I. JUDUL PENELITIAN
Optimalisasi Penggunaan Metode Demonstrasi untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas V Sekolah Dasar
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Gaya Magnet di Kelas V
SDN 2 Bagolo Kecamatan Kalipucang Kabupaten Ciamis)
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dinyatakan bahwa, “Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara
nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan” (Depdiknas,
2006:47). Pencapaian SK dan KD tersebut pada pembelajaran IPA
didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun
kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan kurikuler Mata
Pelajaran IPA. Salah satu tujuan kurikuler pendidikan IPA di
Sekolah Dasar adalah “Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan;” (Depdiknas, 2006: 48).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai
pengelola langsung pada proses pembelajaran harus memahami
karakteristik (hakikat) dari pendidikan IPA sebagaimana dikatakan
(Depdiknas, 2006:47), bahwa:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan
berbuat sehingga dapat membantu peserta didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
Karakteristik pendidikan IPA yang digariskan oleh Departemen
Pendi- dikan Nasional sejalan dengan pandangan para pakar pendidikan
IPA di tingkat Internasional. Menurut Trowbridge & Bybee (1990:48)
IPA merupakan perwujudan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup
tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu proses dan metode (methods
and processes); IPA sebagai produk-produk pengetahuan (body of
scientific knowledge), dan IPA sebagai nilai- nilai (values). IPA sebagai
proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir,
sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-
produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi,
pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data,
bereksperimen, dan prediksi. Dalam wacana sepert itu maka IPA bukan
sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a
way of knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi
kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan
seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai (values) IPA berhubungan
dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk
IPA dan kehidupan nanusia, serta sikap dan tindakan (misalnya,
keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran,
hemat, dan pengambilan keputusan).
Karakteristik dan pengertian IPA sebagaimana diuraikan di atas
secara singkat terangkum dalam pengertian IPA menurut Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk Mata Pelajaran IPA, bahwa IPA adalah “cara
mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta”. Dalam proses
mencari tahu ini pembelajaran IPA dirancang untuk mengembangkan
Kerja Ilmiah dan Sikap Ilmiah siswa. Pengertian tersebut mengandung
makna bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru
mampu menyediakan mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode
dan teknik penunjang yang memungkinkan siswa dapat mengalami
seluruh tahapan pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap
ilmiah, dan penguasaan konsep.
Sementara kenyataan di lapangan, pada mayoritas SD, tuntutan
karak- teristik pendidikan IPA sebagaimana diamanatkan oleh KTSP
masih jauh dari yang dimaksudkan. Implementasi KTSP lebih terfokus
pada pembenahan jenis- jenis administrasi pembelajaran. Sedangkan dalam
pelaksanaan KBM belum menunjukkan perubahan yang sangat berarti. Hal
ini disebabkan antara lain, pemberlakukan KTSP belum disertai dengan
pelatihan bagi guru-guru bagaimana mengelola pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Selain itu, fasilitas pembelajaran IPA seperti
media dan alat peraga, kualitas dan kuantitasnya tidak banyak berubah,
yaitu jauh dari memadai.
Dari hasil studi pendahuluan di Sekolah Dasar, khususnya di
Sekolah Dasar Negeri 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya, para guru menyadari bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA
selama ini masih memiliki banyak kelemahan antara lain pembelajaran
IPA masih kurang melibatkan siswa pada aktivitas keterampilan proses
atau kerja ilmiah IPA. Kegiatan pembelajaran jarang dalam bentuk
kegiatan praktikum, karena alat-alat yang diperlukan sangat terbatas. Guru
kelas sudah berusaha menyediakan alat-alat sederhana sejauh kemampuan.
Tetapi karena sangat terbatasnya keterampilan dan waktu yang
dimiliki guru (beberapa guru bertindak sebagai guru kelas rangkap),
sangat terbatas juga alat yang dapat disediakan. Untuk menghindarai agar
pembelajaran IPA tidak terlalu verbalistik, maka metode pembelajaran
yang paling memungkinkan digunakan guru dalam pembelajaran IPA
adalah metode demonstrasi.
