Status ITS sebagai PTN Badan Hukum, ITS memiliki otonomi dalam pengelolaan sumber daya manusia.
Pelaksanaan dari ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2015 tentang Statuta ITS, perlunya ITS mengatur kepegawaian di lingkungan ITS.
UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
PP No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
PP No. 83 Tahun 2014 tentang Penetapan ITS sebagai PTNBH
PP No. 54 Tahun 2015 tentang Statuta ITS
Kepmenristektdikti No. 138/M/Kp/IV/2015 tentang Pengangkatan Rektor ITS Masa Jabatan 2015 – 2019;
Peraturan Rektor ITS No. 10 Tahun 2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja ITS
STATUS PEGAWAI ITS Pegawai ITS terdiri atas:
Dosen; dan
Tenaga Kependidikan.
Status Pegawai ITS terdiri atas:
PNS; dan
NonPNS.
PNS memiliki nomor induk pegawai (NIP), yang ditetapkan olehBKN
NonPNS memiliki nomor pokok pegawai (NPP), yang ditetapkan ITS.
Diantaranya :
mengutamakan kepentingan ITS;
menjunjung tinggi kehormatan & tata nilai ITS, serta martabat Pegawai ITS;
mengangkat & mentaati sumpah/janji jabatan;
menyimpan rahasia negara dan/atau rahasia jabatan;
melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat;
masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
bertindak dan bersikap tegas, adil dan bijaksana terhadap bawahannya;
mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya;
menaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;
memenuhi kinerja yang ditetapkan.
NonPNS mempunyai hak atas
gaji,
tunjangan,
cuti,
asuransi kesehatan,
jaminan hari tua, dan
pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan keahlian dan kepribadian diri.
Dosen NonPNS mempunyai hak untuk diusulkan memperoleh Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN).
Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) adalah nomor induk yang diterbitkanoleh Kementerian untuk dosen yang bekerja penuh waktu dan tidak sedangmenjadi pegawai pada satuan adminstrasi pangkal/instansi yang lain.
Surat keputusan pengangkatan sebagai Dosen Tetap.
Memenuhi kualifikasi akademik minimum yang dibuktikan dengan ijazah
Aktif melaksanakan Tridharma perguruan tinggi
Berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat diangkat sebagai Dosen.
Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari rumah sakit.
Surat keterangan bebas narkotika dari rumah sakit.
Surat Pernyataan dari pimpinan perguruan tinggi yang menerangkan bahwa informasidalam dokumen adalah benar.
Surat keterangan dari pimpinan perguruan tinggi yang menyatakan bahwa dosentersebut aktif melaksanakan Tridharma perguruan tinggi.
Pas photo calon yang diusulkan ukuran 4 x 6.
DOSENPETUGAS/KETUA
DEPARTEMENFAKULTAS/DEKAN REKTOR/WR III KARO. UMUM &
KABAG. KEPEGAWAIAN
MulaiPetugas departemen
membuat surat pengantar
pengajuan NIDN kepada Rektor
melalui fakultas
Mengumpulkan dokumen yang dipersyaratkan
untuk pengajuan NIDN
Ketua jurusan menandatangi
surat pengantar pengajuan NIDN
Petugas fakultas membuat surat keterangan aktif melaksanakan tridharma PT
Dekan menandatangani surat keterangan
aktif melaksanakan tridharma PT
Menyerahkan dokumen yang
telah dikumpulkan sebagai persyaratan
pengajuan NIDN kepada
departemen
Rektor mendisposisi
pengajuan NIDN kepada WR III
Karo Umum menugaskan Kabag Kepegawaian dan Kasubag Mutasi
Dosen untuk memproses usulan
NIDN
Kelengkapan dokumen
terpenuhi ?
T
Y
PD DIKTI
1
Petugas PD DIKTI melakukan verifikasi
terhadap usulan NIDN
Usulan NIDN disetujui ?
Selesai
1
Y
T
1
departemen
Diantaranya :
melakukan tindakan yang membahayakan ITS;
menyalahgunakan wewenang;
menyalahgunakan barang, uang atau surat berharga milik ITS;
menerima hadiah atau sesuatu pemberian patut diduga terkait dg jabatan;
menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
bertindak selaku perantara untuk mendapat pekerjaan yang menyebabkan konflikkepentingan dan/atau kerugian bagi ITS;
menjadi pemilik atau pengurus suatu Badan Usaha yang usahanya bisa menimbulkankonflik kepentingan dengan ITS;
melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun;
bertindak asusila;
mencuri inventaris ITS dan/atau harta benda milik orang lain; dan
menjadi anggota dan/atau pengurus Partai Politik.
Penerimaan pegawai ITS dilakukan dengan prinsip terbuka, tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan.
Persyaratan umum diantaranya : berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun, paling tinggi 35 (tiga puluh lima) tahun
berusia paling tinggi 40 (empat puluh) tahun bagi yang berijazah doktor.
Seleksi penerimaan dilaksanakan oleh panitia seleksi yang dibentuk oleh Rektor.
Tugas panitia seleksi adalah: menentukan persyaratan seleksi penerimaan;
mengumumkan seleksi penerimaan kepada masyarakat secara terbuka;
menyiapkan bahan ujian;
menentukan pedoman pemeriksaan dan penilaian ujian;
menentukan tempat dan jadwal ujian;
menyelenggarakan ujian;
melakukan penilaian; dan
mengumumkan hasil seleksi berdasarkan Keputusan Rektor.
Materi ujian seleksi meliputi: tes kompetensi;
psikotes; dan
wawancara.
Rektor menetapkan pelamar yang dinyatakan lulus seleksi penerimaan.
Setiap calon NonPNS sebelum diangkat sebagai NonPNS, diangkat sebagaipegawai dalam masa percobaan paling lama 1 (satu) tahun, dengan memperolehhak atas gaji 80% (delapan puluh persen) dari gaji pokok.
Calon NonPNS yang diangkat menjadi NonPNS harus memenuhi persyaratan: dinilai baik oleh atasan langsung;
lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan; dan
lulus tes kesehatan.
Calon NonPNS yang telah memenuhi persyaratan diangkat menjadi NonPNS dengan keputusan Rektor.
Calon NonPNS yang tidak memenuhi ketentuan diberhentikan sebagai calonNonPNS dengan keputusan Rektor.
Pengangkatan Pertama :
No. Gol/Ruang Pendidikan
1 III/c Doktor
2 III/b Magister/Dokter/Apoteker
3 III/a Sarjana/Diploma IV
4 II/c Diploma III
5 II/a SLTA
6 I/c SLTP
7 I/a SD
Jenjang Gol, ruang dan Jabatan Fungsional
No. Gol/Ruang Fungsional Dosen Fungsional Tendik *)1 IV/e Profesor (1050)
2 IV/d Profesor (850)
3 IV/c Lektor Kepala (700)
4 IV/b Lektor Kepala (550)
5 IV/a Lektor Kepala (400)
6 III/d Lektor (300)
7 III/c Lektor (200)
8 III/b Asisten Ahli (150)
9 III/a
10 II/d
11 II/c
12 II/b
13 II/a
14 I/d
15 I/c
16 I/b
17 I/a
*) Diatur dengan Peraturan Rektor
Pengembangan karir Pegawai NonPNS dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan dan/atau studi lanjut.
Pendidikan dan pelatihan dilakukan secara berjenjang.
Kesempatan mengikuti program pendidikan dan pelatihan diberikan kepada semuapegawai dengan mempertimbangkan kesesuaian jenjang karir pegawai yang bersangkutan dan kebutuhan jabatan.
Pengembangan karir melalui studi lanjut harus memperoleh surat ijin atau surat penugasan studi lanjut dari Rektor.
Jenjang karir bagi dosen terdiri dari jenjang jabatan akademik dan jabatan struktural yang merupakan tugas tambahan.
Jenjang karir bagi Tenaga Kependidikan terdiri dari jabatan fungsional umum, fungsional tertentu, dan jabatan struktural.
Jenjang karir pegawai terdiri dari beberapa level jabatan.
Setiap pegawai memiliki kesempatan untuk menduduki jabatan, sesuai kompetensi dan persyaratan yang ditetapkan.
ITS dapat melakukan mutasi dosen dan tendik antar departemen dan/atau unit kerja berdasarkan kebutuhan organisasi.
Mutasi dosen dan tenaga kependidikan didasarkan atas pertimbangan, sebagaiberikut :
efisiensi dan efektifitas organisasi;
kesesuaian dan pengembangan kompetensi pegawai;
hasil penilaian kinerja;
mengisi jabatan yang lowong; dan
adanya kelebihan atau kekurangan pegawai pada suatu unit kerja.
Setiap pegawai yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untukdipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
Promosi dilakukan berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan dalam promosi jabatan tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, dan golongan.
Penilaian kinerja bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pegawai didasarkan pada pencapaian sasaran kinerja dan perilaku pegawai.
Penilaian kinerja dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
Penilaian kinerja pegawai didasarkan pada jenis jabatan pegawai.
Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai dasar dalampengembangan pegawai, pemberian tambahan penghasilan dan insentif kinerja, dan pemberian sanksi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara penilaian kinerja diatur dengan Peraturan Rektor Nomor 8 Tahun 2017 tentang Pengukuran Penilaian Kinerja
ITS memberikan kompensasi kerja kepada pegawai dengan adil, transparan, dan akuntabel.
Kompensasi kerja diberikan kepada pegawai dalam bentuk :
gaji dan tunjangan personal (pay for person),
tunjangan jabatan (pay for position),
insentif kinerja (pay for performance), dan
tunjangan lain-lain.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian kompensasi kerja diatur dengan Peraturan Rektor.
Gaji dan tunjangan personal (pay for person) meliputi: gaji bulanan; gaji ke-13; tambahan penghasilan bulanan; tambahan penghasilan bulanan ke-13; tambahan tunjangan tugas belajar; dan tambahan tunjangan tugas belajar ke-13.
Gaji bulanan seorang pegawai NonPNS didasarkan atas golongan ruang dan masa kerja. (Perek No. 20 Tahun 2017 tentang gaji pegawai non PNS)
Tambahan Penghasilan Bulanan (TPB) seorang pegawai didasarkan pada jabatan, kelas, dan nilai jabatan. Perek ITS No. 3 Tahun 2017 tentang Kelas dan Nilai Jabatan Perek ITS No. 4 Tahun 2017 tentang Keringanan Beban Kerja Perek ITS No. 5 Tahun 2017 tentang TPB
Tunjangan jabatan (pay for position) meliputi:
tunjangan jabatan struktural;
tunjangan jabatan akademik;
tunjangan jabatan fungsional umum;
tunjangan jabatan fungsional tertentu;
tunjangan profesi; dan
tunjangan kehormatan Profesor.
Insentif kinerja (pay for performance) meliputi:
insentif kinerja individu;
insentif kinerja jabatan struktural;
insentif kinerja individu ke-13; dan
insentif kinerja jabatan struktural ke-13.
Tunjangan lain-lain meliputi:
uang makan;
tunjangan pangan;
tunjangan keluarga;
uang lembur;
tunjangan hari raya;
tunjangan hari tua;
jaminan pensiun;
jaminan kesehatan;
jaminan kecelakaan kerja;
jaminan kematian; dan
tali asih.
Pegawai berhak mendapatkan cuti.
Cuti terdiri atas:
cuti tahunan;
cuti sakit;
cuti melahirkan; dan
cuti alasan penting.
Setiap pegawai ITS wajib melaksanakan ketentuan jam kerja.
Waktu kerja meliputi 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari dan/atau 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu.
Ketentuan lebih lanjut mengenai jam kerja diatur dengan Keputusan Rektor.
Tingkat hukuman disiplin terdiri dari: hukuman disiplin ringan;
hukuman disiplin sedang; atau
hukuman disiplin berat.
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari: teguran lisan;
teguran tertulis; atau
pernyataan tidak puas secara tertulis.
Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari: penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
penundaan kenaikan golongan ruang selama 1 (satu) tahun; atau
penurunan golongan ruang setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari: penurunan golongan ruang setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
pembebasan dari jabatan;
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai NonPNS; atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai NonPNS.
NonPNS bertugas hingga mencapai batas usia pensiun.
Batas usia pensiun diatur sebagai berikut:
Tenaga Kependidikan NonPNS adalah 55 (lima puluh lima) tahun;
Dosen NonPNS dengan jabatan fungsional sampai dengan LektorKepala adalah 65 (enam puluh lima) tahun; dan
Dosen NonPNS dengan jabatan fungsional Profesor adalah 70(tujuh puluh) tahun.
Pengakhiran masa tugas NonPNS dikarenakan hal-hal sebagai berikut : memasuki batas usia pensiun;
pegawai meninggal dunia; atau
pegawai mengundurkan diri.
Pemberhentian hubungan kerja NonPNS dikarenakan hal-hal sebagai berikut : pegawai tidak memenuhi syarat pada masa percobaan;
pegawai tidak mencapai prestasi kerja yang ditetapkan;
ketidakmampuan bekerja karena keterbatasan fisik;
masa sakit yang berkepanjangan;
pemberhentian akibat melakukan pelanggaran tingkat berat; atau
perubahan organisasi ITS.
NonPNS yang dikenakan pemberhentian hubungan kerja atau memasuki batas usia pensiun dan belum didaftarkan pada program jaminan hari tua, diberikanuang pesangon sebagai berikut:
Masa kerja kurang-dari 1 (satu) tahun diberikan 1 (satu) bulan gaji;
Masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih, tapi kurang dari 2 (dua) tahun diberikan 2 (dua) bulan gaji;
Masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih, tapi kurang dari 3 (tiga) tahun diberikan 3 (tiga) bulan gaji gaji;
Masa kerja 3 (tiga) tahun lebih, tapi kurang dari 4 (empat) tahun diberikan 4 (empat) bulan gaji;
Masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih, tapi kurang dari 5 (lima) tahun diberikan 5 (lima) bulan gaji;
Masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tapi kurang dari 6 (enam) tahun diberikan 6 (enam) bulan gaji;
Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih, tapi kurang dari 7 (tujuh) tahun diberikan 7 (tujuh) bulan lebih;
Masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih, tapi kurang dari 8 (delapan) tahun diberikan 8 (delapan) bulangaji; dan
Masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, diberikan 9 (sembilan) bulan gaji.
Pemberian pesangon bagi NonPNS yang memasuki batas usia pensiun akan diperhitungkan dengan masa kerja sebelum NonPNS tersebut didaftarkan sebagai peserta program jaminan hari tua.
NonPNS yang pada saat ini telah bekerja sebelum peraturan ini berlaku, dapat diangkat menjadi NonPNS sesuai dengan Peraturan Rektor ini apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
sudah bekerja paling sedikit 2 (dua) tahun berturut-turut;
mempunyai prestasi kerja dengan nilai baik untuk 2 (dua) tahun terakhir, dinilai baik oleh atasan langsung;
lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan; dan
lulus tes kesehatan.
NonPNS yang memenuhi ketentuan di atas berhak mengikuti seleksi pengangkatan.
Persyaratan dan lolos seleksi pengangkatan, menjadi pertimbangan bagi Rektor untuk menerbitkan keputusan pengangkatan sebagai NonPNS.
NonPNS yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun dan diangkat sebelum peraturan ini berlaku, menjalankan tugasnya sampai dengan jangka waktu keputusan Rektor pengangkatannya berakhir.