21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Gambar 41 Peta Lokasi SMA Negeri 8 Surakarta
Sumber (Google Map diakses Sabtu 10 Oktober 2015)
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta yang berlokasi
di Jl Sumbing VI No 49 Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Surakarta
SMA Negeri 8 Surakarta memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut a) Batas
sebelah timur SMP Muhammadiyah Surakarta b) Batas sebelah selatan Kampung
Kandangsapi c) Batas sebelah barat Jl Tentara Pelajar d) Batas sebelah utara Jl
Brigjen Katamso
SMA Negeri 8 Surakarta merupakan alih fungsi dari SGPLB ( Sekolah Guru
Pendidikan Luar Biasa ) Sedangkan bangunan SMA Negeri 8 Surakarta
merupakan hibah dari bangunan SGPLB yang didirikan pada tahun 1984 dengan
SK Penegerian Nomor 0106O1996 Pada tahun 19951996 merupakan awal
22
tahun ajaran dimulainya kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 8 Surakarta
Pembiayaan ditunjang dengan dana sumbangan dan SPP karena SMA Negeri 8
Surakarta belum mendapatkan alokasi dana DIK dari pemerintah
SMA Negeri 8 Surakarta dengan luas tanah plusmn sekitar 4200 msup2 memiliki
fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya adalah Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru
Ruang TU Ruang BK 30 ruang kelas yang dilengkapi dengan LCD
Laboratorium Fisika Laboratorium Biologi Laboratorium Kimia Laboratorium
IPS Laboratorium Komputer Aula ( ruang serba guna) Mushola Kantin Ruang
OSIS UKS Perpustakaan dan halaman parkir Untuk menuju SMA Negeri 8
Surakarta para siswa dan guru biasanya menggunakan kendaraan pribadi atau
ojeg karena untuk menuju SMA Negeri 8 Surakarta tidak terdapat kendaraan
umum seperti angkutan kota
B Deskripsi Temuan Penelitian
1 Gambaran umum MOS SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta dilaksanakan selama 3 hari
karena pada tahun ini kegiatan MOS bertepatan dengan bulan puasa Berbeda
dengan kegiatan MOS pada tahun-tahun sebelumnya MOS dilaksanakan hingga 6
hari karena tidak bertepatan dengan bulan puasa Kegiatan MOS dimulai pada
pukul 0700 WIB Siswa dikumpulkan di dalam ruang aula dan dikelompokkan
berdasarkan kelas yang telah ditentukan untuk melaksanakan acara upacara
pembukaan kegiatan MOS Siswa baru menggunakan seragam asal sekolah
masing-masing Untuk setiap peserta MOS putri wajib menguncir rambutnya
dengan menggunakan pita berwarna merah putih sedangkan peserta MOS putra
rambut dipotong bros yaitu pada bagian samping kanan dan kiri 1 cm dan bagian
tengah rambut 2 cm
23
Gambar 42 Peserta putri menguncir rambut dengan pita berwarna merah putih
sedangkan peserta putra dengan potongan rambut bros
Hari pertama kegiatan MOS diisi dengan pengenalan siswa baru dengan
bapak-ibu guru panitia MOS yang merupakan anggota OSIS dan semua
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta Dari hari pertama kegiatan
MOS sudah diisi dengan pemberian materi hingga hari ketiga Pemberian materi
tersebut dilakukan oleh bapak-ibu guru pihak kepolisian serta pihak Angkatan
Udara Republlik Indonesia (selanjutnya akan disebut AURI) SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan pihak AURI untuk memberikan materi Bela
Negara Cinta Tanah Air serta pelatihan kedisiplinan dalam kegiatan MOS
Setelah acara pemberian materi kemudian acara dilanjutkan oleh OSIS
Pada hari pertama panitia dari OSIS akan memerintahkan untuk membawa
atribut serta barang-barang yang harus dibawa pada hari selanjutnya Atribut dan
barang-barang tersebut berupa co-card berlogo SMA Negeri 8 Surakarta berwarna
biru yang dibuat dari kardus kemudian diberi tali rafia dengan menyertakan
24
nama serta foto Selanjutnya peserta MOS diperintahkan untuk membawa barang
yang harganya banyak mengandung angka 8 misalnya Rp 8800- berikut dengan
notanya Angka 8 tersebut dipilih sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Apabila peserta MOS tidak membawa atau tidak melengkapi atribut dan
barang-barang yang telah diperintahkan maka peserta MOS akan dikenakan
hukuman Hukumannya dapat berupa menyanyi atau menari di depan kelas
Untuk hari terakhir kegiatan MOS panitia memerintahkan untuk membawa kado
yang telah ditentukan harga maksimalnya yaitu sebesar Rp 5000-orang Serta
membawa sembako untuk keperluan baksos Kado tersebut difungsikan sebagai
kenang-kenangan dari peserta MOS kepada panitia MOS
2 Hasil Temuan Penelitian
a Persepsi MOS
1 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Panitia MOS )
Pada penelitian ini peneliti mengambil tiga informan panitia MOS
Informan pertama adalah MG (17 th) ia merupakan siswi kelas XI MG
merupakan anggota OSIS yang menjadi panitia MOS Dalam kegiatan MOS
jabatannya adalah menjadi bagian kerohanian keristen Informan kedua yaitu
JN (17 th) JN siswa kelas XI Jabatannya dalam kegiatan MOS adalah pada
bagian kedisiplinan Dan informan yang ketiga adalah LS (16 th) siswi kelas
XI ini merupakan anggota OSIS yang menjadi panitia MOS pada bagian
demokrasi Ketiga informan tersebut juga merupakan anggota OSIS SMA
Negeri 8 Surakarta Karena pada dasarnya panitia MOS di SMA Negeri 8
Surakarta merupakan anggota OSIS
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan ditemukan fakta-fakta bahwa
setiap siswa memmiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pelaksanaan
kegiatan MOS meski memiliki kesamaan makna Seperti yang diungkapkan
oleh salah satu informan yang peneliti temui mengenai MOS secara umum
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu
buat mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya
25
gininya itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun
kemandirian sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kata ldquomandiriinrdquo berasal dari kata mandiri Dalam kamus Bahasa
Indonesia kata mandiri memiliki arti ldquodalam keadaan berdiri sendirirdquo Mandiri
berarti keadaan dimana seseorang dapat mengurus atau mengatasi
kepentingannya sendiri tanpa tergantung kepada orang lain Kegiatan MOS
dilaksanakan untuk melatih peserta MOS agar dapat mengatasi kepentingan
tanpa harus tergantung kepada orang lain
Kata ldquobriefingrdquo berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti
ldquopenerangan yang ringkas uraianrdquo Penerangan ringkas berupa penjelasan
materi berdasarkan pokok-pokok bahasan yang disampaikan secara ringkas
Dalam hal ini pihak sekolah memberikan penjelasan dari pokok-pokok bahasan
secara ringkas sebelum kegiatan MOS dimulai
Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh MG pernyataan yang
serupa juga disampaikan oleh JN yang sama-sama merupakan anggota OSIS
panitia kegiatan MOS
ldquoMOS itu menurut saya tahapan pada awal sekolah untuk mengenal
lingkungan sekolah yang barurdquo(W JN 06 06 2015)
Sebelum dimulainya kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
untuk para panitia MOS Di dalam briefing dijelaskan mengenai peraturan-
peraturan dalam kegiatan MOS oleh Kepala Sekolah
ldquosebelum kegiatan MOS kita ada briefing jadi dikasihtahu bagaimana
pelaksanaannya peraturan-peraturannya gitu mbakrdquo (W LS 10 06
2015)
Sedangkan informan MG mengatakan
ldquoJadi kita kan sebelum pra MOS itu kan kita ada itu mba ada kaya
briefing kita nerapin itu di briefingrdquo (W MG 03 06 2015)
Salah satu informan menjelaskan rangkaian kegiatan MOS yang
dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
26
ldquoDari hari pertama sampai hari ketiga kalo hari pertama itu paling kita
dikasih yang kaya materi materi itu tiga kali tiga tahap jadi ada tiga kali
tahap gurunya beda-beda Trus nanti jam terakhir itu paling ibadah sama
osis Osis itu acaranya yang kaya tadi itu ngumpul-ngumpulin barang-
barang yang kemaren udah disyaratin dikumpulin trus besok kalo gak
bawa besok dihukum didepan teman-temannya mungkin kaya gitu
Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06 2015)
Sama seperti kegiatan MOS pada umumnya kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini juga memberikan instruksi kepada peserta MOS untuk
membawa atribut-atribut serta perlengkapan MOS lainnya yang akan
digunakan oleh peserta MOS
ldquoPaling cuma co-card yang isine foto terus nanti kita biasanya ngasih clue
bawa barang yang hargane misal ada angka delapannya gitu lho mbak
karena kan sekolah kita SMA 8 jadi misal harganya Rp 8800- sekianlah
gitu Sama paling yang cewe dikuncir dikasih pita trus yang cowo
dipotong bros rambutnya yang 121 itu mbak Sama nanti disuruh bawa
sembako untuk baksosrdquo(W LS 10 06 2015)
Atribut seperti co-card yang diperintahkan oleh panitia tujuannya sebagai
tanda pengenal peserta MOS Co-card berbentuk lambang sekolah berukuran
besar sekitar plusmn15 cm kemudian diberikan tali rafia pada sisi kanan dan kiri
untuk digantungkan pada leher Bentuk co-card dengan lambang sekolah
fungsinya adalah untuk memahami arti filosofi lambang tersebut Tugas untuk
membawa atribut lain dengan menggunakan clue maknanya adalah agar
peserta lebih mandiri memiliki inisiatif serta usaha untuk mengumpulkan
atribut-atribut tersebut Sedangkan intruksi menguncir rambut serta
menggunakan pita berwarna pada peserta MOS putri dan potong rambut bros
pada peserta MOS putra adalah untuk mengajarkan kedisiplinan kerapihan
yang harus diterapkan siswa disekolah
Apabila peserta MOS tidak membawa ataupun tidak melengkapi barang-
barang yang telah diinstruksikan oleh panitia MOS maka peserta akan
dikenakan hukuman Hukuman tersebut biasanya berupa nyanyi atau menari
Peserta MOS yang terkena hukuman harus menyanyi atau menari didepan
kelas Berikut pernyataan informan JN
27
ldquoHukumane paling ya maju kedepan disuruh nyanyi apa joget gitu lho
mbak nggak yang berat-berat sih mbakrdquo(W JN 06 06 2015)
Serupa dengan JN informan MG juga mengatakan
ldquoterus besok kalo gak bawa besok dihukum didepan teman-temannya
mungkin kaya gitu Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06
2015)
2 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Peserta MOS )
Peneliti memilih tiga informan peserta MOS Informan yang pertama
adalah KN (15 th) ia merupakan siswa kelas X Alasannya memilih SMA
Negeri 8 Surakarta karena ia memiliki kakak yang sekolah di SMA yang sama
Setiap hari KN berangkat kesekolah bersama kakaknya dengan menggunakan
sepedah motor KN mengikuti kegiatan MOS secara penuh dari hari pertama
hingga hari terakhir kegiatan Informan kedua yaitu KT (16 th) ia merupakan
siswi kelas X Alasannya memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena lokasi
rumah yang tidak terlalu jauh dari sekolah disamping itu karena nilainya yang
tidak terlalu tinggi sehingga pilihan SMA jatuh pada pilihan kedua yaitu SMA
Negeri 8 Surakarta Hampir setiap hari KT mengendarai sepedah motor ke
sekolah namun tidak jarang juga KT diantar oleh ayahnya KT mengikuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan Kemudian
informan ketiga yaitu AP (15 th) ia merupakan siswi kelas X Alasannya
memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena nilainya yang memang tidak terlalu
tinggi sehingga pilihannya jatuh pada SMA Negeri 8 Surakarta AP mengikkuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan MOS Ia
mengaku senang mengikuti kegiatan MOS meskipun terkadang bosan karena
penjelasan materi yang terlalu banyak Ketiga informan merupakan siswa kelas
X yang pernah mengikuti kegiatan MOS Hasil wawancara yang peneliti
dapatkan dari informan menunjukkan jawaban yang beragam dari setiap
informan meski memiliki kesamaan makna Informan menjelaskan bagaimana
kegiatan MOS secara umum
ldquoMasa orientasi jadi kaya mendidik karakter siswa baru untuk menjadi
siswa yang berdisiplin berbudi pekerti dan mengikuti tata tertib di
sekolah yang baru iturdquo (W AP 23 06 2015)
28
Kata ldquoberbudi pekertirdquo terdiri dari 2 kata yaitu ldquoberbudirdquo dan ldquopekertirdquo
Dalam kamus Bahasa Indonesia ldquoberbudirdquo memiliki arti ldquomempunyai akhlak
baikrdquo sedangkan ldquopekertirdquo memiliki arti ldquowatak perbuatanrdquo Berbudi pekerti
berarti dimana seseorang memiliki prilaku akhlak yang baik Kegiatan MOS
mengajarkan kepada peserta MOS untuk menjadi siswa yang memiliki budi
pekerti yaitu penanaman nilai-nilai akhlak yang baik kedalam diri siswa
Sedangkan informan KN mengatakan bahwa
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh kedua informan yaitu AP dan
KN menunjukkan kesamaan makna mengenai kegiatan MOS Banyak
keuntungan yang didapatkan oleh siswa baru dari kegiatan MOS tersebut
Diantaranya siswa baru akan mendapatkan pengetahuan diluar materi pelajaran
seperti materi kenakalan remaja materi kedisiplinan kemudian materi bela
negara dan cinta tanah air Para siswa baru mendapatkan materi tersebut tidak
hanya dari guru-guru melainkan dari pihak luar juga ikut terlibat Pada MOS
yang baru dilaksanakan ini SMA Negeri 8 Surakarta bekerjasama dengan
pihak AURI Jadi pada kegiatan MOS pihak AURI mengisi acara dengan
memberikan materi kepada siswa baru peserta MOS Kegiatan MOS yang
demikian terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan MOS pada tahun-tahun
sebelumnya Hal demikian disampaikan oleh salah satu informan
ldquoMemperkenalkan yang pertama kita baru masuk awal memperkenalkan
sesama teman dulu lingkungan sekitar tentang sekolah itu Terus yang
kedua untuk salah satu pendidikan melatih mental juga untuk lebih disiplin
lagi Untuk tahun dulu-dulu kan MOS masih ada gojlok-gojlokan mungkin
dari tahunnya mbak kan masih ada kan perkembangan jaman kan semakin
beda jadi semakin kita itu anak-anak sekarang kan beda pikiran dengan
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi ajardquo (W KN 13 06 2015)
Kata ldquogojlok-gojlokanrdquo berasal dari kata ldquogojlokrdquo Dalam kamus Bahasa
Indonesia gojlok memiliki arti ldquomengguncang-guncangkan mengacaukan
perasaan mengolok-olokrdquo Informan mengatakan pada kegiatan MOS tahun
sebelumnya berbeda dengan kegiatan MOS yang dilaksanakannya Pada
kegiatan MOS tahun sebelumnya dijumpai aksi gojlok-gojlokan berupa
bentakan dengan nada suara tinggi Sedangkan pada kegiatan MOS yang
dilaksanakannya lebih cenderung pada kegiatan pemberian materi
Para informan mengaku pentingnya pelaksanaan kegiatan MOS disekolah
pada awal tahun ajaran bagi siswa baru Jawaban dari alasan untuk pengenalan
lingkungan sekolah yang akan digunakan kegiatan belajar mengajar kepada
siswa baru menjadi alasan yang dominan yang diberikan oleh informan kepada
peneliti Selain itu pentingnya kegiatan MOS ini adalah sebagai sarana
pembelajaran untuk dapat berbicara didepan umum bagi para panitia OSIS
khususnya Kemudian sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan umum serta soft skill bagi para siswa baru seperti pernyataan
informan KN
ldquoKalau saya sih penting karena kan mereka juga dapat ilmu terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang seniorrdquo (W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoPenting sih untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbakrdquo (W KT 17 06 2015)
Hal serupa diungkapkan juga oleh AP
ldquoPenting juga sih kan buat pelajaran buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah terus ngenalin lingkungan itu terus didik karakter
siswa jugardquo (W AP 23 06 2015)
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
22
