38
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Kota Malang
3.1.1 Sejarah Perkembangan
A. Sejarah Perkembangan Kota Malang
Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota
besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Secara geografis Malang
memiliki keindahan alam, ragam wisata alam serta peninggalan kerajaan Singosari.
Potensinya yang melimpah membuat banyak wisatawan yang datang serta singgah
untuk menikmati fasilitas serta sarana perbelanjaan yang beragam.
Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan
wilayah Gemente (Kota) (http://wikipedia.com 15 Februari 2017). Fasilitas umum
direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan
diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang, misalnya, Ijen Boulevard dan
kawasan sekitarnya, yang hanya dapat dinikmati oleh keluarga Belanda dan Bangsa
Eropa lainnya. Sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal
dipinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu
sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri dan seringkali mengundang
keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim disana untuk bernostalgia.
Pada tahun 1879 di Kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu
Kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakatpun
semakin meningkat teruatama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan.
39
Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun
bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan yang
sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
Sejalan perkembangan tersebut ubanisasi terus berlangsung dan kebutuhan
masyarakat akan perumahan meningkat diluar kemampuan pemerinta. Sementara
tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas sehingga berakibat pada munculnya
perumahan liar yang berkembang di sekitar tempat daerah perdagangan,
disepanjang jalur hijau sungai, rel kereta api, dan lahan-lahan yang tidak bertuan.
Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan dan degradasi
kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya
(http://malang.go.id 15 Februari 2017).
B. Julukan Kota Malang
Kota Malang merupakan salah satu kota besar di Jawa Timur yang memiliki
beragam julukan karena potensi yang dimiliki. Salah satu yang paling menonjol
adalah Malang Kota Pendidikan. Situasi yang tenang, penduduk yang ramah, harga
makanan yang relatif murah dan fasilitas pendidikan yang memadai sangat cocok
untuk belajar maupun menempuh pendidikan. Sedikitnya terdapat lima universitas
negeri di Malang yakni Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang,
Universitas Islam Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri
Kesehatan Malang, serta puluhan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Selain itu, Malang juga terkenal dengan sebutan Paris Van Oost-Java,
karena kondisi alamnya yang indah, iklimnya yangs sejuk serta kota yang bersih.
Kota Malang juga berkembang menjadi Kota Wisata, Kota Sejarah, Kota Militer,
40
Kota Olahraga sesuai dengan potensi sumber daya manusianya berkembang pesat
(http://wikipedia.com 15 Februari 2017).
C.Visi Misi Kota Malang 2013-2018
Visi
Visi Kota Malang sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Malang
Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Malang Tahun 2013-2018, yaitu :
“Terwujudnya Kota Malang Sebagai Kota Bermartabat”
Misi
Misi Kota Malang Tahun 2013-2018 sebagai berikut :
1. Menciptakan masyarakat yang makmur berbudaya dan terdidik berdasarkan
nilai-nilai spiritual yang agamis, toleran, dan setara.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang asil, terukur dan akuntable.
3. Mengembangkan potensi daerah yang berwawasan lingkungan yang
berkesinambungan adil dan ekonomis
4. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Kota Malang sehingga dapat
bersaing di Era Global.
5. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kota baik fisik, maupun mental
untuk menjadi masyarakat yang produktif.
6. Membangun Kota Malang sebagai kota tujuan wisata yang aman, nyaman dan
berbudaya.
41
7. Mendorong pelaku ekonomi sektor informal dan UKM agar lebih produktif dan
kompetitif.
8. Mendorong produktivitas industri dan ekonomi skala besar dan berdaya saing,
etis, dan berwawasan lingkungan.
9. Mengembangkan sistem transportasi terpadu dan infrastruktur yang nyaman
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Laporan Kinerja Tahunan
Pemerintah Kota Malang Tahun 2014).
D. Demografi Kota Malang
Jumlah penduduk di Kota Malang pada akhir tahun 2014 bersadarkan data
penduduk yang terdaftar pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Malang 865.011 jiwa yang tersebar di lima kecamatan, 57 Keluarahan, 544 RW dan
2.098 RT. Setiap tahun Kota Malang mengalami peningkatan pertumbuhan 3,9%,
jumlah penduduknya mencapai 7.800 jiwa (Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah
Kota Malang Tahun 2014).
E. Letak Geografis Kota Malang
Kota Malang memiliki luas wilayah 110,06 km2. Kota Malang terletak pada
ketinggian antara 440-667 meter diatar permukaan air laut. Malang merupakan
salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang
dimiliki. Letaknya yang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara
astronomis terletak pada 112,06o- 112,07o Bujur Timur dan 7,06o-8,02o Lintang
Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut :
42
1. Sebelah utara Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso Kabupaten
Malang.
2. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang.
4. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang
(Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Malang Tahun 2014).
Gambar 2 : Peta Kota Malang
Sumber : Internet
Kota Malang terdiri dari lima kecamatan yakni Kecamatan Lowokwaru,
Kecamatann Blimbing, Kecamatan Sukun, Kecamatan Kedungkandang dan
Kecamatan Klojen. Kota Malang juga terdiri dari 57 Keluarahan, 544 RW
dan 4.098 RT.
43
Gambar 3 : Peta Persebaran Kecamatan di Kota Malang
Sumber : Internet
Kondisi iklim Kota Malang tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,7o –
25,1o C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7oC dan suhu minimum 18,4oC.
Rata-rata kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 40%. Seperti
umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran dua
iklim, musim hujan dan musim kemarau (http://malang.go.id 15 Februari 2017)..
3.1.2 Suku Bangsa
Sebagian besar penduduk Kota Malang berasal dari suku Jawa. Namun, suku Jawa
di Malang dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya memiliki tempramen
yang sedikit lebih keras dan egaliter. Salah satu penyebabnya adalah tipologi arek
Malang terinspirasi oleh ken Arok yang diceritakan sebagai raja yang tegas dan
lugas meskipun lebih mengarah keras. Terdapat pula sejumlah suku minoritas
sperti, Madura, Arab, Tionghoa, dan lain-lain. Sebagai kota pendidikan , Malang
juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah seluruh Indonesia.
44
Bahkan, diantara mereka juga membentuk komunitas sendiri
(https://id.m.wikipedia.org 26 Februari 2017).
3.1.3 Agama
Agama mayoritas adalah Islam, diikuti dengan kristen protestan, Katolik, Hindu,
Budha, dan Kong Hu Cu. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri
semenjak zaman kolonial antara lain Masjid Jami’ (Masjid Agung), Gereja Hati
Kudus Yesus, Gereja Katedral Ijen, Klenteng Eng An Kiong di Kota Lama serta
Candi Badut di Kecamatan Sukun dan Pura di Puncak Buring. Malang juga menjadi
pusat pendidikan keagamaan dengan banyaknya pesantren yang terkenal ialah,
Pondok Pesantren Al-Hikam pimpinan KH. Hasyim Muzadi, dan juga adanya pusat
pendidikan Kristen berupa Seminari Alkitab yang sudah terkenal di seluruh
Nusantara, salah satunya adalah seminari alkitab Asia Tenggara
(https://id.m.wikipedia.org 26 Februari 2017).
3.1.4 Bahasa
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi nasional di Kota Malang. Namun,
Bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran merupakan bahasa sehari hari
masyarakat Malang. Kalangan minoritas Suku Madura menuturkan Bahasa Madura
Malang memiliki dialek khas yang disebut Boso Walikan (Oso Kiawalan), yaitu
cara pengucapan kata secara terbalik, misalnya Malang menjadi Ngalam, bakso
menjadi oskab, dan lain sebagainya. Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal
egaliter dan blak-blakan yang menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas,
dan tidak mengenal basa-basi (https://id.m.wikipedia.org 26 Februari 2017).
45
3.1.5 Kebudayaan
Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap
kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah wayang topeng
malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern.
Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura,
dan Tengger). Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki sub-kultur budaya Jawa
Tengahan yang hidup di lereng gunung kawi, sub-kultur Madura di lereng gunung
Arjuno, dab sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-
Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras,
lugas, dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (Arema) serta
menjunjung tinggi kebersamaan dan setia kepada Malang.
Di Kota Malang juga terdapat tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa
Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, ditempat ini sering ditampilkan
aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, wayang
kulit, Reog, Kuda Lumping, serta sendra tari. Saat ini bertambah kesenian baru
yang kian berkembang pesat di Kota Malang yaitu kesenian Bantengan. Kesenian
ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat asli Malang, sejak dahulu
sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat
lokal, namun juga luar daerah, bahkan mancanegara (https://id.m.wikipedia.org 26
Februari 2017).
3.2 Industri di Kota Malang
Kota Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik, dimana sebagian besar
industrinya disokong oleh sektor industri kecil dan mikro. Hanya terdapat beberapa
46
industri manufaktur besar yang terdapat di Kota Malang sebagian disusun atas
industri manufaktur padat karya.
3.3 Profil Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang
Kelurahan Polehan secara administratif merupakan salah satu kelurahanyang
berada diwilayah Kecamatan Blimbing, dengan luas arela 117,60 Ha dengan
ketinggian dari permukaan laut 440 mdpl, suhu maksimum/ minimum adalah
24,3oC – 32,2oC, curah hujan 1887,98 mm per tahun dengan topografi wilayah
datar.
Batas administratif KelurahanPolehan Kecamatan Blimbing Kota Malang, adalah
sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Bunulrejo. Sebelah selatan berbatasan
dengan Kelurahan Kotalama. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Jodipan.
Serta, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sawojajar. Berikut bagan
batasan wilayah Kelurahan Polehan
Gambar 4. Batas wilayah Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing
Sumber : Data Kelurahan Polehan Kota Malang Tahun 2015
47
Pembagian orbitrasi dan jarak tempuh dari pusat pemerintahan, Kelurahan Polehan
dengan pusat-pusat pemerintahan kota maupun pemerintahan proponsi, adalah
sebagai berikut :
Tabel 2 : Orbitrasi dan Jarak Tempuh Kelurahan Polehan
Jarak tempuh ke pusat kecamatan
Jarak tempuh ke pusat Kota Malang
Jarak tempuh ke ibukota propinsi
:
:
:
6,0 km, 20 menit
1,0 km, 5 menit
90 km
Sumber : Data Kelurahan Polehan Kota Malang 2015
Sedangkan pembagian wilayah di Kelurahan Polehan berdasarkan Rukun Warga
(RW) dan Rukun Tetangga (RT) terdapat tujuh RW dengan luas wilayah, RW 01
5,60 dengan 11 RT, RW 02 yang luasnya 19,70 dengan 13 RT, RW 03 24,90 dengan
14 RT, RW 04 dengan luas 15,40 dengan 12 RT, RW 05 yang luasnya 11,30 dengan
7 RT, RW 06 dengan luas 22,80 dengan jumlah RT 8, serta RW 07 dengan luas
17,90 dan 9 RT. Sehingga jika diakumulasikan, luas wilayah Kelurahan Polehan
adalah 117,60 Ha dengan total 74 RT didalamnya. Berikut merupakan tabel
pembagian wilayah Kelurahan Polehan :
Tabel 3 : Pembagian wilayah Kelurahan Polehan
No. Rukun Warga Luas Wilayah (Ha) Jumlah RT
1. I 5,60 11
2. II 19,70 13
3. III 24,90 14
4. IV 15,40 12
48
No. Rukun Warga Luas Wilayah (Ha) Jumlah RT
5. V 11,30 7
6. VI 22,80 8
7. VII 17,90 9
Total 117,60 74
Sumber : Data Kelurahan Polehan Kota Malang 2015
Berdasarkan luas wilayah Kelurahan Polehan yakni 117,60 Ha, jumlah penduduk
di Polehan cukup tinggi. Adapun jumlah penduduk Laki-laki adalah 7.979 jiwa dan
penduduk perempuan sebesar 8.759. Jumlah penduduk perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki, sehingga bila diakumulasikan
jumlah penduduk di Kelurahan Polehan adalah sebesar 16.738 jiwa. Berikut
merupakan rincian penduduk di Kelurahan Polehan .
Tabel 4 : Data Kepadatan Penduduk Kelurahan Polehan
No. RW
Luas
Wilayah
(ha)
Penduduk Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Kepadatan
Penduduk
(jiawa/ha) L P
1. I 5,60 1.184 1.213 2.397 428
2. II 19,70 1.157 1.263 2.420 123
3. III 24,90 1.562 1.628 3.190 128
4. IV 15,40 1.327 1.471 2.798 182
5. V 11,30 999 1.340 2.339 207
6. VI 22,80 982 946 1.928 85
7. VII 17,90 768 898 1.666 93
Jumlah 117,60 7.979 8.759 16.738 142
Sumber : Data Kelurahan Polehan Kota Malang 2015
49
Jumlah penduduk menurut agama di Kelurahan Polehan cukup beragam. Mayoritas
penduduk adalah beragama Islam dengan jumlah 13.467 jiwa. Penduduk yang
beragama Kristen atau Protestan sebanyak 261 jiwa. Penduduk yang beragama
Katholik sebanyak 15 jiwa dan penduduk Hindu sebanyak 1 jiwa. Beriut merupakan
rincian jumlah penduduk menurut agama
Tabel 5 : Jumlah Penduduk Menurut Agama
No. Agama Jumlah
1. Islam 13.467 jiwa
2. Kristen/Protestan 261 jiwa
3. Katholik 15 jiwa
4. Hindu 1 jiwa
5. Budha 0 jiwa
6 Lain-lain 0 jiwa
Sumber : Data Kelurahan Polehan Kota Malang 2015
Tabel 6. Komposisi penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. RW
Tingkat Pendidikan
S-3 S-2 S-1 D-3 SMA SMP SD
Tdk
Tamat
SD
1. I - 1 30 14 297 283 439 57
2. II 2 11 145 45 466 189 210 98
3. III 1 2 2 - 9 20 18 -
4. IV - 1 47 36 591 457 832 -
5. V 1 3 59 31 440 224 316 232
6. VI 4 34 395 106 459 190 138 34
7. VII 1 4 312 29 543 252 325 4
Jumlah 9 56 990 261 2,805 1,615 2,278 425
Prosentase 0,05 0,33 5,91 1,56 16,76 9,65 13,61 2,54
Sumber : Data Kelurahan Polehan 2015
50
Tabel 7. Kondisi Kesehatan Masyarakat Polehan
No. Nama Penyakit Jumlah Penderita (jiwa)
2013 2014
1. Malaria 2 7
2. DBD 6 -
3. Diare/Muntaber 1 18
4. TBC 2 2
Sumber : Data Kelurahan Polehan 2015
Tabel 8. Kondisi Ekonomi Masyarakat
a. Tingkat Pekerjaan
No. RW PNS Dagang Jasa
Peg.
Swasta
ABRI &
Pensiun
Wirasw
asta
1. I 22 95 46 214 14 94
2. II 66 105 104 166 91 78
3. III 30 38 22 170 64 99
4. IV 21 150 145 362 46 52
5. V 32 87 42 326 37 36
6. VI 93 63 45 215 356 94
7. VII 65 68 97 285 165 55
Jumlah 329 606 501 1.738 773 508
Sumber : Data Kelurahan Polehan 2015
b. Tingkat Kesejahteraan
No RW Pra
Sejahtera Sejahtera 1 Sejahtera 2 Sejahtera 3
Sejahtera 3
plus
1. I 199 29 27 22 6
2. II 141 303 120 83 28
3. III 19 171 44 3 0
4. IV 123 50 25 1 0
5. V 165 203 199 88 15
6. VI 36 219 168 98 35
7. VII 46 17 0 339 52
Jumlah 729 992 583 634 136
Sumber : Data Kelurahan Polehan 2015
51
Gambar 5. Peta Kelurahan Polehan
Sumber : Dokumentasi Peneliti
3.3.1 Gambaran Lokasi Penelitian di Jalan Permadi Polehan
Gambar 6. Salah satu sudut lokasi penelitian di Jalan Permadi RT 08 / RW
04 Polehan
Sumber : Dokumentasi Peneliti
52
Polehan khususnya di Jalan Permadi dalam merupakan salah satu
area padat penduduk yang tepat berada di dekat daerah aliran sungai di
pinggiran Kota Malang. Daerah ini dulunya juga dijuluki Daerah Pak Kumis
atau Daerah Padat Penduduk Kumuh dan Miskin. Hingga saat ini kawasan
sudah berangsur mendapat perhatian pemerintah, sehingga dapat ditertibkan
menjadi kawasan bersih dan tidak kumuh.
Polehan merupakan daerah dengan jumlah perempuan pekerjaan
tertinggi di Kota Malang. Hampir disemua RT dikawasan Permadi ibu
rumah tangganya menjadi pekerja rumahan yang rat-rata merupakan dari
warga prasejahtera dengan pendapatan minimum. Menurut pendataan dari
organisasi buruh Interational Labour Organization (ILO) melalui Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Wanita Pekerja Rumahan Indonesi
(MWPRI), terdapat lebih dari 100 orang perempuan merupakan perempuan.
Hingga saat ini, pekerja rumahan yang sudah terorganisir terdapat lebih dari
82 orang ibu rumah tangga di Kelurahan Polehan yang tersebar di beberapa
RT.
Para ibu rumah tangga pekerja rumahan tersebut juga mendirikan
kelompok perempuan pekerja rumahan yang terdiri dari tiga kelompok,
yakni kelompok melati, kelompok anggrek dan kelompok kenanga.
Kelompok perempuan pekerjaan yang terdapat di Polehan ini memiliki
berbagai macam kegiatan seperti pelatihan payet, sulam, dan menjahit,
kegiatan lomba saat hari-hari tertentu yang berhubungan dengan
perempuan, serta kegiatan pertemuan lainnya.