PEDOMAN PENCACAHAN
Survei Konsumsi Bahan Pokok Tahun 2017 (VKBP17)
Buku 2
BADAN PUSAT STATISTIK
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ……………………………………………………………..
Tujuan ……………………………………………………………………..
Ruang Lingkup …………………………………………………………...
Jenis Dokumen dan Kegunaannya ……………………………...................
1
1.2. 3
1.3. 3
1.4. 3
1.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ....................................................................... 4
BAB II ORGANISASI LAPANGAN
2.1. Struktur Organisasi ......................................................................................
Arus Dokumen dan Perlengkapan Petugas.................................................
Tugas Pencacah...........................................................................................
7
2.2. 8
2.3. 9
BAB III METODOLOGI PENGUMPULAN DATA
3.1. Cakupan ........................................................................................................
Kerangka Sampel ….………………………………...................................
11
3.2. 11
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
Desain Sampling ..........................................................................................
Stratifikasi Blok Sensus …………………………………………………
AlokasiSampel ............................................................................................
AlokasiBlok Sensus per Kabupaten ...........................................................
12
12
15
15
3.7. Skema Pembentukan Sampel ....................................................................... 16
3.8. Daftar Sampel ............................................................................................... 17
3.9. MetodePengumpulanData .......................................................................... 20
BAB IV TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VKBP17.L
4.1. Tata Tertib Pengisian Daftar ......................................................…………..
Tata Cara Pengisian Daftar VKBP17.L ......................................................
21
4.2. 21
BAB V TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VKBP17.S 43
LAMPIRAN
55
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan (UU Nomor 18 Tahun 2012). Kondisi ini tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,
dan produktif secara berkelanjutan. Pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi
kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih sedikit dibandingkan kebutuhannya
dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga
terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat
membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.
Di Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini
merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun selain beras, terdapat
beberapa komoditi lain yang juga penting antara lain jagung, kedelai, daging, telur, susu, ikan,
bawang, dan cabai. Cabai dan bawang merupakan dua komoditi yang akhir-akhir ini menjadi
perhatian karena memengaruhi inflasi. Konsumsi daging sapi perlu dihitung untuk menentukan
kuota impor. Daging dan telur ayam sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan protein. Cetak
biru persusuan nasional memerlukan data konsumsi susu di masyarakat. Konsumsi susu penting
untuk perbaikan gizi dan peningkatan kesejahteraan bagi peternak sapi perah. Beberapa
komoditas strategis perikanan seperti ikan tuna, tongkol, cakalang, kembung, bandeng
merupakan sumberdaya perikanan yang potensial karena jumlahnya yang cukup melimpah dan
memiliki nilai ekonomis penting karena paling banyak ditangkap untuk konsumsi masyarakat
dan kebutuhan pasar regional dan ekspor. Selain itu, konsumsi ikan (selain rumput laut)
merupakan salah satu indikator nasional pencapaian SDGs .
Selain dikonsumsi langsung oleh manusia, bahan pokok juga dikonsumsi dalam bentuk
hasil olahan, seperti tepung, bihun, makanan kering (crackers) dan lain-lain. Bahan pokok
tersebut juga digunakan sebagai bahan baku industri nonmakanan (tidak dikonsumsi manusia),
seperti untuk industri pakan ternak, industri kosmetik, dan industri bahan kimia.
BAB
1
2
Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat, baik
dari produksi dalam negeri maupun dengan tambahan impor. Pemenuhan kebutuhan pangan dan
menjaga ketahanan pangan menjadi semakin penting bagi Indonesia karena jumlah penduduk
yang cukup besar dengan cakupan geografis yang luas dan tersebar. Indonesia memerlukan
pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan terdistribusi dengan baik
dalam rangka memenuhi kriteria konsumsi maupun cadangan logistik, yang mudah diakses oleh
setiap orang. Ketergantungan masyarakat Indonesia yang tinggi terhadap bahan pokok
mendorong pemerintah untuk mengetahui secara riil tentang total konsumsi/kebutuhan bahan
pokok tersebut dalam rangka penyediaan nasional. Konsumsi merupakan faktor yang sangat
penting dalam menghitung kebutuhan bahan pokok. Kesalahan dalam penghitungan konsumsi
akan berdampak pada ketidaktepatan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Selama ini
informasi konsumsi bahan pokok per kapita bersumber dari hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas). Namun, konsumsi bahan pokok dalam Susenas hanya konsumsi di dalam
rumah tangga (yang diolah di dalam rumah). Meskipun informasi tentang makanan jadi yang
mengandung bahan pokok juga telah dikumpulkan, tetapi perkiraan tentang konsumsi bahan
pokok dari makanan jadi susah untuk dilakukan.
Pada tahun 2011, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian bekerjasama
dengan Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan kajian khusus mengenai konsumsi beras
dengan berbagai pendekatan yang didasarkan pada berbagai sumber data yaitu Susenas, Survei
Industri, Survei Konsumsi dan Cadangan Beras Nasional, serta Tabel Input-Output. Kemudian
pada tahun 2012 BPS melakukan Survei Konsumsi Beras Nasional (VKB12) untuk melengkapi
data yang belum tersedia, dan untuk memastikan hasil penghitungan konsumsi beras pada tahun
2011. Berdasarkan hasil kajian tersebut dan adanya gejolak beberapa harga bahan pokok seperti
cabai merah dan daging sapi pada beberapa tahun terakhir, maka dipandang perlu dilakukan
kajian lebih lanjut. Oleh karena itu, pada tahun 2014 dan 2015 dilakukan Survei Konsumsi
Bahan Pokok dengan ruang lingkup yang lebih luas dan menambahkan komoditas-komoditas
lain, seperti cabai, bawang merah, dan daging sapi. Demi ketersediaan data yang
berkesinambungan, maka pada tahun 2017 kembali diadakan Survei Konsumsi Bahan Pokok
yang mencakup beberapa komoditi seperti beras, jagung, kacang kedelai, daging sapi, daging
ayam, telur ayam ras, susu sapi segar, ikan, bawang merah, dan cabai.
3
1.2. Tujuan
Tujuan dari Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2017 ini adalah untuk mendapatkan
angka estimasi konsumsi /penggunaan bahan pokok di luar rumah tangga pada level nasional dan
provinsi. Angka ini diperoleh dari jumlah bahan pokok yang digunakan oleh usaha/perusahaan.
Hasil dari survei ini akan digabungkan dengan angka konsumsi bahan pokok pada rumah tangga
yang didapatkan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).
1.3. Ruang Lingkup
Kegiatan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2017, merupakan kegiatan pengumpulan
data mengenai jumlah bahan pokok yang digunakan oleh usaha/perusahaan industri baik besar,
menengah, kecil maupun mikro, jasa akomodasi dan penyediaan makanan/minuman dengan
pendekatan hotel, restoran/rumah makan, catering dan penyedia makanan minuman lainnya,
serta konsumsi bahan pokok pada jasa kesehatan. Kegiatan ini dilakukan pada 34 provinsi di
seluruh Indonesia yang mencakup 384 kabupaten/kota, dengan 9.018 Blok Sensus, dan 58.535
usaha/perusahaan.
1.4. Jenis Dokumen dan Kegunaannya
Jenis-jenis dokumen:
Dokumen Keterangan
1. VKBP17.DSBS Daftar blok sensus terpilih sampel
2. VKBP17.DSPD Daftar sampel perusahaan direktori yang berisi nama dan alamat
usaha/perusahaan pada kabupaten/kota terpilih
3. VKBP17.DS Daftar sampel perusahaan direktori yang berisi nama dan alamat
usaha/perusahaan.
4. VKBP17.KSPD Kerangka sampel yang berisi daftar nama dan alamat
usaha/perusahaan direktori pada kabupaten/kota terpilih
5. VKBP17.L Kuesioner/dokumen untuk pendaftaran bangunan dan rumah
tangga(listing)
6. VKBP17.S Kuesioner/dokumen untuk mencacah usaha/perusahaan yang
terpilih sampel
4
Dokumen Keterangan
7. Peta WB Sketsa peta Wilayah Blok Sensus, hasil SE2016/ST2013/SP2010
yang digunakan untuk melakukan pengenalan wilayah.
Jenis-jenis buku:
Nomor Buku Judul Buku
1. Buku 1 Pedoman Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/Kota
2. Buku 2 Pedoman Pencacahan
3. Buku 3 Pedoman Pengawasan dan Pemeriksaan
4. Buku 4 Pedoman Pengolahan
1.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Waktu
1. Persiapan
a. Penyusunan metodologi Januari
b. Penyusunan kuesioner dan buku pedoman
c. Penyusunan program pengolahan dan tabulasi
Januari – Februari
Februari d. Pencetakan dokumen Februari – Maret
e. Pengiriman dokumen ke daerah Maret
2. Pelaksanaan
a. Workshop intama 22 dan 24 Februari
b. Pelatihan instruktur nasional 6 – 10 Maret
c. Pelatihan petugas lapangan
d. Listing blok sensus/ Up dating Direktori
e. Pengolahan hasil listing
13 - 30 Maret
1 – 15 April
5 – 21 April
5
f. Pengiriman data hasil listing ke BPS Pusat
g. Pemilihan/penarikan sampel usaha/rumahtangga
h. Pengiriman daftar sampel ke BPS Provinsi
i. Pencacahan Perusahaan Direktori (PD)
j. Pencacahan Perusahaan Non Direktori (PND)
k. Pengolahan hasil pencacahan PD
l. Pengolahan hasil pencacahan PND
m. Pengiriman hasil pengolahan data PD ke BPS
Pusat
n. Pengiriman hasil pengolahan data PND ke BPS
Pusat
10 - 25 April
25 – 28 April
27 April – 3 Mei
1 April – 31 Mei
1 – 31 Mei
17 April – 16 Juni
15 Mei –16 Juni
25 April – 20 Juni
22 Mei – 20 Juni
Kegiatan Waktu
3. Penyusunan Laporan
a. Tabulasi
b. Penyusunan Draft Laporan Awal
c. Finalisasi Publikasi
Juli
Agustus
September
6
7
ORGANISASI LAPANGAN
2.1. Struktur Organisasi Lapangan
Struktur organisasi lapangan pada Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 ini dibagi
menjadi tim pengarah, dan tim penanggung jawab baik pusat maupun daerah, dari Provinsi
hingga Kabupaten/Kota. Bagan alurnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Struktur Organisasi Lapangan
DEPUTI BIDANG
METOD. & INFO.
DEPUTI BIDANG
STAT. DIST. &
JASA
KABPS
DIR. STAT. KTIP
PENGAWAS
PENGARAH
TINGKAT PUSAT
KA.SUBDIT.
STAT.PARIWISATA
DIR. STAT.
PMSS
[METODOLOGI]
]
KA.BPS
PROVINSI
KA.BID.STAT. DIST
BPS PROV
KABID IPDS
BPS PROV
PENANGGUNG
JAWAB
KASI DIST
BPS KAB/KOTA
[SURVEI dan
PENGOLAHAN]
PENGARAH
TINGKAT DAERAH
PENANGGUNG
JAWAB
DIR. SIS
[PENGOLAHAN]
]
KASI IPDS
BPS KAB/KOTA
PENCACAH
BAB
2
8
2.2. Arus Dokumen dan Perlengkapan Petugas
BPS RI
1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan
Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD
BPS
PROVINSI
1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan
Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD
BPS
KAB/KOTA
1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan
Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD 9. Peta WB
1. VKBP17.S 2. VKBP17.L 3. VKBP17.DSBS 4. VKBP17.DSPD 5. VKBP17.DS 6. VKBP17.KSPD 7. Peta WB
PENGAWAS
1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan
Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD 9. Peta WB
1. VKBP17.S 2. VKBP17.L 3. VKBP17.DSBS 4. VKBP17.DSPD 5. VKBP17.DS 6. VKBP17.KSPD 7. Peta WB
PENCACAH
1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan
Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD 9. Peta WB
FILE FILE
FILE FILE
FILE
FILE
FILE
9
2.3. Tugas Pencacah
Agar pelaksanaan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2017 berhasil dengan baik,
pencacah harus memahami tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. Mengikuti pelatihan petugas lapangan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2017.
2. Menerima daftar responden usaha/perusahaan, daftar blok sensus terpilih, dan sketsa
peta blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Mengenali wilayah tugas dan bersama-sama dengan pengawas.
4. Melakukan pendaftaran (listing) seluruh bangunan dan usaha pada blok sensus terpilih
yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Memastikan bahwa tidak ada bangunan dan usaha yang terlewat pada blok sensus
terpilih yang menjadi tanggung jawabnya.
6. Melakukan wawancara terhadap responden pada usaha/perusahaan/rumahtangga
sampel.
7. Menjalin kerjasama dengan pengawas dan semua responden.
8. Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai.
9. Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan
bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden
telah dicatat dengan benar.
10. Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan dengan pengawas.
11. Menyerahkan dokumen hasil pencacahan berikut dokumen pendukung lainnya,
termasuk sketsa peta blok sensus kepada pengawas.
10
11
METODOLOGI PENGUMPULAN DATA
3.1. Cakupan
Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan atau usaha yang dalam kegiatannya
menggunakan atau mengkonsumsi bahan pokok yang dicakup dalam survei yaitu beras, jagung,
kedelai, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam ras/bebek/itik, susu sapi segar, ikan segar
dan hewan air lainnya (selain rumput laut), bawang merah, cabai. Sedangkan menurut cakupan
wilayah, survei konsumsi bahan pokok dilakukan di 384 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Perusahaan/Usaha dalam survei ini dikelompokkan menjadi dua yaitu perusahaan
menengah besar dan perusahaan/usaha mikro kecil. Perusahaan menengah besar meliputi
perusahaan penyediaan akomodasi (hotel bintang), perusahaan restoran berbadan hukum,
perusahaan catering,rumah sakit, dan industri besar sedang (IBS). Sedangkan perusahaan/usaha
kecil meliputi perusahaan/usaha penyediaan makanan dan minuman dan industri mikro kecil
(IMK) pengguna bahan pokok. Adapun cakupan KBLI pada survei konsumsi bahan pokok 2017
secara lengkap tercantum pada lampiran 1.
3.2. Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 3 macam yaitu:
1. Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah master kabupaten yang disertai dengan
informasi jumlah usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang menggunakan
bahan pokok tersebut, jumlah usaha jasa kesehatan, dan industri.
2. Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah:
a. Perusahaan direktori, Usaha Menengah Besar (UMB) dari hasil pendataan usaha
Sensus Ekonomi 2016-L2 bukan merupakan jaringan usaha penunjang dengan KBLI
hotel berbintang, restoran, catering, jasa kesehatan dan industri pengolahan.
b. Usaha penyediaan makan minumdan IMK pengguna bahan pokok adalah master BS
dari hasil pendataan usaha Sensus Ekonomi 2016-L2 yang berisi informasi muatan
jumlah usaha penyediaan makan minum dan IMK.
BAB
3
12
3. Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga yaitu daftar rumah tangga yang mengusahakan
penyediaan makan minum dan IMK dalam blok sensus terpilih
3.3. Desain Sampling
Desain sampling yang diterapkan dalam Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 dibagi
menjadi 3 tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama, memilih 384 kabupaten sampel. Dilakukan secara PPS dengan size
banyaknya usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, dan industri dalam tiap
kabupaten.
2. Tahap kedua, dikelompokkan menjadi dua:
a. Untuk usaha UMB dilakukan pemilihan sampel secara sistematik pada kabupaten/kota
tertentu.
b. Untuk usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokok, tahap kedua
adalah pemilihan blok sensus dengan cara PPS dengan size banyaknya usaha penyediaan
makan minum dan IMK pada tiap blok sensus.
3. Tahap ketiga, memilih rumah tangga usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna
bahan pokok hasil listing pada BS terpilih dengan cara sistematik sampling.
Alokasi sampel usaha rumah tangga penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan
pokok dalam tiap blok dilakukan di BPS RI setelah proses pendaftaran rumah tangga/usaha
selesai dilakukan. Alokasi dilakukan secara terpusat dengan melihat distribusi
usaha/perusahaan menurut komoditas yang dikonsumsi hasil pendaftaran rumah tangga untuk
menghasilkan estimasi konsumsi bahan pokok menurut jenis komoditas tersebut.
3.4. Stratifikasi Blok Sensus
Tujuan dilakukannya stratifikasi blok sensus adalah untuk mengelompokkan blok sensus
menjadi kelompok-kelompok berdasarkan jumlah relatif usaha penyedia makan minum dan
industri mikro kecil pengguna bahan pokok menurut jenis kategorinya. Untuk setiap jenis usaha
pengguna bahan pokok, strata konsentrasi yang bersesuaian dengan jenis kategorinya adalah
sekelompok blok sensus dengan komposisi jenis usaha yang dominan (menonjol). Stratifikasi
blok sensus dilakukan pada level provinsi.
13
Notasi Dasar
Untuk memudahkan pemahaman terhadap proses stratifikasi blok sensus yang akan
dilakukan, berikut ini disajikan notasi-notasi yang digunakan:
h : menyatakan blok sensus (h = 1, 2, …, k)
i : menyatakan kategori (i = 1, 2)
1 : Usaha penyediaan makan minum,
2 : Usaha industri mikro kecil pengguna bahan pokok
Nhi : banyaknya usaha pengguna bahan pokok dengan kategori i dalam blok sensus h.
Ai : jumlah blok sensus yang paling sedikit memuat satu usaha pengguna bahan pokok
dengan kategori i.
N.i : jumlah usaha pengguna bahan pokok dengan kategori -i.
Proses Stratifikasi
Proses stratifikasi blok sensus dilakukan dengan tahapan seperti berikut:
1) JikaNhi=0 untuk semua i, maka blok sensus tersebut langsung digolongkan sebagai strata
non usaha
2) Hitung rata-rata banyaknya usaha pengguna bahan pokok kategori-i pada blok sensus usaha
dengan rumus:
i
ii
A
NB . .
3) Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus untuk usaha kategorii dengan rumus:
i
hihi
B
NI .
4) Membuat peringkat dari Ihi diantara seluruh Ihi (i = 1, 2) untuk seluruh blok sensus seperti
berikut:
Rhi = 1 untuk nilai Ihi terbesar pertama
Rhi = 2 untuk nilai Ihi terbesar kedua
…. dst.
Rhi = 0 untuk seluruh i dengan Nhi=0.
5) DefinisikanR1h = i(peringkat pertama blok sensus h) bersesuaian dengan kategori
penyediaan makan minum untuk Rhi=1 dalam blok sensus h, dan R1h = 0 jika N.h=0
6) Definisikan R2h = i(peringkat kedua blok sensus h) bersesuaian dengan kategori IMK
pengguna bahan pokok untuk Rhi=2 dalam blok sensus h, dan R2h = 0 jika N.h=0
7) Definisikan strata/substrata berdasarkan kombinasi dari R1h dan R2h.
14
Untuk lebih jelasnya, proses pembentukan blok sensus konsentrasi menurut usaha
penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokok sesuai kategori secaraskematis dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1.Skema Pembentukan Blok Sensus Konsentrasi
BS
Jumlah Usaha
(i=1,2)
Indeks
Konsentrasi (Ihi) R1h R2h Strata
1 2 1 2
1
2
…
h Nh1 Nh2 Ih1 Ih2
…
K
N.i N.1 ….
