Download pdf - Case Batu Sal Kemih

Transcript
  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    1/38

    0

    LAPORAN KASUS UROLOGI

    Pielolithiasis

    Oleh:

    Melia Indasari

    030.09.149

    Pembimbing:

    dr. Tri Endah, Sp.U

    MODUL KLINIK BEDAH

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

    JAKARTA2013

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    2/38

    1

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN KASUS UROLOGI

    Pielolithiasis

    Presentasi Kasus ini diajukan untuk memenuhi persyaratan nilai pada Modul Klinik Bedahdi Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih

    Oleh:

    Melia Indasari

    030.09.149

    Pembimbing:

    dr. Tri Endah, Sp.U

    MODUL KLINIK BEDAH

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

    JAKARTA2013

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    3/38

    2

    STATUS BEDAH

    FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTI

    SMF BEDAH

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

    Nama Mahasiswa : Melia Indasari Tanda Tangan :

    NIM : 030.09.149

    Dokter Pembimbing : Dr. Tri Endah Sp.U

    IDENTITAS PASIEN

    Nama lengkap : Tn. N Jenis kelamin : Laki -

    laki

    Umur : 45 tahun Suku bangsa : Betawi

    Status perkawinan : Menikah Agama : Islam

    Pekerjaan : Karyawan Swasta Pendidikan : SMP

    Alamat : Jl. Lubang Buaya, Cipayung Tanggal masuk RS : 02 Sept

    2013

    Asuransi : KJS No. Rekam Medis : 885733

    A. ANAMNESISDiambil secara autoanamnesis, pada hari tanggal 03 September 2013, hari perawatan ke-2,

    pada pukul 08.00 WIB di bangsal ruang 603 Barat RSUD Budhi Asih

    Keluhan Utama : nyeri pinggang kanan sejak 9 tahun SMRS

    Keluhan Tambahan : sering kali terbangun pada saat malam hari untuk BAK

    Riwayat Penyakit Sekarang:

    Pasien laki-laki, usia 45 tahun datang ke Poli Bedah Urologi RSUD Budhi Asih

    dengan keluhan nyeri di pinggang kanan sejak 9 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan hilang

    timbul, nyeri timbul sewaktu-waktu bisa pada saat tidur ataupun sedang duduk. Nyeri dari 9

    tahun sampai sekarang dirasakan pasien semakin bertambah, sehingga menyulitkan pasien

    untuk melakukan pekerjaannya. Nyeri juga diperberat saat pasien melakukan aktivitas seperti

    berjalan dan nyeri tersebut hanya pada satu tempat saja/ tidak menjalar.

    Pasien juga mengeluh sering kali terbangun pada saat malam hari untuk BAK. Pasienmengaku bisa BAK dengan jumlah 20x perhari nya tetapi dengan urine yang sedikit saat

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    4/38

    3

    berkemih dan rasa tidak puas setelah berkemih. Pasien mengaku aliran urine pada saat

    berkemih lancar, tidak terhambat ditengah-tengah, tidak ada nyeri saat berkemih, tidak ada

    urine menetes saat berkemih, tidak pernah mengeluarkan batu kecil ataupun pasir saat BAK,

    warna urine juga kekuningan tetapi pancaran urine lemah. Pasien tidak ada mengalami

    keringat dingin ataupun menggigil saat nyeri timbul, tidak ada mual muntah, pola BAB

    lancar konsistensi lunak. Pasien mengaku tidak ada penurunan berat badan dan nafsu makan

    Pasien disarankan dirawat dan direncanakan operasi batu saluran kencing 03 September

    2013.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya. Tidak mempunyai riwayat

    penyakit ginjal maupun infeksi saluran kemih. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit

    sendi dan asam urat, riwayat operasi sebelumnya disangkal, riwayat darah tinggi, kencing

    manis dan asma juga disangkal.

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, sakit magh, keganasan, pada keluarga

    disangkal. Keluarga ada yang mengalami hal yang sama seperti ini (adik kandung pasien).

    Riwayat Kebiasaan

    Pasien seorang perokok aktif sejak usia 15 tahun, 3 bungkus rokok perhari dan

    peminum sejak usia 20 tahun sebanyak 1-2 gelas kecil tetapi sudah berhenti minum sejak 9

    tahun yang lalu. Pasien jarang berolahraga dan minum air putih dua gelas aqua berukuran

    sedang perhari sebelum merasakan gejala seperti ini. Setelah berobat 9 tahun yang lalu,

    pasien mulai banyak minum air putih sebanyak 5 liter perhari nya. Pasien tidak sering duduk

    lama ataupun berdiri lama sehari-hari.

    Riwayat Alergi dan obat

    Pasien sudah sering berobat ke poli urologi RSUD Budhi Asih tetapi terapi

    medikamentosa yang diberikan kadang tidak di minum oleh pasien dengan alasan takut

    ketergantungan obat tersebut. Riwayat alergi obat disangkal pasien.

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    5/38

    4

    B. PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan Umum

    Kesan sakit : tampak sakit sedang

    Kesadaran : compos mentis

    Kesan gizi : gizi cukup

    Postur tubuh : piknikus

    Cara berjalan : normal

    cara duduk dan berbaring : normal

    Sianosis : Tidak ada

    Mobilitas ( aktif / pasif ) : Aktif

    Umur menurut taksiran : Sesuai

    Tanda Vital

    Tekanan darah : 110/80mmHg

    Nadi : 80 x/menit, irama reguler, volume cukup, ekualitas sama

    kanan dan kiri

    Suhu : 36,60C

    Frekuensi napas : 24 x /menit

    Berat Badan : 68 kg

    Tinggi badan : -

    BMI : -

    Status Generalis

    a) Kepala :normocephali, bentuk bulat, deformitas (-), warna rambut hitam tipis,

    distribusi merata, tak mudah dicabut.

    b) Wajah :Ekspresi sakit sedang, pucat (-), kemerahan (-) sianosis (+), wajah simetris.

    c) Mata dan alis mata :Alis madarosis (-), alis hitam simetris. Xantelasma (-), ptosis (-), lagophtalmos

    (-), udem palpebra (-), Pupil bulat reguler isokor (+/+), Konjungtiva anemis (-/-),

    Sklera Ikterik (+/+), RCL (+/+), R (+/+), gerak bola mata normal, LP normal.