tahun ajaran dimulainya kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 8 Surakarta
Pembiayaan ditunjang dengan dana sumbangan dan SPP karena SMA Negeri 8
Surakarta belum mendapatkan alokasi dana DIK dari pemerintah
SMA Negeri 8 Surakarta dengan luas tanah plusmn sekitar 4200 msup2 memiliki
fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya adalah Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru
Ruang TU Ruang BK 30 ruang kelas yang dilengkapi dengan LCD
Laboratorium Fisika Laboratorium Biologi Laboratorium Kimia Laboratorium
IPS Laboratorium Komputer Aula ( ruang serba guna) Mushola Kantin Ruang
OSIS UKS Perpustakaan dan halaman parkir Untuk menuju SMA Negeri 8
Surakarta para siswa dan guru biasanya menggunakan kendaraan pribadi atau
ojeg karena untuk menuju SMA Negeri 8 Surakarta tidak terdapat kendaraan
umum seperti angkutan kota
B Deskripsi Temuan Penelitian
1 Gambaran umum MOS SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta dilaksanakan selama 3 hari
karena pada tahun ini kegiatan MOS bertepatan dengan bulan puasa Berbeda
dengan kegiatan MOS pada tahun-tahun sebelumnya MOS dilaksanakan hingga 6
hari karena tidak bertepatan dengan bulan puasa Kegiatan MOS dimulai pada
pukul 0700 WIB Siswa dikumpulkan di dalam ruang aula dan dikelompokkan
berdasarkan kelas yang telah ditentukan untuk melaksanakan acara upacara
pembukaan kegiatan MOS Siswa baru menggunakan seragam asal sekolah
masing-masing Untuk setiap peserta MOS putri wajib menguncir rambutnya
dengan menggunakan pita berwarna merah putih sedangkan peserta MOS putra
rambut dipotong bros yaitu pada bagian samping kanan dan kiri 1 cm dan bagian
tengah rambut 2 cm
23
Gambar 42 Peserta putri menguncir rambut dengan pita berwarna merah putih
sedangkan peserta putra dengan potongan rambut bros
Hari pertama kegiatan MOS diisi dengan pengenalan siswa baru dengan
bapak-ibu guru panitia MOS yang merupakan anggota OSIS dan semua
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta Dari hari pertama kegiatan
MOS sudah diisi dengan pemberian materi hingga hari ketiga Pemberian materi
tersebut dilakukan oleh bapak-ibu guru pihak kepolisian serta pihak Angkatan
Udara Republlik Indonesia (selanjutnya akan disebut AURI) SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan pihak AURI untuk memberikan materi Bela
Negara Cinta Tanah Air serta pelatihan kedisiplinan dalam kegiatan MOS
Setelah acara pemberian materi kemudian acara dilanjutkan oleh OSIS
Pada hari pertama panitia dari OSIS akan memerintahkan untuk membawa
atribut serta barang-barang yang harus dibawa pada hari selanjutnya Atribut dan
barang-barang tersebut berupa co-card berlogo SMA Negeri 8 Surakarta berwarna
biru yang dibuat dari kardus kemudian diberi tali rafia dengan menyertakan
24
nama serta foto Selanjutnya peserta MOS diperintahkan untuk membawa barang
yang harganya banyak mengandung angka 8 misalnya Rp 8800- berikut dengan
notanya Angka 8 tersebut dipilih sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Apabila peserta MOS tidak membawa atau tidak melengkapi atribut dan
barang-barang yang telah diperintahkan maka peserta MOS akan dikenakan
hukuman Hukumannya dapat berupa menyanyi atau menari di depan kelas
Untuk hari terakhir kegiatan MOS panitia memerintahkan untuk membawa kado
yang telah ditentukan harga maksimalnya yaitu sebesar Rp 5000-orang Serta
membawa sembako untuk keperluan baksos Kado tersebut difungsikan sebagai
kenang-kenangan dari peserta MOS kepada panitia MOS
2 Hasil Temuan Penelitian
a Persepsi MOS
1 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Panitia MOS )
Pada penelitian ini peneliti mengambil tiga informan panitia MOS
Informan pertama adalah MG (17 th) ia merupakan siswi kelas XI MG
merupakan anggota OSIS yang menjadi panitia MOS Dalam kegiatan MOS
jabatannya adalah menjadi bagian kerohanian keristen Informan kedua yaitu
JN (17 th) JN siswa kelas XI Jabatannya dalam kegiatan MOS adalah pada
bagian kedisiplinan Dan informan yang ketiga adalah LS (16 th) siswi kelas
XI ini merupakan anggota OSIS yang menjadi panitia MOS pada bagian
demokrasi Ketiga informan tersebut juga merupakan anggota OSIS SMA
Negeri 8 Surakarta Karena pada dasarnya panitia MOS di SMA Negeri 8
Surakarta merupakan anggota OSIS
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan ditemukan fakta-fakta bahwa
setiap siswa memmiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pelaksanaan
kegiatan MOS meski memiliki kesamaan makna Seperti yang diungkapkan
oleh salah satu informan yang peneliti temui mengenai MOS secara umum
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu
buat mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya
25
gininya itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun
kemandirian sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kata ldquomandiriinrdquo berasal dari kata mandiri Dalam kamus Bahasa
Indonesia kata mandiri memiliki arti ldquodalam keadaan berdiri sendirirdquo Mandiri
berarti keadaan dimana seseorang dapat mengurus atau mengatasi
kepentingannya sendiri tanpa tergantung kepada orang lain Kegiatan MOS
dilaksanakan untuk melatih peserta MOS agar dapat mengatasi kepentingan
tanpa harus tergantung kepada orang lain
Kata ldquobriefingrdquo berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti
ldquopenerangan yang ringkas uraianrdquo Penerangan ringkas berupa penjelasan
materi berdasarkan pokok-pokok bahasan yang disampaikan secara ringkas
Dalam hal ini pihak sekolah memberikan penjelasan dari pokok-pokok bahasan
secara ringkas sebelum kegiatan MOS dimulai
Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh MG pernyataan yang
serupa juga disampaikan oleh JN yang sama-sama merupakan anggota OSIS
panitia kegiatan MOS
ldquoMOS itu menurut saya tahapan pada awal sekolah untuk mengenal
lingkungan sekolah yang barurdquo(W JN 06 06 2015)
Sebelum dimulainya kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
untuk para panitia MOS Di dalam briefing dijelaskan mengenai peraturan-
peraturan dalam kegiatan MOS oleh Kepala Sekolah
ldquosebelum kegiatan MOS kita ada briefing jadi dikasihtahu bagaimana
pelaksanaannya peraturan-peraturannya gitu mbakrdquo (W LS 10 06
2015)
Sedangkan informan MG mengatakan
ldquoJadi kita kan sebelum pra MOS itu kan kita ada itu mba ada kaya
briefing kita nerapin itu di briefingrdquo (W MG 03 06 2015)
Salah satu informan menjelaskan rangkaian kegiatan MOS yang
dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
26
ldquoDari hari pertama sampai hari ketiga kalo hari pertama itu paling kita
dikasih yang kaya materi materi itu tiga kali tiga tahap jadi ada tiga kali
tahap gurunya beda-beda Trus nanti jam terakhir itu paling ibadah sama
osis Osis itu acaranya yang kaya tadi itu ngumpul-ngumpulin barang-
barang yang kemaren udah disyaratin dikumpulin trus besok kalo gak
bawa besok dihukum didepan teman-temannya mungkin kaya gitu
Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06 2015)
Sama seperti kegiatan MOS pada umumnya kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini juga memberikan instruksi kepada peserta MOS untuk
membawa atribut-atribut serta perlengkapan MOS lainnya yang akan
digunakan oleh peserta MOS
ldquoPaling cuma co-card yang isine foto terus nanti kita biasanya ngasih clue
bawa barang yang hargane misal ada angka delapannya gitu lho mbak
karena kan sekolah kita SMA 8 jadi misal harganya Rp 8800- sekianlah
gitu Sama paling yang cewe dikuncir dikasih pita trus yang cowo
dipotong bros rambutnya yang 121 itu mbak Sama nanti disuruh bawa
sembako untuk baksosrdquo(W LS 10 06 2015)
Atribut seperti co-card yang diperintahkan oleh panitia tujuannya sebagai
tanda pengenal peserta MOS Co-card berbentuk lambang sekolah berukuran
besar sekitar plusmn15 cm kemudian diberikan tali rafia pada sisi kanan dan kiri
untuk digantungkan pada leher Bentuk co-card dengan lambang sekolah
fungsinya adalah untuk memahami arti filosofi lambang tersebut Tugas untuk
membawa atribut lain dengan menggunakan clue maknanya adalah agar
peserta lebih mandiri memiliki inisiatif serta usaha untuk mengumpulkan
atribut-atribut tersebut Sedangkan intruksi menguncir rambut serta
menggunakan pita berwarna pada peserta MOS putri dan potong rambut bros
pada peserta MOS putra adalah untuk mengajarkan kedisiplinan kerapihan
yang harus diterapkan siswa disekolah
Apabila peserta MOS tidak membawa ataupun tidak melengkapi barang-
barang yang telah diinstruksikan oleh panitia MOS maka peserta akan
dikenakan hukuman Hukuman tersebut biasanya berupa nyanyi atau menari
Peserta MOS yang terkena hukuman harus menyanyi atau menari didepan
kelas Berikut pernyataan informan JN
27
ldquoHukumane paling ya maju kedepan disuruh nyanyi apa joget gitu lho
mbak nggak yang berat-berat sih mbakrdquo(W JN 06 06 2015)
Serupa dengan JN informan MG juga mengatakan
ldquoterus besok kalo gak bawa besok dihukum didepan teman-temannya
mungkin kaya gitu Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06
2015)
2 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Peserta MOS )
Peneliti memilih tiga informan peserta MOS Informan yang pertama
adalah KN (15 th) ia merupakan siswa kelas X Alasannya memilih SMA
Negeri 8 Surakarta karena ia memiliki kakak yang sekolah di SMA yang sama
Setiap hari KN berangkat kesekolah bersama kakaknya dengan menggunakan
sepedah motor KN mengikuti kegiatan MOS secara penuh dari hari pertama
hingga hari terakhir kegiatan Informan kedua yaitu KT (16 th) ia merupakan
siswi kelas X Alasannya memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena lokasi
rumah yang tidak terlalu jauh dari sekolah disamping itu karena nilainya yang
tidak terlalu tinggi sehingga pilihan SMA jatuh pada pilihan kedua yaitu SMA
Negeri 8 Surakarta Hampir setiap hari KT mengendarai sepedah motor ke
sekolah namun tidak jarang juga KT diantar oleh ayahnya KT mengikuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan Kemudian
informan ketiga yaitu AP (15 th) ia merupakan siswi kelas X Alasannya
memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena nilainya yang memang tidak terlalu
tinggi sehingga pilihannya jatuh pada SMA Negeri 8 Surakarta AP mengikkuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan MOS Ia
mengaku senang mengikuti kegiatan MOS meskipun terkadang bosan karena
penjelasan materi yang terlalu banyak Ketiga informan merupakan siswa kelas
X yang pernah mengikuti kegiatan MOS Hasil wawancara yang peneliti
dapatkan dari informan menunjukkan jawaban yang beragam dari setiap
informan meski memiliki kesamaan makna Informan menjelaskan bagaimana
kegiatan MOS secara umum
ldquoMasa orientasi jadi kaya mendidik karakter siswa baru untuk menjadi
siswa yang berdisiplin berbudi pekerti dan mengikuti tata tertib di
sekolah yang baru iturdquo (W AP 23 06 2015)
28
Kata ldquoberbudi pekertirdquo terdiri dari 2 kata yaitu ldquoberbudirdquo dan ldquopekertirdquo
Dalam kamus Bahasa Indonesia ldquoberbudirdquo memiliki arti ldquomempunyai akhlak
baikrdquo sedangkan ldquopekertirdquo memiliki arti ldquowatak perbuatanrdquo Berbudi pekerti
berarti dimana seseorang memiliki prilaku akhlak yang baik Kegiatan MOS
mengajarkan kepada peserta MOS untuk menjadi siswa yang memiliki budi
pekerti yaitu penanaman nilai-nilai akhlak yang baik kedalam diri siswa
Sedangkan informan KN mengatakan bahwa
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh kedua informan yaitu AP dan
KN menunjukkan kesamaan makna mengenai kegiatan MOS Banyak
keuntungan yang didapatkan oleh siswa baru dari kegiatan MOS tersebut
Diantaranya siswa baru akan mendapatkan pengetahuan diluar materi pelajaran
seperti materi kenakalan remaja materi kedisiplinan kemudian materi bela
negara dan cinta tanah air Para siswa baru mendapatkan materi tersebut tidak
hanya dari guru-guru melainkan dari pihak luar juga ikut terlibat Pada MOS
yang baru dilaksanakan ini SMA Negeri 8 Surakarta bekerjasama dengan
pihak AURI Jadi pada kegiatan MOS pihak AURI mengisi acara dengan
memberikan materi kepada siswa baru peserta MOS Kegiatan MOS yang
demikian terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan MOS pada tahun-tahun
sebelumnya Hal demikian disampaikan oleh salah satu informan
ldquoMemperkenalkan yang pertama kita baru masuk awal memperkenalkan
sesama teman dulu lingkungan sekitar tentang sekolah itu Terus yang
kedua untuk salah satu pendidikan melatih mental juga untuk lebih disiplin
lagi Untuk tahun dulu-dulu kan MOS masih ada gojlok-gojlokan mungkin
dari tahunnya mbak kan masih ada kan perkembangan jaman kan semakin
beda jadi semakin kita itu anak-anak sekarang kan beda pikiran dengan
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi ajardquo (W KN 13 06 2015)
Kata ldquogojlok-gojlokanrdquo berasal dari kata ldquogojlokrdquo Dalam kamus Bahasa
Indonesia gojlok memiliki arti ldquomengguncang-guncangkan mengacaukan
perasaan mengolok-olokrdquo Informan mengatakan pada kegiatan MOS tahun
sebelumnya berbeda dengan kegiatan MOS yang dilaksanakannya Pada
kegiatan MOS tahun sebelumnya dijumpai aksi gojlok-gojlokan berupa
bentakan dengan nada suara tinggi Sedangkan pada kegiatan MOS yang
dilaksanakannya lebih cenderung pada kegiatan pemberian materi
Para informan mengaku pentingnya pelaksanaan kegiatan MOS disekolah
pada awal tahun ajaran bagi siswa baru Jawaban dari alasan untuk pengenalan
lingkungan sekolah yang akan digunakan kegiatan belajar mengajar kepada
siswa baru menjadi alasan yang dominan yang diberikan oleh informan kepada
peneliti Selain itu pentingnya kegiatan MOS ini adalah sebagai sarana
pembelajaran untuk dapat berbicara didepan umum bagi para panitia OSIS
khususnya Kemudian sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan umum serta soft skill bagi para siswa baru seperti pernyataan
informan KN
ldquoKalau saya sih penting karena kan mereka juga dapat ilmu terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang seniorrdquo (W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoPenting sih untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbakrdquo (W KT 17 06 2015)
Hal serupa diungkapkan juga oleh AP
ldquoPenting juga sih kan buat pelajaran buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah terus ngenalin lingkungan itu terus didik karakter
siswa jugardquo (W AP 23 06 2015)
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
23
Gambar 42 Peserta putri menguncir rambut dengan pita berwarna merah putih
sedangkan peserta putra dengan potongan rambut bros
Hari pertama kegiatan MOS diisi dengan pengenalan siswa baru dengan
bapak-ibu guru panitia MOS yang merupakan anggota OSIS dan semua
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta Dari hari pertama kegiatan
MOS sudah diisi dengan pemberian materi hingga hari ketiga Pemberian materi
tersebut dilakukan oleh bapak-ibu guru pihak kepolisian serta pihak Angkatan
Udara Republlik Indonesia (selanjutnya akan disebut AURI) SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan pihak AURI untuk memberikan materi Bela
Negara Cinta Tanah Air serta pelatihan kedisiplinan dalam kegiatan MOS
Setelah acara pemberian materi kemudian acara dilanjutkan oleh OSIS
Pada hari pertama panitia dari OSIS akan memerintahkan untuk membawa
atribut serta barang-barang yang harus dibawa pada hari selanjutnya Atribut dan
