CHECK LIST ANAMNESISPenilaian :
0 : dikerjakan, dengan salah atau tidak sama sekali1 : dilakukan memenuhi sebagian kriteria2 : dilakukan memenuhi seluruh kriteria
No Hal yang dinilai 0 1 2Max. Score
1 Mengucapkan salam 12 Menyambut pasien sambil berdiri 13 Memperkenalkan diri sambil menjabat tangan pasien 14 Mempersilahkan pasien duduk 15 Berbasa-basi 1
6 Mendapatkan identitas (nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, status pernikahan)
1
7 Suara ramah,vokal jelas, kecepatan cukup,volume cukup 18 Sikap tubuh condong ke depan, kaki tidak bersilang 19 Kontak mata dipertahankan 70% 1
10 Tidak melakukan gerakan yang tidak berhubungan dengan anamnesis
1
11 Pertanyaan diajukan satupersatu 1
12 Mengajukan pertanyaan terbuka dan mendalam selain pertanyaaan tertutup
1
13 Melakukan refleksi isi bila diperlukan 114 Melakukan refleksi perasaan bila diperlukan 115 Menanyakan keluhan utama beserta durasinya 2
16 Menanyakan RPS: sifat, onset, durasi. 2
17 Menayakan RPS: faktor yang meringankan dan memperberat
2
18 Menanyakan gejala lain yang menyertai 2
19 Menanyakan kemungkinan penyakit dasar 2
20 Menanyakan obat yang dikonsumsi/berobat 1
22 Menanyakan riwayat alergi 1
23 Menanyakan riwayat penyakit dahulu
1
24
Menanyakan riwayat penyakit keluarga
25Menanyakan riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan (tinggal di lingkungan padat penduduk, sakit yang sama di lingkungan sekitar)
1
26 Menutup pembicaraan dan mengucapkan terima kasih 1
Nilai batas lulus: 25 SKOR
31
CEK LIST BREAKING BAD NEWS
No Butir Penilaian 0 1 2 Skor max1 Menyapa pasien dan suami 22 Menjelaskan tujuan pertemuan 23 Menilai apakah yang telah diketahui oleh pasien tentang masalah
yang akan disampaikan, dan perasaan pasien2
4 Memperlihatkan perilaku verbal dan non-verbal kepada pasien yang mengindikasikan bahwa informasi yang akan disampaikan selanjutnya adalah informasi yang penting
2
5 Memperhatikan respon pasien sebelum melanjutkan ke proses berikutnya
2
6 Berusaha mengetahui informasi tambahan yang dibutuhkan oleh pasien
2
7 Memberikan penjelasan yang terorganisir 28 Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, tidak
menggunakan jargon medik dan kalimat yang membingungkan2
9 Mengenali dan menanggapi tanda-tanda non-verbal yang ditunjukkan oleh pasien
2
10 Memberikan waktu pada pasien untuk bereaksi (dengan cara hening atau berdiam diri sejenak)
2
11 Mendorong pasien untuk memberikan tanggapan, keprihatinan dan perasaannya
2
12 Mencermati perasaan, keprihatinan dan nilai-nilai yang dianut pasien
2
13 Menggunakan empati untuk mengkomunikasikan apresiasi terhadap perasaan dan kesusahan yang dialami pasien
2
14 Menunjukkan perilaku non-verbal yang baik ( kontak mata, posisi dan postur tubuh yang sesuai, gerakan tubuh, ekspresi wajah, suara –termasuk kecepatan dan volume)
2
15 Menyatakan dukungan kepada pasien (contohnya mengekspresikan keprihatinan, pengertian dan keinginan untuk menolong)
2
Nilai Batas lulus : 24 Skor Total 30
CHECK LIST PEMERIKSAAN THTPenilaian :
0: dikerjakan, dengan salah atau tidak sama sekali1: dilakukan memenuhi sebagian kriteria2: dilakukan memenuhi seluruh kriteria
PEMERIKSAAN TELINGAProsedur pemeriksaan telinga 0 1 2 Nilai max1. Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin1
2. Pakai lampu kepala 13. Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki
tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien.1
4. Inspeksi telinga luar, daerah pre aurikuler dan retro aurikuler
2
5. Palpasi telinga luar, daerah pre aurikuler dan retro aurikuler 26. Pegang daun telinga, tarik ke arah posterior dan superior
pada orang dewasa atau tarik ke arah posterior pada anak agar liang telinga lurus
1
7. Inspeksi liang telinga. 28. Inspeksi membran timpani. Perhatikan maleus, refleks
cahaya dan pars tensa dan attic membran timpani.2
9. Pegang otoskop dengan tangan kanan seperti memegang pensil dan jari kelingking diletakkan diatas pipi kanan untuk melihat membran timpani kanan lebih jelas.
