DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
BAHAN INFORMASI
PANTURA JAWA
1. Peran Koridor Pantura • Sejarah jalur Pantura • Peran terhadap Perekonomian Nasional • Sharing antar moda • Kondisi, Kapasitas dan Density/Kepadatan (VCR) • Permasalahan di jalur Pantura
2. Konstruksi Jalan Pantura • Desain vs realitas beban yg ada • Pemilihan konstruksi • Perbandingan harga
3. Penanganan Jalur Pantura • Konsep Penanganan Jalur Pantura • Alokasi Penanganan Jalur Pantura • Isu pengulangan pekerjaan pada titik yang sama dari tahun ketahun • Modernisasi Jaringan Jalan Pantura • Daerah Rawan Macet, Banjir dan Longsor di Pantura
4. Isu Penyimpangan • Alokasi dana dan penggunaannya • Transparansi pengelolaan proyek • Isu mark up proyek • Kegiatan swakelola • Technical dan financial audit
5. Progres Kegiatan Penanganan Jalur Pantura yang Telah Dilaksanakan • Pantura, lintas selatan dan lintas tengah • Kondisi paling rawan • Himbauan kepada pengguna jalan
6. Lampiran Progres Jalur Lebaran
OU
TLIN
E
3
PERAN KORIDOR PANTURA A. Sejarah Jalur Pantura Jawa B. Peran terhadapPerekonomian Nasional C. Sharing antar Moda D. Kapasitas dan VCR
4
SEJARAH JALUR PANTURA JAWA
• Sebagian besar Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa saat ini merupakan peninggalan Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) yang diperintahkan untuk dibangun oleh Herman Willem Daendels pada tahun 1808
• Jalan sepanjang 1000 kilometer tersebut selesai dalam satu tahun demi melindungi kepentingan Belanda dari serangan Inggris.
• Semenjak kemerdekaan Republik Indonesia, jalur Pantura menjadi aset vital dalam pertumbuhan perekonomian dan kewilayahan nasional.
5
PERAN PANTURA SEBAGAI KORIDOR UTAMA PEREKONOMIAN PULAU JAWA
• Dalam MP3EI (2011), jalur Pantura Jawa merupakan salah satu lintas utama koridor perekonomian nasional yang berperan besar dalam mendorong industri barang dan jasa nasional. Koridor ekonomi ini akan didukung dengan pembangunan jalan tol Trans Jawa.
• Beberapa Klaster Industri dan Kawasan Perhatian Investasi terdapat pada koridor pantura Jawa seperti di DKI Jakarta, Cikampek, Cirebon, Semarang, dan Surabaya.
6
RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Pulau Jawa fokus pengembangan infrastruktur Pulau Jawa berada di lintas pantura dikarenakan tersebarnya lokus – lokus pengembangan industri dan Pusat Kegiatan Nasional maupun Pusat Kegiatan Wilayah di sepanjang lintas pantura
7
SHARING ANTAR MODA
2100
2200
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
2001 2003
Jum
lah
Tahun
Jumlah Angkutan Barang Berbagai Moda (dalam Juta Ton/tahun)
Jalan udara Laut ASDP KA
90,3%
7%
2%
0,62%
0.01%
Pergerakan Berbasis Jalan • Pada tahun 2003 90,3% pergerakan barang masih menggunakan moda transportasi jalan • Pada tahun 2011 70% pergerakan barang dan 82% penumpang masih menggunakan moda
transportasi jalan (IndII).
8
KONDISI JALAN LINTAS PANTURA DI PULAU JAWA
KONDISI JALAN NASIONAL LINTAS UTARA JAWA TA. 2012
• Lintas Pantura (1.341 km) melewati empat provinsi utama di Jawa dengan kondisi rata – rata pada tahun 2012 adalah 97,85% mantap dengan rusak berat hanya sekitar 0,4 km di Provinsi Banten
• Kondisi tidak mantap tertinggi di Prov. Jawa Timur (4,93%/24,01km)
NAMA PROPINSI
NAMA LINTAS PANJANG
(KM) BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT MANTAP TIDAK MANTAP
KM % KM % KM % KM % KM % KM %
JATENG JALAN LINTAS UTARA 412,07 122,77 29,79 288,1 69,92 1,2 0,29 0 0 410,87 99,71 1,2 0,29
JATIM JALAN LINTAS UTARA 486,94 185,45 38,08 277,48 56,98 24,01 4,93 0 0 462,92 95,07 24,01 4,93 DKI JKT JALAN LINTAS UTARA 63,02 30,2 47,92 31,62 50,17 1,2 1,9 0 0 61,82 98,1 1,2 1,9 BANTEN JALAN LINTAS UTARA 105,7 65,14 61,63 38,35 36,28 1,81 1,71 0,4 0,38 103,49 97,91 2,21 2,09
JABAR JALAN LINTAS UTARA 273,31 219,6 80,35 53,51 19,58 0,2 0,07 0 0 273,11 99,93 0,2 0,07
TOTAL LINTAS UTARA JAWA 1.341,04 623,16 46,47 689,06 51,38 28,43 2,12 0,40 0,03 1.312,21 97,85 28,82 2,14
9
KAPASITAS JALAN (LEBAR RATA-RATA) LINTAS PANTURA JAWA
Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Total
> 14 47,242 53,982 222,168 305,369 94,518 723,279
7 - 14 34,315 9,042 37,953 77,774 386,520 545,604
6 - 7 5,845 - 12,171 28,924 5,900 52,840
4,5 - 6 - - - - - -
< 4,5 18,296 - 1,022 - - 19,318
Panjang Jalan di Jalur Pantura (km)Lebar Perkerasan (m)
Sumber: Hasil survey IRMS semester II tahun 2011
• Sebagian besar lintas pantura (723 km) telah mempunyai 4 lajur (lebar perkerasan lebih dari 14 m), 545 km mempunyai 2 – 3 lajur dengan lebar perkerasan 7 – 14 m, 53 km dengan lebar perkerasan 6 – 7 m (2 lajur), dan sisanya sekitar 19 km masih sub standar yaitu di Prov. Banten dan Jawa Barat
10
TINGKAT KEPADATAN LALU LINTAS (VCR) PULAU JAWA
Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Total
< 0,2 - 4,100 13,919 17,586 32,029 67,634
0,2 - 0,6 11,019 13,522 211,507 324,249 270,067 830,364
0,6 - 0,8 7,673 8,717 21,004 42,685 93,243 173,322
0,8 - 1 4,466 6,016 17,457 26,547 32,076 86,562
> 1 64,244 30,669 8,405 1,000 59,523 163,841
VC RatioPanjang Jalan di Jalur Pantura (km)
Sumber: Hasil survey IRMS semester II tahun 2011
• Berdasarkan data akhir 2011 tingkat kepadatan lalu lintas sepanjang jalur pantura masih memadai (VC Ratio < 1) dan hanya sekitar 164 kilometer yang mempunyai VC Ratio > 1
• Dengan demikian pada umumnya sepanjang jalur pantura masih dapat menampung volume lalu lintas yang lewat.
