1. iINSPEKTORAT JENDERALDEPARTEMEN LUAR
NEGERIJAKARTA2007HIMPUNAN PERATURANKEPEGAWAIANBUKU 2
2. ii
3. iiiKATA PENGANTARSesuai Peraturan Menteri Luar Negeri
Republik IndonesiaNomor 02/A/OT/VIII/2005/01 tentang Organisasi dan
Tata KerjaDepartemen Luar Negeri, Inspektorat Jenderal melaksanakan
tugaspengawasan di lingkungan Deplu.Dengan semangat benah diri,
dapat diaktualisasikanPenyusunan Himpunan Peraturan Keuangan dan
Non Keuangan,dimaksudkan sebagai dasar rujukan/pedoman untuk
melaksanakantugas tersebut.Semoga bermanfaat, tingkatkan
profesionalisme kerjapengawasan yang berkualitas, konsisten dan
dapatdipertanggungjawabkan.Jakarta, 30 April 2007INSPEKTUR
JENDERALDIENNE H. MOEHARIOKATA PENGANTAR
4. iv
5. vHALI. ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN1. UU No. 43 Tahun 1999
tentang Pokok-pokokKepegawaian Negara
.......................................... 32. PP No. 15 Tahun 1979
Dan SE Kepala BAKNNo. 03/SE/1980 tentang Daftar Urut
KepangkatanPegawai Negeri Sipil
............................................. 323. PP No. 45 Tahun
1994 tentang Pajak PenghasilanBagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri
Sipil, AnggotaAngkatan Bersenjata Republik Indonesia, Dan
ParaPensiunan Atas Penghasilan Yang DibebankanKepada Keuangan
Negara AtauKeuangan Daerah
............................................... 764. PP No. 9 Tahun
2003 tentang WewenangPengangkatan, Pemindahan, Dan
PemberhentianPegawai Negeri Sipil
............................................. 865. KEPPRES No. 33
Tahun 1986 tentang KewajibanPenyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi
BagiPejabat Negara, PNS,TNI, Dan
PegawaiBUMN/D.............................................................
1156. PERPRES No. 1 Tahun 2006 tentang PenyesuaianGaji Pokok
Pegawai Negeri Sipil menurut PP No.26/2001 Ke Dalam Gaji Pokok
Pegawai Negeri SipilMenurut PP No. 11/2003
..................................... 1217. KEP. BAKN No.
1158a/KEP/1983 tentangKartu Istri/Suami
PNS.......................................... 1338. KEP. MENLU No.
SK. 279/OR/VIII/83/01Tahun 1983 tentang Peraturan Dasar
PejabatDinas Luar
Negeri................................................ 137DAFTAR
ISIBIDANG KEPEGAWAIANDAFTAR ISI
6. vi9. KEP. MENLU No. SK.2783/BU/IX/81/01 tentangKetentuan
Dasar Kepegawaian DinasLuar Negeri
......................................................... 15010.
KEP. MENLU No. SK.30/OR/III/84/01 tentangPedoman Tata Cara
PembinaanPejabat Luar Negeri
............................................ 16411. KEP. MENLU No.
SK.01/A/KPI/2002/01 tentangTugas, Fungsi Dan Susunan Keanggotaan
BadanPertimbangan Jabatan Dan KepangkatanDepartemen Luar Negeri
..................................... 16912. Nota Dinas Karo
Kepegawaian/Ketua TimPendukung Baperjakat No.
1139/KP/V/2004/19tentang Pedoman Mutasi Pegawai Ke
Perwakilan,Pedoman Penarikan Pegawai Dari Perwakilan DanOrientasi
Penempatan Pegawai Ke Perwakilan ....... 18413. Kawat Sekjen Deplu
No. 970186 tanggal17 Januari 1997 tentang Ijin Meninggalkan
WilayahAkreditasi Bagi KBTU Dan Atau Bendahara ........... 19114.
Kawat Sekjen Deplu No. 20019 tanggal 2 Januari2002, Kawat Sekjen
Deplu N0.040489 tanggal17 Februari 2004, Dan Kawat Sekjen Deplu
No.PL-0687/030305 tentang Ijin MeninggalkanWilayah Akreditasi Bagi
Keppri .............................. 192II. KESEJAHTERAAN
PEGAWAI1. PP No. 25 Tahun 1981 tentang Asuransi SosialPegawai
Negeri Sipil ............................................. 1992.
KEP. MENLU No. 113/KP/VIII/2000/01 tentangDana Kesejahteraan
........................................... 2073. Keputusan Badan
Pembina Yayasan UPAKARASK.003/BIN/I/90 tentang Sumbangan
UangPesangon Pensiun, Sumbangan UangDuka/Kematian Dan Sumbangan
Uang KelahiranMeningkatkan Kesejahteraan Karyawan ...............
212DAFTAR ISI
7. vii4. Permenkeu No. 22/PMK.05/2007 tentangPemberian uang
Makan bagi PegawaiNegeri Sipil
.......................................................... 215III.
FORMASI1. PP No. 98 Tahun 2000 Dan PP No. 11 Tahun2002 tentang
Pengadaan Calon PegawaiNegeri Sipil
.......................................................... 2232. PP
No. 97 Tahun 2000 Dan PP No. 54 Tahun2003 tentang Formasi Pegawai
Negeri Sipil ............ 247IV. PENGANGKATAN1. PP No. 100 Tahun
2000 Dan PP No. 13 Tahun2002 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri
SipilDalam Jabatan Struktural.....................................
2612. PP No. 48 Tahun 2005 tentang PengangkatanTenaga Honorer
Menjadi CalonPegawai Negeri Sipil
............................................. 2843. SURAT WAKIL
PRESIDEN No.B-01/WK.Pres/Set/II/2000 tentang Pengangkatan,
Pemindahan DanPemberhentian Dalam Dan Dari JabatanStruktural Eselon
I............................................... 2984. Surat Tugas
Kepala BKN No. K.26-25/V.7-46/919tentang Tata Cara Pengangkatan PNS
SebagaiPelaksana
........................................................... 3005.
KEP. MENLU No. 111/KP/VIII/2000/01 tentangPenempatan
Pegawai-Pegawai Deplu BukanPejabat Dinas Luar Negeri Di Luar
Negerisebagai Staf Teknis
............................................. 3036. Surat Sekjen
Deplu No. 6314/79/12 tentangPengangkatan Kuasa Usaha Sementara
............... 309DAFTAR ISI
8. viiiV. PEMBERHENTIAN1. PP No. 32 Tahun 1979 tentang
PemberhentianPegawai Negeri Sipil
............................................. 3132. PP No. 1 Tahun
1994 tentang Perubahan AtasPP No. 32/1979 Tentang
PemberhentianPegawai Negeri Sipil
............................................. 3373. PP No. 69 Tahun
2005, jo PP No. 18 Tahun 2006tentang Penetapan Pensiun Pokok,
Pensiun PNS,Pensiun Janda/Dudanya
...................................... 3404. KEPPRES No. 40 Tahun
1987 tentang Batas UsiaPensiun Bagi Pejabat Diplomatik
KonsulerDepartemen Luar Negeri
..................................... 3455. Kawat Sekjen Deplu No.
033797 tanggal 15Agustus 2003 tentang Larangan PerpanjanganMasa
Tugas Setelah Pensiun ............................... 3486. SE
Sekjen Deplu No. SE.084/OT/VI/2000/02tentang Pedoman Administrasi
Kepegawaian DanKeuangan Bagi Pegawai Negeri Yang PensiunPada
Perwakilan RI Di Luar Negeri ........................ 350VI.
PENILAIAN DAN EVALUASI1. PP No. 10 Tahun 1979 Dan SE BAKN No.
02/SE/1980tentang Penilaian Pelaksanaan PekerjaanPegawai Negeri
Sipil ............................................. 3552. SE Sekjen
Deplu No. 3404/KP/XI/87/01 tanggal24 Desember 1987 tentang
Pembuatan DaftarPenilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) BagiHome Staf
Yang Mengakhiri Masa Tugasnyadi Perwakilan
....................................................... 3903. Kawat
Sekjen Deplu No. 031391 tanggal10 Maret 2003 tentang Penilaian
TerhadapAthan Dan
Atnis.................................................. 392DAFTAR
ISI
9. ix4. Kawat Sekjen Deplu No. 052963 tanggal30 Juni 2005
tentang Evaluasi Terhadap KinerjaHOC Dan BPKRT
................................................ 393VII. DISIPLIN
PEGAWAI1. PP No. 30 Tahun 1980 Dan Surat Edaran KepalaBAKN No.
23/SE/1980 tentang Peraturan DisiplinPegawai Negeri Sipil
............................................. 3972. KEPPRES No. 33
Tahun 1995 Dan Surat MenkoPolkam No.B.36/Menko/Polkam/6/ 95
KEP.MenkoNo.KEP-01/Menko Polkam/6/95 tentang GerakanPolkam Disiplin
Nasional........................................ 4613. KEPPRES No.
68 Tahun 1995 Dan SE. SEKJENNo. 638/KP/X/95/18 tentang Hari KerjaDi
Lingkungan Lembaga Pemerintah Pusat ............ 4704. INPRES No.
14 Tahun 1981 tentang Penyeleng-garaanUpacara Pengibaran Bendera
Merah Putih .. 4755. KEP. MENLU No. SP/3033/DN/XI/1980
tentangPendelegasian Wewenang Penjatuhan HukumanDisiplin Dalam
Lingkungan Deplu/Perwakilan RIDi Luar Negeri
..................................................... 4796. KEP.
MENLU No. SP/1410/DN/XI/1981 tentangDisiplin Bagi Pegawai
Departemen Luar Negeri ....... 4827. PERMENPAN No.
Per/87/M.PAN/8/2005 tentangPedoman Peningkatan Pelaksanaan
Efisiensi,Penghematan, Dan Disiplin Kerja
.......................... 4868. SE BAKN No. 10/SE/1981 tentang
TindakanAdministratif Dan Hukuman Disiplin Terhadap PNSYang
Memiliki/Menggunakan Ijazah Palsu/Aspal .... 5119. Surat BKN No.
K.26-30/V.24-49/99 tentangPeningkatan Disiplin
Pegawai................................. 531DAFTAR ISI
10. x10. SE. Menpan No. SE/03/M.PAN/IV/2007 tentangPerlakuan
terhadap Pejabat yang TerlibatKorupsi, Kolusi, dan Nepotisme
............................ 53311. SE MENPAN No.
SE/03/M.PAN/IV/2007 tentangHari Kerja Di Lingkungan Pemerintah
.................... 53812. Kawat Sekjen Deplu No.0600358 Tanggal
25Januari 2006 Dan Kawat Sekjen No.060667Tanggal 22 Pebruari 2006
tentang PenerapanAbsensi Biometric Di Perwakilan
............................ 540VIII. PERSYARATAN MENDUDUKI SUATU
JABATAN1. PP No. 4 Tahun 1976 tentang Pegawai NegeriYang Menjadi
Pejabat Negara.............................. 5452. KEP. Kepala BKN
No. 43/Kep/2001 tentangStandar Kompetensi Jabatan Struktural
PegawaiNegeri Sipil
.......................................................... 5513.
Surat Kepala BKN No. K.26-3/V.5-10/99 tentangPenunjukan Pejabat
Pelaksana Harian .................. 5644. KEP. MENLU No.
SK.09/A/OT/VIII/2004/01tentang Pengisian Jabatan di Perwakilan
RepublikIndonesia Di Luar Negeri Melalui Seleksi Terbuka ... 5675.