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    6/38

    5

    d) Hidung :Bentuk normal, liang hidung lapang sama besar, Simetris, septum deviasi (-),

    deformitas (-), sekret (-/-), hiperemis (-/-), darah (-/-), deviasi septum (-/-).

    e) Telinga :Telinga Normotia, liang telinga lapang, refleks cahaya membran timpani

    (+/+), sekret/serumen/darah (-/-), benjolan dan nyeri tekan sekitar liang telinga (-/-).

    f) Mulut :- Bentuk normal, agak kering, kulit sekitar bibir normal, bibir simetris, sianosis (-)

    Kering (-), sianosis (-), anemis (-), tonsil dan faring dalam batas normal

    - Gigi dan gusi : oral higiene cukup baik, flek/bolong/karies gigi (-), gusi warnapink, tanda inflamasi dan perdarahan gusi (-), lidah normoglossi

    - Mukosa faring dan tonsil : warna pink tanpa bercak. Ulkus palatum (-), bau napas(-), detritus dan kriptus tonsil (-)

    - Uvula : ditengah, warna pink, hiperemis (-), tonsil ukuran T1/T1g) Leher :

    bentuk & ukuran normal, deviasi trakea (-), KGB & kelenjar thyroid normal,

    nyeri tekan (-), kaku kuduk (-). A. Carotis denyut teraba normal, JVP 5 +2 cmH2O,

    h) Thoraks Paru

    Inspeksi : bentuk normal, lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-), gibus (-), warna

    kulit sawo matang, ikterik (-), pucat (-), sinosis (-), spider navy (-),

    roseola spot (-), dilatasi vena (-), sternum normal datar, tulang iga &

    sela iga normal, Hemithoraks simetris saat statis dan dinamis, tipe

    abdominotorakal, retraksi sela iga (-).

    Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri simetris saat inspirasi dan expirasi,

    Perkusi : Sonor. Batas paru dengan hepar, jantung kanan, lambung, jantung kiri

    normal.

    Auskultasi: Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

    JantungInspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

    Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, 1 cm medial linea midclavicularis

    sinistra,

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    7/38

    6

    thrill (-)

    Perkusi : sonor. batas jantung dengan paru kanan, paru kiri, batas atas jantung

    normal.

    Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-), BJ III (-). BJ IV (-), ES (-), SC

    (-),

    OS (-)

    i) AbdomenInspeksi : Normal, datar, simetris, buncit (-), skafoid (-), warna kulit sawo

    matang, pucat (-), ikterik (-), sianosis (-), kemerahan (-), spider navy(-

    ), roseola spot (-), keriput (-), dilatasi vena (-),gerak dinding perut

    simetris, tipe pernapasan abdominotorakal

    Palpasi : Supel, massa (-), turgor normal, retraksi (-), defence muskular (-),

    rigiditas (-), NT (-), NL (-), hepar, lien, vesica vellea normal, undulasi

    (-), ginjal ballotement (-)

    Perkusi : 4 kuadran abdomen timpani, batas atas dan bawah hepar normal,

    shifting dullnes (-)

    Auskultasi: Bising usus (+) normal

    j) EkstremitasAtas

    Inspeksi : Bentuk, Kulit, Bulu rambut, Jari, Kuku, Telapak tangan, Punggung tangan

    Normal

    Palpasi : Suhu, Kelembaban, nyeri, rigiditas & atrofi otot (-), kekuatan otot baik,

    Flapping tremor (-), tremor (-) hangat (+/+), oedem (-/-), CRT

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    8/38

    7

    Status Lokalis

    Ginjal pada region costovertebral

    - Inspeksi : dalam batas normal- Palpasi : ballotement (-); nyeri tekan (+)- Perkusi : nyeri ketuk (+)

    Ureter pada region suprapubik

    - Palpasi : nyeri tekan (-)Vesica urinaria pada region suprapubik

    - Inspeksi : dalam batas normal- Palpasi : tidak teraba buli, nyeri tekan (-)- Perkusi : nyeri ketuk (-)

    Uretra/OUE pada region genitalia eksterna

    - Inspeksi : tanda radang (-); nanah/darah/ektropion pada OUE (-)

    Pemeriksaan Rectal Toucher:

    - Tonus sfingter ani baik- Mukosa rektum licin- Feses (-), lendir (-), darah (-), massa (-), nyeri (-)- Prostat teraba kenyal, simetris (+), batas atas teraba, tak teraba membesar, permukaan

    regular, mobilitas (+), tidak teraba nodul, nyeri tekan (-), nodul (-), krepitasi (-), batas

    atas dapat teraba

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    9/38

    8

    C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    USG: 20 Agustus 2013

    Ginjal : Besar, bentuk normal

    Tampak batu di medula dextra 8.5 mm

    Pelviocalices dextra sedikit dilatasi

    Buli-buli: Besar, bentuk dan dinding normal

    Tak tampak batu/ massa

    Kesan: Pelviocaliectasis dextra ringan

    Nefrolitiasis dextra

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    10/38

    9

    Foto BNO & BNO IVP : 23 Agustus 2013

    BNO supine : tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L2 dengan

    ukuran 9 x 8 cm dan tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L3 dengan

    ukuran 2 x 6 cm

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    11/38

    10

    BNO IVP

    5 : kontur ginjal tidak terlihat

    tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L2 dengan ukuran 9

    x 8 cm dan tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L3

    dengan ukuran 2 x 6 cm

    10 : calyx renalis dextra dan sinistra mulai terlihat terisi dengan kontras

    tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L2 dengan ukuran 9

    x 8 cm dan tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L3

    dengan ukuran 2 x 6 cm

    20 : calyx renalis dextra sudah penuh terisi kontras

    ureter proximal dextra sudah tampak sebagian terisi kontras

    30 : vesika urinaria sudah terlihat terisi kontras

    60 : vesika urinaria sudah terisi penuh dengan kontras, batas dinding buli tampak

    reguler, tidak ada indentasi, filling defect (-), additional defect (-)

    Post void :pengosongan kontras sebagian di vesika urinaria

    Laboratorium: 30 Agustus 2013

    Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

    Hematologi Lengkap

    Leukosit 17.6* ribu/l 3.8 10.6

    Eritrosit 5.5 Juta/ l 4.45.9

    Hemoglobin 16.3 g/dl 13.217.3

    Hematokrit 48 % 4052

    Trombosit 375 ribu/l 150440

    LED 72* mm/jam 0 - 20

    Hitung Jenis

    Basofil 1 % 01

    Eosinofil 2 % 24

    Netrofil batang 1* % 3 5

    Netrofil segmen 72* % 50 70

    Limfosit 16* % 25 - 40

    Monosit 8 % 2 - 8

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    12/38

    11

    Faal hemostasis

    Protorombin Time (PT)

    Kontrol 13.10 detik

    Pasien 16.7 detik 12-14Masa Tromboplastin (APTT)