11
PERMASALAHAN PENANGANAN PANTURA
Permasalahan penanganan jalan di Jalur Pantura : 1. Saat ini volume lalulintas di jalur pantura cukup tinggi dan terus meningkat dari tahun
ke tahun dengan pertumbuhan lalulintas rata-rata mencapai 3%, sedangkan kapasitas jalan yang ada sekarang banyak berkurang akibat besarnya gangguan samping jalan dan karakteristik lalu lintas pantura sendiri yang tidak sesuai dengan fungsinya sebagai jalan arteri. Gangguan samping dan karakteristik lalulintas yang mengurangi kapasitas jalan ini berupa penggunaan ruang manfaat jalan yang tidak sesuai dengan fungsi nya, seperti adanya warung dan bangunan lainnya yang terlalu dekat ke jalur lalulintas, tidak terkendalinya akses keluar masuk ke jalan pantura, tercampurnya lalu lintas lokal dan lalu lintas jarak jauh, serta truk yang berjalan lambat akibat kelebihan beban. Dilain fihak, peningkatan kapasitas jalan berupa penambahan lajur dipandang tidak akan efektif karena sulitnya pembebasan lahan pada daerah-daerah yang sudah terbangun sepanjang pantura.
12
2. Rasio volume lalulintas terhadap kapasitas pada ruas-ruas tertentu terutama diantara Cikampek-Semarang sudah cukup kritis (v/c sekitar 0.67) sehingga adanya gangguan seperti adanya kecelakaan lalulintas atau perbaikan jalan dengan mudah akan menimbulkan kemacetan terutama pada jam-jam sibuk.
3. Proporsi lalulintas truk di pantura kecenderungannya semakin tinggi seiring dengan tingginya lalulintas barang akibat pertumbuhan ekonomi. Proporsi truk pada tahun 2007 adalah sekitar 19%, sedangkan pada tahun 2012 menjadi sekitar 46%. Artinya terjadi peningkatan proporsi truk sebesar 2,5 kali lipat dalam jangka waktu 5 tahun. Mengingat beban truk memiliki daya rusak terhadap jalan yang paling besar, artinya daya rusak lalulintas juga meningkat sekitar 2,5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Hal ini diperparah oleh masih tingginya tingkat overloading truk, yaitu rata-rata 60% diatas beban sumbu yang diizinkan berdasarkan undang-undang yang berlaku. Tingginya lalulintas truk ini juga menunjukkan perlunya upaya-upaya pengalihan angkutan barang dari moda angkutan jalan raya ke moda angkutan lain seperti kereta api dan angkutan laut.
PERMASALAHAN PENANGANAN PANTURA lanjutan
13
4. Pada ruas jalan antara Cikampek-Semarang saja, masih terdapat sekitar 140 km( 25% panjang jalan) yang membutuhkan penanganan perbaikan besar segera. Kegiatan perbaikan ini, tanpa adanya jalur alternatif seperti toll atau jalan provinsi/kabupaten dengan kapasitas dan kondisi jalan yang memadai, akan menimbulkan kemacetan yang mengganggu roda ekonomi masyarakat.
5. Kondisi drainase di sepanjang pantura, 50% sampai 60% nya berada dalam keadaan tidak berfungsi atau bahkan secara fisik sudah tidak ada. Hal ini diakibatkan karena pemanfaatan lahan drainase dan sekitar nya untuk warung atau bangunan lain, tertutupnya saluran drainase oleh akses jalan terhadap rumah, toko, pom bensin dan penggunaan lahan lainnya, atau karena sudah tidak lagi tersambung nya saluran drainase ke saluran drainase lingkungannya. Perlu revitalisasi fungsi saluran drainase yang membutuhkan kerjasama baik instansi lain maupun masyarakat sehubungan adanya potensi dampak sosial kegiatan ini.
PERMASALAHAN PENANGANAN PANTURA
14
6. Dengan semakin meningkatnya tantangan ke depan dalam penanganan jalan di jalur Pantura, Direktorat Jenderal Bina Marga mengambil 7 langkah kebijakan sebagai berikut:
• Melakukan percepatan pembangunan Talan Toll Trans Jawa sehingga dapat mengurangi tekanan beban lalulintas di Jalan Nasional non toll Jalur Pantura dan memberikan ruang untuk melakukan perbaikan besar tanpa menimbulkan gangguan kemacetan yang berarti. Mengingat hambatan utama pembangunan jalan toll adalah masalah pembebasan tanah, untuk itu perlu adanya dukungan yang efektif dari instansi terkait dan masyarakat luas untuk upaya pembebasan tanah ini.
• Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk mendorong peran moda transportasi lain khususnya untuk angkutan barang.
• Mendorong terciptanya penegakan hukum peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan beban izin kendaraan, izin jalan akses, serta penggunaan ruang manfaat jalan dan ruang pengawasan jalan.
PERMASALAHAN PENANGANAN PANTURA
15
• Menerapkan strategi perencanaan-pemrograman serta pelaksanaan kegiatan penanganan jalan yang meminimalisir gangguan lalulintas, diantaranya dengan evaluasi komprehensif kekuatan struktur jalan, menerapkan penggunaan detour (lajur jalan sementara) pada masa konstruksi dan optimalisasi pengaturan jadwal penanganan.
• Memperpanjang masa layan rencana dari 10-20 tahun menjadi 20-40 tahun dengan tujuan untuk mengurangi frekuensi kegiatan perbaikan jalan.
