61
BAB III
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Sejarah Perusahaan
PT Chevron Pacific Indonesia(PT CPI) berdiri pada tahun 1924. Perusahaan
yand dulunya bernama PT Caltex Indonesia ini, merupakan perusahaan kontraktor
minyak terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu kontraktor bagi hasil unit
usaha perusahaan minyak Amerika, yaitu Chevron Coporation.
Sejarah PT CPI berawal pada Maret 1924, dimana pada waktu itu dilakukan
upaya pencarian minyak di daerah Sumatra, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan
Papua oleh tim geologi Chevron Corporation, yang saat itu bernama
SOCAL(Standart Oil Company od California). Pada tahun 1930, Pemerintah Hindia
Belanda menyetujui permintaan SOCAAL untuk memperoleh hak eksplorasi dengan
cara menunjuk SOCAL sebagai minority partner dari suatu perusahaan bernama
N.V. Neederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij(NPPM) yang didirikan oleh
Pemerintahan Hindia Belanda pada Bulan juni 1930 .
Beberapa tahun kemudian SOCAL ditawari oleh Pemerintah hindia Belanda
suatu daerah seluas 600.000Ha di daerah Sumatra Tengah. Kemudian James P.
Bailey dari kantor SOCAL di Jakarta merekomendasikan suatu daerah terbaik dari
kawasan yang ditawari tersebut, daerah tersebut dikenal dengan Rokan Block.
Selanjutnya California Texas Petroleum Corporation(CALTEX) didirikan pada bulan
juni 1936 sebagai gabungan dari dua perusahaan minyak besar Amerika Serikat,
yaitu SOCAL dan TEXACO. Sektor 1 merupakan ladang minyak pertama yang
dibuka oleh CALTEX pada bulan April 1936. Dua bulan kemudian, ditemukan lagi
ladang minyak di Rantau Bais dan Sebanga. Pada bulan berikutnya, cadangan
minyak ditemukan di Rantau Bais pada November 1940 dan di Duri pada bulan
62
Maret 1941. Setelah ditemukannya beberpa daerah penghasil minyak tersebut, maka
ditandatangani kontrak 5A untuk daerah Rokan I (2 April 1941) dengan pemasangan
mercubor pertama di Minas-I, dimana pada waktu itu Indonesia diperintah oleh
pendudukan Jepang.
Pada Perang Dunia II kegiatan PT Caltex Pacific Indonesia terpaksa dihentikan
karena semua anak perusahaannya dikuasai oleh Jepang, yang pada saat itu menjajah
Indoneisa sehingga semua tenaga kerja yang berasal dari Eropa dipulangkan.
Selanjutnya pada tahun 1944, Jepang melanjutkan pengeboran sumur eksplorasi di
Minas I dengan peralatan yang ditinggalkan oleh PT Caltex senilai US$ 1,000,000.
Pengeboran tersebut berhasil mencapai kedalaman 2623 kaki, namun pengeboran
tersebut dihentikan setelah berakhirnya Perang Dunia II, tepatnya januari 1949.
Pemerintah Indonesia mulai mempelajari Undang-Undang Pertambangan pada
tahun 1950, yang kemudian langsung menetapkannya menjadi Undang-Undang
Pertimbangan Indonesia. Berdasarkan undang-undang tersebut, pemerintah Indonesia
memberi izin atas berdirinya N.V. Caltex Petroleum Maatschappij(CPPM) atau
Caltex Pacific Oil Company(CPOC) untuk melanjutkan kegiatan NPPM.
Pada Tanggal 20 April 1952 diresmikan proyek pembangunan lapangan
minyak Minas dan bertepatan pada hari itu juga dilakukan pengapalan minyak
pertama Minas Crude Oil menggunakan Tanker dari perawang menyusuri Sungai
Siak menuju Sungai Pakning di Selat Malaka dan selanjutnya diekspor ke Pasar
Dunia. Produksi Minyak Bumi yang dihasilkan pada saat itu rata-rata 15.000 Barrel
perhari yang berasal dari tiga puluh lima sumur(dua sumur eksplorasi dan lainnya
sumur pertambangan). Pada tahun 1954, lapangan minyak Duri mulai beroperasi
sehingga produksi saat itu telah mencapai 20.000 Barrel perhari.
63
Program perluasan I yang dilakukan oleh pihak Caltex meliputi kawasan Duri-
Rumbai yang dimulai pada Bulan februari 1957, terdiri dari :
1. Pengembangan lapangan minyak Duri.
2. Pengembangan stasiun-stasiun pengumpul dan stasiun pompa duri.
3. Pengembangan jalan, instalasi minyak pemasangan pipa saluran bergaris
tengah 75cm dari Duri ke Dumas sepanjang 120Km.