SE MENPAN No. SE/04/M.PAN/03/2006 tentangPerpanjangan Batas Usia
Pensiun PNS YangMenduduki Jabatan Struktural Eselon I DanEselon II
............................................................ 5716.
Kawat Sekjen Deplu No. 050119 tanggal5 Januari 2005 tentang
Penunjukan StafPengumandahan Untuk Tugas KebendaharaanDan Mekanisme
Pelaksanaan Tugas PengelolaKeuangan
...........................................................
575DAFTAR ISI
11. xi7. Nota Dinas Karo Kepegawaian No. 756/KP/IV/2005/19
tanggal 11 April 2005 tentangPersyaratan Untuk Menduduki Jabatan
StrukturalEselon IIIa Dan Eselon IVa Di LingkunganDeplu RI
............................................................. 5778.
Kawat Sekjen Deplu No. 983973 Tanggal15 September 1998 tentang
Peralihan MasaTugas Keppri
...................................................... 579IX.
PENGHARGAAN1. PP No. 25 Tahun 1994 tentang TandaKehormatan
Satyalancana Karya Satya................ 5832. SURAT SEKRETARIAT
NEGARA No. B-1143/Setneg/6/2002 tentang PemberitahuanPemakaian
Tanda Kehormatan ............................ 5963. KEP. BAKN
No.02/1995 tentang KetentuanPelaksanaan Penganugerahan
TandaKehormatan Satyalancana Karya Satya................ 6014. KEP.
MENLU No. 112/KP/VIII/2000/01 tentangPemberian Penghargaan Bagi
Pejabat DinasDalam Negeri Yang Akan Menghadapi Pensiun ...... 616X.
PENDIDIKAN DAN LATIHAN1. PP No. 14 Tahun 1994 tentang Pendidikan
DanPelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil .................. 6232.
KEP. MENLU No. SK.29/OR/III/84/01 tentangPerubahan Pasal 8
Keputusan MenluNo. SP.1527/DN/XI/1982 Tentang ProgramKaderisasi
........................................................... 6473.
KEP. MENLU No. SK.27/DL/X/87/02 tentangKetentuan Penguasaan Bahasa
Inggris BagiPendidikan Dan Latihan Berjenjang
....................... 649DAFTAR ISI
12. xii4. KEP. MENLU No. SK.149/DL/XI/98/01 tentangSistem
Pendidikan Dan Latihan PegawaiDepartemen Luar Negeri
..................................... 6585. KEP. MENLU No.
SK/107/DL/VIII/2000/01 tentangProgram Tugas Belajar Bagi
PDLN........................ 6746. INSTRUKSI MENLU No. SK.
013/OR/III/88/01tentang Penguasaan Bahasa Resmi PBB BagiPejabat
Dinas Luar Negeri Pada PenugasanPertama Di Perwakilan RI Di Luar
Negeri ............... 6847. KEP.MENLU SK.04.A/A/DL/VI/2003/01
tanggal2 Juni 2003 Dan SK.21/.B/KP/III/2006/02 tanggal20 Maret 2006
tentang PenyelenggaraanPendidikan Dan Latihan BPKRT Perwakilan
............ 687XI. PANGKAT DAN GELAR1. PP No. 99 Tahun 2000 jo PP
No. 12 Tahun 2002tentang Pengangkatan Dalam PangkatPegawai Negeri
Sipil ............................................. 6972. KEP. BAKN
No. 512/KEP/1983 tentang JenjangPangkat Bagi Pejabat Komunikasi
Pada PusatKomunikasi Departemen Luar Negeri ....................
7283. KEP. Kepala BAKN No. 170/1999 tentangPengecualian Dari Ujian
Dinas Tingkat III BagiPNS Yang Memiliki Ijazah Pasca Sarjana
(Strata-2)Ijazah Spesialis I Dan Atau Ijazah /Gelar
Doktor(Strata-3), Ijazah Spesialis II
............................... 7304. KEP. BAKN No. 06/2001 tentang
JenjangPangkat Jabatan Pimpinan Pada Perwakilan RIDi Luar Negeri
..................................................... 7335. SE.
BAKN No. 21/SE/1977 tentang PNSYang Lebih Rendah Pangkatnya
MembawahiSecara Langsung PNS Yang Lebih TinggiPangkatnya
........................................................ 737DAFTAR
ISI
13. xiii6. SE. BAKN No. 01/SE/1987 tentang PedomanPersamaan
Pangkat/Golongan Ruang GajiAnggota ABRI Dengan PNS
................................. 7417. KEP. MENLU No.
SK.12/A/OT/IX/2004/01tentang Peleburan Golongan PA Ke DalamGolongan
Pejabat Diplomatik Konsuler .................. 7468. Kawat Karo
Kepeg. No. 023506 Tgl 9 Sept 2002tentang Batas Waktu Penerimaan
UntukKenaikan Pangkat PNS ........................................
7509. Kawat Sekjen Deplu No. 044308 tanggal1 Oktober 2004 tentang
Periode KenaikanGelar Diplomatik
.................................................. 75210. JUKLAK
Biro Kepeg. No. KP 0618/juklak/94/12tentang Percepatan Kenaikan
Gelar PDLN............. 75411. Nota Dinas Karo Kepeg
No.1611/KP/VII/2004/19tanggal 23 Juli 2004 tentang PenyeragamanNota
Usulan Kenaikan Pangkat PNS Pada UnitKerja Di Deplu Dan
Perwakilan.............................. 758XII. PENEMPATAN
PEGAWAI1. KEP. MENLU No. SK.08/A/KP/VI/2004/01 tentangPenempatan
Suami Isteri Yang MempunyaiStatus Diplomat
.................................................. 7652. KEP. MENLU
No. SK. 65/OR/VI/01 Tahun 1984tanggal 6 Juni 1984 tentang
PedomanPenempatan Atase Pertahanan Dan TeknisPada Perwakilan RI Di
Luar Negeri ....................... 7723. Nota Dinas Karo
Kepeg/Ketua TP BaperjakatNo. 1012/KP/III/2006/19 tanggal 17 Maret
2006tentang Pengusulan Penempatan PejabatDiplomatik Konsuler (PDK)
Ke Perwakilan RI .......... 779DAFTAR ISI
14. xiv4. Surat Sekjen Deplu No. 6278/1978/12 tentangPengujian
Kesehatan Dalam RangkaPenugasan/Penempatan Di Luar Negeri
................ 7815. NOTA EDARAN BIRO KEPEGAWAIANNo.
1398/Kepeg/1979 tentang PengujianKesehatan Pejabat Deplu Dan
Istrinya DalamRangka Penempatan Di Luar Negeri
..................... 7836. Nota Rahasia Karo Kepeg/Ketua TP
BaperjakatNo. 1709/KP/VIII/2005/19/R tanggal29 Agustus 2005 tentang
PemantapanSubstansi Bagi Pejabat Yang Akan PenempatanKe Perwakilan
RI Di Luar Negeri ........................... 785XIII. PERKAWINAN
DAN PERCERAIAN1. UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ...........
7912. PP No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UUNo. 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan ................ 8113. PP No. 10 Tahun 1983
tentang Izin PerkawinanDan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil
............... 8284. PP No. 45 Tahun 1990 tentang Perubahan AtasPP
No. 10 Tahun 1983 ........................................ 8445.
SE. PERDANA MENTERI No. 14/R.I/1959tentang Peraturan Tentang
PerkawinanPejabat-Pejabat/Pegawai RI Yang DitempatkanDi Perwakilan
RI Di Luar Negeri DenganBangsa Asing
...................................................... 8516. KEP.
MENLU No. SK.074/ KP/IV/2002/01tentang Pendelegasian Wewenang
MengenaiPenolakan/Pemberian Izin Perkawinan DanPerceraian bagi PNS
dalam LingkunganDepartemen Luar Negeri/Perwakilan RIDi Luar Negeri
..................................................... 854DAFTAR
ISI
15. xv7. SE. Sekjen Deplu No. SE 077/VII/2005/19/02tentang
Perijinan Untuk Perkawinan AntaraDiplomat Wanita Indonesia Dengan
WNA ............. 859XIV. CUTI PEGAWAI1. PP No. 24 Tahun 1976
tentang Cuti PegawaiNegeri Sipil
.......................................................... 8672.
SE. BAKN No. 01/SE/1977 tentang PermintaanDan Pemberian Cuti
Pegawai Negeri Sipil ............... 8893. KEP. MENLU No.
SK.53/OR/V/84/01 tentang CutiPejabat Perwakilan RI Di Luar Negeri
.................... 906XV. PEMBATASAN KEGIATAN PNS1. PP No. 6
Tahun 1974 tentang Pembatasan KegiatanPegawai Negeri Dalam Usaha
Swasta ................... 9192. PP No. 5 Tahun 1999 tentang
Pegawai Negeri Sipil YangMenjadi Anggota Partai Politik
............................... 9273. PP No. 12 Tahun 1999 tentang
Perubahan AtasPP No. 5 Tahun 1999
.......................................... 9364. KEPPRES No 10/1974
tentang BeberapaPembatasan Kegiatan PNS Dalam RangkaPendayagunaan
Aparatur Negara DanKesederhanaan Hidup
......................................... 9405. INSTRUKSI MENLU No.
519/BU/III/79/01Tanggal 20 Maret 1979 tentang PembatasanKegiatan
Pegawai Negeri Di LingkunganDepartemen Luar Negeri Di Bidang
UsahaSwasta dalam Rangka PendayagunaanAparatur Negara Dan
Kesederhanaan Hidup ......... 947DAFTAR ISI
16. xviXVI. HAK KEPPRI1. PP No. 5 Tahun 1996 tanggal 14
Pebruari 1996Dan PP No. 61 Tahun 2006 tanggal 26 Juli 2006tentang
Hak Keuangan / Administrasi DubesLBBP Dan Mantan Dubes LBBP
sertaJanda/Dudanya
.................................................. 9572. KEP. MENLU
NO. SK.2784/BU/IX/81/01 tentangKewajiban Dan Hak Wakil Kepala
Perwakilan RIDi Luar Negeri
..................................................... 9763. KEP.
MENLU No. SK.015/OR/II/89/01 tentangPengangkatan Sekretaris
Pribadi, Kepala RumahTangga Dan Pengemudi Pada Perwakilan RIDi Luar
Negeri ..................................................... 9794.
Kawat Sekjen Deplu No. pl-2324/0717000 Tanggal17 Juli 2000 tentang
Pemberdayaan KRT ............. 9835. Kawat Sekjen Deplu No. 032596
Tanggal29 Mei 2003 tentang Hak Keppri ..........................
984XVII. JABATAN FUNGSIONAL1. PP No. 16 Tahun 1994 tentang
JabatanFungsional PNS
................................................... 9872. KEP.
MENLU No.SK.024/KP/III/98/02 tentangTata Kerja Tim Penilai Dan Tata
cara penilaianAngka Kredit Jabatan Fungsional Diplomat ............
