EDISI LXI | 2018www.menpan.go.id
BIROKRAT MUDA HARUS KEPO
BIROKRAT MUDA HARUS KEPO
Menteri PANRB Asman Abnur menerima penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) dari Ketua MURI Jaya Suprana atas harmoni memainkan musik 5.000
angklung oleh Presiden Joko Widodo dan CPNS.
DARI REDAKSI
Alamat Redaksi: BIRO HUKUM, KOMUNIKASI & INFORMASI PUBLIK Kementerian PAN dan Reformasi BirokrasiJl. Jend. Sudirman Kav. 69 Telp. dan Fax. (021)-7398372 Jakarta 12190;email: [email protected]
PELINDUNG : Menteri PANRB, PENANGGUNG JAWAB: Sekretaris Kementerian PANRB, DEWAN REDAKSI: Para Deputi, Staf Ahli dan Staf Khusus, PEMIMPIN UMUM: Mudzakir, PEMIMPIN REDAKSI: Wasito, SEKRETARIS REDAKSI: Suwardi, REDAKTUR: Wasito, Taufiq Rahman, Ananta Antasari, Reisha Ryanurti, T.P. Agus Santoso, REPORTER: Adityo Minarto, Bayu Erlangga, Bartanius Dony, Aldi Prima Putra, KONTRIBUTOR: (wakil masing-masing Kedeputian), FOTOGRAFER: Reisha Ryanurti, Bayu Erlangga, Bartanius Dony, Adityo Minarto, DESAINER GRAFIS: Nadia Citra Utami, PENGELOLA DATA: Sabar Wibowo, Dwitya Bharata Nandiwardana, DISTRIBUSI, PROMOSI, PEMASARAN: Ahmad Antonia, Ahmad Yani, Sri Utami, Prayogo Mukti, KONSULTAN: Spora Comm (www.spora.co.id).
@kementerianPANRB @kempanrb @kemenpanrb kementerian panrb
Pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia, Presiden
memberikan pengarahan kepada lebih dari 5.000 Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari berbagai kementerian
dan lembaga. Dengan bahasa anak muda, Presiden Joko
Widodo memberikan motivasi. “CPNS zaman now harus kepo,”
ujarnya. Kata-kata itu begitu lekat dengan keseharian anak muda,
yang bermakna bahwa birokrat muda harus selalu ingin tahu.
Betapa tidak, di pundak merekalah nantinya pemerintahan ini
bergantung. Birokrasi yang merupakan mesin pemerintahan ini
harus kuat dan memahami semua hal.
Inilah saatnya birokrat muda harus banyak bertanya. Tidak
saja kepada atasannya, tetapi juga membuka mata terhadap
berbagai perubahan zaman. Seperti dikatakan Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati, jangan sampai ketika menjadi bagian dari
birokrasi, anak-anak muda ini menjadi bodoh. Tetapi sebaliknya,
CPNS yang merupakan orang-orang pilihan ini harus menjadi agen-
agen perubahan di setiap instansi tempat mereka ditempatkan.
Acara Presidential Lecture juga diisi pembekalan oleh CEO
Gojek Nadiem Makarim, orang muda yang berhasil ‘mendobrak’
hal-hal yang bersifat rutinitas. Kehadirannya diharapkan bisa
membuka mata kepada CPNS, bahwa zaman telah berubah, dan
pegawai negeri pun harus mampu berubah, serta memiliki jiwa
entrepreneurship, selain tentunya harus melayani.
Suasana menjadi meriah dengan hadirnya 6.000 angklung
yang dimainkan oleh seluruh hadirin. Bahkan Presiden dan para
menteri serta segenap pejabat yang hadir, ikut larut dalam harmoni
yang dipandu oleh seorang dirigen. Alunan sejumlah lagu pun
berkumandang begitu indah, meskipun berasal dari berbagai nada
yang berbeda. Hal itu menggambarkan bahwa melalui reformasi
birokrasi, akan menghasilkan tata kelola pemerintahan yang baik
bila semuanya mengikuti arahan dari sang dirigen.
REDAKSI
Presidential Lecture 2018
daftar isi
14
28
Tak
Sem
esti
nya
E-G
ovt
Beb
ani B
irok
rasi
Berebut Kursi Sekolah Kedinasan
12182627364052
06 Apa Kabar Reformasi Birokrasi?
Empat Polda Naik Kelas
Kolaborasi ASN-Korporasi untuk Negeri
Model Pelayanan Publik Asimetris untuk Tanah Papua
Perkuat APIP Daerah Cegah Korupsi
Harmoni Birokrasi Hadapi Industri 4.0
Sri Mulyani :CPNS Jangan Makin Bodoh
Janji Setia Opik, Guru Rantau Culamega
HARMONISASI ALAM LEMBAH GALUNGGUNG
48
42
26 22
10
Ber
sih-
Ber
sih
di
Tub
uh
Tri
brat
a
MP
P b
uka
n S
ekad
ar
Ku
mpu
lan
Pel
ayan
an
Mod
el P
elay
anan
Pub
lik
Asi
met
ris u
ntu
k Ta
nah
Pa
pua
40
56Ir
. Su
tam
i“T
uka
ng In
siny
ur”
ya
ng O
gah
Kor
ups
i
Aga
r Tak
Jadi
C
ost C
ente
r
Ant
ara
Joko
wi,
Ang
klu
ng d
an
Rek
or M
uri
06 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
Empat program besar yang dijalan kan dalam
memperbaiki tata kelola pemerintahan.
Keempat program tersebut, peningkatan
efisiensi anggaran dan pelaksanaan
reformasi birokrasi, penataan kelembagaan dan
penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik,
pengembangan SMART ASN menuju terwujudnya
world class government, serta peningkatan kualitas
pelayanan publik.
“Dengan program ini, saya yakin reformasi
birokrasi akan berjalan akseleratif dan tata kelola
pemerintahan yang baik akan terwujud,” ujar Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) Asman Abnur, pada Leader’s Talk
Seri Pertama: Apa Kabar Reformasi Birokrasi di
Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/05).
Menteri Asman menyampaikan, program
penguatan reformasi birokrasi mengalami banyak
kemajuan. Di antaranya kenaikan nilai rata-rata
reformasi birokrasi kementerian/lembaga hingga
level kota dan kabupaten.
Apa Kabar Reformasi Birokrasi?
Pada level kementerian/lembaga, nilai reformasi
birokrasi menunjukkan peningkatan dari tahun 2015
sampai tahun 2017. Nilai reformasi birokrasi ini
adalah tingkat perkembangan instansi pemerintah
dalam penerapan budaya anti korupsi, pelaksanaan
anggaran secara efektif dan efisien, serta
kualitas pelayanan publik yang diberikan kepada
masyarakat. (lihat grafik)
Kementerian PANRB juga terus memacu
pene rapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Peme rintah (SAKIP), agar instansi dapat memper-
tanggungjawabkan hasil penggunaan anggaran,
menetapkan ukuran dan target kinerja yang jelas,
serta menghemat anggaran melalui kegiatan yang
berdampak langsung pada pencapaian sasaran
pembangunan.
“Dengan penerapan SAKIP, di beberapa
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Kabu paten/
Kota dan Provinsi, telah terjadi efisiensi anggaran
yang luar biasa, yakni mencapai Rp41,15 triliun,” jelas
Menteri Asman.
KABAR BAIK DATANG DARI BERBAGAI PROGRAM PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA. SALAH SATUNYA SOAL REFORMASI BIRO KRASI. SEJUMLAH CAPAIAN REFORMASI BIRO KRASI MENUNJUKKAN PENINGKATAN DAN MEMILIKI PERKEMBANGAN YANG JELAS.
| Edisi LXI | 2018 | 07
Di sisi lain, untuk mendorong akunta bilitas kinerja, pada
2017 dilakukan penye larasan sistem perencanaan, peng
ang garan dan informasi kinerja di seluruh Kementerian/
Lembaga dengan memanfaatkan “Aplikasi Krisna”. Hal ini
terwujud berkat kolaborasi Kementerian PANRB, Bappenas,
dan Kementerian Keuangan. Sedangkan, untuk pemerintah
daerah sedang dilakukan pendampingan penerapan
“Aplikasi SEPAK@T” kepada sekitar 21 Pemerintah
Provinsi/ Kabupaten/Kota dan akan bertambah lagi sekitar
370 Pemerintah Daerah.
Peningkatan budaya antikorupsi juga terlihat. Saat ini
terdapat 109 unit kerja Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
dan 18 unit kerja Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM). Melalui pembangunan zona intergitas ini, unit
kerja pelayanan percontohan (WBK/WBBM) akan menjadi
role model bagi unit kerja lainnya dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan publik dan budaya anti-korupsi.
Menteri Asman juga menjelaskan jika pihaknya
melakukan penataan kelembagaan pemerintah. Dari 2014
sampai saat ini, terdapat 23 Lembaga NonStruktural
(LNS) yang telah disederhanakan dengan melakukan
penggabungan dan penghapusan.
Selain itu, juga dilakukan penataan organisasi pada
bidang politik, hukum, dan keamanan. Untuk mewu-
judkan peningkatan efektivitas dan jangkauan pelayan an
kepolisian di pusat dan wilayah, telah dilakukan pening-
katan efektivitas dan jangkauan pelayanan kepolisian di
pusat maupun wilayah.
Penataan juga diterapkan pada Kejagung, Kejati, dan
Kejari, revitalisasi kelembagaan Badan Intelijen Negara
dan Badan Intelijen Negara Daerah, revitalisasi organisasi
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, pembentukan
satu Badan Narkotika Nasional Provinsi dan 28 Badan
Narkotika Nasional Kabupaten, revitalisasi Unit Kerja
Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila menjadi Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila, peningkatan efektivitas dan
08 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
efisiensi kerja Setjen MPR, serta percepatan pelayanan
program penerbitan sertifikat dan layanan pertanahan di
Kementerian ATR/BPN.
Untuk mewujudkan percepatan pelayanan hukum
pada masyarakat, dilakukan penataan kelembagaan
Mahkamah Agung. Selain itu, penataan organisasi
Sekretariat Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan
Umum (DKPP), revitalisasi tugas dan fungsi Sekretariat
Kompolnas, penataan organisasi Setjen Bawaslu,
penataan organisasi Setjen KPU, penataan pendidikan
kepamongprajaan, revitalisasi tugas dan fungsi UPT Balai
Harta Peninggalan, penataan organisasi dan tata kerja
UPT Kantor Imigrasi, serta penataan organisasi dan tata
kerja UPT Pemasyarakatan.
Pada bidang perekonomian, penataan kelembagaan
dilakukan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan,
Kementerian Perindustrian, pembentukan Badan
Sandi dan Siber Nasional, revitalisasi BSN, BATAN,
BPS, dan Kementerian PUPR. Kemudian Kementerian
Perdagangan, dan Kementerian Ketenagakerjaan.
Pada bidang pembangunan kemanusiaan,
Kementerian PANRB bekerja sama dengan Kementerian
Agama dan Kementerian Ristek Dikti untuk meningkatkan
kualitas pendidikan tinggi keagamaan, akses pelayanan
keagamaan, peningkatan mutu penyelenggaraan
pendidikan tinggi, peningkatan pembinaan dan pelayanan
perguruan tinggi swasta yang ada di daerah, dan
peningkatan kualitas pendidikan vokasi di bidang Iptek
dan era globalisasi. Selain itu, penataan kelembagaan
juga dilakukan terhadap BPOM, Kemenpora dan Badan
Otoritas Borobudur.
Dalam program penerapan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE), Kementerian PANRB
terus mendorong lahirnya rancangan Perpres tentang
Penyelenggaraan Pemerintahan Berbasis Elektronik.
Saat ini telah selesai dilakukan harmonisasi dan telah
disampaikan kepada Presiden untuk ditetapkan.
Dalam program SMART ASN menuju terwujudnya
world class government, Kementerian PANRB telah
melaksanakan rekrutmen CPNS tahun 2017. (lihat grafik)
Pada 2016-2017 juga telah diselesaikan
pengangkatan tenaga non-PNS untuk memenuhi tenaga
di daerah terpencil, tertinggal dan terluar. Di antaranya
6.296 Guru Garis Depan (GGD) Kemendikbud, 6.058
Tenaga Harian Lepas (THL) Pertanian, serta 39.090
Pegawai Tidak Tetap (PTT) Dokter, Dokter Gigi dan
Bidan. Pasca terbitnya PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS, Kementerian PANRB terus mendorong
penerapan sistem merit terutama dalam promosi jabatan
pimpinan tinggi (JPT) secara terbuka. Jumlah Instansi
Pemerintah (IP) yang menerapkan kebijakan promosi
| Edisi LXI | 2018 | 09
Perjalanan reformasi birokrasi ibarat
operasi dalam sunyi. Tidak banyak yang
tahu. Namun belakangan mulai dirasakan
hasilnya. Bahkan banyak daerah yang bisa
menjadi contoh.
Wakil Ketua Tim Independen Reformasi
Birokrasi Nasional (TIRBN) Rhenald Kasali
menyebut, sekitar 30-40% instansi pemerintah
bisa menjadi role model. “Perubahan birokrasi
sudah dapat dirasakan serta telah berhasil
menciptakan contoh,” ujarnya dalam acara
Leader’s Talk Seri Pertama. Hal ini patut menjadi
kebanggaan. Karena 40% di antaranya berada
di daerah terisolasi dari perubahan atau karena
kehilangan kaum muda.
Rhenald menyebutkan, orang Indonesia
sangat senang melakukan sesuatu jika diberikan
contoh. Beberapa daerah yang menjadi role
model, telah melalui trial and error dalam
membuat perubahan.
Hal ini diakui Gubernur DIY Sri Sultan
Hamengkubowono X, menurutnya ada langkah-
langkah yang dilalui dan beberapa kegagalan
hingga berujung keberhasilan. “Memang
leadership matters,” jelasnya.
Sebagai pembanding, Rhenald
mencontohkan kota kecil di Cina yakni
Shenzhen, yang mengalami hal serupa. Namun,
masing-masing daerah memiliki kondisi dan
karakter yang khas. “Indonesia uniqueness
banyak sekali,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Anggota TIRBN
Tjipta Lesmana. Ia menilai sudah cukup banyak
keberhasilan dalam reformasi birokrasi.
Namun ia mencatat, salah satu kekurangan
dalam pelaksanaan reformasi birokrasi adalah
pengawasan yang masih lemah.
Menanggapi hal itu, Menteri PANRB Asman
Abnur mengatakan, pihaknya bersama BPKP
terus memperkuat sistem pengawasan melalui
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).
“Pemerintah masih membahas mengenai RUU
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),”
ujarnya.
Reformasi Birokrasi di Mata Pakar
terbuka dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Pada 2014 ada 40 IP, tahun 2015 ada 128 IP, tahun
2016 ada 333 IP, serta tahun 2017 mencapai 493 IP. “Saat ini
seluruh K/L/Pemda telah melaksanakan seleksi terbuka dalam
pengisian JPT,” jelasnya.
Untuk program peningkatan kualitas pelayanan publik
pihaknya melakukan terobosan melalui pembentukan Mal
Pelayanan Publik (MPP). Hingga tahun 2018, telah terbentuk
MPP, yakni Kota Surabaya, Provinsi DKI Jakarta, Kabupaten
Banyuwangi, Kota Denpasar, Kota Tomohon, Kota Bekasi,
Kota Batam, Kabupaten Karangasem, dan Kota Bitung.
MPP ini mengintegrasikan seluruh pelayanan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota,
BUMN/BUMD, serta Swasta. “Dengan Mal Pelayanan Publik,
pelayanan publik menjadi lebih cepat, mudah dan terintegrasi,”
ungkap Asman.
Tren peserta Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP)
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada 2018,
tercatat sebanyak 2.824 inovasi telah melakukan pendaftaran
untuk mengikuti kompetisi melalui Sistem Informasi Inovasi
Pelayanan Publik (SiNovik). Dilihat dari proposal yang
disampaikan, kualitas inovasi tahun ini mengalami peningkatan.
Sejak 2015, Indonesia telah mengikuti kompetisi pelayanan
publik tingkat dunia, yakni United Nation Public Service Awards (UNPSA). “Hasilnya cukup membanggakan, bahkan tahun ini
untuk pertama kalinya Indonesia menjadi juara 1, yaitu inovasi
dari Kabupaten Teluk Bintuni ‘Pengendalian Malaria Melalui
Sistem EDAT’,” ucap Asman.
Selain itu, Kementerian PANRB juga mendorong
pembangunan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan
Publik Nasional (SP4N) – LAPOR!. Saat ini sudah ada 34
Kementerian, 97 Lembaga, 305 Pemerintah Daerah, 116
BUMN, 130 PTN/PTS/Kopertis, serta 130 Perwakilan Luar
Negeri yang terhubung dengan LAPOR!.
“Semakin banyaknya instansi yang terhubung dengan
LAPOR! menandakan meningkatnya kesadaran terhadap
pentingnya pengelolaan pengaduan pelayanan publik,”.
010 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
Bersih-Bersih di Tubuh Tribrata
Menteri PANRB
Asman Abnur dan Kapolri
Jenderal Tito Karnavian
usai penandatanganan
keputusan bersama tentang
Tata Cara Pembangunan
Zona Integritas, di Mapolda Jawa Barat
REFORMASI BIROKRASI DI TUBUH KORPS TRIBRATA MENUNJUKKAN KEMAJUAN YANG SIGNIFIKAN. HAL ITU DITUNJANG SEMAKIN BANYAKNYA POLRES YANG MERAIH PREDIKAT WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM).
Polres yang telah mendapatkan predikat
WBK, akan mendapatkan penghargaan
berupa kenaikan tunjangan kinerja satu
tingkat di atas Polres lainnya, sementara
Polres yang mendapatkan predikat WBBM akan
diberikan kenaikan tunjangan kinerja dua tingkat di
atas Polres lainnya.
Janji ini diucapkan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)
Asman Abnur saat penandatanganan keputusan
bersama antara Kapolri dengan Menteri PANRB
tentang Tata Cara Pembangunan Zona Integritas, di
Mapolda Jawa Barat, awal April lalu.
Tercatat sebanyak 12 unit kerja Polri kini telah
menjadi unit kerja percontohan nasional WBK dan
WBBM, empat di antaranya dari Polda Jawa Timur,
yaitu Polrestabes Surabaya, Polresta Sidoarjo, Polres
Gresik, dan Polres Jember. Tahun 2018 ini, semakin
banyak lagi Polres di Jawa Timur yang mengajukan
diri sebagai Polres percontohan.
Menteri menegaskan, berbagai perbaikan dan
adanya Polres percontohan tersebut diharapkan
menggugah semangat reformasi dari Polres-Polres
lain. Menteri Asman menambahkan, Polri dengan
Kementerian PANRB telah menyepakati Pedoman
Pembangunan Zona Integritas di lingkungan
Polri ini dimaksudkan untuk memberikan arahan
mengenai berbagai hal. Mulai dari langkah-langkah
pembangunan Zona Integritas, contoh-contoh
penerapan, dan sekaligus menjadi standar dalam
menerapkan reformasi birokrasi di unit kerja Polri.
Reformasi Birokrasi Polri di Jawa Timur
Kementerian PANRB mengunjungi sejumlah
polres di lingkup Polda Jawa Timur. Kunjungan itu
untuk memantau penerapan reformasi birokrasi.
Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur dan Pengawasan Kementerian PANRB, M.
| Edisi LXI | 2018 | 011
Yusuf Ateh mendatangi Polresta Sidoarjo. Polresta
yang kini dipimpin oleh Kombes Himawan sudah
mendapat predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
Himawan menjelaskan, untuk mewujudkan
birokrasi yang bersih dan melayani masyarakat
secara optimal, Polresta Sidoarjo menekankan empat
poin utama yaitu komitmen, konsistensi, inovasi, dan
menjadi role model bagi polres lainnya. “Siapapun
Kapolresnya, semua inovasi yang telah kita lakukan
harus berkelanjutan,” ujarnya.
Ada beberapa program yang menjadi andalan
Polresta Sidoarjo. Untuk internal, ada sistem
e-kinerja yang bertujuan untuk sarana komunikasi
internal secara digital. Selain itu, e-kinerja untuk
meningkatkan akuntabilitas absensi personel melalui
finger print dan scanner wajah. “Ekinerja ini juga
menjadi dasar untuk menghitung tunjangan kinerja
para personel,” jelas Himawan.
Polresta Sidoarjo pun menjalankan sejumlah
inovasi yang bersentuhan dengan masyarakat,
misalnya SIM GOR. Program ini untuk ajang latihan
warga dalam uji praktik pembuatan SIM. Inovasi ini
juga untuk menjawab keluhan warga dan menambah
pengetahuan warga tentang pembuatan SIM.
Setiap Minggu, Polresta Sidoarjo mengadakan
kegiatan yang dinamakan Minggu Melayani Polresta
Sidoarjo. “Program ini merupakan budaya kerja kami
dalam melayani masyarakat, “ jelas Himawan.
Program itu memiliki sejumlah pelayanan, yakni
pembuatan dan perpanjangan SIM, pelayanan
Samsat Corner, serta pelayanan SKCK keliling. “Kami
juga melakukan tanya jawab kepada masyarakat
untuk memberikan edukasi,” tambah Himawan.
Inovasi yang dijelaskan Himawan itu
mendapat apresiasi dari Ketua Tim Independen
Reformasi Birokrasi Nasional (TIRBN) Eko Prasojo.
“Tantangannya adalah apakah inovasi ini bisa
memberikan impact, apakah bisa direplikasi, dan
apakah sustainable,” kata Eko setelah mendengar
paparan Himawan.
Eko juga mendatangi Polrestabes Surabaya.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Rudi Setiawan
mengajaknya mengunjungi ruang Command Center
yang memiliki 40 monitor untuk memantau berbagai
sudut di Kota Surabaya. CCTV di sini terkoneksi
dengan Pemkot Surabaya dan beberapa dinas seperti
Dinas Perhubungan, Dinas Pemadam Kebakaran dan
lain-lain.
Di Polrestabes Surabaya juga ada Mobil SIM
keliling, yang melayani perpanjangan SIM. Untuk
memperpajnang SIM dalam mobil tersebut hanya
memakan waktu lima menit. Para anggota harus datang
30 menit sebelum layanan masyarakat dibuka. “Jam 7.30
sudah ada anggota,” tegasnya.
Rudi juga memupuk rasa kebanggaan sebagai anggota
kepolisian dengan menekankan kejujuran. Dengan
bertindak jujur, perlahan akan menghilangkan sikap
koruptif. Sebagai pelayan masyarakat, Rudi mengatakan
polisi tidak bisa bekerja sendiri. Ia dan pasukannya harus
bekerja sama dengan masyarakat.
Tidak hanya itu, Polrestabes Surabaya bekerjasama
dengan PT Pelita Mulya Surabaya juga menciptakan
smart card yang dinamakan Point of Sales (POS) System.
“Ini merupakan sistem pengambilan BBM dengan smart
card yang secara otomatis terintegrasi online untuk
mempermudah pengawasan penggunaan BBM kendaraan
dinas,” jelas Rudi.
Saat ini, Polrestabes Surabaya sudah mendapat
predikat WBK. Namun, Rudi ingin meningkatkan
akuntabi li tas kinerja dan memperoleh predikat WBBM.
“Ke depan, kita akan monitoring dan evaluasi penyerapan
anggaran secara digital berbasis android dan website,”
kata dia.
Baik Polresta Sidoarjo maupun Polrestabes Surabaya
akan menjadi polres percontohan bagi polres lainnya
untuk mereformasi birokrasi. “Mereka harus mengajarkan
polres yang belum mendapat predikat WBK,” ujar Ateh.
Ateh juga mengatakan saat ini wajah Polres sudah
berubah dari kesan sangar ke kesan ramah. “Targetnya
semua Polres bebas korupsi dan responsif terhadap
keluhan masyarakat,” tandas Ateh.
012 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
Setelah melewati studi kelayakan, Polda Jambi,
Polda Kalimantan Selatan, Polda Kalimantan
Tengah, dan Polda NTB yang diajukan
untuk menjadi tipe A dinyatakan memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini
menyebutkan, aspek terpenting dalam memberikan
persetujuan peningkatan Polda menjadi Tipe A bukan
hanya faktor meningkatnya ancaman gangguan
keamanan dan ketertiban saja, melainkan seberapa
besar penyelesaian gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat.
Awal 2018 Kapolri telah mengajukan usulan
kepada Menteri PANRB untuk peningkatan tipologi
4 Polda. Sebagai kementerian yang mengurusi dan
berwenang terhadap kelembagaan, kenaikan tipe
Polda juga harus dilihat dari sektor perbaikan tata
kelola dan penerapan transparansi serta akuntabilitas.
Penerapan transparansi dan akuntabilitas tersebut
dinilai dari capaian keberhasilan unit kerja dalam
mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih Melayani (WBK/WBBM).
Dijelaskan, Kementerian PANRB bersama Mabes
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS MENJADI INDIKATOR TERPENTING DAN MENENTUKAN PENINGKATAN TIPOLOGI POLDA.
Polri saat ini telah menyempurnakan pedoman dan
kriteria pembentukan dan perubahan tipe kesatuan
tersebut. Selama ini pedoman pembentukan dan
perubahan tipe Polda masih mengacu pada Perkap
No. 7/ 2014 tentang Pembentukan dan Peningkatan
Status Kesatuan Kewilayahan.
Indikator penilaian pada Perkap tersebut
cenderung kualitatif dan sulit dilakukan pengukuran
secara objektif serta lebih menekankan aspek
beban kerja. Pedoman tersebut disempurnakan
agar metode penghitungan juga memperhitungkan
capaian kinerja atau kemampuan Polda dalam
menyelesaikan beban kerja tersebut.
Terdapat tiga indikator penilaian dalam
menentukan kenaikan tipologi Polda yaitu
indikator umum, utama, dan penunjang. Indikator
faktor umum yang dinilai adalah kondisi umum
kewilayahan, geografi, demografi, luas wilayah, serta
jumlah penduduk. Adapun indikator utama meliputi
tugas pokok dari kepolisian, seperti pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat. Sementara
indikator penunjang berasal dari kesiapan sarana
dan prasarana, ketersedian personel, tata kelola,
akuntabilitas, serta pelayanan publik.
Dengan kenaikan status tersebut, maka empat
Empat Polda Naik Kelas
| Edisi LXI | 2018 | 013
polda tersebut selanjutnya dipimpin seorang Kapolda
dengan pangkat Inspektur Jenderal (Irjen), sementara
Wakapolda dipimpin seorang polisi berpangkat
Brigadir Jenderal.
Menteri Asman menegaskan, ada beberapa poin
kunci dalam menentukan kenaikan tipologi Polda.
Di antaranya, capaian penyelesaian kerja, perbaikan
kualitas pelayanan publik serta penerapan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan WBK/
WBBM di Polda tersebut.
“Tidak hanya berdasarkan peningkatan beban
kerja.Sudah saatnya kita mulai menerapkan organisasi
yang berbasis kinerja,” ujarnya.
Asisten Kapolri bidang Perencanaan dan Pengang-
garan (ASRENA) Irjen Bambang Sunarwibowo
menekankan, kenaikan tipologi itu jangan dimaknai
sekadar naik pangkat, tapi seluruh jajaran polda juga
wajib berkomitmen untuk meningkatkan kinerja dan
layanan kepada masyarakat. “Jangan sekadar naik
pangkat. Lebih dari itu, komitmen harus diwujudkan
dan jaga kontinyuitas,” tegas Bambang
Bambang mengingatkan, Kementerian PANRB
juga bisa menurunkan tipe Polda dari A ke B. “Kalau
nanti sudah naik menjadi tipe A, jangan sampai
diturunkan. Kalau turun yang malu bukan hanya
Polda, tapi juga masyarakat dan seluruh jajaran Polri,”
tegasnya.
Peningkatan tipe Polda, selain berdampak pada
penguatan organisasi, sumber daya, personel, dan
anggaran, tetapi juga berdampak pada penambahan
beban anggaran APBN. Untuk itu peningkatan tipe
tersebut harus membawa manfaat yang jauh lebih
besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan oleh
negara.
“Perlu kami tegaskan bahwa peningkatan tipe
tersebut harus membawa manfaat yang jauh lebih
besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan oleh
negara,” ujar Asman.
Menurutnya, apabila benefit yang dihasilkan lebih
kecil dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan,
maka peningkatan tipe Polda dapat dikatakan tidak
memberikan konstribusi positif.
Tanggungjawab Besar
Dalam konteks kekinian, Polri menghadapi
banyak tantangan dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsi. Secara eksternal Polri saat ini masih berupaya
meningkatkan kepercayaan masyarakat. Polri juga
menghadapi peningkatan gangguan keamanan yang
ditandai dengan meningkatnya intensitas dan kualitas
kejahatan konvensional, kejahatan trans nasional,
separatisme dan terorisme.
Secara internal Polri terus berupaya melakukan
reformasi birokrasi agar kinerja Polri dapat
meningkat. Salah satu pembenahan internal dalam
jangka pendek adalah mereviu kembali organisasi
agar struktur yang dibangun dapat membantu
menjawab tantangan tersebut.
Di era perkembangan teknologi informasi yang
menuntut Pemerintah untuk mengembangkan
sistem e-government dalam melakukan
penyelenggaraan pemerintahan maka Pemerintah
beserta jajaran instansinya harus mulai mengubah
paradigma pelayanan publik yang konservatif
menuju kepada paradigma pelayanan publik berbasis
elektronik dalam rangka percepatan dan transparansi
pelayanan kepada masyarakat.
Polda selaku instansi pelayanan juga diharapkan
meningkatkan penerapan sistem pelayanan berbasis
elektronik. Tingkat keberhasilan penerapan SPBE
ini ke depan akan menjadi salah satu indikator
dalam menentukan prestasi dan kinerja Polda yang
kemudian dijadikan sebagai bahan penilaian dalam
meningkatkan tipe Polda. Semakin tinggi indeks
SPBE maka semakin besar pula peluang Polda
tersebut mendapat reward berupa kenaikan tipe.
014 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKADINAMIKA
Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) atau yang dikenal dengan e-government (e-govt)
difokuskan untuk memaksimalkan sumber daya yang ada
pada instansi pemerintah, sehingga pelayanan kepada
masyarakat lebih efektif dan efisien. Namun dalam prakteknya,
penyelenggaraan SPBE masih menemui setidaknya tiga kendala.
Pertama, proses bisnis yang belum terintegrasi, masih
rendahnya budaya berbagai data dan informasi antar instansi
pemerintah. Kedua, infrastruktur TIK belum menjangkau seluruh
instansi pemerintah, dan yang ketiga, lemahnya pengelolaan
keamanan informasi di hampir seluruh instansi pemerintah.
Permasalahan tersebut, menurut Deputi Bidang Kelembagaan
dan Tatalaksana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini, harus segera
ditanggulangi dengan baik agar tidak menimbulkan pemborosan
anggaran yang cukup besar. “Penerapan e-government diharapkan
Tak Semestinya E-Govt Bebani Birokrasi
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) HARUS SESUAI KEBUTUHAN RAKYAT, ANTARA LAIN MENGHA SIL KAN APLIKASI UNTUK MENGATASI MASALAH BANGSA DAN MENYEJAHTERAKAN RAKYAT. KEMENTERIAN PANRB TERUS BERUPAYA MENDORONG PELAKSANAANNYA.
Foto
: ist
| Edisi LXI | 2018 | 015
menjadi sarana meningkatkan kinerja birokrasi,
bukan malah sebaliknya, membebani birokrasi,”
ujarnya saat membuka Sosialisasi Evaluasi SPBE di
Jakarta.
Dikatakan, saat ini pemerintah tengah
menyiapkan Rancangan Peraturan Presiden tentang
SPBE. Kebijakan itu menekankan pada tata kelola
SPBE terpadu, manajemen SPBE yang efektif dan
efisien dan berkesinambungan, serta memberikan
layanan SPBE yang berkualitas antar kementerian,
lembaga dan pemda.
Rini menambahkan, pihaknya akan terus
melakukan koordinasi dengan Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Kementerian PPN/
Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, serta
kementerian /lembaga lain untuk mewujudkan
keterpaduan penyelenggaraan SPBE. Keterpaduan
ini dapat dicapai apabila setiap instansi pemerintah
dapat melakukan integrasi proses bisnisnya, integrasi
aplikasi, dan berbagi pakai data antar instansi
pemerintah.
“Karena itu, diperlukan komitmen bersama dari
seluruh instansi pemerintah untuk menerapkan
strategi dan kebijakan tersebut. Dengan demikian,
penerapan SPBE dapat berdampak pada efisiensi
penggunaan anggaran dalam belanja TIK,” imbuhnya.
Evaluasi Penerapan E-Government
Kementerian PANRB melakukan evaluasi
penerapan e-government di seluruh instansi
pemerintah untuk memperoleh indeks
yang menggambarkan tingkat kematangan
pelaksanaannya.
Evaluasi penerapan SPBE tahun 2018 ini
dilakukan di 640 instansi pemerintah, baik
kementerian, lembaga maupun pemerintah daerah.
Hal itu dilakukan untuk memperoleh nilai indeks
SPBE yang menggambarkan tingkat kematangan
(maturity level) dari pelaksanaan SPBE di setiap
instansi.
“Evaluasi ini untuk meningkatkan kinerja
pemerintah yang efisien, efektif, transparan, dan
akuntabel serta meningkatkan kualitas pelayanan
publik,” ujar Asdep Perumusan Kebijakan dan
Koordinasi Pelaksanaan Sistem Administrasi
Pemerintahan dan Penerapan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik, Imam Machdi, di Kantor
Kementerian PANRB, Jakarta.
016 | Edisi LXI | 2018 |
Rakor pelaksanaan evaluasi SPBE yang dipimpin
Asdep Perumusan Kebijakan dan
Koordinasi Penerapan SPBE
Kementerian PANRB Imam Machdi di
Jakarta
DINAMIKA
Imam menerangkan, berdasarkan
Peraturan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor
5 tahun 2018 tentang Pedoman
Evaluasi Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik, ruang lingkup
penyelenggaraan SPBE di instansi pusat
dan daerah yang dievaluasi mencakup
tiga hal, yakni domain kebijakan internal,
tata kelola, dan layanan SPBE.
Untuk kebijakan internal dibagi
menjadi dua aspek, yaitu tata kelola
dan layanan. Sedangkan domain
tata kelola, ada tiga aspek yang akan
dinilai, yaitu kelembagaan, strategi dan
perencanaan, serta teknologi informasi
dan komunikasi. Kemudian, domain
layanan SPBE terdapat dua aspek yang
akan dievaluasi, yakni administrasi
pemerintahan dan pelayanan publik.
“Masing-masing aspek memiliki
indikator penilaian yang berbeda yang
jumlahnya ada 35 indikator,” kata Imam.
Dijelaskan, tingkat kematangan
SPBE merupakan kerangka kerja yang
mengukur derajat pengembangan SPBE
ditinjau dari tahapan kapabilitas proses
dan kapabilitas fungsi teknis SPBE.
Tingkatan kematangan mengarahkan
pengembangan SPBE pada keluaran
dan dampak yang lebih baik. Tingkat
kematangan yang rendah menunjukkan
kapabilitas dan keberhasilan yang
rendah, sedangkan tingkat kematangan
yang tinggi menunjukkan kapabilitas dan
keberhasilan yang lebih tinggi.
Tingkat kematangan pada kapabilitas
proses terdiri dari lima tingkat yaitu
rintisan, terkelola, terstandardisasi,
terintegrasi dan terukur, optimum.
Sedangkan tingkat kematangan pada
kapabilitas fungsi teknis terdiri lima
tingkat yaitu informasi, interaksi,
transaksi, kolaborasi, dan optimalisasi.
Setiap tingkat (level) memiliki
karakteristik masing-masing yang
dapat secara jelas membedakan antara
tingkat satu dengan tingkat yang lain.
Karakteristik pada tingkat (level) yang
lebih tinggi mencakup karakteristik pada
tingkat (level) yang lebih rendah.
Evaluasi SPBE ini dibagi menjadi
lima kelompok, masing-masing
TINGKAT KEMATANGAN SPBE MERUPAKAN KERANGKA KERJA YANG MENGUKUR DERAJAT PENGEM-BANGAN SPBE DITINJAU DARI TAHAPAN KAPABILITAS PROSES DAN FUNGSI TEKNIS SPBE.
| Edisi LXI | 2018 | 017
Asman Abnur saat menerima Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Changbeom, di kantor Kementerian PANRB.
kelompok terdiri dari 128 instansi pemerintah.
Pelaksanaannya dibagi ke dalam beberapa tahapan,
dimulai tanggal 19 Maret 2018. Selanjutnya
disusul dengan tahapan evaluasi mandiri, evaluasi
dokumen, wawancara, dan terakhir adalah
observasi lapangan.
Setiap instansi pemerintah diwajibkan
mengikuti tahapan satu sampai empat. Sedangkan
tahap kelima hanya akan dilakukan terhadap
instansi pemerintah pusat maupun daerah yang
dipilih secara acak. Jadwal tahapan-tahapan
evaluasi untuk masing-masing kelompok pun
berbeda. Seluruh tahapan eva luasi ini akan berakhir
pada akhir September 2018.
Indonesia - Korsel Perkuat Kerja Sama bidang
E-Government
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi memperkuat kerja sama
dengan pemerintah Korea Selatan.
Bukan hanya soal penerapan e-government,
kerja sama antara Kementerian PANRB dan Korea
Selatan juga merambah sektor lain yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi Kementerian PANRB.
“Saya berharap hubungan ini dapat lebih baik
lagi dan tidak hanya dalam penerapan e-Govt saja,
tapi juga SDM, akuntabilitas, dan juga pelayanan
publiknya,” ujar Menteri PANRB Asman Abnur
saat menerima Duta Besar Korea Selatan untuk
Indonesia Kim Chang-beom, di kantor Kementerian
PANRB.
Menteri Asman mengatakan, saat ini Korea
Selatan telah banyak menggunakan sistem berbasis
teknologi dalam menjalankan roda pemerintahan,
salah satunya penyelenggaraan pelayanan publik.
Oleh karena itu,Asman ingin adanya kerjasama
dalam hal pelayanan publik di kemudian hari. Hal
ini sejalan mengingat Pemerintah Indonesia tengah
berupaya memperbaiki kualitas pelayanan publik.
Disampaikan juga bahwa Pemerintah Indonesia
akan terus berupaya menyatukan segala jenis
penerapan teknologi informasi yang sudah dimiliki
oleh pemerintah daerah maupun pemerintah
pusat. Pasalnya, saat ini sebagian besar instansi
pemerintah masih berdiri sendiri-sendiri (silo-silo)
dalam penerapan. “Dengan integrasi, diharapkan
dapat mewujudkan efisiensi,” imbuhnya.