Ai A1 ….
Bi B1 ….
Contoh :
R1h= 1 dan R2h= 0, adalah kelompok blok sensus yang hanya mengandung jenis usaha
penyediaan makan minum saja.
R1h= 1 dan R2h= 2, adalah kelompok blok sensus yang peringkat pertama dari pada indeks
konsentrasi terdapat pada jenis usaha penyediaan makan minum, sedangkan peringkat
keduanya terdapat pada jenis usaha IMK pengguna bahan pokok.
Evaluasi
Proses stratifikasi yang telah dilakukan dengan prosedur yang tercantum diatas akan
menghasilkan stratifikasi blok sensus awal yang harus dievaluasi sehingga menghasilkan
kelompok-kelompok blok sensus yang lebih masuk akal. Prosedur evaluasi terhadap hasil
stratifikasi awal adalah sebagai berikut:
1) Untuk simplifikasi notasi dalam evaluasi terhadap hasil awal stratifikasi maka dilakukan
perubahan notasi.
k : blok sensus
j : peringkat pertama indeks konsentrasi usahadengan kategori –j(j=1, 2)
j’ : peringkat kedua indeks konsentrasi usaha dengan kategori -j’ (j’= 0, 1, 2)
Untuk j’=0 berarti blok sensus tersebut hanya memuat salah satu jenis kategori saja.
j
jjkN )',( : jumlah usaha pengguna bahan pokok dengan kategori j dalam substrata (j,j’)
j
jN : rata-rata banyaknya usaha pengguna bahan pokok dengan kategori -j dalam
strata j
15
2) Prosedur Evaluasi
Untuk j’=0
Bila jj
jjjk NN )',( , maka j=3, artinya blok sensus k digolongkan dalam strata non
konsentrasi usaha.
Untuk j’0
Bila j
jjkN )',( j
jN dan '
)',(
j
jjkN '
'
j
jN , maka j=j
Bila j
jjkN )',( <j
jN dan '
)',(
j
jjkN '
'
j
jN , maka j =j’
Bila j
jjkN )',( <j
jN dan '
)',(
j
jjkN <'
'
j
jN , maka j=3
3) Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya setiap satu blok sensus hanya dikelaskan ke dalam
salah satu kelas, yaitu:
a) Penyediaan makan minum
b) IMK pengguna bahan pokok
c) Blok Sensus Non Konsentrasi Usaha.
3.5. Alokasi Sampel
Alokasi sampel kabupaten menurut provinsi menggunakan cara compromise allocation.
Formula alokasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
dengan
= compromise allocation
= equal allocation
= proportional allocation
= power of allocation
Distribusi sampel menurut provinsi dan kabupaten terpilih secara lengkap ditampilkan
dalam lampiran 2 , 3, dan 4. Sedangkan alokasi usaha menurut jenis komoditas secara nasional,
provinsi, maupun kabupaten dilakukan secara proporsional dengan mempertimbangkan distribusi
usaha hasil listing. Sehingga proses alokasi menunggu hasil listing pada seluruh blok sensus
selesai dilakukan.
3.6. Alokasi Blok Sensus per Kabupaten/Kota
Target sampel Blok Sensus per provinsi dihitung dengan menggunakan formula sebagai
berikut:
16
j
k jk
jk
jk mM
Mm
dimana
jkm = target sampel BS di provinsi ke-j (j= 1, 2,…,m) kabupaten ke-k (j= 1, 2,…,n)
jkM = jumlah muatan perusahaan/usaha industri dan pmm hasil listing SE2016
dalam provinsi ke-j (j= 1, 2,…,m) kabupaten ke-k (j= 1, 2,…,n)
im = target sampel BS provinsi ke-i
3.7. Skema Pembentukan Sampel
Skema Pembentukan Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 (VKBP17)
Pemilihan
kabupaten/kota
dalam tiap provinsi
Pemilihan Blok
Sensus dalam
kabupaten/kota terpilih
VKBP17.DSBS
Listing Bangunan
dan Rumah
Tangga
VKBP17.DSCacah dengan
kuesioner
VKBP17-S
Terpilih 384 Kabupaten/Kota
Alokasi kabupaten dengan
Compromise Allocation
Dibentuk
berdasarkan
kerangka sampel
tiap kabupaten
PENCACAH
PENCACAH
PENCACAH
BPS RI
Pemilihan Sampel
secara sistematik
VKBP17.DSPD
Cacah dengan
VKBP17-S
Perusahaan UMB hasil SE2016 – L2
fasilitas kesehatan, industri, penyedia
akomodasi dan penyedia makan
minum menurut kabupaten
Pengolahan hasil
listing bangunan
dan rumah tangga
BPS
Kab/Kota
Pengiriman hasil
pengolahan ke
BPS RI
Pengiriman
VKBP17.DS
ke BPS Prov
Pengiriman
VKBP17.DS
ke BPS Kab/Kota
Stratifikasi Blok
Sensus
Pemilihan Sampel
Usaha Rumah
Tangga Penyedia
Makan Minum
Alokasi Sampel
Usaha Rumah
Tangga Penyedia
Makan Minum
Pemilihan Sampel
Usaha IMK
Pengguna Bahan
Pokok
Alokasi Sampel
Usaha IMK
Pengguna Bahan
Pokok
BPS RI
Pemilihan sampel BS
dengan PPS dengan
size banyaknya
usaha penyediaan
makan minum dan
IMK
Pengiriman hasil
pengolahan ke
BPS Provinsi
BPS
Provinsi
17
3.8. Daftar Sampel
Daftar sampel pada survei konsumsi bahan pokok dibagi menjadi dua yaitu:
a. Daftar Sampel perusahaan (VKBP17.DSPD)
Daftar Sampel Perusahaan Direktori adalah daftar yang memuat nama sampel perusahaan
menengah besar. Daftar Sampel Perusahaan digunakan untuk perusahaan perusahaan
yang diambil dari direktori.
Rincian yang terdapat dalam Daftar sampel perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama provinsi
2. Rincian kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten/kota.
3. Kolom (1): Nomor, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut.
4. Kolom (2) : Kecamatan, berisi kode dan nama kecamatan terpilih
5. Kolom (3) : Desa/Kelurahan, berisi kode dan nama desa/kelurahan terpilih
6. Kolom (4) :Nomor urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor
urut perusahaan/usaha yang terdapat pada kerangka sampel dalam suatu
kabupaten/kota.
7. Kolom (5) : Nama Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom ini adalah nama
lengkap perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.
8. Kolom (6): Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari
perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel
9. Kolom (7) : Jenis Usaha, yang tercantum pada kolom ini adalah jenis kegiatan
perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel, yaitu :
1 : Industri
2 : Hotel
3 : Penyedia Makan Minum
4 : Jasa Kesehatan
10. Kolom (8) : Kegiatan utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan utama
perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel
11. Kolom (9) KBLI – Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan KBLI
dari kegiatan utama (KBLI 2015)
12. Kolom (10) : Hasil Pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan
perusahaan/usaha, yaitu:
1 : ditemukan dan usahanya tetap
18
2 : ditemukan dan usahanya berubah masih dalam cakupan KBLI
3 : ditemukan dan usahanya berubah diluar cakupan KBLI
4 : pindah dan tidak dapat ditelusuri
5: tutup
6: tidak ditemukan
7: double/ganda, apabila perusahaan ganda, maka tuliskan NUP perusahaan ganda.
13. Kolom (11) : Penggunaan Bahan Pokok, kolom ini berisi kode penggunaan bahan
pokok perusahaan/ usaha, yaitu
1 : Ya, jika perusahaan menggunakan minimal salah satu bahan pokok yang dicakup
survei Bahan Pokok 2017
2 : Tidak, jika perusahaan tidak menggunakan bahan pokok yang dicakup survei
Bahan Pokok 2017
b. Daftar Sampel Blok Sensus (VKBP17.DSBS)
Daftar sampel BS memuat blok sensus yang terpilih sebagai sampel di kabupaten/kota
terpilih. VKBP17.DSBS digunakan sebagai dasar pendaftaran bangunan dan rumah
tangga (listing) pada blok sensus terpilih. Rincian yang terdapat dalam VKBP17.DSBS
antara lain sebagai berikut:
1. Rincian Provinsi, berisi kode dan nama provinsi terpilih
2. Rincian Kabupaten/Kota, berisi kode dan nama kabupaten/kota terpilih
3. Kolom (1) Kecamatan, berisi kode dan nama kecamatan terpilih
4. Kolom (2) Kode desa/kelurahan, berisi kode dan nama desa terpilih dalam setiap
kecamatan dan kabupaten terpilih
5. Kolom (3) Nomor blok sensus terpilih (NBS)
6. Kolom (4) Nomor Subblok Sensus
7. Kolom (5) Nomor kode sampel (NKS), terdiri dari 5 digit angka.
Digit 1 merupakan kode strata BS yaitu:
1: strata konsentrasi usaha penyediaan makan minum
2: strata konsentrasi usaha IMK
3: strata non konsentrasi
Digit 2-5merupakan kategori wilayah desa/kelurahan, yaitu:
0001-4999 NKS daerah perdesaan
5000-9999 NKS daerah perkotaan
19
8. Kolom (6) Jumlah usaha penyedia makan minum hasil SE 2016, berisi jumlah usaha
penyediaan makan minum hasil Sensus Ekonomi pada blok sensus tersebut
9. Kolom (7) Jumlah usaha IMK hasil SE 2016, berisi jumlah usaha IMK hasil Sensus
Ekonomi pada blok sensus tersebut
10. Kolom (8) Jumlah Usaha Penyedia makan minum Hasil Listing, berisi jumlah usaha
hasil listing Survei Konsumsi Bahan Pokokuntuk usaha penyedia makan minum pada
blok tersebut, dan diisikan oleh pengawas setelah listing dalam setiap BS terpilih
selesai dilaksanakan
11. Kolom (9) Jumlah Usaha IMK Hasil Listing, berisi jumlah usaha hasil listing Survei
Konsumsi Bahan Pokok untuk IMK pada blok tersebut, dan diisikan oleh pengawas
setelah listing dalam setiap BS terpilih selesai dilaksanakan
c. Daftar Sampel Rumah Tangga/Usaha (VKBP17.DS)
Daftar sampel rumah tangga/usaha dibuat di BPS RI setelah penarikan sampel usaha
rumah tangga selesai dilakukan. Daftar Sampel Rumah Tangga (VKBP17.DS) adalah
daftar yang memuat nama sampel rumah tangga terpilih sebagai pendekatan dari
usaha/perusahaan baik untuk usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan
pokok. Rincian yang terdapat dalam Daftar rumah tangga adalah sebagai berikut:
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT, Berisi rincian Provinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan, Desa/Kelurahan, nomor blok sensus, nomor subblok sensus dan nomor kode
sampel
BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN, Blok ini berisi rekapitulasi hasil
pencacahan, yaitu jumlah target pencacahan, realisasi pencacahan, usaha yang tidak
berhasil dicacah, menurut alasannya (pindah keluar blok sensus, tidak ditemukan, tidak
dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan, dan tutup/ganti usaha) berdasarkan
jenis usaha.
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS, Blok ini berisi keterangan petugas yaitu
nama,jabatan, tanggal pelaksanaan pencacahan/pengawasan, serta tanda tangan dari
petugas pencacah/pengawas.
BLOK IV. CATATAN
BLOK V. KETERANGAN RUMAH TANGGA/USAHA TERPILIH
Berisi keterangan tentang rumah tangga/usaha terpilih, yaitu
20
Kolom (1) NUS (nomor urut sampel)
Kolom (2)-(5) Nomor urut segmen, bangunan fisik, bangunan sensus dan nomor urut
rumah tangga/usaha
Kolom (6) Nama kepala rumah tangga
Kolom (7) Nomor Urut Usaha Pengguna Bahan Pokok
Kolom (8) Nama perusahaan/usaha atau nama pengusaha/pemilik usaha/anggota rumah
tangga yang berusaha
Kolom (9) Alamat Lengkap, yaitu alamat lengkap rumah tangga/usaha
Kolom (10) Jenis Usaha, berisi dua kode yaitu kode 1 = PMM (Penyedia Makanan
Minuman) dan kode 2 = IMK (Industri Mikro Kecil)
Kolom (11) Keterangan hasil pencacahan, berisi dua kode yaitu kode 1=ya berhasil
dicacahdan kode 0= tidak
Kolom (12), berisi alasan tidak dapat dicacah.
3.9. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih dilakukan melalui
wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk perusahaan-perusahaan yang
relatif besar, pengumpulan data bisa dilakukan lebih dari satu kali kunjungan.
Untuk mencacah usaha/perusahaan penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan
pokok, sesuai dengan desainnya maka terlebih dahulu dilakukan listing pada blok sensus terpilih.
Listing dilakukan pada rumah tangga sebagai pendekatan untuk mendapatkan usaha/perusahaan
penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokokdengan menggunakan Daftar
VKBP17.L.
21
TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VKBP17.L
4.1. Tata Tertib Pengisian Daftar
a. Semua pengisian daftar ini harus menggunakan pensil hitam.
b. Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan huruf kapital
(balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah umum. Angka harus ditulis
dengan angka biasa (bukan angka romawi).
c. Perhatikan instruksi/rambu-rambu tata cara pengisian di setiap pertanyaan.
d. Pengisian daftar menggunakan beberapa cara:
1. Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia;
2. Penulisan angka ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified).
4.2. Tata Cara Pengisian Daftar VKBP17.L
Daftar VKBP17.L adalah daftar yang digunakan untuk mencatat seluruh bangunan dan rumah
tangga yang berada pada blok sensus terpilih beserta keterangan lainnya. Pendaftaran ini dilakukan
untuk mendaftar usaha/ perusahaan yang terdapat pada blok sensus. Pendaftaran usaha/perusahaan
merupakan salah satu dari kegiatan pendahuluan dari Survei Konsumsi Bahan Pokok Tahun 2017.
Pendaftaran usaha/perusahaan dilakukan pada bangunan tempat usaha dimana usaha tersebut berada.
Sedangkan pendaftaran rumah tangga dilakukan pada bangunan rumah tinggal atau bangunan
campuran. Dalam melakukan pendaftaran perusahaan/ usaha, petugas akan dibekali dengan peta blok
sensus hasil SE2016/ST2013/SP2010 yang menjadi wilayah tugasnya.
Pendaftaran usaha/perusahaan di setiap blok sensus dilakukan dengan dua pendekatan yaitu
pendekatan bangunan tempat usaha dan pendekatan rumah tangga. Pendekatan bangunan tempat usaha
adalah pendekatan pada bangunan untuk usaha maupun bangunan campuran. Usaha yang dicakup
pada daftar VKBP17.L ini meliputi industri pengolahan dengan kode KBLI 10,11,20,21,
restoran/rumah makan, catering/jasaboga, warung makan, kedai makanan, kedai minuman, kafe/rumah
minum, serta rumah/kedai obat tradisional yang terdapat pada blok sensus terpilih. Sedangkan
pendekatan rumah tangga adalah untuk mendapatkan usaha penyedian makanan dan minuman yang
BAB
4
22
dilakukan oleh anggota rumah tangga di luar tempat tinggal dengan lokasi tetap dan perlengkapan
usaha dipindah/dibongkar pasang dan usaha penyediaan makanan minuman keliling.
Daftar VKBP17.L terdiri dari empat blok, yaitu:
Blok I. Pengenalan Tempat
Blok II.a. Rekapitulasi Jenis Usaha
Blok II.b. Rekapitulasi Jumlah Usaha Pengguna Bahan Pokok
Blok III. Keterangan Petugas
Blok IV. Pendaftaran Usaha/Rumah Tangga
BLOK I : PENGENALAN TEMPAT
Tuliskan nama dan kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan/Nagari, Nomor Blok
Sensus, Nomor Sub Blok Sensus (jika ada), dan Nomor Kode Sampel (NKS). Pengisian keterangan
dan kode pada blok ini (Rincian 1 s.d 7) disalin dari Daftar Sampel Blok Sensus (VKBP17.DSBS).
BLOK II.a : REKAPITULASI JENIS USAHA
Blok ini diisi setelah pendaftaran bangunan baik untuk usaha maupun rumah tangga dalam blok sensus
terpilih selesai dilakukan. Isian pada Blok II.a disalin dari halaman terakhir Blok IV yang terisi.
Sebelum mengisi Blok II.a, petugas harus yakin bahwa isian Blok IV telah diperiksa dengan cermat
terutama kewajaran dan konsistensi penjumlahan angka dan tanda check (“√”) antara Blok IV baris A
s.d C [kolom (9) dan kolom (15) s.d (23)].
Blok II.a terdiri dari :
1. Penyediaan Makanan Minuman di Luar Tempat Tinggal dengan Perlengkapan Usaha
Dipindah/Dibongkar Pasang atau Usaha Penyedia Makan Minum Keliling
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (9) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
2. Industri Makanan, Minuman, Kimia, Farmasi dengan TK < 20
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (15) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
BLOK REKAPITULASI (II.a dan II.b) diisi setelah selesai melakukan listing
satu Blok Sensus dan dipastikan tidak ada yang terlewat dan tercacah ganda.
[Isian pada Blok IV telah selesai]
23
3. Industri Makanan, Minuman, Kimia, Farmasi dengan TK ≥ 20
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (16) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
4. Restoran/Rumah Makan
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (17) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
5. Jasa Boga/Catering
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (18) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
6. Warung Makan
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (19) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
7. Kedai Makanan
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (20) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
8. Kedai Minuman
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (21) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
9. Kafe/Rumah Minum
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (22) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
10. Rumah/Kedai Obat Tradisional
Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (23) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
11. Jumlah
Rincian ini merupakan penjumlahan dari rincian 1 s.d 10 [R.11 = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + R6 +
R7 + R8 + R9 + R10]
BLOK II.b : REKAPITULASI JUMLAH USAHA PENGGUNA BAHAN POKOK
Seperti halnya blok II.a, blok ini diisi setelah pendaftaran bangunan dan rumah tangga dalam blok
sensus terpilih selesai dilakukan. Isian Blok II.b disalin dari halaman terakhir Blok IV yang terisi.
Sebelum mengisi Blok II.b, petugas harus yakin bahwa isian Blok IV telah diperiksa dengan cermat
terutama kewajaran dan konsistensi penjumlahan tanda check (√) antara baris A, B, dan C pada Blok
IV di masing-masing kolom yang terisi [Kolom (24) s.d kolom (33)].
24
Rekapitulasi Usaha Pengguna Bahan Pokok :
[Isian pada Blok ini disalin dari masing-masing kolom di Blok IV baris C pada halaman terakhir
yang terisi dari kolom (24) s.d kolom (33)]
1. Beras
Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (24) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
2. Jagung
Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (25) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.
3. Kedelai
Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (26) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.
4. Daging Sapi/Kerbau
Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (27) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
5. Daging Ayam
Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (28) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.
6. Telur Ayam Ras/Bebek/Itik
Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (29) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.
7. Susu Sapi Segar
Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (30) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.
