BAHAN PERKERASAN JALAN
ANALISA SARINGAN
Analisa saringan adalah suatu kegiatan analisis untuk mengetahui
distribusi ukuran agregat baik kasar maupun halus dengan menggunakan
ukuran-ukuran saringan standar tertentu yang ditunjukkan dengan lubang
saringan (mm) dan untuk nilai apakah agregat kasar dan agregat halus yang
akan digunakan tersebut cocok untuk produksi beton.
Gradasi agregat halus sangat penting peranannya dalam membuat
beton yang bermutu karena gradasi ini sangant berpengaruh terhadap
beberapa sifat beton antara lain :
Terhadap beton segar
1. Mempengaruhi kelecekan
2. Mempengaruhi sifat kohesif
3. Mempengaruhi jumlah semen dan air
4. Mempengaruhi pengecoran dan pemadatan terhadap beton keras
5. Sebagai control terhadap segresi dan bledding
Bila beton segar sukar dipadatkan dan terjadinya segresi atau
bledding maka dapat dihasilkan beton keras yang keropos, tidak kedap air
dan terdapat banyak rongga cacat yang tertentu sehingga kekuatan dan
ketahanan beton berkurang
1. Well gradasi (bergradasi baik)
Gradasi yang baik digunakan dalam konstruksi.
Ukurannya dimulai dari yang besar ke ukuran yang
kecil
2. Gap graded (Bergradasi terputus)
Gradasi yang dimulai dari ukuran yang besar, namun
untuk selanjutnya ukurannya berubah drastis
3. Uniform graded (bergradasi seragam)
Gradasi yang ukurannya sama untuk setiap kerikil
dan tidak ada perubahan ukuran
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 1
BAHAN PERKERASAN JALAN
Menurut peraturan di Inggris yang juga dipakai di Indonesia (SK-SNI-
T-15-1990-03) kekasaran pasir dapat di bagi menjadi 4 kelompok menurut
gradasinya yaitu pasir halus, agak halus, agak kasar dan kasar.
Lubang
Ayakan
Persen berat butir yang lewat ayakan
Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV
10
4.8
2.4
1.2
0.6
0.3
0.15
100
90-100
60-95
30-70
15-34
5-20
0-10
100
90-100
75-100
55-90
35-59
8-30
0-10
100
90-100
85-100
75-100
60-79
12-40
0-10
100
95-100
95-100
90-100
80-100
15-15
0-15
Keterangan :
Daerah I : Pasir kasar
Daerah II : Pasir agak kasar
Daerah III : Pasir agak halus
Daerah IV : Pasir halus
Gradasi kerikil yang baik sebaiknya masuk di dalam batas-batas di bawah
ini :
Lubang (mm)
Persen berat butir yang lewat ayakan
Besar butir maksimum
40 mm 20 mm
40
20
10
4.8
95-100
30-70
10-35
0-5
100
95-100
25-55
0-10
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 2
BAHAN PERKERASAN JALAN
Tabel persen butiran yang lewat ayakan (%) untuk agregat dengan butir
maksimum 40 mm
Lubang
(mm)Kurva I Kurva II Kurva III Kurva IV
38
19
9.6
4.8
2.4
1.2
0.6
0.3
0.15
100
50
36
24
18
12
7
3
0
100
59
44
32
25
17
12
11
2
100
67
52
40
31
24
17
11
2
100
75
60
47
38
30
23
15
5
Tabel persen butiran yang lewat ayakan (%) untuk agregat dengan butir
maksimum 20 mm
Lubang
(mm)Kurva I Kurva II Kurva III Kurva IV
19
9.6
4.8
2.4
1.2
0.6
0.3
0.15
100
45
30
23
16
9
2
0
100
55
35
28
21
14
3
0
100
65
42
35
28
21
5
0
100
75
48
42
34
27
12
2
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 3
BAHAN PERKERASAN JALAN
Tabel persen butiran yang lewat ayakan (%) untuk agregat dengan butir
maksimum 30 mm
Lubang
(mm)Kurva I Kurva II Kurva III
38
19
9.6
4.8
2.4
1.2
0.6
0.3
0.15
100
74
47
28
18
10
6
4
0
100
86
70
52
40
30
21
11
1
100
93
82
70
57
46
32
19
4
Tabel persen butiran yang lewat ayakan (%) untuk agregat dengan butir
maksimum 10 mm
Lubang
(mm)Kurva I Kurva II Kurva III Kurva IV
9.6
4.8
2.4
1.2
0.6
0.3
0.15
100
30
20
16
12
4
0
100
45
33
26
19
8
1
100
60
46
37
28
14
3
100
75
60
46
34
20
6
Gradasi adalah susunan saringan mulai dari yang terhalus sampai yang
terkasar yang terdapat dalam analisa saringan
Ukuran adalah pengelompokan besar butir agregat yang dianalisa
berdasarkan besaran saringan yang ditinjau. Adapun ukuran saringan tersebut
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 4
BAHAN PERKERASAN JALAN
dipakai untuk campuran beton adalah 40, 20, 10, 4.8, 2.4, 1.2, 0.6, 0.3, 0.15
dan 0.075 mm atau saringan nomor 200.
