Transcript
Page 1: Bab Iv_praktikum Biokimia Klinis_pemeriksaan Sgpt Dan Sgot

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel hasil uji SGPT pada kelompok 3D dengan probandus perempuan dewasa yang

diukur pada suhu 370 C

Waktu (menit) Absorbansi

0 0,289

1 0,289

2 0,290

3 0,290

2. Tabel hasil uji SGOT pada kelompok 3D dengan probandus perempuan dewasa yang

diukur pada suhu 370 C

Waktu (menit) Absorbansi

0 0,303

1 0,304

2 0,302

3 0,303

Rumus Perhitungan :

▲A / menit x 1765 atau rata−rata absorbansi x3971

5

Perhitungan SGPT = rata−rata absorbansi x3971

5 = 0,2895 x 3971

5 = 22,992 U/L

Perhitungan SGOT = rata−rata absorbansi x3971

5 = 0,303 x 3971

5 = 24,06 U/L

Page 2: Bab Iv_praktikum Biokimia Klinis_pemeriksaan Sgpt Dan Sgot

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan pada SPGT (Serum Piruvic

Glutamic Transaminase) dan SGOT (Serum glutamic oksaloasetat Transaminase).

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memperlihatkan dan memahami konsep

aktivitas spesifik dari SGPT dan SGOT. Kedua enzim tersebut merupakan enzim yang

mengkatalisis pemindahan reversible satu gugus amino antara suatu asam amino dan

suatu asam alfa-keto yang disebut aminotransferase atau transaminase.

SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transaminase), juga dinamakan ALT (alanin

aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif

untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai

pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih

tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses

kronis didapat sebaliknya. Sedangkan SGOT singkatan dari Serum Glutamic

Oxaloacetic Transaminase, Sebuah enzim yang biasanya hadir dalam dan jantung sel-sel

hati. SGOT dilepaskan ke dalam darah ketika hati atau jantung rusak. Tingkat darah

SGOT ini adalah demikian tinggi dengan kerusakan hati (misalnya,dari hepatitis virus )

atau dengan kerusakan terhadap jantung (misalnya, dari serangan jantung). Beberapa

obat juga dapat meningkatkan kadar SGOT. SGOT juga disebut aspartate

aminotransferase (AST). SGPT/ALT dan SGOT/AST serum umumnya diperiksa secara

fotometri atau spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis.

Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat dikatakan rusak bila jumlah enzim

tersebutdalam plasma lebih besar dari kadar normalnya. Kondisi yang meningkatkan

kadar SGPT dan SGOT adalah :

Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati

(toksisitasobat atau kimia).

Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan

empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT).

Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec,

sirosisbiliaris.

Pada pemeriksaan ini sampel yang digunakan adalah plasma darah (hindarkan dari

hemolisis) yang diambil dari probandus dengan menggunakan jarum suntik sebanyak 3

ml dan dimasukkan kedalam vaccutest. Kemudian sampel tersebut di sentrifugasi dengan

Page 3: Bab Iv_praktikum Biokimia Klinis_pemeriksaan Sgpt Dan Sgot

kecepatan 3000 rpm untuk mendapatkan serum darah. Dalam serum darah ini terdapat

enzim SGOT dan SGPT karena SGOT dan SGPT yang dihasilkan dari sel hati akan

disalurkan juga ke darah, dimana darah ini menjadi media penyaluran enzim

transaminase untuk membantu metabolisme kimiawi di jaringan lain.

Kemudian dilanjutkan dengan memasukan 50 µL serum darah ke dalam masing-

masing tabung (tabung 1 untuk SGOT dan tabung 2 untuk SGPT). Dalam tabung 1

dimasukkan GOT reagen 1 sebanyak 500 µL, dimana reagen tersebut mengandung tris

buffer pH 7,5 yang berfungsi menstabilkan dan mempertahankan pH yang diinginkan

selama reaksi, sehingga aktivitas enzim GOT tetap berfungsi dengan baik karena kinerja

enzim sangat sensitif terhadap perubahan pH. Selain itu pada GOT reagen 1 juga

terkandung L-aspartat, LDH dan MDH. L–aspartat berfungsi sebagai substrat asam

amino yang akan direaksikan oleh enzim GOT menjadi L-glutamat dan oksaloasetat dan

LDH dan MDH akan ikut membantu dalam mereduksi oksaloasetat menjadi malat.

Setelah penambahan GOT reagen 1 kemudian di inkubasi pada suhu 37oC selama 5

menit, dg tujuan agar reaksi yang terjadi antara reagen dan plasma dapat berjalan

sempurna.

Setelah proses inkubasi kemudian ditambahkan GOT reagen 2 sebanyak 125 µL.

