DAMPAK NEGATIF PERAN MANUSIA DALAM MEREKAYASA TIGA KOMPONEN DASAR TIMBULNYA PENYAKIT TANAMAN
Disusun Oleh :
ARGHYA NARENDRA DIANASTYA (111510501105)
(Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan S-1 PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian
UNEJ)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER
2011
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Memasuki abad ke-20, penduduk dunia diperkirakan mencapai 6,1 milyar dan tiga
perempat dari populasi tersebut akan hidup di negara yang sedang berkembang. Sedangkan,
separuhnya hidup di daerah Asia dan Pasifik. Maka dari itu, kebutuhan pangan, perumahan,
sandang, dan tingkat hidup akan meningkat. Sehingga, dibutuhkan lahan yang semakin luas
untuk meningkatkan produksi bahan pangan, sandang, dan papan.
Dalam peningkatan produksi, dibutuhkan peranan perlindungan tanaman yang lebih
baik. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya pertumbuhan penduduk, sehingga terdapat
pergeseran fungsi lahan yang awalnya digunakan untuk budidaya pertanian berubah menjadi
perumahan, pabrik, perusahaan, maupun lainnya. Oleh karena itu, kemungkinan untuk
memperluas lahan pertanian baru adalah sangat terbatas. Namun, masih ada jalan dengan
melakukan pembukaan persawahan pasang surut di daerah Sumatera dan Kalimantan serta
pembukaan hutan belukar di Irian Jaya. Tetapi, usaha tersebut belum dapat mengatasi
tambahan pangan karena pertumbuhan penduduknya lebih cepat meningkat1.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memahami dan menjalankan arti penting
dari perlindungan tanaman. Perlindungan tanaman meliputi segala kegiatan perlindungan
terhadap kerusakan pertanaman mulai dari tanam sampai diterima konsumen. Perlindungan
tanaman menyangkut seluruh ilmu pertanian dan peraturan hukum, ditinjau dari keuntungan
produsen. Pengetahuan perlindungan tanaman dalam arti luas mempelajari gangguan karena
penyakit, hama, gulma tanaman (pengganggu biotik) dan gangguan akibat pengganggu
abiotik serta cara penangggulangannya.2
Perlindungan tanaman bertujuan untuk mendapatkan rendemen ekonomi yang optimal
dengan kerusakan lingkungan yang minimal. Tanpa adanya kegiatan perlindungan tanaman,
produksi berbagai tanaman khususnya tanaman pangan akan terganggu. Negara maju yang
telah melaksanakan perlindungan tanaman secara intensif masih kehilangan hasil panen
sebesar 10%. Sedangkan negara berkembang masih kehilangan hasil panen sebesar 60%
1 Triharso.2010.Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.Yogyakarta.Gadjah Mada Universuty Press:122 Triharso.2010.Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.Yogyakarta.Gadjah Mada Universuty Press:1
sebagai akibat dari kurang dilaksanakannya perlindungan tanaman3. Oleh karena itu,
perlindungan tanaman mutlak dilaksanakan.
Perlindungan tanaman telah dilakukan di Indonesia, khususnya dalam mengatasi
masalah pangan. Namun, pengetahuan akan perlindungan tanaman yang rendah dapat
menyebabkan terjadinya kerugian dari segi ekonomi. Hal tersebut disebabkan oleh suatu
gangguan pada pertanaman yang dapat merusak agroekosistem. Maka, tingkat hidup
penduduk akan menurun akibat gangguan pada pertanaman yang justru karena tindakan
perlindungan tanaman4. Jadi, perlindungan tanaman dapat berdampak negatif apabila
menyebabkan rusaknya lingkungan.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa dampak negatif peran manusia dalam merekayasa tanaman ?
2. Apa dampak negatif peran manusia dalam merekayasa lingkungan ?
3. Apa dampak negatif peran manusia dalam merekayasa patogen ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dampak negatif peran manusia dalam merekayasa tanaman;
2. Mengetahui dampak negatif peran manusia dalam merekayasa lingkungan;
3. Mengetahui dampak negatif peran manusia dalam merekayasa patogen.
3 Triharso.2010.Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.Yogyakarta.Gadjah Mada Universuty Press:14 Triharso.2010.Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.Yogyakarta.Gadjah Mada Universuty Press:3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dampak negatif peran manusia dalam merekayasa tanaman
2.1.1 Rekayasa tanaman dengan sambung pucuk
Manusia sebagai pemeran utama dalam mengatasi setiap masalah budidaya pertanian,
memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil tersebut didapatkan apabila
setiap faktor produksi yang berkorelasi positif ditingkatkan, sedangkan faktor produksi yang
berkorelasi negatif ditekan. Berbagai macam perlakuan telah dilakukan oleh manusia,
misalnya merekayasa tanaman dengan sambung pucuk.
Dalam sambung pucuk dibutuhkan 2 macam spesies tumbuhan yang berbeda varietas.