Gradasi merupakan penyebaran nilai % yang terdiri dari batas %
minimal dan batas % maksimal dari ukuran saringan yang ditinjau
Hasil analisa saringan akan lebih baik atau mudah dimengerti
bila disajikan dalam bentuk grafik. Pada grafik ini dicantumkan dalam
percen tertinggal komulatif dengan skala linier dan pada absir
dicantumkan lubang ayakan atau sarinagn dengan skala logaritma.
Percentasa berat benda uji yang tertahan diatas saringan dapat
dirumuskan :
a= ABx100%
Dimana : A= Berat benda uji yang tertahan
B= Berat benda uji total
PROSEDUR PELAKSANAAN ANALISA SARINGAN
a. Analisa saringan agregat halus
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2. Agregat halus yang dikeringkan didalam oven dengan suhu (110±
5%) selama 24 jam atau sampai berat tetap
3. Setalah 24 jam, timbang agregat halus sebanyak 1000 gr
4. Masukan agregat kedalam saringan yang telah disusun dari saringan
no 4,75 sampai pan, kemudian getarkan pada mesin penggetar
(vibrator) selama 15 menit
5. Matikan mesin penggetar, setelah itu bersihkan masing-masing
ayakan, dimulai dari ayakan paling atas dengan menggunakan kuas
6. timbang agregat yang tertahan diatas masing-masing lubang ayakan
7. Hitung percentase benda uji yang tertahan diatas masing-masing
ayakan terhadap berat total
b. Analisa saringan agregat kasar
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2. Agregat kasar dikeringkan kedalam oven selam ± 24 jam
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 5
BAHAN PERKERASAN JALAN
1. Setelah 24 jam, timbang agregat kasar sebanyak 1500 gr
2. Masukan kedalam saringan yang telah disusun, dimulai dari
saringan 19,00 –pan, kemudian getarkan dengan mesin penggetar
(vibrator)
3. Timbang berat agregat kasar yang tertahan diatas masing-masing 1
lubang ayakan
4. hitung percentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-
masing ayakan terhadap berat total
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 6
BAHAN PERKERASAN JALAN
BERAT JENIS AGREGAT DAN PENYERAPAN
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara masa dan volume suatu zat atau
bahan sedangkan penyerapan adalah tingkat kemampuan suatu bahan untuk
menyerap sejumlah zat cair yang menembus melalui pori-pori yang terdapat
diseluruh bagian permukaan zat itu sampai keseluruh bagian dalam material.
Berat jenis dan penyerapan agregat kasar berpengaruh pada beton terutama pada :
a. Penentuan jumlah air pengaduk dan jumlah semen yang diperlukan
untuk campuran beton
b. Timbangan gleding (terpisahnya air dari permukaan) pada campuran
beton.
Dalam adukan aggregat terdapat ± 0,75 dari volume beton.Oleh sebab itu
mutu aggregat untuk mencampur beton sangat diperhatikan sifatnya untuk
mendapatkan mutu beton yang baik dan kuat.
Berdasarkan kandungan air yang terdapat dalam agregat, maka kondisi agregat
dapat dibedakan atas :
1. Agregat kering mutlak
Setelah dioven selama 24 jam keadaan ini terjadi apabila agregat
dikeringkan sampai air yang terdapat menguap dengan cara mengopen
agregat tersebut.