• Penggunaan perkerasan berkinerja tinggi seperti perkerasan beton atau perkerasan aspal kinerja tinggi untuk mengakomodasi beban lalu lintas yang ekstrim tinggi. Khusus untuk lokasi-lokasi yang tanah dasarnya jelek dan muka air tinggi, perkerasan beton akan diperkuat dengan tulangan.
• Mendorong professionalisme industri jasa konstruksi di Jalur Pantura agar Penyedia Jasa Konstruksi dapat menjawab tantangan-tantangan teknis dan mutu konstruksi yang semakin meningkat di masa yang akan datang.
PERMASALAHAN PENANGANAN PANTURA
16
PETA TITIK LOKASI DAERAH RAWAN MACET/PASAR TUMPAH RUAS PANTURA JAWA BARAT
Terdapat beberapa titik lokasi daerah rawan macet sepanjang jalur pantura terutama antara Karawang, Indramayu, Cirebon, dan Losari
17
KETERANGAN
RAWAN KEMACETAN
RAWAN LONGSOR
RAWAN BANJIR
ALAT BERAT
DAERAH RAWAN BANJIR, LONGSOR, MACET DAN SIAGA ALAT PROVINSI BANTEN DAN JAWA BARAT LEBARAN 2013
Sepanjang jalur pantura di Prov. Banten dan Jawa Barat terdapat titik – titik kemacetan/rawan longsor dan rawan banjir diantaranya di Merak, Cilegon,Ciruas, Cikarang, Cikampek, Ciasem, Pamanukan, Bongas, Jatibarang, Lohbener, Palimanan, Kanci, dan Losari. Ditjen Bina Marga menyediakan peralatan berat di beberapa lokasi seperti Balaraja, Cikampek, Cirebon untuk mengantisipasi adanya bencana
18
KETERANGAN
RAWAN KEMACETAN
RAWAN LONGSOR
RAWAN BANJIR
ALAT BERAT
Pejagan Ketanggungan
Prupuk
Majenang Wanareja
Karangpucung
Wangon
Waleri
Ajibarang
Rawalo
Nusa Kambangan
Cilacap
Kroya Sumpiuh
Wates
Bantul Wonosari
Klaten
Boyolali
Sentolo
Sleman
Kotagede
Patuk
Pracimantoro Girimoyo
Wonogiri Sukoharjo
Karanganyar
Jatisrono
Kartosuro
Brebes Pemalang
Bumiayu Purwokerto
Kedungjati Slawi
Baturaden
Randudongkal
Demak
Unggaran
Ambarawa
Semarang
Selo
Pecangakan
Jekulo
Juwana
Kragan
Lasem
Sulang
Jepara
Kudus
Rembang
Purwodadi
Blora
Gubug
Godang
Ngawen
Pati
Jiken
Sragen
Bawen
Gemolong
Cepu
Kradenan Gambringan
Gundih
Masaran Solo
Tegal
Losari
Sarangan
Purwantoro
Cemarasewu
Gombong Karanganyar
Kebumen Grabag
Kutoarjo Purworejo
Selokromo
Salaman
Batang
Klaten
Purbalingga Banjarnegara
Peninggaran Kalibening
Wanayasa
Klampok
Ngadirejo
Sukorejo
Weleri
Kendal
Wonosobo
Parakan
Pekalongan
Petanahan Ambal
Muntilan
Banyumas
Magelang
Temanggung Salatiga Mantingan
Wuryantoro
Mungkid
Purwodadi
Sumberlawang
Yogyakarta
Secang
Mranggen
DAERAH RAWAN BANJIR, LONGSOR, MACET DAN SIAGA ALAT PROVINSI JAWA TENGAH & DIY LEBARAN 2013
Sepanjang jalur pantura di Prov. Tengah dan DIY terdapat titik – titik kemacetan/rawan longsor dan rawan banjir diantaranya di Tegal, Pekalongan, dan Semarang. Ditjen Bina Marga menyediakan peralatan berat di beberapa lokasi seperti di Pejagan, Batang, Semarang, dan Pati untuk mengantisipasi adanya bencana
19
PETA DAERAH KEMACETAN, RAWAN BANJIR DAN LONGSOR DAN SIAGA ALAT PROVINSI JAWA TIMUR 2013
Sepanjang jalur pantura di Prov.Jawa Timur terdapat titik – titik kemacetan/rawan longsor dan rawan banjir diantaranya di Lamongan, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo. Ditjen Bina Marga menyediakan peralatan berat di beberapa lokasi seperti di Cepu, Mantingan, Surabaya, Kediri, Probolinggo, dll. untuk mengantisipasi adanya bencana.
20
KONSTRUKSI JALAN PANTURA A. Desain beban vs aktual beban B. Pemilihan Jenis Konstruksi C. Perbandingan Harga
21
DESAIN BEBAN dan AKTUAL BEBAN
1. Desain Beban
• Pada Jalur Pantura Jawa dan Jalan Lintas Timur Sumatera, diberlakukan standar Muatan Sumbu Terberat sebesar 10 ton
• Konfigurasi Beban ijin sumbu untuk setiap jenis kendaraan :
22
2. Aktual Beban
• Berdasarkan hasil survei dengan alat Weight in Motion (WIM) yang dipasang pada beberapa ruas, beban aktual yang terjadi pada ruas jalan Pantura sebagai tergambarkan dalam grafik berikut :
DESAIN BEBAN dan AKTUAL BEBAN
16
24
3437
49
32
50
58
74 74
2328
51
69
80
22
33
57
69
83
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
6B (1.2H) 7A (1.2.2) 7C1 (1.2+2.2) 7C2 (1.2+2.2.2) 7C3 (1.2.2+2.2.2)
TON
KOMPOSISI SUMBU KENDARAAN
STANDAR
WIM 2007
WIM 2009
WIM 2010
PERBANDINGAN BERAT AKTUAL KENDARAAN DENGAN STANDAR HASIL SURVEI WIM
23
PERBANDINGAN MST IJIN - AKTUAL
0
10
20
30
40
50
Single Axle Tandem Triple
Mu
ata
n S
um
bu
(to
n)
PERBANDINGAN MST IJIN DAN MST AKTUALDI SEGMEN JAKARTA - SEMARANG, PANTURA JAWA
UNTUK (MST 10 TON)
1.2 H 1.2.2
MST IJIN MST AKTUAL
0
10
20
30
40
50
Single Axle Tandem Triple
Mu
ata
n S
um
bu
(to
n)
PERBANDINGAN MST IJIN DAN MST AKTUALDI SEGMEN SEMARANG - SURABAYA, PANTURA JAWA
UNTUK (MST 10 TON)
1.2 H 1.2.2
MST IJIN MST AKTUAL
1.2+2.2.21.2+2.2.2
1.2+2.2.2 1.2+2.2.2
20.58
45.55
10.00
38.10
18.00
21.00 20.14
48.88
10.00
37.56
18.00
21.00
12.86
29.01
10.00
23.05
18.00
21.00
12.04
31.77
10.00
21.73
18.00
21.00
24
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN
• Beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan pada jalur Pantura
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh INDII pada tahun 2011
25
PEMILIHAN JENIS KONSTRUKSI Pemilihan jenis konstruksi pada jalur Pantura meliputi :
• Penggunaan perkerasan berkinerja tinggi seperti perkerasan beton atau perkerasan aspal kinerja tinggi untuk mengakomodasi beban lalu lintas yang ekstrim tinggi. Khusus untuk lokasi-lokasi yang tanah dasarnya jelek dan muka air tinggi, perkerasan beton akan diperkuat dengan tulangan.
• Penggunaan teknologi Daur Ulang yang memanfaatkan material eksisting sehingga mengurangi eksploitasi alam
• Teknologi lainnya pada lokasi yang kondisi tanahnya sangat jelek seperti penggunaan fondasi cakar ayam modifikasi, konstruksi sarang laba-laba.
• Teknology konstruksi prefabrikasi (pracetak) untuk perbaikan yang membutuhkan waktu cepat, seperti lantai jembatan beton pracetak, plat beton perkerasan jalan pracetak prestress,
Perbandingan Harga
• Konstruksi perkerasan aspal memiliki harga paling murah dibandingkan konstruksi lainnya namun sangat rentan terhadap air. Harga satuan rigid pavement berkisar 1,2-1,3 kali harga perkerasan aspal dan 1,5 kali lipat jika beton menggunakan baja tulangan
26
PENANGANAN JALUR PANTURA A. Konsep Penanganan Jalur Pantura B. Alokasi Anggaran Jalur Pantura C. Isu Pengulangan Pekerjaan pada lokasi yang sama D. Modernisasi Jaringan Jalan Pantura
27
KONSEP PENANGANAN JALAN PANTURA JAWA
Secara umum penanganan Pantura mempunyai konsep dasar sama dengan Jalan Nasional lainnnya, yaitu:
1. Seluruh jalan yang berkondisi BAIK dan SEDANG ditangani PEMELIHARAAN RUTIN sepanjang tahun dengan tujuan mempertahankan kondisi yang ada. Khusus untuk kondisi SEDANG yang hampir rusak (nilai IRI di atas 7 s/d 8) mendapat penanganan PEMELIHARAAN BERKALA .
2. Jalan dengan kondisi RUSAK RINGAN (IRI 8 s/d 12) mendapat penanganan Pemeliharaan Berkala atau REKONSTRUKSI
3. Jalan dengan kondisi RUSAK BERAT ( IRI diatas 12) harus ditangani dengan Rekonstruksi.
Dengan konsep di atas penanganan jalan Pantura meliputi penanganan Rutin, Berkala dan rekonstruksi. Khusus untuk Pantura diberlakukan ketentuan penutupan lubang maksimum 5 hari lubang di jalan sudah harus ditutup. Pada Tahun Anggaran 2013 dialokasikan sebesar Rp 1.285.611.932 untuk penanganan di Jalan Lintas Pantura Jawa
28
ALOKASI PENANGANAN JALAN LINTAS UTARA JAWA
TA. 2010 TA. 2011 TA. 2012 TA. 2013
1 BANTEN 320.791.347 474.731.510 428.402.001 484.423.300 1.708.348.158
1 DKI 2.506.081.323 1.742.330.583 1.832.192.423 1.713.801.340 7.794.405.669
2 JAWA BARAT 875.994.442 1.041.833.120 1.277.810.704 2.161.011.006 5.356.649.272
3 JAWA TENGAH 1.084.536.498 1.135.309.136 1.350.679.655 2.044.305.000 5.614.830.289
4 JAWA TIMUR 1.564.376.741 1.756.566.093 1.441.554.588 1.266.593.000 6.029.090.422
6.351.780.351 6.150.770.442 6.330.639.371 7.670.133.646 26.503.323.810
TA. 2010 TA. 2011 TA. 2012 TA. 2013
1 BANTEN 49.962.693 54.814.452 54.961.174 38.365.950 198.104.269
2 DKI 81.956.213 61.977.114 162.228.809 168.712.950 474.875.086
3 JAWA BARAT 197.879.790 226.071.551 265.907.839 201.000.000 890.859.180
4 JAWA TENGAH 582.678.849 483.267.506 597.275.615 546.969.095 2.210.191.065
5 JAWA TIMUR 289.870.782 174.925.569 112.250.973 330.563.937 907.611.261
1.202.348.327 1.001.056.192 1.192.624.410 1.285.611.932 4.681.640.861 TOTAL ......:
DANA DIPA (Rp.10^3)
DANA DIPA (Rp.10^3)
TOTAL .......:
REKAP ANGGARAN PENANGANAN JALUR PANTURA
PROVINSI BANTEN, DKI, JABAR, JATENG, JATIM
NO PROVINSI JUMLAH
REKAP ANGGARAN DIPA TA. PER PROVINSI
(BANTEN, DKI, JABAR, JATENG, JATIM )
NO PROVINSI JUMLAH
Semenjak tahun 2010, sebesar Rp 4,6 triliun telah dialokasikan untuk penanganan jalan lintas pantura Jawa dengan provinsi Jawa tengah mendapatkan porsi terbesar sebesar Rp 2, 2 triliun, disusul prov Jawa Timur sebesar Rp 907 miliar, prov Jawa Barat sebesar Rp 890 miliar, prov DKI Jakarta sebesar Rp 474 miliar, dan prov. Banten sebesar Rp 198 miliar.
