BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana yang terletak di
Salatiga Propinsi Jawa Tengah. Visi sekolah adalah “Menjadi sekolah inovatif
yang mengembangkan siswa secara holistik dengan Kasih”. Luas tanah SD
Kristen Satya Wacana adalah 2.155 m2 dengan luas bangunan 1.540 m2 .
Bangunan sekolah terletak di atas tanah milik Yayasan Perguruan Tinggi Kristen
Satya Wacana. Jumlah seluruh siswa dari kelas I sampai kelas VI yaitu kurang
lebih 377 siswa. Jumlah ruang kelas yaitu 14 ruang @ 56 m2. Jumlah guru yaitu
kurang lebih 19 orang.
Penelitian ini dilakukan di kelas 5A dengan jumlah siswa sebanyak 36.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, pertemuan pertama pada 21
Februari 2012, dan pertemuan kedua 24 Februari 2012. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia pokok bahasan teks cerita. Adapun alasan yang menjadi
pertimbangan penelitian memilih SD Kristen Satya Wacana Salatiga bahwa
peneliti melihat guru kelas V tidak menggunakan model-model pembelajaran
ketika menyampaikan pelajaran dan siswa kesulitan dalam mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Uji Validitas Instrumen
Instrumen pretest dan postest yang akan diberikan pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Pada
tanggal 10 Februari 2012 dilakukan uji coba instrumen pretest pada siswa kelas
VA di SD Kristen 03 Salatiga. Setelah selesai uji coba instrumen pretest dan
didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan uji
validitas. Berikut ini merupakan tabel hasil validitas intrumen pretest.
27
28
Tabel 4.1 Hasil Validitas Instrumen Pretest
Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13,14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, dan 25.
1, 2, 3, 5, 7, 8, 10,
12, 13, 17, 18, 21,
22, 23, dan 25.
4, 6, 9, 11, 14,
15,16, 19, 20, dan
24.
Dari tabel 4.1 bahwa dari 25 item soal (pilihan ganda) pretest setelah
dilakukan penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 17 menunjukkan
jumlah item soal yang valid 15 item dan yang tidak valid 10 item soal.
Setelah uji validitas instrumen pretest, maka dilakukan uji validitas juga
pada instrumen posttest yaitu langkah - langkah seperti pada saat uji validitas
instrumen pretest, yang pertama menguji cobakan instrumen agar dikerjakan oleh
siswa kelas uji coba yaitu SD Kristen 03 Salatiga kelas VA. Yang dilaksanakan
pada tanggal 17 Februari 2012. Setelah selesai uji coba instrumen posttest dan
didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan uji
validitas instrumen. Berikut ini merupakan tabel hasil validitas intrumen posttest.
Tabel 4.2 Hasil Validitas Instrumen Posttest
Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13,14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, dan 25.
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8,
10, 12, 13, 17, 18,
21, 22, 23, 24, dan
25.
6, 9, 11, 14, 15,16,
19, dan 20.
29
Dari tabel 4.2 bahwa dari 25 item soal (pilihan ganda) posttest setelah
dilakukan penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 17 menunjukkan item
soal yang valid 17 item soal dan yang tidak valid 8 item soal.
4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk menguji reliabilitas instrumen seperti halnya menguji validitas
instrumen. Penulis menggunakan hasil nilai yang diperoleh dari hasil pekerjaan
siswa pada kelas uji coba yaitu SD Kristen 03 Salatiga kelas VA pada tanggal 10
Februari 2012. Untuk penghitungan reliabilitas instrumen pretest, dapat dilihat
pada lampiran 11 dan diperoleh hasil akhir adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pretest
Bentuk Instrumen Koefisien
reliabilitas (α) Kategori
Pilihan Ganda 0,971 Baik
Dari tabel 4.3 bahwa hasil uji reliabilitas instrument pretest nilai koefisien
reliabilitas (α) adalah 0,917 lebih dari 0,6. Jadi dapat disimpulkan tingkat
reliabilitas istrumen pretest berkategori baik.
Penghitungan uji reliabilitas pada instrumen posttest dilakukan seperti
halnya penghitungan uji reliabilitas pada instrumen pretest. Dalam pengujian
reliabilitas instrumen posttest, penulis menggunakan data dari hasil pekerjaan
siswa pada kelompok uji coba di SD Kristen 03 Salatiga kelas VA pada tanggal
17 Februari 2012. Penghitungan reliabilitas instrumen posttest dapat dilihat pada
lampiran 12 dan diperoleh hasil akhir penghitungan seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest
Bentuk Instrumen Koefisien
reliabilitas (α) Kategori
Pilihan Ganda 0,956 Baik
30
Dari tabel 4.4 bahwa hasil uji reliabilitas instrumen posttest nilai koefisien
reliabilitas (α) adalah 0,956 lebih dari 0,6. Jadi dapat disimpulkan tingkat
reliabilitas istrumen posttest berkategori reliabilitas baik. Setelah uji reliabilitas
pada instrument posttest, maka posttest dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
4.2.3 Uji Homogenitas Varian
Dari data hasil pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dapat dilakukan uji homogenitas. Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat
pada tabel Test of Homogeneity of Variance di bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest
Test of Homogeneity of Variances NILAI
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.714 1 70 .401
Dari tabel 4.5 di atas tentang uji homogenitas data hasil pretest dapat
disimpulkan bahwa nilai signifikansinya adalah 0,401 lebih besar dari 0,05 maka
H0 diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen). Sehingga dapat dilakukan tindakan pada
kelompok eksperimen yaitu penggunaan model pembelajaran Think Pair Share
dalam pembelajarannya.
4.2.4 Uji Normalitas
Dari data hasil pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dapat dilakukan uji normalitas. Setelah pengujian normalitas, diperoleh hasil
perhitungan seperti pada tabel di bawah ini:
31
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Pretest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PREEKSPERIMEN PREKONTROL
N 36 36Normal Parametersa,,b Mean 59.42 54.50
Std. Deviation 8.051 9.287Most Extreme Differences
Absolute .176 .158Positive .176 .147Negative -.140 -.158
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057 .948Asymp. Sig. (2-tailed) .214 .329a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari tabel 4.6 di atas tentang uji normalitas data pretest dapat disimpulkan
bahwa data kelompok eksperimen (Preeksperimen) nilai Asymp.sig (2-tailed)
sebesar 0,214 dan data kelompok kontrol (Prekontrol) sebesar 0,329. Karena
signifikansi > 0,05 jadi data kelompok eksperimen (Preeksperimen) dan data
kelompok kontrol (Prekontrol) dinyatakan berdistribusi normal.
Dari data hasil Posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilakukan uji normalitas dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata
hasil belajar siswa. Setelah pengujian normalitas, diperoleh hasil perhitungan
seperti pada tabel di bawah ini.
32
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Posttest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
POSTEKSPERIMEN POSTKONTROL
N 36 36Normal Parametersa,,b Mean 78.33 59.86
Std. Deviation
7.491 10.847
Most Extreme Differences
Absolute .178 .182Positive .178 .124Negative -.133 -.182
Kolmogorov-Smirnov Z 1.067 1.091Asymp. Sig. (2-tailed) .205 .185a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel 4.7 di atas tentang uji normalitas data posttest dapat
disimpulkan bahwa data kelompok eksperimen (Posteksperimen) nilai Asymp.sig
(2-tailed) sebesar 0,205 dan data kelompok kontrol (Postkontrol) sebesar 0,185.
Karena signifikansi > 0,05 jadi data kelompok eksperimen dan data kelompok
kontrol dinyatakan berdistribusi normal.
4.3 Analisis Deskriptif Setiap Variabel
4.3.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair Share
Langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran
Think Pair Share terdiri dari kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir. Penggunaan model pembelajaran Think Pair Share
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi teks cerita.
Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati peneliti dalam
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share apakah sesuai dengan
prosedur penggunaan model pembelajaran Think Pair Share. Dikatakan baik
apabila peneliti dalam menggunakan model pembelajaran Think Pair Share sudah
33
melakukan dengan baik (nilai 3 dan 4) dari semua prosedur penggunaan model
pembelajaran Think Pair Share.
Hasil observasi selama dua (2) kali pertemuan pada kelompok eksperimen
tentang langkah-langkah penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 1
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran. - - - √
2 Kesesuaian instrumen penilaian dengan tujuan
pembelajaran. - - - √
3 Guru bersama siswa merapikan tempat duduk. - - - √
4 Guru meminta siswa untuk menyiapkan buku
pelajaran dan alat tulis. - - √ -
5 Guru memberikan apersepsi. - - - √
6 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan
dicapai. - - - √
7 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. - - - √
8 Guru menyampaikan materi pelajaran. - - - √
9 Guru menyampaikan langkah-langkah dalam
pembelajaran Think Pair Share - - √ -
10 Guru memberi materi dan beberapa soal kepada
murid. - - - √
11 Siswa menganalisis soal tersebut secara individu
(Think). - - - √
12 Siswa membahas soal secara perpasangan dari
masing-masing kelompok (Pair). - - - √
13 Siswa kembali kemasing-masing kelompok dan
membahas soal tersebut secara kelompok (Share). - - - √
14 Guru memberi kesimpulan dari pembelajaran. - - - √
34
15 Guru memberi evaluasi terhadap siswa. - - - √
Jumlah 0 0 2 13
Dari tabel 4.8 bahwa hasil observasi pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran Think Pair Share di kelas VA SD Kristen Satya Wacana
pada pertemuan 1 yang dilakukan pada tanggal 21 Februari 2012 menunjukkan
bahwa guru sudah memenuhi kriteria penggunaan model pembelajaran Think Pair
Share dengan benar karena terlihat pada tabel di atas bahwa skor 3 dan 4 sudah
banyak dilakukan, oleh karena itu pada pertemuan 1 dapat dikatakan guru sudah
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dengan baik.
Tabel 4.9
Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 2
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran. - - - √
2 Kesesuaian instrument penilaian dengan tujuan
pembelajaran. - - - √
3 Guru bersama siswa merapikan tempat duduk. - - - √
4 Guru meminta siswa untuk menyiapkan buku
pelajaran dan alat tulis. - - - √
5 Guru memberikan apersepsi. - - - √
6 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan
dicapai. - - - √
7 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. - - - √
8 Guru menyampaikan materi pelajaran. - - - √
9 Guru menyampaikan langkah-langkah dalam
pembelajaran Think Pair Share - - - √
10 Guru memberi materi dan beberapa soal kepada
murid. - - - √
11 Siswa menganalisis soal tersebut secara individu - - - √
35
(Think).
12 Siswa membahas soal secara perpasangan dari
masing-masing kelompok (Pair). - - - √
13 Siswa kembali kemasing-masing kelompok dan
membahas soal tersebut secara kelompok
(Share).
- - - √
14 Guru memberi kesimpulan dari pembelajaran. - - - √
15 Guru memberi evaluasi terhadap siswa. - - - √
Jumlah 0 0 0 15
Dari tabel 4.9 bahwa pada pertemuan ke 2 yang dilakukan pada tanggal 24
Februari 2012 menunjukkan bahwa guru juga sudah memenuhi kriteria
penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dengan benar karena terlihat
pada tabel di atas bahwa lembar observasi sudah menunjukkan skor 4 semua, oleh
karena itu pada pertemuan 2 juga dapat dikatakan guru sudah menggunakan
model pembelajaran Think Pair Share dengan baik.
Jadi dari hasil observasi yang terdapat pada tabel 4.8 dan 4.9 maka dapat
disimpulkan bahwa guru secara keseluruhan sudah menunjukkan bahwa dalam
menyampaikan materi pelajaran hampir melakukan semua prosedur penggunaan
model pembelajaran Think Pair Share dengan baik karena dari total dua kali
pertemuan tidak ada yang mendapatkan skor 1 (kurang baik), 2 (cukup baik) dan
skor yang diberikan dari observer berkisar antara skor 3 dan 4.
4.3.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa
Pada pengumpulan data hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yaitu kelas VA dan kelas VB SD Kristen Satya Wacana
Salatiga, peneliti menggunakan teknik posttest yaitu setelah dilakukan
pembelajaran kepada kedua kelompok kemudian diberikan posttest. Instrumen
posttest sebelumnya telah dilakukan uji coba pada kelompok uji coba yaitu di SD
Kristen 03 Salatiga yaitu pada tanggal 17 Februari 2012 selanjutnya dilakukan uji
validitas, dan uji reliabilitas. Setelah dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, dan
eliminasi terhadap beberapa soal yang tidak memenuhi asumsi validitas yaitu nilai
36
koefisien > 0,396 dan selanjutnya diperoleh soal yang valid, dan reliabel.
Instrumen tes yang valid dan reliabel tersebut diberikan pada SD kelas VA dan
kelas VB SD Kristen Satya Wacana Salatiga.
Setelah dilakukan pembelajaran selama dua (2) kali pertemuan pada kedua
kelompok yang berbeda tindakan (kelompok eksperimen menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share sedangkan kelompok kontrol dilakukan
pembelajaran seperti biasa guru mengajar/konvensional). Setelah itu dilakukan
posttest maka diperoleh hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu kelas VA
lebih tinggi daripada hasil belajar kelompok kontrol yaitu kelas VB SD Kristen
Satya Wacana Salatiga, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai kelompok
eksperimen yaitu 78,33 lebih besar dari rata-rata nilai kelompok kontrol yaitu
59,86, berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
4.4 Hasil Uji Hipotesis
Dari hipotesis yang sudah dirumuskan pada bab II yaitu:
Ho : X1 = X2 dan nilai sig > 0,05
Yaitu “Rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen (SD Kristen Satya
Wacana Kelas VA) sama dengan rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol
(SD Kristen Satya Wacana Kelas VB), artinya tidak ada pengaruh penggunaan
model pembelajaran Think Pair Share terhadap hasil belajar.”
H1 : X1 > X2 dan nilai sig < 0,05
Yaitu “Rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen (SD Kristen Satya
Wacana Kelas VA) lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol
(SD Kristen Satya Wacana Kelas VB), artinya terdapat pengaruh penggunaan
model pembelajaran Think Pair Share terhadap hasil belajar.”
Maka dapat dilakukan uji hipotesis untuk menguji hipotesis nol (H0)
ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima atau sebaliknya hipotesis nol (H0)
diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Untuk menguji hipotesis digunakan
uji beda rata-rata yaitu Independent Samples T-Test sedangkan untuk pengambilan
keputusan apakah H0 ditolak atau diterima maka menggunakan taraf signifikansi
yaitu jika signifikansi > 0,05 jadi H0 diterima (varian sama), jika signifikansi <
37
0,05 jadi H0 ditolak (varian berbeda). Setelah dilakukan uji perbedaan rata-rata
dengan Independent Samples T-Test maka diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis
Group Statistics
KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
NILAI 1 36 78.33 7.491 1.248
K 36 59.86 10.847 1.808
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
NILAI Equal variances assumed
3.764 .056 8.408 70 .000 18.472 2.197 14.090 22.854
Equal variances not assumed
8.408 62.197 .000 18.472 2.197 14.081 22.864
38
Berdasarkan tabel 16 tentang output dari penghitungan uji beda rata-rata
hasil belajar kelompok eksperimen yaitu kelas VA SD Kristen Satya Wacana yang
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dan kelompok kontrol yaitu
kelas VB SD Kristen Satya Wacana dengan pembelajaran secara konvensional,
dapat dilihat pada tabel Independent Samples Test bahwa nilai sig pada kolom
Levene’s Tes For Equality Of Variances diperoleh nilai 0,056 jika dirumuskan
hipotesis yaitu H0 : sig < 0.05 artinya kedua kelompok mempunyai varian yang
berbeda dan H1 : sig > 0.05 artinya kedua kelompok mempunyai varian yang
sama, maka dari hasil output disimpulkan bahwa H1 diterima karena sig > 0.05
yaitu 0,056 > 0,05 artinya kedua kelompok mempunyai varian yang sama. Pada
kolom T-Test For Equality Of Means di peroleh nilai 0,000, jika pada rumusan
hipotesis yaitu H0 : sig > 0.05 artinya tidak ada perbedaan hasil belajar siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (tidak ada pengaruh penggunaan
model pembelajaran Think Pair Share) dan H1: sig < 0.05 artinya terdapat
perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
(terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share), maka dari
hasil output disimpulkan bahwa H1 diterima karena sig < 0.05 yaitu 0,000 < 0,05
artinya bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu kelas VA SD
Kristen Satya Wacana yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
dalam pembelajaran berbeda dengan hasil belajar siswa kelompok kontrol yaitu
kelas VB SD Kristen Satya Wacana yang pembelajarannya secara konvensional,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Think Pair Share dalam pembelajaran berpengaruh signifikan pada pelajaran
Bahasa Indonesia pokok bahasan teks cerita terhadap hasil belajar siswa kelas V
SD Kristen Satya Wacana Salatiga semester II tahun pelajaran 2011/2012.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis persyaratan kedua kelompok adalah homogen karena nilai
sig adalah 0,401 > 0,05, maka didapat kesimpulan bahwa kedua varian tersebut
(kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen, sehingga kelompok tersebut dapat
dilakukan penelitian. Dari uji Normalitas untuk pretest kelompok eksperimen nilai
39
dari Asimp. Sig (2 tailed) adalah 0,214 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai
pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal. Untuk pretest kelompok
kontrol nilai dari Asimp. Sig (2 tailed) adalah 0,329 > 0,05, maka diambil
kesimpulan nilai pretest kelompok kontrol berdistribusi normal, sehingga data
dari kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. Untuk hasil uji beda nilai
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, pada tabel terlihat nilai sig
(2-tailed) 0,000 berarti sangat signifikan.
Pada kolom T-Test For Equality Of Means di peroleh nilai 0,000 jika pada
rumusan hipotesis yaitu H1 diterima karena sig < 0.05 yaitu 0,000 < 0,05 artinya
terdapat perbedaan nilai posttest pada siswa kelompok eksperimen yaitu kelas VA
SD Kristen Satya Wacana dan siswa kelompok kontrol yaitu kelas VB SD Kristen
Satya Wacana. Berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap hasil belajar siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
dan pembelajaran konvensional. Jadi penggunaan model pembelajaran Think Pair
Share berpengaruh signifikan pada pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan
teks cerita terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Kristen Satya Wacana Salatiga
semester II tahun pelajaran 2011/2012.