Download doc - Batu Saluran Kemih

Transcript
Page 1: Batu Saluran Kemih

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

a. Nama : Tn. H. T

b. Umur : 71 Tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Alamat : Moncong Bori, Bantimurung

e. Pekerjaan : Petani

f. Suku : Makassar

g. Masuk Rumah Sakit : Kamis, 17 September 2015

B. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Susah buang air kecil.

Dialami sejak 10 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul dan memberat

saat beraktifitas. Pasien juga mengeluh nyeri pada daerah perut bagian bawah dan

disekitar pinggang. Kadang-kadang buang air kecil disertai darah dan keluar

serbuk-serbuk berpasir seperti bata. Demam (-), mual (-), muntah (-), BAB biasa,

BAK susah buang air kemih.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis : Sakit Sedang / Gizi Cukup/ Compos Mentis

Status vitalis:

T : 130/90 mmHg - P : 24 x/menit

N : 60 x/ menit - S : 36,30 C

a. Kepala:

Page 2: Batu Saluran Kemih

Tidak didapatkan tanda-tanda anemis, ikterus, sianosis, hematoma, turgor

kulit dalam batas normal.

b. Leher:

Tidak tampak adanya massa tumor, nyeri tekan ,pembesaran kelenjar

getah bening (-), pembesaran Thyroid (-/-), hematom (-).

c. Thorax:

I : Simetris (ka=ki), tidak mengginakan otot-otot bantu pernafasan

hematom (-), luka (-), jaringan sikiatrik (-).

P : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), vocal pemitus (ka=ki), bunyi

krepitasi (-).

P : Sonor, batas paru hepar ICS VI dextraanterior, bunyi: pekak ke

timpani

A : Bunyi pernapasan : Vesikular. Bunyi tambahan : (-)

d. Jantung:

I : Ictus Cordis tidak tampak

P : Ictus Cordis tidak teraba

P : Pekak (normal)

1) Batas Kiri Atas : ICS II Linea Parasternalis Sinistra

2) Batas Apex : ICS VI Linea Midclavicula Sinistra

3) Batas Kanan Atas : ICS II Linea Parasternalis Dextra

4) Batas Kanan Bawah : IS IV Linea Parasternalis Dextra

A : Bunyi Jantung =S1 dan S2 murni regular, tidak ada bising

Page 3: Batu Saluran Kemih

e. Abdomen:

I : Datar ikut gerak napas, hematom (-), luka (-), jaringan sikatrik (-),

bekas operasi (-)

A : Peristaltik (+) kesan normal

P : Nyeri tekan suprapubik (+),nyeri tekan hipokondrium (+), massa

tumor (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba.

P : tympani (+), acites (-)

f. Extremitas:

Edema pretibial (-/-), edema dorsum pedis (-/-) deformitas (-/-).

g. Lain-lain : Dalam batas normal.

D. DIAGNOSIS SEMENTARA

Prostate Hypertrophy

E. DIAGNOSIS BANDING

Batu Saluran Kemih (Vesicolith, Nephrolith)

F. PEMERIKSAAN ANJURAN / PEMERIKSAAN PENUNJANG

Telah dilakukan USG Abdomen dengan hasil sebagai berikut:

- Hepar : Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak dilatasi

ukuran vascular dan bile duct. Tidak tampak echo mass/cyst.

- GB : ukuran dalam batas normal, dinding tidak menebal dan mukosa regular.

Tidak tampak echo batu/mass.

- Pankreas : ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak dilatasi

duktus pankreatikus. Tidak tampak echo mass/cyst.

Page 4: Batu Saluran Kemih

- Lien : ukuran echo dan parenkim dalam batas normal. Tidak tampak echo

mass/cyst.

- Ginjal kanan : ukuran dan echo korteks dalam batas normal. Tidak tampak dilatasi

PCS. Tampak echo batu dengan diameter ± 4, 63 mm. Tampak echo kista pada

pole atas dengan diameter ± 27 mm.

- Ginjal kiri : ukuran dan echo cortex dalam batas normal. Tidak tampak dilatasi

PCS. Tampak beberapa echo kista pada pole bawah dengan diameter ±47 mm.

- Buli-buli : dalam batas normal. Dinding tidak menebal denan mukosa regular.

Tampak echo batu dengan diameter ±37,51 mm.

- Prostat : ukuran dalam batas normal dengan volume ± 16 ml ; tepi regular ; tidak

tampak kalsifikasi di dalamnya.

- Kesan : Vesicolith, Multiple Kista Ginjal Bilateral, Nephrolith kanan

G. TERAPI/PENATALAKSANAAN

- Ciprofloxacin

- Asam Mefenamat

- Harnal

H. PROGNOSIS

Bonam

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFENISI

Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan masa keras

seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas

Page 5: Batu Saluran Kemih

(ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang dapat

menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa

terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu

kandung kemih). Batu ini terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium,

asam urat, atau sistein.1,2

B. EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan data dari Urologic Disease in America pada tahun 2000, insidens

rate tertinggi kelompok umur berdasarkan letak batu yaitu saluran kemih atas adalah

pada kelompok umur 55-64 tahun 11,2 per-100.000 populasi, tertinggi kedua adalah

kelompok umur 65-74 tahun 10,7 per-100.000 populasi. Insidens rate tertinggi jenis

kelamin berdasarkan letak batu yaitu saluran kemih atas adalah pada jenis kelamin

laki-laki 74 per-100.000 populasi, sedangkan pada perempuan 51 per-100.000

populasi. Insidens rate tertinggi kelompok umur berdasarkan letak batu yaitu saluran

kemih bawah adalah pada kelompok umur 75-84 tahun 18 per-100.000 populasi,

tertinggi kedua adalah kelompok umur 65-74 tahun 11 per-100.000 populasi.

Insidens rate tertinggi jenis kelamin berdasarkan letak batu yaitu saluran kemih

bawah adalah jenis kelamin laki-laki 4,6 per-100.000 populasi sedangkan pada

perempuan 0,7 per-100.000 populasi.1,3

C. PATOGENESIS DAN KLASIFIKASI

Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi dalam

pembentukan batu. Inhibitor pembentuk batu djumpa dalam air kemih normal.

Batu kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promoter

Page 6: Batu Saluran Kemih

(reaktan) dapat memacu pembentukan batu seperti asam urat, memacu batu

kalsium oksalat. Aksi reaktan dan inhibitor belum dkenali sepenuhnya. Ada

dugaan proses ini berperan pada pembentukan awal atau nukleasi kristal, progresi

kristal atau agregasi kristal. Misalnya penambahan sitrat dalam kompleks kalsium

dapat mencegah agregasi kristal kalsium oksalat dan mungkin dapat mengurangi

risiko agregasi kristal dalam saluran kemih.1,4

Batu ginjal dapat terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk

kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu. Subyek normal

dapat mengekskresikan nukleus kristal kecil. Proses pembentukan batu

dimungkinkan dengan kecendrungan eksresi agregat kristal yang lebih besar dan

kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam air kemih.1,4

Proses perubahan kristal yang terbentuk pada tubulus menjadi batu kemih

belum sejelas proses pembuangan kristal melalui aliran air kemih yang banyak

diperkirakan bahwa agregasi kristal menjadi cukup besar sehingga tertinggal dan

biasanya ditimbun pada duktus koletikus akhir. Selanjutnya secara perlahan

timbunan akan membesar. Pengendapan inidiperkirakan timbul pada bagian sel

epitel yang mengalami lesi. Kelainan ini kemungkinan disebabkan oleh kristal

sendiri.1,4

Batu saluran kemih dapat diklasifikasikan menurut menurut tampilan X - ray

polos ( ginjal - ureter - kandung kemih ( KUB ) radiografi):1,4,5,6

Tabel 1. Karakteristik X-Ray.

Page 7: Batu Saluran Kemih

Radiopaque Poor Radiopacity Radiolucent

Calcium oxalate dehydrate

Magnesium ammonium phosphate

Uric acid

Calcium oxalate monohydrate

Apatite Ammonium urate

Calcium phosphates Cystine Xanthine

D. FAKTOR RISIKO PENYEBAB BATU

Faktor risiko di bawah ini merupakan faktor utama predisposisi kejadian batu

ginal, dan menggambarkan kadar normal dalam air kemih. Predisposisi kejadian

batu khususnya batu kalsium dapat dijelaskan sebagai berikut :1

- Hiperkalsiuria

Kelainan ini dapat menyebabkan hematuria tanpa ditemukan pembentukan

batu. Kejadian hematuri diduga disebabkan kerusakan jaringan lokal yag

dipegaruhi oleh agregasi kristal kecil . peningkatan eksresi kalsium dalam air

kemih dengan atau tanpa faktor risiko lainnya, ditemukan pada setengah dari

pembentuk batu kalsium idiopatik. Kejadian hiperkalsiuri idiopatik diajukan

dalam tiga bentuk:

- Hipositrauria

Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih,

khususnya sitrat, merupakan suatu mekanisme lain untuk timbulnya batu gnjal.

Kekurangan inhibitor pembentukan batu selain sitrat, meliputi glikoprotein yang

dieksresi oleh sel epitel tubulus ansa Henle asenden seperti muko-protein.

Nefrokalsin muncul untuk mengganggu pertumbuhan Kristal dengan

Page 8: Batu Saluran Kemih

mengabsorpsi permukaan Kristal dan memutus interaksi dengan larutan Kristal

lainnya. Produk seperti mukopurulen dapat berperan dalam kontribusi batu

kambuh.

- Hiperurikosuria

Hiperurikosuria merupakan suatu peningkatan asam urat air kemih yang dapat

memacu pembentukan batu kalsium , minimal sebagian oleh Kristal asam urat

dengan membentuk nidus untuk presipitasi kalsium oksalat atau presipitasi

kalsium fosfat. Pada kebanyakan pasien dengan lebih kearah diet purin yang

tinggi

E. GEJALA BATU SALURAN KEMIH

Manisfestasi klinik adanya batu dalam saluran kemih bergantung pada adanya

obstruksi, infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi

yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi

piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi biasanya disertai gejala demam, menggigil,

dan dysuria. Namun, beberapa batu jika ada gejala tetapi hanya sedikit dan secara

perlahan akan merusak unit fungsional (nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah

nyeri yang luar biasa ( kolik).1,2

Gejala klinis yang dapat dirasakan yaitu : 1,2

- Rasa Nyeri

Lokasi nyeri tergantung dari letak batu. Rasa nyeri yang berulang (kolik) tergantung

dari lokasi batu. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh

Page 9: Batu Saluran Kemih

area kostovertebratal, tidak jarang disertai mual dan muntah, maka pasien tersebut

sedang mengalami kolik ginjal. Batu yang berada di ureter dapat menyebabkan nyeri

yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia. Pasien sering

ingin merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan biasanya air

kemih disertai dengan darah, maka pasien tersebut mengalami kolik ureter.

- Demam

Demam terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah sehingga

menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal. Gejala ini disertai

jantung berdebar, tekanan darah rendah, dan pelebaran pembuluh darah di kulit.

- Infeksi

BSK jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi

dan statis di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang terjadi di saluran kemih karena

kuman Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan

Staphiloccocus.

- Hematuria dan kristaluria

Terdapatnya sel darah merah bersama dengan air kemih (hematuria) dan air kemih

yang berpasir (kristaluria) dapat membantu diagnosis adanya penyakit BSK.

- Mual dan muntah

Obstruksi saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter) seringkali menyebabkan mual

dan muntah.

F. EVALUASI PASIEN BATU GINJAL

Page 10: Batu Saluran Kemih

Besarnya nilai faktor dalam menimbulkan penyakit batu bervariasi sesuai

dengan populasi yang ada. Pengenalan ke semua faktor resiko batu ginjal

diperlukan untuk tindakan evaluasi dan tindakan pengobatan pasien dengan

penyakit batu kemih.1,7

Cara penetapan diagnosis penyebab batu :1

1. Riwayat penyakit batu (ditanyakan jenis kelamin, usia, pekerjaan, hubungan

keadaan penyakit, infeksi dan penggunaan obat-obatan. Riwayat tentang

keluarga yang menderita batu saluran kemih, pencegahan, pengobatan yang

telah dilakukan, cara pengambilan batu, analisis jenis batu, dan situasi

batunya.