8. Ikan Segar dan Hewan Air Lainnya
Isian pada kolom ini disalin dari penjumlahan Blok IV kolom (31) baris C “Jumlah angka atau
tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” halaman terakhir yang terisi.
9. Bawang Merah
Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (32) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
10. Cabai
Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (33) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”
kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.
25
BLOK III : KETERANGAN PETUGAS
Tuliskan nama petugas, tanggal dilakukan pencacahan/pegawasan, serta tanda tangan dari petugas
pencacah dan pengawas.Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang
melakukan pencacahan, maupun pengawasan.
BLOK IV : PENDAFTARAN USAHA/RUMAH TANGGA
Blok ini digunakan untuk mendaftar semua bangunan, baik bangunan untuk usaha maupun bangunan
untuk tempat tinggal. Dalam pengisian Blok IV ini dilakukan baris demi baris, mulai dari baris (1)
sampai dengan baris terakhir. Masing-masing baris terdiri dari beberapa kolom. Lakukan pengisian
untuk masing-masing kolom, dari kolom (1) sampai dengan kolom (34) sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.
Kolom (1): Nomor Segmen
Tuliskan nomor urut segmen, yang disalin dari sketsa peta blok sensus SE 2016.
Segmen adalah bagian dari Blok Sensus yang mempunyai batas jelas (alam/ buatan)
seperti: rel kereta api, jalan/gang/lorong atau sungai/kali.
Blok Sensus (BS) adalah bagian dari satu wilayah desa/kelurahan yang merupakan
daerah kerja dari seorang pencacah.
Kolom (2): Nomor Bangunan Fisik
Tuliskan nomor urut bangunan fisik, dimulai dari nomor urut 1 (satu) sampai dengan
nomor urut terakhir dalam satu blok sensus.
Bangunan Fisik adalah tempat berlindung tetap maupun sementara, yang mempunyai
dinding, lantai, dan atap, baik digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal.
Penjelasan:
a. Bangunan fisik merupakan bangunan yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal
atau bukan tempat tinggal.
b. Bangunan yang bukan digunakan untuk tempat tinggal dan bukan digunakan untuk
tempat kegiatan ekonomi/usaha, namun memiliki luas paling sedikit 10m2,
dianggap sebagai bangunan fisik tersendiri.
c. Bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal atau usaha, walaupun luas
lantainya kurang dari 10 m2, tetap dianggap satu bangunan fisik.
d. Tempat kegiatan usaha yang mempunyai roda, (seperti gerobak rokok) namun tidak
dipindah-pindahkan, dalam survei ini dikategorikan sebagai bangunan fisik/sensus.
26
e. Khusus tempat usaha yang tidak mempunyai dinding dianggap sebagai satu
bangunan fisik.
Kolom (3): Nomor Bangunan Sensus
Tuliskan nomor urut bangunan sensus, dimulai dari nomor urut 1 (satu) pada bangunan
sensus pertama di bangunan fisik pertama dan berlanjut sampai nomor urut terakhir
pada bangunan sensus terakhir di bangunan fisik terakhir dalam satu blok sensus.
Bangunan Sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu
keluar/masuk tersendiri dalam satu kesatuan fungsi/penggunaan. Termasuk
seluruh/sebagian bangunan fisik yang tidak mempunyai dinding tetapi untuk usaha.
Kolom (4): Tuliskan kode Penggunaan Bangunan Sensus :
Tuliskan salah satu kode 1, 2 atau 3 pada kolom (4) sesuai dengan status penggunaan
dari bangunan sensus tersebut.
Kode 1 : Tempat Tinggal
Bangunan Sensus Tempat Tinggal/Rumah adalah bangunan sensus yang
digunakan hanya untuk tempat tinggal oleh rumah tangga biasa maupun
khusus.
Kode 2 : Campuran
Bangunan Sensus Campuran adalah bangunan sensus yang sebagian
digunakan untuk tempat tinggal dan sebagian lagi digunakan untuk
keperluan lain. Misalnya: Rumah Kantor (Rukan), Rumah Toko (Ruko),
Industri Rumah Tangga, dan sejenisnya.
Bangunan-bangunan bukan tempat tinggal dalam satu kompleks seperti perkantoran,
pabrik dan sekolah, meskipun setiap ruangan mempunyai pintu keluar masuk
tersendiri, dalam listing didaftar sebagai satu bangunan fisik dan satu bangunan
sensus.
Khusus untuk bangunan sensus campuran, penulisannya paling sedikit 2
baris: satu baris untuk keterangan rumah tangga dan baris kedua untuk
keterangan usaha yang ada pada bangunan sensus tersebut.
27
Kode 3 : Bukan Tempat Tinggal
Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal adalah bangunan sensus yang
seluruhnya tidak digunakan untuk tempat tinggal. Misalnya: kantor, toko,
pabrik, masjid, gereja, sekolah dan lain sebagainya.
Contoh:
a. Bangunan sensus yang digunakan sebagai tempat tinggal/rumah saja tanpa ada usaha,
maka isian kolom (4) adalah kode 1 yaitu Bangunan Sensus Tempat Tinggal.
b. Bangunan sensus yang digunakan sebagai tempat usaha, dan pemiliknya tinggal di
bangunan tersebut yang tidak mempunyai pintu keluar-masuk sendiri, misalnya penjual
nasi uduk di rumah tersebut, maka isian pada kolom (4) adalah kode 2 yaitu Bangunan
Sensus Campuran.
c. Bangunan sensus yang tidak digunakan sebagai tempat usaha dan tidak ada rumah tangga
di bangunan tersebut, misalnya gedung sekolah, kantor, pabrik, maka isian pada kolom (4)
adalah kode 3 yaitu Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal.
Kolom (5): Nomor Urut Usaha/Rumah Tangga
Tuliskan nomor urut usaha/rumah tangga mulai dari nomor 1 (satu) sampai dengan
nomor urut terakhir yang ada dalam satu blok sensus terpilih.
Nomor urut hanya diberikan kepada:
a. Rumah Tangga
b. Usaha/perusahaan
Kolom (6): Nama Kepala Rumah Tangga/NamaUsaha/Nama Bangunan
Tuliskan nama kepala rumah tangga atau nama usaha/perusahaan atau kegunaan dari
bangunan sensus.
Pemberian nomor urut harus berurutan mulai dari nomor urut terkecil sampai ke nomor urut terbesar.
Apabila pada kolom (4) berkode 2 (bangunan campuran), maka isian pada kolom ini minimal ada 2 nomor urut, yaitu untuk rumah tangga dan usaha yang ada di dalam
rumah tangga tersebut.
28
Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab
atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau orang yang dituakan atau
dianggap/ditunjuk sebagai KRT.
Penjelasan:
- KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu
tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama.
- KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan
anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan
masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai kepala rumah tangga (KRT) di
rumah istri/anak-anaknya.
- Khusus untuk KRT yang berprofesi sebagai penyedia makanan minuman keliling
namun tinggal ditempat terpisah dengan keluarganya dan pulang ke rumah istri dan
anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan
masih kurang dari 6 bulan), maka perlakuannya adalah:
a) Di rumah istri dan keluarganya, KRT tersebut dicatat sebagai KRT dari rumah
tangga tersebut, namun usahanya tidak dicatat pada Daftar VKBP17.L, jika
berada dalam blok sensus terpilih.
b) Di tempat tinggal, dimana usaha tersebut berada yang terpisah dengan
keluarganya, maka usaha penyedia makanan minuman keliling tersebut akan
dicatat pada Daftar VKBP17.L, jika berada dalam blok sensus terpilih.
- KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing dan
lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah istri dan
anak-anaknya.
- Jika dalam satu bangunan ditempati oleh dua rumah tangga atau lebih, maka
tuliskan masing-masing RT tersebut pada kolom (5) nomor urut usaha/rumah tangga
dan kolom (6) nama Kepala Rumah Tangga (KRT)/nama usaha/nama bangunan
pada baris terpisah. Kemudian selesaikan pengisian kolom berikutnya untuk
masing-masing rumah tangga.
Apabila penggunaan bangunan sensus merupakan bangunan campuran [kolom (4) berkode 2], maka tuliskan terlebih dahulu nama kepala rumah tangga (KRT) pada baris
pertama, kemudian tuliskan nama usaha pada baris selanjutnya.
29
- Seorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi makannya
diurus sendiri dianggap satu rumah tangga biasa
- Rumah tangga biasa yang menempati dua bangunan sensus dianggap sebagai satu
rumah tangga biasa bila kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu Blok
Sensus.
- Jika beberapa orang yang bersama-sama mendiami beberapa kamar dalam satu
bangunan sensus atau bangunan fisik, dan pengelolaan makannya sendiri-sendiri,
maka setiap kamar dianggap satu rumah tangga. Contoh: tiga orang indekos
bersama-sama dalam satu kamar, tetapi makannya sendiri-sendiri dianggap satu
rumah tangga biasa.
- Untuk bangunan sensus bukan tempat tinggal tuliskan penggunaan bangunan
sensus tersebut
- Apabila ditemukan usaha/perusahaan tidak mempunyai nama, maka tuliskan nama
jenis kegiatan usaha tersebut, diikuti dengan nama pemilik usaha bersangkutan.
- Untuk rumah yang tidak dihuni maka tuliskan “RUMAH KOSONG”.
Contoh pengisian/penulisan di kolom (6):
a. FIRDAUS
b. PENJUAL MIE AYAM KELILING (SLAMET)
c. TOKO SEMBAKO BERKAH
d. MASJID NURUL IMAN
e. ANEKA TAMBANG, PT
f. HOTEL PELANGI
g. RESTORAN LEZAT
h. TOKO BUKU GRAMEDIA
30
Kolom (7): Tuliskan Alamat Lengkap (Jalan, No., RT, RW)
Jika kolom (6) terisi, maka tuliskan alamat usaha/perusahaan atau rumah tangga secara
lengkap dan jelas seperti nama jalan, nama kampung/dusun, nomor RT/RW, nomor
rumah.
Apabila pada saat melakukan listing ditemukan usaha/perusahaan
hotel/akomodasi, maka perlakuan sebagai berikut:
Jika usaha akomodasi merupakan usaha yang terdapat dalam direktori, maka
dicatat sebagai bangunan hotel dalam Daftar VKBP17.L sampai kolom (12) dan
langsung dicacah dengan Daftar VKBP17.S
Jika usaha akomodasi tersebut tidak tercatat dalam direktori, maka dicatat
sebagai bangunan hotel dalam Daftar VKBP17.L sampai kolom (12) dan tidak
perlu dicacah dengan Daftar VKBP17.S.
Baik usaha akomodasi yang terdapat dalam direktori maupun tidak, harus
ditanyakan apakah usaha akomodasi tersebut memiliki usaha restoran/rumah
makan:
a) Jika memiliki usaha restoran/rumah makan dan masih dalam satu
manajemen dengan usaha akomodasi, maka usaha restoran/rumah makan
tidak dicatat dalam Daftar VKBP17.L dan tidak dicacah dengan Daftar
VKBP17.S.
b) Jika usaha akomodasi tersebut mempunyai usaha restoran/rumah makan
namun tidak dalam satu manajemen hotel, maka perlakuannya adalah:
- Jika usaha restoran/rumah makan tidak terdaftar dalam direktori
(VKBP17.DSPD), maka catat pada Daftar VKBP17.L sampai kolom
(34).
- Jika usaha restoran/rumah makan tersebut terdaftar dalam direktori
(VKBP17.DSPD), maka dicatat pada Daftar VKBP17.L sampai kolom
(13) dan langsung dicacah dengan Daftar VKBP17.S.
31
Kolom (8): Apakah ada ART Penyedia Makanan Minuman di Luar Tempat Tinggal dengan
Perlengkapan Usaha Dipindah/Bongkar Pasang atau Usaha Penyediaan Makanan Minuman
Keliling?
Jika Ya tuliskan kode ”1”
Jika Tidak tuliskan kode “2”, dan lanjut ke kolom (12)
Penyediaan makanan minuman di luar tempat tinggal dengan lokasi tetap dan perlengkapan
usaha dipindah/dibongkar pasang dan penyediaan makanan minuman keliling adalah usaha
perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman siap dikonsumsi yang
didahului dengan proses pembuatan dan biasanya dijual dengan cara berkeliling atau tempat tetap
tetapi peralatan dipindah/dibongkar pasang sehingga tidak terlihat jejak kalau usaha tersebut tutup,
seperti tukang bubur ayam, nasi goreng, penjual jamu keliling, kedai seafood yang dibongkar pasang
dan peralatan dipindah, dan sejenisnya.
Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui usaha-usaha Penyediaan Makanan Minuman di Luar
Tempat Tinggal dengan Perlengkapan Usaha Dipindah/Bongkar Pasang atau Usaha Penyediaan
Makanan Minuman Keliling yang dilakukan oleh ART dalam rumah tangga yang bersangkutan.
Kolom (9): Jumlah Usaha Per Rumah Tangga
Tuliskan banyaknya penyediaan makanan minuman di luar tempat tinggal dengan
lokasi tetap dan perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang dan penyediaan
makanan minuman keliling yang terdapat dalam Rumah Tangga tersebut.
Jika satu ART mempunyai profesi lebih dari satu jenis usaha penyediaan makanan
minuman keliling yang berbeda dan dapat dipisahkan bahan bakunya, maka dicatat
lebih dari satu usaha.
Kolom (9) sampai dengan kolom (11) diisi jika kolom (8) berkode 1
Kolom (8) sampai dengan kolom (11) akan terisi jika kolom (4) berkode “1” atau “2”
yaitu Bangunan Sensus Tempat Tinggal atau Campuran.
Sedangkan jika kolom (4) berkode “3” yaitu Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal
maka tidak perlu mengisi kolom (8) sampai dengan kolom (11)
Tapi lanjut ke kolom (12)
32
Contoh :
1) Dalam satu rumah tangga terdapat 2 usaha penyedia makan minum keliling, yaitu
usaha Bakso Malang Keliling oleh Pak Amir dan Mie Ayam Keliling oleh Pak
Taufik, maka pada kolom (9) tertulis angka “2”.
2) Pada pagi hari, Pak Amir menjual bubur ayam keliling hingga siang hari. Pada
sore harinya, beliau melakukan kegiatan yang sama, yaitu menjual bubur ayam
keliling lagi. Maka usaha Pak Amir dicatat sebagai satu usaha dengan banyaknya
bahan baku yang digunakan adalah gabungan dari dua kegiatan tersebut.
3) Pada pagi hari, Pak Joko berjualan bubur ayam keliling hingga siang hari. Pada
malam hari, beliau berjualan ketoprak dengan gerobak yang peralatannya
dibongkar/dipindahkan. Maka usaha Pak Joko dicatat sebagai dua usaha, jika
kedua usaha tersebut dapat dipisahkan penggunaan bahan bakunya. Namun jika
tidak bisa dipisahkan, cukup dicatat sebagai satu usaha saja dengan banyaknya
bahan baku yang digunakan adalah gabungan dari dua kegiatan tersebut.
Kolom (10): Nomor Urut per Rumah Tangga
Tuliskan nomor urut usaha penyediaan makanan minuman di luar tempat tinggal
dengan lokasi tetap dan perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang dan
penyediaan makanan minuman keliling mulai dari nomor 1 (satu) sampai nomor urut
terakhir untuk masing-masing rumah tangga penyediaan makanan minuman tersebut.
Kolom (11): Nama Usaha dan Nama ART
Tuliskan nama jenis usaha dan nama anggota rumah tangga (ART) penyediaan
makanan minuman di luar tempat tinggal dengan lokasi tetap dan perlengkapan usaha
dipindah/dibongkar pasang dan penyediaan makanan minuman keliling.
Contoh : JAMU GENDONG (IBU SRI)
NASI GORENG KELILING (SUGIYANTO)
ES CAMPUR KELILING (SANTOSO)
BAKSO MALANG KELILING (PAK MANTEP).
Kolom (12): Tuliskan Kode Jenis Kegiatan Usaha
Tuliskan kode jenis kegiatan usaha yang terdapat pada masing-masing bangunan sensus
hasil pendataan usaha/perusahaan. Kode yang dimaksud meliputi :
33
Kode 1 : Usaha industri makanan, minuman, kimia, farmasi, Restoran/ Rumah Makan,
Catering, Warung Makan, Kedai Makan Minum, Kafe, dan rumah/kedai obat
tradisional dengan tempat usaha tetap.
Industri Pengolahan yang tercakup adalah industri dengan 2 digit KBLI
2015, yaitu: Industri makanan (10); Industri minuman (11); Industri bahan
kimia dan barang dari bahan kimia (20); dan Industri farmasi, produk obat
kimia dan obat tradisional (21).
Kode 2 : Kegiatan Usaha penyedia makan dan minum di luar tempat tinggal dengan
perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang atau usaha penyedia makan
minum keliling
Kode 3 : Usaha Lainnya, termasuk hotel, rumah sakit, dan unit penunjang.
Kode 4 : Tidak ada usaha.
Unit pembantu/penunjang adalah kegiatan ekonomi yang dalam memproduksi
barang/jasa terutama untuk keperluan kegiatan ekonomi yang secara structural berada di
atasnya, baik kantor pusat, cabang, maupun perwakilan. Unit pembantu pada umumnya
tidak mempunyai kewenangan sebagaimana layaknya perusahaan.
KBLi unit penunjang mengikuti KBLI induk/kantor pusat.
Jika kolom (12) berisi kode :
“1” maka lanjutkan ke pertanyaan kolom berikutnya.
“2” maka lanjutkan ke kolom (24) s/d kolom (34).
“3” atau “4” maka STOP (dan ganti baris berikutnya).
Kolom (13) : Apakah Usaha Terdaftar dalam Direktori VKBP17.DSPD?
Tuliskan kode “1”, jika usaha tersebut terdapat dalam daftar direktori, kemudian
STOP (dan pindah ke baris berikutnya)
Tuliskan kode “2”, jika usaha tersebut tidak terdapat dalam daftar direktori,
kemudian lanjutkan ke pertanyaan kolom berikutnya.
Kolom (13) diisi Jika kol (12) berkode “1”
34
Industri yang dimaksud aalah industri dengan 2 digit KBLI 2015, yaitu: Industri makanan (10);
Industri minuman (11); Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (20); dan Industri farmasi,
produk obat kimia dan obat tradisional (21).
Industri Pengolahan adalah kegiatan produksi yang mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi
barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi
nilainya. Termasuk ke dalam kategori ini adalah kegiatan jasa industri pengolahan (makloon).
Usaha/perusahaan Industri Pengolahan adalah unit kegiatan ekonomi yang melakukan/
mengusahakan industri pengolahan; terletak pada suatu bangunan/lokasi tertentu serta ada seorang atau
lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.
Contoh:
1. Usaha pembuatan lemper dan kue basah lainnya
2. Usaha pembuatan bedak beras
3. Usaha pembuatan brownies
Klasifikasi usaha/perusahaan industri pengolahan di Indonesia, menurut BPS dibagi ke dalam 4
(empat) skala usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja/pekerja pada suatu usaha/perusahaan. Skala
usaha tersebut adalah sebagai berikut:
Industri Besar : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja
100 orang atau lebih.
