1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
United Nations Educational, Scientific dan Cultural Organization atau di kenal
dengan UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan dunia milik Indonesia
pada 2 Oktober 2009 dan juga diperingati sebagai Hari Batik Nasional yang mana
sejak ditetapkannya tanggal tersebut, sebagian besar wilayah di Indonesia
berkompetisi untuk mengembangkan kreasi batiknya melalui produk dengan corak
batik yang bervariasi di mulai dari berbentuk kain, pakaian hingga suatu barang
yang dapat digunakan seperti tas, dompet, maupun proses yang ada di dalam
pembuatan batik itu sendiri. Melihat banyaknya peluang yang terjadi di dalam
industri batik, hal tersebut tentu membawa dampak positif bagi industri maupun
usaha kecil yang bergerak dalam lingkup bidang tekstil, baik yang berskala mikro
maupun makro.
Sebagai kota yang tengah berkembang dan terus melakukan perbaikan dalam
segi ekonomi maupun infrastuktur, Probolinggo adalah salah satu kota di Jawa
Timur yang turut berpartisipasi dalam menciptakan beberapa karya seni batik
dengan ciri khas yang dimiliki oleh kotanya sendiri. Hal ini dibuktikan oleh penulis
pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Batik Tulis Putri Randu Pangger
yang hadir di tengah banyaknya UMKM sebagai salah satu sentral perdagangan
tekstil berupa pakaian maupun kain dengan produk unggulan bernama batik
Bayuangga. Hadirnya UMKM ini juga menjadi salah satu ikon dan peramai dalam
perdagangan tekstil industri batik, yang mana UMKM ini telah menghasilkan
2
banyak kain-kain batik dengan tak hanya memiliki nilai jual tinggi namun juga
interpretasi nilai seni, sebab dibuat berdasarkan banyak filosofi yang di adaptasi
dari pengalaman hidup pemiliknya.
Batik Bayuangga adalah sebuah mahakarya yang di miliki kota Probolinggo di
mana buah mangga dan anggur menjadi identitas utama bagi pembatik di kota yang
terkenal dengan sebutan Bayuangga (Bayu (angin), Anggur dan Mangga) ini.
Terdapat banyak faktor yang memengaruhi perjalanan batik Bayuangga, salah
satunya yaitu tingkatan daya beli masyarakat yang cenderung berfluktuasi, namun
tidak memundurkan kegiatan UMKM yang bergerak di bidang ini pupus harapan
dan terus bertahan dengan tetap memberikan mutu kualitas produk yang terus
ditingkatkan guna memberikan kepuasan terhadap konsumen.
Salah satu pemilik UMKM batik Bayuangga dengan merek dagang Batik Tulis
Putri Randu Pangger, yakni Bapak Sumariyono atau dikenal dengan sapaan akrab
beliau Pak Yon, seseorang dengan latar belakang sebagai seniman kreatif yang ahli
dalam bidang melukis, grafitti, dan desain taman menjadikan beliau sebagai sosok
pembatik yang dikenal dengan karyanya yang bernilai tinggi serta memiliki cerita
disetiap karya batikya. Selain itu, sejak diawal berkarir nya sebagai seorang
pembatik, desain yang dimiliki oleh Bapak Sumariyono telah berhasil menembus
pasar Internasional diantaranya Malaysia, Jepang, dan Amerika.
Dibalik keberhasilan UMKM yang di miliki oleh Bapak Sumariyono tentunya
terjalin hubungan modal sosial yang terakumulasi dalam siklus hidup (gotong
royong), adanya keterikatan yang didasari oleh asas kepercayaan (mutual trust)
antar satu dengan lainnya, yang kemudian terjalin hubungan kerja sama yang
3
dibentuk melalui jaringan, yang memberikan keuntungan serta didalamnya
ditopang oleh adanya nilai, kejujuran, dan tolong menolong.
