standar yang digunakan dalam Skala Likert.X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah
menjadi skor – T.X = Mean skor dalam kelompok.S = Standar deviasi skor kelompok
Untuk menentukan kategori kejadianan keputih, maka dicari nilai median:
Jika skor dari pertanyaan keputihan ≥ median maka kejadian keputihan siswi
pernah mengalami keputihan. Jika skor dari pertanyaan sikap ≤ median maka
siswi tidak pernah mengalami keputihan.
1) Analisa Bivariat
39
Analisa bivariat yang di lakukan bertujuan melihat ada tidaknya hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat seperti yang tampak pada kerangka
konsep. Dalam penelitian ini dilakukan dengan memakai uji Chi Square karena
syarat uji tersebut yaitu data yang didistribusikan tidak nominal dan jenis data
yang di hubungkan adalah kategorik/kuantitatif. Sedangkan penyajian data dalam
bentuk tabel silang. Rumus Uji Chi-Square sebagai berikut :
a) Mencari frekuensi harapan (fe) pada tiap sel dengan rumus
Keterangan:
fe = frekuensi yang diharapkan
∑ f k = jumlah frekuensi pada kolom
f b = jumlah frekuensi pada baris
∑ T = jumlah keseluruhan baris dan kolom
b) Mencari nilai Chi Kuadrat hitung dengan rumus :
c) Mencari nilai X2 tabel dengan rumus :
dk = ( k – 1 )( b - 1)
Keterangan:
k = banyaknya kolom
b = banyaknya baris
d) Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel :
fe ‗ (∑ f k - f b )
∑ T
Χ2 =∑ ( f o - fe )2
fe
40
Hasil akhir uji statistik adalah untuk mengetahui apakah keputusan uji Ho
ditolak atau Ho diterima. Digunakan tingkat kepercayaan 95%. Jika X2 hitung <
X2 tabel maka Ho ditolak, dan jika x2 hitung > x2 tabel maka Ho diterima.
Ketentuan pengujian dengan Chi Square adalah jika p value ≤ alpha (0,05) maka
ada hubungan yang signifikan, tetapi bila p value ≥ alpha (0,05) maka tidak ada
hubungan yang signifikan (Sumartiningsih, 2007).
F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menegah Atas Negri Satu Banjaran pada
bulan November- Desember 2012.
G. Etika Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti meminta ijin kepada pihak SMAN 1
Banjaran dan juga pada responden mengenai penelitian yang akan dilakukan.
Recommended