29
PENANGANAN JALAN PANTURA JAWA YANG TELAH DILAKSANAKAN
• Peningkatan kapasitas jalan menjadi 2 x 7 meter untuk mengurangi
kepadatan lalu lintas. • Optimalisasi penggunaan Rigid Pavement dengan memperbaiki kondisi lapis
pondasi badan jalan melalui penggantian material atau recycling. • Pembangunan simpang tak sebidang untuk mengurangi titik kemacetan
pada persimpangan sebidang. • Pembangunan jalan lingkar untuk mengalihkan lalu lintas menerus. • Penerapan kontrak pekerjaan berbasis kinerja (Performance base contract)
yang telah dilaksanakan pada 5 ruas di Pantura yaitu: Ciasem – Pamanukan, Demak – Trengguli, Bojonegoro – Padangan, Padangan – Ngawi, dan Semarang - Bawen
• Percepatan pembangunan jalan tol Trans Jawa untuk mengalihkan/ mengurangi beban lalu lintas pada jalur Pantura.
• Koordinasi antar instansi untuk mengatasi overloading kendaraan berat. hambatan samping (pasar tumpah, on street parking, dll.)
Bandung
Jawa Barat
Jakarta Serang
Surabaya
Yogyakarta
Semarang
DKI
Banten
DIY
Jawa Tengah
Jawa Timur
Kertosono
Mojokerto
Pejagan Pemalang
Batang
Cikampek
Palimanan
Solo
Ngawi
Pasuruan
Probolinggo
Banyuwangi
Kanci
Sukabumi Ciranjang Demak
Malang
Pandaan
Gempol
Bogor
288 KM 177,12 KM 76,77 KM
(K)
9 RUAS JALAN TOL LINTAS JAWA PRIORITAS UTAMA 615 KM
73 KM
1
2 4 3
6
5 7
8
9 Keterangan : : Operasi : Pengadaan tanah dan Konstruksi : Persiapan Pengadaan Total biaya Investasi : Rp 51,41 T Total biaya tanah : Rp 5.09 T Total panjang : 615 Km
JALAN TOL TRANS JAWA
30
No Ruas
Nama Ruas Cikampek – Palimanan
Pejagan - Pemalang
Pemalang - Batang
Batang - Semarang
Semarang - Solo Solo - Ngawi Ngawi - Kertosono Kertosono - Mojokerto
Mojokerto - Surabaya
BUJT PT.Lintas Marga Sedaya
PT. Pejagan Pemalang Toll Road
PT. Pemalang Batang Toll
Road
PT. Marga Setia Puritama
PT. Trans Marga Jateng
PT. Solo Ngawi Jaya PT. Ngawi Kertosono Jaya
PT. Marga Harjaya
Infrastruktur
PT. Marga Nujyasumo
Agung
Panjang (km)/Jumlah Seksi
116/6 58/4 39/2 75/5 73/5 90/4 87/4 41/4 36/5
Biaya Investasi (Rp. Triliun)
12.6 5.52 4.08 7.23 6.21 5.14 3.83 3.48 3.4
Biaya Tanah (Rp. Triliun) 0.55 0.254 0.18 0.584 0.927 0.995 0.864 0.297 0.461
Target Operasi 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Konsesi (tahun) 35 (dr PPJT) 45 45 45 45 35 35 35 42
Progres
Tanah 100,00% 29,89% 1,82% 3,34% 36,43% 74,54% 33,29% 84,00% 55,16%
Konstruksi Land Clearing Seksi 1-5 (+ 30
km) - - - 26,15%
Total Pmrnth BUJT Total Pmrnth BUJT 34,48% 26,97%
11,98% 48% -. - - -
1 2 3 4 5 6 7 8 9
31
KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGURANGI BEBAN JALAN
31
► Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan
yang bertujuan untuk mengurangi beban jalan.
Beban ini akan dialihkan dan diseimbangan
dengan moda transportasi lainnya seperti KA
dan short-sea shipping
► Untuk angkutan jalan memiliki fungsi biaya yang
paling rendah untuk jarak-jarak pendek
(dibawah 500km), namun akan menanjak
dengan cepat bilamana melebih jarak tersebut.
Untuk perjalanan jarak jauh (>1500km) maka
perjalanan dengan menggunakan angkutan laut
akan memiliki fungsi biaya paling rendah.
Sementara itu dalam jarak antara 500 – 1500
km , perjalanan dengan menggunakan moda KA
akan memiliki fungsi biaya terendah.
► Pergerakan transportasi di Jawa masih
didominasi oleh transportasi jalan (80%). Untuk
menyeimbangkan beban transportasi tersebut,
penguatan perkeretaapian sangat diperlukan.
Hal ini diwujudkan melalui pembangunan jalur
ganda KA.
Sumber: THE GEOGRAPHY OF TRANSPORT SYSTEMS
Sumber: Paparan Wamenhub, Juni, 2013
32
KETERPADUAN JARINGAN PRASARANA TRANSPORTASI NASIONAL TAHUN 2030 DI PULAU JAWA - BALI
33
KONSEP PENANGANAN PANTURA KE DEPAN: MODERNISASI JARINGAN JALAN
• Perencanaan koridor jalan jangka panjang untuk mengidentifikasi kebutuhan jaringan jalan tol, jalan raya, dan jaringan jalan arteri pada jangka waktu 20 – 50 tahun guna mengantisipasi perkembangan sosial, ekonomi dan kebutuhan transportasi selama jangka waktu tersebut.
• Peningkatan standar alinyemen jalan untuk memperlancar arus lalu lintas dan mengurangi titik – titik rawan kecelakaan.
• Pembangunan jalan lingkar pada kawasan perkotaan untuk mengurangi lalu lintas menerus
• Peningkatan umur rencana jalan untuk mengurangi biaya pemeliharaan dan life cycle cost keseluruhan.
• Peningkatan standar kemantapan jalan melalui peningkatan spesifikasi teknis pondasi dan perkerasan jalan
• Penerapan kontrak berbasis kinerja (PBC) dan kontrak pemeliharaan berbasis kinerja (PBMC) pada seluruh ruas jalan di Pantura
• Penerapan konsep node to node network / koridor manajemen dalam rangka efisiensi jumlah dan volume paket kontrak pekerjaan.
• Peningkatan integritas layanan transportasi antar moda terutama antara jaringan jalan dengan jaringan perkeretaapian, penyeberangan dan laut.
34
ISU PENANGANAN PANTURA A. Penanganan Secara Umum B. Penanganan Berulang C. Gangguan pada saat Pelaksanaan D. Dugaan Penyimpangan E. Isu Mark Up Proyek F. Penanganan Pekerjaan Pemeliharaan secara Swakelola G. Technical dan Financial Audit
35
ISU PENANGANAN PANTURA
1. Penanganan Jalan Secara Umum.
Seluruh jalan Pantura tertangani sepanjang tahun. Jika tidak ada penanganan kontraktual (pemeliharaan berkala, peningkatan struktur, dan pelebaran), jalan tersebut tetap tertangani secara swakelola (pemeliharaan rutin). • Pemeliharaan Rutin dilakukan untuk menjaga umur rencana dari jalan tersebut
sehingga tetap dapat difungsionalkan secara optimal. • Pemeliharaan berkala adalah overlay 1 lapis. • Peningkatan Struktur adalah penanganan pada jalan yang rusak dan butuh
pembongkaran struktur jalan hingga Sub Base. • Pelebaran Jalan adalah penambahan lajur untuk dapat difungsionalkan.
2. Penanganan Berulang
Secara umum penanganan pekerjaan jalan Pantura tidak ada pengulangan pekerjaan pada titik yang sama sebagaimana tertuang dalam Strip Map Penanganan Pantura dari T.A. 2005 s/d 2011. dan jika ini terjadi hanya berupa penanganan kerusakan setempat dalam ruas yang pendek dan tidak berurutan tahun penanganannya.
36
3. Kegiatan Proyek Yang Mengganggu Lalu Lintas
Pada saat pelaksanaan pekerjaan dilapangan tidak dapat dipungkiri memang sementara mengganggu kelancaran lalu lintas, namun pengaturan lalu lintas yang tertib dan disiplin dapat mengurangi dampak kamacetan lalu lintas.
4. Masalah Dugaan Penyimpangan/Korupsi di Pantura
• Seluruh proses pengadaan pekerjaan di Kementerian PU menggunakan sistem elektronik secara penuh (full e-procurement) yang terbuka dan sangat transparan serta dapat diakses oleh publik/peserta pelelangan, sehingga sangat kecil kemungkinan adanya permainan.
• Laporan pelaksanaan anggaran dilakukan melalui laporan elektronik (e-monitoring) secara real time, sehingga dapat terdeteksi kejanggalan-kejanggalan lebih dini.
5. Isu Mark Up Proyek.
HPS disusun berdasarkan analisa profesional dengan harga satuan dasar resmi sesuai ketentuan Perpres 70 Tahun 2012 serta diumumkan kepada publik melalui penggunakan sistem Full e-Procurement yang terbuka dan transparan kepada masyarakat luas, sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya mark up HPS.
ISU PENANGANAN PANTURA
37
6. Pengelolaan Kegiatan Swakelola (rutin)
Kegiatan pemeliharaan rutin dilaksanakan secara sakelola dan masih terdapat kekurangan dalam hal kecepatan penanganan karena kecepatan laju kerusakan yang terjadi tidak seimbang dengan kecepatan penanganan pekerjaan swakelola, karena ramainya lalu lintas dan gangguan cuaca.
7. Tehnical dan Finansial Audit di Pantura
Audit teknis secara umum dilakukan oleh Inspektorat Jenderal. Sedangkan audit finansial dilakukan oleh institusi Auditor seperti, BPK, BPKP dan juga Inspektorat Jenderal.
ISU PENANGANAN PANTURA
38
PROGRES KESIAPAN JALUR LEBARAN PANTURA 2013 A. JALUR PANTURA, LINTAS SELATAN DAN LINTAS TENGAH B. KONDISI PALING RAWAN C. HIMBAUAN BAGI PENGGUNA JALAN
39
KESIAPAN JALAN LINTAS UTAMA JAWA
1. Lintas Utara, Selatan, dan Tengah.
Secara umum kondisi Lintas Utara dan Lintas Tengah baik, memang terdapat beberapa titik yang sedang dikerjakan dan saat ini sedang proses penyelesaian atau difungsionalkan dahulu menjelang lebaran, seperti : Ruas Jalan Pejagan - Brebes, Batang - Plelen, Prupuk - Bts. Banyumas, dan Daerah Longsoran Tonjong.
Sedangkan untuk Lintas Selatan masih terdapat beberapa segment jalan yang kondisinya tidak dapat dikatakan baik namun masih fungsional untuk jalur lebaran, seperti : Ruas Jalan Wangon - Bts. Jabar dan Pacitan - Jarakan.
2. Jadwal Penyelesaian
Pada umumnya kontrak pekerjaan berakhir pada bulan September – Desember, sehingga saat ini rata - rata paket pekerjaan yang dilaksanakan belum 100% selesai, namun sudah fungsional pada H-15, pekerjaan dihentikan sementara dan akan dilanjutkan kembali pada H+10.
40
KONDISI PALING RAWAN
Kondisi paling rawan di jalur utama Pantura adalah pada Ruas Jalan
Pejagan – Brebes dengan kondisi jalan yang rusak dan saat ini sedang
dalam penanganan, berupa peningkatan struktur dengan beton atau
rigid pavement. Menjelang lebaran pada H-10, 4 lajur jalan dapat
difungsionalkan secara keseluruhan.
