17
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis dan perancangan sistem
dari System Automatic Control Smart Plants Berbasis IoT Android Pada Wilayah
Perkotaan. Analisis pada pembahasan ini meliputi analisa permasalahan dan analisa
komponen pada hardware mikrokontroler. Dan pada perancangan sistem meliputi
perancangan harware, diagram alur kerja sistem dan perancangan aplikasi
(software).
3.1 Model Pengembangan Sistem
Dalam penelitian tentang perancangan System Automatic Control Smart
Plants Berbasis IoT Android Pada Wilayah Perkotaan penulis mengembangkan
sistem dengan menggunakan metode Software Development Live Cycle (SDLC)
model waterfall. Model waterfall digambarkan seperti pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Metode Waterfall
Penulis menggunakan metode model waterfall karena dengan metode
tersebut dapat melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan dalam
membangun suatu sistem. Proses metode waterfall yaitu pada pengerjaan dari suatu
sistem dilakukan secara berurutan. Sistem yang dihasilkan akan berkualitas baik,
dikarenakan pelaksanaannya secara bertahap sehingga tidak terfokus pada tahapan
tertentu.
Analysis
Design
Implementation
Testing
Maintenance
18
3.1.1 Analysis
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dan wawancara terhadap calon
pengguna. Hasil dari wawancara digunakan untuk analisis data yang akan
digunakan untuk pengembangan sistem dalam membantu memenuhi kebutuhan
user. Tahapan ini meliputi analisis permasalahan, analisis data penelitian, analisis
deskripsi sistem, analisis kelayakan sistem dan analisis kebutuhan perancangan.
3.1.2 Design
Setelah melakukan analisis maka peneliti membuat tahapan rancangan
interface dan sistem berdasarkan kebutuhan fungsi software. Adapun rancangan
user interface menggunakan software mock-up dan rancangan sistem menggunakan
flowchart. Tahapan ini meliputi perancangan sistem, flowchart, dan perancangan
mock-up interface.
3.1.3 Impelementation
Pada tahap ini peneliti mengubah dari tahapan design menjadi sebuah
aplikasi agar fungsi software dapat dijalankan. Untuk mengubah desain menjadi
sebuah aplikasi peneliti menggunakan software Android Studio dengan bahasa
pemrogramana java. Pengembangan aplikasi ini dilakukan dari awal hingga
aplikasi siap dijalankan.
3.1.4 Testing
Tahap selanjutnya adalah testing, tahapan ini digunakan untuk mengetahui
apakah aplikasi yang dikembangkan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Testing atau evaluasi perancangan pengujian yang digunakan pada aplikasi System
Automatic Control Smart Plants Berbasis IoT Android Pada Wilayah Perkotaan
menggunakan metode pengujian black box testing.
3.1.5 Maintenance
Tahapan proses ini merupakan tahap pemeliharaan software. Software yang
dibuat harus memiliki tahap pemeliharaan atau pembaharuan, karena proses ini
memungkinkan untuk penambahan fitur-fitur baru, dan juga perbaikan apabila
terdapat error pada sistem yang dikembangkan.
19
3.2 Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan implementasi metode
waterfall yaitu perancangan, pembuatan alat (produk) dan pengujian model sistem.
Penelitian ini diimplementasikan pada wilayah perkotaan yang memiliki lahan
sempit untuk bercocok tanam. Dibawah ini merupakan diagram alir (flowchart)
yang menggambarkan tahap-tahap pelaksanaan tugas akhir yang akan dibuat.