    Kontrol 33.1 detik

    Pasien 37.6 detik 20-40

    Kimia Klinik

    Hati

    SGOT 21 mu/dl

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    13/38

    12

    Urobilinogen 0.2 E U. /dL 0.11

    Nitrit Negatif Negatif

    Darah 1+ * Negatif

    Esterase Leukosit 1+ * NegatifSedimen urin

    Leukosit 6-8 / LPB *

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    14/38

    13

    02 September 2013

    Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

    Hematologi Rutin 2

    Leukosit 12.2* ribu/l 3.8

    10.6Hemoglobin 15.6 g/dl 13.217.3

    Hematokrit 47 % 4052

    Trombosit 354 ribu/l 150440

    Faal Hemostasis

    Waktu Perdarahan 2.00 menit 1-6

    Waktu pembekuan 12.00 menit 5-15

    Kimia KlinikMetabolisme karbohidrat

    Glukosa Darah CITO 88 mg/dL

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    15/38

    14

    berolahraga dan minum air putih dua gelas aqua berukuran sedang perhari sebelum

    merasakan gejala seperti ini.

    Pada pemeriksaan fisik status lokalis region costovertebral didapatkan ginjal terdapat

    nyeri tekan (+) dan nyeri ketuk (+).

    Pada pemeriksaan urinalisis didapatkan darah (+) dan lekosit esterase (+). Pada

    pemeriksaan USG ginjal tampak batu di medula dextra 8.5 mm, pelviocalices dextra sedikit

    dilatasi yang menunjukan gambaran batu ginjal kanan dan adanya pelviocaliectasis dextra

    ringan. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan batu radioopaque di paravertebral kanan

    setinggi L2 dengan ukuran 9 x 8 cm dan tampak batu radioopaque di paravertebral kanan

    setinggi L3 dengan ukuran 2 x 6 cm

    E. DIAGNOSIS KERJA

    Pielolithiasis dextra

    F. DIAGNOSIS BANDING

    - BPHdasar : pria, usia tua, frekuensi BAK sering, volume sedikit, nokturi,

    tidak ada air kencing yang menetes, ada rasa tidak puas setelah berkemih dan

    pancarannya lemah.

    tidak mendukung : nyeri pinggang, muncul jika minum sedikit dan hilang setelah

    minum obat dan minum air yang banyak, RT batas atas prostat teraba.

    - Tumor ginjalDasar : =BPH

    Tidak mendukung : penurunan BB (-), tidak ada penurunan fungsi ginjal

    - HNPDasar : nyeri pinggang

    Tidak mendukung : gejala obstruktif saluran kemih (+)

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    16/38

    15

    G. PENATALAKSANAAN

    Ruang perawatan

    Persiapan puasa 24 jam pro op extended pyelolithotomy + pasang dj stent Cefoperazone 1 G pre op Pasang infus asering/24 jam

    Operatif

    - Dilakukan operasi extended pyelolithotomy + pasang dj stent tanggal 03 Agustus2013

    Didapatkan batu berukuran 18 mm x 16 mm

    Instruksi post operasi

    - Awasi tanda vital, produksi urin, produksi drain- Puasa sampai dengan os sadar betul- IVFD asering/8 jam- Foto BNO post op- sopirome 2x1gram injeksi- kaltrofen supp 2x1- ranitidin 3x1 ampul IV- pantoprazol 1x1 IV

    Follow up

    Tanggal Subjektif Objektif Anal isis Perencanaan

    02/09/2013 Keluhan (-) KU : TSR/CM

    TD: 120/80 mmHgN: 80x/menit

    RR: 20x/menit

    S: 36.8oC

    Batu

    pielumginjal

    kanan

    Persiapan puasa 24

    jamCefoperazone 1 G

    pre op

    Pasang infus

    asering/24 jam

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    17/38

    16

    03/09/2013 Keluhan (-) KU : CM

    TD: 120/70mmHg

    N: 82x/menit

    RR: 18x/menitS: 36.6oC

    Batu

    pielum

    ginjal

    kanan

    Rencana operasi

    extended

    pyelolithotomy +

    pasang dj stent

    04/09/2013 Nyeri luka

    operasi

    KU: lemah/CM

    TD: 110/80mmHg

    N: 80x/menit

    RR: 24x/menit

    S: 36,6oC

    Drain + di selang

    Urin 1000 L/jam

    Luka operasi baik

    Post op

    extended

    pyelolithot

    omy H+1

    boleh duduk

    IVFD asering/8

    jam

    Kaltrofen supp

    2x1

    Ranitidine 3x1

    amp

    Sopirome 2x1g IV

    Pantoprazol 1x1

    05/09/2013 Nyeri luka

    operasi

    berkurang

    BAB(-) 2

    hari

    KU : TSS/CM

    TD: 120/80mmHg

    N: 84x/menit

    RR: 20x/menit

    S: 36,5oC

    drain + produksi 50cc

    urin 1500 cc/24 jam

    Mobilisasi duduk +

    Post op

    extended

    pyelolithot

    omy H+2

    Aff infus

    Aff kateter

    Mobilisasi jalan

    Sopirome 2x1g IV

    Kaltrofen supp

    2x1

    06/09/2013 Nyeri (-)

    BAB (-)

    sudah 3

    hari

    KU : baik/CM

    Mobilisasi aktif +

    TD: 120/70mmHg

    N: 72x/menit

    RR: 24x/menit

    S: 36,5oC

    Luka operasi baik,

    membesar (-), terdapat

    bulae disekitar operasi

    Drain minimal

    Post op

    extended

    pyelolithot

    omy H+4

    Rencana aff drain

    besok

    Sopirome 2x1g IV

    Kaltrofen supp 2x1

    07/09/2013 Keluhan (-) KU : baik/CM Post op Aff drain

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    18/38

    17

    Mobilisasi aktif +

    TD: 120/70mmHg

    N: 80x/menit

    RR: 20x/menitS: 36,5oC

    Luka operasi baik

    Drain: -

    extended

    pyelolithot

    omy H +5

    Boleh pulang,

    kontrol ke poli

    bedah urologi rabu

    11/09/13Th/ pulang :

    Cefspan 2 x 100

    mg

    Ranitidin 2x1

    Kaltrofen tab 2x1

    Hasil lab 14/06/2013

    Hematologi Hasil Satuan Nilai normal

    Leukosit 13.4* ribu/l 3.8 10.6

    Hemoglobin 13,1 * g/dl 13.2 17.3

    Hematokrit 39 * % 40 52

    Trombosit 169 ribu/l 150440

    Elektrolit Serum

    Na 144 mmol/L 135155

    K 4.3 mmol/L 3.65.5

    Cl 109 Mmol/L 98109

    BNO post op

    Tampak double J stent terpasang pada ureter dextra.