2. Agregat kering udara
Keadaan ini terjadi apabila permukaan agregat kering sedangkan
pada bagian tengahnya masih mengandung air atau tidak jenuh lagi.
3. Kodisi (SSD)
Pada keadaan ini bagian dalam agregat jenuh air, sedangkan bagian
permukaan kering, keadaan ini diperlukan dalam pengadukan beton
karena agregat tidak menyerap maupun mengeluarkan air. Sehingga
tidak mempengaruhi jumlah air pengaduk beton.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 7
BAHAN PERKERASAN JALAN
4. Agregat basah
Kondisi ini terjadi apabila agregat mengandung air yang biasanya
disebut air permukaan dan agregat tersebut dalam keadaan basah.
Berdasarkan berat jenisnya agregat kasar dapat dibedakan :
a. Agregat normal
Berat jenis antara 2,5-2,7 agregat ini biasanya berasal dari granit, basalt,
kuarsa
b. Agregat berat
Berat jenis lebih dari 2,8 agregat ini biasanya berasal dari magnetic
(Fe3O4), barytes (BaSO4) atau serbuk besi
c. Agregat ringan
Berat jenisnya kurang dari 2,0 dan dapat diperoleh secara alami maupun
buatan.
Berat jenis dan penyerapan agregat dapat ditentukan dengan rumus:
a. Berat jenis kering
Berat jenis kering adalahn perbandingan berat agregat kering dan berat air
pada keadaan penuh pada suhu tertentu.
BJ kering = BKBT+BK+B
b. Berat jenis kering permukaan SSD
Berat jenis kering permukaan adalah perbandingan berat agregat
kering permukaan jenuh dengan air bersih yang beratnya sama dengan
dalam keadaan jenuh.
BJ SSD =
W ssd
BT−W SSD−B
c. Berat jenis semu
Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air yang beratnya sama dengan keadaan jenuh.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 8
BAHAN PERKERASAN JALAN
BJ Semu = BKBT+W SSD−B
d. Penyerapan agregat
Penyerapan adalah persentase berat air yang dapat diserap pori –
pori yang dapat menyerap air.
Penyerapan=W SSD−BK
BKX 100 %
Dimana :
BK = Berat benda uji kering
BT = Berat bejana berisi air
B = Berat bejana + benda uji + air
WSSD = Berat bendu uji jenuh permukaan kering
Menurut SNI M – 10 – 1989 – F, Bj penyerapan agregat halus untuk campuran
beton < 3 % dan Bj agregat halus < dari 2,5 %.
Aggregat dapat dibedakan berat jenisnya yaitu :
a. Aggregat normal berat jenisnya antara 2,5 sampai 2,7
b. Aggregat berat lebih dari 2,8
c. Aggregat ringan kurang dari 2,0
PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN BJ AGREGAT HALUS
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Menentukan aggregat dalam keadaan SSD
- Benda uji ( pasir ) direndam dalam air selama ± 24 jam.
- Kemudian benda uji dikeringkan dangan hairdryer secara berlahan-
lahan.
- Lalu benda uji dimasukkan kedalam kerucut abraham secara 3 lapis,
masing-masing lapis ditumbuk sebanyak 8 kali dan lapisan terakhir
ditambah 1 kali tumbukan.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 9
BAHAN PERKERASAN JALAN
- Kemudian angkat kerucut secara vertikal dan lihat bentuk cetakan,
kemungkinan akan terjadi 3 macam bentuk yaitu basah, SSD, dan
kering.
Catatan :
1. Jika aggregat masih basah, keringkan kembali dengan hairdryer
dan lakukan kembali sampai pengujian mencapai SSD.
2. Jika aggregat kering, basahi kembali dan lakukan kembali
pengujian sampai tahap SSD
3. Benda uji yang dalam keadaan SSD lah yang akan kita digunakan
untuk pengujian Bj selanjutnya.
3. Menentukan berat jenis dan penyerapan
- Benda uji ditimbang sebanyak 500 gr setelah keadaan SSD ( W SSD).
- Kemudian masukkan pasir kondisi SSD tersebut kedalam gelas ukur 1000 ml.
