43
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah racanangan penelitian yang
didalamnya terdapat cara atau metode serta pendekatan penelitian yang akan
digunakan terkait dengan topik atau tema penelitian serta permasalah yang akan
diteliti. Komponen metode dan pendekatan penelitian menjadi penting karena
akan berpengaruh pada tata cara pengumpulan data serta analisis data hasil
penelitian yang didapatkan.
Sugiyono (2015, hlm. 3) berpandangan metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena
itu peneliti berusaha memilih metode yang sesuai dengan permasalahan yang akan
diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertolak dari anggapan
bahwa suatu kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti
dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen.
Pengumpulan data dengan menggunakan angket, yang mana peneliti hampir tidak
mengenal siapa yang diteliti atau yang memberikan data. Untuk melihat hubungan
antar setiap variabel terhadap objek, penelitian kuantitatif lebih bersifat sebab
akibat (causal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (yang
mempengaruhi) dan dependen (yang dipengaruhi).
Penelitian kuantitatif menekankan pada keluasan informasi tetapi bukan
kepada kedalaman informasi. Sehingga oleh sebab itu sesuai jika dalam
penelitiannya menggunakan populasi yang besar. Adapun data yang diteliti berupa
sampel yang diambil dari populasi dengan cara purposif sampling, yang mana dari
hasil penelitian yang dilakukan akan digeneralisasikan untuk menggambarkan
karakteristik dari populasi.
44
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK se-Kota Sukabumi. Baik negeri
maupun swasta yang berada di Kota Sukabumi. Sehingga yang menjadi lokasi
penelitian adalah SMK yang ada di Kota Sukabumi, yaitu berjumlah 32 sekolah
yaitu:
Tabel 3.1
Lokasi Penelitian
No Nama Sekolah No Nama Sekolah
1 SMK Negeri 1 17 SMK Tek. Plus Padjadjaran
2 SMK Negeri 2 18 SMK Terpadu Ibaadurrahman
3 SMK Negeri 3 19 SMK Ulul Albab
4 SMK Negeri 4 20 SMK Yaspi Syamsul Ulum
5 SMK Islam Penguji 21 SMK Abdi Bangsa
6 SMK Kartika III-2 22 SMK Pasim Plus
7 SMKK BPK Penabur 23 SMK Plus An Naba
8 SMK Muhammadiyah 1 24 SMK Priority
9 SMK Pasundan 1 25 SMK Persada
10 SMK Pasundan 2 26 SMK Kesehatan Tunas Madani
11 SMK Pelita YNH 27 SMK Terpadu Gema Istiqomah
12 SMK PGRI 1 28 SMK Par. Bina Satya Mandiri
13 SMK PGRI 2 29 SMK IT Madani
14 SMK Plus Bina Teknik 30 SMK Mutiara Cendekia
15 SMK Siliwangi 31 SMK IT Al Fath
16 SMK Taman Siswa 32 SMK Amal Islami
Sumber: Data SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi
Berdasarkan data di atas, ada dua sekolah yang tidak dimasukkan kedalam
lokasi penelitian diakarenakan belum memiliki lulusan yaitu SMK IT Al Fath dan
SMK Amal Islami. Sehingga yang menjadi lokasi penelitian hanya 30 sekolah
saja.
45
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Populasi
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 117) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Sesuai dengan permasalahan tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah
semua guru SMK di Kota Sukabumi sebayak 928 orang.
Untuk mengetahui informasi lebih jelas tentang keadaan populasi pada
penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2
Keadaan Populasi Penelitian
No Nama Skeolah Pendidikan
Pengalaman
Mengajar (tahun) Jumlah
Guru D3 S1 S2 S3 < 5 5-10 > 10
1 SMK Negeri 1 0 93 21 0 2 44 68 114
2 SMK Negeri 2 0 49 6 0 6 22 27 55
3 SMK Negeri 3 0 63 10 0 7 26 40 73
4 SMK Negeri 4 0 57 4 0 14 27 20 61
5 SMK Islam Penguji 2 20 2 0 11 5 8 24
6 SMK Kartika III-2 4 12 0 0 2 8 6 16
7 SMKK BPK Penabur 2 13 0 0 1 2 12 15
8 SMK Muhammadiyah 1 0 32 7 0 6 20 13 39
9 SMK Pasundan 1 2 21 1 0 5 4 15 24
10 SMK Pasundan 2 3 13 2 0 8 5 5 18
11 SMK Pelita YNH 1 39 2 0 31 7 4 42
12 SMK PGRI 1 0 31 14 0 12 13 20 45
13 SMK PGRI 2 2 15 0 0 2 12 3 17
14 SMK Plus Bina Teknik 2 22 1 0 2 16 7 25
15 SMK Siliwangi 4 21 1 0 7 5 14 26
16 SMK Taman Siswa 2 20 3 0 3 13 9 25
17 SMK Tek. Plus
Padjadjaran
3 30 0 0 9 14 10 33
18 SMK Terpadu
Ibaadurrahman
1 27 1 0 12 17 0 29
19 SMK Ulul Albab 6 13 1 0 12 8 0 20
20 SMK Yaspi Syamsul
Ulum
1 20 4 0 15 4 6 25
21 SMK Abdi Bangsa 1 15 0 0 8 8 0 16
22 SMK Pasim Plus 3 16 4 0 14 5 4 23
46
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
23 SMK Plus An Naba 0 22 1 0 15 8 0 23
24 SMK Priority 5 12 1 0 14 4 0 18
25 SMK Persada 3 13 1 0 10 7 0 17
26 SMK Kesehatan Tunas
Madani
2 27 1 0 25 5 0 30
27 SMK Terpadu Gema
Istiqomah
2 15 0 0 12 5 0 17
28 SMK Par. Bina Satya
Mandiri
3 13 5 0 16 5 0 21
29 SMK IT Madani 3 7 0 1 10 1 0 11
30 SMK Mutiara Cendekia 3 22 1 0 19 7 0 26
Total 60 773 94 1 310 327 291 928
Sumber: Data Kepegawaian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi
dan Data Guru SMK se-Kota Sukabumi
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel ini merupakan sebagian
atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010, hlm. 182). Oleh karena itu,
dalam pengambilan sampel harus benar-benar mewakili populasi sehingga dapat
menggambarkan populasi yang ada.
Sampel pada penelitian ini adalah guru-guru SMK se-Kota Sukabumi yang
memiliki pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun. Pemilihan sampel tersebut
didasarkan pada beberapa alasan, sebagai berikut:
a. Guru yang memiliki pengalaman megnajar lebih dari 5 tahun dianggap
sudah mengetahui dunia persekolahan secara mendalam.
b. Guru yang memiliki pengalaman megnajar lebih dari 5 tahun paling tidak
telah mengalami pergantian kepala sekolah.
c. Guru yang memiliki pengalaman megnajar lebih dari 5 tahun dianggap
mampu menilai kepemimpinan kepala sekolah baik dari segi kepribadian
maupun keterampilannya.
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka dapat dilihat pada tabel 3.2 di
atas yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah 618 orang. Adapun secara rinci
dapat dilihat pada tebel 3.3 dibawah ini.
47
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Penelitian
No Nama Skeolah
Pengalaman
Mengajar (tahun) Jumlah Guru
5-10 > 10
1 SMK Negeri 1 44 68 112
2 SMK Negeri 2 22 27 49
3 SMK Negeri 3 26 40 66
4 SMK Negeri 4 27 20 47
5 SMK Islam Penguji 5 8 13
6 SMK Kartika III-2 8 6 14
7 SMKK BPK Penabur 2 12 14
8 SMK Muhammadiyah 1 20 13 33
9 SMK Pasundan 1 4 15 19
10 SMK Pasundan 2 5 5 10
11 SMK Pelita YNH 7 4 11
12 SMK PGRI 1 13 20 33
13 SMK PGRI 2 12 3 15
14 SMK Plus Bina Teknik 16 7 23
15 SMK Siliwangi 5 14 19
16 SMK Taman Siswa 13 9 22
17 SMK Tek. Plus Padjadjaran 14 10 24
18 SMK Terpadu Ibaadurrahman 17 0 17
19 SMK Ulul Albab 8 0 8
20 SMK Yaspi Syamsul Ulum 4 6 10
21 SMK Abdi Bangsa 8 0 8
22 SMK Pasim Plus 5 4 9
23 SMK Plus An Naba 8 0 8
24 SMK Priority 4 0 4
25 SMK Persada 7 0 7
26 SMK Kesehatan Tunas Madani 5 0 5
27 SMK Terpadu Gema Istiqomah 5 0 5
28 SMK Par. Bina Satya Mandiri 5 0 5
29 SMK IT Madani 1 0 1
30 SMK Mutiara Cendekia 7 0 7
Total 327 291 618
Penentuan besaran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
(Akdon & Hadi, 2005, hlm. 107):
n = N
N.d2 + 1
Keterangan:
48
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang diterapkan
Berdasarkan rumus penentuan besaran sampel di atas, dengan diketahui
populasi berjumlah 618 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan 5%, maka dapat
diketahui jumlah sampel sebanyak 243 orang. Sesuai dengan rincian perhitungan
sebagai berikut:
n = 618
618 (0,05)2 + 1
n = 618
618 (0,0025) + 1
n = 618
= 242,83 ≈ 243 (dibulatkan) 1,545 + 1
Sedangkan untuk mementukan jumlah sample yang diambil pada setiap
sekolah, peneliti menggunakan cara proporsional sampling. Proporsi sampel untuk
masing-masing sekolah dihitung dengan rumus:
ni = Ni
x n N
Keterangan:
ni = Ukuran sampel yang harus diambil dari stratum ke-i
Ni = Ukuran stratum ke-i
N = Ukuran populasi
n = Ukurang sampel keseluruhan yang dialokasikan
49
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sebagai contoh jumlah sampel yang diambil pada SMK Negeri 1
Sukabumi dengan jumlah guru dan kepala sekolah (Ni) = 112 orang, jumlah
populasi keseluruhan (N) = 618 orang dan jumlah sampel keseluruhan (n) = 243
Orang. Maka berdasarkan rumus diketahui sebagai berikut:
ni = Ni
x n N
ni = 112
x 243 618
ni = 44,01 ≈ 44 (dibulatkan)
Secara rinci pengambilan sampel secara proporsional pada masing-masing
sekolah dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini.
Tabel 3.4
Proporsional Sampel Pada Masing-Masing Sekolah
No Nama Skeolah Populasi Sampel
1 SMK Negeri 1 112 44
2 SMK Negeri 2 49 19
3 SMK Negeri 3 66 26
4 SMK Negeri 4 47 18
5 SMK Islam Penguji 13 5
6 SMK Kartika III-2 14 6
7 SMKK BPK Penabur 14 6
8 SMK Muhammadiyah 1 33 13
9 SMK Pasundan 1 19 7
10 SMK Pasundan 2 10 4
11 SMK Pelita YNH 11 4
12 SMK PGRI 1 33 13
13 SMK PGRI 2 15 6
14 SMK Plus Bina Teknik 23 9
15 SMK Siliwangi 19 7
50
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16 SMK Taman Siswa 22 9
17 SMK Tek. Plus Padjadjaran 24 9
18 SMK Terpadu Ibaadurrahman 17 7
19 SMK Ulul Albab 8 3
20 SMK Yaspi Syamsul Ulum 10 4
21 SMK Abdi Bangsa 8 3
22 SMK Pasim Plus 9 4
23 SMK Plus An Naba 8 3
24 SMK Priority 4 2
25 SMK Persada 7 3
26 SMK Kesehatan Tunas Madani 5 2
27 SMK Terpadu Gema Istiqomah 5 2
28 SMK Par. Bina Satya Mandiri 5 2
29 SMK IT Madani 1 0
30 SMK Mutiara Cendekia 7 3
Total 618 243
C. Definisi Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan pedoman bagi pembuatan kuisioner
guna memperoleh data yang akurat dari responden. Penelitian ini terdiri dari tiga
pokok variabel yang akan diteliti, yaitu Efektivitas Sekolah (Y) sebagai variabel
terikat serta Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Sekolah (X2)
sebagai variabel bebas.
1. Efektivitas Sekolah
Efektivitas Sekolah merupakan gambaran tentang kemampuan sekolah
mendayagunakan semua sumber daya sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan
sekolah. Indikator efektivitas ini mengadopsi pada konsep yang dipaparkan Botha
(2010), Mulyasa (2015), Hoy & Miskel, (2014) dimana efektivitas sekolah ini
meliputi dimensi masukan, proses, hasil, dan dampak.
Tabel 3.5
Konsep Efektivitas Sekolah
No. Ahli Isi Konsep Indikator Variabel
1. Botha Ada tujuh indikator
efektivitas sekolah
dipaparkan oleh Botha
(2010, hlm. 609-610)
berdasarkan the first
assessment approach, The
1. The goal indicator
2. The external resource
indicator
3. The internal process
indicator
4. The satisfaction indicator
51
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Indicator Approach (TIA).
Ketujuh indikator tersebut
berdasarkan hasil
penelitian tentang
efektivitas sekolah oleh
Cameron & Whetten
(1983), Nadler & Tushman
(1983), Cameron (1984),
Hall (1987), Caldwell &
Spinks (1992), dan Cheng
(1993)
5. The legitimacy indicator
6. The organizational
indicator
7. The ineffectiveness
indicator
2. Mulyasa Efektivitas diartikan
sebagai kegiatan dimana
suatu organisasi berhasil
mendapatkan dan
memanfaatkan sumber
daya dalam usaha
mewujudkan tujuan
organisasional. Masalah
efektivitas biasanya
berkaitan erat dengan
perbandingan antara
tingkat pencapaian tujuan
dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya, atau
perbandingan hasil nyata
dengan hasil yang
direncanakan. Indikator-
indikator efektivitas
sekolah digambarkan pada
empat dimensi, dimana
setiap dimensi memiliki
penjabarannya masing-
masing. Adapun keempat
dimensi tersebut meliputi
indikator input, indikator
proses, indikator output
dan indikator outcome.
a. Indokator input, indikator
input ini meliputi guru,
fasilitas, perlengkapan dan
materi pendidikan serta
kapasitas manajemen.
b. Indikator proses, indikator
proses meliputi perilaku
administratif, alokasi waktu
guru, dan alokasi waktu
peserta didik.
c. Indikator output; indikator
dari output ini berupa hasil-
hasil dalam bentuk
perolehan peserta didik dan
dinamikanya sistem
sekolah, hasil-hasil yang
berhubungan dengan
prestasi belajar, dan hasil-
hasil yang berhubungan
dengan keadilan, dan
kesamaan.
d. Indikator outcome;
indikator ini meliputi
jumlah lulusan ke tingkat
pendidikan berikutnya,
prestasi belajar di sekolah
yang lebih tinggi dan
pekerjaan, serta pendapatan.
3. Hoy &
Miskel
Indikator efektivitas
diturunkan pada masing-
masing tahap dari siklus
sistem-terbuka sebuah
sekolah, input-tranformasi-
output.
a. Input (human and financial
resources)
b. transformasi (internal
process and structures)
c. output (performance
outcomes)
52
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Dimensi Masukan
Dimensi masukan ditunjukkan dengan tujuan sekolah, sumber daya, kualitas
guru, kualitas sarana dan prasarana, kualitas siswa. Tujuan sekolah adalah
target yang ingin dicapai oleh sekolah. Pada penelitian ini tujuan sekolah
tertuang dalam visi dan kurikulum yang meliputi sekolah mempunyai standar
prestasi sekolah yang sangat tinggi dan penekanan pada pencapaian
kemampuan dasar. Sumber daya adalah segala modal yang dimiliki oleh suatu
sekolah. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan sumber daya adalah
dukungan materi dan waktu pembelajaran yang cukup. Kualitas guru adalah
karakteristis yang dimiliki oleh seorang guru yang menunjukkan keunggulan
individunya. Pada penelitian yang dimaksud kualitas guru meliputi sikap
positif dari para guru sebagai teladan, memliki pemahaman yang mendalam
terhadap pembelajaran (kompetensi pedagogik, pendidikan serta pengalaman
mengajar). Kualitas sarana dan prasarana adalah karakteristis sebuah media
pembelajaran dan alat penunjang pelajaran yang memenuhi syarat standar
minimal dari kebutuhan suatu sekolah. pada penelitian ini kualitas sarana dan
prasarana meliputi banyaknya ruang kelas yang seimbang dengan jumlah
siswa, ruang laboratorium yang memadai, gedung perpustakaan yang
memadai, fasilitas olahraga yang memadai, kelengkapan buku dan sumber
belajar yang memadai. Kualitas siswa adalah sikap positif seorang siswa
dalam belajar. Pada penelitian ini kualitas siswa meliputi harapan yang tinggi
dari siswa, siswa berpendapat kerja keras lebih penting daripada
keberuntungan dalam meraih prestasi, para siswa diharapkan mempunyai
tanggung jawab yang diakui secara umum, perilaku siswa yang positif.
b. Dimensi Proses
Dimensi proses ditunjukkan dengan proses belajar mengajar, partisipasi orang
tua. Proses belajar mengajar meliputi keterlibatan dan tanggungjawab siswa,
variasi strategi pembelajaran, frekuensi pekerjaan rumah (PR), penilaian
secara rutin mengenai program yang dibuat siswa, penilaian siswa yang
didasarkan pada hasil belajar siswa, adanya umpan balik sesering mungkin,
pemantauan yang berulang-ulang terhadap kemajuan belajar siswa,
53
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
memusatkan diri pada kurikulum dan intruksional, siswa diharapkan mampu
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Partisipasi orang tua meliputi orang
tua ikut menentukan kebijakan dan program seolah, ikut mengawasi
pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, pertemuan rutin di sekolah,
membiayai pendidikan, partisipasi dalam pengembangan sarana dan prasarana
sekolah.
c. Dimensi Hasil
Dimensi hasil adalah hasil dan capaian yang didapatkan oleh seorang siswa
setelah mendapatkan pendidikan pada suatu sekolah. Pada penelitian ini
output ditunjukan dengan hasil belajar siswa yang meliputi pengetahuan
(kompetensi) dan kepribadian atau sikap bersosialisasi. Hasil (output) pada
kategori pengetahuan (kompetensi) meliputi pengetahuan tiap mata pelajaran,
lulus dengan menguasai pengetahuan akademik, mampu mempraktekan
pengetahuan yang didapatkan. Sedangkan pada kategori kepribadian
ditunjukkan dengan terbentuknya kepribadian yang baik dan kemampuan
bersosialisasi dengan masyarakat.
d. Dimensi Dampak
Dimensi dampak adalah efek jangka panjang dari proses pendidikan yang
didapatkan pada suatu sekolah. Dimensi outcome pada penelitian ini
ditunjukkan dengan kesempatan kerja yang didapatkan oleh lulusan suatu
sekolah dan kesempatan lulusan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan konsep yang berkenaan
dengan kemampuan seseorang dalam mempengaruhi individu atau kelompok agar
bekerja dan menjalankan tugas serta fungsinya dalam sebuah ogranisasi dalam
upaya mewujudkan tujuan oraganisasi dengan memanfaatkan sumber daya
organisasi yang ada. Kepemimpinan kepala sekolah sangat penting adanya,
sehingga kepempimpinan menjadi faktor penentu dalam menentukan
keberhasilan, maju dan berkembanganya sebuah sekolah. Mengadopsi pada
konsep Hoy & Miskel (2014, hlm. 640) mengelompokkan variabel sifat dan
54
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kecakapan yang saat ini berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif satu dari
tiga dimensi, yaitu: kepribadian, motivasi dan keterampilan.
a. Dimensi Kepribadian
Dimensi kepribadian adalah keseluruhan sikap dan prilaku seseorang dan
menjadi ciri khasnya. Pada penelitian ini kepribadian ditunjukkan dengan
kepercayaan diri, toleransi stres, kematangan emosional, integritas, dan
ekstroversit. Kepercayaan diri meliputi keberanian menetapkan tujuan yang
tinggi bagi dirinya dan para pengikutinya, berupaya menyelesaikan tugas-
tugas sulit, gigih dalam menghadapi masalah dan kelelahan. Toleransi stres
meliputi kemampuan mengambil keputusan dengan baik, tetap tenang meski
berada dalam situasi yang sulit, memberikan pengarahan yang tegas meski
berada dalam situasi yang sulit. Kematangan emosional meliputi kesadaran
yang tinggi akan kekuatan dan kelemahan namun tetap berusaha memperbaiki
diri, mampu menjaga hubungan kerja sama dengan para bawahan, rekan kerja
dan pengawas. Integritas meliputi sifat jujur, etis, bertanggungjawab dan layak
dipercaya. Ekstroversi meliputi sikap ramah, mudah bergaul dan nyaman di
dalam kelompoknya.
b. Dimensi Motivasi
Dimensi motivasi adalah alasan seseorang dalam melakukan suatu perbuatan.
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan motivasi ditunjukkan dengan alasan
seseorang untuk mencapai keinginannya dengan cara melakukan pekerjaan
yang sedang dikerjakan. Dimensi motivasi ini ditunjukkan dengan kebutuhan
tugas dan kebutuhan antar-pribadi, kebutuhan akan kekuasaan, orientasi
prestasi, ekspektasi yang tinggi pada hasil, keandalan diri. Kebutuan tugas
ditandai dengan semangat dalam menjalankan tugas, sedangkan kebutuhan
antar pribadi ditandai dengan sikap peduli terhadap orang lain. Kebutuhan
akan kekuasaan meliputi motif-motif individu untuk meraih jabatan dan
memberi pengaruh kepada orang lain. Orientasi prestasi meliputi kebutuhan
untuk mencapai, hasrat untuk unggul, dorongan untuk sukses, kesediaan untuk
memikul tanggungjawab dan perhatian pada tujuan serta tugas. Ekspektasi
55
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang tinggi pada hasil ditandai dengan kepercayaan pemimpin bahwa mereka
mampu mengerjakan tugasnya dan akan menerima hasil yang baik atas
usahanya. Keandalan diri meliputi kemampuan untuk mengoganisir dan
melaksanakan tugas.
c. Dimensi Keterampilan
Dimensi keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam bidang tertentu.
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan dimensi keterampilan adalah
kemampuan seorang kepala sekolah dalam kepemimpinannya yang
ditunjukkan dengan keterampilan teknis, antar pribadi, dan konseptual.
Keterampilan teknis yang meliputi keterampilan pengelolaan anggaran,
pengawasan, koordinasi perbaikan dalam proses belajar mengajar.
Keterampilan antar pribadi yang meliputi keterampilan berkomunikasi dengan
para bawahan, pemahaman terhadap perasaan orang lain, keterampilan untuk
bekerjasama dengan para bawahan dan kemampuan bersosialisasi dengan
orang lain. Keterampilan konseptual atau kognitif meliputi kemampuan
menganalisis keadaan, mengorganisir dan memecahkan permasalah yang
terjadi.
3. Iklim Sekolah
Iklim sekolah dipandang sebagai karakteristik suatu sekolah yang
membedakan satu sekolah dengan sekolah lainnya dan mempengaruhi perilaku
warga sekolah. Hal ini menunjukkan iklim satu sekolah berbeda dengan iklim
sekolah lainnya. Indikator iklim sekolah yang diadopsi dari Cohen dan Freiberg
dalam Zullig, dkk (2010, hlm. 141) setidaknya ada lima komponen penting untuk
mengukur iklim sekolah, yaitu: order, safety, and discipline, academic outcomes,
social relationships, school facilities, dan school connectedness.
Order, safety dan discipline adalah karakteristik lingkugnan sekolah yang
tertib, aman dan disimplin. Order, safety dan discipline ditunjukkan oleh
lingkungan yang aman untuk semua warga sekolah, semua warga sekolah saling
menghormati satu sama lain dan menghargai pendapat orang lain, semua warga
sekolah mengetahui tata tertib sekolah dan adil dalam mengimplementasikan
kebijakan kedisiplinan, kehadiran kegiatan berkelompok yang mencerminkan
56
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kedisiplinan dalam lingkungan sekolah. Academic outcomes adalah efek jangka
panjang dari interaksi warga sekolah pada lingkungan akademik. Academic
outcome ditunjukkan oleh pencapaian prestasi yang baik dan mendapatkan
penghargaan, perasaan pada kegagalan dalam akademik, kepuasan siswa pada
suasana kelas, evaluasi hasil kinerja. Social relationships adalah hubungan antara
warga sekolah yang menunjukkan adanya interaksi sosial pada suatu sekolah.
Social relationship ditunjukkan oleh hubungan guru dengan siswa, hubungan
siswa dengan siswa lainnya, hubungan kepala sekolah dengan bawahannya.
School facilities adalah sarana dan prasana sekolah serta keadaannya sebagai
penunjang proses pendidikan pada suatu sekolah. School facilities ditunjukkan
oleh kondisi sekolah, kelas dan lapangan sekolah, pengaturan kelas, tingkat
kebisingan, tata ruang sekolah. School connectedness adalah hubungan sekolah
dengan para siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya. School connectedness
ditunjukkan oleh siswa bersemangat, antusias dan berperan aktif dalam
pembelajaran, rasa memiliki pada sekolah, masukan siswa dihargai dengan baik
oleh sekolah.
D. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2015, hlm. 148) mengemukakan bahwa “alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian”. Jadi instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variable penelitian. Dalam
penelitian ini ada tiga instrumen yang akan dibuat, yaitu instrumen untuk
mengukur kepemimpinan kepala sekolah, instrumen untuk mengukur iklim
sekolah dan instrument untuk mengukur efektivitas sekolah. “Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya” (Sugiyono, 2015, hlm. 199). Jenis angket yang digunakan adalah
angket bersruktur atau tertutup. Akdon (2008, hlm. 132) mendefinisikan “Angket
berstruktur (angket tertutup) adalah angket yang disajikan sedemikian rupa
sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist
57
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(√)”. Secara sederhana angket digunakan untuk mendapatkan informasi dari
responden berkaitan dengan variable yang diteliti, maka dari itu variable dan
sumber datanya harus jelas.
Berdasarkan variabel serta indikator sebagaimana diuraian pada
pembahasan definisi operasional variabel, maka identifikasi item instrumen
penelitian disajikan dalam tabel 3.5 sebagai berikut:
58
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Identifikasi Item Instrumen Penelitian
No Variabel Dimensi Indikator No Item Item
1 Efektivitas
Sekolah a. Masukan
1) Tujuan sekolah 1,2 Visi sekolah saat ini mengarah
pada prestasi akademik dan/atau
non akademik peserta didik
Tujuan sekolah menekankan pada
pencapaian kemampuan dasar
siswa
2) Sumber daya 3,4 Sekolah mendapatkan dukungan
dana yang cukup untuk
memenuhi semua kebutuhan
operasional sekolah
Waktu pembelajaran di sekolah
memenuhi kebutuhan siswa untuk
menguasai kompetensi dasar
3) Kualitas guru 5,6 Perilaku guru sehari-hari
mencerminkan pendidik
profesional
Guru memiliki kemampuan yang
memadai untuk melaksanakan
layanan pembelajaran sesuai
dengan karakterstik siswa
4) Kualitas Sarana dan
prasarana
7,8,9,10,11 Sekolah memiliki jumlah ruang
kelas sesuai dengan jumlah
rombongan belajar (rombel)
59
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sekolah memiliki fasilitas
laboratorium sain (ruang, alat-
alat, dan bahan praktik) yang
memadai
Sekolah memiliki fasilitas
perpustakaan (ruang, peralatan
IT) yang memadai
Sekolah memiliki fasilitas
olahraga (lapang basket, volley,
peralatan olahraga) yang
memadai
Sekolah memiliki sumber belajar
lainnya (bengkel, peralatan untuk
prakek) yang memadai
5) Kualitas Siswa 12,13,14,15 Siswa memiliki harapan yang
tinggi pada sekolah
Siswa bekerja keras dalam belajar
untuk dapat meraih prestasi yang
baik
Siswa memiliki tanggungjawab
yang tinggi dalam mengerjakan
tugas belajar
Siswa berperilaku positif di
lingkungan sekolah
b. Proses
1) Proses belajar
mengajar
16,17,18,
19,20,21,22
Siswa berperilaku aktif dalam
proses pembelajaran
Guru melakukan variasi metode
60
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran
Siswa diberikan Pekerjaan
Rumah (PR) secara berkala
Guru menilai setiap tugas yang
diberikan kepada siswa
Guru memberikan nilai sesuai
dengan hasil belajar siswa
Guru memberikan hadiah kepada
siswa yang berprestasi
Guru melakukan monitoring pada
perkembangan akademik siswa
2) Partisipasi orang tua 23,24,25, 26 Orang tua siswa ikut terlibat
dalam menentukan program
sekolah
Orang tua siswa ikut terlibat
dalam mengawasi pelaksanaan
program sekolah
Orang tua siswa secara rutin
melakukan pertemuan dengan
pihak sekolah
Orang tua siswa ikut
berpartisipasi dalam bentuk
pemikiran, barang, atau jasa
mengelola sekolah
c. Hasil
1) Hasil belajar siswa 27,28,29, 30,31 Siswa tuntas mencapai KKM
setiap mata pelajaran
Nilai hasil ujian siswa pada setiap
mata pelajaran menunjukkan
61
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
lebih dari standar kelulusan
minimum (SKM)
Siswa mampu mempraktikkan
keterampilan pada program
keahlian yang dipilihnya
Hasil belajar siswa sudah dapat
memenuhi keinginan orang tua
Hasil belajar siswa sudah
memenuhi kebutuhan dunia
kerja/dunia industri
d. Dampak
1) Kesempatan kerja 32 Lulusan sekolah saat ini memiliki
kesempatan yang besar untuk
memasuki dunia kerja sesuai
dengan bidang keahliannya
2) Melanjutkan ke jenjang
lebih tinggi.
33 Lulusan sekolah saat ini
termotivasi untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi
2 Kepemimpinan
Kepala Sekolah a. Kepribadian
1) Kepercayaan diri 1,2,3 Kepala sekolah percaya diri
untuk menetapkan tujuan sekolah
yang lebih tinggi
Kepala sekolah berusaha
menyelesaikan tugas-tugas
kepemimpinan sampai tuntas
Kepala sekolah gigih menghadapi
masalah dalam memimpin
sekolah
2) Toleransi stres 4,5,6 Kepala sekolah mengambil
62
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
keputusan dengan baik meski
sedang terjadi masalah di sekolah
kepala sekolah menghadapi
permasalahan sekolah dengan
tenang
Kepala sekolah melaksanakan
tahapan penyelesaian masalah
sekolah dengan tenang
3) kematangan emosional 7,8, 9 Kepala sekolah memikirkan
dampak yang akan didapatkan
sebelum membuat keputusan
Kepala sekolah
mempertimbangkan karakteristik
PTK ketika membagi
tanggungjawab
Kepala sekolah menjaga
hubungan baik dengan guru,
tenaga kependidikan dan
pengawas sekolah
4) Integritas 10,11, 12,13 Perilaku kepala sekolah
menunjukkan kesesuaian dengan
apa yang diucapkan
Kepala sekolah berperilaku jujur
dalam mengelola sekolah
Kepala sekolah berprilaku wajar
(sopan, menghargai bawahan,
bersahabat) ketika berinteraksi
dengan guru, tenaga
63
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kependidikan dan siswa
Kepala sekolah menunjukkan
tanggungjawab ketika memimpin
sekolah
5) Ekstroversit 14,15, 16 Kepala sekolah berperilaku
ramah ketika berinteraksi dengan
guru, tenaga kependidikan dan
siswa
Kepala sekolah mudah bergaul
dengan guru, tenaga
kependidikan dan siswa
Kepala sekolah terlihat nyaman
ketika berinteraksi dengan guru,
tenaga kependidikan dan siswa
b. Motivasi
1) Kebutuhan tugas dan
kebutuhan antar
pribadi
17,18 Kepala sekolah terlihat
bersemangat saat menjalankan
tugasnya
Kepala sekolah menunjukkan
kepedulian terhadap masalah
pribadi warga sekolah
2) Kebutuhan akan
kekuasaan
19,20 Kepala sekolah terlihat
menyenangi jabatan kepala
sekolah
Kepala sekolah berusaha
mempertahankan untuk tetap
menjabat sebagai kepala sekolah
3) Orientasi prestasi 21,22,23,24 Kepala sekolah menunjukkan
hasrat untuk unggul di dalam
64
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
program-program sekolah
Kepala sekolah menunjukkan
motivasi yang tinggi dalam
melaksanakan program-program
unggulan sekolah