barang-barang tersebut berupa co-card berlogo SMA Negeri 8 Surakarta berwarna
biru yang dibuat dari kardus kemudian diberi tali rafia dengan menyertakan
24
nama serta foto Selanjutnya peserta MOS diperintahkan untuk membawa barang
yang harganya banyak mengandung angka 8 misalnya Rp 8800- berikut dengan
notanya Angka 8 tersebut dipilih sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Apabila peserta MOS tidak membawa atau tidak melengkapi atribut dan
barang-barang yang telah diperintahkan maka peserta MOS akan dikenakan
hukuman Hukumannya dapat berupa menyanyi atau menari di depan kelas
Untuk hari terakhir kegiatan MOS panitia memerintahkan untuk membawa kado
yang telah ditentukan harga maksimalnya yaitu sebesar Rp 5000-orang Serta
membawa sembako untuk keperluan baksos Kado tersebut difungsikan sebagai
kenang-kenangan dari peserta MOS kepada panitia MOS
2 Hasil Temuan Penelitian
a Persepsi MOS
1 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Panitia MOS )
Pada penelitian ini peneliti mengambil tiga informan panitia MOS
Informan pertama adalah MG (17 th) ia merupakan siswi kelas XI MG
merupakan anggota OSIS yang menjadi panitia MOS Dalam kegiatan MOS
jabatannya adalah menjadi bagian kerohanian keristen Informan kedua yaitu
JN (17 th) JN siswa kelas XI Jabatannya dalam kegiatan MOS adalah pada
bagian kedisiplinan Dan informan yang ketiga adalah LS (16 th) siswi kelas
XI ini merupakan anggota OSIS yang menjadi panitia MOS pada bagian
demokrasi Ketiga informan tersebut juga merupakan anggota OSIS SMA
Negeri 8 Surakarta Karena pada dasarnya panitia MOS di SMA Negeri 8
Surakarta merupakan anggota OSIS
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan ditemukan fakta-fakta bahwa
setiap siswa memmiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pelaksanaan
kegiatan MOS meski memiliki kesamaan makna Seperti yang diungkapkan
oleh salah satu informan yang peneliti temui mengenai MOS secara umum
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu
buat mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya
25
gininya itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun
kemandirian sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kata ldquomandiriinrdquo berasal dari kata mandiri Dalam kamus Bahasa
Indonesia kata mandiri memiliki arti ldquodalam keadaan berdiri sendirirdquo Mandiri
berarti keadaan dimana seseorang dapat mengurus atau mengatasi
kepentingannya sendiri tanpa tergantung kepada orang lain Kegiatan MOS
dilaksanakan untuk melatih peserta MOS agar dapat mengatasi kepentingan
tanpa harus tergantung kepada orang lain
Kata ldquobriefingrdquo berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti
ldquopenerangan yang ringkas uraianrdquo Penerangan ringkas berupa penjelasan
materi berdasarkan pokok-pokok bahasan yang disampaikan secara ringkas
Dalam hal ini pihak sekolah memberikan penjelasan dari pokok-pokok bahasan
secara ringkas sebelum kegiatan MOS dimulai
Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh MG pernyataan yang
serupa juga disampaikan oleh JN yang sama-sama merupakan anggota OSIS
panitia kegiatan MOS
ldquoMOS itu menurut saya tahapan pada awal sekolah untuk mengenal
lingkungan sekolah yang barurdquo(W JN 06 06 2015)
Sebelum dimulainya kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
untuk para panitia MOS Di dalam briefing dijelaskan mengenai peraturan-
peraturan dalam kegiatan MOS oleh Kepala Sekolah
ldquosebelum kegiatan MOS kita ada briefing jadi dikasihtahu bagaimana
pelaksanaannya peraturan-peraturannya gitu mbakrdquo (W LS 10 06
2015)
Sedangkan informan MG mengatakan
ldquoJadi kita kan sebelum pra MOS itu kan kita ada itu mba ada kaya
briefing kita nerapin itu di briefingrdquo (W MG 03 06 2015)
Salah satu informan menjelaskan rangkaian kegiatan MOS yang
dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
26
ldquoDari hari pertama sampai hari ketiga kalo hari pertama itu paling kita
dikasih yang kaya materi materi itu tiga kali tiga tahap jadi ada tiga kali
tahap gurunya beda-beda Trus nanti jam terakhir itu paling ibadah sama
osis Osis itu acaranya yang kaya tadi itu ngumpul-ngumpulin barang-
barang yang kemaren udah disyaratin dikumpulin trus besok kalo gak
bawa besok dihukum didepan teman-temannya mungkin kaya gitu
Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06 2015)
Sama seperti kegiatan MOS pada umumnya kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini juga memberikan instruksi kepada peserta MOS untuk
membawa atribut-atribut serta perlengkapan MOS lainnya yang akan
digunakan oleh peserta MOS
ldquoPaling cuma co-card yang isine foto terus nanti kita biasanya ngasih clue
bawa barang yang hargane misal ada angka delapannya gitu lho mbak
karena kan sekolah kita SMA 8 jadi misal harganya Rp 8800- sekianlah
gitu Sama paling yang cewe dikuncir dikasih pita trus yang cowo
dipotong bros rambutnya yang 121 itu mbak Sama nanti disuruh bawa
sembako untuk baksosrdquo(W LS 10 06 2015)
Atribut seperti co-card yang diperintahkan oleh panitia tujuannya sebagai
tanda pengenal peserta MOS Co-card berbentuk lambang sekolah berukuran
besar sekitar plusmn15 cm kemudian diberikan tali rafia pada sisi kanan dan kiri
untuk digantungkan pada leher Bentuk co-card dengan lambang sekolah
fungsinya adalah untuk memahami arti filosofi lambang tersebut Tugas untuk
membawa atribut lain dengan menggunakan clue maknanya adalah agar
peserta lebih mandiri memiliki inisiatif serta usaha untuk mengumpulkan
atribut-atribut tersebut Sedangkan intruksi menguncir rambut serta
menggunakan pita berwarna pada peserta MOS putri dan potong rambut bros
pada peserta MOS putra adalah untuk mengajarkan kedisiplinan kerapihan
yang harus diterapkan siswa disekolah
Apabila peserta MOS tidak membawa ataupun tidak melengkapi barang-
barang yang telah diinstruksikan oleh panitia MOS maka peserta akan
dikenakan hukuman Hukuman tersebut biasanya berupa nyanyi atau menari
Peserta MOS yang terkena hukuman harus menyanyi atau menari didepan
kelas Berikut pernyataan informan JN
27
ldquoHukumane paling ya maju kedepan disuruh nyanyi apa joget gitu lho
mbak nggak yang berat-berat sih mbakrdquo(W JN 06 06 2015)
Serupa dengan JN informan MG juga mengatakan
ldquoterus besok kalo gak bawa besok dihukum didepan teman-temannya
mungkin kaya gitu Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06
2015)
2 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Peserta MOS )
Peneliti memilih tiga informan peserta MOS Informan yang pertama
adalah KN (15 th) ia merupakan siswa kelas X Alasannya memilih SMA
Negeri 8 Surakarta karena ia memiliki kakak yang sekolah di SMA yang sama
Setiap hari KN berangkat kesekolah bersama kakaknya dengan menggunakan
sepedah motor KN mengikuti kegiatan MOS secara penuh dari hari pertama
hingga hari terakhir kegiatan Informan kedua yaitu KT (16 th) ia merupakan
siswi kelas X Alasannya memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena lokasi
rumah yang tidak terlalu jauh dari sekolah disamping itu karena nilainya yang
tidak terlalu tinggi sehingga pilihan SMA jatuh pada pilihan kedua yaitu SMA
Negeri 8 Surakarta Hampir setiap hari KT mengendarai sepedah motor ke
sekolah namun tidak jarang juga KT diantar oleh ayahnya KT mengikuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan Kemudian
informan ketiga yaitu AP (15 th) ia merupakan siswi kelas X Alasannya
memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena nilainya yang memang tidak terlalu
tinggi sehingga pilihannya jatuh pada SMA Negeri 8 Surakarta AP mengikkuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan MOS Ia
mengaku senang mengikuti kegiatan MOS meskipun terkadang bosan karena
penjelasan materi yang terlalu banyak Ketiga informan merupakan siswa kelas
X yang pernah mengikuti kegiatan MOS Hasil wawancara yang peneliti
dapatkan dari informan menunjukkan jawaban yang beragam dari setiap
informan meski memiliki kesamaan makna Informan menjelaskan bagaimana
kegiatan MOS secara umum
ldquoMasa orientasi jadi kaya mendidik karakter siswa baru untuk menjadi
siswa yang berdisiplin berbudi pekerti dan mengikuti tata tertib di
sekolah yang baru iturdquo (W AP 23 06 2015)
28
Kata ldquoberbudi pekertirdquo terdiri dari 2 kata yaitu ldquoberbudirdquo dan ldquopekertirdquo
Dalam kamus Bahasa Indonesia ldquoberbudirdquo memiliki arti ldquomempunyai akhlak
baikrdquo sedangkan ldquopekertirdquo memiliki arti ldquowatak perbuatanrdquo Berbudi pekerti
berarti dimana seseorang memiliki prilaku akhlak yang baik Kegiatan MOS
mengajarkan kepada peserta MOS untuk menjadi siswa yang memiliki budi
pekerti yaitu penanaman nilai-nilai akhlak yang baik kedalam diri siswa
Sedangkan informan KN mengatakan bahwa
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh kedua informan yaitu AP dan
KN menunjukkan kesamaan makna mengenai kegiatan MOS Banyak
keuntungan yang didapatkan oleh siswa baru dari kegiatan MOS tersebut
Diantaranya siswa baru akan mendapatkan pengetahuan diluar materi pelajaran
seperti materi kenakalan remaja materi kedisiplinan kemudian materi bela
negara dan cinta tanah air Para siswa baru mendapatkan materi tersebut tidak
hanya dari guru-guru melainkan dari pihak luar juga ikut terlibat Pada MOS
yang baru dilaksanakan ini SMA Negeri 8 Surakarta bekerjasama dengan
pihak AURI Jadi pada kegiatan MOS pihak AURI mengisi acara dengan
memberikan materi kepada siswa baru peserta MOS Kegiatan MOS yang
demikian terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan MOS pada tahun-tahun
sebelumnya Hal demikian disampaikan oleh salah satu informan
ldquoMemperkenalkan yang pertama kita baru masuk awal memperkenalkan
sesama teman dulu lingkungan sekitar tentang sekolah itu Terus yang
kedua untuk salah satu pendidikan melatih mental juga untuk lebih disiplin
lagi Untuk tahun dulu-dulu kan MOS masih ada gojlok-gojlokan mungkin
dari tahunnya mbak kan masih ada kan perkembangan jaman kan semakin
beda jadi semakin kita itu anak-anak sekarang kan beda pikiran dengan
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi ajardquo (W KN 13 06 2015)
Kata ldquogojlok-gojlokanrdquo berasal dari kata ldquogojlokrdquo Dalam kamus Bahasa
Indonesia gojlok memiliki arti ldquomengguncang-guncangkan mengacaukan
perasaan mengolok-olokrdquo Informan mengatakan pada kegiatan MOS tahun
sebelumnya berbeda dengan kegiatan MOS yang dilaksanakannya Pada
kegiatan MOS tahun sebelumnya dijumpai aksi gojlok-gojlokan berupa
bentakan dengan nada suara tinggi Sedangkan pada kegiatan MOS yang
dilaksanakannya lebih cenderung pada kegiatan pemberian materi
Para informan mengaku pentingnya pelaksanaan kegiatan MOS disekolah
pada awal tahun ajaran bagi siswa baru Jawaban dari alasan untuk pengenalan
lingkungan sekolah yang akan digunakan kegiatan belajar mengajar kepada
siswa baru menjadi alasan yang dominan yang diberikan oleh informan kepada
peneliti Selain itu pentingnya kegiatan MOS ini adalah sebagai sarana
pembelajaran untuk dapat berbicara didepan umum bagi para panitia OSIS
khususnya Kemudian sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan umum serta soft skill bagi para siswa baru seperti pernyataan
informan KN
ldquoKalau saya sih penting karena kan mereka juga dapat ilmu terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang seniorrdquo (W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoPenting sih untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbakrdquo (W KT 17 06 2015)
Hal serupa diungkapkan juga oleh AP
ldquoPenting juga sih kan buat pelajaran buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah terus ngenalin lingkungan itu terus didik karakter
siswa jugardquo (W AP 23 06 2015)
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
24
nama serta foto Selanjutnya peserta MOS diperintahkan untuk membawa barang
yang harganya banyak mengandung angka 8 misalnya Rp 8800- berikut dengan
notanya Angka 8 tersebut dipilih sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Apabila peserta MOS tidak membawa atau tidak melengkapi atribut dan
barang-barang yang telah diperintahkan maka peserta MOS akan dikenakan
hukuman Hukumannya dapat berupa menyanyi atau menari di depan kelas
Untuk hari terakhir kegiatan MOS panitia memerintahkan untuk membawa kado
yang telah ditentukan harga maksimalnya yaitu sebesar Rp 5000-orang Serta
membawa sembako untuk keperluan baksos Kado tersebut difungsikan sebagai
kenang-kenangan dari peserta MOS kepada panitia MOS
2 Hasil Temuan Penelitian
a Persepsi MOS
1 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Panitia MOS )
Pada penelitian ini peneliti mengambil tiga informan panitia MOS
Informan pertama adalah MG (17 th) ia merupakan siswi kelas XI MG
merupakan anggota OSIS yang menjadi panitia MOS Dalam kegiatan MOS
jabatannya adalah menjadi bagian kerohanian keristen Informan kedua yaitu
JN (17 th) JN siswa kelas XI Jabatannya dalam kegiatan MOS adalah pada
bagian kedisiplinan Dan informan yang ketiga adalah LS (16 th) siswi kelas
XI ini merupakan anggota OSIS yang menjadi panitia MOS pada bagian
demokrasi Ketiga informan tersebut juga merupakan anggota OSIS SMA
Negeri 8 Surakarta Karena pada dasarnya panitia MOS di SMA Negeri 8
Surakarta merupakan anggota OSIS
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan ditemukan fakta-fakta bahwa
setiap siswa memmiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pelaksanaan
kegiatan MOS meski memiliki kesamaan makna Seperti yang diungkapkan
oleh salah satu informan yang peneliti temui mengenai MOS secara umum
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu
buat mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya
25
gininya itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun
kemandirian sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kata ldquomandiriinrdquo berasal dari kata mandiri Dalam kamus Bahasa
Indonesia kata mandiri memiliki arti ldquodalam keadaan berdiri sendirirdquo Mandiri
berarti keadaan dimana seseorang dapat mengurus atau mengatasi
kepentingannya sendiri tanpa tergantung kepada orang lain Kegiatan MOS
dilaksanakan untuk melatih peserta MOS agar dapat mengatasi kepentingan
tanpa harus tergantung kepada orang lain
Kata ldquobriefingrdquo berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti
ldquopenerangan yang ringkas uraianrdquo Penerangan ringkas berupa penjelasan
materi berdasarkan pokok-pokok bahasan yang disampaikan secara ringkas
Dalam hal ini pihak sekolah memberikan penjelasan dari pokok-pokok bahasan
secara ringkas sebelum kegiatan MOS dimulai
Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh MG pernyataan yang
serupa juga disampaikan oleh JN yang sama-sama merupakan anggota OSIS
panitia kegiatan MOS
ldquoMOS itu menurut saya tahapan pada awal sekolah untuk mengenal
lingkungan sekolah yang barurdquo(W JN 06 06 2015)
Sebelum dimulainya kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
untuk para panitia MOS Di dalam briefing dijelaskan mengenai peraturan-
peraturan dalam kegiatan MOS oleh Kepala Sekolah
ldquosebelum kegiatan MOS kita ada briefing jadi dikasihtahu bagaimana
pelaksanaannya peraturan-peraturannya gitu mbakrdquo (W LS 10 06
2015)
Sedangkan informan MG mengatakan
ldquoJadi kita kan sebelum pra MOS itu kan kita ada itu mba ada kaya