2
10. Pegang otoskop dengan tangan kiri seperti memegang pensil dan jari kelingking diletakkan di atas pipi kiri untuk melihat membran timpani kiri lebih jelas.
2
11. Inpeksi pergerakan membran timpani pada saat pasien meniup dengan hidung dan mulut tertutup (Valsava manuver) untuk menilai patensi tuba eustachius.
2
12. Total nilai 1 18
PEMERIKSAAN HIDUNG
PEMERIKSAAN TENGGOROKAN
No. Ketrampilan 0 1 2 Nilai Max
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
1
2 Pakai lampu kepala 13 Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki
tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien.1
4 Pasien diminta membuka mulut. Inspeksi lidah, mukosa pipi, palatum durum, palatum mole, uvula dan arkus faring.
2
5 Tekan lidah pada 2/3 bagian anterior. Inspeksi tonsil dan dinding faring posterior.
2
Total nilai 3 7Total nilai max 1+2+3= 18+14+7=39, Total nilai = 1+ 2+ 3=.......Nilai batas lulus : 31 LULUS/TIDAK LULUS
No Ketrampilan 0 12 Nilai
max
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
1
2 Pakai lampu kepala 13 Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup
di samping kiri atau kanan kaki pasien.1
4 Inspeksi hidung luar dari arah depan dan samping. 25 Palpasi hidung luar dan daerah wajah sesuai dengan sinus frontal,
etmoid dan maksila.2
6 Inspeksi vestibulum dan nares anterior dengan menekan ke arah atas tip of the nose dengan ibu jari kiri.
2
7 Pegang spekulum hidung dengan tangan kiri. 28 Masukkan bilah spekulum hidung ke dalam rongga hidung. Buka
bilah spekulum hidung ke arah ala nasi dan jangan menekan septum. Inspeksi septum, konka inferior, konka media, meatus inferior dan meatus medius.