10013. KEP. MENLU No. SK. 103/OT/VII/98/02 tentangPedoman Pengisian
Daftar Usulan PenetapanAngka Kredit Jabatan Fungsional Diplomat
............ 10184. PERMENPAN No. PER/87/M.PAN/8/2005 tanggal16
Agustus 2005 tentang Jabatan FungsionalDiplomat Dan Angka Kreditnya
............................. 1021DAFTAR ISI
17. xvii5. KEP. MENPAN No. 19 Tahun 1996 Tanggal 2 Mei1996
tentang Jabatan Fungsional Auditor.............. 10446. KEP. MENPAN
RI No. 17/KEP/M.PAN/4/2002Tentang Penyesuaian Penamaan
JabatanFungsional Auditor
............................................... 10827. Keputusan
Bersama Kepala BAKN, Sekjen BPKDan Kepala BPKP No. 10 Tahun 1996
No. 49/SK/S/1996 No. KEP-386/K/1996 Tanggal 6 Juni 1996tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan FungsionalAuditor Dan Angka Kreditnya
............................... 10868. KEP. Kepala BPKP No.
KEP-817/K/JF/002 tanggal3 Desember 2002 tentang Prosedur
KegiatanBaku Penilaian Dan Penetapan Angka Kredit BagiJabatan
Fungsional Auditor Di Lingkungan AparatPengawasan Internal
Pemerintah ......................... 11089. Keputusan Bersama
Kepala Lembaga SandiNegara RI Dan Kepala Badan KepegawaianNegara:
No. KP. 004/KEP.60/2004, No. 17 Tahun2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan JabatanFungsional Sandiman Dan Angka Kreditnya
........... 111310. Keputusan Bersama Kepala Sandi Negara RI
DanKepala Badan Kepegawaian Negara:No. KP. 004/KEP.61/2004, No. 18
Tahun 2004tentang Petunjuk Pelaksanaan JabatanFungsional Operator
Transmisi Sandi (OTS) DanAngka Kreditnya Lembaga
................................... 113211. SE. Sekjen Deplu No.
1120/KP/XI/99/02 tanggal22 Oktober 1999 tentang Penundaan
PelaksanaanSistem Jabatan Fungsional Diplomat di Deplu ........
115012. Kawat Sekjen Deplu No. 053142 tanggal15 Juli 2005 tentang
Jabatan FungsionalDiplomat
.............................................................
1152DAFTAR ISI
18. xviii13. Kawat Sekjen Deplu No. 982126 tanggal 13 Mei1998
tentang In-Passing (Penyesuaian) PDLNsebagai Jabatan Fungsional
DEPLU (JJFDD) .......... 1154XVIII. PEGAWAI SETEMPAT1. PERMENLU
No.07/A/KP/X/2006/01 Tahun 2006tentang Pedoman Dan Tata Cara
Pengangkatan,Pemberhentian, Dan Pembuatan Kontrak KerjaPegawai
Setempat pada Perwakilan RI Di LuarNegeri
................................................................
11572. Brafaks Karo Kepeg No. RR-0177/DEPLU/I/2006tanggal 13
Januari 2006 tentang Model KontrakKerja Pegawai
Setempat...................................... 1201DAFTAR ISI
19. 1IADMINISTRASIKEPEGAWAIAN
20. 2
21. 3PRESIDENREPUBLIK INDONESIAUNDANGUNDANG REPUBLIK
INDONESIANOMOR 43 TAHUN 1999TENTANGPERUBAHAN ATASUNDANGUNDANG NOMOR
8 TAHUN 1974 TENTANGPOKOKPOKOK KEPEGAWAIANDENGAN RAHMAT TUHAN YANG
MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIAMenimbang : a. Bahwa dalam
rangka usaha mencapai tujuannasional untuk mewujudkan masyarakat
madaniyang taat hukum, berperadaban modern,demokratis, makmur,
adil, dan bermoral tinggi,diperlukan Pegawai Negeri yang merupakan
unsuraparatur negara yang bertugas sebagai abdimasyarakat yang
menyelenggarakan pelayanansecara adil dan merata, menjaga persatuan
dankesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepadaPancasila dan
Undang-undang Dasar 1945;b. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf
a,diperlukan Pegawai Negeri yang berkemampuanmelaksanakan tugas
secara profesional danbertanggung jawab dalam menyelenggarakantugas
pemerintah dan pembangunan, sertabersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dannepotisme;c. bahwa untuk membentuk sosok Pegawai
NegeriSipil sebagaimana tersebut pada huruf b,diperlukan upaya
meningkatkan manajemenADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
22. 4Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari PegawaiNegeri;d.
bahwa sehubungan dengan huruf a, b, dan ctersebut di atas,
dipandang perlu untukmengubah Undangundang Nomor 8 Tahun
1974Tentang PokokPokok Kepegawaian.Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1),
Pasal 20 ayat (1), pasal 27ayat (1), dan Pasal 28 UndangUndang
Dasar1945.2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentangPokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negaratahun 1974 Nomor 55, Tambahan
LembaranNegara Nomor 3041)3. Undangundang Nomor 22 tahun 1999
tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran NegaraNomor 3839);4. Undangundang Nomor 28 tahun
1999 tentangPenyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebasdari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (LembaranNegara Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahanlembaran Negara Nomor 3851);dengan persetujuanDEWAN
PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIAMEMUTUSKAN :Menetapkan :
UNDANGUNDANG TENTANG PERUBAHAN ATASUNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
1974TENTANG POKOKPOKOK KEPEGAWAIAN.Pasal 1Beberapa ketentuan dalam
Undangundang Nomor 8 Tahun 1974tentang Pokokpokok Kepegawaian,
diubah sebagai berikut :ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
23. 51. Judul BAB I dan ketentuan Pasal 1 menjadi
berbunyisebagai berikut :BAB IKETENTUAN UMUMPasal 1Dalam
Undangundang ini yang dimaksud dengan :1. Pegawai Negeri adalah
setiap warga Negara Republik Indonesiayang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat olehpejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam suatujabatan negeri, atau diserahi tugas negara
lainnya, dan digajiberdasarkan peraturan perundangundangan yang
berlaku.2. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang
mempunyaikewenangan mengangkat, memindahkan, danmemberhentikan
Pegawai Negeri berdasarkan peraturanperundangundangan yang
berlaku.3. Pejabat yang berwajib berwenang adalah pejabat yang
karenajabatan atau tugasnya berwenang melakukan tindakan
hukumberdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.4.
Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembagatertinggi/tinggi
Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pejabat Negara lainnya yangditentukan oleh Undangundang.5. Jabatan
Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yangditetapkan
berdasarkan peraturan perundangundangan,termasuk di dalamnya
jabatan dalam kesekretariatan lembagatertinggi atau tinggi Negara,
dan kepaniteraan pengadilan.6. Jabatan Karier adalah jabatan
struktural dan fungsional yanghanya dapat diduduki Pegawai Negeri
Sipil setelah memenuhisyarat yang ditentukan.7. Jabatan organik
adalah jabatan negeri yang menjadi tugaspokok pada suatu satuan
organisasi pemerintah.8. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah
keseluruhan upayaupaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas
dan derajatprofesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan
kewajibankepegawaian, yang meliputi perencanaan,
pengadaan,ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
24. 6pengembangan kualitas, penempatan, promosi,
penggajian,kesejahteraan, dan pemberhentian.2. Judul BAB II,
ketentuan Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4menjadi berbunyi sebagai
berikut :BAB IIJENIS, KEDUDUKAN, KEWAJIBAN, DANHAK PEGAWAI
NEGERIBagian PertamaJenis dan KedudukanPasal 2(1) Pegawai Negeri
terdiri dari :a. Pegawai Negeri Sipil;b. Anggota Tentara Nasional
Indonesia; danc. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.(2)
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)huruf a,
terdiri dari :a. Pegawai Negeri Sipil Pusat; danb. Pegawai Negeri
Sipil Daerah(3) Disamping Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud
dalamayat (1), pejabat yag berwenang dapat mengangkatpegawai tidak
tetap.Pasal 3(1) Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur
negarayang bertugas untuk memberikan pelayanan kepadamasyarakat
secara profesional, jujur, adil, dan merata dalampenyelenggaraan
tugas Negara, pemerintahan, danpembangunan.(2) Dalam kedudukan dan
tugas sebagaiman dimaksud dalamayat (1), Pegawai Negeri harus
netral dari pengaruh semuagolongan dan partai politik serta tidak
diskriminatif dalammemberikan pelayanan kepada
masyarakat.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
25. 7(3) Untuk menjamin netralitas Pegawai Negeri
sebagaimanadimaksud dalam ayat 92, Pegawai Negeri dilarang
menjadianggota dan/atau pengurus partai politik.Bagian
KeduaKewajibanPasal 4Setiap Pegawai Negeri wajib setia dan taat
kepada PancasilaUndangundang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,
sertawajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam
NegaraKesatuan Republik Indonesia.3. Ketentuan Pasal 7 menjadi
berbunyi sebagai berikut :Pasal 7(1) Setiap Pegawai Negeri berhak
memperoleh gaji yang adildan layak sesuai dengan beban pekerjaan
dan tanggungjawabnya.(2) Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri
harus mampumemacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya.(3)
Gaji Pegawai Negeri yang adil dan layak sebagaimanadimaksud dalam
ayat (1), ditetapkan dengan PeraturanPemerintah.4. Judul Bagian
Keempat BAB II dan ketentuan Pasal IImenjadi berbunyi sebagai
berikut :Bagian KeempatPegawai Negeri Yang Menjadi Pejabat
NegaraPasal 11(1) Pejabat Negara terdiri atas :a. Presiden dan
Wakil Presiden;b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota
MajelisPermusyawaratan Rakyat;ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
26. 8c. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan
PerwakilanRakyat;d. Ketua, Wakil ketua, ketua Muda, dan Hakim Agung
padaMahkamah Agung, serta Ketua, Wakil ketua, dan Hakimpada semua
Badan Peradilan;e. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan
PertimbanganAgung;f. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan
PemeriksaKeuangan;g. Menteri, dan jabatan yang setingkat Menteri;h.
Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
yangberkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa danBerkuasa Penuh;i.
Gubernur dan Wakil Gubernur;j. Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Wakil Walikota; dank. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan
oleh Undangundang.(2) Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat
Negaradiberhentikan dari jabatan organiknya selama menjadi
PejabatNegara tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri.(3)
Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negaratertentu tidak
perlu diberhentikan dari jabatan organiknya.(4) Pegawai Negeri
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),setelah selesai menjalankan
tugasnya dapat diangkat kembalidalam jabatan organiknya.5. Judul
BAB III, ketentuan Pasal 12, dan Pasal 13 menjadiberbunyi sebagai
berikut :BAB IIIMANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPILBagian PertamaTujuan
ManajemenADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
27. 9Pasal 12(1) Manajemen Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk
menjaminpenyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunansecara
berdayaguna dan berhasilguna.(2) Untuk mewujudkan penyelenggaraan
tugas pemerintahandan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1),diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional,
bertanggungjawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang
dilaksanakanberdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier
yangdititikberatkan pada sistem prestasi kerja.Bagian
KeduaKebijaksanaan ManajemenPasal 13(1) Kebijaksanaan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil mencakuppenetapan norma, standar, prosedur,
formasi,pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya
PegawaiNegeri Sipil, pemindahan, gaji, tunjangan,
kesejahteraan,pemberhentian, hak, kewajiban, dan kedudukan
hukum.(2) Kebijaksanaan Manajemen Pegawai Negeri Sipil
sebagaimanadimaksud dalam ayat (1), berada pada Presiden
selakuKepala Pemerintahan.(3) Untuk membantu Presiden dalam
merumuskankebijaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
danmemberikan pertimbangan tertentu, dibentuk KomisiKepegawaian
Negara yang ditetapkan dengan KeputusanPresiden.(4) Komisi
Kepegawaian Negara sebagaimana dimaksud dalamayat (3), terdiri dari
2 (dua) Anggota Tetap yangberkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris
Komisi, serta 3(tiga) Anggota Tidak Tetap yang kesemuanya diangkat
dandiberhentikan oleh Presiden.(5) Ketentuan dan Sekretaris Komisi
Kepegawaian Negarasebagaimana dimaksud dalam ayat 94, secara ex
officiomenjabat sebagai Kepala dan Wakil Kepala BadanKepegawaian
Negara.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
28. 10(6) Komisi Kepegawaian Negara mengadakan sidang
sekurangkurangnya sekali dalam satu bulan.6. Ketentuan Pasal 15
menjadi berbunyi sebagai berikut :Pasal 15(1) Jumlah dan susunan
pangkat Pegawai Negeri Sipil yangdiperlukan ditetapkan dalam
formasi.(2) Formasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ditetapkanuntuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat
danbeban kerja yang harus dilaksanakan.7. Ketentuan Pasal 16 ayat
(2) menjadi berbunyi sebagaiberikut :(2) Setiap warga Negara
Republik Indonesia mempunyaikesempatan yang sama untuk melamar
menjadi PegawaiNegeri Sipil setelah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan.8. Diantara Pasal 16 dan Pasal 17 disisipkan 1 (satu)
pasal,yakni Pasal 16 A berbunyi sebagai berikut :Pasal 16 A(1)
Untuk memperlancar pelaksanaan tugas umum pemerintahandan
pembangunan, pemerintahan dapat mengangkatlangsung menjadi Pegawai
Negeri Sipil bagi mereka yangtelah bekerja pada instansi yang
menunjang kepentingannasional.(2) Persyaratan, tata cara, dan
pengangkatan langsung menjadiPegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1),ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.9.