Industri Sedang : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja
20-99 orang.
Industri Kecil : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja
5-19 orang.
Kolom (14) sampai dengan kolom (23) akan terisi jika kolom (13) berkode “2”.
Berikan tanda "√" pada kolom yang sesuai dengan jenis usaha.
Jenis usaha yang dimaksud adalah usaha cakupan survei non Direktori.
Pada setiap baris hanya boleh terisi satu tanda check (√).
Kolom (14) s/d kolom (16)
Khusus untuk Jenis Usaha Industri Makananan, Minuman, Kimia dan Farmasi.
35
Industri Mikro : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja 1-4
orang.
Ada beberapa pedoman, apakah usaha/perusahaan termasuk kategori industri pengolahan,
diantaranya adalah:
a. Mengacu kepada konsep industri, yaitu apabila terjadi proses produksi sehingga ada
pertambahan nilai maka dikatagorikan sebagai industri pengolahan.
b. Lihat nature-nya, yaitu tujuan utama usaha/perusahaan kondisi saat ini. Apabila
usaha/perusahaan itu tujuannya adalah untuk industri pengolahan, meskipun dalam pelaksanaan
melakukan kegiatan di luar industri pengolahan (misalnya perdagangan atau usaha penyedia
makan minum) maka usaha/perusahaan tersebut tetap di cacah sebagai industri pengolahan.
c. Untuk usaha/perusahaan makanan/minuman yang lokasi usahanya tidak berada di bangunan
sensus (misalnya di gerobak, dipikul) maka termasuk kategori usaha penyedia makan/ minum
keliling.
d. Sedangkan usaha yang lokasinya berada di bangunan sensus, maka :
- Apabila ada proses peracikan dan penyajian, dikatagorikan sebagai usaha bukan industri
pengolahan (misalnya : rumah makan/ restoran, dan sebagainya).
- Apabila tidak ada proses peracikan dan penyajian, usaha tersebut dikatagorikan sebagai
industri pengolahan.
e. Untuk kasus batas antara industri dengan pertanian atau peternakan atau perikanan (yang
prosesnya sederhana), contoh:
1. Penggaraman/pengeringan, pengasapan, pemindangan, dan pembekuan ikan.
- Pembekuan ikan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan penangkapan/budidayanya.
Produk akhir berupa ikan segar dikategorikan sebagai usaha pertanian, kehutanan, dan
perikanan.
- Usaha penggaraman/pengeringan, pengasapan, pemindangan, dan pembekuan ikan.
Produk akhir berupa ikan asin, ikan asap, ikan pindang, ikan kaleng, dll dikategorikan
sebagai industri pengolahan.
2. Pemerahan/pengolahan susu
- Pemerahan susu. Produk akhir berupa susu segar, dikategorikan sebagai usaha
pertanian, kehutanan, dan perikanan.
- Pengolahan susu. Produk akhir berupa susu olahan, dikategorikan sebagai industri
pengolahan.
36
Kolom (14): Kode KBLI 2 digit
Tuliskan salah satu kode yang sesuai dengan jenis usaha industri pengolahan dimaksud,
yaitu:
Kode 10 : Industri makanan,
Kode 11 : Industri minuman
Kode 20 : Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia
Kode 21 : Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional
Kolom (15): Industri Pengolahan TK < 20 Orang
Berikan tanda check (√) pada kolom ini apabila usaha/perusahaan tersebut adalah
Industri Pengolahan makanan, minuman, kimia, dan farmasi yang menggunakan tenaga
kerja kurang dari 20 orang pada saat pendataan.
Kolom (16) : Industri Pengolahan TK ≥ 20 Orang
Berikan tanda check (√) pada kolom ini apabila usaha/perusahaan tersebut adalah
Industri Pengolahan makanan, minuman, kimia, dan farmasi yang menggunakan tenaga
kerja 20 orang atau lebih pada saat pendataan.
Kolom (17): Restoran/Rumah Makan
Beri tanda check (√) pada kolom ini, jika yang diusahakan adalah perusahaan
restoran/rumah makan.
Usaha Restoran/Rumah Makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di
sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan
minuman untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan
peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan
telah mendapatkan surat keputusan sebagai restoran/rumah makan dari instansi yang
membinanya.
Kolom (18) : Jasa Boga/Catering
Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Jasa Boga (Catering).
Jasa Boga (Catering) adalah usaha penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang
terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat
dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke tempat kerja, pesta,
seminar, rapat dan sejenisnya berikut pramusaji yang akan melayani tamu-tamu/peserta
seminar atau rapat pada saat pesta/seminar berlangsung.
37
Kolom (19) : Warung Makan
Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Warung Makan.
Warung Makan adalah salah satu usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau
seluruh bangunan tetap (tidak berpindah-pindah) yang menyajikan dan menjual
makanan dan minuman di tempat usahanya baik dilengkapi maupun tidak dengan
perlengkapan dan peralatan untuk proses pembuatan dan penyimpanan dan belum
mendapatkan ijin dan surat keputusan dari instansi yang membinanya.
Kolom (20): Kedai Makanan
Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Kedai Makanan.
Kedai Makanan adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan
makanan siap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat
dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya menggunakan tenda, seperti kedai
seafood, kedai nasi goreng, kedai pecel lele, dan sebagainya.
Kolom (21): Kedai Minuman
Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Kedai Minuman.
Kedai Minuman adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan
utamanya minuman siap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap
yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya menggunakan tenda,
seperti kedai kopi, kedai jus, dan minuman lainnya
Kolom (22): Kafe/Rumah Minum
Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Kafe/rumah minum
Kafe/Rumah Minum adalah usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau
seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan utamanya minuman untuk
umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses
pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan baik telah mendapatkan surat
keputusan sebagai rumah minum dari instansi yang membinanya maupun belum.
Kolom (23): Rumah/Kedai Obat Tradisional
Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah rumah/kedai obat
tradisional.
Rumah/Kedai Obat Tradisional adalah jenis usaha yang bertempat di sebagian atau
seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan minuman jamu atau obat
38
tradisional untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan
peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan
baik telah mendapatkan surat keputusan sebagai rumah jamu dari instansi yang
membinanya maupun belum.
Kolom (24): Beras
Berilah tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah beras/beras ketan/tepung beras sebagai bahan baku (input) untuk
menghasilkan makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya.
Kolom (25): Jagung
Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah jagung sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan makanan/
minuman/produk lain sebagai output dari usahanya. Jagung di sini meliputi jagung
basah dengan kulit, jagung basah tanpa kulit, jagung kering tanpa kulit, jagung pipilan
kering, beras jagung/jagung pecah.
Kolom (26): Kedelai
Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah komoditi kedelai sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan
makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya. Kedelai di sini meliputi
kedelai biji kering dan kedelai basah dengan kulit (baik dengan batang dan daun
maupun tidak).
Kolom (27): Daging Sapi/Kerbau
Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah daging sapi/kerbau sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan
makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya. Daging sapi/kerbau
Kolom (24) sampai dengan kolom (34) diisi jika salah satu dari
kolom (13) berkode "2" atau kolom (15) s/d (23) ada yang bertanda "√".
Kolom (24) s/d (33) digunakan untuk mengetahui penggunaan
bahan pokok selama bulan Maret 2017.
Satu baris boleh terisi lebih dari satu tanda check (√).
39
tersebut meliputi daging sapi/kerbau segar, daging beku impor, tetelan, dan tulang iga,
termasuk daging giling. Namun tidak termasuk jeroan, kepala, dan kulit.
Daging adalah bagian dari otot skeletal karkas yang lazim, aman, dan layak dikonsumsi
oleh manusia, terdiri atas potongan daging bertulang dan daging tanpa tulang, dapat
berupa daging segar hangat, segar dingin (chiled) atau karkas beku (frozen).
Kolom (28): Daging Ayam
Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah daging ayam sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan
makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya. Daging ayam tersebut
meliputi daging ayam ras (ayam potong) dan daging ayam buras, termasuk juga daging
giling. Namun tidak termasuk jeroan, kepala, dan ceker.
Kolom (29): Telur Ayam Ras/Bebek/itik
Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah telur ayam ras/bebek/itik sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan
makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya.
Telur yang dimaksud disini adalah telur ayam ras (ayam petelur) dan telur bebek/itik.
Kolom (30): Susu Sapi Segar
Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah komoditi susu sapi segar sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan
makanan/ minuman/produk lain sebagai output dari usahanya.
Definisi susu segar mengacu pada SNI 01-3141-2011 (Badan Standarisasi Nasional,
2011) adalah cairan yang berasal dari sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara
pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambahkan
sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan.
Kolom (31): Ikan Segar dan Hewan Air Lainnya
Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah komoditi Ikan Segar dan Hewan Air Lainnya sebagai bahan baku (input)
untuk menghasilkan makanan/produk lain sebagai output dari usahanya.
Ikan bisa merupakan ikan air tawar, ikan air payau, maupun ikan air laut seperti tuna,
tongkol, cakalang, ikan kembung, gurame, lele, dan lain sebagainya.
40
Ikan Tuna adalah semua jenis ikan tuna yaitu Albacora, Tuna mata besar (Big Eye),
Tuna sirip biru (Bluefin), dan Tuna sirip kuning (Yellowfin).
Ikan tongkol adalah semua jenis ikan tongkol yaitu tongkol abu-abu, tongkol komo, dan
tongkol krai.
Ikan Lainnya adalah ikan bersirip (Pisces) lainnya selain ikan tuna, tongkol, dan
cakalang.
Contoh ikan laut : kembung, tenggiri, kakap, kerapu dsb.
Contoh ikan air payau : bandeng
Contoh ikan air tawar : lele, nila, mujair, gurame, ikan mas, dsb
Hewan Air selain ikan (tidak termasuk rumput laut) adalah hewan air lainnya selain
ikan (Picses) baik air laut, air payau, maupun air tawar, namun tidak termasuk rumput
laut.
Contoh hewan air lainnya : Udang, Cumi-cumi, Sotong, Kekerangan (Kerang darah,
Kerang hijau, Remis, dll), Rajungan/Kepiting dsb.
Kolom (32): Bawang Merah
Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah komoditi bawang merah sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan
makanan/produk lain sebagai output dari usahanya.
Bawang merah tersebut meliputi bawang merah lokal dan bawang merah impor, baik
bawang kering konsumsi (bawang utuh), bawang merah giling, dan bawang merah
goreng. Namun tidak termasuk bawang daun dan bawang bombay.
Kolom (33): C a b a i
Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut menggunakan
atau mengolah komoditi cabai sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan
makanan/produk lain sebagai output dari usahanya. Cabai disini meliputi cabai merah
besar dan cabai keriting, cabai hijau besar, dan cabai rawit. Baik cabai segar maupun
cabai olahan (cabai giling, cabai kering maupun cabai bubuk). Namun tidak termasuk
paprica dan saus sambal.
Kolom (34) : Nomor Urut Usaha Pengolah Bahan Pokok
Kolom ini terisi jika kolom (24) sampai dengan kolom (33) minimal ada yang bertanda
"√". Tuliskan nomor urut usaha pengolah bahan pokok, dimulai dari nomor urut 1 (satu)
sampai dengan nomor urut terakhir dalam satu blok sensus.
41
A. Jumlah angka atau tanda “√”halaman ini:
Isikan jumlah angka pada kolom (9) dan tanda check (√) pada kolom (15) s.d kolom (33) ke
dalam Rincian A (Jumlah angka atau tanda “√” halaman ini).
B. Jumlah angka atau tanda “√” kumulatif s.d halaman sebelumnya
Salinlah semua isian pada pada masing-masing kolom di Rincian C halaman sebelumnya
kedalam Rincian B (Jumlah angka atau tanda “√” kumulatif s.d halaman sebelumnya). Untuk
halaman pertama pada rincian ini tidak perlu diisi.
C. Jumlah angka atau tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A + B)
Isian pada baris ini adalah penjumlahan isian pada Rincian A dan Rincian B untuk masing-
masing kolom. Pada halaman pertama, rincian ini isinya sama dengan Rincian A.
42
43
TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VKBP17.S
Kuesioner/daftar VKBP17.S digunakan untuk mencacah usaha/perusahaan yang terkena
sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017, baik terdaftar dalam VKBP.17 DSPD maupun
VKBP17.DS. Usaha/perusahaan yang terpilih sampel adalah usaha/perusahaan yang
menggunakan/mengolah makanan sendiri untuk konsumsi tamu/pengunjung/pembeli.
Usaha/perusahaan yang didata dengan kuesioner ini adalah usaha/perusahaan Industri Besar Sedang
(IBS), Industri Mikro Kecil (IMK), hotel, restoran/rumah makan, jasa boga/catering, warung makan,
kedai makanan/minuman, rumah minum/kafe, penyediaan makanan minuman keliling, dan
rumah/kedai obat tradisional. Dalam pelaksanaan pencacahan, petugas akan dibekali dua macam daftar
sampel, yaitu: (i) VKBP17.DSPD yang berupa daftar nama dan alamat usaha direktori, (ii)
VKBP17.DS, yaitu daftar sampel usaha penyediaan makanan minuman hasil listing pada blok sensus
terpilih. Untuk beberapa provinsi akan ditambah daftar lengkap (kerangka sampel) perusahaan
direktori (VKBP17.KSPD).
Daftar VKBP17.S terdiri dari 6 blok yaitu:
Blok I. Pengenalan Tempat
Blok II . Keterangan Usaha/Perusahaan
Blok III. Penggunaan Komoditi Bukan Beras Selama Maret 2017
Blok IV. Penggunaan Komoditi Beras Selama Maret 2017
Blok V. Catatan
Blok VI. Keterangan Petugas
Pengisian Kuesioner VKBP17.S pada halaman satu sebelah kanan atas, jangan lupa lingkari
kode asal daftar usaha sesuai daftar sampel yang digunakan, kemudian tuliskan kode ke kotak
yang tersedia. Tuliskan kode “1” jika berasal dari daftar sampel VKBP17.DSPD dan tuliskan
kode “2” jika berasal dari sampel VKBP17.DS.
BAB
5
44
BLOK I : PENGENALAN TEMPAT
Blok ini digunakan untuk mencatat identitas responden dalam rangka untuk memudahkan proses
pengolahan data.
Rincian 101 s.d. Rincian 110 meliputi isian mengenai Provinsi, Kabupaten/Kota, kecamatan,
kelurahan/desa/nagari, nomor blok sensus, nomor sub blok sensus, nomor kode sampel, nomor urut
sampel/perusahaan (NUS/NUP), nama lengkap usaha/perusahaan, dan alamat lengkap
usaha/perusahaan. Isiannya disalin dari Blok I daftar VKBP17.DSPD atau VKBP17.DS.
Lengkapi alamat usaha/perusahaan, dan tambahkan nomor telepon serta faksimili.
BLOK II : KETERANGAN USAHA/PERUSAHAAN
Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui jenis kegiatan utama usaha/perusahaan.
Rincian 201 : Jenis Usaha/Perusahaan
Lingkari kode usaha/perusahaan responden, dan isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang
tersedia.
Industri Pengolahan: Kegiatan produksi yang mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi
barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi
nilainya.
Usaha/perusahaan Industri Pengolahan: Unit kegiatan ekonomi yang melakukan/mengusahakan
industri pengolahan; terletak pada suatu bangunan/lokasi tertentu serta ada seorang atau lebih yang
bertanggung jawab atas usaha tersebut.
Contoh:
1. Usaha pembuatan kue basah
2. Perusahaan pembuatan Mie Instan
3. Usaha pembuatan jamu beras kencur
BPS mengklasifikasikan usaha/perusahaan industri pengolahan di Indonesia ke dalam 4 (empat) skala
usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja/ pekerja pada suatu usaha/perusahaan.
Skala usaha tersebut adalah sebagai berikut:
Industri Besar : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja
100 orang atau lebih
Industri Sedang : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja
20-99 orang
Industri Kecil : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja
45
5-19 orang
Industri Mikro : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja 1-4
orang
Usaha akomodasi ialah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang
disediakan secara khusus, dan setiap orang dapat menginap, makan, serta memperoleh pelayanan dan
fasilitas lainnya dengan pembayaran.
Hotel berbintang adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang
disediakan secara khusus, dan setiap orang dapat menginap, makan, serta memperoleh pelayanan dan
fasilitas lainnya dengan pembayaran dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang
seperti yang telah ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda). Ciri khusus dari hotel
berbintang adalah mempunyai restoran yang berada di bawah manajemen hotel tersebut.
Usaha Restoran/Rumah Makan adalah adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian
atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk umum
di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan
penyimpanan maupun tidak dan telah mendapatkan surat keputusan sebagai restoran/rumah makan
dari instansi yang membinanya.
Jasa Boga/Catering, adalah usaha penyediaan jasa makanan atas dasar kontrak perjanjian dengan
pelanggan, lokasi ditentukan oleh pelanggan untuk suatu event tertentu. Kelompok ini mencakup usaha
penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor,
perayaan, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke tempat
kerja, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya berikutpramusaji yang akan melayani tamu-tamu/peserta
seminar atau rapat pada saat pesta/seminar berlangsung.
Warung makan, adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan
tetap (tidak berpindah-pindah), yang menyajikan dan menjual makanan dan minuman di tempat
usahanya baik dilengkapi maupun tidak dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan
maupun penyimpanan dan belum mendapatkan ijin dan surat keputusan dari instansi yang
membinanya.
Kedai makanan, kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan
makanansiap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat dipindah-
pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya dengan menggunakan tenda, seperti kedai seafood, pecel
ayam, dan lain-lain.
46
Kedai minuman, kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan
utamanya minuman siap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat
dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya dengan menggunakan tenda, seperti kedai kopi,
kedai jus, dan minuman lainnya.
Kafe/Rumah minum, kelompok ini mencakup jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian
atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan utamanya minuman untuk umum di
tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan
penyimpanan maupun tidak dan telah mendapatkan surat keputusan sebagai rumah minum dari instansi
yang membinanya maupun belum.
Penyediaan makanan minuman keliling, kelompok ini mencakup usaha penyediaan makanan
minuman yang dijual secara eceran dan menyajikan makanan dan minuman siap dikonsumsi yang
didahului dengan proses pembuatan dan biasanya dijual dengan cara berkeliling, seperti tukang bakso
keliling, tukang lontong sayur keliling, es cendol, jamu gendong dan lain-lain.
Rumah/Kedai Obat Tradisional, kelompok ini mencakup jenis usaha yang bertempat di sebagian
atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan minuman jamu atau obat tradisional
untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses
pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan baik telah mendapatkan surat keputusan sebagai
rumah jamu dari instansi yang membinanya maupun belum.