Metode demonstrasi yang digunakan guru dalam pembelajaran
IPA di SDN 2 Cintaraja semula dimaksudkan agar siswa dapat terlibat
lebih baik dalam kegiatan pembelajaran. Tetapi kenyataannya, pada
setiap pembelajaran IPA – khususnya di Kelas V – belum menghasilkan
pembelajaran IPA yang efektif. Pada saat pembelajaran masih banyak
siswa yang kurang penuh memperhatikan demonstrasi guru. Bahkan tidak
sedikit siswa yang masih sempat melakukan kegiatan lain yang tidak ada
hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, misalnya mengobrol
dengan teman, memain-mainkan sesuatu, mengganggu teman, atau
menulis dan membuat coretan gambar sesuai dengan keinginannya sendiri.
Selain aktivitas siswa pada saat pembelajaran IPA dengan metode
demonstrasi tidak efektif, hasil belajar yang dicapai siswa pun pada
umumnya belum optimal. Nilai yang diperoleh siswa dari setiap ulangan
siswa rata-rata berkisar antara 5,0 sampai dengan 6,5. Lebih-lebih pada
saat ujian akhir semester, nilai ulangan mereka rata-rata kurang dari 6,0.
Selain itu, pada saat Ujian Sekolah untuk mata uji praktikum IPA, aktifitas
dan hasil ujian siswa sangat jauh dari yang diharapkan. Ini menunjukkan
bahwa penggunaan metode pada pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2
Cintaraja selain belum efektif dalam hal penggunaan waktu dan aktivitas
siswa, juga belum efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran jenis
penguasaan konsep.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, maka para
guru di SDN 2 Bagolo khususnya guru Kelas V berhadapan dengan
masalah bahwa metode demonstrasi yang sering digunakan oleh guru
belum mampu mengha- silkan pembelajaran IPA yang efektif. Hal itu
ditunjukkan oleh kenyataan bahwa waktu belajar siswa dalam kelas
masih banyak yang terbuang, kegiatan siswa yang berhubungan dengan
keterampilan proses atau kerja ilmiah masih sangat rendah, dan hasil
belajar penguasaan konsep pun masih belum mencapai standar
keberhasilan yang ditetapkan.
Menghadapi kenyataan ini, peneliti sebagai Kepala Sekolah
mengajak guru kelas V untuk merefleksi dan mengevaluasi aspek-aspek
pengalaman dirinya mengelola pembelajaran IPA di kelasV, khususnya
saat menggunakan metode demonstrasi. Dari hasil kegiatan refleksi
tersebut peneliti dan guru kelas V menyadari bahwa pelaksanaan metode
demonstrasi selama ini kurang ditunjang oleh wawasan, persiapan, dan
alat penunjang yang memadai. Misalnya guru belum pernah
menggunakan teknik bertanya yang sangat diperlukan untuk metode
demonstrasi. Guru juga belum pernah merancang alat pendukung yang
cocok untuk kegiatan siswa pada saat mengikuti demonstrasi guru,
misalnya LKS.
Dari hasil identifikasi tersebut peneliti terdorong untuk bermitra
dengan guru kelas V melakukan kaji tindak tentang penggunaan metode
demonstrasi yang ditunjang oleh penggunaan teknik mengajar dan
fasilitas pendukung yang kondusif untuk meningkatkan keterampilan
proses siswa. Kegiatan kaji tindak ini akan dilakukan dalam bentuk
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Perumusan
Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, serta hasil
refleksi awal peneliti untuk menjembatani antara tuntutan kurikulum
dengan kondisi objektif di lapangan saat ini, maka peneliti memandang
bahwa yang menjadi masalah prioritas adalah perlunya mengelola
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk
mengefektifkan pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2
Bagolo. Dengan itu pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar
Negeri 2
Bagolo dapat memenuhi standar yang ditetapkan KTSP, yaitu mampu
mengoptimalkan kadar waktu belajar efektif, mengembangkan kerja ilmiah
(keterampilan proses), sikap ilmiah, dan pencapaian hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal itu maka masalah yang menjadi prioritas adalah
sebagaimana dinyatakan dalam rumusan umum pertanyaan penelitian:
Bagaimanakah menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Bagolo?
Lebih khusus rumusan masalah penelitian dirinci sebagai
berikut.