Secara umum modal sosial adalah seperangkat kepercayaan, norma, maupun
jaringan, yang menjadi faktor terjadinya hubungan sosial di antara para pelaku
yang terlibat. Kehidupan dalam UMKM tersebut terbangun modal sosial antara
pemilik, karyawan, dan masyarakat di mana modal sosial ini ada dan tumbuh
didalam UMKM baik disadari maupun tidak. Jika disimpulkan, dengan adanya
modal sosial ini individu mapun jaringan yang terlibat di dalamnya mampu
mengakses kerja sama dengan elemen-elemen keberlangsungan UMKM.
Berbicara mengenai modal sosial juga tidak terlepas dari tiga komponen
pembentuk utama didalamnya, yaitu kepercayaan, norma dan jaringan. Begitu pula
dengan modal sosial yang ada pada UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger.
Seperti yang disebutkan oleh Robert D. Putman tentang modal sosial yang
menjelaskan hubungan antar jaringan, norma, dan kepercayaan yang merupakan
komponen kehidupan sosial masyarakat. Keberadaan modal sosial dalam suatu
usaha maupun industri memiliki peran penting sebagai penguat, dan kepercayaan
adalah salah satu cara untuk melakukan kerj asama dengan sikap saling
mempercayai yang memungkinkan masyarakat tersebut akan saling bersatu dan
terbentuklah sebuah kerja sama. Dari komponen modal sosial yang ada, tentu setiap
masyarakat dalam lingkungannya memiliki persediaan modal sosial yang berbeda-
beda seperti contoh dari segi kepercayaan, yaitu seberapa jauh jangkauan norma-
norma moral kerja sama, seperti kejujuran pemenuhan kewajiban, solidaritas, dan
rasa keadilan itu berlaku. Apakah nantinya kepercayaan antar satu terhadap lainnya
4
berlaku untuk keluarga atau kelompoknya saja, atau berlaku juga bagi kelompok
yang lebih luas.
Penelitian ini dilakukan di UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger yang
dimiliki oleh Bapak Sumariyono sebab, selain sebagai pembatik sekaligus pemilik
dari usaha batik yang tidak hanya menjadikan batik Bayuangga sebagai tambahan
corak dan koleksi batik Indonesia, namun dengan adanya UMKM yang di bangun
oleh Bapak Sumariyono juga memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat
disekitar tempat tinggalnya serta mengasah kemampuan sumber daya manusia di
lingkungan tersebut. Bermula dari usaha yang pada awalnya menggunakan modal
pribadi lalu digunakan untuk memberikan pelatihan secara gratis hingga berevolusi
menjadi usaha kecil menengah dan dikelola bersama-sama oleh masyarakat yang
telah diberdayakan tersebut, latar belakang Bapak Sumariyono sebagai pengusaha
UMKM batik Bayuangga dikenal memiliki etos enterpreneurship di mana harapan
dari beliau membangun usaha batik Bayuangga selain memenuhi target pasar juga
agar warga di sekitar lingkungan tempat tinggalnya memiliki kehidupan yang lebih
maju serta meneruskan budaya warisan berupa batik tersebut.
Dari tujuan tersebut, tentunya akan memberikan dampak baik bagi masyarakat
Probolinggo mengingat tingkat pendidikan yang dimiliki masyarakatnya masih
terbilang relatif rendah dengan terbatasnya keahlian dibidang pekerjaan yang
dimiliki, maka hasil dari pemberian pelatihan yang diselenggarakan oleh Bapak
Sumariyono diharapkan dapat memberikan manfaat pada mereka agar memiliki
modal berupa skill yang dapat digunakan ketika ingin membuka usaha baik secara
independent maupun beberapa diantaranya juga telah direkrut dan telah bergabung
sebagai tim pembatik oleh Bapak Sumariyono. Selain itu, keberlangsungan UMKM
5
Batik Tulis Putri Randu Pangger ditengah kompetisi batik Nasional yang lain juga
dimulai dari adanya faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan, proses
produksi, hingga pemasaran yang tidak terlepas dari adanya rangkaian modal sosial
dalam kehidupan.