- Lalu masukan air ke dalam gelas ukur plastik yang telah berisi pasir
tadi, hingga mencapai 700 ml.
- Setelah itu benda uji didalam gelas ukur di kocok hingga rongga udara
dalam pasir menghilang kemudian timbang (B)
- Buang air dan keringkan benda uji dengan mengoven selama ± 24 jam
dan setelah itu ditimbang (Bk)
- Lalu masukkan kembali air kedalam gelas ukur hingga mencapai
volume 700 ml dan timbang ( Bt ).
4. Hitung Bj dan penyerapan dengan menggunakan rumus yang telah
tercantum pada dasar teori.
PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN AGREGAT KASAR
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Mencuci agergat ( kerikil ) untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan
lain yang melekat pada permukaan agregat.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 10
BAHAN PERKERASAN JALAN
3. Lalu keringkan benda uji dengan mengoven pada suhu (110 ±5oc) selama
± 24 jam.
4. Setelah ± 24 jam, keluarkan benda uji dan biarkan sampai dingin kemudian
timbang beratnya (BK).
5. Kemudian rendam benda uji dalam air selama ± 24 jam.
6. Setelah ±24 jam keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain sampai air
pada permukaan agregat hilang (agregat dinyatakan dalam jenuh air kering
permukaan atau SSD).
7. Lalu timbang benda uji dalam keadaan jenuh air kering permukaan (WSSD ).
8. Setelah itu masukan benda uji kedalam gelas ukur plastik dan tambahkan
air hingga benda uji dan permukaan benda uji terendam pada tanda batas
(pada gelas ukur plastik diberi tanda batas).
9. Kemudian timbang berat bejana yang berisi benda uji dan air (B).
10. Selanjutnya bersihkan gelas ukur plastik dari benda uji dan masukan lagi
air sampai permukaannya ada pada tanda batas.
11. Lalu timbang berat gelas ukur plastik yang berisi air tersebut (BT).
12. Hitung BJ kering, BJ SSD dan BJ semu serta penyerapan dengan
menggunakan rumus - rumus yang tercantum pada dasar teori.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 11
BAHAN PERKERASAN JALAN
BERAT ISI AGREGAT HALUS
Volume pasir biasanya mengembang bila sedikit mengandung air,
pengembangan volume ini disebabkan karena adanya lapisan tipis (selaput
permukaan) air disekitar butir-butir pasir. Ketebalan lapisan itu bertambah
dengan bertambahnya kandungan air didalam pasir, dan ini berarti
pengembangan volume secara keseluruhan.
Pasir yang halus mengembang lebih banyak dari pada pasir yang kasar. Besar
pengembangan volume pasir itu didapat sampai 25 % - 40 % pada kadar air
sekitar 5 % dan 8 %.Bobot isi agregat halus adalah perbandingan antara
volume dan massa. Untuk menentukan bobot dalam volume guna penakaran
dilapangan dari berat menjadi volume. Dengan menimbang berat agregat dan
mengethui volume dari wadah atau takaran maka akan memudahkan dalam
perhitungan.
Hal –hal yang mempengaruhi bobot isi adalah :
1. Berat jenis
2. Bentuk dan susunan takaran
Dilihat berat atau volumenya agregat dapat dibedakan atas :
a.Agregat berat
Mempunyai berat isi antara 3200 – 4800 kg/cm3 dan mempunyai berat
jenis 2,8 kg/ltr
b. Agregat normal
Mempunyai berat isi antara 1800 – 2500 kg/cm dan berat jenisnya
antara 2,5 – 3,0 kg/ltr
c.Agregat ringan
Mempunyai berat isi antara 300 – 1800 kg/cm dan berat jenisnya antara
0,3 – 1,8 kg/ltr
Rumus yang digunakan untuk mencari bobot isi agregat halus adalah :
W 2−W 1V
=
WV
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 12
BAHAN PERKERASAN JALAN
Dimana :
W1 = Berat silinder
W2 = Berat silinder + agregat
W = Berat benda uji
V = Isi takaran / volume
PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN BERAT ISI
AGREGAT HALUS
1. Bobot isi gembur
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Kemudian timbang berat wadah ( W1 )
3. Kemudian masukkan benda uji kewadah baja ukuran 6 lt dan 2,7 lt
dengan menggunakan sendok semen sampai penuh.