Gambar 3.2 Metodologi Penelitian
3.2 Analisis System Automatic Smart Plant Berbasis IoT Android.
3.2.1 Analisis Permasalahan
Melihat perubahan fisik pada suatu perkotaan yang terjadi pada peralihan
fungsi lahan pertanian disekitar perkotaan menjadi kawasan fasilitas, seperti
terbentuknya perumahan-perumahan, gedung-gedung atau pabrik dan fasilitas
lainya. Sehingga dengan adanya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi non-
pertanian akan mempersempit ruang terbuka untuk kawasan perkotaan dan
20
berdampak terjadinya pemanasan global yang disebabkan dari berubahnya
penggunaan lahan. Selain hal tersebut dampak dari pengalihan fungsi lahan juga
akan mengakibatkan terjadinya penurunan wilayah lahan terbuka untuk bercocok
tanam yang akan mempengaruhi pada keberlangsungan hidup populasi penduduk
di suatu wilayah perkotaan, dan akan merubah peradaban pola hidup penduduk
yang konsumtif. Melihat dari permasalahan tersebut kesadaran untuk bercocok
tanam dalam masyarakat disuatu wilayah perkotaan dapat dijadikan sarana untuk
mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan sumberdaya alam yang masih tersedia di
kota tersebut[1]. Selain hal itu, masyarakat kota yang umumnya memiliki
kesibukan karena bekerja dengan mengembangkan tanaman produktif dapat
menjadi media untuk memanfaatkan waktu luang mereka sehingga akan
memberikan manfaat untuk menjadi masyarakat yang dapat menghasilkan aneka
kebutuhan bahan pangan yang siap digunakan dan ikut serta menjaga keberlanjutan
lingkungan.
Dengan mengetahui hasil analisis permasalah diatas maka peneliti
mempunyai gagasan untuk melakukan perancangan alat sistem dengan
menggunakan konsep teknologi. Penggunaan pada konsep teknologi yang
dikembangkan dengan menggunakan teknologi Internet Of Thing (IoT). Sehingga
dengan memanfaatkan konsep teknologi tersebut diharapkan akan mempermudah
dalam melakukan pemeliharaan tanaman produktif yang dikembangkan.
3.2.2 Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian ini data permasalahan yang digunakan menggunakan data
primer atau diperoleh dari melakukan pengamatan langsung atau observasi pada
wilayah perkotaan yang berindikasi mempunyai kasus pengalihan fungsi lahan.
Observasi dilakukan khususnya pada beberapa titik-titik wilayah dikota malang.
3.2.3 Analisi Deskripsi Sistem
Dalam pembahasan tugas akhir ini, dilakukan perancangan system berupa
perangkat hardware dan software yang akan menghasilkan sebuah poduk inovasi
tepat guna. Produk yang dihasilkan akan diimplementasikan dalam lingkup
pengembangan pemeliharaan tanaman, khusunya pada tanaman produktif.
Penerapan yang dapat dilakukan pada produk sistem tersebut adalah dapat
melakukan monitoring terhadap suhu, kelembapan, intensitas cahaya, dan
21
controlling. Perancangan sistem yang dilakukan ini diberi nama System Automatic
Control Smart Plants Berbasis IoT Android Pada Wilayah Perkotaan.
3.2.4 Analisis Studi Kelayakan Sistem
Pada tahapan analisis ini dilakukan penelitian untuk mengukur bagaimana
kelayakan terhadap perancangan sistem yang akan dilakukan tersebut. Beberapa
ruang lingkup kelayakan yang digunakan yaitu :
a. Operasional
Dalam rancangan yang dilakukan ini dapat digunakan untuk membantu
mempermudah pengguna dalam melakukan monitoring dan controlling terhadap
perkembangan tanaman yang dikembangkan. Dukungan yang diberikan terhadap
pengguna adalah dengan melakukan perancangan sebuah aplikasi mobile Android
yang akan mempermudah dalam penggunaan dan memberikan informasi.
b. Teknis
Perancangan sistem dilakukan dengan membuat hardware dan software
yang dapat menunjang terealisasinya proses yang diperlukan dalam penelitian dan
dapat memberi kemudahan bagi pengguna dalam melakukan pengoperasiannya.
c. Ekonomi
Perancangan sistem dilakukan dengan mempertimbangkan biaya yang
sangat sesuai dengan fungsionalitas atau kegunaan. Untuk melakukan
pertimbangan analisis kelayakan biaya dan kegunaan, ada beberapa aplikasi yang
hampir serupa yang sudah ada yang memiliki kegunaan yang hampir sama,
diantaranya :
Tabel 3.1 Perbandingan Aplikasi
Nama Aplikasi Fitur Harga
Parrot Pot -Penyiraman Otomatis.
-Monitoring
Kelembapan, Suhu,
Intensitas Cahaya.
-Koneksi Bluetooth.
