Transcript
Page 1: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

DAMPAK TERHADAP CUACA DAN IKLIM

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.

Page 2: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses terjadinya hujan asam.

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah kaca

Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton

Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi umumnya disebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki yang bocor. Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga kadar oksigen berkurang.

Page 3: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

Dampak Terhadap TanahDampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari pertambahan batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit MiniJika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres, pebe diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan pebe bisa berbahaya.

Polusi udara memberikan ancaman lingkungan yang sangat besar di berbagai

belahan dunia. Polusi udara meliputi berbagai bahan-kimia dan gas berbahaya

yang dihasilkan dari kendaraan-kendaraan kita serta fasilitas industri kita yang

membuat udara menjadi kotor. Kendaraan bermotor adalah sumber polusi udara

paling besar, dan di beberapa Negara Asia seperti India, Cina, Indonesia di kota-

kota besarnya tercipta suatu kondisi pencemaran udara yang luar biasa dan tak

terkendali yang dihasilkan oleh kendaran bermotor.

Polusi Udara mempunyai efek yang benar-benar negatif terhadap lingkungan

kita, dan efek negatif yang paling jelas nyata adalah efek negatif terhadap

kesehatan kita. Menurut World Health Organization (WHO) 2.4 juta orang

meninggal setiap tahun akibat gangguan kesehatan yang dapat dikaitkan

dengan polusi udara, sebagian besar adalah berbagai macam penyakit

pernapasan, dan sebagian dari gangguan jantung.

Page 4: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

Polusi Udara juga mempunyai dampak negatif terhadap perubahan iklim,

emisi/paparan zat berbahaya tidak hanya mencemari udara yang hirup  tetapi

lebih jauh juga berdampak pada munculnya efek rumah kaca, yang

mengakibatkan peningkatan temperatur rata-rata di planet kita. Semakin banyak

kendaraan bermotor dan semakin banyak industri yang menjadi sumber

pencemaran udara maka berarti lebih banyak juga akibat yang ditimbulkan yang

mengarah pada Pemanasan Global (Global Warming).

Polusi Udara tidak hanya bisa member efek negatif terhadap perubahan iklim, ia

juga memberi dampak negatif terhadap lapisan ozon, menyusutkan lapisan ozon

kita, membuatnya semakin tipis, sehingga membuka pintu masuk untuk sinar

ultraviolet berbahaya, dan meningkatkan resiko berkembangnya kanker kulit.

Hujan Asam adalah efek  negatif lain polusi udara terhadap lingkungan kita.

Hujan Asam merusak habitat dari banyak satwa, mengotori air dengan cara

mempengaruhi kadar keasaman mereka, dan secara umum melakukan

kerusakan besar kepada banyak ekosistem.

Kini setelah kita tahu dampak buruk yang timbul akibat polusi udara, maka yang

menjadi pertanyaan adalah apa yang akan kita lakukan untuk setidaknya

menguranginya serta membuat bumi menjadi tempat tinggal yang lebih baik dan

udara yang kita hirup menjadi lebih bersih. Mungkin kita dapat membantu

dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor atau bagi yang

menggunakan mobil pikirkanlah untuk beralih ke jenis mobil hybrid lalu kita

dapat mulai menggunakan sumber energy yang ramah lingkungan seperti angin,

matahari, geothermal (panas bumi) dan mengurangi penggunaan energy yang

berasal dari bahan bakar fosil (fossil fuel) seperti batubara dan bahan bakar

minyak (bbm). Kini kita hanya bias berharap bahwa setiap orang akan sadar

untuk lebih memperhatikan lingkungan serta berbuat hal-hal kecil yang dapat

membantu menjadikan lingkungan kita menjadi lebih baik, dan kita pun berharap

agar pemerintah ikut peduli dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan serta

program-program yang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup kita serta

mengurangi atau bahkan menghentikan eksplorasi yang menghancurkan

ekosistem kita.