Ketentuan Pasal 17 menjadi berbunyi sebagai berikut :Pasal 17(1)
Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan
pangkattertentu.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
29. 11(2) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu
jabatandilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme
sesuaidengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkatyang
ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektiflainnya tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, agama,ras, atau golongan.(3)
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam pangkat awalditetapkan
berdasarkan tingkat pendidikan formal.10. Ketentuan Pasal 19
dihapus.11. Ketentuan Pasal 20 menjadi berbunyi sebagai berikut
:Untuk lebih menjamin obyektivitas dalam
mempertimbangkanpengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat
diadakanpenilaian prestasi kerja.12. Ketentuan Pasal 22, Pasal 23,
Pasal 24, Pasal 25, danPasal 26 menjadi berbunyi sebagai berikut
:Pasal 22Untuk kepentingan pelaksanaan tugas kedinasan dan
dalamrangka pembinaan Pegawai Negeri Sipil dapat
diadakanperpindahan jabatan, tugas, dan/atau wilayah kerja.Pasal
23(1) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat
karenameninggal dunia.(2) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan
dengan hormatkarena;a. atas permintaan sendiri;b. mencapai batas
usia pensiun;c. perampingan organisasi pemerintah ataud. tidak
cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapatmenjalankan kewajiban
sebagai Pegawai Negeri Sipil.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
30. 12(3) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan
hormat atautidak diberhentikan karena :a. melanggar sumpah/janji
Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan selain pelanggaran
sumpah/janji PegawaiNegeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena
tidak setiakepada Pancasila, Undangundang Dasar 1945, Negara,dan
Pemerintah; ataub. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
putusanpengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yangtetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan yangancaman hukumannya
kurang dari 4 (empat tahun).(4) Pegawai Negeri Sipil dapat
diberhentikan dengan hormat tidakatas permintaan sendiri atau tidak
dengan hormat karena :a. dihukum penjara berdasarkan putusan
pengadilan yangtelah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
karenamelakukan tindak pidana kejahatan yang ancamanhukumannya 4
(empat) tahun atau lebih; ataub. melakukan pelanggaran disiplin
Pegawai Negeri Sipil tingkatberat.(5) Pegawai Negeri Sipil
diberhentikan tidak dengan hormatkarena :a. melanggar sumpah/janji
Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia
kepada Pancasila, UndangUndang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintahan;b. melakukan penyelewengan terhadap ideologi
Negara,Pancasila, UndangUndang Dasar 1945 atau teRIibatdalam
kegiatan yang menentang Negara danPemerintahan; atauc. dihukum
penjara atau kurungan berdasarkan putusanpengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yangtetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan jabatanatau tindak pidana kejahatan yang ada hubungan
denganjabatan.Pasal 24Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan penahanan
oleh pejabatyang berwajib karena disangka telah melakukan tindak
pidanakejahatan sampai mendapat putusan pengadilan yang
telahADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
31. 13mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
dikenakanpemberhentian sementara.Pasal 25(1) Pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PegawaiNegeri Sipil dilakukan oleh
Presiden.(2) Untuk memperlancar pelaksanaan
pengangkatan,pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri
Sipilsebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Presiden
dapatmendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabatpembina
kepegawaian pusat dan menyerahkan sebagianwewenangnya kepada
pejabat pembina kepegawaiandaerah yang diatur lebih lanjut dengan
PeraturanPemerintah.(3) Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
JaksaAgung, Pimpinan lembaga Pemerintahan Non Departemen,
Sekretaris Jenderal Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Sekretaris
Jenderal Departemen, DirekturJenderal, Inspektur Jenderal dan
Jabatan setingkat,ditetapkan oleh Presiden.Bagian KelimaSumpah,
Kode Etik, dan Peraturan DisiplinPasal 26(1) Setiap Calon Pegawai
Negeri Sipil pada saat pengangkatannyamenjadi Pegawai Negeri Sipil
wajib mengucapkan sumpah/janji.(2) Susunan katakata sumpah/janji
adalah sebagai berikut :Demi Allah, saya bersumpah/berjanji;bahwa
saya, untuk diangkat menjadi Pegawai NegeriSipil, akan setia dan
taat sepenuhnya kepada Pancasila,UndangUndang Dasar 1945, Negara,
dan Pemerintah;bahwa saya, akan mentaati segala
peraturanperundangundangan yang berlaku dan melaksanakan
tugaskedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan
penuhpengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
32. 14bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggikehormatan
Negara, Pemerintah, dan martabat PegawaiNegeri Sipil, serta akan
senantiasa mengutamakankepentingan Negara daripada kepentingan saya
sendiri,seseorang atau golongan;bahwa saya, akan memegang rahasia
sesuatu yangmenurut sifatnya atau menurut perintah harus
sayarahasiakan;bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib,cermat,
dan bersemangat untuk kepentingan Negara.13. Ketentuan Pasal 30,
Pasal 31, dan Pasal 32 menjadiberbunyi sebagai berikut :Pasal 30(1)
Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan peraturan disiplinPegawai
Negeri Sipil tidak boleh bertentangan dengan Pasal27 ayat (1) dan
Pasal 28 UndangUndang Dasar 1945.(2) Pembinaan jiwa korps, kode
etik, dan peraturan disiplinsebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ditetapkan denganPeraturan Pemerintah.Bagian KeenamPendidikan dan
PelatihanPasal 31(1) Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang
sebesarbesarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraanpendidikan
dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil yangbertujuan untuk
meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian,kemampuan, dan
keterampilan.(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat(1), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
33. 15Bagian KetujuhKesejahteraanPasal 32(1) Untuk meningkatkan
kegairahan bekerja, diselenggarakanusaha kesejahteraan Pegawai
Negeri Sipil.(2) Usaha kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam
ayat(1) meliputi program pensiun dan tabungan hari tua,asuransi
kesehatan, tabungan perumahan, dan asuransipendidikan bagi putra
putri Pegawai Negeri Sipil.(3) Untuk penyelenggaraan usaha
kesejahteraan sebagaimanadimaksud dalam ayat (2), Pegawai Negeri
Sipil wajibmembayar iuran setiap bulan dari penghasilannya.(4)
Untuk penyelenggaraan program pensiun danpenyelenggaraan asuransi
kesehatan, Pemerintahmenanggung subsidi dan iuran.(5) Besarnya
subsidi dan iuran sebagaimana dimaksud dalamayat (4), ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.(6) Pegawai Negeri Sipil yang meninggal
dunia, keluarganyaberhak memperoleh bantuan.14. Ketentuan Pasal 34
menjadi berbunyi sebagai berikut :Pasal 34(1) Untuk menjamin
kelancaran penyelenggaraan kebijaksanaanmanajemen Pegawai Negeri
Sipil, dibentuk BadanKepegawaian Negara.(2) Badan sebagaiman
dimaksud dalam ayat (1),menyelenggarakan manajemen Pegawai Negeri
Sipil yangmencakup perencanaan, pengembangan kualitas sumberdaya
Pegawai Negeri Sipil dan administrasi kepegawaian,pengawasan dan
pengendalian, penyelenggaraan danpemeliharaan informasi
kepegawaian, mendukung perumusankebijaksanaan kesejahteraan Pegawai
Negeri Sipil, sertamemberikan bimbingan teknis kepada unit
organisasi yangmenangani kepegawaian pada instansi pemerintah pusat
danpemerintah daerah.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
34. 1615. Diantara Pasal 34 dan Pasal 35 disisipkan 1
(satu)pasal, yakni Pasal 34 A berbunyi sebagai berikut :Pasal 34
A(1) Untuk kelancaran pelaksanaan manajemen Pegawai NegeriSipil
Daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah.(2) Badan Kepegawaian
Daerah sebagaimana dimaksud dalamayat (1), adalah perangkat Daerah
yang dibentuk oleh KepalaDaerah.16. Ketentuan Pasal 35 menjadi
berbunyi sebagai berikut :Pasal 35(1) Sengketa kepegawaian
diselesaikan melalui Peradilan TataUsaha Negara.(2) Sengketa
kepegawaian sebagai akibat pelanggaran terhadapperaturan disiplin
Pegawai Negeri Sipil diselesaikan melaluiupaya banding
administratif kepada Badan PertimbanganKepegawaian.(3) Badan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ditetapkandengan Peraturan
Pemerintah.17. Judul BAB IV dan ketentuan Pasal 37 menjadi
berbunyisebagai berikut :BAB IVMANAJEMEN ANGGOTA TENTARA
NASIONALINDONESIA DAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARAREPUBLIK
INDONESIAPasal 37Manajemen Anggota Tentara Nasional Indonesia dan
AnggotaKepolisian Negara Republik Indonesia, masingmasing
diaturdengan UndangUndang tersendiri.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
35. 17Pasal 11Undangundang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundanganundangundang ini dengan penempatannya dalam
LembaranNegara Republik Indonesia.Disahkan di Jakarta,Pada tanggal
30 September 1999PRESIDEN REPUBLIK IndonesiattdBACHARUDDIN JUSUF
HABIBIEDiundangkan di Jakarta,pada tanggal 30 September 1999MENTERI
NEGARASEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA,ttdM U L A D ILEMBARAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999NOMOR 169Salinan sesuai dengan
aslinyaSEKRETARIAT KABINET RI,Kepala Biro Peraturan
Perundangundangan IIttdEdy SudibyoADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
36. 18PENJELASANATASUNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 43
TAHUN 1999TENTANGPERUBAHAN ATASUNDANGUNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974
TENTANGPOKOKPOKOK KEPEGAWAIAN1. UMUM1. Kelancaran penyelenggaraan
tugas pemerintahan danpembangunan nasional sangat tergantung
padakesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri.Karena
itu, dalam rangka mencapai tujuan pembangunannasional yakni
mewujudkan masyarakat madani yang taathukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil,dan bermoral tinggi, diperlukan Pegawai
Negeri yangmerupakan unsur aparatur Negara yang bertugas
sebagaiabdi masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanansecara
adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasikesetiaan, dan
ketaatan kepada Pancasila dan Undangundang Dasar 1945.2. Disamping
itu dalam pelaksanaan desentralisasi kewenanganpemerintahan kepada
Daerah, Pegawai Negeri berkewajibanuntuk tetap menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa danharus melaksanakan tugasnya secara
profesional danbertanggung jawab dalam menyelenggarakan
tugaspemerintahan dan pembangunan, serta bersih dan bebasdari
korupsi, kolusi, dan nepotisme.3. Sebagai bagian dari pembinaan
Pegawai Negeri, pembinaanPegawai Negeri Sipil perlu dilakukan
dengan sebaikbaiknyadengan berdasarkan pada perpaduan sistem
prestasi kerjadan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem
prestasikerja. Hal ini dimaksudkan untuk memberi peluang
bagiPegawai Negeri Sipil yang berprestasi tinggi untukmeningkatkan
kemampuannya secara profesional danberkompetisi secara
sehat.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
37. 19Dengan demikian pengangkatan dalam jabatan
harusdidasarkan pada sistem prestasi kerja yang didasarkan
ataspenilaian obyektif terhadap prestasi, kompetensi, danpelatihan
Pegawai Negeri Sipil. Dalam pembinaan kenaikanpangkat, disamping
berdasarkan sistem prestasi kerja jugadiperhatikan sistem karier.4.