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2 Bagolo
Kecamatan Kalipucang Kabupaten Ciamis ?
b. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2
Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya ?
c. Bagaimana peningkatan Keterampilan Proses siswa setelah mengikuti
siklus pembelajaran IPA dengan metode demonstrasi di Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya?
Masalah penelitian dibatasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan
penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di Kelas V
SDN 2
Cintaraja semester 2 untuk topik Gaya Magnet.
C. Pemecahan Masalah
Permasalahan tentang bagaimana penggunaan metode demonstrasi
pada pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cintaraja akan
dilaksanakan melalui serangkaian pembelajaran pada topik Gaya
Magnet. Pembelajaran tersebut akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kelas yang akan digunakan adalah
Kelas V, hal ini dilakukan mengingat peneliti bertugas sebagai guru di
kelas tersebut sehingga situasi, kondisi, dan keperluan di lapangan sudah
dikenal dengan baik.
Tindakan pemecahan masalah secara garis besar
meliputi:
1. meningkatkan kemampuan guru merancang teknik dan alat yang
dapat menunjang metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di Kelas
V.
2. meningkatkan kemampuan guru membuat silabus pembelajaran IPA di
Kelas V
dengan menggunakan metode demonstrasi.
3. meningkatkan kemampuan guru mengelola pembelajaran IPA di
Kelas V
dengan menggunakan metode demonstrasi.
4. meningkatkan waktu efektif belajar siswa pada pembelajaran IPA di
Kelas V
melalui optimalisasi penggunaan metode demonstrasi.
5. meningkatkan kerja ilmiah (keterampilan proses) siswa pada
pembelajaran IPA
di Kelas V melalui optimalisasi penggunaan metode demonstrasi.
6. meningkatkan hasil belajar penguasaan konsep siswa pada pembelajaran
IPA di
Kelas V melalui optimalisasi penggunaan metode demonstrasi.
D. Tujuan Penelitian
Sasaran utama yang diharapkan sebagai tujuan dari kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cintaraja
Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, sehingga dapat
memenuhi standar kurikulum khususnya pada topik Gaya Magnet. Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan guru merancang pembelajaran dalam
mengimple- mentasikan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA
topik Gaya Magnet di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cintaraja;
2. Meningkatkan kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran
dalam mengimplementasikan Gaya Magnet metode demonstrasi pada
pembelajaran IPA topik Gaya Magnet di Kelas V Sekolah Dasar Negeri
2 Cintaraja;
3. Meningkatkan efektifitas pembelajaran siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri
2 Cintaraja dalam pembelajaran IPA topik Gaya Magnet setelah
implementasi
Gaya Magnet metode demonstrasi;
4. Menindaklanjuti faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
implementasi Gaya Magnet metode demonstrasi pada pembelajaran
IPA topik Gaya Magnet di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cintaraja.
E. Manfaat Penelitian
Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini
diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Melalui kegiatan penelitian ini diperoleh alat dan teknik penunjang
yang lebih realistis dan aplikatif untuk keperluan optimalisasi
penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar. Aturan dan model tersebut dapat dijadikan perbandingan dan
pertimbangan bagi guru-guru lainnya yang akan menggunakan metode
demonstrasi pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada guru kelas
untuk memecahkan permasalahan secara terencana dan sistematis
yang terkait dengan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar khususnya di
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cintaraja.
3. Manfaat Kelembagaan
Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi lembaga
pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis
sekolah. Antara lain merintis pelaksanaan pembelajaran yang benar-
benr merujuk kepada kondisi dan kompetensi realistic sekolah yang
bersangkutan.
III. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kerangka Teoritik
Pustaka yang akan dirujuk adalah yang berhubungan erat
dengan:
1. Karakteristik Pembelajaran IPA Yang
Efektif.
a. Pengertian, karakteristik, dan ruang lingkup
pendidikan IPA
b. Waktu belajar efektif yang digunakan
siswa tinggi.
c. Siswa terlibat aktif melakukan kerja ilmiah (observasi, mencatat
dan melaporkan data, menyimpulkan, dll) dan sikap ilmiah
(mau bertanya, hati-hati, tanggung jawab, berani mencoba dll)
d. Hasil belajar penguasaan konsep dan produk optimal.
2. Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran IPA
a. Pengertian, syarat, kekuatan, dan kelemahan metode
demonstrasi b. Penggunaan alat peraga dan media pada
metode demonstrasi
c. Penggunaan teknik bertanya pada metode
demonstrasi d. Penguasaan materi pada metode
demonstrasi
e. Pengembangan kerja ilmiah (keterampilan proses) dan sikap
ilmiah pada metode demonstrasi
3. Teknik dan Alat Penunjang Metode
Demonstrasi a. Lembar Kerja Siswa untuk
metode demonstrasi
b. Keterampilan dan Teknik Bertanya untuk metode demonstrasi
F. Anggapan Dasar
Penelitian ini dilaksanakan dengan berlandastumpu pada
asumsi
(anggapan) dasar sebagai berikut.
1. Pembelajaran IPA akan efektif apabila dibantu dengan objek
(benda), gejala alam, atau alat peraga yang relevan.
2. Metode demonstrasi salahsatu metode pembelajaran yang cocok
dengan karak-teristik pembelajaran IPA.
3. Lembar Kerja Siswa dan Keterampilan/Teknik Bertanya merupakan
alat untuk membantu dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran.
G. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang relevan dan sejumlah asumsi dasar
sebagai- mana dikemukakan, maka hipotesis tindakan penelitian ini
adalah:
Serangkaian tindan pembelajaran bersiklus yang berorientasi kepada
upaya optimalisasi penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan
Keterampilan Proses Siswa pada pembelajaran IPA topik Gaya Magnet
di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cintaraja Kabupaten Tasikmalaya.
IV. RENCANA DAN PROSEDUR
PENELITIAN
A. Metode
Penelitian.
Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan model PTK yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis & MC Taggart
dengan pertimbangan model penelitian ini adalah model yang mudah
dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan peneliti
yaitu satu siklus tindakan identik dengan satu kali pembelajaran
(Depdikbud, 1999:7). Adapun alur tahapan atau fase pada setiap siklus
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1., meliputi 4 hal sebagai berikut:
(1) Perencanaan
(Planning), (2)
Pelaksanaan
(Acting),
(3) Observasi
(Observing), (4)
Refleksi
(Reflecting).
Re
nca
na
U
m
u
m
Sikl
us
1
Refleksi
Sikl
us
2
Siklus 3
Tindakan &
Observasi I
Refleksi
R
e
f
l
e
k
s
i Perubahan
Rencana
Perubah
an
Renca
na
Keputusan Lebih Lanjut
Gambar 1: Alur Dasar Penelitian Tindakan Kelas
Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas tersebut, dijelaskan sebagai
berikut:
1. Rencana Umum
a. Menetapkan peneliti mitra (observer) yaitu Kepala Sekolah SD
Negeri 2
Cintaraja. Membangun kesepahaman antara peneliti dengan
observer tentang konsep dan pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas, topik yang diangkat dalam proses pembelajaran, serta
penentuan waktu pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.
b. Mengkaji kurikulum mata pelajaran IPA Kelas V untuk
mengetahui standar kompetensi dan hasil belajar yang ditetapkan
kurikulum pada topik Gaya Magnet. Menyusun rancangan umum
pembelajaran, instrumen penelitian untuk pengumpulan data yang
berhubungan dengan silabus pembelajaran beserta LKS-
demonstrasi, proses pelaksanaan tindakan, efektifitas belajar siswa,
serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan selama
pembelajaran IPA pada PTK berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dipusatkan pada pelaksaan serangkaian pembelajaran yang
dipilah ke dalam beberapa siklus tindakan. Pada setiap siklus tindakan
diobservasi, dievaluasi dan direfleksi data-data atau temuan yang
berhubumgan dengan kinerja guru dalam menggunakan metode
demonstrasi, dan kinerja siswa mengikuti pembelajaran meliputi:
a. Kinerja guru dalam mengelola alat peraga dalam metode
demonstrasi. b. Kinerja guru mengefektifkan penggunaan
metode demonstrasi.
c. Waktu-belajar efektif siswa yang berhubungan dengan
keterampilan proses
d. Hasil belajar penguasaan
konsep.