4. Pengembangan kompleks perumahan di Duri dan Dumai.
5. Pengembangan dermaga minyak pertama di Dumai. Dimana sampai
sekarang telah ada empat dermaga di Dumai.
Sejak tanggal 15 Juli 1958 yang bertepatan dengan diresmikannya program
perluasan I oleh Menteri Perindustrian Ir.F.J Inkirawang dilakukan pengeksporan
produk Caltex dari dermaga Dumai.
Wilayah Konsensi CPPM dan CPPOC yan disebut Rokan I Block dan Rokan
III Block dikembalikan Caltex pada Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan
Undang-Undang nomor 44 tahun 1960, akan tetapi operasi pelaksanaannya
dikembalikan lagi oleh pemerintah kepada Caltex.
Pada bulan Sepember 1963 diadakan Perjanjian Karya antara perusahaan-
perusahaan asing dengan Perusahaan Negara (Pertamina) atas wilayah-wilayah :
1. PT. Caltex Pacific Indonesia, wilayah Kangguru seluas 9.030 km2.
2. C&T (Chevron & Texaco), wilayah A,B,C dan D seluas 12.328 km2 yang
pelaksanaan operasinya diserahkan kepada PT.Caltex Pacific Indonesia.
Pada tahun 1968 dibangun 2 tangki terbesar di dunia dengan kapasitas 690.000
barrel di Dumai, dan pada tahun itu juga terjadi pula perubahan wilayah kerja, yaitu:
64
1. ”Perjanjian Karya” PT.Caltex Pacific Indonesia telah mendapat ratifikasi
DPR RI ditambah dengan wilayah sekitar Minas Tenggara, Libo Tenggara,
Libo Barat Laut dan Sebanga menjadi 9.898 km2, maka sebagian blok A
dan B serta seluruh blok C dikembalikan k Pemerintah Republik Indonesia.
2. ”Perjanjian C&T” dievaluasi, dari wilayah A, B, C dan D setelah
mendapatkan tambahn daerah seluas 4.300 km2, maka sebagian blok A dan
B dikembalikan ke Pemerintah Republik Indonesia.
Pada bulan juli 1970 dimulai program perluasan II yang meliputi Bangko dan
Kotabatak. Pembangunan jalan ke Bangko, instalasi serta penyaluran minyak ke
Dumai. Program ini berakhir pada bulan Mei 1972. Program perluasan II dimulai
bulan juni 1977 dengan proyek utama adalah Beruk-Zamrud.
1. C&T wilayah Coastal plains dan Pekanbaru (Chevron & Texaco KPS CPP)
seluas 21.975 km2.
2. Pembaharuan perjanjian atas wilayah Kangguru PT. Caltex Pacific
Indonesia untuk masa 1983-2001.
Dalam kontrak bagi hasil tersebut antara lain menetapkan bahwa
Pertaminaadalah pengendali manajemen operasional dan menyediakan keahlian
teknis dan investasi serta biaya operasi. Rasio pembagian untuk kontrak bagi hasil
adalah sebesar 88% untuk pertamina dan 12% untuk PT. Caltex Pacific Indonesia
ditambah dengan ketentuan khusus lainnya berupa fleksibilitas atau intensif bagi PT.
Caltex Pacific Indonesia untuk hal-hal tertentu.
Akhirnya pada 9 oktober 2001 perusahaan besar induk PT. CPI yaitu Chevron
dan Texaco bergabung (merger) menjadi ChevronTexaco. Dan sejak saat itu
65
manajemen PT. CPI juga ikut berubah dari SBU menjadi Indonesia Business Unit
(IBU). Dan pada 16 September 2005, nama Caltex Pacific Indonesia berubah
menjadi Chevron Pacific Indonesia. Perbahan ini dilakukan untuk lebih
mempertajam fokus kegiatan perusahaan sebagai bagian dari organisasi Chevron
global. Pada saat ini PT. CPI berada di bawah naungan Chevron Indonesia
Company(ex. Unilcal Indonesia Company), Chevron Makasar Ltd(ex. Unocal
makasar Ltd.) dan Geothermal Operations.
3.2 Visi dan Misi PT. Chevron Pacific Indonesia(PT. CPI)
3.2.1 Visi
Visi PT. Chevron Pacific Indonesia adalah ”Menjadi perusahaan energi
Indonesia yang paling dikagumi oleh karyawan(SDM), kemitraan dan kinerjanya”.
Agar tetap dapat diakui sebagai perusahaan kelas dunia, PT Chevron Pacific
Indonesia melaksanakan ”Perbaikan kualitas berkesinambungan” (Continously
Quality Improvement). Dalam visi ini disebutkan bahwa PT. Chevron Pacific
Indonesia dalam operasinya mempunyai pandangan yang menjadi landasan, yaitu
untuk selalu menampilkan citra perusahaan semaksimal mungkin untuk hasil yang
terbaik. Hal ini sesuai dengan posisi dan status perusahaan sebagai perusahaan
multinasional.
3.2.2 Misi
Misi yang diemban oleh PT. Chevron Pacific Indonesia merupakan tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan. Hal ini tertuang pada mottonya, yaitu ”PT CPI will
effectively explore and develop hydrocarbons for the benefit of Indonesia and its
shareholders”. Dengan misi tersebut PT. CPI berusaha untuk memberikan sumbngan
nyata bagi pembangunan Indonesia.
66
3.3 Nilai-nilai PT. Chevron Pacific Indonesia
Nilai-nilai yang dianut oleh PT Chevron Pacific Indonesia antara lain :
1. Integritas
PT. Chevron Pacific Indonesia bersikap jujur dan selalu berusaha konsisten
dengan ucapannya.
2. Kepercayaan
PT. Chevron Pacific Indonesia saling mempercayai, menghormati,
medukung dan berusaha untuk mendapatkan kepercayaan diri dari rekan
sekerja dan mitra usahanya.
3. Keragaman
PT. Chevron Pacific Indonesia belajar menjunjung tinggi budaya dimana
PT. Chevron Pacific Indonesia bekerja dan menghormati perbedaan yang
ada.
4. Kemitraan
PT. Chevron Pacific Indonesiamemiliki tekad yang teguh untuk menjadi
mitra usaha yang baik bagi pemerintah, perusahaan lain, pelanggan-
pelanggan PT. Chevron Pacific Indonesia, masyarakat dan sesama rekan
kerja.
5. Kinerja yang unggul
PT. Chevron Pacific Indonesia memiliki tekad untuk tetap unggul dalam
setiap hal yang dilakukannya dan berupaya keras untuk terus memperbaiki
diri.
67
6. Tanggung jawab
PT. Chevron Pacific Indonesia bertanggung jawab, baik secara orang-
perorangan maupun sebagai kelompok untuk setiap hal yang dikerjakan
maupun untuk setiap tindakan yang dilakukan.
7. Pertumbuhan
PT. Chevron Pacific Indonesia menyukai perubahan dan mendukung
pembaharuan serta berusaha mencari dan mengejar kesempatan.
8. Perlindungan Terhadap Manusia dan Lingkungan
PT. Chevron Pacific Indonesia memberikan perlindungan keselamatan kerja
dan kesehatan, baik terhadap manusia maupun lingkungan.
Adapun prinsip-prinsip dan harapan-harapan yang menjadi landasan PT.
Chevron Pacific Indonesia adalah :
1. Kepemimpinan
2. Berupaya keras untuk menhasilkan kinerja bertaraf dunia dengan sistem
yang tahan uji yaitu Sistem Manajemen Oprasional Terbaik untuk
mengelola masalah keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan.
3. Keselamatan dan operasi bebas
4. Merancang, membangun, melaksanakan, memlihara bahkan menarik
kembali peralatan PT. Chevron Pacific Indonesia, demi menghindari luka-
luka, penyakit maupun kecelakaan.
5. Pemberian saran dan nasehat
6. Bekerja dengan memegang teguh etika untuk saling membangun dan
menyajikan keahlian teknis tertentu untuk membahas hukum dan peraturan
68
yang diajukan, juga turut serta mengambil bagian di dalam pembahasan
masalah-masalah yang masih hangat dan aktual.
7. Pemberian jaminan
8. Menjaga agar kebijaksanaan perusahaan sesuai dengan peraturan-
peraturan pemerintah.
9. Pemeliharaan sumber daya alam
10. Memelihara sumber daya perusahaan dan sumber daya alam dengan
berusaha memperbaiki proses dan mengukur perkembangannya.
11. Penjagaan dan pemeliharaan produk
12. Bersama dengan seluruh pihak yang terlibat sepanjang masa hidup produk
mengelola resiko yang dapat ditimbulkan oleh produk.
13. Menghindari pencemaran
14. Secara terus-menerus berussaha memperbaiki proses kegiatan PT.
Chevron Pacific Indonesia untuk memperkecil pencemaran dan
pembuangan.
15. Pemindahan harta
16. Mengatur dan mengemban kewajiban serta tanggung jawab terhadap
lingkungan hidup sebelum kegiatan jual-beli harta dilakukan.
17. Menjaga masyarakat
18. Menjangkau masyarakat dan melibatkan diri di dalam musyawarah
terbuka demi membangun rasa saling percaya.
19. Penanganan keadaan darurat
20. Pencegahan lebih diutamakan, namun harus selalu siap untuk menghadapi
keadaan darurat dan memadamkan setiap kejadian kecelakaan dengan
cepat dan tepat.
69
3.4 Lokasi dan Daerah Operasi PT Chevron Pacific Indonesia
Wilayah operasi PT. Chevron Pacific Indonesia secara keseluruhan mencapai
42.000 km2, mencakup 7(Tujuh) wilayah kontrak yang tersebar di 4 (Empat) propinsi
yaitu Riau, Jambi, Sumatra Utara dan Aceh.
Pada kurun waktu 1976-1985, PT. Chevron Pacific Indonesia berhasil
menyelesaikan 137 (Seratus tiga puluh tujuh) sumur eksploitasi yang terdiri dari 6
(Enam) sumur di daerah PT. Chevron Pacific Indonesia, 18(Delapan belas) sumur di
daerah ”Perjanjian Karya C&T”, 36 (Tiga puluh enam) sumur di daerah Coastal
Plains Pekanbaru, 7 (Tujuh) sumur di daerah Mountain Front Kuantan, 6 (Enam)
sumur di daerah Langsa, 3 (Tiga) sumur di daerah Jambi dan 1 sumur di daerah
Singkarak.
Pada saat itu, PT. Chevron Pacific Indonesia membagi daerahnya menjadi 5
(lima) distrik, yaitu :
1. Distrik Jakarta, merupakan kantor pusat untuk memudahkan hubungan
dengan pemerintah pusat serta merupakan pusat administrasi seluruh
kegiatan PT. CPI.
2. Distrik Rumbai, merupakan pusat administrasi untuk wilayah Sumatra.
3. Distrik Minas, merupakan daerah operasi produksi minyak jenis Sumatera
Light Crude(SLC) dan terletak sekitar 30km dari Distrik Rumbai.
4. Distrik Duri, merupakan operasi produksi minyak jenis Heavy Crude/Duri
Crude(DC) dengan sistem steam flooding dan terletak 112km dari Distrik
Rumbai.
5. Distrik Dumai merupakan lokasi penampungan, pelabuhan dan pengapalan
crude oil dan terletak sekitar 184km dari Distrik Rumbai.
6. Distrik Besakap Operation, merupakan daerah eksplorasi minyak.
70
Daerah kerja PT. CPI yang pertama, seluas hampir 10.000 km2 dikenal dengan
nama Kangaroo Block terletak di Kabupaten Bengkalis. Selain mengerjakan
daerahnya sendiri, CPI juga bertindak sebagai operator bagi Calastiatic/Chevron dan
Topco/Texaco(C&T).
Pada Bulan September 1963, ditandatangani perjanjian C&T yang
pertama(Berdasarkan Perjanjian Karya) untuk jangka waktu 30 tahun, meliputi
4(empat) daerah seluas 12.328 km2, dikenal dengan Blok A, B, C dan D. Setelah
mendapat tambahan daerah seluas 4.300 km2 , maka pada tahun 1968 sebagian Blok
A, sebagian Blok D dan seluruh Blok C diserahkan pada Pemerintah Republik
Indonesia. Pengembalian daerah-daerah berikutnya dilakukan pada tahun 1973 dan
1978 sehingga tersisa 8.314 km2.
Pada Bulan Agustus 1971, C&T menandatangani Perjanjian Coastal Plains
Pekanbaru Block seluas 21.975km2. Kemudian Bulan januari 1975, menandatangani
Perjanjian Mountain Front Kuantan Block seluas 6.865 km2. Setelah dilakukan
pengembalian beberapa bagian daerah kerja secara bertahap, sekarang Coastal Plain
Pekanbaru tinggal 9.996 km2. Antara tahun 1979-1991, C&T menandatangani lima
perjanjian lagi, yaitu :
1. Tahun 1979, Perjanjian Patungan(Join Venture) dengan Pertamina(Jambi
Selatan Blok B) seluas 5.826km2 sudah dikembalikan seluruhnya tahun
1988.
2. Tahun 1981, KPS Singkarak Blok seluas 7.163 km2 di Sumatera Barat (telah
dikembalikan seluruhnya pada Juni 1984).
3. Tahun 1981, KPS Langsa Blok seluas 7.080 km2 di Selat Malaka di lepas
Pantai Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh (Juga dikembalikan
seluruhnya pada Mei 1986).
71
4. Tahun 1991, KPS Nias Blok seluas 16.116 km2.
5. Perpanjangan Kontrak Karya ke dalam bentuk KPS untuk Siak Blok seluas
8.314 km2 berlaku 20 tahun sejak 28 November 1993.
Minyak Sumatera Light Crude (SLC) digemari oleh Negara-negara industry
karena mempunyai kadar belerang yang rendah dimana produksi kumulatif dari
lapangan minyak Minas dari tahun 1969 hingga akhir tahun 1990 mencapai 3 milyar
barrel.
Minyak Duri (Duri Crude) memiliki kadar lilin serta belerang yang tinggi dan
mudah membeku, sehingga biasanya pipa pengiriman minyak Duri menggunakan
Sect Heated Pipe agar minyak Duri tidak membeku.
Struktur organisasi yang semula bersifat Line and Staff (Sistem yang bersifat
fungsional) mulai tanggal 11 Maret 1995 berubah ke system Strategic Business Unit
(SBU) yang bersifat waktu kerja sesuai dengan proses pekerjaan. Dalam SBU
dibentuk unit-unit yang terdiri dari tenaga kerja yang memiliki disiplin ilmu dan
keahlian tertentu. Dalam unit ini setiap anggota diarahkan pada kerjasama tim
sebagai suatu kelompok kerja.
Pada system SBU, setiap wilayah diberi kekuasaan untuk mengembangkan
daerahnya masing-masing sehingga SBU yang tidak menghasilkan laba dapat
ditutup.
Dengan manajemen SBU ini, otonomi tiap unit menjadi semakin besar,
sehingga diharapkan efektifitas dan efisiensi perusahaan dapat semakin tinggi.
72
3.5 Struktur Organisasi PT. Chevron Pacific Indonesia
PT CPI dibentuk dari penggabungan dua perusahaan minyak terbesar di
Amerika Serikat, yakni Chevron dan Texaco. Akan tetapi, di PT CPI, banyak
jabatan-jabatan level manajemen dipegang oleh Orang Indonesia, termasuk President
and Chairman of the Managing Board atau disebut President Director. Sejak 1966,
posisi ini sudah dipegang oleh seseorang berkewarganegaraan Indonesia.
Kepemimpinan PTCPI dipegang oleh seorang President Director yang berlokasi di
Jakarta. Kepemimpinan di Sumatera dipegang oleh seorang Executive Director.
Berikut struktur organisasi lengkap dari PT CPI (Unit Bisnis Indonesia):
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT CPI
73
Gambar 3.2 Struktur Organisasi IT Services CPI
3.5.1 Departemen Teknologi Informasi PT CPI
Untuk menunjang kegiatan operasionalnya, PT CPI mempunyai sebuah
departemen yang secara khusus berhubungan dengan teknologi informasi. Struktur
organisasi Information Technology (IT) dipimpin oleh seorang General Manager. Di
bawah General Manager terdapat Manager dan Team Manager yang memiliki kerja
yang lebih terspesifik lagi. Kerja dari Team Manager ini dibantu oleh beberapa Team
Leader (TL).
3.5.2 Business Application Team (IT-BA)
Tim ini bertanggung jawab dalam pembuatan atau deployment non-core
application (Aplikasi tidak inti) untuk PT CPI. Non-core applications merupakan
aplikasi-aplikasi yang tidak berhubungan langsung dengan produksi, eksplorasi, ilmu
tanah dan drilling. Contoh dari non-core application adalah aplikasi keuangan,
human resources, transportasi, medis, health, environment, safety.
Business Application Team mengembangkan aplikasi—aplikasi kecil seperti
OLTRIS(Online Leave and Travel Request), sistem pelatihan, system recruitment
dan sebagainya. Aplikasi-aplikasi besar seperti CHARISMA dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan software house besar seperti ORACLE, lalu dimodifikasi
74
oleh PT CPI IT Department untuk meningkatkan fungsionalitas aplikasi dan
kegunaan bagi PT CPI.
