Download docx - citra merek brand image

Transcript
Page 1: citra merek brand image

MAKALAH

CITRA MEREK PRODUK

Mata Kuliah Seminar Bisnis Internasional

Oleh :

Alfian Dwi Kurniawan 105030300111012

PROGRAM STUDI BISNIS INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012

1

Page 2: citra merek brand image

BAB I

PENDAHULUAN

Merek (brand) bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), symbol atau

kombinasinya. Lebih dari itu merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan

features, benefits, dan services kepada para pelanggan. Dan “janji” inilah yang membuat

masyarakat luas mengenal merek tersebut, lebih dari yang lain (Aaker, 2001).

Kenyataannya sekarang ini karakteristik unik dari pemasaran dari pemasaran modern

bertumpu pada penciptaan merek-merek yang bersifat membedakan (different) sehingga

memperkuat citra merek perusahaan. Semua perusahaan ingin membangun ekuitas merek

yang kuat, karena adanya korelasi positif antara ekuitas merek yang kuat dengan keuntungan

yang tinggi dan memberi laba bersih masa depan bagi perusahaan (Aaker, 2001) serta

revenue potensial di masa yang akan datang (Kertajaya, dalam Yoestini dan Rahma, 2007).

Light dalam Yoestini dan Rahma (2007) mengatakan: Perang pemasaran akan

menjadi perang antar merek, suatu persaingan dengan dominasi merek, berbagai perusahaan

dan investor akan menyadari merek sebagai asset perusahaan yang paling bernilai. Ini

merupakan konsep yang amat penting, sekaligus merupakan visi mengenai bagaimana

mengembangkan, memperkuat dan mengelola suatu perusahaan. Satu-satunya cara untuk

menguasai pasar adalah memiliki merek yang dominan.

Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari

semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang atau kelompok

penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing atau dapat juga dikatakan sesuatu yang

terkait dengan janji, penerimaan, kepercayaan, dan pengharapan, sehingga suatu merek dari

suatu produk yang kuat akan membuat konsumennya merasa lebih yakin, nyaman, dan aman

ketika mereka membeli produk tersebut (Kotler, 2008).

Merek adalah entitas yang mudah dikenali, dan menjanjikan nilai‐nilai tertentu

(Nicolino, 2004: 4). Merek juga dapat diartikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol desain,

ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh

suatu perusahaan (Durianto, 2001: 1).

2

Page 3: citra merek brand image

Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakan dengan produk yang

ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai tangible

dan intangible yang terwakili dalam sebuah trademark yang mampu menciptakan nilai dan

pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini merek sudah menjadi konsep

yang komplek dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis.

Citra merek (Brand Image) adalah suatu persepsi rasional dan emosional konsumen

atau pelanggan terhadap suatu merek tertentu (Low dan Lamb, 2000). Dewasa ini persaingan

perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut fungsional

produk seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu

memberikan citra khusus bagi pemakainya, dengan kata lain peranan merek mengalami

pergeseran (Aaker, 2001).

Pada tingkat persaingan yang rendah, merek hanya sekedar membedakan antara satu

produk dengan produk lainnya atau merek sekedar nama (just a name). Sedangkan pada

tingkat persaingan yang tinggi, merek memberikan kontribusi dalam menciptakan dan

menjaga daya saing sebuah produk. Merek akan dihubungkan dengan citra khusus yang

mampu memberikan asosiasi tertentu dalam benak konsumen.

Dalam pekembangannya, perusahaan semakin menyadari merek sebagai aset

perusahaan yang paling bernilai. Hoeffler dan Keller (2003), Mengemukakan dimensi dari

citra perusahaan (corporate image), yang terdiri dari:

a) Atribut produk, manfaat, dan perilaku secara umum, terkait kualitas dan inovasi

b) Orang dan relationship, terkait pada pelanggan (customer orientation)

c) Nilai dan program, terkait kepedulian lingkungan dan tanggung jawab social

d) Kredibilitas perusahaan terkait keahlian, kepercayaan, dan menyenangkan.