2
9 Keluarkan bilah spekulum hidung dari dalam rongga hidung pada posisi terbuka
1
Total nilai 2 14
CHECKLIST PEMERIKSAAN OFTALMOSKOPI
CHECKLIST PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
No Butir PenilaianNilai Nilai
Maks.0 1 21 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin 1
2 Mempersilahkan duduk tempat yang telah disediakan 13 Menyuruh pasien menutup mata kiri
Apabila pasien biasa memakai kacamata biarkan pasien memakai kacamatanya
2
4 Meminta pasien menyebutkan obyek yang ditunjuk pada Kartu Snellen atau dari Autochart projector dari obyek terbesar sampai terkecil yang masih bisa dibaca 2
5 Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan pinhole occluder bila visus belum mencapai 6/6
2
6 Mencatat hasil pemeriksaan 1
7 Mengulang prosedur pemeriksaan untuk mata kiri dan mencatat hasilnya
2
Nilai batas lulus: 9SKOR
11
CHECK LIST PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN
No Butir PenilaianNilai Nilai
Maks.0 1 21 Memperkenalkan diri, memberikan informasi
tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
2
2 Mempersilahkan pasien duduk di tempat yang telah disediakan
1
3 Menyuruh pasien melihat ke satu titik jauh didinding arah depan
1
4 Melakukan setting gigi power dan aperture oftalmoskop
2
5 Melakukan pemeriksaan mata kanan dengan mata kanannya dengan oftalmoskop dipegang dg tangan kanan
2
6 Meletakkan tangan kanan ke dahi atau bahu pasien sebagai fiksasi
1
7 Melakukan pemeriksaan mata kiri dengan mata kirinya
2
8 Menggambarkan hasil pemeriksaaan 2Nilai batas lulus: 10
SKOR13
No Butir PenilaianNILAI
0 1 2 MAX1 Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan
serta meminta ijin1
TES ROMBERG YANG DIPERTAJAM1 Pemeriksa berdiri didekat pasien dan posisi menjaga pasien bila jatuh 1
2 Meminta pasien meletakkan salah satu kaki di depan kaki yang lain (tumit kaki menyentuh ibu jari kaki lainnya)
1
3 Pasien diminta menghadap ke depan dengan kedua tangan diletakkan di perut atau menyilang dengan lengan kanan menyentuh bahu kiri, lengan kiri menyentuh bahu kanan
1
4 Pasien diamati selama 30 detik 15 Kemudian pasien diminta menutup mata 16 Pasien diamati kembali selama 30 detik 17 Analisis hasil pemeriksaan 2
TES FUKUDA1 Pemeriksa berdiri di belakang pasien 12 Meminta pasien menutup mata 13 Pasien diminta berjalan di tempat 50 langkah 14 Analisis hasil pemeriksaan 2
TANDEM GAIT TEST1 Pasien diminta berjalan tandem/heel-to-toe (melangkah dengan cara tumit
menyentuh ujung ibu jari kaki lain, seperti itu seterusnya) mengikuti garis lurus
1
2 Pemeriksa berada di belakang pasien selama pemeriksaan dilakukan 1
3 Analisis hasil pemeriksaan 2PAST POINTING TEST
1 Pemeriksa berada di depan pasien dan meletakkan jari telunjuk di depan pasien
1
2 Pasien diminta mengangkat tangan dengan telunjuk mengarah ke atas 1
3 Pasien diminta menyentuh jari pemeriksa beberapa kali 1
4 Setelah itu pasien diminta menutup mata dan melakukan hal yang sama beberapa kali
1
5 Analisis hasil pemeriksaan 2
TES NISTAGMUS1 Pasien diminta mengikuti gerakan jari telunjuk pemeriksa 3 ke arah kiri0̊̊̊ 0̊̊̊���
dan kemudian ke arah kanan 3 , selanjutnya 3 ke atas dan 3 ke0̊̊̊0̊̊̊0̊̊̊ 0̊̊̊��� 0̊̊̊��� 0̊̊̊��� bawah
1
2 Analisis hasil pemeriksaan 2
CHECKLIST RESEP OBAT
NO BUTIR PENILAIANNilai
0 1 2 MAX1 Memilih Bentuk Sediaan Obat (BSO) yang tepat untuk
obat terpilih2
2 Menghitung dosis obat 13 Menghitung jumlah obat 14 Menjelaskan cara pemberian obat 25 Mampu menulis resep 2
Nilai batas lulus: 6 SKOR 8
CEK LIST PEMERIKSAAN LEHERNo Butir Penilaian 0 1 2 Skor max1 Memberi salam, mengenalkan diri dan menjelaskan
pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta izin1
2 Meminta pasien mengekstensikan kepala 2INSPEKSI
3 Melakukan inspeksi leher dan menyebutkan hasilnya 2PALPASI
4 Melakukan palpasi trachea 25 Melakukan palpasi kelenjar tiroid 26 Melakukan palpasi kelenjar disekitar leher 2
7 Menyebutkan hasil pemeriksaan palpasi 2AUSKULTASI
8 Melakukan auskultasi * 29 Menyebutkan hasil pemeriksaan auskultasi 210 Menyimpulkan hasil pemeriksaan secara keseluruhan 211 Mengucapkan terima kasih 1
Nilai batas lulus : 16 Skor Total 20
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI BIMANUAL
NO GYNAECOLOGICAL EXAMINATION: Inspection & Speculum Examination
1 Wear the hand gloves properly
2 Moist the antiseptic cotton and wipe the area of vulva and perineum
3 Observe and report the area of vulva and perineum
4 Open both clefts of labium majus, observe and report the urethral orifice and introitus
5 Pick up speculum with the right hand, and insert the left index fingertip into introitus (to expose it).
6 Insert the speculum properly
7 Press the raising button so that vaginal lumen and portio is clearly exposed
8 Observe and report the color of portio, vaginal walls, and vaginal secretion or fornix
9 Put the speculum in the designated place
NO ABDOMINAL PALPATION OF PREGNANT WOMAN
1 Greet the patient and ask the patient to lie down
2 Wash hands with warm water and dry with towel
3 Take a position on the right of the patient facing right laterally
4 Advise the patient that the examination will be started
5 Perform Leopold 1 properly
6 Perform Leopold 2 properly
7 Perform Leopold 3 properly
8 Perform Leopold 4 properly
9 Perform auscultation properly
10 Advise the patient that the procedure has been done, remove the drape and help the patient tidy up her clothes
11 Report the result (fetal lie, position and heart beat)
PEMERIKSAAN LEOPOLDCHECKLIST PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS
No Butir PenilaianNilai Nilai
Maks0 1 2
1
Memperkenalkan diri & memberikan
informasi tentang pemeriksaan yg akan
dilakukan serta meminta izin
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
Nervus Olfaktorius (N.I)
2 Sediakan kopi dan teh
3 Pasien tidak boleh sedang influenza
4 Kedua mata pasien ditutup
5
Pasien menutup salah satu lubang hidung
kemudian pasien disuruh menghidu salah satu
zat & ditanya apakah ia menghidu sesuatu
& apa yg dihidunya
Nervus Optikus (N.II)
Ketajaman Penglihatan
6
Pasien diminta melihat Snellen Chart dg jarak
6 meter
7
Mata kanan & kiri diperiksa bergantian dg menu-
tup sebelah mata dgn tangan pasien tanpa
menekan bola mata
8
Pasien diminta membaca huruf-huruf yg ditunjuk
oleh pemeriksa pd Snellen Chart mulai dr atas
ke bawah
9
Deretan huruf terakhir yg dpt dibaca pasien dg
betul (min 1 salah) merupakan tajam penglihatan
10
Jika tajam penglihatan buruk, penilaian dgn
menghitung jari, gerakan tangan, sampai mem-
bedakan terang dan gelap
Penglihatan warna/tes buta warna
11Pasien diminta untuk membaca angka atau meng-
Ikuti jalur warna tertentu pada Ishihara
Pemeriksaan lapang pandang
12
Meminta pasien untuk melihat lurus pada pemeriksa dan pemeriksa menggerakkan jari-jari salah satu tangan pada setiap kuadran dari 4 kuadran yaitu superior, inferior, nasal, temporal.
13Minta pasien untuk mengatakan jari yang sebelah mana yang bergerak.
14Ketidak perhatian pasien bisa diperiksa dengan cara menggerakkan jari-jari kedua tangan secara bersamaan. Lihat gambar dibawah ini.
Refleks Cahaya
15Menempatkan satu tangan secara vertikal sepanjang hidung untuk mencegah masuknya cahaya lain ke mata yang tidak diperiksa.
16Berikan cahaya dari pen light pada salah satu mata dan lihat konstriksi pada kedua pupil.
17Lakukan pemeriksaan yang sama pada mata satunya.