Kepala sekolah menunjukkan
keunggulan dibandingkan dengan
kepala sekolah lainnya
Kepala sekolah menunjukkan
fokus pada pencapaian
prestasi/keunggulan sekolah
4) Ekspektasi tinggi pada
hasil
25,26 Kepala sekolah percaya bahwa
guru dan tenaga kependidikan
mampu mengerjakan tugas yang
menjadi tanggungjawabnya
masing-masing di sekolah
Kepala sekolah menghargai hasil
pekerjaan guru dan tenaga
kependidikan dengan baik
5) Keandalan diri 27,28 Kepala sekolah berhasil
memecahkan setiap masalah yang
dihadapi sekolah
Kepala sekolah melaksanakan
tugasnya sebagai pemimpin
sekolah dengan efektif
c. Keterampilan
1) Teknis 29,30,31 Kepala sekolah mengelola
anggaran sekolah dengan efektif
dan efisien
65
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kepala sekolah melakukan
supervisi pembelajaran
Kepala sekolah melakukan
koordinasi dengan para guru
dalam rangka perbaikan
pembelajaran
2) Antar pribadi 32,33,34,35 Kepala sekolah berkomunikasi
secara efektif dengan guru dan
tenaga kependidikan
Kepala sekolah berusaha untuk
memahami perasaan guru dan
tenaga kependidikan di sekolah
Kepala sekolah bekerjasama
dengan guru dan tenaga
kependidikan dalam mejalankan
tugasnya sebagai pemimpin di
sekolah
Kepala sekolah bersosialisasi
dengan masyarakat di luar
lingkungan sekolah
3) Konseptual 36,37,38 Kepala sekolah menganalisis
keberhasilan kegiatan
pembelajaran di sekolah
Kepala sekolah mengorganisir
permasalah pembelajaran yang
sedang terjadi di kelas-kelas
Kepala sekolah memecahkan
permasalah pembelajaran yang
66
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sedang terjadi di sekolah dengan
mengeluarkan kebijakan yang
baru
3 Iklim Sekolah
a. Order, safety,
discipline
1) Lingkungan yang aman
2) Saling menghormati
satu sama lain
3) Menghargai pendapat
orang lain
4) Menyadari isi tata
tertib sekolah
5) Adil dalam
mengimplementasikan
kebijakan kedisiplinan
6) Perilaku pendidikan
dan tenaga
kependidikan yang
disiplin
1,2,3,4,5,6 lingkungan sekolah aman bagi
guru dan siswa untuk
melaksanakan pembelajaran
warga sekolah saling
menghormati satu sama lain
warga sekolah saling menghargai
pendapat orang lain
warga sekolah menyadari aturan
dalam tata tertib sekolah
Kepala sekolah adil dalam
mengimplementasikan kebijakan
kedisiplinan sekolah
Perilaku pendidikan dan tenaga
kependidikan saat beraktivitas di
sekolah menunjukkan sikap
disiplin
b. academic
outcomes
1) Pencapaian prestasi
yang baik
2) Pemberian
penghargaan kepada
yang berprestasi,
3) Pemberian tindakan
pada kegagalan dalam
akademik
7,8,9,10,11 Pendidik dan Tenaga
Kependidikan memberikan
dukungan yang optimal terhadap
pencapaian prestasi siswa
Pimpinan Sekolah memberikan
penghargaan kepada siswa yang
berprestasi
Sekolah memberikan tindakan
67
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4) Kepuasan siswa pada
suasana kelas,
5) Evaluasi hasil kinerja
kepada siswa yang mengalami
kegagalan dalam akademik
Siswa merasakan suasana kelas
yang kondusif untuk belajar
Pimpinan sekolah melakukan
evaluasi terhadap kinerja guru
pada kegiatan pembelajaran
c. social
relationships
1) Hubungan guru dengan
siswa
2) Hubungan siswa
dengan siswa lainnya
3) hubungan kepala
sekolah dengan
bawahannya
4) Pemberian pertolongan
kepada staf sekolah
12,13,14,15 Terjalin hubungan yang harmonis
antara guru dan siswa
Terjalin hubungan yang harmonis
atara siswa dengan siswa lainnya
Terjalin hubungan yang harmonis
antara kepala sekolah dengan
pendidik dan tenaga
kependidikan
Pemimpin sekolah memberikan
bantuan ide, tenaga dan materi
kepada pendidikan dan tenaga
kependidikan yang sedang
mengalami kesulitan dalam
menjalankan tugasnya
d. school
facilities
1) Kondisi sekolah,
2) Kondisi kelas
3) Kondisi lapangan
sekolah
4) Pengaturan kelas
5) Tingkat kebisingan
6) Tata ruang sekolah
16,17,18,19,20,21 Kondisi sekolah sangat kondusif
untuk kegiatan belajar mengajar
Kondisi kelas sangat kondusif
untuk kegiatan belajar mengajar
Kondisi lapangan sekolah sangat
kondusif untuk kegiatan belajar
mengajar
68
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA
SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pengaturan kelas sangat baik
untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar
Tingkat kebisingan lingkungan
sekolah berada pada tingkat yang
wajar
Tata ruang sekolah sangat baik
untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar
e. school
connectedness
1) siswa bersemangat
dalam pembelajaran
2) Siswa antusias dalam
pembelajaran
3) Siswa berperan aktif
dalam pembelajaran
4) Rasa memiliki pada
sekolah
5) Masukan siswa
dihargai dengan baik
22,23,24,25,26 Siswa bersemangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran
di sekolah
Siswa antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran
Siswa berperan aktif saat
mengikuti kegiatan pembelajaran
Pemimpin sekolah, guru dan
tenaga kependidikan serta sisa
mempunyai rasa memiliki pada
sekolah
Guru menghargai masukan dan
ide dari siswa dalam menyusun
program pembelajaran
69
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Instrumen
Instrument dalam suatu penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mendapatkan data yang diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian
hipotesis penelitian. Oleh karena itu, data yang didaptkan harus memiliki
kebenaran yang tinggi karena akan menjadi ukuran kualitas penelitian itu sendiri.
Uji validitas adalah salah satu pengujian instrument yang harus dilakukan
untuk melihat kesahihan suatu suatu alat. Sebagaimana dikemukakan oleh
Arikunto (2010, hlm. 211) :
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah.