B. Subjek Penelitian
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan dalam
Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cintaraja
Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya; semester Genap tahun
2008 pada topik Gaya Magnet. Jumlah siswa yang menjadi subjek
penelitian sebanyak 42 orang terdiri dari 24 orang siswa laki-laki dan 18
orang siswa perempuan.
C. Variabel yang Diselidiki
Adapun jenis variabel-variabel penelitian yang menjadi fokus
tindakan pada penelitian adalah:
(1) Variabel input
Yaitu kemampuan awal guru siswa dalam pembelajaran IPA dengan
metode demonstrasi guru sebelum dilakukan Penelitian Tindakan
Kelas.
(2) Variabel proses
Yaitu kinerja guru dalam mengelola pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA topik Gaya
Magnet, termasuk di dalamnya upaya-upaya bimbingan guru dalam
memfasilitasi peningkatan waktu-belajar efektif, keterampilan proses,
dan penguasaan konsep siswa.
(3) Variabel output
Yaitu peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan dan
mengelola proses pembelajaran IPA topik Gaya Magnet dengan
menggunakan metode demonstrasi, serta peningkatan efektifitas
pembelajaran IPA yakni waktu- belajar efektif, keterampilan
proses, dan hasil belajar penguasaan konsep siswa.
D. Rencana Tindakan
Seperti telah disebutkan pada bagian metode penelitian,
bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini merujuk atau diadaptasi dari model
Kemmis & MC Tanggart dengan pola umum sebagai berikut:
Rencana
Tindakan
-
Menetapka
n metode
penelitian
dan siklus
tindakan
-Siklus
I:
Fokus
tindak
an 1
pembe
lajaran
1
-Siklus
II:
Fokus tindakan
2 pembelajaran
2
-Siklus III: Fokus
tindakan3
pembelajaran 3
Refleksi
awal terhadap
Pembelajaran
Sains di kelas
V Ketr. Proses
siswa yang
akan
dikembangkan
Materi kurikulum
& buku sumber
Identifi
kiasi
Masala
h
- perlu
penggunaan
metode in-
kuiri untuk
meningkatka
n ke-
terampilan
proses siswa
- perlu
ditetapkan
keterampilan
proses siswa
dan metode
yang tepat
untuk tindakan
awal.
Pra tindakan Diskusi
tentang as- pek ket.
proses siswa
yang akan di-
jadikan fokus
tin- dakan.
Diskusi
dengan ob-
server tentang
PTK dan
metode inkuiri
Siklus I:
Tindakan
dan refleksi
pembelajara
n 1
Observasi
Terhadap
tindakan
pembelajaran
1
Siklus II:
Tindakan
dan refleksi
pembelajara
n 2
Hasil temuan dan
rekomendasi bagi
tin dakan
pembelajaran 2
Analisis dan
refleksi
terhadap
Siklus I
Observasi
pelaksanaan
dan
pengaru
h
tindakan
pembelajaran
2
Analisis dan Refleksi
tindakan siklus II
-Hasil temuan
-
Rekomendasi
bagi tin dakan
pembelajaran 3
Analisis
dan
refleksi
tindaka
n siklus
III
Observasi
pelaksanaan dan
pengaruh tindakan
pembelajaran 3
Siklus III:
Tindakan dan
refleksi
pembelajaran 3
Hasil dan Evaluasi Keseluruhan Tindakan
Gambar 2: Pola Umum
Pelaksanaan PTK
E. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan
baik pada saat pra-tindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan
pembelajaran dilaksanakan. Jenis data beserta metode dan instrument
yang digunakan untuk memperolehnya ditunjukkan pada table berikut.
T
a
b
e
l
1
Jenis Data, Metode dan Instrumen
Pengumpul
1.
2.
Perencanaan pembelajaran dengan meng-
gunakan metode demonstrasi.
1. Penentuan model/tahap pembelajaran;
2. Penentuan alat, media, dan sumber
pengajaran
Proses pembelajaran dengan mengguna-
kan metode demonstrasi.
a. Aktivitas atau kinerja guru
b. Aktivitas atau kinerja siswa
Peningkatan efektifitas pembelajaran
dengan menggunakan Gaya Magnet metode
demonstrasi.
Faktor pendukung dan penghambat/ken-
Observasi
Observasi
Lembar
pengamatan
Lembar
pengamatan
Lembar
pengamatan
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan kerangka analisis
sebagai berikut:
a. Seleksi data, pengelompokkan dan pengolahan data, dan
interpretasi data b. Evaluasi dan refleksi terhadap hasil interpretasi
data
c. Tindak lanjut atau rekomendasi.
Kerangka pengolahan dan analisis data tersebut di atas akan
diberlakukan pada setiap siklus tindakan sampai perbaikan pembelajaran
dianggap optimal. Target optimal dimaksudkan baik untuk kinerja guru
maupun hasil belajar siswa.
V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
A. Analisis Data Hasil Penelitian
Analisis data hasil penelitian meliputi:
1. Analisis, refleksi, dan tindak lanjut terhadap data hasil
orientasi dan identifikasi masalah serta studi pendahuluan.
2. Analisis, refleksi, dan tindak lanjut terhadap data perencanaan tindakan
penelitian.
3. Analisis, refleksi, dan tindak lanjut terhadap data hasil
pelaksanaan pada setiap siklus tindakan pembelajaran.
B. Pembahasan terhadap hasil dan temuan penelitian tindakan pada setiap
siklus pembelajaran dan hasil evaluasi keseluruhan tindakan upaya
perbaikan pembelajaran.
C. Kesimpulan dan rekomendasi
VI. PEJELASAN ISTILAH
Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap informasi
tindakan, data, dan hasil penelitian perlu dijelaskan istilah-istilah
kunci pada judul penelitian sebagai berikut.
A. Optimalisasi adalah pencapaian hasil terbaik atau tertinggi sesuai
dengan kapasitas, kondisi dan situasi saat dilaksanakan penelitian.
Dalam penelitian ini adalah optimalisasi kinerja guru dan hasil belajar
siswa.
B. Metode demonstrasi adalah salah satu metode pembelajaran yang
menitik beratkan pada upaya guru menggunakan alat peraga yang
jumlahnya sangat terbatas untuk memperjelas konsep dan
memfasilitasi kinerja siswa. Dalam penelitian ini alat peraga yang
dimaksud adalah ‘benda magnet’.
C. Pembelajaran IPA dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA
dengan topik
Gaya Magnet di kelas V Semester 2 Tahun Pelajaran 2007/2008.
D. Keterampilan proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keterampilan proses siswa jenis: observasi dan melaporkan hasil
observasi.
VII. JADWAL PELAKSANAAN
Penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu bulan
Pebruari sampai dengan bulan Juli 2008. Adapun jadwal kegiatan pokok
adalah sebagai berikut.
T
a
b
e
l
2
Jadwal Kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas
No. Kegiatan
Waktu: Bulan ke . . . .
1 2 3 4 5 6
Studi Pendahuluan: orientasi,
identifikasi masalah, dan anali-
sis masalah, proposal penelitian.
2.
Pembuatan Instrumen penelitian
dan pendalaman literatur.
3.
Persiapan dan pelaksanaan siklus
tindakan pembelajaran
4.
Penyusunan Draft Laporan Pene-
litian (Bahan Skripsi)5. Penulisan Final Skripsi
6.
Penyerahan skripsi untuk ujian
sidang
VIII. DAFTAR PUSTAKA
BPTP Disdik Jabar, (2004) Pengantar Praktik Penilaian Pembelajaran
Sains.
Bandung: Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Disdik
Jabar.
BPTP Disdik Jabar, (2004) Penilaian Sikap dan Kerja Siswa. Bandung:
Balai
Pengembangan Teknologi Pendidikan Disdik Jabar.
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka
Dasar.
Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA
Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2003). Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan
Belajar
Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2004) Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Penilaian
Kelas.
Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdikbud, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat
Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Edi Hendri M, (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung
Naskah
Buku Ajar untuk UPI Press.
Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta:
Depdikbud
Dirjen Dikti.
Tim Dosen Pendidikan IPA PGSD UPP3 FIP (2001). Teori
Pembelajaran IPA
untuk Sekolah Dasar. UPI. Tasikmalaya.
Wardani, I.G.A.K dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka