BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan yang dilakukan di Posyandu menggunakan sistem “Lima Meja”. Di meja
dua, penimbangan balita dilakukan oleh kader dan kemudian hasil penimbangan tersebut
dicatat dalam buku register serta dibuatkan grafik di Kartu Menuju Sehat (KMS) ketika di
meja tiga. Penimbangan balita selalunya dilakukan dengan menggunakan timbangan dacin.
Timbangan ini bentuknya cukup sederhana dan banyak masyarakat sudah mengenalinya.
Berat badan merupakan salah satu parameter antropometri yang digunakan untuk
mengukur status gizi akibat ketidakseimbangan antara asupan protein dan gizi. Jadi, cara-cara
yang tepat untuk melakukan penimbangan harus ditunjukkan pada kader-kader di Posyandu
supaya tidak berlaku kesalahan ketika mengukur status gizi si balita.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PENYULUHAN
Maksud dan tujuan dilakukan penyuluhan ini adalah seperti berikut:
a) Menjelaskan cara-cara yang betul untuk menimbang balita menggunakan timbangan
dacin pada kader-kader di Posyandu.
b) Membantu kader-kader memilih lokasi yang tepat untuk memasang alat timbang agar
dapat memberikan kenyamanan pada balita saat penimbangan dilakukan.
c) Memberi serba sedikit informasi pada kader-kader mengenai tujuan dilakukan
penimbangan tersebut.
BAB III
SASARAN (AUDIENCE)
Sasaran bagi penyuluhan ini adalah kader-kader di Posyandu yang bertanggungjawab untuk
menimbang balita supaya tidak berlakunya kesalahan ketika melakukan penimbangan
tersebut.
BAB IV
ISI
1. Spesifikasi alat timbangan: dacin
Timbangan bayi kapasitas 25 kg.
Dilengkapi celana timbang dari bahan kain drill.
Bahan utama timbangan terbuat dari kuningan dengan berat sendiri 5 kg.
Panjang batang timbangan 90 cm.
Graduasi 0,1 kg.
Gelang gatung diganti dengan kain gantungan yang bentuknya tidak runcing
supaya aman bagi bayi.1
Gambar 1: Alat timbangan balita, dacin.2
2. Cara menimbang balita dengan timbangan dacin
Terdapat sembilan langkah penimbangan yang menggunakan dacin, yaitu:
Gantungkan dacin pada batang atau dahan.
Periksa dacin apakah sudah kuat.
Sebelum digunakan letakkan bandul pada angka nol.
Pasang sarung timbangan.
Seimbangkan dacin yang sudah dipasang sarung dengan masukan pasir di ujung
batang timbangan.
Anak ditimbang kemudian seimbangkan sampai jarum timbang tegak lurus.
Tentukan berat badan anak dengan membaca angka di ujung bandul.
Catat hasil timbangan pada secarik kertas.
Geser dan kembalikan bandul pada angka nol.3
3. Pemilihan lokasi untuk memasang alat timbang
Lokasi yang baik membantu mengurangi antrian dan memberi kenyamanan pada balita saat penimbangan dilakukan.
Pemilihan tempat untuk memasang alat timbang hendaknya memperhatikan: a) Kayu penopang harus kuat dan kokoh.
b) Jauh dari barang-barang membahayakan.
c) Ruang gerak luas dan terbuka.
d) Terlindung dari cahaya matahari langsung.4
Gambar 2: Lokasi penimbangan di Posyandu.5
4. Tujuan dilakukan penimbangan pada balita
Hasil penimbangan balita di posyandu hanya dapat dimanfaatkan atau digunakan untuk:
a) Pemantaun pertumbuhan dan perkembangan induvidu balita dengan melihat berat badan yang ditimbang sama ada naik, turun atau dibawah garis merah (BGM).
b) Perkiraan perkembangan pertumbuhan balita di masyarakat yaitu dengan melihat persentase balita yang naik berat badannya dibanding dengan keseluruhan balita yang ditimbang, termasuk juga persentase balita yang BGM di banding dengan keseluruhan balita yang ditimbang.
c) Perkiraan perkembangan keadaan gizi balita dalam masyarakat.
d) Pembinaan kegiatan posyandu dengan menilai cakupan program dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu.6
BAB V
HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan bagi penyuluhan ini adalah:
a) Kader-kader di Posyandu dapat mengerti cara-cara atau langkah untuk melakukan
penimbangan balita dengan menggunakan timbangan dacin.
b) Layanan yang diberikan kader-kader di Posyandu dapat memuaskan hati ibu-ibu balita
dengan pemilihan lokasi penimbangan yang baik.
BAB VI
PENUTUP
Penimbangan balita secara rutin di Posyandu sangat membantu untuk mendeteksi dini
penderita gizi buruk. Dari penimbangan yang dilakukan dan kemudian dicatat dalam kartu
menuju sehat (KMS) itu bisa diketahui berat badan balita. Dari data tersebut pula akan
terlihat masuk kategori apa balita itu. Namun, kebanyakan penderita gizi buruk yang tidak
rutin mengikuti penimbangan. Oleh itu, penanggulangan gizi buruk jangan hanya dibebankan
Posyandu yang kebetulan berada di level paling bawah. Tetapi juga perlu komprehensif
dengan melibatkan semua sektor dan komponen masyarakat, termasuk organisasi massa,
organisasi kepemudaan, maupun swasta.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alat sehat; 17 Juni 2008. Diunduh dari: http://alatsehat.com/?cat=1. 5 Desember 2009
2. Timbangan-dacin; Augustus 2008. Diunduh dari:
http://alatsehat.com/wp-content/uploads/2008/08/timbangan-dacin.jpg. 5 Desember
2009. 5 Desember 2009
3. Rangkuman materi seputar kegiatan di Posyandu dan PKK; 14 Oktober 2008.
Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/6549701/Rangkuman-Materi-Seputar-
Kegiatan-Di-Posyandu-Dan-Pkk. 5 Desember 2009
4. Memilih lokasi penimbangan di Posyandu; 27 November 2006. Diunduh dari:
http://kmpk.forum-posyandu.or.id/?p=20. 5 Desember 2009
5. Penimbangan bayi. Diunduh dari:
http://kmpk.forum-posyandu.or.id/images/penimbangan%20bayi.png. 5 Desember
2009
6. Apakah berat badan dibawah garis merah (BGM) adalah gizi buruk?; 3 Juli 2009.
Diunduh dari: http://arali2008.wordpress.com/2009/07/03/apakah-berat-badan-balita-
dibawah-garis-merah-bgm-adalah-gizi-buruk/. 5 Desember 2009
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
NAMA : NURUL FAIZATUL AMIRA BT AB MUTALIB
NIM : 102009298
KELOMPOK : B-3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2009