3

Page 4: citra merek brand image

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Citra (Image)

Citra konsumen yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan konsumen untuk

melakukan pembelian. Merek yang baik menjadi dasar untuk citra perusahaan yang psoitif.

Menurut Kotler (2002:629) adalah : “Citra (image) adalah seperangkat keyakinan, ide dan

kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek”.

Menurut Wilson Arafat (2006:27) adalah : “Image adalah persepsi masyarakat terhadap jati

diri dari suatu perusahaan”.

Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa image merupakan persepsi

seseorang terhadap perusahaan berdasarkan atas apa yang mereka kira tentang perusahaan

yang bersangkutan dan dapat saja dipandang secara berbeda secara dimetral sesuai dengan

kaca mata sudut pandang yang dipakai.

Adapun langkah-langkah untuk membangun keberhasilan sebuah image menurut Wilson

Arafat (2006:59) adalah sebagai berikut :

1. Image yang dibangun berdasarkan orientasi manfaat yang dibutuhkan dan diinginkan

kelompok sasaran

2. Manfaat yang ditonjolkan realistis

3. Image yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan

4. Image mudah dimengerti oleh kelompol sasaran

5. Image merupakan sarana dan bukan tujuan usaha

Terdapat tiga identitas utama yang akan membentuk jati diri perusahaan dan selanjutnya akan

menjelma menjadi sebuah image yang dipersepsikan oleh target pesan yang dibidik, yaitu

nama, logo dan tagline atau slogan.

4

Page 5: citra merek brand image

Image ini sendiri perlu dilakukannya sebuah pengkomunikasikan, menurut Wilson Arafat

(2006:59), agar dapat menguaisai aliran informasi maka perusahaan perlu melakukan hal-hal

sebagai berikut :

1. Menentukan tipe image yang akan dipopulerkan

2. Mengambil inisiatif mempopulerkan image

3. Tidak mengetengahkan image secara berlebihan

4. Membentuk image secara bertahap

5. Memilih sarana penyampaian image yang baik

Pengertian Brand atau Merek

Merek merupakan suatu atribut penting dari sebuah produk yang penggunaannya saat ini

sudah meluas. Selain itu, merek merupakan identitas untuk membedakan identitas produk

perusahaan dengan prroduk yang dihasilkan oleh pesaing.

Merek juga dapat membantu perusahaan untuk memperluas lini produk serta

mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk. Gagasan-gagasan mengenai

merek yang paling tahan lama adalah nilai, budaya dan kepribadian yang tercermin dari

merek tersebut. Hal-hal tersebut menentukan inti dari sebuah merek.

Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian merek, berikut

pengertian merek menurut beberapa ahli :

Pengertian merek menurut Bison Simamora (2002:149) adalah :”Merek adalah nama, tanda,

istilah, symbol, desain atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan

mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan

penjual lain”

Fandy Tjiptono (2005:2) berpendapat bahwa pengertian merek adalah sebagai berikut :

“merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan

warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan

dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”

5

Page 6: citra merek brand image

Dari kedua definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa merek adalah suatu nama, istilah,

symbol, tanda, desain atau kombinasi dari semuanya yang digunkan untuk

mengidentifikasikan produk dan membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.

Pada hakikatnya merek mengidentifikasikan penjual dan pembeli. Merek sebenarnya

merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan cirri, manfaat dan jasa tertentu

kepada pembeli.