Rumah Sakit (RS) adalah sarana kesehatan/bangunan tempat untuk melayani penderita yangsakit
untuk berobat rawat jalan atau rawat inap yang pelayanannya disediakan oleh dokter,perawat dan
tenaga ahli kesehatan lainnya. Rumah Sakit mencakup rumah sakit umum dan khusus. Rumah sakit
umum bisa dimiliki oleh: Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI atau swasta/BUMN. RS
Pemerintah Pusat misalnya RSCM/RSUP Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta, RS Pemerintah Daerah
misalnya RS Abdul Muluk di Lampung, RS Bhayangkara milik POLRI dan RS Swasta misalnya RS
Stella Maris di Kota Makasar-Sulawesi Selatan, RS Pelni dan RS Pertamina milik BUMN. Sedangkan
rumah sakit khusus contohnya adalah jasa kesehatan perawatan paru-paru dan jasa kesehatan jantung.
Rumah Sakit Bersalin adalah rumah sakit khusus untuk persalinan, dilengkapi pelayanan spesialis
pemeriksaan kehamilan, persalinan, rawat inap dan rawat jalan ibu dan anak yang beradadi bawah
pengawasan dokter spesialis kandungan.
47
Rincian 202 : Tuliskan Kegiatan Utama dari Usaha/perusahaan ini:
Tuliskan Kegiatan Utama dari Usaha/Perusahaan ini. Kode KBLI 2015 (5 digit) diisi oleh
pemeriksa/pengawas.
Rincian kegiatan utama hanya boleh diisi salah satu, 202a saja atau 202b saja.
Apabila membuat atau mengolah bahan pokok, tuliskan secara lengkap bahan baku yang diolah dan
produk utama yang dihasilkan pada rincian 202a. Contoh: membuat lemper dari beras ketan dan ayam.
Apabila usaha/perusahaan tersebut menyajikan makan minum, tuliskan secara lengkap kegiatan usaha
tersebut, makanan/minuman utama yang disediakan pada rincian 202b. Contohnya: menjual nasi
kuning, menjual bakso keliling, rumah makan yang menyediakan masakan padang.
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku statistik mengenai
kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut
kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal
atau informal. KBLI 2015 menggunakan kode angka 5 digit yang menunjukkan struktur klasifikasi.
Berikut adalah kode KBLI 5-digit untuk industri pengolahan yang kemungkinan menggunakan bahan
pokok sebagai bahan baku usahanya.
KBLI 5-digit yang menjadi cakupan dalam kegiatan ini
No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI
2015
(1) (2) (3) (4)
1 Industri Pengolahan Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas 10130
Industri Penggaraman/Pengeringan Ikan 10211
Industri Pengasapan/Pemanggangan Ikan 10212
Industri Pembekuan Ikan 10213
Industri Pemindangan Ikan 10214
Industri Peragian/Fermentasi Ikan 10215
Industri Berbasis Daging Lumatan Dan Surimi 10216
Industri Pendinginan/Pengesan Ikan 10217
Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Ikan 10219
Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota Air (Bukan Udang)
Dalam Kaleng 10221
Industri Pengolahan dan Pengawetan Udang Dalam Kaleng 10222
Industri Penggaraman/Pengeringan Biota Air Lainnya 10291
Industri Pembekuan Biota Air Lainnya 10293
Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Biota Air Lainnya 10299
Industri pengasinan/pemanisan buah-buahan dan sayuran 10311
Industri Pelumatan Buah-buahan dan Sayuran 10312
48
No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI
2015
(1) (2) (3) (4)
Industri Pengeringan Buah-buahan dan Sayuran 10313
Industri Tempe Kedelai 10391
Industri Tahu Kedelai 10392
Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati 10411
Industri Minyak Ikan 10414
Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati dan Hewani Lainnya 10490
Industri Pengolahan Susu Segar dan Krim 10510
Industri Pengolahan Susu Bubuk dan Susu Kental 10520
Industri Pengolahan Es Krim 10531
Industri Pengolahan Es Sejenisnya yang Dapat Dimakan (Bukan Es Batu
dan balok) 10532
Industri Pengolahan Produk dari Susu Lainnya 10590
Industri Tepung Campuran dan Adonan Tepung 10614
Industri Makanan Sereal
10615
Industri Tepung Beras Dan Tepung Jagung 10633
Industri Produk Roti dan Kue 10710
Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula 10732
Industri Makaroni, Mie dan Produk Sejenisnya 10740
Industri Makanan dan Masakan Olahan 10750
Industri Pengolahan Kopi 10761
Industri Pengolahan Teh 10763
Industri Kecap 10771
Industri Bumbu Masak dan Penyedap Masakan 10772
Industri Produk Masak Lainnya 10779
Industri Kue Basah 10792
Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-kacangan Lainnya Bukan
Kecap, Tempe dan Tahu 10793
Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya 10794
Industri Krimer Nabati 10795
Industri Produk Makanan Lainnya 10799
Industri Ransum Makanan Hewan 10801
Industri Konsentrat Makanan Hewan 10802
Industri Minuman Keras 11010
Industri Minuman Anggur (Wine) 11020
Industri Minuman Ringan 11040
Industri Minuman Lainnya 11090
Industri Bahan Kosmetik dan Kosmetik, Termasuk Pasta Gigi 20232
Industri Bahan Farmasi 21011
Industri Produk Farmasi 21012
Industri Produk Obat Tradisional 21022
49
No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI
2015
(1) (2) (3) (4)
2 Penyedia Akomodasi Hotel bintang lima 55111
Hotel bintang empat 55112
Hotel bintang tiga 55113
Hotel bintang dua 55114
Hotel bintang satu 55115
3 Penyedia Makan
Minum Restoran 56101
Warung Makan 56102
Kedai Makanan 56103
Penyediaan Makanan keliling/tempat tidak tetap 56104
Jasa boga untuk suatu event tertentu 56210
Penyedia makanan lainnya 56290
Rumah Minum/Cafe 56303
Kedai Minuman 56304
Rumah/Kedai obat tradisional 56305
Penyediaan minuman keliling/tempat tidak tetap 56306
4 Jasa Kesehatan Aktifitas Rumah Sakit Pemerintah 86101
Aktifitas Rumah Sakit Swasta 86103
Tuliskan sejelas-jelasnya jenis produk utama yang dihasilkan oleh usaha/perusahaan ini. Apabila hasil
produksi lebih dari satu jenis dan data/keterangan produk tersebut tidak dapat dipisahkan, maka
penentuan produk utamanya berdasarkan:
1. Produk yang mempunyai nilai (harga * jumlah produk) terbesar dari beberapa produk yang
menggunakan bahan pokok sebagai bahan bakunya;
2. Jika nilai produk pengguna bahan pokok yang dihasilkan sama besar, maka pilih produk yang
mempunyai volume terbesar;
3. Jika nilai dan volume produk pengguna bahan pokok yang dihasilkan sama besar, maka pilih
produk yang mempunyai waktu proses produksi terlama;
4. Jika nilai, volume, dan waktu yang diperlukan sama, maka ditentukan menurut pengakuan
responden.
Contoh penentuan produk utama:
1. Usaha industri yang menghasilkan minuman jamu beras kencur (KBLI 11090) dengan nilai
produk Rp. 450.000,-/bulan dan peyek kacang (KBLI 10794) dengan nilai produk Rp. 200.000,-
/bulan. Jika pencatatan mengenai penggunaan bahan bakunya tidak dapat dipisahkan maka produk
utamanya adalah jamu beras kencur (KBLI 11090).
50
2. Usaha industri yang melayani kebutuhan untuk sebuah perusahaan catering, yang setiap bulannya
mengirimkan 1.000 buah kue kering (KBLI 10710) dan sebanyak 1.500 buah lemper (KBLI
10792) dengan nilai produk kue yang sama. Maka produk utamanya adalah lemper (KBLI 10792).
Ketika menuliskan ’Produk utama’ harus sejelas-jelasnya agar dapat diketahui secara tepat kode 5-
digit KBLI. Penulisan kode 5-digit KBLI dilakukan oleh pengawas.
No. Penulisan produk utama
yang salah
Penulisan produk utama
yang benar
1. Kue LEMPER DARI KETAN
2. Minuman JAMU DARI BERAS KENCUR
Rincian 203a : Jika isian pada R.201 ≠ 11 (bukan Rumah Sakit), maka tuliskan jumlah
produksi/ tamu/porsi selama Maret 2017
Rincian ini ditanyakan untuk usaha/perusahaan industri pengolahan, hotel, restoran/rumah makan, jasa
boga/catering, warung makan, kedai makanan/minuman, kafe/rumah minum, penyedia makanan
minuman keliling, dan rumah/kedai obat tradisional.
Tuliskan jumlah produksi/ porsi/ tamu selama Maret 2017. Tuliskan juga satuan yang digunakan.
Jika responden merupakan usaha/perusahaan industri, satuan yang digunakan antara lain ton, kilogram,
liter, bungkus, kaleng, piece (pc), bal, dsb dll
Jika usaha catering atau penyedia makanan minuman keliling, satuan yang digunakan biasanya porsi
yang terjual/dipesan, misalnya satuan piring, mangkuk, bungkus, dll
Jika responden merupakan hotel dan restoran, satuan yang digunakan adalah tamu atau pengunjung.
Rincian 203b : Jika isian pada R.201=11 (Rumah Sakit), maka tuliskan jumlah pasien
Rincian ini ditanyakan hanya untuk responden Rumah Sakit. Tuliskan jumlah pasien rawat inap pada
tanggal 31 Maret 2017.
Rincian 204 : Tuliskan banyaknya hari kerja/beroperasi setiap bulan [Jika isian pada R.201≠1
atau 2; maka isikan saja pada Maret 2017]
Untuk usaha/perusahaan industri pengolahan, tuliskan banyaknya hari kerja/beroperasi selama bulan
April 2016- Maret 2017 ke dalam kotak yang tersedia. Selain usaha/perusahaan industri pengolahan,
banyaknya hari kerja hanya diisi untuk bulan Maret 2017.
51
BLOK III : PENGGUNAAN KOMODITI BUKAN BERAS SELAMA MARET 2017
Rincian ini mencakup keterangan tentang volume atau jumlah serta nilai bahan pokok selain beras
yang diolah/ digunakan oleh usaha/perusahaan selama bulan Maret 2017.
Kolom (1) : Keterangan
Komoditi yang ditanyakan dalam blok ini adalah:
301. Jagung, meliputi:
a. Jagung basah dengan kulit
b. Jagung basah tanpa kulit
c. Jagung kering tanpa kulit
d. Jagung pipilan kering
e. Jagung Pecah/Beras Jagung
302. Kedelai, termasuk kedelai lokal dan kedelai impor; meliputi:
a. Kedelai biji kering
b. Kedelai biji basah dengan kulit
303. Daging sapi /kerbau, termasuk daging giling namun tidak termasuk jeroan, kepala, dan kulit;
meliputi:
a. Daging segar
b. Daging beku impor
c. Tetelan
d. Tulang iga
304. Daging ayam, termasuk daging giling namun tidak termasuk jeroan; meliputi:
a. Daging ayam ras (ayam potong)
b. Daging ayam buras/kampung
305. Telur Ayam Ras/Bebek/Itik
a. Telur Ayam Ras
b. Telur Bebek / Itik
306. Susu Sapi Segar
307. Ikan Segar dan Hewan Air Lainnya, meliputi:
a. Ikan Tuna/Tongkol/Cakalang
Jenis bahan pokok yang dituliskan disini adalah bahan pokok yang benar-benar
digunakan untuk menghasilkan makanan/minuman oleh usaha/perusahaan ini,
bukan makanan/minuman yang dibuat pihak lain, seperti barang titipan
(konsinyasi) atau produk-produk makanan jadi yang dibeli dari pihak lain
52
b. Ikan Kembung
c. Ikan Bandeng
d. Ikan Lainnya
e. Hewan Air selain ikan (bukan rumput laut)
308. Bawang merah, baik bawang merah lokal maupun impor, namun tidak termasuk bawang daun
dan bawang bombay; meliputi:
a. Bawang merah utuh (bawang kering konsumsi)
b. Bawang merah giling
c. Bawang Merah goreng
309. Cabai, kecuali paprica dan saus cabai; meliputi:
a. Cabai merah besar dan cabai keriting, berupa:
i. Segar
ii. Kering
iii. Giling
iv. Bubuk
b. Cabai hijau besar, berupa:
i. Segar
ii. Giling
c. Cabai rawit
Kolom (2) : Volume (kg)
Tuliskan jumlah volume bahan pokok sesuai rincian dalam kolom (1) dalam kilogram (kg).
Kolom (3) : Nilai (Rp)
Tuliskan nilai bahan pokok yang digunakan atau diolah pada rincian ini. Nilai bahan pokok adalah
nilai volume bahan pokok yang digunakan (Kg) selama bulan Maret 2017 dikonversikan ke dalam
nilai rupiah dengan cara mengalikan dengan harga per kg (Rp). Apabila bahan pokok yang digunakan
lebih dari satu jenis/merk dengan harga yang berbeda, maka nilai bahan baku merupakan penjumlahan
dari nilai masing-masing jenis bahan pokok tersebut.
53
BLOK IV : PENGGUNAAN KOMODITI BERAS SELAMA MARET 2017
Rincian ini mencakup keterangan tentang volume atau jumlah, nilai bahan pokok yang diolah/
digunakan oleh usaha/perusahaan selama bulan Maret 2017. Selain itu ditanyakan juga volume atau
jumlah serta nilai bahan pokok yang merupakan stok awal (kondisi 1 Maret 2017) dan stok akhir
(kondisi 31 Maret 2017).
Kolom (1) : Keterangan
Jenis bahan pokok yang ditanyakan adalah:
401. Beras
402. Beras ketan
Keterangan disini antara lain:
a. Konsumsi/penggunaan/pengolahan adalah semua bahan baku yang dimasak atau diolah oleh
usaha ini, tanpa melihat apakah jenis makanan yang dibuat (output yang dihasilkan) terjual
atau tidak (termasuk yang tercecer, dimakan sendiri, diberikan kepada pihak lain, maupun
tersisa).
b. Pembelian,/pemberian/produksi sendiri; adalah semua bahan baku yang didapatkan dari
proses pembelian dan pemberian dari pihak lain, termasuk hasil dari produksi sendiri.
c. Stok pada tanggal 1 Maret 2017, semua persediaan bahan pokok yang belum
digunakan/diolah pada 1 Maret 2017
d. Stok pada tanggal 31 Maret 2017, seluruh persediaan jenis bahan pokok yang ada dan belum
digunakan pada saat 31 Maret 2017.
Kolom (2) : Volume (kg)
Tuliskan jumlah volume bahan pokok sesuai rincian dalam kolom (1) dalam kilogram (kg).
Kolom (3) : Nilai (Rp)
Tuliskan nilai bahan pokok yang digunakan atau diolah pada rincian ini. Nilai bahan pokok adalah
nilai volume bahan pokok yang digunakan (Kg) selama bulan Maret 2017 dikonversikan ke dalam
nilai rupiah dengan cara mengalikan dengan harga per kg (Rp). Apabila bahan pokok yang digunakan
Pencacah harus memastikan konversi takaran yang biasa di gunakan masyarakat ke
dalam satuan Kilogram (Kg) karena kadang ada perbedaan antara satu daerah
dengan daerah lain. Secara umum 1 liter = 0,8 Kg, untuk beras.
54
lebih dari satu jenis/merk dengan harga yang berbeda, maka nilai bahan baku merupakan penjumlahan
dari nilai masing-masing jenis bahan pokok tersebut.
BLOK V : CATATAN
Blok ini bertujuan untuk menginformasikan hal-hal penting yang tidak dicakup didaftar
pertanyaan. Tuliskan hal-hal penting apabila ada yang perlu diberi catatan baik yang berkaitan
usaha/perusahaan yang menjadi sampel.
BLOK VI : KETERANGAN PETUGAS
Blok ini berisi keterangan pencacah, pengawas/pemeriksa serta pemberi jawaban.