    Batu radioopaque sudah tidak ada

    PROGNOSIS

    Ad vitam : ad bonam

    Ad functionam : ad bonam

    Ad sanationam : dubia ad bonam

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    19/38

    18

    TINJAUAN PUSTAKA

    Ren (Ginjal)

    Ren atau ginjal adalah sepasang organ berbentuk seperti kacang merah yang terletak

    di belakang rongga abdomen, satu di setiap sisi kolumna vertebralis sedikit di atas

    garis pinggang, yaitu di regio lumbalis dextra dan sinistra. Ren mengolah plasma

    yang mengalir masuk ke dalamnya untuk menghasilkan urin, menahan bahan

    tertentu serta mengeliminasi bahan yang tidak di perlukan ke urin. Fungsi spesifik

    dari ren sebagian besar di tujukan untuk mempertahankan kestabilan lingkungancairan internal, antara lain mempertahankan keseimbangan H2O di dalam tubuh;

    mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion cairan ekstra sel, yaitu Na+, Cl-,

    K+, HCO3-, Ca++, Mg++, So4--, Po4---, dan H+; memelihara volume plasma yang

    sesuai; membantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh; memelihara

    osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh; mengekskresikan

    (eliminasi) produk sisa (buangan) dari metabolisme tubuh; mengekskresikan banyak

    senyawa asing; mensekresikan renin dan eritropoietin; serta mengubah vitamin D

    menjadi bentuk aktifnya. ginjal mempunyai suatu satuan fungsional berukuran

    mikroskopik yang disebut nefron, yang di satukan satu sama lain melalui suatu

    jaringan ikat.1

    Anatomi

    1. Ren terletak di dalam rongga retroperitoneal abdomen di samping vertebralumbal atas. Membentang dari setinggi vertebra Thoracal 11-12 sampai

    lumbal 3. Ren dextra lebih rendah letaknya dari ren sinistra, karena tertekan

    oleh hepar. Ren mempunyai dua buah kutub yaitu superior yang mempunyai

    glandula suprarenalis, dan inferior. Ren juga mempunyai dua permukaan: di

    anterior yang berlekuk dan di posterior yang rata. Selain itu ren mempunya

    dua tepi: tepi lateral yang berbentuk cembung, dan tepi medial yang

    berbentuk cekung dan mempunyai suatu hilus renalis, tempat masuk

    keluarnya pembuluh darah arteri dan vena, limfe, dan saraf. Ren di lindungi

    oleh costa sebelas dan dua belas (bagian belakang) dan jaringan penyokong

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    20/38

    19

    ginjal. Bila di lihat dari dalam ke luar, ada capsula renalis yang melekat pada

    ren, capsula adipose yaitu lemak perirenal, fascia renalis, dan juga lemak

    pararenal yang berfungsi sebagai bantalan karena lemak agar ren tetap pada

    tempatnya. Potongan frontal ren mempunyai dua lapisan yaitu bagian terang

    di luar yang di sebut cortex renalis, serta bagian dalam yang di sebut medulla

    renalis dan terdiri atas piramid-piramid renalis. Di ujung piramid renalis

    terdapat papilla renalis. Bagian cortex yang masuk ke piramid tersebut di

    namakan columna renalis. Satu lobus ginjal terdiri dari satu piramis renalis

    dan satu columna renalis. Dalam satu ren, biasanya terdapat 5 sampai 11

    lobus. Papilla renalis bermuara di calyx minor lalu membentuk suatu calyx

    major. Dari situ, ada suatu bagian superior ureter yang melebar yang di sebut

    pelvis renalis.

    2. Jaringan ikat yang meliputi ren dikenal sebagai fascia renalis, terpisah daricapsula fibrosa renalis oleh lemak perirenal (corpus adiposum perirenale)

    yang di hilum renale bersinambung dengan lemak dalam sinus renalis.

    Disebelah luar fascia renalis terdapat lemak pararenal (corpus adiposum

    pararenale) yang paling jelas disebelah dorsal ren.2

    Persarafan pada ren di atur oleh susunan saraf simpatis yaitu plexus renalis. Ukuran

    ren sekitar 10-12 cm panjang, lebarnya 4-6 cm, dan tebalnya sekitar 3,5-5 cm.

    Vaskularisasi

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    21/38

    20

    Ren diperdarahi terutama oleh pembuluh darah arteri renalis dan vena renalis.

    Berikut merupakan jalur pembuluh dari dari tubuh ke ren dan keluar lagi ke tubuh:

    aorta abdominalis arteri renalis 5 arteri segmentalis arteri lobaris arteri

    arcuata arteri interlobularis afferent arteriole glomerulus efferent

    arteriole peritubullar capillaries dan vasa recta vena inter lobularis vena

    arcuata vena interlobaris vena renalis vena cava inferior.2,3

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    22/38

    21

    Batu Saluran Kemih

    Definisi

    Batu saluran kemih adalah

    massa keras seperti batu yang

    terbentuk di sepanjang saluran kemih

    dan bisa menyebabkan nyeri,

    perdarahan, penyumbatan atau

    infeksi. Batu bisa terbentuk di dalam

    ginjal maupun di kandung kemih.

    Proses pembentukan batu disebuturolitiasis.4 Batu ini terbentuk dari

    pengendapan garam kalsium,

    magnesium, asam urat, atau sistein.5

    BSK dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Batu

    yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar

    bersama dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas

    (ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian

    bawah (kandung kemih dan uretra) dapat menghambat buang air kecil.6

    Insiden

    Penelitian yang dilakukan Hardjoeno dkk tahun 2002-2004 di RS dr.WahidinSudirohusodo Makasar berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki 79,9

    %, wanita 20,1%.

    Analisis jenis batu berdasarkan kelompok umur: kalsium oksalat 50-60 tahun,batu asam urat 60-65 tahun dan batu struvit 20-55 tahun.7

    RSUP Sanglah Denpasar tahun 2007 jumlah pasien rawat inap BSK 113 orang,berdasarkan umur tertinggi 46-60 tahun 39,8%, jenis kelamin tertinggi adalah

    laki-laki 80,5%.

    Di RS Amerika kejadian batu ginjal dilaporkan 7-10 pasien untuk 1000 pasienRS dan insidens dilaporkan 7-21 pasien untuk 10.000 orang dalam setahun.7

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    23/38

    22

    Etiologi

    Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran

    urin (fimosis, BPH, refluks vesicouretra), gangguan metabolik (hiperkalsuria,

    hiperuremia), infeksi saluran kemih, benda asing (kateter), dehidrasi dan keadaan-

    keadaan lain yang belum terungkap (idiopatik).