Reagen 2 ini mengandung 2-oxoketoglutarat yang akan bereaksi dengan L-aspartat

menghasilkan L-glutamat dan oksaloasetat dan NADH pengukur perubahan aksaloasetat

menjadi malat. Dilanjutkan dengan proses inkubasi selama 1 menit lalu diukur

absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 365 nm,

karena pada panjang gelombang tersebut, sampel akan memberikan serapan maksimum.

Selanjutnya absorbansi diukur pada menit ke 0, 1, 2 ,3 dan menit ke 4.

Hal yang sama dilakukan untuk memeriksa kadar SGPT. Masukan 500 µL GPT

reagen 1 ke dalam tabung 2. Dalam GPT reagen 1 juga terkandung tris buffer pH 7,5

seperti pada GOT reagen 1 yang berfungsi menstabilkan pH selama reaksi sehingga

aktivitas enzim GPT tetap berfungsi dengan baik. Selain itu pada GPT reagen 1

terkandung L-alanin dan LDH. L–alanin berfungsi sebagai substrat asam amino yang

akan direaksikan oleh enzim GPT menjadi L-glutamat dan piruvat sementara LDH

berperan dalam dan membantu dalam mereduksi piruvat menjadi laktat. Setelah itu

diinkubasi selama 5 menit di suhu 37oC. Setelah proses inkubasi kemudian ditambahkan

GPT reagen 2 sebanyak 125 µL, reagen 2 ini mengandung 2-oxoketoglutarat yang akan

bereaksi dengan L-alanin menghasilkan L-glutamat dan piruvat. Sedangkan NADH

berfungsi menjadi pengukur perubahan piruvat menjadi laktat. Kemudian dilanjutkan

Page 4: Bab Iv_praktikum Biokimia Klinis_pemeriksaan Sgpt Dan Sgot

dengan proses inkubasi selama 1 menit lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan

spektrofotometer UV pada panjang gelombang 365 nm, pada menit ke 0,1,2 dan menit ke

4.

Pada pemeriksaan yang dilakukan, prinsip yang terjadi pada SGPT adalah Alanine

aminotransferase ( ALT ) mengkatalis transiminasi dari L – alanine dan a – kataglutarate

membentuk l – glutamate dan pyruvate, pyruvate yang terbentuk di reduksi menjadi

laktat oleh enzym laktat dehidrogenase ( LDH ) dan nicotinamide adenine dinucleotide

( NADH ) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi berbanding

langsung dengan aktivitas ALT. Sedangkan prinsip pada SGOT adalah Aminotransferasi

( AST ) mengkatalis transaminasi dari L aspartate dan a – kataglutarate membentuk L –

glutamate dan oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi menjadi malate oleh enzym malate

oleh enzym malate dehydrogenase ( MDH ) dan niconamide adenine dinucleotide

( NADH ) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi, berbanding

langsung dengan aktivitas AST.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar SGPT/SGOT pada probandus perempuan

yang dilakukan dilaboratorium pada suhu ruangan ± 37oC, diketahui bahwa probandus

memiliki kadar SGPT: 22,992 U/L dan SGOT: 24,06 U/L. Hasil ini dapat

dibandingkan dengan hasil pemeriksaan SGPT/SGOT dari literatur. Adapun Nilai

rujukan Kadar SGPT dan SGOT yang normal adalah sebagai berikut :

Laki-laki Perempuan

SGOT 0 - 37 U/L 0 - 31 U/L

SGPT 0 - 35 U/L 0 - 20 U/L

Dan dapat disimpulkan bahwa kadar SGPT melebihi batas normal, sedangkan

kadar SGOT masih berada pada range normalnya. Sehingga, kemungkinan saja pasien

terindikasi memiliki penyakit hepatitis akut. Akan tetapi, dalam pemeriksaan fungsi hati,

pada dasarnya tidak ada tes tunggal untuk menegakkan diagnosis. Terkadang beberapa

kali tes berselang diperlukan untuk menentukan penyebab kerusakan hati. Ada beberapa

tes tambahan yang mungkin diperlukan untuk melengkapi seperti GGT, LDH dan PT.

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji SGPT/SGOT di laboratorium :

Page 5: Bab Iv_praktikum Biokimia Klinis_pemeriksaan Sgpt Dan Sgot

Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan

kadar.

Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak kena sekali tusuk atau

pengulangan pengambilan sampel di tempat yang sama, dapat meningkatkan kadar.

Hemolisis sampel.

Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin,

eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin),

narkotika (meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa,

guanetidin), preparat digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam

(Dalmane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.

Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

Page 6: Bab Iv_praktikum Biokimia Klinis_pemeriksaan Sgpt Dan Sgot

Daftar Pustaka

Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, EGC, Jakarta, 2007.

Ronald A. Sacher & Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, 2004.


Recommended