(https://evomask.wordpress.com/2011/08/21/bagaimana-polusi-udara-mempengaruhi-lingkungan-kita/)

Perubahan iklim global merupakan malapetaka yang akan datang! Kita telah mengetahui

sebabnya - yaitu manusia yang terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari

fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi.

Page 5: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

Kita sudah mengetahui  sebagian dari akibat pemanasan global ini - yaitu mencairnya tudung

es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah

penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar. Kita

juga telah mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar - Negara pesisir pantai,

Negara kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara.

Selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan karbondioksida ke atmosfir

dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi dan

minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan meningkatnya selimut alami dunia, yang menuju

kearah meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi juga

mematikan. Greenpeace percaya bahwa hanya dengan langkah pengurangan emisi gas rumah

kaca yang sistematis dan radikal dapat mencegah perubahan iklim yang dapat mengakibatkan

kerusakan yang lebih parah kepada ekosistem dunia dan penduduk yang tinggal didalamnya.

Sebagai sebuah organisasi global berskala internasional, Greenpeace memusatkan perhatian

kepada mempengaruhi kedua pihak yaitu masyarakat dan para pemegang keputusan atas

bahaya dibalik penambangan dan penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil. Sebagai

organisasi regional, Greenpeace Asia Tenggara memusatkan perhatian sebagai saksi langsung

atas akibat dari perubahan iklim global, dan meningkatkan kesadaran publik tentang masalah

yang sedang berlangsung. Greenpeace SEA juga berusaha mengupayakan perubahan

kebijakan penggunaan energi di Asia Tenggara di masa depan - yaitu beranjak dari

ketergantungan penggunaan bahan bakar fosil kearah sumber-sumber energi yang

terbarukan, bersih dan berkelanjutan.

Taktik Kampanye Iklim dan Energi adalah mengkonfrontasi tantangan yang dimiliki industri

berbahan bakar yang berasal dari fosil - terutama, pembangkit listrik pembakar-batubara dan

penghasil energi berbasis-nuklir - sementara, di waktu yang sama menyuarakan dan

mendorong solusi atas ketergantungan penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil.

Sebagai contoh, GreenpeaceSEA mempromosikan kebijakan dan proyek yang dapat

menghasilkan energi murah berasal dari angin dan energi matahari, dan advokasi terhadap

efisiensi energi alternatif.

http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/

Apa itu Perubahan Iklim

Sadarkah kita bahwa beberapa tahun ini semakin banyak bencana alam yang terjadi dan fenomena-fenomena alam yang kacau? Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan

Page 6: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Perubahan Iklim dan Pemanasan Global. Apakah pemanasan global dan perubahan iklim itu?

Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan Bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Sedangkan Perubahan Iklim adalah suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia. Suatu daerah mungkin mengalami pemanasan, tetapi daerah lain mengalami pendinginan yang tidak wajar. Akibat kacaunya arus dingin dan panas ini maka perubahan iklim juga menciptakan fenomena cuaca yang kacau, termasuk curah hujan yang tidak menentu, aliran panas dan dingin yang ekstrem, arah angin yang berubah drastis, dan sebagainya.

Apa itu Gas Rumah Kaca?

Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan

begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari.  Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.

Page 7: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Dinitrogen Oksida (N2O) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 72 kali dari molekul CO2. Molekul N2O bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 296 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.