55
LAMPIRAN
56
Lampiran 1. Daftar cakupan KBLI dalam Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017
No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI 2015
(1) (2) (3) (4)
1 Industri Pengolahan
Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas 10130
Industri Penggaraman/Pengeringan Ikan 10211
Industri Pengasapan/Pemanggangan Ikan 10212
Industri Pembekuan Ikan 10213
Industri Pemindangan Ikan 10214
Industri Peragian/Fermentasi Ikan 10215
Industri Berbasis Daging Lumatan Dan Surimi 10216
Industri Pendinginan/Pengesan Ikan 10217
Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Ikan 10219
Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota Air (Bukan Udang) Dalam Kaleng 10221
Industri Pengolahan dan Pengawetan Udang Dalam Kaleng 10222
Industri Penggaraman/Pengeringan Biota Air Lainnya 10291
Industri Pembekuan Biota Air Lainnya 10293
Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Biota Air Lainnya 10299
Industri pengasinan/pemanisan buah-buahan dan sayuran 10311
Industri Pelumatan Buah-buahan dan Sayuran 10312
Industri Pengeringan Buah-buahan dan Sayuran 10313
Industri Tempe Kedelai 10391
Industri Tahu Kedelai 10392
Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati 10411
Industri Minyak Ikan 10414
Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati dan Hewani Lainnya 10490
Industri Pengolahan Susu Segar dan Krim 10510
Industri Pengolahan Susu Bubuk dan Susu Kental 10520
Industri Pengolahan Es Krim 10531
Industri Pengolahan Es Sejenisnya yang Dapat Dimakan (Bukan Es Batu dan balok)
10532
Industri Pengolahan Produk dari Susu Lainnya 10590
Industri Tepung Campuran dan Adonan Tepung 10614
Industri Makanan Sereal
10615
Industri Tepung Beras Dan Tepung Jagung 10633
Industri Produk Roti dan Kue 10710
Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula 10732
Industri Makaroni, Mie dan Produk Sejenisnya 10740
Industri Makanan dan Masakan Olahan 10750
Industri Pengolahan Kopi 10761
57
Lampiran 1. Daftar cakupan KBLI dalam Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017
No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI 2015
(1) (2) (3) (4)
Industri Pengolahan Teh 10763
Industri Kecap 10771
Industri Bumbu Masak dan Penyedap Masakan 10772
Industri Produk Masak Lainnya 10779
Industri Kue Basah 10792
Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu 10793
Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya 10794
Industri Krimer Nabati 10795
Industri Produk Makanan Lainnya 10799
Industri Ransum Makanan Hewan 10801
Industri Konsentrat Makanan Hewan 10802
Industri Minuman Keras 11010
Industri Minuman Anggur (Wine) 11020
Industri Minuman Ringan 11040
Industri Minuman Lainnya 11090
Industri Bahan Kosmetik dan Kosmetik, Termasuk Pasta Gigi 20232
Industri Bahan Farmasi 21011
Industri Produk Farmasi 21012
Industri Produk Obat Tradisional 21022 2 Penyedia
Akomodasi Hotel bintang lima 55111
Hotel bintang empat 55112 Hotel bintang tiga 55113
Hotel bintang dua 55114
Hotel bintang satu 55115 3 Penyedia Makan
Minum Restoran 56101
Warung Makan 56102
Kedai Makanan 56103
Penyediaan Makanan keliling/tempat tidak tetap 56104
Jasa boga untuk suatu event tertentu 56210
Penyedia makanan lainnya 56290
Rumah Minum/Cafe 56303
Kedai Minuman 56304
Rumah/Kedai obat tradisional 56305
Penyediaan minuman keliling/tempat tidak tetap 56306 4 Jasa Kesehatan Aktifitas Rumah Sakit Pemerintah 86101
Aktifitas Rumah Sakit Swasta 86103
58
Lampiran 2. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Provinsi
Provinsi Jumlah sampel
Kabupaten Blok
Sensus Jumlah Usaha
Industri PMM Total 11 ACEH 13 256 227 1435 1662
12 SUMATERA UTARA 23 418 371 2345 2716
13 SUMATERA BARAT 13 298 265 1677 1942
14 RIAU 11 252 224 1415 1639
15 JAMBI 10 191 168 1067 1235
16 SUMATERA SELATAN 13 265 236 1491 1727
17 BENGKULU 9 158 139 884 1023
18 LAMPUNG 12 283 251 1590 1841
19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 7 140 123 779 902
21 KEPULAUAN RIAU 7 160 141 897 1038
31 DKI JAKARTA 5 507 449 2841 3290
32 JAWA BARAT 25 793 703 4447 5150
33 JAWA TENGAH 29 705 625 3951 4576
34 DI YOGYAKARTA 5 268 237 1501 1738
35 JAWA TIMUR 30 760 674 4264 4938
36 BANTEN 8 391 346 2192 2538
51 BALI 9 261 231 1458 1689
52 NUSA TENGGARA BARAT 10 235 210 1320 1530
53 NUSA TENGGARA TIMUR 9 147 131 826 957
61 KALIMANTAN BARAT 12 232 207 1301 1508
62 KALIMANTAN TENGAH 10 178 158 996 1154
63 KALIMANTAN SELATAN 12 262 233 1468 1701
64 KALIMANTAN TIMUR 9 204 181 1138 1319
65 KALIMANTAN UTARA 5 105 93 587 680
71 SULAWESI UTARA 11 200 177 1114 1291
72 SULAWESI TENGAH 10 185 164 1030 1194
73 SULAWESI SELATAN 15 279 248 1563 1811
74 SULAWESI TENGGARA 10 168 149 938 1087
75 GORONTALO 6 145 130 816 946
76 SULAWESI BARAT 6 114 101 638 739
81 MALUKU 8 130 116 732 848
82 MALUKU UTARA 7 111 98 617 715
91 PAPUA BARAT 7 97 87 547 634
94 PAPUA 8 120 107 670 777
Total 384 9018 8000 50535 58535
*)PMM: Penyediaan makan minum
59
Lampiran 3a. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Sektor Industri Menurut Provinsi
Provinsi
IBS
IMK Total Industri 10
Industri 11
Industri 20
Industri 21
11 ACEH 17 0 0 0 210 227
12 SUMATERA UTARA 149 20 2 8 192 371
13 SUMATERA BARAT 49 0 1 2 213 265
14 RIAU 26 4 0 1 193 224
15 JAMBI 15 0 1 0 152 168
16 SUMATERA SELATAN 31 5 0 3 197 236
17 BENGKULU 12 0 0 0 127 139
18 LAMPUNG 63 2 0 2 184 251
19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 23 0 0 0 100 123
21 KEPULAUAN RIAU 21 2 0 1 117 141
31 DKI JAKARTA 58 16 31 36 308 449
32 JAWA BARAT 247 55 28 74 299 703
33 JAWA TENGAH 284 25 13 52 251 625
34 DI YOGYAKARTA 31 1 2 4 199 237
35 JAWA TIMUR 274 40 22 46 292 674
36 BANTEN 92 23 29 29 173 346
51 BALI 59 15 6 0 151 231
52 NUSA TENGGARA BARAT 36 0 0 0 174 210
53 NUSA TENGGARA TIMUR 13 0 0 0 118 131
61 KALIMANTAN BARAT 36 6 0 2 163 207
62 KALIMANTAN TENGAH 3 0 0 0 155 158
63 KALIMANTAN SELATAN 25 1 0 1 206 233
64 KALIMANTAN TIMUR 13 0 0 0 168 181
65 KALIMANTAN UTARA 13 0 0 0 80 93
71 SULAWESI UTARA 46 4 0 0 127 177
72 SULAWESI TENGAH 17 0 0 0 147 164
73 SULAWESI SELATAN 109 5 0 3 131 248
74 SULAWESI TENGGARA 37 0 0 0 112 149
75 GORONTALO 7 0 0 1 122 130
76 SULAWESI BARAT 5 0 0 0 96 101
81 MALUKU 34 0 0 0 82 116
82 MALUKU UTARA 4 0 0 0 94 98
91 PAPUA BARAT 14 0 0 1 72 87
94 PAPUA 12 0 0 0 95 107
Total 1836 1875 224 135 266 5500
60
Lampiran 3b. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Sektor PMM Menurut Provinsi
Provinsi Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit
PMM Mikro Kecil
Total
11 ACEH 17 65 3 42 1308 1435
12 SUMATERA UTARA 95 150 5 88 2007 2345
13 SUMATERA BARAT 52 97 4 38 1486 1677
14 RIAU 62 97 10 44 1202 1415
15 JAMBI 35 53 1 24 954 1067
16 SUMATERA SELATAN 71 116 11 39 1254 1491
17 BENGKULU 10 27 2 18 827 884
18 LAMPUNG 25 82 2 44 1437 1590
19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 45 25 0 20 689 779
21 KEPULAUAN RIAU 89 99 5 23 681 897
31 DKI JAKARTA 148 359 54 58 2222 2841
32 JAWA BARAT 164 347 68 131 3737 4447
33 JAWA TENGAH 147 241 23 206 3334 3951
34 DI YOGYAKARTA 97 139 19 52 1194 1501
35 JAWA TIMUR 194 340 37 187 3506 4264
36 BANTEN 66 207 24 47 1848 2192
51 BALI 81 182 9 38 1148 1458
52 NUSA TENGGARA BARAT 75 64 3 27 1151 1320
53 NUSA TENGGARA TIMUR 18 24 1 24 759 826
61 KALIMANTAN BARAT 45 73 2 33 1148 1301
62 KALIMANTAN TENGAH 11 47 2 20 916 996
63 KALIMANTAN SELATAN 53 108 14 30 1263 1468
64 KALIMANTAN TIMUR 66 154 33 39 846 1138
65 KALIMANTAN UTARA 9 6 2 5 565 587
71 SULAWESI UTARA 60 79 1 25 949 1114
72 SULAWESI TENGAH 15 32 1 16 966 1030
73 SULAWESI SELATAN 64 116 10 39 1334 1563
74 SULAWESI TENGGARA 16 29 1 19 873 938
75 GORONTALO 9 15 0 13 779 816
76 SULAWESI BARAT 8 0 0 11 619 638
81 MALUKU 17 29 0 10 676 732
82 MALUKU UTARA 4 12 1 16 584 617
91 PAPUA BARAT 29 13 2 9 494 547
94 PAPUA 47 40 1 12 570 670
Total 1959 1944 3467 351 1447 43326
*)PMM: Penyediaan makan minum
61
Lampiran 3c. Keterangan Pengambilan Sampel Usaha Direktori Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Provinsi
Provinsi Keterangan pengambilan sampel
IBS Hotel Resto Catering Rumah sakit
11 Aceh take all take all take all take all take all
12 Sumatera Utara take some take some take some take all take some
13 Sumatera Barat take some take some take some take all take all
14 Riau take some take some take some take all take some
15 Jambi take all take all take all take all take all
16 Sumatera Selatan take some take some take some take all take some
17 Bengkulu take all take all take all take all take all
18 Lampung take some take all take some take all take some
19 Kepulauan Bangka Belitung take all take all take all take all take all
21 Kepulauan Riau take some take some take all take all take some
31 DKI Jakarta take some take some take some take some take some
32 Jawa Barat take some take some take some take some take some
33 Jawa Tengah take some take some take some take all take some
34 Di Yogyakarta take some take some take some take all take some
35 Jawa Timur take some take some take some take some take some
36 Banten take some take some take some take all take some
51 B A L I take some take some take some take all take some
52 Nusa Tenggara Barat take some take all take all take all take all
53 Nusa Tenggara Timur take all take all take all take all take all
61 Kalimantan Barat take some take all take all take all take all
62 Kalimantan Tengah take all take all take all take all take all
63 Kalimantan Selatan take some take all take some take all take all
64 Kalimantan Timur take some take some take some take some take all
65 Kalimantan Utara take some take all take all take all take all
71 Sulawesi Utara take some take all take some take all take all
72 Sulawesi Tengah take all take all take all take all take all
73 Sulawesi Selatan take some take some take some take all take some
74 Sulawesi Tenggara take some take all take all take all take all
75 Gorontalo take all take all take all take all take all
76 Sulawesi Barat take all take all take all take all take all
81 Maluku take all take all take all take all take all
82 Maluku Utara take all take all take all take all take all
91 Papua Barat take all take all take all take all take all
94 Papua take all take all take all take all take all
62
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
1102 ACEH SINGKIL 12 1 0 0 0 1 2
1105 ACEH TIMUR 20 1 0 1 0 1 3
1107 ACEH BARAT 16 1 1 2 0 2 6
1108 ACEH BESAR 25 3 1 5 0 1 10
1109 PIDIE 25 1 0 2 0 4 7
1110 BIREUEN 24 0 0 4 0 6 10
1111 ACEH UTARA 28 2 0 3 0 2 7
1113 GAYO LUES 9 0 0 0 0 1 1
1114 ACEH TAMIANG 19 1 0 4 0 2 7
1116 ACEH JAYA 9 0 0 0 0 1 1
1171 BANDA ACEH 27 4 12 31 2 11 60
1173 LANGSA 20 3 1 3 0 4 11
1174 LHOKSEUMAWE 22 0 2 10 1 6 19
11 ACEH 256 17 17 65 3 42 144
1202 MANDAILING NATAL 16 1 1 0 0 3 5
1204 TAPANULI TENGAH 14 8 1 1 0 1 11
1205 TAPANULI UTARA 12 1 3 0 0 1 5
1206 TOBA SAMOSIR 11 0 1 0 0 2 3
1207 LABUHAN BATU 17 2 5 5 0 2 14
1208 ASAHAN 22 18 3 5 0 6 32
1209 SIMALUNGUN 23 18 11 3 0 4 36
1210 DAIRI 11 0 1 0 0 1 2
1211 KARO 16 3 11 6 0 4 24
1212 DELI SERDANG 37 33 5 43 0 4 85
1213 LANGKAT 26 14 1 7 0 6 28
1217 SAMOSIR 10 0 5 0 0 1 6
1218 SERDANG BEDAGAI 22 6 1 2 0 4 13
1219 BATU BARA 16 3 0 3 0 0 6
1221 PADANG LAWAS 12 0 0 0 0 2 2
1222 LABUHAN BATU SELATAN 12 1 4 0 0 3 8
1271 SIBOLGA 12 2 7 2 0 2 13
1272 TANJUNG BALAI 13 10 1 0 0 1 12
1273 PEMATANG SIANTAR 19 17 2 5 1 5 30
1274 TEBING TINGGI 14 6 0 0 0 5 11
1275 MEDAN 50 23 29 55 4 22 133
1276 BINJAI 17 11 1 11 0 7 30
1277 PADANGSIDIMPUAN 16 2 2 2 0 2 8
12 SUMATERA UTARA 418 179 95 150 5 88 517
1303 SOLOK 19 3 0 1 0 0 4
63
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
1305 TANAH DATAR 25 4 3 4 0 1 12
1306 PADANG PARIAMAN 29 7 0 10 0 0 17
1307 AGAM 27 1 5 2 0 2 10
1308 LIMA PULUH KOTA 25 3 0 1 0 1 5
1309 PASAMAN 17 2 0 1 0 1 4
1310 SOLOK SELATAN 13 2 1 0 0 1 4
1312 PASAMAN BARAT 23 0 1 1 0 1 3
1371 PADANG 45 15 26 56 4 20 121
1372 SOLOK 15 0 0 2 0 1 3
1375 BUKITTINGGI 19 2 16 9 0 4 31
1376 PAYAKUMBUH 22 12 0 9 0 3 24
1377 PARIAMAN 19 1 0 1 0 3 5
13 SUMATERA BARAT 298 52 52 97 4 38 243
1401 KUANTAN SINGINGI 17 0 0 2 0 3 5
1402 INDRAGIRI HULU 20 1 0 1 0 2 4
1403 INDRAGIRI HILIR 21 1 2 2 0 2 7
1404 PELALAWAN 17 0 1 1 0 3 5
1405 S I A K 20 1 2 4 0 1 8
1406 KAMPAR 27 2 3 8 0 2 15
1407 ROKAN HULU 20 2 1 1 0 5 9
1408 BENGKALIS 24 5 5 8 1 6 25
1409 ROKAN HILIR 21 3 2 4 0 3 12
1471 PEKANBARU 43 10 40 60 8 15 133
1473 D U M A I 22 6 6 6 1 2 21
14 RIAU 252 31 62 97 10 44 244
1501 KERINCI 14 1 0 0 0 0 1
1502 MERANGIN 18 0 2 0 0 2 4
1504 BATANG HARI 16 0 0 2 0 1 3
1505 MUARO JAMBI 16 1 0 0 0 0 1
1506 TANJUNG JABUNG TIMUR 15 0 0 0 0 1 1
1507 TANJUNG JABUNG BARAT 20 0 0 0 1 1 2
1508 TEBO 18 0 0 0 0 1 1
1509 BUNGO 19 0 3 2 0 4 9
1571 JAMBI 39 10 28 46 0 12 96
1572 SUNGAI PENUH 16 4 2 3 0 2 11
15 JAMBI 191 16 35 53 1 24 129
1601 OGAN KOMERING ULU 17 0 4 3 0 3 10
1602 OGAN KOMERING ILIR 21 1 2 4 0 1 8
1603 MUARA ENIM 20 0 3 6 3 2 14
64
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
1604 LAHAT 18 0 2 2 0 1 5
1606 MUSI BANYUASIN 18 1 3 4 0 3 11
1607 BANYU ASIN 22 18 1 5 0 1 25
1608 OGAN KOMERING ULU SELATAN 11 1 0 1 0 0 2
1609 OGAN KOMERING ULU TIMUR 17 0 2 3 0 3 8
1610 OGAN ILIR 18 1 1 4 1 0 7
1611 EMPAT LAWANG 11 0 0 0 0 0 0
1671 PALEMBANG 53 11 38 70 7 18 144
1672 PRABUMULIH 18 0 2 5 0 4 11
1674 LUBUKLINGGAU 21 6 13 9 0 3 31
16 SUMATERA SELATAN 265 39 71 116 11 39 276
1701 BENGKULU SELATAN 16 1 0 1 0 1 3
1702 REJANG LEBONG 20 2 0 1 0 1 4
1703 BENGKULU UTARA 19 0 0 1 0 2 3
1704 KAUR 13 0 0 0 0 1 1
1705 SELUMA 13 0 0 0 0 1 1
1706 MUKOMUKO 16 0 0 0 0 2 2
1708 KEPAHIANG 13 2 0 0 0 1 3