Funduskopi
18Lakukan pemeriksaan funduskopi dengan oftalmoskop pada kedua mata
Nervus Okulomotorius (N. III), Nervus Trochlearis (N. IV) dan Nervus Abdusens (N.VI)
19Pemeriksa duduk tepat berhadap-hadapan dengan pasien, minta supaya pasien memandang lurus ke depan.
20
Gerakkan jari salah satu tangan pemeriksa seolah-olah menulis huruf H yang besar dan minta agar mata pasien mengikuti gerakan tangan pemeriksa tanpa menggerakkan kepalanya. Tanyakan pada pasien apakah mengalami diplopia/berbayang dan dimana.
Nervus Trigeminus (N.V)
Otot Pengunyah
21
Otot maseter & temporalis diperiksa dgn menyu-
ruh pasien mengatupkan mulut kuat-kuat &
dilakukan palpasi pd kedua otot tsb
22 Kekuatan mengatupkan mulut diperiksa dgn
mencoba membuka mulut yg terkatup dgn me-
narik dagu ke bawah
23
Otot pterigoideus diperiksa dgn menyuruh pasien
membuka mulut perlahan-lahan & melihat apakah
mulut miring ke salah satu sisi ataukah lurus
24
Pasien juga menggerakkan rahang ke kanan &
ke kiri, kekuatan gerakan diperiksa dg menyuruh
pasien melawan dorongan yg dilakukan
pemeriksa pd dagunya
Refleks
Refleks Kornea
25
Pasien memandang ke salah satu sisi kemudian
dari sisi kontralateral kornea disentuh dg kapas
yg dipelintir mjd bentuk silinder
26
Respon refleks berupa kedipan kedua mata scr
Cepat
27 Bandingkan mata kanan & kiri
Refleks Maseter
28
Meletakkan jari telunjuk pemeriksa di atas dagu
pasien secara horizontal
29
Posisi mulut terbuka sedikit, telunjuk diketok dgn
palu refleks
30 Respon normal: elevasi rahang bawah
Nervus Fasialis (N.VII)
Motorik
31
Melakukan inspeksi wajah pasien statis &dinamis
dan menyebutkan kesan (a/simetris)
32
Meminta pasien mengernyitkan dahi atau melihat
ke atas (a/simetris)
33
Meminta pasien menutup mata kuat-kuat &
menahan tahanan yg diberikan pemeriksa
34
Meminta pasien berekspresi spt tertawa/menarik
kedua sudut bibir (melihat a/simetris sudut bibir
& plica nasolabialis)
35
Meminta pasien mengembangkan pipi & menahan
tekanan yg diberikan pemeriksa (ada/tdknya
kebocoran pd salah satu sisi)
36 Menilai keadaan nervus VII
Sensorik Pengecap
37
Memberi sedikit zat yaitu gula, garam, dan kopi
pd 2/3 lidah bagian depan
38
Pasien harus tetap menjulurkan lidah pd waktu
diuji & selama menentukan zat apa yg dirasakan
39
Penentuan dgn menunjuk pd tulisan manis, asin,
dan pahit
Nervus Akustikus (N.VIII)
Ketajaman Pendengaran (N. Koklearis)
40
Telinga normal dlm ruang sunyi masih mendengar
detik arloji pd jarak 1 meter
41 Telinga diuji bergantian dgn menutup telinga lain
42
Jika ruangan kurang sunyi, tajam pendengaran
dpt diperiksa dengan mendengar suara gesekan
jari-jari tangan pemeriksa dibandingkan dg
pemeriksa
Nervus Glosofaringeus (N.IX)
43
Dengan spatel kayu disentuh dinding posterior
Faring
44 Normal apabila muncul refleks muntah
Nervus Vagus (X)
45
Menyuruh pasien agar mengucapkan kata "aah"
Normal: uvula terangkat lurus & tetap berada di
Median
Nervus Asesorius (N.XI)
46
Menyuruh pasien menengok ke satu sisi melawan
tangan pemeriksa
47
Palpasi pada otot sternokleidomastoideus sisi
Lain
48 Tes angkat bahu: palpasi kedua otot trapesius
& usaha menekan bahu ke bawah
Nervus Hipoglosus (N.XII)
49
Meminta pasien menjulurkan lidah lurus kemudian
menarik & menjulurkan lg dgn cepat
50
Lidah digerakkan ke kiri & kanan dg cepat
kemudian menekan pipi kiri & kanan sementara
dipalpasi pd kedua pipi utk merasakan kekuatan
lidah
Koordinasi
Tunjuk hidung-tangan-hidung
51 Meminta pasien rileks
52
Lengan pasien ekstensi, kemudian disuruh me-
nunjuk hidungnya sendiri, kemudian menunjuk
jari telunjuk pemeriksa secara berganti-ganti
53
Jari telunjuk pemeriksa berpindah-pindah posisi
selama tes berlangsung
54
Pasien diminta melakukan gerakan ini secara
perlahan kemudian makin cepat
55 Tes dilakukan utk tangan kanan & kiri
Romberg's test
57 Mintalah pasien berdiri dgn kedua kaki rapat
58 Perhatikan apakah pasien cenderung jatuh
59 Suruh pasien menutup mata dgn keduak kaki rapat
48 Perhatikan apakah pasien cenderung jatuh
49 Jika pasien jatuh berarti Romberg's positif
50 Mengucapkan terima kasih
PEDOMAN PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL:
Pemeriksaan saraf kranial berarti melakukan langkah-langkah pemeriksaan terhadap 12 saraf
cranial/nervus cranialis. Sehingga harus yakin saraf apa yang diperiksa dan bagaimana
pemeriksaan yang harus dikerjakan. Pedoman pemeriksaan ini membantu anda untuk melakukan
pemeriksaan setiap saraf secara sistematis.
1. Nervus I atau Nervus Olfaktorius : mensarafi indera pembauan/penghidu diperiksa dengan
mempersilahkan pasien untuk mengenali bau suatu benda yang familier misal: kopi atau
cuka, dengan menutup mata pasien.
2. Nervus II atau N. Optikus diperiksa dalam 5 fungsi yaitu:
Tajam Penglihatan
Penglihatan Warna
Lapang Pandang
Refleks-refleks pada mata
Funduskopi
a. Tajam Penglihatan diperiksa dengan menggunakan kartu Snellen. Bila pasien sehari-
harinya mengenakan kacamata/lensa kontak maka pemeriksaan dilakukan baik pada saat
pasien memakai kacamata/lensa kontak dan saat tanpa kacamata/lensa kontak.
b. Penglihatan Warna diperiksa dengan tes Isihara untuk mengidentifikasi adanya buta
warna.
c. Lapang Pandang diperiksa seperti pemeriksaan kampimetri, yaitu dengan meminta pasien
untuk melihat lurus pada pemeriksa dan pemeriksa menggerakkan jari-jari salah satu
tangan pada setiap kuadran dari 4 kuadran yaitu superior, inferior, nasal, temporal. Minta
pasien untuk mengatakan jari yang sebelah mana yang bergerak. Ketidak perhatian
pasien bisa diperiksa dengan cara menggerakkan jari-jari kedua tangan secara bersamaan.
Lihat gambar dibawah ini.
d. Refleks penglihatan dengan cara: menempatkan satu tangan secara vertikal sepanjang
hidung untuk mencegah masuknya cahaya lain ke mata yang tidak diperiksa. Berikan
cahaya dari pen light pada salah satu mata dan lihat konstriksi pada kedua pupil. Lakukan
pemeriksaan yang sama pada mata satunya.
e. Funduskopi dilakukan pada kedua mata.
3. N. Okulomotorius (N III) berperan dalam gerakan bola mata. Pemeriksa duduk tepat
berhadap-hadapan dengan pasien, minta supaya pasien memandang lurus ke depan,
kemudian gerakkan jari salah satu tangan pemeriksa seolah-olah menulis huruf H yang
besar dan minta agar mata pasien mengikuti gerakan tangan pemeriksa tanpa
menggerakkan kepalanya. Tanyakan pada pasien apakah mengalami diplopia/berbayang
dan dimana.
4. N. Trokhlearis (N. IV) otomatis diperiksa pada saat memeriksa N. Okulomotorius karena
keduanya berperan dalam gerakan mata.
5. N. Trigeminus (N. V) berperan dalam sensori di wajah dan motorik di otot
mastikasi/pengunyah. Pemeriksaan sensorik dengan cara menyentuhkan kapas dengan
lembut pada wajah, dan ujung kapas dipelintir sehingga membentuk seperti ujung jarum
yang tumpul dan sentuhkan di tiga tempat pada masing-masing sisi yaitu sekitar rahang,
pipi, dan dahi. Periksa juga refleks kornea yang juga dipersarafi oleh N. V ini masih
dengan ujung kapas yang disentuhkan dengan lembut ke kornea mata. Refleks yang
terjadi adalah pasien akan segera memejamkan matanya.
Perhatikan gambar dibawah ini.
Untuk pemeriksaan motorik, minta pasien untuk mengatupkan giginya dengan kuat,
pemeriksa memeriksa dan merasakan ‘gundukan’ otot masseter dan temporalis. Kemudian
meminta pasien untuk membuka mulut untuk melawan tahanan. Terakhir, letakkan jari telunjuk
tangan kiri di dagu pasien dan pukul dengan palu refleks. Normal akan terjadi protrusi ringan
pada rahang.
6. N. Abdusen (N. VI), pemeriksaannya sama dengan pemeriksaan n. okulomotorius.
7. N. Fasialis (N. VII) mempersarafi cabang motorik untuk otot-otot ekspresi wajah. Jadi untuk
memeriksanya minta pasien untuk mengangkat alis dan dahinya, menutup mata dan tetap
menutup melawan tahanan, menggelembungkan pipi dan meminta pasien untuk
menampakkan giginya (meringis).
8. N. Vestibulokokhlearis (N. VIII) mempersarafi organ-organ pendengaran dan bisa
menentukan tuli konduksi atau sensori neural dengan pemeriksaan Rinne dan Weber. Tes
Rinne, letakkan garputala pada prosesus mastoideus pasien dan pindahkan ke depan liang
telinga dan tanyakan apabila suara terdangar lebih keras atau lebih pelan, normalnya suara
terdengar lebih keras di depan liang telinga. Untuk pemeriksaan Weber, tempatkan ujung
garputala di tengah dahi pasien dan minta pasien menentukan telinga yang sebelah mana
yang mendengar lebih jelas ataukah keduanya sama. Normalnya kedua telinga mendengar
sama keras.
9. N. Glosofaringeal (N. IX) mempersarafi palatum. Diperiksa dengan merangsang refleks
menelan dengan cara menyentuh arkus faringeus.
10. N. Vagus (N. X) mempersarafi bagian motorik dari faring. Minta pasien untuk berbicara
menunjukkan fungsi motorik yang baik. Periksa uvula sebelum dan selama pasien
mengucapkan ‘aaah’. Perhatikan apakah uvula terletak di tengah dan tidak mengalami
deviasi pada pergerakannya.
11. N. Asesorius (N. XI) mempersarafi m. sternocleidomastoideus and m. trapezius. Minta
pasien untuk melawan tahanan pada bahu dan menengokkan wajah melawan tahanan.
12. N. Hipoglosus (N. XII) mempersarafi otot lidah. Perhatikan lidah akan adanya tanda-tanda
wasting atau fasciculations. Kemudian minta pasien untuk menjulurkan lidahnya (seperti
digambar), apabila ada deviasi ke satu sisi menunjukkan adanya kelemahan otot pada sisi
tersebut.