Transcript

74 Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan dilakukannya

penelitian. Sejalan dengan permasalahan yang menjadi kajian penulis,

maka penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Sekolah Menengah

Pertama Negeri se-Kabupaten Purwakarta.

Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di Sekolah Menengah

Pertama Negeri se-Kabupaten Purwakarta, dikarenakan:

a. Sekolah Menengah Pertama merupakan sebuah sekolah lanjutan dari

sekolah dasar tapi masih termasuk ke dalam pendidikan dasar dimana

anak-anak atau siswa mengalami transisi dari anak-anak menjadi

remaja oleh karena itu guru sebagai ujung tombak pendidikan harus

mampu melakukan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar baik itu

dalam pemilihan metode ataupun teknik mengajar.

b. Permasalahan selanjutnya adalah dari eksternal yaitu pemimpin atau

kepala sekolah yang memiliki tugas untuk melakukan pembimbingan

dan pembinaan terhadap guru untuk dpaat membantu guru

meningkatkan kinerjanya, seperti yang dikatakan oleh Bpk. Asep

Mulyana kepala sekolah SMP Negeri 2 Kiarapedes yang diwawancarai

penulis, bahwa salah satu permasalahan dari kinerja mengajar guru

adalah kurangnya pembinaan dari kepala sekolah yang mengakibatkan

guru kurang mendapatkan arahan dan bimbingan.

c. Kabupaten Purwakarta merupakan sebuah kabupaten yang dikatakan

unik karena memiliki kebijakan bahwa hari sabtu sekolah diliburkan

sedangkan jam mengajar guru tetap 24 jam/minggu sehingga kinerja

mengajar guru harus lebih ekstra di Kabupaten Purwakarta.

75

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek yang dijadikan sumber data

yang diperlukan dalam penelitian. Sugiyono (2009: 117) mengatakan

“Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut

Riduwan (2011: 54) populasi merupakan subjek dan objek yang berada

pada suatu wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru di di SMP Negeri

Se-Kabupaten Purwakarta, dengan perwakilan tiap kecamatan yang ada di

Kabupaten Purwakarta dan sekolah akreditasi A dan B saja, maka didapat

populasi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data Sekolah dan Guru

No Kecamatan Sekolah Jumlah Guru

1. Babakan Cikao SMPN 1 Babakan

Cikao 38

2. SMPN 2 Babakan

Cikao 16

3. Bojong SMPN 2 Bojong 14

4. SMPN 1 Bojong 19

5. Bungursari SMPN 1 Bungursari 18

6. Campaka SMPN 1 Campaka 21

7. SMPN 2 Campaka 15

8. Cibatu SMPN 1 Cibatu 14

9. Darangdan SMPN 1 Darangdan 18

10. SMPN 2 Darangdan 21

11. SMPN 3 Darangdan 21

12. Jatiluhur SMPN 1 Jatiluhur 19

13. Kiarapedes SMPN 2 Kiarapedes 17

76

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

14. SMPN 1 Kiarapedes 18

15. Maniis SMPN 1 Maniis 21

16. Pasawahan SMPN 1 Pasawahan 21

17. SMPN 2 Pasawahan 18

18. Plered SMPN 1 Plered 21

19. Pondoksalam SMPN 1 Pondoksalam 18

20. Purwakarta SMPN 1 Purwakarta 38

21. SMPN 2 Purwakarta 36

22. SMPN 7 Purwakarta 34

23. SMPN 8 Purwakarta 28

24. Sukasari SMPN 1 Sukasari 18

25. Sukatani SMPN 1 Sukatani 28

26. SMPN 2 Sukatani 18

27. Tegalwaru SMPN 1 Tegalwaru 21

28. SMPN 3 Tegalwaru 17

29. Wanayasa SMPN 2 Wanayasa 16

30. SMPN 1 Wanayasa 37

Jumlah 614

3. Sampel Penelitian

Menurut Riduwan (2011: 56), sampel merupakan bagian dari

populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

Karena tidak semua data atau informasi akan diproses dan tidak semua

orang atau benda akan diteliti melainkan cukup menggunakan sampel

yang mewakilinya. Berkaitan dengan mutu sampling, Nasution (Riduwan,

2011: 57) mengatakan bahwa “mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh

besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh

desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahan”.

Adapun untuk mencari sampel dari guru diambil sampel dengan

menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, 2011: 65) yaitu:

77

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dimana:

n = jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = presisi yang ditetapkan (0.1)

Maka:

dibulatkan menjadi 85

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang

ditetapkan penelitian ini yaitu sebanyak 85 orang guru. Adapun untuk

menentukan sampel dari masing-masing sekolah digunakan rumus

Stratified Random Sampling (Akdon, 2008: 108), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

= Jumlah sampel menurut stratum

n = Jumlah sampel seluruhnya

= Jumlah populasi secara stratum

N = Jumlah populasi seluruhnya

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rinciannya sebagai berikut:

78

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2

Perhitungan Besaran Sampel

Berdasarkan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling

No Sekolah Ni Sampel

1. SMPN 1 Babakan Cikao 38 5

2. SMPN 2 Babakan Cikao 16 2

3. SMPN 2 Bojong 14 2

4. SMPN 1 Bojong 19 2

5. SMPN 1 Bungursari 18 2

6. SMPN 1 Campaka 21 3

7. SMPN 1 Cibatu 15 2

8. SMPN 1 Darangdan 14 2

9. SMPN 2 Darangdan 18 2

10. SMPN 3 Darangdan 21 3

11. SMPN 1 Jatiluhur 21 3

12. SMPN 2 Kiarapedes 19 3

13. SMPN 1 Kiarapedes 17 2

14. SMPN 1 Maniis 18 2

15. SMPN 2 Maniis 21 3

16. SMPN 1 Pasawahan 21 3

17. SMPN 2 Pasawahan 18 2

18. SMPN 1 Plered 21 3

19. SMPN 1 Pondoksalam 18 2

20. SMPN 1 Purwakarta 38 5

21. SMPN 2 Purwakarta 36 4

22. SMPN 7 Purwakarta 34 4

23. SMPN 8 Purwakarta 28 4

24. SMPN 1 Sukasari 18 2

25. SMPN 1 Sukatani 28 4

26. SMPN 2 Sukatani 18 2

79

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

27. SMPN 1 Tegalwaru 21 3

28. SMPN 2 Tegalwaru 17 2

29. SMPN 2 Wanayasa 16 2

30. SMPN 1 Wanayasa 37 5

Jumlah 614 85

B. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Suchman (Moh Nazir, 1999:99) adalah

semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Menurut moh Nazir (1999:99), pengertian desain penelitian secara sempit

hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja. Dari pengertian yang

lebih luas, desain penelitian menurut moh Nazir (1999: 99-100) mencakup

proses-proses berikut:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-

hubungan dengan penelitian sebelumnya

3. Menformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifkasi dari

tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji.

4. Membangun penyelidikan atau percobaan

5. Memilih serta definisi terhadap pengukuran variabel-variabel

6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan

7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data

8. Membuat coding, serta mengadakan editing, dalam procesing data

9. Menganalisa data serta memilih prosedur statistik untuk mengadakan

generalisasi serta inferensi statistik

10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitan, diskusi, serta

interpretasi data, generalisasi kekurangan-kekurangan dalam penemuan,

serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.

Desain penelitian menurut Iqbal hasan (2009:16) terdiri dari tiga

tahapan, yaitu (1) tahap perencanaan penelitian yaitu tahap dimana sebuah

80

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian dipersiapkan. Pada tahap ini semua hal-hal yang berhubungan

dengan penelitian dipersiapkan atau diadakan, seperti pemilihan judul,

perumusan masalah dan hipotesis; (2) tahap pelaksanaan penelitian yaitu tahap

dimana sebuah penelitian sedang dilaksanakan atau diadakan. Pada tahap ini,

proses pengumpulan data atau informasi, analisis data dan penarikan

kesimpulan dilakukan; dan (3) tahap penulisan laporan penelitian yaitu tahap

dimana sebuah penelitian telah selesai dilaksankan. Pada tahap ini, hasil dari

sebuah peelitian dibuat dalam bentuk laporan.

