29
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum PT. Bank Mitraniaga Tbk
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Mitraniaga Tbk
Bank Mitraniaga adalah Perusahan Perbankan yang berdiri sejak 1989, dan
berkantor pusat di Jakarta. Bank ini berstatus Bank Non Devisa. Bank Mitraniaga
merupakan Bank Umum Swasta Nasional yang didirikan pada tahun 1989
berdasarkan akta nomor 85 tanggal 5 Juli 1989 dari Notaris Benny Kristanto, S.H
dengan persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S
76/MK.13/1989. Anggaran dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-6826 HT.01.01 Th. 1989 tanggal
29 Juli 1989.
Kepemilikan saham Bank Mitraniaga telah mengalami beberapa kali
perubahan, kondisi yang terakhir tercatat dalam akta No. 21 dari Notaris Esther
Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 24 Mei 2004. Dalam peningkatan modal, selama
tahun 2007 hingga tahun 2010, Bank Mitraniaga telah melakukan penambahan modal
secara bertahap dengan total Rp 108.400.000.000,- (Seratus Delapan Milyar Empat
Ratus Juta Rupiah). Sedangkan untuk penambahan modal yang paling terakhir
tercatat dalam akta notaris No. 37 dari Notaris Esther Setiawati Santosa, S.H pada
tanggal 25 Januari 2012 menjadi sebesar Rp 118.400.000.000,- (Seratus Delapan
Belas Milyar Empat Ratus Juta Rupiah).
30
Konsisten pada komitmen untuk terus berkembang dan memberikan
pelayanan yang terbaik dengan berpedoman pada prinsip kehati - hatian tetap terus
dilakukan. Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang struktur pendidikannya
baik maka Bank Mitraniaga diharapkan senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa
mengabaikan kualitas pelayanan kepada nasabah melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Selain itu untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan
usaha dan perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan, Bank
terus menyempurnakan sistem dan mekanisme pelayanan dengan pengelolaan yang
professional dan berintegritas tinggi.
Hingga akhir 2014, Bank Mitraniaga telah memiliki 13 (tiga belas) jaringan
kantor tersebar di Jakarta dan Surabaya yang siap melayani nasabahnya dengan
layanan terbaik, yang terdiri dari 1 (satu) Kantor Pusat Operasional, 1 (satu) Kantor
Cabang, 8 (delapan) Kantor Cabang Pembantu, dan 3 (tiga) Kantor Kas. Dalam waktu
dekat penambahan jumlah jaringan kantor di daerah sekitar Jakarta dan luar Jakarta
akan segera dilaksanakan guna memperkokoh kegiatan usaha Bank.
Adapun Visi dan Misi dari PT. Bank Mitraniaga adalah sebagai berikut :
Visi
Menjadi Bank umum yang sehat dan terpercaya sehingga dapat memberikan
kontribusi positif kepada stakeholder.
31
Misi
1. Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah dan dunia usaha berdasarkan
prinsip - prinsip GCG.
2. Meningkatkan produktivitas dan melayani dengan sepenuh hati.
3.1.2. Struktur Dan Tata Kerja Organisasi
Struktur dan Tata Kerja Organisasi pada bagian Finance dan Akunting pada
PT. Bank Mitraniaga adalah sebagai berikut :
Struktur Organisasi Divisi Finance dan Akunting
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Bank Mitraniaga
Sumber: Divisi Finance dan Akunting PT. Bank Mitraniaga
DIVISI FINANCE/AKUNTING
PERENCANAAN/
ANGGARAN
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN AKUNTING
PAJAK /
ADMINISTRASI
VERIFIKASI
AKUNTING/
REKONSILIASI PELAPORAN/ PSAK
DOKUMENTASI/
ARSIP
32
Agar suatu perusahaan dapat terus berkembang, maka perusahaan itu harus
memiliki organisasi yang baik dan mengatur, agar perusahaan dapat bekerja dengan
efektif dan efesien untuk mencapai tujuan perusahaan, didalam penyusunan struktur
organisasi harus memiliki penetapan jelas, sehingga masing - masing personil dapat
mengetahui tugas, tanggung jawab, serta kewajiban yang dimilikinya. Berikut uraian
jabatan di divisi finance dan akunting pada PT. Bank Mitraniaga:
1. Divisi Finance dan Akunting
Fungsi : Membantu Direktur Operasional dalam mengkoordinasikan kegiatan
pengelolaan data keuangan beserta administrasinya, penyusunan laporan
keuangan, penyusunan anggaran tahunan (RKAP), bahan penyusunan laporan
keuangan.
Tugas Pokok :
a. Terkendalinya kegiatan Akuntansi, Manajemen Keuangan, Sistem
Informasi Keuangan, dan pelaporan aspek keuangan.
b. Terselenggaranya proses keuangan yang akuntabel.
c. Tersusunnya anggaran perusahaan sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Direksi.
d. Tersajinya laporan manajemen yang bermakna bagi Direksi untuk
menyusun kebijakan.
e. Tersusunnya sistem informasi akuntansi dan keuangan yang up to date.
f. Terpenuhinya semua kewajiban dan pertanggung jawaban Laporan
keuangan perusahaan kepada pihak yang berwenang.
g. Terlaksananya penyusunan RKAP yang benar, memadai, dan tepat waktu.
33
h. Tersajinya penghitungan indikator - indikator keuangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
i. Sebagai konsultan penghitung, dan penerapan ketentuan perpajakan yang
berlaku.
j. Tersedianya laporan analisis dan evaluasi keuangan yang dibutuhkan
manajemen.
k. Terlaksananya proses pelaporan kepada pihak eksternal dibidang
keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Koordinator Bagian Akunting
Fungsi : Sebagai aparat kantor pusat yang bertanggung jawab atas
terselenggaranya sistem akuntansi keuangan yang sesuai dengan prinsip -
prinsip yang berlaku.
Tugas pokok :
a. Bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan membuat laporan intern
dan ekstern seperti Laporan Bulanan Bank Umum (LBU). Laporan
Berkala Bank Umum (LBBU), Laporan Harian Bank Umum (LHBU),
Laporan Cashflow, Laporan Publikasi, dan Laporan lainnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah
laporan intern dan ekstern yang berkaitan dengan bagiannya.
c. Mengontrol pos - pos terbuka buku besar yang penting dan memerlukan
follow up sehingga dapat dipastikan tidak ada pos - pos yang terbuka yang
berkepanjangan.
34
d. Mengawasi terpelihara dan tersedianya data keuangan yang periode lalu
sehingga dapat diakses dengan cepat dan dimanfaatkan oleh semua pihak
yang memerlukannya.
e. Mengkoordinir seluruh bawahannya sehingga menjadi suatu teamwork
yang kompak, efektif dan efesiensi dalam bekerja.
f. Bertanggung jawab untuk mengkoordinir, mengarahkan dan membina
bawahannya serta merencanakan pendidikan dan training bagi mereka
sehingga kelancaran tugas didalam bagiannya terselenggara dengan lancar,
efektif dan efesien.
g. Memonitor penghitungan dan pembayaran Pph pasal 25 dengan benar dan
tepat.
h. Memonitor penghitungan dan pembayaran Asuransi Penjaminan Dana
Pihak Ketiga kepada Lembaga Penjamin Simapanan (LPS) dengan benar
dan tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
i. Melaksanakan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung
sepanjang masih dalam lingkup fungsi dan tugas bagiannya.
j. Menghitung Proyeksi Laba atau Rugi (Bulanan).
3. Bagian Pelaporan atau PSAK
Tugas pokok:
a. Mempersiapkan dan melaporkan LBU Bassel II dengan berkoordinasi
dengan unit - unit lain yang juga terlibat dalam laporan LBU Bassel II.
b. Mempersiapkan dan membuat laporan Publikasi.
35
c. Publikasi Bulanan: Data diambil dari hasil e-mail Bank Indonesia dan
dikirim kembali ke website Bank Indonesia.
d. Publikasi Triwulan dipublikasikan ke media koran:
1) Publikasi posisi 31 Desember dilaporkan sampai dengan 30 April.
2) Publikasi posisi 31 Maret dilaporkan sampai dengan 31 Mei.
3) Publikasi posisi 30 Juni dilaporkan sampai dengan 31 Agustus.
4) Publikasi posisi 30 September dilaporkan sampai dengan 30
Nopember.
e. Menyusun dan melaporkan Publikasi LPS (Bulanan).
f. Melakukan pembukuan, pengadministrasian dan pengecekan atas
penerapan ketentuan PSAK 50/55.
g. Ikut mempersiapkan Laporan Tahunan (annual report) dengan tim.
4. Bagian Akunting dan Rekonsiliasi
Tugas pokok:
a. Menghitung, membayar dan mengadministrasikan Premi Asuransi Dana
Pihak Ketiga Pelaporan Simpanan dan Kewajiban LPS.
b. Pelaporan Simpanan dan Kewajiban LPS.
c. Perhitungan Bunga Antar Kantor (berikut perhitungan Premi Asuransi).
d. Laporan 10 Deposan Inti (Bulanan).
e. Laporan Produk Bank.
f. Menyampaikan Laporan Berkala Bank Umum (LBBU).
g. Laporan aktiva produktif (Bulanan).
h. Laporan likuiditas ke Bank Indonesia.
36
i. LHBU Form 403 (harian).
j. LHBU Form 405 (harian).
k. Rekonsiliasi Neraca dengan daftar retail (harian).
l. Rekonsiliasi Neraca dengan daftar Penempatan (harian).
m. Rekonsiliasi Giro Bank Lain.
n. Print Out Neraca KPO.
o. Print Out Neraca KC Surabaya.
p. Print Out Neraca Konsolidasi (harian).
q. Perhitungan LDR Harian (harian).
r. Rekonsiliasi RAK (harian).
s. Rekonsiliasi Saldo BI (harian).
t. Proses Akhir hari (harian).
u. Validasi voucher transaksi.
5. Bagian Pajak, Administrasi dan Verifikasi
a. Menghitung dan menyusun perhitungan Pajak Penghasilan Masa (Pph
Pasal 25).
b. Menghitung dan menyusun Pph Badan Tahunan (Pasal 29).
c. Sebagai Consultant person penghitungan pajak Pph Pasal 23 (4 ayat 2).
d. Sebagai Consultant person penghitungan pajak Pph 21.
e. Sebagai Consultant person penghitungan pajak atas Bunga Simpanan.
f. Sebagai Consultant person penghitungan pajak - pajak lainnya.
g. Menyampaikan Laporan Pajak Pph Pasal 29.
h. Perhitungan Pph pasal 25.
37
i. Mempelajari dan mengaplikasikan ketentuan perpajakan yang berlaku
sesuai dengan cakupan pekerjaan.
j. Verifikasi voucher transaksi harian.
k. Membuat laporan rata - rata tertimbang DPK dan Aktiva.
l. Membuat laporan mingguan Asset, Kredit, DPK.
m. Administrasi berkaitan dengan bagian treasury.
n. Menghitung Jumlah Giro Wajib Minimum yang harus dijaga.
o. Dokumentasi dan pengadministrasian surat masuk dan keluar.
6. Bagian Perencanaan dan Anggaran dan Sistem Informasi Manajemen
a. Membuat Rencana Bisnis Bank Tahunan untuk pihak eksternal dan
internal.
b. Mengkoordinasi atau menyusun Anggaran Cabang.
c. Mengolah Anggaran cabang menjadi Laporan pencapaian Target per
cabang setiap minggu.
d. Membuat laporan studi kelayakan prospek pembukaan cabang.
e. Membuat laporan pencapaian Target dan Realisasi tiap cabang.
f. Membuat Laporan Comperative Neraca, Biaya dan Pendapatan Gabungan
dan Cabang.
g. Menghitung Rasio - rasio Keuangan sesuai ketentuan yang berlaku.
h. Penyusunan Laporan Sistem Informasi Manajemen bulanan.
i. Laporan Posisi Keuangan Bank dan distribusi ke Manajemen.
j. Menghitung dan membuat Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) sesuai format atau ketentuan yang berlaku Laporan:
38
1) KPMM atau Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR): Resiko
Kredit.
2) KPMM atau Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR): Resiko
Pasar.
3) KPMM atau Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR): Resiko
Operasional.
k. Perhitungan Rasio - rasio Keuangan Bulanan sesuai dengan ketentuan.
l. Menyampaikan Laporan Pencapaian Realisasi Bisnis (triwulanan).
m. Comperative Pendapatan dan Biaya Gabungan (Bulanan).
n. Perhitungan Cost of Fund (COF) dan Suku Bunga Dasar Kredit.
o. Membuat Laporan Interim OJK atau Bapepam dan Bursa.
7. Bagian Dokumentasi dan Arsip
a. Filling Neraca KPO, KCP, KC dan Gabungan.
b. Filling Voucher Transaksi.
c. Support data pembuatan Laporan Rata - rata Tertimbang Manual.
d. Support data dokumentasi.
e. Pembayaran Pajak Pph 25.
f. Arsip atas Order dan File - file.
g. Dokumentasi Laporan - laporan: Neraca, kertas kerja dan laporan intern
dan ekstern.
h. Support Verifikasi Voucher transaksi.
i. Distribusi Neraca Gabungan ke Direksi dan komisaris.
j. Filling Neraca Harian Kantor Pusat dan Cabang.
39
k. Filling Voucher Transaksi.
l. Membuat laporan mingguan Asset, Kredit, DPK.
m. Dokumentasi atas penyerahan bukti - bukti transaksi (penyerahan neraca,
voucher transaksi, dan laporan lainnya).
3.1.3. Kegiatan Usaha atau Operasi
Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar, maksud dan tujuan dari didirikannya
PT. Bank Mitraniaga adalah untuk melakukan usaha di bidang perbankan sesuai
dengan ketentuan dalam perundang - undangan. Untuk mencapai maksud dan
tujuannya tersebut, maka PT. Bank Mitraniaga sebagaimana diatur pada Pasal 3 ayat
(2) Anggaran Dasar dapat melaksanakan kegiatan usaha.
Berikut adalah kegiatan usaha utama pada PT. Bank Mitraniaga:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2. Kepentingan memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk atau atas
perintah nasabahnya:
a. Surat - surat wesel, termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank, yang masa
berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat -
surat dimaksud.
40
b. Surat-surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat
tersebut.
c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
e. Obligasi.
f. Surat dagang berjangka waktu, sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
g. Surat berharga lain yang berjangka waktu, sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
5. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
41
11. Menyediakan pembiayaan dan melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip
syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
12. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat.
13. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
14. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan, seperti perusahaan sewa guna usaha, perusahaan modal
ventura, perusahaan efek, perusahaan asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
15. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
16. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun, sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang - undangan dana pensiun yang
berlaku.
Sedangkan kegiatan usaha penunjang pada PT. Bank Mitraniaga adalah sebagai
berikut:
Melakukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan perundang - undangan yang berlaku, termasuk antara lain
tindakan dalam rangka restrukturisasi atau penyelamatan kredit antara lain
42
membeli agunan, baik semua maupun sebagian, melalui lelang atau dengan cara
lain, dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan
ketentuan agunan yang dibeli wajib dicairkan secepatnya.
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Data Laporan Keuangan PT. Bank Mitraniaga
Dari hasil penelitian pada PT. Bank Mitraniaga, penulis memperoleh laporan
keuangan berupa neraca pada tahun 2012 - 2014 sebagai berikut:
Tabel 3.1
PT. Bank Mitraniaga
Neraca
31 Desember 2012
(dalam jutaan rupiah)
ASET LIABILITAS dan EKUITAS
Kas Rp 9.282 Liabilitas Segera Rp 1.156
Giro pada Bank
Indonesia
Rp 102.224 Simpanan dari
Nasabah
Giro pada Bank
Lain
Rp 278 Giro Rp 26.120
Penempatan pada
Bank Indonesia
Rp 321.339 Tabungan Rp 32.894
Efek - efek yang
diperdagangkan
Rp 10.125 Simpanan
Berjangka
Rp 858.186
Kredit yang
diberikan - neto
Rp 418.164 Utang Pajak Rp 2.270
Aset Tetap Rp 14.075 Imbalan Kerja Rp 4.262
43
Efek - efek untuk
tujuan investasi
Rp 160.853 Liabilitas Lain –
lain
Rp 4.224
Aset pajak
tangguhan
Rp 1.364 Jumlah Liabilitas Rp 929.112
Agunan yang
diambil alih
Rp 2.049
Pendapatan yang
masih akan
diterima
Rp 3.448
Ekuitas
Biaya dibayar
dimuka
Rp 4.070 Modal Disetor Rp 118.400
Aset lain - lain Rp 876 Tambahan Modal
disetor
Rp -
Keuntungan yang
belum direalisasi
atas perubahan
nilai wajar
investasi keuangan
yang tersedia untuk
dijual - setelah
pajak tangguhan
Rp 139
Saldo Laba Rp 496
Jumlah Ekuitas Rp 119.035
Jumlah Aset Rp 1.048.147 Total Liabilities
dan Ekuitas
Rp 1.048.147
Sumber: Annual Report 2012 PT. Bank Mitraniaga
44
Tabel 3.2
PT. Bank Mitraniaga
Neraca
31 Desember 2013
(dalam jutaan rupiah)
ASET LIABILITAS dan EKUITAS
Kas Rp 8.907 Liabilitas Segera Rp 4.586
Giro pada Bank
Indonesia
Rp 108.593 Simpanan dari
Nasabah
Giro pada Bank
Lain
Rp 295 Giro Rp 29.306
Penempatan pada
Bank Indonesia
Rp 206.667 Tabungan Rp 55.161
Efek - efek yang
diperdagangkan
Rp 53.184 Simpanan
Berjangka
Rp 1.028.792
Kredit yang
diberikan-neto
Rp 613.208 Utang Pajak Rp 1.666
Aset Tetap Rp 14.146 Imbalan Kerja Rp 4.732
Efek - efek untuk
tujuan investasi
Rp 264.095 Liabilitas Lain -
lain
Rp 1.150
Aset pajak
tangguhan
Rp 1.815 Jumlah Liabilitas Rp 1.125.393
Agunan yang
diambil alih
Rp 2.049
Pendapatan yang
masih akan
diterima
Rp 6.286 Ekuitas
Biaya dibayar
dimuka
Rp 5.049 Modal Disetor Rp 162.900
Aset lain - lain Rp 863 Tambahan Modal
disetor
Rp 32.586
45
Keuntungan yang
belum direalisasi
atas perubahan
nilai wajar
investasi keuangan
yang tersedia untuk
dijual - setelah
pajak tangguhan
Rp (39.606)
Saldo Laba Rp 3.884
Jumlah Ekuitas Rp 159.764
Jumlah Aset Rp 1.285.157 Total Liabilities
dan Ekuitas
Rp 1.285.157
Sumber: Annual Report 2013 PT. Bank Mitraniaga
Tabel 3.3
PT. Bank Mitraniaga
Neraca
31 Desember 2014
(dalam jutaan rupiah)
ASET LIABILITAS dan EKUITAS
Kas Rp 9.542 Liabilitas Segera Rp 7.825
Giro pada Bank
Indonesia
Rp 159.643 Simpanan dari
Nasabah
Giro pada Bank
Lain
Rp 4.750 Giro Rp 35.282
Penempatan pada
Bank Indonesia
Rp 380.239 Tabungan Rp 108.711
Efek - efek yang
diperdagangkan
Rp 28.852 Simpanan
Berjangka
Rp 1.545.695
Kredit yang
diberikan - neto
Rp 877.367 Utang Pajak Rp 3.927
Aset Tetap Rp 12.911 Imbalan Kerja Rp 5.143
46
Efek - efek untuk
tujuan investasi
Rp 398.378 Liabilitas Lain –
lain
Rp 1.829
Aset pajak
tangguhan
Rp 1.495 Jumlah Liabilitas Rp 1.708.412
Agunan yang
diambil alih
Rp 2.025
Pendapatan yang
masih akan
diterima
Rp 11.186 Ekuitas
Biaya dibayar
dimuka
Rp 5.140 Modal Disetor Rp 162.900
Aset lain - lain Rp 834 Tambahan Modal
disetor
Rp 32.586
Keuntungan yang
belum direalisasi
atas perubahan
nilai wajar
investasi keuangan
yang tersedia untuk
dijual - setelah
pajak tangguhan
Rp (21.627)
Saldo Laba Rp 10.091
Jumlah Ekuitas Rp 183.950
Jumlah Aset Rp 1.892.362 Total Liabilities
dan Ekuitas
Rp 1.892.362
Sumber: Annual Report 2014 PT. Bank Mitraniaga
3.2.2. Analisis Rasio Likuiditas pada PT. Bank Mitraniaga
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
Bank Mitraniaga dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.
Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana para deposannya
pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.
Makin besar rasio ini, makin likuid. Adapun indikator yang disesuaikan dari rasio
likuiditas, adalah:
47
1. Quick Ratio
Berikut perhitungan untuk Quick Ratio:
= 65.86 %
= 57.64 %
= 58.08 %
Pada perhitungan Quick Ratio pada tahun 2012 sebesar 65.86% menurun
menjadi 57.64% pada tahun 2013 dan mengalami kenaikan menjadi 58.08%. Rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya
terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan, dan deposito) dengan harta
yang paling likuid yang dimiliki oleh bank.
2. Investing Policy Ratio
Berikut perhitungan untuk Investing Policy Ratio:
48
= 17.53 %
= 23.72 %
= 23.57 %
Pada perhitungan Investing Policy Ratio pada tahun 2012 sebesar 17.53%
mengalami kenaikan sebesar 23.72% pada tahun 2013 dan mengalamin sedikit
penurunan sebesar 23.57% pada tahun 2014. Semakin tinggi rasio ini,maka akan
semakin likuid. Sehingga ini artinya semakin tinggi angka rasio maka semakin tinggi
kemampuan bank untuk membayar kewajibannya dengan cara melikuiditas surat -
surat berharga yang dimilikinya.
3. Banking Ratio
Berikut perhitungan untuk Banking Ratio :
= 45.59 %
= 55.08 %
49
= 51.92 %
Banking Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah
deposit yang dimiliki. Pada tahun 2012 menunjukkan angka rasio 45.59%, mengalami
kenaikan sebesar 55.08% pada tahun 2013 dan mengalami sedikit penurunan sebesar
51.92% pada tahun 2014. Makin tinggi rasio ini, tingkat likuiditas bank makin rendah
karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit makin kecil, demikian
pula sebaliknya.
Berikut adalah tabel perbandingan rasio berdasarkan perhitungan laporan
neraca PT. Bank Mitraniaga :
Tabel 3.4
Tabel Perbandingan Rasio PT. Bank Mitraniaga
Jenis Rasio
2012
(%)
2013
(%)
2014
(%)
Standar Rasio
Likuiditas BI
Keterangan
Likuiditas :
a. Quick Ratio
65.86
57.64
58.08
>10%
Baik, karena Quick
Ratio menunjukkan
kemampuan bank
utuk membayar
50
b. Investing
Policy Ratio
c. Banking Ratio
17.53
45.59
23.72
55.08
23.57
51.92
>10%
>10%
kewajiban sangat
tinggi.
Baik, karena
disamping GWM
baik, memiliki
cadangan sekunder
(Secondary
Reserve) yang
cukup untuk
memenuhi
kewajiban.
Baik, karena dana
akan disimpan
dalam primary
reserve dan
secondary reserve.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa angka quick ratio selama tiga
tahun menunjukkan angka tertinggi pada tahun 2012, quick ratio dikatakan baik
karena terlihat bahwa PT. Bank Mitraniaga memiliki aset likuid sebesar kebutuhan
yang akan digunakan untuk memenuhi kewajibannya, sehingga angka rasio ini berarti
51
kondisi keuangan pada PT. Bank Mitraniaga baik. Selanjutnya investing policy ratio
selama tiga tahun menunjukkan angka tertinggi pada tahun 2013, pada rasio ini dapat
dikatakan bahwa kondisi keuangan PT. Bank Mitraniaga terlihat baik, karena
berdasarkan laporan keuangan PT. Bank Mitraniaga dapat dilihat bank tersebut
memiliki cash assets yang lebih kecil namun bank tersebut juga memiliki aset
lainnya seperti surat berharga yang sewaktu - waktu dapat dilikuidasi tanpa
mengalami penurunan nilai pasarnya. Sedangkan banking Ratio selama tiga tahun
terakhir menunjukkan angka tertinggi pada tahun 2013, terlihat bahwa dari sisi
banking Ratio PT. Bank Mitraniaga terlihat baik karena PT. Bank Mitraniaga dapat
memberikan pembiayaan dari total deposit yang diterima.