44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Dan Subyek Penelitian
4.1.1 Gambaran SD Negeri Traji 1
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Traji I Parakan
dengan subyek penelitian kelas IV sebanyak 33 siswa. Letak sekolah di
Kecamatan Parakan kabupaten Temanggung.
Visi Sekolah Dasar Negeri Traji I adalah mewujudkan insan iman dan
taqwa, unggul, berkualitas dalam prestasi terbukti dalam pribadi dan berbudi
luhur. Sekolah Dasar Negeri Traji I terletak di Jln. Ngadirejo Desa Traji
Kecamatan Parakan , SD Negeri Traji I ini terletak pada kawasan strategis karena
dilalui oleh jalur transportasi sehingga mudah dijangkau, selain itu SD ini terletak
dekat dengan daerah perkampungan, SD Negeri Traji I memiliki luas keseluruhan
3890m2. Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Traji I, dimana posisi tempat
duduk 1 meja 2 anak, ruangan cukup luas dan nyaman.
4.1.2 Gambaran SD Negeri Traji II
Penelitian ini juga dilaksanakan di SD Negeri Traji II Parakan yang
digunakan sebagai kelompok kontrol dengan subyek penellitian kelas IV sebanyak
35 siswa. Letak sekolah di Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung.
Visi Sekolah Dasar Negeri Traji II adalah terwujudnya siswa bertaqwa,
berakhlak mulia, berilmu, berdaya saing dan berbudaya luhur. Sekolah Dasara
Negeri Traji II terletak didesa Grogol Kecamatan Parakan kabupaten
Temanggung. Sekolah Dasar Negeri Traji II mempunyai luas 4150 m2.Penelitian
ini dilakukan dikelas IV Sekolah Dasar Traji II, dimana posisi tempat duduk 1
meja 2 anak, ruangan cukup luas dan nyaman.
Siswa kelas IV baik SDN Traji I dan SDN Traji II terbiasa dengan
menggunakan pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran berpusat pada guru
45
dan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru. Siswa cenderung diam dan tenang saat pembelajaran berlangsung.
Siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang rendah diberikan tempat
tersendiri di depan agar dapat terpantau guru dengan baik. Sedangkan siswa yang
kemampuan akademis yang tinggi ditempatkan di belakang. Hal ini menyebabkan
antar siswa yang mempunyai kemampuan akademis rendah dan siswa mempunyai
kemampuan akademis tinggi tidak bisa saling interaksi. Sehingga tidak bisa
melaksanakan pembelajaran dengan tutor sebaya yang mendukung antara siswa
yang mempunyai kemampuan akademis rendah dan tinggi.
Kedua kelas mempunyai varian yang sama pada kemampuan
akademisnya, sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kemampuan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini terdiri satu variabel bebas dan
satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dan sebagai
variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa kelas IV.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV semester II SDN Traji I dan
SDN Traji II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 68 siswa. Dari kedua SD
tersebut dipilih SDN Traji I sebagai kelompok eksperimen dan SDN Traji II
sebagai kelompok kontrol. Dimana kedua SD tersebut sudah diuji kesamaan
varian yang menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Artinya data
berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda signifikan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan (treatment) kedua
kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok
eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dan kelas kontrol
menggunakan metode yang konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran ini waktu
yang digunakan adalah 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran).
46
Pada awal pelaksanaan perlakuan (treatment) pada siswa kelas
eksperimen merasa kebinguan dan merasa mendapat beban dengan adanya suatu
metode yang tidak biasa mereka dapatkan. Tetapi dengan bimbingan dan
penjelasan guru, siswa mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan diri
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together).
Pada saat pengelompokan terkadang terjadi kegaduhan yang menyita waktu
pelajaran pembelajaran. Terutama pada saat permainan ada beberapa siswa yang
tidak fokus, pada tugas dan diskusi tapi setelah diingatkan siswa kembali
mengerjakan tugasnya bersama dengan teman sekelompoknya. Dengan adanya
kebebasan yang lebih untukberaktivitas, proses pembelajaran terkadang
mengalami gangguan dengan adanya siswa yang saling menggangu antar
kelompok dan timbulnya ketidakcocokan antar anggota dalam satu kelompok,
akan tetapi hal ini dapat dikendalikan oleh guru.
Pada saat pelaksanaan tes, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan pada hari yang sama. Situasi pada kelas eksperimen relatif tenang saat
mengerjakan tes tersebut.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Dokumentasi
Dari penelitian secara dokumentasi didapatkan data berupa daftar nama
siswa dan nilai ulangan harian matematika siswa kelas IV sebelum materi pecahan
yaitu operasi hitung bilangan bulat. Data ini digunakan untuk menentukan
pembagian kelompokeksperimen dan kelompok kontrol sesuai dengan nilai
ulangan siswa kelas IV. Nilai rata-rata dari siswa kelas IV SD Traji I adalah 65,34
sedangkan SD Negeri Traji II adalah 68,45. Dari rata-rata tersebut maka SD Traji
I ditempatkan sebagai kelompok eksperimen dan SD Traji II sebagai kelompok
kontrol.
4.3.2 Observasi
Observasi digunakan untuk memantau jalannya pembelajaran yang
menggunakan perlakuan (treatment) agar sesuai dengan ketentuan dan metode
atau model pembelajaran yang digunakan. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas
47
IV yang memantau secara langsung proses pembelajaran pada kelas eksperimen.
Sedangkan di kelompok kontrol untuk memantau jalannya pembelajaran yang
menggunakan metode konvensional dilakukan oleh peneliti. Dari hasil observasi
yang dilakukan didapatkan bahwa pembelajaran berlangsung dengan baik sesuai
dengan prosedur atau ketentuan dari metode atau model pembelajaran yang
digunakan.Pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan arah yang diharapkan
dan optimal sesuai dengan rancangan pembelajaran yang merupakan
implementasi dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together).
4.3.3 Metode Tes
a) Pertemuan Pertama
Nilai rata-rata ulangan harian matematika siswa kelas IV SD Negeri Traji I
sebelum materi pecahan yaitu operasi hitung bilangan bulat pada kelompok
eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 65,34. Dan setelah
diberi soal evaluasi nilai matematika siswa kelas IV materi pecahan kelompok
eksperimen pada pertemuan pertama setelah dilakukan tindakan (treatment)
mempunyai rata-rata 77,12. Dengan nilai tertinggi (maksimum) 100 dan nilai
terendah (minimum) 40. Pada pertemuan pertama di kelompok eksperimen ada 3
siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Nilai ulangan harian matematika siswa kelas IV SD Negeri Traji II
sebelum materi pecahan yaitu operasi hitung bilangan bulat pada kelompok
kontrol ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 68,45. Dan nilai matematika
siswa kelasIV materi pecahan kelompok kontrol pada pertemuan pertama dengan
menggunakan metode konvensional mempunyai rata-rata 57,42. Dengan nilai
tertinggi (maksimum) 80 dan nilai terendah (minimum) 30. Pada pertemuan
pertama di kelompok kontrol ada 26 siswa yang nilainya dibawah 65 dan 9 siswa
yang nilainya diatas 65.
b) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua setelah diberi soal evaluasi nilai matematika siswa
kelas IV materi pecahan kelompok eksperimen mempunyai rata-rata 84,55.
48
Terdapat selisih nilai antara pertemuan pertama dengan pertemuan kedua dengan
rata-rata selisihnya 7,43. Kelompok eksperimen memiliki skor tertinggi
(maksimum) 100 dan nilai terendah (minimum) 70. Pada pertemuan kedua di
kelompok eksperimen semua siswa mencpai nilai diatas 65.
Nilai rata-rata kelompok kontrol pada pertemuan kedua adalah 75,71.
Terdapat selisih nilai antara pertemuan pertama dengan pertemuan kedua dengan
rata-rata selisihnya 18,29. Kelompok kontrol memiliki skor tertinggi (maksimum)
100 dan nilai terendah (minimum) 60. Pada pertemuan kedua ada 10 siswa yang
nilainya dibawah 65.
c) Pertemuan Ketiga (Post-test)
pada pertemuan ketiga setelah diberi posttest nilai matematika siswa kelas
IV materi pecahan kelompok eksperimen mempunyai rata-rata nilai 82,58 dan
rata-rata nilai kelompok kontrol 71,43. Kelompok eksperimen memiliki nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 70, sedangkan kelompok kontrol memiliki nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Kelompok eksperimen memperoleh nilai
diatas 65, sedangkan kelompok kontrol dari 35 siswa ada 3 siswa yang nilainya
dibawah 65.
4.4 Hasil Uji Persyaratan
4.4.1. Uji Validitas Soal Pre-Test dan Post-Test
Instrumen pre-test dan post-test yang akan diujikan pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Pada
tanggal 25 Februari 2012 dilakukan uji coba instrument pre-test dan post-test di
SD Negeri Tegalroso. Setelah selesai uji coba instrumenpre-test dan post-test
didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan perhitungan uji
validitas. Berikut ini merupakan tabel hasil validitasinstrumen dan post-test.
Tabel 4.1
Hasil Validitas Instrumen Pre-test Dan Post-test
Bentuk
Instrumen
Item Soal Valid Tidak Valid
Isian 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 1, 5, 6, 7, 9, 13, 2, 3, 4, 8,10,
49
10, 11,
12,13,14,15,16,17,18,19,
20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30.
14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21,
22, 24, 25, 26,
28, 30
11,12, 23, 27,
29
Dari tabel 4.1 bahwa dari 30 item soal isian pre-test dan post-test setelah
dilakukan perhitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 17 menunjukkan jumlah
item soal yang valid pada soal isian adalah 20 soal dan tidak valid 10 soal
(terlampir).
4.4.2. Uji Reliabilitas Soal Pre-test dan Post-test
Untuk menguji reliabilitas instrument seperti halnya menguji validitas
instrument. Penulis menggunakan hasil nilai yang diperoleh dari hasil pekerjaan
siswa pada kelas ujicoba yaitu SD Negeri Tegalroso. Pada soal isian dengan
jumlah item 20 soal yang dinyatakan valid menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha
(r) sebesar 0,936. Nilai Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,936 diatas 0,8 maka
reliabilitasnya adalah baik (terlampir)
4.4.3. Uji Taraf Kesukaran Soal
Berdasarkan teori dari Suharsimi Arikunto (2010), criteria butir-butir soal
yang baik adalah butir-butir yang memiliki indeks kesukaran antara 0,30 sampai
dengan 0,70, maka soal tersebut termasuk dalam kategori soal sedang. Sehingga
soal yang memiliki indeks kesukaran yang terlalu sukar dan soal yang terlalu
mudah harus dibuang.
Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran instrument soal dapat dilihat
bahwa soal isian dalam kategori sedang ada 16 item dan kategori mudah ada 4
item. (terlampir).
4.4.4. Uji Normalitas Pre-test Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Uji normalitas data awal kelompok kontrol dam kelompok eksperimen
dilakukan pada nilai pre-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada
50
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas
menggunakan SPSS for windows version 17 pada data awal kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Diketahui bahwa baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdistribusi normal. Menurut Duwi Priyatno (2010: 40) pengambilan keputusan
pada uji normalitas yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang
diuji adalah berdistribusi normal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data
diuji tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pre-test pada kelompok
eksperimen adalah 0,130 dan kelompok kontrol adalah 0,160. Kedua kelompok
tersebut memiliki signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka kedua kelompok tersebut
dinyatakan berdistribusi normal.(terlampir).
