si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/.../pengukuhan_suradi.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21398/5/Chapter%20I.pdf
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:oCkYEOTB0fEJ:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21398/5/Chapter%2520I.pdf+bahaya+merokok+terhadap+ppok&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgSzQPer9_bW_b9g6HhCj-FuSoEJDbpOpQPKE0c81sE88rf63yRr6EoLpD4TbHeyWriAWGsd5OFVYttSp6trdMeN0LxbcNN0ob_4Ai740-bv6e9exjY8bci28bbIz4Frc9i2lzD&sig=AHIEtbQNpUOmeulnb16pSmZAYzz57MRHEw
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), yang juga dikenali sebagai
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), merupakan obstruksi saluran
pernafasan yang progresif dan ireversibel, terjadi bersamaan bronkitis kronik,
emfisema atau kedua-duanya (Snider, 2003). Menurut World Health Organization
(WHO), PPOK bisa membunuh seorang manusia setiap sepuluh detik (WHO,
Terdapat
hiperesponsif saluran pernafasan, infeksi jalan nafas, pemaparan akibat kerja,
polusi udara dan faktor genetik. Merokok dikatakan sebagai faktor risiko utama
terjadinya PPOK (Reily, Edwin, Shapiro, 2008). Supari (2008), turut menyatakan
bahawa merokok merupakan faktor risiko terpenting terjadinya PPOK.
Menurut WHO, PPOK merupakan salah satu penyebab kematian yang
bersaing dengan HIV/AIDS untuk menempati tangga ke-4 atau ke-5 setelah
penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler, dan infeksi akut saluran
pernafasan (COPD International, 2004). Laporan terbaru WHO menyatakan
bahwa sebanyak 210 juta manusia mengalami PPOK dan hampir 3 juta manusia
meninggal akibat PPOK pada tahun 2005 (WHO, 2007). Diperkirakan pada tahun
2030, PPOK akan menjadi penyebab ke-3 kematian di seluruh dunia (WHO,
enam
faktor
risiko
terjadinya
PPOK
yaitu
merokok,
Dikatakan 80 - 90% kematian pada penderita PPOK berhubungan dengan
merokok. WHO menyatakan hampir 75% kasus bronkitis kronik dan emfisema
diakibatkan oleh rokok (The Tobacco Atlas, 2002). Dilaporkan perokok adalah
45% lebih berisiko untuk terkena PPOK berbanding bukan perokok (WHO,
2010). WHO turut menyatakan bahwa perokok pasif berisiko tinggi, terutama
pada anak-anak dan individu yang terpapar. Diperkirakan perokok pasif dapat
meningkatkan risiko PPOK pada orang dewasa sebanyak 10 - 43% (COPD
International, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Regional COPD Working Group (2003) dalam Ramli, Manap
dan Joseph (2008) jumlah kasus PPOK di Asia adalah tiga kali lipat jumlah kasus
di negara-negara lain di dunia. Di negara-negara yang sedang berkembang,
perilaku merokok semakin bertambah sekitar 3.4% setiap tahun. Menurut WHO,
bagian Pasifik Barat, yang meliputi Asia Timur dan Pasifik, adalah bahagian yang
tercatat dengan angka merokok tertinggi. Sekitar 80,000 hingga 100,000 anak-
anak di seluruh dunia mula merokok setiap hari dan hampir sebagiannya adalah
dari Asia (WHO, 2002). Regional COPD Working Group (2003) menunjukkan
sebanyak 56,6 juta individu telah dijangkiti PPOK yang sederhana dan buruk.
Data ini adalah di kalangan individu berumur 30 tahun ke atas di 12 buah negara
Asia yang telah dikenal pasti (Ramli, Manap, Joseph, 2008).
Menurut Depkes RI (2004) dalam Supari (2008), survei di lima rumah
sakit propinsi di Indonesia pada tahun 2004 menunjukkan bahwa PPOK
menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma
bronkial (33%), kanker paru (30%) dan lainnya (2%). Penggunaan tembakau di
Indonesia diperkirakan telah menyebabkan 70% kematian akibat penyakit paru
kronik dan emfisema. Lebih daripada setengah juta penduduk Indonesia menderita
penyakit saluran pernafasan akibat penggunaan tembakau pada tahun 2001
(Supari, 2008).
Rumusan masalah:
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dalam latar belakang, maka
dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
“Berapakah prevalensi Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan riwayat
merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan?”
Universitas Sumatera Utara
Tujuan penelitian
Tujuan Umum:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi Penyakit Paru
Obstruksi Kronis (PPOK) dengan riwayat merokok di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan.
Tujuan Khusus:
a) Mengetahui proporsi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
yang merokok berdasarkan jenis kelamin.
b) Mengetahui proporsi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
yang merokok berdasarkan peringkat umur.
c) Mengetahui proporsi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
yang merokok berdasarkan jenis perokok dan derajat berat merokok.
Manfaat penelitian
a) Sebagai masukan kepada
perancanaan tindakan lanjut bagi upaya menurunkan angka Penyakit Paru
Obstruksi Kronis (PPOK).
b) Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam upaya meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap bahaya rokok pada kesehatan.
c) Sebagai bahan informasi untuk pengembangan penelitian yang serupa dan
berkelanjutan tentang pelaksanaan surveilans epidemiologi.
Dinas Kesehatan Kota Medan dalam
Universitas Sumatera Utara