Best Practice Sharing : Pengelolaan Dana Untuk Pengadaan
Obat Kronis
Yuniar, MSc, Apt
OVERVIEWBackground : Profil Instalasi Farmasi RSUP Dr. M.
Hoesin
Pengelolaan dan Pelayanan Obat bagi pasien kronis
Kendali Mutu Kendali Biaya
Penutup & Takehome mesages
1
2
4
3
OVERVIEWBackground : Profil Instalasi Farmasi RSUP Dr. M.
Hoesin
1
2
4
3
RS Vertikal KemenkesKelas A Pendidikan
Total TT : 926TT Covid : 354
Terakreditasi :KARS; Snars 1: Des 2018
JCI ed 6: Jan 2019
Luas 18.455 m2,
dengan luas bangunan. 94.652 m2.
RSUP DR. M. HOESIN PALEMBANG
Pelayanan Kefarmasian Instalasi Farmasi RSMH (PMK No. 72 th) 2016) )
• 1. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT DAN BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI
Memastikan semua perbekalan farmasi: kuantitas yang memadai dan kualitas yang
baik
• 2.PELAYANAN FARMASI KLINIK
Memastikan obat yang diberikan kepada pasien memberikan efek yang
diharapkan, meminimalisasi dan mencegah kejadian yang tidak diharapkan akibat
obat
Jumlah SDM Instalasi Farmasi
No Uraian Jumlah
1. Apoteker 28 orang
2. Tenaga Teknis Kefarmasian 158 orang
3.Tenaga Pelaksana
Administrasi7 orang
4. Tenaga Pramubakti 4 orang
Total 197 orang
Depo/ Tempat PelayananObat : 13 TPOTPO Rawat InapTPO Rawat Jalan JKNTPO OK Rawat DaruratTPO Rawat DaruratTPO COT Atas / OKTPO COT Bawah / ICUTPO One Daily Care (ODC)TPO Graha EksekutifTPO Brain Heart Centre (BHC)TPO Kemoterapi yang dilengkapi Handling Cytostatic sesuai standarTPO AnakTPO GeriatriTPO Penyakit Dalam
Gudang Gudang ObatGudang Alat KesehatanGudang NutrisiGudang B3Gudang Hibah dan karantina
TEMPAT PELAYANAN OBAT (TPO)
TEMPAT PELAYANAN OBAT (TPO)
OVERVIEWBackground : Profil Instalasi Farmasi RSUP Dr. M.
Hoesin
Pengelolaan dan Pelayanan obat bagi pasien kronis
1
2
4
3
Tantangan dalam pengelolaan obat kronis untuk pasien JKN
Instalasi Farmasi merupakan cost center
01
Dana yang tersedia harus digunakansecara efektif efisien
02
Minimalisasi kekosongan obat dan strategi mengatasi kekosongan03
Paradigma : Patient Oriented04
PENGELOLAAN PERBEKALAN FAMASI
1.PEMILIHAN
2.PERENCANAAN
3.PENGADAAN
4.PENERIMAAN
5.PENYIMPANAN6.PENDISTRIBUSIAN
7.PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN
8.PENGENDALIAN
9.ADMINISTRASI
PELAYANAN FARMASI KLINIS
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
KFT ------mengacu Fornas.
Pemilihan
Metoda konsumsi.
Perencanaan
- Dilakukan oleh UKPBJ dan PPK
- Mengutamakan e- purchasing e catalogue.
Pengadaan
- Tim Teknis PPK ke Gudang Farmasi- Exp date min 2 tahun (kecuali
produk vaksin dan obat denganSafelive < 2 tahun.
Penerimaan
- Sesuai kaidah dan SPO Penyimpanan
- FIFO dan FEFO- Suhu dan kelembaban
dipantau berkala
Penyimpanan
- UDD utk Rawat Inap- Individual Prescription : Rawat Jalan- Floor Stock : Kebutuhan ruang
Pendistribusian
- Mitigasi Resiko sediaan exp- Rettur ke PBF- Konfirmasi ke dokter utk peresepan
obat hampIr exp- Label penandaan exp date < 3 bln
dan 6 bln- Gudang karantina untuk produk
proses retur
Pemusnahan dan penghapusan
- Kesesuaian Fornas- Kesesuian kuantitas / SO
Pengendalian
- SIM RS
Administrasi
Pelayanan obat bagi pasien kronis
Obat kronis : obat untuk penyakit kronis pasien rawat jalan yang dapat langsung diberikan untuk kebutuhan 30 hari dengan klaim yang dapat ditagihkan untuk 23 hari
I. Obat untuk Penyakit kronis :1. DM
2. Hipertensi3. Jantung4. Asma 5. PPOK
6. Scizoprenia7. Stroke
8. Epilepsi9. Lupus/ SLE
II.Obat kemoterapi, Thalasemi dan Hemofili
ALUR Pelayanan obat bagi pasien kronis
1. Penerimaan resep : Kelengkapan berkas dan telaah administrasi,
pengecekan jadwal 2. Telaah resep-Ketepatan indikasi
-DosisInteraksi obat
-Duplikasi-Kesesuain dengan fornas
dll
3. Entri
Verifikasi &Telaah obat
-5Benar-Benar obat
-Benar pasienBenar DosisBenar Rute
Benar Waktu
Penyerahan obat disertai edukasi/ konseling
Penyiapan obat , pengemasan dan labeling
Pelayanan obat kronis di masa pandemi
- Mekanisme itter sehingga bagi pasien kronis stabil, dapat mengambil obatnya
tanpa bertemu dokter untuk 2 bulan.- Fleksibilitas jadwal kunjungan pasien
dari sistem BPJS
Petugas menggunakan APD level 2, setting ruang tunggu, pemasangan
barrier di counter
Tantangan :Drug delivery service terhenti
Telemedicine belum optimal dan belum bisa bridging dengan sistem
JKN .
-Pelayanan resep sempat mengalami penurunan sampai dengan hampir 50% di awal pandemi
-Total tagihan obat kronis menurun 6 % ditahun 2020 dibandingkan 2019
FORNAS
• FORNAS merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia
di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan JKN.
• Tujuan FORNAS yaitu tercapainya penggunaan obat yang rasional melalui:
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Peningkatan efisiensi
Peningkatan efektifitas
Pedoman Peresepan dan penyediaan obat di RSMH : mengacu
Formularium Nasional & Formularium RS
Disusun oleh Tim Ahli
dibidangnya dan
berdasarkan EBM
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli AgustusSeptemb
erOktober
Novembe
r
Desembe
r
Kesesuaian
Fornas98,75% 98,53% 99,02% 99,43% 99,64% 99,63% 99,81% 99,77% 99,46% 99,65% 99,58% 99,40%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Rekapitulasi Kesesuaian Fornas Tahun 2020
✓ Memudahkan pengadaan obat ✓ Reduksibiaya ✓ Transparansi dalam transaksi
eCatalogue adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis
dan harga barang tertentu dari berbagai Penyedia Barang/JasaPemerintah
(harga, produsen, dll)
Prosedur Pengadaan Sediaan Farmasi : diutamakan secara e-purchasing
mengacu pada e-Catalogue
Pengelolaan klaim obat kronis
Resep di entry just in time (ASAP)
-Berkas dikirim sebelum tanggal 5 setiapbulan- Berkas sudah dirapikan berurutandilengkapi dengan daftar nama pasien dan nomor resep berdasarkan nomor di aplikasi
Grup telegram Farmasi RS denganverifikator2 BPJS - Kelengkapan berkas- Diskusi jika ada perbedaan persepsi
atas retriksi Fornas
Grup telegram dengan pihak BPJS dan penanggungjawab pelayanan dan entri dari seluruh RS di Sumsel
OVERVIEW
Background : Pelayanan Kefarmasian
Pengelolaan obat bagi pasien kronis
Kendali Mutu Kendali Biaya
1
2
3
3
Kendali Mutu & Biaya
Mengapa Perlu diFarmasi
?
Patient safety40% Kapital
RSMulti
Pelayanan
Alur pelayanan panjang Padat Karya
➢ Sistem JKN menerapan cara pembayaran paket berbasis diagnosa
• dengan sistem Indonesia Case Base Groups
(INA-CBGs):
– Paket pembayaran termasuk resep obat yang tidak tercantum
FORNAS
• - Untuk penyakit kronis, kanker, talasemi dan hemofili dapat ditagihkan terpisah
untuk 23 hari
➢ Rumah Sakit dituntut untuk memberi pelayanan kesehatan untuk menggunakan
sumber daya termasuk obat secara efisien dan rasional tetapi efektif
• MENGUTAMAKAN PATIENT SAFETY : mencegah terjadinya medication error,
mencari upaya optimal agar error tidak terulang melalui progam medication safety
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli AgustusSeptembe
rOktober
Novembe
rDesember
Prescribing Error 488 511 573 393 319 433 473 386 462 425 426 396
Dispensing Error 8 31 41 11 30 84 34 26 51 32 17 20
Administration Error 7 2 15 4 6 5 4 2 1 3 2 4
Pasien tidak patuh 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Kegagalan Memantau ME 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 1
0
100
200
300
400
500
600
700
Rekapitulasi Medication Error Tahun 2020
488 511573
393319
433 473386
462 425 426
0100200300400500600700
Prescribing Error Tahun 2020
8
3141
11
30
84
3426
51
3217
0
20
40
60
80
100
Dispensing Error Tahun 2020
7
2
15
46
54
21
32
4
02468
10121416
Administration Error Tahun 2020
0 01
0 01
0 0 0 0 01
0123456789
10
Pasien Tidak Patuh Tahun 2020
IntervensiApotekerterhadapkendali mutudan biaya
• Diperlukan peran aktif apoteker dalam
pengkajian resep
• Intervensi berupa:
– Penyesuaian sesuaiFORNAS
– Substitusi keGenerikatau Branded lain
– Pengurangan jumlah obat sesuai retriksi
Fornas
– Penyesuaian dosis obat/frekuensipembelian
– Penggantian bentuksediaanBerdasarkan EBM
dan literatur
yang update
Rekomendasi jika menemukan DRP’s Potensial :
Ada indikasi tidak ada terapi-dosis kurang-Dosis lebih
-Interaksi obat-Duplikasi
-Kegagalan pemberian obat-Obat tanpa indikasi
-ADE
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Intervensi Peresepan Obat 207922821 205674610 71141102 73698331 48408768 60798234 82770151 98742395 105469507 41018410 76250224 113960963
0
50000000
100000000
150000000
200000000
250000000
Intervensi Peresepan Obat Tahun 2020
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Rekonsiliasi Obat 35336263 26422702 26813296 5549671 5549671 11247918 31075653 4857099 18442634 18442634 8295425 25875138
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
35000000
40000000Rekonsiliasi Obat Tahun 2020
Intervensi Peresepan Rp.1.185.855.516
Rekonsiliasi Rp. 217.908.104
Untuk melakukan konfirmasi dan interfensi dalam
memberikan rekomendasi
kepada klinisi, harus berdasarkan
literatur yang terpercaya
Softwareinformasi
obat
Bisa diakses seluruh SDM dan peserta didik
KENDALI BIAYA -→PERMASALAHAN
KETERSEDIAANOBAT
OBAT
KOSONG
OBAT
BERLEBIH
OBAT
KADALUARSA
Dituangkan dalam
KEBIJAKAN
PANDUAN
PROSEDUR
-
- Perencanaan berdasarkan stok
di SIM RS -Menjalin kerja
sama dengan RS jejaring melalui Hisfarsi untuk
peminjaman obat jika terjadi
kekosongan
-label hijau < 3 bln
- Label biru < 6 bln
Rekomendasi substitusi ke
dokter
Retturke PBF
PENGENDALIANMUTU
mekanisme kegiatan pemantauan dan penilaian
terhadap pelayanan yang diberikan, secara terencana
dan sistematis, untuk mengidentifikasi peluang peningkatanmutuserta menyediakan mekanisme tindakan yang
diambil sehingga dapat terbentuk proses peningkatan
mutu Pelayanan Kefarmasian yang berkesinambungan
PERLUINDIKATOR
INDIKATOR MUTU INSTALASI RSMH PALEMBANG
Tindak Lanjut:Berkoordinasi dengan bidang pelayanan medik
Permasalahan:Penumpukan resep saat peak hour
Rekomendasi:Penambahan jumlah tenaga pada jam puncak, koordinasi dengan bidang pelayanan medik untuk mengedukasi staf klinis agar bisa berada di poliklinik lebih awal sehingga tidak terjadi penumpakan resep saat peak hour
Tindak Lanjut:1. Memberikan hasil rekapitulasi prescribing error kepada KSM terkait2. Berkoordinasi dengan Instalasi SIRS3. Berkoordinasi dengan bidang pelayanan medik dan KSM terkait untuk
penertiban waktu kunjungan dokter di poliklinik4. Mengatur jadwal jaga petugas farmasi (beberapa orang dijadwalkan jaga
pada saat peak hour)
Permasalahan:Penumpukan resep saat peak hour
55,20444444
46,59661836
52,12589074
40,19493671
30,5125858128,70238095
25,82272727
31,0305555630,55909091
33,5131578932,10238095
32,97105263
0
10
20
30
40
50
60
Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20 Jun-20 Jul-20 Aug-20 Sep-20 Oct-20 Nov-20 Dec-20
menit
Bulan
Waktu Tunggu Layanan Obat Jadi saat Peak Hour
Target Capaian Linear (Capaian)
n = total sampling
Analisa:Capaian waktu tunggu layanan obat jadi saat peak hour belum mencapai standar pada tahun 2020, namun dapat dilihat dari grafik terjadi trendpenurunan dari bulan Juli 2020 sampai Desember 2020. dari grafik disamping juga terlihat kenaikan waktu tunggu pada bulan Februari yang cukup tajam, hal ini dikarenakan beberapa faktor. Adapun penyebab yang diidentifikasi menjadi permasalahan belum mencapaistandar waktu tunggu layanan obta jadi antara lain:
a. Banyaknya resep yang membutuhkan konfirmasi (dosis, ketersediaan, tidak
terbaca dan peresepan yang tidak lengkap)b. Kendala jaringan komputerc. Waktu Kunjungan beberapa dokter ke poliklinik belum teratur
NUMERATOR:Jumlah sampling waktu tunggu pelayanan obat jadi saat peak hour yang disurvey dalam 1 bulan
DENOMINATOR:Jumlah seluruh resep obat jadi yang disurvey pada peak hour dalam 1 bulan
Keterangan: Waktu peak hour (10.30 WIB s.d 14.00 WIB)
INDIKATOR MUTU INSTALASI RSMH PALEMBANG
0,9940476190,98867543 0,991482650,9893081760,992998090,9907278630,9917981070,9761029410,9799666110,9639261740,9864 0,979775281
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20 Jun-20 Jul-20 Aug-20 Sep-20 Oct-20 Nov-20 Dec-20
Bulan
Penandaan Garis Merah pada Obat High Alert
Capaian Target
Permasalahan:Penandaan garis merah pada peresepan obat high alertbelum sesuai standar
Analisa:1. Capaian indikator penandaan garis merah pada peresepan obat high
alert meningkat sebesar 0,22 % pada bulan Desember daribulan
sebelumnya, namun belum mencapai standar.2. Penyebab indikator belum mencapai standar dikarenakan:
- Ketidakpatuhan petugas terhadap SPO
Tindak Lanjut:Melakukan reedukasi secara berkala untuk seluruh tenaga farmasis di seluruh TPO untuk kepatuhan terhadap standar22. .
100,00% 100,00% 99,05% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20 Jun-20 Jul-20 Aug-20 Sep-20 Oct-20 Nov-20 Dec-20
Bulan
Penanganan Sisa Obat Narkotika Sesuai SPO
Target Capaian
Analisa:Penanganan sisa obat narkotika di semua TPO pada tahun 2020 sudah dilakukan sesuaidengan SPO.
Tindakan yang telah dilakukan:Meningkatkan monitoring terhadap kepatuhanpenanganan sisa obat narkotika injeksi di seluruh TPO
PROGRAM PERBAIKAN :Kaizen Instalasi Farmasi RSMH
_ PERBAIKAN LAYOUT indoor TPO RAWAT JALAN
Penomoran digital dengan dashboard
Memecah ruang tunggu pasien –1.Penerimaan resep2. Penyerahan obat
Menampung ide dan usulan
dari staf
Memecah jadwal SDM untuk mengantisipasi crouded saat peak hour
Telaah resep dan Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker
OVERVIEW
Background : Pelayanan Kefarmasian
Pengelolaan obat bagi pasien kronis
Kendali Mutu Kendali Biaya
Penutup & Takehome mesages
1
2
3
TAKE HOME MESSAGES
Instalasi Farmasi RSMH Palembang masih terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian khususnya bagi pasien dengan penyakit kronis untuk meningkatkan patient safety
Diperlukan dukungan dari semua pihak, untuk memenuhi sarana dan prasarana, sistem IT yang aplicable serta SDM yang kompeten untuk memberikan pelayanan yang terbaik
Diperlukan ide kreatif dan inovatif dari semua staf dan pimpinan untuk meningkatkan pelayanan, baik dalam hal pengelolaan dana RS maupun dalam pelayanan kepada pasien
Selama masa pandemi dan new normal, pedoman dan sistem yang ada sangat dinamis, sehingga perlu difikirkan metoda pelayanan yang terbaik.
1
2
3
4 2m
Terimakasih