    Faktor Resiko

    Secara epidemiologis terdapat 2 faktor yang dapat memepengaruhi terjadinya

    pembentukan batu, yaitu:

    1. Faktor intrinsik: faktor yang berasal dari tubuh : umur, jenis kelamin,keturunan

    Jenis kelamin : pasien laki-laki : perempuan = 4: 1 disebabkan oleh:- anatomis saluran kemih pada laki-laki yang lebih panjang- secara alamiah didalam air kemih laki-laki kadar kalsium lebih

    tinggi dan pada air kemih perempuan kadar sitrat (inhibitor)

    lebih tinggi

    - laki-laki memiliki testosterone yang meningkatkan produksioksalat endogen di hati

    - estrogen pada perempuan yang mampu mencegah agregasigaram kalsium.

    Umur: terbanyak penderita BSK di negara Barat adalah 20-50 tahun,di Indonesia umur 30-60 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui,

    kemungkinan disebabkan perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya,

    dan diet.9

    Herediter: belum diketahui pasti. Penyakit ini diduga diturunkan olehorang tuanya.

    2. Faktor ekstrinsik: faktor yang berasal dari lingkungan sekitar. geografi,iklim, gaya hidup.

    Geografi : banyak diderita masyarakat daerah pegunungan.disebabkan sumber air bersih yang dikonsumsi banyak mengandung

    mineral phospor, kalsium, magnesium, dsb. Pada beberapa daerah

    menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    24/38

    23

    dari daerah lain sehingga dikenal dengan daerah stone belt (sabuk

    batu). Contoh daerah stone belt seperti india, Thailand, Indonesia. Di

    afrika selatan jarang.

    Faktor Iklim dan Cuaca : Faktor iklim dan cuaca tidak berpengaruhlangsung, namun kejadiannya banyak ditemukan di daerah bersuhu

    tinggi. Temperatur yang tinggi meningkatkan jumlah keringat dan

    meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih yang

    meningkat menyebabkan pembentukan kristal air kemih.

    Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineralkalsium pada air yang dikonsumsi dapat meningkatkan angka

    kejadian batu kemih.

    Diet/Pola makan: misal diet tinggi purine, oksalat, kalsium Pekerjaan: lebih banyak terjadi pada orang yang banyak duduk dalam

    pekerjaannya.

    Kebiasaan menahan BAK: akan menimbulkan statis air kemih yangberakibat timbulnya ISK. ISK yang disebabkan kuman pemecah urea

    menyebabkan terbentuknya batu struvit.

    Teori Pembentukan Batu Saluran Kemih

    Penyebab pasti pembentukan BSK belum diketahui, oleh karena banyak faktor yang

    dilibatkannya, sampai sekarang banyak teori dan faktor yang berpengaruh terhadap

    pembentukan BSK yaitu :

    1. Teori Fisiko KimiawiPrinsip dari teori ini adalah terbentuknya BSK karena adanya proses

    kimia, fisika maupun gabungan fisiko kimiawi. Dari hal tersebut diketahui

    bahwa terjadinya batu sangat dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pembentuk

    batu di saluran kemih. Berdasarkan faktor fisiko kimiawi dikenal teori

    pembentukan batu, yaitu:

    Teori Supersaturasi

    Supersaturasi air kemih dengan garam pembentuk batu merupakan

    dasar terpenting dan merupakan syarat terjadinya pengendapan. Bila

    kelarutan suatu produk tinggi dibandingkan titik endapannya maka terjadi

    supersaturasi sehingga terbentuk kristal dan akhirnya terbentuk batu.

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    25/38

    24

    Supersaturasi dan kristalisasi dapat terjadi apabila ada penambahan

    bahan yang dapat mengkristal yang suatu saat akan terjadi kejenuhan.

    Tingkat saturasi dalam air kemih dipengaruhi jumlah bahan pembentuk BSK

    yang larut, kekuatan ion, pembentukan kompleks dan pH air kemih.

    Teori Matrik

    Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan

    mitokondria sel tubulus renalis yang berbentuk laba-laba. Benang seperti

    laba-laba terdiri dari protein 65%, heksana 10%, heksosamin 2-5% sisanya

    air. Kristal batu oksalat / kalsium fosfat akan menempel pada anyaman

    tersebut dan berada di sela-sela anyaman sehingga terbentuk batu yang

    seiring waktu akan membesar. Matriks tersebut (serum/protein urin (albumin,

    globulin, mukoprotein) merupakan bahan yang merangsang timbulnya batu.

    Teori Tidak Adanya Inhibitor

    Dikenal 2 jenis inhibitor yaitu organik dan anorganik. Pada inhibitor

    organik terdapat bahan yang sering terdapat dalam proses penghambat

    terjadinya batu yaitu asam sitrat, nefrokalsin, dan tamma-horsefall

    glikoprotein. Inhibitor yang paling kuat adalah sitrat, karena bereaksi dengan

    kalsium membentuk kalsium sitrat yang larut air. Inhibitor mencegah

    terbentuknya kristal kalsium oksalat dan mencegah perlengketan kristal

    kalsium oksalat pada membran tubulus. Sitrat terdapat pada buah-buahan,

    kadar tertinggi pada jeruk. Pada inhibitor anorganik terdapat pirofosfat dan

    Zinc.

    Teori Epitaksi

    Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada kristal

    lain yang berbeda sehingga akan cepat membesar dan menjadi batu

    campuran. Keadaan ini disebut nukleasi heterogen dan merupakan kasus

    yang paling sering yaitu kristal kalsium oksalat yang menempel pada kristal

    asam urat yang ada.

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    26/38

    25

    Teori Kombinasi

    Banyak ahli berpendapat BSK terbentuk berdasarkan campuran dari

    beberapa teori yang ada.

    Teori Infeksi

    Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya infeksi dari

    kuman tertentu. Pengaruh infeksi pada pembentukan BSK adalah teori

    terbentuknya batu survit dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi ammonium,

    pH air kemih >7 dan reaksi sintesis ammonium dengan magnesium dan fosfat

    sehingga terbentuk magnesium ammonium fosfat (batu survit) yang bersifat

    basa misalnya pada bakteri pemecah urea atau urea splitter yang

    menghasilkan urease yaitu Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,

    Pseudomonas, dan Staphiloccocus.

    Teori lain adalah nano bakteria dimana penyebab pembentukan BSK

    adalah bakteri ukuran kecil berdiameter 50-200 nm yang hidup dalam darah,

    ginjal dan air kemih. Bakteri ini tergolong gram negatif dan sensitif terhadap

    tetrasiklin. dinding bakteri tersebut dapat mengeras membentuk cangkang

    kalsium kristal karbonat apatit dan membentuk inti batu, kemudian kristal

    kalsium oksalat menempel yang nantinya membesar. 90% penderita BSK

    mengandung nano bakteria.