-Berat 1.5 kg.
-Tangki air.
$225,97
IDR = 3.189.000
22
Parrot Flower Power -Monitoring
Kelembapan, Suhu,
Intensitas Cahaya.
-Koneksi Bluetooth.
-Daya Baterai.
$ 99
IDR = 1.400.000
Mi Flora -Monitoring
Kelembapan, Suhu,
Intensitas Cahaya.
-Koneksi Bluetooth.
-Daya Baterai.
$ 24,83
IDR = 350.000
d. Hukum
Perancangan sistem yang dilakukan memiliki batasan standarisasi dalam
batas hukum yang berlaku.
e. Jadwal
Perancangan sistem yang dilakukan berdasarkan waktu yang telah
dijadwalkan dan perancangan akan diselesaikan tidak melampaui jauh dari batas
jadwal penyelesaian yang sudah ditetapkan.
3.2.5 Analisis Kebutuhan Perancangan
Untuk menunjang perancangan sistem dalam penyelesaian tugas akhir ini
maka diperlukan beberapa perangkat komponen hardware dan software.
Berikut ini merupakan analisis kebutuhan yang digunakan.
1. Hardware
Hardware yang dibutuhkan dalam perancangan sistem ini sebagai berikut:
ESP8266 Wemos-D1 mini : Merupakan papan mikrokontroler yang digunakan
sebagai pengontrol dan penghubung antara komponen sensor yang digunakan,
pada jenis papan mikrokontroler ini telah dilengkapi dengan chip ESP WiFi
yang sudah tertanam dalam satu board sehingga akan lebih mempermudah
dalam penggunaan untuk pengembangan mikrokontroler berbasis Internet Of
Thing (IoT), selain itu papan mikrokontroler versi ini dapat ditemukan
dipasaran dengan harga yang relatif terjangkau.
Sensor Kelembapan Tanah (YL-69) : Merupakan sensor yang digunakan untuk
mengukur kelembapan tanah, sensor tipe ini sangat baik digunakan untuk
mengukur kelembapan tanah, selain itu sensor tersebut juga sudah banyak
23
digunakan dalam kebutuhan penelitian dan bisa didapatkan dengan harga yang
terjangkau di pasaran.
Sensor Suhu DHT22 : Merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur suhu
dan kelembapan udara di lingkungan sekitar, sensor tipe DHT22 ini memiliki
kelebihan yaitu tentang nilai keakuratan yang lebih baik dibandingkan dengan
tipe DHT yang lain, selain itu sensor ini juga banyak didapatkan dipasaran
dengan harga yang relatif.
Sensor Intensitas Cahaya (GY-30) : Merupakan sensor yang digunakan untuk
mengukur intensitas cahaya pada suatu media, sensor tipe ini memiliki
keakuratan yang lebih baik dan mudah untuk digunakan dibandingkan dengan
sensor tipe lain, pengukuran pada sensor ini dilakukan dengan luxmeter yang
terdapat pada sensor tersebut. Untuk jenis sensor ini bisa didapatkan dipasaran
dengan harga yang relatif.
Transistor : Transistor ini digunakan sebagai switch (saklar) pengendali untuk
mengatur kinerja motor pompa air yang digunakan. Penggunaan transistor tipe
ini didasarkan atas kebutuhan yang diperlukan dalam perancangan ini. Selain
itu, tipe modul transistor ini sudah banyak digunakan sehingga mudah untuk
didapatkan dipasaran.
Motor Pump 6V : Motor pompa ini digunakan untuk sebagai sistem penggerak
mempompa air dengan kekuatan pompa yang dihasilkan sebesar 13PSi, dalam
perancangan yang dilakukan ini pompa air difungsikan untuk mempompa air
penyiraman dan mempompa air nutrisi untuk media tanamannya. Jenis pompa
ini banyak digunakan untuk kebutuhan pengembangan mikrokontroler dan
memiliki daya tahan yang baik. Pompa ini bisa didapatkan dipasaran dengan
harga yang terjangkau.