3.5.3 Aplikasi di bawah IT-BA Team
Aplikasi yang dikembangkan dan diatur oleh tim BA PT CPI adalah :
Tabel 3.1 Aplikasi di bawah IT-BA Team
Nama Aplikasi Keterangan
CALMEDIS
Client Server Application (AS400) yang mendukung Medical CPI. Aplikasi ini mengatur manajemen pasien, manajemen perintah(farmasi, radiologi, laboratorium dan lain-lain), serta Support and Maintenance.
CALMEDIS (Web)
Aplikasi berbasis web yang mendukung Medical CPI. Aplikasi ini mengatur manajemen pasien, manajemen perintah (farmasi, radiologi, laboratorium dan lain-lain), serta Support and Maintenance.
CHARISMA-People Tools Aplikasi Human Resources (Sumber Daya Manusia) yang dikembangkan oleh People Tools.
CALTRIS
CALTRIS (Caltex Transportation and Information System) merupakan aplikasi enterprise yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Bensin dan Kendaraan dalam PT CPI.
Personal Info Aplikasi berbasis web untuk mengatur informasi pribadi karyawan PT CPI seperti gaji dan sebagainya.
Travel on-line Aplikasi berbasis web untuk menunjukkan daftar penumpang di pesawat perusahaan.
CHARISMA-General Info Halaman web bagi Sumber daya Manusia.
75
CHERIS Sistem Informasi rekruitmen bagi PT CPI.
PRACTIS
Aplikasi ini digunakan untuk mengorganisasi Kerja Praktek mahasiswa di PT CPI. Di aplikasi ini dapat ditambahkan atau dimodifikasi data serta membuat laporan berdasarkan Kerja Praktek.
Job Posting
Job Posting Program Homepage merupakan titik awal untuk membuka Job Posting Program lainnya seperti Guideline & Forms Posted Open Jobs Applications Update Report dan Sharing Info.
COMMIT Aplikasi berbasis web untuk mendukung tim bisnis Community Services.
Security Pass Information System Aplikasi berbasis web untuk mengatur Security Pass Data dan Informasi.
AFTS Sistem atau tool untuk mengatur audit keuangan.
OLTRIS Aplikasi Online Leave and Travel untuk mengatur masalah cuti dan bepergian.
HESCBT Aplikasi berbasis web yang menyediakan HES Basic Awareness Training secara online.
SHELA Aplikasi berbasis web untuk melakukan HES Leadership Assessment.
GPACM Sistem atau tool untuk mengatur dan mengumumkan media komunikasi seperti Caltex News.
SiteSafe Aplikasi berbasis web untuk OE event data management system.
ServiceDesk and Web Untuk merekam kejadian dan penyelesaian bagi masalah IT.
Telebis Reader and Billing admin system.
Reader
76
Telebis (Web) Aplikasi berbasis web untuk billing telepon.
CPI Business Directory
Aplikasi berbasis web yang menyediakan informasi mengenai CPI Business Directory :
1. Employee Personal Info
2. Organization Structure
3. Routine Call Phone numbers
4. Emergency Call phone numbers
5. Building (office/housing)
DAAG Sistem atau tool untuk mengatur informasi yang berhubungan dengan database Oracle.
CALMIS
1. Menyediakan informasi geografis dan teks
2. Menyediakan cara yang tepat dan cepat untuk manajemen data.
3. Membantu manajemen CPI dengan informasi untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah tanah.
DOA Delegation Of Authority.
JDE-QRA Query and Reporting (QRA) untuk JDE. Merupakan data mart untuk CPI-JDE mengandung query dan reporting.
TPRIS (Web) Tubing Pump Repair Information System. Tool untuk memonitor pompa.
ABOM
Activity Based OEB Management. Aplikasi untuk memasukkan budget pengeluaran operasi dari tiap cost center dan hasilnya dikirimkan ke JDE budgeting.
JDE feeder Aplikasi untuk memasukkan Journal Entry and Account Receivable ke JDE melalui batch tables (2 files).
77
3.6 Struktur organisasi yang berhubungan dengan aplikasi yang dibuat.
Indoasia Business Unit
Law DepartmentPlanning, reservation, technology and OS
Law Department -Operations
Land Department
Land-Business Support
IBU Information Technology
IT Computing Infrastructure
IT System Support
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Berhubungan Dengan Aplikasi
Secara garis besar, actor-aktor yang terlibat dalam aplikasi CALMIS dibagi
menjadi dua jenis, Admin dan user. Admin terdiri dari System Admin, System
Support dan Data Entry. Sedangkan User terdiri dari Management dan User biasa.
Management terbagi menjadi management dari pihak LM dan management selain
LM. User biasa terdiri dari Non LM User dan Operational & support User. Tugas
dan wewenang dari masing-masing user profile yang telah ada :
1. System Admin
Merupakan anggota dari LM Department.
78
a. Mengawasi aplikasi CALMIS secara keseluruhan, serta menentukan
jenis-jenis user profile beserta hak-haknya dalam aplikasi CALMIS
secara menyeluruh
b. Mengawasi semua aktor/orang yang mengunjungi aplikasi
CALMIS.
c. Melihat ringkasan jumlah dari masing-masing orang yang
mengunjungi aplikasi CALMIS, berupa report.
d. Menentukan proses bisnis yang berlangsung dalam aplikasi
CALMIS.
e. Menetapkan jenis user profile bagi masing-masing orang, dalam hal
ini pegawai Chevron.
2. System Support
Merupakan anggota dari IT Department.
a. Melaksanakan migrasi dari sistem lama ke sistem baru.
b. Mengawasi, namun tidak dapat mengubah, ringkasan jumlah dari
masing-masing orang yang mengunjungi aplikasi CALMIS.
3. Data Entry
Merupakan orang-orang gabungan antara anggota LM dan pihak
independen(pihak ketiga).
a. Memasukkan data-data kedalam database.
b. Mengecek kembali data-data yang telah dimasukkannya.
c. Memastikan kesalahan data yang dimasukkan ke dalam database.
79
4. LM User
a. Memakai data-data pertanahan yang ada pada Aplikasi CALMIS
untuk mendukung kerja.
b. Mengecek transaksi pembebasan lahan.
5. Non LM User
a. Memakai data-data pertanahan yang ada pada aplikasi CALMIS
untuk mendukung kerja.
6. Operational & support user
a. Memasukkan komentar-komentar terhadap aplikasi CALMIS.
b. Memakai data-data pertanahan terbatas yang ada pada aplikasi
CALMIS untuk mendukung kerja.
7. MGT(LM)
a. Mengawasi, tanpa dapat mengubah, orang-orang untuk masing-
masing user profile.
b. Memakai data-data pertanahan yang ada pada aplikasi CALMIS
untuk mendukung kerja.
8. MGT1(Non LM)
a. Memakai data-data pertanahan yang ada pada aplikasi CALMIS
untuk mendukung kerja.
3.7 Tata laksana/prosedur sistem yang sedang berjalan.
Dalam memanajemen data-data spasial, khususnya bidang pertanahan,
perusahaan Chevron telah menggunakan aplikasi CALMIS. Aplikasi CALMIS yang
telah ada merupakan aplikasi berbasis web yang berjalan dalam jaringan intranet.
Orang-orang yang dapat mengakses aplikasi ini merupakan orang-orang yang sudah
80
terdaftar sebagai pegawai Chevron. ArcIMS 3.1 merupakan software yang digunakan
dalam manajemen spasial dari aplikasi yang lama.
Berikut Flowchart dari sistem berjalan dari aplikasi CALMIS :
Lampiran A. Flowchart garis besar.
Lampiran B. Flowchart detail.
3.8 Data Flow Diagram
Lampiran C. DFD Context.
Lampiran D. DFD NOL.
3.9 Definisi Sistem
3.9.1 Mission Statement
Mission statement untuk database project mendefinisikan tujuan
utama dari aplikasi database. Mengarahkan database project, biasanya
mendefinisikan perintah tugas ( mission statement ). Mission statement
membantu menjelaskan kegunaan dari database project dan menyediakan alur
yang lebih jelas untuk mencapai efektivitas dan efisiensi penciptaan dari
suatu aplikasi database yang diinginkan.
Kita bisa memulai proses pembuatan mission statement untuk
database application dengan cara melakukan interview dengan pimpinan dan
beberapa staff yang bersangkutan.Contoh pertanyaan yang dapat digunakan
adalah :
Apa tujuan dari perusahaan?
81
Apa alasannya sehingga anda berpikir membutuhkan database?
Bagaimana anda tahu bahwa database bisa manyelesaikan masalah
anda ?
3.9.2 Mission Objective
Ketika Mission statement telah didefinisikan, maka mission objectives
didefinisikan. Setiap objectives ( tujuan ) harus mengidentifikasikan tugas
khusus yang harus didukung oleh database. Dapat juga disertai dengan
beberapa informasi tambahan yang menspesifikasikan pekerjaan yang harus
diselesaikan, sumber daya yang digunakan dan biaya untuk membayar
kesemuanya itu.
