32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Eksperimen
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen yaitu jenis Quasi
Experimental. Desain ini merupakan pengembangan dari true eksperimental
design, yang sulit dilaksanakan. mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk Pretest-Posttest Control Group.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Berikut adalah tabel design Pretest-
Posttest Control Group Design.
Tabel 7 Design Pretest-Posttest Control Group Design.
Keterangan :
O1 : Nilai prettest kelompok eksperimen 1
O3 : Nilai prettest kelompok eksperimen 2
X1 : Perlakuan berupa penerapan model Numbered Head Together (NHT)
X2 : Perlakuan berupa penerapan model Think Pair and Share (TPS)
O2 : Nilai posttest kelompok eksperimen 1
O4 : Nilai posttest kelompok eksperimen 2
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi pretest
untuk mengetahui keadaan awal mengenai adanya perbedaan antara kelompok
kelas eksperimen 1 dan kelompok kelas eksperimen 2.
O1 X1 O2
O3 X2 O4
33
Dalam mengendalikan satu variabel bebas yaitu Model Pembelajaran Tipe
TPS dan NHT untuk menemukan variasi yang muncul dari setiap variabel bebas
terhadap variabel terikatnya, yaitu hasil belajar. Oleh karena itu penelitian ini
termasuk penelitian eksperimen. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok kelas
yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kelompok kelas eksperimen 1
adalah kelas yang pembelajaran nya menggunakan model pembelajaran Numbered
Heads Togeteher (NHT) dan kelompok eksperimen 2 adalah kelompok yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair and Share (TPS)
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togeteher (NHT) dan Think Pair
and Share (TPS), maka pada penelitian ini akan diukur dengan alat ukur yang
sama. Hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai data sampel, yang
kemudian dianalisis dengan teknik statiska untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Berdasarkan langkah-langkah tersebut, maka penelitian ini termasuk
penelitian dengan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik Sugiyono (2012: 7) .
3.2 Tempat dan Waktu Penelitin
3.2.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kutowinangun 08 dan SD
Negeri Kutowinangun 09 pada siswa kelas IV. Siswa berjumlah 24 orang (SD
Kutowinangon 08) dan 29 orang (SD Kutowinangun 09 ) semester II tahun ajaran
2015/2016 yang beralamat di Jalan Canden No. 03 Kecamatan Tingkir
Kabupaten/Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah.
34
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu:
a. Tahap Perencanaan dan Persiapan
Tahap perencanaan dan persiapan ini meliputi pengajuan judul, penyusunan
skripsi dan pengajuan surat ijin penelitian
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah
yang meliputi uji coba instrument dan pengumpulan data.
Eksperimen dilakukan 2 kali pertemuan per sekolah.
Tabel 8
Jadwal pelaksanaan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Kelas (Kontrol /
Eksperimen)
Uraian Kegiatan per pertemuan
1 Sabtu, 06
February 2016
Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Wawancara dengan guru Matematika SD
Kutowinangun 09 (Eksperimen 2)
2 Kamis, 11
February 2016
Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Jadwal melakukan uji coba instrument soal
di Sekolah Dasar Negeri
Kutowinangun 08 dan Sekolah Dasar
Negeri Kutowinangun 09
3 Rabu, 16 Maret
2016
Kelas Kontrol Jadwal Mengajar Pertemuan 1 pada kelas
kontrol (SD Kutowinangun 08) mengajar
materi tentang Pecahan (operasi
penjumlahan pecahan berpenyebut sama)
4 Jum’at, 18 Maret
2016
Kelas Eksperimen Jadwal Mengajar Pertemuan 1 pada kelas
eksperimen (SD Kutowinangun 09)
mengajar materi tentang Pecahan (operasi
penjumlahan pecahan berpenyebut sama)
5 Rabu, 23 Maret
2016
Kelas Kontrol Jadwal Mengajar Pertemuan 2 pada kelas
kontrol (SD Kutowinangun 08) mengajar
materi tentang Pecahan (operasi
penjumlahan pecahan berbeda penyebut)
6 Kamis, 31 Maret
2016
Kelas Eksperimen Jadwal Mengajar Pertemuan 2 pada kelas
eksperimen (SD Kutowinangun 08)
mengajar materi tentang Pecahan (operasi
penjumlahan pecahan berbeda penyebut)
7 Selasa, 19 April
2016
Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Minta tanda tangan kepala sekolah dan guru
kelas
35
c. Tahap Penyusunan
Tahap ini mencakup proses pembuatan RPP, pengolahan data, analisis data,
penyusunan laporan penelitian dan ujian skripsi.
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisai yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri Kutowinangun 08
dan Kutowinangun 09 Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 yang beralamat
di Jalan Canden No. 03 Kutowinangun Tingkir Kabupaten/Kota Salatiga Provinsi
Jawa Tengah. Tabel populasi penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 9
Populasi Penelitian
Sumber : Tata Usaha SD Negeri Kutowinangun 08 dan Kutowinangun 09
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2012:81). Teknik pengambilan sampel menggunakan jenis
Probablility sampling yaitu Sampel Random Sampling). Teknik pengambilan
sampel ini dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono
Nama Sekolah
Jumlah Siswa
L P Jumlah
SD Negeri Kutowinangun 08
74 74 148
SD Negeri Kutowinangun 09
67 93 160
Jumlah Seluruh Siswa 308 siswa
36
2012:81). Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa
memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini dapat
lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.
Tabel 10
Sampel Penelitian
Berdasarkan Tabel di atas bahwa sampel dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IV SD Negeri Kutowinangun 08 dan 09 dimana sampel tersebut
dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompok siswa SD Negeri
Kutowinangun 08 yang berjumlah 24 siswa dimana jumlah siswa laki-laki
sebanyak 13 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 11 orang dan Siswa SD
Negeri Kutowinangun 09 berjumlah 29 siswa dimana jumlah siswa laki-laki
sebanyak 11 orang dan jumlah perempuan sebanyak 18 orang.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2012:38-39) adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas (Independen) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Dalam penelitian ini Variabel bebas (Independen) adalah Pembelajaran
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif, yang mana penelitian ini
Nama Sekolah
Jumlah Siswa
L P Jumlah
SD Negeri Kutowinangun 08
13 11 24
SD Negeri Kutowinangun 09
11 18 29
Jumlah Seluruh Siswa 53 siswa
37
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) dan Think Pair and Share (TPS). Variabel terikat (Dependen) adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas,
dimana dalam penelitian ini variabel terikat (Dependen) adalah Hasil belajar
matematika pada siswa yang berupa hasil belajar matematika pada materi
pecahan.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi Operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Think Pair Share (TPS), Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan
Hasil Belajar.
a. Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Variabel bebas (x) yang pertama dalam penelitian ini adalah model Numbered
Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik
Agus Suprijono (2015:111). Siswa ditekan kan untuk bisa berfikir pada saat
berinteraksi dengan teman sekelompoknya agar tujuan dapat tercapai. Model ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling Sharing ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, supaya dapat meningkatkan
semangat kerja sama siswa.
b. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Hasil belajar
Pembelajaran Kooperatif tipe Tipe Think Pair and Share (TPS) ini
merupakan suatu model pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa untuk mendorong rasa ingin tahu, ingin melakukan, ingin maju.
38
Model pembelajaran ini lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama
untuk mengatur tempat duduk ataupun mengelompokkan siswa (Asyhar, 2009).
Dalam kelas metode TPS saat proses menjawab pertanyaan dilakukan dengan
pemanggilan kelompok sehingga saat menjelaskan informasi di depan kelas
dilakukan secara berpasangan dan siswa yang mempunyai kemampuan
matematika tinggi akan menjelaskan sedangkan siswa yang merasa kemampuan
matematika lebih lemah lebih mengandalkan pasangannya. Maka siswa yang
berkemampuan matematika rendah tidak meningkat prestasi belajarnya.
c. Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjono (2002:3) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukan dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dan puncak proses belajar. Dari sisi guru,
tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Keberhasilan
implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru
dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran. Wina Sanjaya
(2006:50) karena setiap guru pasti akan memiliki pengalaman, pengetahuan,
kemampuan, gaya, dan bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar. Guru
yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan
berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian
bantuan kepada peserta didik. Jadi, guru tidak hanya berperan sebagai model atau
teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran
(manager of learning).
39
3.5 Teknik Pengumpul Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1 Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpul data merupakan cara yang digunakan dalam penelitian
untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpul data dalam penelitian ini berupa
metode tes, dan metode observasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
berupa data hasil belajar matematika siswa kelas IV SD. Maka untuk memperoleh
data-data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan, digunakan metode
pengumpulan data dengan menggunakan metode tes, metode observasi dan metode
dokumentasi.
a. Metode Tes
Metode Tes adalah cara pengumpulan data yang berupa pertanyaan-
pertanyaan atau instruksi-instruksi kepada subjek penelitian (Budiyono, 2003).
Dan tes merupakan sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau
sejumlah pertanyaan yang harus diberi tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat
kemampuan seseorang. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa setelah diberi perlakuan atau sebelum dalam bentuk uraian yang
terdiri dari tes pretest dan posttest.
b. Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau
kuisioner dan wawancara selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi pada objek-objek yang lain. Metode observasi
adalah cara pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap
subjek penelitian demikian hingga siswa tidak tahu bahwa dia sedang diamati
(Budiyono, 2003:53).
40
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen yang telah ada (Budiyono, 2003). Dalam penelitian ini, metode
dokumentasi akan dipakai untuk memperoleh data nilai pada semester II (dua) dari
setiap kelas untuk mengetahui keseimbangan awal kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2. Data tersebut diperoleh dari dokumentasi guru, yaitu daftar nilai
ulangan harian semester II.
3.5.2 Instrumen Penelitian
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik dan alat ukur yang digunakan dalam penelitian
disebut Instrumen Penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa (Sugiyono, 2012:102). Instrument
ini berupa tes hasil belajar dan lembar observasi. Tes hasil belajar matematika
siswa yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai
materi yang telah diberikan. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk
mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diberikan. Sedangkan
lembar observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan dalam tahapan
pembelajaran. Berikut adalah tabel kisi-kisi Instrumen Soal Pretes dan Soal
Posttest Mapel Matematika pada tabel 3.5 dan 3.6.
41
Tabel 11
Kisi-kisi Instrumen Soal Pretes Mapel Matematika
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Butir
Soal
Soal
Valid Tidak
Valid
5. Menjumlah
kan dan
Mengurangk
an Bilangan
Bulat
5.2 Menjumlahkan
bilangan bulat
1. Melakukan
operasi hitung
penjumlahan
bilangan
bulat
1,3,5,7,
10,12,
15,17,18,
20
1,3,5,
7,
10,12
,
15,17
,18,
20
-
5.3 Mengurangkan
bilangan bulat
2. Melakukan
operasi hitung
pengurangan
bilangan bulat
2,4,6,8,9,
11,13,14,
16,19
2,4,6,
,13
,16,1
9
8,9,11,
14
Tabel 12
Kisi-kisi Instrumen Soal Posstest Mapel Matematika
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Butir
Soal
Soal
Valid Tidak
Valid 6. Menggunakan
Pecahan
dalam
pemecahan
masalah
6.3 Menjumla
hkan
Pecahan
1. Melakukan
operasi hitung
penjumlahan
pecahan
berpenyebut sama
2, 3, 5, 6,
7, 8, 9,
11, 12,
14, 15,
16,
2, 3,
5, 7,
8, 9,
12,14
,
15,16
6, 11
2. Melakukan
operasi hitung
penjumlahan
berbeda
penyebut.
1, 4, 10,
13, 17,
18, 19,
20
1, 4,
10,13
,17,1
8, 19,
20
1,
Pengujian instrument dilakukan di SD Kutowinangun 08 dan
Kutowinangun 09 yang berjumlah 53 siswa dimana 24 orang siswa SD
Kutowinangun 08 dan 29 orang siswa SD Kutowinangun 09. Berdasarkan hasil uji
coba instrument tersebut, kemudian dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas
dengan bantuan SPSS Statistic 20 for windows.
42
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi kelas IV
semester genap, pada pokok bahasan penjumlahan pecahan. Tipe tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tipe subjektuf bentuk uraian (essay). Hal ini
dikarenakan bentuk uraian akan terlihat strategi siswa dalam menyelesaikan
permasalahan.
Dimana hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti
(Sugiyono, 2012:121).
Prosedur pembuatan instrument observasi tindakan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
Tabel 13
Kisi-kisi Instrument Model Numbered Head Together (NHT).
No Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pembelajaran
Rumusan Pembelajaran Nomor
item
1
Kegiatan Awal
Menyiapkan
kelas dan
memotivasi
siswa
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
1. Guru membuka proses
pembelajaran
2. Guru bersama siswa
merapikan atau
menyiapkan tempat duduk
3. Guru meminta siswa
untuk menyiapkan buku
pelajaran dan alat tulis
4. Guru memberikan
apersepsi.
5. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
1, 2, 3,
4, 5
2
Membagi siswa
dalam kelompok
6. Guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok
dan setiap anggota
kelompok diberi nomor 1-
5
6,
Penyajian materi 7. Guru menyampaikan
materi pembelajaran
8. Guru menyampaikan
langkah-langkah dalam
pembelajaran Numbered
Head Together (NHT)
7, 8
43
Kegiatan Inti
Siswa
melakukan
pembelajaran
dengan model
Numbered Head
Together
9. Guru memberi beberapa
soal kepada murid
10. Siswa membahas soal dan
menyatukan pendapat
kelompok
11. Guru memanggil siswa
dengan nomor tertentu,
12. Guru memilih atau
menyebutkan salah satu
kelompok tersebut
9, 10,
11, 12
3 Kegiatan akhir Evaluasi 13. Guru melakukan Tanya
jawab dan memberi
kesimpulan dari
pembelajaran
14. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan
15. Guru memberi evaluasi
kepada siswa
16. Guru menutup proses
pembelajaran (salam dan
berdoa)
13, 14,
15, 16
Tabel 14
Kisi-kisi Instrument Model Think Pair Share (TPS).
Aspek Yang diamati Indikator Nomor item
Kegaiatan Awal
1. Guru mengawali pembelajaran :
Berdo’a Salam dan presensi
2. Guru melakukan apersepsi
3. Guru menyampaikan Indikator
1, 2, 3
Kegiatan Inti
Tahap penomoran:
4. Guru membagi siswa dalam
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
siswa tiap kelompok
5. Guru membagi amplop untuk semua
kelompok dan amplop ini berisi
nomor
Tahap mengajukan pertanyaan:
6. Guru mengajukan pertanyaan atau
membagikan tugas kepada setiap
kelompok-kelompok.
4, 5, 6,
7, 8, 9,
44
Tahap berfikir bersama:
7. Siswa melakukan diskusi terhadap
tugas yang diberikan oleh guru
8. Selama siswa berdiskusi,guru
berkeliling untuk memberikan
bimbingan dan hal-hal yang belum
di pahami
Tahap pemanggilan
9. Guru memanggil salah satu nomor,
kemudian siswa yang memiliki
nomor sama
Kegiatan Penutup
10. Guru mengkonfirmasi materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
11. Guru menutup kegiatan proses
belajar mengajar.
12. Guru memberikan salam penutup
10, 11, 12
3.6 Teknik Validitas Instrumen
Tes hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran
guna pengumpulan hasil belajar. Sebagai sebuah alat ukur maka tes hasil belajar
harus memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik. Untuk menjamin bahwa
instrumen berupa tes uraian yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik
maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang baik harus memenuhi
dua syarat yaitu valid dan reliabel.
3.6.1 Uji Validitas
Suatu instrumen soal yang valid mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya instrumen soal yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Uji validitas soal dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows. Pengujian
validitas soal Pretest dan Posttest menggunakan Correctec Item-Total Correlation.
Langkah-langkahnya adalah : Klik Analyze pilih Scale dan klik pilih Reliability
Analisis pada statistik beri tanda pada Scale If item deleted. Untuk menentukan soal
valid atau tidak dapat melihat skor uji validitas pada tabel Item-Total Statistic kolom
45
Correctec Item-Total Correlation dengan menggunakan pedoman koefesien korelasi
menurut Sugiyono (2012:126).
Berdasarkan tabel di atas jumlah siswa sebanyak 30 siswa maka nilai r Product
Moment yang digunakan dalam taraf signifikan 5% adalah dengan nilai 0,361.
Adapun nilai koefisien dari soal-soal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 15
Nilai Koefisien Korelasi Soal Pretest
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa soal yang valid sebanyak 16
soal diantaranya adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19 ,20.
dan yang tidak valid sebanyak 4 soal diantaranya adalah nomor 8 ,9, 11, 14. Terdapat
5 soal yang digunakan untuk uji Pretest yaitu soal nomor 2, 4, 5, 6, 7.
Nomor
Soal
Nilai
Koefisien Korelasi
nilai r Product
Moment
Keterangan
Soal 1 0,739 0,361 Valid
Soal 2 0,541 0,361 Valid *
Soal 3 0,746 0,361 Valid
Soal 4 0,651 0,361 Valid *
Soal 5 0,584 0,361 Valid *
Soal 6 0,385 0,361 Valid *
Soal 7 0,556 0,361 Valid *
Soal 8 0,222 0,361 Tidak Valid
Soal 9 0,325 0,361 Tidak Valid
Soal 10 0,690 0,361 Valid
Soal 11 0,138 0,361 Tidak Valid
Soal 12 0,506 0,361 Valid
Soal 13 0,702 0,361 Valid
Soal 14 0,153 0,361 Tidak Valid
Soal 15 0,476 0,361 Valid
Soal 16 0,749 0,361 Valid
Soal 17 0,768 0,361 Valid
Soal 18 0,632 0,361 Valid
Soal 19 0,466 0,361 Valid
Soal 20 0,674 0,361 Valid
46
Tabel 16
Nilai Koefisien Korelasi Soal Posttest
Nomor
Soal
Nilai
Koefisien Korelasi
nilai r Product
Moment
Keterangan
Soal 1 358 0,361 Tidak Valid
Soal 2 612 0,361 Valid
Soal 3 599 0,361 Valid
Soal 4 751 0,361 Valid *
Soal 5 515 0,361 Valid
Soal 6 0,62 0,361 Tidak Valid
Soal 7 751 0,361 Valid
Soal 8 599 0,361 Valid
Soal 9 640 0,361 Valid
Soal 10 751 0,361 Valid *
Soal 11 098 0,361 Tidak Valid
Soal 12 612 0,361 Valid
Soal 13 515 0,361 Valid
Soal 14 599 0,361 Valid *
Soal 15 640 0,361 Valid
Soal 16 570 0,361 Valid
Soal 17 515 0,361 Valid *
Soal 18 612 0,361 Valid
Soal 19 431 0,361 Valid
Soal 20 515 0,361 Valid *
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa soal yang valid sebanyak 17
soal diantaranya adalah soal nomor 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19 dan 20 dan yang tidak valid sebanyak 3 soal diantara nya adalah soal nomor
1, 6 dan 11. Terdapat 5 soal yang digunakan untuk uji posttest yaitu soal nomor 4,
10, 14, 17, 20.
Tabel 17 Analisis Uji Validitas Soal Pretest
No
Indikator
Butir Soal
Jumlah Soal Jumlah
Seluruh Soal Valid Tidak Valid
1 Menjumlahkan
Bilangan Bulat
1, 3, 5, 7, 10, 12,
15, 17, 18, 20
1, 3, 5, 7, 10,
12, 15, 17,
18, 20
- 10
2 Mengurangkan
Bilangan Bulat
2, 4, 6, 8, 9, 11,
13, 14, 16, 19
2, 4, 6, 8, 9,
11, 13, 16, 19
14 10
Jumlah seluruh soal 20
47
Berdasarkan hasil uji validitas soal pretes yang telah dilakukan oleh siswa
terdapat 10 jenis soal penjumlahan yang valid diantaranya adalah soal nomor 1, 3, 5,
7, 10, 12, 15, 17, 18, 20 dan 9 jenis soal pengurangan yang valid diantaranya adalah
soal nomor 2, 4, 6, 8, 9, 11, 13, 16, 19 dan 1 soal pengurangan yang tidak valid
adalah soal nomor 14.
Tabel 18 Analisis Uji Validitas Soal Posttest
No Indikator Butir Soal Jumlah Soal
Valid
Jumlah Soal
Tidak Valid
Jumlah
Seluruh
1 Menjumlahkan
Pecahan
Berpenyebut Sama
2, 3, 5, 6, 7, 8, 9,
11, 12, 14, 15, 16,
2, 3, 5, 7, 8, 9,
12, 14, 15, 16,
6, 11 12
2 Menjumlahkan
Pecahan Berbeda
Penyebut
1, 4, 10, 13, 17,
18, 19, 20
1, 4, 10, 13, 17,
18, 19, 20
- 8
Jumlah seluruh soal 20
Berdasarkan hasil uji validitas soal posttes yang telah dilakukan oleh siswa
terdapat 10 jenis soal penjumlahan pecahan berpenyebut sama yang valid di
antaranya adalah soal nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 12, 14, 15, dan 16, ada 8 soal, dan 2
soal tidak valid yaitu nomor 6 dan 11. Sedangkan pada penjumlahan pecahan
berbeda penyebut yang valid di antaranya adalah soal nomor 1, 4, 10, 13, 17, 18, 19,
20 jenis soal penjumlahan pecahan berbeda penyebut.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument.
reliabilitas merupakan uji yang digunakan untuk melihat konsistensi instrument
soal. Dalam melakukan uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS 20 for
48
window dengan menggunakan cronbach alfa. Menurut Wardani (2012:91-92)
rentang indeks reliabilitas adalah sebagai berikut. Dapat dilihat pada tabel 3.13
dibawah ini.
Tabel 19
Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80 - 1,00 Sangat Reliabel
2 0,60 - 0,80 Reliabel
3 0,40 - 0,60 Cukup Reliabel
4 0,20 - 0,40 Agak Reliabel
5 0,20 Kurang Reliabel
Berdasarkan Analisis Uji Reliabilitas yang telah diuji menggunakan SPSS 20
for window Dapat dilihat pada tabel 3.15 dibawah ini.
Tabel 20
Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest
Cronbach’s Alpha N of Item
.713 16
Dapat disimpulkan berdasarkan hasil uji reliabilitas soal Pretest di peroleh
skor Cronbach’s Alpha 0,713, sehingga soal termasuk dalam kategori reliabel.
Adapun hasil uji reliabilitas soal Posttest dapat dilihat pada tabel 3.16 dibawah
ini.
Tabel 21
Hasil Uji Reliabilitas Soal Posttest
Cronbach’s Alpha N of Item
.817 17
Dapat disimpulkan berdasarkan hasil uji reliabilitas soal Posttest di peroleh
skor Cronbach's Alpha 0,817, sehingga soal termasuk dalam kategori sangat
reliabel.
49
3.7 Teknik Analisa Data
Analisis data terdiri atas Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis. Uji Prasyarat terdiri
atas uji normalitas untuk menentukan apakah data yang diperoleh berdistribusi
normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui tingkat kesetaraan subjek
yang akan diteliti. Setelah dilakukan uji asumsi/uji prasyarat kemudian dapat
dilaksanakan uji t (beda rata-rata) sebagai acuan untuk menguji hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas mempunyai
distribusi data yang normal atau tidak, apabila data berdistribusi normal maka dapat
digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal
maka digunakan statistik nonparametrik. Acuan data dikatakan berdistribusi normal
jika nilai signifikansi/probabitas > 0,05. Dalam uji normalitas data ini bisa
menggunakan bantuan software SPSS 20 yaitu analyze-nonparametrik-one sampel
KS-masukan variabel pada jendela variabel-klik normal pada test distribution-ok.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H0 : ∑1 = ∑2 → sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : ∑1 ≠ ∑2 → sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Menguji homogenitas varians dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H0 : ∑1 = ∑2 → semua variansi sama.
H1 : ∑1 ≠ ∑2 → tidak semua variansi sama.
Untuk mengetahui kesamaan varians (homogenitas) antara kelas ekperimen 1 dan
kelas eksperimen 2 digunakan levene’stest for equality variansces pada SPSS 20 for
windows. Dengan kriteria pengujian Santoso, (2002:245 dalam Wibowo 2015)
sebagai berikut.
50
1) Jika nilai signifikan > 0,05, maka kedua kelas berasal dari populasi
yang memiliki varians yang sama (homogen).
2) Jika nilai signifikan < 0,05, maka kedua kelas tidak berasal dari
populasi yang memiliki varians yang sama (heterogen).
Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok
homogen atau tidak.
3. Uji Beda Rata-rata
Uji t (uji beda rata-rata) dapat dilakukan jika uji asumsi/prasyarat berupa
normalitas dan homogenitas terpenuhi. Setelah dilakukan uji homogen, jika diperoleh
hasil bahwa varian sama maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed
(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances
Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Uji beda rata-rata digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh jika suatu karakteristik diberi perlakuan yang
berbeda atau mendapat pengaruh tertentu. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam
bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2 → Terdapat perbedaan hasil belajar matematika kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
H1 : µ1 ≠ µ2 → Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
H0 ditolak dan H1 diterima
H0 ditolak dan H1 diterima
Jika kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji
kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak menggunakan independent sample
t-test, dengan bantuan software SPSS versi 20 for windows. Dengan kriteria
pengujian (Santoso, 2002: 245) sebagai berikut.
51
1) Jika nilai signifikasi > 0,05, maka Ho diterima H1 ditolak.
2) Jika nilai signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak H1 diterima.
3) Jika kedua kelas berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka
dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak
menggunakan uji-t’ yaitu independent sample t-test dengan asumsi kedua
varians tidak homogen atau dikenal dengan equal variances not assumed.
4) Jika salah satu atau kedua kelas tidak berdistribusi normal, maka
dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak
menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu dengan uji Mann-Whitney
U-Test.