41
HIMBAUAN KEPADA PENGGUNA JALAN
o Masyarakat yang akan mudik menggunakan transportasi
darat agar berangkat lebih awal, sehingga kemacetan tidak
menumpuk di satu hari saja.
o Masyarakat dihimbau untuk tidak menggunakan transportasi
pribadi melainkan memilih menggunakan mode transportasi
umum.
o Seluruh jalur lebaran yang akan dilewati telah siap namun
tetap waspada dan patuhi rambu-rambu lalu lintas
42
LAMPIRAN PROGRES PENANGANAN JALUR LEBARAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
KESIAPAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN
MENGHADAPI LEBARAN TAHUN 2013 M/1434 H
44
JALUR LEBARAN PULAU SUMATERA
KETERANGAN:
JALUR UTAMA
JALUR ALTERNATIF
RAWAN KEMACETAN
RAWAN LONGSOR
LONGSORAN SP TUAN – MERLUNG
(PROV. JAMBI)
TITIK KEMACETAN DI SUMATERA
SELATAN
TITIK KEMACETAN DI LAMPUNG
45
BENCANA LONGSORAN DI JAMBI
TERJADI LONGSORAN DI BEBERAPA TITIK SP TUAN – MERLUNG
Km.91+800, Km.93+800, Km.49+900, Km.50+100
INFORMASI LOKASI RAWAN BENCANA PADA KORIDOR SUMATERA
TELAH DITANGANI DENGAN PAKET PEKERJAAN PENANGANAN LONGSORAN
(AKAN FUNGSIONAL PADA H-10)
DESKRIPSI PENANGANAN: • Penanganan longsoran dilakukan dengan pergeseran
trase jalan dan pelebaran jalan pada sisi jalan yang tidak terkena longsoran, sehingga tidak mengurangi kapasitas jalan
RAWAN LONGSOR
46
TITIK POTENSI RAWAN KEMACETAN PADA KORIDOR SUMATERA
SKETSA LOKASI PROYEK
TITIK KEMACETAN DI SUMATERA SELATAN
DESKRIPSI PENANGANAN: • Penanganan yang dilakukan adalah Pekerjaan
Peningkatan kapasitas ruas jalan Lingkar Barat kota Palembang meliputi pelebaran jalan dari 2 lajur menjadi 4 lajur dengan lebar perkerasan dari 7 meter menjadi 14 meter sepanjang 8,73 km dengan konstruksi perkerasan jalan aspal termasuk overlay di jalan existing serta pembangunan/pelebaran jembatan bentang 16 m dan pembuatan cross drain.
• Pekerjaan selesai dan fungsional 4 lajur penuh.
TELAH DITANGANI DENGAN PAKET PEKERJAAN PENINGKATAN KAPASITAS
PALEMBANG WESTERN RING ROAD (PWRR)
STA 8+600 (LOKASI JEMBATAN)
0% 100%
STA 14+900 (SP. ALANG-ALANG LEBAR)
RAWAN KEMACETAN
47
TITIK POTENSI RAWAN KEMACETAN PADA KORIDOR SUMATERA
TITIK KEMACETAN DI LAMPUNG
RAWAN KEMACETAN
TELAH DITANGANI DENGAN PAKET PEKERJAAN BANDAR LAMPUNG BYPASS
(JALAN SUKARNO HATTA)
DESKRIPSI PENANGANAN: • Penanganan yang dilakukan dengan cara melakukan
Pekerjaan Peningkatan kapasitas ruas jalan Sukarno – Hatta (Bandar Lampung Bypass ).
• Bypass Bandar Lampung sudah fungsional pada H-10 Lebaran dan dapat di lewati dengan kecepatan rata rata 40-60 km/jam, kapasitas 4 lalur 2 jalur sudah dapat beroperasi dan fungsional dengan baik
SKETSA LOKASI PROYEK
BANDAR LAMPUNG BYPASS - A BANDAR LAMPUNG BYPASS - B
48
JALUR LEBARAN PULAU JAWA
LONGSORAN TONJONG
KETERANGAN:
JALUR UTAMA
JALUR ALTERNATIF
RAWAN KEMACETAN
RAWAN LONGSOR
TITIK KEMACETAN DI BANTEN
(CILEGON – PASAURAN)
TITIK KEMACETAN DI JAWA BARAT
(NAGREK – GENTONG)
TITIK KEMACETAN DI JAWA TENGAH
(CIASEM – BREBES) TITIK KEMACETAN
DI KOTA SEMARANG JAWA TENGAH
TITIK KEMACETAN
DI YOGYAKARTA
49
INFORMASI LOKASI RAWAN BENCANA PADA KORIDOR JAWA
BENCANA LONGSORAN DI JAWA TENGAH
TERJADI LONGSORAN
Km PKL 118+600
TELAH DITANGANI DENGAN PAKET PEKERJAAN PENANGANAN LONGSORAN PADA KM PKL 118+600 (PRUPUK – BTS. KT. BANYUMAS)
PEKALONGAN BARAT
DESKRIPSI PENANGANAN: • Bencana longsor yang terjadi pada bulan Februari 2013
yang mengakibatkan longsor pada bahu jalan Km PKL 118+600 (Prupuk – Bts. Kt. Banyumas) Pekalongan Barat, Tonjong.
• Penanganan yang dilakukan dengan dengan membangun dinding penahan tanah yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan, dan pada bahu jalan yang tidak terkena longsor dilakukan perkerasan agar jalan tetap bisa digunakan 2 arah.
RAWAN LONGSOR
Pembangunan Dinding Penahan Longsoran
Lebar jalan tetap bisa digunakan 2 arah
PENANGANAN LONGSORAN TONJONG
50
TITIK POTENSI RAWAN KEMACETAN PADA KORIDOR JAWA
TELAH DITANGANI DENGAN PAKET SRIP IBRD PENINGKATAN KAPASITAS DAN PENINGKATAN STRUKTUR
TITIK KEMACETAN DI BANTEN (CILEGON – PASAURAN)
RAWAN KEMACETAN
DESKRIPSI PENANGANAN: • Penanganan yang dilakukan pada ruas Cilegon –
Pasauran adalah Peningkatan Kapasitas, Peningkatan Struktur.
• Cilegon – Pasauran telah selesai dan fungsional.
Kondisi 0 % Kondisi 50 % Kondisi 100 %
PAKET SRIP IBRD ( LOAN NO. 7786 ID / 4484 IND ) CILEGON - PASAURAN
Kondisi 0 % Kondisi 50 % Kondisi 100 %
STA. 12+000
STA. 1+000
51
TITIK POTENSI RAWAN KEMACETAN PADA KORIDOR JAWA
TITIK KEMACETAN DI JAWA BARAT (NAGREK – GENTONG)
RAWAN KEMACETAN
TELAH DITANGANI DENGAN PAKET PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR GENTONG
DESKRIPSI PENANGANAN: • Penanganan yang dilakukan adalah penurunan
grade tanjakan dengan membuat trase baru dan pembangunan overpass KA.