briefing kita nerapin itu di briefingrdquo (W MG 03 06 2015)
Salah satu informan menjelaskan rangkaian kegiatan MOS yang
dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
26
ldquoDari hari pertama sampai hari ketiga kalo hari pertama itu paling kita
dikasih yang kaya materi materi itu tiga kali tiga tahap jadi ada tiga kali
tahap gurunya beda-beda Trus nanti jam terakhir itu paling ibadah sama
osis Osis itu acaranya yang kaya tadi itu ngumpul-ngumpulin barang-
barang yang kemaren udah disyaratin dikumpulin trus besok kalo gak
bawa besok dihukum didepan teman-temannya mungkin kaya gitu
Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06 2015)
Sama seperti kegiatan MOS pada umumnya kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini juga memberikan instruksi kepada peserta MOS untuk
membawa atribut-atribut serta perlengkapan MOS lainnya yang akan
digunakan oleh peserta MOS
ldquoPaling cuma co-card yang isine foto terus nanti kita biasanya ngasih clue
bawa barang yang hargane misal ada angka delapannya gitu lho mbak
karena kan sekolah kita SMA 8 jadi misal harganya Rp 8800- sekianlah
gitu Sama paling yang cewe dikuncir dikasih pita trus yang cowo
dipotong bros rambutnya yang 121 itu mbak Sama nanti disuruh bawa
sembako untuk baksosrdquo(W LS 10 06 2015)
Atribut seperti co-card yang diperintahkan oleh panitia tujuannya sebagai
tanda pengenal peserta MOS Co-card berbentuk lambang sekolah berukuran
besar sekitar plusmn15 cm kemudian diberikan tali rafia pada sisi kanan dan kiri
untuk digantungkan pada leher Bentuk co-card dengan lambang sekolah
fungsinya adalah untuk memahami arti filosofi lambang tersebut Tugas untuk
membawa atribut lain dengan menggunakan clue maknanya adalah agar
peserta lebih mandiri memiliki inisiatif serta usaha untuk mengumpulkan
atribut-atribut tersebut Sedangkan intruksi menguncir rambut serta
menggunakan pita berwarna pada peserta MOS putri dan potong rambut bros
pada peserta MOS putra adalah untuk mengajarkan kedisiplinan kerapihan
yang harus diterapkan siswa disekolah
Apabila peserta MOS tidak membawa ataupun tidak melengkapi barang-
barang yang telah diinstruksikan oleh panitia MOS maka peserta akan
dikenakan hukuman Hukuman tersebut biasanya berupa nyanyi atau menari
Peserta MOS yang terkena hukuman harus menyanyi atau menari didepan
kelas Berikut pernyataan informan JN
27
ldquoHukumane paling ya maju kedepan disuruh nyanyi apa joget gitu lho
mbak nggak yang berat-berat sih mbakrdquo(W JN 06 06 2015)
Serupa dengan JN informan MG juga mengatakan
ldquoterus besok kalo gak bawa besok dihukum didepan teman-temannya
mungkin kaya gitu Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06
2015)
2 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Peserta MOS )
Peneliti memilih tiga informan peserta MOS Informan yang pertama
adalah KN (15 th) ia merupakan siswa kelas X Alasannya memilih SMA
Negeri 8 Surakarta karena ia memiliki kakak yang sekolah di SMA yang sama
Setiap hari KN berangkat kesekolah bersama kakaknya dengan menggunakan
sepedah motor KN mengikuti kegiatan MOS secara penuh dari hari pertama
hingga hari terakhir kegiatan Informan kedua yaitu KT (16 th) ia merupakan
siswi kelas X Alasannya memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena lokasi
rumah yang tidak terlalu jauh dari sekolah disamping itu karena nilainya yang
tidak terlalu tinggi sehingga pilihan SMA jatuh pada pilihan kedua yaitu SMA
Negeri 8 Surakarta Hampir setiap hari KT mengendarai sepedah motor ke
sekolah namun tidak jarang juga KT diantar oleh ayahnya KT mengikuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan Kemudian
informan ketiga yaitu AP (15 th) ia merupakan siswi kelas X Alasannya
memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena nilainya yang memang tidak terlalu
tinggi sehingga pilihannya jatuh pada SMA Negeri 8 Surakarta AP mengikkuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan MOS Ia
mengaku senang mengikuti kegiatan MOS meskipun terkadang bosan karena
penjelasan materi yang terlalu banyak Ketiga informan merupakan siswa kelas
X yang pernah mengikuti kegiatan MOS Hasil wawancara yang peneliti
dapatkan dari informan menunjukkan jawaban yang beragam dari setiap
informan meski memiliki kesamaan makna Informan menjelaskan bagaimana
kegiatan MOS secara umum
ldquoMasa orientasi jadi kaya mendidik karakter siswa baru untuk menjadi
siswa yang berdisiplin berbudi pekerti dan mengikuti tata tertib di
sekolah yang baru iturdquo (W AP 23 06 2015)
28
Kata ldquoberbudi pekertirdquo terdiri dari 2 kata yaitu ldquoberbudirdquo dan ldquopekertirdquo
Dalam kamus Bahasa Indonesia ldquoberbudirdquo memiliki arti ldquomempunyai akhlak
baikrdquo sedangkan ldquopekertirdquo memiliki arti ldquowatak perbuatanrdquo Berbudi pekerti
berarti dimana seseorang memiliki prilaku akhlak yang baik Kegiatan MOS
mengajarkan kepada peserta MOS untuk menjadi siswa yang memiliki budi
pekerti yaitu penanaman nilai-nilai akhlak yang baik kedalam diri siswa
Sedangkan informan KN mengatakan bahwa
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh kedua informan yaitu AP dan
KN menunjukkan kesamaan makna mengenai kegiatan MOS Banyak
keuntungan yang didapatkan oleh siswa baru dari kegiatan MOS tersebut
Diantaranya siswa baru akan mendapatkan pengetahuan diluar materi pelajaran
seperti materi kenakalan remaja materi kedisiplinan kemudian materi bela
negara dan cinta tanah air Para siswa baru mendapatkan materi tersebut tidak
hanya dari guru-guru melainkan dari pihak luar juga ikut terlibat Pada MOS
yang baru dilaksanakan ini SMA Negeri 8 Surakarta bekerjasama dengan
pihak AURI Jadi pada kegiatan MOS pihak AURI mengisi acara dengan
memberikan materi kepada siswa baru peserta MOS Kegiatan MOS yang
demikian terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan MOS pada tahun-tahun
sebelumnya Hal demikian disampaikan oleh salah satu informan
ldquoMemperkenalkan yang pertama kita baru masuk awal memperkenalkan
sesama teman dulu lingkungan sekitar tentang sekolah itu Terus yang
kedua untuk salah satu pendidikan melatih mental juga untuk lebih disiplin
lagi Untuk tahun dulu-dulu kan MOS masih ada gojlok-gojlokan mungkin
dari tahunnya mbak kan masih ada kan perkembangan jaman kan semakin
beda jadi semakin kita itu anak-anak sekarang kan beda pikiran dengan
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi ajardquo (W KN 13 06 2015)
Kata ldquogojlok-gojlokanrdquo berasal dari kata ldquogojlokrdquo Dalam kamus Bahasa
Indonesia gojlok memiliki arti ldquomengguncang-guncangkan mengacaukan
perasaan mengolok-olokrdquo Informan mengatakan pada kegiatan MOS tahun
sebelumnya berbeda dengan kegiatan MOS yang dilaksanakannya Pada
kegiatan MOS tahun sebelumnya dijumpai aksi gojlok-gojlokan berupa
bentakan dengan nada suara tinggi Sedangkan pada kegiatan MOS yang
dilaksanakannya lebih cenderung pada kegiatan pemberian materi
Para informan mengaku pentingnya pelaksanaan kegiatan MOS disekolah
pada awal tahun ajaran bagi siswa baru Jawaban dari alasan untuk pengenalan
lingkungan sekolah yang akan digunakan kegiatan belajar mengajar kepada
siswa baru menjadi alasan yang dominan yang diberikan oleh informan kepada
peneliti Selain itu pentingnya kegiatan MOS ini adalah sebagai sarana
pembelajaran untuk dapat berbicara didepan umum bagi para panitia OSIS
khususnya Kemudian sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan umum serta soft skill bagi para siswa baru seperti pernyataan
informan KN
ldquoKalau saya sih penting karena kan mereka juga dapat ilmu terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang seniorrdquo (W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoPenting sih untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbakrdquo (W KT 17 06 2015)
Hal serupa diungkapkan juga oleh AP
ldquoPenting juga sih kan buat pelajaran buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah terus ngenalin lingkungan itu terus didik karakter
siswa jugardquo (W AP 23 06 2015)
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
25
gininya itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun
kemandirian sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kata ldquomandiriinrdquo berasal dari kata mandiri Dalam kamus Bahasa
Indonesia kata mandiri memiliki arti ldquodalam keadaan berdiri sendirirdquo Mandiri
berarti keadaan dimana seseorang dapat mengurus atau mengatasi
kepentingannya sendiri tanpa tergantung kepada orang lain Kegiatan MOS
dilaksanakan untuk melatih peserta MOS agar dapat mengatasi kepentingan
tanpa harus tergantung kepada orang lain
Kata ldquobriefingrdquo berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti
ldquopenerangan yang ringkas uraianrdquo Penerangan ringkas berupa penjelasan
materi berdasarkan pokok-pokok bahasan yang disampaikan secara ringkas
Dalam hal ini pihak sekolah memberikan penjelasan dari pokok-pokok bahasan
secara ringkas sebelum kegiatan MOS dimulai
Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh MG pernyataan yang
serupa juga disampaikan oleh JN yang sama-sama merupakan anggota OSIS
panitia kegiatan MOS
ldquoMOS itu menurut saya tahapan pada awal sekolah untuk mengenal
lingkungan sekolah yang barurdquo(W JN 06 06 2015)
Sebelum dimulainya kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
untuk para panitia MOS Di dalam briefing dijelaskan mengenai peraturan-
peraturan dalam kegiatan MOS oleh Kepala Sekolah
ldquosebelum kegiatan MOS kita ada briefing jadi dikasihtahu bagaimana
pelaksanaannya peraturan-peraturannya gitu mbakrdquo (W LS 10 06
2015)
Sedangkan informan MG mengatakan
ldquoJadi kita kan sebelum pra MOS itu kan kita ada itu mba ada kaya
briefing kita nerapin itu di briefingrdquo (W MG 03 06 2015)
Salah satu informan menjelaskan rangkaian kegiatan MOS yang
dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
26
ldquoDari hari pertama sampai hari ketiga kalo hari pertama itu paling kita
dikasih yang kaya materi materi itu tiga kali tiga tahap jadi ada tiga kali
tahap gurunya beda-beda Trus nanti jam terakhir itu paling ibadah sama
osis Osis itu acaranya yang kaya tadi itu ngumpul-ngumpulin barang-
barang yang kemaren udah disyaratin dikumpulin trus besok kalo gak
bawa besok dihukum didepan teman-temannya mungkin kaya gitu
Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06 2015)
Sama seperti kegiatan MOS pada umumnya kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini juga memberikan instruksi kepada peserta MOS untuk
membawa atribut-atribut serta perlengkapan MOS lainnya yang akan
digunakan oleh peserta MOS
ldquoPaling cuma co-card yang isine foto terus nanti kita biasanya ngasih clue
bawa barang yang hargane misal ada angka delapannya gitu lho mbak
karena kan sekolah kita SMA 8 jadi misal harganya Rp 8800- sekianlah
gitu Sama paling yang cewe dikuncir dikasih pita trus yang cowo
dipotong bros rambutnya yang 121 itu mbak Sama nanti disuruh bawa
sembako untuk baksosrdquo(W LS 10 06 2015)
Atribut seperti co-card yang diperintahkan oleh panitia tujuannya sebagai
tanda pengenal peserta MOS Co-card berbentuk lambang sekolah berukuran
besar sekitar plusmn15 cm kemudian diberikan tali rafia pada sisi kanan dan kiri
untuk digantungkan pada leher Bentuk co-card dengan lambang sekolah
fungsinya adalah untuk memahami arti filosofi lambang tersebut Tugas untuk
membawa atribut lain dengan menggunakan clue maknanya adalah agar
peserta lebih mandiri memiliki inisiatif serta usaha untuk mengumpulkan
atribut-atribut tersebut Sedangkan intruksi menguncir rambut serta
menggunakan pita berwarna pada peserta MOS putri dan potong rambut bros
pada peserta MOS putra adalah untuk mengajarkan kedisiplinan kerapihan
yang harus diterapkan siswa disekolah
Apabila peserta MOS tidak membawa ataupun tidak melengkapi barang-
barang yang telah diinstruksikan oleh panitia MOS maka peserta akan
dikenakan hukuman Hukuman tersebut biasanya berupa nyanyi atau menari
Peserta MOS yang terkena hukuman harus menyanyi atau menari didepan
kelas Berikut pernyataan informan JN
27
ldquoHukumane paling ya maju kedepan disuruh nyanyi apa joget gitu lho
mbak nggak yang berat-berat sih mbakrdquo(W JN 06 06 2015)
Serupa dengan JN informan MG juga mengatakan
ldquoterus besok kalo gak bawa besok dihukum didepan teman-temannya
mungkin kaya gitu Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06
2015)
2 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Peserta MOS )
Peneliti memilih tiga informan peserta MOS Informan yang pertama
adalah KN (15 th) ia merupakan siswa kelas X Alasannya memilih SMA
Negeri 8 Surakarta karena ia memiliki kakak yang sekolah di SMA yang sama
Setiap hari KN berangkat kesekolah bersama kakaknya dengan menggunakan
sepedah motor KN mengikuti kegiatan MOS secara penuh dari hari pertama
hingga hari terakhir kegiatan Informan kedua yaitu KT (16 th) ia merupakan
siswi kelas X Alasannya memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena lokasi
rumah yang tidak terlalu jauh dari sekolah disamping itu karena nilainya yang
tidak terlalu tinggi sehingga pilihan SMA jatuh pada pilihan kedua yaitu SMA
Negeri 8 Surakarta Hampir setiap hari KT mengendarai sepedah motor ke
sekolah namun tidak jarang juga KT diantar oleh ayahnya KT mengikuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan Kemudian
informan ketiga yaitu AP (15 th) ia merupakan siswi kelas X Alasannya
memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena nilainya yang memang tidak terlalu
tinggi sehingga pilihannya jatuh pada SMA Negeri 8 Surakarta AP mengikkuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan MOS Ia
mengaku senang mengikuti kegiatan MOS meskipun terkadang bosan karena
penjelasan materi yang terlalu banyak Ketiga informan merupakan siswa kelas
X yang pernah mengikuti kegiatan MOS Hasil wawancara yang peneliti
dapatkan dari informan menunjukkan jawaban yang beragam dari setiap
informan meski memiliki kesamaan makna Informan menjelaskan bagaimana
kegiatan MOS secara umum
ldquoMasa orientasi jadi kaya mendidik karakter siswa baru untuk menjadi
siswa yang berdisiplin berbudi pekerti dan mengikuti tata tertib di
sekolah yang baru iturdquo (W AP 23 06 2015)
28
Kata ldquoberbudi pekertirdquo terdiri dari 2 kata yaitu ldquoberbudirdquo dan ldquopekertirdquo
Dalam kamus Bahasa Indonesia ldquoberbudirdquo memiliki arti ldquomempunyai akhlak
baikrdquo sedangkan ldquopekertirdquo memiliki arti ldquowatak perbuatanrdquo Berbudi pekerti
berarti dimana seseorang memiliki prilaku akhlak yang baik Kegiatan MOS
mengajarkan kepada peserta MOS untuk menjadi siswa yang memiliki budi
pekerti yaitu penanaman nilai-nilai akhlak yang baik kedalam diri siswa
Sedangkan informan KN mengatakan bahwa
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh kedua informan yaitu AP dan
KN menunjukkan kesamaan makna mengenai kegiatan MOS Banyak
keuntungan yang didapatkan oleh siswa baru dari kegiatan MOS tersebut
Diantaranya siswa baru akan mendapatkan pengetahuan diluar materi pelajaran
seperti materi kenakalan remaja materi kedisiplinan kemudian materi bela
negara dan cinta tanah air Para siswa baru mendapatkan materi tersebut tidak
hanya dari guru-guru melainkan dari pihak luar juga ikut terlibat Pada MOS
yang baru dilaksanakan ini SMA Negeri 8 Surakarta bekerjasama dengan
pihak AURI Jadi pada kegiatan MOS pihak AURI mengisi acara dengan
memberikan materi kepada siswa baru peserta MOS Kegiatan MOS yang
demikian terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan MOS pada tahun-tahun
sebelumnya Hal demikian disampaikan oleh salah satu informan
ldquoMemperkenalkan yang pertama kita baru masuk awal memperkenalkan
sesama teman dulu lingkungan sekitar tentang sekolah itu Terus yang
kedua untuk salah satu pendidikan melatih mental juga untuk lebih disiplin
lagi Untuk tahun dulu-dulu kan MOS masih ada gojlok-gojlokan mungkin
dari tahunnya mbak kan masih ada kan perkembangan jaman kan semakin
beda jadi semakin kita itu anak-anak sekarang kan beda pikiran dengan
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi ajardquo (W KN 13 06 2015)
Kata ldquogojlok-gojlokanrdquo berasal dari kata ldquogojlokrdquo Dalam kamus Bahasa
Indonesia gojlok memiliki arti ldquomengguncang-guncangkan mengacaukan
perasaan mengolok-olokrdquo Informan mengatakan pada kegiatan MOS tahun
sebelumnya berbeda dengan kegiatan MOS yang dilaksanakannya Pada
kegiatan MOS tahun sebelumnya dijumpai aksi gojlok-gojlokan berupa
bentakan dengan nada suara tinggi Sedangkan pada kegiatan MOS yang
dilaksanakannya lebih cenderung pada kegiatan pemberian materi
Para informan mengaku pentingnya pelaksanaan kegiatan MOS disekolah
pada awal tahun ajaran bagi siswa baru Jawaban dari alasan untuk pengenalan
lingkungan sekolah yang akan digunakan kegiatan belajar mengajar kepada
siswa baru menjadi alasan yang dominan yang diberikan oleh informan kepada
peneliti Selain itu pentingnya kegiatan MOS ini adalah sebagai sarana
pembelajaran untuk dapat berbicara didepan umum bagi para panitia OSIS
khususnya Kemudian sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan umum serta soft skill bagi para siswa baru seperti pernyataan
informan KN
ldquoKalau saya sih penting karena kan mereka juga dapat ilmu terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang seniorrdquo (W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoPenting sih untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbakrdquo (W KT 17 06 2015)
Hal serupa diungkapkan juga oleh AP
ldquoPenting juga sih kan buat pelajaran buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah terus ngenalin lingkungan itu terus didik karakter
siswa jugardquo (W AP 23 06 2015)
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
26
ldquoDari hari pertama sampai hari ketiga kalo hari pertama itu paling kita
dikasih yang kaya materi materi itu tiga kali tiga tahap jadi ada tiga kali
tahap gurunya beda-beda Trus nanti jam terakhir itu paling ibadah sama
osis Osis itu acaranya yang kaya tadi itu ngumpul-ngumpulin barang-
barang yang kemaren udah disyaratin dikumpulin trus besok kalo gak
bawa besok dihukum didepan teman-temannya mungkin kaya gitu
Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06 2015)
Sama seperti kegiatan MOS pada umumnya kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini juga memberikan instruksi kepada peserta MOS untuk
membawa atribut-atribut serta perlengkapan MOS lainnya yang akan
digunakan oleh peserta MOS
ldquoPaling cuma co-card yang isine foto terus nanti kita biasanya ngasih clue
bawa barang yang hargane misal ada angka delapannya gitu lho mbak
karena kan sekolah kita SMA 8 jadi misal harganya Rp 8800- sekianlah
gitu Sama paling yang cewe dikuncir dikasih pita trus yang cowo
dipotong bros rambutnya yang 121 itu mbak Sama nanti disuruh bawa
sembako untuk baksosrdquo(W LS 10 06 2015)
Atribut seperti co-card yang diperintahkan oleh panitia tujuannya sebagai
tanda pengenal peserta MOS Co-card berbentuk lambang sekolah berukuran
besar sekitar plusmn15 cm kemudian diberikan tali rafia pada sisi kanan dan kiri
untuk digantungkan pada leher Bentuk co-card dengan lambang sekolah
fungsinya adalah untuk memahami arti filosofi lambang tersebut Tugas untuk
membawa atribut lain dengan menggunakan clue maknanya adalah agar
peserta lebih mandiri memiliki inisiatif serta usaha untuk mengumpulkan
atribut-atribut tersebut Sedangkan intruksi menguncir rambut serta
menggunakan pita berwarna pada peserta MOS putri dan potong rambut bros
pada peserta MOS putra adalah untuk mengajarkan kedisiplinan kerapihan
yang harus diterapkan siswa disekolah
Apabila peserta MOS tidak membawa ataupun tidak melengkapi barang-
barang yang telah diinstruksikan oleh panitia MOS maka peserta akan
dikenakan hukuman Hukuman tersebut biasanya berupa nyanyi atau menari
Peserta MOS yang terkena hukuman harus menyanyi atau menari didepan
kelas Berikut pernyataan informan JN
27
ldquoHukumane paling ya maju kedepan disuruh nyanyi apa joget gitu lho
mbak nggak yang berat-berat sih mbakrdquo(W JN 06 06 2015)
Serupa dengan JN informan MG juga mengatakan
ldquoterus besok kalo gak bawa besok dihukum didepan teman-temannya
mungkin kaya gitu Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06
2015)
2 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Peserta MOS )
Peneliti memilih tiga informan peserta MOS Informan yang pertama
adalah KN (15 th) ia merupakan siswa kelas X Alasannya memilih SMA
Negeri 8 Surakarta karena ia memiliki kakak yang sekolah di SMA yang sama
Setiap hari KN berangkat kesekolah bersama kakaknya dengan menggunakan
sepedah motor KN mengikuti kegiatan MOS secara penuh dari hari pertama
hingga hari terakhir kegiatan Informan kedua yaitu KT (16 th) ia merupakan
siswi kelas X Alasannya memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena lokasi
rumah yang tidak terlalu jauh dari sekolah disamping itu karena nilainya yang
tidak terlalu tinggi sehingga pilihan SMA jatuh pada pilihan kedua yaitu SMA
Negeri 8 Surakarta Hampir setiap hari KT mengendarai sepedah motor ke
sekolah namun tidak jarang juga KT diantar oleh ayahnya KT mengikuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan Kemudian
informan ketiga yaitu AP (15 th) ia merupakan siswi kelas X Alasannya
memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena nilainya yang memang tidak terlalu
tinggi sehingga pilihannya jatuh pada SMA Negeri 8 Surakarta AP mengikkuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan MOS Ia
mengaku senang mengikuti kegiatan MOS meskipun terkadang bosan karena
penjelasan materi yang terlalu banyak Ketiga informan merupakan siswa kelas
X yang pernah mengikuti kegiatan MOS Hasil wawancara yang peneliti
dapatkan dari informan menunjukkan jawaban yang beragam dari setiap
informan meski memiliki kesamaan makna Informan menjelaskan bagaimana
kegiatan MOS secara umum
ldquoMasa orientasi jadi kaya mendidik karakter siswa baru untuk menjadi
siswa yang berdisiplin berbudi pekerti dan mengikuti tata tertib di
sekolah yang baru iturdquo (W AP 23 06 2015)
28
Kata ldquoberbudi pekertirdquo terdiri dari 2 kata yaitu ldquoberbudirdquo dan ldquopekertirdquo
Dalam kamus Bahasa Indonesia ldquoberbudirdquo memiliki arti ldquomempunyai akhlak
baikrdquo sedangkan ldquopekertirdquo memiliki arti ldquowatak perbuatanrdquo Berbudi pekerti
berarti dimana seseorang memiliki prilaku akhlak yang baik Kegiatan MOS
mengajarkan kepada peserta MOS untuk menjadi siswa yang memiliki budi
pekerti yaitu penanaman nilai-nilai akhlak yang baik kedalam diri siswa
Sedangkan informan KN mengatakan bahwa
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh kedua informan yaitu AP dan
KN menunjukkan kesamaan makna mengenai kegiatan MOS Banyak
keuntungan yang didapatkan oleh siswa baru dari kegiatan MOS tersebut
Diantaranya siswa baru akan mendapatkan pengetahuan diluar materi pelajaran
seperti materi kenakalan remaja materi kedisiplinan kemudian materi bela
negara dan cinta tanah air Para siswa baru mendapatkan materi tersebut tidak
hanya dari guru-guru melainkan dari pihak luar juga ikut terlibat Pada MOS
yang baru dilaksanakan ini SMA Negeri 8 Surakarta bekerjasama dengan
pihak AURI Jadi pada kegiatan MOS pihak AURI mengisi acara dengan
memberikan materi kepada siswa baru peserta MOS Kegiatan MOS yang
demikian terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan MOS pada tahun-tahun
sebelumnya Hal demikian disampaikan oleh salah satu informan
ldquoMemperkenalkan yang pertama kita baru masuk awal memperkenalkan
sesama teman dulu lingkungan sekitar tentang sekolah itu Terus yang
kedua untuk salah satu pendidikan melatih mental juga untuk lebih disiplin
lagi Untuk tahun dulu-dulu kan MOS masih ada gojlok-gojlokan mungkin
dari tahunnya mbak kan masih ada kan perkembangan jaman kan semakin
beda jadi semakin kita itu anak-anak sekarang kan beda pikiran dengan
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi ajardquo (W KN 13 06 2015)
Kata ldquogojlok-gojlokanrdquo berasal dari kata ldquogojlokrdquo Dalam kamus Bahasa
Indonesia gojlok memiliki arti ldquomengguncang-guncangkan mengacaukan
perasaan mengolok-olokrdquo Informan mengatakan pada kegiatan MOS tahun
sebelumnya berbeda dengan kegiatan MOS yang dilaksanakannya Pada
kegiatan MOS tahun sebelumnya dijumpai aksi gojlok-gojlokan berupa
bentakan dengan nada suara tinggi Sedangkan pada kegiatan MOS yang
dilaksanakannya lebih cenderung pada kegiatan pemberian materi
Para informan mengaku pentingnya pelaksanaan kegiatan MOS disekolah
pada awal tahun ajaran bagi siswa baru Jawaban dari alasan untuk pengenalan
lingkungan sekolah yang akan digunakan kegiatan belajar mengajar kepada
siswa baru menjadi alasan yang dominan yang diberikan oleh informan kepada
peneliti Selain itu pentingnya kegiatan MOS ini adalah sebagai sarana
pembelajaran untuk dapat berbicara didepan umum bagi para panitia OSIS
khususnya Kemudian sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan umum serta soft skill bagi para siswa baru seperti pernyataan
informan KN
ldquoKalau saya sih penting karena kan mereka juga dapat ilmu terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang seniorrdquo (W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoPenting sih untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbakrdquo (W KT 17 06 2015)
Hal serupa diungkapkan juga oleh AP
ldquoPenting juga sih kan buat pelajaran buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah terus ngenalin lingkungan itu terus didik karakter
siswa jugardquo (W AP 23 06 2015)
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
27
ldquoHukumane paling ya maju kedepan disuruh nyanyi apa joget gitu lho
mbak nggak yang berat-berat sih mbakrdquo(W JN 06 06 2015)
Serupa dengan JN informan MG juga mengatakan
ldquoterus besok kalo gak bawa besok dihukum didepan teman-temannya
mungkin kaya gitu Hukumannya biasanya nyanyi narirdquo(W MG 03 06
2015)
2 Persepsi MOS Bagi Siswa ( Peserta MOS )
Peneliti memilih tiga informan peserta MOS Informan yang pertama
adalah KN (15 th) ia merupakan siswa kelas X Alasannya memilih SMA
Negeri 8 Surakarta karena ia memiliki kakak yang sekolah di SMA yang sama
Setiap hari KN berangkat kesekolah bersama kakaknya dengan menggunakan
sepedah motor KN mengikuti kegiatan MOS secara penuh dari hari pertama
hingga hari terakhir kegiatan Informan kedua yaitu KT (16 th) ia merupakan
siswi kelas X Alasannya memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena lokasi
rumah yang tidak terlalu jauh dari sekolah disamping itu karena nilainya yang
tidak terlalu tinggi sehingga pilihan SMA jatuh pada pilihan kedua yaitu SMA
Negeri 8 Surakarta Hampir setiap hari KT mengendarai sepedah motor ke
sekolah namun tidak jarang juga KT diantar oleh ayahnya KT mengikuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan Kemudian
informan ketiga yaitu AP (15 th) ia merupakan siswi kelas X Alasannya
memilih SMA Negeri 8 Surakarta karena nilainya yang memang tidak terlalu
tinggi sehingga pilihannya jatuh pada SMA Negeri 8 Surakarta AP mengikkuti
kegiatan MOS dari hari pertama hingga hari terakhir kegiatan MOS Ia
mengaku senang mengikuti kegiatan MOS meskipun terkadang bosan karena
penjelasan materi yang terlalu banyak Ketiga informan merupakan siswa kelas
X yang pernah mengikuti kegiatan MOS Hasil wawancara yang peneliti
dapatkan dari informan menunjukkan jawaban yang beragam dari setiap
informan meski memiliki kesamaan makna Informan menjelaskan bagaimana
kegiatan MOS secara umum
ldquoMasa orientasi jadi kaya mendidik karakter siswa baru untuk menjadi
siswa yang berdisiplin berbudi pekerti dan mengikuti tata tertib di
sekolah yang baru iturdquo (W AP 23 06 2015)
28
Kata ldquoberbudi pekertirdquo terdiri dari 2 kata yaitu ldquoberbudirdquo dan ldquopekertirdquo
Dalam kamus Bahasa Indonesia ldquoberbudirdquo memiliki arti ldquomempunyai akhlak
baikrdquo sedangkan ldquopekertirdquo memiliki arti ldquowatak perbuatanrdquo Berbudi pekerti
berarti dimana seseorang memiliki prilaku akhlak yang baik Kegiatan MOS
mengajarkan kepada peserta MOS untuk menjadi siswa yang memiliki budi
pekerti yaitu penanaman nilai-nilai akhlak yang baik kedalam diri siswa
Sedangkan informan KN mengatakan bahwa
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh kedua informan yaitu AP dan
KN menunjukkan kesamaan makna mengenai kegiatan MOS Banyak
keuntungan yang didapatkan oleh siswa baru dari kegiatan MOS tersebut
Diantaranya siswa baru akan mendapatkan pengetahuan diluar materi pelajaran
seperti materi kenakalan remaja materi kedisiplinan kemudian materi bela
negara dan cinta tanah air Para siswa baru mendapatkan materi tersebut tidak
hanya dari guru-guru melainkan dari pihak luar juga ikut terlibat Pada MOS
yang baru dilaksanakan ini SMA Negeri 8 Surakarta bekerjasama dengan
pihak AURI Jadi pada kegiatan MOS pihak AURI mengisi acara dengan
memberikan materi kepada siswa baru peserta MOS Kegiatan MOS yang
demikian terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan MOS pada tahun-tahun
sebelumnya Hal demikian disampaikan oleh salah satu informan
ldquoMemperkenalkan yang pertama kita baru masuk awal memperkenalkan
sesama teman dulu lingkungan sekitar tentang sekolah itu Terus yang
kedua untuk salah satu pendidikan melatih mental juga untuk lebih disiplin
lagi Untuk tahun dulu-dulu kan MOS masih ada gojlok-gojlokan mungkin
dari tahunnya mbak kan masih ada kan perkembangan jaman kan semakin
beda jadi semakin kita itu anak-anak sekarang kan beda pikiran dengan
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi ajardquo (W KN 13 06 2015)
Kata ldquogojlok-gojlokanrdquo berasal dari kata ldquogojlokrdquo Dalam kamus Bahasa
Indonesia gojlok memiliki arti ldquomengguncang-guncangkan mengacaukan
perasaan mengolok-olokrdquo Informan mengatakan pada kegiatan MOS tahun
sebelumnya berbeda dengan kegiatan MOS yang dilaksanakannya Pada
kegiatan MOS tahun sebelumnya dijumpai aksi gojlok-gojlokan berupa
bentakan dengan nada suara tinggi Sedangkan pada kegiatan MOS yang
dilaksanakannya lebih cenderung pada kegiatan pemberian materi
Para informan mengaku pentingnya pelaksanaan kegiatan MOS disekolah
pada awal tahun ajaran bagi siswa baru Jawaban dari alasan untuk pengenalan
lingkungan sekolah yang akan digunakan kegiatan belajar mengajar kepada
siswa baru menjadi alasan yang dominan yang diberikan oleh informan kepada
peneliti Selain itu pentingnya kegiatan MOS ini adalah sebagai sarana
pembelajaran untuk dapat berbicara didepan umum bagi para panitia OSIS
khususnya Kemudian sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan umum serta soft skill bagi para siswa baru seperti pernyataan
informan KN
ldquoKalau saya sih penting karena kan mereka juga dapat ilmu terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang seniorrdquo (W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoPenting sih untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbakrdquo (W KT 17 06 2015)
Hal serupa diungkapkan juga oleh AP
ldquoPenting juga sih kan buat pelajaran buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah terus ngenalin lingkungan itu terus didik karakter
siswa jugardquo (W AP 23 06 2015)
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
28
Kata ldquoberbudi pekertirdquo terdiri dari 2 kata yaitu ldquoberbudirdquo dan ldquopekertirdquo
Dalam kamus Bahasa Indonesia ldquoberbudirdquo memiliki arti ldquomempunyai akhlak
baikrdquo sedangkan ldquopekertirdquo memiliki arti ldquowatak perbuatanrdquo Berbudi pekerti
berarti dimana seseorang memiliki prilaku akhlak yang baik Kegiatan MOS
mengajarkan kepada peserta MOS untuk menjadi siswa yang memiliki budi
pekerti yaitu penanaman nilai-nilai akhlak yang baik kedalam diri siswa
Sedangkan informan KN mengatakan bahwa
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh kedua informan yaitu AP dan
KN menunjukkan kesamaan makna mengenai kegiatan MOS Banyak
keuntungan yang didapatkan oleh siswa baru dari kegiatan MOS tersebut
Diantaranya siswa baru akan mendapatkan pengetahuan diluar materi pelajaran
seperti materi kenakalan remaja materi kedisiplinan kemudian materi bela
negara dan cinta tanah air Para siswa baru mendapatkan materi tersebut tidak
hanya dari guru-guru melainkan dari pihak luar juga ikut terlibat Pada MOS
yang baru dilaksanakan ini SMA Negeri 8 Surakarta bekerjasama dengan
pihak AURI Jadi pada kegiatan MOS pihak AURI mengisi acara dengan
memberikan materi kepada siswa baru peserta MOS Kegiatan MOS yang
demikian terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan MOS pada tahun-tahun
sebelumnya Hal demikian disampaikan oleh salah satu informan
ldquoMemperkenalkan yang pertama kita baru masuk awal memperkenalkan
sesama teman dulu lingkungan sekitar tentang sekolah itu Terus yang
kedua untuk salah satu pendidikan melatih mental juga untuk lebih disiplin
lagi Untuk tahun dulu-dulu kan MOS masih ada gojlok-gojlokan mungkin
dari tahunnya mbak kan masih ada kan perkembangan jaman kan semakin
beda jadi semakin kita itu anak-anak sekarang kan beda pikiran dengan
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi ajardquo (W KN 13 06 2015)
Kata ldquogojlok-gojlokanrdquo berasal dari kata ldquogojlokrdquo Dalam kamus Bahasa
Indonesia gojlok memiliki arti ldquomengguncang-guncangkan mengacaukan
perasaan mengolok-olokrdquo Informan mengatakan pada kegiatan MOS tahun
sebelumnya berbeda dengan kegiatan MOS yang dilaksanakannya Pada
kegiatan MOS tahun sebelumnya dijumpai aksi gojlok-gojlokan berupa
bentakan dengan nada suara tinggi Sedangkan pada kegiatan MOS yang
dilaksanakannya lebih cenderung pada kegiatan pemberian materi
Para informan mengaku pentingnya pelaksanaan kegiatan MOS disekolah
pada awal tahun ajaran bagi siswa baru Jawaban dari alasan untuk pengenalan
lingkungan sekolah yang akan digunakan kegiatan belajar mengajar kepada
siswa baru menjadi alasan yang dominan yang diberikan oleh informan kepada
peneliti Selain itu pentingnya kegiatan MOS ini adalah sebagai sarana
pembelajaran untuk dapat berbicara didepan umum bagi para panitia OSIS
khususnya Kemudian sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan umum serta soft skill bagi para siswa baru seperti pernyataan
informan KN
ldquoKalau saya sih penting karena kan mereka juga dapat ilmu terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang seniorrdquo (W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoPenting sih untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbakrdquo (W KT 17 06 2015)
Hal serupa diungkapkan juga oleh AP
ldquoPenting juga sih kan buat pelajaran buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah terus ngenalin lingkungan itu terus didik karakter
siswa jugardquo (W AP 23 06 2015)
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
29
tahun-tahun lalu jadi kita lebih tidak memikirkan mental tapi langsung ke
materi ajardquo (W KN 13 06 2015)
Kata ldquogojlok-gojlokanrdquo berasal dari kata ldquogojlokrdquo Dalam kamus Bahasa
Indonesia gojlok memiliki arti ldquomengguncang-guncangkan mengacaukan
perasaan mengolok-olokrdquo Informan mengatakan pada kegiatan MOS tahun
sebelumnya berbeda dengan kegiatan MOS yang dilaksanakannya Pada
kegiatan MOS tahun sebelumnya dijumpai aksi gojlok-gojlokan berupa
bentakan dengan nada suara tinggi Sedangkan pada kegiatan MOS yang
dilaksanakannya lebih cenderung pada kegiatan pemberian materi
Para informan mengaku pentingnya pelaksanaan kegiatan MOS disekolah
pada awal tahun ajaran bagi siswa baru Jawaban dari alasan untuk pengenalan
lingkungan sekolah yang akan digunakan kegiatan belajar mengajar kepada
siswa baru menjadi alasan yang dominan yang diberikan oleh informan kepada
peneliti Selain itu pentingnya kegiatan MOS ini adalah sebagai sarana
pembelajaran untuk dapat berbicara didepan umum bagi para panitia OSIS
khususnya Kemudian sebagai sarana pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan umum serta soft skill bagi para siswa baru seperti pernyataan
informan KN
ldquoKalau saya sih penting karena kan mereka juga dapat ilmu terus bagi
panitia kan juga ada kegiatan Jadi para panitia OSIS juga kan untuk saling
belajar juga untuk bisa berani berbicara kepada adik-adiknya juga mbak
Jadi ada menguntungkannya juga bagi murid-murid yang baru dan juga
yang seniorrdquo (W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoPenting sih untuk pengenalan biar kita tahu disekolah itu ada apa aja gitu
sih mbakrdquo (W KT 17 06 2015)
Hal serupa diungkapkan juga oleh AP
ldquoPenting juga sih kan buat pelajaran buat pengenalan siswa baru terhadap
lingkungan sekolah terus ngenalin lingkungan itu terus didik karakter
siswa jugardquo (W AP 23 06 2015)
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
30
Pentingnya kegiatan MOS membuat kegiatan ini menjadi kegiatan rutin
yang selalu dilakukan pada awal tahun ajaran baru di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS ini memiliki kesan-kesan tersendiri bagi peserta MOS Seperti
yang diungkapkan oleh informan AP
ldquoKesannya seru sih tapi agak bosenin Bosennya Cuma di acara sesi-sesi
seminar gitu kakak-kakak tingkat Cuma sedikit ngisi acaranyardquo (W AP
23 06 2015)
Juga diungkapkan oleh Informan KT
ldquoAda senangnya sih mengenal banyak teman barurdquo (W KT 17 06
2015)
Dalam kegiatan MOS tidak hanya anggota dari OSIS yang terlibat namun
para guru-guru juga turut terlibat dalam kegiatan MOS Selain itu perwakilan
dari anggota ekstrakulikuler juga terlibat untuk memperkenalkan
ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta kepada siswa baru
Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA Negeri 8 Surakarta berlangsung
selama 3 hari mengingat waktu pelaksanaan kegiatan MOS pada saat bulan
puasa Namun pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan MOS dilaksanakan
hingga 6 hari karena waktu pelaksanaannya bukan bertepatan dengan bulan
puasa
Kegiatan MOS yang terdiri dari 3 hari tersebut dimulai dengan pembukaan
apel pagi yang dilakukan di Aula para siswa baru menggunakan seragam
sekolah SMP masing-masing Kemudian acara diisi oleh panitia dari anggota
OSIS yang menjelaskan mengenai tata tertib selama kegiatan MOS
berlangsung Selanjutnya acara diisi dengan pengenalan-pengenalan dari
panitia OSIS guru-guru serta pengenalan ekstrakulikuler kepada siswa baru
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari pihak sekolah yaitu
dari guru-guru dan dari pihak AURI Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
yang diberikan oleh informan KN
ldquo MOS sekarang 3 hari tapi kalau dulu 6 hari 6 hari kan karena bukan
bulan puasa kalau sekarang 3 hari karena MOSnya pas bulan puasa Hari
pertama pengenalan biasa pengenalan ekstra-ekstra dulu ekstra-ekstra itu
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
31
apa aja memperkenalkan panitia-panitia juga terus barang-barang bawaan
untuk hari berikute terus untuk hari kedua itu udah materi Yang pertama
tata tertib sekolah itu gimana terus passing grade-passing grade mengenai
rata-rata sekolah jugardquo(W KN 13 06 2015)
Senada dengan pernyataan KN informan AP juga menyatakan
ldquoCuma kaya dimotivasi trus Cuma dijelas-jelasin gitu Hari pertama
biasanya pembukaan apel di dalam aula dijelasin sama kaka kelas jangan
main HP jangan berisik setelah itu ada yang isi acara trus sampai hari
ketiganya penutupan itu pakai seragam SMPrdquo (W AP 23 06 2015)
Dalam kegiatan MOS ada barang-barang yang harus dibawa dan harus
dipakai oleh siswa peserta MOS Biasanya pada hari pertama kegiatan MOS
panitia dari anggota OSIS akan memberitahu barang-barang yang harus dibawa
dan dikenakan oleh siswa peserta MOS pada hari selanjutnya Barang-barang
tersebut berupa co-card yang berlogo SMA Negeri 8 Surakarta kemmudian
kado untuk diberikan kepada kakak panitia OSIS pada hari terakhir MOS
biasanya panitia OSIS akan memberikan budget maksimal untuk kado tersebut
Selanjutnya peserta MOS disuruh membawa sembako yang akan digunakan
untuk kegiatan bakti sosial dan peserta harus mencari serta membawa barang
yang seharga Rp 8800- berikut dengan nota pembelian barang tersebut Salah
satu informan yang peneliti wawancara mengatakan
ldquoCuma co-card co-cardnya Cuma logo SMA 8 ukuran berapa saya kurang
tahu pokoknya besar warna biru terus bentuknya kardus terus ditali rafia
biru dikasih nama foto asal sekolah Selain co-card disuruh bawa kado
kado buat senior terus sama bawa sembako juga buat baksos Terus harus
nyari barang yang harganya misal yang Rp 8800- harus ada notane
harus ada barange Tapi pas tahun-tahun sebelumnya ada suruh bawa
belut harus lurus panjangnya 30 cm itu harus di goreng itu kan susah
mbak belut kan di goreng kan udah melengkung-melengkung nah ini
harus lurus 30 cm jadi harus masukin kawat rdquo(W AP 23 06 2015)
Apabila peserta MOS tidak membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan oleh panitia OSIS maka peserta MOS akan mendapatkan
hukuman Hukuman yang diberikan oleh panitia OSIS kepada peserta MOS
yang tidak membawa barang-barang ataupun tidak lengkap membawa barang-
barang yang telah diinstruksikan menurut para informan masih dalam batas
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
32
wajar Hukuman tersebut biasanya berupa menyanyikan sebuah lagu menari
selain itu tidak jarang panitia bertanya kepada peserta MOS lain mengenai
hukuman apa yang akan diberikan kepada teman-teman yang tidak membawa
ataupun tidak lengkap dalam membawa barang-barang yang telah
diinstruksikan pada hari sebelumnya Hukuman tersebut diberikan dengan
maksud agar peserta MOS yang merupakan calon peserta didik SMA Negeri 8
Surakarta terlatih untuk memiliki sikap disiplin dan mematuhi segala perintah
yang telah diberikan Seperti penuturan KN berikut
ldquoHukumannya disuruh nyanyi di depan yang jelas ngga dipermainkan kok
mbak Terus suruh minum 1 botol aqua yang besar untuk yang dihukum
tadirdquo(W KN 13 06 2015)
Sedangkan informan KT mengatakan bahwa
ldquoYa Cuma itu tadi mbak Cuma disuruh kedepan nyanyi joget kadang
dari pesertanya mintanya disuruh apa gitu mbakrdquo(W KT 17 06
2015)
Salah satu informan yaitu KT mengatakan bahwa ia merasa tidak senang
pada saat mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada
peserta yang tidak membawa salah satu atribut yang telah di instruksikan
ldquonggak senengnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
Salah satu informan yaitu KN mengaku sempat menemukan tindakan
bullying yang dilakukan teman-temannya terhadap salah satu teman
dikelasnya
ldquoItu paling Cuma sesama teman-teman aja mbak kan kadang kan ada anak
yang pendiam juga kan akhirnya di bully sama teman-teman Paling Cuma
di ledekin aja gitu lho mbak Di ledekin diketawa-ketawain gitu lho
mbakrdquo (W KN 13 06 2015)
3 Persepsi MOS Bagi Pihak Sekolah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan mengenai Persepsi
pihak sekolah terkait kegiatan MOS yang dilakukan untuk menyambut siswa
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
33
baru di SMA Negeri 8 Surakarta peneliti memilih Bapak Katimo SPd selaku
wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo selaku Wakil
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Surakarta mengenai kegiatan MOS ini
menurutnya kegiatan MOS merupakan kegiatan yang sangat penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru rangkaian kegiatan
MOS ini dapat membantu siswa baru dalam pengenalan lingkungan sekolah
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah Pernyataan
tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak Katimo
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Menurut Bapak Katimo kegiatan MOS harus selalu ada disamping untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar kepada siswa baru kegiatan MOS ini juga memiliki tujuan-
tujuan lainnya seperti memperkenalkan tata tertib yang ada di SMA Negeri 8
Surakarta kemudian memperkenalkan siswa baru kepada bapak dan ibu guru
yang nantinya akan mengajar para siswa tersebut selama bersekolah di SMA
Negeri 8 Surakarta serta mengenalkan juga kepada kakak-kakak kelas agar
siswa baru dapat dengan mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru
Bahkan menurut Bapak Katimo apabila kegiatan MOS tidak dilakukan
maka proses belajar mengajar dihari-hari pertama akan banyak mengalami
gangguan karena para siswa belum mengenal satu sama lain belum mengenal
guru yang mengajar dikelas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang
nyaman Maka itu sangat diperlukan kegiatan MOS pada hari-hari pertama
masuk sekolah diawal tahun ajaran bagi peserta didik baru Selain itu Bapak
Katimo juga menjelaskan bagaimana acara dalam kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
34
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
ldquoKalau dipetunjuk teknisnya kan bisa berlangsung antara 3 sampai 1
minggu samapai 6 hari Kemudian ya penyajiannya tentang materi kalau
yang di dalam materi itu yang pertama tentang tata tertib kemudian
tentang kenakalan remaja kemudian apa itu tentang bela negara cinta
tanah air Biasanya kita itu mengundang penyaji dari luar bisa dari
POLRESTA dari KODIM giturdquo(W PK 31 07 2015)
Dalam kegiatan MOS SMA Negeri 8 Surakarta juga masih
memberlakukan adanya atribut-atribut yang harus dikenakan oleh siswa baru
namun menurut Bapak Katimo atribut yang diberlakukan di SMA Negeri 8
Surakarta masih terbilang wajar dan tidak memberatkan
ldquokalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo (W PK 31 07 2015)
Atribut-atribut yang diperintahkan kepada pserta MOS dianggap wajar
oleh informan Hal tersebut dikarenakan menurut pihak sekolah atribut yang
diperintahkan kepada peserta MOS tidak berlebihan serta tidak mengganggu
kegiatan MOS Menurut siswa selaku panitia MOS hal tersebut wajar karena