PCB (Print Circuit Board) : PCB merupakan papan sirkuit untuk
mempermudah dalam merangkai jalur elektronik dan mengkonksikan antara
komponen-komponen yang digunakan. Pemakaian PCB ini dipilih untuk
menghasilkan rangkaian yang baik dan tersusun rapi, sehingga dapat
menghasilkan kualitas perancangan hardware yang bagus serta memiliki nilai
jual.
24
2.Software
Software yang dibutuhkan dalam perancangan sistem ini sebagai berikut
Arduino IDE : Merupakan software proccesing yang digunakan dalam
menuliskan sketch program kedalam mikrokontroler. Dalam proses penulisan
program menggunakan penggabungan bahasa C/C++ dan Java.
Android Studio : Merupakan software proccesing yang digunakan untuk
melakukan perancangan dan penulisan program Android.
3.3 Perancangan Sistem
Perancangan sistem yang dilakukan merupakan langkah awal sebelum
terbentuknya sebuah sistem beserta rangkaian elektronik pendukung lainya yang
siap untuk direalisasikan. Hal ini dilakukan agar perancangan sistem yang akan
dirancang dapat berjalan dengan semestinya. Pada perancangan system automatic
control smart plants berbasis IoT Android dalam tugas akhir ini, dilakukan
perancangan hardware dan software yang dapat digunakan dalam pengembangan
media tanaman. Cara kerja dalam sistem ini yaitu dengan meletakkan sebuah
perangkat hardware pada media tanamannya, kemudian perangkat hardware akan
mengirimkan data ke aplikasi mobile Android melalui jaringan WiFi sebagai
penghubung informasi yang akan ditampilkan. Kebutuhan sensor yang digunakan
dalam perancangan tugas akhir ini menggunakan Sensor Kelembapan Tanah (YL-
69), Sensor Suhu DHT22, Sensor Intensitas Cahaya (GY-30). Untuk board
mikontroller yang digunakan adalah ESP8266 Wemos-D1 mini, dengan
penggunaan tegangan 3,3 V (volt).
25
3.3.1 Perancangan Arsitekture Sistem
Gambar 3.3 Rancangan Arsitektur Sistem IoT
Gambar 3.3 merupakan gambaran dari perancangan yang akan dilakukan.
Pada Gambar 3.3 terdiri dari beberapa komponen yang dibutuhkan, pertama yaitu
komponen mikrokontroler ESP8266 Wemos-D1 mini beserta dengan rangkaian
kebutuhan sensor didalamnya. Adapun macam-macam sensor yang digunakan
terdiri dari sensor Kelembapan Tanah, Sensor Suhu, Sensor Intensitas Cahaya yang
masing-masing akan bekerja mengambil data pada media tanaman. Kemudian data
sensor yang diperoleh akan diterima pada serial mikrokontroler yang akan
dikirimkan melalui gateway dengan melakukan konfigurasi koneksi dari modul
hardware kedalam access point WiFi yang digunakan yaitu dengan menggunakan
koneksi Handphone untuk dilakukan penyimpanan data kedalam Web Server.
Didalam web server terdapat dua bagian komponen yaitu API dan DB, dimana
fungsi dari API adalah sebagai kumpulan perintah atau fungsi (method) yang
disediakan untuk mengintergrasikan dua bagian dari aplikasi yang berbeda, dan
fungsi DB (data base) dalam node topologi tersebut berfungsi untuk melakukan
penyimpanan dan pengolahan data seperti, data sensor, data deskripsi tanaman dan
data pendukung yang lain kemudian data sensor akan ditampilkan didalam aplikasi
mobile Android. Dari hasil pengambilan data sensor pada media tanaman yang
disimpan pada server, dapat ditampilkan hasil berupa grafik data pada Android
26
yang memberikan informasi hasil monitoring kelembapan tanah, suhu, dan
intensitas cahaya dengan menggunakan koneksi akses internet.
3.3.2 Flowchart
Dalam flowchart yang disusun akan menggambarkan urutan proses
mendetail antara suatu proses dengan proses yang lain dalam sebuah sistem. Pada
sistem ini, flowchart menjelaskan alur input, proses dan output dari sistem; Adapun
perancangan flowchart alur sistem digambarkan dibawah ini :
a. Alur Kerja Sensor Node
Gambar 3.4 Flowchart Alur Sensor Node
Pada Gambar 3.4 merupakan flowchart alur kinerja rangkaian hardware
yang menjelaskan alur dari beberapa komponen sensor yang digunakan kemudian
dihubungkan dengan p ESP8266 Wemos-D1 mini yang terkoneksi dengan server
dan aplikasi untuk digunakan dalam pengambilan data dari kinerja sensor pada
tanaman. Yang kemudian data tersebut akan ditampilkan pada aplikasi Android.