1709 BENGKULU TENGAH 12 1 0 0 0 1 2
1771 BENGKULU 36 6 10 24 2 8 50
17 BENGKULU 158 12 10 27 2 18 69
1801 LAMPUNG BARAT 12 1 1 0 0 1 3
1803 LAMPUNG SELATAN 29 12 2 7 0 1 22
1804 LAMPUNG TIMUR 28 10 0 1 0 2 13
1805 LAMPUNG TENGAH 32 7 1 4 0 7 19
1806 LAMPUNG UTARA 23 0 0 1 0 4 5
1807 WAY KANAN 15 1 0 0 0 0 1
1808 TULANGBAWANG 18 0 1 2 0 3 6
1809 PESAWARAN 17 6 0 0 0 0 6
1810 PRINGSEWU 20 5 0 2 0 6 13
1812 TULANG BAWANG BARAT 15 3 0 1 0 0 4
1871 BANDAR LAMPUNG 52 12 20 61 2 15 110
1872 METRO 22 10 0 3 0 5 18
18 LAMPUNG 283 67 25 82 2 44 220
1901 BANGKA 23 4 7 5 0 5 21
1902 BELITUNG 22 8 20 4 0 4 36
1903 BANGKA BARAT 18 0 0 0 0 2 2
65
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
1904 BANGKA TENGAH 15 1 4 5 0 1 11
1905 BANGKA SELATAN 17 0 0 0 0 1 1
1906 BELITUNG TIMUR 19 0 1 1 0 1 3
1971 PANGKAL PINANG 26 10 13 10 0 6 39
19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 140 23 45 25 0 20 113
2101 KARIMUN 23 2 9 6 0 2 19
2102 BINTAN 19 4 24 1 0 2 31
2103 NATUNA 16 1 0 0 0 1 2
2104 LINGGA 14 2 0 0 0 0 2
2105 KEPULAUAN ANAMBAS 13 0 0 1 0 0 1
2171 B A T A M 48 8 43 75 4 15 145
2172 TANJUNG PINANG 27 7 13 16 1 3 40
21 KEPULAUAN RIAU 160 24 89 99 5 23 240
3171 JAKARTA SELATAN 102 22 44 77 16 15 174
3172 JAKARTA TIMUR 106 42 12 58 16 11 139
3173 JAKARTA PUSAT 83 17 50 77 7 13 164
3174 JAKARTA BARAT 111 31 22 71 12 10 146
3175 JAKARTA UTARA 105 29 20 76 3 9 137
31 DKI JAKARTA 507 141 148 359 54 58 760
3201 BOGOR 49 37 8 23 10 9 87
3202 SUKABUMI 32 20 4 7 0 5 36
3203 CIANJUR 32 10 10 8 1 3 32
3204 BANDUNG 47 29 12 15 3 4 63
3205 GARUT 33 10 10 7 1 3 31
3206 TASIKMALAYA 25 4 1 4 0 1 10
3207 CIAMIS 25 14 0 5 0 2 21
3208 KUNINGAN 22 16 4 6 1 5 32
3209 CIREBON 43 26 6 10 2 6 50
3210 MAJALENGKA 29 6 0 6 0 4 16
3211 SUMEDANG 24 12 2 10 1 1 26
3212 INDRAMAYU 35 17 3 11 0 5 36
3213 SUBANG 31 11 7 8 0 6 32
3214 PURWAKARTA 21 10 2 11 5 6 34
3215 KARAWANG 38 11 6 19 8 9 53
3216 BEKASI 39 23 10 20 10 8 71
3217 BANDUNG BARAT 28 18 11 14 1 4 48
3271 BOGOR 27 15 14 22 3 5 59
3272 SUKABUMI 18 7 6 9 0 3 25
66
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
3273 BANDUNG 52 21 13 37 9 7 87
3274 CIREBON 21 13 10 13 1 6 43
3275 BEKASI 40 18 13 35 7 7 80
3276 DEPOK 36 19 3 30 5 9 66
3277 CIMAHI 21 26 1 9 0 6 42
3278 TASIKMALAYA 25 11 8 8 0 7 34
32 JAWA BARAT 793 404 164 347 68 131 1114
3301 CILACAP 28 6 9 9 1 8 33
3302 BANYUMAS 32 13 7 11 1 11 43
3304 BANJARNEGARA 18 2 1 4 0 2 9
3305 KEBUMEN 24 22 4 6 0 10 42
3307 WONOSOBO 21 14 4 5 0 4 27
3308 MAGELANG 25 12 7 8 0 4 31
3309 BOYOLALI 22 9 5 9 3 10 36
3310 KLATEN 29 15 1 5 0 11 32
3311 SUKOHARJO 26 21 6 14 1 7 49
3313 KARANGANYAR 22 14 6 11 0 5 36
3314 SRAGEN 21 11 0 6 0 10 27
3315 GROBOGAN 24 11 4 8 0 6 29
3316 BLORA 21 3 5 5 1 5 19
3317 REMBANG 18 22 1 1 1 1 26
3318 PATI 26 18 5 3 0 9 35
3319 KUDUS 23 11 7 6 2 10 36
3320 JEPARA 22 5 6 3 2 7 23
3322 SEMARANG 22 16 5 8 0 6 35
3324 KENDAL 23 9 0 9 0 3 21
3325 BATANG 28 14 2 6 1 2 25
3326 PEKALONGAN 23 14 2 11 0 3 30
3327 PEMALANG 28 8 3 4 0 6 21
3328 TEGAL 31 15 5 8 0 6 34
3329 BREBES 33 14 2 10 0 10 36
3372 SURAKARTA 26 11 15 25 3 14 68
3373 SALATIGA 15 8 4 6 1 6 25
3374 SEMARANG 38 33 14 16 6 18 87
3375 PEKALONGAN 18 10 8 9 0 8 35
3376 TEGAL 18 13 9 15 0 4 41
33 JAWA TENGAH 705 374 147 241 23 206 991
3401 KULON PROGO 31 5 0 1 0 5 11
3402 BANTUL 62 19 2 18 3 11 53
67
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
3403 GUNUNG KIDUL 60 1 2 3 0 3 9
3404 SLEMAN 65 7 37 61 11 18 134
3471 YOGYAKARTA 50 6 56 56 5 15 138
34 DI YOGYAKARTA 268 38 97 139 19 52 345
3502 PONOROGO 22 5 3 12 0 6 26
3503 TRENGGALEK 17 19 1 3 0 3 26
3504 TULUNGAGUNG 26 12 4 8 1 8 33
3505 BLITAR 24 5 2 4 1 10 22
3506 KEDIRI 32 15 1 18 1 10 45
3507 MALANG 35 21 11 14 2 12 60
3508 LUMAJANG 23 12 4 9 0 5 30
3509 JEMBER 36 13 17 13 2 7 52
3510 BANYUWANGI 32 19 8 11 0 9 47
3513 PROBOLINGGO 21 7 1 3 0 5 16
3514 PASURUAN 30 22 17 10 4 3 56
3515 SIDOARJO 40 34 13 16 4 7 74
3516 MOJOKERTO 27 15 5 13 0 9 42
3517 JOMBANG 31 12 5 13 0 12 42
3518 NGANJUK 25 7 4 11 0 6 28
3519 MADIUN 21 10 0 5 0 3 18
3520 MAGETAN 20 7 2 6 0 5 20
3522 BOJONEGORO 22 7 7 13 3 7 37
3523 TUBAN 23 10 9 7 2 2 30
3524 LAMONGAN 24 15 1 16 0 6 38
3525 GRESIK 31 26 1 21 3 5 56
3527 SAMPANG 14 5 1 9 0 1 16
3528 PAMEKASAN 15 8 0 3 0 5 16
3529 SUMENEP 19 12 0 12 3 2 29
3571 KEDIRI 19 10 6 17 0 5 38
3573 MALANG 29 9 30 12 3 7 61
3574 PROBOLINGGO 16 10 2 11 0 4 27
3576 MOJOKERTO 12 5 1 12 0 6 24
3577 MADIUN 17 8 13 18 0 7 46
3578 SURABAYA 57 22 25 20 8 10 85
35 JAWA TIMUR 760 382 194 340 37 187 1140
3601 PANDEGLANG 42 7 13 7 2 1 30
3602 LEBAK 34 8 1 0 0 0 9
3603 TANGERANG 77 53 6 43 4 10 116
3604 SERANG 39 18 13 12 1 1 45
68
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
3671 TANGERANG 69 40 17 41 5 9 112
3672 CILEGON 34 10 4 18 5 4 41
3673 SERANG 40 13 3 21 0 6 43
3674 TANGERANG SELATAN 56 24 9 65 7 16 121
36 BANTEN 391 173 66 207 24 47 517
5101 JEMBRANA 21 10 7 11 1 3 32
5102 TABANAN 26 12 13 18 0 5 48
5103 BADUNG 39 13 26 36 3 5 83
5104 GIANYAR 33 6 8 32 0 3 49
5105 KLUNGKUNG 20 1 2 15 0 3 21
5106 BANGLI 18 2 0 18 0 3 23
5107 KARANG ASEM 24 6 4 16 0 2 28
5108 BULELENG 34 6 4 15 0 4 29
5171 DENPASAR 46 24 17 21 5 10 77
51 BALI 261 80 81 182 9 38 390
5201 LOMBOK BARAT 32 6 25 16 0 1 48
5202 LOMBOK TENGAH 27 4 5 2 1 2 14
5203 LOMBOK TIMUR 36 9 1 3 0 3 16
5204 SUMBAWA 23 2 4 2 0 2 10
5205 DOMPU 16 1 0 2 1 1 5
5206 BIMA 17 2 0 2 0 0 4
5207 SUMBAWA BARAT 12 1 1 0 0 1 3
5208 LOMBOK UTARA 16 0 14 0 0 1 15
5271 MATARAM 37 11 25 35 1 13 85
5272 BIMA 19 0 0 2 0 3 5
52 NUSA TENGGARA BARAT 235 36 75 64 3 27 205
5302 SUMBA TIMUR 14 1 0 0 0 3 4
5304 TIMOR TENGAH SELATAN 14 0 1 0 0 1 2
5306 BELU 13 0 0 1 0 1 2
5308 LEMBATA 14 0 0 0 0 1 1
5310 SIKKA 19 3 3 0 0 3 9
5311 ENDE 21 1 0 2 0 3 6
5313 MANGGARAI 16 0 0 0 0 2 2
5316 SUMBA TENGAH 3 0 0 0 0 0 0
5371 KUPANG 33 8 14 21 1 10 54
53 NUSA TENGGARA TIMUR 147 13 18 24 1 24 80
6101 SAMBAS 23 3 0 0 0 3 6
6102 BENGKAYANG 15 10 2 0 0 2 14
6103 LANDAK 15 0 0 0 0 1 1
69
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
6104 MEMPAWAH 17 2 0 1 0 1 4
6105 SANGGAU 19 1 1 2 0 3 7
6106 KETAPANG 21 2 6 2 0 3 13
6107 SINTANG 16 0 2 2 0 1 5
6108 KAPUAS HULU 12 1 0 0 0 1 2
6109 SEKADAU 12 0 0 0 0 1 1
6112 KUBU RAYA 22 3 4 6 0 2 15
6171 PONTIANAK 39 14 27 56 2 12 111
6172 SINGKAWANG 21 8 3 4 0 3 18
61 KALIMANTAN BARAT 232 44 45 73 2 33 197
6201 KOTAWARINGIN BARAT 24 3 2 9 0 5 19
6202 KOTAWARINGIN TIMUR 25 0 2 10 0 1 13
6203 KAPUAS 20 0 0 3 0 0 3
6204 BARITO SELATAN 16 0 0 0 1 1 2
6205 BARITO UTARA 14 0 0 1 0 1 2
6207 LAMANDAU 12 0 0 1 0 1 2
6209 KATINGAN 16 0 0 2 0 1 3
6211 GUNUNG MAS 11 0 0 0 0 1 1
6213 MURUNG RAYA 11 0 0 0 1 1 2
6271 PALANGKA RAYA 29 0 7 21 0 8 36
62 KALIMANTAN TENGAH 178 3 11 47 2 20 83
6301 TANAH LAUT 20 5 0 1 1 1 8
6302 KOTA BARU 18 2 1 3 0 1 7
6303 BANJAR 29 3 6 17 1 6 33
6304 BARITO KUALA 19 0 1 1 0 1 3
6305 TAPIN 15 0 0 2 0 1 3
6306 HULU SUNGAI SELATAN 20 1 0 1 0 3 5
6307 HULU SUNGAI TENGAH 20 1 0 0 0 0 1
6308 HULU SUNGAI UTARA 20 1 0 1 0 2 4
6309 TABALONG 18 0 2 0 8 2 12
6311 BALANGAN 14 0 0 0 1 1 2
6371 BANJARMASIN 44 9 31 46 2 8 96
6372 BANJAR BARU 25 5 12 36 1 4 58
63 KALIMANTAN SELATAN 262 27 53 108 14 30 232
6401 PASER 18 0 3 0 7 1 11
6402 KUTAI BARAT 12 0 0 1 0 1 2
6403 KUTAI KARTANEGARA 28 2 6 6 4 3 21
6404 KUTAI TIMUR 19 0 3 7 5 6 21
6405 BERAU 15 0 1 6 3 1 11
70
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
6409 PENAJAM PASER UTARA 15 1 0 0 1 1 3
6471 BALIKPAPAN 35 5 30 69 7 11 122
6472 SAMARINDA 43 5 20 62 4 10 101
6474 BONTANG 19 0 3 3 2 5 13
64 KALIMANTAN TIMUR 204 13 66 154 33 39 305
6501 MALINAU 16 0 0 1 0 1 2
6502 BULUNGAN 22 0 0 1 1 1 3
6503 TANA TIDUNG 7 0 0 0 0 0 0
6504 NUNUKAN 23 0 0 2 0 0 2
6571 TARAKAN 37 13 9 2 1 3 28
65 KALIMANTAN UTARA 105 13 9 6 2 5 35
7101 BOLAANG MONGONDOW 14 0 0 0 0 0 0
7102 MINAHASA 23 1 6 4 0 0 11
7103 KEPULAUAN SANGIHE 13 0 0 0 0 1 1
7105 MINAHASA SELATAN 19 4 0 0 0 2 6
7106 MINAHASA UTARA 17 7 2 3 0 3 15
7109 MINAHASA TENGGARA 13 0 0 0 0 1 1
7111 BOLAANG MONGONDOW TIMUR 12 0 0 0 0 0 0
7171 MANADO 35 9 43 61 1 9 123
7172 BITUNG 21 21 7 4 0 2 34
7173 TOMOHON 14 3 0 6 0 1 10
7174 KOTAMOBAGU 19 5 2 1 0 6 14
71 SULAWESI UTARA 200 50 60 79 1 25 215
7201 BANGGAI KEPULAUAN 13 0 0 0 0 0 0
7202 BANGGAI 22 3 2 1 0 1 7
7204 POSO 17 0 0 0 0 2 2
7205 DONGGALA 19 1 0 1 0 1 3
7206 TOLI-TOLI 17 0 0 1 0 1 2
7208 PARIGI MOUTONG 23 1 0 1 0 2 4
7209 TOJO UNA-UNA 14 0 0 2 0 1 3
7210 SIGI 15 0 0 0 0 0 0
7211 BANGGAI LAUT 10 4 0 0 0 0 4
7271 PALU 35 8 13 26 1 8 56
72 SULAWESI TENGAH 185 17 15 32 1 16 81
7302 BULUKUMBA 16 1 2 2 0 1 6
7303 BANTAENG 12 1 0 3 0 0 4
7305 TAKALAR 17 18 0 1 0 1 20
7306 GOWA 25 20 0 11 0 1 32
71
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
7307 SINJAI 14 2 3 1 0 0 6
7309 PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 16 19 0 1 0 0 20
7310 BARRU 13 5 0 1 0 1 7
7311 BONE 20 11 2 4 0 1 18
7313 WAJO 16 4 1 1 1 3 10
7315 PINRANG 18 4 4 1 0 2 11
7317 LUWU 14 0 0 0 0 1 1
7325 LUWU TIMUR 14 3 5 11 1 1 21
7371 MAKASSAR 50 23 43 74 8 20 168
7372 PAREPARE 18 2 2 2 0 3 9
7373 PALOPO 16 4 2 3 0 4 13
73 SULAWESI SELATAN 279 117 64 116 10 39 346
7401 BUTON 11 1 0 0 0 1 2
7402 MUNA 18 4 0 0 0 1 5
7403 KONAWE 21 0 0 0 0 1 1
7404 KOLAKA 18 1 1 2 0 1 5
7405 KONAWE SELATAN 18 6 1 1 0 1 9
7406 BOMBANA 13 4 0 0 0 1 5
7408 KOLAKA UTARA 11 0 0 0 0 1 1
7411 KOLAKA TIMUR 9 0 0 0 0 0 0
7471 KENDARI 29 18 13 21 0 8 60
7472 BAUBAU 20 3 1 5 1 4 14
74 SULAWESI TENGGARA 168 37 16 29 1 19 102
7501 BOALEMO 19 0 0 0 0 1 1
7502 GORONTALO 33 4 0 1 0 2 7
7503 POHUWATO 19 0 0 0 0 1 1
7504 BONE BOLANGO 23 1 0 0 0 1 2
7505 GORONTALO UTARA 18 0 0 0 0 0 0
7571 GORONTALO 33 3 9 14 0 8 34
75 GORONTALO 145 8 9 15 0 13 45
7601 MAJENE 23 3 0 0 0 1 4
7602 POLEWALI MANDAR 31 2 2 0 0 3 7
7603 MAMASA 10 0 0 0 0 2 2
7604 MAMUJU 22 0 6 0 0 3 9
7605 MAMUJU UTARA 16 0 0 0 0 1 1
7606 MAMUJU TENGAH 12 0 0 0 0 1 1
76 SULAWESI BARAT 114 5 8 0 0 11 24
8103 MALUKU TENGAH 27 6 3 0 0 2 11
72
Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten
Kabupaten Jumlah sampel
BS
Jumlah Sampel Direktori
Industri Hotel Restoran Catering Rumah
Sakit Total
8104 BURU 13 1 1 0 0 1 3
8105 KEPULAUAN ARU 12 9 0 0 0 1 10
8106 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 0 0 0 0 0
8108 MALUKU BARAT DAYA 13 0 0 1 0 0 1
8109 BURU SELATAN 8 0 0 0 0 0 0
8171 AMBON 31 18 13 28 0 5 64
8172 TUAL 9 0 0 0 0 1 1
81 MALUKU 130 34 17 29 0 10 90
8201 HALMAHERA BARAT 12 1 0 0 0 1 2
8202 HALMAHERA TENGAH 9 0 0 0 0 1 1
8204 HALMAHERA SELATAN 18 1 0 1 0 1 3
8205 HALMAHERA UTARA 17 0 0 0 1 2 3
8207 PULAU MOROTAI 9 0 0 0 0 2 2
8271 TERNATE 29 2 4 11 0 9 26
8272 TIDORE KEPULAUAN 17 0 0 0 0 0 0
82 MALUKU UTARA 111 4 4 12 1 16 37
9101 FAKFAK 10 0 1 1 0 1 3
9102 KAIMANA 9 1 2 0 0 0 3
9104 TELUK BINTUNI 11 1 1 0 0 1 3
9105 MANOKWARI 19 0 8 6 0 0 14
9107 SORONG 12 2 0 0 1 0 3
9108 RAJA AMPAT 10 0 1 0 0 1 2
9171 SORONG 26 11 16 6 1 6 40
91 PAPUA BARAT 97 15 29 13 2 9 68
9401 MERAUKE 17 1 4 6 0 2 13
9402 JAYAWIJAYA 8 2 5 2 0 0 9
9404 NABIRE 14 1 5 0 0 0 6
9408 KEPULAUAN YAPEN 17 0 1 0 0 0 1
9409 BIAK NUMFOR 14 3 4 1 0 1 9
9412 MIMIKA 14 2 9 9 1 3 24
9419 SARMI 7 0 0 0 0 1 1
9471 JAYAPURA 29 3 19 22 0 5 49
94 PAPUA 120 12 47 40 1 12 112
73
PROVINSI VKBP17.DSBS
KABUPATEN/KOTA
PENYEDIAAN MAKAN MINUM
IMK PENYEDIAAN
MAKAN MINUM IMK
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
: digit 1strata : digit 2-5 NKS : 4 digit NKS daerah perdesaan : 0001 - 4999 : 4 digit NKS daerah perkotaan : 5000 - 9999
1. master kode dan nama wilayah menggunakan MFD online semester I tahun 2016 2. kolom (4) NKS dengan digit 1-5:
Keterangan:
NOMOR SUBBLOK
SENSUS
JUMLAH USAHA HASIL SE2016 JUMLAH USAHA HASIL LISTING
(1)
SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK 2017
DAFTAR SAMPEL BLOK SENSUS
:
:
KECAMATAN DESA/KELURAHAN/
NAGARI
NOMOR BLOK
SENSUS
NOMOR KODE
SAMPEL (NKS)
Lampiran 5. Contoh VKBP17.DSBS
74
Lampiran 6. Contoh VKBP17.DSPD
VKBP17.DSPD
:
:
NO NUP NAMA PERUSAHAAN ALAMAT JENIS USAHA KEGIATAN UTAMAKBLI
2015
HASIL
PENCACAHAN
PENGGUNAAN
BAHAN POKOK
(1) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) `(11)
1 Kode kolom (10) : 1 4 Pindah dan tidak dapat ditelusuri Kode kolom (11) : 1 Ya
2 2 5 Tutup 2 Tidak
3 6 Tidak ditemukan
4 3 7 Double /ganda
(2) (3)
SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK 2017DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN DIREKTORI
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN DESA/KELURAHAN
Jasa Kesehatan
Kode kolom (7) Industri
Hotel
Penyedia Makan Minum
Ditemukan dan usahanya tetap
Ditemukan dan usahanya berubah,
masih dalam cakupan KBLI
Ditemukan dan usahanya berubah,
diluar cakupan KBLI
75
Lampiran 7. VKBP17.DS
1. Provinsi : 5. Nomor Blok Sensus :
2. Kabupaten/Kota : 6. Nomor Subblok Sensus :
3. Kecamatan : 7. Nomor Kode Sampel :
4. Desa/Kelurahan :
*) coret yang tidak perlu
1. Jumlah Target Pencacahan
2. Jumlah Realisasi Pencacahan
3. Tidak berhasil dicacah (Jumlah Rincian 3.a s.d. 3.d)
a. Pindah keluar Blok Sensus
b. Tidak ditemukan
c. Tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan
d. Tutup/Ganti usaha2
1.
2. Jabatan
3. Tanggal pelaksanaan
4.
SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK 2017DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA/USAHA
VKBP17.DS
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT
BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN
Tanda tangan
BLOK IV. CATATAN
Nama Petugas
PENCACAH PENGAWASURAIAN
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS
Usaha penyedia
Makanan dan
Minuman
Industri Mikro
KecilUraian
(1) (2) (3)
76
Berhasil
dicacah?