dengan memerintahkan atribut untuk dibawa pada saat MOS dapat melihat
keseriusan peserta MOS dalam menjalankan kegiatan MOS Sedangkan
menurut siswa peserta MOS atribut yang diperintahkan tidak merepotkan serta
berguna dalam pelaksanaan kegiatan MOS sehingga masih dikatakan wajar
Sebelum dimulai kegiatan MOS pihak sekolah mengadakan briefing
dengan panitia MOS untuk membahas rangkaian kegiatan MOS dalam
penyambutan siswa baru hal ini dilakukan agar kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan dengan petunjuk teknis yang telah ditentukan
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
35
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkanrdquo (W
PK 31 07 2015)
b Alasan MOS Tetap Dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta
Kegiatan MOS yang merupakan kegiatan pengenalan sekolah kepada
siswa baru memang merupakan kegiatan yang harus selalu ada dan tidak dapat
dipisahkan dari agenda rutin sekolah pada penerimaan siswa pada tahun ajaran
baru Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Katimo selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 8 Surakarta
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan
dalam proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa
baru untuk mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk
menuntut ilmu di sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya
kegiatan MOS bagi siswa baru Para siswa baru perlu mengetahui bagaimana
keadaan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar Tidak hanya mengenal lingkungan sekolah namun
siswa baru juga perlu mengetahui tentang bagaimana peraturan-peraturan serta
sanksi-sanksi yang berlaku di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam kegiatan MOS
ini tentu akan dikenalkan juga dengan para guru yang akan mengajar
Tujuannya adalah agar para siswa baru dan guru dapat saling mengenal
karakter masing-masing sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan diri demi
kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar dikelas Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang pertama kalau tujuan MOS itu kan untuk mengetahui lingkungan
yang baru di sekolah yang baru tentang aturan-aturan yang baru tata tertib
yang baru termasuk sanksi-sanksi yang dikenakan bagi siswa yang akan
belajar di sekolah yang baru kemudian juga tentang orientasinya atau
observasi tentang lingkungan yang baru keadaan sekolahnya bagaimana
lingkungannya bagaimana situasi disekolah termasuk kakak-kakak kelas
dan bapak ibu guru kan juga perlu untuk diketahui lebih dini sehingga
peserta didik itu nanti cepat bisa menyesuaikan dirirdquo(W PK 31 07
2015 )
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
36
Selain itu MOS juga memiliki tujuan yang sangat positif bagi siswa baru
Tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah namun rangkaian kegiatan MOS
juga mengenalkan kepada siswa baru mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah Kegiatan-kegiatan sekolah tersebut berupa ekstrakulikuler yang ada di
SMA Negeri 8 Surakarta Kemudian di dalam kegiatan MOS tersebut bertujuan
mengenalkan peraturan sekolah kepada siswa baru karena sejatinya siswa baru
harus mengetahui dan mentaati peraturan sekolah demi menjaga stabilitas
sekolah yang sudah berlangsung selama ini
Dalam rangkaian kegiatan MOS di SMA Negeri 8 Surakarta juga terdapat
serangkaian acara dimana dalam acara tersebut berupa pemberian materi yang
diberikan oleh guru dan pihak AURI Materi tersebut mengenai kedisiplinan
bela negara dan cinta tanah air Kegiatan MOS yang berlangsung di SMA
Negeri 8 Surakarta dapat dikatakan sudah ideal Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Katimo
ldquoYa yang dilaksanakan disekolah SMA 8 itu sudah sudah ideal Untuk
tahun ini memang dilaksanakan didalam kombinasi intern dan nanti diluar
ada outbondnya gitu Kemudian untuk tahun-tahun yang lalu itu
disentralkan diluar semua tentang pelatihan kedisiplinan bela negara
cinta tanah air Waktu tahun sebelumnya itu dilaksanakan di AURI jadi
langsung timnya dari AURI sana Itu juga untuk untuk apa untuk
mencari alternatif yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Katimo
menunjukkan bahwa kegiatan MOS tidak dapat dipisahkan dari agenda awal
tahun ajaran baru di sekolah Rangkaian kegiatan MOS yang bertujuan untuk
memudahkan siswa peserta MOS yang notabene adalah warga baru SMA
Negeri 8 Surakarta untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru
dan juga pembekalan pengetahuan umum yang diberikan kepada siswa peserta
MOS Hal-hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan MOS yang sangat
pernilai positif bagi siswa peserta MOS Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan Bapak Katimo kepada penulis
ldquoYa penting dan sangat diperlukan karena saya punya anggapan kalau
tidak ada kegiatan MOS maka proses belajar dihari-hari pertama itu
mungkin akan banyak mengalami gangguan karena antara siswa yang lain
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
37
belum kenal antara siswa dengan guru semuanya belum kenal antara
siswa dengan lingkungan belum kenal jadi sangat mendukung untuk
proses KBM dihari-hari awal sekolah giturdquo(W PK 31 07 2015)
Selain itu kegiatan MOS ini juga didukung oleh permendikbud dengan
surat edaran Nomor 59389MPKPD2015 Kegiatan MOS tetap dilaksanakan
pada setiap awal tahun ajaran baru namun dalam surat tersebut menjelaskan
pihak-pihak seperti gubernur bupati dan wali kota menginstruksikan kepada
kepala dinas pendidikan untuk mengontrol kegiatan MOS agar kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya dan jauh dari tindakan bullying Kepala
sekolah serta pihak pelaksana kegiatan MOS menjadi pihak yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pelaksanaan MOS di sekolah
c Upaya Sekolah Meminimalisir Tindakan Bullying Dalam Kegiatan MOS
di SMA Negeri 8 Surakarta
Maraknya tindakan bullying dalam ranah pendidikan khususnya pada saat
kegiatan MOS tentu sangat membuat resah masyarakat Indonesia Dengan
adanya berita semacam ini tentu menjadi perhatian sekolah dalam menjalankan
kegiatan MOS Ada beberapa cara yang ditempuh pihak sekolah untuk
mencegah tindakan bullying diantaranya
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh Kepala Sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Kepala Sekolah memberikan peraturan serta menghimbau
agar kegiatan MOS dapat berjalan tertib dan sesuai dengan tujuannya Hal
tersebut disampaikan pada saat briefing sebelum dimulainya kegiatan MOS
untuk panitia dan pada saat pembukaan kegiatan MOS bagi para peserta
MOS
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang
akan dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
38
mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam
buku panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi
acara dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela
negara serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi
sebuah alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang
kurang bermanfaat
Pada kegiatan MOS yang baru dilaksanakan ini guru-guru semua terlibat
langsung dalam kegiatan MOS Panitia dari anggota OSIS hanya membantu
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan MOS
Hal ini juga yang menekan agar tidak terjadinya tindakan bullying pada saat
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang masih menggunakan atribut yang biasa
digunakan pada saat MOS Atribut tersebut berupa co-card Namun biasanya
bagi peserta siswi pada bagian rambut diikat kemudian diberi pita berwarna
Menurut Bapak Katimo atribut ini masih dalam batas wajar dan tidak
memberatkan peserta MOS
ldquoKalau atribut yang kita lakuakan kemarin batas wajar saja hanya yang
perempuan rambutnya dikuncir satu seperti ekor kuda itu pake tali merah
putih kemudian apa tuh mbak yang nama iturdquo(W PK 31 07 2015)
Untuk pencegahan terjadinya tindakan bullying pada saat MOS di SMA
Negeri 8 Surakarta pihak sekolah membuat tata tertib pelaksanaan kegiatan
MOS Selain itu Kepala Sekolah beserta panitia kegiatan MOS
bertanggungjawab atas kegiatan MOS yang berlangsung
ldquoYang jelaskan didalam kegiatan MOS itu kan ada panitianya dan semua
penanggungjawab kepala sekolah dan pasti selaku pimpinan kepala
sekolah sudah berpesan atau berwanti-wanti supaya pelaksanaan MOS itu
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
39
tidak lepas dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Biasanyakan ada apa
ada petunjuk teknis dari dinas dari balai kota kan sudah ada petunjuknya
jadi ya setiap hari setiap hari dalam pelaksanaan MOS itu kan ada kaya di
briefing jadi ada pertemuan singkat antara panitia-kepala sekolah yang
selalu mengingatkan supaya tidak terjadirdquo(W PK 31 07 2015)
C Intepretasi dan Analisis Data
Pada sub bab sebelumnya telah peneliti paparkan deskripsi hasil penelitian
yang peneliti lakukan di SMA Negeri 8 Surakarta Dalam sub bab ini akan peneliti
jelaskan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori
Kegiatan MOS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah pada
awal tahun ajaran baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
baru Pentingnya kegiatan MOS yang disampaikan oleh para informan tentu
memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang kegiatan MOS Persepsi
adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavitt 1978) Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan informan dapat kita tahu bagaimana pandangan informan dalam melihat
kegiatan MOS Menurut salah satu informan panitia MOS menurutnya
ldquoKalo menurut saya MOS itu kaya kaya suatu pembekalan siswa itu kalo
mau masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam sekolah jadi MOS itu kan
ada macam-macam di SMP SMA sama di kuliahan gitu Jadi MOS itu buat
mandiriin aja trus buat mengenal kalo SMA itu kaya gini Jadi kaya gininya
itu dalam arti ada peningkatanlah dalam pergaulan maupun kemandirian
sama yang lain-lainrdquo( W MG 03 06 2015 )
Kemudian menurut informan peserta MOS
ldquoKalo MOS itu kan masa orientasi siswa baru Jadi disitu kan kita kan
diajarkan untuk pengenalan pendidikan berkarakter dulu kita cara
pengenalan SMA dulu Trus dan juga kan disitu kita dilatih untuk cara
disiplin awal dari siswa-siswa baru masuk sekolah kan belum tau kan
sekolah ini gimana-gimana nah dengan MOS kan diperkenalkan entah itu
guru-gurunya ntah itu lingkungan sekitar SMA 8 Dan juga MOS kan
kegiatan yang menguntungkan misal waktu materi seminar kenakalan
remaja ataupun lain-lain kan diajarkan untuk siswa waktu MOS iturdquo (W
KN 13 06 2015)
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
40
Sedangkan menurut pihak sekolah yang dalam hal ini disampaikan oleh
Bapak Katimo kegiatan MOS sangat penting untuk dilaksanakan serta tidak dapat
dipisahkan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Rangkaian kegiatan
MOS dapat membantu siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar
ldquoYa MOS itu kan merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru Dan itu sangat penting bagi siswa baru untuk
mengetahui keadaan sekolah yang akan dia pakai untuk menuntut ilmu di
sekolah yang barurdquo(W PK 31 07 2015)
Dari jawaban yang telah didapat dari informan mengenai pandangannya
terhadap kegiatan MOS maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan MOS
merupakan rangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah terhadap siswa
baru kegiatan MOS ini tidak dapat terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru
di SMA Negeri 8 Surakarta Dengan adanya kegiatan MOS ini mampu
menyatukan dari banyaknya persepsi pihak sekolah dan siswa baik itu panitia
kegiatan MOS maupun peserta MOS dalam menjalani kegiatan MOS Didalam
kegiatan tersebut terdapat tujuan-tujuan penting bagi peserta didik yang baru
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam kegiatan ini siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar siswa dikenalkan kepada warga
sekolah seperti kaka kelas dan bapak-ibu guru kemudian kegiatan-kegiatan
sekolah berupa ekstrakulikuler serta para siswa baru akan mendapatkan materi
pengetahuan umum serta soft skil dari para guru yang akan memberikan materi
serta dari pihak luar seperti AURI Karena SMA Negeri 8 Surakarta biasanya
bekerja sama dengan pihak luar seperti AURI dan POLRI untuk memberikan
materi dalam kegiatan MOS
Kegiatan MOS ini harus selalu ada karena apabila tidak dilaksanakan maka
akan mengganggu efektifitas pada awal-awal kegiatan belajar mengajar Jika kita
kaitkan dengan kajian teori kegiatan MOS ini dapat dikaitkan dengan upacara
Inisiasi Inisiasi merupakan upacara yang dilangsungkan sewaktu seseorang
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
41
memasuki golongan sosial tertentu dan karena itu mengandung unsur-unsur
upacara untuk saat-saat kritis dalam kehidupan seseorang (Koentjaraningrat
1997)
Kegiatan MOS merupakan upacara inisiasi suatu ritual yang menandakan
perubahan status seseorang yang mulanya siswa SMP menjadi siswa SMA
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang rutin dalam hal penerimaan siswa baru baik
itu pada jenjang SMP SMA maupun pada tingkat Universitas Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan siswa baru pada lingkungan barunya Karena pasti
akan terdapat perbedaan struktur serta sistem yang ada di lingkungan baru
tersebut Banyaknya tujuan-tujuan penting yang terdapat dalam serangkaian
kegiatan MOS yang menjadi alasan pentingnya dilaksanakan MOS pada waktu
penerimaan siswa baru di setiap awal tahun ajaranKegiatan MOS ini harus selalu
dilaksanakan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah Karena dengan
kegiatan MOS ini dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu
efektifitas di awal kegiatan belajar mengajar
Dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari informan kegiatan
MOS penting untuk dilaksanakan siswa dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan MOS dengan baik Namun berdasarkan penuturan informan didapatkan
data bahwa terjadi tindakan bullying pada saat kegiatan MOS Bullying yang
ditemukan adalah jenis bullying verbal seperti membentak Biasanya bullying
verbal ini terjadi tanpa disadari oleh pelaku dan korbannya Sejiwa (2008)
mengungkapkan bahwa bullying verbal merupakan jenis bullying yang juga dapat
terdeteksi karena dapat tertangkap indera pendengaran Seperti ketika peneliti
menanyakan mengenai tindakan bullying pada saat kegiatan MOS para informan
mengaku tidak menemukan tindakan bullying hal demikian dikarenakan peserta
MOS menganggap sebagai suatu hal yang wajar Meskipun dari hasil cerita salah
satu informan ia mengatakan bahwa dirinya merasa tidak senang pada saat
mendengar omelan yang dilakukan kakak panitia MOS kepada temannya yang
tidak melengkapi atribut yang telah diperintahkan
ldquonggak senangnya waktu melihat teman dimarahin karena dia melanggar
tidak membawa co-card tapi masih dalam batas wajar aja sih mbakrdquo (W
KT 17 06 2015)
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
42
Dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa terjadi kekerasan
simbolik Nurul Hasfi (dalam Indi Aunullah 2006 111) menyatakan kekerasan
simbolik adalah sebuah model dominasi kultural dan sosial yang berlangsung
secara tidak sadar dalam kehidupan masyarakat yang meliputi tindakan
diskriminasi terhadap kelompok tertentu
Tindakan bullying seperti ini justru ditemui karena adanya perintah
membawa atribut-atribut perlengkapan MOS Siswa diperintahkan membuat
atribut-atribut seperti co-card dengan segala ketentuannya kemudian
menggunakan pita kuncir berwarna merah putih bagi siswa putri serta membawa
barang-barang yang telah ditentukan oleh panitia MOS Perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk kebahasaan yang khas misalnya kerupuk yang bikin
kangen Kerupuk tersebut bermerk rindu Kemudian membawa barang yang
hargannya mengandung angka 8 sebagai simbol SMA Negeri 8 Surakarta
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki siswa harus melengkapi segala
atribut serta barang-barang yang telah diperintahkan oleh panitia MOS Karena
akan ada hukuman bagi siswa yang tidak membawa atau melengkapi atribut serta
barang-barang yang telah diperintahkan Hukuman-hukuman tersebut biasanya
bersifat mempermalukan kemudian bentakan yang dilakukan panitia MOS
kepada siswa yang diberi hukuman Hal demikian tentu tidak sesuai dengan tujuan
utama kegiatan MOS yaitu pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru
Dalam setiap tahunnya kegiatan MOS mengalami perubahan Disetiap akhir
kegiatan MOS dilakukan evaluasi hal tersebut dilakukan agar dapat terlihat
keefektifan kegiatan MOS yang telah dilaksanakan Sehingga kegiatan MOS pada
tahun selanjutnya dapat lebih baik Pada kegiatan MOS yang telah dilakukan ini
pihak sekolah memberikan buku panduan Gunanya adalah agar para siswa baru
dapat memahami dan mentaati segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan
tercantum dalam buku panduan Selain itu pihak sekolah bekerja sama dengan
pihak AURI dan kepolisian untuk memberikan materi pengetahuan umum bagi
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
43
para siswa baru Hal tersebut menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsionalis milik Parsons
mengenai 4 skema fungsi untuk semua sistem tindakan yang terkenal dengan
sebutan skema AGIL Fungsi adalah ldquosuatu kompleks kegiatan-kegiatan yang
diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem
itu Menurut Parsons ada 4 imperatif fungsional yang perlu bagi semua sistem
yaitu (A) Adaptation (G) Goal attainment (I) Integration (L) Latency Semua
fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh suatu sistem agar tetap bertahan
1 Adaptation suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
2 Goal attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya
3 Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari
komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya
4 Latency suatu sistem harus menyediakan memelihara dan memperbarui baik
motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi itu ( Ritzer 2012 409-410 )`
Jika kita kaitkan dengan teori ini kegiatan MOS dibutuhkan sebagai sarana
beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar siswa baru
tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala peraturan yang
berlaku di sekolah (SMA) Siswa perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan
baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di SMP akan sangat berbeda
dengan yang ada di sekolah baru mereka (SMA) maka MOS dikatakan sebagai
proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaian kegiatanya tujuan MOS
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
44
harus tersampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia selaku
pelaksana kegiatan MOS
Dalam hal ini pihak sekolah telah mendapat surat edaran Nomor
59389MPKPD2015 menekankan orientasi yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa tidakan bullying dengan pengawasan guru Adanya
peraturan pemerintah yaitu Permendikbud Nomor 55 tahun 2014 memberi
penjelasan yang lebih spesifik mengenai larangan tindakan yang mengarah pada
tindakan bullying dalam MOPDB Aturan tersebut juga merubah nama MOS
menjadi MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Upaya yang dilakukan
pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah mengenai kegiatan MOS yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan yaitu
1 Sosialisasi tata tertib
Sosialisasi tata tertib ini diberikan oleh kepala sekolah kepada panitia dan
peserta MOS Hal ini dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan kegiatan MOS
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya
2 Buku panduan
Sebelum kegiatan MOS berlangsung pihak sekolah khususnya panitia
kegiatan MOS serta bapak-ibu guru membuat petunjuk teknis mengenai tata
cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS Semuanya dirangkum
dalam sebuah buku panduan kegiatan MOS Buku panduan tersebut yang akan
dibagikan kepada seluruh siswa peserta MOS dan para siswa wajib mentaati
segala petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan tercantum dalam buku
panduan Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam
melaksanakan kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3 Kerjasama dengan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia)
Adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekolah SMA Negeri 8 Surakarta
dengan pihak AURI Pada kegiatan MOS tersebut pihak AURI mengisi acara
dengan memberikan materi-materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara
serta cinta tanah air Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
45
alternatif sekolah untuk menghindari dari kegiatan-kegiatan yang kurang
bermanfaat
Dengan melakukan upaya tersebut diharapkan kegiatan MOS dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya yaitu orientasi yang bersfat akademik dan pengenalan
lingkungan sekolah tanpa ada tindakan bullying dengan pengawasan pihak
sekolah Segala rangkaian kegiatan MOS yang telah dilakukan harus dapat
mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga sekolah
Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat menjamin stabilitas
sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga antar hubungan pada
bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah harus dapat memelihara dan
memperbarui motivasi setiap individu maupun pola budaya yang menciptakan dan
menopang motivasi tersebut
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
46
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut
1 Dari persepsi-persepsi yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan
terkait kegiatan MOS bahwa kegiatan tahunan rutin yang di lakukan di SMA
Negeri 8 Surakarta ini memang penting kegiatan MOS yang memiliki tujuan
utama pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru juga memiliki hal
positif lain seperti pemberian materi yang diberikan pihak sekolah untuk
menambah wawasan siswa baru
2 Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penerimaan siswa baru di SMA Negeri 8 Surakarta Kegiatan yang
memiliki tujuan utama pengenalan llingkungan sekolah kepada siswa baru ini
juga memiliki peranan penting bagi SMA Negeri 8 Surakarta Jika kegiatan ini
tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan mengganggu efektifitas pada hari-hari
pertama masuk sekolah
3 Upaya yang dilakukan pihak sekolah sejalan dengan peraturan pemerintah
mengenai kegiatan MOS yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
tanpa adanya tindakan bullying Sekolah memberikan sosialisasi tata tertib
kepada panitia dan peserta MOS agar pelaksanaan kegiatan MOS dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya Kemudian sekolah memberikan buku
panduan mengenai tata cara peraturan-peraturan serta jadwal kegiatan MOS
Dengan adanya buku panduan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan MOS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan SMA Negeri 8
Surakarta bekerjasama dengan AURI dan kepolisian untuk memberikan materi-
materi berupa pelatihan kedisiplinan bela negara serta cinta tanah air Dengan
adanya kegiatan seperti ini menjadi sebuah alternatif sekolah untuk
menghindari dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat
menimbulkan bullying dalam kegiatan MOS
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
47
B IMPLIKASI
1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berkaitan erat dengan hasil penelitian Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa persepsi siswa dan sekolah mengenai kegiatan
MOS di SMA Negeri 8 Surakarta ini penting untuk dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran sekolah Selain bertujuan untuk pengenalan lingkungan sekolah
kegiatan ini juga untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian siswa
baru kegiatan MOS harus selalu dilaksanakan pada setiap awal tahun ajaran di
SMA Negeri 8 Surakarta karena apabila tidak dilaksanakan akan mengganggu
efektifitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada hari-hari pertama sekolah
Bersamaan dengan adanya peraturan pemerintah bahwa kegiatan MOS
harus bersifat akademik dengan pengenalan lingkungan tanpa adanya tindakan
bullying sekolah berupaya menyajikan rangkaian kegiatan MOS yang
bernuansa edukatif yaitu dengan pemberian materi oleh pihak sekolah AURI
serta kepolisian kepada siswa baru hal tersebut dilakukan untuk menghindari
dari kegiatan yang tidak bermanfaat yang dapat menimbulkan bullying
2 Implikasi Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan bentuk
penelitian kualitatif yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan
maknapersepsi dimana penelitian ini dapat mengungkap berbagai informasi
kualitatif untuk menjelaskan permasalahan penelitian di SMA Negeri 8
Surakarta
3 Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsional struktural
Talcott Parsons Dalam teori ini terdapat 4 skema fungsi untuk semua sistem
tindakan Skema tersebut disebut dengan skema AGIL yaitu (A) Adaptation
suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional
eksternal Sistem itu harus beradaptasi dengan lingkungannya dan
mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya (G) Goal
attainment suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
48
( I ) Integration suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
dari komponennya Ia juga harus mengelola hubungan di antara tiga imperatif
fungsional lainnya Dan (L) Latency suatu sistem harus menyediakan
memelihara dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan menopang motivasi itu
Jika dikaitkan dengan penelitian ini MOS merupakan suatu kompleks
kegiatan yang ada di dalam sekkolah Kegiatan MOS dibutuhkan sebagai
sarana beradaptasi bagi para siswa baru di SMA Tidak hanya dengan antar
siswa baru tetapi juga dengan warga sekolah lingkungan sekolah dan segala
peraturan yang berlaku di sekolah tersebut Siswa perlu melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut karena segala bentuk struktur yang ada di
SMP akam sangat berbeda dengan yang ada di SMA maka MOS dikatakan
sebagai proses adaptasi Kemudian dengan segala rangkaiannya tujuan MOS
harus tersampampaikan kepada siswa-siswa peserta MOS dibantu oleh panitia
selaku pelaksana kegiatan MOS Segala rangkaian MOS yang telah dilakukan
harus dapat mengintegrasi siswa baru karena sudah menjadi bagian dari warga
sekolah Dengan menjalankan kegiatan MOS siswa diharapkan dapat
menjamin stabilitas sekolah Sebuah sistem harus dapat mengatur dan menjaga
antar hubungan pada bagian-bagian yang menjadi komponennya Sekolah
harus dapat memelihara dan memperbarui motivasi setiap individu maupun
pola budaya yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut
C SARAN
1 Saran bagi siswa
a Diharapkan siswa memahami tujuan kegiatan MOS dengan benar sehingga
kegiatan MOS dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
b Siswa yang menyaksikan atau mendapat perlakuan bullying diharapkan
melapor kepada pihak sekolah
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
49
2 Saran bagi pihak sekolah
a Sekolah membuat kebijakan serta tindakan nyata kepada seluruh komponen
sekolah untuk meminimalisir tindakan bullying
b Sosialisasi oleh guru BK untuk membangun kesadaran serta pemahaman
kepada siswa mengenal dampak tindakan bullying
c Sekolah mengutamakan unsur pendidikan disamping pengenalan
lingkungan sekolah dalam rangkaian kegiatan MOS agar kegiatan MOS
bermanfaat bagi siswa
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N (2013) Meminimalisir Bullying di Sekolah Diperoleh 23 Juni 2015
dari
httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle=253200ampval=6820
amptitle=meminimalisirbullyingdisekolah
Ahmadi R (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media
Bintoro T Marhaenis Lika-Liku Perjalanan Mahasiswa Baru Mencapai Cita-cita
Bangsa Indonesia Edisi OSPEK Diperoleh 12 Februari 2016 dari
httpgmniunyfileswordpresscom
Fakultas Psikologi UI (2009) Psikologi Sosial Jakarta Salemba Humanika
FauziahN (2015) Mos di Depok masih diwarnai kegiatan nyeleneh Diperoleh
13 Desember 2015 dari httpmmerdekacomperistiwamos-di-depok-
masih-diwarnai-kegiatan-nyelenehhtml
Hasfi N Kekerasan Simbolik (symbolic violence) Terhadap Suku Jawa Dalam
Program TV ldquoHidup Ini Indahrdquo di Trans TV Diperoleh 21 September
2015 dari httpcoreacukdownloadpdf11731990pdf
Hizair MA (2013) Kamus Lengkap Jakarta TAMER Jakarta
Ikhsan M (2013) Sidak MOS Rina Larang Keras Praktik Perploncoan
Diperoleh 25 Maret 2015 dari httpjoglosemarco201307sidak-
mos-rina-larang-keras-praktik-perploncoanhtml
Kompascom 2011 Baru 2 Hari Sekolah Amanda Meninggal Dalam
(httpedukasikompascomread2011071313353954Baru2HariSeko
lahAmandaMeninggal) diakses pada Jumat 12 Februari 2016
Muhary I (2006) Ritus Penyambutan Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Diperoleh 24 Agustus 2015
dari httprepositoryusuacidbitstream123456789154261ker-mar-
2006-(13)pdf
Muljati WH (2014) KPAI Kekerasan Dalam MOS Terus Berulang Diperoleh
20 Maret 2015 dari httpsinarharapanconewsread140714217kpai-
kekerasan-dalam-mos-terus-berulang
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia
51
Noviana A (2009) OSPEK dan Fenomena Kekerasan (Studi Fenomenologi
Tentang Pelaksanaan OSPEK Pada Mahasiswa di FKIP UNS Tahun
Ajaran 20082009) Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Pratiwi A (2012) Senioritas dan Perilaku Kekerasan Dikalangan Siswa (Studi
Kasus SMP PGRI 1 Ciputat Tangsel) Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Program Studi Sosiologi
Ritzer George 2012 Teori Sosiologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Sarwono J (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta
Graha Ilmu
Sobur A (2013) Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah Bandung CV
Pustaka Setia
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung ALFABETA CV
Sutopo HB (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif Surakarta Universitas
Sebelas Maret
Usman I Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman Sebaya dan
Iklim Sekolah Pada Siswa SMA di Kota Gorontalo Diperoleh 23 Juni
2015 dari httpperilaku-bullying-ditinjau-dari-peran-kelompok-teman-
sebaya-dan-iklim-sekolah-pada-siswa-sma-di-kota-gorontalopdf
Wagito B (2003) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta Andi
Winangun YW W (1990) Masyarakat Bebas Struktur Yogyakarta Kanisius
(anggota IKAPI)
Yuniar T (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta PT Agung
Media Mulia