54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Demografi Politik Kota Salatiga
Kota Salatiga merupakan Kota yang tenang dan dan memiliki kondisi politik,
hukum dan keamanan yang stabil. Kondisi yang stabil merupakan salah satu
modal dasar bagi tumbuh berkembangnya investasi, perekonomian dan
pembangunan. Politik dalam negeri di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga
didukung oleh adanya anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dimana salah satu
fungsinya mewakili aspirasi rakyat yang dalam hal ini adalah masyarakat Kota
Salatiga. Adapun Jumlah anggota DPRD baik per fraksi maupun per Partai adalah
sebagai berikut;
Anggota DPRD Kota Salatiga Berdasarkan Fraksi Tahun 2006-2010
No. Nama Parpol
Anggota
2006 2007 2008 2009 2010
L P L P L P L P L P
1. Fraksi Partai GOLKAR 4 2 4 2 4 2 3 2 3 2
2. Fraksi Partai Demokrat 5 1 5 1 5 1 4 - 4 -
3. Fraksi PKPI 4 1 4 1 4 1
4. Fraksi PDIP 3 1 3 1 3 1 4 4 -
5. Fraksi PKS 4 - 4 - 4 - 3 1 3 1
6. Fraksi PPP - - - - - - 1 2 1 2
7. Fraksi PAN - - - - - - 3 2 3 2
Sumber: Sekretatiat DPRD Kota Salatiga
Sedangkan Anggota DPRD Kota Salatiga diperinci dalam Partai adalah sebagai
berikut;
Anggota DPRD Kota Salatiga Berdasarkan Partai Politik tahun 2005-2009
No. Partai Anggota
2005 2006 2007 2008 2009
1. PDI-P 4 4 4 4 4
2. Partai Golkar 6 6 6 6 4
3. PPP - - - - 1
4. PAN 2 2 2 2 2
55
No Kecamatan PILEG
2004 PILPRES 2004 I PILPRES 2004 II 2005
Pilwalkot 2006 2007 Pilgub 2008 PILEG 2009 PILPRES 2009 2010
L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 Sidorejo 39.665 18.024 19.332 17.821 19.403 - - 17.191 18.215 - - 17.135 18.297 17.124 18.348 18.185 19.477 - -
2 Tingkir 28.621 13.916 14.756 13.947 14.748 - - 14.353 15.374 - - 14.524 15.418 14.731 15.549 14.956 15.775 - -
3 Argomulyo 26.317 12.791 13.952 12.750 13.900 - - 13.717 14.731 - - 13.866 14.958 13.941 15.055 14.146 15.475 - -
4 Sidomukti 26.452 12.771 13.915 12.332 13.695 - - 13.336 14.384 - - 13.309 14.448 13.481 14.550 13.547 14.814 - -
JUMLAH 121.055 57.502 61.955 56.850 61.746 - - 58.597 62.704 - - 58.834 63.121 59.277 63.502 60.834 65.541 - -
JUMLAH 121.055 119.457 118.596 121.301 121.955 122.779 126.375
5. PKPI 4 4 4 4 3
6. Partai Demokrat 2 2 2 2 4
7. PKS 4 4 4 4 4
8. Partai Keadilan 2 2 2 2 -
9. PDS 1 1 1 1 -
10 PPRN - - - - 1
11 PIS - - - - 2
Jumlah 25 25 25 25 25
Sumber: Sekretariat DPRD Kota Salatiga
Jumlah Pemilih di Kota Salatiga yang berpartisipasi dalam Pilwakot Tahun 2006
dan Pilgub 2008. Dalam Pemilihan anggota DPRD dan Pilpres Tahun 2009 yang
dirinci per Kecamatan adalah sebagai berikut;
Sumber: KPU Kota Salatiga
4.1.1. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga
4.1.1.1. Tugas Pokok dan Wewenang KPU Kota Salatiga
Dari berbagai dasar hukum yang menunjuk kedudukan KPU Kabupaten/Kota
yaitu sebagai Lembaga pelaksana tugas dekonsentrasi, pelaksana tugas
pembentukan dan desentralisasi, maka tugas pokok dan wewenang KPU Kota
Salatiga cukup luas yaitu:
1) Sebagai Lembaga dekonsentrasi tugas dan wewenang KPU Kota salatiga
sebagai berikut:
a. Merencanakan pelaksanaan Pemilu di kota Salatiga.
b. Melaksanakan Pemilu di Kota Salatiga.
56
c. Menetapkan hasil Pemilu di Kota Salatiga.
d. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerja KPU Kota
Salatiga.
e. Mengkoordinasi kegiatan panitia pelaksana Pemilu di kota Salatiga.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU dan KPU Provinsi.
2) Dalam pelaksanaan tugas desentralisasi KPU Kota Salatiga mempunyai
tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. Merencanakan penyelenggaraan pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota.
b. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan sesuai dengan tahapan
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
c. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua
tahapan pelaksanaan pemilihan.
d. Menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye, serta
pemungutan suara pemilihan.
e. Meneliti persyaratan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang
mengusulkan calon.
f. Meneliti persyaratan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang diusulkan.
g. Menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan.
h. Menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye.
i. Mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye.
57
j. Menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan
hasil pemilihan.
k. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.
l. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya.
m. Menetapkan kantor akuntan publik untuk mangaudit dana kampanye.
4.1.1.2. Kewajiban KPU Kota Salatiga
Seiring dengan tugas dan wewenang yang makin luas maka kewajiban KPU
Kota Salatiga juga menjadi lebih banyak karena:
Sebagai lembaga pelaksana tugas dekonsentrasi KPU Kota Salatiga dalam
melaksanakan Pemilu berkewajiban:
a. Memperlakukan peserta Pemilu secara adil dan setara.
b. Menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat.
c. Menjawab pertanyaan serta menampung dan memproses pengaduan dari
peserta Pemilu dan masyarakat.
d. Menyampaikan laporan secara periodik dan mempertanggungjawabkan
seluruh kegiatan pelaksanaan Pemilu kepada KPU Provinsi.
e. Menyampaikan laporan secara periodik kepada Walikota.
f. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
APBN dan APBD.
g. Melaksanakan seluruh kewajiban lainnya yang diatur UU.
Sebagai Lembaga pelaksana tugas desentralisasi KPU Kota Salatiga dalam
melaksanakan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota berkewajiban:
a. Memperlakukan Pasangan Calon secara adil dan setara.
58
b. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pemilihan berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan.
c. Menyampaikan laporan kepada DPRD untuk setiap tahap pelaksanaan
pemilihan dan menyampaikan informasi kegiatannya kepada masyarakat.
d. Memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang
inventaris milik KPUD berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.
e. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran.
f. Melaksanakan semua tahapan pemilihan tepat waktu.
4.1.1.3. Visi Dan Misi KPU Kota Salatiga
A. Visi KPU Kota Salatiga
“Terselenggaranya Pemilu dan Pilkada Sesuai Asas Oleh Badan Penyelenggara
yang Profesional didukung Semua Lapisan Masyarakat Kota Salatiga”.
Penjelasan makna Visi:
Pernyataan visi tersebut mengandung makna bahwa KPU Kota Salatiga
mendukung Pemerintah dalam mengemban amanat rakyat sebagaimana tertuang
pada UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan PP No. 6 Tahun
2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah berperan serta menyelenggarakan Pemilu,
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, dan menyelenggarakan Pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota Salatiga secara profesional berdasarkan asas
Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, Adil, Mendidik dan Bertanggung
59
Jawab, sehingga mendapat dukungan semua pihak dan hasilnya diterima serta
dipercaya masyarakat.
B. Misi KPU Kota Salatiga
Dalam upaya mewujud nyatakan visi tersebut dirumuskan 4 (empat) misi sebagai
berikut:
a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Penyelenggara Pemilihan.
b. Menyelenggarakan Pemilu, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota di Kota Salatiga yang berkualitas
dan bermartabat.
c. Meningkatkan koordinasi, pelayanan dan kerjasama dengan unit kerja
terkait serta memperlakukan setiap peserta pemilihan secara adil dan
setara.
d. Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik rakyat
warga Kota Salatiga untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan yang
dilaksanakan secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, jujur, Adil,
Akuntabel, Edukatif dan Beradab.
Penjelasan Makna Misi:
Misi Pertama, mengandung makna bahwa guna menunjang terwujudnya
penyelenggaraan pemilihan yang profesional dibutuhkan Sumber Daya Manusia
yang cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sehingga dalam upaya
mengantisipasi perubahan yang terjadi, kemampuan personil badan penyelenggara
dan aparat sekretariat senantiasa ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan agar
trampil, cakap dan mampu dibidang tugas dan tanggungjawabnya.
60
Misi Kedua, mengandung makna bahwa peran penyelenggara pemilihan dalam
upaya mewujudkan pemerintahan yang demokratis merupakan tugas mulia yang
harus dilaksanakan dengan segala kemampuan, dedikasi, niat yang luhur, tegas,
lugas, taat asas, tidak takut tekanan dimulai sejak menyusun rencana anggaran,
rencana kegiatan, pelaksanaan tahapan kegiatan pemilihan sampai pada
pengambilan keputusan sehingga secara komprehensif pelaksanaannya dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik dan tidak meninggalkan permasalahan
sebagai wujud tindakan yang berkualitas dan bermartabat.
Misi Ketiga, mengandung makna bahwa untuk menghindari terjadinya tumpang
tindih dalam penyelenggaraan pemilihan sangat diperlukan adanya koordinasi
yang lebih baik. Koordinasi yang dibangun tidak hanya intern badan
penyelenggara secara vertikal tetapi juga dengan MUSPIDA, Pemerintah kota
Salatiga, Panitia Pengawas Pemilihan, Instansi terkait, aparat pengamanan dan
juga dengan masyarakat, LSM/Pemantau dengan pendekatan paradigma baru
mengutamakan kerjasama yang saling melayani sebagai wujud adanya
transparansi, sehingga pelaksanaan pemilihan berjalan lancar, tertib dan aman
didukung semua pihak.
Misi Keempat, mengandung makna bahwa KPU Kota Salatiga bertanggungjawab
memberikan pencerahan mengenai regulasi, sistem, tahapan, program dan jadwal
waktu penyelenggaraan pemilihan serta motivasi secara bertahap dalam upaya
mengubah pola pikir serta perilaku masa bodoh, tidak mau tahu atau anggapan
siapapun pemimpinnya akan sama saja, menuju pada pemahaman tentang
tanggung jawab yang sama untuk mensukseskan pesta demokrasi sehingga
61
terwujud sikap berpartisipasi aktif dalam setiap pemilihan yang dilaksanakan
secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, Adil, Akuntable, Edukatif baik
dari sistem yang diterapkan maupun oleh rakyat yang telah terdidik sejak menjadi
pemilih pemula dan beradab tanpa adanya kekerasan, penindasan.
4.1.1.4. Susunan Organisasi KPU Kota Salatiga
Bagan 2.3
Struktur Organisasi KPU Kota Salatiga
KETUA KPU
DIV. PENCALONAN DAN PESERTA PEMILU
SURYANTO, S.Pd
ANGGOTA KPU
HUSODO W., SH,
M.Hum
ANGGOTA KPU
DYAH SARI M., SH
ANGGOTA KPU
S.R. HIDAYAH, SE
ANGGOTA KPU
Dra.PUTNAWATI,M.S
i
DIV. HUKUM,
PENGAWASAN,
KAMPANYE DAN
HUBUNGAN
ANTAR LEMBAGA
DIV.
PEMUTAKHIRAN
DATA PEMILIH DAN
TEKNIS
PENYELENGGA-
RAAN PEMILU
DIV. SOSIALISASI,
HUPMAS,
PENDIDIKAN
PEMILIH, DATIN
DAN SDM
DIV.
PERENCANAAN,
LOGISTIK,
KEUANGAN DAN
UMUM
HASIL RAPAT PLENO
SEKRETARIS KPU
Drs. MOH. AGUS SUSILO
KASUBBAG TEKNIS
PENYELENGGARAA
N PEMILU DAN
HUPMAS
KASUBBAG UMUM KASUBBAG HUKUM
KASUBBAG
PROGRAM DAN DATA
ARIS DIYANTO, SH LILIK A.P.K, SH SUPRAYINO, SE JOKO B., S.Sos
62
4.2. Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kota Salatiga Tahun 2011.
Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Walikota dan
Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011:
Nomor PROGRAM/KEGIATAN JADWAL WAKTU
PELAKSANA MULAI BERAKHIR
PEMILIHAN UMUM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA KOTA SALATIGA
I. PERSIAPAN
A. Penyusunan dan penetapan regulasi Mei-2010 Okt-2010 KPUD
B. Surat Pemberitahuan dari DPRD kepada
KPUD Kota Salatiga tentang AMJ
Walikota.
07-02-10 07-02-10 DPRD Kota
Salatiga
C. Pembentukan PPK,PPS, PPDP dan
KPPS.
1. Pembentukan PPK
a. Persiapan dan
pemberitahuan kepada
Camat
03-11-10 06-11-10
KPUD
b. Pengumuman 07-11-10 10-11-10
c. Pendaftaran 08-11-10 13-11-10
d. Seleksi adm. 08-11-10 15-11-10
e. Pengumuman hasil seleksi
adm. 16-11-10 17-11-10
f. Seleksi wawancara 18-11-10 19-11-10
g. Pengumuman hasil seleksi
wawancara 23-11-10 25-11-10
h. Penetapan PPK 27-11-10 27-11-10
i. Pelantikan PPK 30-11-10 30-11-10
2. Pembentukan PPS
a. Pemberitahuan kepada Lurah 07-11-10 08-11-10
KPUD
b. Pengumuman 09-11-10 12-11-10
c. Pendaftaran 10-11-10 12-11-10
d. Seleksi adm. 10-11-10 13-11-10
e. Pengumuman hasil seleksi
adm. 16-11-10 17-11-10
f. Seleksi wawancara 18-11-10 25-11-10
g. Pengumuman hasil seleksi
wawancara 26-11-10 27-11-10
h. Penetapan PPS 28-11-10 28-11-10
i. Pelantikan PPS 30-11-10 30-11-10
3. Pembentukan PPDP 02-12-10 09-12-10 PPS
4. Pembentukan KPPS
a. Pengumuman 01-04-11 05-04-11
PPS b. Pendaftaran 06-04-11 09-04-11
c. Seleksi adm. 07-04-11 10-04-11
63
d. Wawancara 11-04-11 14-04-11
e. Pengumuman hasil
wawancara 15-04-11 16-04-11
f. Pelantikan KPPS 17-04-11 17-04-11
5. Bintek/Pelatihan
a. PPK dan PPS 01-12-10 04-05-11 KPUD
b. PPDP 10-12-10 11-12-10 PPS
c. KPPS 17-04-10 30-04-10
D. Pemberitahuan dan Pendaftaran
Pemantau Pemilukada 02-12-10 02-03-11 KPUD
E. Sosialisasi
KPUD Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih
Kepada Masyarakat 23-10-10 07-05-11
II. TAHAP PELAKSANAAN
A. Pemutakhiran data pemilih PPS & PPDP
1, Pemberitahuan kepada pemkot
Salatiga Disdukcapil untuk
menyampaikan DP4
01-10-10 07-10-10 KPUD
2. Penerimaan DP4 dari Disdukcapil 08-11-10 08-11-10
3. Penyusunan DPS berdasarkan
DPS 09-11-10 08-12-10
KPUD 4. Penyerahan bahan DPS kepada
PPS melalui PPK 09-12-10 11-12-10
5. Pemutakhiran data pemilih
(coklit) 12-12-10 12-01-11 PPS & PPDP
6. Pengesahan DPS 13-01-11 13-01-11
PPS
7. Pengumuman DPS 14-01-11 03-02-11
8. DPS perbaikan (DPSHP) 14-01-11 03-02-11
9. Pencatatan data pemilih tambahan 04-02-11 06-02-11
10. Penetapan daftar pemilih
tambahan (DPTb) 07-02-11 07-02-11
11. Pengumuman daftar pemilih
tambahan 08-02-11 10-02-11
12. Penyusunan DPT 11-02-11 17-03-11
13. Penetapan DPT 18-03-11 18-03-11
14. Pengumuman DPT 18-03-11 20-03-11 PPK
15. Rekapitulasi DPT ditingkat PPK 22-03-11 22-03-11
KPUD 16. Rekapitulasi DPT di tingkat KPU
Kota 26-03-11 26-03-11
17. Penyampaian salinan DPT kepada
KPPS melalui PPK dan PPS 01-05-11 05-05-11
B. Pencalonan
1. Perseorangan
a. Pengumuman 16-01-11 18-01-11 KPUD
b. Penyerahan dokumen
dukungan dan rekapitulasi
dukungan calon
perseorangan
14-01-11 19-01-11 Paslon
perseorangan
c. Penyerahan dokumen
dukungan kepada PPS 21-01-11 21-01-11
KPU melalui
PPK
d. Verifikasi dokumen
dukungan calon
perseorangan
21-01-11 03-02-11 PPS
64
e. Verifikasi dan rekapitulasi
dokumen dukungan calon
perseorangan di tingkat PPK
06-02-11 06-02-11 PPK
f. Verifikasi dan rekapitulasi
dokumen dukungan calon
perseorangan di tingkat KPU
Kota
07-02-11 08-02-11 KPUD
2. Pendaftaran pasangan calon
parpol atau gabungan parpol dan
perseorangan
a. Pengumuman 09-02-11 10-02-11 KPUD
b. Pendaftaran Paslon 11-02-11 17-02-11 Paslon
c. Pemeriksaan kesehatan
Paslon 12-02-11 18-02-11
Tim Dokter
pemeriksa d. Penyampaian hasil
pemeriksaan kesehatan
Paslon
20-02-11 20-02-11
e. Penelitian dan
pemberitahuan hasil
penelitian pemenuhan syarat
pencalonan dan syarat calon
18-02-11 24-02-11 KPUD
f. Perbaikan syarat pencalonan
dan syarat calon dari
parpol/gabungan parpol 25-02-11 03-03-11
Paslon dari
parpol/
gabungan
parpol
g. Perbaikan syarat dukungan
paslon Perseorangan 25-02-11 03-03-11
Paslon
Perseorangan
h. Perbaikan syarat calon
perseorangan 25-02-11 10-03-11
KPUD
i. Penelitian ulang
kelengkapan syarat
pencalonan dan syarat calon
11-03-11 24-03-11
j. Pemberitahuan hasil
penelitian 25-03-11 25-03-11
k. Penetapan Paslon yang
memenuhi syarat 26-03-11 26-03-11
l. Pengumuman Paslon yang
memenuhi syarat 28-03-11 28-03-11
m. Pengundian dan penetapan
nomor urut Paslon 30-03-11 30-03-11
n. Pengumuman Paslon dan
nomor urut Paslon 31-03-11 31-03-11
C. Pengadaan dan Distribusi Perlengkapan
Pemilukada
1. Proses administrasi pengadaan
surat suara, formulir BA dan
kelengkapan administrasi di TPS
20-01-11 21-03-11
KPUD
2. Cetak surat suara, kartu pemilih,
formulir BA, dan kelengkapan
administrasi di TPS dan daftar
Paslon
31-03-11 21-04-11
3. Sortir, lipat dan packing surat
suara 22-04-11 30-04-11
4. Pengecekan logistik 01-05-11 04-05-11 KPUD,PPK,
65
5. Pendistribusian surat suara dan
kelengkapan administrasi sampai
ke TPS
05-05-11 07-05-11
PPS
D. Kampanye
1. Penetapan jadwal kampanye 29-03-11 29-03-11 KPUD
2. Penyampaian laporan sumbangan
dana kampanye 11-02-11 20-04-11 Tim Kampanye
3. Pengumuman laporan sumbangan
dana kampanye kepada
masyarakat
21-04-11 21-04-11 KPUD
4. Penyampaian visi misi dan
program dalam sidang paripurna
DPRD Kota Salatiga
21-04-11 21-04-11 Paslon
5. Kampanye 21-04-11 04-05-11
Tim Kampanye 6. Masa Tenang 05-05-11 07-05-11
7. Penyampaian laporan penggunaan
sumbangan dana kampanye 09-05-11 11-05-11
8. KPU menyerahkan laporan
penggunaan dana kampanye
kepada KAP
12-05-11 13-05-11 KPUD
9. Pelaksanaan audit dana kampanye 14-05-11 29-05-11 KAP
10. Pengumuman hasil audit dana
kampanye Paslon 30-05-11 01-06-11 KPUD
E. Pemungutan dan penghitungan suara di
TPS 08-05-11 08-05-11 KPPS
F. Rekapitulasi di PPK dan di KPU
1. Rekapitulasi di PPK 09-05-11 11-05-11 PPK
2. Rekapitulasi dan penetapan hasil
pemilu di KPU Kota Salatiga 14-05-11 14-05-11 KPUD
G. Penetapan calon terpilih 15-05-11 15-05-11 KPUD
III TAHAP PENYELESAIAN
A 1. Permohonan PHPU ke MK
16-05-11 18-05-11
Paslon
Walikota dan
Wakil Walikota
Salatiga
2. Penyelesaian PHPU di MK 19-05-11 16-06-11 MK
B. PELANTIKAN Jul-11 Jul-11
C. Penyampaian hasil pemilukada Kota
salatiga kepada DPRD Kota Salatiga
KPUD 1. Jika tidak ada PHPU 20-05-11 20-05-11
2. Jika ada PHPU 21-06-11 23-06-11
D. Pemeliharaan arsip dan dokumen
pemilukada 19-06-11 19-07-11
Bekerjasama
dengan ANRI
E. Rapat evaluasi pelaksanaan dan
penyusunan rekomendasi Pemilukada
Kota Salatiga Tahun 2011
Jun-11 Jun-11
KPUD
F. Pertanggungjawaban Anggaran
Pemilukada Okt-11 Okt-11
Sumber: KPU Kota Salatiga
4.2.1. Tahapan Persiapan
66
4.2.1.1. Penyusunan dan Penetapan Regulasi
1) Konsultasi
Konsultasi dilakukan oleh KPU Kota Salatiga dengan para pejabat pemegang
kebijakan yang dilaksanakan pada Bulan Mei 2010 hingga Oktober 2010 dalam
rangka menyusun regulasi ditingkat Kota Salatiga yaitu :
a. Bintek ber acara di Mahkamah Konstitusi di Jakarta kerjasama MK dan
KPU.
b. Konsultasi dengan biro Hukum Komisi Pemilihan Umum berkaitan
dengan penduduk bertempat tinggal selambat-lambatnya enam bulan.
c. Konsultasi dengan Biro Perencanaan berkaitan penggunaan dana APBD
untuk pelaksanaan Pemilukada di Kota Salatiga.
d. Konsultasi ke KPK tentang permohonan untuk mengadakan sosialisasi
kepada pasangan calon.
e. Konsultasi dengan KPU Provinsi Jawa Tengah dalam acara bintek dan
rapat kerja teknis.
f. Konsultasi dan berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan
Daerah (FORKOPINDA) Kota Salatiga untuk menyampaikan Tahapan
dan Jadwal Waktu penyelenggaraan Pemilukada di Kota Salatiga serta
memohon dukungan fasilitas dan pengamanan di setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilukada.
g. Kepala Badan Kesbangpollinmas dalam rangka fasilitasi rapat
FORKOPINDA serta fasilitasi personil linmas dan rakor persiapan
kampanye Pemilukada.
67
h. Konsultasi dengan Komisi A DPRD dan Sekretaris DPRD terkait dengan
pemberitahuan akhir masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota Salatiga
periode 2006-2011, rencana kesiapan KPU Kota Salatiga dalam
penyelenggaraan Pemilukada Kota Salatiga Tahun 2011.
i. Walikota dan Sekretaris Daerah berkaitan dengan fasilitasi Anggaran
maupun kegiatan-kegiatan yang melibatkan institusi Pemerintah Kota
Salatiga, serta fasilitas sarana dan prasarana Pemerintah Kota Salatiga.
j. Asisten I Sekretaris Kota Salatiga untuk memfasilitasi Daftar Penduduk
Potensial Pemilih Pemilukada tahun 2011.
k. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam rangka kerjasama
validasi data pemilih.
2) Study Banding
Study banding merupakan wahana yang efektif dalam rangka mengkaji hal-hal
yang baik dalam pelaksanaan Pemilukada di daerah lain, kegiatan study banding
dilaksanakan pada Bulan Mei 2010 hingga Bulan Oktober 2010. Atas dasar
pengalaman daerah lain tersebut dapat dipetik permasalahan yang sama dapat
diterapkan di KPU Kota Salatiga sedang permasalahan yang berbeda tetapi baik
dilaksanakan perlu dikaji lebih lanjut. Study banding dilaksanakan di tujuh
Kabupaten/Kota:
a. Kabupaten Garut diikuti oleh Anggota KPU, Sekretariat KPU Kota
Salatiga dan DPRD Kota Salatiga.
b. Kota Bandung diikuti oleh Anggota KPU, Sekretariat KPU Kota Salatiga
dan DPRD Kota Salatiga.
68
c. Kabupaten Semarang diikuti oleh Anggota KPU, dan Sekretariat KPU
Kota Salatiga.
d. Kota Semarang diikuti oleh Anggota KPU dan sekretariat KPU Kota
Salatiga.
e. Kabupaten Wonosobo diikuti oleh Anggota KPU, Sekretariat KPU Kota
Salatiga dan Kepala Kejaksaan Negeri Salatiga beserta staf.
f. Kabupaten Purworejo diikuti oleh Anggota KPU dan Sekretariat KPU
Kota Salatiga dan Kepala Kejaksaan Negeri Salatiga beserta staf.
g. Kabupaten Kendal diikuti oleh Anggota KPU Kota Salatiga dan
Sekretariat KPU Kota Salatiga.
3) Rapat Koordinasi.
Rapat koordinasi diselenggarakan KPU Kota Salatiga dengan para pemangku
kebijakan sebelum mengawali kegiatan antara lain koordinasi masalah jadwal
tahapan, pemutakhiran daftar pemilih, rencana pendaftaran Pasangan Calon,
persyaratan dan prosedur pemeriksaan kesehatan Pasangan Calon, penelitian
persyaratan administrasi Pasangan Calon, jadwal waktu, tempat, ijin dan larangan
kampanye, grand launching kesiapan Pemilukada, kirap, penyampaian visi dan
misi, debat kandidat, audit dana kampanye, MoU dengan Kejaksaan Negeri
Salatiga dalam upaya untuk meminimalisir permasalahan ekses Pemilukada Kota
Salatiga, MoU dengan IDI Kota Salatiga.
4) Pengawasan.
Tugas pengawasan yang dilakukan oleh KPU Kota Salatiga dalam pelaksanaan
Pemilukada dilakukan dalam rangka untuk menyelesaikan permasalahan yang
69
berkaitan dengan personil yang tidak memenuhi syarat administrasi dalam seleksi
pembentukan PPK, PPS maupun KPPS, apabila ditemukan unsur yang tidak
memenuhi syarat sebelum maupun sesudah melaksanakan tugas sebagai anggota
PPK, PPS atau KPPS segera diadakan pergantian anggota. Untuk itu perlu
dituangkan dalam regulasi yang jelas agar dikemudian hari dapat dilaksanakan
dengan baik.
4.2.1.2. Pembentukan Badan Penyelenggara
Untuk membentuk PPK dan PPS pada Pemilu Walikota dan Wakil Walikota
Kota Salatiga Tahun 2011 dilakukan dengan cara perekrutan dan seleksi guna
mendapatkan calon anggota PPK dan anggota PPS yang mempunyai integritas
profesionalitas dan akuntabilitas. Namun, sebelumnya KPU Kota Salatiga
melakukan persiapan-persiapan:
a. Melakukan rapat koordinasi antara KPU Kota Salatiga dengan sekretariat
dalam rangka penyamaan visi demi kelancaran pembentukan PPK dan
PPS.
b. Rapat koordinasi antara KPU Kota Salatiga dengan Pemerintah Kota
Salatiga yang diwakili oleh Asisten I, Kesbangpollinmas. Pengadilan
Negeri, Dinas Kesehatan Kota Salatiga, Camat dan Lurah se Kota
Salatiga. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 27 Oktober 2010 di ruang
rapat KPU Kota Salatiga, dengan menghasilkan kesepakatan bahwa
peserta rapat akan mendukung dan berpartisipasi aktif dalam
menyukseskan semua tahapan Pemilu Walikota dan Wakil Walikota
Salatiga Tahun 2011.
70
c. Melakukan pemasangan pengumuman baik melalui media elektronik,
Kantor KPU Kota Salatiga, papan pengumuman Pemerintah Kota Salatiga,
Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan se Kota Salatiga.
Sesuai kesepakatan rapat koordinasi, mekanisme rekruitmen pendaftaran PPK dan
PPS adalah sebagai berikut;
No. Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Pelaksana
PPK
1. Pemberitahuan kepada Camat 3-6 Nov 2010 KPU Kota Salatiga
2. Pengumuman 7-10 Nov 2010 Camat
3. Pendaftaran 8-13 Nov 2010 Camat
4. Seleksi Administrasi 8-15 Nov 2010 POKJA
5. Pengumuman Hasil Seleksi 16-17 Nov 2010 POKJA
6. Seleksi Wawancara 18-19 Nov 2010 KPU Kota Salatiga
7. Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara 23-25 Nov 2010 POKJA
8. Penetapan Calon Anggota PPK 27 Nov 2010 POKJA
PPS
1. Pemberitahuan kepada Lurah 7-8 Nov 2010 KPU Kota Salatiga
2. Pengumuman 9-12 Nov 2010 Lurah
3. Pendaftaran 10-12 Nov 2010 Lurah
4. Seleksi Administrasi 10-13 Nov 2010 POKJA
5. Pengumuman Hasil Seleksi 16-17 Nov 2010 POKJA
6. Seleksi Wawancara 18-25 Nov 2010 KPU Kota Salatiga
7. Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara 26-27 Nov 2010 POKJA
8. Penetapan Calon Anggota PPS 28 Nov 2010 POKJA
PELANTIKAN PPK/PPS 30 Nov 2010 KPU Kota Salatiga
Sumber: KPU Kota Salatiga
Berdasarkan kesepakatan tersebut, maka disetujui mekanisme rekruitmen
pembentukan PPK/PPS adalah sebagai berikut;
a. Hasil rapat koordinasi dengan Camat dan Lurah se Kota Salatiga, untuk
pengumuman dan pendaftaran PPK dilaksanakan di Kecamatan dan PPS
di Kelurahan masing-masing.
b. Pelaksanaan seleksi administrasi oleh kelompok kerja dan seleksi
wawancara oleh KPU Kota Salatiga.
c. Hasil seleksi administrasi diumumkan di Kecamatan, Kelurahan dan KPU
Kota Salatiga.
71
Pembentukan KPPS
Badan penyelenggara di tingkat TPS adalah KPPS (Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara). Dalam pembentukan KPPS, PPS berkoordinasi dengan
Lurah, RT dan RW di wilayahnya masing-masing, dengan syarat-syarat yang
telah diatur dalam UU No. 22 Tahun 2007, Tentang Penyelenggara Pemilu, PKPU
No. 63 Tahun 2009 sebagaimana diubah PKPU No. 10 Tahun 2010 tentang
pedoman teknis dan tata kerja organisasi KPU Kab./Kota, PPK, PPS, KPPS,
Keputusan KPU Kota Salatiga No. 022/Kpts/KPU-KOTASLG/012.329537/2010.
Pembentukan KPPS pada Pemilu Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun
2011 berbeda dengan pembentukan KPPS pada Pemilu-Pemilu sebelumnya yaitu
Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Di mana dalam
pembentukannya, ada beberapa tahapan yang harus diikuti oleh calon anggota
KPPS, yaitu dimulai PPS mengumumkan masa pendaftaran, seleksi administrasi,
seleksi wawancara dan penetapan calon anggota KPPS untuk diambil
sumpah/janji sesuai tahapan jadwal yang ditetapkan KPU Kota Salatiga.
Pengambilan sumpah/janji anggota KPPS dilakukan PPS sesuai wilayahnya atas
nama ketua KPU Kota Salatiga. Selesai pengambilan sumpah/janji dilanjutkan
bimbingan teknis tentang tugas KPPS serta pemungutan dan penghitungan suara
di TPS dengan pemateri dari PPK dan KPU.
Dalam Pemilu Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 terdapat 378
TPS termasuk TPS di Lembaga Pemasyarakatan dengan jumlah 2.632 anggota
KPPS. Dimana setiap TPS ada 1 (satu) Ketua dan 6 (enam) anggota dan di tambah
72
2 (dua) anggota Linmas. Untuk anggota Linmas, KPU Salatiga berkoordinasi
dengan Kepala Kantor Kesbangpolinmas Setda Kota Salatiga.
4.2.1.3. Pendaftaran Pemantau
Sebagaimana diatur dalam Pasal 115 PP No. 6 Tahun 2005, tentang Peraturan
Pemerintah No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah
diubah yang terakhir dengan PP No. 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga
Atas PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Pasal 3 dan Pasal 4
PKPU No. 64 Tahun 2009 Pemantau Pemilukada dan Wakil Kada Pemantau
harus memenuhi syarat: Lembaga Swadaya Masyarakat dan Berbadan hukum
dalam Negeri, bersifat independen, mempunyai sumber dana yang jelas.
Pemberian kesempatan untuk pemantau Pilkada telah diumumkan KPU Kota
Salatiga yang telah ditempel di papan pengumuman resmi dan telah diwartakan
melalui media cetak. Akan tetapi sampai pada masa berakhirnya pendaftaran tidak
ada satupun lembaga pemantau yang mendaftarkan diri, untuk berpartisipasi
dalam mengawasi pelaksanaan Pemilukada kali ini.
4.2.1.4. Sosialisasi
Sebagaimana diatur dalam PKPU No. 11 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah, kelompok sasaran dalam pelaksanaan sosialisasi dan
penyampaian informasi Pemilu meliputi; Pimpinan Parpol, TNI/POLRI dan
SKPD, Camat/Lurah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Pimpinan Ormas, Pers,
73
PPK, PPS dan KPPS, Kelompok Perempuan, pemuda dan mahasiswa, masyarakat
kondisi khusus, masyarakat umum.
Sedangkan ruang lingkup sosialisasi meliputi; kegiatan sosialisasi dan
pendidikan pemilih, sosialisasi pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih,
sosialisasi pencalonan, sosialisasi kampanye dan peserta Pemilu, sosialisasi tata
cara memberikan suara.
4.2.2. Tahapan Pelaksanaan
4.2.2.1. Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih
Bimbingan Teknis Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih
1) Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS)
se Kota Salatiga.
Bimbingan Teknis Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih bagi Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) dan panitia Pemungutan Suara (PPS) se Kota
Salatiga dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2010 di ruang pertemuan
Kecamatan Sidorejo. Materi yang disampaikan adalah tentang Jadwal, Tahapan
dan Program Penyelenggaraan Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota
Salatiga 2011 khususnya tentang jadwal kegiatan Pemutakhiran Data dan Daftar
Pemilih, Tahapan-tahapan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih, tugas Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Tugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dalam Pemutakhiran Data dan
Daftar Pemilih adalah sebagai beikut:
a. Menyampaikan Bahan DPS kepada PPS untuk dilakukan pemutakhiran.
74
b. Memberikan bimbingan dan arahan kepada PPS dalam melaksanakan
pemutakhiran data dan daftar pemilih.
c. Mengadakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemutakhiran data dan
daftar pemilih di wilayah kerjanya.
d. Menyusun rekapitulasi daftar pemilih berdasarkan laporan PPS.
e. Mengendalikan pelaksanaan pemutakhiran data dan daftar pemilih.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pemutakhiran data dan daftar pemilih
di wilayah kerjanya.
g. Membuat laporan kegiatan pemutakhiran data dan daftar pemilih dan
dikirimkan ke KPU Kota Salatiga.
Sedangkan tugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) dalam pemutakhiran data
dan daftar pemilih adalah sebagai berikut:
1) Menyusun DPS, membagi pemilih untuk tiap TPS dengan ketentuan
paling banyak 600 orang dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
tidak menggabungkan kelurahan, memudahkan pemilih, mertimbangan
aspek geografis, tenggat waktu pemungutan suara di TPS, jarak dan waktu
tempuh menuju TPS.
2) Mengangkat PPDP 1 orang tiap TPS untuk membantu pelaksanaan
pemutakhiran data dan daftar pemilih.
3) Memberikan bimbingan kepada PPDP tentang tata cara pemutakhiran data
dan daftar pemilih.
4) Melaksanakan sosialisasi bahan DPS kepada RT/RW untuk mendapatkan
tanggapan perbaikan.
75
5) Memperbaiki DPS berdasarkan tanggapan perbaikan dari RT/RW.
6) Menyusun, menetapkan, mengesahkan dan mengumumkan DPS untuk
mendapatkan tanggapan masyarakat.
7) Menyampaikan hardcopy dan softcopy DPS kepada KPU Kota Salatiga
melalui PPK.
8) Menyampaikan softcopy (CD) DPS kepada Parpol peserta Pemilu 2009.
9) Memperbaiki DPS dan penambahan daftar pemilih atas usulan
masyarakat/RT/RW ke dalam formulir DPTb.
10) Menerima tanggapan perbaikan, menyusun, menetapkan dan
mengumumkan DPT.
11) Menyampaikan hardcopy dan softcopy DPTb dan DPT kepada KPU kota
Salatiga melalui PPK.
12) Membuat laporan kegiatan pemutakhiran data dan daftar pemilih dan
dikirim ke KPU Kota Salatiga melalui PPK dengan tembusan kepada PPK.
2) Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP)
Tugas Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) dalam Pemutakhiran
Data dan Daftar Pemilih adalah sebagai berikut:
a. PPS dan PPDP mengadakan sosialisasi bahan DPS kepada pengurus
RT/RW.
b. PPDP berkoordinasi dengan pengurus RT/RW mengadakan pencocokan
dan penelitian (Coklit) bahan DPS untuk memastikan bahwa seluruh
warga yang memenuhi syarat sebagai pemilih telah terdaftar dalam daftar
pemilih.
76
c. PPDP meminta tanda tangan dan stempel Ketua RT/RW pada setiap
lembar/halaman bagian belakang bahan DPS sebagai tanda bukti sudah
dilakukan Coklit.
d. PPDP mencoret nama pemilih yang tidak lagi memenuhi syarat sebagai
pemilih karena: meninggal dunia, telah berstatus sebagai TNI/POLRI,
pemilih yang belum berusia 17 Tahun dan belum kawin pada tanggal 8
Mei 2011 (lahir sebelum tanggal 8 Mei 1994), dicabut hak pilihnya
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, pemilih yang telah pindah domisili, terdaftar lebih dari 1 kali di
tempat lain atau dalam wilayah yang sama.
e. Mendaftar warga yang telah memiliki hak pilih tetapi belum terdaftar
dalam daftar pemilih, antara lain: anggota TNI/POLRI yang telah pensiun
berdasarkan SK pensiun yang sah, pemilih belum berusia 17 Tahun tetapi
sudah/pernah kawin, penduduk yang berdomisili kurang dari 6 bulan
sebelum DPS ditetapkan tetapi memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau dokumen kependudukan sah lainnya.
f. PPDP mengadakan penelitian dan perbaikan penulisan identitas pemilih
berdasarkan masukan pengurus RT/RW ataupun pemilih terhadap hal-hal
sebagai berikut: nama jelas/lengkap pemilih, alamat pemilih, tempat dan
tanggal lahir/umur, jenis kelamin, status perkawinan, pemilih baru yang
belum terdaftar, pemilih yang tidak lagi memenuhi syarat, data/informasi
lain yang belum jelas/lengkap seperti jenis cacat yang disandang.
77
g. PPDP berkoordinasi dengan RT/RW untuk menempelkan stiker tanda
bukti sudah didaftar sebagai pemilih pada setiap rumah warga yang telah
terdaftar dalam daftar pemilih.
h. Pemilih tambahan yang telah didaftar, diberikan tanda bukti telah terdaftar
sebagai pemilih tambahan menggunakan formulir model A3.3-
KWK.KPU.
i. PPDP membantu PPS dalam melaksanakan kegiatan entry data kedalam
DPS, DPTb dan DPT.
j. PPDP harus mencermati daftar pemilih sebelum ditetapkan sebagai DPS,
DPTb dan DPT.
k. PPDP menyampaikan laporan pelaksanaan pemutakhiran daftar pemilih
kepada PPS.
4.2.2.2. Pencalonan
A. Perseorangan
Pengumuman untuk bakal calon Perseorangan tanggal 14-18 januari 2011 yang
memuat tentang syarat dukungan minimal bagi bakal Pasangan Calon
perseorangan dan penyerahan dokumen dukungan yang disusun dalam formulir
MODEL B1-KWK.KPU PERSEORANGAN.
Sampai batas akhir penyerahan dokumen dukungan calon Perseorangan tanggal
19 Januari 2011 tidak ada bakal Pasangan Calon Perseorangan dalam Pemilihan
Umum Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 (MODEL B1-
KWK.KPU PERSEORANGAN).
A. Partai Politik maupun Gabungan Partai Politik
78
Sesuai dengan Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan
Umum Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 maka waktu untuk
pendaftaran bakal Pasangan Calon selama 7 hari yaitu: tanggal 11 Februari - 17
Februari 2011. Batas akhir pendaftaran (pukul 24.00 tanggal 17 Februari 2011)
KPU Kota Salatiga telah menerima pendaftaran bakal Pasangan Calon Walikota
dan Wakil Walikota Salatiga dari Partai Politik/Gabungan Partai politik sebagai
berikut:
1) Hari Minggu tanggal 13 Februari 2011 pukul 13.20 WIB. Bakal calon
Walikota Ir. Hj. DIAH SUNARSASI berpasangan dengan bakal calon
Wakil Walikota M. TEDDY SULISTIO, SE. Dengan Partai Pengusung
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Amanat Nasional, Partai
Damai Sejahtera, Partai Golongan Karya.
2) Hari Kamis tanggal 17 Februari 2011 pukul 14.15 WIB. Bakal calon
Walikota YULIANTO, SE. MM berpasangan dengan bakal calon Wakil
Walikota H. MUH. HARIS, SS, MM. Dengan Partai Pengusung Partai
Keadilan Sejahtera, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Persatuan
Pembangunan, Partai Demokrat.
3) Hari Kamis tanggal 17 Februari 2011 pukul 23.37 WIB. Bakal calon
Walikota H. BAMBANG SOETOPO, SE berpasangan dengan bakal calon
Wakil Walikota ROSA MARIA DELIMA SRI DARWANTI, SH, M.Si.
Dengan Partai Pengusung Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai
Peduli Rakyat Nasional.
79
4) Hari Kamis tanggal 17 Februari 2011 pukul 23.45 WIB. Bakal calon
Walikota BAMBANG SUPRIYANTO, SH, MM berpasangan dengan
bakal calon Wakil Walikota Ir. Hj. ADRIANA SUSI YUDHAWATI,
M.Pd. Dengan Partai Pengusung Partai Hati Nurani Rakyat, Partai
Gerakan Indonesia Raya, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Kebangkitan
Bangsa.
4.2.2.3. Pengadaan dan Distribusi Logistik
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 67 huruf b dan huruf d tentang
Pemerintahan Daerah bahwa KPUD berkewajiban menetapkan standarisasi serta
kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilihan
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan, memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang
inventaris milik KPUD berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.
Berdasarkan hal tersebut, KPU Kota Salatiga secara teknis mengatur bentuk
dan spesifikasi Surat Suara, Tinta, Kartu Pemilih, Formulir Penghitungan Suara
dan Formulir Rekapitulasi penghitungan Suara Pemilihan Umum Walikota dan
Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 yang dituangkan dalam Surat Keputusan
KPU Kota Salatiga No. 07/Kpts/KPU-SLG-012.329537/2010, yang dilaksanakan
dari tanggal 20 Januari hingga 7 Mei 2011.
Pengadaan surat suara dicetak berdasarkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT)
di tambah dengan 2,5% dari jumlah DPT, hal ini sebagaimana tercantum dalam
PP No. 6 Tahun 2005 dan telah diubah terakhir PP 49 Tahun 2008 Tentang
80
Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah yaitu berjumlah 127.417 lembar Surat Suara.
Untuk memastikan bahwa Surat Suara sudah sesuai dengan bentuk dan
spesifikasinya, KPU Kota Salatiga melakukan pengecekan dan verifikasi kepada
rekanan (percetakan) PT. Jaya Mandiri di Semarang.
Selanjutnya sebelum dicetak sesuai kebutuhan, KPU Kota Salatiga meminta
kepada semua Pasangan Calon untuk mengecek kebenarannya baik Nomor, Foto
dan Nama. Setelah dicek diparaf oleh masing-masing Pasangan Calon.
Pelaksanaan distribusi logistik Pemilu Walikota dan Wakil Walikota Salatiga
Tahun 2011 seperti Pemilu-Pemilu yang lalu langsung ke PPS dilaksanakan hanya
satu hari dan disaksikan masing-masing PPK. Hal ini karena wilayah Kota
Salatiga kecil dan transportasinya mudah dijangkau. Kegiatan ini dilaksanakan
pada Jum’at, 6 April 2011, dimulai pukul 08.00-13.00 WIB. Dalam pelaksanaan
distribusi logistik ke PPS, menggunakan jasa angkutan dua truk. Untuk
pengawalan keamanan kegiatan tersebut juga melibatkan tenaga pengamanan dari
Kepolisian Resort Kota Salatiga. Distribusi logistik ke TPS adalah tugas,
wewenang dan kewajiban PPS di masing-masing Kelurahan. Kegiatan distribusi
logistik ke TPS oleh PPS secara serentak dilaksanakan pada Sabtu, 7 Mei 2011
dengan pengawalan dari tenaga keamanan.
4.2.2.4 Kampanye
a) Pelaksanaan Pemasangan Alat Peraga Kampanye.
Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 60 tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Walikota Salatiga Nomor 41 Tahun 2008 Tentang
81
Penggunaan Fasilitas-Fasilitas Milik Atau Yang Dikuasai Pemerintah Daerah Dan
Ketentuan Pemasangan Alat Peraga Kampanye Dalam Rangka Pemilihan Umum
Di Kota Salatiga, diatur sebagai berikut:
1) Kawasan bebas, tidak boleh dipasang alat peraga meliputi:
Rumah atau tempat ibadah, rumah sakit atau tempat-tempat pelayanan
kesehatan, gedung milik Pemerintah kecuali GPD dan Graha Korpri, komplek
Militer, lembaga pendidikan, kawasan sejauh 50 meter dihitung dari pagar
pembatas luar gedung milik Pemerintah dan komplek Militer, tempat milik
perseorangan atau badan swasta kecuali mendapatkan ijin tertulis dari pemilik
yang bersangkutan, Jln. Let. Jend. Sukowati, Jln. Jend. Sudirman, Jln.
Diponegoro, Jln. Pemuda, Lapangan Pancasila, Pembatas/pemisah jalan
(sepanjang Jln. Jend. Sudirman, sepanjang Jln. Pemuda, tiang listrik, rambu-
rambu lalu lintas, tiang telepon, pohon-pohon pelindung.
2) Kawasan selektif meliputi:
Jln. Fatmawati sampai dengan tugu batas kota (Blotongan), Jln. Jend. Ahmad
Yani, Jln. Wahid Hasyim, Jln. Brigjend. Sudiarto, Jln. Tentara Pelajar, Jln. LMU
Adi Sucipto, Jln. Stadion, Jln. Imam Bonjol, Jln. Kartini, Jln. Osa Maliki, Jln.
Hasanudin, Jln. Veteran, Jln. Sukarno Hatta, Jln. Wolter Monginsidi, Jln. Prof. Dr.
Moh. Yamin, Jln. Taman Pahlawan, Jln. Dr. Muwardi, Jln. Patimura, Jln.
Kesambi, Jln. Semeru, Jln. Pemotongan, Jln. Argoboga dari perpotongan dengan
Jln. Sukarno Hatta sampai dengan depan Kec. Argomulyo, Jln. Buksuling, Jln.
Kalitaman.
3) Kawasan khusus meliputi:
82
Sekretariat Partai Politik dan Posko tim kampanye.
b) Tempat-tempat kampanye:
1. Tempat kampanye terbuka:
Kecamatan Argomulyo (Lapangan Noborejo Brajan), Kecamatan Tingkir
(Lapangan Klumpit), Kecamatan Sidorejo (Lapangan Brajan, Lapangan Kauman
Kidul), Kecamatan Sidomukti (Lapangan Candran).
2. Tempat kampanye terbuka:
Gedung Pertemuan Daerah (GPD) dengan syarat; mengajukan permohonan ke
Dishubpar Kota Salatiga, membayar sewa gedung yang telah ditetapkan dan
gedung-gedung pertemuan milik swasta, sesuai ketentuan/syarat-syarat yang
ditentukan oleh pihak pengelola gedung.
3. Mekanisme pemberitahuan rencana kegiatan kampanye yang harus
disampaikan ke Polres Kota Salatiga dengan tembusan, KPU Kota Salatiga.
Panwas Kota Salatiga, Desk Pilkada.
4. Ketentuan-ketentuan tentang kampanye menurut bentuknya disepakati
sebagai berikut:
a. Kampanye terbuka boleh dilakukan di seluruh wilayah Salatiga.
b. Pada hari itu adalah hari kampanye milik salah satu Pasangan Calon.
c. Kampanye tertutup dapat dilakukan oleh Pasangan Calon, apabila tidak
memenuhi tiga unsur kampanye secara kumulatif yaitu: Dilakukan oleh
pasangan dan atau tim kampanye, meyakinkan para pemilih dalam rangka
memperoleh dukungan sebesar-sebesarnya dalam bentuk penawaran visi,
83
misi dan program secara tertulis dan atau lisan, serta alat peraga atau
atribut Pasangan Calon.
d. Debat kandidat, tempatnya ditentukan kemudian.
e. Mengirim daftar kampanye Pasangan Calon.
f. Mentaati seluruh Peraturan Perundangan dan regulasi yang ditetapkan oleh
KPU Kota Salatiga.
c) Realisasi kegiatan kampanye.
1) Kirab simpatik Pasangan Calon:
Pelaksanaan kirab dilaksanakan tanggal 16 April 2011 dimulai pukul 09.00
WIB, Start dimulai halaman KPU Jln. Argosari Salatiga, diikuti oleh seluruh
pasangan calon.
Tata tertib pelaksanaan kirab simpatik Pasangan Calon Walikota dan Wakil
Walikota Salatiga Tahun 2011. Pelaksanaan kirab simpatik diatur sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kirab simpatik Pemilihan Umum Walikota dan Wakil
Walikota Salatiga Tahun 2011 dilaksanakan hari Sabtu tanggal 16 April
2011 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
b. Setiap Pasangan Calon hanya dibenarkan mengirim paling banyak 10
(sepuluh) kendaraan roda empat, salah satunya adalah kendaraan bak
terbuka untuk mengirab Pasangan Calon dan tidak dibenarkan
menggunakan truk bak terbuka.
c. Setiap kendaraan roda empat hanya diisi maksimal sesuai dengan kursi
yang ada.
84
d. Setiap Pasangan Calon diijinkan membawa atribut dan perlengkapan
lainnya dalam rangka sosialisasi Pasangan Calon.
e. Setiap Pasangan Calon wajib mengendalikan massanya dalam rangka
kirab simpatik.
Larangan kirab simpatik:
a. Setiap Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota dilarang
mengerahkan massa melebihi kapasitas kendaraan peserta kirab.
b. Setiap Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota dilarang mengikut
sertakan kendaraan roda dua.
c. Setiap Pasangan Calon dan atau peserta kirab dilarang menggunakan yel-
yel yang mendiskriminasi Pasangan Calon lain.
d. Setiap Pasangan Calon wajib mengendalikan massanya dalam tertib
berlalulintas dan tidak menggangu ketertiban umum.
Route peserta kirab:
a. Route kirab simpatik Pasangan Calon dimulai di halaman kantor KPU
Kota Salatiga.
b. Dari halaman kantor KPU Kota Salatiga belok kanan Jln. Argosari, belok
kiri Jln. Lingkar Selatan, belok kanan Jln. Sukarno Hatta, lampu merah
terminal belok kanan, Jln. Tingkir-Suruh, belok kiri Jalan ke Kalibening,
Jln. Tritis Sari, belok kiri Jln. Mardi Tomo, Jln. Nanggulan, belok kanan
Jln. Muwardi, belok kiri Jln. Pahlawan, belok kanan menuju Jln. Pemuda,
bundaran Patung Sudirman, belok kanan Jln. Diponegoro, terus belok kiri
Jln. Kalimangkak, belok kanan Jln. Imam Bonjol, belok kiri Jln. Banyu
85
Putih, Jln. Cabean, belok kanan Jln. Merak, terus Jln. Nakula Sadewa,
perempatan Grogol belok kiri Jln. Arjuna, belok kiri Jln. Hasanudin, terus
Jln. A. Yani, belok kiri Jln. Merbabu, lampu merah belok kiri Jln.
Sukowati, finish di halaman Mapolres/halaman Pemkot Salatiga.
2) Penyampaian visi, misi dan program Pasangan Calon dalam Rapat
Paripurna DPRD Kota Salatiga.
a. Pelaksanaan, 21 April 2011.
b. Tempat, Ruang Sidang DPRD Kota Salatiga.
c. Pimpinan Sidang, Ketua Sementara DPRD Kota Salatiga H Suniprat
beserta Wakil Pimpinan DPRD Kota Salatiga.
d. Undangan, Seluruh anggota DPRD Kota Salatiga, FORKOMPIMDA
Kota Salatiga, KPU Kota Salatiga, Panwaslu Kota Salatiga, Tim
Kampanye Pasangan Calon, Desk Pilkada.
e. Susunan Acara,
1) Pidato pembukaan Rapat Paripurna DPRD oleh Ketua DPRD Kota
Salatiga.
2) Pimpinan mempersilahkan Pasangan Calon menyampaikan visi,
misi dan program kerjanya satu demi satu menurut nomor urut
Pasangan Calon.
3) Pimpinan sidang menutup secara resmi Rapat Paripurna.
3) Debat kandidat/Pasangan Calon:
a. Waktu pelaksanaan, 26 April 2011, jam 09.00 s/d 12.00 WIB.
b. Tempat, Gedung Pertemuan Daerah (GPD) Kota Salatiga.
86
c. Penyelenggara, KPU Kota Salatiga bekerjasama dengan TA TV
Surakarta.
d. Pelaksanaan,
1. Moderator, DR. Sri Hastjarjo (TA TV Surakarta)
2. Presenter, Stefanus Hastanto (TA TV Surakarta)
3. Panelis, Muh. Yulianto, S.Sos. (Undip Politik dan
Kemasyarakatan), Warsito SU (Undip Birokrasi dan
Pemerintahan), DR. Hari Sunarto UKSW (Pembangunan dan
Kesejahteraan).
4) Peraturan/ketentuan.
Pelaksanaan debat dilaksanakan selama 2 (dua) jam yang rencananya akan
dibiarkan secara live, namun dengan adanya kerusakan server, maka kegiatan
debat kandidat dilaksanakan siaran tunda.
4.2.2.5. Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS
Pemungutan suara dilakukan pada hari Minggu tanggal 8 Mei 2011. Sebelum
melaksanakan pemungutan suara, Ketua KPPS terlebih dahulu memandu sumpah
anggota KPPS. Kemudian KPPS melakukan kegiatan: pembukaan kotak suara,
pengeluaran seluruh isi kotak suara, pengidentifikasian jenis dokumen dan
peralatan, penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan.
Kegiatan KPPS tersebut dihadiri saksi dari Pasangan Calon, Panwas, Pemantau
Pemilihan dan warga masyarakat serta dibuatkan berita acara yang ditandatangani
oleh Ketua KPPS dan sekurang-kurangnya 2 anggota KPPS. Setelah itu, KPPS
memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara. Dalam
87
memberikan suara, pemilih diberi kesempatan oleh KPPS berdasarkan prinsip
urutan kehadiran. Apabila pemilih menerima surat suara yang ternyata rusak,
pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada ketua KPPS, kemudian
KPPS memberikan surat suara pengganti hanya satu kali. Apabila terdapat
kekeliruan dalam cara memberikan suaranya, pemilih dapat meminta surat suara
pengganti hanya satu kali. Kemudian pemilih yang telah memberikan suara di
TPS diberi tanda khusus oleh KPPS yaitu berupa tinta.
Pemungutan suara di 376 TPS berjalan dengan lancar tanpa ada masalah yang
berarti. Kekurangan alat tulis dan formulir penghitungan suara dapat segera
ditindaklanjuti tanpa mengganggu jalannya pemungutan suara dan penghitungan
suara di TPS.
KPU Kota Salatiga beserta seluruh jajarannya bersama dengan Desk Pilkada
Provinsi Jawa Tengah, DPRD Provinsi Jawa Tengah, Muspida dan KPU Provinsi
Jawa Tengah ikut memantau jalannya pemungutan suara di TPS-TPS untuk
memastikan tidak adanya permasalahan sampai dengan berakhirnya waktu
pemungutan suara yaitu pukul 13.00 WIB.
Pelaksanaan Pemungutan Suara di Lembaga Pemasyarakatan (LP) juga
berjalan dengan lancar. Seluruh pemilih yang terdaftar di SDPT menggunakan
hak pilihnya dengan tertib.
Selain melayani pemilih yang terdaftar di SDPT, petugas KPPS yang lokasi
TPS nya berada dekat dengan Rumah Sakit, mendatangi dan melayani pemilih
yang berada di Rumah Sakit, dengan ketentuan: pemilih membawa/memiliki kartu
pemilih dan surat pemberitahuan/ undangan (C6-KWK.KPU), apabila surat suara
88
di TPS yang bersangkutan tidak tersedia, pemilih yang bersangkutan dapat
dilayani oleh TPS terdekat lainnya yang masih tersedia surat suara, KPPS
mendahulukan pemilih yang tercantum di SDPT, Anggota KPPS kedua mencatat
nama pemilih, nomor kartu pemilih dan asal TPS dalam formulir Model C8-
KWK.KPU.
Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh KPPS pada hari yang sama yaitu
hari Minggu tanggal 8 Mei 2011 setelah pemungutan suara berakhir pukul 13.00
waktu setempat. Sebelum penghitungan suara dimulai, KPPS menghitung: jumlah
pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk
TPS, jumlah pemilih dari TPS lain, jumlah surat suara yang tidak terpakai, jumlah
surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos.
Penghitungan suara dilakukan di TPS oleh KPPS dan dihadiri oleh saksi dari
masing-masing Pasangan Calon, Panwas, Pemantau Pemilihan dan warga
masyarakat. Saksi dari masing-masing Pasangan Calon harus membawa surat
mandat dari tim kampanye yang bersangkutan dan menyerahkannya kepada Ketua
KPPS sehari sebelum hari pelaksanaan pemilihan. Penghitungan suara dilakukan
dengan cara yang memungkinkan saksi dari Pasangan Calon, Pengawas
Pemilihan, Pemantau Pemilihan dan warga masyarakat yang hadir dapat
menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara. Segera setelah selesai
dilaksanakannya penghitungan suara yang ditandatangani oleh ketua dan
sekurang-kurangnya 2 orang anggota KPPS serta ditandatangani oleh saksi dari
masing-masing Pasangan Calon yang hadir. KPPS menyerahkan berita acara,
sertifikat hasil penghitungan suara, surat suara dan alat kelengkapan administrasi
89
pemungutan dan penghitungan suara kepada PPK segera setelah selesai
penghitungan suara hari itu juga.
4.2.2.6. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara
A. Tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pasangan Calon Walikota dan
Wakil Walikota Salatiga tingkat Kecamatan dilaksanakan dalam rapat pleno PPK
dan dihadiri saksi Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Salatiga,
Panwaslu Kecamatan, MUSPIKA dan Ketua KPPS.
PPK Kecamatan Argomulyo, PPK Kecamatan Tingkir dan PPK Kecamatan
Sidorejo melaksanakan kegiatan rekapitulasi tingkat Kecamatan pada hari yang
sama yaitu hari Senin tanggal 9 Mei 2011. Sedangkan PPK Kecamatan Sidomukti
melaksanakan kegiatan rekapitulasi pada hari berikutnya yaitu hari Selasa tanggal
10 Mei 2011. Rekapitulasi tingkat Kecamatan di 4 (empat) Kecamatan berjalan
dengan lancar, aman dan tertib. Setelah rekapitulasi selesai, setelah ditandatangani
oleh saksi yang hadir dan ketua serta PPK, selanjutnya PPK menyerahkan berita
acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pasangan Calon Walikota
dan Wakil Walikota Salatiga dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara kepada: Saksi yang hadir, Panwaslu Kecamatan yang hadir, KPU
Kota Salatiga.
B. Rekapitulasi Tingkat KPU Kota Salatiga.
Rapat pleno terbuka KPU Kota Salatiga tentang Rekapitulasi Hasil Perolehan
Suara di tingkat Kota Salatiga dilaksanakan sesuai dengan jadwal yaitu pada
tanggal 14 Mei 2011 di Hall 2 Pemkot Salatiga. Dihadiri oleh Muspida Plus,
90
Kepala Dinas se Kota Salatiga, Ketua dan anggota PPK se Kota Salatiga, Ketua
PPS se Kota Salatiga, DESK Pilkada, Panwas kota Salatiga, media pers dan saksi
dari 3 (tiga) Pasangan calon yaitu Tulus Supriyanto, SE dari Pasangan Calon
nomor urut 2 (dua) yaitu Ir. Hj. Diah Sunarsasi dan M. Teddy Sulistio, SE, Agus
Pramono, SH dari pasangan Calon nomor urut 3 (tiga) yaitu Yulianto, SE, MM
dan H. Muh. Haris, SS, M.Si, dan Sigit Pranoto dari Pasangan Calon nomor urut 4
(empat) yaitu H. Bambang Soetopo, SE dan Rosa Darmawanti, SH, M.Si.
Rapat pleno terbuka dibuka oleh Ketua KPU Kota Salatiga dengan
membacakan sambutan yang berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu terselenggaranya Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Salatiga
dengan aman dan lancar.
Selanjutnya Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dipandu oleh anggota KPU
Kota Salatiga divisi Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih dan Teknis
Penyelenggaraan Pemilu.
Pelaksanaan penghitungan perolehan suara dilakukan dengan urutan kegiatan
sebagai berikut:
1. KPU Kota Salatiga membuka kotak suara, meneliti dan membaca dengan
jelas Berita Acara dan Sertifikat rekapitulasi hasil penghitunagn perolehan
suara Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Panitia
Pemilihan Kecamatan (Model DA-1 KWK) dan dicatat dalam sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di KPU Kabupaten/Kota
dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Model DB-1
KWK).
91
2. KPU Kabupaten/Kota meneliti dan membaca dengan jelas, rincian
perolehan suara sah Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah dan suara tidak sah di Panitia Pemilihan Kecamatan (Lampiran
Model DA-1 KWK) dan dicatat dalam Rincian Perolehan Suara Sah
Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan surat suara
tidak sah di KPU Kabupaten/Kota (Lampiran Model DB-1 KWK).
3. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dilaksanakan
secara berurutan dimulai rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tiap-tiap PPK
secara berurutan sampai selesai.
Selanjutnya, sekretaris KPU Kota Salatiga menyerahkan kunci gembok kepada
Ketua PPK untuk kemudian masing-masing Ketua PPK membuka kotak suara
yang masih tersegel dan mengeluarkan sampul coklat yang berisi Berita Acara
Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara untuk masing-masing Kecamatan. Kemudian
diserahkan kepada KPU Kota Salatiga. Selanjutnya pembacaan rekapitulasi
dimulai dari pembacaan catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara
Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 per
Kecamatan kemudian dilanjutkan pembacaan rekapitulasi hasil penghitungan
suara yang dimulai dari Kecamatan Argomulyo diikuti Kecamatan Sidomukti,
Kecamatan Sidorejo, dan terakhir Kecamatan Tingkir.
Setelah selesai pembacaan rekapitulasi, Ketua KPU Kota Salatiga membacakan
Berita Acara yang selanjutnya ditandatangani oleh seluruh anggota KPU Kota
Salatiga dan saksi yang hadir.
92
Sesaat sebelum penandatanganan oleh saksi, saksi dari pasangan nomor urut 2
(dua) yaitu Ir. Hj. Diah Sunarsasi dan M. Teddy Sulistio, SE, yang diwakili oleh
Bapak Tulus menyampaikan masukan-masukan demi perbaikan Pemilukada
kedepan yang intinya berisi perbaikan DPT untuk Pemilu selanjutnya, dan
penindaklanjutan laporan Politik Uang kepada Panwaslu Kota Salatiga supaya
ditindaklanjuti secara maksimal, karena KPU Kota Salatiga menilai ketika
penyampaian masukan-masukan tersebut, kondisi tetap kondusif, maka saksi
tersebut dipersilahkan melanjutkan penyampaian masukan sampai selesai, baru
kemudian menandatangani Berita Acara dan seluruh lampiran.
Setelah ditandatangani, salinan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan
suara tingkat Kota Salatiga diserahkan kepada saksi Pasangan Calon yang hadir
dan Panwaskada.
Rapat pleno terbuka KPU Kota Salatiga tentang Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Suara di tingkat Kota Salatiga berlangsung dengan lancar, aman
dan sukses serta tidak ada keberatan dari semua saksi yang hadir. Rekapitulasi
Hasil Perolehan Suara sah masing-masing Pasangan Calon adalah sebagai berikut:
No
Suara Sah Pasangan
Calon Walikota dan
Wakil Walikota
Kecamatan Jumlah
Akhir Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo
1. H. Bambang
Supriyanto, SH, MM
dan Ir. Hj. Adriana
Susi Yudhawati, M.Pd.
1.304 962 1.391 1.923 5.580
2. Ir. Hj. Diah Sunarsasi
dan M. Teddy Sulistio,
SE
9.146 9.525 8.660 9.754 37.085
3. Yulianto, SE, MM dan
H. Muh. Haris, SS,
M.Si
11.226 10.271 8.812 12.087 42.396
4. H. Bambang Soetopo,
SE dan Rosa
Darmawanti, SH, M.Si
2.679 3.181 3.316 4.141 13.317
93
Jumlah Seluruh Suara Sah
Pasangan Calon Walikota
dan Wakil Walikota
24.355 23.939 22.179 27.905 98.378
Sedangkan jumlah suara tidak sah adalah sebagai berikut:
Kecamatan
Argomulyo
Kecamatan
Tingkir
Kecamatan
Sidomukti
Kecamatan
Sidorejo
Jumlah
Akhir
Suara tidak Sah 869 930 847 979 3.625
Suara Sah dan Tidak
Sah
25.224 24.869 23.026 28.884 102.003
Sumber: KPU Kota Salatiga
4.2.3. Tahapan Penyelesaian
4.2.3.1. Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU)
A. Pengajuan.
Pengajuan keberatan atas Hasil Pemungutan Suara Pemilihan Umum Walikota
dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 diajukan oleh Pasangan Calon Ir. H.
Diah Sunarsasi-M. Teddy Sulistio, SE (DIHATI). Pengajuan keberatan diajukan 3
(tiga) hari kerja sejak ditetapkan Rekapitulasi Hasil Pemungutan Suara
Pemilukada Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011.
B. Materi Keberatan.
Keberatan Pasangan Calon DIHATI yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi
secara garis besar disampaikan sebagai berikut:
1. Keberatan terhadap Rekapitulasi Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum
Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 dengan Keputusan
Kota Salatiga nomor: 396/KPU Kota Salatiga-012.329537/V/2011
Tentang Penetapan Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Walikota
94
dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 di tingkat Kota tanggal 14 Mei
2011.
2. Keberatan tersebut disebabkan ada kesalahan yang disengaja oleh dan atau
dikarenakan kekhilafan Termohon.
3. Hasil Penghitungan yang dilakukan oleh Termohon dihasilkan dari suatu
proses Pemilu yang bertentangan dengan asas Penyelenggaraan Pemilu
yang Luber, Jurdil oleh karena suara yang diperoleh oleh Pemenang yang
ditetapkan oleh Termohon bukan merupakan cerminan aspirasi dan
kedaulatan rakyat yang sebenar-benarnya tetapi karena banyaknya
pelanggaran dan tindak kecurangan yang nyata-nyata telah terjadi secara
masif, sistematis dan terstruktur diseluruh Kota Salatiga Tahun 2011 yang
secara logika memiliki pengaruh yang amat besar terhadap hasil perolehan
suara akhir khususnya terhadap perolehan suara Pemohon.
4. Termohon secara sepihak telah menghilangkan Lampiran Model DB-2
KWK.KPU yang telah dibuat saksi Pemohon, dengan memberikan salinan
keberatan yang menyatakan keberatan “NIHIL”.
5. Pelanggaran yang dilakukan secara sengaja oleh Termohon pada Tahap
Pencalonan (Pemenuhan Persyaratan Bakal Pasangan Calon untuk menjadi
Pasangan Calon).
6. Pelanggaran dan atau pembiaran yang dilakukan Termohon terkait dengan
Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilukada Kota Salatiga yang dilakukan
secara terstruktur, sistematis dan masif.
95
7. Pelanggaran yang dilakukan Termohon dengan melakukan Pembiaran
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pihak terkait.
8. Pelanggaran yang dilakukan secara sistematis, terstruktur dan masif yang
dilakukan Pasangan Calon nomor urut 3 (Yulianto, SE, MM dan H. Muh.
Haris, SS, M.Si) pada saat proses pemungutan suara dalam Pemilukada
Kota Salatiga.
9. Pelanggaran yang dilakukan secara sistematis, terstruktur dan masif pada
tahapan penghitungan suara dalam Pemilukada Kota Salatiga Tahun 2011.
10. Pelanggaran yang dilakukan pihak terkait yang dilakukan sistematis,
terstruktur dan masif.
11. Pemohon telah mengajukan upaya keberatan di setiap jenjang tahapan
Pemilukada, akan tetapi faktanya adalah telah terjadi upaya pembiaran
yang dilakukan oleh Termohon.
12. Pemohon telah mengajukan upaya keberatan di setiap jenjang tahapan
Pemilukada, akan tetapi faktanya adalah telah terjadi upaya pembiaran
yang dilakukan oleh Panwaslukada Kota Salatiga.
C. Proses Persidangan di Mahkamah Konstitusi.
Sidang dipimpin oleh Majelis Hakim dengan 3 (tiga) Hakim Konstitusi. Ketua
Sidang M. Mahfud MD dan Pemohon dengan Kuasa Hukum Arteria Dahlan ST.
SH, Termohon dengan Kuasa Hukum Abkhan SH, Dr. Umar Makruf SH.MKn,
Pihak terkait dikuasakan kepada Pengacara Jakarta. Dalam persidangan masing-
masing Kuasa Hukum telah menyampaikan bukti-bukti yang mereka miliki,
selanjutnya Hakim yang akan mempertimbangkan bukti-bukti yang ada. Jangka
96
waktu sidang terhadap PHPU adalah maksimal 14 hari kerja sejak permohonan
keberatan diajukan ke Mahkamah Konstitusi.
Anggota KPU Kota Salatiga beserta Sekretaris KPU Kota Salatiga telah
berperan di bidang masing-masing sesuai dengan tugas pokok masing-masing.
Sidang Putusan Hakim dibacakan dalam Sidang Pleno lengkap yang dihadiri oleh
9 (sembilan) Hakim Konstitusi dipimpin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi M.
Mahfud MD.
D. Putusan Hakim Mahkamah Konstitusi.
Putusan Hakim Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut:
1. Dalam Konklusinya Hakim menilai sebagai berikut:
Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan diatas
Mahkamah berkesimpulan: Mahkamah berwenang untuk memeriksa, mengadili
dan memutus permohonon a quo, Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal
standing) untuk mengajukan permohonan a quo, Permohonan diajukan masih
dalam tenggang waktu yang ditentukan, Eksepsi Termohon tidak beralasan
hukum, Permohonan Pemohon tidak terbukti menurut hukum.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan mengingat UU No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 98, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4316), UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4437) sebagaimana telah diubah
terakhir kali dengan UU No. 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU
97
No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 No. 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 4844).
2. Dalam Amar Putusannya sebagai berikut.
Menyatakan: Dalam Eksepsi: Menolak Eksepsi Termohon.
Dalam Pokok Perkara: Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya.
Demikian diputuskan dalam rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan
Hakim Konstitusi yaitu M. Mahfud MD selaku Ketua merangkap Anggota,
Achmad Sodiki, Maria Farida Indrati, Anwar Usman, Ahmad Fadlil Sumadi,
Hamdan Zulfa, Harjono, M. Akil Mochtar dan Muhammad Alim masing-masing
sebagai Anggota pada hari Selasa tanggal tujuh Bulan Juni Tahun dua ribu sebelas
yang diucapkan dalam Sidang Pleno terbuka untuk umum oleh sembilan Hakim
Konstitusi pada hari Senin tanggal tiga belas Bulan Juni Tahun dua ribu sebelas
yaitu:
M. Mahfud MD selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, Maria
Farida Indrati, Anwar Usman, Ahmad Fadlil Sumadi, Hamdan Zulfa, Harjono, M.
Akil Mochtar dan Muhammad Alim masing-masing sebagai Anggota dengan
didampingi oleh Fadzlun budi SN sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh
Pemohon/kuasanya, Termohon/Kuasanya dan Pihak Terkait/Kuasanya.
4.2.3.2. Penetapan Pasangan Calon Terpilih
Peraturan KPU No. 16 Tahun 2010 Tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum
98
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Oleh Panitia Pemilihan Kecamatan,
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi
Serta Penetapan Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan Pasal
28:
Ayat (2): Dalam hal Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota
dan Wakil Walikota, Berita Acara dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, paling lama 1 (satu) hari diputuskan
dalam Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota untuk menentukan Pasangan Calon
terpilih.
Ayat (3): Penetapan Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada Ayat
(2) disampaikan kepada DPRD Kabupaten/Kota setelah dalam jangka waktu 3
(tiga) hari.
Ayat (4): Dalam hal terdapat keberatan terhadap hasil Pemilu oleh Pasangan
Calon lainnya ke Mahkamah Konstitusi, Kabupaten/Kota menyampaikan
pemberitahuan kepada DPRD Kabupaten/Kota berkenaan adanya keberatan
tersebut.
Ayat (5): Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum, KPU Kabupaten/Kota melaksanakan Putusan Mahkamah
Konstitusi dengan ketentuan:
a. Dalam hal amar putusan menyatakan bahwa gugatan Pemohon ditolak,
KPU Kabupaten/Kota menyampaikan penetapan Pasangan Calon terpilih
paling lama 3 (tiga) hari setelah menerima salinan putusan.
99
b. Dalam hal amar putusan menyatakan bahwa gugatan Pemohon diterima
sebagian atau seluruhnya:
1. Apabila putusan tersebut bersifat putusan akhir, setelah KPU
Kabupaten/Kota melaksanakan putusan tersebut dan melaporkan
kepada Mahkamah Konstitusi serta berlaku ketentuan Ayat (5) huruf
a.
2. Apabila putusan tersebut bersifat putusan sela, KPU Kabupaten/Kota
melaksanakan: Putusan Mahkamah Konstitusi dalam tenggat waktu
yang ditentukan, melaporkan pelaksanaan putusan tersebut kepada
Mahkamah Konstitusi, melaksanakan putusan akhir Mahkamah
Konstitusi, ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (5) huruf a.
Setelah pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011, terdapat salah satu
Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Salatiga yang mengajukan
permohonan keberatan ke Mahkamah Konstitusi yaitu Pasangan Calon Ir. Hj.
DIAH SUNARSASI dan M. TEDDY SULISTIO, SE. Sehingga KPU Kota
Salatiga menunggu keputusan dari Mahkamah Konstitusi.
Keputusan KPU Kota Salatiga No. 034/Kpts/KPU-Kota_SLG-
012.329537/2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pelaksanaan Rekapitulasi
Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Walikota dan Wakil
Walikota Salatiga Tahun 2011 oleh Panitia Pemilihan Kecamatan dan KPU Kota
Salatiga serta Penetapan Calon Terpilih, Pengesahan, Pengangkatan dan
Pelantikan juncto Pasal 46 Ayat (1) dan (2) Peraturan KPU No. 16 Tahun 2011,
100
bahwa Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota yang memperoleh suara
lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai Pasangan
Calon terpilih. Apabila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, Pasangan Calon
Walikota dan Wakil Walikota yang memperoleh suara lebih dari 30% (tiga puluh
persen) dari jumlah suara sah, Pasangan Calon yang perolehan suaranya terbesar
ditetapkan sebagai Pasangan Calon terpilih dengan Keputusan KPU Kota Salatiga.
Setelah keputusan dari Mahkamah Konstitusi keluar dengan amar putusan,
menyatakan menolak permohonan Pemohon (Pasangan Calon Ir. Hj. DIAH
SUNARSASI dan M. TEDDY SULISTIO, SE) untuk seluruhnya, selanjutnya
KPU kota Salatiga menetapkan Pasangan Calon Terpilih pada Pemilihan Umum
Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 dengan Keputusan KPU No.
140/Kpts/KPU-SLG-02.329537/2011 Tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih
pada Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011.
Ditetapkan Walikota Kota Salatiga YULIANTO, SE, MM dan Wakil Walikota
Kota Salatiga H. MUH. HARIS, SS, M.Si. untuk periode 2011-2016.
4.2.4. Pengawasan Pemilukada Oleh Panwaslu
Pengawasan Tahapan Pemilukada.
A. Pendaftaran Pemilih dan Penetapan DPT.
Catatan penting untuk mendapat perhatian dalam tahapan pendaftaran pemilih ini
adalah:
1. Peran Pemkot dalam hal penyediaan data pemilih yang baik dan valid
dengan penerapan sistem administrasi kependudukan.
101
2. Penting perhatian KPU dan jajarannya terhadap perekrutan tenaga PPDP
sebagai pertimbangan PPDP dapat memakai Ketua RT/RW karena
merekalah yang mengetahui kondisi kependudukan di wilayahnya masing-
masing.
3. Pentingnya penyediaan perangkat pengolah data pemilih yang memadai.
Perkembangan teknologi saat ini sangat membantu dalam menghasilkan
data pemilih yang valid.
4. Pentingnya komitmen tenaga PPDP dan penyelenggara Pemilu lainnya.
B. Pendaftaran Calon Walikota dan Wakil Walikota.
Fungsi Pengawas dalam pelaksanaan pengawasan pendaftaran calon adalah
untuk saling melengkapi proses pengecekan persyaratan pencalonan maupun
syarat administrasi calon.
C. Kampanye.
Pengawasan pelaksanaan tahapan kampanye panitia pengawas Pemilu sering
dihadapkan pada persoalan:
1. Regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan kampanye, baik yang
menyangkut obyek dan waktu peserta Pemilu serta definisi yang
menyangkut pelanggaran kampanye bila dikaitkan dengan pengertian oleh
masyarakat. Hal ini menyangkut ketentuan: kapan bakal calon mulai bisa
dikenai sanksi pelanggaran kampanye, pemahaman definisi pelanggaran
Pemilu.
2. Kepentingan sosialisasi diri bakal calon dan aturan pemasangan alat
peraga diantaranya:
102
a. Terbatasnya masa waktu untuk melaksanakan kampanye menjadi
problem ketika dikaitkan dengan hasrat calon untuk mengenalkan diri
kepada masyarakat dalam konteks pemasangan alat peraga untuk
kampanye.
b. Penjadwalan kampanye dan penataan ketentuan jenis kampanye.
Penjadwalan pelaksanaan kampanye.
3. Penegakan hukum. Hal ini menyangkut beberapa hal diantaranya:
keberanian instansi terkait dalam menegakkan Perda, konsistensi KPU
dalam menerima laporan administratif.
D. Pemungutan dan Penghitungan Suara.
Pemungutan dan penghitungan suara merupakan titik krusial akhir pada setiap
tahapan Pemilu termasuk Pemilukada. Hal ini wajar terjadi mengingat pertama
setiap pelaksanaan Pemilukada polarisasi kepentingan semakin jelas dan mengena
hampir setiap individu di masyarakat yang tentu akan berpengaruh terhadap
indepedensi apabila individu tersebut sekaligus menjadi petugas di TPS. Dalam
kondisi demikian peran pengawasan masyarakat dan saksi Paslon yang bertugas di
TPS menjadi taruhan.
Dari keseluruhan pengawasan pelaksanaan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011
oleh panitia pengawas Pemilu dapat dirumuskan saran dari usulan secara umum:
1. Dalam penyusunan DPT agar betul-betul diperhatikan sehingga persoalan
yang muncul seperti dalam Pemilukada Tahun 2011 mendatang tidak
terulang lagi.
103
2. Kebijakan birokrasi agar memperhatikan urgensi permasalahan sehingga
tidak kaku dan aplikabel.
3. Anggaran diusahakan dapat dipenuhi sesuai kebutuhan mengingat
Pemilukada merupakan hajat seluruh rakyat Kota Salatiga.
4. Penindakan terhadap pelanggaran Pemilu agar dapat menimbulkan efek
jera tidak hanya sekedar formalitas saja.
5. Dalam proses penghitungan suara di TPS betul-betul disiapkan personil
yang handal, profesional dan bertanggung jawab, karena proses itu
merupakan titik krusial dari permasalahan-permasalahan yang muncul.
6. Regulasi yang mengatur penyelenggaraan Pemilukada diupayakan sedapat
mungkin tidak saling bertentangan antara regulasi yang satu dengan yang
lainnya sehingga seluruh proses dapat dilaksanakan berdasarkan landasan
hukum yang pasti dan akuntabel.
4.3. Akuntabilitas Publik kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
Salatiga Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga Tahun 2011
4.3.1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran (accountability for probity and
legality)
Dalam evaluasi kinerja KPU Kota Salatiga dalam penyelenggaraan Pilkada
Kota Salatiga Tahun 2011 diukur dari dimensi Akuntabilitas Hukum dan
Kejujuran (accountability for probity and legality), menggunakan instrumen
sebagai berikut:
104
Dimensi Kinerja Indikator Kinerja Faktor Penentu
Akuntabilitas Hukum
dan Kejujuran
(accountability for
probity and legality)
Indepedensi Lembaga
KPU Kota Salatiga.
Netral dari partai politik.
Netral dari Pemerintah daerah.
Pelaksanaan sesuai dengan UU No. 22 Tahun
2007
Keterbukaan KPU
Kota Salatiga dalam
menerima pengaduan
publik.
Akses yang mudah saat masyarakat belum
terdaftar di DPT.
Kesigapan KPU Kota Salatiga dalam
menindaklanjuti laporan masyarakat terkait
DPT.
Kemudahan publik memberikan saran kepada
KPU Kota Salatiga.
Transparansi
informasi kepada
publik.
Melakukan sosialisasi Pilkada ke semua lapisan
masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih.
Kemudahan masyarakat mengakses hasil
pelaksanaan Pilkada.
Keterbukaaan informasi terhadap media massa.
Tabel 1.10
Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran (accountability for probity and legality)
Penilaian dari dimensi Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran (accountability for
probity and legality) dari hasil studi arsip dan dokumen Laporan Penyelenggaraan
Pilkada Salatiga Tahun 2011 dan mengkaji Risalah Dinamika Persidangan
berkaitan dengan gugatan PHPU serta dikuatkan dari hasil wawancara dengan
Ketua KPU, Sekretaris KPU dan Anggota KPU Kota Salatiga dan narasumber
dari Partai Pengusung Paslon Partai PDI Perjuangan, yang dilihat dari indikator;
1. Indepedensi Lembaga Komisi Pemilihan Umum.
a) Netral dari Parpol.
Sebagai lembaga independen KPU Kota Salatiga dituntut untuk netral dari
Partai politik Pengusung peserta Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011. Netralitas itu
penting untuk menjaga citra KPU Kota Salatiga yang independen, mandiri dan
profesional. Hal tersebut tentu didukung oleh tindakan Partai politik yang tidak
hanya mengejar kemenangan semata tetapi harus disertai semangat untuk
meningkatkan kualitas demokrasi sehingga hasil Pilkada bukanlah merupakan
105
sebuah konspirasi antara penyelenggara dan peserta. Dalam penyelenggaraan
Pilkada Tahun 2011 penyusunan dan penetapan regulasi serta pembentukan badan
penyelenggara, tidak ada campur tangan Partai politik peserta Pilkada.
(Wawancara tanggal 23 Mei 2012) pernyataan Sekretaris KPU Kota Salatiga
tersebut diperkuat oleh salah satu Partai politik pengusung peserta Pilkada yaitu
PDI Perjuangan melalui Sekretaris DPC, bahwa pihak PDI Perjuangan Kota
Salatiga tidak pernah memberikan pengaruh dalam penyusunan regulasi yang
mengatur maupun pembentukan badan penyelenggara pelaksanaan Pilkada Kota
Salatiga agar menguntungkan PDI Perjuangan karena itu semua wilayah kerja
KPU Kota Salatiga. (Wawancara tanggal 24 Mei 2012)
b) Netral dari Pemerintah Daerah.
Peran Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan Pilkada adalah sebagai pihak
yang mendukung penyelenggaraannya. Bentuk dukungan tersebut salah satunya
adalah merancang anggaran pelaksanaan Pilkada. Diluar itu Pemerintah Daerah
tidak diperkenankan untuk bertindak yang mengarah ke penyalahgunaan
kekuasaan, seperti mengatur KPU Kota Salatiga untuk memihak Pasangan Calon
tertentu dan atau menjanjikan imbal balik politik. Hal seperti ini tidak
diperbolehkan karena sangat mencederai kualitas demokrasi dan kualitas
kepemimpinan yang terpilih melalui Pilkada. Pelaksanaan Pilkada Kota Salatiga
Tahun 2011 didukung penuh oleh Pemerintah Kota Salatiga dalam bentuk berupa
anggaran pendanaan untuk penyelenggaraan Pilkada yang sangat memadai. Dalam
penyususnan dan penetapan regulasi yang mengatur pelaksanaan Pilkada
Pemerintah Kota Salatiga hanya berpartisipasi dalam konsultasi bersama KPU
106
Kota Salatiga dan tidak mengatur KPU Kota Salatiga untuk memihak salah satu
Pasangan Calon. Pernyataan Kakankesbangpol tersebut dibenarkan oleh Ketua
KPU Kota Salatiga bahwa pihak KPU Kota Salatiga sebagai lembaga yang
independen tidak punya kontrak politik dengan Pemerintah Kota Salatiga dalam
penyelenggaraan Pilkada Kota salatiga Tahun 2011 sehingga menguntungkan
Pasangan Calon tertentu maupun KPU Kota Salatiga. (Wawancara tanggal 23 Mei
2012)
c) Pelaksanaan sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2007
Penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 oleh KPU Kota Salatiga
didasarkan pada UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan
Umum. Oleh karena itu semua kegiatan dalam setiap tahapan penyelenggaraan
Pilkada dilakukan berdasar dan mengacu pada UU tersebut. (Wawancara tanggal
23 Mei 2012) Pernyataan Ketua KPU Kota Salatiga tersebut diperkuat oleh arsip
dan dokumen Laporan Penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011, yang
menunjukkan bahwa semua kegiatan di setiap tahapan Pilkada mempunyai dasar
hukum yaitu UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu.
2. Keterbukaan KPU Kota Salatiga dalam menerima pengaduan publik.
a) Akses yang mudah saat masyarakat belum terdaftar di DPT.
Masyarakat sebagai aktor utama yang menentukan terpilihnya calon pemimpin
mempunyai peran yang besar dalam Penyelenggaraan Pilkada, syarat utama yang
harus dipenuhi untuk dapat masyarakat menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada
adalah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), sehingga masyarakat dapat
menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin, tindakan aktif KPU
107
Kota Salatiga dalam membuka akses yang mudah bagi masyarakat yang belum
tercatat dalam DPS yang selanjutnya akan dijadikan DPT harus dilakukan supaya
masyarakat sebagai WNI yang mempunyai hak pilih dan telah memenuhi
persyaratan dapat berpartisipasi dalam Pemilu. Pelaksanaan Pilkada Kota Salatiga
Tahun 2011 warga masyarakat Kota Salatiga yang tidak tercatat dalam DPT tidak
dapat menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada. (Wawancara tanggal 23 Mei
2012) Pernyataan Sekretaris KPU Kota Salatiga tersebut ditambahkan oleh Divisi
Pemutakhiran Data Pemilih dan Teknis Penyelenggaraan Pemilu bahwa warga
masyarakat yang belum tercatat dalam DPT harus melapor ke PPS menyerahkan
fotocopy KTP dan selanjutnya akan dilakukan penelitian oleh KPU Kota Salatiga.
Peraturan Birokrasi semacam itu belum tentu dapat dimengerti oleh masyarakat di
setiap elemen karena tingkat SDM yang berbeda. Sementara Ketua Panwaslu
Kota Salatiga menambahkan bahwa untuk Pemilu ke depan supaya dalam
penyusunan DPT agar diperhatikan dengan sungguh-sungguh, supaya dapat
meminimalisir tingkat kesalahan DPT. Sebenarnya orang yang tidak terdaftar dan
punya KTP dan atau Kartu Keluarga yang sah dan ditempat yang sama dan bukan
ditempat yang lain itu harus diterima sesuai dengan surat edaran KPU dan Putusan
Mahkamah Konstitusi, pernyataan Ketua Mahkamah Konstitusi dalam risalah
sidang Gugatan PHPU Perkara No. 55/PHPU.D-IX/2011. Jadi KPU Kota Salatiga
dituntut untuk memudahkan akses masyarakat yang belum terdaftar dalam DPT.
b) Kesigapan KPU Kota Salatiga dalam menindaklanjuti laporan
masyarakat terkait DPT.
108
Tindakan aktif KPU Kota Salatiga dalam penyusunan DPT melalui personil
lapangan sangat diperlukan untuk meminimalisir tingkat kesalahan penyusunan
DPT, karena mengingat tingkat SDM masyarakat yang berbeda dan tidak semua
masyarakat mengetahui mekanisme apabila masyarakat tidak terdaftar dalam
DPT. Seharusnya KPU Kota Salatiga dalam menindaklanjuti masyarakat yang
belum terdaftar dalam DPT lebih aktif dengan menerjunkan personil lapangan
yang handal untuk mendata masyarakat yang belum terdaftar karena pengetahuan
masyarakat akan aturan KPU Kota Salatiga mengenai mekanisme pendaftaran
DPT belum tentu dimengerti oleh semua lapisan masyarakat. (Wawancara tanggal
24 Mei 2012) Pernyataan dari Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga juga
diungkapkan oleh Ketua Panwaslu Kota Salatiga bahwa dalam hal pendataan
penduduk potensial pemilih agar disiapkan personil yang handal supaya DPT
lebih akurat. Jadi memang KPU Kota Salatiga dituntut lebih sigap dan lebih aktif
dalam menindaklanjuti masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT, karena hal
tersebut merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan Pilkada.
c) Kemudahan publik memberikan saran kepada KPU Kota Salatiga.
Partisipasi dalam penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga oleh masyarakat tidak
hanya melalui bilik suara, diharapkan supaya pelaksanaan Pilkada ke depan yang
semakin sempurna dapat terwujud dengan masyarakat memberikan masukan
untuk KPU Kota Salatiga dalam penyelenggaraan Pemilu kedepan. KPU Kota
Salatiga sangat terbuka terhadap masukan dari masyarakat demi terciptanya
Pilkada yang berkualitas masyarakat dapat langsung mengunjungi KPU Kota
Salatiga maupun melalui Blog yang telah tersedia dan dapat diakses oleh semua
109
lapisan masyarakat yang ingin memberikan masukan untuk kelancaran
pelaksanaan Pilkada. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Divisi
Sosialisasi, Hubmas, Pendidikan Pemilih, Datin, dan SDM tersebut dibenarkan
oleh Sekretaris KPU Kota Salatiga bahwa masyarakat dipersilahkan mengakses
informasi berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada dan apabila masyarakat
mempunyai masukan untuk kelancaran pelaksanaan Pilkada KPU Kota Salatiga
selalu terbuka.
3. Transparansi informasi kepada publik.
a) Melakukan sosialisasi Pilkada ke semua lapisan masyarakat yang sudah
mempunyai hak pilih
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan Pilkada yang sangat urgen adalah
sosialisasi pelaksanaan Pilkada, kegiatan ini menjadi sangat penting karena
menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya,
materi sosialisasi yang efektif dan dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat
sangat diperlukan untuk meminimalisir masyarakat yang salah dalam
menggunakan hak pilihnya. Sasaran sosialisasi dalam penyelenggaraan Pilkada
Kota Salatiga Tahun 2011 adalah masyarakat umum, kelompok pemilih
perempuan, kelompok pemilih pemula, Tokoh masyarakat, tokoh agama,
pimpinan Ormas, LSM, TNI/POLRI, Pers, pemuda dan mahasiswa, masyarakat
dengan kondisi khusus, pimpinan Parpol dan ketua tim kampanye. (Wawancara
tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Divisi Sosialisasi, Hubmas, Pendidikan Pemilih,
Datin, dan SDM tersebut didukung oleh arsip dan dokumen Laporan
Penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 yang menunjukkan bahwa
110
pelaksanaan sosialisasi Pilkada Kota Salatiga dilaksanakan untuk sasaran dan
dengan strategi yang tepat.
b) Kemudahan masyarakat mengakses hasil pelaksanaan Pilkada
Hak masyarakat dalam penyelenggaraan Pilkada bukan semata-mata hanya
menggunakan hak suaranya di TPS tetapi informasi hasil pelaksanaan Pilkada
juga termasuk hak masyarakat yang ingin mengetahui hasil pelaksanaan Pilkada.
Untuk mengakses baik informasi maupun hasil pelaksanaan Pilkada masyarakat
dapat memperolehnya dengan berkunjung langsung ke KPU Kota Salatiga
maupun Blog yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun. (Wawancara
tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua KPU Kota Salatiga tersebut dibenarkan
oleh Sekretaris KPU Kota Salatiga bahwa masyarakat dapat mengakses hasil
pelaksanaan Pilkada baik melalui media cetak maupun elektronik bahkan
mempersilahkan masyarakat untuk mengunjungi KPU Kota Salatiga untuk dapat
mengetahui hasil pelaksanaan Pilkada.
c) Keterbukaaan informasi terhadap media massa
Media massa sebagai penghubung informasi mempunyai peran yang sangat
vital supaya informasi mengenai pelaksanaan Pilkada dapat diterima oleh semua
lapisan masyarakat dan menjangkau seluruh wilayah Kota Salatiga, tentunya hal
tersebut didukung oleh keterbukaan sumber informasi itu sendiri yaitu KPU Kota
Salatiga yang menyelenggarakan Pilkada Kota Salatiga. Kerjasama dilakukan
oleh KPU Kota Salatiga dengan media massa baik cetak maupun elektronik lokal
sebagai penghubung sosialisasi dengan masyarakat dalam pelaksanaan Pilkada
Kota Salatiga Tahun 2011. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Divisi
111
Sosialisasi, Hubmas, Pendidikan Pemilih, Datin, dan SDM tersebut dibenarkan
oleh Ketua KPU Kota Salatiga bahwa pihak KPU Kota Salatiga selalu terbuka
dengan media massa bahkan melakukan kerjasama dan pihak KPU Kota Salatiga
selalu bersedia menjadi narasumber untuk memberikan keterangan kepada media
massa dan dapat dilihat baik media cetak maupun elektronik selalu terdapat berita
mengenai pelaksanaan Pilkada selama berlangsungnya Pilkada Kota salatiga
Tahun 2011.
Penilaian dari dimensi dimensi Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran
(accountability for probity and legality) dari 9 (sembilan) faktor penentu ada 2
(dua) faktor yang tidak terpenuhi yaitu Akses yang mudah saat masyarakat belum
terdaftar di DPT, Kesigapan KPU Kota Salatiga dalam menindaklanjuti laporan
masyarakat terkait DPT, jadi dapat dikategorikan kinerja KPU Kota Salatiga
adalah “BAIK”.
4.3.2. Akuntabilitas Manajerial (Managerial Accountability)
Evaluasi Kinerja KPU Kota Salatiga yang diukur dari dimensi Akuntabilitas
Manajerial (Managerial Accountability dengan instrumen sebagai berikut:
Dimensi Kinerja Indikator Kinerja Faktor Penentu
Akuntabilitas
Manajerial
(Managerial
Accountability)
Efektivitas kerjasama
antara KPU Kota
Salatiga dan
Panwaslu.
Menanggapi laporan Panwaslu tentang
pelanggaran pelaksanaan Pilkada.
Ketegasan KPU Kota Salatiga menindak
Pasangan Calon yang melanggar.
Wewenang kerjasama KPU Kota Salatiga dan
Panwaslu sudah sesuai dengan UU.
Efektivitas kerjasama
antara anggota KPU
Kota Salatiga.
Kedisiplinan anggota KPU Kota Salatiga dalam
melaksanakan tugas.
Profesionalitas anggota KPU Kota Salatiga
dalam melaksanakan tugas.
Tidak ada pemberian reward kepada anggota
KPU Kota Salatiga untuk maksud tertentu.
Efektivitas KPU Kota
Salatiga dalam
Perekrutan petugas PPDP dengan mekanisme
yang ketat.
112
perekrutan personil
lapangan.
Petugas PPDP yang direkrut bekerja maksimal.
Petugas PPS melakukan kontrol dan pengawasan
yang maksimal kepada PPDP.
Tabel 1.11
Indikator Penilaian Akuntabilitas Manajerial (Managerial Accountability)
Penilaian dari dimensi Akuntabilitas Manajerial (Managerial Accountability)
hasil dari studi arsip dan dokumen Laporan Penyelenggaraan Pilkada Salatiga
Tahun 2011 dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Panwaskada dengan judul
“Pengawas dan Pengawasan dalam Pilkada”, wawancara dengan Ketua KPU dan
Anggota KPU Kota Salatiga, yang dilihat dari indikator;
1. Efektivitas kerjasama antara KPU Kota Salatiga dan Panwaslu.
a) Menanggapi laporan Panwaslu tentang pelanggaran pelaksanaan
Pilkada
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) merupakan lembaga ad hoc yang
dibentuk untuk mengawasi jalannya pelaksanaan Pemilu, Panwaslu merupakan
representasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di daerah. Panwaslu Kota
Salatiga dibentuk oleh Bawaslu dan dipimpin oleh Syaemuri, S.Ag. Salah satu
faktor terlaksananya Pilkada dengan lancar adalah kerjasama yang intens antara
KPU Kota Salatiga dengan Panwaslu dalam jalannya pelaksanaan Pilkada.
Panwaslu dalam penyelenggaraan Pilkada mempunyai peran yang penting, salah
satu perannya adalah melaporkan kepada KPU Kota Salatiga apabila terjadi
tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta Pilkada kepada KPU Kota
Salatiga, karena Panwaslu tidak mempunyai wewenang untuk menindak
pelanggar tersebut. Sehingga Panwaslu dalam melaporkan terjadinya pelanggaran
yang bersifat administratif kepada KPU Kota Salatiga dan yang bersifat Pidana
113
dilaporkan ke pihak Kepolisian, Panwaslu Kota Salatiga selalu melaporkan
pelanggaran administratif seperti pemasangan iklan politik yang tidak pada tempat
yang telah ditentukan, memang itu pelanggaran yang paling sering terjadi dan
sudah dilaporkan ke KPU Kota Salatiga untuk ditindaklanjuti pernyataan Ketua
Panwaslu tersebut dibenarkan oleh Divisi Hukum, Pengawasan, Kampanye dan
Hubungan Antar Lembaga bahwa dalam menindaklanjuti laporan pelanggaran
administratif dari Panwaslu KPU Kota Salatiga sudah melayangkan surat teguran
kepada pihak yang melanggar untuk menertibkan spanduk, baliho iklan politik
yang dipasang tidak pada tempatnya. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012)
b) Ketegasan KPU Kota Salatiga menindak Pasangan Calon yang
melanggar.
Walaupun Panwaslu Kota Salatiga hanya mempunyai tugas dan wewenang
yang terbatas tetapi Panwaslu dalam menjalankan tugasnya harus semaksimal
mungkin guna untuk penyelenggaraan Pilkada yang berkualitas. Dalam
penyelenggaraan Pilkada tidak terjadi pelanggaran yang bersifat Pidana, hanya
memang terjadi pelanggaran yang bersifat administratif dan sudah dilaporkan
kepada KPU Kota Salatiga untuk ditindaklanjuti, pernyataan Ketua Panwaslu
tersebut dibenarkan oleh Divisi Hukum, Pengawasan, Kampanye dan Hubungan
Antar Lembaga bahwa dalam penyelenggaraan Pilkada tidak terdapat pelanggaran
yang bersifat Pidana, hanya laporan dari Panwaslu mengenai pelanggaran yang
bersifat administratif dan oleh KPU Kota Salatiga sudah bersikap tegas dengan
melayangkan Surat Teguran kepada pihak yang bersangkutan.
114
c) Wewenang kerjasama KPU Kota Salatiga dan Panwaslu sudah sesuai
dengan UU
Dalam penyelenggaraan Pilkada, tugas dan wewenangnya harus selalu
berpedoman pada UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu baik
KPU Kota Salatiga maupun Panwaslu. Kerjasama antara KPU Kota Salatiga
dengan Panwaslu sangat baik tugas dan wewenangnya sudah sesuai dengan UU
No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu, tidak ada atasan dan bawahan
dalam kerjasama ini, semua melaksanakan tugas dan wewenangnya sesuai dengan
aturan yang bertujuan untuk penyelenggaraan Pilkada berjalan dengan lancar.
(Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua KPU Kota Salatiga tersebut
dibenarkan oleh Ketua Panwaslu bahwa tugas dan wewenang Panwaslu dalam
penyelenggaraan Pilkada telah diatur dalam UU No. 22 Tahun 2007 tentang
Penyelenggara Pemilu, Panwaslu dituntut dalam bertindak berpedoman dengan
UU No. 22 Tahun 2007 supaya mempunyai dasar hukum.
2. Efektivitas kerjasama antara anggota KPU Kota Salatiga.
a) Kedisiplinan anggota KPU Kota Salatiga dalam melaksanakan tugas.
Penyelenggaraan Pilkada akan dapat dilaksanakan dengan sukses dengan
dukungan dan kerjasama intern antara Ketua KPU, Anggota KPU masing-masing
Divisi dan seluruh jajaran KPU Kota Salatiga semua harus memiliki kedisiplinan
yang tinggi, mempunyai komitmen dan kerja keras yang tinggi serta tidak
dipengaruhi oleh pihak luar yang memihak Pasangan Calon tertentu. Masing-
masing Divisi Anggota KPU Kota Salatiga dalam menjalankan tugas dan
wewenang sesuai dengan kewajibannya masing-masing dan mempunyai
115
kedisiplinan yang tinggi dalam hal ini komitmen untuk menyelenggarakan Pilkada
dengan Sukses, kerja keras untuk tercapainya semua kegiatan di setiap tahapan
Pilkada tepat pada waktunya dan netral dari pengaruh pihak luar yang memihak
Pasangan Calon tertentu. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua
KPU Kota Salatiga tersebut dibenarkan oleh masing-masing Divisi Anggota KPU
Kota Salatiga bahwa kedisiplinan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya
menjadi prioritas dengan mempunyai komitmen, kerja keras yang tinggi dan
netral dari pengaruh pihak tertentu yang memihak salah satu Pasangan Calon.
b) Profesionalitas anggota KPU Kota Salatiga dalam melaksanakan tugas.
Citra KPU sebagai lembaga independen, mandiri dan profesional harus selalu
tertanam dalam semangat penyelenggaraan Pemilu, karena KPU sebagai lembaga
yang menyelenggarakan Pemilu harus netral dari campur tangan baik Partai
politik maupun Pemerintah, sehingga dapat memperoleh pemimpin yang
berkualitas dalam setiap penyelenggaraan Pemilu, KPU Kota Salatiga dalam
menyelenggarakan Pilkada baik Ketua KPU, Anggota KPU Kota Salatiga dan
seluruh jajarannya mempunyai profesionalitas yang tinggi dengan memiliki
semangat komitmen dan kredibilitas yang tinggi serta memiliki SDM yang unggul
dan berpengalaman. Mengingat tugas yang diemban oleh KPU Kota Salatiga
dalam menyelenggarakan Pilkada tidaklah mudah harus mempunyai
profesionalitas yang tinggi dengan memiliki komitmen untuk menyelenggarakan
Pilkada sesuai dengan UU penyelenggara Pemilu, memiliki kredibilitas dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya dan setiap anggota KPU Kota Salatiga
masing-masing Divisi mempunyai SDM yang unggul dan berpengalaman dalam
116
bidangnya masing-masing. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua
KPU Kota Salatiga tersebut dibenarkan oleh masing-masing Divisi Anggota KPU
Kota Salatiga bahwa disetiap menjalankan tugas dan wewenangnya dituntut
mempunyai profesionalitas yang tinggi yang berdasarkan komitmen dalam
penyelenggaraan selalu berpedoman pada UU tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan tertentu, mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya, dan SDM yang unggul menjadi prioritas karena tugas yang
diembannnya tidaklah mudah dan harus sudah berpengalaman dalam
penyelenggaraan Pemilu-Pemilu sebelumnya.
c) Tidak ada pemberian reward kepada anggota KPU Kota Salatiga untuk
maksud tertentu.
Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 yang diselenggarakan oleh KPU Kota
Salatiga menuntut masing-masing Divisi Anggota KPU Kota Salatiga dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya tepat dan sesuai dengan UU yang mengatur
penyelenggaraan Pemilu, pemberian imbal balik kepada seluruh jajaran KPU Kota
Salatiga yang memiliki prsetasi memang tidak diperbolehkan. Dalam
penyelenggaraan Pilkada setiap Divisi telah menjalankan tugasnya dengan baik,
semua kegiatan dalam tiap tahapan Pilkada diselesaikan tepat pada waktunya dan
tanpa terjadi kendala yang berarti, namun pemberian reward ataupun pemberian
imbal balik dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan dalam lingkungan KPU
Kota Salatiga karena menyalahi aturan, dan punishment diberikan kepada
Anggota yang melanggar peraturan tetapi dalam penyelenggaraan Pilkada tidak
ada jajaran KPU Kota Salatiga yang melanggar peraturan. (Wawancara tanggal 23
117
Mei 2012) Pernyataan Ketua KPU Kota Salatiga tersebut dibenarkan oleh masing-
masing Divisi Anggota KPU Kota Salatiga bahwa tidak ada pemberian reward
untuk Anggota KPU Kota Salatiga yang berprestasi maupun pemberian
punishment karena tidak ada yang melanggar peraturan semua tugas dan
wewenang Anggota KPU Kota Salatiga telah sesuai dengan UU No. 22 Tahun
2007 tentang Penyelenggara Pemilu,
3. Efektivitas KPU Kota Salatiga dalam perekrutan personil lapangan.
a) Perekrutan petugas PPDP dengan mekanisme yang ketat
Perekrutan personil lapangan oleh KPU Kota Salatiga harus dilakukan dengan
mekanisme yang ketat karena personil lapangan seperti PPDP adalah personil
yang langsung bersinggungan dengan peserta Pemilu dan disinilah masalah sering
muncul dengan kurang akuratnya DPT, walaupun PPDP yang merekrut adalah
PPS namun KPU Kota Salatiga harus tetap bertanggungjawab terhadap kualitas
PPDP, melalui bimbingan dan penyuluhan kepada PPS untuk merekrut PPDP
yang berkualitas, handal dan telah berpengalaman. Dalam perekrutan personil
lapangan seperti petugas PPDP sebaiknya melalui mekanisme yang ketat karena
personil lapangan seperti ini yang langsung berhadapan dengan peserta Pilkada
dalam hal ini masyarakat karena masalah-masalah yang urgen terjadi disini seperti
keakuratan DPT, pernyataan Ketua Panwaslu tersebut dibenarkan oleh Sekretaris
DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga bahwa KPU Kota Salatiga dalam perekrutan
PPDP juga harus bertanggungjawab untuk merekrut PPDP yang handal dan
berpengalaman untuk meminimalisir masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT,
proses perekrutannya dilakukan dengan mengedepankan SDM yang berkualitas.
118
(Wawancara tanggal 24 Mei 2012) Jadi memang untuk perekrutan PPDP harus
diperketat oleh PPS dan tugas KPU Kota Salatiga untuk memberikan pengarahan
kepada PPS untuk merekrut PPDP yang handal dan mempunyai SDM berkualitas
serta berpengalaman dalam Pemilu-Pemilu sebelumnya.
b) Petugas PPDP yang direkrut bekerja maksimal
Pentingnya akan personil lapangan seperi PPS, PPK, KPPS dan PPDP untuk
bekerja secara maksimal karena mereka adalah personil KPU Kota Salatiga di
masing masing Tempat Pemungutan Suara di masing-masing wilayah Kota
Salatiga, karena merekalah yang langsung berhadapan dengan peserta Pilkada
Kota Salatiga dalam hal ini masyarakat Kota Salatiga. Pentingnya perhatian KPU
Kota Salatiga dalam perannya untuk perekrutan personil lapangan agar
mempertimbangkan penggunaan Ketua RT/RW karena merekalah yang
mengetahui kondisi kependudukan masing-masing supaya terekrut personil
lapangan yang handal dan profesional, pernyataan Ketua Panwaslu tersebut
dibenarkan oleh Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga bahwa untuk
kedepan agar peran KPU Kota Salatiga dalam membina personil lapangan harus
dilaksanakan secara maksimal agar meminimalisir kesalahan pendataan
penduduk. Hal tersebut diperkuat dengan studi arsip dan dokumen Laporan
penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 yang menunjukkan bahwa
petugas PPDP tidak bekerja secara maksimal dikarenakan kurangnya pengawasan
dari PPS, mengetahui hal tersebut seharusnya KPU Kota Salatiga melakukan
tindakan untuk mengatasinya.
119
c) Petugas PPS melakukan kontrol dan pengawasan yang maksimal
kepada PPDP
Pengawasan yang dilakukan oleh PPS kepada PPDP yang direkrut menjadi hal
yang sangat penting supaya PPDP dalam menjalankan tugasnya secara maksimal
dan hal ini yang harus ditanamkan oleh KPU Kota Salatiga kepada PPS agar
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam hal ini keakuratan DPT. KPU Kota
Salatiga dalam merekrut maupun membina personil lapangan agar dipersiapkan
personil yang handal, profesional, dan handal karena mereka merupakan personil
lapangan dimana mereka langsung bersinggungan dengan titik krusial dari
permasalahan-permasalahan yang muncul, pernyataan Ketua Panwaslu tersebut
diperkuat dengan studi arsip dan dokumen Laporan Penyelenggaraan Pilkada
Kota Salatiga Tahun 2011 yang menunjukkan bahwa petugas PPS tidak
melakukan kontrol yang maksimal kepada PPDP sehingga PPDP pun kinerjanya
kurang maksimal, dan itu semua tanggung jawab dari KPU Kota Salatiga karena
telah merekrut personil lapangan tersebut.
Penilaian dari dimensi Akuntabilitas Manajerial (Managerial Accountability)
dari 9 (sembilan) faktor penentu ada 3 (tiga) yang tidak terpenuhi yaitu Perekrutan
petugas PPDP dengan mekanisme yang ketat, Petugas PPDP yang direkrut
bekerja maksimal, Petugas PPS melakukan kontrol dan pengawasan yang
maksimal kepada PPDP, jadi dapat dikategorikan kinerja KPU Kota Salatiga
adalah “CUKUP”.
4.3.3. Akuntabilitas Program (Program Accountability)
120
Evaluasi kinerja KPU Kota Salatiga diukur dari dimensi Akuntabilitas Program
(Program Accountability) menggunakan instrumen:
Dimensi Kinerja Indikator Kinerja Faktor Penentu
Akuntabilitas
Program (Program
Accountability)
Ketepatan waktu
pelaksanaan program.
Ketepatan waktu pelaksanaan tahap persiapan.
Ketepatan waktu pelaksanaan tahap
pelaksanaan.
Ketepatan waktu pelaksanaan tahap
penyelesaian.
Efektifitas regulasi
yang mengatur
penyelenggaraan
Pilkada.
Penetapan regulasi dikonsultasikan dengan
pejabat pemegang kebijakan.
Antar regulasi yang mengatur penyelenggaraan
Pilkada yang satu dengan yang lain tidak
berbenturan.
Antara regulasi yang satu dan yang lain tidak
terjadi politik regulasi yang merugikan.
Efektifitas kegiatan di
setiap tahapan
penyelenggaraan
Pilkada.
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi Pilkada dengan
anggaran yang memadai.
Kegiatan sosialisasi bekerjasama dengan Partai
politik supaya Pasangan Calon beriklan politik
lebih bermutu..
Penindakan tegas terhadap pelanggaran saat
berlangsungnya kegiatan kampanye.
Tabel 1.12
Indikator Penilaian Akuntabilitas Program (Program Accountability)
Penilaian dari dimensi Akuntabilitas Program (Program Accountability) dari
hasil studi arsip dan dokumen Laporan Penyelenggaraan Pilkada dan hasil
wawancara dengan Ketua KPU, Sekretaris KPU dan Anggota KPU Kota Salatiga,
evaluasi yang dilakukan oleh Panwaslu Kota Salatiga, serta dengan Sekretaris
DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga, yang dilihat dari indikator;
1. Ketepatan waktu pelaksanaan program.
a) Ketepatan waktu pelaksanaan tahap persiapan
Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Walikota
dan Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011 yang telah dirancang oleh KPU Kota
Salatiga merupakan serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan Pilkada yang
harus dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Studi arsip dan
121
dokumen Penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 tidak terdapat
kegiatan di tahap persiapan Pilkada yang tertunda maupun dipindahkan di lain
waktu, semua kegiatan tepat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Dalam tahap persiapan terdapat kegiatan penyusunan dan penetapan
regulasi, pembentukan badan penyelenggara, pendaftaran pemantau dan
sosialisasi semua kegiatan tersebut terlaksana sesuai waktu yang telah ditetapkan.
(Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Sekretaris KPU Kota Salatiga
tersebut dibenarkan oleh Ketua KPU Kota Salatiga bahwa semua kegiatan dalam
tahap persiapan tepat waktu dilaksanakan sesuai dengan Tahapan, Program dan
Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Salatiga
Tahun 2011 yang telah ditetapkan.
b) Ketepatan waktu pelaksanaan tahap pelaksanaan
Tahap kedua dalam penyelenggaraan Pilkada adalah tahap pelaksanaan,
serangkaian kegiatan dalam tahap pelaksanaan pun telah ditentukan dalam
Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Walikota dan
Wakil Walikota Salatiga Tahun 2011. Dalam tahap pelaksanaan terdapat kegiatan
pemutakhiran data dan daftar pemilih, pencalonan, pengadaan dan distribusi
logistik, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara di TPS dan rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara semua kegiatan dapat dilaksanakan tepat pada
waktunya sesuai dengan jadwal. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan
Sekretaris KPU Kota Salatiga tersebut dibenarkan oleh Ketua KPU Kota Salatiga
bahwa semua kegiatan pada tahap pelaksanaan diselenggarakan tepat pada
waktunya sesuai jadwal yang telah ditetapkan, pernyataan tersebut didukung oleh
122
arsip dan dukumen Laporan Penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011,
bahwa kegiatan di tahap pelaksanaan dilaksanakan sesuai denga jadwal dan tidak
ada kegiatan yang ditunda maupun di pindahkan ke lain hari.
c) Ketepatan waktu pelaksanaan tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan akhir dari tahapan penyelenggaraan Pilkada
Kota, dalam tahap ini setiap kegiatan telah dirancang dalam Tahapan, Program
dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota
Salatiga Tahun 2011. Studi arsip dan dokumen Laporan Penyelenggaraan Pilkada
Kota Salatiga Tahun 2011 menunjukkan bahwa semua kegiatan dalam tahap
penyelesaian dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan tidak ada
kegiatan yang ditunda maupun dipindahkan ke lain hari. Dalam tahap
penyelesaian terdapat kegiatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) dan
penetapan Pasangan Calon terpilih, namun dalam kegiatan Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum (PHPU) terdapat gugatan PHPU dari pasangan calon Ir. Hj,
Diah Sunarsasi-M. Teddy Sulistio, SE yang ditujukan kepada KPU Kota Salatiga
tetapi hal tersebut tidak mengganggu waktu kegiatan yang lain, semua kegiatan
dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal, pernyataan Sekretaris KPU Kota
Salatiga tersebut dibenarkan oleh Ketua KPU Kota Salatiga bahwa semua
kegiatan dalam tahap penyelesaian dilaksanakan sesuai dengan jadwal walaupun
terdapat gugatan PHPU dari salah satu Pasangan Calon tetapi tidak mengganggu
waktu kegiatan yang lain.
2. Efektifitas regulasi yang mengatur penyelenggaraan Pilkada.
a) Penetapan regulasi dikonsultasikan dengan pejabat pemegang kebijakan.
123
Regulasi yang mengatur penyelenggaraan Pilkada merupakan sebuah aturan
yang penyusunannya melibatkan berbagai pejabat pemegang kebijakan baik di
pusat maupun di daerah Kota Salatiga, regulasi yang tidak berbenturan dengan
regulasi lain yang mengatur penyelenggaraan Pilkada membuat Pilkada terlaksana
lebih berkualitas. Penyusunan dan penetapan regulasi di konsultasikan dengan
pejabat pemegang kebijakan antara lain Mahkamah Konstitusi, Biro Hukum KPU,
Biro Perencanaan berkaitan dengan penggunaan dana APBD, KPK, KPU Provinsi
Jawa Tengah, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Kesbangpollinmas, Komisi
A DPRD Kota Salatiga, Walikota dan Setda, Disdukcapil. (Wawancara tanggal 23
Mei 2012) Pernyataan Ketua KPU Kota Salatiga tersebut didukung oleh arsip dan
Dokumen Penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 yang menunjukkan
bahwa penyusunan dan penetapan regulasi dikonsultasikan dengan semua pejabat
pemegang kebijakan.
b) Antar regulasi yang mengatur penyelenggaraan Pilkada yang satu
dengan yang lain tidak berbenturan.
Salah satu tujuan dari konsultasi regulasi antara KPU Kota Salatiga dengan
pejabat pemegang kebijakan adalah supaya antara regulasi yang mengatur
penyelenggaraan Pilkada tidak berbenturan. Sebaiknya memang regulasi yang
mengatur penyelenggaraan Pilkada tidak berbenturan supaya masing-masing
stakeholders dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal, pernyataan Ketua
Panwaslu tersebut diluruskan oleh Sekretaris KPU Kota Salatiga bahwa
sebenarnya antara regulasi yang mengatur penyelenggaraan Pilkada tidak ada
yang berbenturan yang ada adalah regulasi yang berbenturan dengan UU yang
124
mengatur penyelenggaraan Pilkada, hal berkaitan dengan UU bukan wewenang
dari KPU Kota Salatiga tetapi wewenang dari Legislatif. (Wawancara tanggal 23
Mei 2012)
c) Antara regulasi yang satu dan yang lain tidak terjadi politik regulasi
yang merugikan
Politik regulasi dapat terjadi dengan tujuan untuk menguntungkan pihak
tertentu dan juga untuk merugikan pihak-pihak peserta Pilkada, politik regulasi
yang merugikan ditunggangi oleh pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan dan
cenderung menyalahgunakan kewenangannya. Hal tersebut tidak akan terjadi
apabila masing-masing pihak menggunakan kekuasaan sesuai dengan
wewenangnya, dan antara KPU Kota Salatiga dengan para pejabat pemegang
kebijakan tidak terdapat skandal kontrak politik yang saling menguntungkan
antara kedua pihak. Dalam penyusunan dan penetapan regulasi masing-masing
pihak berperan sesuai dengan wewenangnya dan tidak terdapat kontrak politik
apapun antara KPU Kota Salatiga dengan para pejabat pemegang kebijakan.
(Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua KPU Kota Salatiga tersebut
dibenarkan oleh Sekretaris KPU Kota Salatiga bahwa KPU Kota Salatiga adalah
lembaga yang independen dan penyusunan regulasinya pun pejabat pemegang
kebijakan hanya sebagai rekan berkonsultasi dan tidak di doktrin untuk menyusun
regulasi untuk mengatur penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga yang
menguntungkan ataupun merugikan salah satu peserta Pilkada.
3. Efektifitas penanganan masalah kegiatan di setiap tahapan
penyelenggaraan Pilkada.
125
a) Pelaksanaan kegiatan sosialisasi Pilkada dengan anggaran yang
memadai
Kegiatan sosialisasi dapat terlaksana secara maksimal dengan didukung oleh
ketersediaan anggaran yang memadai, mengingat anggaran untuk
penyelenggaraan Pilkada yang berasal dari APBD Pemerintah Kota Salatiga
sangat memadai tentunya anggaran untuk kegiatan sosialisasi juga harus
dianggarkan secara maksimal karena kegiatan sosialisasi merupakan salah satu
faktor penentu tepatnya penggunaan hak pilih oleh masyarakat. Untuk
penganggaran kegiatan sosialisasi penyelenggaraan Pilkada memang kurang
maksimal oleh sebab itu KPU Kota Salatiga mencari sponsor dari media massa
baik elektronik maupun cetak. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan
Divisi Sosialisasi, Hubmas, Pendidikan Pemilih, Datin dan SDM dibenarkan oleh
Ketua Panwaslu bahwa penganggaran untuk kegiatan sosialisasi sebaiknya
memadai mengingat dalam pelaksanaan Pilkada terdapat 124.309 orang yang
terdaftar dalam DPT ada 102.003 (82%) yang menggunakan hak pilihnya dengan
rincian 98.378 suara sah dan 3.625 suara tidak sah, sehingga ada 22.306 (18%)
yang tidak menggunakan hak pilihnya dengan rincian 10.534 ada keterangan dan
11.772 tidak ada keterangan, hal ini perlu diperhatikan untuk memaksimalkan
kegiatan sosialisasi yang lebih bertujuan untuk pendidikan partisipasi masyarakat
dengan benar dan penggunaan komunikasi yang efektif dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi sehingga dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat Kota
Salatiga. Jadi memang anggaran untuk kegiatan sosialisasi kurang memadai dan
kurang maksimal.
126
b) Kegiatan sosialisasi bekerjasama dengan Partai politik supaya Pasangan
Calon beriklan politik lebih bermutu.
Kerjasama antara stakeholders baik penyelenggara maupun peserta Pilkada
sangat diperlukan agar supaya KPU Kota Salatiga dapat mengarahkan peserta
Pilkada dalam hal ini Pasangan Calon supaya Pasangan Calon dalam
menyampaikan iklan politik juga untuk mensosialisasikan pelaksanaan Pilkada
dan menerbitkan iklan politik yang bermutu, mengingat dana kegiatan sosialisasi
terbatas sebaiknya KPU Kota Salatiga juga menggandeng Parpol untuk iklan
politiknya lebih kepada sosialisasi Pilkada. KPU Kota Salatiga hanya bekerjasama
dengan media massa baik cetak maupun elektronik KPU Kota Salatiga tidak
melakukan kerjasama sosialisasi pelaksanaan Pilkada kepada masyarakat dengan
Partai politik. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Divisi Sosialisasi,
Hubmas, Pendidikan Pemilih, Datin dan SDM tersebut dibenarkan oleh Sekretaris
DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga bahwa sebaiknya KPU Kota Salatiga
menggandeng Partai politik untuk kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dan
pihak PDI Perjuangan bersedia digandeng KPU Kota Salatiga.
c) Penindakan tegas terhadap pelanggaran saat berlangsungnya kegiatan
kampanye
Kegiatan kampanye merupakan kegiatan Pasangan Calon untuk menawarkan
visi dan misi yang akan diusungnya kepada masyarakat, Pasangan Calon
diharapkan menggunakan komunikasi politik dengan masyarakat secara efektif
supaya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, kegiatan kampanye dapat
membangun citra baik Pasangan Calon bila dilaksanakan dengan tertib, dan
127
ketertiban kampanye juga salah satu tugas KPU Kota Salatiga untuk selalu
menjaganya. Penindakan yang bersifat administratif dalam kampanye KPU Kota
Salatiga telah melayangkan surat teguran kepada pihak yang bersangkutan.
(Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan dari Divisi Hukum, Pengawasan,
Kampanye dan Hubungan Antar Lembaga ditegaskan lagi oleh Ketua Panwaslu
bahwa sebaiknya KPU Kota salatiga tegas dalam menindak para pelanggar dalam
kegiata kampanye supaya mendapat efek jera dan bukan hanya sekedar formalitas
saja, dalam kenyataannya masih terdapat kampanye yang mengikutsertakan
konvoi kendaraan bermotor, yang jelas melanggar tetapi tidak ada tindakan tegas
dari KPU Kota Salatiga dan masih dicarikan solusi untuk itu.
Penilaian dari dimensi Akuntabilitas Program (Program Accountability), dari
9 (sembilan) faktor penentu ada 3 (tiga) yang tidak terpenuhi yaitu Pelaksanaan
kegiatan sosialisasi Pilkada dengan anggaran yang memadai, Kegiatan sosialisasi
bekerjasama dengan Partai politik supaya Pasangan Calon beriklan politik lebih
bermutu, penindakan tegas terhadap pelanggaran saat berlangsungnya kegiatan
kampanye, jadi kinerja KPU Kota Salatiga dari dimensi Penilaian dari dimensi
Akuntabilitas Program (Program Accountability) dapat dikategorikan “CUKUP”.
4.3.4. Akuntabilitas Kebijakan (Policy Accountability)
Evaluasi kinerja KPU Kota Salatiga dari dimensi Akuntabilitas Kebijakan
(Policy Accountability) menggunakan instrumen:
Dimensi Kinerja Indikator Kinerja Faktor Penentu
Akuntabilitas
Kebijakan (Policy
Accountability)
Ketepatan
pengambilan
kebijakan.
Pengambilan keputusan didasarkan pada dasar
hukum.
Pengambilan keputusan dari hasil rapat dan
musyawarah anggota KPU Kota Salatiga.
128
Pengambilan keputusan tidak menguntungkan
kelompok tertentu.
Ketepatan alternatif
kebijakan.
Membuat alternatif kebijakan di setiap
pengambilan suatu kebijakan utama.
Ketepatan penerapan alternatif kebijakan.
Alternatif kebijakan berdasarkan hasil rapat
anggota KPU Kota Salatiga.
Indepedensi
pengambilan
kebijakan.
Pengambilan kebijakan tidak menguntungkan
Paslon ataupun parpol pengusung.
Tidak ada campur tangan Pemerintah Daerah
dalam pengambilan kebijakan dalam tahapan
pelaksanaan Pilkada.
Tidak ada pengaruh dari organisasi masyarakat
atu kelompok tertentu dalam pengambilan
kebijakan..
Tabel 1.13
Indikator Penilaian Akuntabilitas Kebijakan (Policy Accountability)
Penilaian dari dimensi Akuntabilitas Kebijakan (Policy Accountability) hasil
dari studi arsip dan dokumen Laporan Penyelenggaran Pilkada dan wawancara
dengan Ketua KPU, Sekretaris KPU dan Anggota KPU Kota Salatiga yang dilihat
dari indikator;
1. Ketepatan pengambilan kebijakan.
a) Pengambilan keputusan didasarkan pada dasar hukum
Dasar hukum dalam setiap pengambilan keputusan menjadi hal utama dalam
setiap pengambilan keputusan, karena nantinya keputusan tersebut harus
dipertanggungjawabkan. Dalam penyelenggaraan Pilkada setiap pengambilan
keputusan di masing-masing kegiatan dalam tahapan Pilkada harus berdasarkan
pada dasar hukum yang mengaturnya karena akan dipertanggungjawabkan dengan
masyarakat Kota Salatiga. Dalam setiap pengambilan keputusan diambil setelah
semua jajaran KPU Kota Salatiga melakukan rapat internal dalam kaitannya
dengan pelaksanaan Pilkada dari Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan dan Tahap
Penyelesaian. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua KPU Kota
129
Salatiga tersebut dibenarkan oleh masing-masing Divisi Pencalonan dan Peserta
Pemilu bahwa selalu dalam merancang semua tahapan pelaksanaan Pilkada
diputuskan sesuai dengan dasar hukum yang mengatur. Hal tersebut diperkuat
dengan studi arsip dan dokumen Laporan Penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga
Tahun 2011 yang menunjukkan bahwa semua kegiatan pada masing-masing
tahapan penyelenggaraan Pilkada berdasarkan dengan dasar hukum yang
mengatur penyelenggaraan Pilkada.
b) Pengambilan keputusan dari hasil rapat dan musyawarah anggota KPU
Kota Salatiga
Keputusan diambil dengan kesepakatan dalam musyawarah supaya tidak
terjadi pengambilan keputusan secara sepihak, dan nantinya keputusan tersebut
dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penyelenggaraan Pilkada dalam setiap
pengambilan keputusan harus diambil dengan kesepakatan dalam musyawarah
dengan seluruh jajaran KPU Kota Salatiga. Setiap keputusan berkaitan
pelaksanaan Pilkada dilakukan rapat internal antara Ketua KPU, Anggota KPU
dan seluruh jajaran KPU Kota Salatiga. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012)
Pernyataan Ketua KPU Kota Salatiga tersebut dibenarkan oleh masing-masing
Divisi Anggota KPU Kota Salatiga bahwa dalam setiap pengambilan keputusan di
semua kegiatan pada masing-masing tahapan penyelenggaraan Pilkada selalu
berdasarkan kesepakatan antara seluruh jajaran KPU Kota Salatiga.
c) Pengambilan keputusan tidak menguntungkan kelompok tertentu
Sebagai lembaga penyelenggara Pemilu yang independen KPU Kota Salatiga
dalam setiap pengambilan keputusan tidak terdapat campur tangan dari pihak
130
manapun sehingga keputusan tersebut tidak menguntungkan pihak-pihak yang
memiliki kepentingan. Dalam setiap pengambilan keputusan merupakan hak
intern KPU Kota Salatiga dan KPU Kota Salatiga tidak punya kontrak politik baik
dengan Partai politik pengusung yang ikut serta dalam Pilkada maupun campur
tangan dari Pemerintah Kota Salatiga yang nantinya dapat menguntungkan pihak-
pihak tertentu. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua KPU Kota
Salatiga tersebut dibenarkan oleh Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga
bahwa pihaknya tidak pernah ikut campur dalam pengambilan keputusan di setiap
tahapan pelaksanaan Pilkada karena itu urusan intern KPU Kota Salatiga.
2. Ketepatan alternatif kebijakan.
a) Membuat alternatif kebijakan di setiap pengambilan suatu kebijakan
utama.
Alternatif dilaksanakan ketika suatu kebijakan tidak dapat dijalankan karena
terdapat masalah. Dalam pelaksanaan Pilkada memang mengutamakan pada
Tahapan, Jadwal dan program yang telah ditentukan, adanya alternatif kebijakan
terjadi dalam hal jam kerja setiap Anggota KPU Kota Salatiga dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam penyelenggaraan Pilkada, dan
kebijakannya dalam pengaturan jam kerjapun harus sesuai dengan ketentuan,
pernyataan Sekretaris KPU Kota Salatiga dibenarkan oleh Ketua KPU Kota
Salatiga bahwa memang dalam pelaksanaan Pilkada Kota Salatiga untuk alternatif
waktu tidak dirancang karena mengutamakan tahapan, jadwal dan kegiatan yang
sudah disusun oleh KPU Kota Salatiga dan semuanya tepat dilaksanakan tepat
pada waktunya dan tidak membutuhkan alternatif apapun.
131
b) Ketepatan penerapan alternatif kebijakan.
Dalam pelaksanaan Pilkada terdapat alternatif kebijakan dalam hal waktu jam
kerja pada saat pendaftaran Pasangan Calon. Studi arsip dan dokumen
penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 menunjukkan bahwa dalam
tahap pelaksanaan pada kegiatan pencalonan, saat pendaftaran Pasangan Calon
terdapat Pasangan Calon yang mendaftarkan diri pada tengah malam seperti
Pasangan Calon H. Bambang Soetopo, SE-Rosa Maria Delima Sri Darwanti, SH,
M.Si pada tanggal 17 Februari 2011 pukul 23.37 WIB dan Bambang Supriyanto,
SH, MM-Ir. Hj. Adriana Susi Yudhawati, M.Pd pada tanggal 17 Februari 2011
pukul 23.45 WIB. Hal ini dibenarkan oleh Ketua KPU Kota Salatiga bahwa
sebenarnya pada jam-jam tersebut sudah bukan jam kerja tetapi sesuai tahapan,
program dan jadwal pencalonan Pasangan Calon selama 7 hari yaitu tanggal 11
Februari-17 Februari 2011 dan batas akhir pukul 24.00 WIB, KPU Kota Salatiga
tetap melayani pendaftaran hingga larut malam.
c) Alternatif kebijakan berdasarkan hasil rapat anggota KPU Kota Salatiga.
Adanya alternatif kebijakan mengenai waktu jam kerja pada pendaftaran
Pasangan Calon menunjukkan sikap komitmen yang kuat dalam penyelenggaraan
Pilkada. Saat pendaftaran Pasangan Calon memang terdapat Pasangan Calon yang
mendaftar pada tengah malam dan KPU Kota Salatiga tetap melayaninya, dan hal
itu telah menjadi kesepakatan oleh seluruh jajaran KPU Kota Salatiga sebagai
bentuk komitmen KPU Kota Salatiga untuk selalu berpedoman pada asas
penyelenggaraan Pilkada. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua
KPU Kota Salatiga tersebut diperkuat oleh arsip dan dokumen Laporan
132
Penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun 2011 yang menunjukkan bahwa
dalam pendaftaran Pasangan Calon selalu dikoordinasikan oleh semua jajaran
KPU Kota Salatiga maupun dengan semua pimpinan Partai politik untuk
menyamakan persepsi.
3. Indepedensi pengambilan kebijakan.
a) Pengambilan kebijakan tidak menguntungkan Paslon ataupun parpol
pengusung.
Kebijakan dalam hal ini berarti serangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh Pasangan Calon atau Partai politik
pengusung dalam penyelenggaraan Pilkada guna memecahkan suatu masalah
tertentu, dimana kebijakan dikembangkan oleh KPU Kota Salatiga dalam
menyelenggarakan Pilkada. Kebijakan dalam penyelenggaraan Pilkada terdapat
pada saat pendaftaran Pasangan Calon, pendaftaran Pasangan Calon dilayani
hingga tengah malam dan hal itu sebagai bentuk komitmen KPU Kota Salatiga
dalam penyelenggaraan Pilkada, dalam kebijakan ini tidak ada Pasangan Calon
ataupun Partai politik pengusung yang dirugikan ataupun diuntungkan, hanya
memberi akses mudah untuk Pasangan Calon untuk mendaftarkan diri.
(Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua KPU Kota Salatiga tersebut
diperkuat dengan arsip dan dokumen Laporan Penyelenggaraan Pilkada Kota
Salatiga Tahun 2011 yang menunjukkan bahwa KPU Kota Salatiga tetap melayani
Pasangan Calon yang mendaftar pada tengah malam sebagai bentuk kebijakan
yang memudahkan akses peserta Pilkada untuk mendaftarkan diri.
133
b) Tidak ada campur tangan Pemerintah Daerah dalam pengambilan
kebijakan dalam tahapan pelaksanaan Pilkada
Kebijakan yang diambil dalam penyelenggaraan Pilkada bertujuan untuk
Pilkada yang terlaksana dengan lancar dan tepat pada waktunya sesuai dengan
jadwal, tahapan dan program penyelenggaraan Pilkada. Kebijakan yang diambil
harus bertujuan untuk kemaslahatan bersama, serta dalam proses pengambilannya
pun harus netral dari campur tangan pihak-pihak tertentu termasuk Pemerintah
Daerah yang dapat menguntungkan Pasangan Calon tertentu. Pengambilan
kebijakan untuk mendukung penyelenggaraan Pilkada tentunya merupakan hak
internal KPU Kota Salatiga untuk membahasnya dan tidak ada intervensi dari
pihak manapun dan hal yang harus diperhatikan bahwa pengambilan kebijakan
haruslah berdasarkan pada peraturan maupun regulasi yang mengatur
penyelenggaraan Pilkada. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Ketua
KPU Kota Salatiga tersebut dibenarkan oleh Sekretaris KPU Kota Salatiga bahwa
KPU Kota Salatiga merupakan lembaga independen, meskipun hanya kebijakan
tetapi hal tersebut hak intern KPU Kota Salatiga dan harus netral dalam
pengambilannya.
c) Tidak ada pengaruh dari organisasi masyarakat atau kelompok tertentu
dalam pengambilan kebijakan.
Kebijakan dari organisasi sektor publik dibuat untuk memudahkan akses
masyarakat. Kebijakan yang diambil oleh KPU Kota Salatiga dalam
penyelenggaraan Pilkada harus murni untuk kepentingan penyelenggaraan Pilkada
yang demokratis dan tidak dipengaruhi oleh organisasi masyarakat maupun
134
kelompok masyarakat yang memihak Pasangan Calon tertentu. Kebijakan dalam
penyelenggaraan Pilkada didasarkan pada Pilkada yang Luber Jurdil dan tanpa
pengaruh dari pihak manapun baik organisasi masyarakat, kelompok masyarakat,
LSM yang memihak Pasangan Calon tertentu. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012)
Pernyataan Ketua KPU Kota Salatiga tersebut dibenarkan oleh Sekretaris KPU
Kota Salatiga bahwa kebijakan apapun yang diambil oleh KPU Kota Salatiga
merupakan hak intern KPU Kota Salatiga dan pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan tertentu tidak ada yang memberikan pengaruh apapun.
Penilaian dari dimensi Akuntabilitas Kebijakan (Policy Accountability), dari
9 (sembilan) faktor penentu di ketiga indikator tersebut semua memenuhi dan
dapat dikategorikan kinerja KPU Kota Salatiga dari dimensi Akuntabilitas
Kebijakan (Policy Accountability) adalah “BAIK”.
4.3.5. Akuntabilitas Finansial (Financial Accountability)
Evaluasi kinerja KPU Kota Salatiga diukur dari dimensi Akuntabilitas
Finansial (Financial Accountability) menggunakan instrumen:
Dimensi Kinerja Indikator Kinerja Faktor Penentu
Akuntabilitas
Finansial (Financial
Accountability)
Ketepatan penggunaan
sumber organisasi.
Ketepatan penggunaan dana dalam pengadaan
barang perlengkapan Pilkada.
Penghematan dalam penggunaan dana.
Tidak terjadi pembengkakan biaya pelaksanaan
Pilkada..
Pertanggungjawaban
penggunaan sumber
organisasi.
Perencanaan pengadaan barang/jasa dibahas
seluruh jajaran KPU Kota Salatiga.
Melaporkan Pertanggungjawaban penggunaan
dana penyelenggaraan Pilkada.
Melakukan evaluasi penyelenggaraan Pilkada
Kota Salatiga Tahun 2011.
Ketepatan penghapusan
barang/jasa pasca
pelaksanaan Pilkada.
Melakukan penghapusan barang/jasa pasca
pelaksanaan Pilkada.
Ketepatan pertimbangan terhadap penghapusan
barang/jasa pasca Pilkada.
Transparansi pelaksanaan penghapusan
135
barang/jasa.
Tabel 1.14
Indikator Penilaian Akuntabilitas Finansial (Financial Accountability)
Penilaian dari dimensi Akuntabilitas Finansial (Financial Accountability) hasil
dari studi arsip dan dokumen Laporan Penyelenggaraan Pilkada dan wawancara
dengan Ketua KPU dan Anggota KPU Kota Salatiga yang dilihat dari indikator;
1. Ketepatan penggunaan sumber organisasi.
a) Ketepatan penggunaan dana dalam pengadaan barang perlengkapan
Pilkada
Barang/jasa perlengkapan Pilkada merupakan hal yang sangat vital dalam
pelaksanaan Pilkada. Pengadaan barang/jasa bersumber dari dana hibah APBD
Kota Salatiga Tahun 2010 dan Tahun 2011, untuk Tahun 2010 sebesar Rp.
800.000.000,00 (rincian terlampir) dengan dana terrealisasi Rp 668.577.680,00
(83,57%) dan sisa anggaran Rp. 131.422.320,00 (16,43%) dan dana hibah APBD
Kota Salatiga Tahun 2011 sebesar Rp. 5.000.000.000,00 dengan rincian jumlah
dana yang dibutuhkan sebesar Rp. 3.385.075.650,00 (rincian terlampir) dan dana
terrealisasi Rp. 3.108.636.225,00 (91,83%) terdapat sisa anggaran Rp.
276.442.425,00 (8,17%). Pengadaan barang/jasa dilakukan setelah masing-masing
divisi Anggota KPU Kota Salatiga dari Divisi Hukum, Pengawasan, Kampanye
dan Hubungan Antar Lembaga, Divisi Pemutakhiran Data Pemilih dan Teknis
Penyelenggaraan Pemilu, Divisi Sosialisasi, Hubmas, Pendidikan Pemilih, Datin
dan SDM, Divisi Perencanaan, Logistik, Keuangan dan Umum, membahas
mengenai barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Pilkada. Jadi
kebutuhan barang/jasa pelaksanaan Pilkada ditangani oleh masing-masing Divisi
136
Anggota KPU Kota Salatiga dimaksudkan supaya pengadaan barang/jasa sesuai
dengan yang dibutuhkan, pernyataan masing-masing Divisi Anggota KPU Kota
Salatiga tersebut dibenarkan oleh Sekretaris KPU Kota Salatiga bahwa pengadaan
kebutuhan barang/jasa dibahas oleh masing-masing divisi dan nantinya dibahas
untuk merancang Anggaran Belanja kebutuhan barang/jasa penyelenggaraan
Pilkada. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012)
b) Penghematan dalam penggunaan dana
Sumber dana yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan Pilkada adalah
dari APBD Pemerintah Kota Salatiga yang pada hakekatnya adalah uang rakyat
dan harus digunakan untuk kemaslahatan masyarakat Kota Salatiga serta harus
dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Dari dana hibah APBD Tahun 2010
maupun Tahun 2011 yang sudah dianggarkan semuanya terdapat sisa anggaran.
(Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Sekretaris KPU Kota Salatiga
tersebut dibenarkan oleh Divisi Perencanaan, Logistik, Keuangan dan Umum,
semua barang/jasa yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Pilkada telah
disesuaikan dengan anggaran dan telah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
masing-masing Divisi dan penghematan jelas sekali karena terdapat sisa anggaran
dari dana hibah tersebut.
c) Tidak terjadi pembengkakan biaya pelaksanaan Pilkada.
Pendanaan penyelenggaraan Pilkada sangat memadai, Eksekutif dan Legislatif
Pemerintah Kota Salatiga sangat mendukung penyelenggaraan Pilkada dengan
dibuktikan oleh dianggarkannya APBD Kota Salatiga melalui Dana Hibah Tahun
Anggaran 2010 dan Tahun 2011, dari kedua Anggaran tersebut masing-masing
137
terdapat sisa Anggaran dari Anggaran Belanja yang telah dirancang oleh KPU
Kota Salatiga melalui masing-masing Divisi Anggota KPU Kota Salatiga. Dalam
pendanaan pengadaan barang/jasa penyelenggaraan tidak terjadi pembengkakan
biaya karena kebutuhan barang/jasa masing-masing Divisi telah sesuai dengan
rencana Anggaran Belanja bahkan terdapat sisa Anggaran karena semua itu
dukungan yang sangat memadai dari APBD Kota Salatiga. (Wawancara tanggal
29 Mei 2012) Pernyataan Divisi Perencanaan, Logistik, Keuangan dan Umum
tersebut dibenarkan oleh Ketua KPU Kota Salatiga, dukungan maksimal dari
Pemerintah Kota Salatiga berupa penganggaran APBD Kota Salatiga yang sangat
memadai sehingga tindakan untuk mengatasi terjadinya pembengkakan biaya
pelaksanaan Pilkada tidak diperlukan.
2. Pertanggungjawaban penggunaan sumber organisasi.
a) Perencanaan pengadaan barang/jasa dibahas seluruh jajaran KPU Kota
Salatiga
Kebutuhan barang/jasa pelaksanaan Pilkada agar sesuai dan tepat dengan yang
dibutuhkan dalam pengadaannya dilakukan oleh masing-masing Divisi Anggota
KPU Kota Salatiga, semuanya bertujuan supaya barang/jasa tersebut ditangani
oleh Anggota KPU Kota Salatiga dari masing-masing Divisi ini yang telah
berkompeten dan berpengalaman dibidangnya masing-masing, selain kesesuaian
barang/jasa yang ditangani oleh masing-masing Divisi, barang/jasa yang
dibutuhkan akan dibahas untuk membuat rancangan Anggaran Belanja pengadaan
logistik pelaksanaan Pilkada. (Wawancara tanggal 29 Mei 2012) Pernyataan
Divisi Perencanaan, Logistik, Keuangan dan Umum tersebut dibenarkan oleh
138
Ketua KPU Kota Salatiga bahwa pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dibahas
masing-masing Divisi dan selanjutnya akan dibahas untuk merancang Anggaran
Belanja Logistik barang/jasa.
b) Melaporkan Pertanggungjawaban penggunaan dana penyelenggaraan
Pilkada.
Sumber dana pendanaan penyelenggaran Pilkada yang bersumber dari APBD
Kota Salatiga, yang pada hakekatnya APBD tersebut berasal dari uang rakyat dan
harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat, pendanaan Pilkada yang sangat
memadai tetap harus dipertanggungjawabkan penggunaannya oleh KPU Kota
Salatiga. Laporan Pertanggungjawaban Dana Hibah APBD Kota Salatiga Tahun
2010 dan Tahun 2011 dibuat oleh Bendaharawan selambat-lambatnya tiga bulan
setelah semua tahapan Pilkada selesai, dengan surat edaran Menteri Dalam Negeri
RI No. 900/2288/Sj. Tanggal 10 Juni 2010. SPJ Asli dan bukti-bukti pembayaran
dikirim oleh DPPKAD Kota Salatiga dan tembusan ke Inspektorat Wilayah Kota
Salatiga. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Sekretaris KPU Kota
Salatiga tersebut dibenarkan oleh Ketua KPU Kota Salatiga bahwa semua dana
untuk pembelanjaan barang/jasa penyelenggaraan Pilkada dilaporkan
pertanggungjawabannya kepada pejabat terkait sesuai dengan prosedur.
c) Melakukan evaluasi penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun
2011.
Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan Pilkada dengan dasar hukum Keputusan
KPU Kota Salatiga No. 01/Kpts/KPU-KOTA SLG/-012/329537/2010 pihak-pihak
yang berpartisipasi dalam evaluasi tersebut adalah dari Kesbangpollinmas oleh
139
Kakankesbangpol Drs. H. Ady Suprapto, M.Si. Perwakilan dari
LSM/Percik/Tomas Ir. Nick Tunggul Wiratmoko dan dari Panwaslu Kota Salatiga
oleh Ketua Panwaslu Syaemuri, S.Ag. Pelaksanaan evaluasi bertujuan untuk
memberi masukan-masukan positif guna perbaikan kedepan atas kekurangan dan
kesalahan dari pihak manapun, sehingga diperoleh pelajaran berharga dan
pengalaman terbaik sehingga penyelenggaraan Pilkada dan Pemilu yang lain lebih
baik dan lebih sempurna. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan
Sekretaris KPU Kota Salatiga tersebut dibenarkan oleh Ketua KPU Kota Salatiga
bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang penting dan tidak terlepas dari seluruh
aspek penyelenggaraan Pilkada agar dapat diketahui bersama sejauh mana
keberhasilan, kendala dan permasalahan yang timbul pada saat sebelum,
pelaksanaan sampai dengan pada saat penyelesaian.
3. Ketepatan penghapusan barang/jasa pasca pelaksanaan Pilkada.
a) Melakukan penghapusan barang/jasa pasca pelaksanaan Pilkada
Pelaksanaan penghapusan juga harus berkoordinasi dengan Pemerintah Kota
Salatiga. Arsip-arsip penyelenggaraan Pilkada sudah dilakukan penghapusan
dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Salatiga dan disimpan oleh
Pemerintah Kota Salatiga tetapi untuk penghapusan logistik barang/jasa yang lain
menunggu penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa
Tengah. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Sekretaris KPU Kota
Salatiga tersebut dibenarkan oleh Divisi Perencanaan, Logistik, Keuangan dan
Umum bahwa kewenangan untuk melakukan penghapusan logistik barang/jasa
sepenuhnya ditangan KPU Kota Salatiga dan berkoordinasi dengan Pemerintah
140
Kota Salatiga untuk arsip-arsip penyelenggaraan Pilkada, untuk logistik
barang/jasa yang lain menunggu Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa
Tengah.
b) Ketepatan pertimbangan terhadap penghapusan barang/jasa pasca
Pilkada
Kewenangan untuk melakukan penghapusan barang/jasa adalah ditangan KPU
Kota Salatiga dan tentunya berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Salatiga untuk
arsip-arsip penyelenggaraan Pilkada dan untuk logistik barang/jasa yang lain
memang belum dilakukan penghapusan karena dipertimbangkan untuk
pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. (Wawancara
tanggal 29 Mei 2012) Pernyataan Divisi Perencanaan, Logistik, Keuangan dan
Umum tersebut dibenarkan oleh Sekretaris KPU Kota Salatiga bahwa KPU Kota
Salatiga baru melakukan penghapusan arsip-arsip penyelenggaraan Pilkada berupa
berkas-berkas administratif dan sudah diserahkan kepada Pemerintah Kota
Salatiga untuk dijadikan arsip dan untuk logistik barang/jasa menunggu
penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah.
c) Transparansi pelaksanaan penghapusan barang/jasa
Transparansi merupakan salah satu prinsip dari Good Governance yang harus
diterapkan pada sistem pemerintahan baik pusat dan daerah, transparansi sebagai
bagian dari Good Governance tidak hanya harus diterapkan dalam Eksekutif,
organisasi independen penyelenggara Pemilu seperti KPU dalam hal ini KPU
Kota Salatiga yang menyelenggarakan Pilkada yang menggunakan sumber dana
yang berasal dari APBD Kota Salatiga dan penggunaannya harus
141
dipertanggungjawabkan, setelah dibelanjakanpun logistik barang/jasa harus jelas
keberadaannya, pelaksanaan penghapusan barang/jasa memang belum terlaksana
karena harus dipertimbangkan bersamaan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Pelaksanaan penghapusan yang sudah
terlaksana baru arsip-arsip berupa berkas-berkas administratif pelaksanaan Pilkada
Kota Salatiga yang sudah diserahkan kepada Pemerintah Kota Salatiga untuk
dijadikan arsip. (Wawancara tanggal 23 Mei 2012) Pernyataan Sekretaris KPU
Kota Salatiga tersebut dibenarkan oleh Ketua KPU Kota Salatiga bahwa KPU
Kota Salatiga melakukan penghapusan logistik barang/jasa baru berupa berkas-
berkas administratif.
Penilaian dari dimensi Akuntabilitas Finansial (Financial Accountability)
dilihat dari 9 (sembilan) faktor penentu, semua terpenuhi dari setiap indikator
kinerja KPU Kota Salatiga dalam Penyelenggaraan Pilkada Kota Salatiga Tahun
2011, dan dikategorikan kinerja KPU Kota Salatiga adalah “BAIK”.