Manajemen Pegawai Negeri Sipil perlu diatur secaramenyeluruh,
dengan menerapkan norma, standar, danprosedur yang seragam dalam
penetapan formasi,pengadaan, pengembangan, penetapan gaji, dan
programkesejahteraan, serta pemberhentian yang merupakan unsurdalam
manajemen Pegawai Negeri Sipil, baik Pegawai NegeriSipil Pusat
maupun Pegawai Negeri Sipil Daerah. Denganadanya keseragaman
tersebut, diharapkan akan dapatdiciptakan kualitas Pegawai Negeri
Sipil yang seragam diseluruh Indonesia. Di samping memudahkan
penyelengga-raan manajemen kepegawaian, manajemen yang seragamdan
dapat pula mewujudkan keseragaman perlakuan danjaminan kepastian
hukum bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil.5. Dengan berlakunya
Undangundang Nomor 22 tahun 1999tentang Pemerintahan Daerah harus
didorong desentralisasiurusan kepegawaian kepada daerah. Untuk
memberilandasan yang kuat bagi pelaksanaan
desentralisasikepegawaian tersebut, diperlukan adanya
perngaturankebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil
secaranasional tentang norma, standar, dan prosedur yang samadan
bersifat nasional dalam setiap unsur manajemenkepegawaian.6. Dalam
upaya menjaga netralitas Pegawai Negeri dari pengaruhpartai politik
dan untuk menjamin keutuhan, kekompakan,dan persatuan Pegawai
Negeri, serta agar dapat memusatkansegala perhatian, pikiran, dan
tenaganya pada tugas yangdibebankan kepadanya maka Pegawai Negeri
dilarang menjadianggota dan/atau pengurus partai politik.Oleh
karena itu, Pegwai Negeri Sipil yang menjadi anggotadan/atau
pengurus partai politik harus diberhentikan sebagaiPegawai Negeri.
Pemberhentian tersebut dapat dilakukandengan hormat atau tidak
dengan hormat.7. Untuk meningkatkan profesionalisme dan
kesejahteraanPegawai Negeri, dalam undangundang ini ditegaskan
bahwaADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
38. 20Pegawai Negeri Sipil berhak memperoleh gaji yang adil
danlayak sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawabnya.Untuk itu
Negara dan Pemerintah wajib mengusahakan danmemberikan gaji yang
adil sesuai standar yang layak kepadaPegawai Negeri.Gaji adalah
sebagai balas jasa dan penghargaan atas prestasikerja Pegawai
Negeri yang bersangkutan.Pada umumnya sistem penggajian dapat
digolongkan dalam2 (dua) sistem, yaitu sistem skala tunggal dan
sistem skalaganda. Sistem skala tunggal adalah sistem penggajian
yangmemberikan gaji yang sama kepada pegawai yangberpangkat sama
dengan tidak atau kurang memperhatikansifat pekerjaan yang
dilakukan dan beratnya tanggung jawabpekerjaannya.Sistem skala
ganda adalah sistem penggajian yangmenentukan besarnya gaji bukan
saja didasarkan padapangkat, tetapi juga didasarkan pada sifat
pekerjaan yangdilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan beratnya
tanggungjawab pekerjaanya.Selain kedua sistem penggajian tersebut
dikenal juga sistempenggajian ketiga yang disebut sistem skala
gabungan, yangmerupakan perpaduan antara sistem skala tunggal
dansistem skala ganda. Dalam sistem skala gabungan, gaji
pokokditentukan sama bagi Pegawai Negeri yang berpangkat sama,di
samping itu diberikan tunjangan kepada Pegawai Negeriyang memikul
tanggung jawab yang lebih berat, prestasiyang tinggi atau melakukan
pekerjaan tertentu yang sifatnyamemerlukan pemusatan perhatian dan
pengerahan tenagasecara terus menerus.8. Selain itu undangundang
ini menegaskan bahwa untukmenjamin manajemen dan pembinaan karier
Pegawai NegeriSipil, maka jabatan yang ada dalam organisasi
pemerintahanbaik jabatan struktural maupun jabatan fungsional
merupakanjabatan karier yang hanya dapat diisi atau diduduki
olehPegawai Negeri Sipil dan/atau Pegawai Negeri yang telahberalih
status sebagai Pegawai Negeri Sipil.9. Setiap warga Negara Republik
Indonesia mempunyaikesempatan yang sama untuk melamar sebagai
PegawaiNegeri Sipil sepanjang memenuhi syarat yang
ditentukan.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
39. 21Pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil dilakukan
secaraobyektif hanya untuk mengisi formasi yang lowong.10.
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan strukturalatau
jabatan fungsional harus dilakukan secara obyektif danselektif,
sehingga menumbuhkan kegairahan untukberkompetisi bagi semua
Pegawai Negeri Sipil dalammeningkatkan kemampuan profesionalismenya
dalam rangkamemberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.11.
Untuk dapat melaksanakan pembinaan Pegawai Negeri Sipilberdasarkan
pemikiran tersebut, perlu mengubah beberapaketentuan Undangundang
Nomor 8 Tahun 1974 tentangPokokpokok Kepegawaian.2. PASAL DEMI
PASALPasal 1Cukup jelasPasal 2Ayat (1)Huruf aCukup jelasHuruf
bKetentuan mengenai Anggota Tentara NasionalIndonesia, diatur
dengan undangundang.Huruf cKetentuan mengenai Anggota Kepolisian
NegaraRepublik Indonesia, diatur dengan undangundang.Ayat (2)Huruf
aYang dimaksud dengan Pegawai Negeri SipilPusat adalah Pegawai
Negeri Sipil yang gajinyadibebankan pada Anggaran Pendapatan
danBelanja Negara dan bekerja padaDepertemen, Lembaga Pemerintah
Non-ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
40. 22Departemen, Kesekretariatan LembagaTertinggi/Tinggi
Negara, Instansi Vertikal diDaerah propinsi/Kabupaten/Kota,
Kepani-teraan Pengadilan, atau dipekerjakan untukmenyelenggarakan
tugas negara lainnya.Huruf bYang dimaksud dengan Pegawai Negeri
SipilDaerah adalah Pegawai Negeri Sipil
DaerahPropinsi/Kabupaten/Kota yang gajinyadibebankan pada Anggaran
Pendapatan danBelanja Daerah dan bekerja pada PemerintahDaerah,
atau dipekerjakan di luar instansiinduknya.Pegawai Negeri Sipil
Pusat dan Pegawai NegeriSipil Daerah yang diperbantukan di luar
instansiinduk, gajinya dibebankan pada instansi yangmenerima
perbantuan.Ayat (3)Yang dimaksud dengan pegawai tidak tetap
adalahpegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentuguna
melaksanakan tugas pemerintahan danpembangunan yang bersifat teknis
profesional danadministrasi sesuai dengan kebutuhan dankemampuan
organisasi Pegawai tidak tetap tidakberkedudukan sebagai Pegawai
Negeri.Pasal 3Cukup jelasPasal 4Cukup jelasPasal 7Ayat (1)Yang
dimaksud dengan gaji yang adil dan layak adalahbahwa gaji Pegawai
Negeri harus mampu memenuhikebutuhan hidup keluarganya, sehingga
PegawaiADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
41. 23Negeri yang bersangkutan dapat memusatkanperhatian,
pikiran, dan tenaganya hanya untukmelaksanakan tugas yang
dipercayakan kepadanya.Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)Pengaturan gaji
Pegawai Negeri yang adil dimaksudkanuntuk mencegah kesenjangan
kesejahteraan, baikantar Pegawai Negeri maupun antara Pegawai
Negeridengan swasta. Sedangkan gaji yang layakdimaksudkan untuk
menjamin terpenuhinyakebutuhan pokok dan dapat mendorong
produktivitasdan kreativitas Pegawai Negeri.Pasal 11Ayat (1)Urutan
Pejabat Negara sebagaimana tersebut dalamketentuan ini tidak
berarti menunjukkan tingkatankedudukan dari pejabat tersebut.Dalam
ketentuan ini yang dimaksud dengan Hakimpada Badan Peradilan adalah
Hakim yang berada dilingkungan Peradilan Umum, peradilan Tata
UsahaNegara, Peradilan Militer dan Peradilan Agama.Ayat (2)Cukup
jelasAyat (3)Yang dimaksud Pejabat Negara tertentu adalah
Ketua,Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung padaMahkamah Agung,
serta Ketua, Wakil Ketua, danHakim pada Hakim pada semua Badan
Peradilan;Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Badan PemeriksaKeuangan
yang berasal dari jabatan karier; KepalaPerwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri yangberkedudukan sebagai Duta Besar Luar
Biasa danBerkuasa Penuh yang berasal dari diplomat karier,dan
jabatan yang setingkat Menteri.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
42. 24Ayat (4)Cukup jelasPasal 12Ayat (1)Cukup JelasAyat
(2)Dalam rangka usaha untuk meningkatkan mutu danketerampilan serta
memupuk kegairahan bekerja,maka perlu dilaksanakan pembinaan
Pegawai NegeriSipil dengan sebaikbaiknya atas dasar sistem
prestasikerja dan sistem karier yang dititikberatkan padasistem
prestasi kerja.Dengan demikian akan diperoleh penilaian yang
objektifterhadap kompetensi Pegawai Negeri Sipil.Untuk dapat
meningkatkan daya guna dan hasil gunayang sebesarbesarnya, maka
sistem pembinaankarier yang harus dilaksanakan adalah
sistempembinaan karier tertutup dalam arti negara.Dengan sistem
karier tertutup dalam arti Negaramaka dimungkinkan perpindahan
Pegawai/Kota yangsatu ke Departemen/Lembaga/Propinsi/Kabupaten/Kota
yang lain atau sebaliknya, terutama untukmenduduki jabatanjabatan
yang bersifat manajerial.Pasal 13Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup
jelasAyat (3)Komisi Kepegawaian Negara sebagaimana dimaksuddalam
ketentuan ini adalah Komisi yang bertugasmembantu Presiden dalam
:a. merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian;ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
43. 25b. merumuskan kebijaksanaan penggajian dankesejahteraan
Pegawai Negeri Sipil; danc. memberikan pertimbangan dalam
pengangkatan,pemindahan, dan pemberhentian dalam dan darijabatan
struktural tertentu yang menjadi wewenangPresiden.Untuk dapat
melaksanakan tugas pokok tersebut secaraobyektif, maka kedudukan
Komisi adalah independen.Ayat (4)Anggota Tetap diangkat dari
Pegawai Negeri Sipil seniordari instansi pemerintah atau perguruan
tinggi dan stafsenior dari Badan Kepegawaian Negara,
sedangkanAnggota Tidak tetap diangkat dari Pegawai Negeri