27
b. Alur Kerja Server
Gambar 3.5 Flowchart Alur Server
Pada Gambar 3.5 merupakan flowchart alur server yang menjelaskan alur
kinerja pada server yang menerima proses (intruksi) dari Android dan
mikrokontroler kemudian menyimpan data pada database server. Ketika ada
perintah untuk menampilkan data dari hasil pengukuran sensor pada tanaman maka
server akan melakukan pengiriman data pada aplikasi Android untuk ditampilkan,
tampilan yang akan diperoleh yaitu berupa informasi berupa grafik.
c. Alur Kerja Aplikasi Android
Gambar 3.6 Flowchart Alur Aplikasi Android
28
Pada Gambar 3.6 merupakan flowchart alur sistem aplikasi Android yang
menjelaskan alur kinerja sistem pada aplikasi yang diawali dengan membuka
aplikasi, Kemudian aplikasi menampilkan menu dan pengguna melakukan akses
pada beberapa menu yang tersedia, ada beberapa menu pilihan yang disediakan
diantarnya menu my garden untuk mengetahui tanaman yang sudah dipilih dan
mengetahui informasi kondisi tanaman, menu koleksi tanaman berfungsi untuk
mengetahui daftar dataset tanaman yang sudah disediakan kemudian pengguna
dapat memilih tanaman tersebut dan menambahkan pada menu my garden serta
mengkoneksikan dengan mikrokontroler melalui perantara database server.
3.4 Perancangan Rangkaian Hardware Mikrokontroler
Pada Gambar 3.7 terdapat komponen yang saling mendukung membentuk
sebuah rangkaian hardware system automatic control smart plants berbasis IoT
Android. Komponen mikrokontroler yang digunakan dalam perancangan ini
menggunakan ESP8266 Wemos-D1 mini didalam mikrokontroler terdapat pin yang
digunakan untuk menghubungkan dari satu komponen dengan komponen yang lain.
Pin yang digunakan dalam mikrokontroler terdiri dari pin 3.3V, pin GND (ground),
pin A0, pin D1, pin D2, pin D3, pin D4 dan pin VIN 5.5V.
Komponen sensor yang digunakan dalam perancangan ini terdapat tiga jenis
diantaranya, komponen sensor kelembapan tanah soile moisture, sensor intensitas
cahaya (GY-30) dan sensor suhu (DHT22). Komponen pendukung lain seperti
transistor pengatur tegangan, dan pompa air DC.
Gambar 3.7 Perancangan Rangkaian Hardware
29
Komponen sensor kelembapan tanah memiliki 4 pin yang terdiri dari, pin
VCC terhubung dengan sumber tegangan pin 3.3V, pin GND (ground) terhubung
dengan pin GND (ground), pin A0 terhubung dengan pin analog output. Sensor
intensitas cahaya (GY-30) memiliki 4 pin yang terdiri dari, pin VCC tehubung
dengan sumber tegangan 3.3V, pin GND terhubung dengan pin GND (ground), pin
SDA terhubung dengan pin D1, pin SCL terhubung dengan pin D2. Sensor suhu
(DH22) memiliki 4 pin yang terdiri dari, pin VCC terhubung dengan sumber
tegangan pin 3.3V, pin GND terhubung dengan pin GND (ground), pin Data
terhubung dengan pin D5. Komponen transistor memiliki 3 kaki pin yang terdiri
dari, pin kolektor yang terhubung dengan sumber tegangan pin 3.3V, pin emitor
terhubung dengan GND (ground), dan pin basis terhubung dengan pin data dari
mikrokontroler. Komponen motor pompa air terhubung dengan pin basis 1 dan
basis 2 dari kedua transistor. Dari rangkaian diatas tersebut terdapat dua sumber
tegangan yakni 3.3 volt untuk mikrokontroler dan 5 volt untuk tegangan pompa.