Latar belakang Bapak Sumariyono sebagai pengusaha serta pemilik dari
UMKM dan didukung dengan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini mendorong
peneliti untuk manganalisis lebih jauh tentang optimalisasi modal sosial yang ada
dalam UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger di mana keterkaitan antara modal
sosial dengan keberlangsungan usaha tersebut bertumpu pada tindakan ekonomi
pengusaha yang didasarkan oleh modal sosial yang ada pada lingkungan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan oleh penulis, maka dapat
diambil rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana optimalisasi modal
sosial dalam keberlangsungan UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui serta mendeskripsikan bagaimana optimalisasi modal sosial
dalam keberlangsungan UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya sosiologi dalam memahami teori
modal sosial serta dapat menjadi perbandingan bagi peneliti lain apabila dilakukan
penelitian yang sama di masa mendatang.
6
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan nantinya akan diterapkan oleh
pihak-pihak yang memiliki keterlibatan dalam ruang lingkup terkait dengan
penelitian ini, adapun pihak-pihak tersebut antara lain:
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu sarana untuk mengaplikasikan teori-teori serta
pengalaman yang diterima selama perkuliahan khususnya dalam mengkaji
modal sosial.
b. Bagi Studi Sosiologi
Hasil penelitian ini dapat menjadikan sumber tambahan literatur baru bagi
mahasiswa sosiologi terkait kajian modal sosial.
c. Bagi UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara
tidak langsung berupa saran pada pihak UMKM Batik Tulis Putri Randu
Pangger untuk terus meningkatkan mutu kualitas UMKM.
1.5 Definisi Konsep
Definisi konsep adalah bentuk deskripsi dari variabel yang perlu dianalisis
dalam penelitian dengan memberikan pemahaman dari istilah yang diambil
sehingga mengurangi risiko terjadinya kesalahpahaman dalam memahami sebuah
judul.
7
1.5.1 Optimalisasi
Menurut Mize and Cock dalam Masyhuri dan Zainudin ( 2008 : 219 ) dalam
buku metodologinya mengemukakan bahwa “optimalisasi merupakan proses
penemuan nilai maksimal dari suatu fungsi”. Artinya, dengan melakukan
optimalisasi terhadap suatu subjek hal yang dicapai ialah memaksimalkan
keuntungan, dengan tidak selalu berpusat pada penggunaan biaya seminimum
mungkin. Optimalisasi juga dapat dikatakan sebagai usaha memaksimalkan suatu
kegiatan sehingga tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencapai manfaat maupun
keuntungan yang dikehendaki.
Hotniar Siringoringo ( 2008 : 04 ) mengatakan bahwa ada tiga elemen untuk
masalah optimalisasi yang harus di identifikasi yaitu tujuan, alternatif keputusan,
dan sumber daya yang dibatasi:
1. Tujuan
Penentuan tujuan harus memerhatikan apa yang diminimumkan atau
maksimumkan. Tujuan bisa berbentuk maksimisasi jika tujuan
pengoptimalan terkait dengan keuntungan, penerimaan, dan sejenisnya.
Sedangkan bentuk minimisasi jika tujuan pengoptimalan terkait dengan
biaya, waktu, jarak dan sejenisnya.
2. Alternatif Keputusan
Alternatif keputusan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan yang mana tindakan ini dihadapkan pada adanya beberapa opsi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
8
3. Sumber Daya Dibatasi
Sumber daya yang dibatasi adalah tindakan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keterlibatan ini yang memicu
diperlukannya proses optimalisasi.
Jika disimpulkan optimalisasi adalah sebuah rangkaian kegiatan dalam
menggunakan sumber daya untuk mencapai kondisi terbaik, yang dianggap paling
menguntungkan dalam batas dan kriteria tertentu.
1.5.2 Modal Sosial
Modal sosial adalah salah satu elemen yang ada dalam masyarakat,
berbentuk nilai-nilai dan norma yang dapat dipercayai dan diimplementasikan oleh
sebagian besar anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, yang secara
langsung maupun tidak langsung memengaruhi kualitas hidup individu dan
keberlangsungan komunitas masyarakat.
