Transcript
Page 1: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

17

BAB III

KERAGAAN AGRIBISNIS BELIMBING MANIS

3.1 Keragaan Agribisnis

Agribisnis Menurut Arsyad et al. (1985) dalam Firdaus (2008), adalah

suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata

rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan

pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang

menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan

pertanian.

Menurut Subyakto (1996) tujuan dari kegiatan agribisnis adalah untuk

memperoleh keuntungan dimana keseluruhan investasi terkait dengan aktivitas

dari usaha tani dimana tidak hanya semata-mata dalam konteks pemenuhan

kebutuhan masyarakat pedesaan, tetapi juga dalam rangka memperoleh nilai

tambah yang lebih besar, sehingga kegiatan off-farm seperti agroindustri dan

marketing menjadi sangat penting. Penerapan manajemen dalam agribisnis erat

kaitannya dengan kegiatan operasional pertanian. Proses inovasi teknologi sangat

mendukung penerapan teknologi yang menghasilkan produk dan jasa yang

bermutu tinggi. Teknologi adalah sumber daya buatan manusia yang bersifat

dinamis atau kompetitif, karena selalu mengalami perkembangan yang cepat (Said

dkk, 2001).

Berdasarkan pengertian agribisnis di atas, maka agribisnis digambarkan

sebagai sebuah sistem yang terdiri atas subsistem yang saling terintegrasi.

Page 2: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

18

Subsistem hulu (Up-Stream) adalah penyediaan bibit, pupuk, pestisida, alat dan

mesin pertanian, subsistem usahatani (On-farm) adalah penyiapan lahan,

penanaman, pemeliharaan hingga panen, subsistem hilir (Down-Stream) adalah

proses pasca panen yang meliputi pengolahan, penyimpanan, distribusi, tataniaga,

serta subsistem penunjang (Support-Services) adalah lembaga pembiayaan,

lembaga penelitian, transportasi, peraturan pemerintah. Semua sub-sistem tersebut

saling terkait seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Sistem Agribisnis, Firdaus (2008)

3.2 Belimbing Manis (Averrhoa carambola)

Tanaman belimbing manis tergolong tanaman buah tahunan, yaitu hidup

menahun (parenial) yang berumur sampai puluhan tahun. Belimbing manis

tergolong buah tropis dengan ciri-ciri antara lain besar tajuk pohon, bentuk tajuk,

tinggi tanaman, dan percabangan mudah diatur sesuai dengan yang diinginkan.

Buah belimbing manis sudah dikonsumsi dan dinikmati oleh masyarakat sejak

zaman prasejarah. Tanaman belimbing manis berbuah sepanjang tahun. Dalam

satu tahun tanaman belimbing manis dapat berbuah 3-4 kali. Secara morfologis,

Page 3: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

organ-organ tanaman belimbing manis terdiri atas

buah, dan biji.

Belimbing manis mempunyai nama latin

Averrhoa diambil dari nama seorang filsuf

seorang berkebangsaan Arab yang pertama kali menulis

Adapun kata carambola adalah pemberian pelaut portugis ketika mereka pertama

kali menemukan buah belimbing di pantai Malabar (India). Dalam taksonomi

tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai

1. Kingdom

2. Divisi

3. Sub-divisi

4. Kelas

5. Ordo

6. Famili

7. Genus

8. Spesies

2 Cahyono, Bambang. 2010. 21

man belimbing manis terdiri atas akar, batang, daun, bunga,

Belimbing manis mempunyai nama latin Averrhoa c

Averrhoa diambil dari nama seorang filsuf islam, yaitu Averroes atau Ibn Rusyd,

rkebangsaan Arab yang pertama kali menulis tentang belimbing.

arambola adalah pemberian pelaut portugis ketika mereka pertama

kali menemukan buah belimbing di pantai Malabar (India). Dalam taksonomi

tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut;

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

: Angiospermae (berbiji tertutup)

: Dicotyledonae (biji berkeping dua)

: Oxalidales

: Oxalidaceae

: Averrhoa

: Averrhoa carambola L. (belimbing manis)

Gambar 3. Belimbing Manis

2010. Cara Sukses Berkebun Belimbing Manis. Jakarta: Pustaka Mina

19

akar, batang, daun, bunga,

Averrhoa carambola, kata

islam, yaitu Averroes atau Ibn Rusyd,

tentang belimbing.

arambola adalah pemberian pelaut portugis ketika mereka pertama

kali menemukan buah belimbing di pantai Malabar (India). Dalam taksonomi

L. (belimbing manis)2

. Jakarta: Pustaka Mina. Hal

Page 4: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

20

Varietas belimbing manis yang telah dibudidayakan dan dikembangkan

oleh masyarakat bermacam-macam, ada yang merupakan varietas lokal dan ada

yang merupakan varietas produksi dari luar negeri, dimana masing-masing

varietas memiliki sifat yang berbeda. Perbedaan sifat ini, terletak pada besarnya

ukuran buah, ukuran panjang buah, rasa buah, warna buah, tekstur buah,

produktivitas tanaman, ketahanan tanaman terhadap lingkungan tumbuh, dan

bentuk tajuk.

Beberapa varietas yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dan diminati

oleh konsumen antara lain, varietas belimbing Dewi dan Dewa. Belimbing

varietas Dewi merupakan varietas lokal yang banyak dibudidayakan dan

dikembangkan di daerah Depok dan DKI Jakarta. Tanaman berhabitus tidak

terlalu besar, rimbun, daun berwarna hijau tua berbentuk oval dengan ujung

rancing. Buah berukuran besar, dengan bobot berkisar antara 10-15 cm dan

berbentuk lonjong. Buah yang telah matang berwarna merah jingga dan

mengkilap. Buah terdiri atas lima lekukan sayap (belimbingan). Belimbingannya

tebal dengan pinggirannya berwarna hijau, namun bila telah matang penuh, warna

hijau pada pinggiran menjadi warna kuning. Buah belimbing varietas dewi,

rasanya manis menyegarkan, dengan kandungan air sedikit.

Varietas yang kedua yaitu, belimbing varietas Dewa. Varietas Dewa

merupakan varietas lokal yang juga banyak terdapat di daerah DKI Jakarta dan

Depok. Tanaman berhabitus, pohon tidak terlalu besar, rimbun, daun berwarna

hijau muda dan bentuk daun yang ramping. Ukuran buah dan bentuk buah sama

dengan belimbing varietas Dewi, namun, buah yang telah matang berwarna

Page 5: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

21

kuning, dengan pinggiran belimbingan (linggir) berwarna hijau, rasa buahnya

manis dan menyegarkan.3

Tanaman belimbing manis memiliki beberapa syarat tumbuh, seperti

iklim. Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu kencang,

karena dapat menyebabkan gugurnya bunga atau buah. Suhu udara berkisar antara

23oC - 27 oC, dengan kelembaban udara berkisar antara 60-70 persen.

Kelembaban udara berpengaruh terhadap fotosintesis. Selain itu, suhu dan

kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak basah), C

(basah), dengan 6–12 bulan basah dan 0–6 bulan kering, namun paling baik di

daerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering. kemudian dengan

curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan

gugurnya bunga dan buah, sehingga produksinya akan rendah.

Tempat tanam atau media tumbuh belimbing manis yaitu secara terbuka

dan mendapat sinar matahari secara memadai dengan intensitas penyinaran 45- 50

persen, namun juga toleran terhadap naungan/tempat terlindung. Untuk

pertumbuhan yang optimal, tanaman belimbing manis menghendaki derajat

keasaman tanah 5,5 -7,5 dan sifat biologis tanah yang perlu diperhatikan adalah

banyaknya bahan organik tanah (humus) dan banyaknya organisme tanah yang

terkandung di dalam tanah.4

3 Cahyono, Bambang. 2010. Cara Sukses Berkebun Belimbing Manis. Jakarta: Pustaka Mina. Hal.

28-31 4 Cahyono, Bambang. 2010. Cara Sukses Berkebun Belimbing Manis. Jakarta: Pustaka Mina. Hal.

37-39

Page 6: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

22

3.3 Keragaan Agribisnis Belimbing Manis

3.3.1 Subsistem Hulu (Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi)

Penyediaan sarana dan prasarana produksi merupakan hal yang penting

dalam memulai kegiatan agribisnis belimbing manis. Sarana penunjang ini terdiri

atas ketersediaan bibit, pupuk, pestisida dan alat- alat pertanian penunjang

kegiatan agribisnis belimbing manis. Petani dapat langsung membeli saprotan ke

toko/koperasi, dan mendapatkan kredit melalui Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) . Sistem kreditnya adalah petani bisa mengajukan pinjaman lewat

gapoktan, dengan cara pembayaran kredit. Jika membeli dengan cara kredit

melalui gapoktan, maka harga beli saprotan akan ditambah 10 persen dari harga

sebenarnya. Untuk teknis pembayarannya, dapat dibayar 3-4 bulan. Berikut ini

merupakan sarana dan prasarana produksi yang dibutuhkan petani pada kegiatan

agribisnis belimbing manis.

a. Bibit

Bibit merupakan bahan utama yang menentukan pertumbuhan dan hasil

suatu tanaman, oleh karena itu dalam pembudidayaan belimbing, harus dipilih

bibit yang berkualitas agar hasil panen maksimal. Berdasarkan hasil penelitian,

bibit yang digunakan petani belimbing di Kelurahan Tugu adalah varietas Dewa,

namun kali pertama bibit yang digunakan petani adalah varietas Dewi. Karena

yang diketahui oleh masyarakat pada saat itu adalah varietas Dewi. Saat ini nama

Dewi sudah dipatenkan oleh Ibu Dewi dari Pondok Gede, sehingga pemerintah

mempunyai gagasan untuk mengganti varietas menjadi belimbing Dewa.

Belimbing Dewa merupakan persilangan antara varietas Dewi dan Bangkok.

Page 7: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

23

Para petani belimbing di Kelurahan Tugu memperoleh sarana dan

prasarana produksi di Koperasi SRI Limo Depok dan ada juga yang membeli ke

toko saprodi yang terletak di pasar Palsigunung. Pemakaian bibit akan disesuaikan

dengan jumlah pohon yang ada. Terdapat kurang lebih 200 sampai 250 pohon

dalam lahan seluas 1 Hektar. ketersediaan bibit di tingkat lokal selalu bisa

mencukupi dan tersedia di toko saprodi maupun Koperasi SRI Limo Depok.

Harga bibit saat ini sekitar Rp 25.000 dengan ukuran 80 cm. Penyediaan bibit

tambahan untuk penyulaman jarang dilakukan oleh petani. Persentase kegagalan

tumbuh pada tanaman belimbing relatif kecil sekitar 1- 5 persen.

Pohon belimbing yang ada di Kelurahan Tugu sudah mencapai umur 20-

25 tahun, oleh karena itu saat ini di Kelurahan Tugu tidak ada petani yang baru

mulai menanam, kebanyakan petani sedang mengembangkan agribisnis belimbing

manis. Awal penanaman belimbing manis, sekitar tahun 1980, bibit diperoleh dari

pedagang bibit keliling yang menjajakan dagangannya di sekitar Kelurahan Tugu.

Bibit belimbing manis dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Bibit Belimbing Manis

Page 8: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

24

b. Pupuk

Pupuk merupakan salah satu sarana produksi utama dalam proses

budidaya belimbing. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan pupuk beragam

baik jumlah maupun jenisnya. Pupuk yang digunakan untuk memenuhi nutrisi

akar adalah pupuk organik yang berupa kompos atau kotoran hewan ternak,

pupuk anorganik yaitu NPK, pupuk daun untuk memenuhi nutrisi daun pada

tanaman yang sudah produktif di atas umur tiga tahun dan hormon (zat pengatur

tumbuh). Jumlah pemakaian pupuk disesuaikan dengan kebutuhan. Petani dapat

memperoleh pupuk anorganik seperti NPK di toko saprodi maupun di Koperasi

SRI Limo Depok. Untuk pemenuhan pupuk organik, petani memperoleh pupuk

dari peternak hewan, sedangkan untuk kompos para petani dapat memperoleh di

toko saprodi seperti toko Trubus. Petani membeli pupuk sesuai dengan yang

dibutuhkan dan sesuai dengan dana yang ada. Ketersediaan pupuk di tingkat lokal

memadai dan tidak pernah ditemui hambatan.

