BIDAIAmirullah Moh Ali
Definisi Bidai: alat untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah. Pembidaian: tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang
mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator.
Tujuan Mencegah pergerakan tulang yang patah Mencegah gerakan bagian yang sakitmengurangi nyeri dan mencegah
kerusakan lebih lanjut Mempertahankan posisi yang nyaman Mempermudah transportasi korban Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera Mempercepat penyembuhan
Jenis Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara.
Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah sakit Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan kerusakan
yang lebih berat Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan
teknik dasar pembidaian Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif.
Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit) Bertujuan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips,
dll) Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih
Macam Jenisa. Bidai kerasb. Bidai traksi ( di RS, menggunakan pemberat)c. Bidai improvisasi (menggunakan bahan di sekitar kita)d. Gendongan/Belat dan bebat (kecurigaan adanya fraktur: kebiruan,
memar,dsb)
Indikasi Pembidaian Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup Adanya kecurigaan terjadinya fraktur Dislokasi persendian Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika ditemukan :
Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi “krek”.
Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalami angulasi abnormal
Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera Posisi ekstremitas yang abnormal Memar; Bengkak; Perubahan bentuk Nyeri gerak aktif dan pasif Nyeri sumbu Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan
ekstremitas yang mengalami cedera (Krepitasi) Fungsiolesa Perdarahan bisa ada atau tidak Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera Kram otot di sekitar lokasi cedera Jika ragu terjadi fraktur atau tidak, maka perlakukanlah pasien seperti
orang yang mengalami fraktur. Kontra Indikasi
Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika kondisi saluran napas, pernapasan dan sirkulasi penderita sudah distabilisasi. Pembidaian sebaiknya tidak perlu dilakukan jika terdapat gangguan sirkulasi dan atau gangguan persyarafan yang berat pada distal daerah fraktur, dan ada risiko memperlambat sampainya penderita ke rumah sakit.
Komplikasi Cedera pembuluh darah, saraf atau jaringan lain di sekitar fraktur oleh ujung
fragmen fraktur, jika dilakukan upaya meluruskan atau manipulasi lainnya pada bagian tubuh yang mengalami fraktur saat memasang bidai.
Gangguan sirkulasi atau saraf akibat pembidaian yang terlalu ketat Keterlambatan transport penderita ke rumah sakit, jika penderita menunggu
terlalu lama selama proses pembidaian.Prosedur Dasar Pembidaian
Mempersiapkan penderitaBLS, menenangkan pasien, periksa tanda fraktur, jelaskan secara singkat, minimalakan gerakan, gunting kain yang menutupi luka, bila ada perdarahan ditangani terlebih dahulu dan periksa sirkulasi.
Persiapan alatSiapkan alat bidai dan bidai yang terbuat dari kayu (sebaiknya dibungkus terlebih dahulu)
Pelaksanaan Pembidaian Pembidaian minimal meliputi 2 sendi Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur
maupun dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai memaksakan gerakan.
Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan, dapat terbantu dengan traksi atau tarikan ringan ketika pembidaian.
Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibidai terutama pada daerah tubuh yang keras/peka(lutut,siku,ketiak,dll), yang sekaligus untuk mengisi sela antara ekstremitas dengan bidai.
Ikatlah bidai di atas dan bawah luka/fraktur. Jangan mengikat tepat di bagian yang luka/fraktur. Sebaiknya dilakukan sebanyak 4 ikatan pada bidai:
superior dari sendi proximal dari lokasi fraktur diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan pertama inferior dari sendi distal dari lokasi fraktur diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan ketiga
Evaluasi Pembidaian Menekan sebagian kuku hingga putih, kemudian lepaskan. Jika 1-2 detik
berubah menjadi merah, berarti balutan bagus. Jika >2 detik tidak berubah, maka longgarkan lagi balutan, itu artinya terlalu keras
Meraba denyut arteri ‘dorsalis pedis’ pada kaki [ untuk kasus di kaki ]. Bila tidak teraba, maka balutan kita buka dan longgarkan
Meraba denyut arteri ‘radialis’ pada tangan [ untuk kasus di tangan ]. Bila tidak teraba, maka balutan kita buka dan longgarkan.
PENUTUP LUKA & PEMBALUTPenutup Luka
Adalah bahan yang diletakkan tepat di atas luka Jenis: penutup luka oklusif(kedap)& tebal Fungsi:
Membantu mengendalikan darah Mencegah kontaminasi
Mempercepat penyebuhan Mengurangi nyeri
Pembalut Bahan yang digunakan u/ memertahankan penutup luka Fungsi:
Penekanan u/ membantu menghentikan perdarahan Memertahankan penutup luka pada tempatnya Penopang u/ bagian tubuh yang cedera
Tujuan:1. Menahan sesuatu, seperti:
o penutup luka
o pita traksi
o bidai
o bagian tbuh yang cidera dari gerakan& geseran (sbg spint)
2. Memberi tekanan terhadap kecenderungan timbulnya perdarahan/hematom, dan terhadap ruang mati (dead space)
3. Melindungi & memberi support bag. tubuh yag cidera Prinsip Pembalutan
Rapi, tidak terlalu kencang (mengganggu sirkulasi) Tidak terlalu kendor (mudah bergeser/lepas) Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka u/ mengetahui adanya gangguan
sirkulasi Evaluasi keadaan sirkulasi
Jenis Pembalut Pita/ gulung
Terbuat dari kain katun, kasa, flanel, atau bahan elastis. Paling sering adalah kasa, karena mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.
Pembalut segitiga- Mitela- Platenga- Funda
Kain tipis,lemas,kuat. Bentuk segitiga, panjang kakinya 90-100cm( 40 inchi). Biasa dipakai pada cidera kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan menggantung lengan.
Pembalut dasi/ cravat Merupakan mitela yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya,
lebarnya antara 5-10 cm. Biasa digunakan u/ membalut bagian kepala, rahng, ketiak,
lengan, siku, kaki terkilir, dll
Pembalut plesterUntuk merekatkan penutup luka. Cara:
Luka diberi antiseptik Tutup luka denga kassa Letakkan pembalut plester
Pedoman Pembalutan1. Dipasang setelah perdarahan berhenti2. Ikatan jangan terlalu kendor. Kencang3. Ujung nya jangan terurai4. Daerah yang dibalut harus lebih luas dari luka5. Janga menutup ujung jari, kecuali ada luka6. Khusus anggota gerak: pembalutan dilakukan dari bawah ke atas (arah
jantung) Pedoman Penutup Luka
1. Harus meliputi permukaan luka2. Upayakan permukaan luka bersih sebelum ditutup, kecuali terjadi
perdarahan3. Pemasangan dilakukan sedemkian rupa sehingga luka tidak
terkontaminasi
PEMBALUTANARIS ADRI SISWANTO
Pembalutan/bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembebatan mempunyai peran penting dalam membantu mengurangi bengkak, kontaminasi oleh mikroorganisme dan membantu mengurangi ketegangan jaringan luka.
Gambar 1: cara menutup luka di dada dengan satu/dua kain mitela (kain segitiga)
Gambar 2: Berbagai cara membalut luka organ di sekitar kelapa seperti: hidung dan dagu, telinga dan dagu dan luka di daerah mata - dengan kain mitella yang dibentuk dasi (dilipat - lipat)
Gambar 3 : Cara membalut luka di bagian kepala, perhatikan cara mengikat kain mitellanya. Kalau luka ada di bagian depan maka ujung kain diikat di bagian belakang, sebaliknya kalau luka ada di bagian depan maka ujung kain diikat di bagian belakang.
Gambar 4 : Cara membalut luka di tangan, perhatikan putaran lipatan kainnya. mengingat tangan merupakan anggota tubuh yang aktif maka usahakan pembalutan dilakukan kuat dan rapi agar dapat melindungi luka dari "sentuhan-sentuhan" yang tidak disengaja.
Gambar 5 : cara membalut luka di lutut, perhatikan posisi lutut ketika sedang dibalut - yaitu dalam posisi kaki tertekuk agar pembalutan bisa lebih kuat.
Gambar 6 : cara membalut luka di tungkai, perhatikan arah dan luas pembalutan. dengan cara pembalutan seperti ini maka luka akan terlindungi dan kaki tetap cukup nyaman untuk berjalan.
Gambar 7: cara membalut luka di jari, perhatikan jenis kain pembalut yang dipakai, awal pembalutan dan posisi akhir pembalutan. dengan pembalutan semacam ini maka luka di jari akan terlindung dan cukup nyaman.
Gambar 8 : cara membalut luka di tangan atau kaki, perhatikan jenis pembalutan yang bergantung pada luka yang ada. pembalutan bisa dilakukan dengan pendek atau memanjang tergantung keadaan luka korban.
Gambar 9 : cara membalut dengan teknik "angka 8", perhatikan arah pembalutan yang menyerupai angka 8, cara ini bisa digunakan untuk membalut luka di pergelangan atau tapak tangan/kaki.