Sipilsenior dari Departemen terkait, wakil organisasi
PegawaiNegeri, dan wakil dari tokoh masyarakat yang
mempunyaikeahlian yang diperlukan oleh Komisi.Ayat (5)Cukup
jelasAyat (6)Cukup jelasPasal 15Ayat (1)Formasi adalah penentuan
jumlah dan susunanpangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan
untukmampu melaksanakan tugas pokok yang ditetapkanoleh pejabat
yang berwenang.Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan
ditetapkanberdasarkan beban kerja suatu organisasi.Ayat (2)Formasi
ditetapkan berdasarkan perkiraan beban kerjadalam jangka waktu
tertentu dengan mempertim-bangkan macammacam pekerjaaan,
rutinitaspekerjaan, keahlian yang diperlukan untukmelaksanakan
tugas dan halhal lain yangmempengaruhi jumlah dan sumber daya
manusiayang diperlukan.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
44. 26Pasal 16Ayat (2)Ketentuan ini menegaskan bahwa
pengadaanPegawai Negeri Sipil harus didasarkan atas syaratsyarat
obyektif yang telah ditentukan, dan tidak bolehdidasarkan atas
jenis kelamin, suku, agama, ras,golongan, atau daerah.Pasal 16
AAyat (1)Pengangkatan langsung menjadi Pegawai Negeri
Sipil,dilaksanakan secara sangat selektif bagi mereka yangdipandang
telah berjasa dan diperlukan bagi Negara.Ayat (2)Cukup jelasPasal
17Ayat (1)Yang dimaksud Jabatan adalah kedudukan yangmenunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang,dan hak seseorang Pegawai Negeri
Sipil dalam suatusatuan organisasi Negara.Jabatan dalam lingkungan
birokrasi pemerintah adalahJabatan Karier. Jabatan Karier adalah
jabatan dalamlingkungan birokrasi pemerintah yang hanya
dapatdiduduki oleh Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeriyang
telah beralih status sebagai Pegawai Negeri Sipil.Jabatan Karier
dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenisyaitu jabatan struktural dan
jabatan fungsional.Jabatan struktural adalah jabatan yang secara
tegasada dalam struktur organisasi. Jabatan fungsionaladalah
jabatan yang tidak secara tegas disebutkandalam struktur
organisasi, tetapi dari sudut fungsinyadiperlukan oleh organisasi,
seperti Peneliti, Dokter,Pustakawan, dan lainlain yang serupa
dengan itu.Yang dimaksud dengan Pangkat adalah kedudukanyang
menunjukkan tingkat seseorang Pegawai NegeriADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
45. 27Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaiansusunan
kepegawaian dan digunakan sebagai dasarpenggajian.Ayat (2)Yang
dimaksud dengan syarat objektif lainnya antaralain adalah disiplin
kerja, kesetiaan, pengabdian,pengalaman, kerjasama, dan dapat
dipercaya.Ayat (3)Yang dimaksud dengan syarat obyektif lainnya
antaralain adalah disiplin kerja, kesetiaan, pengabdian,pengalaman,
kerjasama, dan dapat dipercaya.Ayat (3)Cukup jelasPasal 20Cukup
jelasPasal 22Untuk kepentingan kedinasan dan sebagai salah satu
usahauntuk memperluas pengalaman, wawasan, dan kemampuan,maka perlu
diadakan perpindahan jabatan, tugas, dan wilayahkerja bagi Pegawai
Negeri Sipil terutama bagi yang menjabatpimpinan dengan tidak
merugikan hak kepegawaiannya.Pasal 23Ayat (1)Pegawai Negeri Sipil
yang diberhentikan denganhormat menerima hakhak kepegawaian
sesuaidengan peraturan perundangan yang berlaku antaralain hak
pensiun dan tabungan hari tua.Ayat (2)Diberhentikan dengan hormat
apabila tenaganya tidakdiperlukan oleh Pemerintah atau halhal lain
yangdapat mengakibatkan bersangkutan diberhentikantidak dengan
hormat.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
46. 28Ayat (3)Diberhentikan dengan hormat atau tidak
diberhentikantergantung kepada berat ringannya pelanggaran
ataumemperhatikan jasajasa dan pengabdian PegawaiNegeri Sipil yang
bersangkutan.Ayat (4)Diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaansendiri atau diberhentikan tidak dengan hormattergantung
kepada berat ringannya pelanggaran yangdilakukan Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan danmemperhatikan jasa dan
pengabdiannya.Ayat (5)Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan tidak
denganhormat tidak berhak menerima pensiun.Pasal 24Untuk menjamin
kelancaran pemeriksaan, maka PegawaiNegeri Sipil yang disangka oleh
pejabat yang berwajibmelakukan tindak pidana kejahatan dikenakan
pemberhentiansementara sampai adanya putusan pengadilan yang
telahmempunyai kekuatan hukum yang tetap. Pemberhentiansementara
tersebut adalah pemberhentian sementara darijabatan negeri bukan
pemberhentian sementara sebagaiPegawai Negeri Sipil.Apabila
pemeriksaan oleh yang berwajib telah selesai atautelah ada putusan
pengadilan yang telah mempunyaikekuatan hukum yang tetap dan
ternyata bahwa PegawaiNegeri Sipil yang bersangkutan tidak
bersalah, maka PegawaiNegeri Sipil tersebut dirahabilitasikan
terhitung sejak iadikenakan pemberhentian sementara. Rehabilitasi
yangdimaksud mengandung pengertian, bahwa Pegawai NegeriSipil yang
bersangkutan diaktifkan dan dikembalikan padajabatan semula.Apabila
setelah pemeriksaan oleh Pengadilan telah selesaidan ternyata
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan bersalahdan oleh sebab itu
dihukum penjara atau kurunganberdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyaikekuatan hukum yang tetap, maka Pegawai Negeri
SipilADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
47. 29tersebut dapat diberhentikan dengan
memperhatikanketentuan Pasal 23 ayat (3) huruf b, ayat (4) huruf a,
danayat (5) huruf c.Pasal 25Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Ketentuan
mengenai pendelegasian atau penyerahankewenangan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintahmenjadi norma, standar, dan prosedur
dalampengangkatan, pemindahan, dan pemberhentianPegawai Negeri
Sipil.Ayat (3)Jabatanjabatan yang dimaksud dalam ketentuanini
merupakan jabatanjabatan karier tertinggi. Olehkarena itu
pengangkatan, pemindahan, danpemberhentiannya ditetapkan dengan
KeputusanPresiden.Pasal 26Ayat (1)Pengucapan Sumpah/janji dilakukan
menurut agamayang diakui Pemerintah, yakni :a. diawali dengan
ucapan Demi Allah untuk penganutagama Islam;b. diakhiri dengan
ucapan Semoga Tuhan menolongsaya untuk penganut agama Kristen
Protestan/Katolik;c. Diawali dengan ucapan Omaatah
Paramawisesauntuk penganut agama Hindu; dand. Diawali dengan ucapan
Demi Sang Hyang AdiBuddha untuk penganut agama Buddha.Ayat (2)Cukup
jelasADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
48. 30Pasal 30Cukup jelasPasal 31Ayat (1)Pengaturan dan
penyelenggaraan pendidikan danpelatihan jabatan bagi Pegawai Negeri
Sipildimaksudkan agar terjamin keserasian pembinaanPegawai Negeri
Sipil.Pengaturan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihanjabatan
meliputi kegiatan perencanaan, termasukperencanaan anggaran,
penentuan standar,pemberian akreditasi, penilaian, dan
pengawasan.Tujuan pendidikan dan pelatihan jabatan antara
lainadalah :- Meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian,
danketerampilan;- Menciptakan adanya pola berpikir yang sama;-
Menciptakan dan mengembangkan metode kerjayang lebih baik; dan-
Membina karier Pegawai Negeri Sipil.Pada pokoknya pendidikan dan
pelatihan jabatandibagi 2 (dua) yaitu pendidikan dan
pelatihanprajabatan dan pendidikan dan palatihan dalamjabatan :-
Pendidikan dan Pelatihan prajabatan (pre servicetraining) adalah
suatu pelatihan yang diberikankepada Calon Pegawai Negeri Sipil.
Dengan tujuanagar ia dapat terampil melaksanakan tugas
yangdipercayakan kepadanya;- Pendidikan dan pelatihan dalam jabatan
(in servicetraining) adalah suatu pelatihan yang bertujuanuntuk
meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan,dan keterampilan.Ayat
(2)Cukup jelasADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
49. 31Pasal 32Cukup jelasPasal 34Cukup jelasPasal 34 ACukup
jelasPasal 35Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Pegawai Negeri Sipil
golongan tertentu yang dijatuhihukuman disiplin pemberhentian
dengan hormat tidakatas permintaan sendiri dan pemberhentian
tidakdengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dapatmengajukan
upaya banding administratif ke BadanPertimbangan Kepegawaian.Ayat
(3)Cukup jelasPasal 37Cukup jelasPasal 11Cukup jelasTAMBAHAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIANOMOR 3890ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
50. 32PRESIDENREPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15
TAHUN 1979TENTANGDAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI
SIPILTanggal : 25 JUNI 1979 (JAKARTA)Presiden Republik
Indonesia,Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha untuk
lebihmenjamin obyektivitas dalam pembinaanPegawai Negeri Sipil
berdasarkan sistem karierdan sistem prestasi kerja, dipandang
perlumenetapkan Peraturan Pemerintah tentangdaftar urut kepangkatan
Pegawai Negeri Sipil;b. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun1952 tentang Daftar Susunan Pangkat DanKenaikan Pangkat
Pegawai Negeri dipandangtidak sesuai lagi, oleh sebab itu perlu
ditinjaukembali dan disempurnakan;Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945;2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
tentangPokok-pokok Kepegawaian (Lembaran NegaraTahun 1974 Nomor 55,
Tambahan LembaranNegara Nomor 3041);ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
51. 33MEMUTUSKAN :Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH
TENTANGDAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAINEGERI SIPILBAB IKETENTUAN
UMUMPasal 1Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :a.
Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya
dalamPeraturan Pemerintah ini disebut Daftar Urut Kepangkatan
adalahsuatu daftar yang memuat nama Pegawai Negeri Sipil dari
suatusatuan organisasi Negara yang disusun menurut
tingkatankepangkatan;b. Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan
adalah pejabat yangberwenang membuat dan memelihara Daftar Urut
Kepangkatan;c. Atasan Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan
adalah atasanlangsung dari Pejabat Pembuat Daftar Urut
Kepangkatan.BAB IIPEMBUATAN DAFTAR URUT KEPANGKATANPasal 2(1)
Daftar Urut Kepangkatan dibuat untuk seluruh Pegawai NegeriSipil
dari suatu satuan organisasi Negara.(2) Menteri, Jaksa Agung,
Pimpinan Kesekretariatan LembagaTertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah NonDepartemen, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I,
dan pejabatlain yang ditentukan oleh Presiden, membuat dan
memeliharaDaftar Urut Kepangkatan dalam lingkungannya
masing-masing.(3) Daftar Urut Kepangkatan dibuat sekali
setahun.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
52. 34Pasal 3(1) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2), dapatmendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat
laindalam lingkungan kekuasaannya untuk membuat danmemelihara
Daftar Urut Kepangkatan dalam lingkungannyamasing-masing.(2)
Pejabat yang dapat diberi wewenang untuk membuat danmemelihara
Daftar Urut Kepangkatan sebagaimana dimaksuddalam ayat (1),
serendah-rendahnya memangku jabatanstruktural Eselon V atau jabatan
lain yang setingkat dengan itu.Pasal 4Ukuran yang digunakan untuk
menetapkan nomor urut dalam DaftarUrut Kepangkatan, secara
berturut-turut adalah :a. pangkat;b. jabatan;c. masa kerja;d.
latihan jabatan;e. pendidikan; danf. usia.Pasal 5(1) Pegawai Negeri
Sipil yang diberhentikan sebagai Pegawai NegeriSipil, dihapuskan
namanya dari Daftar Urut Kepangkatan.(2) Pegawai Negeri Sipil yang
pindah ke instansi lain, dihapuskannamanya dari Daftar Urut
Kepangkatan dari instansi semula.Pasal 6(1) Pegawai Negeri Sipil
yang diperbantukan pada Daerah Otonomatau instansi Pemerintah
lainnya, dicantumkan namanya dalamDaftar Urut Kepangkatan Daerah
Otonom atau instansi yangbersangkutan.(2) Pegawai Negeri Sipil yang
diangkat menjadi Pejabat Negara,sedang menjalankan tugas belajar,
diperkerjakan ataudiperbantukan pada instansi lain, sedang
menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, diberhentikan sementara,
atauADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
53. 35diberhentikan dari jabatan Negeri dengan mendapat
uangtunggu, tetap dicantumkan namanya dalam Daftar UrutKepangkatan
instansi induk yang bersangkutan.Pasal 7Apabila dalam tahun yang
bersangkutan terjadi mutasi kepegawaianyang mengakibatkan perubahan
nomor urut dalam Daftar UrutKepangkatan, maka Pejabat Pembuat
Daftar Urut Kepangkatanmencatat perubahan itu dalam Daftar Urut
Kepangkatan yangbersangkutan.Pasal 8Daftar Urut Kepangkatan adalah
bersifat terbuka dan diumumkanoleh dan menurut cara yang ditentukan
oleh Pejabat Pembuat DaftarUrut Kepangkatan yang bersangkutan.BAB
IIIKEBERATAN ATAS NOMOR URUT DALAM DAFTAR URUTKEPANGKATANPasal 9(1)
Pegawai Negeri Sipil yang merasa nomor urutnya dalam DaftarUrut
Kepangkatan tidak tepat, dapat mengajukan keberatansecara tertulis
kepada Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatanyang bersangkutan
melalui hierarki.(2) Dalam surat keberatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1),harus dimuat alasan-alasan keberatan itu.(3)
Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),harus
dilakukan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal
pengumuman Daftar Urut Kepangkatan.Pasal 10(1) Pejabat Pembuat
Daftar Urut Kepangkatan, wajibmempertimbangkan dengan seksama
keberatan yang diajukanoleh Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
54. 36(2) Apabila keberatan yang diajukan sebagaimana dimaksud
dalamPasal 9 mempunyai dasar-dasar yang kuat, maka PejabatPembuat
Daftar Urut Kepangkatan menetapkan perubahannomor urut dalam Daftar
Urut Kepangkatan sebagaimanamestinya.(3) Apabila keberatan yang
diajukan sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 tidak mempunyai
dasar-dasar yang kuat, maka PejabatPembuat Daftar Urut Kepangkatan
menolak keberatan tersebut.(4) Perubahan nomor urut sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2)atau penolakan atas keberatan sebagaimana
dimaksud dalamayat (3), harus sudah ditetapkan dan diberitahukan
oleh PejabatPembuat Daftar Urut Kepangkatan kepada Pegawai Negeri
Sipilyang bersangkutan dalam jangka waktu 14 (empat belas)
harisejak tanggal ia menerima surat. keberatan tersebut.Pasal 11(1)
Pegawai Negeri Sipil yang merasa tidak puas terhadap penolakanatas
keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat(3), dapat
mengajukan keberatan secara tertulis kepada AtasanPejabat Pembuat
Daftar Urut Kepangkatan yang bersangkutanmelalui hierarki.(2)
Pengajukan keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)harus
disertai dengan alasan-alasan yang lengkap.(3) Pengajuan keberatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)harus dilakukan dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari sejaktanggal ia menerima penolakan atas
keberatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).Pasal 13(1)
Atasan Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan yangbersangkutan
wajib mempertimbangkan dengan seksamakeberatan yang diajukan oleh
Pegawai Negeri Sipilsebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan
tanggapanPejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 12.(2) Apabila terdapat
alasan-alasan yang cukup, maka Atasan PejabatPembuat Daftar Urut
Kepangkatan menetapkan perubahannomor urut dalam Daftar Urut
Kepangkatan yang bersangkutan.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
55. 37(3) Apabila tidak terdapat alasan-alasan yang cukup, maka
AtasanPejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan menolak
keberatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.(4) Perubahan nomor
urut sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)atau penolakan atas
keberatan sebagaimana dimaksud dalamayat (3), harus sudah
ditetapkan dan diberitahukan oleh AtasanPejabat Pembuat Daftar Urut
Kepangkatan kepada PejabatPembuat Daftar Urut Kepangkatan dan
kepada Pegawai NegeriSipil yang bersangkutan dalam jangka waktu 14
(empat belas)hari sejak tanggal ia menerima surat keberatan
tersebut.(5) Terhadap penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2)atau penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), tidakdapat
diajukan keberatan.Pasal 14Terhadap Daftar Urut Kepangkatan yang
ditanda tangani sendirioleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Kesekretariatan LembagaTertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah NonDepartemen, dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I,
tidak dapatdiajukan keberatan.BAB IVPENGGUNAAN DAFTAR URUT
KEPANGKATANPasal 15Daftar Urut Kepangkatan digunakan sebagai salah
satu bahanpertimbangan obyektif dalam melaksanakan pembinaan
karierPegawai Negeri Sipil.Pasal 16(1) Apabila ada lowongan, maka
Pegawai Negeri Sipil yang mendudukiDaftar Urut Kepangkatan yang
lebih tinggi, wajib dipertimbangkanlebih dahulu.(2) Apabila Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) tidak dapat
diangkat untuk mengisi lowongan tersebut karenatidak memenuhi
persyaratan lainnya, maka hal itu harusdiberitahukan kepada Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
56. 38(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak
berlakubagi Pegawai Negeri Sipil yang sedang dikenakan
pemberhentiansementara, sedang menjalani cuti di luar tanggungan
Negara,dan yang sedang menerima uang tunggu.BAB
VKETENTUAN-KETENTUAN LAINPasal 17Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara membuat danmemelihara Daftar Urut Kepangkatan
bagi seluruh Pegawai NegeriSipil yang berpangkat Pembina golongan
ruang IV/a ke atas.Pasal 18Ketentuan-ketentuan teknis pelaksanaan
Peraturan Pemerintah iniditetapkan oleh Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara.Pasal 19Hal-hal yang belum cukup diatur dalam
Peraturan Pemerintah ini,diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Presiden.BAB VIKETENTUAN PENUTUPPasal 20Dengan berlakunya Peraturan
Pemerintah ini, maka PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1952 tentang
Daftar Susunan PangkatDan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri
(Lembargan Negara Tahun1952 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 200) dansegala peraturan perundang-undangan lainnya yang
bertentangandengan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak
berlaku lagi.Pasal 21Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
57. 39Agar supaya setiap orang mengetahuinya,
memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannyadalam Lembaran Negara Republik Indonesia.Ditetapkan di
Jakartapada tanggal 25 Juni 1979PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,ttdS O
E H A R T ODiundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Juni
1979MENTERI/SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA,ttdSUDHARMONO,
SH.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
58. 40PENJELASAN ATASPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIANOMOR 15 TAHUN 1979TENTANGDAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI
NEGERI SIPILUMUMDalam rangka usaha untuk lebih menjamin
obyektivitas dalampembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem
karier dan sistemprestasi kerja, maka perlu dibuat dan dipelihara
secara terus menerusDaftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil,
selanjutnya dalamPeraturan Pemerintah ini disebut Daftar Urut
Kepangkatan.Daftar Urut Kepangkatan, adalah salah satu bahan
obyektif dalammelaksanakan pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil.
Apabila adalowongan, maka Pegawai Negeri Sipil yang menduduki
Daftar UrutKepangkatan yang lebih tinggi, haruslah dipertimbangkan
lebih dahulu.Tetapi apabila ia tidak mungkin diangkat untuk mengisi
lowongan itukarena tidak memenuhi syarat-syarat lainnya, seperti
syarat-syaratkecakapan, kepemimpinan, pengalaman, dan lain-lain,
maka haruslahdiberitahukan kepadanya, sehingga ia dapat berusaha
untuk mengisikekurangannya itu untuk masa mendatang.PASAL DEMI
PASALPasal 1Cukup jelas.Pasal 2Ayat (1) Calon Pegawai Negeri Sipil
masih dalam masa percobaan,oleh sebab itu tidak dicantumkan dalam
Daftar UrutKepangkatan.Ayat (2) Cukup jelas.Ayat (3) Daftar Urut
Kepangkatan dibuat pada tiap-tiap bulanDesember.ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
59. 41Pasal 3Ayat (1) Pada dasarnya, Daftar Urut Kepangkatan
dibuat secaraterpusat pada tingkat Departemen, Kejaksanaan
Agung,Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan DaerahTingkat I. Tetapi untuk
penggunaan praktis danberdasarkan pertimbangan jumlah Pegawai
Negeri Sipilyang dibina dan lokasi penempatannya, maka
pejabatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2),
dapatmendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabatlain dalam
lingkungan kekuasaannya untuk membuat danmemelihara Daftar Urut
Kepangkatan dalam lingkungannyamasing-masing. Pejabat yang menerima
delegasiwewenang sebagai tersebut di atas,membuat danmemelihara
Daftar Urut Kepangkatan dari seluruh PegawaiNegeri Sipil yang
berada dalam lingkungan kekuasaannya.Walaupun dilakukan
pendelegasian wewenang untukmembuat dan memelihara Daftar Urut
Kepangkatan, tetapiuntuk kepentingan pembina, pejabat
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), harus juga membuatdan
memelihara secara terpusat Daftar Urut Kepangkatanmengenai Pegawai
Negeri Sipil yang berpangkat tertentu.Umpamanya Menteri Pendidikan
dan Kebudayaanmembuat dan memelihara secara terpusat Daftar
UrutKepangkatan dari Pegawai Negeri Sipil yang berpangkatPembina
golongan ruang IV/a ke atas.Ayat (2) Pejabat yang setingkat dengan
pejabat yang memangkujabatan struktural Eselon V, antara lain
adalah PenilikSekolah Dasar, Penilik Pendidikan Agama, Kepala
SekolahDasar, dan lain-lain.Pasal 4Huruf a Pegawai Negeri Sipil
yang berpangkat lebih tinggi,dicantumkan dalam nomor urut yang
lebih tinggi dalamDaftar Urut Kepangkatan. Apabila ada 2 (dua)
orang ataulebih Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat sama,umpamanya
sama-sama berpangkat Pembina Tingkat Igolongan ruang IV/b, maka
dari antara mereka yang lebihtua dalam pangkat tersebut dicantumkan
dalam nomorurut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut
Kepangkatan.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
60. 42Huruf b Apabila ada 2 (dua) orang atau lebih Pegawai
Negeri Sipilyang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat
itudalam waktu yang sama pula, maka dari antara merekayang memangku
jabatan lebih tinggi dicantumkan dalamnomor urut yang lebih tinggi
dalam Daftar UrutKepangkatan. Apabila tingkat jabatan sama juga,
makadari antara mereka yang lebih dahulu diangkat dalamjabatan yang
sama tingkatnya itu, dicantumkan dalamnomor urut yang lebih tinggi
dalam Daftar UrutKepangkatan.Huruf c Apabila ada 2 (dua) orang atau
lebih Pegawai Negeri Sipilyang berpangkat sama sebagaimana dimaksud
dalamhuruf a, dan memangku jabatan yang sama sebagaimanadimaksud
dalam huruf b, maka dari antara mereka yangmemiliki masa kerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil yanglebih banyak dicantumkan dalam
nomor urut yang lebihtinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.Huruf d
Apabila ada 2 (dua) orang atau lebih Pegawai Negeri Sipilyang
berpangkat sama sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, memangku jabatan
yang sama sebagaimanadimaksud dalam huruf b dan memiliki masa kerja
yangsama sebagaimana dimaksud dalam huruf c, maka dariantara mereka
yang pernah mengikuti latihan jabatan yangditentukan dicantumkan
dalam nomor urut yang lebih tinggidalam Daftar Urut Kepangkatan.