Pupuk yang dibeli oleh petani ada yang bersubsidi maupun tidak

bersubsidi. Dalam pembeliannya petani belimbing dapat memilih apakah akan

membeli pupuk bersubsidi maupun tidak bersubsidi. Harga pupuk bersubsidi

sebesar Rp 122.500/50 kg, sedangkan harga non-subsidi sebesar Rp 160.000/50

kg. Harga kompos dan kotoran hewan berkisar antara Rp 500/kg sampai Rp

1000/kg. Harga pupuk daun sebesar Rp 60.000/Kg dan harga hormon (zat

pengatur tumbuh) sebesar Rp 90.000/Liter. Pupuk belimbing manis dapat dilihat

pada Gambar 5 di bawah ini.

Page 9: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

25

Gambar 5. Pupuk NPK (Kiri) dan Pupuk Daun (Kanan)

c. Pestisida

Pestisida yang umumnya digunakan petani belimbing dalam

mengendalikan hama dan penyakit adalah insektisida jenis kontak. Insektisida ini

biasanya berupa insektisida cair. Merek insektisida yang biasa dipakai petani

adalah Decis dan Curacron. Sumber perolehan pestisida bisa diperoleh di toko

saprodi maupun di Koperasi SRI Limo Depok, dengan harga Rp. 35.000-

125.000/500 cc. Dalam pembeliannya petani tidak pernah ada kesulitan. Jika

merek yang biasanya dipakai tidak ditemukan, maka petani akan beralih ke merek

lain.

Gambar 6. Pestisida untuk Belimbing Manis

Page 10: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

26

d. Alat pengairan

Pengairan untuk tanaman belimbing tidak begitu rutin dilakukan.

Pengairan dilakukan pada saat musim kemarau. Petani belimbing yang ada di

Kelurahan Tugu, lokasinya tersebar. Ada yang lokasinya di dekat Sungai

Ciliwung dan jauh dari Sungai Ciliwung. Petani yang dekat dengan Sungai

Ciliwung akan mengambil air dari sungai tersebut. Alat yang dipakai adalah

mesin penyedot ait. Jika petani yang jauh dari Sungai Ciliwung, maka sumber

airnya adalah air tanah.

e. Alat Pertanian

Alat –alat yang dipakai dalam agribisnis belimbing manis masih

sederhana, diantaranya cangkul, gaco, sprayer, parang/golok, gerobak dorong,

sapu lidi, garpu, mesin steam, tangga kayu, selang dan mesin penyedot air. Rata-

rata peralatan mesin yang dipakai sudah berumur 5-10 tahun. Sumber perolehan

alat-alat tersebut dapat diperoleh dari toko saprodi, maupun di toko peralatan

biasa. Ketersediaan terhadap alat-alat tersebut juga selalu ada, tidak pernah ada

kesulitan mendapatkannya. Jumlah alat yang dipakai sekitar 3-5 buah untuk lahan

1 hektar.

Gambar 7. Power Sprayer dan Mesin Steam

Page 11: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

27

3.3.2 Subsistem Usahatani

Subsistem usahatani merupakan kegiatan mengolah lahan belimbing dari

awal tanam hingga panen. Tanaman belimbing di Kelurahan Tugu, saat ini rata-

rata berumur 20-25 tahun, oleh karena itu proses yang dilakukan saat ini hanya

pemeliharaan saja. Sampai saat ini belum diketahui pada umur berapa tanaman

belimbing akan mati dan tidak berproduksi. Tanaman belimbing yang mati

biasanya disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi perumahan dan akibat

ditebang. Berikut ini merupakan proses penanaman belimbing dari awal tanam

hingga panen.

a. Persiapan lahan dan penyiapan bibit

Kegiatan penyiapan lahan bertujuan untuk memperoleh lahan yang siap

ditanami dan terbebas dari gangguan fisik. Kegiatan penyiapan lahan dilakukan

kurang lebih selama satu minggu. Dalam kegiatan penyiapan lahan juga dilakukan

bersamaan dengan kegiatan pengajiran, yaitu memasang tanda pada lokasi lubang

tanam belimbing sesuai jarak tanam yang telah ditetapkan. Rata-rata petani

belimbing di Kelurahan Tugu memakai jarak tanam 7 x 7 m. Standar prosedur

operasional penanaman belimbing di Kota Depok menyebutkan jarak tanam

adalah 6 x 6 m. Pola jarak tanam belimbing manis dapat dilihat pada Gambar 8 di

bawah ini

Gambar 8. Pola Jarak Tanam Belimbing Manis

Page 12: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

28

Sub kegiatan kedua adalah pembuatan lubang tanam. Lubang tanam

untuk bibit adalah 1m x 1m x 40 cm. Berbeda dengan yang dijelaskan dalam buku

Standar prosedur operasional penanaman belimbing di Kota Depok. Jika buku

tersebut disebutkan lubang tanam untuk bibit adalah 1m x 1m x 50 cm. Dalam

kegiatan pembuatan lubang tanam juga dilakukan pemupukan awal tanam dengan

pupuk NPK dan organik. Tenaga kerja yang dipakai pada saat kegiatan penyiapan

lahan sekitar lima orang. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam penyiapan lahan

adalah parang/golok, cangkul, garpu, gerobak dorong dan sapu lidi.

Bibit yang dipakai petani di dapat dari penjual bibit keliling, penangkar

bibit dan toko saprodi. Bibit yang dipakai umumnya mempunyai ciri-ciri antara

lain, telah berumur enam bulan atau lebih, tinggi bibit sekitar 80 cm dengan

bentuk batang lurus dan tegak.

Kegiatan persiapan lahan dan penyiapan bibit yang dilakukan petani

hampir sesuai dengan yang ada dalam buku Standar Prosedur Operasional (SPO)

Belimbing Dewa. Perbedaan terletak pada waktu pelaksanaan. Dalam teori

disebutkan waktu pelaksanaan dilakukan dalam dua minggu, namun petani hanya

melakukan kegiatan ini satu minggu saja.

b. Penanaman

Penanaman bibit belimbing dilakukan setelah kegiatan penyiapan lahan.

Bibit yang sudah disiapkan dimasukkan kedalam lubang tanam yang sebelumnya

sudah disiapkan. Kemudian buka polibag bibit dengan hati-hati, setelah itu

letakkan bibit di dasar lubang tanam dan timbun bibit dengan tanah bagian atas

sampai setinggi leher akar, padatkan tanah, kemudian siram dengan air

Page 13: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

29

secukupnya. Kegiatan terakhir adalah tancapkan ajir 5-10 cm dari bibit yang baru

ditanam, lalu diikat. Kegiatan penanaman ini membutuhkan tenaga kerja sekitar 5-

10 orang. Prosedur pelaksanaan yang dilakukan petani sama dengan yang ada

dalam dalam buku Standar Prosedur Operasional (SPO) Belimbing Dewa.

c. Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan pemberian pupuk pada tanaman untuk

menyediakan kebutuhan unsur hara (nutrisi) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

dan perkembangan tanaman. Tahapan pelaksanaan kegiatan pemupukan adalah

sebagai berikut :

• Siapkan pupuk sesuai jenis dan dosis yang akan digunakan (pupuk

kandang dan NPK) pada tempat yang telah ditentukan

• Berikan pupuk sesuai dosis.

Tabel 4. Dosis Pupuk Per Pohon Belimbing Manis

Waktu Pemupukan Jenis dan Dosis Pupuk

Pupuk Kandang (Kg)

NPK (15:15:15) (Kg)

3- 12 bulan setelah tanam 20-30

0.2-0.3 (tiap 3 bulan)

1-3 tahun setelah tanam 30-40

0.4-0.6 (tiap 3 bulan)

> 3 tahun setelah tanam 40-60

0.7-1.0 (tiap 3 bulan)

3-4 minggu sekali pada tanaman produktif

Pupuk Daun Sesui dosis anjuran

Sumber : Buku Saku Belimbing, 2011

• Masukkan pupuk ke dalam lubang tanam, lalu tutup. Apabila pupuk daun

yang dicairkan, maka larutkan dulu pupuk dalam timba dengan air, lalu

semprotkan dengan sprayer/power sprayer

Page 14: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

30

Gambar 9. Proses Pemupukan dan Ilustrasi Parit Penempatan Pupuk

Kegiatan pemupukan yang ada dilapangan hampir sesuai dengan teori di

atas. Pupuk yang dipakai petani juga sama yaitu pupuk kandang dan NPK 15 : 15:

15. Pada awal tanam pemupukan menggunakan pupuk organik/ pupuk kandang

dan NPK. Setelah itu secara rutin pemupukan dilakukan pada tiga bulan sekali

setelah panen, namun ada beberapa petani yang tidak mengikuti prtosedur yang

ada. kadang kala setelah memanen, petani ada yang tidak melakukan pemupukan.

Dosis yang digunakan petani adalah sebagai berikut;

Tabel 5. Dosis Pupuk Per Pohon Belimbing di Kelurahan Tugu, Kecamatan

Cimanggis, Kota Depok

Waktu Pemupukan Jenis dan Dosis Pupuk

Pupuk Kandang (Kg)

NPK (15:15:15) (Kg)

1-5 tahun setelah tanam 5-10

0,3-0,7(tiap 3 bulan)

5-10 tahun setelah tanam 20-40 1-4 (tiap 3 bulan) 15 tahun ke atas 60 10 (tiap 3 bulan) Dua kali dalam seminggu pada tanaman produktif

Pupuk Daun Sesui dosis

anjuran Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2011

Page 15: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

31

d. Pengairan

Pengairan merupakan kegiatan memberikan air untuk tanaman dalam

menyediakan kebutuhan air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Tahapan pelaksanaan kegiatan pengairan adalah, tahap awal siapkan alat dan

bahan pengairan, lalu lakukan pengairan secara berkala (melihat kondisi tanaman

dan tanah) dan hentikan pengairan bila tanah telah cukup air.

Dari hasil penelitian, pengairan untuk belimbing di Kelurahan Tugu

tidak terlalu sering dilakukan. Pengairan dilakukan pada saat musim kemarau saja,

selebihnya pengairan mengandalkan air tadah hujan. pengairan pada saat musim

kemarau dilakukan satu kali dalam seminggu. Sumber air yang digunakan petani

ketika kemarau adalah air tanah dan air dari sungai ciliwung. Alat yang digunakan

pada pengairan ini adalah mesin penyedot air. Mesin penyedot air tersebut

menghabiskan 4 liter bensin dalam sehari. Pada saat penyemprotan petani

membutuhkan sekitar 2-3 tenaga kerja.

e. Pemangkasan

Sub kegiatan pemangkasan terbagi menjadi dua, yaitu pemangkasan

pemeliharaan dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan pemeliharaan

merupakan kegiatan memotong cabang/ ranting yang tidak bermanfaat dengan

tujuan untuk merangsang pembungaan, membuang ranting/cabang yang mati,

tunas air, maupun yang tidak produktif, mengendalikan serangan OPT,

membentuk tajuk tanaman yang kokoh dan memudahkan dalam pengelolaan dan

panen. Pemangkasan pemeliharaan juga berfungsi untuk mempertahankan pohon

Page 16: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

32

agar tidak terlalu tinggi. Dengan pemangkasan ini, pohon bisa lebih mudah

tumbuh kearah samping dan bukan ke atas.

Pemangkasan peremajaan merupakan kegiatan memotong

cabang/ranting tanaman yang tidak produktif untuk meremajakan tanaman/

memperpanjang usia produktif (biasa dilakukan pada tanaman yang telah berusia

lebih dari sepuluh tahun ataupun mengganti dengan varietas baru).