Adapun pengujian validitas instrument penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan SPSS For Windows 20.0. sebagaiman hasil uji validitas
instrument berikut ini.
a. Variabel Efektivitas Sekolah (Y)
Untuk mengetahui tingkat vaiditas setiap item pernyataan variabel
efektivitas sekolah (Y) yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika
rhitung lebih besar daripada rtabel maka item pernyataan tersebut valid. Adapun hasil
perhitungan uji validitasnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Uji Validitas Variabel Efektivitas Sekolah (Y)
Nomor Item
Pernyataan rhitung
rtabel
α = 0,05 n = 68 Keputusan
1 0,366 > 0,2387 Valid
2 0,470 > 0,2387 Valid
3 0,390 > 0,2387 Valid
4 0,339 > 0,2387 Valid
5 0,434 > 0,2387 Valid
6 0,467 > 0,2387 Valid
7 0,069 < 0,2387 Tidak Valid
8 0,438 > 0,2387 Valid
9 0,638 > 0,2387 Valid
10 0,393 > 0,2387 Valid
11 0,594 > 0,2387 Valid
70
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
12 0,485 > 0,2387 Valid
13 0,121 > 0,2387 Tidak Valid
14 0,564 < 0,2387 Valid
15 0,564 > 0,2387 Valid
16 0,618 > 0,2387 Valid
17 0,578 > 0,2387 Valid
18 0,521 > 0,2387 Valid
19 0,560 > 0,2387 Valid
20 0,473 > 0,2387 Valid
21 0,434 > 0,2387 Valid
22 0,397 > 0,2387 Valid
23 0,438 > 0,2387 Valid
24 0,538 > 0,2387 Valid
25 0,502 > 0,2387 Valid
26 0,576 > 0,2387 Valid
27 0,602 > 0,2387 Valid
28 0,543 > 0,2387 Valid
29 0,494 > 0,2387 Valid
30 0,470 > 0,2387 Valid
31 0,512 > 0,2387 Valid
32 0,518 > 0,2387 Valid
33 0,561 > 0,2387 Valid
b. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Untuk mengetahui tingkat vaiditas setiap item pernyataan variabel
kepemimpinan kepala sekolah (X1) yaitu dengan membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel maka item pernyataan tersebut
valid. Adapun hasil perhitungan uji validitasnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Nomor Item
Pernyataan rhitung
rtabel
α = 0,05 n = 68 Keputusan
1 0,531 > 0,2387 Valid
2 0,685 > 0,2387 Valid
3 0,567 > 0,2387 Valid
4 0,646 > 0,2387 Valid
5 0,689 > 0,2387 Valid
6 0,574 > 0,2387 Valid
7 0,621 > 0,2387 Valid
8 0,544 > 0,2387 Valid
9 0,524 > 0,2387 Valid
71
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
10 0,692 > 0,2387 Valid
11 0,813 > 0,2387 Valid
12 0,640 > 0,2387 Valid
13 0,672 > 0,2387 Valid
14 0,756 > 0,2387 Valid
15 0,662 > 0,2387 Valid
16 0,611 > 0,2387 Valid
17 0,735 > 0,2387 Valid
18 0,742 > 0,2387 Valid
19 0,219 < 0,2387 Tidak Valid
20 0,520 > 0,2387 Valid
21 0,199 < 0,2387 Tidak Valid
22 0,708 > 0,2387 Valid
23 0,741 > 0,2387 Valid
24 0,752 > 0,2387 Valid
25 0,629 > 0,2387 Valid
26 0,683 > 0,2387 Valid
27 0,711 > 0,2387 Valid
28 0,788 > 0,2387 Valid
29 0,481 > 0,2387 Valid
30 0,540 > 0,2387 Valid
31 0,689 > 0,2387 Valid
32 0,747 > 0,2387 Valid
33 0,651 > 0,2387 Valid
34 0,713 > 0,2387 Valid
35 0,809 > 0,2387 Valid
36 0,744 > 0,2387 Valid
37 0,660 > 0,2387 Valid
38 0,772 > 0,2387 Valid
c. Variabel Iklim Sekolah (X2)
Untuk mengetahui tingkat vaiditas setiap item pernyataan variabel iklim
sekolah (X2) yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika rhitung
lebih besar daripada rtabel maka item pernyataan tersebut valid. Adapun hasil
perhitungan uji validitasnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Uji Validitas Variabel Iklim Sekolah (X2)
Nomor Item rhitung rtabel Keputusan
72
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pernyataan α = 0,05 n = 20
1 0,273 > 0,2387 Valid
2 0,44 > 0,2387 Valid
3 0,600 > 0,2387 Valid
4 0,597 > 0,2387 Valid
5 0,521 > 0,2387 Valid
6 0,304 > 0,2387 Valid
7 0,564 > 0,2387 Valid
8 0,593 > 0,2387 Valid
9 0,412 > 0,2387 Valid
10 0,717 > 0,2387 Valid
11 0,710 > 0,2387 Valid
12 0,663 > 0,2387 Valid
13 0,682 > 0,2387 Valid
14 0,653 > 0,2387 Valid
15 0,556 > 0,2387 Valid
16 0,673 > 0,2387 Valid
17 0,687 > 0,2387 Valid
18 0,551 > 0,2387 Valid
19 0,700 > 0,2387 Valid
20 0,587 > 0,2387 Valid
21 0,664 > 0,2387 Valid
22 0,699 > 0,2387 Valid
23 0,706 > 0,2387 Valid
24 0,630 > 0,2387 Valid
25 0,698 > 0,2387 Valid
26 0,688 > 0,2387 Valid
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut cukup baik (Arikunto, 2010, hlm. 221). Mengacu pada maksud tersebut
maka ketika alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sangat baik, maka
akan mampu mendapatkan daya yang bisa dipercaya.
Uji reliabilitas instrument penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan SPSS For Windows 20.0. sebagaiman hasil uji reliabilitas instrument
berikut ini.
a. Variabel Efektivitas Sekolah (Y)
73
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10
Uji Reliabilitas Variabel Efektivitas Sekolah (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Part 1 Value .776
N of Items 17a
Part 2 Value .575
N of Items 17b
Total N of Items 34
Correlation Between Forms .813
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .897
Unequal Length .897
Guttman Split-Half Coefficient .688
a. The items are: Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9, Y10, Y11, Y12, Y13, Y14,
Y15, Y16, Y17.
b. The items are: Y18, Y19, Y20, Y21, Y22, Y23, Y24, Y25, Y26, Y27, Y28,
Y29, Y30, Y31, Y32, Y33, Total Y.
Hasil pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas sekolah ini yaitu
dengan melihat nilai korelasi guttman split half sebesar 0,688 Bila dibandingkan
dengan rtabel sebesar 0,2387 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel efektivitas sekolah (Y) reliabel.
b. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Tabel 3.11
Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .912
74
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
N of Items 20a
Part 2 Value .566
N of Items 19b
Total N of Items 39
Correlation Between Forms .910
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .953
Unequal Length .953
Guttman Split-Half Coefficient .737
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, X14,
X15, X16, X17, X18, X19, X20.
b. The items are: X20, X21, X22, X23, X24, X25, X26, X27, X28, X29, X30, X31,
X32, X33, X34, X35, X37, X38, Total X, VAR00039.
Hasil pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas sekolah ini yaitu
dengan melihat nilai korelasi guttman split half sebesar 0,737 Bila dibandingkan
dengan rtabel sebesar 0,2387 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel kepemimpinan kepala sekolah
(X1) reliabel.
c. Variabel Iklim Sekolah (X2)
Tabel 3.12
Uji Reliabilitas Variabel Iklim Sekolah (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .843
N of Items 14a
75
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Part 2 Value .597
N of Items 13b
Total N of Items 27
Correlation Between Forms .854
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .921
Unequal Length .921
Guttman Split-Half Coefficient .689
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, X14.
b. The items are: X14, X15, X16, X17, X18, X19, X20, X21, X22, X23, X24, X25,
X26, Total X.
Hasil pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas sekolah ini yaitu
dengan melihat nilai korelasi guttman split half sebesar 0,689 Bila dibandingkan
dengan rtabel sebesar 0,2387 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel iklim sekolah (Y) reliabel.
F. Pengumpulan Data
Menyusun instrument adalah pekerjaan penting dalam langkah penelitian.
Akan tetapi pengumpulan data jauh lebih penting karena terkait dengan kegiatan
menggunakan alat pengumpul data (instrument). Ketika cara pengumpulan data
salah, maka data yang didapatkannya pun akan salah meskipun alat yang
digunakan sudah valid dan reliabel.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2015, hlm. 193) di
bahwa ini
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data.
Kualitas instrument penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Pengumpulan data dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai cara.
Pada sisi sumber datanya, maka pengumpulan data menggunakan sumber primer
dan sumber sekunder. Dimana sumber primer berupa data yang didapat langsung
dari responden yang menjadi sampel pada penelitian ini.sedangkan sumber
sekunder data yang didapat pada hasil penelusuran dokumen-dokumen terkait
76
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan topik dan permasalahan penelitian. Pada sisi cara pengumpulan data
dilakukan dengan interview (wawancara) dan kuesioner (angket).
G. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2015, hlm. 207) mengemukakan bahwa:
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan perhitungan
statistik. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara lebih rinci akan
dipaparkan sebagai berikut:
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis data deskriptif adalah kegiatan analisis data dengan cara
menggambarkan keadaan data yang terkumpul dari tiap variabel. Berdasarkan
Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score). Adapun rumus dari Weight Means
Score (WMS) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
X̅ = Rata-rata skor responden
X = Jumlah Skor dari jawaban responden
n = Jumlah Responden
Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan
menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:
1. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban.
2. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih.
3. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan
dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
�̅� = 𝑋
𝑛
77
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.
5. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi
hasil perhitungan WMS di bawah ini:
Tabel 3.13
Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Reting Nilai Kriteria
4,01 – 5,00 Sangat Tinggi
3,01 – 4,00 Tinggi
2,01 – 3,00 Cukup
1,01 – 2,00 Rendah
0,01 – 1,00 Sangat Rendah
Sumber :Diadaptasi dari Akdon dan Hadi (2005, hal. 39)
2. Persyaratan Pengujian Hipotesis
a. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan
apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau nonparametrik.
Dalam penelitian ini pengujian menggunakan bantuan program SPSS For
Windows 20.0 atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat.
X² =Ʃ(𝑂₁ − 𝐸₁)
𝐸₁
Keterangan:
X²= Chi Kuadrat yang dicari
O₁= Frekuensi hasil penelitian
E₁= Frekuensi
Dalam menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data dapat dikatakan
normal atau tidak dengan pedoman pengambilan keputusan:
a. Jika nilai X2hitung ≥ X2
tebel, artinya distribusi tidak normal
b. Jika nilai X2hitung ≤ X2
tebel, artinya distribusi normal
78
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Uji Linieritas Data
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang
linier antara masing-masing variabel. Uji persyaratan data ini dilakukan untuk
memutuskan apakah akan digunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Uji
linearitas dilakukan dengan uji kelinearan regresi dengan uji-t. Pengujian
linearitas data meliputi data efektivitas sekolah, kepemimpinan kepala sekolah,
iklim sekolah. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara masing-masing
variabel bebas dengan variabel terikat maka dilakukan uji hipotesis, yakni:
H0: Tidak terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji.
Ha: Terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji
Adapun untuk kriteria pengujian hipotesis di atas adalah sebagai berikut:
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha diterima.
Uji linearitas dapat dilihat dari nilai signifikasi dari deviation of linearity
untuk X1 terhadap Y dan X2 terhadapt Y, serta X1 dan X₂ terhadap Y. Apabila
nilai signifikasi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis
untuk menganalis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal
yang akan di analisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut :
a. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara
variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y Variable X1 dan X2 terhadap Y. Ukuran yang
digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik
parametrik, yaitu teknik korelasi Product Moment.
Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
79
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi pearson product
moment.
2) Mencari rhitung dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel
penolong sesuai rumus.
3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh
dari Akdon (2008, hlm. 188) sebagai berikut:
Tabel 3.14
Kriteria Harga Koefisien Korelasi
b. Uji Signifikansi
Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur
tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X1, X2 dan variabel Y. Untuk
menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X1, X2 dan variabel Y,
maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm. 188) berikut:
Keterangan :
thitung = Nilai t
r = Nilai Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
Membandingkan thitung denganttabel untuk α = 0,05, uji satu pihak, dan derajat
kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:
Jika thitung ≥ttabel, maka Ho ditolak artinya signifikan, dan
Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima artinya tidak signifikan.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟√𝑛 − 2
√1 − 𝑟2
80
Irman Suherman, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS
SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KOTA SUKABUMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Uji Koefisien Determinasi
Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui
besarnya kontribusi variabel X1 terhadap variabel Y, X2 terhadap variabel Y dan
X1, X2 terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang
dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm. 188) sebagai berikut:
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Diterminan
r2 =Nilai Koefisien Korelasi
d. Analisis Regresi
Analisis regresi berganda parsial merupakan analisis yang melakukan
prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variable Y) jika variable independen
(variable X1 dan X2) diubah. Perhitungan analisis regresi menggunakan bantuan
komputer yaitu SPSS 20,0. for Windows. Setelah dipereoleh harga a dan b akan
dihasilkan suatu persamaan berdasarkan rumus regresi sederhana Y atas X.
KP = r2 x 100 %