Pada konsep yang dimilikinya, Robert D. Putnam menggunakan modal
sosial untuk lebih banyak menerangkan perbedaan-perbedaan dalam keterlibatan
yang dilakukan warga. Ia baru mendefinisikan istilah ini setelah menyajikan diskusi
terperinci tentang bukti kerja institusional relatif dan level-level keterlibatan warga:
“Dalam hal ini modal sosial merujuk pada bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi” ( Field, 2011 : 49 ).
Definisi Putnam tentang modal sosial sedikit berubah pada tahun 1990-an.
Pada tahun 1996, ia menyatakan bahwa:
“yang saya maksud dengan ‘modal sosial’ adalah bagian dari kehidupan sosial-jaringan, norma dan kepercayaan-yang mendorong partisipan
9
bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama” ( Field, 2011 : 51 ).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Putnam
mendefinisikan modal sosial sebagai keadaan kehidupan seperti kepercayaan
(trust), norma (norms) dan jaringan (network) yang mana mewajibkan setiap
individu untuk bertindak bersama guna mencapai tujuan bersama. Putnam
menjelaskan bahwa modal sosial dapat memfasilitasi koordinasi dan kerjasama
untuk menfaat bersama.
Bourdieu mendefinisikan modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual
atau maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki
jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang
sedikit banyak terinstitusionalkan ( Field, 2011 : 23 ).
Menurut Coleman, modal sosial dipresentasikan sebagai sumber daya
karena hal ini melibatkan harapan akan resiprositas, dan melampaui individu mana
pun sehingga melibatkan jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya
diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan dan nilai-nilai bersama ( Field, 2011 :
37). Sedangkan Putnam dalam menggunakan konsep modal sosial untuk lebih
banyak menerangkan perbedaan-perbedaan dalam keterlibatan yang dilakukan
warga. Ia baru mendefinisikan istilah ini setelah menyajikan diskusi terperinci
tentang bukti kinerja institusional relatif dan level-level keterlibatan warga:
“Dalam hal ini modal sosial merujuk pada bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat meningkatakan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi ( Field, 2011 : 49 ).
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep modal sosial
merujuk pada hubungan sosial yang di dalamnya terdapat nilai, norma sosial,
10
kepercayaan, serta jaringan yang memiliki dampak positif terhadap ruang lingkup
kehidupan bermasyarakat.
1.5.3 Keberlangsungan
Pengertian sustainability development menurut Bruntland Report ( 1987 )
dalam Firmansari ( 2015 : 3 ):
"Sustainable development is development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs".
Bila diterjemahkan, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan kemampuan
generasi masa depan. Keberlangsungan dalam suatu usaha juga dapat diartikan
sebagai suatu keadaan maupun kegiatan, baik yang sedang berlangsung, terus-
menerus serta berlanjut di mana rangkaian tersebut bertujuan pada suatu eksistensi
yang disebut sebagai ketahanan pada suatu keadaan.
Metode yang ada dalam keberlangsungan suatu usaha di perlukan untuk
mempertahankan, mengembangkan, serta melindungi sumber daya yang ada untuk
terus digunakan dalam memenuhi kebutuhan yang ada di dalam industri
1.5.4 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
UMKM dijelaskan sebagai: “Sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai
UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau
dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan
tertentu” ( LPPI, 2015 : 13 ).
11
Tabel 1.1 Kriteria UMKM & Usaha Besar Berdasarkan Aset & Omset
(Sumber: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia tahun 2015)
Selanjutnya, LPPI ( 2015 : 15 ) juga mengkategorikan UMKM berdasarkan
aspek komoditas yang dihasilkan, sebagai berikut:
a. Kualitas produk yang belum mencapai standar maksimum. Sebab
sebagian besar UMKM belum seluruhnya memiliki teknologi yang
memadai sehingga produk yang dihasilkan masih dalam bentuk
handmade sehingga standar kualitasnya beragam.
b. Desain produk yang terbatas. Hal ini dipicu oleh adanya keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman mengenai produk yang dihasilkan
sehingga UMKM seringkali menghasilkan produk hanya sesuai pesanan.
c. Penetapan kapasitas dan daftar harga produk tak jarang mempersulit
UMKM serta konsumen.
d. Bahan baku yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda sehingga
UMKM masih belum memiliki bahan baku yang terstandar.
Walau demikian, melihat kontribusi pada perekonomian yang semakin
penting, UMKM seharusnya mendapat perhatian yang semakin besar dari pembuat
Ukuran Usaha
Kriteria
Aset Omset
Usaha Mikro Maksimal Rp 50 juta Maksimal Rp 300 juta
Usaha Menengah > Rp50 juta – Rp500
juta >Rp300 juta –Rp2,5
miliar
Usaha Kecil >Rp500 juta – Rp10
miliar >Rp2,5 miliar– Rp50
miliar
Usaha Besar >Rp10 miliar >Rp50 miliar
12
kebijakan. Secara khusus, lembaga pemerintah bertanggung jawab atas
perkembangan UMKM.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang diperoleh melalui beberapa kegiatan
yang disusun secara sistematis.
1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Menurut Ahmadi ( 2014 : 20 ) mengatakan bahwa data kualitatif tidak bisa
dipisahkan dengan latar (konteks) tempat penelitian itu dilakukan, dan hasilnya pun
lebih cocok untuk diberlakukan di latar tersebut, atau latar lain yang memiliki
karakteristik yang sama dengan latar penelitian.
Pendekatan ini dipilih oleh peneliti, dengan meneliti objek secara langsung
yang bertujuan untuk menganalisis secara lebih mendalam tentang bagaimana
optimalisasi modal sosial dalam keberlangsungan usaha UMKM Batik Tulis Putri
Randu Pangger di lingkungan tersebut.
Selanjutnya, penelitian ini menggunakan analisa secara deskriptif yang
sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan, catatan dianalisis
untuk mendapatkan tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan
dengan contoh-contoh dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.
1.6.2 Lokasi Penelitian
Penelitian “Optimalisasi Modal Sosial Dalam Keberlangsungan UMKM
Batik Tulis Putri Randu Pangger” mengambil lokasi di kediaman Bapak
Sumariyono di jalan Panglima Sudirman Gg. Aladdin 39A, Kelurahan Sukorharjo,
13
Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo dimulai pukul 09.00 WIB – selesai
dengan pertemuan yang sebelumnya telah disepakati dengan subjek penelitian.
Pengambilan lokasi ini dipilih dengan alasan bahwa tempat dihasilkannya
batik dari UMKM Batik Bayuangga sebab:
a. UMKM tersebut dirintis sejak awal oleh Bapak Sumariyono, berawal
dari seorang seniman dengan banyak menghasilkan kreasi berupa seni
yang saat ini mampu mempekerjakan dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat disekitar lingkungannya dalam produksinya.
b. Batik yang diproduksi oleh UMKM ini adalah batik yang memiliki
interpretasi nilai seni yang berasal dari Kota Probolinggo yang
memiliki nilai dan makna bagi si pemakai (seperti Udan Mas, Liris
Mahkota Mangga, Pucuk Rebung) serta beberapa motif yang
didapatkan dari hasil modifikasi.
1.6.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono ( 2013 ) dalam Tanujaya ( 2017 : 93 ) subjek penelitian
merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan. Pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah Bapak Sumariyono
sebagai pemilik UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger, tim pembatik, serta
pihak-pihak yang dirasa dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini.
14
1.6.4 Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Teknik penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, dimana peneliti menentukan kuota dan kriteria-kriteria tertentu kepada
subjek yang akan diwawancara. Menurut Ahmadi ( 2014 : 24 ) teknik purposive
sampling dapat diperoleh dengan memaksimalkan kemampuan peneliti untuk
mempertimbangkan kondisi serta nilai lokal yang digunakan untuk merencanakan
teori mendasar dalam proses penelitian.
Selamjutnya menurut Arikunto ( 2010 : 183 ) pemiliham sampel secara
purposive sampling pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-syarat yang
harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Pengambilan sampel penelitian yang didasarkan atas karakteristik
tertentu
b. Subjek yang dipilih benar-benar merupakan subjek yang paling banyak
memiliki karakteristik tertentu (key subjectis)
c. Penentuan karakteristik maupun populasi dilakukan dengan teliti di
dalam studi pendahuluan
Subjek penelitian dipilih peneliti berdasarkan karakteristik tertentu, yaitu:
a. Pemilik atau pengelola UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger
b. Tim pembatik dari UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger dengan
minimal kerja 1 tahun
Seperti yang telah disebutkan bahwa pemilihan informan merupakan hal
yang sangat penting sehingga harus dilakukan secara cermat, sebab penelitian ini
mengkaji tentang optimalisasi modal sosial dalam keberlangsungan UMKM Batik
15
Tulis Putri Randu Pangger, yang mana menjadikan subjek sebagai key subject yang
paling tepat adalah pemilik dari UMKM itu sendiri. Kemudian selanjutnya adalah
memilih informan yang sekiranya dapat memberikan data yang dibutuhkan oleh
peneliti, seperti karyawan, masyarakat dan pihak lain yang dirasa dapat membantu
memberikan informasi.
1.6.5 Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dari mana sumber
data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui dua klasifikasi,
yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan
secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat
dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan yang berkenaan dengan
variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung (
Arikunto, 2010 : 22 ). Pada penelitian ini data primer diperoleh peneliti dari
hasil wawancara mendalam dengan pemilik serta tim pembatik UMKM Batik
Tulis Putri Randu Pangger.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data
yang menunjang data primer. Pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi
yang dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data
sekunder ini bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan,
foto dan lain-lain ( Arikunto, 2010 : 22 ).
16
1.6.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar
untuk memperoleh data ( Tanzeh dan Suyitno, 2006 : 30 ). Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data dengan kredibilitas
baik yang pengumpulannya dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 3 teknik yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi guna mendapatkan data yang mendalam, jelas serta
spesifik.
a. Observasi
Menurut Ahmadi, ( 2014 : 161 ) observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dalam penelitian apapun, termasuk penelitian kualitatif, dan
digunakan untuk memperoleh informasi atau data sebagaimana tujuan
penelitian. Adapun jenis observasi terbagi kedalam 3 bagian yaitu observasi
terstruktur, tak terstruktur, partisipan, dan non-partisipan.
Teknik yang digunakan di dalam penelitian ini adalah observasi partisipan.
Metode observasi ini dipilih oleh karena peneliti mengetahui secara langsung
kegiatan pada UMKM Batik Tulis Putri Randu Pangger serta bisa melihat lebih
dekat bagaimana proses pembatikan itu berlangsung dimana peneliti ikut
bergabung ke dalam kegiatan yang berada dalam UMKM meliputi proses
pembuatan batik. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan turut serta
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan dalam UMKM yaitu kegiatan
membatik yang dibimbing secara langsung oleh Bapak Sumariyono.
17
b. Wawancara
Menurut Yusuf, ( 2014 : 372 ) wawancara merupakan salah satu teknik yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses
interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang
yang diwawancarai (interviewe) melalui komunikasi langsung.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara secara
mendalam (in depth interview) yang berarti kegiatan tersebut dilakukan secara
spontanitas dengan tujuan supaya wawancara tersebut dapat mengalir apa
adanya diselingi dengan melakukan kegiatan dalam UMKM juga sekaligus
membangun kesan antar peneliti dengan sebjek maupun informan dengan tidak
ada jarak atau berkedudukan sama.
Pada penelitian ini wawancara dilakukan bersama subjek penelitian yang
telah ditetapkan sebelumnya yakni pemilik atau pengelola UMKM Batik Tulis
Putri Randu Pangger serta beberapa informan lain baik yang bekerja maupun
warga sekitar yang bertempat tinggal disekitar kediaman subjek. Wawancara
kepada subjek dilakukan oleh peneliti terhitung mulai akhir bulan Januari –
awal Februari 2019 dengan mewawancarai Bapak Sumariyono, dua tim
pembatik, dan dua warga yang berstatus sebagai tetangga beliau.
Pada proses ini, wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu membuat
janji kepada subjek maupun informan untuk menentukan dan melakukan proses
wawancara dimana wawancara tersebut dilakukan di kediaman Bapak
Sumariyono sembari melakukan proses pembuatan batik. Untuk wawancara
18
kepada tetangga sekitar dilakukan dari akhir februari demgan waktu dan tempat
yang telah ditentukan.
Pada proses wawancara ini baik peneliti maupun subjek beserta informan
tidak mengalami kendala yang berarti. Kegiatan wawancara yang dilakukan
penulis memiliki durasi kurang lebih satu hingga dua jam dan hasil dari
wawancara tersebut sudah mampu menampilkan data terkait modal sosial dalam
keberlangsungan UMKM tersebut.
c. Dokumentasi
Peneliti mengambil dokumentasi berupa foto bersama subjek ketika
menjalani proses observasi dan wawancara melalui kegiatan selama proses
membatik. Metode ini digunakan untuk menambah kelengkapan data, dan untuk
menunjukkan keaslian data. Dokumen menurut Yusuf ( 2014 : 391 ) dokumen
itu dapat berbentuk teks tertulis, gambar, maupun foto.
Selanjutnya, dokumen menurut Sugiyono ( 2009 : 240 ) merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai
sumber data tambahan dan digunakan sebagai bukti autentik mengenai masalah
yang tengah diteliti. Foto yang digunakan dalam penelitian ini berhubungan
dengan aktifitas seperti proses kegiatan pembuatan batik Bayuangga. Selain itu,
metode dokumentasi ini dipilih juga untuk kearsipan materi serta data-data
informan.
19
1.6.7 Teknik Analisis Data
Menurut Miles, Huberman dan Saldana ( 2014 ) dalam Misna ( 2015 : 527-
528 ) didalam analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu:.
1. Kondensasi Data
Merujuk pada kegiatan meneyederhanakan, memiliah hal-hal pokok,
mencari tema serta pola yang terlibat didalamnya, yang didapatkan dari
catatan lapangan, wawancara maupun dokumen pendukung.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah penyatuan dari infomasi yang memungkinkan
diambilnya suatu penyimpulan maupun aksi. Selain dalam bentuk naratif,
penyajian data juga dapat berupa data dalam bentuk grafis dan matriks.
3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan ketiga dalam menganalisis yakni menarik kesimpulan dan
verifikasi. Dari pengumpulan data, mencatat keteraturan penjelasan,
menyusun alur sebab-akibat, dan proposisi yang sebelumnya telah
didapatkan dalam data penelitian yang telah diperoleh.
Secara lebih terperinci, langkah-langkah sesuai teori Miles, Huberman dan
Saldana akan diterapkan sebagaimana berikut:
20
Bagan Analisis Data Miles, Huberman dan Saldana (2014)
1.6.8 Uji Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian dilakukan untuk membuktikan serta
melakukan pengecekan didalamnya untuk mengurangi kesalahan dalam proses
memperoleh data penelitian yang tentunya berefek kepada kevalidan hasil akhir
pada suatu penelitian. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan
data yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan dan dipercaya secara ilmiah.
Adapun pengecekan data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada:
Pengumpulan data
Kondensasi data Kesimpulan-kesimpulan
penarikan/verifika
Penyajian data
21
1. Triangulasi Sumber Data, berarti membandingkan dan mengecek
data dari beragam sumber yang berbeda dengan menggunakan
metode yang sama.
2. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data, yaitu dengan jalan
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan
pengecekan atau pembanding pada data. Hal ini diperlukan agar
dapat membantu mengurangi kesalahan data.
Teknik triangulasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber
data. Triangulasi ini digunakan untuk menguji kredibilitas data penelitian
dengan cara melakukan pengecekan terhadap data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Peneliti menggunakan sumber yang berbeda yakni pemilik
sekaligus pengelola serta pihak-pihak yang telibat dalam UMKM Batik Tulis
Putri Randu Pangger.
b. Menggunakan Sumber Literatur
Literatur digunakan sebagai media pendukung untuk membuktikan data
yang telah ditemukan oleh peneliti. Pada penelitian ini diperoleh data dari hasil
wawancara, foto, maupun rekaman wawancara sebagai bukti orisinil dari data
penelitian.