Petani belimbing di Kelurahan Tugu hanya melakukan pemangkasan

pemeliharaan saja. Pemangkasan pemeliharaan ini dilakukan untuk membuang

cabang atau batang yang tidak diperlukan atau dalam bahasa petani adalah cabang

maling/ batang maling. Kegiatan pemangkasan ini dilakukan bersamaan dengan

pembungkusan dan penjarangan buah. Dalam melakukan pemangkasan ini

dibutuhkan sekitar lima orang tenaga kerja.

f. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)

Pengendalian OPT merupakan tindakan yang dilaksanakan untuk

mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh OPT

(Organisme pengganggu tanaman) utama yang menyerang tanaman belimbing

manis dengan cara memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang

dikembangkan dalam satu kesatuan untuk mengendalikan OPT yang dapat

mengurangi mutu dan jumlah produksi buah belimbing manis.

Dari hasil penelitian, menurut petani hama utama pada tanaman

belimbing adalah lalat buah (Batroceo caramolae atau Batroceo dorsalis ). Gejala

serangannya yaitu lalat buah dewasa bertelur dalam buah, Larva yang menetas

Page 17: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

33

memakan isi buah. Akhirnya buah menjadi busuk dan gugur. Hama lalat buah

dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini

Gambar 10. Hama Lalat Buah dan Gejala Yang Menyerang Pada Buah

Belimbing

Hama lainnya adalah penggerek buah dan semut. Cara pengendalian

hama tersebut adalah dengan menggunakan pestisida cair jenis kontak. Karena

menurut petani jenis insektisida kontak ini prosesnya cepat dalam menanggulangi

hama. Dengan insektisida kontak ini, hama diserang melalui pernafasan dan kulit.

Ada juga yang menggunakan jenis insektisida sistemik, namun prosesnya agak

lambat. Jenis insektisida kontak yang biasa dibeli oleh petani adalah Decis dan

Curacron. Sedangkan, untuk penyakit utama yang menyerang tanaman belimbing

adalah penyakit jamur Upas (Upasita salminicolor), dengan gejala serangan pada

batang atau cabang yang kulitnya berwarna coklat dan belum membentuk lapisan

gabus tebal. Cara pengendaliannya adalah dengan mengoleskan anti jamur pada

batang yang terkena penyakit. Tenaga kerja yang dipakai dalam kegiatan

pengendalian OPT sekitar lima orang tenaga kerja. Penyakit jamur upas dapat

dilihat pada Gambar 11 di bawah ini

Page 18: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

34

Gambar 11. Penyakit Jamur Upas

Gejala dan penyakit utama yang ada pada pustaka hampir sama dengan

yang ditemukan di lapangan, hanya berbeda cara pengendaliannya. Dalam pustaka

disebutkan, cara pengendalian hama lalat buah adalah dengan membungkus buah

3-4 minggu setelah buah terbentuk, buah yang terserang/ jatuh dikumpulkan,

dimasukkan dalam kantung plastik lalu dibenamkan di dalam tanah sedalam 30

cm atau dibakar, kemudian gunakan perangkap lalat buah dengan memakai zat

yang disebut feromon yaitu metal eugenol (Petrogenol 800 L). Sedangkan cara

pengendalian penyakit jamur adalah dengan penyemprotan atau dengan

pengolesan cabang sakit dengan fungisida.

g. Sanitasi Kebun

Sanitasi kebun merupakan kegiatan untuk menjaga kebersihan dan

kesehatan lingkungan kebun sehingga dapat memberikan lingkungan tumbuh

yang baik bagi pertumbuhan tanaman dan memutuskan siklus hidup Organisme

pengganggu tanaman (OPT). Sanitasi kebun yang dilakukan petani belimbing di

Kelurahan Tugu ditujukan untuk membersihkan gulma- gulma yang ada di sekitar

tanaman. Pembersihan gulma ini biasanya dilakukan bersamaan dengan

pemupukan dan pengendalian OPT . tenaga kerja yang dipakai sekitar 5 orang.

Namun ada beberapa petani yang jarang melakukan sanitasi kebun secara teratur.

Page 19: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

35

h. Penjarangan Buah

Penjarangan buah merupakan kegiatan mengurangi jumlah buah pada

tanaman untuk meningkatkan ukuran dan mutu buah. Penjarangan buah dilakukan

saat buah berukuran 2-3 cm atau 15-20 hari sejak munculnya bunga. Kriteria

penjarangan buah yaitu buang buah bila bentuk dan ukurannya tidak normal,

buah terserang OPT, terdapat diujung ranting/cabang dan dalam satu dompolan

terdapat lebih dari 2 buah.

Penjarangan buah yang dilakukan petani belimbing di Kelurahan Tugu

dilakukan bersamaan dengan pembungkusan dan pemangkasan. Penjarangan buah

dilakukan jika ditemukan buah yang bengkok, buah busuk, buah jelek, dan jika

ditemukan lebih dari dua buah dalam satu dompolan.

Gambar 12. Penjarangan Buah

i. Pembungkusan

Pembungkusan buah merupakan kegiatan membungkus buah muda

dengan plastik transparan untuk menghindari buah dari serangan OPT,

meningkatkan mutu buah dan menghindari buah dari pencemaran pestisida.

Pembungkusan dilakukan berbarengan dengan penjarangan buah dan

Page 20: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

36

pemangkasan. Pembungkusan dilakukan 1,5 bulan setelah munculnya bunga.

Pada saat itu, buah belimbing mempunyai berat sekitar 20 gram dan bentuknya

sebesar ibu jari kaki, butuh waktu 1,5 bulan lagi untuk mencapai masa

kematangan buah, jadi lamanya buah bisa di panen adalah tiga bulan setelah

berbunga.

Proses pembungkusan buah yang pertama adalah persiapkan peralatan

untuk membungkus buah seperti tali, kertas koran atau kertas karbon, tangga

bambu, gunting dan lainnya. setelah itu lakukan pembungkusan. Pembungkusan

yang dilakukan petani belimbing di Kelurahan Tugu menggunakan kertas karbon

dan koran. Diantara kertas karbon dan koran, yang lebih baik adalah kertas

karbon. Kertas karbon membuat proses kematangan buah lebih cepat dan warna

buah lebih cerah dibandingkan kertas koran. Namun harga kertas karbon lebih

mahal dari kertas koran yaitu Rp 150 dan kertas koran Rp 100. Tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk kegiatan pembungkusan sekitar 10-15 orang. Prosedur

pembungkusan yaitu masing-masing pekerja diberi kantong pembungkus dan

akan dihitung berapa banyak mereka dapat membungkus belimbing. Upah

membungkus satu buah belimbing adalah Rp 150. Pembungkusan buah dapat

dilihat pada Gambar 13 di bawah ini

Gambar 13. Pembungkusan Buah

Page 21: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

37

j. Panen

Sub kegiatan pertama adalah penentuan saat panen. Kegiatan ini

menentukan saat pemetikan buah terbaik sesuai dengan permintaan pasar/

konsumen dengan tujuan untuk memperoleh buah yang sesuai dengan tingkat

kematangan dan waktu pemetikannya yang tepat. Tahapan pelaksanaan kegiatan

penentuan saat panen adalah cek bedasarkan tanda warna pada tali bambu atau tali

rafia bewarna yang menandakan umur buah dan kematangan. Buah belimbing

yang dibungkus diberi tanda tali untuk membedakan waktu pembungkusan antara

satu buah dengan buah yang lain. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari

kekeliruan dalam menentukan waktu panen untuk buah. Kegiatan selanjutnya

adalah pemetikan buah yang merupakan kegiatan memetik buah yang siap

dipanen.

Panen belimbing di Kelurahan Tugu dilakukan setiap tiga bulan sekali

yaitu pada bulan Januari hingga Februari, Mei hingga Juni, dan September hingga

Oktober. Pada saat panen buah belimbing, terdapat satu kali panen raya dan

selebihnya adalah panen dengan hasil yang tidak sebanyak pada saat panen raya.

Dalam satu area lahan kebun belimbing, pohon yang berbuah kira-kira 50 persen

dari jumlah seluruh pohon yang ada. Pohon belimbing mencapai hasil yang

produktif pada saat umur 15-30 tahun dengan hasil panen buah 0-1000 buah per

pohon. Pemanenan biasanya dilakukan 1,5 bulan setelah pembungkusan atau

sekitar 80-90 hari. Indeks kematangan buah dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah

ini.

Page 22: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

38

Tabel 6 . Ciri-ciri Indeks Kematangan Buah Belimbing Dewa di Kota Depok Indeks Kematangan Buah

Waktu Ciri-Ciri Buah Belimbing Dewa

Indeks I 35 hari Buah berwarna hijau keputihan Indeks II 60 hari Buah berwarna putih kekuningan Indeks III 65 hari Buah berwarna kuning kehijauan Indeks IV 80 hari Buah berwarna kuning tua kehijauan Indeks V 90 hari Buah berwarna kuning kemerahan Indeks VI 90 hari Buah berwarna oranye kemerahan Indeks VII 120 hari Buah berwarna oranye kemerahan, buah

terlalu matang Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok (2007)

Berdasarkan Tabel 6 di atas, petani di Kelurahan Tugu memanen buah

belimbing pada indeks V, yaitu pada waktu buah sudah berumur 90 hari setelah

pembungkusan. Setelah menentukan waktu panen, kegiatan selanjutnya adalah

pemetikan. Pemetikan pada satu pohon belimbing harus diselesaikan sampai

tuntas. kemudian ketika satu pohon sudah tuntas dipetik semua bisa beralih ke

pohon lain untuk dipetik. Hal tersebut dilakukan agar proses kerjanya tidak rumit

dan efisien. Cara pemanenan oleh petani masih sederhana, yaitu buah dipetik, dan

dimasukkan ke dalam keranjang. Tenaga kerja pada saat kegiatan pemanenan ini

sekitar 10-15 orang. Hasil panen buah belimbing dapat dilihat pada Gambar 14 di

bawah ini

Gambar 14. Hasil Panen Buah Belimbing

Page 23: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

39

3.3.3 Subsistem Pasca Panen/ Agroindustri

Kegiatan pascapenen terdiri atas beberapa langkah kegiatan yaitu

pembersihan, sortasi dan grading. Pembersihan merupakan kegiatan

membersihkan buah belimbing untuk menghilangkan kotoran seperti debu/tanah,

daun/ranting dan hama yang masih menempel pada buah. Sortasi merupakan

kegiatan memilih dan memisahkan buah bedasarkan mutu belimbing manis

dengan tujuan untuk memisahkan buah yang baik dengan buah yang tidak baik,

mendapatkan buah yang memiliki keseragaman varietas, berat, tingkat kesegaran,

dan tingkat ketuaan.

Agroindustri atau disebut pengolahan hasil pertanian adalah kegiatan

yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan

menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Produk Agroindustri

dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk

bahan baku industri lainnya. Pengolahan hasil pertanian juga berguna untuk

memberikan nilai tambah pada komoditas belimbing manis ketika dipasarkan

kepada konsumen.

Kegiatan pasca panen yang dilakukan oleh petani belimbing di

Kelurahan Tugu masih sederhana. Setelah proses pemanenan, belimbing dibawa

untuk dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat. Kemudian dilakukan sortasi

dan grading untuk mengelompokkan buah sesuai dengan kelasnya (grade). Grade

A adalah buah dengan berat lebih dari 200 gram. Grade B yaitu buah dengan berat

antara 150-200 gram dan grade C adalah buah dengan berat kurang dari 150 gram

atau dalam keadaan cacat. Penentuan grade tersebut merupakan penentuan berat

Page 24: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

40

minimal, karena jika ada buah belimbing grade A yang beratnya mencapai 300 gr,

tetap masuk kedalam kategori grade A. Pemerintah Kota Depok memberikan

standar target mutu yang cukup tinggi untuk berat buah belimbing yaitu Grade A

adalah buah dengan berat lebih dari 500 gram. Grade B yaitu buah dengan berat

lebih dari 400 gram dan grade C adalah buah dengan berat lebih dari 300 gram.

Kenyataan di lapangan, jarang ada petani di Depok yang mencapai target mutu

tersebut. Rata-rata belimbing dipasaran beratnya hampir sama dengan

pengkelasan yang ada di Kelurahan Tugu. Buah belimbing berdasarkan grade

dapat dilihat pada Gambar 15 di bawah ini

Gambar 15. Belimbing Manis Grade A (kiri), Grade B dan Grade C (kanan)

Kegiatan pengolahan buah belimbing/ Agroindustri belum dilaksanakan

oleh petani dan belum terbentuk program tersendiri untuk melaksanakan

pengolahan hasil belimbing di dalam kelompok tani. Semua petani di Kelurahan

Tugu, menjual hasil buah segarnya ke pasar induk maupun kepada pengumpul.

Pengolahan belimbing yang ada di Kelurahan Tugu ini dilakukan oleh usaha kecil

menengah dan bukan dari petani sendiri. Proses pengolahan tersebut masih dalam

skala sederhana. Pengolahan hasil dari buah belimbing biasanya dijadikan sirup

Page 25: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

41

belimbing manis, jus/sari buah belimbing manis, selai belimbing manis, manisan

belimbing manis, dodol belimbing manis, dan sebagainya.

3.3.4 Subsistem Pemasaran

Perencanaan pemasaran harus disiapkan dengan matang sehingga pada

saat panen, hasil produksi sudah mempunyai pasar tersendiri. Perencanaan ini

menentukan apakah hasil panen belimbing manis akan langsung dipasarkan dalam

bentuk segar dari kebun, atau dalam keadaan belimbing manis sudah diolah.

Jalur pemasaran buah belimbing yang ada di kelompok tani Maju

Bersama, Kelurahan Tugu, yaitu buah belimbing yang sudah dipanen akan

langsung dipasarkan oleh petani. Pemasaran buah belimbing meliputi wilayah

JABODETABEK. tujuan pemasaran belimbing adalah pasar induk Kramat Jati

dan pasar induk di Pasar Minggu. Jalur pemasaran dapat dilihat pada Gambar 16

di bawah ini.

Gambar 16. Pemasaran Belimbing pada Kelompok Tani Maju Bersama,

Kelurahan Tugu

Petani

Konsumen Supermarket Supplier

Toko buah

Pengumpul

Pasar (Lapak) Konsumen

Page 26: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

42

Jalur pemasaran belimbing di Kelurahan Tugu dimulai dari petani yang

menjual hasil panennya kepada pengumpul. Pengumpul disini juga merupakan

petani yang langsung menjual hasilnya ke pasar. Kemudian pengumpul

mendistribusikan hasil panen ke pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Minggu. Dari

pasar tersebut jalur pemasaran dibagi menjadi dua yaitu didistribusikan kepada

toko buah eceran dan supplier yang akan mendistribusikan kepada supermarket.

Langkah terakhir adalah belimbing akan dijual kepada konsumen.

Supplier dan toko buah membeli belimbing dengan grade yang berbeda

sesuai dengan kebutuhan. Tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan pembelian

pada masing-masing grade.

Tabel 7 . Perbedaan Grade pada Komoditas Belimbing di Kelurahan Tugu

Perbedaan Grade A Grade B Grade C Berat > 200 gram 150 – 200 gram < 150 gr/cacat Sasaran penjualan Toko buah Supermarket

Pasar tradisional

Harga jual petani Rp 5000/kg Rp 5000/kg Rp 2000/kg Harga beli pengumpul

Rp 6000/kg Rp 6000/kg Rp 2500/kg

Harga beli lapak (pasar)

Rp 7000/kg Rp 7000/kg Rp 3500/kg

Harga beli toko buah

Rp 9000/kg Rp 8000/kg Rp 5000/kg

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 7 di atas, perbedaan antara grade pada komoditas

belimbing berdasarkan berat, sasaran penjualan dan harga ditingkat konsumen.

Belimbing grade A sasaran penjualannya adalah toko buah, karena rantai

pemasaran pendek yaitu dari pasar langsung dijual ke konsumen, sehingga nilai

tambah yang didapat lebih tinggi. Sedangkan supermarket mengambil grade B,

Page 27: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

43

karena rantai pemasaran lebih panjang dengan adanya perantara yaitu supplier,

sehingga adanya pertambahan biaya penjualan.

Belimbing yang masuk ke pasar induk Kramat Jati dan pasar Minggu

berasal dari seluruh kecamatan di Kota Depok. Penentuan harga tidak hanya

dilihat dari berat buah saja, melainkan lewat kriteria lainnya seperti warna yang

lebih cerah, tingkat kematangan dan ketebalan linggir. Harga juga ditentukan

lewat kondisi pasar.

Permintaan belimbing terus meningkat dan ketersediaan selalu ada

karena belimbing merupakan tanaman yang berbuah sepanjang tahun. Permintaan

belimbing di Kota Depok terbagi menjadi dua yaitu permintaan dari Jakarta dan

permintaan dari JABODETABEK dan Bandung. Permintaan tersebut berasal dari

Specialized Fruit Market, Jakarta Modern Trade, Jakarta Traditional Trade pada

tahun 2007 seperti pada Tabel 8 dan 9 di bawah ini

Tabel 8. Permintaan Belimbing di Jakarta

Jakarta Jumlah (buah)

Specialized Fruit Market 131.400 Jakarta Modern Trade 614.462 Jakarta Traditional Trade 3.169.112 Total 3.914.974

Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok (2007)

Tabel 9. Pemintaan Belimbing di JABODETABEK dan Bandung

JABODETABEK dan Bandung Jumlah (buah) Specialized Fruit Market 131.400 Modern Trade 1.716.000 Traditional Trade 4.271.778 Total 6.119.178

Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok (2007)

Page 28: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

44

Kualitas belimbing Dewa dari kelurahan tugu masih menjadi primadona

di pasar. Supplier maupun pengecer sudah mengetahui kelebihan belimbing dari

Kelurahan Tugu, sehingga mereka lebih memilih belimbing dari Kelurahan Tugu

terlebih dahulu dibandingkan dari daerah lain di Depok. Kriteria buah belimbing

yang disukai konsumen lebih mengarah pada belimbing dari kelurahan tugu,

sehingga permintaannya selalu ada dan diimbangi dengan pasokan dari petani

yang mencukupi kebutuhan pasar.

3.3.5 Subsistem Penunjang

Profil kelembagaan petani belimbing di Kota Depok pada umumnya

tergabung dalam kelompok tani atau Gapoktan, walaupun dalam hal pemasaran

belimbing masing-masing anggota masih terikat oleh keberadaan tengkulak.

Upaya para petani dan pemerintah dalam memfasilitasi pemasaran produk para

Petani belimbing Kota Depok dengan membentuk Asosiasi Petani Belimbing

Depok (APEBEDE) namun belum banyak dirasakan manfaatnya.

Fasilitas kemitraan dengan pengusaha retail buah segar terus dilakukan

dengan tujuan agar posisi tawar petani dalam penjualan produk belimbingnya

dapat lebih baik. Untuk mendapatkan kualitas belimbing yang baik, terus

diupayakan pelatihan SOP Belimbing dan penerapan kebun contoh GAP. Dalam

pengembangan pemasaran buah belimbing di Kota Depok terdapat beberapa

perusahaan supplier yang memfasilitasi jual beli belimbing, diantaranya CV.

Prima Jaya di Kecamatan Pancoran Mas, PT. Buana Agro Sukses di Kecamatan

Cimanggis serta kemitraan dengan perusahaan supplier besar seperti ritel toko

buah, sehingga petani merasakan manfaat harga jual yang lebih baik.

Page 29: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

45

Kelembagaan yang cukup aktif di Kelurahan Tugu adalah kelompok tani

dan gabungan kelompok tani (Gapoktan). Dengan adanya kelembagaan tersebut,

bantuan dari pemerintah dapat lebih mudah diterima petani. Selain itu penyuluh

juga lebih mudah memberikan penyuluhan dan informasi untuk petani lewat

gapoktan maupun kelompok tani. Dalam hal pendanaan juga lebih mudah

didapatkan jika ada kelompok tani.

a. Kelompok Tani Maju Bersama I, II dan III

Subsistem penunjang, bagi petani merupakan subsistem yang penting

dalam kelangsungan usaha agribisnis belimbing. Subsistem penunjang yang ada di

Kelurahan Tugu antara lain Kelompok Tani Maju Bersama I, II dan III yang

terdiri atas 252 orang petani. Kelompok tani ini juga tergabung dalam Gapoktan

Maju Bersama.

Sesuai Surat Keputusan Kelurahan Tugu No : 253/32/KPTS/III/2010

(Lampiran 15) terbentuk kelompok tani Maju Bersama III , pada tanggal 10 Maret

2010. Kemudian disusul oleh kelompok tani Maju Bersama II terbentuk pada

tanggal 17 Maret 2010 dengan SK Kelurahan Tugu No: 253/33/KPTS/III/2010

(Lampiran 14). Selanjutnya kelompok tani Maju Bersama I yang terbentuk pada

tanggal 27 Maret 2010, dengan SK Kelurahan Tugu No: 253/34/KPTS/III/2010

(Lampiran 13). Dalam Surat keputusan juga menetapkan susunan pengurus dari

masing-masing kelompok tani. Susunan pengurus kelompok tani Maju Bersama I

dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Untuk susunan pengurus kelompok tani

maju bersama II dan III dapat dilihat pada lampiran 16.

Page 30: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

46

Gambar 17 . Susunan Organisasi Kelompok Tani Maju Bersama I

Susunan kepengurusan masing-masing kelompok tani terdiri atas ketua,

wakil ketua, sekertaris, bendahara dan anggota. Anggota dari masing-masing

kelompok tani Maju Bersama I adalah 126 orang, Maju Bersama III berjumlah 40

orang dan Maju Bersama III berjumlah 61 orang . Kegiatan kelompok tani Maju

Bersama ini cukup aktif. Pertemuan tersebut biasanya dihadiri oleh perwakilan

dari masing-masing anggota kelompok tani I, II dan III.

Kegiatan kumpul bersama diadakan apabila ada penyuluhan dan

kegiatan musyawarah. Pertemuan tersebut biasanya dilakukan pada hari Jum’at.

Selain itu para petani juga biasanya mengadakan pertemuan secara tidak resmi

satu minggu sekali tepatnya pada malam hari sambil berdiskusi masalah di lahan,

berbagi pengalaman di lahan dan sebagainya. Diskusi tidak resmi ini biasanya

dilakukan dengan santai sambil minum kopi bersama.

Jika ada suatu kegiatan dari pemerintah, biasanya masing-masing ketua

kelompok akan menyampaikan kepada anggotanya masing-masing. Kendala yang

muncul dalam kelompok tani ini adalah kurangnya partisipasi anggota dalam

Ketua M. Mawardi

Wakil Ketua Nurjaman, S.T.P

Sekertaris Marjono

Bendahara Gaby Damara

Anggota Anggota Anggota Anggota

Page 31: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

47

kegiatan kumpul bersama. Hal tersebut ditunjukkan dengan sedikitnya anggota

yang hadir dalam pertemuan sekitar 20 persen dari jumlah yang ada.

Gambar 18. Kegiatan Pertemuan Kelompok Tani

b. Lembaga Penunjang Lain

Lembaga penunjang lainnya yang ada adalah KTNA (Kontak tani

nelayan andalan). Kelompok KTNA adalah kumpulan petani-nelayan yang

terpilih mewakili kelompoknya dengan kualifikasi sebagai Ketua Kelompok Tani

Nelayan yang diandalkan/ditokohkan dan ahli pada bidangnya serta mempunyai

jiwa semangat kepeloporan dan Agen Perubahan dalam memajukan

perekonomian nasional berdasarkan ekonomi kerakyatan. Kelompok KTNA

berada di Tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan

Nasional. Kelembagaan KTNA yang ada di Depok tidak hanya menghimpun

petani belimbing saja, namun menghimpun pertanian untuk tanaman hias,

perikanan, dan lain-lain.

Kelembagaan lainnya yaitu koperasi. Koperasi pemasaran belimbing

Dewa sudah ada di Depok. Namun saat ini koperasi sudah tidak berjalan karena

ada masalah dalam manajemennya. Kelurahan Tugu juga belum mempunyai

Page 32: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

48

koperasi pemasaran belimbing. Jika petani ingin memasarkan belimbing, petani

langsung datang ke pengumpul maupun langsung dijual ke pasar induk.