4. Timbang benda uji dengan berat wadah (W2 )
5. Setelah itu hitung berat benda uji dengan mengurangkan berat benda
uji beserta wadah dengan berat wadah.(W = W2 – W1)
6. Kemudian hitung bobot isi dengan cara membagi berat benda uji dengan
volume wadah tersebut.
2. Bobot isi padat secara manual
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2. Kemudian timbang berat wadah ( W1 )
3. Kemudian masukkan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal . Setiap
lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan
secara merata.
4. Ratakan bagian atas wadah dan kemudian timbang dan catat berat benda
uji beserta wadah.(W2)
5. Setelah itu hitung berat benda uji dengan mengurangkan berat benda uji
beserta wadah dengan berat wadah.(W = W2 – W1)
6. Kemudian hitung bobot isi dengan cara membagi berat benda uji dengan
volume wadah tersebut.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 13
BAHAN PERKERASAN JALAN
3. Bobot isi padat secara mekanik
1. Persiapkan peralatan dan bahan
2. Timbang berat wadah (W1)
3. Isilah wadah dengan benda uji sebanyak 3 lapisan, masing – masing
lapisan ditumbuk sebanyak 25 kali.
4. Ratakan permukaan benda uji.
5. Lalu letakkan wadah yang berisi benda uji tersebut diatas mesin
penggetar (vibrator) dan apabila ada tempat yang kosong tambahkan
benda uji sampai wadah kelihatan rata.
6. Setelah itu timbang benda uji beserta wadah tersebut (W2)
7. Setelah itu hitung berat benda uji dengan mengurangkan berat benda uji
beserta wadah dengan berat wadah.(W = W2 – W1)
8. Kemudian hitung bobot isi dengan cara membagi berat benda uji dengan
volume wadah tersebut.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 14
BAHAN PERKERASAN JALAN
BERAT ISI AGREGAT KASAR
Bobot isi agregat kasar adalah perbandingan antara berat agregat kasar
dengan volume yang di tempatinya atau dengan kata lain bobot isi adalah
berat yang dikandung suatu agregat pada volume tertentu.
Dengan menimbang berat agregat dan mengetahui volume dari wadah
atau takarannya maka akan memudahkan dalam perhitungan. Untuk
mendapatkan berat agregat dalam campuran beton maka kita dapat
mengalihkan volume dengan berat isinya. Berdasarkan AASHTO T-19-74
batasan factor gembur 1,1 – 1,3.
Untuk mendapatkan memilih perbandingan yang sesuai antara semen,
pasir, kerikil tergantung pada mutu beton yang diinginkan.
Cara mengcampur agregat ada 2, yaitu:
1. Dengan perbandingan volume
2. Dengan perbandingan berat
Faktor yang mempengaruhi bobot isi antara lain :
a. Berat jenis
b. Cara pengisian agregat
c. Bentuk dan susunan silinder
Dilihat dari berat dan volumenya agregat dibedakan atas :
1. Agregat berat
Mempunyai berat isi antara 3200 – 4800 kg/cm3
Mempunyai berat jenis 2,8 kg/ltr
a. Agregat normal
Mempunyai berat isi antara 1800 – 2500 kg/cm3
Mempunyai berat jenis 2.5 –3.0 kg/ltr
b. Agregat ringan
Mempunyai berat isi antara 300 - 1800 kg/cm3
Mempunyai berat jenis 0.3 – 1.8 kg/ltr
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 15
BAHAN PERKERASAN JALAN
Cara menentukan bobot isi ada 2 macam, yaitu :
1. Secaraa lapangan atau manual
- Bobot isi gembur : Pengisian material tanpa ada pemadatan
- Bobot isi padat : Pengisian material dengan pemadatan
2. Secara mekanis
Secara mekanis dilakukan unt6uk menentukan bobot isi agregat dengan mengunakan mesin pengetar (vibrator).
Untuk mengetahui nilai bobot isi dan faktor gembur dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
Bobot isi =
W 2−W1
V
Faktor gembur =
Rata−rataBobotIsiPadatBobotIsiGembur
Dimana :W2 = berat silinder + agregatW1 = berat silinderV = isi takaran
PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT KASAR
1. Bobot isi gembur
a. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
b. Timbang berat wadah (W1)
c. Masukkan benda uji kedalam wadah baja ukuran 6 liter dan 2,7 liter.
dengan mengunakan sendok semen sampai penuh.
d. Timbang berat benda uji dan wadah (W2).
e. Hitung berat benda uji (W = W2 – W1)
f. Kemudian cari nilai bobot isi dengan membandingkan berat benda uji
dengan volume wadah
2. Bobot isi padat secara manual
a. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
b. Timbang berat wadah (W1).
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 16
BAHAN PERKERASAN JALAN
c. Masukkan benda uji kedalam wadah dalam 3 lapis,setiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara
merata.
d. Ratakan permukaan benda uji.
e. Timbang berat benda uji dan wadah (W2).
f. Hitung berat benda uji (W = W2 – W1)
g. Kemudian hitung bobot isi dengan membandingkan berat benda uji
dengan volume wadah.
3. Bobot isi padat secara mekanik
a. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
b. Timbang berat wadah (W1).
c. Masukkan benda uji kedalam wadah sebanyak tiga lapisan, masing –
masing lapisan ditumbuk sebanyak 25 kali hingga terlihat rata
permukaanya.
d. Letakkan wadah yang berisi benda uji tersebut diatas mesin penggetar
(vibrator) dan apabila ada tempat yang kosong tambahkan benda uji
sampai wadah terlihat rata kembali.
e. Timbang berat benda uji dan wadah (W2).
f. Hitung berat benda uji (W = W2 – W1)
g. Hitung bobot isi dengan membandingkan berat benda uji dengan
volume wadah.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 17
BAHAN PERKERASAN JALAN
PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT
Keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no. 12
terhadap berat semula dalam persen.
Mesin yang digunakan untuk pengujian ketahanan keausan aggregat yaitu mesin
“Los Angeles Labrase Test”. Mesin ini berbentuk silinderdengan diameter ±
70 cm yang terbuat dari baja. Dalam pengujian ini kita menggunakan bola baja
dengan diameter bola 4 – 6 cm sebagai alat bantu penghancur aggregate.
Jumlah bola baja yang digunakan tergantung dari jumlah aggregate yang akan
diuji.
Didalam mesin terdapat sirip yang berfungsi sebagai pembalik material yang
diuji. Lamanya tergantung pada jumlah berat material.
Menurut standart SII – 0079 – 79 keausan agregat dispesifikasikan sebagai
berikut :
Bila yang tinggal di atas saringan besar dari 50 %, maka aggregate dapat
digunakan untuk beton kuat tekan tinggi dan tahan aus.
Bila yang tinggal pada saringan no. 12 kecil dari 50 % maka aggregate
hanya dapat digunakan untuk beton normal.
Rumus :
Keausan =
a−bbx 100 %
dimana : a = berat awal
b = berat sesudah pengujian
Menurut SNI 03 – 2417 – 1991 keausan agregat ≤ 40 % pada putaran 500
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 18
BAHAN PERKERASAN JALAN
Tabel gradasi dan berat benda uji.
Ukuran saringan Berat dan gradasi benda uji (gram)
Lewat (mm) Tertahan
(mm)
A B C D E F G
76.20
63.50
50.80
38.10
25.40
19.05
12.70
9.50
6.35
4.75
63.50
50.80
38.10
25.40
19.05
12.70
9.50
6.35
4.75
2.36
1250
1250
1250
1250
2500
2500
2500
2500
5000
2500
2500
5000 5000
5000 5000
5000
Jumlah bola 12 11 8 6 12 12 12
Berat bola (gram)5000 4584 3330 2500 5000 5000 5000
ae 25 ae 25 ae 20 ae 15 ae 25 ae 25 ae 25
PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Menimbang aggregat kasar sebanyak 5000 gram (A)
3. Kemudian oven aggregat selama ± 24 jam
4. Setelah ± 24 jam, keluarkan aggregat dan dinginkan, lalu masukkan
kedalam mesin Los Angeles beserta bola-bola baja sebanyak 8 buah.