Merek-merek terbaik memberikan jamina kualitas tetapi merek lebih dari sekedar symbol

karena memiliki enam tingkatan, menurut C.M. Lingga Purnama (2002:119) sebagai berikut :

1. Atribut, yaitu merek mengingatkan kepada atribut-atribut tertentu

2. Manfaat, yaitu merek lebih dari sekedar serangkaian atribut, pelanggan tidak membeli

atribut tetapi membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk diterjemahkan menjadi

manfaat fungsional dan emosional

3. Nilai, yaitu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen

4. Budaya, yaitu merek juga mewakili budaya tertentu

5. Kepribadian, yaitu merek juga mencerminkan kepribadian tertentu

6. Pemakai, yaitu merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan

produk tersebut

Setelah diputuskan untuk memberi merek pada produk, selanjutnya perlu diputuskan merek

apa yang harus digunakan. Merek apapun yang digunakan semestinya mengandung sifat

berikut ini seperti yang diukemukakan oleh Bilson Simamora (2001:154) :

1. Mencerminkan manfaat dan kualitas

2. Singkat dan sederhana

3. Mudah diucapkan, didengar, dibaca dan diingat

4. Memiliki kesan berbeda dari merek-merek yang sudah ada

5. Mudah diterjemahkan kedalam bahasa asing dan tidak mengandung konotasi negatif

dalam bahasa asing

6. Dapat didaftarkan dan mendapatkan perlindungan hukum sebagai hak paten

6

Page 7: citra merek brand image

Selain beberapa pengertian mengenai merek, peneliti juga ingin memberikan pengetahuan

mengenai klasifikasi merek. Secara garis besar, merek dapat digolongkan menjadi beberapa

jenis. Menurut A.B. Susanto (2004:12) garis besar pengelompokan merek menjadi tiga jenis,

yaitu :

1. Merek fungsional (Functional Brands). Merek fungsional terutama berkaitan dengan

manfaat fungsional sehingga terkait dengan penafsiran yang dikaitkan dengan atribut

fungsional. Merek fungsional sangat mengutamakan kinerja produk dan nilai

eonomisnya. Faktor yang menentukan adalah produk, tempat dan harga sehingga

kualitas produk, harga dan ketersediaannya pada saluran distribusi sangat

menentukan.

2. Merek Citra (Image Brand). Merek citra terutama untuk memberikan manfaat

ekspresi diri (self expression benefit). Sebagai merek yang bertujuan untuk

meningkatkan citra pemakainya, merek harus mempunyai kekuatan untuk

membangkitkan keinginan konsumen.

3. Merek Eksperiensial (Experiental Brands). Merek eksperiensial terutama untuk

memberikan manfaat emosional. Merek jenis ini sangat mengutamakan

kemampuannya dalam memberikan pengalaman yang unik kepada pelanggan

sehingga pelanggan merasa terkesan

Pengertian Brand Image

Pengertian brand image menurut Wilson Arafat (2006:53) adalah “Brand Image didefinisikan

sebagai persepsi terhadap merek yang direfleksi oleh asosiasi merek dalam memori

konsumen yang mengandung makna bagi konsumen”.

Pengertian brand image menurut Fandy Tjiptono (2005:49) adalah : “brand image atau brand

description yaitu deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek

tertentu”.

Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa brand image merupakan

sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen yang

terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image.

7

Page 8: citra merek brand image

Brand image itu sendiri memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk dibenak

konsumen secara massal. Setiap orang akan memiliki pencitraan yang sama terhadap sebuah

merek.

Indikator Citra Merek (Brand Image)

1. Kesan Profesional

Dimana produk/jasa memiliki kesan profesional atau memiliki kesan memilki keahlian

dibidang apa yang dijualnya.

2. Kesan Modern

Produk/jasa memiliki kesan modern atau memiliki teknologi yang selalu mengikuti

perkembangan zaman.

3. Melayani Semua Segmen

Produk/jasa mampu melayani semua segmen yang ada, tidak hanya melayani segmen khusus

saja.

4. Perhatian Pada Konsumen

Dimana produk/jasa yang dibuat produsen memberikan perhatian/peduli pada

keinginan/kebutuhan konsumen.

Menurut Kotler (2003:326) Brand image yang efektif dapat mencerminkan tiga hal, yaitu :

1. Membangun karakter produk dan memberikan value proposition

2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para

pesaingnya

3. Member kekuatan emosional dari kekuatan rasional

Brand Image merupakan hal yang sangat substansial dalam dunia bisnis. Apapun bentuk

bisnis/usaha kita, “Brand Image” sangatlah penting kita bangun guna menciptakan loyalitas

konsumen terhadap bisnis kita, minimal bisnis kita dikenal baik oleh masyarakat/konsumen

tersebut. Dengan demikian setiap upaya pemasaran yang kita lakukan dapat tercapat secara

maksimal.

Komunikasi pemasaran (Marketing Communication) mengenal upaya pencitraan melalui

iklan dan promosi. Yang juga mempunyai peran sangat penting dalam membangun suatu

brand image. Beriklan dan promosi mempunyai target “audience” yang sangat luas.

8

Page 9: citra merek brand image

Sehingga dalam waktu singkat, pesan yang ingin disampaikan tentang “brand image” akan

lebih diterima oleh masyarakat/konsumen. Dalam melakukan aktifitas bisnis tidak mustahil

kita sebagai pelaku bisnis akan melupakan yang namanya iklan dan promosi, agar konsumen

mengenal produk utama usaha bisnis kita.

Namun dalam upaya membangun brand image perusahaan yang baik, ada beberapa faktor

pendukung yang patut kita ketahui. Setidaknya ada 3 faktor utama yang dapat berpengaruh

pada usaha pencitraan brand image perusahaan yang kita lakukan (Keller, 2003).

1. Favorability of brand association / Keunggulan asosiasi merek.

Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk, dimana produk

tersebut unggul dalam persaingan. 

Contoh: Oliver Footwear merupakan penghasil alas kaki terbesar di Australia. Produknya

adalah sepatu bot tinggi untuk tempur, sepatu tinggi untuk pemadam kebakaran. Sepatu bot

yang diproduksi awal tahun 1990-an ini sekarang menjadi salah satu model sepatu terbaik di

Australia. Kelebihan sepatu ini adalah kualitas yang unggul baik dalam hal model maupun

kenyamanan pada saat di pakai. Sepatu ini berusaha untuk terus mempertahankan “gaya

gagah dan watak sederhana“.

Karena keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang

menyebabkan sepatu ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi berbagai kalangan jenis

konsumen.

2. Strength of brand association / Familiarity of brand association / Kekuatan asosiasi

merek

Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan:

Hotel Shangri-la sebagai hotel bintang lima yang berhasil menampilkan diri sebagai merek

hotel yang berkualitas di wilayahnya pada tahun 1990-an. 

Strategi yang digunakan adalah dengan melakukan kampanye iklan dengan slogan :

“Kemana lagi kecuali ke Shangri-La ?” 

9

Page 10: citra merek brand image

Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus. adalah kewajiban

mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/

kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan

pemasaran lainnya. 

Hal itulah yang akan terus menerus menjadi penghubung antara produk/merek dengan

konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga

ditengah–tengah maraknya persaingan.Membangun popularitas sebuah merek menjadi merek

yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian, popularitas adalah salah satu kunci yang

dapat membentuk brand image konsumen.

3. Uniquesness of brand association / Keunikan asosiasi merek

Keunikan atau sesuatu yang menjadi nilai lebih dari produk lain, merupakan hal yang mesti

di miliki oleh produk. Sebagai salah satu contoh adalah usaha Negara Singapura yang dimulai

pada tahun 1970-an, di mana Negara ini berusaha serius terlibat dalam dunia pariwisata. Pada

tahun itu, Singapura sadar akan keberadaannya yang tidak memiliki kekuatan besar untuk

meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata. Salah satu kendala terbesar adalah faktor

minimnya dana. 

Kendala lainnya adalah:

1. Citranya sebagai Negara tujuan liburan sangat rendah bagi kebanyakan negara Barat yang

saat itu menjadi pasar yang kuat di sektor pariwisata.

2. Agenda moderenisasi perkotaan pemerintah yang tidak sesuai dengan janji pelayanan

orang asing yang unik yang biasanya dicari para wisatawan.

Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh Negara ini adalah: lokasi yang sangat strategis dan

keberadaan singapura yang merupakan gudang serta pertokoan bebas bea cukai terbaik di

Asia Tenggara.

Usaha yang dilakukan Negara Singapura dengan segala kelebihan dan kekurangan yang

dimilikinya adalah dengan menciptakan keunikan–keunikan yang menarik perhatian

masyarakat, antara lain :

1. Memberikan pajak yang kecil pada semua rekening hotel dan restoran pada organisasi–

organisasi yang mendukung, berhubungan dengan sektor pariwisata.

10

Page 11: citra merek brand image

2. Kampanye global untuk pertama kalinya yang diadakan oleh Dewan Pariwista pada tahun

1980-an. Sasaran utamanya adalah lalu lintas pengunjung di pasar–pasar Barat yang

terpilih. Slogan yang di pilih adalah “Pulau Tropis yang Paling Mengagumkan di Dunia“. 

Lima macam iklan dengan variasi dan gambar yang berbeda–beda dimuat dan dirotasikan

pada majalah–majalah populer sepanjang tahun. Lima publikasi beruturut–turut setiap

minggu. Metode tersebut berhasil. Pemasangan iklan tersebut mampu menumbuhkan ingatan

tentang Singapura bagi para pembaca baik dalam maupun luar negeri. Para pembaca merasa

bahwa Singapura sedang berbicara kepada mereka setiap minggunya. Iklan tersebut sangat

menarik dimana ditampilkan keunikan–keunikan Singapura sebagai Pulau Tropis yang paling

mengagumkan. Keunikan tersebut sangat menarik perhatian dan terus diingat oleh pembaca. 

Selain iklan pada majalah, dibuat pula brosur-brosur yang juga memuat keunikan Singapura.

Berikut salah satu contoh isi brosur “Apa yang dapat anda lakukan di singapura yang tidak

dapat dilakukan di tempat lain? Pesiar sore hari dengan perahu Jung Cina model lama, makan

malam, dilayani di bawah cahaya lampu lentera ketika kaki langit menghilang ditelan senja?

Kopi Minggu pagi dengan kicauan burung berbulu bintik–bintik? Minum kopi dengan orang

utan yang suka berkelakar seperti orang di sebelah Anda… ”.

Singapura terus berjuang untuk mengembangkan dunia pariwisatanya dengan menonjolkan

keunikan yang dimilikinya. Klimaksnya slogan”Pulau Tropis yang Paling Mengagumkan di

Dunia“ diganti menjadi “Singapura yang Mengagumkan“. Usaha berkesinambungan dari

Singapura membuahkan hasil, pada tahun 2000, sektor pariwisata menyumbang hampir US $

6 milyar pada perekonomian Singapura. 

Beberapa keuntungan dengan terciptanya brand image yang kuat antara lain :

1. Peluang bagi produk/merek untuk terus mengembangkan diri dan memiliki prospek bisnis

yang bagus.

2. Memimpin produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang bagus.

3. Menciptakan loyalitas konsumen

4. Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan diingat oleh

konsumen.

11

Page 12: citra merek brand image

5. Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek dikenal oleh

masyarakat, maka perbedaan/keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah

dikenali konsumen.

6. Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.

7. Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan.

8. Mempermudah mendapatkan investor baru guna mengembangkan produk.

Kita juga patut mengenali beberapa unsur yang terdapat pada brand yang berpotensi ;

1. A quality product

Sejak kepuasaan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai merek (brand values),

kualitas adalah nomor satu yang diinginkan konsumen.

2. Being first

Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam teknologi.

3. Unique positioning concept

Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan membedakan dari pesaingnya

4. Strong communications program

Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif, pengiklanan, kampanye

promosi yang akan mengkomunikasikan fungsi dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung

di dalamnya. Dengan usaha yang keras, dan komitmen untuk memperkuat komunikasi itu,

maka akan menimbulkan kesadaran konsumen akan brand tersebut.

Membangun brand image perusahaan berarti membangun dan menjaga keuntungan (laba

investasi) serta kelangsungan hidup perusahaan.

12

Page 13: citra merek brand image

BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

Brand Image pada dasarnya sama dengan proses persepsi, karena citra terbentuk dari persepsi

yang telah terbentuk lama. Setelah melalui tahap yang terjadi dalam proses persepsi,

kemudian dilanjutkan pada tahap keterlibatan konsumen.  Level keterlibatan ini selain

mempengaruhi persepsi juga mempengaruhi fungsi memori.

Beberapa kesimpulan tentang brand image sebagai berikut:

1. Brand image merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan.

kepercayaan konsumen terhadap merek dan bagaimana pandangan konsumen tentang

merek.

2. Brand image tidak semata ditentukan oleh bagaimana pemberian nama yang baik kepada

sebuah produk. tetapi juga dibutuhkan bagaimana cara memperkenalkan produk tersebut

agar dapat menjadi sebuah memori bagi konsumen dalam membentuk suatu persepsi.

3. Brand image sangat berpatokan pada pemahaman, kepercayaan, dan pandangan atau

persepsi konsumen terhadap suatu merek.

4. Brand image dapat dianggap jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika

mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam

bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek.

5. Brand image sangat berpatokan pada pemahaman, kepercayaan, dan pandangan atau

persepsi konsumen terhadap suatu merek.

6. Brand image dapat dianggap jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika

mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam

bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek.

7. Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan

merek yang bersangkutan di kemudian hari, sedangkan bagi produsen brand image yang

baik akan menghambat kegiatan pemasaran pesaing.

8. Brand image merupakan faktor penting yang dapat membuat konsumen mengeluarkan

keputusan untuk mengkonsumsi bahkan sampai kepada tahap loyalitas di dalam

menggunakan produk tertentu, karena brand image mempengaruhi hubungan emosional

antara konsumen dengan suatu merek, sehingga merek yang penawarannya sesuai dengan

kebutuhan akan terpilih untuk dikonsumsi.

13

Page 14: citra merek brand image

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David. A. 2001. Managing Brand Equity. Capitalizing on the Value of a Brand

Name.The Press. New York.

Durianto, Darmadi, Sugiarto, Toni Sitinjak,. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset

Ekuitas dan Perilaku Merek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hoeffler, Steve., Keller, Kevin Lane. 2003. The Marketing Advantages of Strong Brands.

Brand Management, Vol. 10, No.6.

Kotler. Philip. 2008. Marketing, Planning, Implementing and Analyzing, Millennium Edition.

Prentice Hall.

Low, George S., Lamb Jr, Charles W. 2000. The Measurement and Dimensionality of Brand

Associations, Journal of Product and Brand Management. Vol. 9 No. 6.

Nicollino, Patricia. F. 2004. The Complete Ideal Guide: Brand Management. Prenada.

Jakarta.

Yoestini dan Rahma, Eva. S, 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra Merek

terhadap Minat Beli dan Dampaknya pada Keputusan Pembelian”. Jurnal Sains

Pemasaran Indonesia: 261-276.

Tjiptono, Fandy & Candra Gregorius (2005) Service, Quality and Satisfaction. Penerbit

Andi, Yogyakarta.

(2005) Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Malang: Bayumedia

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane (2007) Manajemen Pemasaran. Jilid I, Edisi 12. P.T.

Indeks Kelompok Gramedia.

Hapsari, Ajeng, P (2007) “Celebrity Endorser, Typical-Person Endorser Iklan Televisi dan

Brand Image Produk (Studi Kasus Pada Pond's Age Miracle).” Fakultas Ekonomi

Universitas Padjadjaran Bandung.

http://dukonbesar.blogspot.com/2010/06/membangun-brand-image-perusahaan.html

http://rizkiqiewbrandimage.blogspot.com/2010/02/

http://stevanus39e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/02/18/brand-image/

http://www.zoeldhan-infomanajemen.com/2011/11/pengertian-brand-image-citra-merek.html

14


Recommended