Fisik Sensus Ya-1 Tidak-2
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Kode (kol 10) 1. PMM Kode (kol 12): 1. Pindah
2. IMK 2. Tidak ditemukan
3.Tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan
4. Tutup/Ganti Usaha
Jumlah
BLOK V. KETERANGAN RUMAH TANGGA/USAHA TERPILIH
Keterangan
Jika kolom
(11)=2, alasan
tidak dapat
dicacah (kode)
Nama Kepala Rumah
Tangga
Alamat Lengkap
(Jalan, No, RT/RW)
Bangunan
SegmenRuta/
Usaha
NOMOR URUT Nomor
Urut
Usaha
Pengolah
Bahan
Pokok
Nomor
Urut
Sampel
Nama
Perusahaan/Pengusaha/
Pemilik usaha/Anggota
Rumah Tangga yang
berusaha
Jenis
Usaha
77
Lampiran 8. Contoh Kuesioner VKBP17.L
1. Provinsi
2. Kabupaten/Kota *)
3. Kecamatan
4. Desa/Kelurahan *)
5. Nomor Blok Sensus
6. Nomor Sub Blok Sensus
7. Nomor Kode Sampel (NKS)
*) Coret yang tidak sesuai
5. Daging ayam [disalin dari kolom (28) ]
7. Susu sapi segar [disalin dari kolom (30) ]
1. Penyedia Makan Minum Keliling [disalin dari kolom (9) ] 8.
2. Industri pengolahan dengan TK<20 [disalin dari kolom (14) ]
3. Industri pengolahan dengan TK≥20 [disalin dari kolom (15) ] 9. Bawang merah [disalin dari kolom (32) ]
4. Restoran/ Rumah Makan [disalin dari kolom (17) ] 10. Cabai [disalin dari kolom (33) ]
5. Jasa Boga/Catering [disalin dari kolom (18) ]
6. Warung Makan [disalin dari kolom (19) ]
7. Kedai Makan [disalin dari kolom (20) ]
8. Kedai Minum [disalin dari kolom (21) ] Nama petugas
9. Kafe/Rumah Minum [disalin dari kolom (22) ] Tanggal
10. Rumah/ Kedai Obat Tradisional [disalin dari kolom (23) ]
11. Jumlah [1+2+3+4+5+6+7+8+9+10 ]
VKBP17.L
REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK TAHUN 2017
Tanda tangan
Uraian
Telur ayam ras/bebek/itik [disalin dari kolom
(29) ]6.
PENDAFTARAN BANGUNAN DAN RUMAH TANGGA
(1)
BLOK II.b. REKAPITULASI JUMLAH USAHA PENGGUNA BAHAN
POKOK
(2)
Jenis Usaha
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT [disalin dari VKBP17.DSBS ]
1. Beras [disalin dari kolom (24) ]
2. Jagung [disalin dari kolom (25) ]
BLOK II.a. REKAPITULASI JENIS USAHA
[disalin dari Blok IV baris C pada halaman terakhir yang terisi
di masing-masing kolom ]
Jenis Bahan Pokok Jumlah
Pencacah Pengawas
BLOK III: KETERANGAN PETUGAS
3. Kedelai [disalin dari kolom (26) ]
4. Daging sapi/kerbau [disalin dari kolom (27) ]
Ikan segar dan hewan air selain rumput laut
[disalin dari kolom (31) ]
Jumlah
(1) (2)
[disalin dari Blok IV baris C pada halaman terakhir yang terisi di masing-masing kolom]
78
Halaman ... dari ... halaman
Jumlah
Usaha
per
Rumah
Tangga
Nomor
Urut
per
Rumah
Tangg
a
Nama Usaha dan Nama
ART
Ya = "1"
→(STOP)
Tidak = "2"
Beras Jagung Kedelai
Daging
Sapi/
Kerbau
Daging
Ayam
Telur
Ayam/
Bebek/
Itik
Susu
Sapi
Segar
Ikan dan
Hewan
Air
Lainnya
Bawang
MerahCabai
Nomor Urut
Usaha
Pengguna
Bahan
Pokok
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34)
Kode Jenis Kegiatan Usaha pada Kolom (12): Kode KBLI 2 Digit pada Kolom (14): 10 = Industri makanan; 20 = Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia;
1 = Usaha industri makanan, minuman, kimia, farmasi. Restoran/rumah makan, catering, warung makan. Kedai makan/minum, kafe/rumah minum, dan rumah/kedai obat tradisional dengan tempat usaha tetap. 11 = Industri minuman; 21 = Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional.
2 = Usaha penyedia makan dan minum di luar tempat tinggal dengan perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang atau usaha penyedia makan minum keliling
3 = Usaha lainnya termasuk hotel, rumah sakit, dan unit penunjang.
4 = Tidak ada usaha
BLOK IV. PENDAFTARAN USAHA/ RUMAH TANGGA BLOK IV. PENDAFTARAN USAHA/RUMAH TANGGA (LANJUTAN)
NomorTuliskan
Kode
Penggunaan
Bangunan
Sensus
No Urut
Usaha/
Rumah
Tangga
Nama Kepala Rumah Tangga/
Nama Usaha/ Nama Bangunan
Tuliskan Alamat Lengkap
(Jalan, No., RT, RW)
Diisi Jika Kol (4) berkode "1" atau "2"
Tuliskan
Kode Jenis
Kegiatan
Usaha
Kode = "2"
[Lanjut
ke Kol (24)]
Kode "3"
atau "4"
(STOP)
Diisi jika
Kol (12)
berkode "1"
Apakah Usaha
Terdaftar
dalam Direktori
VKBP17.DSPD
?
Diisi Jika Kol (13) berkode "2",
Berikan tanda "√" pada salah satu kolom (15) s/d (23) sesuai dengan jenis usaha
Diisi jika
kolom (12) berkode "2" atau kolom (15) s/d (23) ada yang bertanda "√"Diisi jika
salah satu
dari kolom
(24) s/d (33)
bertanda
"√"S
e
g
m
e
n
Bangunan
Apakah ada ART
Penyedia Makan
Minum di Luar
Tempat Tinggal
dengan
Perlengkapan
Usaha
Dipindah/Dibongkar
Pasang atau Usaha
Penyedia Makan
Minum Keliling
Ya = "1"
Tidak = "2"
[Lanjut
Diisi Jika Kol (8) berkode "1"
Tuliskan !
Semua ART Penyedia Makan Minum di Luar
Tempat Tinggal dengan Perlengkapan Usaha
Dipindah/Dibongkar Pasang atau Usaha
Penyedia Makan Minum Keliling
B. Jumlah angka atau tanda "√" kumulatif s.d halaman sebelumnya
C. Jumlah angka atau tanda "√" kumulatif s.d halaman ini (A + B)
F
i
s
i
k
S
e
n
s
u
s
1. Tempat
Tinggal
2. Campuran
3. Bukan
Tempat
Tinggal
A. Jumlah angka atau tanda "√" di halaman ini
Kode
KBLI 2
Digit
TK
< 20
TK
≥ 20
Kedai
Minum
Rumah/
Kedai
Obat
Tradisi
onal
Dalam menjalankan usaha selama bulan Maret 2017,
Apakah menggunakan bahan pokok berikut?
Berikan tanda "√" jika 'Ya'
Warung
Makan
Kedai
Makan
Kafe/
Rumah
Minum
Industri Makanan,
Minuman, Kimia, dan
Farmasi
Restoran/
Rumah
Makan
Jasa
Boga/
Catering
79
i Beras, meliputi: vi. Telur ayam, telur bebek/itik
1. Beras
2. Beras Ketan
ii. Jagung, meliputi:
1. Jagung basah dengan kulit
2. Jagung basah tanpa kulit viii.
3. Jagung kering tanpa kulit
4. Jagung pipilan kering
5. Beras jagung/jagung pecah
iii. Kedelai, meliputi :
1. Kedelai biji kering
2. Kedelai basah ix. Bawang merah, meliputi :
iv. Daging sapi/kerbau [termasuk daging giling, namun tidak termasuk 1. Bawang merah utuh
jeroan, kepala, dan kulit], meliputi: 2. Bawang merah giling
1. Daging segar 3. Bawang merah goreng
2. Daging beku impor x. Cabai, meliputi :
3. Tetelan 1. Cabai merah besar dan cabai keriting segar
4. Tulang iga 2. Cabai merah besar dan cabai keriting kering/bubuk
v. Daging ayam, termasuk daging giling namun tidak termasuk jeroan, 3. Cabai merah besar dan cabai keriting giling
meliputi : 4. Cabai hijau besar segar
1. Daging ayam ras (ayam potong) 5. Cabai hijau besar giling
2. Daging ayam buras (termasuk ayam kampung) 6. Cabai rawit
CAKUPAN KOMODITI VKBP2017.L
Bahan pokok yang dicakup dalam listing terdiri dari:
Susu sapi segar adalah cairan yang berasal dari sapi sehat dan bersih,
yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan
alaminya tidak dikurangi atau ditambahkan sesuatu apapun dan
belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan.
Ikan segar dan hewan air lainya namun tidak termasuk rumput laut,
baik ikan laut, ikan air payau maupun ikan air tawar. Misalnya ikan
tuna mata besar (Big Eye), ikan tuna sirip biru (Bluefin), ikan tuna sirip
kuning (Yellowfin), ikan tongkol abu-abu, ikan tongkol komo, ikan
tongkol krai, ikan kembung, ikan tenggiri, ikan kakap, ikan kerapu,
ikan bandeng, ikan lele, ikan nila, ikan mujair, ikan gurame, ikan mas,
udang, cumi-cumi, sotong, kekerangan (kerang darah, kerang hijau,
remis, dsb), rajungan/kepiting dsb.
vii.
Referensi waktu : bulan Maret 2017
80
Lampiran 9. Contoh Kuesioner VKBP17.S
PD (VKBP17.DSPD) -1
PND (VKBP17.DS) -2
RAHASIA
101. PROVINSI
102. KABUPATEN/KOTA *)
103. KECAMATAN
104. KELURAHAN/DESA *)
105. NOMOR BLOK SENSUS (NBS)
106. NOMOR SUB BLOK SENSUS
107. NOMOR KODE SAMPEL (NKS)
108. NOMOR URUT SAMPEL/PERUSAHAAN (NUS/NUP)
109. Nama lengkap usaha/perusahaan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
110. Alamat lengkap usaha/perusahaan (nama jalan/ kampung) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Nomor Telepon : ( . . . . . . . ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Nomor Faksimili: ( . . . . . . . ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
201. Jenis usaha/perusahaan ini :
Industri pengolahan dengan TK≥ 20 orang -1 Kedai Makanan/Minuman -7
Industri pengolahan dengan TK< 20 orang -2 Kafe/Rumah Minum -8
Hotel -3 Penyedia Makanan Minuman Keliling -9
Restoran/Rumah Makan -4 Rumah/Kedai Obat Tradisional -10
Jasa Boga/Catering -5 Rumah Sakit -11
Warung Makan -6
202. Tuliskan kegiatan utama dari usaha/perusahaan ini secara rinci :
a. Membuat/mengolah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
b. Menyediakan makan/minum : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
203. a.
b.
Tuliskan banyaknya hari kerja/beroperasi setiap bulan [Jika isian pada R.201 ≠ 1, 2; maka isikan saja pada Maret 2017]:
*) Coret yang tidak sesuai
**) Coret yang tidak sesuai, tuliskan satuan yang sesuai
MarSep Okt Nov Des Jan Feb
2016 2017
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
Kode Pos
BLOK II : KETERANGAN USAHA/PERUSAHAAN
Kode KBLI 2015 [diisi oleh Pengawas]
Jika isian pada R.201 ≠ 11 (bukan Rumah sakit), maka tuliskan jumlah produksi/tamu/porsi selama Maret 2017 :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . kg/orang/bungkus/. . . . . . . . . . . . . . . . . . **)
Jika Isian pada R.201 = 11 (Rumah Sakit)
Maka tuliskan jumlah pasien rawat inap pada tanggal 31 Maret 2017 : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Orang.
204.
VKBP17.S
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK TAHUN 2017
BLOK I : PENGENALAN TEMPAT
[ disalin dari VKBP17.DS untuk usaha PND dan VKBP17.DSPD untuk usaha PD](1) (2) (3)
Dasar HukumPelaksanaan kegiatan ini berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.KerahasiaanKerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Pasal 21,
TujuanMendapatkan data penggunaan bahan pokok di luar rumah tanggaObjek SurveiUsaha/perusahaan Industri, Hotel, Restoran, Catering, Kafe, Penyediaan Makan Minum Lainnya, dan Rumah Sakit.
81
301. Jagung
a. Jagung basah dengan kulit
b. Jagung basah tanpa kulit
c. Jagung kering tanpa kulit
d. Jagung pipilan kering
e. Jagung pecah/beras jagung
302. Kedelai
a. Kedelai biji kering
b. Kedalai biji basah dengan kulit
303. Daging sapi/kerbau
a. Daging segar
b. Daging beku impor
c. Tetelan
d. Tulang iga
304. Daging ayam
a. Daging ayam ras
b. Daging ayam buras/kampung
305. Telur
a. Telur ayam ras
b. Telur bebek/itik
306. Susu sapi segar
307. Ikan segar
a. Ikan tuna/tongkol/cakalang
b. Ikan kembung
c. Ikan bandeng
d. Ikan lainnya
e. Hewan air selain ikan (bukan rumput laut )
308. Bawang merah
a. Utuh
b. Giling
c. Goreng
309. Cabai
a. Cabai merah besar/keriting
i. Segar
ii. Kering
iii. Giling
iv. Bubuk
b. Cabai hijau besar
i. Segar
ii. Giling
c. Cabai rawit
BLOK III : PENGGUNAAN KOMODITI BUKAN BERAS SELAMA MARET 2017
BAHAN POKOK VOLUME (kg) NILAI (Rp)(1) (2) (3)
82
401. Beras
a. Konsumsi/penggunaan/pengolahan
b. Pembelian/pemberian/produksi sendiri
c. Stok pada tanggal 1 Maret 2017
d. Stok pada tanggal 31 Maret 2017
402. Beras Ketan
a. Konsumsi/penggunaan/pengolahan
b. Pembelian/pemberian/produksi sendiri
c. Stok pada tanggal 1 Maret 2017
d. Stok pada tanggal 31 Maret 2017
601. Nama
602. Jabatan
603. Tanggal, bulan
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Endang Suryani, Barudin, Akhmad Tantowi
Subdirektorat Statistik Pariwisata
Badan Pusat Statistik
Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10709
Telp. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4 ext. 6330-6333
Fax : (021) 3506638
Email : [email protected] ;
604. Tanda tangan/cap
(1) (2) (3) (4)
. . . . . . . . . . s/d . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . s/d . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . s/d . . . . . . . . . .
BLOK VI. : KETERANGAN PETUGAS
URAIANPETUGAS
PEMBERI JAWABANPENCACAH PEMERIKSA/PENGAWAS
BLOK V : CATATAN
BLOK IV : PENGGUNAAN KOMODITI BERAS SELAMA MARET 2017
BAHAN POKOK VOLUME (kg) NILAI (Rp)
(1) (2) (3)
83
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1. Beras, meliputi beras dan beras ketan.
2. Jagung, meliputi jagung basah/kering, jagung pipilan, dan beras jagung.
3. Kacang kedelai, meliputi: kedelai biji kering dan kedelai basah.
4.
5. Daging ayam meliputi: daging ayam ras (ayam potong) dan ayam buras (ayam kampung).
6. Telur, meliputi telur ayam ras dan telur bebek/itik.
7.
8.
9. Bawang merah, baik bawang merah utuh, bawang merah giling, maupun bawang merah goreng.
10. Cabai, meliputi cabai merah besar segar/kering/bubuk/giling, cabai hijau besar, dan cabai rawit.
Ikan segar, termasuk ikan tuna/tongkol/cakalang, ikan kembung, ikan bandeng, ikan lainnya, dan hewan air lainnya
(namun tidak termasuk rumput laut).
Warung Makan adalah salah satu usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan tetap (tidak
berpindah-pindah) yang menyajikan dan menjual makanan dan minuman di tempat usahanya baik dilengkapi
maupun tidak dengan perlengkapan dan peralatan untuk proses pembuatan dan penyimpanan dan belum
mendapatkan ijin dan surat keputusan dari instansi yang membinanya.
Kedai Makanan adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan makanan siap dikonsumsi yang
melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya
menggunakan tenda, seperti kedai seafood, kedai pecel lele, kedai nasi goreng, dan sebagainya.
Kedai Minuman adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan utamanya minuman siap
dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang,
biasanya menggunakan tenda, seperti kedai kopi, kedai jus, dan minuman lainnya.
Kafe/Rumah Minum adalah usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang
menjual dan menyajikan utamanya minuman untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan
peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak. Baik telah mendapatkan surat
keputusan sebagai rumah minum dari instansi yang membinanya maupun belum.
Penyedia makanan dan minuman keliling/tempat tidak tetap adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan
menyajikan makanan dan minuman siap dikonsumsi yang didahului dengan proses pembuatan dan biasanya dijual
dengan cara berkeliling, seperti tukang bubur ayam, nasi goreng, jamu gendong, dan sebagainya.
Rumah/ Kedai Obat Tradisional adalah usaha yang bertempat tinggal di di sebagian atau seluruh bangunan
permanen yang menjual dan menyajikan minuman jamu atau obat tradisional untuk umum ditempat usahanya, baik
dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan baik
telah mendapatkan surat keputusan sebagai rumah jamu dari instansi yang membinanya maupun belum. Kelompok
ini mencakup usaha penyediaaan jasa pelayanan minum yang menyajikan minuman jamu siap di konsumsi yang
melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya dengan
Susu sapi segar, adalah susu sapi yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambahkan sesuatu apapun dan
belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan.
Rumah Sakit (RS) adalah sarana kesehatan/bangunan tempat untuk melayani penderita yang sakit untuk berobat
rawat jalan atau rawat inap yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Rumah Sakit mencakup rumah sakit umum dan khusus. Rumah sakit Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
CAKUPAN KOMODITI
Daging sapi /kerbau, tidak termasuk jeroan, kepala, dan kulit. Daging sapi ini meliputi: daging segar, daging beku
impor, tetelan, dan tulang iga.
PENJELASAN
CAKUPAN RESPONDEN
Industri Pengolahan/Manufaktur adalah kegiatan produksi yang mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi
barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya.
Termasuk ke dalam kategori ini adalah kegiatan jasa industri pengolahan (makloon).
Industri manufaktur yang dicakup meliputi (1). Industri Besar Sedang (TK≥ 20 0rang) dengan kode KBLI 10 (makanan),
11 (minuman), 20 (kimia), dan 21 (farmasi); dan (2). Industri Mikro Kecil (TK˂ 20 orang) dengan kode KBLI 10, 11,20,
dan 21.Hotel adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan
menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan
persyaratan sebagai hotel yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya.
Restoran/Rumah Makan adalah usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen
yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman di tempat usahanya baik dilengkapi dengan
peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan telah mendapatkan surat
keputusan sebagai restoran/ rumah makan dari instansi yang membinanya.
Jasa Boga/Catering adalah usaha penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang terselenggara melalui pesanan-
pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya.