DAFTAR PUSTAKA1. Lienderi NM.2013.Kadar Malondialdehyde Serum
Pasien Dengan Diabetes Melitus Lebih Tinggi Daripada Tanpa Diabetes
Melitus Pada Katarak Senilis Imatur. Universitas Udayana:Denpasar2.
Yun2medicaldiary. 2010. Katarak Diabetik. Diakses dari
http://yun2medicaldiary.blogspot.com/2010/02/katarak-diabetik.html,
tanggal 10 January 2015.3. Hutasoit, H. 2010. Prevalensi Kebutaan
Akibat Katarak Di Kabupaten Tapanuli Selatan. Departemen Ilmu
Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran:Sumatera Utara 4. lyas, S. 2014.
Ilmu Penyakit Mata. Ed ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.5.
Budiono, S. 2006. Prevalensi Katarak Pada Penderita Diabetes
Mellitus di Poliklinik Mata RSU Dr. Soetomo, Surabaya. Jurnal
Oftalmologi Indonesia,b4(2): 112-9.6. Hikmat P. 2007. Komplikasi
Kronik Dan Penyakit Penyerta Pada Diabetes. Bandung: Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran.7. Rinjani DP. 2013 . Kadar
Malondialdehyde Serum Pasien Katarak Senilis Matur Lebih Tinggi
Daripada Katarak Senilis Imatur. Universitas Udayana:Denpasar8.
Hiller R, Kahn H. 1976. Senile Cataract Extraction and Diabetes.
British Journal of Ophtalmology. 60; 283-6.9. Polreisz A, Schmidt
U. 2010. Diabetic cataract pathogenesis, epidemiology and
treatment. Hindawi Journal of Ophthalmology. Pg1-810. Budiono S,
Djiwatno. 2006. Katarak Senilis. Pedoman Diagnosis Dan Terapi.
Edisi III. Surabaya: SMF Ilmu Penyakit Mata RSU Dr.Soetomo
Surabaya11. Riordan P-Eva, Whitcher J. 2010. Vaughan & Asbury
Oftalmologi Umum. Edisi ke 17. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