C. Metode Penelitian

“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2010: 3). Dalam

sumber yang sama dikemukakan bahwa terdapat empat kata kunci atau

karakteristik kunci dari metode penelitian yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan

kegunaan. Cara ilmiah berarti penelitian berdasarkan ciri-ciri keilmuan

meliputi rasional (kegiatan penelitian masuk akal atau dapat diterima oleh

penalaran manusia); empiris berarti penelitian yang dilakukan dapat diamati

oleh indera manusia; sistematis berarti penelitian dilakukan berdasarkan

tahapan-tahapan atau langkah yang logis.

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data tujuan

dan kegunaan tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad Winarno

(1990: 131) yaitu:

Metode merupakan suatu cara yang utama yang digunakan untuk

mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa,

dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini

dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya

ditinjau dari tujuan penyelidikan dan situasi penyelidikan.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti dalam penelitian, maka metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan.

81

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Metode Deskriptif

Metode Deskriptif menurut Moh Nazir (1999: 63) adalah suatu

metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Menurut Whitney (Nazir, 1999:63) metode deskriptif adalah

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang

berlaku dalam masyarakat seta situasi-situasi tertentu, termasuk

didalamnya tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-

pandangan atau proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-

pengaruh dari suatu fenomena.

2. Pendekatan Kuantitatif

Metode deskriptif adalah suatu kegiatan penelitian dengan cara

menganalisis kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada

saat sekarang, sehingga mampu memberikan gambaran mengenai hal-hal

yang ditelitinya. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad Winarno

(1990: 135) yaitu:

Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk memecahkan sekaligus menjawab permasalahan

yang terjadi pada masa sekarang. Dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau

pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan

untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara

objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Pendekatan kuantitatif dikemukakan oleh Arikunto (1997: 86)

yaitu : “Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam meneliti dengan

cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga diperoleh gambaran

umum dan kesimpulan masalah penelitian”. Selanjutnya Watson (dalam

Danim 2002) mengemukakan pendekatan kuantitatif, sebagai berikut:

“Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah

82

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical

positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai

logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi”. Pendekatan kuantitatif

digunakan untuk mengukur tiap-tiap variabel yang ada dalam penelitian

sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui teknik perhitungan

statistik

3. Study Kepustakaan

Study Kepustakaan menurut Moh Nazir (1999: 111) adalah survey

yang dilakukan dengan menelusuri litelatur yang ada serta menelaahnya

secara tekun. Studi kepustakaan disebut juga biblografi. Menurut

Surakhmad Winarno (1990: 144) menyatakan bahwa:

Penyelidikan biblografis tidak dapat diabaikan, sebab disinilah

penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala

sesuatu yang relevan dalam masalahnya, yakni teori yang dipakai,

pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang

sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para

ahli.

Studi kepustakaan digunakan untuk mencari informasi-informasi

mengenai sesuatu hal yang relevan dengan permasalahan yang akan

diteliti. Cara yang dilakukan dalam studi kepustakaan yaitu melalui

penelaahan terhadap berbagai sumber bacaan yang memenuhi syarat

keilmuan, seperti buku-buku, laporan penelitian, artikel, jurnal, surat

kabar, dan sebagainya.

83

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Definisi Operasional

1. Kemampuan Surpervisi Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam

kemampuan menyusun, melaksanakan program supervisi pendidikan, serta

memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi

pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas

pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra kurikuler,

pengembangan program supervisi perpustakaan, laboratorium, dan ujian.

Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan harus

diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis, program

supervisi nonklinis, dan program supervisi kegiatan ekstra kurikuler.

Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan harus

diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan

kinerja tanag kependidikan dan pemanfaatan hasil supervisi untuk

mengembangkan sekolah (Mulyasa, 2009: 111). Sedangkan yang

dimaksud dengan kemampuan supervisi kepala sekolah dalam peneltian

ini adalah segenap pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki kepala

sekolah untuk membimbing, membina dan membantu guru dalam

mengatasi berbagai kesulitan melaksanakan program pengajaran sebagai

upaya melakukan perbaikan terus menerus yang direliasasikan dalam

kemampuan merencanakan, kemampuan melaksanakan dan kemampuan

mengevaluasi program supervisi.

Tabel 3.3

Indikator Variabel X

Variabel Indikator Sub indikator

Kemampuan supervisi

kepala sekolah

Kemampuan

merencanakan

program supervisi

- Penyusunan Program

supervisi

- Perencanaan Program

supervisi

Kemampuan - Pelaksanaan Supervisi

84

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melaksanakan program

supervisi

- menganalisis PBM

- melakukan pembinaan dan

bimbingan

Kemampuan

mengevaluasi program

supervisi

- Evaluasi

- Tindak lanjut

2. Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar guru dapat dilihat pada saat melakukan

pembelajaran di kelas dan perencanaan yang dilakukan sebelumnya baik

berupa program semesteran maupun persiapan pengajaran (Mulyasa, 2005:

99). Tetapi, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kinerja mengajar

guru adalah unjuk kerja guru dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan

tugas pokok dan tanggung jawabnya yang berhubungan dengan proses

belajar mengajar mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi. Dalam

melakukan penelitian ini, kinerja mengajar guru diukur dengan cara yang

dikembangkan dalam pendekatan proses dengan teknik job centered yang

fokus penilaian tidak lagi ditujukan pada trait atau ciri-ciri kepribadian,

tetapi pada baik buruknya pelaksanaan tugas oleh seseorang pegawai.

Kinerja mengajar guru diukur melalui sikap dan perilakunya dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawab. Penilaian ini tidak

menitikberatkan pada kuantitas dan kualitas hasil yang dicapai melainkan

bagaimana tugas-tugas dilaksanakan. Adapun indikatornya dapat dilihat

dari bagaimana tugas-tugas mengajar dilaksanakan, terlihat dari

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran.

Tabel 3.4

Indikator Variabel Y

Variabel Indikator Sub indikator

85

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kinerja Mengajar

Guru

Perencanaan

pembelajaran

- Merumuskan tujuan

- Memilih prioritas

materi yang diajarkan

- Memilih dan

menggunakan metode

- Memilih dan

menggunakan sumber

belajar yang ada

- Memilih dan

menggunakan media

pembelajaran

Pelaksanaan

pembelajaran

- Memilih bentuk

kegiatan pembelajran

yang tepat

- Menyajikan urutan

pembelajaran secara

tepat

Evaluasi pembelajaran

- Memilih dan

menyususn jenis

evaluasi

- Melaksanakan

kegiatan evaluasi

sepanjang proses

- Mengadministrasikan

hasil evaluasi

E. Instrumen

Sugiyono (2005: 119) mengemukakan bahwa : “Instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial”.

86

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, yang

secara spesifik berhubungan dengan variabel penelitian. Alat ukur atau

instrumen yang digunakan harus berdasarkan pada karakteristik sumber data

dari variabel yang diteliti, sehingga mempermudah peneliti dalam

memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Akdon (2008: 130),

mengemukakan bahwa : “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur

nilai variabel yang akan diteliti”.

Kisi-kisi instrumen penelitian sangat dibutuhkan untuk mempermudah

penyusunan instrumen penelitian, karena akan terlihat dimensi dan indikator

dari masing-masing variabel yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk

pertanyaan atau pernyataan sebagai instrumen penelitian.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Validitas

Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Arikunto

(Riduwan, 2011:97) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan

suatu alat ukur, sehingga jika instrumen dikatakan valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa mengukur apa

yang seharusnya diukur. Menurut Riduwan (2011:98) ada beberapa tahap

yang dilakukan sebelum melakukan uji validitas. Untuk menguji validitas

konstruksi (construct validity), dapat digunakan pendapat dari ahli

(judgment experts). Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-

aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka

selanjutnya dikontruksikan dengan para ahli dengan cara dimintai

pendapatnya tentang instrumen yang telah disuusn itu. Setelah pengujian

87

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

konstruk selesai maka diteruskan degan uji instrument. Instrumen yang

telah disetujui oleh ahli tersebut diujicobakan pada sampel dari populasi

yang diambil. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian

validitas konstruksi dilakukan deNgan analisis faktor, yaitu dengan

mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson

Product moment, sebagai berikut:

Dimana:

rhitung = koefisien korelasi

∑ Xi = jumlah skor item

∑ Yi = jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus:

Dimana:

t = nilai thitung

r = koefisien kerelasi hasil thitung

n = jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-

2) kaidah keputusannya: jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya

Jika thitung < ttabel berati tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai

indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

Antara 0, 600 sampai dengan 0, 799 : tinggi

Antara 0, 400 sampai dengan 0, 599 : cukup tinggi

Antara 0, 200 sampai dengan 0, 399 : rendah

(∑ ) (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

88

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Antara 0, 000 sampai dengan 0, 199 : sangat rendah (tidak valid)

Setelah melakukan penyebaran angket pada dua sekolah yaitu SMP

Negeri 1 Lembang dan SMP Negeri 3 Lembang didapat data sebanyak 10

angket, sehingga didapat hasil uji validitas sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen X

No. item Koefisien

Korelasi t kritis t hitung Keterangan

1 0,62 1,860 2,251 Valid

2 0,59 1,860 2,053 Valid

3 0,59 1,860 2,050 Valid

4 0,62 1,860 2,232 Valid

5 0,57 1,860 1,986 Valid

6 0,91 1,860 6,154 Valid

7 0,77 1,860 3,399 Valid

8 0,57 1,860 1,943 Valid

9 0,88 1,860 5,246 Valid

10 0,75 1,860 3,238 Valid

11 0,66 1,860 2,507 Valid

12 0,79 1,860 3,598 Valid

13 0,87 1,860 4,976 Valid

14 0,83 1,860 4,234 Valid

15 0,90 1,860 5,706 Valid

16 0,91 1,860 6,107 Valid

17 0,80 1,860 3,778 Valid

18 0,78 1,860 3,551 Valid

19 0,80 1,860 3,763 Valid

20 0,64 1,860 2,357 Valid

21 0,61 1,860 2,194 Valid

22 0,87 1,860 4,891 Valid

23 0,85 1,860 4,661 Valid

24 0,84 1,860 4,304 Valid

25 0,85 1,860 4,523 Valid

26 0,92 1,860 6,419 Valid

27 0,92 1,860 6,642 Valid

28 0,74 1,860 3,077 Valid

29 0,74 1,860 3,077 Valid

30 0,76 1,860 3,297 Valid

89

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

31 0,81 1,860 3,959 Valid

32 0,70 1,860 2,794 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X

(kemampuan supervisi kepala sekolah), dapat disimpulkan bahwa dari 32

item yang diujikan, 32 item dinyatakan memiliki validitas konstruksi

yang baik.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Y

No. item Koefisien

Korelasi t tabel t hitung Keterangan

1 0,56 1,860 1,929 Valid

2 0,58 1,860 2,026 Valid

3 0,64 1,860 2,345 Valid

4 0,60 1,860 2,141 Valid

5 0,65 1,860 2,432 Valid

6 0,61 1,860 2,189 Valid

7 0,68 1,860 2,626 Valid

8 0,57 1,860 1,956 Valid

9 0,64 1,860 2,361 Valid

10 0,72 1,860 2,907 Valid

11 0,60 1,860 2,141 Valid

12 0,73 1,860 3,037 Valid

13 0,86 1,860 4,857 Valid

14 0,73 1,860 2,987 Valid

15 0,62 1,860 2,221 Valid

16 0,75 1,860 3,191 Valid

17 0,58 1,860 2,016 Valid

18 0,68 1,860 2,642 Valid

19 0,57 1,860 1,972 Valid

20 0,87 1,860 4,899 Valid

21 0,67 1,860 2,566 Valid

22 0,72 1,860 2,913 Valid

23 0,68 1,860 2,595 Valid

24 0,70 1,860 2,782 Valid

25 0,81 1,860 3,903 Valid

26 0,61 1,860 2,154 Valid

27 0,82 1,860 4,010 Valid

90

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

28 0,56 1,860 1,889 Valid

29 0,86 1,860 4,857 Valid

30 0,61 1,860 2,154 Valid

31 0,82 1,860 4,111 Valid

32 0,97 1,860 11,075 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y (kinerja

mengajar guru), dapat disimpulkan bahwa dari 32 item yang diujikan, 32

item dinyatakan memiliki validitas konstruksi yang baik.

2. Reabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto. 2006: 178). Pada

penelitian ini pengujian uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan

metode Alpha yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu

kali pengukuran. Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan

Akdon (2008: 161) sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

∑ = Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians total

= Jumlah item

Dalam implementasinya penulis melakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Hasil dari nilai

reliabilitas ( ) dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment

dengan dk = N – 1 = 10 – 1 = 9, signifikansi 5% maka diperoleh =

0,666. Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen

didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika > berarti Reliabel dan

[

] [

∑ ]

91

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Jika < berarti Tidak Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan

Microsoft Office Excel 2007 reliabilitas masing-masing variabel adalah

sebagai berikut:

1) Hasil uji reliabilitas variabel X (kemampuan supervisi kepala sekolah)

[

] [

∑ ]

[

] [

]

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh

= 0,975 sedangkan = 0,666. Karena > maka semua

data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah

Reliabel.

2) Hasil uji reliabilitas variabel Y (kinerja mengajar guru)

[

] [

∑ ]

[

] [

]

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh

= 0,951 sedangkan = 0,666. Karena > maka semua

data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah

Reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Riduwan (2011:69) adalah teknik

yang digunakan sehingga mendapatkan data yang realibel dan valid. Metode

pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu

kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda tetapi hanya dapat

dilihatkan penggunaanya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,

92

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dokumentasi dan lainnya sehingga peneliti dapat menggunakan salah satu atau

gabungan tergantung dari masalah yang dihadapinya (Riduwan, 2011:69).

1. Kuesioner (angket)

Angket menurut Riduwan (2011:71) adalah daftar petanyaan yang

diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden)

sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan dari penyebaran angket

menurut Riduwan (2011:71) ialah mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah dan responden tanpa khawatir bila responden

memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian

daftar pertanyaan.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert

yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial.

Dengan mengggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan kedalam dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel,

kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang

dapat diukur. Sehingga indikator-indikator yang terukur ini dapat

dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa

pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden (Riduwan,

2011:87) .

Tabel.3.7

Kriteria Penskoran Berdasarkan Skala Likert

Skor Variabel X Variabel Y

Skor 5 Selalu (SL) Selalu (SL)

Skor 4 Sering (SR) Sering (SR)

Skor 3 Kadang-kadang (KD) Kadang-kadang (KD)

Skor 2 Hampir Tidak Pernah (HTP) Hampir Tidak Pernah (HTP)

Skor 1 Tidak Pernah (TP) Tidak Pernah (TP)

93

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah

dengan cara checklist (√), dimana responden memberikan tanda checklist

(√) pada alternatif jawaban yang dipilih pada setiap item-item pernyataan.

Instrumen ini digunakan menjadi alat pengumpulan data penelitian dengan

teknik angket, karena angket digunakan untuk mencari informasi yang

lengkap mengenai suatu masalah dari responden yang jumlahnya cukup

banyak.

H. Analisis Data

Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak makna jika data

tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak dianalisis. “Analisis data

merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan

dilakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 1999: 346)”. Dengan

melakukan analisis data, dapat diperoleh kesimpulan atas generalisasi masalah

yang diteliti, baik berupa implikasi-implikasi maupun rekomendasi untuk

kebijakan selanjutnya. Adapun tahapan analisis data, sebagai berikut :

1. Seleksi data

Seleksi angket dilakukan setelah data terkumpul. Proses seleksi

angket merupakan kegiatan awal atau persiapan dalam analisis data, yaitu

peneliti memeriksa kelengkapan angket yang telah terkumpul setelah

disebarkan. Kegiatan ini penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-

data yang telah terkumpul siap untuk diolah lebih lanjut. Adapun langkah-

langkah dalam tahap seleksi angket, sebagai berikut :

a. Memeriksa apakah data semua angket dari responden telah terkumpul

b. Memeriksa apakah semua pertanyaan/pernyataan dijawab sesuai

petunjuk yang diberikan

c. Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk

diolah. Data dinyatakan layak diolah, manakala data tersebut telah

memenuhi kelengkapan seperti yang dijelaskan pada poin-poin di atas.

94

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Perhitungan Kecendrungan Umum Skor Responden Berdasarkan

Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Adapun rumus dari Adapun rumus WMS (Weight Means Score)

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= Rata-rata skor responden

= Jumlah Skor dari jawaban responden

= Jumlah Responden

Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan

menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:

a. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan

menggunkan skala Likert.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang

dipilih.

c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung

dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing

kolom.

e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel

konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:

Tabel 3.8

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00

3,01 – 4,00

2,01 – 3,00

1,01 – 2,00

Sangat Baik

Baik

Cukup

Rendah

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-kadang (KD)

Hampir Tidak Pernah (HTP)

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-kadang (KD)

Hampir Tidak Pernah (HTP)

95

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,01 – 1,00 Sangat Rendah Tidak Pernah (TP) Tidak Pernah (TP)

f. Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria

masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap

variabel atau dengan kata lain mengetahuai arah kecenderungan

masing-masing variabel

3. Menghitung Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku dapat digunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Skor baku yang dicari

= Data skor dari masing-masing responden

= Skor rata-rata

= Standar defiasi

Untuk menggunakan skor mentah menjadi skor baku, terlebih

dahulu perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah

(SR)

c. Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess.

d. Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas

interval (BK)

( )

[

]

96

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah

diketahui.

f. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:

g. Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:

h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan

menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik

atau non parametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan

dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu

menggunakan rumus Chi Kuadrat ( ) Akdon (2008: 171) sebagai berikut:

Keterangan:

= Kuadrat Chi yang dicari

= Frekuensi hasil penelitian

= Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah

(SR)

√ ∑

(∑ )

( )

( )

( )

97

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess.

d. Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas

interval (BK)

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah

diketahui.

f. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:

g. Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas, yaitu angka kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval

ditambah 0,5.

2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

3) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-

angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua,

angka baris kedua dikurangi batas baris ketiga dan begitu

seterusnya, kecuali untuk angka yang berada pada baris paling

tengah ditambah dengan angka pada baris berikutnya.

√ ∑

(∑ )

( )

( )

98

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan

luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

i. Mencari chi kuadrat

j. Membandingkan dengan

untuk α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = k – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika ≥

, artinya Distribusi Data Tidak Normal

Jika ≤

, artinya Data Berdistribusi Normal.

5. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik

korelasi pearson product moment. Adapun langkah-langkah dalam

menguji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan analisis koefisien

korelasi, uji signifikasi, uji koefisien determinasi dan analisis regresi.

a. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan

untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah

statistik parametrik, yaitu teknik korelasi product moment. Hal ini

didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang normal.

Adapun untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y

dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (Akdon, 2008:

188) sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi

= jumlah responden

( )

(∑ ) (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

99

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

∑ = jumlah perkalian X dan Y

∑ = jumlah skor item

∑ = jumlah skor total (seluruh item)

∑ = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑ = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai

berikut:

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi pearson

product moment.

2) Mencari dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel

penolong sesuai rumus.

3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang

diperoleh dari Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

b. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk

mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel

Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan

variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon

(2008: 188) berikut:

100

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan :

= Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi

= Jumlah Sampel

Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu

pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian

sebagai berikut:

Jika ≥ , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan

Jika ≤ , maka Ho diterima artinya tidak signifikan.

c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk

mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk

mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon

(2008: 188) sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan

r2 =

Nilai Koefisien Korelasi

d. Analisi Regresi

Analisis regresi merupakan analisis yang untuk melakukan

prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variabel Y) jika variabel

independen (variabel X) diubah. Adapun rumus yang digunakan

adalah regresi sederhana, karena didasari oleh hubungan fungsional

atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y), rumus regresi sederhana menurut Akdon (2008:

197) yaitu:

Keterangan:

= Subjek dalam variabel dependen yang diproyeksikan

101

Herlina, 2013 Kontribusi Kemampuan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri se-Kabupaten Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan

= Nilai konstanta harga Y jika X = 0

= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan

nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (–) variabel Y

Dimana harga dan harus dicari terlebih dahulu dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Setelah diperoleh harga dan maka akan dihasilkan suatu

persamaan berdasarkan rumus regresi sederhana Y atas X.

∑ ∑

∑ ∑ ∑

∑ (∑ )


Recommended