5. Lalu putar mesin dengan putaran 30 – 33 rpm sebanyak 500 putaran.
6. Setelah selesai, keluarkan aggregate dari mesin lalu saring dengan
saringan 4.75.
7. Timbang aggregate yang tertahan pada saringan 4.75 (B)
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 19
BAHAN PERKERASAN JALAN
8. Hitung keausan dengan mengurangkan berat sesudah pengujian dengan
berat awal kemudian dibagi dengan berat sesudah pengujian lalu dikali
dengan 100 %.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 20
BAHAN PERKERASAN JALAN
PENGUJIAN BENTUK AGREGAT
Pengukuran panjang, pipih , dan panjang pipih agregat sangat
berpengaruh pada beton yang dibuat , karena pengelompokkan agregat ini
berguna untuk didapatnya suatu campuran beton yang paling padat serta
memberikan hasil atau nilai berat tekan optimum dengan harga yang sangat
optimis.
Yang dimaksud dengan :
- Panjang adalah ≥ 3x dari persyartan yang ditetapkan atau ≥ 6 cm ( 3x
20 %)
- Pipih adalah apabila ≤ 1/3 x persyartan yang ditetapkan
- Panjang pipih adalah apabila ukuran agregat merupakan gabungan
diantara keduanya.
Dalam SK SNI S-04-1989-F disyaratkan untuk agregat pipih,panjang
dan pipih panjang dalam pemakainnya untuk campuran beton < 20 %.
Bentuk ukuran butiran agregat (panjang , pipih , panjang pipih) lebih
berpengaruh pada beton segar daripada setelah beton mengeras
Kebulatan dapat didefenisikan sebagai rasio antara jari – jari rata – rata
dari sudut lengkung ujung atau sudut butir dan jari – jari maksimum lengkung
ujung atau sudutnya.
Kebulatan atau ketajaman sudut adalah sifat yang dimiliki butir yang
tergantung pada ketajaman relatif dari sudut dan ujung butir
Agregat pipih adalah agregat yang ukurannya kecil atau sama dengan
1/3 kali ukuran maksimal saringan.
Agregat memanjang adalah agregat yang ukurannya besar dari 3 kali
ukuran maksimum saringan.
Pengaruh bentuk agregat terhadap beton :
a. Agregat butir bulat dapat menghasilkan tumpukan butir yang erat,
sehingga hanya membutuhkan sedikit pasta semen dan untuk membuat
derajat kemudahan pengerjaan dalam konstruksi beton
b. Agregat butir bulat dapat mengurangi kebutuhan air dalam campuran
beton
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 21
BAHAN PERKERASAN JALAN
c. Butir agregat yang pipih dan panjang berpengaruh jelek terhadap daya
tahan keawetan beton karena agregat ini cenderung berkedudukan pada
bidang rata air, karena itu butir agregat pipih tidak boleh lebih dari 20 %
dalam campuran beton.
Bentuk agregat dapat dibedakan atas :
1. Butir panjang
Jika panjang dua sumbu pokok amat pendek dibandingkan dengan sumbu pokok
yang ketiga. Butir agregat disebut memanjang bila ukuran terbesar > 9/5
dari ukuran rata – rata., artinya jika ukuran terbesar butirnya > 27 mm.
2. Butir pipih
Agregat pipih adalah agregat yang < 3/5 dari ukuran rata – rata. Kepipihan
berpengaruh jelek terhadap daya tahan / keawetan beton karena agregat ini
cendrung berkedudukan pada bidang rata sehingga terdapat rongga udara
dibawahnya.
3. Butir bulat
Jika rasio luas permukaan volume kecil. Agregat bulat mempunyai rongga
udara minimum 33 %. Hal ini berarti mempunyai ratio luas permukaan
volume kecil, sehingga memerlukan pasta semen yang sedikit untuk
menghasilkan beton yang baik.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 22
BAHAN PERKERASAN JALAN
4. Butir bersudut
Permukaan agregat bersudut – sudut dan agak tajam. Ikatan antara utirnya
baik, sehingga mempunyai daya lekat yang baik. Mempunyai rongga
berkisar antara 38 – 40 %.
5. Butir pipih dan panjang
Agregta jenis ini mempunyai panjang yang jauh lebih besar dari pada
lebarnya, sedangkan lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya. Umumnya
butiran ini < 15 % karena akan berpengaruh terhadap daya tahan atau
keawetan beton.
PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN BENTUK AGREGAT
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pengujian bentuk
agregat.
2. Ayak agregat kasar dengan saringan no. 20 dan no. 10
3. Ambil agregat kasar masing – masing 50 buah untuk setiap agregat yang
tertahan saringan.
4. Ukur panjang agregat dengan menggunakan jangka sorong
5. Kemudian kelompokkan agregat tersebut kepada klasifikasi panjang ,
pipih ,panjang pipih
6. Persentasekan tehadap jumlah seluruh butir
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 23
BAHAN PERKERASAN JALAN
AGREGATE IMPACT TEST
Tes ini dilakukan untuk menentukan nilai dampak agregat agregat kasar per IS: 2386 (Bagian IV) - 1963. Peralatan yang digunakan untuk menentukan nilai dampak agregat agregat kasar . Dampak pengujian mesin sesuai dengan IS: 2386 (Bagian IV) - 1963, IS saringan ukuran - 12.5mm, 10mm dan 2.36mm, Ukuran dan kedalaman 50mm, Sebuah batang tamping dari 10mm penampang silang lingkaran dan 230mm panjang, bulat di satu ujung dan Oven.
Persiapan Sampel i) sampel uji harus sesuai dengan gradasi berikut: - Melewati 12.5mm IS Sieve - 100% - Retensi pada 10mm IS Sieve - 100%
ii) sampel harus oven-kering untuk 4 jam pada suhu 100-110 o C dan didinginkan.
iii) pengukuran harus sekitar sepertiga penuh dengan agregat disusun dan dipadatkan dengan 25 stroke dari batang tamping.
Sebuah jumlah yang sama lebih lanjut dari agregat harus ditambahkan dan tamping lebih lanjut dari 25 stroke yang diberikan. mengukur akhirnya harus diisi meluap, dipadatkan 25 kali dan surplus agregat terjadi di lepas, dengan menggunakan batang tamping sebagai straight edge. Berat bersih agregat dalam ukuran harus ditentukan ke gram terdekat (Berat 'A')
Prosedur untuk menentukan Agregat Dampak Nilai
i) cawan mesin uji dampak harus tetap tegas dalam posisi di bagian dasar mesin dan seluruh sampel uji diletakkan di dalamnya dan dipadatkan dengan 25 stroke dari batang tamping.
ii) palu harus ditingkatkan untuk 380mm di atas permukaan atas dari agregat dalam cangkir dan dibiarkan jatuh bebas ke agregat. Sampel uji harus dikenakan total 15 pukulan tersebut, masing-masing yang disampaikan pada interval tidak kurang dari satu detik.
AGREGATE CRUSHING TEST
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 24
BAHAN PERKERASAN JALAN
Tes ini membantu untuk menentukan nilai menghancurkan agregat agregat kasar per IS: 2386 (Bagian IV) - 1963. Peralatan yang digunakan adalah pengukur Cylindrical dan plunger, Kompresi mesin uji, IS saringan ukuran - 12.5mm, 10mm dan 2.36mm.
Prosedur untuk menentukan Aggregate Crushing Value
i) Agregat melewati 12.5mm dan ditahan di 10mm IS Saringan adalah oven-dikeringkan pada suhu 100-110 o C selama 3 sampai 4 jam.
ii) silinder aparatus diisi dalam 3 lapisan, setiap lapisan dipadatkan dengan 25 stroke dari batang tamping.
iii) Berat agregat diukur (Berat 'A').
iv) Permukaan agregat ini kemudian diratakan dan plunger dimasukkan.Alat tersebut kemudian ditempatkan pada mesin uji kompresi dan dimuat pada tingkat yang seragam sehingga mencapai 40t beban dalam 10 menit. Setelah itu, beban dilepaskan.
v) Sampel kemudian disaring melalui suatu 2.36mm IS saringan dan fraksi melewati ayakan ditimbang (Berat 'B').
vi) Pengujian harus dilakukan dua kali.
KEVIN WARSAHID1001023058 Page 25