Jenis dan tingkat latihanjabatan sebagaimana dimaksud di atas,
ditentukan lebihlanjut oleh Menteri yang bertanggung jawab dalam
bidangpenertiban dan penyempurnaan Aparatur Negara. Apabilajenis
dan tingkat latihan jabatan sama, maka dari antaramereka yang lebih
dahulu lulus dicantumkan daftar nomorurut yang lebih tinggi dalam
Daftar Urut Kepangkatan.Huruf e Apabila ada 2 (dua) orang atau
lebih Pegawai Negeri Sipilyang berpangkat sama sebagaimana dimaksud
dalamhuruf a, memangku jabatan yang sama sebagaimanadimaksud dalam
huruf b, memiliki masa kerja yang samasebagaimana dimaksud dalam
huruf c, dan lulus dari latihanjabatan yang sama sebagaimana
dimaksud dalam hurufd, maka dari antara mereka yang lulus dari
pendidikanyang lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yanglebih
tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan. Apabila tingkatpendidikan
sama, maka dari antara mereka yang lebihADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
61. 43dahulu lulus dicantumkan dalam nomor urut yang
lebihtinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.Huruf f Apabila ada 2
(dua) orang atau lebih Pegawai Negeri Sipilyang berpangkat sama
sebagaimana dimaksud dalamhuruf a memangku jabatan yang sama
sebagaimanadimaksud dalam huruf b, memiliki masa kerja yang
samasebagaimana dimaksud dalam huruf c, lulus dari latihanjabatan
yang sama sebagaimana dimaksud dalam hurufd, dan lulus dari
pendidikan yang sama sebagaimanadimaksud dalam huruf e, maka dari
antara mereka yangberusia yang lebih tinggi dicantumkan dalam nomor
urutyang lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.Pasal 5Ayat (1)
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan sebagaimanadimaksud dalam
ayat ini termasuk Pegawai Negeri Sipilyang meninggal dunia.Ayat (2)
Pegawai Negeri Sipil yang pindah dari satu instansi keinstansi lain
dihapuskan dari Daftar Urut Kepangkataninstansi lama dan
dicantumkan dalam Daftar UrutKepangkatan dari instansi yang baru
dengan menggunakanukuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.Pasal
6Ayat (1) Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan pada DaerahOtonom
atau instansi Pemerintah lainnya, walaupun telahdicantumkan dalam
Daftar Urut Kepangkatan dari instansiyang menerima perbantuan,
tetapi apabila dipandang perluuntuk tingkat pangkat tertentu, dapat
pula dicantumkandalam Daftar Urut Kepangkatan pada instansi induk,
sesuaidengan ketentuan pimpinan instansi induk yangmemberikan
perbantuan.Ayat (2) Cukup jelas.Pasal 7Untuk memudahkan penggunaan
dan pembuatan DaftarUrut Kepangkatan tahun berikutnya, maka setiap
mutasikepegawaian yang mengakibatkan perubahan Nomor
urutADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
62. 44dalam Daftar Urut Kepangkatan, umpamanya kenaikanpangkat,
penurunan pangkat, pengangkatan dalamjabatan,pengangkatan menjadi
Pegawai Negeri Sipil,pemindahan, pemberhentian, meninggal dunia,
dan lain-lain dicatat dalam Daftar Urut Kepangkatan
yangbersangkutan.Pasal 8Daftar Urut Kepangkatan yang telah
ditetapkan, diumumkan dengancara yang sedemikian rupa sehingga
Pegawai Negeri Sipil yangbersangkutan dapat dengan mudah
membacanya. Daftar UrutKepangkatan mulai berlaku sejak tanggal
diumumkan.Pasal 9Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat
(3)Keberatan yang diajukan melebihi jangka waktu 30 (tigapuluh)
hari tidak dipertimbangkan.Pasal 10Cukup jelas.Pasal 11Ayat
(1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)Keberatan yang diajukan
melebihi jangka waktu 14 (empatbelas) hari tidak
dipertimbangkan.Pasal 12Ayat (1)Keberatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat ini diajukanmelalui hirarki, oleh sebab itu harus
melalui Pejabat PembuatDaftar Urut Kepangkatan. Pejabat Pembuat
Daftar UrutKepangkatan wajib mempelajari dengan seksama
keberatanPegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dan
membuattanggapan tertulis atas keberatan itu.ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
63. 45Ayat (2)Tanggapan yang dimaksud disampaikan kepada
AtasanPejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan bersama-samadengan
surat keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yangbersangkutan.Pasal
13Cukup jelas.Pasal 14Cukup jelas.Pasal 15Dengan adanya Daftar Urut
Kepangkatan, maka pembinaan karierPegawai Negeri Sipil dapat
dilakukan dengan lebih obyektif.Pembinaan karier yang dimaksud,
antara lain meliputikepangkatan,penempatan dalam jabatan,
pengiriman untukmengikuti latihan jabatan,dan lain-lain.Pasal
16Cukup jelas.Pasal 17Seluruh Pegawai Negeri Sipil adalah satu,
oleh sebab itu pembinaannyadiatur secara menyeluruh, yaitu adanya
suatu pengaturanpembinaan yang berlaku bagi seluruh Pegawai Negeri
Sipil, baik bagiPegawai Negeri Sipil Pusat maupun bagi Pegawai
Negeri Sipil Daerah.Berdasarkan prinsip sebagai tersebut di atas,
maka dalam rangkausaha mencapai dayaguna dan hasilguna yang
sebesar-besarnyadimungkinkan perpindahan Pegawai Negeri Sipil antar
instansi,terutama untuk menduduki jabatan-jabatan yang bersifat
managerial.Dalam rangka usaha ini maka Kepala Badan
AdministrasiKepegawaian Negara perlu membuat dan memelihara Daftar
UrutKepangkatan bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil yang
berpangkatPembina golongan ruang IV/a ke atas, baik Pegawai Negeri
SipilPusat maupun Pegawai Negeri Sipil Daerah.Pasal 18 sampai
dengan pasal 21 Cukup jelas.ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
64. 46Jakarta, 11 Pebruari 1980KepadaYth. 1. Semua Menteri yang
memimpinDepartemen2. Jaksa Agung3. Semua Pimpinan
KesekretariatanLembaga Tertinggi/Tinggi Negara4. Semua Pimpinan
LembagaPemerintah Non Departemen5. Semua Gubernur Kepala
DaerahTingkat I6. Semua Bupati/WalikotamadyaKepala Daerah Tingkat
IISURAT EDARANNOMOR : 03/SE/1980TENTANGDAFTAR URUT KEPANGKATAN
PEGAWAI NEGERI SIPILI. PENDAHULUAN1. UMUMa. Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 1979(Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 22,
TambahanLembaran Negara Nomor 3138), telah ditetapkanDaftar Urut
Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil sebagaipengganti Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1952tentang Daftar Susunan Pangkat dan
Kenaikan PangkatPegawai Negeri (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor14,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 200).b. Untuk menjamin keseragaman
dan kelancaran dalampelaksanaannya, maka dipandang perlu
mengeluarkanADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
65. 47petunjuk teknis tentang pembuatan Daftar UrutKepangkatan
Pegawai Negeri Sipil.2. DASARa. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974Nomor
55, Tambahan Lembaran Negara Nomor3041).b. Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1972 tentangBadan Administrasi Kepegawaian Negara
(LembaranNegara Tahun 1972 Nomor 42).c. Peraturan Pemerintah Nomor
15 Tahun 1979 tentangDaftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri
Sipil(Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 22, TambahanLembaran Negara
Nomor 3138).3. PENGERTIANDalam Surat Edaran ini yang dimaksud
dengan instansiinduk adalah Departemen, Kejaksaan
Agung,Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,Lembaga
Pemerintah Non Departemen PemerintahDaerah Tingkat I dan Pemerintah
Daerah Tingkat II.4. TUJUANSurat Edaran ini adalah sebagai Pedoman
bagi pejabatyang berkepentingan dalam melaksanakan pembuatanDaftar
Urut Kepangkatan.II. DAFTAR URUT KEPANGKATAN1. UMUMa. Daftar urut
Kepangkatan adalah salah satu bahanobyektif untuk melaksanakan
pembinaan karierPegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem karier
dansistem prestasi kerja, oleh karena itu Daftar UrutKepangkatan
perlu dibuat dan dipelihara secara terus-menerus.ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN
66. 48b. Apabila ada lowongan, maka Pegawai Negeri Sipil
yangmenduduki Daftar Urut Kepangkatan yang lebih tinggi,wajib
dipertimbangkan lebih dahulu untuk mengisilowongan tersebut. Tetapi
apabila ia tidak mungkindiangkat untuk mengisi lowongan itu karena
tidakmemenuhi syarat-syarat lainnya, seperti
syarat-syaratkecakapan, kepemimpinan, pengalaman, dan
lain-lain,maka haruslah diberitahukan kepadanya, sehingga iadapat
berusaha untuk mengisi kekurangannya ituuntuk masa mendatang.2.
PEMBUATAN DAFTAR URUT KEPANGKATANa. Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
KesekretariatanLembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan
LembagaPemerintah Non Departemen, Gubernur KepalaDaerah Tingkat I,
Bupati/Walikotamadya KepalaDaerah Tingkat II dan pejabat lain yang
ditentukanoleh Presiden, membuat dan memelihara Daftar
UrutKepangkatan dalam lingkungannya masing-masing,menurut contoh
sebagai tersebut dalam Lampiran ISurat Edaran ini.b. Dengan tidak
mengurangi ketentuan sebagaimanadimaksud dalam huruf a di atas,
setiap Kepala/Pimpinan satuan organisasi Negara serendah-rendahnya
pejabat yang memangku ja