Dalam membuat mission objectives meliputi interview dengan para
pegawai tertentu. Pertanyaan open-ended biasanya merupakan pertanyaan
yang berguna dalam proses ini. Untuk mendapat tahap lengkap dari
mission objectives ini, pegawai-pegawai dengan jabatan yang berbeda di
interview dengan pertanyaan-pertanyaan yang meliputi :
“ apa deskripsi pekerjaan anda “
“ anda bekerja dengan menggunakan data apa saja “
“ laporan jenis apa yang anda gunakan “
“ pelayanan apa yang perusahaan anda berikan pada pelanggan “
Respon dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu dalam
menyusun mission objective.
82
Mission Objectives :
1) Mengelola (insert, update, delete) Log
2) Mengelola (insert, update, delete) Province
3) Mengelola (insert, update, delete) News
4) Mengelola (insert, update, delete) Comments
5) Mengelola (insert, update, delete) Regency
6) Mengelola (insert, update, delete) District
7) Mengelola (insert, update, delete) Project
8) Mengelola (insert, update, delete) Location
9) Mengelola (insert, update, delete) Village
10) Mengelola (insert, update, delete) AMT(Asset Management Team)
11) Mengelola (insert, update, delete) Parcel
12) Mengelola (insert, update, delete) LandMark
13) Mengelola (insert, update, delete) Well
14) Mengelola (insert, update, delete) Owner
15) Mengelola (insert, update, delete) PersonInCharge
16) Mengelola (insert, update, delete) Land
17) Mengelola (insert, update, delete) Indemn
18) Mengelola (insert, update, delete) IndemnDetail
19) Mengelola (insert, update, delete) Users
20) Mengelola (insert, update, delete) Fields
21) Mengelola (insert, update, delete) FMT(Field Management Team)
22) Mengelola (insert, update, delete) Doc
23) Mengelola (insert, update, delete) Photo
24) Mengelola (insert, update, delete) UserRight
83
25) Membuat laporan Log
26) Melakukan pencarian pada peta berdasar Parcel, well, LandOwner.
27) Melakukan pencarian Photo
28) Melakukan pencarian AMT
29) Melakukan pencarian District
30) Melakukan pencarian Fields
31) Melakukan pencarian FMT
32) Melakukan pencarian Province
33) Melakukan pencarian Regency
34) Melakukan pencarian SBU
35) Melakukan pencarian Village
36) Melakukan pencarian Users
37) Melakukan pencarian UserRight
38) Melakukan pencarian Comments
39) Melakukan pencarian Event
40) Melakukan pencarian Indemn
41) Melakukan pencarian Indemn Detail
42) Melakukan pencarian Land
43) Melakukan pencarian LandMark
44) Melakukan pencarian Log
45) Melakukan pencarian News
46) Melakukan pencarian Owner
47) Melakukan pencarian Parcel
48) Melakukan pencarian PersonInCharge
49) Melakukan pencarian Well
84
3.10 Permasalahan yang dihadapi
Setelah melihat sistem yang ada dan masukan dari wawancara yang telah
dilakukan, maka didapatkan point-point masalah yang dihadapi oleh perusahaan
sebagai berikut:
1. Permasalahan keamanan data.
2. Ketidaksesuaian area frame pada saat melakukan pencetakan/print pada
aplikasi peta yang ada.
3. Aplikasi peta yang lama tidak dilengkapi dengan Tools Measure.
4. Aplikasi peta yang lama tidak dilengkapi dengan Tools Magnifier.
5. Pada aplikasi peta yang lama terdapat Tools Identify tetapi tidak ada fasilitas
penghubung antara attribute object dengan dokumen pelengkapnya.
6. Banyaknya form pada aplikasi web dapat memperbesar traffic data pada saat
aplikasi dijalankan, hal ini tentu saja menambah beban server yang
berpengaruh terhadap kinerja web aplikasi lain.
3.11 Usulan pemecahan masalah
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini, maka
diusulkan pemecahan masalah :
1. Penambahan Fungsi Recycle Bin pada aplikasi web baru.
2. Penambahan fungsi print dengan custom size yang diinginkan oleh Pihak
LandMatter.
3. Penambahan Tools Measure pada aplikasi peta yang baru dilengkapi dengan
beberapa pilihan satuan jarak.
4. Penambahan Tools Magnifier pada aplikasi peta dilengkapi dengan beberapa
ukuran pembesaran.
5. Penambahan penghubung(Link) antara dokumen dengan attribute object.
6. Form pada aplikasi yang baru bersifat multitasking(insert, update, delete pada
satu Form).