Page 8: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

AKIBAT TERHADAP CUACA DAN IKLIM Para ahli mengetahui secara pasti hubungan antara pencemaran udara dengan cuaca. Masing-masing dapat saling mempengaruhi dengan berbagai cara. Angin dan suhu, misalnya, mempengaruhi jumlah dan luasnya zat pencemar di udara. Angin yang kuat dapat menyebarkan zat pencemar ke arah vertikal atau pun horizontal. Walaupun keadaan tersebut dapat mengurangi pencemaran di wilayah industri, angin malah akan membawa zat pencemar itu ke wilayah-wilayah yang jauh dari pabrik. Kadang-kadang keadaan yang berlawanan dengan itu terjadi. Suatu lapisan udara dingin dekat tanah terjebaak oleh suatu lapisan udara hangat. Hal ini disebut suatu inversi suhu, yaitu suatu keadaan atmosfer yang meletakkan suatu lapisan udara panas di atas

Page 9: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

lapisan udara dingin. Udara yang dingin lebih berat sehingga tetap berada dekat permukaan tanah dan zat pencemar tertimbun di dalamnya. Tidak ada gerakan udara kuat dan tidak ada perubahan cuaca yang berarti selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. Udara dekat tanah menjadi penuh dengan zat pencemar. Krisis mungkin terjadi. Dua zat pencemar yang mungkin menyebabkan akibat serius terhadap iklim adalah karbon dioksida dan debu partikulet. Karbon dioksida cenderung merangkap panas pada atmosfer rendah. Debu partikulet memiliki akibat berlawanan, yaitu memantulkan panas matahari kembali ke angkasa. Meningkatnya masing-masing zat pencemar tersebut dapat menyebabkan keadaan dunia menjadi panas atau dingin secara meluas. Contoh yang jelas dari akibat lokal pencemaran cuaca adalah meningkatnya curah hujan di kota-kota dan di wilayah yang berdekatan dengan, atau menurut jurusan angin e-USU Repository ? 2004 Universitas Sumatera Utara 4dari, pabrik kertas besar.Partikel dari pabrik itu berfungsi sebagai inti yang dapat membentuk hujan.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1352/3/tkimia-nurhasmawaty6.pdf.txt)

Studi-studi terbaru kian memberikan bukti peningkatan emisi gas rumah kaca

(GRK) serta berkurangnya kesempatan untuk mengelak dari dampak

terburuknya.

"Hasil secara keseluruhan penelitian ini agak suram," kata Steven J Davis, pakar

iklim di Universitas California. Makalah yang ditulis Davis dan rekan-rekannya,

terbit di jurnal Nature Climate Change, Minggu (21/9) lalu. "Kita berbicara banyak

tentang mengerem laju emisi. Nyatanya? Kita mempercepat laju tersebut,"

ujarnya.

Berdasarkan Global Carbon Budget terkini, secara global emisi GRK meningkat

2,3 persen pada tahun 2013 dibanding tahun sebelumnya. Data Global Carbon

yang dihimpun oleh kelompok ilmuwan internasional ini merunut dan membuat

perhitungan emisi global per tahun. Untuk tahun 2014, ditaksir akan naik 2,5

persen lagi; sehingga angka emisi sudah mencapai 65 persen lebih tinggi

daripada emisi pada 1990 —yang dijadikan acuan tahun dalam Protokol Kyoto.

Page 10: Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim1

Sementara itu, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer kini telah melampaui 395

ppm pada 2013. Rekor yang cukup mengkhawatirkan. Sebagai perbandingan,

konsentrasi karbon dioksida pada 1750, sebelum Revolusi Industri, 277 ppm.

Studi lain yang dipublikasikan di Nature Geoscience oleh tim peneliti di bawah

Pierre Friedlingstein dari Universitas Exeter-Inggris, meninjau adanya 3 negara

yang menyumbang lonjakan emisi antara 2012-2013.

Tiga negara tersebut yakni Tiongkok (sebesar 57 persen), AS  (20 persen), India

(17 persen). Jika dikalkulasikan, ketiga negara punya andil kenaikan emisi lebih

dari 90 persen. Di samping itu, studi ini juga melaporkan pertumbuhan emisi

karbon yang persisten.

Para pimpinan negara dunia menghadiri UN Climate Summit di New York, mulai

hari Selasa (23/9) ini.

(Brian Clark Howard)

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/09/studi-terbaru-menggambarkan-dengan-jelas-kenaikan-emisi-karbon-dunia


Recommended