2. Gambaran batu saluran kemih dilakukan pemeriksaan :1

a. Ultrasonografi

Dapat menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi batu.

Pemeriksaan ini diperlukan pada perempuan hamil dan pasien yang alergi

kontras radiologi.

Dapat diketahui adanya batu radiolusen dan dilatasi system koletikus.

Keterbatasan pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukkan batu

ureter, dan tidak dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu radiolusen.

b. Pemeriksaan Radiografi

Foto abdomen biasa

Dapat menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi.

Membedakan batu kalsifikasi

Page 11: Batu Saluran Kemih

Densitas tinggi : kalsium oksalat dan kalsium fosfat.

Densitas rendah : struvite, sistin, dan campuran keduanya.

Indikasi dilakukan uji kualitatif sistin pada pasien muda.

Keterbatasan pemeriksaan foto sinar tembus absomen adalah tidak dapat

untuk menentukan batu radiolusen, batu kecil dan batu yang tertutup

bayangan struktur tulang. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu

dalam ginjal dan batu luar ginjal.

c. Urogram

Deteksi batu radiolusen sebagai defek pengisian (filling) (batu asam urat,

xantin, 2,8 – dihidroksiadenin ammonium urat )

Menunjukkan lokasi batu dalam system koletikus.

Menunjukkan kelainan anatomis.

d. CT-scan helical dan kontras.

3. Inverstigasi biokimiawi

Pemeriksaan labiratorium rutin, sampel dan air kemih. Pemeriksaan pH, berat

jenis air kemih, sedimen air kemih untuk menentukan hematuria, leukosituria,

dan kristaluria. Pemeriksaan kultur kuman penting untuk adanya infeksi

salurankemih. Apabila batu keluar, diperlukan pencarian faktor risiko dan

mekanisme timbulnya batu.

Diagnosis Batu Saluran Kemih dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

radiologis, yaitu :1,7,8

a. Foto polos absomen (BNO)

Page 12: Batu Saluran Kemih

Untuk melihat batu di daerah ginjal, ureter dan kandung kemih. Dimana

dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan dapat membedakan

klasifikasi batu yaitu dengan densitas tinggi biasanya menunjukan jenis

batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat, sedangkan dengan densitas

rendah menunjukan jenis batu struvit, sistin dan campuran.

Keterbatasan pemeriksaaan foto sinar tembus abdomen adalah tidak dapat

untuk menentukan batu radiolusen, batu kecil dan batu yang tertutup

bayangan struktur tulang. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu

dalam ginjal atau luar ginjal.

Page 13: Batu Saluran Kemih

Gambar 1 : Gambaran foto polos abdomen kalsifikasi (nefrokalsinosis)

kedua ginjal

Gambar 2 : Foto polos abdomen menunjukkan gambaran urolithiasis pada

bagian kiri (lingkaran)

Batu Ginjal.

Gambaran klinis batu di dalam traktus urinarius bermacam-macam. Batu kecil

di dalam kalik tidak selalu memberikan keluhan, jadi dapat tanpa gejala.

Keluhan paling banyak bila batu berada di dalam ureter. Batu besar yang

mengisi system pelviokalik (batu staghorn) dapat merusak seluruh ginjal.

Biasanya terjadi peradangan dan obstruksi. Gambaran klinik yang lazim

adalah kolik ureter, hematuria dan radang traktus urinarius.9

Page 14: Batu Saluran Kemih

Pemeriksaan radiologis yang diperlukan adalah foto polos abdomen,

pielografi intravena, USG, dan CT-Scan. Jenis batu yang ditemukan dalam

traktus urinarius umumnya adalah kalsium oksala, fosfat, triperl fosfat, asam

urat, sistin. Batu-batu ginjal dapat radioopak dan radiolusen9.

Penilaian batu ginjal, penting diperhatikan :

a) Jumlah, densitas, dan bayangan batu.

b) Lokasi

c) Komplikasi (obstruksi, parut ginjal atau pembentukan striktur)

d) Terjadinya anomaly

e) Nefrokalsiosis

Batu Ureter

Radioopak tampak pada foto polos. Pemeriksaan PIV untuk menentukan

lokasinya dan akan terlihat pelebaran ureter proksimal dari batu. Radiolusen

tidak tampak pada foto polos, pada PIV tampak luput isi (filling defect) pada

ureter, dengan kemungkinan pelebaran bagian proksimalnya. Diagnosis

banding adalah tumor dan bekuan darah.9

Batu buli-buli

Penyebab batu buli-buli utama adalah obstruksi dan infeksi. Kebanyakan

adalah radioopak dan dengan mudah dilihat dengan foto polos abdomen. Batu

lain yang mengandung sedikit kalsium, pada foto polos kelihatan samar-

samar. Batu dalam buli-buli dapat satu atau lebih. Diagnosis diferesial batu

buli-buli adalah perkapuran kelenjar, fekalit, kalsifikasi fibroid dala uterus,

Page 15: Batu Saluran Kemih

batu prostat dan vesika seminalis. Untuk membedakan batu buli dengan

fekalit, dibuat foto oblik barium enema.9

Batu Uretra

Biasanya kecil dan berasal dari batu buli-buli atau ureter yang turun pada

waktu miksi.9

b. Intravenous Pyelogram (IVP)

IVP merupakan suatu tipe X-ray yang memvisualisasi ginjal dan ureter

setelah injeksi intavena bahan kontras. Setelah injeksi, kontras bergerak

melalui ginjal, ureter, dan vesica urinaria. Foto diambil dalam beberapa

interval waktu untuk melihat pergerakan ini. IVP dapat memperlihatkan

ukuran, bentuk dan struktur ginjal, ureter, dan vesica urinaria. Juga untuk

mengevaluasi fungsi ginjal, deteksi penyakit ginjal, batu ureter dan vesica

ureter, pembesaran prostat, trauma dan tumor.

Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP

belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya

penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan

pielografi retrograd.9,10

Dibanding dengan foto polos abdomen, IVP mempunyai sensitivitas yang

lebih besar (64% hingga 87%) spesifitas (92% hingga 94%) untuk

mendeteksi urolithiasis. Namun pada batu radiolusen non obstruksi, IVP

tidak memberikan gambaran “filling defect”

Page 16: Batu Saluran Kemih

Gambar 3 : IVP menunjukkan batu rata pada ginjal bagian kanan

Gambar 4 : IVP menunjukkan simptomatik kaliks divertikulas bagian

kanan dengan urolithiasis

c. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan dimana memberi

gelombang bunyi pada organ dan menangkap gelombang bunyi ultra yang

dipantulkan kembali oleh organ-organ yang berbeda kepadanya. USG

Page 17: Batu Saluran Kemih

merupakan pemeriksaan non invasive yang dapat dilakukan secara bed-

side dan relatif tidak mahal. Pemeriksaan ini cukup efektif dan akurat

dalam mendeteksi hidronefrosis, dilatasi ureter distal, menilai kondidi

kandung kemih dan dindingnya, dan adanya ureterocele. Pada kasus

urolithiasis, USG dapat menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi batu.

Biasanya pemeriksaan ini dikombinasikan foto polos abdomen untuk

menentukan hidronefrosis atau pelebaran ureter berhubungan dengan

kecurigaan adanya batu saluran kemih yang ditemukan pada foto polos.

Batu yang mudah terlihat dengan USG (gambaran echoic shadow) namun

tidak terlihat pada foto polos mungkin merupakan batu asam urat atau

sistin. Selain itu, USG dapat mendeteksi adanya pionefrosis atau

pengkerutan ginjal. Pemeriksaan ini diperlukan pada perempuan hamil dan

pasien yang alergi kontras radiologi. Melalui pemeriksaan ini dapat

dketahui adanya batu radiolusen dan dilatasi system duktus koletikus.

Keterbatasan pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukkan batu

ureter, dan tidak dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu

radiolusen.7,9,10

Page 18: Batu Saluran Kemih

Gambar 5 : Penampakan USG dari batu ginjal diidentifikasi sebagai

bayangan hipoechoic “acoustic shadow” (tanda panah)

Gambar 6 : A. batu seperti pasir pada buli-buli dengan acoustic shadow

yang lemah. B. batu seperti pasir pada pelvis ginjal kanan dengan acoustic

shadow

Page 19: Batu Saluran Kemih

Nefrolitiasis

Nefrolitiasis tampak sebagai suatu opasitas dengan reflektif yang tinggi di

daerah sinus renalis, yang ditandai dengan suatu “acoustic shadow” di

distalnya.9

Kadang-kadang, terutama pada keadaaan nondistended urinary tract, eko

dari batu umumnya tidak dapat dibedakan dengan ekogenik dari struktur

sinus renalis. Dua teknik yang dapat dipakai dan penting untuk

memperlihatkan acoustic shadow yang optimal adalah :

1. Mengatur gain yang tepat

2. Menggunakan tranduser yang mempunyai focus pendek sesuai dengan

daerah yang dicurigai batu.

Untuk mengevaluasi suatu sinus renalis pada nefrolitiasis, umumnya

dipakai suatu gain yang rendah daripada yang digunakan untuk memeriksa

parenkim ginjal dan juga suatu far gain relative rendah.9

d. Computed Tomographic (CT) scan

Pada pemeriksaan dengan CT-Scan, kontras dapat diberikan maupun

tidak. Pemeriksaan dengan CT-Scan ini umumnya dilakukan untuk

mengetahui batu yang ada di ginjal. Dapat bersifat informative tentang

morfologi dan kelainan ginjal, berserta morfologi batu. Unenchance

helical CT-Scan merupakan pilihan modalitas gambaran untuk memeriksa

kemingkinan kalkulus sekarang ini. Hal ini karena CT-Scan memiliki

tingkat sensitivitas 97%, spesifitas 96% dan 97% dalam ketepatan

Page 20: Batu Saluran Kemih

diagnosis batu. Kesemua batu saluran kemih tampak putih (opak) pada

CT-Scan. Banyak batu yang tampak seperti gambaran radiolusen seperti

batu asam urat dapat terlihat pada CT-Scan. CT-Scan juga memegang

peranan penting dalam mengevaluasi hidronefrosis dan hidroureter.

Pemindaian CT akan menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang

ukuran dan lokasi batu.7,10

Gambar 7 : Batu ginjal pada CT-Scan (yang dilingkari)

Page 21: Batu Saluran Kemih

Gambar 8 : Gambaran CT-Scan yang menunjukkan batu ginjal pada

ginjal kiri

Page 22: Batu Saluran Kemih

Gambar 9 : Gambaran CT-Scan yang menunjukkan batu ginjal bilateral.

G. PENGOBATAN

Tujuan Pengobatan:1,10

a. Mengatasi Gejala.

Batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat bila turun ke system

koletikus dan menyebabkan kelainan sebagai kolik ginjal atau infeksi di

dalam sumbatan saluran kemih. Tindakan emergency ditujukan kepada pasien

dengan kolik ginjal. Pasien dianjurkan untuk tirah baring dan dicari penyebab

lain. Berikan spasme analgetik atau inhibitor sintesis prostaglandin (intravena,

intramuscular, atau supositoria)

b. Pengambilan Batu.

- Batu dapat keluar spontan. Berdasarkan ukuran, bentuk dan posisi batu

dapat diestimasi batu akan keluar spontan atau harus diambil. Sekitar 60-

70 % dari batu yang turun spontan sering disertai dengan serangan kolik

ulangan. Batu tidak diharapkan keluar spotan bila batu ukuran sebesar atau

melebihi 6 mm, disertai dilatasi hebat pelvis, infeksi atau sumbatan system

koletikus.

- Pengambilan batu dengan gelombang kejutan litotrips ekstrakorporeal,

perkutaneou nefrolitomi/cara lain : pembedahan.

c. Pencegahan ( batu kalsium kronik – kalsium oksalat )

Page 23: Batu Saluran Kemih

- Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat).

- Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentukan batu.

- Pengaturan diet