    2. Teori VaskulerPada penderita BSK sering didapat penyakit hipertensi dan kadar

    kolesterol darah yang tinggi, maka Stoller mengajukan teori vaskuler untuk

    terjadinya BSK, yaitu :

    Hipertensi

    Pada penderita hipertensi 83% mempunyai perkapuran ginjal

    sedangkan pada orang yang tidak hipertensi sebanyak 52%. Hal ini

    disebabkan aliran darah pada papilla ginjal berbelok 180 dan aliran darah

    berubah dari aliran laminer menjadi turbulensi. Pada penderita hipertensi

    aliran turbelen tersebut berakibat terjadinya pengendapan ion-ion kalsium

    papilla (Ranalls plaque).16

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    27/38

    26

    Kolesterol

    Adanya kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan disekresi

    melalui glomerulus ginjal dan tercampur didalam air kemih. Adanya butiran

    kolesterol tersebut akan merangsang agregasi dengan kristal kalsium oksalat

    dan kalsium fosfat sehingga terbentuk batu yang bermanifestasi klinis.

    Klasifikasi Batu Saluran Kemih

    1) Batu kalsiumKalsium adalah batu yang paling banyak menyebabkan BSK (70%-80%).

    Dijumpai dalam bentuk batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau campuran.

    Terbentuknya batu terkait kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan

    akibat dari dehidrasi, overdosis vit D, gangguan kelenjar paratiroid, kanker, penyakit

    ginjal. Batu kalsium terdiri dari dua tipe :

    Whewellite (monohidrat): batu padat, konsentrasi as. oksalat tinggi pada airkemih.

    Kombinasi kalsium - magnesium menjadi weddllite (dehidrat): kuning,mudah hancur

    Faktor terjadinya batu oksalat adalah sebagi berikut:

    Hiperkalsiuri : kenaikan kadar kalsium urin > 250-300mg/24jam, disebabkanoleh peningkatan absorbs kalsium melalui usus, gangguan reabsorbsi kalsium

    oleh ginjal, dan peningkatan reabsorbsi tulang karena hiperparatiroid atau

    tumor paratiroid.

    Hiperoksaluri : peningkatan ekskresi oksalat > 45 gram/ hari, banyak dideritaoleh penderita yang mengalami kelainan usus karena post operasi, diet kaya

    oksalat, (teh, kopi instant, minuman soft drinks, kokoa, jeruk, sitrun, dan

    sayuran hijau terutama bayam.)

    Hiperurikosuri : kadar asam urat urin > 850mg/ 24 jam. Asam urat urin yangberlebihan bertindak sebagai inti batu terhadap pembentukan batu kalsium

    oksalat. Sumber asam urat urin berasal dari makanan kaya purin maupun

    berasal dari metabolisme endogen.

    Hipositraturia : sitrat berikatan dengan kalsium di dalam urin sehinggacalsium tidak lagi terikat dengan oksalat maupun fosfat, karenanya

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    28/38

    27

    merupakan penghambat terjadinya batu tersebut. Kalsium sitrat mudah larut

    sehingga hancur dan dikeluarkan melalui urin.

    Hipomagnesia, magnesium juga merupakan penghambat seperti halnya sitrat.Penyebab tersering hipomagnesuria ialah penyakit inflamasi usus diikutigangguan malabsorbsi.

    2) Batu asam uratTerjadi pada 5-10% penderita dengan komposisi asam urat. biasanya berusia

    > 60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Gout arthritis,

    mieloproliferative, penggunaan kemoterapi, obat urikosurik sulfinpirazone, thiazide,

    salisilat.pasien obesitas, alkoholik, diet tinggi protein, hiperurikosurik dan dehidrasi

    berpeluang besar menderita BSK ini, karena meningkatkan ekskresi asam urat

    sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu bervariasi dari kecil, besar

    hingga membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah batu yang

    dapat dipecah dengan obat. 90% berhasil dengan kemolisis.

    3) Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)Batu struvit disebut juga batu infeksi, terbentuknya batu ini disebabkan

    adanya ISK. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau

    urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi

    bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk

    pemecah urea di antaranya adalah :Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,

    Pseudomonas, danStaphiloccocus. Ditemukan sekitar 15-20% pada penderita BSK

    ditandai dengan kadar amoniak urin tinggi, sering terjadi pada wanita daripada laki-

    laki. Pada batu struvit volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas

    bakteri dan menurunkan supersaturasi dari fosfat.

    4) Batu SistinBatu Sistin terjadi saat kehamilan, disebabkan gangguan ginjal, kelainan

    metabolism sistin yaitu kelainan absorpsi sistin di mukosa usus.. Merupakan batu

    yang jarang dijumpai dengan insiden 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin,

    lysin dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Disebabkan faktor

    keturunan dan pH urine asam.4Pembentukan batu dapat terjadi karena urine sangat

    jenuh, individu yang memiliki riwayat batu sebelumnya, individu yang statis karena

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    29/38

    28

    imobilitas.Batu lainnya : batu xantin (defisiensi enzim xantin oksidase), triamteren,

    silikat

    Gejala Batu Saluran Kemih : tergantung letak, besar, morfologi batu

    - Rasa NyeriRasa nyeri yang berulang (kolik) tergantung dari lokasi batu. Bila

    nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area

    kostovertebrata. Batu di saluran kemih atas menimbulkan kolik. Bila nyeri

    mendadak jadi akut, nyeri tekan diseluruh area kostovertebratal, disertai mual

    dan muntah, pasien tersebut sedang mengalami kolik ginjal. Batu ureter :

    nyeri luar biasa, akut, dan kolik ureter yang menyebar ke paha dan genitalia

    dan urin disertai darah.

    - DemamDemam terjadi karena kuman yang beredar di dalam darah sehingga

    menyebabkan suhu badan meningkat. Gejala ini disertai jantung berdebar,

    hipotensi, dan vasodilatasi kulit.

    - InfeksiBerhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi dan statis di

    proksimal sumbatan.

    - Hematuria dan kristaluria- Keluhan lain : takikardia- Batu kecil

    Bisa tidak bergejala dan dapat keluar sendiri bersama air seni.

    - Batu berukuran besar atau menyumbat ureter, pelvis renalis, tubulus renalismenimbulkan sumbatan aliran air seni, gejalanya antara lain :

    Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incompletebladder emptying)

    Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkapdi dalam urin yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga

    terjadilah infeksi saluran kemih

    Jika penyumbatan berlangsung lama, urin akan mengalir balikke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang

    membuat hidronefrosis dan akhirnya kerusakan ginjal.

    Retensi urine disebabkan obstruksi fungsional dan mekanis.

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    30/38

    29

    Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesicaurinaria yang tidak sempurna pada saat miksi, sehingga vesica

    sering berkontraksi meskipun belum penuh. Gejalanya ialah

    Frequency, Nokturia (Volume vesica urinaria tiba-tiba terisi

    penuh yaitu pada cuaca dingin, mengkonsumsi minuman yang

    mengandung diuretikum (alkohol, kopi), Urgency, Disuria.

    -Diagnosis

    1. Pemeriksaan laboratorium Batu yang tidak bergejala, diketahui secara tidak sengaja pada urin rutin

    (pH, BJ, sedimen) untuk menentukan hematuri, leukosituri, kristaluria

    Lab darah : darah rutin (hb, ht, leukosit, trombosit) kadar kalsium, sistin,asam urat

    Kultur urin : menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea Faal ginjal : mencari kemungkinan penurunan fungsi ginjal dan persiapan

    IVP

    Kadar elektrolit : mencari faktor penyebab timbulnya BSK2. Radiografi

    sinar X abdomen : melihat batu di ginjal, ureter dan kandung kemih.dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi dan membedakan klasifikasi

    batu yaitu dengan: densitas tinggi menunjukan batu kalsium oksalat dan

    kalsium fosfat, densitas semiopak menunjukan batu struvit, sistin dan

    campuran, densitas lusen menunjukan batu asam urat, xanthin, triamteren.

    Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu di dalam maupun diluar

    ginjal.

    USG : menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan adanya obstruksi.diperlukan pada wanita hamil dan pasien yang alergi kontras radiologi.

    Keterbatasannya adalah kesulitan menunjukan batu ureter, dan tidak

    dapat membedakan batu klasifikasi dan radiolusen.

    IVP : menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum dapatmenjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat penurunan fungsi

    ginjal, penggantinya adalah pielografi retrograd. Kontraindikasi pada

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    31/38

    30

    alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita

    hamil.

    Urogram : deteksi batu lusen sebagai filling defect (batu asam urat,xanthin), lokasi batu dalam system kolectikus, menunjukan kelainananatomis.

    Analisa urin mikroskopik untuk adanya eritrosit yang banyak, terjadiinfeksi (leukositosis, hematuria, bakteriuria, nitrit urine (+). pH urine :

    batu sistin dan asam urat terbentuk jika pH < 6,0. batu fosfat dan struvit

    pada pH urine > 7,2.

    CT scan : menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang ukuran danlokasi batu.

    Diagnosis banding

    1. Kolik ginjal dan ureter2. Appendicitis akut (bila lokasi nyeri di kanan)3. Kolik saluran cerna4. Kolik empedu5. Adneksitis pada perempuan6. Karsinoma epidermoid (hematuri tanpa rasa nyeri)7. Batu ginjal: Tumor ginjal, Tumor Grawitz8. Batu ureter : tumor ureter (radiolusen)9. Batu buli : tumor buli (radiolusen)10.Batu prostat (rontgen kumpulan pasir di daerah prostat. Pada RT seperti

    kesan ca prostat)

    Penatalaksanaan

    Tujuan dasar penatalaksanaan BSK adalah menghilangkan batu, menentukan

    jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi

    obstruksi yang terjadi. Batu dapat dikeluarkan dengan medikamentosa, pemberian

    obat, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.

    a. MedikamentosaIndikasi : batu berdiameter < 5 mm, diharapkan batu dapat keluar tanpa

    intervensi medis.

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    32/38

    31

    cara : mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang merupakan

    bahan utama pembentuk batu (kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu

    atau meningkatkan ukuran batu yang ada. Beberapa cara yaitu :

    o Minum paling sedikit 8 gelas air sehari. Minum banyak cairan meningkatkanaliran kemih dan menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih

    o Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.o Hindari makanan yang kaya oksalat (bayam, coklat, kacang-kacangan,

    merica dan teh).

    o Diet rendah purin seperti daging, ikan dan unggaso Batu kalsium diet rendah kalsium mis : susu, keju, sayur daun hijauo Kontrol berkala pembentukan batu baruo Hindari soft drink lebih dari 1 liter/mingguo Diet rendah natrium (80-100 mg/hari) perbaiki reabsorpsi kalsium

    proximal sehingga terjadi pengurangan eksresi natrium dan kalsium.

    o Pembatasan masukan kalsium tak dianjurkan karena penurunan kalsiumintestinal bebas menimbulkan peningkatan absorpsi oksalat oleh pencernaan,

    peningkatan eksresi oksalat dan meningkatkan saluran kalsium oksalat air

    kemih. Diet kalsium rendah merugikan pasien dengan hiperkalsiuria idiopatik

    karena keseimbangan kalsium negative akan memacu pengambilan kalsium

    dari tulang dan ginjal

    b. Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan Analgesia untuk meredakan nyeri dan mengusahakan batu keluar sendiri

    secara spontan.

    Propantelin untuk mengatasi spasme ureter. Kolik: injeksi spasmolitik: atropine 0.51 mg i.m untuk dewasa. Infeksi: antibiotic kotrimoksazol 2 x 2 tablet atau amoksisilin 500 mg

    peroral 3 x sehari untuk dewasa. Atau golongan lain. Contohnya pada batu

    struvit

    Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) : mengurangipembentukan batu yang baru.

    Kalium sitrat 20 mEq tiap malam/minum jeruk nipis atau lemon sesudahmakan malammeningkatkan kadar sitrat di dalam air kemih

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    33/38

    32

    Allopurinol : mengurangi pembentukan asam urat

    c. ESWL (Extr acorporeal Shockwave Li thotri psy)11,12Tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, digunakan gelombang kejut

    eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu. Alat ini dapat memecah

    batu ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga

    mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL mengurangi keharusan melakukan

    prosedur invasif dan menurunkan lama rawat inap di rs.