4.4.5. Uji Homogenitas Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Uji homogenitas data awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan pada nilai pre-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada
kelompok kontrol dan kelompok kontrol. Berikut hasil analisis uji homogenitas
menggunakan SPSS for windows version 17 pada data awal kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Setelah dilakukan uji homogenitas, dapat diketahui bahwa nilai
probabilitas (signifikansi) adalah 0,148 lebih besar dari 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel atau kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh beda, maka sampel-sampel tersebut
cukup homogeny. (terlampir).
4.4.6. Uji Normalitas Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Uji normalitas data akhir kelompok kontrol dam kelompok eksperimen
dilakukan pada nilai post-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas
51
menggunakan SPSS for windows version 17 pada data akhir kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Diketahui bahwa baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdistribusi normal. Menurut Duwi Priyatno (2010: 40) pengambilan keputusan
pada uji normalitas yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang
diuji adalah berdistribusi normal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data
diuji tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pre-test pada kelompok
eksperimen adalah 0,384 dan kelompok kontrol adalah 0,241. Kedua kelompok
tersebut memiliki signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka kedua kelompok tersebut
dinyatakan berdistribusi normal. (terlampir).
4.4.7. Uji Homogenitas Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Uji homogenitas data awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan pada nilai pre-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada
kelompok kontrol dan kelompok kontrol. Berikut hasil analisis uji homogenitas
menggunakan SPSS for windows version 17 pada data awal kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Setelah dilakukan uji homogenitas, dapat diketahui bahwa nilai
probabilitas (signifikansi) adalah 0,877 lebih besar dari 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-sampel atau kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh beda, maka sampel-sampel tersebut
cukup homogen (terlampir).
4.5 Uji Hipotesis
Pengujian dengan menggunakan t-test bertujuan untuk mengetahui
perbedaan total rata-rata hasil belajar matematika antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, dimana kelompok eksperimen dalam pembelajaran
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together)
sedangkan kelompok kontrol dalam pembelajaran menggunakan metode
52
konvensional. Analisi data t-test dengan menggunakan SPSS for windows version
17.
Data yang sudah terkumpul oleh peneliti dilakukan uji t untuk mengetahui
perbedaan variabel, dari hasil uji t yang telah dilakukan, hasilnya adalah sebagai
berikut:
a. Dari tabel uji t (terlampir) dapat dilihat nilai t hitung (Equal Variances
Assumerd) adalah 8,259 yang diperoleh dari nilai post-test kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang menunjukkan kedua kelompok
tersebut berdistribusi normal. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5%
(uji 2 sisi, dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) dengan derajat
kebebasan (df) n – 2atau 68 – 2 = 66. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi =
0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,294.
b. Kriteria pengujian hipotesis yaitu:
H0 diterima jila -ttabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan Ho ditolak jika –t hitung < -ttabel atau t
hitung > t tabel. Dari hasil perhitungan uji beda diatas nilai t tabel 2,294 dan nilai t
hitung 8,259. Dan 8,259 > 2,294 atau t hitung> t tabel, maka HO ditolak dan Ha
diterima. Dari hasil tersebut peneliti beda melihat bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) efektif digunakan dalam
meningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar.
c. Melihat tabel Group Statistic nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 82,58
danuntuk kelompok kontrol nilai mean adalah 71,43, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahawa rata-rata nilai post-test kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada rata-rata nilai post-test kelompok kontrol. Sehingga dapat diartikan
bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Heads Together) efektif terhadap hasil belajar siswa.
d. Melihat tabel Independent Sample Test pada t-tes for Equality of Means nilai
sig (2-tailed) 0,000 hal ini menunjukkan signifikan. Dapat disimpulksn bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sehingga hasil belajar siswa SD Negeri Traji I yang dalam
pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
53
Heads Together) lebih besar dari pada siswa SD Negeri Traji II yang dalam
pembelajaran menggunakan metode konvensional.
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe NHT (Numbered Heads Together) dan model pembelajaran konvensional
menunjukkan hasil bahwa ada perbedaan hasil belajar pada pembelajaran
matematika jika ditinjau dari perbedaan penggunaan model pembelajaran. Hal ini
dapat dilihat pada hasil yang menunjukkan nilai probalilitas < 0,05. Hasil belajar
siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Heads Together) memiliki rata-rata nilai 82,58 sedangkan hasil belajar siswa yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional memiliki rata-rata nilai 71,43.
Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa kelompok eksperimen lebih
tinggi daripada rata-rata nilai siswa kelompok kontrol.
Perbedaan kedua model pembelajaran tersebut juga terlihat saat
pelaksanaan penelitian, pada kelompok kontrol tidak semua siswa aktif dalam
mengikuti kegiatan bealajar, hanya ada beberapa siswa yang bisa menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa juga kurang bersemangat saat
mengikuti pelajaran dan cenderung merasa bosan saat proses pembelajaran
berlangsung. Sedangkan siswa pada kelompok eksperimen, pada awalnya siswa
merasa kebingungan dengan model pembelajaran yang digunakan karena model
pembelajaran ini termasuk baru bagi mereka, tetapi mereka merasa senang karena
dalam pembelajaran mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru,
tetapi mereka bisa berdiskusi dengan temannya, dan mereka bisa sharing ideas
sesama teman. Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT (Numbered Heads Together) siswa tidak hanya menerima pelajaran
tetapi dalam proses pembelajaran siswa juga bisa bermain antar kelompok.
Hasil analisis data uji persyaratan kedua kelompok menunjukkan adanya
tingkat homogenitas, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi yaitu 0,148 >
0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua varian tersebut (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol) homogen, sehingga kelompok tersebut dapat
54
dilakukan penelitian pada kedua kelompok tersebut. Dari uji normalitas untuk pre-
test kelompok eksperimen nilai dari Asymp.Sig (2- tailed) adalah 0,130 dan nilai
dari Asymp.Sig (2- tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,160. Kedua nilai
tersebut menujukkan tingkat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kedua kelompok tersebut (kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol) berdistribusi normal.
Hasil penelitian tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe
NHT (Numbered Heads Together) dalam meningkatkan hasil belajar matematika
kelas IV, menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar matematika kelas IV antara
penggunaan model pembelajaran koopeartif tipe NHT (Numbered Heads
Together) dan metode konvensional. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai t
hitung>t tabel yaitu 8,259 > 2,294 jadi hipotesis nol ditolak, kesimpulannya terdapat
efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Heads Together) dengan menggunakan pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar matematika.
Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen adalah dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together), sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam kegiatan
pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Heads Together) terlihat pada hasil belajar matematika siswa kelas IV
SD Negeri Traji I sebagai kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Traji II sebagai kelompok
kontrol.Data yang diperoleh membuktikan bahwa rata-rata hasil belajar
matematika dikedua kelas berbeda, kelas eksperimen mampu mencapai rata-rata
nilai post-test yaitu 82,58 dan rata-rata nilai post-test pada kelompok kontrol yaitu
71,43.
Pada kelas eksperimen yang terdiri dari 33 siswa, pada saat pelaksanaan
pre-test terdapat 32 siswa yang nilainya dibawah 65, dan terdapat 1 siswa yang
nilainya diatas 65. Sedangkan pada kelompok kontrol yang terdiri dari 35 siswa,
55
terdapat 31 siswa yang nilainya dibawah 65 dan terdapat 4 siswa yang nilainya
diatas 65.
Pada penilaian hasil pre-test kelompok eksperimen yaitu SD Negeri Traji
1 nilai tertinggi yaitu 65 dan nilai terendah 40, sedangkan pada kelompok kontrol
yaitu SD Negeri Traji II mencapai nilai tertinggi yaitu 65 dan nilai terendah 35.
Pada penilaian post-test kelas eksperimen mendapatkan rata-rata nilai 82,58 dan
kelompok kontrol mendapatkan rata-rata nilai 71,43. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together) dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together).