Biasanya, batang bawah dipilih yang kuat sistem perakarannya dan baik dalam penyerapan
air dan unsur hara. Sedangkan, batang atas dipilih yang memiliki produktivitas tinggi agar
memberikan produksi yang tinggi pula. Sehingga, harapan petani ialah tanaman yang
produktivitasnya tinggi dan tahan terhadap serangan OPT.
Keadaan tanaman tersebut memiliki perbedaan sifat antara batang bagian bawah dan
batang bagian atas. Kedua batang tersebut memiliki perbedaan daya tahan terhadap serangan
patogen. Apabila batang bawah terserang, maka kemungkinan batang atas juga terserang
karena patogen mengganggu proses fisiologinya. Selanjutnya akan terjadi ledakan patogen
apabila sebelumnya tanaman inang telah terserang. Jadi, adanya ledakan patogen
menyebabkan penyakit lebih cepat menjangkit tanaman inang.
2.1.2 Rekayasa tanaman dengan pemuliaan tanaman
Tanaman adalah suatu flora yang harus dikembangkan dan dikelola. Tiap tanaman
memiliki sifat yang berbeda walaupun satu spesies. Perbedaan tersebut biasanya timbul
karena adanya campur tangan manusia. Manusia selalu mencari cara untuk menciptakan
tanaman yang memiliki keunggulan jauh lebih baik dari tanaman yang diusahakan
sebelumnya. Oleh karena itu, manusia melakukannya dengan langkah pemuliaan tanaman.
Manusia berharap bahwa tanaman yang ia muliakan akan memberikan hasil yang
lebih baik dalam hal kualitas dan kuantitas. Namun, walaupun tanaman memiliki
produktivitas tinggi, kegiatan pemuliaan tersebut dapat berpengaruh negatif apabila tanaman
rentan terhadap patogen. Sehingga, tanaman mudah terjangkit patogen dan serangan patogen
akan meledak.
2.2 Dampak negatif peran manusia dalam merekayasa lingkungan
2.2.1 Rekayasa lingkungan dengan memberantas gulma
Lingkungan merupakan suatu tempat bagi organisme untuk saling berinteraksi.
Interaksin tiap-tiap organisme ada yang bersifat positif, namun ada pula yang bersifat negatif.
Interaksi itu dapat menguntungkan bagi manusia apabila hasil dari interaksi tersebut dinilai
lebih baik secara ekonomi. Misalnya, interaksi antara mikoriza dengan tanaman kedelai yang
dapat meningkatkan penyerapan unsur N. Sehingga, kebutuhan N tanaman akan lebih
terpenuhi, akibatnya hasil dari tanaman tersebut lebih tinggi.
Interaksi antara organisme dalam suatu agroekosistem ada yang positif. Namun,
manusia sebagai pengelola budidaya pertanian cenderung tidak percaya. Contoh kongkritnya
ialah adanya gulma dalam suatu agroekosistem. Manusia menganggap semua gulma adalah
OPT bagi tanaman budidayanya. Sehingga, mereka memberantas semua gulma yang ada di
sekitar tanaman utama. Mereka beralasan bahwa akan terjadi persaingan dalam
memperebutkan unsur hara dan air apabila gulma tidak diberantas. Alasan tersebut memang
benar apabila ditinjau dari kompetisi antara tanaman utama dengan gulma. Namun, tanpa
disadari ada pula gulma yang sangat bermanfaat apabila hidup di tengah-tengah tanaman
utama. Manfaatnya bahwa suatu gulma dapat menjadi sasaran utama bagi patogen. Karena
semua gulma telah diberantas oleh manusia, maka akan timbul serangan patogen pada
tanaman utama secara besar-besaran.
2.2.2 Rekayasa lingkungan (tanah masam) dengan pengapuran
Tanah merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman. Tanpa adanya tanah,
kegiatan budidaya pertanian akan terhambat. Namun, daya dukung tanah terhadap tanaman
tidak sama, tergantung jenisnya. Selain itu, keadaan tanah akan berpengaruh kurang baik bagi
tanaman tertentu apabila tanah tersebut masam. Sehingga, diperlukan tindakan manusia untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan pengapuran.
Pengapuran dilakukan manusia sebagai rekayasa terhadap lingkungan. Hal tersebut
bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah terhadap tanaman. Namun, kegiatan
pengapuran dapat berdampak negatif. Hal itu dikarenakan jumlah kapur yang diberikan oleh
manusia tidak dapat menyesuaikan pH yang dibutuhkan tanaman. Alasannya, bahwa sebagian
dari kapur yang diberikan dapat mengalami pelindian bersama air tanah, bereaksi dengan
senyawa lain yang menyebabkan kapur hilang atau menguap. Sehingga, toleransi tanaman
terhadap tanah akan berkurang bila pH tanah kurang mendukung.
pH yang kurang mendukung menyebabkan tanaman kurang baik tumbuhnya. Hal itu
berakibat pada daya tahan tanaman. Sehingga, terjadilah ledakan patogen apabila tanaman
kurang tahan akibat kurang sesuainya pH tanah.
2.3 Dampak negatif peran manusia dalam merekayasa patogen
2.3.1 Rekayasa manusia dengan pemupukan yang terjadwal
Tanaman adalah makhluk hidup yang membutuhkan makanan sama halnya dengan
manusia. Perbedaannya, tanaman membuat makananya sendiri yaitu dari bahan-bahan
anorganik menjadi organik. Selain itu, tanaman juga membutuhkan unsur hara dan air yang
diserap melalui akar tanaman. Semua itu berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Sehingga, bila semuanya terpenuhi dengan baik, maka pertumbuhan tanaman akan baik pula.
Daya dukung tanah saat ini kurang baik terhadap pertmbuhan tanaman. Hal itu
dikarenakan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman berkurang. Hal tersebut
membuat manusia harus berpikir bagaimana cara melindungi tanaman di tanah yang sedikit
kandungan unsur haranya agar memberikan hasil yang optimal. Sehingga, diperlukan
tindakan manusia yang berupa pemupukan.
Pemupukan berfungsi dalam penyediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Kebanyakan pupuk yang digunakan adalah pupuk kimia. Manusia biasanya memberikan
pupuk kimia secara terjadwal. Pemberian pupuk tersebut dimaksudkan agar tanaman
memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap patogen. Namun, tindakan perlindungan itu
dapat berdampak negatif. Manusia hanya memberikan pupuk tanpa mengetahui unsur apa
saja yang dibutuhkan tanaman dan berapa jumlahnya. Sehingga, pemberian pupuk secara
terus-menerus sesuai jadwal membuat tanaman tidak mampu menerimanya. Akibatnya,
tanaman tidak menjadi sehat melainkan mengalami kelainan. Selain itu, pemberian pupuk
kimia yang berlebihan akan menyebabkan lingkungan rusak. Maka dari itu, akan terjadi
ledakan patogen karena perlindungan tanaman yang tidak tepat.
2.3.2 Rekayasa manusia dengan pemberian mulsa plastik
Kebutuhan manusia akan pangan membuatnya selalu berusaha mencari solusi
meningkatkan hasil dengan luasan lahan yang tetap. Sehingga, mereka melakukan
perlindungan tanaman agar mampu memberikan hasil yang lebih tinggi. Kegiatan yang
dilakukan misalnya pemberian mulsa plastik. Mulsa plastik berfungsi untuk memantulkan
cahaya tampak yang mengenainya. Cahaya tersebut kemudian sampai pada bagian bawah
daun yang dapat mengusir hama dan patogen. Namun, tanpa disadari bahwa mulsa plastik
dapat menyebabkan kelembapan tanah yang cukup tinggi. Hal itu akan berpengaruh pada
akar tanaman. Maka dari itu, tanaman akan mudah terjangkit patogen secara besar-besaran
karena tempatnya hidup terlalu lembab.
2.3.3 Rekayasa manusia dengan pengairan yang terjadwal
Tanaman juga termasuk makhluk hidup, sehingga membutuhkan air dalam
kehidupannya. Air dalam tubuh tanaman fungsinya sebagai pengangkut unsur hara dari akar
sampai daun. Selain itu, air juga berfungsi sebagai penetral tubuh tanaman. Jadi, air termasuk
faktor utama yang mendukung tumbuh tanaman.
Dalam budidaya pertanian seperti budidaya padi sawah, pengairan sangat dibutuhkan.
Biasanya, petani memberikan air sesuai jadwal sama halnya dengan pemupukan. Tujuan
pemberian air ialah agar tanaman tidak kekurangan air sehingga tanaman mampu hidup
dengan baik. Namun, pemberian air secara terus-menerus sesuai jadwal tanpa memperhatikan
kebutuhan tanaman akan membuat tanaman tergangggu proses fisiologinya. Hal itu karena air
yang ia terima terlalu banyak. Sehingga, akan terjadi serangan patogen yang besar.
BAB III
PENUTUP
Kegiatan perlidungan tanaman yang dilakukan manusia diharapkan memberikan hasil
yang kualitas dan kuantitasnya lebih baik. Namun, kegiatan perlindungan tanaman juga dapat
memberikan dampak yang negatif apabila salah dalam melakukannya. Kegiatan yang
berdampak negatif tersebut terjadi apabila kurang tepat melakukannya, misalnya sambung
pucuk, pemuliaan tanaman, pemberantasan gulma, pengapuran pada tanah masam,
pemupukan yang terjadwal, pemberian mulsa plastik, dan pengairan yang terjadwal.
Kegiatan-kegiatan di atas agar tidak berpengaruh negatif sebaiknya dilakukan dengan
manajemen yang baik oleh manusia. Manajemen yang harus dilakukan dimulai ketika
tanaman ditanam sampai hasilnya dibeli konsumen. Sehingga, pengolahan tanaman akan
lebih baik yang berakibat pada hasil yang baik pula.
Sumber bacaan :
Triharso.2010.Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.Yogyakarta.Gadjah Mada University
Press