    Indikasi :

    Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 2.5 cm

    Fungsi ginjal masih baikKontraindikasi

    Gangguan koagulasi Kehamilan Aneurisma aorta ISK yang tidak terobati Gambaran batu dengan ESWL tak mungkin Obstruksi traktus urinarius besar

    d. EndourologiTindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang terdiri atas

    memecah batu, dan mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang

    dimasukan langsung ke saluran kemih. melalui uretra / melalui insisi kecil pada kulit

    (perkutan). Beberapa tindakan endourologi adalah :

    i. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy): mengeluarkan batu yangberada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke

    sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu dikeluarkan atau dipecah

    dahulu menjadi fragmen kecil.

    ii. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra denganmemasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan

    batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik. Indikasi untuk batu

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    34/38

    33

    iii. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : memasukan alat ureteroskopi per-uretram. batu yang berada di ureter / sistem pelvikalises dipecah melalui

    tuntunan ureteroskopi ini.

    iv. Ekstrasi Dormia : mengeluarkan batu ureter dengan menjaring melaluikeranjangDormia.

    e. Tindakan Operasi1) Nefrolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di

    dalam ginjal

    2) Ureterolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada diureter

    3) Sistolitomi : operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di vesicaurinearia (section alta) dengan melakukan insisi pfannenstiel

    Indikasi : batu buli > 2,5 cm pada dewasa dan semua ukuran pada anak,

    batu keras, keluarkan benda asing di kandung kemih, terapi perdarahan

    kandung kemih yang hebat yang tak bisa ditangani dengan transurethtal.

    4) Uretrolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada diuretra.

    5) Pielolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada dipielum.11,12

    Indikasi operasi:

    Batu > 20 mm Obstruksi sedang / berat Batu di saluran kemih

    proksimal

    tidak tersedia alatlitotripsor, ESWL

    batu ginjal di kaliks bilasudah hidrokaliks

    gangguan fungsi ginjal

    batu pelvis yangmenyebabkan

    hidronefrosis, infeksi,

    nyeri hebat

    konservatif tidak berhasil(6-8 minggu)

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    35/38

    34

    Pencegahan Batu Saluran Kemih

    Pencegahan

    Primer Sekunder Tersier

    Tujuan tidak terjadinya BSKdengan mengendalikan

    faktor penyebab BSK

    menghentikanperkembangan

    penyakit agar tidak

    menyebar dan

    mencegah komplikasi

    mencegah tidak terjadikomplikasi sehingga tidak

    berkembang ke tahap lanjut

    yang membutuhkan

    perawatan intensif

    Sasaran belum pernah menderita

    BSK

    telah menderita

    penyakit BSK.

    sudah menderita penyakit

    BSK agar penyakitnya

    tidak bertambah berat.

    Kegiatan promosi kesehatan,

    pendidikan kesehatan, dan

    perlindungan kesehatan

    diagnosis dan

    pengobatan dini.

    (pemeriksaan fisik,

    laboraturium,

    radiologis.)

    rehabilitasi, dan

    memberikan kualitas hidup

    sesuai kemampuan

    Contoh - minum air putih minimal2 liter per hari. (8-10

    gelas sehari) ketika

    bangun tidur

    - olahraga cukup, Janganmenahan kencing, Pola

    makan seimbang,

    menjaga berat badan

    tetap ideal

    - konseling kesehatan

    Komplikasi

    Perjalanan penyakit

    obstruksi : di ginjal dan ureter membuat hidronefrosis pionefrosis, kegagalan fungsiginjal, uremia karena gagal ginjal total. Di buli menyebabkan gangguan aliran kemih

    dari kedua orificium ureter. Batu uretra menyebabkan hidroureter, diverticulum

    uretra, ekstravasasi kemih dan terbentuk fistul di proximal batu ureter.

    infeksi sekunder, iritasi berkepanjangan pada urothelium yang menyebabkantumbuhnya keganasan berupa karsinoma epidermoid, urosepsis.

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    36/38

    35

    Akibat terapi

    Post ESWL : petechiae pada pinggang, hematuri, kolik renal akibat gerakan pasasefragmen batu, renal atrofi pada pasien gangguan renal vascular / aterosklerotik berat,

    hipertensi akibat hematom perinephric yang luas Post uretratomi externa : striktur uretra Post section Alta : perdarahan, infeksi luka operasi dan fistel

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    37/38

    36

    KESIMPULAN

    Penanganan batu saluran kemih dilakukan dengan pengenalan sedini mungkin.

    Tatalaksana awal yang dilakukan adalah evaluasi faktor resiko batu saluran kemih. Terapi

    diberikan untuk mengatasi keluhan dan mencegah serta mengobati gangguan akibat batu

    saluran kemih. Pembedahan batu dapat dilakukan baik secara non invasif ataupun terbuka.

    Yang terpenting adalah pengenalan faktor resiko sehingga diharapkan dapat memberikan

    hasil pengobatan dan memberikan pencegahan timbulnya batu saluran kemih yang lebih baik.

  • 5/26/2018 Case Batu Sal Kemih

    38/38

    37

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 2nded. Jakarta: EGC; 2001.2. Moore KL, Agur AM. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.3. Mescher AL. Junqueiras Basic Histology Text and Atlas. 12 th ed. Singapore:

    McGraw Hill Lange; 2009.

    4. Syamsuhidayat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nded. Jakarta : EGC; 2004.5. Sabiston, David C. Infeksi Saluran Kemih, Buku Ajar Ilmu Bedah. 2 nd ed. Jakarta:

    EGC; 2005.

    6. Purnomo BB. Batu saluran kemih. Dasar-dasar urologi. Edisi 2. Jakarta: CV. SagungSeto; 2007.

    7. Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. 4 th ed.Jakarta: BP FKUI; 2006.

    8. Hassan R. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta: BP FKUI; 1985.9. Poinier AC. Kidney Stones. Available at: http://www.webmd.com/hw-

    popup/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl.access on: Desember 24, 2012

    10.Grasso M. Extracorporeal ShockWave Lirhotripsy. Available at:http://www.emedicine.com/med/topic3024.htm.access on: Desember 30th, 2012.

    11.Terris MK. Pyelolithotomy. Available at:http://emedicine.medscape.com/article/448503-overview. accessed on september

    19th, 2013.

    12.Guidelines on Urolithiasis. Available at:http://www.uroweb.org/gls/pdf/21_Urolithiasis_LRV4.pdf. accessed on september

    19th, 2013.

    http://www.webmd.com/hw-popup/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswlhttp://www.webmd.com/hw-popup/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswlhttp://www.webmd.com/hw-popup/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswlhttp://www.emedicine.com/med/topic3024.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic3024.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/448503-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/448503-overviewhttp://www.uroweb.org/gls/pdf/21_Urolithiasis_LRV4.pdfhttp://www.uroweb.org/gls/pdf/21_Urolithiasis_LRV4.pdfhttp://www.uroweb.org/gls/pdf/21_Urolithiasis_LRV4.pdfhttp://emedicine.medscape.com/article/448503-overviewhttp://www.emedicine.com/med/topic3024.htmhttp://www.webmd.com/hw-popup/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswlhttp://www.webmd.com/hw-popup/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl