27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas, dimana peneliti bekerjasama
dengan guru kelas IV dalam menerapkan model pembelajaran Cooperative
Learning TGT (Team Games Tournament) dalam mengajar Bahasa Indonesia
pokok bahasan keterampilan menulis pantun pada materi Semester II. Peneliti
sebagai pengajar yang melaksanakan pembelajaran dan guru sebagai observer.
3.2. Latar dan Subjek Penelitian
3.2.1 Tahap Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 07
Kecematan Sidorejo Kota Salatiga pada Siswa Kelas IV Semester II Tahun
Pelajaran 2016/2016.
Dilaksanakan di SDN Siderejo Lor 07 Kecematan Sidorejo Kota Salatiga
pada siswa kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Jumlah seluruh
siswa kelas IV adalah 52 orang, yang terdiri dari 22 laki-laki dan 30 perempuan.
3.2.2 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 4 bulan yaitu Februari,
Maret, April, dan bulan Mei.
c. Jadwal penelitian
Rencana penelitian dilakukan sebagai berikut :
28
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian pada Kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016
Siklus I
Pertemuan ke Hari Tanggal Jam Keterangan
1 Rabu 04 Mei 2016 9-11 X3
2 Senin 09 Mei 2016 9-11 X3
Siklus II
Pertemuan ke Hari Tanggal Jam Keterangan
1 Sabtu 14 Mei 2016 07-09 X3
2 Senin 17 Mei 2016 9-11 X3
3.2.3 Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah
seluruh siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Kecematan Sidorejo Kota Salatiga
yang berjumlah 52 orang, yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 30 siswa
perempuan, sehingga jumlah keseluruhan siswa adalah 52 orang. Penelitian
yang dilakukan yaitu menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning
TGT (Team Games Tournament), pada pelajaran Bahasa Indonesia pokok
bahasan keterampilan menulis pantun.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013)
3.3.1 Jenis Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y).
1. Variabel Bebas X ( Independent )
Sugiyono (2013) mendepenisikan bahwa variabel bebas (independen)
adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang
29
menjadi variabel bebasnya adalah model pembelajaran Cooperative
Learning TGT (Team Games Tournament)
2. Variable Terikat Y ( Dependent )
Sugiyono (2013) mendepenisikan bahwa variabel terikat (dependen)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keterampilan
menulis.
3.3.2 Hubungan antara Variabel
Hubungan antara variabel pada penelitian ini adalah variabel (X) akan
mepengaruhi variabel (Y). Model pembelajaraan Cooperative Learning TGT
(Team Games Tournament) (X) mempengaruhi keterampilan menulis pantun
dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 07
Semester II sebagai variabel (Y).
3.3.3 Definisi Operasional Variabel
Sesuai dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan Keterampilan
Menulis Pantun Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team
Games Tournament) Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor
07 Kecematan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”,
definisi operasional dari variable-variabel yang digunakan adalah :
a. Model pembelajaran Cooperative Learning TGT ( Team Game
Tournament ) adalah sebuah model yang menghadapkan guru dan
peserta didik pada berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan mata
pelajaran maupun menyangkut hubungan sosial. Pemecahan masalah
pembelajaran dilakukan melalui berbagai cara, melalui persentasi
kelas, diskusi kelompok, turnamen, Tanya jawab antara guru dan
peserta didik.
30
b. Keterampilan menulis pantun terjadi perubahan setelah mengnakan
model pembelajaran TGT pada diri siswa, dimana perubahan tersebut
terjadi pada aspek kognitif dan yang diukur adalah ingatan,
pemahaman dam penerapan.
3.4. Rencana Tindakan
Rencana penelitian yang digunakan adalah prosedur penelitian tindakan
kelas menurut Kemmis & Mc. Taggart yang terdiri dari dua siklus. Dalam
setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu: dengan kegiatan masing-masing per siklus
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, refeleksi. Penjelasan
lebih rinci dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: http://goo.gl/uNfsch
Keterangan:
1. Perencanaan (Palanning).
2. Pelaksanaan dan observasi
(Action and Observe).
3. Refleksi (Reflect).
Gambar 3.2
Desain PTK Kemmis & Mc Taggart
3.4.1 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian kelas (PTK) ini dilakukan menggunakan model
pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) yang
terdiri dari 2 siklus yang masing-masing tahapannya meliputi perencanaan,
31
pelaksanaan, pengamatan, dan refeleksi. Adapun tahap-tahap dari masing-
masing siklus adalah sebagai berikut :
3.4.2 Pelaksanaan Siklus I
a) Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahapan ini akan dilakukan persiapan rencana pembelajaran
meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
lembar observasi..
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Tahapan pelaksanaan tindakan dan pengamatan merupakan tahapan
penerapan, observasi kegiatan penerapan metode pembelajaran
Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Aktifitas yang
termasuk dalam tahap pelaksanaan kegiatan terdiri dari:
1. Pembukaan
guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, tujuan
pembelajaran dan memberikan motivasi (prasyarat belajar). Saat
pembelajaran, guru harus sudah mempersiapkan work sheet dan
soal turnamen.
2. Pengembangan
Guru memberikan penjelasn materi secara garis besar.
3. Belajar kelompok
Guru membacakan anggota kelompok dan meminta siswa untuk
berlumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Satu
kelompok biasanya terdiri dari 4 atau 5 siswa yang anggotanya
heterogen, yang dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan
ras atau etnis. Guru memerintahkan kepada siswa untuk belajar
dalam kelompok (kelompok asal). Fungsi kelompok adalah untuk
lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih
32
khusus untuk mempersiapkan anggota agar bekerja dengan baik
dan optimal saat game. Biasanya belajar kelompok ini
mendiskusikan masalah bersama-sama, membandingkan jawaban
dan memperbaiki pemahaman yang salah tentang suatu materi.
Kelompok merupakan bagian yang utama dalam TGT. Perhatian
ditempatkan pada anggota kelompok agar melakukan yang terbaik
untuk kelompok dan dalam kelompok melakukan yang terbaik
untuk membantu sesama anggota.
4. Validasi kelas
Guru melakukan pengecekan terhadap masing-masing kelompok
mengenai pantun yang telah dibuat bersama anggota kelompok.
5. Turnamen
Sebelum turnamen guru memberikan gambaran tentang aturan atau
metode penilaian. Penilain dilakukan dengan memperhatikan
kaidah-kaidah dari pantun itu sendiri baik baris, jumlah kata, rima,
sampiran dan isi. Turnamen dilaksanakan dengan cara setiap
kelompok membacakan pantun yang telah dibuat berdasarkan jenis
pantun, baik pantun sukacita, dukacita maupun pantun jenaka
secara bergantian. Setiap pantun harus dibalas berdasarkan jenis
pantun yang ditentukan. Misalkan, jika kelompok satu
membacakan pantun jenaka, maka kelompok lainnya akan
membalas dengan membacakan pantun jenaka juga.
6. Penghargaan kelompok
Setelah pelaksanaan turnamen selesai guru memberikan penilain
terhadap masing-masing kelompok dan memberikan penghargaan
kepada kelompok yang memiliki nilai tertinggi.
33
c) Tahap Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahapan analisa data hasil observasi yang
diperoleh dari tiap pertemuan setiap siklus pembelajaran. Hasil tahapan
refleksi memberikan gambaran ketuntasan siswa dalam menulis
pantun.
3.4.3 Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Peneliti melakukan perencanaan siklus II dengan memperbaiki
kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I dengan
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan Standar Kompentensi : 8. Menulis ,
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam
bentuk pantun anak, Kompentensi Dasar 8.3. Membuat pantun anak yang
menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan,
dll.) sesuai dengan ciri-ciri pantun.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II hal yang dilakukan
peneliti adalah melakukan perbaikan pada langkah-langkah kegiatan
pada proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I
sebelumnya.
c. Tahap refleksi (Reflecting)
Refleksi yang dilakukan meliputi perangkat pelaksanaan
pembelajaran, hasil pelaksanaan pembelajaran berupa hasil evalusai dan
observasi. Hasil refleksi dijadikan sebagai acuan untuk pelaksanaan
perbaikan siklus selanjutnya.
34
3.5. Perencanaan Tindakan
1. Permintaan Izin
Permintaan izin kepada Kepala SDN Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga.
2. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang
SDN Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga secara
keseluruhan dan kedalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran
bahasa Indonesia di kelas IV.
3. Identifikasi masalah
Proses pembelajaran yang dilakukan pada umumnya sudah berjalan
dengan baik, akan tetapi penggunaan model pembelajaran di setiap sub
poko hahasan tidak dapat dilakukan dengan cara yang sama. Hal tersebut
dapat mempengaruhi kegiatan belajar dan hasil belajar siswa, sehingga
sering kali dijumpai siswa yang tidak tuntas dalam belajarnya. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut dalam penelitian ini yang akan
diterapkann adalah model pembelajaran Cooperative Learning TGT
(Team Games Tournament), agar siswa dapat lebih bersemangat
mengikuti pelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
3.6. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
dan data kulitatif. Data kuantitafi merupakan data hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri Sidorejo Lor 07 yang diperoleh dengan lembar observasi dan data
kualitatif adalah data aktivitas belajar siswa dan belajar guru dalam menerapkan
model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament).
35
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Metode Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung
(Ngalim Purwanto, 2012:149). Dengan kata lain, observasi sebagai alat
evaluasi untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan dengan
cara pencatatan yang sistematis dari kegiatan siswa secara individu
maupun ketika berada didalam kelompok.
Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative
Learning TGT (Team Games Tournament) dengan melihat keadaan
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penilaian kemampuan siswa
dilihat dari indikator penulisan pantun yang telah ditentukan.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi
dilakukan dengan mencatat gambaran kegiatan belajar yang terjadi di
kelas dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning
TGT (Team Games Tournament).
3.6.2 Instrumen Penilaian
Adapun instrument penilaian yang dilakukan dalam pengumpulan data
pada penelitian ini adalah :
1. Tes
Tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara
sistematis, untuk mengukur indicator/kompetensi tertentu, dilakukan
36
dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan
spesifik, sehingga hasilnya relative ajeg bila dilakukan dalam waktu
yang relative sama (Wardani 2014:142). Tes digunakan untuk
mendapatkan data hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan
keterampilan menulis pantun. Metode tes digunakan sebagai instrument
penelitian dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengerjakan soal yang diberi. Pada tabel berikut merupakan kisi-
kisi soal tes formatif yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus I
Indikator Item Soal
8.3.1 Menjelaskan pengertian pantun. 1, 11, 20, 21
8.3.2 Menyebutkan jenis-jenis pantun. 9, 10, 13, 14, 16, 24
8.3.3 Mengidentifikasi ciri-ciri pantun
dari video.
2, 4, 5, 15, 17, 18
8.3.4 Siswa menyusun pantun acak
menjadi pantun yang padu.
19, 22, 25
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus II
Indikator Item Soal
8.3.5 Siswa menyempurnakan pantun
rumpang.
1, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 20
8.3.6 Siswa membuat pantun dengan
tema yang ditentukan.
2, 5, 19
8.3.7 Siswa membuat pantun
berbalasan.
9, 10,
2. Non Tes
Penilaian ini dilakukan sebelum berlangsungnya pembelajaran, penilaian
ini berupa observasi, wawancara yang dilakukan dengan guru kelas.
37
3.7. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa
pada pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan menulis pantun yang
memperoleh nilai di atas KKM 67 diharapkan mencapai ketuntasan kelas
minimal 85%. Selain hasil belajar penelitian ini juga melakukan pengamatan
dengan mengunakan lembar observasi berdasarkan langkah-langkah dalam
model yang digunakan yaitu Cooperative Learning TGT (Team Games
Tournament) dengan patokan keberhasilan dari suklus I ke siklus II minimal
85%.
3.8. Validitas dan Reliabilitas
Validitas atau kesasian adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin diukur (Syofiana Siregar, 2010:162). Untuk
menentukan layak atau tidaknya item yang digunakan , perlu digunakan uji
signifikan koefisien korelasi pada taraf signifikasi 5%, artinya satu item
dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Sedangkan uju reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsisten alat
ukur apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten
jika pengukuran tersebut diulang. Hasil peneliti diharapkan valid dan reliable
apabila digunakan instrument yang valid dan reliable. Jadi instrument yang valid
dan reliabl merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang
valid dan reliabl.
a. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu
instrument dalam mengukur dengan apa yang hendak diukur. Syofian
Siregar (2010:316) bahwa N=36 (N=jumlah siswa) batas konfesiennya
>0,329. Untuk mengukur validitas digunakan program komputer yaitu
aplikasi SPSS 16.0 for Windows dengan mengunakan Corrected Item
38
Total Correlation yang merupakan korlasi antara skor tiap item dengan
skor total soal dikatakan valid apabila nilai koenfisiennya >0,329.
Apabila ada soal yang nilai koenfisiennya <0,329 maka item soal
tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
Untuk lebih jelas mengetahui tingkat validitas dengan melihat
angka pada (Corrected Item Total Coorelation). Validitas satu tes dapat
dihitung dengan mengunakan bantuan Software SPSS 16.0, yaitu dengan
cara Analyze-Scale-Reliability Analizy-pilih item soal pindah ke kolom
item-lkik-Statistic (Descriptives for) – Centang Scale if item deleted-
continue-klik Ok.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Soal Siklus I dan II
Siklus Item soal Valid Tidak valid
I 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25.
1, 2, 4, 6, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21,
22, 24, 25.
3, 5, 7, 8, 23.
II 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25.
1, 2, 4, 6, 7, 10, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25.
3, 5, 8, 9, 11.
b. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Selain digunakan uju validitas juga perlu adanya pengujian
reliablitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrument menggunakan
program SPSS 16,0 for Windows. Sama dengan penguji validitas, untuk
menguji reliabilitas penulisan mengunakan juga data hasil pekerjaan
siswa. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
digunakan pedoman.
Hasil yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah diatas adalah
tampak pada tabel dibawah ini:
39
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Soal
Siklus I
Cronbach's Alpha N of Items
.862 20
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Soal
Siklus II
Cronbach's Alpha N of Items
.870 20
3.9. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukan proporsi peserta didik
yang menjawab benar butir soal. (Slameto, 2001). Semakin besar tingkat
kesukaran soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah
tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Tingkat kesukaran soal adalah
peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu
yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P)
dapat dengan rumus:
P = B/N
Dimana:
B = jumlah peserta didik yang menjawab betul,
N = jumlah peserta didik,
P = proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar. (Wardani, dkk.
2014:338).
40
Aiken, 1994 dalam menyebutkan bahwa tingkat kesukaran pada
umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi, yang besarnya 0,00-1,00. Untuk
menentukan tingkat kesukaran butir soal, dapat menggunakan tabel tingkat
kesukaran berikut ini. Wardani, dkk (2014:338).
Tabel 3.7
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0,00-0,38 Sukar
0,39-0,68 Sedang
0,69-1,00 Mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal menggunakan Miscrosoft Excel
2007, dengan cara menggunakan program Miscrosoft Excel 2007 kemudian blok
item soal dan jawaban seluruh siswa, selanjutnya klik Average. Data yang
diperoleh melalui langkah tersebut denhan jumlah keseluruhan responden 26
siswa, disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8
Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal
Analisis Soal Soal Mudah Soal Sedang Soal Sukar
Siklus I 1, 4 6, 10, 11, 12, 13,14,
16, 17, 18, 19, 24, 25
9, 23, 20, 21, 22 2, 7, 15
Siklus II 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 15,
17, 21, 22, 23, 24, 25
2, 3, 7, 20 1, 13, 14, 16, 18,
19
Data hasil analisis tingkat kesukaran soal pada siklus I dan siklus II pada
tabel diatas, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda
siklus I dijumpai 17 item soal dengan kategori mudah, 5 item soal dengan
kategori sedang, dan 3 item soal dengan kategori sukar. Hasil analisis kesukaran
soal pada siklus II kategori item soal mudah 15 item soal, 4 item soal dengan
kategori sedang, dan 6 item sola dengan kategori sukar.
Jadi untuk soal tes formatif setiap akhir siklus menggunakan 20 item soal
yang sudah diuji validitas dan reliabilitas serta uji tingkat kesukarannya.
41
3.10. Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa
deskriptif kualitatif pada data yang diperoleh dari hasil tes formatif dan lembar
observasi rubrik penilaian dengan menggunakan persamaan:
Dimana : p = Persentase tingkat perubahan
f = Frekuensi jawaban yang diperoleh
n = Jumlah Skor ideal
Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
di atas kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan rentang nilai yang didapatkan tampak
pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.9
Nilai Interval Kelas
Interval kelas Kategori
84-100 Tinggi
67-83 Sedang
50-66 Rendah
33-49 Sangat rendah
𝑝 =𝑓
𝑛 × 100%