43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap Putusan Pengadilan Negeri Purwokerto
dalam Perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, mengenai tindak pidana "Dengan
tidak berhak sengaja mengadakan atau memberi kesempatan main judi kepada
umum", bersadarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap putusan
Pengadilan Negeri Purwokerto tersebut pada pokoknya dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Duduk Perkara
Terdakwa Achmad Effendi Bin Sugiyo; Tempat Lahir : Banyumas;
Umur / Tanggal Lahir : 33 tahun /24 Januari 1978; Jenis Kelamin : Laki-
laki; Kebangsaan / Kewarganegaraan : Indonesia; Tempat Tinggal :
Kelurahan Arcawinangun RT. 03/ RW.008, Kecamatan Purwokerto Timur,
Kabupaten Banyumas; Agama : Islam; Pekerjaan : Swasta;
Terdakwa Achmad Efendi Bin Sugiyo pada hari Selasa tanggal 08
Maret 2011 sekira pukul 22.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain
dalam bulan Maret 2011, bertempat di Wisma Dewi Gilang turut Desa
Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, atau setidak-
tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk didalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Purwokerto, dengan sengaja menawarkan atau
memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk permainan judi atau
dengan sengaja turut campur dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli
apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau
44
dipenuhinya sesuatu tata cara. Perbuatan tersebut dilakukan ia terdakwa
dengan cara sebagai berikut :
a. Pada waktu dan tempat seperti tersebut di atas, berawal saksi Suhartono
bin Achmad Suyanto dan saksi Ujiono bin Supardi dari aparat Kepolisian
menangkap saksi Sunar bin Karto Miharjo yang diduga sebagai pengepul
penjualan judi Toto Gelap jenis Hongkong di Wisma Dewi Gilang turut
Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan pengembangan pemeriksaan terhadap Sunar yang diduga
sebagai Bandar bahwa terdakwa adalah pengecer dari penjualan judi Toto
Gelap jenis Hongkong dan berdasarkan informasi tersebut kemudian
saksi Suhartono dan saksi Ujiono melakukan penangkapan dan
penggeledahan terhadap terdakwa di rumah terdakwa.
b. Awalnya terdakwa ditawari oleh saksi Sunar untuk menjadi pengecer judi
Toto Gelap jenis Hongkong dan terdakwa menyanggupi tawaran saksi
Sunar, kemudian terdakwa menjadi penjual Toto Gelap jenis Hongkong
tanpa ijin dari pejabat yang berwenang dengan cara pembeli memberikan
nomor pasangan dan uang taruhan kepada terdakwa lalu terdakwa
mengirim SMS mengenai nomor pasangan dan nominal uang taruhannya
kepada saksi Sunar. Setelah terdakwa melayani para pembeli judi Toto
Gelap tersebut lalu terdakwa merekap nomor hasil penjualan selanjutnya
hasil rekapan beserta uang taruhannya oleh terdakwa disetorkan kepada
saksi Sunar selaku Bandar dengan cara saksi Sunar menghampiri
terdakwa ditempat yang berpindah-pindah dan terdakwa selaku pengecer
mendapatkan upah sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari saksi Sunar
45
kemudian saksi Sunar sekira pukul 23.30 WIB mengirim SMS kepada
terdakwa mengenai nomor yang ke luar sedangkan upah dari hasil dari
penjualan nomor tersebut digunakan terdakwa untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari;
c. Para pemasang judi jenis Toto Gelap jenis Hongkong memasang judi
tersebut dengan cara menulis nomor yang diinginkannya dengan digit
nomor pemasangan antara lain 2 (dua) digit, 3 (tiga) digit, 4 (empat) digit
dengan sistem kemenangan jika nomor yang dipasang keluar 2 (dua)
digit nominal Rp 1.000,- maka dikalikan 60, jika 3 (tiga) digit nominal
Rp. 1000,- (seribu rupiah) maka akan mendapatkan kemenangan sebesar
Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dan jika keluar 4
(empat) digit nominal Rp 1.000,- (seribu rupiah) maka akan
mendapatkan sebesar Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) dan
judi Toto Gelap jenis Hongkong bersifat untung-untungan.
2. Dakwaan
Atas dasar perkara tersebut di atas terdakwa Achmad Efendi bin
Sugiyo oleh Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Purwokerto
didakwa dengan Dakwaan Tunggal melanggar Pasal 303 ayat (1) ke – 2
KUHPidana.
3. Alat bukti yang diajukan di persidangan
a. Keterangan saksi
Di persidangan Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Purwokerto telah menghadirkan saksi-saksi yang telah memberi
46
keterangan di bawah sumpah menurut agamanya, adapun saksi-saksi yang
telah dihadirkan untuk memberikan keterangan di sidang pengadilan
dalam perkara ini adalah sebagai berikut :
1) Saksi : Suhartono, SH bin Achmad Suyanto
2) Saksi : Ujiono, SH bin Supardi
3) Saksi : Sudarko bin Sukarno
4) Saksi : Sunar bin Karto Moharjo
b. Barang bukti
Di persidangan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri
Purwokerto telah mengajukan barang bukti berupa :
1) 1 (satu) buah HP merk Nokia 1208, Nomer Simpati 081229797032,
Nomor XL 081804727174;
2) 1 (satu) buah bolpoin warna hitam, dan
3) Uang sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah);
c. Keterangan Terdakwa
Keterangan terdakwa, dalam perkara ini Terdakwa adalah, Achmad
Efendi bin Sugiyo yang identitasnya telah sesuai dengan identitas yang
ada dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum.
4. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum
Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Purwokerto mengajukan
tuntutan atau requisitoir yang pada pokoknya menuntut agar Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Purwokerto yang memeriksa dan mengadili perkara ini
memutuskan sebagai berikut :
47
a. Menyatakan Terdakwa : Achmad Efendi Bin Sugiyo bersalah melakukan
tindak pidana “Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan
kepada khalayak umum untuk permainan judi atau dengan sengaja turut
serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk
menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu
tata cara, mereka yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang turut
serta melakukan” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP;
b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 10
(sepuluh) bulan dengan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan
dengan perintah terdakwa tetap ditahan;
c. Menyatakan barang bukti berupa :
1) 1 (satu) buah HP merk Nokia 1208 , Nomer Simpati 081229797032,
Nomor XL 081804727174;
2) 1 (satu) buah bolpoin warna Hitam dirampas untuk dimusnahkan, dan
3) Uang sebesar Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah) dirampas untuk
negara ;
d. Menetapkan supaya terpidana membayar biaya perkara sebesar Rp 1.000,-
(seribu rupiah);
5. Fakta yang terungkap di persidangan
Atas tuntutan Penuntut Umum tersebut Terdakwa mengajukan
pembelaan secara lisan yang pada pokoknya mohon diberikan keringanan
hukuman yang akan dijatuhkan kepada diri terdakwa dengan alasan terdakwa
merasa bersalah, menyesal serta tidak akan mengulangi lagi perbuatannya;
48
Terhadap pembelaan Terdakwa tersebut, Penuntut Umum mengajukan
repliknya secara lisan yang pada pokoknya menyatakan tetap pada tuntutan
pidananya, sedangkan terdakwa telah mengajukan dupliknya secara lisan pula
yang pada pokoknya menyatakan tetap pada pembelaannya tersebut;
Untuk menjatuhkan pidana terhadap terdakwa, harus dibuktikan
apakah dari hasil persidangan diperoleh fakta-fakta yang dapat memenuhi
semua unsur perbuatan pidana dan pertanggungjawaban pidana, serta tidak
ditemukan adanya alasan penghapus pidana, baik alasan pembenar maupun
alasan pemaaf;
Dalam persidangan telah diperoleh keterangan saksi-saksi dan
keterangan Terdakwa serta barang bukti yang ternyata saling berhubungan
satu dengan yang lain sehingga dapat diperoleh fakta-fakta hukum
sebagai berikut :
a. Berawal dari penangkapan terhadap saksi Sunar di Wisma Dewi Gilang
Baturaden kamar 07 terletak di Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden,
Kabupaten Banyumas dan dari saksi Sunar didapat info bahwa saksi Sunar
mempunyai pengecer untuk menjualkan nomor Togel yakni terdakwa
sehingga pada hari Rabu tanggal 09 Maret 2011 sekira pukul 19.00 WIB
dilakukan penangkapan terhadap terdakwa di rumahnya di Kelurahan
Arcawinagun RT 03 RW 08, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten
Banyumas dan ditemukan barang bukti berupa : 1 (satu) buah HP merk
Nokia 1208, Nomer Simpati 081229797032, Nomor XL 081804727174,
1 (satu) buah bolpoin warna Hitam dirampas untuk dimusnahkan dan
Uang sebesar Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah) ;
49
b. Terdakwa menjadi pengecer nomor Togel jenis Hongkong sejak
pertengahan bulan Pebruari 2011;
c. Terdakwa menyetorkan hasil penjualan nomor Togel kepada saksi Sunar;
d. Komisi yang dijanjikan oleh saksi Sunar pertama 20% setelah berjalan
menjadi 25% dari hasil penjualan;
e. Terdakwa mendapat komisi rata-rata Rp 30.000,- sampai Rp 50.000,-
setiap harinya;
f. Pembeli ada yang membeli langsung kepada terdakwa ada pula yang
memesan terlebih dahulu dengan cara SMS ke HP terdakwa;
g. Harga minimal pembelian Rp 1.000,- (seribu rupiah) dan hadiah yang
didapat apabila ada pembeli yang menang yaitu untuk 2 (dua) angka
mendapat Rp 60.000,- (enam puluh ribu rupiah), 3 (tiga) angka mendapat
Rp 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dan untuk 4 (empat) angka
mendapat Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah);
h. Terdakwa tidak mempunyai ijin menjual nomor Togel tersebut;
i. Sebelumnya terdakwa bekerja sebagai rental Play Station;
j. Terdakwa hanya melayani harga maksimal Rp 2.000,- (dua ribu rupiah)
untuk pembelian dua angka;
k. Bahwa yang membayar apabila ada pembeli yang menang adalah saksi
Sunar;
l. Terdakwa menjual nomor maksimal sampai jam 21.00 WIB;
m. Terdakwa melaporkan hasil penjualan melalui SMS ke HP saksi Sunar
beserta rekapannya;
50
n. Uang setoran biasanya diambil oleh saksi Sunar ke rumah terdakwa antara
jam 21.00 WIB sampai jam 22.00 WIB;
6. Pertimbangan Hukum Hakim
Terdakwa Achmad Efendi bin Sugiyo diajukan ke persidangan
dengan dakwaan Tunggal yaitu melanggar perbuatan sebagaimana diatur dan
diancam dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP, terhadap dakwaan yang
diajukan kepada terdakwa, unsur-unsurnya perbuatan pidananya adalah
sebagai berikut :
a. Barang Siapa ;
b. Sengaja mengadakan atau memberi kesempatan untuk bermain judi
kepada umum atau sengaja turut campur dalam perusahaan untuk itu
biarpun ada atau tidak ada perjanjiannya;
c. Tanpa mendapat ijin.
Ad. a. Barang Siapa
Bahwa yang dimaksud dengan unsur barang siapa pada
hakekatnya adalah setiap orang sebagai subjek hukum pendukung hak
dan kewajiban yang kepadanya dapat dimintakan pertanggungjawaban
secara hukum pidana;
Kepada terdakwa di persidangan telah ditanyakan identitasnya
yang ternyata bersesuaian dengan identitas terdakwa sebagaimana
tercantum dalam surat dakwaan dan selain itu saksi-saksi mengenali
terdakwa sebagai pelaku dari tindak pidana sebagaimana didakwakan
sehingga dalam perkara ini tidak terdapat kekeliruan terhadap orang
yang diajukan sebagai terdakwa ;
51
Selain itu selama persidangan tidak ditemukan halangan secara
fisik ataupun psikis yang dapat menjadi alasan pemaaf ataupun alasan
pembenar dari perbuatan terdakwa sehingga perbuatan terdakwa
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum; Dari pertimbangan
sesuai terurai di atas maka unsur kesatu telah terpenuhi ;
Ad. b. Sengaja mengadakan atau memberi kesempatan untuk bermain judi
kepada umum atau sengaja turut campur dalam perusahaan untuk itu
biarpun ada atau tidak ada perjanjiannya ;
Bahwa yang dimaksud dengan sengaja adalah pada saat orang
tersebut melakukan perbuatan harus menghendaki atau mengerti akan
akibat dari perbuatan tersebut;
Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan terdakwa dikaitkan
dengan barang bukti dapat diketahui dari penangkapan terhadap saksi
Sunar di Wisma Dewi Gilang Baturraden kamar 07 terletak di Desa
Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas dan dari
saksi Sunar didapat info bahwa saksi Sunar mempunyai pengecer
untuk menjualkan nomor Togel yakni terdakwa Achmad Efendi
sehingga pada hari Rabu tanggal 09 Maret 2011 sekira pukul 19.00
WIB dilakukan penangkapan terhadap terdakwa di rumahnya di
Kelurahan Arcawinagun RT 03/RW 08 Kecamatan Purwokerto
Timur, Kabupaten Banyumas dan ditemukan barang bukti berupa :
1 (satu) buah HP merk Nokia 1208, Nomor Simpati 081229797032,
Nomor XL 081804727174, 1 (satu) buah bolpoin warna Hitam
52
dirampas untuk dimusnahkan dan Uang sebesar Rp 20.000,- (dua
puluh ribu rupiah) ;
Terdakwa menerangkan dirinya memang menjual nomor judi
Togel dan terdakwa menyetor nomor dan uangnya kepada saksi Sunar
dan terdakwa mendapat keuntungan antara 20% s/d 25 % dari seluruh
hasil penjualan nomor Togel tersebut; Permainan judi Togel tersebut
sifatnya untung-untungan dan dilakukan dengan cara tebak nomor,
dan bila orang yang pasang nomer tebakannya benar maka orang
tersebut akan mendapat sejumlah uang ;
Berdasarkan fakta di atas dapat dibuktikan bahwa terdakwa
telah sengaja memberi kesempatan bermain judi kepada umum karena
permainan tebak nomor Togel sifatnya adalah untung-untungan dan
dilakukan dengan cara tebak nomor serta untuk mengikutinya maka
orang tersebut harus menyerahkan sejumlah uang kepada
penyelenggara dan hal tersebut tanpa izin dari pihak yang berwenang,
sehingga dengan demikian unsur kedua telah terpenuhi ;
Ad. c. Tanpa mendapat ijin
Terhadap unsur tanpa mendapat ijin, dari yang terungkap di
persidangan berdasarkan keterangan saksi-saksi maupun keterangan
terdakwa sendiri beserta dengan barang bukti, diperoleh fakta di pada
hari Selasa tanggal 08 Maret 2011 sekira pukul 22.00 WIB di Wisma
Dewi Gilang Desa Ketenger Kecamatan Baturraden Kabupaten
Banyumas telah terjadi tindak pidana perjudian Toto Gelap (Togel)
jenis Hongkong yang dilakukan Achmad Effendi bin Sugiyo yang
53
berperan sebagai pengecer, hasil rekapan beserta uang taruhannya
oleh terdakwa disetorkan kepada saksi Sunar selaku Bandar dengan
cara saksi sunar menghampiri terdakawa di tempat yang berpidah-
pindah. Dengan demikian, maka perbuatan yang dilakukan terdakwa
tersebut adalah merupakan perbuatan yang bersifat melawan hukum,
sebab terdakwa menjadi penjual Togel jenis Hongkong tersebut tanpa
ada ijin dari pejabat yang berwenang yang berarti perbuatan terdakwa
tidak mempunyai hak untuk melakukan kegiatan perjudian Togel jenis
Hongkong tersebut. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka unsur
tanpa mendapat ijin telah terpenuhi.
Dari seluruh apa yang telah dipertimbangkan dengan cermat di atas,
maka perbuatan Terdakwa dalam perkara ini telah memenuhi seluruh unsur
pasal yang telah didakwakan oleh Penuntut Umum yaitu melanggar Pasal
303 ayat (1) ke 2 KUHP sebagaimana dimaksud dalam Dakwaan Penuntut
Umum; Karena dakwaan Penuntut Umum tersebut telah terbukti maka
terdakwa harus dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana sesuai dakwaan
tersebut;
Selama persidangan berlangsung Majelis tidak melihat adanya hal-hal
atau keadaan-keadaan yang menunjukkan bahwa Terdakwa menderita
penyakit tertentu atau terganggu jiwanya, bahkan Terdakwa dapat mengikuti
jalannya persidangan dengan baik serta dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Hakim maupun Penuntut Umum
dengan lancar, sehingga dengan demikian Terdakwa memang mampu
54
bertanggung jawab menurut hukum pidana atas perbuatan yang dilakukannya
tersebut ;
Oleh karena Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh Penuntut
Umum dan mampu pula bertanggung-jawab atas perbuatan pidananya
tersebut, maka dengan demikian Terdakwa haruslah pula dijatuhi pidana yang
setimpal dengan perbuatannya ;
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sudah sepatutnya apabila
Majelis menjatuhkan pidana yang setimpal dengan perbuatannya; Oleh
karena Terdakwa telah dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka
Terdakwa harus dihukum untuk membayar ongkos perkara dalam perkara
ini; karena Terdakwa telah ditahan, maka lamanya penahanan yang telah
dijalani oleh Terdakwa harus dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang
dijatuhkan;
Sebelum menjatuhkan pidana Majelis akan mempertimbangkan
hal – hal yang memberatkan dan meringankan bagi Terdakwa, sebagai
berikut :
Hal-hal yang memberatkan :
Perbuatan Terdakwa dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat;
Hal-hal yang meringankan :
a. Terdakwa belum pernah dihukum;
b. Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi
perbutannya tersebut ;
55
7. Putusan
Mengingat dan memperhatikan Pasal 303 ayat (1) ke 2 KUHP,
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 (KUHAP), serta pasal – pasal dari
peraturan perundang – undangan yang bersangkutan dengan perkara ini.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana atas nama terdakwa Achmad Efendi Bin Sugiyo
dalam putusan Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, telah mengadili :
a. Menyatakan terdakwa Achmad Efendi Bin Sugiyo terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "Dengan tidak berhak
sengaja mengadakan atau memberi kesempatan main judi kepada umum" ;
b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara
selama 6 (enam) bulan ;
c. Menetapkan masa tahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
d. Menetapkan agar terdakwa tetap ditahan
e. Menetapkan barang bukti berupa :
1) 1 (satu) buah HP merk Nokia 1208, Nomor Simpati 081229797032,
Nomor XL 081804727174,
2) 1 (satu) buah bolpoin warna Hitam dirampas untuk dimusnahkan dan
3) Uang sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah) dirampas untuk
negara ;
f. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp 1.000,- (seribu rupiah).
56
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Putusan Pengadilan
Negeri Purwokerto dalam Perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, mengenai
tindak pidana "Dengan tidak berhak sengaja mengadakan atau memberi
kesempatan main judi kepada umum" serta dengan melakukan studi pustaka yang
berkaitan dengan objek penelitian, maka terhadap hasil penelitian tersebut
dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut :
1. Penerapan unsur-unsur tindak pidana dengan sengaja mengadakan
atau memberi kesempatan melakukan perjudian kepada umum pada
putusan Nomor : 101/Pid.B/2011/PN. Pwt
Dalam perkara tersebut di atas, Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan
Negeri Purwokerto menuntut terdakwa dengan dakwaan tunggal, melanggar
perbuatan sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2
KUHP. Menurut Andi Hamzah, yang dimaksud dengan dakwaan tunggal,
surat dakwaan disusun secara tunggal jika seseorang atau lebih terdakwa
melakukan tindak pidana hanya satu perbuatan saja, penyusunan dakwaan
tunggal merupakan penyusunan surat dakwaan yang teringan jika
dibandingkan dengan penyusunan surat dakwaan lainnya, karena Penuntut
Umum hanya memfokuskan pada sebuah permasalahan saja.76
Unsur-unsur tindak pidana yang diatur dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2
KUHP adalah :
a. Barang Siapa ;
76 Andi Hamzah, 1987. Surat Dakwaan. Alumni, Bandung, hlm. 50
57
b. Sengaja mengadakan atau memberi kesempatan untuk bermain judi
kepada umum atau sengaja turut campur dalam perusahaan untuk itu
biarpun ada atau tidak ada perjanjiannya;
c. Tanpa mendapat ijin.
Dari unsur-unsur Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP yang didakwakan
Jaksa Penuntut Umum tersebut, selanjutnya diuraikan mengenai fakta-fakta
yuridis yang dibuktikan dalam persidangan. Dalam Putusan Pengadilan
Negeri Purwokerto dalam Perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt,
mengenai tindak pidana "Dengan tidak berhak sengaja mengadakan atau
memberi kesempatan main judi kepada umum", uraian unsur-unsur dimaksud
adalah sebagai berikut :
Ad. a. Barang Siapa ;
Pengertian barangsiapa adalah orang atau badan hukum
sebagai subjek hukum yang merupakan pendukung hak dan kewajiban
serta mereka dapat bertanggungjawab atas segala perbuatan yang
telah dilakukannya. Dikemukakan oleh Lamintang, bahwa unsur
barangsiapa menunjukkan orang, yang apabila orang tersebut terbukti
memenuhi semua unsur dari tindak pidana seperti yang dimaksudkan
di dalam ketentuan pidana yang bersangkutan, maka ia dapat disebut
sebagai pelaku atau ”dader” dari tindak pidana tersebut. 77
Mengenai unsur barang siapa, dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa unsur barangsiapa di sini yaitu barangsiapa yang
menurut undang-undang hukum pidana menunjukkan pada suatu
77 P.A.F. Lamintang,1990. Dasar-dasar Hukum Pidana. Sinar Baru, Bandung. hlm. 182
58
subjek tindak pidana, yang berarti siapa saja baik laki-laki atau
perempuan tanpa kecuali, sehat jasmani dan rohani dapat berlaku
sebagai pelaku tindak pidana.
Dikemukakan oleh Sudarto, bahwa unsur pertama tindak
pidana itu adalah perbuatan orang, pada dasarnya yang dapat
melakukan pidana itu manusia (natuurlijk personen). Menurut
Sudarto, hal ini dapat disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai
berikut :
1) Rumusan delik dalam undang-undang lazim dimulai dengan kata“barang siapa”…, kata “barangsiapa” ini tidak dapat diartikan laindari pada “orang”;
2) Dalam Pasal 10 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)disebutkan jenis-jenis yang dapat dikenakan pada subjek tindakpidana, sehingga pada dasarnya hanya dapat dikenakan padamanusia;
3) Pengertian kesalahan yang dapat berupa kesengajaan dankealpaan itu merupakan sikap dalam batin manusia. 78
Sesuai dengan fakta hukum yang telah diperoleh di
persidangan dan dihubungkan dengan dakwaan Jaksa Penuntut
Umum, terdakwa adalah orang laki-laki yang sudah dewasa, berakal
sehat yang telah diajukan ke persidangan dengan dakwaan telah
melakukan tindak pidana dan ternyata dari diri terdakwa tidak
dijumpai adanya hal-hal yang meniadakan pertanggungjawaban
pidana, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud barangsiapa
adalah siapapun juga yang dapat menjadi subjek hukum, yang berarti
orang atau manusia yang didakwa sebagai pelaku tindak pidana.
78 Sudarto, 1990/1991. Op. cit., hlm. 18-19
59
Dengan demikian apabila unsur barangsiapa dalam Putusan
Pengadilan Negeri Purwokerto dalam Perkara Nomor:
101/Pid.B/2011/PN.Pwt, dihubungkan dengan teori di atas, maka
barang siapa atau subjek tindak pidana tidak dapat diartikan lain dari
pada manusia atau orang, dalam hal ini adalah Achmad Effendi Bin
Sugiyo, di persidangan telah ditanyakan identitasnya yang ternyata
bersesuaian dengan identitas terdakwa sebagaimana tercantum dalam
surat dakwaan dan selain itu saksi-saksi mengenali terdakwa sebagai
pelaku dari tindak pidana sebagaimana didakwakan sehingga dalam
perkara ini tidak terdapat kekeliruan terhadap orang yang diajukan
sebagai terdakwa.
Selain itu selama persidangan tidak ditemukan halangan secara
fisik ataupun psikis yang dapat menjadi alasan pemaaf ataupun alasan
pembenar dari perbuatan terdakwa sehingga perbuatan terdakwa
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dengan demikian maka
unsur kesatu yaitu unsur barang siapa telah terpenuhi.
Ad. b. Sengaja mengadakan atau memberi kesempatan untuk bermain judi
kepada umum atau sengaja turut campur dalam perusahaan untuk itu
biarpun ada atau tidak ada perjanjiannya
Menurut Lamintang, unsur kesengajaan merupakan unsur
subjektif dari suatu tindak pidana. Unsur subjektif ini adalah unsur-
60
unsur yang melekat pada diri si pelaku, dan termasuk didalamnya,
yaitu segala sesuatu yang terkandung di dalam hatinya. 79
Unsur kesengajaan dalam Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) tidak jelas, akan tetapi petunjuk untuk mengetahui
arti kesengajaan ini dapat dari Memore van Toelichting (MvT) yang
mengartikan ”kesengajaan” (opzet) sebagai menghendaki dan
mengetahui (willens en wittens) jadi dapat dikatakan : ”bahwa
kesengajaan berarti menghendaki atau mengetahui, orang yang
melakukan perbuatan dengan sengaja, berarti menghendaki perbuatan
itu, di samping itu mengetahui atau menyadari apa yang dilakukan
itu”. Atas dasar pengertian Memore van Toelichting (MvT) tersebut
Sudarto memberikan pendapat : ”bahwa dalam kesengajaan harus
ada kehendak untuk berbuat. Sengaja berarti menghedaki dan
mengetahui apa yang dilakukan. Orang yang melakukan perbuatan
dengan sengaja berarti mengetahui atau menyadari tentang apa yang
dilakukan”. 80
Dikemukakan oleh Sudarto dalam hal seseorang melakukan
sesuatu dengan sengaja, dapat dibedakan 3 (tiga) corak sikap batin,
yang menunjukan tingkatan atau bentuk dari kesengajaan itu. Ketiga
corak batin tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk)Untuk mencapai suatu tujuan yang dekat (dolus directus) artinyaperbuatan dari si pembuat bertujuan untuk menimbulkan akibat
79 P.A.F. Lamintang, 1989. Delik - delik Khusus Kejahatan - kejahatan Terhadap Harta Kekayaan,Sinar Baru, Bandung. hlm 183
80 Sudarto, 1990/1991. Op. cit. hlm. 16
61
yang dilarang. Kalau akibat itu tidak ada, maka ia tidak akanberbuat demikian .
(2) Kesengajaan dengan sadar kepastian opzet metzekerheidsbewustzijn atau noodzakelijkheidbewustzijn).Dalam hal ini perbuatan mempunyai dua akibat yaitu (1) akibatyang memang dituju oleh si pembuat, dan (2) akibat yang tidakdiinginkan, tetapi merupakan suatu keharusan untuk mencapaitujuan dan akibat ini pasti timbul atau terjadi.
(3) Kesengajaan dengan sadar kemungkinan (dolus eventualis atauvoorwaardelijk opzet).Dalam hal ini ada keadaan tertentu yang semula mungkin terjadi,kemudian ternyata benar-benar terjadi. 81
Terhadap unsur sengaja mengadakan atau memberi
kesempatan untuk bermain judi kepada umum atau sengaja turut
campur dalam perusahaan untuk itu biarpun ada atau tidak ada
perjanjiannya, penerapan pada Putusan Pengadilan Negeri Purwokerto
dalam Perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, didasarkan pada fakta
yang terungkap di persidangan serta dengan mendasarkan pada
keterangan saksi-saksi dan terdakwa dikaitkan dengan barang bukti
dapat diketahui dari penangkapan terhadap saksi Sunar di Wisma
Dewi Gilang Baturaden kamar 07 terletak di Desa Ketenger,
Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas dan dari saksi Sunar
didapat info bahwa saksi Sunar mempunyai pengecer untuk
menjualkan nomor Togel yakni terdakwa Achmad Efendi sehingga
pada hari Rabu tanggal 09 Maret 2011 sekira pukul 19.00 dilakukan
penangkapan terhadap terdakwa di rumahnya di Kelurahan
Arcawinagun RT 03/RW 08 Kecamatan Purwokerto Timur,
Kabupaten Banyumas dan ditemukan barang bukti berupa : 1 (satu)
81 Ibid., hlm. 17.
62
buah HP merk Nokia 1208, Nomor Simpati 081229797032, Nomor
XL 081804727174, 1 (satu) buah bolpoin warna hitam dirampas
untuk dimusnahkan dan Uang sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu
rupiah) ;
Dalam pemeriksaan di persidangan terdakwa menerangkan
bahwa dirinya memang menjual nomor judi Togel dan terdakwa
menyetor nomor dan uangnya kepada saksi Sunar dan terdakwa
mendapat keuntungan antara 20% s/d 25 % dari seluruh hasil
penjualan nomor togel tersebut. Permainan judi Togel tersebut
sifatnya untung-untungan dan dilakukan dengan cara tebak nomor,
dan bila orang yang pasang nomor tebakannya benar maka orang
tersebut akan mendapat sejumlah uang.
Dengan mendasarkan pada fakta di atas, maka dapat
dibuktikan bahwa terdakwa telah sengaja memberi kesempatan
bermain judi kepada umum, karena permainan tebak nomor Togel
sifatnya adalah untung-untungan dan dilakukan dengan cara tebak
nomor serta untuk mengikutinya maka orang tersebut harus
menyerahkan sejumlah uang kepada penyelenggara dan hal tersebut
tanpa izin dari pihak yang berwenang, sehingga dengan demikian
unsur kedua telah terbukti dan terpenuhi ;
Ad. c. Tanpa mendapat ijin
Dari yang terungkap di persidangan berdasarkan keterangan
saksi-saksi maupun keterangan terdakwa sendiri beserta dengan
barang bukti, diperoleh fakta di pada hari Selasa tanggal 08 Maret
63
2011 sekira pukul 22.00 WIB di Wisma Dewi Gilang Desa Ketenger
Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas telah terjadi tindak
pidana perjudian Toto Gelap (Togel) jenis Hongkong yang dilakukan
Achmad Effendi bin Sugiyo, berperan sebagai pengecer, perbuatan
yang dilakukan terdakwa tersebut adalah merupakan perbuatan yang
bersifat melawan hukum, sebab terdakwa menjadi penjual Togel jenis
Hongkong tersebut tanpa ada ijin dari pejabat yang berwenang yang
berarti perbuatan terdakwa tidak mempunyai hak untuk melakukan
kegiatan perjudian tersebut. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
unsur tanpa mendapat ijin telah terpenuhi.
Dengan telah terpenuhinya unsur-unsur suatu perbuatan tertentu yang
dirumuskan oleh undang-undang, maka perbuatan pidana yang dilakukan
oleh tersangka telah terbukti secara sah berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan menyakinkan atas dasar pemeriksaan, maka
terdakwa itu dinyatakan bersalah telah melakukan tindak pidana sebagaimana
diatur dalam Pasal 303 ayat (1) ke 2 KUHP sebagaimana dimaksud dalam
Dakwaan Penuntut Umum. Karena dakwaan Penuntut Umum tersebut telah
terbukti maka terdakwa harus dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana
sesuai dakwaan tersebut.
2. Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap tindakpidana dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatanmelakukan perjudian kepada umum dalam perkara Nomor :101/Pid.B/2011/PN. Pwt
Dari hasil penelitian terhadap Putusan Pengadilan Negeri Purwokerto
dalam Perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, dapat diketahui bahwa pada
64
tindak pidana sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 303 ayat (1) Ke-2 KUHP
terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
a. Barang Siapa ;
b. Sengaja mengadakan atau memberi kesempatan untuk bermain judi
kepada umum atau sengaja turut campur dalam perusahaan untuk itu
biarpun ada atau tidak ada perjanjiannya ;
c. Tanpa mendapat ijin.
Dari unsur-unsur sebagaimana tersebut di atas, ternyata telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum dan mampu pula
bertanggung-jawab atas perbuatan pidananya tersebut. Perbuatan Terdakwa
dalam perkara ini telah memenuhi seluruh unsur pasal yang telah didakwakan
oleh Penuntut Umum yaitu melanggar Pasal 303 ayat (1) ke 2 KUHP
sebagaimana dimaksud dalam Dakwaan Penuntut Umum; Karena dakwaan
Penuntut Umum tersebut telah terbukti maka terdakwa harus dinyatakan
bersalah melakukan tindak pidana sesuai dakwaan tersebut; Untuk
selanjutnya dijadikan dasar pertimbangan hakim Pengadilan Negeri
Purwokerto untuk menjatuhkan pidananya.
Sebelum menjatuhkan putusannya hakim mempertimbangkan tentang
alat-alat bukti yang digunakan dalam persidangan tersebut sebagaimana
tercantum dalam ketentuan Pasal 183 KUHAP yang merumuskan sebagai
berikut : ”Hakim tidak boleh menjatuhkan kepada seseorang kecuali apabila
dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh
65
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa
terdakwalah yang bersalah melakukannya”.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap putusan perkara Nomor
101/Pid.B/2011/PN.Pwt, dapat diketahui dasar pertimbangan hukum hakim
dalam menjatuhkan putusan pidana, yaitu :
a. Pembuktian dengan mendasarkan pada alat-alat bukti yang sah yang
diatur dalam Pasal 184 KUHAP, yang berupa:
1) Keterangan saksi;
Adapun saksi-saksi yang telah dihadirkan untuk memberikan
keterangan di sidang pengadilan dalam perkara ini adalah sebagai
berikut :
a) Saksi : Suhartono, SH bin Achmad Suyanto
b) Saksi : Ujiono, SH bin Supardi
c) Saksi : Sudarko bin Sukarno
d) Saksi : Sunar bin Karto Moharjo
2) Barang bukti
Di persidangan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Purwokerto
telah mengajukan barang bukti berupa :
a) 1 (satu) buah HP merk Nokia 1208, Nomer Simpati 081229797032,
Nomor XL 081804727174;
b) 1 (satu) buah bolpoin warna hitam, dan
c) Uang sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah);
66
3) Keterangan terdakwa
Dalam perkara ini Terdakwa adalah, Achmad Efendi bin Sugiyo yang
identitasnya telah sesuai dengan identitas yang ada dalam Surat
Dakwaan Penuntut Umum.
b. Mempertimbangkan terhadap hal-hal yang memberatkan dan yang
meringankan terdakwa sebagaimana diatur dalam Pasal 197 ayat (1)
KUHAP huruf (f).
1) Hal – hal yang memberatkan :
Perbuatan Terdakwa dapat menimbulkan keresahan dalam
masyarakat;
2) Hal – hal yang meringankan :
a) Terdakwa belum pernah dihukum;
b) Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan
mengulangi perbutannya tersebut ;
Dalam hal pemeriksaan keterangan saksi-saksi, adanya barang bukti
dam keterangan terdakwa yang diajukan di depan persidangan, maka
pertimbangan hukum hakim telah sesuai dengan ketentuan yang dirumuskan
dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP, yaitu :
(1) alat bukti yang sah ialah :a. keterangan saksi;b. keterangan ahli;c. surat;d. petunjuk;e. keterangan terdakwa.
67
Di persidangan hakim Pengadilan Negeri Purwokerto juga telah
mempertimbangkan syarat-syarat pemidanaan. Menurut Sudarto, syarat
pemidanaan terdiri dari :
a. Perbuatan, yang memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu :
1) Memenuhi rumusan undang-undang
2) Bersifat melawan hukum (tidak ada alasan pembenar)
b. Orang, yang mempunyai kesalahan, yaitu :
1) Mampu bertanggung jawab
2) Dolus culpa (tidak ada alasan pemaaf). 82
Dikemukakan oleh Sudarto bahwa unsur pertama tindak pidana
adalah perbuatan atau tindakan seseorang. Perbuatan orang ini adalah titik
penghubung dan dasar untuk pemberian pidana. Dalam arti yang
sesungguhnya “handelen” (berbuat) mempunyai sifat aktif, tiap gerak otot
dikehendaki, dan dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan suatu akibat.83
Dalam putusan perkara Pengadilan Negeri Purwokerto Nomor
101/Pid.B/2011/PN.Pwt, terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana "Dengan tidak berhak sengaja mengadakan
atau memberi kesempatan main judi kepada umum", sebagaimana diatur
dalam Pasal 303 ayat (1) Ke-2 KUHP. Oleh karena semua unsur telah
terbukti, maka terdakwa harus dinyatakan terbukti secara sah dan
menyakinkan bersalah sebagaimana didakwakan dalam dakwaan Jaksa
Penuntut Umum yaitu memenuhi semua ketentuan Pasal 303 ayat (1) Ke-2
KUHP.
82 Sudarto, 1990/1991. Op. cit. hlm. 3183 Ibid., hlm. 57
68
Menurut Sudarto, dalam hal perbuatan yang dilakukan terdakwa
adalah merupakan perbuatan yang memenuhi rumusan undang-undang,
artinya perbuatan konkrit dari pembuat harus mempunyai sifat-sifat atau ciri-
ciri dari delik itu sebagaimana secara abstrak disebutkan dalam undang-
undang dan perbuatan itu harus dalam rumusan delik itu. 84
Syarat pertama untuk memungkinkan adanya penjatuhan pidana ialah
adanya perbuatan (manusia) yang memenuhi rumusan delik dalam undang-
undang. Dalam kasus ini perbuatan terdakwa telah memenuhi ketentuan Pasal
303 ayat (1) Ke-2 KUHP.
Syarat kedua untuk dapat dipidananya seseorang selain perbuatannya
memenuhi rumusan undang-undang juga harus bersifat melawan hukum.
Syarat ini merupakan penilaian objektif terhadap perbuatan. Pengertian sifat
melawan hukum, ada dua pendirian yaitu :
a. Menurut ajaran melawan hukum formil
Suatu perbuatan itu bersifat melawan hukum, apabila perbuatan diancam
pidana dan dirumuskan sebagai suatu delik dalam undang-undang. Sifat
melawan hukumnya perbuatan itu dapat dihapus, hanya berdasarkan
suatu ketentuan undang-undang. Jadi menurut ajaran ini melawan
hukum sama dengan melawan atau bertentangan dengan undang-undang
(hukum tertulis).
b. Sifat melawan hukum yang meteriil
Suatu perbuatan itu melawan hukum atau tidak, tidak hanya yang
terdapat dalam undang-undang saja, akan tetapi harus dilihat berlakunya
84 Sudarto. 1990/1991.Op. cit., hlm. 48
69
asas-asas hukum yang tidak tertulis. Sifat melawan hukumnya perbuatan
yang nyata-nyata masuk dalam rumusan delik harus berdasarkan
ketentuan undang-undang dan juga berdasarkan aturan-aturan yang tidak
tertulis. Jadi menurut ajaran ini melawan hukum sama dengan
bertentangan dengan undang-undang (hukum tertulis) dan juga dengan
hukum yang tidak tertulis. 85
Pada putusan Pengadilan Negeri Purwokerto perkara Nomor:
101/Pid.B/2011/PN.Pwt, diperoleh fakta bahwa perbuatan terdakwa
merupakan perbuatan yang bersifat melawan hukum yang formil, karena
perbuatan terdakwa yang telah melakukan tindak pidana ”Dengan tidak
berhak sengaja mengadakan atau memberi kesempatan main judi kepada
umum". Dengan demikian perbuatan terdakwa tersebut bertentangan dengan
hukum atau undang-undang yang berlaku, maka syarat perbuatan yang
melawan hukum telah terpenuhi dan terbukti.
Alasan pembenar yaitu alasan yang menghapus sifat melawan
hukumnya perbuatan, meskipun perbuatannya telah memenuhi rumusan delik
dalam undang-undang, kalau perbuatan itu tidak melawan hukum maka tidak
mungkin ada pemidanaan. Pada putusan Pengadilan Negeri Purwokerto
dalam Perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, tidak ditemukan adanya
alasan pembenar bagi terdakwa, bahwa terdakwa telah melakukan tindak
pidana "Dengan tidak berhak sengaja mengadakan atau memberi kesempatan
main judi kepada umum".
85 Ibid., hlm. 69-70.
70
Syarat penjatuhan pidana di samping dilihat dari perbuatannya juga
dari orang yang melakukan perbuatan pidana tersebut. Dalam kasus ini,
mendasarkan pada fakta yang terungkap dipersidangan bahwa yang menjadi
subjek tindak pidana dalam putusan Pengadilan Negeri Purwokerto Nomor:
101/Pid.B/2011/PN.Pwt, adalah orang atau manusia, sedangkan orang atau
manusia dimaksud dalam perkara ini adalah Achmad Effendi Bin Sugiyo;
Tempat Lahir : Banyumas; Umur /Tanggal Lahir : 33 tahun /24 Januari
1978; Jenis Kelamin : Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Tempat
Tinggal : Kelurahan Arcawinangun RT. 03/ RW.008, Kecamatan Purwokerto
Timur, Kabupaten Banyumas; Agama : Islam; Pekerjaan : Swasta;
Mampu bertanggung jawab dapat diartikan sebagai suatu keadaan
psychis sedemikian yang membenarkan adanya penerapan sesuatu upaya
pemidanaan baik dilihat dari unsur sudut umum maupun dari orangnya,
bahwa orang mampu bertanggung jawab jika sehat jiwanya, yaitu :
a. Ia mampu untuk mengetahui atau menyadari bahwa perbuatannya
bertentangan dengan hukum
b. Ia dapat menentukan kehendak sesuai dengan kesadaran tersebut.
Menurut majelis hakim Pengadilan Negeri Purwokerto Achmad
Effendi Bin Sugiyo adalah orang yang mampu bertanggung jawab, sebab
terdakwa membuat penilaian dengan pikiran dan perasaannya bahwa
perbuatannya adalah bertentangan dengan undang-undang (Pasal 303 ayat (1)
Ke- 2 KUHP), telah melakukan tindak pidana "Dengan tidak berhak sengaja
mengadakan atau memberi kesempatan main judi kepada umum".
71
Perbuatan terdakwa juga harus dinyatakan bersalah, kesalahan dalam
arti yang seluas-luasnya dapat disamakan dengan pengertian tanggung jawab
dalam hukum pidana, didalamnya terkandung makna dapat dicelanya si
pembuat atas perbuatannya. Jadi apabila dikatakan, bahwa orang bersalah
melakukan sesuatu tindakan pidana, maka itu berarti ia dapat dicela
perbuatannya. Untuk adanya pemidanaan harus ada kesalahan lebih dahulu
pada si pembuat. Soal kesalahan ada hubungannya dengan kebebasan
kehendak.
Menurut Sudarto mengenai hubungan antara kebebasan kehendak
dengan ada atau tidak ada kesalahan ada 3 pendapat, yaitu :
a. Kaum indeterminis, menganggap bahwa manusia mempunyai kehendakbebas dan ini merupakan sebab dari segala keputusan
b. Kaum determinis, mengatakan, bahwa manusia tidak mempunyaikehendak bebas. Keputusan kehendak ditentukan sepenuhnya oleh watak(dalama rti nafsu-nafsu manusia dalam hubungn kekuatan satu sama lain)dan motif-motif, ialah rangsangan-rangsangan yang datang dari luaratau dari dalam watak tersebut. Ini berarti seseorang tidak dapat dicelaatau perbuatannya atau dinyatakan mempunyai kesalahan, sebab tidakpunya kehendak bebas
c. Golongan ketiga mengatakan bahwa ada dan tidak adanya kebebasankehendak itu hukum pidana tidak menjadi soal, kesalahan seseorangtidak dihubungkan dengan ada dan tidak adanya kehendak bebas. 86
Selanjutnya mengenai kesalahan menurut Sudarto ada tiga yaitu :
a. Kesalahan dalam arti seluas-luasnya, dapat disamakan denganperngertian pertanggung jawaban dalam hukum pidana
b. Kesalahan dalam arti bentuk kesalahan (schidnorm) yang berupa:1) Kesengajaan (opzet) diartikan sebagai menghendaki dan mengetahui
(willesenwetens) sehingga dapat dikatakan, bahwa sengaja berartimenghendaki dan mengetahui apa yang dilakukan.
2) Kealpaan ini disebut sebagai kesalahan yuridisc. Kesalahan dalam arti sempit, yaitu kealpaan/culpa.87
86 Ibid., hlm. 587 Sudarto, 1991. Loc. Cit.
72
Berdasarkan hasil penelitian terhadap putusan Pengadilan Negeri
Purwokerto perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, dapat diketahui bahwa
Achmad Effendi Bin Sugiyo memang dengan sengaja mengadakan atau
memberi kesempatan main judi kepada umum. Kasus tersebut termasuk dalam
corak kesengajaan sebagai maksud (opzet als oormerk) untuk mencapai
tujuan yang dekat atau dolus directus. Dalam hal terdakwa memang sengaja
melakukan perbuatan itu dan menghendaki perbuatan tersebut beserta
akibatnya, dengan demikian unsur kesengajaan dalam perkara ini telah
terpenuhi.
Syarat pemidanaan yang lain yaitu alasan pemaaf atau tidak adanya
alasan penghapus kesalahan. Alasan pemaaf menyangkut pribadi si pembuat,
dalam arti bahwa orang ini tidak dapat dicela (menurut hukum) dengan
perkataan lain ia tidak bersalah atau tidak dapat dipertanggung jawabkan,
meskipun perbutannya melawan hukum. Jadi di sini tidak ada alasan yang
menghapuskan kesalahan si pembuat, sehingga ada pemidanaan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap putusan Pengadilan Negeri
Purwokerto, perkara Nomor 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, dan dengan
mendasarkan pada keterangan saksi-saksi, barang bukti dan keterangan
terdakwa sendiri, dengan adanya persesuaian antara alat bukti yang satu
dengan yang lain, semua unsur yang diperlukan telah terpenuhi dan terbukti
secara sah dan menyakinkan menurut hukum, dengan pertimbangan-
pertimbangan tersebut maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa
Achmad Effendi Bin Sugiyo telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana "Dengan tidak berhak sengaja mengadakan
73
atau memberi kesempatan main judi kepada umum", sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP, dan menghukum
terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan;
Menetapkan masa tahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; menetapkan agar terdakwa tetap
ditahan.