3.5 Perancangan Mock-Up Interface Patterns and Guidelines Aplikasi
Perancangan aplikasi Android yang dilakukan, di desain dengan user
friendly agar dapat mudah dipahami dan mudah dipergunakan oleh pengguna. Pada
pembahasan perancangan mock-up ini mengimplementasikan desain interface
patterns and guidelines yang meliputi beberapa daftar susunan pedoman
diantaranya screen transition, empty states, call to actions, Card or tiles, Dialogs,
Fonts, Toggles.
Perancangan Mock-Up Interface Empty-States
Gambar 3.8 merupakan tampilan desian empty states yang
diimplementasikan pada desain splash screen dan menu garden. Pada desain splash
screen ini dirancang untuk menunjukkan ilustrasi splash pada saat pertama kali
aplikasi dibuka oleh pengguna, menu ini akan memberikan kesan pertama bagi
pengguna dengan tampilan yang menarik dengan menyisipkan logo dan judul yang
terkesan.
30
Gambar 3.8 Tampilan menu layar splash
Gambar 3.9 Tampilan menu menu utama
Pada Gambar 3.9 merupakan tampilan menu menu utama aplikasi yang
disediakan. Pada perancangan menu utama ini berfungsi memberikan informasi
ketika layar dalam keadaan kosong maka pengguna dapat melakukan
menambahkan jenis tanaman dengan perantara button tambah tanaman yang sudah
disediakan dilayar. Ketika pengguna telah selesai melakukan tambah tanaman maka
layar menu tersebut sudah terisi jenis-jenis tanaman yang sudah ditambahkan
kedalam menu.
Perancangan Mock-Up Interface Screen Transition
Gambar 3.10 Tampilan menu utama dan menu aplikasi
31
Pada Gambar 3.10 merupakan tampilan menu utama aplikasi, pada
perancangan menu aplikasi ini mengimplementasikan screen transition, dimana
pengguna nantinya dapat melakukan screen transition pada menu utama ke menu
aplikasi yang disediakan di layar. screen transition bertujuan untuk mempermudah
pengguna pada saat mengkases menu didalam layar aplikasi, pada menu aplikasi
yang disediakan diantaranya yaitu menu my garden, berfungsi untuk menampilkan
informasi terhadap pengguna mengenai jenis tanaman yang sudah dipilih; menu
koleksi tanaman, berfungsi untuk menampilkan informasi tentang data koleksi
tanaman yang disediakan dan dari menu koleksi tanaman tersebut pengguna dapat
memilih dan menambahkan jenis tanaman yang ingin ditanam; menu pemupukan,
berfungsi untuk melakukan pengaturan terhadap pempupukan baik pengaturan
waktu dan durasi; menu info berfungsi untuk memberikan panduan informasi
terhadap pengguna dalam pengoperasian aplikasi tersebut; dan menu pengaturan,
berfungsi untuk melakukan pengaturan terhadap notifikasi aplikasi berupa alarm.
Perancangan Mock-Up Interface Call to Action
Gambar 3.11 Tampilan menu my garden
Pada Gambar 3.11 merupakan tampilan menu my garden dan menu detail
tanaman, pada perancangan kedua menu aplikasi tersebut mengimplementasikan
call to action. Didalam implementasi menu tersebut terdapat sebuah menu button
yang dapat difungsikan untuk sebuah tindakan sesuai dengan fungsi dimasing-
masing menu. Pada menu button my garden dapat difungsikan untuk tindakan
sebagai menambahkan daftar tanaman.
32
Gambar 3.12 Tampilan menu detail koleksi tanaman
Pada Gambar 3.12 menu detail koleksi tanaman terdapat menu button
tambah untuk menambahkan daftar tanaman kedalam my garden, didalam menu
koleksi tanaman juga terdapat tautan teks yang dapat melakukan tindakan untuk
mengkustomisasi nama tanaman yang akan ditambahkan ke dalam menu my garden
dan terdapat menu button cutom foto tanaman yang dapat melakukan tindakan
untuk mengkustom foto tanaman.
Perancangan Mock-Up Interface Dialogs
Gambar 3.13 Tampilan menu detail my garden.
