Download pptx - Benign Prostat Hiperplasia

Transcript
Page 1: Benign Prostat Hiperplasia

Benign Prostat Hiperplasia

Nama: Nur Qamarina binti Mohd Redzuan

NIM: 11 - 2009 - 218

Page 2: Benign Prostat Hiperplasia

ANATOMI• Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kacang kenari (walnut) yang

merupakan bagian dari alat kelamin pria. Berat normal pada orang dewasa ± 20 gram. Kelenjar prostat mempunyai kira – kira panjang 3 cm dan lebar 4 cm, ia merupakan kelenjar aksesori terbesar. Terdapat 4 lobus utama di prostat walaupun secara anatomis tidak terpisah secara jelas:

1. Posterior: letak dorsal dari urethra dan kaudal terhadap kedua duktus ejaculatorius. merupakan bagian yang teraba saat rectal examination (inferior-ejaculatory duct, posterior-uretra)

2. Lateral : terletak pada sisi kiri dan kanan urethra, bagian utama dari prostat (lateral-uretra)

3. Medial : terletak antara urethra dan kedua duktus ejakulatori4. Anterior/isthmus : terletak ventral dari urethra, bagian ini bersifar

fibromuskular dan mengandung sedikit jaringan kelenjar, mungkin juga sama sekali tidak.

Page 3: Benign Prostat Hiperplasia

• Mc Neal (1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona: zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona fibromuskuler anterior dan zona periurethra.

• Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona transisional; sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari zona perifer.

Page 4: Benign Prostat Hiperplasia
Page 5: Benign Prostat Hiperplasia

Prostat terdiri dari :

Komponen kelenjar, stroma dan otot polos

Topografi• Alasnya berhubungan dengan cervix vesicae• Puncaknya bersandar pada diaphragm urogenital• Permukaan ventral prostat terpisah dari symphysis pubic

oleh lemak retroperitoneal dalam spatium retropubicum• Permukaan dorsal prostat berbatas pada ampula recti• Permukaan laterokaudal berhubungan dengan musculus

levator ani.

Page 6: Benign Prostat Hiperplasia
Page 7: Benign Prostat Hiperplasia

DEFINISI• Dahulu disebut juga sebagai hipertrofi prostat jinak (Benign Prostat

Hipertropy = BPH), istilah hipertrofi kurang tepat karena yang terjadi adalah hiperplasia kelenjar periuretral yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah (Mansjoer, 2000).

• Nasution (2009) mendefinikan Benign Prostat Hiperplasia adalah perbesaran kronis dari prostat pada usia lanjut yang berkorelasi dengan pertambahan umur. Perbesaran ini bersifat lunak dan tidak memberikan gangguan yang berarti. Tetapi, dalam banyak hal dengan berbagai faktor pembesaran ini menekan uretra sedemikian rupa sehingga dapat terjadi sumbatan parsial ataupun komplit.

• BPH adalah pembesaran kelenjar prostat yang bukan merupakan keganasan dan dapat mengurangi aliran urin dari vesika urinaria. BPH merupakan proses proliferasi seluler kelenjar prostat yang berhubungan dengan proliferasi berlebihan epithelial dan stromal, ketidakseimbangan kematian alami dari sel tersebut (apoptosis) atau keduanya. (Jurnal Emedicine 2010)

Page 8: Benign Prostat Hiperplasia

INSIDEN

• Berdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan pada usia 30 – 40 tahun. Pada lelaki usia 30-an, angka kejadiannya kurang dari 10%, sekitar 40% pada lelaki berusia 50 tahun, lebih dari 70% pada usia 60 tahun dan pada usia 80 tahun hampir 90%. Sekitar 50% dari angka tersebut di atas akan menyebabkan gejala dan tanda klinis.

• RSUD Dr. Soetomo Surabaya :Merupakan penyakit urologi terbanyak ke-2 setelah urolithiasisUsia terbanyak 60 – 70 tahun75% dengan retensio urine

Page 9: Benign Prostat Hiperplasia

ETIOLOGI

• Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui. Beberapa hipotesa yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasi prostat adalah :

1. Adanya perubahan kesimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut.

2. Peranan dari Growth Faktor sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.

3. Meningkatkan lama hidup sel – sel prostat karena berkurangnya sel – sel yang mati.

4. Teori sel stem menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan.

Page 10: Benign Prostat Hiperplasia

PATOFISOLOGI

• Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat, retensi pada leher vesika urinaria dan daerah prostat akan meningkat, otot detrusor menebal dan meregang sehingga timbul sakulasi (terbentuk kantung namun masih ada otot untuk berkontraksi) atau divertikel (terbentuk kantung namun sudah tidak ada lagi otot), dan mudah terangsang. Kandung kemih mudah berkontraksi walaupun jumlah urin masih sedikit, sehingga frekuensi berkemih akan bertambah. Fase ini disebut fase kompensasi.

Page 11: Benign Prostat Hiperplasia

• Bila berlanjut maka otot detrusor akan lelah dan tidak dapat berkontraksi sehingga terjadi retensio urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin di dalam kandung kemih, dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi. Fase ini adalah fase dekompensasi.

Page 12: Benign Prostat Hiperplasia
Page 13: Benign Prostat Hiperplasia

Normal urine flow Urine flow with BPH

Page 14: Benign Prostat Hiperplasia

KELUHAN/GEJALA

• Gejala obstruktif : pancaran kencing melemah, rasa tidak lampias setelah miksi, harus menunggu lama untuk miksi (hesitancy), harus mengedan (staining), kencing terputus-putus (intermittency), waktu miksi memanjang yang akhirnya berlanjut menjadi retensio urin dan inkontinen karena overflow (mengompol).

• Gejala iritatif : sering miksi (frekuensi), pada malam hari terbangun untuk miksi (nokturnuria), perasaan ingin miksi yang sangat mendesak.(urgensi), nyeri saat miksi (disuria) karena ada infeksi.

Page 15: Benign Prostat Hiperplasia

Skor IPSS ( International Prostate Symptom Score )

Nilai 0-7 = gejala ringan, 8-19 = gejala sedang, 20-35= gejala berat

Page 16: Benign Prostat Hiperplasia

PEMERIKSAAN• Fisik umum :

-Pria usia cukup lanjut (uban, keriput)-Tensi, nadi-Respirasi

• Fisik urologis-Ginjal : palpasi bimanual-Buli - buli : inspeksi menonjol ; retensio urine-Genetalia : urethra, testis-Colok dubur

Page 17: Benign Prostat Hiperplasia

Colok dubur• Syarat : buli-buli kosong / dikosongkan• Tujuan :

1. menentukan konsistensi prostat

2. Menentukan besar prostat - akurasi rendah - perlu pengalaman - faktor subyektif pemeriksa - dapat membesar intravesikal3. Menentukan sistem syaraf unit vesikouretra - tonus sfingter ani :tdk terasa longgar pada jari

Page 18: Benign Prostat Hiperplasia

Rektal grading

• Stage 0 : prostat teraba < 1cm, berat < 10 gram• Stage 1 : prostat teraba 1 – 2 cm, berat 10 -25

gram• Stage 2 : prostat teraba 2 -3 cm, berat 25- 60 gram• Stage 3 : prostat teraba 3- 4 cm, berat 60 – 100

gram• Stage 4 : prostat teraba >4 cm, berat >100 gram

Page 19: Benign Prostat Hiperplasia

Clinical grading

• Pada pagi hari atau pasien setelah minum banyak disuuh miksi sampai habis, dengan kateter diukur sisa urin dalam buli – buli.

• Normal : sisa urin tidak ada• Grade 1 : sisa urin 0 -50 cc• Grade 2 : sisa urin 50 – 150 cc• Grade 3 : sisa urine >150 cc• Gade 4 : retensi urin total• Grade 1 – 2 : indikasi konsevatif• Grade 3 – 4 : indikasi operatif

Page 20: Benign Prostat Hiperplasia

• Laboratorium rutin• Khusus :

* PSA (Prostat Spesific Antigen) * Uroflowmetri * Imaging :

- IVP (intra vena pielografi) - USG :

- transrektal - abdominal

* Sistoskopi

• Laboratorium rutin• Khusus :

* PSA (Prostat Spesific Antigen) * Uroflowmetri * Imaging :

- IVP (intra vena pielografi) - USG :

- transrektal - abdominal

* Sistoskopi

Page 21: Benign Prostat Hiperplasia

Diagnosa Banding/Differential DiagnosaKelemahan otot detrusor dapat disebabkan oleh kelainan persarafan (neurogenik bladder) misalnya karena lesi medulla spinal, neuropati diabetes, mielitis transversa bedah radikal biasanya bedah kebidanan) yang mengenai persarafan pelvis, penggunaan obat (penenang, penghambat reseptor ganglion, dan parasimpatolitik). Kekakuan leher buli-buli dapat disebabkan oleh fibrosis. Resistensi urethra dapat disebabkan oleh BPH, kanker prostate, tumor di leher buli-buli, batu dan striktur urethra.

Page 22: Benign Prostat Hiperplasia

KOMPLIKASI BPH

BPH yang tidak ditangani pada sebagian dari penderita lama kelamaan dapat timbul penyulit berupa :

1. Menurunnya kualitas hidup2. Infeksi saluran kencing3. Terbentuknya batu buli-buli4. Terbentuknya sakulasi dan divertikel pada dinding buli-buli5. Hernia6. Hemorrhoid7. Residual urin yang makin banyak sampai retensio urin akut

maupun kronis8. Gangguan fungsi ginjal9. Hidronefrosis10.Hematuria

Page 23: Benign Prostat Hiperplasia
Page 24: Benign Prostat Hiperplasia

DIVERTICULA OF THE URINARY BLADDERDIVERTICULA OF THE URINARY BLADDER

Page 25: Benign Prostat Hiperplasia

. . . Diverticula of The Urinary Bladder. . . Diverticula of The Urinary Bladder

Page 26: Benign Prostat Hiperplasia

PENANGANAN / PENGOBATAN BPHDulu : Mencegah / menurunkan angka kematian karena BPHSekarang : Meningkatkan kualitas hidup

BEBERAPA ALTERNATIF PENANGANAN BPH• Watchfull Waiting• Pemberian obat• Operatif :

Invasive Less Invasive

Page 27: Benign Prostat Hiperplasia

WATCHFUL WAITING• Sebagian besar tanpa keluhan• Tanpa penyulit / gejala• Kualitas hidup tetap baik

INDIKASI• BPH dengan IPSS ringan• Flowmetri : non obstruktif

FOLLOW-UP• Tiap 3-6 bulan• Ulangi :

• IPSS• PSA (6-12 bulan)

Page 28: Benign Prostat Hiperplasia

MEDIKAMENTOSA1. Penghambat adrenergic α• Prasozin, Doxazosin (Cardura ®), Terazosin (Hytrin ®),

Afluzosin (Uroxatral ®), dosis mulai 1 mg/ hari, yang lebih selektif pada α 1a (Tamsulozin/ Flomax ®) dosis 0,2-0,4 mg/ hari. Menghambat reseptor di urethra sehingga otot dinding urethra relaksasi dan tekanan urethra berkurang. Preparat golongan ini merupakan pilihan terbaik.

2. Penghambat enzim 5α reduktase• Finasteride (Proscar ®) atau Dutasteride (Avodart ®) dosis

1x5 mg/ hari. Menghambat pembentukan dehidrotestoteron (DHT) sehingga prostate mengecil. Efektif untuk prostate yang sangat besar, menurunkan PSA (masking effect).

Page 29: Benign Prostat Hiperplasia

3. Fitofarmaka• Kemungkinan fitoterapi bekerja sebagai anti estrogen,

anti androgen, menurunkan kadar sex hormone binding globulin (SHBG), inhibisi basic fibroblast growth factor (bFGF), dan epidermal growth factor (EGF), mengacaukan metabolisme prostaglandin, efek anti-inflamasi, menurunkan outflow resistensi dan memperkecil volume prostat. Fitoterapi yang banyak dipasarkan ialah Pygeum africanum, Serenoa repens, Hypoxis rooperi, Radix urtica dan lainnya.

Page 30: Benign Prostat Hiperplasia

INDIKASI OPERASI

• retensio berulang

• hematuria

• ada penurunan fungsi ginjal

• ISK berulang

• tanda obstruksi berat, (divertikel, hidroureter, hidronefrosis)

• ada batu saluran kemih

• kelenjar yang terlalu besar

• bila prosedur trans urethral tidak dapat dikerjakan.

Page 31: Benign Prostat Hiperplasia
Page 32: Benign Prostat Hiperplasia

Intervensi bedah yang dapat dilakukan meliputi

• - Transuretrhal Resection of the Prostat (TURP)• - Transuretrhal Insision of the Prostat (TUIP)• - Prostatektomi terbuka• - Prostatektomi dengan laser dengan Nd-YAG

atau Ho-YAG

Page 33: Benign Prostat Hiperplasia

TURP

Page 34: Benign Prostat Hiperplasia

TUIP

Page 35: Benign Prostat Hiperplasia

TERAPI INVASIVE MINIMAL

• Trans Urethral Microwave Thermotherepy (TUMT) / Prostatron

• Trans Urethral Needle Ablation (TUNA)• Dilatasi Baloon Tansuretrhal (TUBD)• Stent Prostat• High – Intensity focused Ultrasound/

Transurethral Ultrasound guided Laser Induced Prostatectomy (TULIP)

Page 36: Benign Prostat Hiperplasia

Transurethral Ultrasound guided Laser Induced Prostatectomy (TULIP)

• Digunakan serat laser dan laser Nd : YAG untuk mengecilkan jaringan prostate yang menyumbat. Serat laser dimasukkan melalui urethra dengan sistoskop yang kemudian mengirimkan beberapa tembakan energi selama 30-60 detik. Energi laser menghancurkan jaringan prostate dan menyebabkan penyusutan. Seperti pada TURP, bedah laser memerlukan anestesi dan perawatan pasca bedah. Salah satu keuntungan bedah laser dibandingkan TURP adalah jumlah darah yang hilang lebih sedikit dan masa penyembuhannya lebih cepat. Tindakan ini kurang efektif untuk prostate yang terlalu besar.

Page 37: Benign Prostat Hiperplasia
Page 38: Benign Prostat Hiperplasia

These small needles are deployed into the prostate and radio frequency energizes them producing heat that creates change in the prostate .

The heating process is done throughout the length of the prostate

TUNA

Page 39: Benign Prostat Hiperplasia

PEMASANGAN KATETER FOLEY POST OPERASI

Page 40: Benign Prostat Hiperplasia

ANJURAN

• Selama masa penyembuhan dirumah, hindari mengedan saat BAB atau gerakan apapun yang dapat merobek luka operasi

• Teruskan banyak minum air• Apabila terjadi konstipasi, diet tinggi serat atau

minum pencahar.• Jangan mengangkat barang yang berat selama

masa penyembuhan.

Page 41: Benign Prostat Hiperplasia

PROGNOSIS

• Dubia ad bonam• Lebih dari 90°% pasien mengalami perbaikan

sebagian atau perbaikan dari gejala yang dialaminya. Sekitar 10 – 20% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam 5 tahun.

Page 42: Benign Prostat Hiperplasia

SEKIAN TERIMA KASEH