• Jalan Lingkar Gentong dapat melayani arus Mudik dan Balik Lebaran 2013, yang dimana Fungsional pada Lebaran H-10 Tahun 2013.
52
TITIK POTENSI RAWAN KEMACETAN PADA KORIDOR JAWA
TITIK KEMACETAN DI JAWA TENGAH (PEJAGAN – BREBES)
RAWAN KEMACETAN
KONDISI STRUKTUR JALAN YANG MENGALAMI PENURUNAN TELAH DITANGANI DENGAN PAKET PENINGKATAN STRUKTUR
JALAN PADA RUAS PEJAGAN – BTS. KOTA BREBES (KM. SMG 193+406 S/D KM. SMG 193+786)
DESKRIPSI PENANGANAN: • Ketinggian permukaan badan jalan yang rendah
yang menyebabkan permukaan jalan tergenang dan menjadi rusak untuk itu dilakukan penanganan dengan Pekerjaan peninggian permukaan dgn rigid pavement pada Paket Peningkatan Struktur Jalan Pejagan – Bts. Kota Brebes KM. SMG 193+406 s/d KM. SMG 193+786
53
TITIK POTENSI RAWAN KEMACETAN PADA KORIDOR JAWA
TITIK KEMACETAN DI SEMARANG - JAWA TENGAH
RAWAN KEMACETAN
TELAH DITANGANI DENGAN PAKET PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN LAYANG (FO). KALIBANTENG
DESKRIPSI PENANGANAN: • Untuk mengatasi kemacetan di persimpangan Kali
Banteng, dibangun jembatan layang/FO. Kalibanteng
• Pada Saat H-15 jembatan difungsikan penuh dari arah Kota menuju Jakarta dan Arah Pelabuhan Tanjung Mas ke Jakarta.
PELAKSANAAN TA. 2012
PELAKSANAAN TA. 2013
54
TITIK POTENSI RAWAN KEMACETAN PADA KORIDOR JAWA
TITIK KEMACETAN DI YOGYAKARTA
RAWAN KEMACETAN
TELAH DITANGANI DENGAN PAKET PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN LAYANG (FO). JOMBOR
DESKRIPSI PENANGANAN: • Penanganan yang dilakukan adalah Pembangunan
FO Jombor • Untuk arah Solo – Purworejo akan fungsional pada
H-15 lebaran,sedangkan arah ke Magelang belum fungsional karena adanya permasalahan lahan.
55
TITIK POTENSI RAWAN KEMACETAN PADA KORIDOR BALI
TITIK KEMACETAN DI BALI (SIMPANG DEWARUCI)
RAWAN KEMACETAN
TELAH DITANGANI DENGAN PEMBANGUNAN UNDERPASS SIMPANG DEWARUCI
DESKRIPSI PENANGANAN: • Penanganan yang dilakukan adalah membangun
persimpangan tak sebidang untuk mengurangi konflik trafik khususnya antar ruas yang padat yaitu arah Bandara dan Nusa Dua di bagian Selatan dan Sunset Road untuk bagian Timur
56
JALUR LEBARAN PULAU KALIMANTAN
KETERANGAN:
JALUR UTAMA
JALUR ALTERNATIF
57
Pasarpanas
L inggangbigung
Mentiwan
Melak
Damai
Sekolakdarat
Kotabangun
Sp.3 .Senoni
LoajananAnggana
Sangasanga
Dondang
Sp. Ma.Jawa
Samboja
Semuaisepaku
Sp.Semboja
Bontang
SantanSp.M.Badak
Sambera Ma.Badak
Br. Tongkok
Pena jam
Kademan
KuaroLolo
Ma.Biu
Kerang
TANAHGROGOT
SAMARINDA
TENGGARONG
Sebulu
Sp.Ambalut
Kenangan
Longiram
Tj.Aru
Sp.Blusuh
Sp.Damai
Tering
Periuk
Tukuq
Ma. Bengkal
Gusig
Sp. B. Tongkok
Sendawar
Berangas
Pulausari
Anjir Pasar MARABAHAN
Takisong
Serapat
L ianganggang
Asamasam
Batakan
PELAIHARI
Kintap
Mekar Putih
Sebanti
LumpangiLoksado
Tlg.Langsat
BatibatiGambut
MARTAPURAAraneo
Ma.Muning
RANTAU
KANDANGAN
Pagatan
Sebamban
Sei Pinang
Batulicin
Sei Kupang
TANJUNG
PagatTumbuhanbanyu
AMUNTAI
BARABAI
Kaparkias
Kelua
Batubabi
Mantimin
Birayang
Paringin
Dahai
Halong
Manggalau
Gn.Batubesar
Ma.Buun
Muarauya
KOTA BARU
Sunga i Bali
Tj.Batu
Pudi
Sampanahan
SP.Serapat
BANJARMASIN
Crm.Danau
Satui
Stagen
Bts.Kab.
Petung
BALIKPAPAN
FUNGSIONAL UNTUK JALUR LEBARAN
FOTO KONDISI JALUR LEBARAN KALIMANTAN
58
JALUR LEBARAN PULAU SULAWESI
KETERANGAN:
JALUR UTAMA
JALUR ALTERNATIF
RAWAN BANJIR BENCANA BANJIR
POMPANUA – ULUGALUNG
KM. 222+800 – 223+500
59
BENCANA LONGSORAN DI SULAWESI SELATAN
INFORMASI LOKASI RAWAN BENCANA PADA KORIDOR SULAWESI
RAWAN BANJIR BENCANA BANJIR: • Pada segmen Watampone – Sengkang Km.
222+700 (Ruas Pompanua – Ulugalung) pada saat ini belum bisa dilewati akibat banjir dari Danau Tempe. Untuk kendaraan roda empat dialihkan pada ruas jalan propinsi Ulugalung – Salonro – Pompanua (jarak + 60 km dari semula 13 km).
• Bencana Banjir terjadi pada tanggal 13-14 Juni 2013 dan tanggal 13 Juli 2013 – sekarang.
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR
60
TERIMA KASIH