Pada Gambar 3.13 merupakan tampilan menu detail my garden aplikasi,
pada perancangan menu aplikasi ini mengimplementasikan dialogs. Penerapan
implementasi dialogs ini bertujuan untuk meberikan peringatan kritis terhadap
pengguna terkait tindakan yang dilakukann dalam menjalankan terhadap sistem
33
tersebut. Dalam implementasi dialogs ini diterapkan pada saat ketika pengguna
masuk kedalam daftar detail tanaman kemudian ingin melakukan hapus tanaman
dari daftar menu my garden maka akan ada peringatan untuk pengguna.
Perancangan Mock-Up Interface Card or Tiles
Gambar 3.14 Tampilan menu detail my garden
Pada Gambar 3.14 merupakan tampilan menu detail my garden aplikasi,
pada perancangan menu aplikasi ini mengimplementasikan card or tiles. Didalam
implementasi card or tiles ini merupakan tampilan berisikan sebuah informasi
berupa elemen visual grafik dan elemen teks informasi yang digunakan untuk
memberikan informasi dengan pengguna. Pada menu detail my garden tersebut
akan memberikan informasi perawatan tanaman berupa data visual grafik dan
button deskripsi akan memberikan informasi terkait tanaman tersebut.
Perancangan Mock-Up Interface Fonts
34
Gambar 3.15 Tampilan font menu aplikasi
Pada Gambar 3.15 merupakan tampilan font menu aplikasi, pada
perancangan aplikasi ini mengimplementasikan font. Pada aturan dalam
penggunaan font dapat diterapkan dengan menggunakan banyak jenis font, dengan
tujuan untuk memperjelas dari karakteristik masing-masing poin. Implementasi
pada title teks menggunakan jenis font sistem, pada semua button teks harus
menggunakan jenis font sistem yang berukuran besar dengan tujuan agar dapat
memberikan kesan perbedaan dengan jenis font yang lain, dan pada bagian body
teks atau isi dapat menggunakan font sistem yang harus memberikan kesan
keterbacaan yang baik.
Perancangan Mock-Up Interface Toggles
Gambar 3.16 Tampilan menu pemupukan dan pengaturan
35
Pada Gambar 3.16 merupakan tampilan menu pemupukan dan menu
pengaturan aplikasi, pada perancangan menu aplikasi ini mengimplementasikan
toggle button. Didalam implementasi toggle button ini berfungsi untuk memberikan
sebuah operasi tindakan baik itu mengaktifkan atau non-aktifkan yang dapat
dilakukan oleh pengguna. Pada implementasi toggle button ini diterapkan pada
menu pemupukan dan menu pengaturan didalam sistem tersebut. Perancangan
menu pemupukan dapat difungsikan oleh pengguna untuk melakukan pengaturan
terhadap pemupukan pada tanaman, dalam menu ini dapat dilakukan pengaturan
baik berupa interval waktu untuk pemupukan dan durasi lama pemupukan; dan pada
perancangan menu pengaturan dapat difungsikan oleh pengguna untuk mengatur
notifikasi aplikasi berupa hari dan waktu yang akan memberika peringatan terhadap
pengguna kapan pengguna tersebut harus melihat tanamannya.
3.6 Evaluasi Perancangan Pengujian
Pada tahap evaluasi perancangan pengujian sistem yang akan dilakukan
dengan dua tahapan, diantaranya sebagai berikut :
a. Tahapan pengujian pertama menguji sistem alat hardware mikrokontroler
dengan dilakukan secara keseluruhan ketika tahap pembuatan alat sudah selesai,
pengujian ini dilakukan dengan meletakkan alat hardware di area media tanaman
yang dijadikan studi kasus, yang dalam pengujian tersebut terdapat beberapa poin
pengujian seperti :
Pengujian kelayakan alat atau hardware.
Pengujian sistem monitoring (kinerja sensor).
b. Tahapan pengujian kedua menguji sistem software aplikasi Android,
dengan dilakukan pengujian menggunakan metode black box yang berfungsi untuk
menguji sekumpulan kebutuhan fungsional tertentu dari aplikasi perangkat lunak
yang dibuat.