Lebih lanjut dirinya berharap agar hubungan
Kementerian PANRB dengan Dubes Korea Selatan
dapat semakin baik dan kerjasama dapat terus
ditingkatkan. Dirinya pun mengapresiasi serta
berterima kasih terhadap langkah Korsel dalam
memberi dukungan penerapan e-government.
Sementara itu Duta Besar Korea Selatan untuk
Indonesia Kim Chang-beom menyatakan support dan dukungannya terhadap Indonesia dalam
hal ini Kementerian PANRB dalam penerapan
sistem e-government. Disampaikan bahwa sistem
e-government dirasa sangat penting untuk
meningkatkan produktivitas, transparansi dan
efisiensi.
Selain itu pun penerapan e-government dalam
sektor pelayanan publik tidak kalah pentingnya,
karena dengan begitu masyarakat mengetahui
apa yang tengah dilakukan oleh pemerintah, serta
mendorong masyarakat itu sendiri untuk mendukung
perumusan kebijakan pemerintah. “Kami siap
mendukung program apa yang saat ini dijalankan
oleh Kementerian PANRB. Saya harap apa yang kami
support dapat membawa perubahan di negara ini,”
ujarnya.
Lebih lanjut dirinya berharap agar kedepan
pihaknya bersama Kementerian PANRB dapat lebih
banyak membahas sejumlah program yang dirasa
membutuhkan bantuan, sehingga Korsel dapat ikut
berkontribusi dalam implementasi e-government di
Indonesia.
018 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
Memasuki era industri 4.0 ASN sebagai
penggerak utama tata kelola birokrasi
harus dipersiapkan menghadapi
berbagai tantangan. Kementerian
PANRB bergerak cepat melakukan kerja sama
dengan banyak pihak. Salah satunya dengan
Kementerian BUMN.
Menteri PANRB Asman Abnur mengatakan, kerja
sama saling menguntungkan dan berkelanjutan ini
dilakukan dalam rangka mengakselerasi reformasi
birokrasi, khususnya dalam pengembangan
manajemen ASN.
“Kami membutuhkan dukungan dan bantuan
dari semua stakeholders, termasuk dari jajaran
BUMN yang pembinaannya ada di bawah
koordinasi Kementerian BUMN,” ujar Menteri
Asman usai menandatangani Nota Kesepahaman
dengan Menteri BUMN Rini Soemarno di Kantor
Kementerian BUMN.
Melalui Nota Kesepahaman ini, ada beberapa
hal yang ingin ditransformasi dalam pemerintahan.
Antara lain pengembangan Human Capital Management, pengembangan entrepreneurship di birokrasi pemerintahan, penerapan teknologi
informasi dalam tata kelola birokrasi pemerintahan,
dan pendayagunaan Chief Executive Officer (CEO)
BUMN dalam pendidikan dan pelatihan ASN.
Kolaborasi ASN-Korporasi untuk Negeri
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI (PANRB) BERKOLA-BORASI DENGAN KORPORASI DI BAWAH KEMENTERIAN BUMN UNTUK MEMACU KUALIFIKASI, KOMPETENSI DAN KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA AGAR PROFESIONAL, BERINTEGRITAS, BERDISIPLIN, BERJIWA ENTREPRENEURSHIP, SERTA MEMILIKI SEMANGAT HOSPITALITY.
Penandatanganan kerja sama Menteri
PANRB Asman Abnur, Menteri
BUMN Rini Soemarno, dan
Menteri Ristek dan Dikti Mohamad
Nasir usai menandatangani
MoU di Kantor Kementerian
BUMN, Senin (16/04).
| Edisi LXI | 2018 | 019
Dukungan jajaran BUMN diperlukan untuk
memacu penerapan sistem merit dalam manajemen
ASN yang berbasis kualifikasi, kompetensi dan
kinerja, mulai dari perencanaan ASN, rekrutmen
dan orientasi CPNS, pengembangan kapasitas ASN,
penilaian kinerja dan reward, promosi, rotasi dan
karir, serta sistem pensiun.
Soal peningkatan kapasitas ASN, Kementerian
PANRB bersama Lembaga Administrasi Negara
(LAN) tengah melakukan penyempurnaan sistem
Pendidikan dan Pelatihan (diklat). “Saat ini kami
sedang mendorong transformasi diklat konvensional
menjadi diklat berbasis Human Capital Management melalui pengembangan ASN Corporate University,”
jelasnya.
Skema diklat ini memfungsikan seluruh instansi
pemerintah sebagai lembaga pembelajaran dengan
mengkombinasikan berbagai sistem pelatihan
yang progresif edukatif, seperti e-learning, coaching, mentoring, dan on the job training.
Melalui sistem ini, porsi pembelajaran di kelas
akan semakin sedikit dibandingkan pembelajaran
di lapangan, sehingga lebih kontekstual dan memacu
peningkatan profesionalisme ASN.
Cara Kerja Korporasi
Kerja sama dengan korporasi merupakan salah
satu jalan mengubah cara kerja ASN. Saat ini pegawai
korporasi memiliki dua hal patut diterapkan oleh para
ASN dalam memberikan pelayanan pada masyarakat,
yaitu hospitality atau melayani dan entrepreneurship.
Menurut Asman, pegawai BUMN umumnya telah
memiliki dua hal tersebut. Oleh karena itu sebagai
pembuat kebijakan terkait ASN, Kementerian PANRB
berkolaborasi dengan BUMN untuk meningkatkan
kapasitas dan kemampuan para ASN.
“Tidak apa-apa mencontek BUMN, yang penting
pelayanan yang diberikan ASN tidak kalah dengan
para pegawai korporasi. Kalau ini tercapai, saya yakin
negeri ini akan lebih baik lagi ke depannya,” ujarnya.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyambut
langkah Menteri PANRB tengah berupaya mendorong
lahirnya ASN dengan pemikiran melayani serta sikap
enterpreunership. Pihaknya memberi kesempatan
Kementerian PANRB untuk mengambil hal-hal
baik dan bermanfaat yang ada dalam korporasi di
bawah pimpinan BUMN. Melalui penandatanganan
nota kesepahaman, Kementerian BUMN akan
berkoordinasi dan mendorong BUMN terlibat
serta berpartisipsi aktif dalam upaya akselerasi
Reformasi Birokrasi dan peningkatan kinerja birokrasi
pemerintahan.
Kolaborasi dengan BRI
Kolaborasi Kementerian PANRB dengan korporasi
salah satunya diwujudkan melalui Corporate Card
“Tidak apa-apa mencontek BUMN, yang penting pelayanan yang diberikan ASN tidak kalah dengan para pegawai korporasi. Kalau ini tercapai, saya yakin negeri ini akan lebih baik lagi ke depannya,”ASMAN ABNURMENTERI PANRB
Kementerian PANRB mengadakan Coaching and Mentoring Skill bersama Bank Mandiri, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (09/04).
020 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
atau BRI Card. Layanan ini merupakan salah satu
jenis kartu kredit yang diterbitkan oleh BRI bekerja
sama dengan Kementerian PANRB yang berfungsi
mendukung pekerjaan yang dilaksanakan baik oleh
pejabat maupun pegawai.
Corporate Card akan mempermudah satuan kerja
di lingkungan Kementerian PANRB dalam hal belanja
barang operasional, belanja barang non-operasional,
belanja barang persediaan, belanja sewa, belanja
pemeliharaan, dan/atau belanja barang perjalanan
dinas seperti pembelian tiket pesawat.
Selama ini untuk membeli tiket seorang pegawai
harus nombok dulu, dan baru cair beberapa
minggu kemudian. Dengan hadirnya Corporate Card, persoalan itu bisa teratasi. Kartu tersebut
akan dipegang oleh perwakilan di setiap unit kerja
Kementerian PANRB yang telah ditentukan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), yakni Sekretaris
Kementerian PANRB Dwi Wahyu Atmaji. Saat ini ada
12 orang yang direkomendasikan sebagai pemegang
Corporate Card.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan
perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak yang
dilakukan oleh Sekretaris Kementerian PANRB,
Dwi Wahyu Atmaji, dengan Direktur Hubungan
Kelembagaan Bank BRI, Sis Apik Wijayanto, di
Kantor Kementerian PANRB, Selasa (22/05).
Penandatanganan kerja sama disaksikan oleh
Menteri PANRB Asman Abnur dan Direktur Utama
Bank BRI Suprajarto. Hadir dalam acara tersebut
para Deputi Kementerian PANRB, para Pejabat
dari KASN, LAN, ANRI, BKN, BPKP, Ombudsman,
Kemenkeu, Bappenas, serta jajaran pimpinan Bank
BRI.
Penandatangan kerja sama ini, menjadi jalan bagi
kedua belah pihak untuk bisa lebih bersinergi, serta
mendapatkan banyak manfaat dan berkah. “Zaman
telah berubah, paradigma dalam menyelesaikan
berbagai persoalan masa kini harus mengedepankan
kolaborasi,” ujarnya.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Suprajarto menjelaskan, peluncuran
Corporate Card akan memberi kemudahan dalam
bertansaksi online. Corporate Card memiliki
keunggulan seperti data online, menekan transaksi
tunai, keamanan transaksi terjamin, serta
mengurangi kepadatan transaksi.
Coaching & Mentoring Skill
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PANRB) juga berkolaborasi
dengan Bank Mandiri dalam melaksanakan Coaching & Mentoring Skill.
Melalui kolaborasi yang diikuti oleh pejabat
pimpinan tinggi madya dan pratama (eselon I dan
eselon II) Kementerian PANRB ini, Menteri ingin ASN
beradaptasi terhadap kemajuan teknologi. Selain
pengembangan SDM, hal lain yang bisa dipelajari dari
Penandatanganan kerja sama Kementerian PANRB dengan Bank Rakyat Indonesia di Kantor Kementerian PANRB, Selasa (22/05). Penandatangan dilakukan oleh Sekretaris Kementerian PANRB Dwi Wahyu Atmaji dengan Direktur Hubungan Kelembagaan Bank BRI Sis Apik Wijayanto, disaksikan Menteri PANRB Asman Abnur dan Dirut BRI Suprajarto.
| Edisi LXI | 2018 | 021
manajemen perbankan, yaitu mengatur keuangan
dalam sistem birokrasi.
Menurut Asman, ilmu yang diperoleh dari
bank BUMN ini bukan hanya untuk pegawai
di Kementerian PANRB, melainkan juga harus
ditularkan ke instansi pemerintah lainnya, termasuk
pemerintah daerah. “Berpikirnya bagaimana
memperbaiki ASN yang jumlahnya sangat banyak ini,”
jelas Asman.
Dikatakan, hal-hal dasar yang harus diubah dan
dipelajari dari korporasi adalah sistem rekrutmen,
pelatihan dan pendidikan, penempatan individu di
jabatan tertentu, budaya kerja, serta kedisiplinan
pegawai. “Perubahan itu tidak mudah. Kita berikan
nuansa baru bagi ASN,” imbuh.
Keterbukaan terhadap metodologi baru ini juga
akan menjadi penunjang bagi kualitas pelayanan
publik. Masyarakat tentu berharap kehadiran
pemerintah dalam pelayanan publik semakin baik
dan tidak berbelit.
“Kalau kontribusinya bermanfaat bagi
masyarakat, outcome terakhirnya adalah pelayanan
publik yang bisa kita sajikan pada masyarakat
Indonesia yang dilakukan oleh ASN,” tegasnya.
Sekretaris Kementerian PANRB Dwi
Wahyu Atmaji mengatakan, salah satu tugas
strategis Kementerian PANRB adalah sebagai
pembina seluruh instansi pemerintah. Untuk itu,
profesionalisme menjadi kunci utama bagi seluruh
ASN di Kementerian PANRB.
“Kami belajar dari mana saja, termasuk dari
BUMN yang tidak kalah dengan negara lain, salah
satunya dari Bank Mandiri ini,” ujar Atmaji seusai
acara tersebut.
Menurut Atmaji, Bank Mandiri adalah salah satu
bank BUMN terbesar yang berhasil membangun
budaya kerja yang baik dan terintegrasi. Dikatakan,
pegawai Kementerian PANRB bisa belajar transformasi
organisasi dari Bank Mandiri. Bank Mandiri tentu telah
menunjukkan pengelolaan SDM yang baik menjadi satu
budaya kerja baru.
“Kita ingin masalah kualitas SDM ini juga menjadi
hal yang kita pelajari dari Bank Mandiri,” ujarnya.
Selain pengembangan SDM, lanjut Atmaji, hal lain
yang perlu dipelajari dari Bank Mandiri adalah soal
penggunaan teknologi informasi modern. Dengan
kerja sama ini, diharapkan para pimpinan Kementerian
PANRB dapat menciptakan dan membina ASN agar
lebih profesional di bidangnya.
“Kami berharap seluruh unsur pimpinan PANRB ini
mampu menjadi pembina SDM di unit kerjanya masing-
masing supaya mereka makin profesional, makin adaptif
dalam mengikuti perkembangan zaman,” jelas Atmaji.
Sementara ini, acara tersebut hanya diikuti oleh
pejabat eselon I dan II. Namun kedepannya, menurut
Atmaji, coaching and training ini juga dapat diikuti oleh
eselon III, IV, hingga staf. “Nanti semua akan merasakan
dan mengalami berbagai program pengembangan yang
disusun,” tandasnya.
Kementerian PANRB mengadakan Coaching and Mentoring Skill bersama Bank Mandiri, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (09/04).
“Kami berharap seluruh unsur pimpinan PANRB ini mampu menjadi pembina SDM di unit kerjanya masing-masing supaya mereka makin profesional, makin adaptif dalam mengikuti perkembangan zaman,”ASMAN ABNURMENTERI PANRB
022 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
“Kebun raya bukan hanya sekadar tempat
konservasi, melainkan harus menjadi
destinasi wisata. Tapi dengan catatan,
fungsi utama tidak hilang, seperti
yang juga dilakukan negara-negara lain,” ujar Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) Asman Abnur dalam Rapat Kerja
(Raker) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di
Bogor.
Menurutnya dengan segala potensi yang dimiliki
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI) DIMINTA UNTUK MENGEMBANGKAN FUNGSI KEBUN RAYA DI TANAH AIR. SELAIN MENJADI TEMPAT PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN KONSERVASI, KEBUN RAYA HARUS MENJADI SEBUAH DAYA TARIK MASYARAKAT DAN DESTINASI WISATA, SEHINGGA BISA MEMBERIKAN BENEFIT DAN TIDAK HANYA COST CENTER.
Agar Tak Jadi Cost CenterRevitalisasi Kebun Raya
| Edisi LXI | 2018 | 023
kebun raya, seharusnya tempat tersebut harus
memiliki profit bukan justru mengeluarkan cost.
Banyaknya tanaman yang ada di kebun raya dapat
dijadikan sebuah objek wisata edukasi bagi para
pelajar, agar dapat memperkaya pengetahuan dalam
hal flora.
Selain itu, lanjut Asman, kebun raya juga harus
memiliki sesuatu yang dapat diunggulkan. Ia
memberi contoh di Malaysia, kebun raya di negara
tersebut menghasilkan buah durian yang besar dan
menjadi pengekspor durian ke beberapa negara.
Selain itu kebun raya milik Thailand memiliki
tanaman kurma yang berbuah. Hal-hal tersebut,
menurutnya bisa terjadi karena peran dari para
peneliti.
“Untuk itu penguatan peran LIPI sangat
diperlukan agar dapat berdaya saing. Kebun raya
juga harus memiliki unggulan yang bisa menjadi daya
tarik bagi wisatawan,” ujarnya.
Menteri mengaku, belum lama ini ia
menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kebun
Raya Bogor dan Kebun Raya Bedugul Bali. Selain
untuk jogging dengan menghirup udara segar,
kedatangannya pun untuk melihat seberapa besar
potensi yang dimiliki kebun raya.
Kelola Secara Profesional
Di Kebun Raya Cibodas, Menteri PANRB kembali
menegaskan perihal revitalisasi kebun raya. Ia
mendorong agar kebun raya kebanggaan masyarakat
Cianjur ini dapat berubah menjadi seperti Botanical
Garden seperti yang ada di luar negeri.
Ketika berbicara botanical garden, kata dia,
profesionalitas yang dikedepankan. Untuk itu potensi
yang dimiliki harus terus digali. LIPI yang merupakan
induk dari kebun raya diharapkan tidak hanya berkutat
pada penelitian, namun juga mempunyai inovasi untuk
mengembangkan kebun raya.
Menteri berharap Pemerintah Kabupaten Cianjur
dan pihak pengelola Kebun Raya Cibodas dapat duduk
bersama memajukan Kebun Raya Cibodas. “Bagaimana
caranya agar lebih menarik dari sisi pariwisata, bisa
mendorong sektor pertanian dan lain-lain,” ujarnya.
Menteri juga mendorong pegawai ASN agar
dapat bekerja lebih bermanfaat sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai dan tidak hanya mengerjakan
“DENGAN SEGALA POTENSI YANG DIMILIKI KEBUN RAYA, SEHARUSNYA TEMPAT TERSEBUT HARUS MEMILIKI PROFIT BUKAN JUSTRU MENGELUARKAN COST.”
024 | Edisi LXI | 2018 |
pekerjaan rutin. Untuk itu, penelitian yang dilakukan
diharapkan tidak hanya untuk pemerintah sendiri
namun juga dapat memberikan manfaat untuk
masyarakat.
Saat ini, Kementerian PANRB sedang merancang
model struktur organisasi yang tepat untuk
mendukung hal tersebut. Bukan mustahil, kebun raya
diarahkan ke Badan Layanan Umum (BLU) sehingga
terdapat fleksibilitas dalam pengelolaan anggaran
dan SDM tidak hanya dari birokrat.
Hal ini juga akan diterapkan pada kebun
raya lainnya yakni Kebun Raya Bali, Kebun Raya
Purwodadi, Kebun Raya Bogor, dan Kebun Raya
Cibinong. Ia menilai bahwa Kebun Raya Cibodas
memiliki daya tarik sendiri dan menyajikan
pemandangan yang indah. Namun, perlu didorong
untuk mempercantik dan mempublikasikannya.
“Sudah bagus, cuma kemasannya saja perlu
diperbaiki,” ujar Menteri.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala LIPI
Bambang Subiyanto mengatakan bahwa kedatangan
dan keinginan Menteri Asman tersebut dapat
memberikan nilai tambah untuk kebun raya. Ia
menyambut baik masukan yang diberikan Menteri
Asman.
Optimalkan Peran Peneliti
LIPI sebagai special agency yang mempunyai
tugas di bidang ilmu pengetahuan, dimana rumpun
ilmu pengetahuan yang diwadahi dalam struktur
organisasi LIPI terbagi atas ilmu kebumian, ilmu
hayati, ilmu teknik, dan ilmu sosial dan kemanusiaan.
Rumpun ilmu dimaksud didasarkan pada
kebutuhan hasil penelitian kementerian. Sebagai
contoh, untuk penelitian ilmu hayati digunakan
oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanian, kelautan dan
perikanan, lingkungan hidup dan kehutanan serta
DINAMIKA
“LIPI YANG MERUPAKAN INDUK DARI KEBUN RAYA DIHARAPKAN TIDAK HANYA BERKUTAT PADA PENELITIAN, NAMUN JUGA MEMPUNYAI INOVASI UNTUK MENGEMBANGKAN KEBUN RAYA.”
| Edisi LXI | 2018 | 025
kesehatan.
Di zaman milenial, penguatan daya saing bangsa
salah satunya dilakukan melalui penguasaan dan
pemanfaatan Iptek, rekrutmen SDM penelitian
dan pengembangan yang berkualitas, inovasi
berkelanjutan, perbaikan tata laksana hasil litbang,
dan pembangunan infrastruktur litbang.
Dalam rangka mendukung penguatan daya
saing tersebut, LIPI perlu mengoptimalkan peran
peneliti dari seluruh rumpun ilmu yang ada saat ini.
Penguatan dalam bidang penelitian perlu dilakukan
terutama dalam hal kelembagaan penelitian dan
pengembangan, hal yang perlu dilakukan adalah
pemanfaatan hasil litbang digunakan sebagai evidence based policy khususnya dalam pengambilan putusan.
Selain itu, pemanfaatan hasil litbang merupakan
bagian integral bagi pembangunan sosial dan ekonomi
termasuk untuk industri.
Litbang pada masing-masing kementerian/
lembaga diharapkan dapat sinergis dan terpadu
sehingga hasil litbang menjadi optimal. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengembangan bisnis proses
sekaligus mendorong kualitas penelitian dan
pengembangan sehingga diakui oleh berbagai negara.
“Penganekaragaman hasil litbang diperlukan
sebagai upaya pengembangan penelitian dan
Kebun Raya Cianjur, Jawa Barat.
pengembangan,” imbuh Asman.
Menurut Asman, hal yang perlu dilakukan untuk
penguatan dalam bidang penelitian ialah peningkatan
kompetensi dan kapasitas sumber daya manusia di
bidang litbang. Hal tersebut merupakan pengungkit
utama (leverage) agar hasil litbang semakin optimal.
“Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka
diperlukan penguatan peran LIPI sebagai research and development single agency agar peningkatan kualitas
litbang dapat optimal,” ujarnya.
026 | Edisi LXI | 2018 |
KHUSUS PAPUA DAN PAPUA BARAT, PELAYANAN PUBLIK DIBERIKAN MELALUI PENDEKATAN VALUE, BUKAN PROSEDURAL.
Untuk mempercepat pembangunan di
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat,
Kementerian PANRB mengembangkan
model pelayanan publik asimetris di Papua
dan Papua Barat. Hal ini didasari fakta, di daerah
ini tidak bisa menggunakan pendekatan prosedural
tapi lebih kepada value bersama yang sangat
membutuhkan peran masyarakat.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Barat, Menteri PANRB mendapat tugas memastikan
peningkatan kapasitas kelembagaan provinsi,
kabupaten/kota, dan distrik untuk memberikan
pelayanan dasar publik.
Model Pelayanan Publik Asimetris untuk Tanah Papua
DINAMIKA
“Menindaklanjuti arahan Presiden, kami
mengembangkan suatu model pelayanan
publik asimetris di Papua dan Papua Barat,”
ujar Deputi Pelayanan Publik Diah Natalisa.
Papua Barat merupakan daerah yang
memiliki kekhasan karakter masyarakat
baik dari segi pranata sosial, budaya, dan
adat istiadat. Dengan sistem otonomi
khusus yang berlaku di wilayah itu,
pemerintah pusat perlu bersinergi dengan
pemerintah daerah agar dapat membangun
penyelenggaraan pelayanan publik yang
berkualitas bagi masyarakat.
Diah juga mengatakan, sistem
pelayanan harus mampu menjamin
kesamaan akses semua warga negara
terhadap pelayanan publik. Selain
itu, sistem pelayanan publik harus
membuat daerah mampu merespons
keanekaragaman dan diversivitas
kebutuhan barang dan jasa sebagai akibat
adanya keragaman daerah.
“Karakter masyarakat pengguna layanan dan
kepentingan pihak-pihak terkait yang sangat
beragam harus dipahami dengan baik oleh penyedia
layanan publik,” ungkapnya.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan Lembaga
Administarsi Negara Muhammad Taufiq mengatakan,
peran masyarakat dalam percepatan peningkatan
pelayanan publik di Papua dan Papua Barat sangat
dibutuhkan karena masyarakat menjadi aktor aktif
dalam satu pelayanan. “Di Papua pendekatannya
bukan prosedural, tapi lebih kepada value bersama
yang mau kita capai. Peran masyarakat sangat
dibutuhkan,” tambahnya.
Taufiq juga mengatakan, peran Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) di wilayah Papua dan
Papua Barat sangat penting guna meningkatkan
pelayanan publik di Papua dan Papua Barat. “Seluruh
OPD ini harus bersatu membuat kader, misalnya
kader kesehatan, kader pendidikan sehingga akan
ada akses ke daerah-daerah yang tidak terjangkau,”
ungkapnya.
| Edisi LXI | 2018 | 027
BANYAKNYA KASUS KORUPSI YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA DAERAH MENDORONG PEMERINTAH MEMPERKUAT APARATUR PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP)
Perkuat APIP Daerah Cegah Korupsi
Hasil rapat Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)
dengan Sekjen Kementerian Dalam Negeri
dan Wakil Ketua KPK sepakat APIP akan
diperkuat dari segi anggaran, struktur, dan sistem
rekrutmennya.
Ketiganya sependapat, tumpulnya Aparatur
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), khususnya
di kabupaten/kota disebabkan kedudukan APIP di
bawah Kepala Daerah, sehingga lembaga ini hanya
sebagai pelengkap. Fungsi dan peran APIP, kata
Asman, harus diperkuat.
“APIP di daerah tumpul. Tidak pernah ada laporan
pungli dan gratifikasi, karena kewenangannya di
bawah sekretaris daerah,” ujar Sekretaris Jenderal
Kemendagri Hadi Prabowo.
Akibatnya, pengawasan tidak optimal karena
adanya intervensi dari pejabat daerah. “Tidak sedikit
APIP yang enggan melakukan pengawasan karena
tidak ingin dipindahtugaskan bahkan anggaran yang
dipotong,” imbuhnya.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mendorong
penguatan APIP segera dilakukan. Menurutnya, tidak
sedikit kepala daerah yang terjerat kasus korupsi
karena APIP tidak menjalankan fungsinya dengan
baik dalam melakukan pengawasan.
Ada tiga poin yang direkomendasikan untuk
penguatan APIP, yakni penataan manajemen
pertanggungjawaban, penguatan peran, kapasitas,
dan kuantitas APIP, serta peningkatan anggaran
pengawasan. “Kita lebih berorientasi pada
pembinaan. Baik itu mekanisme, wewenang
rekrutmen, kriteria, dan jenjang karir berikutnya,”
jelas Hadi.
Banyaknya Operasi Tangkap tangan di daerah
karena APIP yang kurang berfungsi dengan
optimal. Alexander berharap, agar kepala daerah
memberdayakan APIP dengan maksimal untuk
mengurangi praktik korupsi. “Ketika kepala daerah
itu memiliki komitmen yang baik, pasti APIP-nya
akan diberdaya gunakan,” tegas Alexander.
Ia berharap ada perhatian pemerintah pusat
untuk menambah jumlah auditor di seluruh daerah.
“Dari kebutuhan 48 ribu auditor, sekarang baru
tersedia 16 ribu. Masih ada kebutuhan sekitar 30-an
ribu,” jelasnya.
028 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
Pendaftaran sekolah kedinasan resmi ditutup.
Sebanyak 323.669 sudah mendaftar secara
online. Tahun ini jumlah pendaftar meningkat
dibandingkan tahun 2017 yang 284.697
orang. Artinya, dibanding tahun lalu, pendaftar yang
sudah registrasi mengalami kenaikan sebesar 38.927
orang.
Sekretaris Deputi SDM Aparatur Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) Herman Suryatman mengatakan,
naiknya minat generasi milenium untuk menjadi
Aparatur Sipil Negara (ASN) ini karena tingkat
kepercayaan publik yang juga meningkat.
“Peningkatan itu menunjukkan kepercayaan publik
yang semakin baik terhadap proses rekrutmen yang
saat ini bersih dari segala praktik KKN,” jelasnya, di
Jakarta.
Pendaftaran serentak yang dilakukan secara
online juga mereduksi adanya pihak yang melakukan
pendaftaran di luar ketentuan yang diatur
pemerintah. Tes yang berbasis Computer Asissted Test
(CAT) juga turut mendongkrak kepercayaan publik.
“Hasil dari setiap tes tergantung dari kemampuan diri
sendiri. Tidak ada pihak yang bisa membantu,” tegas
Herman.
Berdasarkan data dari Panitia Seleksi Nasional
(Panselnas), Politeknik Keuangan Negara (PKN)
STAN masih menjadi favorit dengan jumlah pendaftar
sebanyak 147.702 yang memperebutkan 7.301 kursi.
Berebut Kursi Sekolah KedinasanMINAT GENERASI MILENIAL UNTUK MENJADI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MENINGKAT TAJAM. SALAH SATU JALAN MASUK YANG DIPILIH ADALAH MELALUI SEKOLAH KEDINASAN. BUKTI KEPERCAYAAN PUBLIK MENINGKAT.
Foto
: ist
| Edisi LXI | 2018 | 029
Jumlah pendaftar ini menurun dari tahun lalu, yakni
sebanyak 166.315 yang merebutkan 6.961 formasi.
Sekolah kedinasan favorit urutan kedua ditempati
oleh Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
yang tahun ini mencapai 46.062 pelamar. Instansi
pendidikan di bawah Kementerian Dalam Negeri ini
membuka formasi untuk 2000 calon taruna. Sama
seperti PKN STAN, jumlah ini juga sedikit menurun
dari tahun lalu yang mencapai 48.657 pendaftar untuk
memperebutkan 1.689 formasi.
Peningkatan terjadi di Sekolah Tinggi Transportasi
Darat (STTD) Bekasi yang tahun ini mencapai 11.584
pelamar untuk memperebutkan 912 formasi. Tahun
lalu, pelamar sekolah di bawah naungan Kementerian
Perhubungan ini sebanyak 8.441 orang.
Tidak hanya STTD, Politeknik Pemasyarakatan
(Poltekip) dan Politeknik Imigrasi (Poltekim) yang
bernaung di bawah Kementerian Hukum dan HAM
juga mengalami peningkatan pelamar. Jika tahun lalu
jumlah di dua sekolah itu mencapai 13.707 pelamar,
tahun ini meningkat menjadi 18.571 pelamar.
Sekolah Tinggi Sandi Negara yang bernaung di
bawah Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) tahun
ini membuka 100 formasi, dengan jumlah pelamar
sebanyak 2.483. Jumlah ini meningkat dari pelamar
tahun lalu yakni 2.280 orang.
Sekolah kedinasan lain yang cukup banyak diminati
adalah Politeknik Statistika STIS milik Badan Pusat
Statistik (BPS) dengan jumlah 17.886 pelamar. Sekolah
Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(STMKG) juga diminati para lulusan SMA dengan
jumlah 7.804 pelamar. Padahal sekolah yang dikelola
oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika itu
hanya membuka 250 kursi.
Kemudian Akademi Perkeretaapian Indonesia
(API) Madiun, sebanyak 4.339 pelamar yang
merebutkan 96 formasi. Disusul Sekolah Tinggi
Intelijen Negara (STIN) milik Badan Intelijen Negara
(BIN) yang mendapat jumlah pelamar sebanyak 2.438.
Sementara itu, sekolah kedinasan yang tidak
terlalu banyak pelamar adalah Politeknik Pelayaran
Surabaya yang hanya membuka 192 formasi. Tahun
ini jumlah pelamar di sekolah itu sebanyak 899 orang.
Sedangkan di Akademi Teknik dan Keselamatan
Pener bangan (ATKP) Medan yang hanya membuka
24 for masi mendapat jumlah pelamar sebanyak 1.110
orang.
Peningkatan jumlah pelamar tahun ini juga
dikarenakan Kementerian Perhubungan membuka
formasi untuk 11 sekolah kedinasan miliknya.
Sementara tahun 2017 kemarin, Kementerian
Perhubungan hanya membuka formasi untuk STTD
Bekasi.
Tes Masuk Para pelamar sekolah kedinasan harus mengikuti
sejumlah tahapan tes. Berdasarkan Peraturan
MENINGKATNYA MINAT GENERASI MILENIAL MENJADI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MENUNJUKKAN KEPERCAYAAN PUBLIK YANG SEMAKIN BAIK TERHADAP PROSES REKRUTMEN YANG SAAT INI BERSIH DARI SEGALA PRAKTIK KKN Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB
Setiawan Wangsaatmaja (tengah).
Foto
: ist
030 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
Menteri PANRB No. 22/2018, tes itu adalah seleksi
administrasi, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD),
dan seleksi lanjutan. Dalam tahap SKD, soal terdiri
dari Test Intelijensi Umum (TIU), Test Wawasan
Kebangsaan (TWK), dan Test Karaktersitik Pribadi
(TKP). Seleksi lanjutan disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing instansi.
Semua pelamar diharapkan mempersiapkan diri
dengan baik untuk mengikuti rangkaian tes tersebut.
“Persiapkan diri, baik fisik, mental, maupun wawasan.
Tidak ada yang bisa menjamin kelulusan selain diri
masing-masing peserta,” imbau Herman.
Persaingan Ketat
Selain harus melakukan persiapan dengan
belajar, pelamar juga perlu menghitung seberapa
ketat persaingan utuk masuk ke sekolah yang
diminatinya.
Berdasarkan catatan Pansel, ada 323.669
pelamar yang mendaftar di 19 sekolah kedinasan.
Namun, hanya 277.402 pelamar yang berhak
melanjutkan perjuangan untuk memperebutkan
13.677 kursi. Pasalnya, sebanyak 46.267 pelamar
di SSCN dianggap gugur karena belum menentukan
sekolah kedinasan hingga batas penutupan
pendaftaran.
Meskipun jumlah pelamar tidak banyak, karena
formasinya hanya sedikit, maka persaingan paling
ketat terjadi di Akademi Teknik dan Keselamatan
Penerbangan (ATKP) Medan, dimana satu orang
memperebutkan 46 kursi (1:46). Berdasarkan data
terakhir, ATKP Medan mendapat 1,110 pelamar yang
memperebutkan 46 formasi yang dibuka.
Posisi kedua ditempati oleh Akademi
Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun dengan
tingkat persaingan 1:45, dimana 96 formasi akan
diperebutkan oleh 4.339 pelamar. Selanjutnya di
posisi ketiga, ada Politeknik Imigrasi dengan 10.080
pelamar, sementara formasi yang tersedia hanya 300
kursi. Artinya satu orang pelamar memperebutkan 34
kursi (1:34).
Posisi keempat di duduki oleh Sekolah Tinggi
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) yang
mendapat pelamar sebanyak 7.804 orang. Sekolah
dibawah naungan BKMG tersebut membuka formasi
sebanyak 250 kursi. Artinya tingkat persaingan para
pelamar di STMKG berada di titik 1:31. Kemudian
posisi lima teratas ditempati oleh Politeknik
Statistika STIS yang memiliki pelamar sebesar
17.886 dengan formasi 600. Satu orang pelamar STIS
Statistik Pelamar Sekolah Kedinasan Per 27 April 2018
No. Instansi Jumlah Pelamar di SSCN Formasi 1 Kemendagri (IPDN) 36.079 2.0002 Kemenkeu (Politeknik Keuangan Negara STAN) 115.155 7.3013 Kemenhub STTD Bekasi 9.000 912 Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal 1.394 150 Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun 3.367 96 STIP Jakarta 2.130 390 Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar 1.110 168 Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang 1.549 120 ATKP Makassar 977 48 ATKP Medan 777 48 PTKJ Tegal 1.394 150 Politeknik Ilmu Pelayaran Surabaya 712 192 Politeknik Ilmu penerbangan Surabaya 1.829 120 STPI Curug 2.812 456 4 BIN (STIN) 3.112 1505 BSSN (STSN) 1.949 1006 BPS (Politeknik Statistika STIS 14.141 6007 BKMG (STMKG) 5.720 2508 Kemenkumham
Poltekip 6.664 300 Poltekim 7.888 300Jumlah Pelamar yang Sudah Tentukan Sekolah 216.386 Jumlah Pelamar yang Belum Tentukan Sekolah 70.872 Total Jumlah Pelamar di SSCN 287.258
| Edisi LXI | 2018 | 031
Lembaga Pendidikan Kedinasan yang Membuka Pendaftaran:
No Instansi (Lembaga Pendidikan Kedinasan) Jumlah diterima Waktu Pendaftaran
1 Kementerian Keuangan (PKN STAN) 6.961 orang 9 – 31 Maret 2017
2 Kementerian Dalam Negeri (IPDN) 1.689 orang 9 – 31 Maret 2017
3 Kementerian Perhubungan (STTD) 165 orang 9 – 31 Maret 2017
4 Kemenkum HAM (Poltekip dan Poltekim) 500 orang 9 – 31 Maret 2017
5 Badan Intelejen Negara (STIN) 124 orang 9 – 31 Maret 2017
6 Badan Pusat Statistik (STIS) 600 orang 9 – 31 Maret 2017
7 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (STMKG) 250 orang 9 – 31 Maret 2017
8 Lembaga Sandi Negara (STSN) 100 orang 9 – 31 Maret 2017
Jumlah 10.389 orang
memperebutkan 30 kursi.
Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN yang
selama ini menjadi favorit pelamar, memiliki tingkat
persaingan 1:20. Sekolah kedinasan yang dikelola
oleh Kementerian Keuangan itu, mendapat sebanyak
147.702 pelamar memperebutkan 7.301 formasi.
Sekolah favorit kedua, yakni Institut Pemerintahan
Dalam Negeri (IPDN) yang membuka formasi sebanyak
2.000 kursi, memperoleh 46.062 pelamar dengan
tingkat persaingan 1:23.
Sementara itu, tingkat persaingan terendah
ditempati oleh Politeknik Pelayaran Surabaya yang
membuka 192 formasi dengan 899 pelamar. Artinya,
para pelamar di sekolah kedinasan milik Kementerian
Perhubungan itu memiliki tingkat persaingan 1:5.
Tingkat persaingan rendah kedua ditempati oleh
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, yang
berada di angka 1:7. Sekolah yang juga di bawah
naungan Kementerian Perhubungan itu membuka 390
formasi dan mendapat pelamar sebanyak 2.630.
Kemudian menyusul PIP Makassar (1:9), STPI
Curug (1:8), dan PTKJ Tegal (1:12). Jumlah pelamar di
PIP Makassar adalah 1.504 dengan 168 formasi, STPI
Curug dengan 3.628 pelamar dan 456 formasi, dan
PTKJ Tegal dengan 1.770 pelamar dan 150 pelamar.
Selanjutnya, para pelamar sekolah kedinasan ini
akan mengikuti sejumlah rangkaian tes pada bulan
Mei-Agustus 2018 sebelum dinyatakan sebagai calon
mahasiswa sah dari tiap sekolah kedinasan.
Berdasarkan Peraturan Menteri PANRB No. 22
Tahun 2018, tes yang wajib diikuti adalah seleksi
administrasi, seleksi kompetensi dasar (SKD), dan
seleksi lanjutan. Seleksi SKD sendiri meliputi Tes
Intelejensi Umum (TIU), Tes Wawasan Kebangsaan
(TWK), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Seleksi
lanjutan akan dilaksanakan oleh masing-masing
sekolah kedinasan yang disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing instansi.
Siswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS).
032 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
BIROKRAT MUDA HARUS KEPO
| Edisi LXI | 2018 | 033
Saat memberikan kuliah umum bagi ribuan
calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Istora
Senayan, Jakarta, Presiden Joko Widodo
mengaku dirinya menaruh harapan besar akan
munculnya birokrat-birokrat muda yang tangguh dan
mau bekerja keras.
“Kita harus meyakini bahwa Indonesia akan
menjadi negara maju jika memiliki birokrat-birokrat
yang tangguh dan mau bekerja keras, jika birokrat-
birokrat kita selalu berani melakukan inovasi, dan
jika birokrat-birokrat kita selalu mengedepankan
kepentingan rakyat, bangsa, serta negara di atas
kepentingan yang lain,” ujarnya Selasa, 27 Maret 2018.
Kepala Negara kemudian mengingatkan, birokrasi
pada dasarnya merupakan sebuah wadah untuk
melayani segenap kebutuhan masyarakat. Masyarakat
sangat berharap agar para birokrat kita mampu
memberikan pelayanan publik dengan baik dan cepat.
“Masyarakat ingin dilayani cepat. Ingin birokrat
kita kerja cepat. Kalau bisa diselesaikan 3 menit, ya
selesaikan 3 menit. Mengurus izin sekarang ini masih
ada yang berbulan-bulan. Saya mendengar mingguan
saja tidak mau apalagi berbulan-bulan,” ucapnya.
Ia membeberkan pengalamannya ketika masih
menjabat sebagai gubernur dulu. Saat melakukan
sidak untuk memeriksa jalannya proses perizinan, ia
mengaku sangat jengkel dengan apa yang dilihatnya
sendiri.
Bagaimana tidak, proses penerbitan Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP) yang dalam realitasnya
hanya memerlukan waktu beberapa menit, harus
didapatkan masyarakat dalam waktu berminggu-
minggu.
“SIUP itu hanya satu lembar. Saya mendapat kabar
bahwa untuk mendapatkan izin SIUP ini perlu waktu
dua minggu. Padahal hanya menulis nama perusahaan,
nama pemilik, alamat, modal kerja, dan jenis usaha,”
tuturnya.
Saat sidak itulah dirinya bertanya kepada petugas
mengapa butuh waktu hingga berminggu-minggu
hanya untuk penerbitan perizinan itu. Ia mendapat
jawaban bahwa yang membuat proses perizinan
menjadi lama ialah pada pembubuhan tanda tangan
yang seharusnya juga bisa dilakukan dengan cepat.
“Saya tanya ke petugas, kenapa harus menunggu
dua minggu? Pak, di sini cepat mengerjakannya, tapi
ini perlu tanda tangan yang di lantai tiga. Tanda tangan
itu kan juga tidak ada satu menit? Harusnya tidak
sampai dua minggu. Ternyata yang lama yang di lantai
tiga tadi: kepala kantornya,” ucapnya.
“Saya jengkel sekali karena keluhan-keluhan
itu saya dengar langsung dari dunia usaha, dari
BIROKRAT YANG MAMPU BEKERJA DENGAN CEPAT, RESPONSIF, EFISIEN, DAN MENGIKUTI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNO LOGI MERUPAKAN SALAH SATU MOTOR KEMAJUAN INDONESIA.
034 | Edisi LXI | 2018 |
DINAMIKA
masyarakat. Saya naik ke lantai tiga, saya cari kepala kantornya.
Untungnya tidak ada,” sambungnya yang langsung disambut tawa.
Hal-hal dan kebiasaan seperti itulah yang Presiden Joko Widodo
minta untuk dihilangkan dalam birokrasi kita. Saat ini, pemerintah,
sebagaimana birokrat, juga dituntut untuk bekerja lebih cepat,
responsif, dan lebih efisien.
“Sebagai birokrat saudara-saudara harus mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, harus mengikuti
gagasan inovasi yang ada, harus mengikuti dinamika politik dan
ekonomi, dan harus mendengar keinginan masyarakat. Kalau
masyarakat ingin dilayani cepat jangan sampai saudara-saudara
melayaninya dengan lambat,” ujar Kepala Negara.
Presidential Lecture merupakan kuliah umum yang ditujukan bagi
para CPNS Kementerian/Lembaga, dan Pemprov Kaltara tahun
2017. Presidential Lecture bagi CPNS mendapat pembekalan dari
Presiden, acara yang bertajuk ‘Bersatu Dalam Harmoni : Menuju
Birokrasi Berkelas Dunia Tahun 2024’ tersebut, juga diperkaya oleh
sesi inspiring speaker dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati,
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latief, dan
CEO Gojek Nadiem Makarim.
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Asman Abnur, Menteri Sekretaris Negara Pratikno,
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pendidikan dan
SEBAGAI BIROKRAT MUDA, PARA CPNS DIMINTA MEMILIKI INTEGRITAS DALAM MELAYANI MASYARAKAT SERTA MEMILIKI LOMPATAN BAGI KEMAJUAN BANGSA INDONESIA.
| Edisi LXI | 2018 |
| Edisi LXI | 2018 | 035
Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri PU dan
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri
Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri
Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Sosial Idrus
Marham, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi M Nasir dan Wakil Menteri Luar Negeri AM
Fachir.
ASN harus Kepo
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
mengajak para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk
selalu kepo. Dirinya menyebutkan bahwa kepo yang
dimaksud adalah memiliki rasa ingin tahu, seperti
ingin tahu dalam sektor teknologi, kemudian rasa
ingin tahu dalam berinovasi, serta rasa ingin tahu
terhadap aspirasi serta keinginan masyarakat.
“Kalian harus memiliki rasa ingin tahu, kalau
anak muda sekarang bilang harus kepo, rasa ingin
tahu, ingin mengerti, harus kepo teknologi, dan kepo
pada keinginan masyarakat. Jangan hanya kepo pada
mantan pacar saja,” ujarnya
Presiden menegaskan, sebagai pelayan
masyarakat, ASN tidak boleh lagi hanya menjalankan
rutinitas semata atau monoton, melainkan harus
memiliki jiwa melayani, serta mampu berinovasi
dalam setiap pekerjaan. Sebagai birokrat muda, para
CPNS diminta memiliki integritas dalam melayani
masyarakat serta memiliki lompatan bagi kemajuan
bangsa Indonesia.
Untuk itu, para CPNS harus mengikuti
perkembangan teknologi, harus berinovasi, harus
mengikuti dinamika politik, sosial dan ekonomi.
Lebih dari itu sebagai ASN harus mengetahui apa
yang diinginkan masyarakat. “Jika menginginkan
pelayanan cepat, harus berikan dengan cepat jangan
diperlambat,” tegasnya.
Jokowi pun mengisahkan saat menjadi Gubernur
DKI Jakarta, begitu gemes dengan pelayanan publik
yang lambat, misalnya pembuatan Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP), yang waktu itu memakan waktu
dua minggu. Padahal, lanjutnya, hanya ada lima hal
yang perlu ditulis, nama, alamat, modal perusahaan,
modal kerja. Di front office, hanya butuh waktu dua
menit. Tetapi ternyata perlu tanda tangan Kepala
Kantor di lantai tiga. “Saya pun datang ke lantai tiga.
Untung Kepala Kantornya tidak ada,” sergah Jokowi.
Berkaca dari kejadian seperti itu, Presiden
menaruh harapan besar terhadap CPNS, birokrat
muda yang ke depan akan menjadi motor perubahan
Indonesia. Sebagai ASN harus dapat mendahulukan
kepentingan rakyat, maupun bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi.
036 | Edisi LXI | 2018 |
Harmoni Birokrasi Hadapi Industri 4.0KEMENTERIAN PANRB BERSAMA LINTAS KEMENTERIAN/LEMBAGA MENYELENGGARAKAN ACARA PRESIDENTIAL LECTURE BAGI CPNS. PERTAMA DALAM SEJARAH, PRESIDEN MEMBERIKAN KULIAH UMUM.
Ribun Calon Pegawai Negeri Sipil hasil seleksi 2017
berkumpul di Istora Senayan. Berkemeja putih dipadu
celana hitam. Dengan bangga mereka menyimak kuliah
umum penuh gizi yang disampaikan para pembicara.
Tak tanggung-tanggung, sang pembicara utama adalah Presiden
RI Joko Widodo. Selain kuliah umum dari Presiden, acara ini
juga diperkaya oleh sesi inspiring lecture dari Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati, CEO Gojek Nadiem Makarim, dan Kepala
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudi Latief.
Pada kesempatan itu, para pns juga bersama-sama
memainkan angklung. Permainan ini menjadi simbol bersatunya
berbagai perbedaan menjadi satu harmoni. Persis dengan tajuk
acara yang diusung, “Bersatu dalam Harmoni Menuju Birokrasi
Berkelas Dunia”
Bersatu dalam harmoni menjadi isu penting yang harus
diwujudkan di negeri ini, termasuk di jajaran birokrasi.
Kesadaran untuk bersatu harus dibangun bila bangsa ini ingin
INOVASI
| Edisi LXI | 2018 | 037
berhasil menaklukkan tantangan era industri 4.0 yang
tengah dihadapi saat ini. Jika ingin selamat, pilihannya
hanya satu: seluruh elemen bangsa harus bersatu.
Birokrat menjadi tulang punggung untuk menegakkan
birokrasi yang berkelas dunia seperti yang ditargetkan
pada 2024.
“Acara ini untuk meningkatkan wawasan dan
pengetahuan serta membuka perspektif Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) agar memahami
tantangan tugas di era industri 4.0,” ujar Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) Asman Abnur dalam sambutannya.
Dilaporkan Asman, formasi CPNS yang dibuka
pada 2017 berjumlah 37.138 untuk mengisi formasi di
62 kementerian/lembaga dan 1 provinsi. Berdasarkan
data panselnas, total pelamar mencapai 2,4 juta lebih.
Artinya seluruh CPNS yang berhasil lolos seleksi ini
adalah putra/putri bangsa terbaik dari yang terbaik.
“Dari jumlah formasi tersebut, 34.167 adalah
formasi umum, 2.310 formasi lulusan cumlaude, 168
formasi penyandang disabilitas, serta 493 formasi
putra/putri Papua dan Papua Barat yang akan
ditempatkan di lintas kementerian/lembaga,” ucapnya.
Rekrutmen CPNS merupakan salah satu fokus
pemerintah untuk memperbaiki kualitas Aparatur Sipil
Negara (ASN). Saat ini Indonesia dan dunia sedang
menghadapi perubahan yang cepat di era industri 4.0
yang dicirikan dengan dominannya peran mesin dan
otomatisasi.
Agar dapat menghadapinya, selain kesadaran
untuk bersatu, juga harus secermat mungkin
mempersiapkan modal SDM aparatur yang memiliki
integritas dan profesional, menguasai teknologi
informasi dan bahasa asing. Selain itu ASN “zaman
now” juga wajib memiliki jiwa hospitality dan
entrepreneurship, serta daya networking. “Dengan
modal ASN semacam inilah bangsa ini akan sanggup
menghadapi tantangan dan mengantisipasi perubahan
tersebut. Itulah SMART ASN,” tambah Asman.
Dijelaskan juga, jumlah ASN saat ini mencapai
4,3 juta lebih, dengan komposisi terbanyak selain
guru dan tenaga kesehatan, adalah jabatan pelaksana
yang bersifat administratif, yaitu sebesar 1,6 juta
atau sekitar 26 %. Komposisi ASN yang didominasi
oleh jabatan administrasi umum cukup berat, karena
tantangan era industri 4.0 menghendaki adanya
spesialisasi keahlian. “Untuk itu, rekrutmen ASN
tahun 2017 dan ke depan kami fokuskan pada
jabatanjabatan spesifik sesuai dengan core business instansi guna membidik berbagai sasaran Nawacita,
serta meningkatkan daya saing bangsa di kancah
internasional,” kata Asman.
Lebih lanjut Asman mengungkapkan bahwa, fokus
perbaikan manajemen ASN untuk menyongsong
era industri 4.0 harus komprehensif, mulai dari
perencanaan, rekrutmen dan orientasi, pengembangan
kapasitas, penilaian kinerja dan reward, promosi dan
rotasi, sampai dengan purnabhakti.
Terkait pelaksanaan seleksi CPNS tahun 2017
yang sepenuhnya menggunakan sistem CAT, dijelaskan
bahwa hal tersebut merupakan jawaban kongkrit
atas tantangan era industri 4.0. Sistem ini menjamin
pelaksanaan seleksi CPNS berlangsung bersih,
transparan, objektif dan bebas dari KKN. Hasilnya pun
dapat dilihat secara realtime. Kelulusan peserta sangat
ditentukan oleh kesiapan dan kemampuan para peserta,
bukan karena titipan atau praktek tidak terpuji lainnya.
Disampaikan juga bahwa, dalam hal peningkatan
kapasitas ASN tersebut, Kementerian PANRB bersama
Lembaga Administrasi Negara (LAN) saat ini tengah
melakukan penyempurnaan sistem Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat).
“Kami sedang mendorong transformasi diklat
konvensional menjadi diklat berbasis Human Capital Management melalui pengembangan ASN Corporate University. Skema diklat terobosan ini memfungsikan
seluruh instansi pemerintah sebagai lembaga
pembelajaran dengan mengkombinasikan berbagai
sistem pelatihan yang progresif edukatif, seperti
e-learning, coacing, mentoring dan on the job training
(OJT),” imbuh Asman.
Pada kesempatan tersebut, sebagai media untuk
menegaskan tema ‘Bersatu Dalam Harmoni’, digelar
pula permainan angklung kolosal yang melibatkan
seluruh peserta. Kegiatan tersebut didokumentasikan
di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Penciptaan
Rekor Dunia Memainkan Musik Angklung ASN
Terbanyak Dengan Jumlah Peserta 5.000 ASN.
038 | Edisi LXI | 2018 |
“Acaranya sangat seru. Dengan hadirnya para CPNS dari
berbagai kementerian, kita bisa saling mengenal . Saya juga senang karena banyak ilmu yang saya ambil dari arahan pak Presiden . Salah satunya sebagai ASN “zaman now” itu harus bersih dan melayani dan menguasai teknologi. Sebagai ASN kita dituntut
untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.“
DINAMIKA
MEREKA BICARA PRESIDENTIAL LECTURE
ANDI ARISTIAWAN,CPNS Kementerian Hukum dan HAM
MEGA DEWI UTAMI
BIMO SAPUTRO,Peserta
“Suprise. Ini bru pertama kali terjadi dalam sejarah Indonesia.
Saya sangat mengapresiasi penyelenggaran event ini. Ini
merupkan lompatan . Dan kalu ini dilakukan terus menerus dalam
lima tahun saja maka akan terlihat hasilnya.”
“Ini (Presidential Lecture) bagus. Banyak yang bisa diambil dari acara ini.
Salah satunya memperteguh komitmen sebagai ASN masa
depan yang menjunjung tinggi kebersamaan demi memajukan bangsa. Saya
bangga bisa lolos seleksi CPNS tahun ini karena sistem
penerimaan ASN sudah sangat transparan dan berhasil
menjaring ASN yang memiliki kemampuan digital , inteligensi yang bagus sehingga di masa depan bukan hal sulit untuk mewujudkan citra ASN yang
mempunyai kemampuan yang baik.”
“Ini pengalaman pertamasaya berkumpul dengan
5000-an CPNS dari seluruh Indonesia. Sangat berkesan
bisa bertemu langsung dengan bapak Presiden . Acara ini keren
karena dihadiri orang-oran hebat. Semoga teman- teman CPNS dapat bekerja maksimal dan sesuai dengan tagline kita
bersih melayani.”
TAUFIK EFFENDY, Menteri PAN(2004-2009)
“Ini sesuatu yang surprise karena ini baru pertama
kali terjadi. CPNS mendapat kuliah umum dari Presiden . Saya berharap peristiwa ini
menjadi pendorong Reformasi Birokrasi khususnya di bidang
SDM Aparatur. “
ELSI FI TRIANINGSIH,CPNS ATR/BPN
“Saya senang dan bangga bisa berkumpul dengan teman-teman ASN
di acara ini. Presidential Lecturemembuat kami semakin cinta dan banggasebagai orang Indonesia. Sebagai ASN kita
dituntut memberikan pengabdian terbaik bagibangsa Indonesia. Kita juga harus bekerjasama, dan harus menjadi ASN yang mauterus belajar, mengembangkan diri serta
mempermudah birokrasi untuk masyarakat.”
AZWAR ABU BAKAR,
Menteri PANRB (2011-2014)
| Edisi LXI | 2018 | 039
Sri Mulyani :
CPNS Jangan Makin Bodoh
Di hadapan 5.165 CPNS yang memenuhi
Istora Senayan, Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati memberi kuliah
umum (inspiring lecture) para CPNS dari
67 Kementerian/Lembaga .Ia mengingatkan CPNS
mengenai pentingnya memberikan perubahan dalam
suatu institusi.
“Kalau kita lihat dalam survei yang sekarang
disebut World Economic Forum maka reputasi
Indonesia belum melayani, belum efisien atau
korupsi. Jadi jangan Anda merasa Anda sudah masuk
di satu institusi dan Anda tidak perlu berkontribusi
sesuatu,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan, jangan sampai setelah
lima tahun menjadi bagian birokrasi karena tidak
melakukan perubahan CPNS terpilih menjadi
bodoh. “Anda harus menjadi bagian dari perubahan.
Saya akan sampaikan jangan pernah sesudah Anda
menjadi bagian birokrasi dalam lima tahun Anda
menjadi makin bodoh,” jelasnya.
Sri Mulyani mengatakan, CPNS harus mampu
menambah ilmu dan memperbaiki diri sesuai dengan
perkembangan zaman. Termasuk
melakukan kemudahan kinerja
dengan memanfaatkan teknologi
di institusi di mana ditempatkan.
“Tidak ingin menambah
ilmu maka saya jamin anda akan
menjadi makin bodoh dalam lima
tahun. Makanya kita harus terus
memiliki disiplin memperbaiki
diri. Jangan pernah anda merasa
sudah lulus anda tidak perlu lagi membuktikan apa-
apa dan continues learning menjadi penting,” jelasnya.
Penggunaan Teknologi harus terus dilakukan agar
pekerjaan lebih transparan, cepat dan profesional.
Sehingga, tidak butuh waktu lama menyelesaikan
perizinan-perizinan yang sebenarnya hanya butuh
waktu singkat.
“Indonesia masih dianggap menjadi perubahan
yang dianggap akan dapat lebih baik. Kita
menggunakan teknologi agar kerjanya lebih keras,
cepat dan transparan serta profesional dalam
melayani masyarakat,” tandasnya.
“JANGAN SAMPAI DALAM LIMA TAHUN ANDA MAKIN BODOH,” SRI MULYANIMenteri Keuangan
040 | Edisi LXI | 2018 |
LAPORAN UTAMA
Pertama dalam sejarah, Indonesia
menyelenggarakan Presidential Lecture 2018
dengan penuh kemeriahan. Sebanyak 5.165
CPNS, Presiden Joko Widodo, para Menteri
kabinet Kerja, Gubernur, Kepala Lembaga Pemerintah
Non Kementerian (LPNK), para pejabat serta dari
berbagai kementerian/lembaga bermain angklung.
Karena alasan inilah, Pendiri Museum Rekor
Indonesia (MURI) Jaya Suprana menganugerahkan
piagam Rekor MURI kepada Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)
Asman Abnur. Mengingat peristiwa itu baru kali
pertama terjadi di dunia, maka acara tersebut
dicatatkan sebagai rekor dunia.
Usai lantunan lagu ‘We are the Champion’ dengan
musik angklung yang terdengar begitu merdu. Tak
pelak, seluruh wajah pun tersenyum gembira, dan
membuat Gedung Istora Senayan Jakarta yang
biasa dipakai untuk pertandingan olah raga tampak
sumringah. Betapa tidak, ribuan CPNS yang berasal
dari berbagai instansi pemerintah, dari berbagai
daerah, menjadi padu dalam sebuah harmoni. Hal itu
pun telah menjadikan kuliah umum yang disampaikan
Presiden Joko Widodo mengendap dalam sanubari
setiap CPNS.
Bukan Jaya Suprana kalau tidak tampil kocak.
Sebelum menyerahkan piagam kepada Menteri
Asman, ia setengah memprotes, kenapa lagu yang
dilantunkan justeru berbahasa asing. “Kenapa lagunya
asing. Padahal banyak lagi berbahasa Indonesia yang
bagus-bagus,” ujarnya.
Bahkan, Bos Jamu Jago ini sempat membuat
hadirin terhenyak, karena peristiwa ini tidak masuk
rekor MURI untuk Indonesia. Tetapi dengan gaya yang
selalu mengundang tawa, Jaya Suprana meng atakan
bahwa peristiwa ini belum pernah terjadi di dunia.
“Karena itu, Presidential Lecture dengan per-
mainan lima ribu angklung lebih oleh CPNS ini
dicatat kan dalam rekor dunia,” ujarnya yang disambut
dengan tepuk tangan dan suara angklung para hadirin.
Akhirnya, piagam pun diserahkan kepada Men teri
Asman Abnur dan kembali disambut dengan tepuk
tangan yang membuat Istora menjadi gegap gempita.
Antara Jokowi,Angklung dan Rekor MuriHAMPIR 6000 ORANG BERMAIN ANGKLUNG SAAT PRESIDENTIAL LECTURE 2018. ACARA INI PUN DICATAT SEBAGAI REKOR DUNIA.
| Edisi LXI | 2018 | 041
CEO Go-Jek Nadiem MakarimJangan Terjebak Rutinitas
“Saya suka komplain tugas saya ini sulit,
tapi terus terang, tugas saya mengurus
Go-Jek ternyata nggak ada apa-apanya
dibanding tugas sebagai PNS,” ungkap
Nadiem.
Nadiem Makarim membuat pengakuan ini di
hadapan 5000-an calon pegawai negeri sipil (CPNS)
yang mengikuti acara bertajuk ‘Presidential Lecture,
Unity In Harmony Menuju World Class Bureaucracy 2024’ di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
Pengakuan Nadiem ini didasari fakta bahwa
dirinya sebagai CEO Go-Jek hanya melayani 800
ribu driver di seluruh Indonesia. Sedang kan para PNS
harus melayani 250 juta orang di seluruh Indonesia.
Karena alasan ini pula, Nadiem memuji anak-
anak muda cerdas yang memilih untuk menjadi
PNS. “Menjadi PNS adalah pekerjaan yang mulia.
Itu merupakan tanggung jawab yang luar biasa. Saya
salut teman-teman mengambil kesempatan itu,” kata
Nadiem.
Nadiem mengingatkan para birokrat muda ini
untuk turut serta mengikuti perkembangan zaman.
PNS zaman sekarang tidak bisa lagi terjebak oleh
rutinitas di masa lalu dan tidak peka terhadap
kecanggihan teknologi yang terjadi saat ini.
“Kita sekarang sudah 143 juta pengguna
internetnya dalam waktu lima tahun. Apa artinya
itu untuk pemerintahan? Konsumen pemerintah itu
masyarakat. Jadi mulai dari sekarang teman-teman
harus berpikir, apapun yang kalian kerjakan apakah
bisa dilakukan melalui smartphone,” tandasnya.
Dengan tanggung jawab besar yang akan
diemban oleh CPNS ini maka Nadiem menyatakan
kebanggannya bisa memberikan arahan di depan
putra-putri terbaik dan pilihan bangsa tersebut.
“Saya bangga bisa menjadi pembicara dan
membagikan pengalaman kepada para calon
pengabdi negara yang luar biasa hebat ini,” ujarnya.
Di hadapan para CPNS, Nadiem mengatakan,
perusahaan yang dibangunnya, termasuk
sebagai perusahaan besar di Indonesia karena
mempekerjakan 1,5 juta orang. Nadiem juga
memaparkan tiga misi utama perusahaannya, antara
lain mendorong roda pendapatan, memberikan akses
untuk digital ekonomi, dan memastikan transaksi
harus murah dan efisien.
“Ada tiga pilar di Go-Jek yang melandasi kita
untuk menjalankan misi tersebut, apakah ini
mempercepat atau lebih efisien suatu proses?
Apakah ini sesuatu yang benar-benar inovatif? Dan
ini membantu orang gak? Kalau itu nggak masuk ke
tiga ini ya kita nggak kerjain,” jelas Nadiem.
PENDIRI SEKALIGUS CEO GO-JEK NADIEM MAKARIM MENJADI PEMBICARA UNTUK CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS) DALAM PRESIDENTIAL LECTURE. MENURUTNYA, MENJADI PNS LEBIH SULIT DIBANDING MENGURUS GO-JEK.
Foto
: deti
kcom
042 | Edisi LXI | 2018 |
INOVASI
Kehadiran Mal Pelayanan Publik (MPP)
mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Selain memudahkan masyarakat, MPP
juga dinilai bisa menyelesaikan segala
kebutuhan investor, sehingga Batam bisa menjadi
daya tarik investasi.
“Kehadiran pelayanan seperti ini menyatukan
semua. Persoalan-persoalan investor pun
dapat terselesaikan,” ujar Rini Soemarno dalam
kunjungan nya ke MPP Batam, bersama Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) Asman Abnur, dan Jaksa Agung
MPP Bukan Sekadar Kumpulan PelayananMAL PELAYANAN PUBLIK BUKAN SEKADAR MENGUMPULKAN PELAYANAN DI SATU GEDUNG, MELAINKAN INTEGRASI SISTEM BERBAGAI INSTANSI PEMERINTAH BAIK PUSAT MAUPUN DAERAH, BUMN/BUMN DAN SWASTA
HM Prasetyo.
Rini menuturkan, pemerintahan di Batam agak
sedikit berbeda dengan daerah lainnya, karena letak
geografisnya sangat berdekatan dengan Singapura.
Meski sempat ada sedikit persoalan antara Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (BP) Batam dengan Pemerintah
Kota Batam, kehadiran MPP ini dapat menyatukan
kembali semua jenis pelayanan.
Rini berharap tingkat kepercayaan investor
yang sempat menurun pun kini mulai meningkat
lagi. “Dengan ini, trust dari investor kepada Batam
akan kembali lagi. Karena beberapa waktu sempat
menurun dengan berbagai persoalan,” jelasnya.
MPP Batam menyediakan 416 jenis pelayanan,
berupa layanan kepolisian, perbankan, pertanahan,
pajak, imigrasi, urusan pernikahan, pelayanan
perijinan, serta berbagai pelayanan dasar.
Terobosan pelayanan publik ini pun nantinya
akan terintegrasi dan berbasis teknologi yang dapat
memangkas waktu. Segala jenis pembayaran di MPP
ini juga dilakukan dengan sistem non-tunai. “Dengan
| Edisi LXI | 2018 | 043
pembayaran non tunai, pelayanan di sini menjaga
transparansi dan lebih jelas. Perbankan BUMN juga
mendukung sepenuhnya,” tegasnya.
Apresiasi juga datang dari Pimpinan tertinggi
Korps Adhyaksa, HM. Prasetyo. Ia mengatakan,
MPP merupakan bukti nyata keseriusan pemerintah
untuk meningkatkan pelayanan publik. “Ini langkah
yang patut diapresiasi. Kita lihat pemerintah ingin
meningkatkan kualitas pelayanan publik,” ujarnya.
Dengan pelayanan yang transparan dan profe-
sional, Prasetyo berharap tidak ada lagi ketim-
pangan. Sebagai salah satu instansi penegak hukum,
jajarannya akan ikut mengawal segala kegiatan di
MPP. “Semua bisa dilihat, bisa dilakukan dengan baik.
Kita akan kawal dan amankan ini,” tegas Prasetyo.
Apresiasi juga diberikan Siti, warga kota Batam.
Ia mengatakan, kehadiran MPP sangat membantu
dirinya mengurus perizinan. “Ini efisien, sangat
membantu. Dulu saya harus ke dua dinas berbeda
untuk urus perizinan tapi sekarang cukup di sini.
Apalagi pelayanannya ramah,” ujarnya.
Apresiasi serupa datang dari Ardie, warga Kota
Batam. “Saya sangat mengapresiasi adanya layanan
publik satu atap ini karena saya dapat mengurus
perizinan dengan cepat,” ungkapnya.
Ardie juga berharap, pemerintah kota Batam
terus memperbaiki pelayanan publik. Menurutnya,
Investasi di Batam tergantung kepada perizinan
dan birokrasi. “Ini sudah bagus tetapi Pemerintah
Kota Batam harus terus mempermudah perizinan,”
tambahnya.
Hadir di 12 Kota
Menteri PANRB Asman Abnur mengatakan, sejak
2017 pemerintah terus mendorong pengintegrasian
perizinan di daerah hingga pusat. Kementerian
PANRB menargetkan setidaknya ada 12 Kota yang
mendirikan Mal Pelayanan Publik pada tahun ini.
Selain meningkatkan kualitas pelayanan publik
kepada masyarakat, kehadiran MPP ini diharapkan
dapat meningkatkan peringkat kemudahan berusaha
Indonesia. Pada tahun 2017, ranking kemudahan
berusaha di Indonesia mendapat peringkat 72.
“Bapak Presiden, menargetkan rangking EODB kita
naik menjadi peringkat 40,” imbuhnya.
Pemerintah mengapresiasi pimpinan pemerintah
daerah yang telah berkomitmen dan berani
membangun Mal Pelayanan Publik (MPP) di
daerahnya. Untuk itu, Kementerian PANRB terus
mendorong berdirinya MPP di daerah.
Salah satunya yang terus didorong adalah
Pemerintah Kota Bekasi yang telah mengambil
langkah berani dalam mewujudkan MPP, meski
baru ada dua penyelenggara pelayanan publik yang
tergabung, yakni sebagian pelayanan di Pemkot
tersebut dan Polres Metro Bekasi.
Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian
PANRB Diah Natalisa menyebutkan, MPP merupakan
sinergi dari berbagai instansi pemerintah baik pusat
maupun daerah, BUMN/BUMN bahkan mungkin
swasta.
“Mal Pelayanan Publik bukan sekadar
mengumpulkan pelayanan di satu gedung, tetapi
Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa melakukan kunjungan kerja ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Bekasi.
Suasana Pelayanan di Mal Pelayanan Publik Batam.
044 | Edisi LXI | 2018 |
INOVASI
Suasana Pelayanan di Mal Pelayanan Publik Karangasem.
harus ada penggunaan data tunggal. Selama masing-
masing instansi menggunakan data-sendiri-sendiri, hal
itu masih akan menyulitkan proses pelayanan di MPP,”
tegasnya.
Ia menambahkan, integrasi itu tidak hanya
mencakup hal-hal teknis, tetapi juga perlu koordinasi
dan komunikasi yang intensif antara pihak-pihak
dan instansi terkait. Hal itu memang tidak mudah,
karena itu, Diah menegaskan bahwa pihaknya akan
menjembatani proses koordinasi tersebut. “Kalau ada
kesulitan dalam koordinasi, kami siap membantu,”
imbuhnya.
Diah menjelaskan, saat ini sudah ada enam
MPP di berbagai daerah, yakni di Jakarta, Surabaya,
Banyuwangi, Denpasar, Batam dan Kota Bekasi.
Normalnya, pembentukan MPP didahului dengan
rapat-rapat koordinasi, seperti yang dilakukan saat
pembentukan MPP DKI Jakarta, Surabaya dan Batam,
serta Denpasar. Berbeda halnya dengan Banyuwangi
dan Kota Bekasi, yang tidak melalui proses seperti itu
sebelumnya.
Tidak ada yang salah dalam hal ini, karena semua
melalui berbagai pertimbangan matang. Namun
yang lebih penting lagi, bagaimana setelah MPP
berdiri, yang pada hakekatnya untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat, bukan sekadar
ada lalu selesai. “Kami berharap MPP Kota Bekasi
segera mengambil langkahlangkah signifikan, untuk
mengintegrasikan berbagai instansi agar segera
menjadi bagian dari MPP,” ujarnya.
Apalagi, MPP Bekasi ini benar-benar menjadi
diminati warga masyarakat, baik untuk mengurus
perijinan maupun berbagai pelayanan dasar. Sebut
saja pelayanan dari Dinas Kependudukan dan Catat an
Sipil (Dukcapil), pelayanan Surat Keterangan Catat an
Kepolisian (SKCK), serta Surat Ijin Mengemudi (SIM).
Kapolres Metro Kota Bekasi Kombes Pol Indarto
mengatakan banyak warga Kota Bekasi yang memilih
datang ke MPP ketimbang ke Mapolrestro Bekasi.
“Untuk pelayanan perpanjangan SIM dan pembuatan
SKCK, sekitar 95 persen memilih datang ke MPP,”
ujarnya.
Saat berkunjung ke MPP Bekasi, Diah mencermati
segenap ruangan di lantai dasar Mal Junction,atau
yang banyak dikenal di kawasan Pasar Proyek
itu. Ratusan warga tampak memadati ruangan
yang bersebelahan dengan salah satu pusat
perbelanjaan. Pada umumnya mereka mengurus
SKCK, memperpanjang SIM dan e-KTP. Tampak juga
beberapa counter makanan dan minuman yang boleh
jadi membuat pengunjung tidak harus keluar gedung
hanya untuk sekadar minum atau makan.
Di tengah suasana yang masih panas, lantaran
pendingin ruangan belum maksimal, Diah berdialog
dengan para petugas maupun pengunjung, untuk
memastikan pelayanan bisa berjalan dengan baik.
“Sekali lagi saya menyampaikan apresiasi. Tetapi kami
juga minta agar secepatnya dilakukan integrasi dengan
penyelenggara pelayanan lainnya, khususnya dari
instansi vertikal, BUMN dan BUMD,” imbuhnya.
MPP Kulon Progo Beroperasi November
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogya-
karta siap mengoperasikan MPP. Menyusul penan -
datanganan komitmen pemimpin daerah dengan Men-
teri PANRB Asman Abnur pada 7 Februari 2018 silam.
Wakil Bupati Sutejo yang didampingi para
pimpinan OPD menyatakan pihaknya optimistis
bisa mewujudkan MPP tahun ini. “Tahun ini kami
mem bangun gedung MPP dan diharapkan bisa soft launching November 2018, sementara launching pada
2019,” ujar Sutejo.
Dijelaskan, tahun anggaran 2018, Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT)
akan membangun gedung baru, di Unit 2 DPMPT,
Jln. KH. Dahlan, Wates yang merupakan jalur jalan
nasional. Gedung ini direncanakan menyatukan 2
Gedung DPMPT, yakni unit 1 yang berada di komplek
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Unit 2, Jln.
KH. Dahlan, yang merupakan gedung existing.Gedung tersebut diarahkan sebagai Gedung
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), sehingga belum
mengakomodir kebutuhan sebagai Mal Pelayanan
Publik, seperti kebutuhan front office maupun back office untuk OPD Pelayanan Publik. Termasuk di
dalamnya kebutuhan sistem jaringan internet yang
semakin besar, fasilitas publik, dan sebagainya.
Bertepatan dengan rencana pembangunan
Gedung PTSP yang berlokasi di unit 2 DPMPT Kab.
Kulon Progo pada tahun 2018, maka untuk Mal
Pelayanan Publik (MPP) diputuskan menggunakan
| Edisi LXI | 2018 | 045
gedung unit 2 DPMPT yang memang akan dibangun
dengan mereview DED untuk mengakomodir
kebutuhan Mal Pelayanan Publik Kab. Kulon Progo.
Tahun 2018 ini Kulon Progo mulai membangun
Gedung Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang
mengakomodir dua unit Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) yang selama ini
terpisah. “Namun demikian, mengingat pentingnya
MPP maka Gedung PTSP digunakan sepenuhnya
untuk pelayanan perizinan, sehingga unit di DPMPT
masih tetap terpisah.
Lanjut Sutejo, pada tahun 2019 dapat dilakukan
relokasi terhadap Gedung Olah Raga (GOR) Wates
sehing ga di lokasi tersebut dapat dibangun Gedung
Inves tasi, pengembangan lokasi parkir MPP, dan Food Court.
MPP Kulon Progo akan melayani berbagai
pelayanan yang selama ini dibeirkan oleh Pemerintah
kabupaten paling barat di DIY itu. Antara lain,
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
(Perizinan/Non Perizinan), Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil (KTP, Akta Kelahiran, dll), Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kartu Tanda Pencari
Kerja), Badan Keuangan dan Aset Daerah (Pajak dan
Retribusi Daerah), serta Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang (Kesesuaian Tata Ruang).
Sedangkan dari instansi vertikal, Sutejo mengata-
kan bahwa sejumlah unit kerja instansi tersebut
sudah siap masuk ke MPP. Unit kerja dimaksud
antara lain Kantor Pertanahan Kemen terian Agraria
dan Tata Ruang (Administasi Pertanahan), Kantor
Imigrasi (Visa, Pasport, dll), Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS), Kepolisian (Perpanjangan SIM,
SKCK, dll), SAMSAT (STNK, dll), Perbankan, PLN,
PDAM dan sebagainya.
Jawa Barat Siap Bangun MPP
Di Bandung, Menteri PANRB Asman Abnur
mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera
mewujudkan MPP. Menurutnya pembentukan
MPP dapat memberi kemudahan pada masyarakat,
terutama dalam mengurus perizinan.
“Konsep MPP itu menyatukan berbagai pelayan-
an, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah
pusat. Dengan begitu memberi kemudahan masyara-
kat untuk mengurus perizianan karena lokasinya
berada dalam satu gedung,” ujarnya di sela acara
Percepatan Reformasi Birokrasi se-Jawa Barat
Mewujudkan Birokrasi Akuntabel, Efektif dan
Efisien, di Gedung Sate, Bandung.
Disampaikan saat ini penerapan MPP sudah
dilakukan di DKI Jakarta, Surabaya, Banyuwangi,
Denpasar, dan Bekasi, serta terdapat beberapa
daerah yang menyatakan komitmen serta kesiapan-
nya untuk segera membangun MPP di wilayah
masing masing.
Menurut Menteri, perlu ada komitmen kuat dari
pimpinan untuk membangun sebuah MPP. Selain
itu, dibutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak
terutama dengan instansi vertikal, karena MPP
akan diisi oleh layanan perizinan dan non perizinan
baik dari daerah, instansi pemerintah pusat, BUMN,
maupun BUMD.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan menyampaikan keinginannya untuk
membangun MPP di wilayahnya, karena konsep
MPP memberi kemudahan pada masyarakat. Meski
demikian pihaknya mendapat kendala dalam proses
pembangunan MPP seperti ketersediaan lahan.
“MPP bisa dilakukan kapan saja. Namun, kita harus
mencari gedung yang bisa dimanfaatkan untuk
pelayanan publik lebih dulu,” ujarnya.
Ia menjelaskan, terdapat dua alternatif yang bisa
dilakukan untuk mewujudkan MPP ini. Pertama,
Pemprov Jabar dapat menyewa gedung tertentu
atau membangun gedung sendiri melalui APBD.
Kemung kinan kedua opsi itu juga bisa dilakukan
saat anggaran perubahan. Meski demikian dirinya
meng akui bahwa pelayanan publik di Provinsi Jabar
sudah sangat baik. Hanya saja belum ada integrasi
pelayanan yang diselenggarkan oleh pusat maupun
daerah.
Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa melakukan kunjungan kerja ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Bekasi (atas). Suasana Pelayanan di Mal Pelayanan Publik Bekasi (bawah).
046 | Edisi LXI | 2018 |
Keseriusan pemerintah Kabupaten Kulon
Progo Daerah Istimewa Yogyakarta,
menjalankan inovasi ekonomi kerakyatan
berbuah manis. 12 Mei 2018, Bupati Kulon
Progo didaulat untuk memaparkan program ekonomi
pro masyarakat kepada khalayak dunia.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo diundang
untuk berbicara soal inovasi ekonomi kerakyaratan
dan koperasi dalam forum PBB di New York, Amerika
Serikat (AS).
Ia mewakili Asia untuk berbicara bersama
beberapa walikota lain di dunia dalam forum
International Council for Small Business (ICSB)
yang digelar di Kantor Pusat PBB yang tahun ini
mengangkat tema “Human Entrepreneurship”. “Di
sana saya menyampaikan inovasi ekonomi kerakyatan
dan koperasi di Kulonprogo dengan spirit gotong
KONSEP EKONOMI KERAKYATAN YANG DIKEMBANGKAN KABUPATEN KULON PROGO MENDAPAT PENGAKUAN DUNIA INTERNASIONAL. DINILAI INOVATIF KARENA MENGUSUNG NILAI “HUMAN ENTREPRENEURSHIP”.
Ekonomi Kerakyatan Ala Kulon Progo Mendunia
INOVASI
| Edisi LXI | 2018 | 047
royong,” kata Hasto Wardoyo.
Bupati Hasto terpilih mewakili Indonesia dan
dipilih oleh ICSB Indonesia karena menjadi Pemenang
Natamukti Awards yang diselengarakan ICSB
Indonesia didukung Kementerian Koperasi dan UKM.
Hasto juga peraih penghargaan Kepala Daerah yang
entrepreneurial dalam ajang yang diselenggarakan
MarkPlus Inc dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten
se-Indonesia (Apkasi) tahun 2017.
Hasto tak dapat menyembunyikan rasa bangganya
karena program ekonomi kerakyatan berdikari
yang dikembangkan di kabupaten yang dipimpinnya
mendapat pengakuan dunia.
“Kami bersyukur, membesarkan hati, dan
semangat kami bahwa mengembangkan hal-hal yang
kecil dihargai dunia,” ujarnya.
Dalam pengembangan ekonomi kerakyatan ini,
Kulonprogo menempuh beberapa program strategis
berkelanjutan. Di antaranya Program Bela Beli
Kulonprogo untuk mengangkat produk lokal beserta
pendampingan pemerintah daerah terhadap para
pelaku UMKM hingga pemberdayaan koperasi rakyat
yang mengakuisisi toko modern berjejaring menjadi
toko modern milik rakyat atau biasa disebut Toko
Milik Rakyat (Tomira).
Hasto memaparkan, konsep lama berbisnis, baik
skala kecil maupun medium hanyalah mementingkan
satu nilai saja yakni besaran kapital. Konsep tersebut
kini sudah berubah seiring perkembangan zaman dan
bergeser pada pentingnya pemenuhan nilai-nilai lain.
“Mereka mengatakan, Kulon Progo telah
memberikan nilai-nilai. Nilai itu memperhatikan
pelaku UKM dari sisi kemanusiaan. Itu pergeseran
bisnis dari nilai ke nilai-nilai,” lanjut Hasto.
Human Enterpreneurship ini terdapat pada
koperasi, gotong royong dan bela beli Kulon Progo.
Bagi mereka (forum internasional), lanjut Hasto,
menjadi penting karena nilai humanismenya tinggi.
Dalam konsep ekonomi kerakyatan di Kulonprogo,
kata Hasto, nilai-nilai itu datang dari unsur tepa salira
dan memanusiakan manusia secara kemanusiaan
yang berwujud sikap kegotongroyongan. Konsep
kegotongroyongan terimplementasikan melalui
program Bela Beli Kulonprogo dan pemberdayaan
koperasi untuk mengoperasikan toko modern milik
rakyat (Tomira).
Tomira mengakomodasi penjualan produk-produk
UMKM binaan Pemkab. Saat ini, sudah ada lebih
dari 10 unit Tomira yang berdiri sejak program ini
mulai dikembangkan Pemkab pada sekitar 2014 lalu.
Program itu untuk melindungi pengusaha kecil dari
masifnya penguasan pasar oleh toko berjejaring.
Hasto mengatakan bagi mereka, toko modern
milik rakyat (Tomira) memiliki nilai humanisme
tinggi. Kalau dahulu, bisnis kecil dan bisnis menengah
mementingkan besarnya kapital, akan tetapi sekarang
tidak.
Ia melanjutkan, Program ekonomi kerakyatan
itulah yang membawa nama Kulon Progo di ke
panggung dunia. Program yang dijalankannya itu
dinilai sebagai harapan masa depan usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM/MSME’s) sekaligus
mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan
(SDGS) dari Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).
Hasto mengaku mendapatkan inspirasi besar
ketika banyak para tokoh dan pakar memiliki
perhatian yang besar terhadap “small business”.
Menurut dia, dengan berbasis nilai-nilai yang
diciptakan ekonomi kerakyatan yang kokoh dan
“sustainable” ini terbukti sangat cocok untuk
Indonesia. “Memang perlu keberpihakan para kaum
kapital terhadap rakyat kecil duafa dan proletar,”
katanya.
Sementara itu Staf Khusus Menteri Koperasi
dan UKM yang juga President of ICSB Indonesia
Hermawan Kartajaya mengatakan Humane
Entreprenership adalah konsep kewirausahaan yang
memperlakukan staf sebagai manusia.
“Dalam acara ini banyak pembicara lain membagi
pengalaman korporasi maupun pemerintahan
yang terus maju karena memperlalukan “internal
customer”-nya sebagai manusia,” katanya.
Hermawan mengatakan ISCB Indonesia memilih
Hasto karena yang bersangkutan adalah peraih
penghargaan Natamukti sekaligus Pemenang
Entrepreneurial Award. Ia berharap kesempatan
Bupati Hasto untuk berbicara dalam forum
PBB menjadi bukti pada dunia bahwa Indonesia
punya kepala daerah setingkat Kota/Kabupaten
yang entrepreneurial. “Ini juga diharapkan dapat
menginspirasi kepala daerah lain walikota/bupati
untuk juga bisa mewakili Indonesia/Asia di UN tahun
depan,” katanya.
“HANYA MEMENTINGKAN BESARAN KAPITAL. ADALAH KONSEP BISNIS LAMA. KONSEP SUDAH BERUBAH DAN BERGESER PADA PENTINGNYA PEMENUHAN NILAI-NILAI ”
048 | Edisi LXI | 2018 |
KAWASAN INI BISA MENJADI TEMPAT YANG SEMPURNA UNTUK MENYEPI. TERSEMBUNYI DI SEBUAH LEMBAH GUNUNG GALUNGGUNG, KAWASAN INI MENAWARKAN HARMONI ALAM YANG MENENANGKAN JIWA. TAK TERJANGKAU SINYAL JUGA LISTRIK.
HARMONISASI ALAM LEMBAH GALUNGGUNG
| Edisi LXI | 2018 | 049
Bukit dan lembah begitu hijau. Lebih dari
separuhnya ditutupi rumput dan tanaman
pakis. Di pucuk-pucuk pepohonan
sekelompok monyet menjerit-jerit sembari
berebut daun muda. Nyanyian tonggeret melengking
nyaris tak putus-putus.
Bukit dan lembah itu berada di kawasan Gunung
Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Pada siang bolong itu, matahari bekerja keras
menyiramkan sinarnya yang tertahan rimbunnya
pepohonan.
Kawasan hutan milik Perhutani ini sebenarnya
mudah dicapai. Namun, karena lokasinya yang nyaris
tersembunyi membuat kawasan ini tak seramai
kawasan wisata lainnya.
Butuh waktu setidaknya delapan jam perjalanan
dari Jakarta untuk sampai di lokasi ini. Setelah
sampai di Kota Tasikmalaya, perjalanan dilanjutkan
menuju Alun-Alun Singaparna. Dari sini, kemudian
berputar ke arah Sariwangi, lalu melewati Kampung
Malaganti. Jarak dari alun-alun Singaparna ke curug
ini sekita 12 kilometer. Lebih dari separuh jalan
dengan kondisi mulus beraspal, sisanya terkelupas
dan di ujung perjalanan melewati jalan berbatu.
Namun tenang saja, pengorbanan itu terbayar
lunas begitu tiba di lokasi ini. Lelah segera luruh
begitu kita membenamkan kaki di aliran sungai yang
luar biasa jernih atau sekalian nyebur menikmati air
terjun Cimedang.
Curug Cimedang berlokasi di Kampung
Malaganti, Desa Raharja, Kecamatan Sariwangi,
Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Nama curug ini
diambil dari nama aliran sungai kecil yang mengalir
ke curug ini. Ketinggian curug Cimedang hanya
sekitar lima meter saja. Karenanya termasuk curug
yang pendek di antara curug-curug yang ada di
050 | Edisi LXI | 2018 |
daerah Tasikmalaya. Meskipun demikian, Curug
Cimedang ini terasa sangat sejuk dan teduh karena
masih banyak pepohonan.
Curug Cimedang merupakan bagian dari Gunung
Galunggung. Selain airnya sangat jernih, curug ini
juga memiliki kolam cukup besar sekitar 10 meter
dengan ke dalaman sekitar 1,5 meter sehingga aman
untuk bermain air. Selain itu, di sisi sebelah kiri curug
ini memiliki dinding berongga seperti mulut goa
sehingga menambah keunikan tempat ini.
Belajar dari Alam
Panorama Curug Cimedang bukan satu-satunya
daya tarik kawasan ini. Menapaki jalan setapak yang
menanjak sejauh 300 meter, sebuah pintu terbuat
dari bambu menjadi penanda keberadaan komunitas
pendidikan alam bernama Self Learning Institute.
Sesuai namanya, kawasan ini bukan tempat
wisata. Setiap orang yang melewati pintu tersebut
diajak pulang ke rumah sejatinya yang tak lain adalah
alam. Komunitas ini didirikan oleh Moch. Irvan
Efrizal dan timnya.
Beberapa hektar lahan Perhutani, mereka buat
menjadi menjadi zona konservasi dan edukasi.
Melalui Self learning Institute, Rizal dan kawan-
kawannya berkomitmen untuk memberikan
sumbangsih dengan menyediakan pendidikan
nilai dan karakter yang berbasiskan lingkungan,
kebudayaan, dan kearifan lokal.
“Di sini tempat belajar bagi mereka yang
memiliki potensi dan latar belakang berbeda. Ini
bukan pendidikan formal. Kurikulum kita sangat
fleksibel, mulai untuk anakanak, remaja, dan
dewasa. Ibu-ibu dan bapak-bapaknya pun bisa
belajar di tempat ini,” kata Efrizal.
Menurutnya, ruang ini dibuat untuk memberikan
kesempatan kepada siapapun yang ingin berinteraksi
lebih dalam dengan alam, mengolah kembali jiwa
untuk menemukan kesejatian, mengoneksikan
kembali jasad dengan rohaninya, sehingga terbentuk
generasi hijau sebagai simbol generai yang segar,
fresh yang bisa berbuat lebih baik di lingkungan
sekitarnya.
Ia menjelaskan, Self Learning Institute berusaha
merekontruksi kembali hubungan manusia dengan
alam yang seolah terpisah. Self Learning Institute
didirikan untuk melahirkan generasi andal yang
| Edisi LXI | 2018 | 051
memiliki keterampilan dan kualitas intelektual.
Mereka bukan hanya berbicara lingkungan
melainkan sejarah dan kebudayaan, kearifan lokal,
serta yang paling penting menghubungkan diri
dengan Tuhan pencipta alam.
Metode pembelajaran yang digunakan Self
Learning Institute adalah metode Adventure
Based Learning / Education yang dikemas dalam
beberapa kegiatan dan program pelatihan di
antaranya: Ecological Learning & Leaderhsip
Training, Nature Education, Spiritual Journey,
Historical and Culture Discussion, Biodiversity
Education, River Education, Mountain
education.
Pada umumnya, beberapa metode didapatkan
dari beberapa sumber ajaran leluhur yang
ditemukan dari naskah-naskah sunda kuno.
Seperti Naskah Amanat Galunggung, Sewaka
Dharma, Carita Parahyangan, Sang Hyang Siksa
Kandang Karesian koleksi perpustakaan nasional.
Selain itu, bersumber langsung dari untaian cerita
folklor kepercayaan masyarakat, serta nilai-nilai
kearifan lokal yang masih berlaku dan masih dapat
ditemukan dalam kehidupan masyarakat adat
maupun masyarakat tradisional.
Dengan sumber-sumber inilah para pemuda
ini meracik sebuah kurikulum, metode, dan
pendekatan yang memadukan keharmonisan antara
ilmu pengetahuan, lingkungan, dan kebudayaan.
Yang mereka sebut “science, nature, culture in harmony”.
Harmonisasi antara komponen-komponen ini
diharapkan menciptakan ruang pembelajaran yang
lebih aktraktif dan mengasyikan, karena setiap
peserta didik akan diajak untuk berpetualang.
Di tempat ini kita bisa membuktikan bagaimana
sebuah kebaikan akan membawa kebaikan lainnya.
Misalnya, ketika merawat sungai dan seisinya,
manusia dapat menikmati segarnya air sungai
yang bersih. Bahkan di sungai ini, ikan begitu
percaya kepada manusia, sehingga mereka justru
mendatangi setiap orang yang masuk ke sungai
tanpa sedikitpun takut.
Self Learning Institute tak lebih dari sebuah
rumah sejati yang siap menampung kerinduan
setiap orang untuk belajar bersama dalam
mematangkan diri, menikmati keheningan,
menghirup oksigen tanpa polusi, dan gemericik
air. Sejenak merefleksikan diri, belajar memaknai
perjalanan hidup, saling berbagi energi dan spirit,
bahkan sesekali mencoba berpetualang bersama ke
masa depan.
052 | Edisi LXI | 2018 |
Terjungkal dari motor adalah salah satu risiko
yang seringkali dialami Opik setiap kali
berangkat ke tempatnya bertugas. Namun, ia
selalu bersyukur, musibah itu tak membuatnya
cedera parah. Musibah ini biasanya ia alami ketika musim
hujan tiba. Lebih dari separuh jalan yang harus ia lewati
adalah kubangan lumpur. “Karena jalannya tanah merah,
paling-paling memar dan baju kotor,” ungkapnya.
Opik adalah guru SD Negeri 02 Cikuya Desa
Bojongsari, Kecamatan Culamega, Kabupaten
Tasikmalaya. Untuk mengajar, ia harus ulang-alik Garut –
Tasikmalaya, setidaknya satu kali dalam seminggu.
Menjadi pegawai negeri sipil termasuk menjadi guru
SD di Culamega, menurut Opik boleh jadi bukan hal yang
dikehendaki banyak orang, kecuali penduduk asli. Ada
banyak hal yang menjadi penyebab, salah satunya karena
Culamega merupakan kecamatan terisolir di Kabupaten
Tasikmalaya.
Pembangunan insfrastruktur terkesan lamban. Hal ini
OPIK DAN GURU MUDA LAINNYA YANG JUGA BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL MEMILIH BERTAHAN MENGABDI DI SALAH SATU DESA TERPENCIL DI KABUPATEN TASIKMALAYA.
SOSOK
bisa dilihat dari kondisi jalan yang hampir di setiap
desa rusak parah. Bukti lainnya, bisa dilihat dari
banyaknya guru yang ditempatkan di Culamega,
memilih segera pindah setelah menerima SK.
Kondisi ini membuat keberadaan guru PNS di
setiap sekolah termasuk SD sangat sedikit. Perasaan
tidak kerasaan yang berbuntut perasaan ingin
pindah, kerap menghinggapi para pegawai negeri
sipil yang ditugasi di kecamatan terisolir ini.
Kondisi yang memprihatinkan ini mendorong
Opik dan beberapa guru yang berasal dari luar
Culamega (guru rantau) membuat wadah diskusi
untuk memelihara semangat mereka agar tetap
bertahan di Culamega.
“Meski tempat tugas (SD) kami tak sama,
kesamaan nasib menjadi guru yang jauh dari rumah,
menggiring kami membentuk komunitas yang diberi
nama Komunitas Guru Rantau Culamega,” ungkap
Opik, M.Pd.
Janji Setia Opik, Guru Rantau Culamega
Foto
: Dok
. Pri
| Edisi LXI | 2018 | 053
Melalui proses diskusi, para guru rantau ini
melahirkan ide-ide dan aksi yang menjadi alasan
mereka untuk tetap bertahan. Di antara ide yang
mereka jalankan adalah mendirikan stasiun radio
pendidikan yang mereka namai “Guru Rantau FM”
(GR FM) di 95,60 MHz. Dengan alat seadanya mereka
berhasil melakukan siaran. Selain untuk mengusir sepi,
melalui siaran itu mereka menyebarluaskan berbagai
informasi pendidikan kepada masyarakat sekitar.
Bergantian mereka melakukan siaran.
Kehadiran radio pendidikan ini mendapat respons
bagus dari masyarakat. Buktinya, dukungan berupa
pemasangan iklan mulai masuk. “Jumlahnya tidak
besar, tapi cukup membantu operasional,” ujar Opik.
Selain radio, komunitas ini juga mendirikan Taman
Bacaan (TBM) Pustaka Culamega. Melalui TBM ini
selain menyediakan buku-buku dan sumber bacaan
bagi masyarakat, juga diselenggarakan berbagai
macam kegiatan belajar bagi masyarakat. Mulai usia
sekolah sampai dewasa. Salah satu kegiatan rutin
adalah mengadakan pelajaran tambahan bagi murid.
Kegiatan yang biasa diadakan sehabis shalat Isya ini
diadakan di Saung TBM Pustaka Culamega.
Komunitas ini juga kemudian menjadi mitra dialog
bagi tokoh masyarakat setempat. Persoalan sosial dan
kemasyarakatan kerap dibahas bersama komunitas ini.
Pun aparatur desa setempat, biasa melakukan diskusi
dengan para guru rantau di saung komunitas ini.
Membangun Kampung Halaman
Opik adalah nama yang tertulis di ijazah. Namun,
pemuda asal Kampung Sukawangi Desa Sukawangi
Kecamatan Singajaya Kabupaten Garut ini punya
nama pena Nero Taopik Abdillah. Selain mengajar,
Opik juga aktif membuat tulisan terutama puisi.
Karya-karyanya tersebar di beberapa media massa.
Kecintaan Opik kepada buku juga mendorong Opik
menggiatkan kegiatan literasi di kampung halamannya.
Opik yang prihatin melihat kondisi kampung
halamannya yang tertinggal. Usai menyelesaikan
studinya di Universitas Pendidikan Indonesia
Tasikmalaya, ia memilih pulang untuk membangun
kampung halamannya.
“Saya selalu resah ketika kembali ke kampung
halaman saya. Melihat realitas sosial yang ada, kampung
halaman saya termasuk daerah tertinggal, terutama
pendidikan,” ujar Opik.
Setelah melakukan pengamatan, ia mendapat
satu kesimpulan, penyebab utama ketertinggalan
kampungnya adalah pendidikan yang masih dianggap
sebelah mata. “Orang sini jarang ada yang sekolah
sampai perguruan tinggi. Kalau pun ada, mereka tidak
kembali lagi ke sini,” tuturnya.
Berbekal hasil pengamatannya itu, Opik kemudian
merintis sebuah komunitas untuk menumbuhkan minat
baca masyarakat. Dalam benaknya, satu-satunya cara
jika ingin menggugah kesadaran masyarakat pada
pentingnya pendidikan itu melalui kegiatan membaca.
Namun apa yang digagasnya tak berjalan mulus. Berkali-
kali komunitas yang ia bangun bersama teman-teman
sebayanya padam. Anggota komunitasnya satu persatu
memilih merantau, sibuk bekerja, dan menikah.
Keadaan itu tak menyurutkan semangat Opik. Ia
terus bergerilya mewujudkan tekadnya. Keadaan mulai
berubah sejak kedatangan kedua adiknya, Ruli Lesmana
dan Budi Iskandar yang baru saja selesai merampungkan
pendidikan tingginya.
Rupanya kedua adiknya ini juga memiliki kegelisahan
yang sama. Pada 2010, mereka sepakat mendirikan
komunitas yang mereka beri nama Komunitas Ngejah.
Beberapa kawan sepermainan Opik juga bergabung.
Mereka sepakat membuka taman bacaan
masyarakat agar masyarakat bisa membaca dan
meminjam buku kapan saja, tanpa membayar sepeser
pun. Pada awalnya, buku-buku yang ada di taman bacaan
merupakan buku koleksi Opik kala kuliah.
Sebagai desa terpencil, Desa Sukawangi, Kecamatan
Singajaya, tempat tinggal Opik, berjarak sekitar 60
kilometer dari pusat kota Kabupaten Garut. Letaknya
yang jauh dari perkotaan, berbatasan dengan Kabupaten
054 | Edisi LXI | 2018 |
Tasikmalaya, membuat akses masyarakat Desa
Sukawangi terhadap buku sangat sulit. Ini menjadi
salah satu alasan mengapa Opik memilih mendirikan
Taman Bacaan Masyarakat
”Kalau mau baca buku harus ke perpustakaan
daerah di kota Garut, ongkosnya paling sedikit Rp
30.000,” ujar Opik.
Tahun pertama buku masih ditaruh di kamar
Opik. Beberapa tahun kemudian ia membangun
saung di halaman rumahnya. Sebagian buku itu
dipindahkan agar masyarakat mudah mengaksesnya.
Melihat kesungguhan Opik dan kawan-
kawannya, masyarakat mulai member dukungan.
Sumbangan buku kian semakin banyak. Setelah
jumlah buku makin banyak, Opik memperluas
gerakannya.
Ia dan rekan-rekannya mendirikan Pojok Baca
di tempat tempat berkumpulnya warga, seperti
warung, sekolah di Kecamatan Singajaya. Opik
memasang rak buku di tempat-tempat tersebut.
Setiap bulan sekali buku-buku itu diganti dengan
buku-buku baru. Tujuannya agar masyarakat tidak
bosan. Sampai saat ini, sudah ada 26 pojok baca
tersebar di sejumlah desa.
Cara itu ternyata efektif untuk menyebarkan
virus membaca di masyarakat. Dengan adanya
taman bacaan, masyarakat menjadi dekat dengan
buku. Suasana di Desa Sukawangi pun kental dengan
kebiasaan membaca buku.
Saban hari, dari pagi sampai malam, saung baca
selalu ramai oleh pengunjung. Mulai anak sekolah,
guru, dan masyarakat umum. Banyak di antaranya
meminjam buku untuk dibaca di rumah mereka.
Kepedulian Opik ternyata tak sebatas kepada
warga di desanya. Ia ingin minat baca yang telah
terbangun di desanya menular ke desa lain, bahkan
kecamatan lain di Kabupaten Garut. Oleh karena itu,
ia pun kemudian menggulirkan sebuah gerakan yang
ia namai “Gerakan Kampung Membaca”. Bersama
anggota Komunitas Ngéjah, Opik mendatangi
desa-desa di Kabupaten Garut, bahkan Kabupaten
Tasikmalaya, untuk mengajak anak-anak membaca.
Karena kegigihannya menyebarkan virus
membaca, Opik berhasil mewujudkan tekadnya
untuk mengangkat derajat kampung halaman.
Di tahun 2015 ini Opik tiga kali menerima
penghargaan. Pertama penghargaan sebagai
Pelopor Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat
bidang pendidikan dari Gubernur Jawa Barat.
Penghargaan kedua, Nugra Jasa Darma Pustaloka
dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan
terakhir penghargaan TBM Kreatif Rekreatif dari
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Salut untuk Nero Taopik Abdillah
Kini, Opik sedang berpikir untuk
mempertahankan “nyawa” komunitas dan kegiatan
yang telah dibentuknya.. Selama ini, biaya
operasional komunitas keluar dari kantong pribadi.
Setelah menikah, gajinya sebagai guru harus dibagi
untuk membiayai keluarga.
”Kita sedang berusaha merintis bisnis kreatif
untuk menghidupi Komunitas Ngéjah, tapi
formulanya belum dapat,” ujar Opik.
SOSOK
| Edisi LXI | 2018 | 055
Anda termasuk kaum pekerja
kantoran? Waspada! Ada
beragam penyakit yang bisa
menghampiri Anda. Mulai
dari keluhan ringan sampai yang serius.
Tidak ada salahnya bila mulai saat ini
Anda mulai memperhitungkan berbagai
jenis penyakit ini sedari awal.
1. Obesitas
Duduk selama berjam-jam membuat
pembakaran energi dalam tubuh tidak
berjalan baik. Hal ini mengakibatkan
lemak pada bagian tubuh tertentu
menumpuk sehingga risiko kegemukan
semakin besar.
2. Penurunan Kemampuan Otak
Pekerja yang lebih banyak
menghabiskan waktunya di belakang
meja berpotensi kekurangan asupan
oksigen ke otak. Asupan oksigen akan
diterima otak ketika yang bersangkutan
melakukan aktivitas fisik. Jika hanya
duduk seharian, oksigen tidak bisa
disampaikan dalam jumlah yang cukup.
Asupan oksigen dibutuhkan untuk
menunjang kemampuan otak untuk
berpikir.
3. Penyakit Jantung
Lagi-lagi pekerja yang lebih banyak
bekerja dalam posisi duduk, memiliki
risiko terserang penyakit jantung lebih
besar. Rutinitas duduk seperti ini akan
“MAGER” SUMBER PENYAKIT PEKERJA KANTORAN
memperlambat proses peredaran darah
dalam tubuh sehingga mengakibatkan
kurangnya kemampuan otot dalam
membakar lemak. Jika lemak
dalam tubuh tidak dibakar secara
maksimal, mengakibatkan terjadinya
penyumbatan pada jantung.
4. Diabetes
Gula darah yang tinggi adalah
masalah yang sering tak disadari oleh
pekerja kantoran. Kebiasaan duduk
dalam waktu yang panjang akan
mengurangi kemampuan hormon
insulin untuk mengubah glukosa
menjadi energi. Jika glukosa tidak
diproses dengan baik dalam tubuh,
glukosa akan tetap berada di dalam
darah. Kondisi ini akan berisiko
menimbulkan diabetes.
5. Degenerasi Otot dan Kerusakan
Saraf
Dalam kondisi bekerja dan duduk
selama berjam-jam, pekerja kantoran
cenderung hanya melakukan gerak
tubuh yang terbatas sehingga otot
perut dan pinggangnya tak bekerja
optimal. Jika ini berlangsung dalam
kurun waktu yang panjang, otot-otot
tersebut akan melemah dan menjadi
kaku, nyeri, serta berbagai keluhan
lainnya. Jika dibiarkan dalam waktu
yang panjang, kondisi ini bisa saja
merusak saraf dan pergerakan otot
tersebut.
6. Kanker
Mereka yang duduk terlalu
lama ketika bekerja memiliki risiko
yang besar terhadap kanker. Hal ini
disebabkan pankreas bekerja dengan
tidak teratur sehingga membuat
produksi insulin menjadi meningkat
lebih tajam. Minimnya gerakan fisik
selama bekerja membuat penyerapan
dan kinerja antioksidan dalam tubuh
berkurang. Hal ini dapat memicu
pertumbuhan kanker dalam tubuh,
bahkan dalam beberapa jenis sekaligus.
7. Kolesterol tinggi
Ada banyak hal yang memengaruhi
kadar kolesterol dalam tubuh. Selain
asupan makanan, kolesterol juga
dipengaruhi oleh metabolisme tubuh
selama bekerja. Umumnya, kadar
kolesterol orang yang kurang bergerak
akan meningkat.
Berbagai penyakit di atas
merupakan masalah yang cukup serius.
Jika dibiarkan terjadi, bisa saja hal ini
berakibat fatal bagi kesehatan. Sangat
penting untuk melakukan pencegahan
sejak awal agar tubuh tetap sehat dan
bisa prima sepanjang waktu,meskipun
bekerja dalam kantor seharian.
Foto
: ist
056 | Edisi LXI | 2018 |
INTEGRITAS
Usianya baru 36 tahun saat Presiden
Soekarno mengangkat Sutami sebagai
Menteri Negara untuk Urusan Penilaian
Konstruksi. Kala itu, 1964. Soekarno tak
salah pilih. Dari tangan dingin Sutami, lahir karya-
karya monumental.
Jembatan Semanggi Jakarta yang hingga
kini berdiri kokoh adalah karya Sutami. Para ahli
konstruksi menyebut jembatan ini karya konstruksi
sipil yang fenomenal. Mengapa? Karena struktur
konstruksi jembatan sepanjang 60 meter itu
tanpa penyangga. Inilah kali pertama Indonesia
menerapkan teknologi prestressed concrete. Penerapan teknologi prestressed concrete
saat itu menuai pendapat pro dan kontra,
serta diskursus di tataran akademik. Pasalnya,
kekuatan dan keandalan struktur jembatan
tersebut dipertanyakan. Keraguan pun terjawab.
Sutami adalah contoh pejabat yang memegang teguh kejujuran dan kesederhanaan. Meski memimpin kementerian beranggaran jumbo, namun pekerja keras ini memilih melarat ketimbang korupsi.
Saat peresmian pada 1962. Ir Sutami sebagai
penanggungjawab pembangunan Jembatan
Semanggi mengendarai jeep menuju ke tengah
bentang untuk membuktikan struktur jembatan itu
kuat.
Soekarno pun sangat puas dan bangga dengan
kehebatan Ir Sutami. Sejak itu karya monumental
lahir berkat sentuhan Sutami. Kubah Gedung MPR/
DPR berbentuk kura-kura salah satunya. Kubah itu
bagian penting dari kompleks yang dibangun untuk
menggelar Conference of the New Emerging Force
(Conefo).
Pemancangan tiang pertama pembangunan
kompleks Conefo itu dilakukan pada 19 April 1965.
Padahal konferensi internasional sudah harus digelar
setahun kemudian. Sebagai pelaksana lapangan, Ir
Sutami menyanggupi pembangunan kompleks itu.
Semula atap akan berbentuk kubah murni. Tapi
Ir. Sutami
“TUKANG INSINYUR” YANG OGAH KORUPSI
| Edisi LXI | 2018 | 057
yang satu ini.
Staf Ahli Menteri PU, Hendropranoto Suselo
menuliskan pengalamanya berkunjung ke rumah
bosnya ini. “Langit-langit rumah Sutami banyak
dihiasi bekas bocor,” tulisnya.
Sutami yang sudah empat kali menjabat
sebagai Menteri Pekerjaan Umum ini sudah lama
tidak merenovasi rumahnya. Dalam satu kisah,
listrik di rumah Sutami juga sempat akan dicabut
PLN karena menunggak. Bahkan ketika jatuh sakit,
ia menolak dirawat karena tak memiliki uang.
Semasa menjabat Sutami memang tak doyan
korupsi. Padahal jika ia mau, sangat mungkin
dia bisa kaya tujuh turunan. Orang yang bekerja
dengannya, selalu menangkap kesan pendiam dan
sederhana. Tak pernah sekali pun ia terlihat hidup
bermewah-mewahan. Bahkan rumahnya di Jalan
Imam Bonjol, Jakarta Pusat dibeli dengan cara
mencicil dan baru lunas menjelang ia pensiun.
Saat pensiun tahun 1978, dia mengembalikan
semua fasilitas negara. Suatu ketika, seorang
pengusaha berniat memberinya mobil. Pengusaha
itu tahu mobil dinas Sutami ikut dikembalikan.
Namun dengan halus Sutami menolak.
Insinyur sipil lulusan ITB ini sangat menyukai
pekerjaan lapangan. Seringkali ia meninjau daerah
terpencil. Ia berjalan kaki puluhan kilometer
selama berjam-jam demi bertemu langsung
dengan masyarakat kecil.
Sutami meninggal 13 November 1980 akibat
sakit lever yang dideritanya. Ia meninggalkan
nama harum sebagai sosok pekerja keras dalam
memajukan negeri tanpa sedikitpun berpikir
memperkaya diri sendiri.
Sutami selaku ahli struktur bangunan mengingatkan
hal itu akan memunculkan masalah serius. Ia
kemudian membuat sketsa dan perhitungan
teknisnya. Hasilnya bisa dilihat saat ini.
Ir Sutami juga memimpin pembangunan Jembatan
Ampera di Sungai Musi. Ia juga membidani lahirnya
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, serta muncul
dan beroperasinya jalan tol yang sekarang dikenal
sebagai tol Jagorawi. Sutami juga sukses membangun
Waduk Jatiluhur dan memimpin proyek pembangunan
Bandara Ngurah Rai Bali. Berkat kehebatannya ini, Ia
menjadi menteri kesayangan Soekarno.
Tak Berpolitik
Menteri yang lahir 19 Oktober 1928 ini adalah
menteri termuda yang dipercaya Soekarno. Ia
bergabung pada Kabinet Dwikora I sebagai Menteri
Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator
Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian
konstruksi.
Kedekatannya dengan Soekarno tak membuat
Sutami kehilangan kepercayaan dari pemimpin baru.
Terbukti, ketika Soeharto berkuasa, Sutami tetap
dipercaya menjadi menteri Pekerjaan Umum. Ia
menjadi Menteri Pekerjaan Umum terlama di era
Soeharto dengan masa jabatan 12 tahun.
Profesionalisme dan pilihannya untuk tidak
berpolitik menjadi salah satu penyebab mengapa
Sutami mampu menapaki kariernya sebagai menteri
di dua rezim yang berbeda. Sebagai menteri,
Sutami sangat fokus terhadap tanggung jawab
profesionalnya. Alasan lain, loyalitas Sutami kepada
pemimpin.
Sikapnya ini membuatnya dipercaya dan
dihormati atasan. Hal ini bisa dilihat dari perhatian
Presiden Soeharto saat menjenguknya ketika
sakit. Soeharto memerintahkannya agar berobat
ke Amerika. Tak hanya itu, setahun setelah Sutami
wafat, Soeharto mengabadikan namanya untuk
waduk Karangkates di Malang, Jawa Timur.
Perlakuan hangat dari Soekarno dan Soeharto
menjadi penunjuk, Sutami bekerja bukan untuk
golongan tertentu. Bukan untuk satu presiden atau
satu rezim saja. Sutami bekerja untuk bangsa dan
rakyat Indonesia.
Hidup Melarat
Menjabat menteri di kementerian “basah”
ternyata tak membuat Sutami kaya raya. Pada suatu
lebaran, rumah Menteri Pekerjaan Umum dan
Tenaga Listrik, ini kedatangan tamu. Namun, tamu
yang datang terkaget-kaget melihat rumah menteri
Ir Sutami didampingi Gubernur DKI Ali Sadikin meresmikan instalasi air minum Pejompongan II di Pejompongan, Jakarta, 16 Januari 1973. (Foto: dok. Perpustakaan Nasional)
Foto
: ist
058 | Edisi LXI | 2018 |
INSPIRASI
Oleh:Dr. H. Asman Abnur, SE, MSi,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Menteri PANRB) K
etika saya diamanahi oleh Bapak Presiden sebagai Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk membenahi pelayanan publik,
Nawacita telah memberikan inspirasi untuk mewujudkan kehadiran negara di
tengah masyarakat. Keinginan Bapak Presiden untuk terwujudnya kemudahan
dan kenyamanan bagi masyarakat dalam mendapatkan berbagai jenis layanan di satu
tempat akhirnya dapat terealisasi dalam inovasi pelayanan publik berupa Mal Pelayanan
Publik (MPP).
Konsep mal kami tawarkan sebagai solusi dari pelayanan terpadu yang saat ini
belum terintegrasi antara pelayanan pusat dan daerah sekaligus pelayanan bisnis dalam
satu tempat. Sebagaimana konsep mal dimana kita hanya datang ke satu tempat untuk
memenuhi semua keperluan kita, maka MPP pada prinsipnya adalah mengintegrasikan
semua pelayanan publik yang diperlukan masyarakat di satu tempat, baik yang diberikan
oleh pusat maupun daerah, bahkan menggandeng sektor swasta juga di dalamnya.
MPP merupakan suatu pembaharuan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dahulu dilakukan secara terpisah oleh masing-masing instansi sehingga berjalan tidak
efektif, tidak efisien dan berbiaya tinggi. Dalam upaya perbaikan sempat muncul gagasan
pelayanan terpadu satu atap (PTSA) yang berfungsi sebagai front office, sedangkan proses
teknis masih berlangsung di dinas terkait, seperti model pelayanan Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) sampai menjadi pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)
namun berjalan kurang optimal.
Upaya pembentukan MPP tersebut juga sekaligus sebagai jawaban dalam rangka
memberikan kemudahan berusaha (Ease of Doing Business - EoDB) di Indonesia. Semangat
yang ditawarkan dari konsep Mal Pelayanan Publik didasarkan atas tradisi rutin yang
terus dilakukan oleh masyarakat Indonesia melalui nilai-nilai kebersamaan tanpa
membedakan status sosial. Nilai ini merupakan modal yang perlu dijunjung tinggi oleh
seluruh ASN dengan menghilangkan ego sektoral, dengan penuh komitmen, fokus pada
kualitas serta kinerja tinggi dalam penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat.
Hingga Tahun 2018 telah terbentuk 9 (sembilan) Mal Pelayanan Publik di Indonesia,
yaitu Provinsi DKI Jakarta, Kota Surabaya, Kota Batam, Kabupaten Banyuwangi, Kota
Denpasar, Kota Bekasi, Kota Tomohon, Kota Bitung, dan Kabupaten Karangasem.
Saya melihat bahwa Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Indonesia mulai
berlomba-lomba untuk membuat Mal Pelayanan Publik di daerahnya masing-masing,
hal ini menunjukkan niat serta usaha yang baik dari pemerintah untuk memberikan
pelayanan publik yang berkualitas kepada masyarakat. Saya berharap niat dan usaha
itu akan menjadi gerakan masif oleh semua pemerintah daerah, sehingga rakyat pada
akhirnya dapat menikmati peningkatan pelayanan publik secara merata di seluruh wilayah
Indonesia.
MPP sebagai Inovasi Pelayanan Publik
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur meresmikan Kantin Reformasi Birokrasi di lingkungan Kantor Kementerian PANRB, Jumat (06/04). Peresmian ini diisi dengan senam pagi, fashion show,
pengumuman lomba quotes, dan kuis. Kantin Reformasi dikelola oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian PANRB. Usai Pemotongan pita oleh Penasehat DWP Kementerian PANRB Zas Juniarti Asman Abnur, seluruh pegawai
menikmati suasana kantin baru yang lebih modern dan nyaman.