Program bantuan dari pemerintah untuk mendukung agribisnis

belimbing sudah banyak berjalan seperti bantuan sosial (Bansos) dan PUAP

(Penguatan Usaha Agribisnis Pertanian) yang dilaksanakan oleh pemerintah

daerah pada tahun 2010. Dana bantuan dari program tersebut akan digulirkan

kepada petani sebagai simpan pinjam, tapi bukan dalam bentuk kelembagaan

seperti koperasi. Sebelum dana tersebut sampai kepada petani, kelompok tani

sudah membuat perencanaan kegiatan terlebih dahulu. Di dalam perencanaannya

terdapat rencana yang dibuat oleh anggota, rencana kelompok dan rencana usaha

bersama. Setelah itu untuk menentukan program apa yang paling dibutuhkan

petani akan diputuskan dengan musyawarah. Program-program lain yang diikuti

petani adalah MUSRENBANG (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) dan

lain-lain. Keikutsertaan petani di Kelurahan Tugu dalam kegiatan yang diadakan

oleh pemerintah cukup aktif dan juga kegiatan penyuluhan oleh penyuluh

kecamatan juga aktif dan berjalan dengan baik.

3.4 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Belimbing Manis

Studi kelayakan sering disebut dengan feasibility study, yang merupakan

bahan pertimbangan dalam mengambil suatu proyek keputusan, apakah menerima

atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian

layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang

Page 33: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

49

akan dilaksanakan memberi manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit

maupun dalam arti social benefit.

Aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan mencakup aspek pasar

dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek organisasi dan manajemen

serta aspek ekonomi dan keuangan (Ibrahim, Y, 2003). Pada penelitian ini yang

dikaji adalah aspek keuangan/finansial. Analisis kelayakan finansial merupakan

salah satu cara untuk mengevaluasi suatu usaha. Beberapa metode kriteria

investasi yang digunakan yaitu NPV, IRR dan Net B/C. Berbagai kriteria tersebut

mencerminkan analisis partial yang didasarkan pada asumsi bahwa proyek yang

dianalisa itu kecil dibandingkan dengan perekonomian secara keseluruhan,

sehingga tidak mempengruhi harga-harga (Kadariah, 1988).

Analisis kelayakan belimbing manis dihitung dalam kurun waktu 20

tahun. Pada umur tanaman ke-15 sampai ke-20 merupakan umur dimana hasil

produksi belimbing sedang mengalami peningkatan.

3.4.1 Biaya- biaya Usahatani Belimbing Manis

Biaya pada usahatani belimbing manis terdiri atas biaya investasi, biaya

tanaman belum menghasilkan (TBM), biaya produksi dan biaya penyusutan.

3.4.1.1 Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang-

barang investasi yang dapat digunakan berulang kali dalam proses produksi

usahatani belimbing. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya investasi pada

usahatani belimbing meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembelian

Page 34: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

50

mesin steam, mesin diesel, selang dan gerobak. Untuk lebih jelasnya mengenai

perincian biaya investasi akan dijelaskan pada tabel di bawah ini

Tabel 10. Rincian Biaya Investasi Pada Usahatani Belimbing Manis Per Hektar pada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012

No Jenis Investasi Harga (Rp) Jumlah Nilai (Rp) 1 Mesin Steam 3.750.000 2 7.500.000 2 Mesin Diesel 3.000.000 1 3.000.000 3 Selang 50.000 3 150.000 4 Gerobak 750.000 4 3.000.000 Total 13.650.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 10, jumlah investasi pada usahatani belimbing

dengan asumsi luas lahan seluas 1 hektar dengan jumlah 200 pohon adalah

sebesar Rp 13.650.000 dengan alokasi dana terbesar pada jenis investasi

pembelian peralatan mesin steam.

3.4.1.2 Biaya Penyusutan

Penyusutan adalah pengurangan nilai suatu barang karena adanya

pemakaian selama kurun waktu tertentu. Untuk memperhitungkan penyusutan

pada dasarnya bertitik tolak pada harga perolehan sampai dengan modal tersebut

dapat memberikan manfaat. Biaya penyusutan alat pertanian pada usahatani

belimbing dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Page 35: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

51

Tabel 11. Penyusutan Alat Pertanian Usahatani Belimbing Manis Per Hektar/tahun pada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012

No Jenis Investasi

Jumlah (Unit)

Harga (Rp)

Nilai (Rp) Umur Ekonomis

Penyusutan/tahun

1 Mesin Steam 2 3.750.000 7.500.000 5 1.500.000 2 Mesin Diesel 1 3.000.000 3.000.000 10 300.000 3 Selang 3 50.000 150.000 5 30.000 4 Gerobak

Dorong 4 750.000 3.000.000 5 600.000

Total 2.430.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 11, didapatkan hasil perhitungan nilai penyusutan

setiap tahun. Nilai penyusutan pertahun ini nantinya akan dimasukkan sebagai

biaya penyusutan di dalam biaya tetap pada tanaman belum menghasilkan di

tahun ke-1 sampai tanaman menghasilkan di tahun ke-20. Biaya penyusutan tidak

dimasukkan pada tahun ke-0 karena diasumsikan barang-barang tersebut dibeli

pada tahun tersebut. Untuk lebih rincinya, skedul penyusutan terdapat pada di

lampiran 4.

3.4.1.3 Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Kriteria tanaman yang belum menghasilkan atau tanaman yang belum

berproduksi pada tanaman belimbing yaitu pada saat umur tanaman tahun ke-0

sampai ke-2. Biaya-biaya pada saat tanaman belum menghasilkan terbagi menjadi

dua yaitu biaya tidak tetap atau biaya variabel dan biaya tetap. Biaya tidak

tetap/variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang

diperoleh. Sedangkan Biaya tetap umumnya relatif tetap jumlahnya dan terus

dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya

biaya ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya

Page 36: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

52

tidak tetap atau variabel meliputi pembelian bibit pada tahun ke-0, pupuk,

pestisida dan tenaga kerja. Sedangkan biaya tetap meliputi sewa lahan, pajak,

peralatan dan penyusutan. Biaya tamanam belum menghasilkan pada usahatani

belimbing dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 12. Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Usahatani Belimbing Manis Per Hektar/tahun pada Kelompok Tani Maju Bersama Di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012 (Dalam Rp.000)

No

Uraian

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Nilai (Rp) Nilai (Rp) Nilai (Rp)

1 Biaya Variabel (Tidak Tetap)

a. Bibit 5.000 - - b. Pupuk 3.660 4.845 5.490 c. Pestisida 4.320 4.320 4.320 d. Tenaga Kerja 3.000 1.500 1.500 e. Bahan Bakar 200 200 200

Jumlah 16.180 10.865 11.510 2 Biaya Tetap a. Sewa Lahan 4.320 4.320 4.320

b. Pajak 750 750 750 c. Peralatan 3.115 3.115 3.115 d. Penyusutan Alat - 2.430 2.430

Jumlah 8.185 10.615 10.615 Total 24.365 21.480 22.125

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 12, biaya pada tahun awal penanaman yaitu tahun

tahun ke-0 lebih besar dari pada tahun ke-1 dan ke-2, hal tersebut dikarenakan

pada tahun ke-0 terdapat pembelian bibit sebanyak 200 batang . Jenis pupuk yang

digunakan pada saat tanaman belum menghasilkan adalah pupuk NPK dan pupuk

kandang. Untuk pestisida, petani menggunakan insektisida kontak dengan

berbagai merek seperti Decis dan Curacron. Pada saat tanaman belum

menghasilkan, tenaga kerja diperlukan untuk proses persiapan lahan, pengajiran

jarak tanam dan penanaman, pemeliharaan yang meliputi pengairan dan sanitasi

Page 37: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

53

kebun. Selain itu pengendalian OPT juga diperlukan agar dalam proses

pertumbuhan tanaman belimbing tidak terhambat.

Biaya tetap terdiri atas sewa lahan, pajak, peralatan dan penyusutan.

Biaya penyusutan pada tahun ke-0 tidak dihitung, karena peralatan investasi

dianggap dibeli pada tahun tersebut. Sistem pembayaran sewa lahan di Kelurahan

Tugu dibayar setiap lima tahun sekali, dengan harga kenaikan setiap lima tahun

adalah 10 sampai 30 persen. Untuk lebih jelasnya, rincian biaya tanaman belum

menghasilkan pada usahatani Belimbing Manis terdapat pada lampiran 6.

3.4.1.4 Biaya produksi

Biaya produksi merupakan semua jenis biaya yang harus dikeluarkan

untuk kebutuhan usahatani belimbing tiap tahunnya selama 20 tahun. Tanaman

belimbing mulai berproduksi pada umur tanaman tiga tahun. Biaya produksi pada

usahatani belimbing manis merupakan biaya yang dikeluarkan ketika tanaman

belimbing manis mulai berproduksi atau pada saat tanaman sudah mulai

menghasilkan. Dengan bertambahnya usia tanaman, maka biaya yang

dikeluarkanpun berbeda-beda setiap tahunnya. Biaya yang dikeluarkan terdiri atas

Biaya tidak tetap (variabel) yaitu biaya pupuk, pestisida dan upah tenaga kerja.

Sedangkan biaya tetap terdiri atas sewa lahan, pajak lahan, biaya peralatan

(rincian biaya peralatan terdapat pada lampiran 7) dan biaya penyusutan. Biaya

produksi pada saat tanaman menghasilkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 38: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

54

Tabel 13. Biaya Tanaman Menghasilkan (TM) Pada Usahatani Belimbing Manis Per Hektar/tahun pada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012 (Dalam Rp.000)

Umur (thn)

Uraian

Total Biaya Pupuk (Rp)

Biaya Pestisida

(Rp)

Upah Tenaga

Kerja (Rp)

Bahan Bakar (Rp)

Sewa lahan

Pajak (Rp)

Biaya Peralatan

(Rp)

Biaya Penyu-sutan (Rp)

3 8.100 4.320 16.750 200 4.320 750 3.115 2.430 39.985 4 10.530 4.320 16.750 200 4.320 750 3.115 2.430 42.415 5 12.060 4.320 17.750 200 4.800 750 3.115 2.430 45.425 6 13.140 4.320 19.250 200 4.800 750 3.115 2.430 48.005 7 15.570 4.320 19.450 200 4.800 750 3.115 2.430 50.635 8 18.900 5.760 19.750 200 4.800 750 3.115 2.430 55.705 9 22.950 5.760 21.350 200 4.800 750 3.115 2.430 61.355 10 27.000 5.760 23.450 200 6.500 750 3.115 2.430 69.205 11 31.050 5.760 25.750 200 6.500 750 3.115 2.430 75.555 12 35.100 5.760 28.750 200 6.500 750 3.115 2.430 82.605 13 39.150 5.760 30.750 200 6.500 750 3.115 2.430 88.655 14 41.850 5.760 34.750 200 6.500 750 3.115 2.430 95.355 15 49.500 7.200 39.000 200 8.500 750 3.115 2.430 110.695 16 49.500 7.200 43.000 200 8.500 750 3.115 2.430 114.695 17 49.500 7.200 48.000 200 8.500 750 3.115 2.430 119.695 18 49.500 7.200 53.000 200 8.500 750 3.115 2.430 124.695 19 49.500 7.200 53.000 200 8.500 750 3.115 2.430 124.695 20 49.500 7.200 68.000 200 8.500 750 3.115 2.430 139.695 Total 1.489.070

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 13, biaya pada saat tanaman mulai menghasilkan di

tahun ke-3 sampai tahun ke-20. Jumlah total masing-masing biaya, bertambah tiap

tahunnya. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan tanaman terhadap pupuk,

pestisida dan pemeliharaan yang semakin bertambah. Biaya terbesar terdapat

pada umur tanaman ke-20.

Pemakaian pupuk untuk tanaman belimbing dari tanaman belum

menghasikan sampai tanaman menghasilkan bertambah 10 persen pertahunnya.

Porsi pemakaian pupuk kandang lebih banyak dari pada pupuk NPK. Total

penggunaan pupuk NPK selama 20 tahun adalah sebanyak 55.520 kg dan

Page 39: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

55

penggunaan pupuk kandang sebanyak 466.700 kg. Penggunaan pupuk Daun

dimulai pada saat tanaman menghasilkan dengan total penggunaan selama 20

tahun sebesar 462 kg. Kemudian diperlukan zat pengatur tumbuh yaitu hormon

untuk tanaman. Pemakaian hormon selama 20 tahun sebesar 462 Liter.

Penggunaan pupuk NPK, pupuk kandang, pupuk daun dan hormon akan konstan

atau sama pada tahun ke-15 sampai dengan tahun ke-20, dimana pada saat itu

tumbuhan sedang berproduksi maksimal. Pemakaian pestisida hampir sama dari

tahun ke tahun. Pestisida yang dipakai adalah insektisida jenis kontak dengan

pemakaian 1:1000 Liter air. Total penggunaan pestisida selama 20 tahun adalah

462 Liter.

Upah tenaga kerja pada saat tanaman menghasilkan diperhitungkan pada

kegiatan pengendalian OPT, pemeliharaan, pembungkusan dan panen. Proses

pembungkusan merupakan proses yang paling banyak membutuhkan tenaga kerja.

Karena dalam satu pohon terdapat kurang lebih 1000 buah yang harus dibungkus.

Upah tenaga kerja adalah Rp 50.000 per hari, namun untuk pembungkusan, upah

tenaga kerja dihitung dari banyaknya buah yang dapat dibungkus oleh setiap

pekerja. Nilai untuk biaya variabel seperti pajak, peralatan dan penyusutan adalah

konstan atau tidak berubah dari tahun ke-0 sampai tahun ke-20. Sedangkan untuk

biaya sewa lahan bertambah 10-30 persen setiap 5 tahun sekali. Untuk lebih

jelasnya, rincian biaya tanaman menghasilkan pada usahatani Belimbing Manis

terdapat pada lampiran 7.

Page 40: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

56

3.4.2 Produksi dan Nilai Penjualan

Buah belimbing merupakan buah tahunan yang setiap tahun selalu

tersedia dan dapat dipanen setiap tiga bulan sekali. Harga jual belimbing ditingkat

petani rata-rata adalah Rp 6000/kg. Produksi buah belimbing pada kurun waktu 20

tahun mencapai 10.000 kg/ha/tahun sampai 30.000 kg/ha/Tahun dengan jumlah

seluruhnya adalah 334.300/ kg/ha. Sedangkan nilai penjualan mencapai Rp

60.000.000 /ha sampai Rp 180.000.000/ha. Data produksi dan nilai penjualan

belimbing manis di Kelurahan Tugu, Kota Depok dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 14. Produksi dan Nilai Penjualan Belimbing Manis Per Hektar/tahun pada Kelompok Tani Maju Bersama Di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012

Umur Tanaman Produksi

(Kg)5 Harga

(Rp/Kg)6 Nilai Penjualan (Rp/Ha/Th) 0 - - - 1 - - - 2 - - - 3 10.000 6.000 60.000.000 4 10.500 6.000 63.000.000 5 11.200 6.000 67.200.000 6 12.000 6.000 72.000.000 7 13.800 6.000 82.800.000 8 15.300 6.000 91.800.000 9 17.000 6.000 102.000.000 10 17.500 6.000 105.000.000 11 18.000 6.000 108.000.000 12 18.500 6.000 111.000.000 13 19.000 6.000 114.000.000 14 20.000 6.000 120.000.000 15 21.500 6.000 129.000.000 16 22.000 6.000 132.000.000 17 23.000 6.000 138.000.000 18 25.000 6.000 150.000.000 19 30.000 6.000 180.000.000 20 30.000 6.000 180.000.000

Total 334.300 2.005.800.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012 5 Jumlah produksi belimbing bertambah 10% tiap tahunnya. Dengan 3 kali proses panen. 6 Harga ini merupakan harga jual rata-rata dari petani

Page 41: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

57

Berdasarkan Tabel 14, produksi belimbing manis meningkat dari tahun

ketahun. Pada tahun ke-3 pohon belimbing mulai berbuah dan mencapai puncak

produksi pada saat tanaman mencapai usia produktif yaitu pada tahun ke-15

sampai tahun ke-20. Pada usia produktif tersebut, satu pohon belimbing dapat

menghasilkan buah sekitar 800-1000 buah, namun yang bisa dipanen hanya

sebagian atau 50 persen dari jumlah yang ada.

Nilai penjualan yang dimaksud pada usahatani belimbing manis ini

adalah banyaknya penerimaan yang diterima setelah menjual hasil panen. Nilai

penjualan meningkat dari tahun ketahun, seiring dengan produksi yang meningkat.

Nilai penjualan terbesar didapat pada umur tanaman 19 dan 20 tahun.

3.4.3 Pendapatan Usahatani Belimbing Manis

Pendapatan usahatani belimbing merupakan selisih antara penerimaan

dan semua biaya yang dikeluarkan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan

bersih atau net cash flow. Aliran kas (Cash Flow) meliputi penerimaan (Cash In

Flow) dan pengeluaran (Cash Out Flow). Biaya pengeluaran dalam usahatani

belimbing meliputi biaya investasi, biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

dan biaya Tanaman Menghasilkan (TM). Sedangkan penerimaan didapatkan dari

perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual belimbing. Harga jual

yang dipakai adalah harga jual dari petani. Pendapatan usahatani dijabarkan pada

tabel di bawah ini.

Page 42: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

58

Tabel 15. Pendapatan Usahatani Belimbing manis Per Hektar/tahun pada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012 (Dalam Rp 000)

Umur Tanaman (Tahun)

Cash In Flow (Rp)

Cash Out Flow (Rp)

Net Cash Flow (Rp)

0 0 38.015.000 -38.015.000

1 0 21.480.000 -21.480.000

2 0 22.125.000 -22.125.000

3 60.000.000 39.985.000 20.015.000

4 63.000.000 42.415.000 20.585.000

5 67.200.000 45.425.000 21.775.000

6 72.000.000 48.005.000 23.995.000

7 82.800.000 50.635.000 32.165.000

8 91.800.000 55.705.000 36.095.000

9 102.000.000 61.355.000 40.645.000

10 105.000.000 69.205.000 35.795.000

11 108.000.000 75.555.000 32.445.000

12 111.000.000 82.605.000 28.395.000

13 114.000.000 88.655.000 25.345.000

14 120.000.000 95.355.000 24.645.000

15 129.000.000 110.695.000 18.305.000

16 132.000.000 114.695.000 17.305.000

17 138.000.000 119.695.000 18.305.000

18 150.000.000 124.695.000 25.305.000

19 180.000.000 124.695.000 55.305.000

20 180.000.000 139.695.000 40.305.000

Total 2.005.800.000 1.570.690.000 435.110.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 15, pendapatan yang diperoleh dari usahatani

belimbing berfluktuasi dari tahun ketahun. Pendapatan terbesar diperoleh pada

tahun ke-19. Penerimaan tahunan sebesar nilai pada tabel di atas menunjukkan

bahwa usahatani belimbing yang menguntungkan untuk dikembangkan. Rincian

arus kas/ cash flow terdapat pada lampiran 8.

Page 43: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

59

3.4.4 Analisis Kelayakan

Ukuran menyeluruh untuk mengetahui baik tidaknya suatu usaha adalah

menggunakan kriteria investasi. Usaha dapat dikatakan layak untuk dijalankan

apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : NPV ≥ 0; Net B/C ≥ 1; IRR ≥

Opportunity Cost of Capital (Kadariah dkk, 1999). Hasil perhitungan kriteria

investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan

total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk

present value selama umur ekonomis proyek.

Menurut Choliq, dkk (1999), bahwa Net Present Value (NPV) digunakan

untuk menghitung selisih antara present value dari benefit (manfaat) dan cost

(biaya) pada Discount Factor tertentu, dan menurut Kadariah (1988) NPV

digunakan untuk mengukur hasil bersih yang maksimal yang dapat dicapai dengan

investasi modal atau pengorbanan sumber-sumber lain. Suatu usaha dikatakan

layak apabila dalam perhitungan hasil NPV positif. Sedangkan Internal Rate of

Return (IRR) digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu

proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam

mengembalikan bunga pinjaman. Apabila nilai suatu IRR lebih besar dari

pada/sama dengan Opportunity Cost of Capital, maka proyek dinyatakan layak.

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara jumlah NPV

positif dengan NVP Negatif. Net B/C menunjukkan gambaran berapa kali lipat

benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan (Choliq dkk, 1999).

Page 44: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

60

a. Net Present Value (NPV)

Metode nilai sekarang/ Present Value Method adalah metode penilaian

kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai akan datang arus kas menjadi nilai

sekarang melalui pemotongan arus kas dengan memakai faktor diskon (Discount

Factor) pada tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan. Dalam analisis

ini digunakan suku bunga 13 persen. Penggunaan suku bunga 13 persen ini

didasarkan pada tingkat suku bunga deposito bank untuk bidang pertanian pada

saat analisis dilakukan7. Hasil analisis Net Present Value (NPV) dapat dilihat pada

Tabel di bawah ini

Tabel 16. Hasil Analisis Net Present Value (NPV) Pada Usahatani Belimbing Manis pada Kelompok Tani Maju Bersama Di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012

Net Cash Flow NPV Pada Discount Factor 13%

Rp 435.110.000 Rp 70.851.806

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 16 , dengan tingkat suku bunga sebesar 13 persen

menghasilkan Net Present Value (NPV) sebesar Rp 70.851.806 (Lampiran 9).

Berdasarkan kriteria penilaian, jika NPV ≥ 0, maka usahatani belimbing manis di

Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok dikatakan layak dan

menguntungkan untuk dijalankan

b. Internal Rate of Return (IRR)

Metode lain untuk mengevaluasi kelayakan usahatani belimbing manis

adalah metode analisis Internal Rate of Return (IRR) atau tingkat pengembalian

7 Bank BNI Jatinangor. Suku Bunga Deposito Pada Bidang Pertanian. April 2012

Page 45: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

61

internal. Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan

dari suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur

kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR

menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol.

Nilai IRR dapat dicari dengan melakukan percobaan (trial and error)

yang terus menerus diantara tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif

terkecil. sehingga didapatkan nilai NPV positif dan NPV negatif pada Discount

Factor atau tingkat suku bunga tertentu. Nilai IRR dinyatakan dengan persentase.

Tabel di bawah ini merupakan Tabel hasil analisis IRR usahatani Belimbing

Manis

Tabel 17. Hasil Analisis Internal Rate of Return (IRR) Pada Usahatani Belimbing Manis pada Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012

NPV Positif Pada DF 20% Rp 16.627.217

NPV Negatif Pada DF 25% Rp 4.680.288

IRR 24%

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 17, hasil perolehan NPV positif sebesar Rp

16.627.217 dan NPV negatif sebesar Rp 4.680.288 (lampiran 10), akan

menghasilkan nilai IRR sebesar 24 persen. Nilai IRR yang diperoleh lebih besar

dari pada tingkat suku bunga yang berlaku yaitu 13 persen. Dengan demikian

maka usahatani belimbing manis di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota

Depok dikatakan layak dan menguntungkan untuk dijalankan.

Page 46: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

62

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Metode ini merupakan perbandingan antara jumlah NPV positif dengan

jumlah NPV negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat

manfaat (benefit) yang kita peroleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan.

Tabel 18. Hasil Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Pada Usahatani Belimbing Manis pada Kelompok Tani Maju Bersama Di Kelurahan Tugu, Kota Depok, 2012

Present Value Net Benefit Positif Rp 145.202.694 Present Value Net Benefit Negatif Rp 74.350.888 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,9

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa perolehan Net B/C dari PV Net

benefit Positif dan negatif. Hasil yang diperoleh adalah sebesar 1,9. Angka

tersebut menunjukkan bahwa usahatani belimbing yang dikelola petani di

Kelurahan Tugu, memberikan keuntungan sampai 1,9 kali dari biaya yang

dikeluarkan dan nilai tersebut juga diartikan bahwa setiap Rp. 1,00 investasi yang

dikeluarkan oleh petani dapat menambah keuntungan (net benefit) sebesar Rp 1,9.

Semakin besar nilai Net B/C, maka suatu usaha akan semakin menguntungkan.

Perhitungan di atas terdapat pada lampiran 9.

3.5 Strategi Pengembangan Agribisnis Belimbing Manis

Strategi pengembangan sangat diperlukan untuk suatu usaha yang

dikatakan sudah layak dan menguntungkan. Berdasarkan analisis kelayakan

usahatani belimbing manis yang sudah dikembangkan selama kurun waktu 20

tahun, usaha belimbing manis tergolong layak untuk dijalankan. Perlu adanya

Page 47: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

63

suatu strategi untuk pengembangan agribisnis belimbing manis agar usaha

tersebut menjadi lebih baik dikemudian hari.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam

perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Strategi menurut

Porter (1985) adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan

bersaing. Sebelum suatu usaha dapat memulai perumusan strategi, diperlukan

pengamatan terhadap lingkungan eksternal dan internal.

3.5.1 Analisis Lingkungan Internal

a. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia yang ada di dalam kelompok tani Maju Bersama

I, II, dan III terdiri atas 252 petani yang didominasi oleh laki-laki dengan umur

yang sudah cukup tua. Sulit ditemukan petani yang berumur di bawah 40 tahun.

Rata-rata petani petani berumur 40 tahun ke atas. Oleh karena itu yang menjadi

masalah sumber daya manusia adalah kurangnya regenerasi petani muda.

Walaupun kebanyakan petani yang sudah berumur lanjut, mereka tetap punya

kemauan untuk maju, dalam melaksanakan agribisnis belimbing. Seiring dengan

perkembangan Kota Depok yang semakin pesat, para petani tidak merelakan

tanahnya untuk dijual dan dijadikan perumahan ataupun bangunan lainnya.

Pengembangan sumber daya manusia terus dibangun oleh tenaga

penyuluh yang ada. Meskipun tenaga penyuluh jumlahnya tidak banyak, namun

tetap membina petani dengan baik. Kebanyakan petani mempunyai masalah

manajemen yang kurang baik, dimana setiap habis panen, pendapatan yang

mereka dapatkan tidak terorganisir dengan baik. Sehingga dapat dikatakan

Page 48: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

64

manajemen petani masih tradisional. Selain itu kesadaran petani belimbing di

Kelurahan Tugu akan organisasi yang ada seperti gabungan kelompok tani dan

kelompok tani masih minim, dimana setiap ada pertemuan kelompok yang hadir

hanya sekitar 20 persen dari jumlah kelompok yang ada.

b. Komoditas belimbing Dewa

Belimbing dewa merupakan varietas belimbing yang unggul

dibandingkan beberapa varietas belimbing yang ada seperti belimbing Demak,

belimbing Madu, belimbing paris dan lain-lain. Belimbing Dewa yang ada di

Kelurahan Tugu ini memiliki keunggulan antara lain kualitas warna yang baik

yaitu kuning jingga dibandingkan dengan varietas paris yang ketika buahnya

matang berwarna kuning agak pucat. Warna tersebut dapat menjadi daya tarik

bagi konsumen untuk membeli belimbing Dewa. Belimbing Dewa juga memiliki

daya simpan pada suhu kamar yang lebih lama yaitu sekitar 3 -4 hari. Selain itu

dari segi rasa yang lebih manis dan rasa belimbing Dewa tidak sama dengan

belimbing jenis lain. Keunikan belimbing Dewa adalah jika ditanam di luar

kawasan Depok, hasilnya tidak semaksimal jika di tanam di Kota Depok.

Keunggulan lainnya dari belimbing Dewa adalah kadar air yang sedikit, serat

daging buah yang sangat halus, jumlah biji yang sedikit dan bobot buah yang

lebih berat sekitar 150-350 gram, dibandingkan dengan varietas Madu yang

beratnya 160-250 gram. Perawatan khusus yang dimiliki belimbing Dewa ini yang

menyebabkan belimbing ini memiliki serangkaian keunggulan.

Keunggulan yang dimiliki buah belimbing mengantarkan belimbing

menjadi suatu komoditas buah potensial ikon dari Kota Depok. Beberapa hal

Page 49: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

65

yang menjadikan belimbing sebagai ikon kota adalah kesesuaian lahan dan iklim,

kesesuaian lingkungan sosial, banyaknya petani yang membudidayakan

belimbing. Belimbing di Kota Depok, memiliki ciri khas tersendiri dan tidak

dapat tumbuh optimal di daerah / kota lain dan menguntungkan secara ekonomis.

c. Modal dan Lahan

Modal merupakan salah satu unsur dari usahatani yang penting. Tanpa

adanya modal, petani tidak dapat memulai usahatani. Modal pada tanaman

belimbing tahun ke-4 diperoleh dari hasil penjualan belimbing pada tahun ke-3,

begitu seterusnya. Pendanaan bagi petani dapat diperoleh dari PUAP (Penguatan

Usaha Agribisnis Pertanian) melalui kredit yang dibayar 10 bulan sekali dan kas

kelompok berupa kredit dalam bentuk sarana produksi yang dibayar setiap panen.

Yang menjadi permasalahan klasik bagi petani adalah kurangnya modal.

Perkembangan Kota Depok yang semakin pesat menyebabkan terjadinya

alih fungsi lahan pertanian. Bertambahnya jumlah penduduk akibat migrasi yang

diiringi dengan kebutuhan akan lahan untuk perumahan menyebabkan alih fungsi

lahan pertanian menjadi perumahan. Dalam mempertahankan lahan-lahan

potensial di Kota Depok, dinas pertanian Kota Depok membuat usulan untuk

memploting lahan potensial pertanian yang dipertahankan dan tidak boleh

dialihfungsikan kepada BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah).

Usulan tersebut kemudian akan dimasukkan kedalam RTRW (Rencana Tata

Ruang Wilayah) tahun 2012-2032. Namun usulan tersebut di tahun 2012 ini

belum disahkan. Lahan potensial yang dipertahankan adalah lahan yang dikelola

Page 50: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

66

oleh petani yang merupakan anggota kelompok tani dan lahan yang diberi

danapinjaman modal sererti PUAP dan BANSOS. Lahan pertanian yang potensial

sekitar 1187 Hektar dan untuk lahan belimbing sebesar 109 Hektar.

d. Pemasaran

Petani belimbing di Kelurahan Tugu ini kebanyakan memasarkan

belimbing kepada pengumpul. Ada juga sebagian petani yang menjadi pengumpul

bagi petani lainnya, dan petani tersebut langsung memasarkan belimbingnya ke

pasar induk. Proses penyaluran belimbing dari Kelurahan Tugu menuju ke pasar

Induk cukup lancar dikarenakan lokasi Kelurahan Tugu yang terjangkau dengan

Pasar Induk dan dari segi transportasi juga mudah dijangkau, sehingga tidak ada

kesulitan dalam hal transportasi.

Kelembagaan merupakan suatu hal yang penting bagi petani. Koperasi

dapat membantu dalam hal pinjam meminjam modal, pemenuhan kebutuhan

sarana dan prasarana dan pemasaran hasil. Yang menjadi kendala adalah belum

adanya koperasi di Kelurahan Tugu.

e. Produksi

Produksi belimbing meningkat dari tahun ketahun seiring dengan

bertambahnya usia pohon belimbing. Pohon belimbing mencapai puncak hasil

produksi pada umur tanaman 15 tahun sampai 20 tahun. Sehingga dibutuhkan

perawatan yang baik agar hasil produksi tidak menurun. Hasil produksi buah

belimbing biasanya langsung dijual petani dalam bentuk segar. Belum ada petani

yang menjual hasil pengolahan belimbing seperti dijadikan jus, dodol, manisan

dan lain sebagainya. Pengolahan belimbing juga masih minim di Kelurahan Tugu.

Page 51: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

67

Hanya terdapat satu industri rumah tangga pengolahan belimbing di Kelurahan

Tugu, walaupun industri pengolahan tersebut tidak fokus hanya untuk mengolah

belimbing.

3.5.2 Analisis Lingkungan Eksternal

a. Dukungan Pemerintah

Dukungan pemerintah terhadap komoditas Belimbing sangat baik,

dengan dijadikannya belimbing sebagai ikon kota, komoditas belimbing akan

dikenal oleh masyarakat dan membantu dalam hal pemasaran. Kegiatan dari

pemerintah kota yang mendukung pengembangan komoditas belimbing sudah

banyak dilakukan, seperti dana bantuan PUAP dan bantuan sosial. Kegiatan

lainnya yaitu musyawarah antar petani yaitu Musrenbang.

Pengembangan belimbing sebagai ikon terus dilakukan oleh pemerintah.

Komoditas belimbing akan tetap dipertahankan di Kota Depok. Pemerintah yang

dibantu oleh dinas pertanian juga selalu mengadakan riset-riset perkembangan

belimbing di Kota Depok. Kegiatan yang ingin dibangun pemerintah adalah

penguatan citra belimbing Depok sebagai Ikon Kota agar dikenal oleh masyarakat,

khususnya masyarakat Kota Depok. Kemudian kegiatan lainnya adalah

peningkatan produktivitas, kualitas, dan pengembangan industri olahan belimbing.

b. Pasar

Pengumpul belimbing di Kelurahan Tugu memasarkan komoditas

belimbing ke pasar induk Kramat Jati dan sebagian lagi memasarkan ke pasar

induk pasar Minggu. Konsumen yang membeli komoditas belimbing bermacam-

macam, ada yang membeli untuk dijual kembali kepada konsumen, seperti

Page 52: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

68

pedagang ritel dan ada yang membeli untuk dijual kembali kepada supermarket.

Pada saat panen raya buah belimbing yang ada di pasar melimpah, sehingga

menyebabkan harga turun. Hal tersebut menjadi salah satu ancaman bagi petani

belimbing di Kelurahan Tugu.

c. Pesaing

Pesaing dari belimbing dewa yang ada di pasar induk salah satunya

adalah belimbing madu. Selain itu pesaing buah belimbing adalah buah musiman

seperti rambutan, mangga dan duku. Karena belimbing merupakan buah yang

selalu ada sepanjang tahun, maka ketersediaan belimbing tidak seperti buah

musiman. Ketika buah musiman seperti rambutan, mangga dan duku muncul

dipasaran, konsumen akan beralih kepada buah musiman tersebut. Namun

pengurangan penjualan dari pesaing buah musiman tidak terlalu banyak, karena

belimbing sudah mempunyai konsumen tersendiri.

d. Teknologi

Teknologi merupakan sarana yang membantu dalam menjalankan

kegiatan agribisnis belimbing. kebanyakan teknologi yang dipakai petani masih

sederhana. Teknologi yang sederhana tersebut menjadi suatu ancaman bagi petani

dalam kelompok tani Maju Bersama. Salah satunya adalah teknologi pasca panen.

Kegiatan pasca panen meliputi sortasi dan grading. Petani belimbing di kelompok

tani Maju Bersama melakukan kegiatan sortasi dan grading dengan sederhana.

Buah belimbing yang sudah dipetik, dibersihkan, dipilah berdasarkan grading,

dimasukkan kedalam keranjang dan dijual ke pasar. Hal yang seharusnya

dilakukan adalah bagaimana membuat komoditas belimbing mempunyai nilai

Page 53: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

69

tambah yang bisa dilakukan dengan adanya teknik pengemasan. Pengemasan pada

belimbing dilakukan dengan cara dikemas menggunakan stearofoam. Pengemasan

juga dapat menambah nilai guna suatu barang, terutama nilai guna bentuk dan

barang.

3.5.3 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Dari uraian analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan

eksternal kegiatan agribisnis yang dilaksanakan oleh kelompok tani maju

bersama, didapatkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Tabel di bawah ini menunjukkan identifikasi faktor internal dan eksternal kunci.

Page 54: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

70

Tabel 19. Identifikasi Faktor Internal Dan Eksternal Kunci

Faktor Internal Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

1. Kemauan petani untuk maju (S1) 2. Varietas unggul (S2) 3. Penyuluhan pertanian yang aktif (S3) 4. Komoditas belimbing dijadikan

sebagai Ikon Kota (S4) 5. Petani tetap pada posisi bertahan dari

kegiatan agribisnis belimbing (S5)

1. Sumber daya manusia yang berkurang (W1)

2. Akses permodalan yang terbatas (W2)

3. Manajemen petani yang masih tradisional (W3)

4. Penyempitan lahan (W4) 5. Kurangnya kegiatan pengolahan

untuk meningkatkan nilai tambah (W5)

Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)

1. Bantuan pendanaan dari pemerintah daerah (O1)

2. Penelitian dan pengembangan komoditas belimbing oleh pemerintah Kota Depok (O2)

3. Belimbing yang ditanam di Kelurahan Tugu dapat menghasilkan keunggulan komoditas (O3)

4. Depok dikenal dengan kota belimbing (O4)

1. Terjadi penuruna harga pada saat panen raya (T1)

2. Adanya pesaing di pasar induk 3. Adanya persaingan dengan buah

musiman (T2) 4. Teknologi masih tradisional

(T3)

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

3.5.4 Strategi pengembangan dengan analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

(Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan

demikian, perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis

Page 55: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

71

perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada

saat ini yang disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk

analisis situasi adalah analisis SWOT. 8

Setelah mengidentifikasi faktor eksternal dan internal dengan

mengembangkan kekuatan (strengths) dan mengoptimalkan peluang

(opportunities), mengembangkan kekuatan (strengths) untuk mengatasi ancaman

(threats), meminimalkan kelemahan (weaknesses) untuk memanfaatkan peluang

(opportunities), dan meminimalkan kelemahan (weaknesses) untuk menghindari

ancaman (threats), maka matriks strategi pengembangan agribisnis belimbing di

Kelurahan Tugu dijelaskan pada tabel di bawah ini.

8 Rangkuti, Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Hal 18-19

Page 56: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

72

Tabel 20. Matriks strategi pengembangan berdasarkan analisis SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

Kekuatan (Strengths) S1, S2, S3, S4, S5

Kelemahan(Weaknesses) W1, W2, W3, W4

Peluang (Opportunities) O1, O2, O3, O4

Strategi Kekuatan dan Peluang 1. Memaksimalkan

dukungan dari pemerintah dalam memajukan sumberdaya manusia yang ada. Agar tetap terjadi keseimbangan antara keunggulan varietas dengan kemauan petani untuk tetap menjalankan agribisnis belimbing manis.

2. Mengembangkan kegiatan penyuluhan dalam menjaga keunggulan komoditas

3. Mengoptimalisasikan komoditas belimbing yang dijadikan ikon Kota dalam mengenalkan komoditas belimbing kepada masyarakat luas

Strategi Kelemahan dan Peluang 1. Memanfaatkan

bantuan pendanaan dari pemerintah daerah untuk meminimalisasi permodalan petani yang terbatas

2. Penguatan manajemen dan SDM dengan pengembangan terhadap keunggulan komoditas

3. Merubah sistem dari pertanian pedesaan yang berupa hamparan menjadi pertanian perkotaan yang berupa pekarangan

4. Mendorong SDM untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dengan memaksimalkan bantuan dari pemerintah

Ancaman (Threats) T1, T2, T3, T4

Strategi Kekuatan dan Ancaman 1. Mengembangkan

varietas belimbing dewa yang unggul untuk menghadapi penurunan harga pada saat panen raya

Strategi Kelemahan dan Ancaman 1. Meminimalisasi

masalah permodalan agar tidak terjadi penurunan produksi yang berakibat pada lemahnya persaingan dengan komoditas lain

Page 57: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

73

(Lanjutan Tabel 20)

2. Penguatan kekuatan SDM dengan mengembangkan penyuluhan dalam hal pemasaran untuk mengatasi pesaing yang ada.

3. Menonjolkan keunggulan belimbing sebagai Ikon Kota untuk mengatasi persaingan dengan buah musiman

2. Mengunggulkan nilai tambah dalam pengolahan untuk menghindari persaingan komoditas

3. Memperkuat manajemen petani dalam menghadapi keterbatasan modal

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

3.5.5 Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation)

Faktor-faktor strategis internal perusahaan yang telah di dapat dianalisis

dengan menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation). Faktor-faktor

tersebut merupakan faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Hasil analisis faktor internal akan diketahui setelah memasukkan hasil identifikasi

kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai faktor untuk menentukan strategi

pengembangan apa yang tepat, kemudian diberikan pemberian peringkat dan

perhitungan bobot (Lampiran 11) yang kemudian dihitung peringkat dikalikan

bobot sehingga akan diperoleh nilai total seperti pada tabel di bawah ini

Page 58: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

74

Tabel 21. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Faktor- Faktor Internal Rating Bobot Skor

pembobotan Kekuatan 1. Kemauan petani untuk maju 4 0,13 0,52 2. Varietas unggul 4 0,11 0,44 3. Penyuluhan pertanian yang aktif 3 0,10 0,30 4. Komoditas belimbing dijadikan

sebagai Ikon Kota 2 0,12 0,24

5. Petani tetap pada posisi bertahan dari kegiatan agribisnis belimbing

1 0,10 0,10

Total 0,56 1,60 Kelemahan 6. Sumber daya manusia yang

berkurang 1 0,09 0,09

7. Akses permodalan terbatas 3 0,09 0,27 8. Manajemen yang tradisional 2 0,08 0,16 9. Penyempitan lahan 2 0,08 0,16 10. Kurangnya kegiatan pengolahan

untuk meningkatkan nilai tambah. 4 0,10 0,40

Total 0,44 1,08 Total IFE 1,00 2,68

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

3.5.6 Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation)

Faktor-faktor strategis eksternal perusahaan yang telah di dapat

dianalisis dengan menggunakan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation).

Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan

perusahaan. Hasil analisis faktor eksternal akan diketahui setelah memasukkan

hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai faktor untuk

menentukan strategi pengembangan apa yang tepat, kemudian diberikan

pemberian peringkat dan perhitungan bobot (Lampiran 12) yang kemudian

dihitung peringkat dikalikan bobot sehingga akan diperoleh nilai total seperti pada

tabel di bawah ini

Page 59: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

75

Tabel 22. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)

Faktor- Faktor Eksternal Rating Bobot Skor

pembobotan Peluang 1. Bantuan pendanaan dari pemerintah

daerah 4 0,13 0,52

2. Penelitian dan pengembangan komoditas belimbing oleh pemerintah Kota Depok

3 0,16 0,48

3. Belimbing yang ditanam di Kelurahan Tugu dapat menghasilkan keunggulan komoditas

2 0,13 0,26

4. Depok terkenal dengan kota belimbing

2 0,12 0.24

Total 0,54 1,50 Ancaman 6. Terjadi penurunan harga pada saat

panen raya 4 0,12 0,48

7. Adanya pesaing di pasar induk 3 0,14 0,42 8. Kalah bersaing dengan buah musiman 2 0,11 0,22 9. Teknologi masih tradisional 1 0,09 0,09

Total 0,46 1.21 Total EFE 1,00 2.71

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

3.5.7 Grafik Pembobotan SWOT

Setelah menentukan grafik pembobotan eksternal dan internal, maka

Dari total nilai pembobotan tiap faktor internal dan eksternal dibuat grafik

pembobotan untuk menentukan pada kuadran mana nilai optimal didapatkan.

Page 60: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

76

Keterangan grafik : Pada sumbu vertikal = (Nilai total kekuatan)- (Nilai Total kelemahan) = 1,60-1,08 = 0,5 Pada sumbu horizontal = (Nilai total Ancaman)- (Nilai Total Peluang) = 1,50-1,21=-0,3

Gambar 19 . Grafik Pembobotan SWOT

Berdasarkan Gambar 19, nilai optimal terletak pada kuadran kekuatan

dan ancaman atau kuadran positif negatif. Pada kuadran ini menandakan, kegiatan

agribisnis yang ada di Kelurahan Tugu mempunyai kekuatan, namun menghadapi

tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi

Strategi, dengan memperbanyak ragam strategi yang dilakukan. Strategi utama

yang dapat diterapkan berfokus pada Kekuatan dan ancaman, namun tetap

dikombinasikan dengan strategi kekuatan-peluang, strategi kelemahan-peluang

dan strategi kelemahan-ancaman. Strategi yang dapat terapkan yaitu :

1. Mengembangkan varietas belimbing dewa yang unggul untuk menghadapi

penurunan harga pada saat panen raya belimbing

Varietas belimbing Dewa merupakan varietas belimbing yang ditanam di

seluruh Kota Depok, sehingga pada saat panen raya buah yang ada di pasar

Kelemahan (Weaknesses)

Peluang (Opportunities)

Ancaman (Threath)

Kekuatan (Strength)

0,5

0,3

Page 61: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

77

melimpah. Setiap kelurahan mempunyai keunikan rasa belimbing tersendiri.

Begitu juga belimbing Dewa yang ada di Kelurahan Tugu. Dalam mengatasi

ancaman pada saat panen raya, Kelurahan Tugu harus bisa menunjukkan

identitas belimbing yang berasal dari Kelurahan Tugu yang memiliki beberapa

kelebihan tersendiri. Selain itu strategi yang dapat diterapkan adalah membuat

pemasaran khusus untung menjual belimbing di sekitar wilayah kecamatan

Tugu, agar dapat memutus jalur pemasaran, sehingga pendapatan petani

bertambah, dengan pemasaran di sekitar wilayah tugu tersebut, masyarakat

juga dapat mengenal lebih tentang belimbing yang dihasilkan dari wilayahnya

sendiri.

2. Penguatan kekuatan SDM dengan mengembangkan penyuluhan dalam hal

pemasaran untuk mengatasi persaingan belimbing dari kelurahan Tugu dengan

Belimbing dari kelurahan lain di Kota Depok

Penyuluhan berperan aktif dalam penguatan sumber daya manusia. Selama ini

penyuluhan dititikberatkan kepada teknik budidaya, namun belum ada

penyuluhan mengenai bagaimana memasarkan produk yang baik. Selain itu

penyuluhan mengenai manajemen petani dalam mengelola keuangan juga

diperlukan. Jadi strategi yang harus diterapkan adalah memaksimalkan tenaga

penyuluh untuk memberikan penyuluhan mengenai subsistem pemasaran

sampai subsistem pasca panen. Selain itu pengembangan keterampilan petani

dalam hal teknologi pasca panen yang diimbangi dengan inovasi kelembagaan

pasca panen dan inovasi teknologi pasca panen dalam hal pengemasan dan

pengolahan.

Page 62: BAB III - Keragaan Agribisnis Belimbing Manismedia.unpad.ac.id/thesis/150610/2008/150310080022_3_7611.pdf · Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai 1. Kingdom

78

3. Menonjolkan keunggulan belimbing sebagai Ikon Kota untuk mengatasi

persaingan dengan buah musiman

Buah musiman seperti duku dan rambutan menjadi ancaman bagi belimbing

disaat buah musiman tersebut panen raya. Strategi yang dapat diterapkan

adalah menonjolkan kelebihan belimbing itu sendiri dengan berbagai manfaat

yang dimiliki, juga menginformasikan bahwa belimbing ini telah dijadikan

ikon kota, sehingga masyarakat akan lebih tertarik kepada belimbing. Selain

itu strategi lainnya adalah mengembangkan kelembagaan koperasi pemasaran,

inovasi kelembagaan pemasaran dengan program kemitraan.

4. Merubah sistem dari pertanian pedesaan yang berupa hamparan menjadi

pertanian perkotaan yang berupa pekarangan.

Perkembangan Kota Depok yang semakin maju dan migrasi penduduk

menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman atau

bangunan lainnya. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan

merubah sistem dari pertanian pedesaan yang berupa hamparan menjadi

pertanian perkotaan yang berupa pekarangan. Sehingga di masa mendatang,

belimbing akan tetap dipertahankan, meskipun tumbuh di lahan-lahan sempit.