Program Kerja Bagian Bahasa
PROGRAM KERJA BAGIAN BAHASA
A. Program Kerja Harian1. Mengontrol pemberian mufrodat2. Memberikan hukuman penghafalan mufrodat bagi santri yang masuk mahkamah3. Memperhatikan dalam percakapan santri dalam kesehariannya4. Memberikan kosakata dalam pengurus dalam kesehariannya5. Menganjurkan santri membawa kamus6. Berusaha meningkatkan kemampuan bahasa Inggris santri7. Menanyakan mufrodat kepada anggota ketika ada waktu luang8. Berkoordinasi kepada pengurus OPPDA agar melaporkan santri yang melanggar
bahasa ke bagian bahasa9. Membantu dan mengawasi hukuman bagi pelanggar bahasa10. Mengadakan pemutaran kaset percakapan bahasa Arab dan Inggris setelah sholat
Ashar11. Melaksanakan piket kontrol atau keliling12. Mencatat kegiatan piket keliling ke buku piket13. Mewajibkan kepada seluruh santri untuk membawa notes (buku kecil)
B. Program Kerja Mingguan1. Mengontrol berjalannya kegiatan muhadhoroh2. Mengontrol berjalannya kegiatan muhadatsah di pagi dan sore hari3. Mengganti dan menuliskan pribahasa seminngu sekali4. Mengadakan tashlihul lugoh setelah senam5. Memeriksa kepemilikan buku muhadhoroh and muhadatsah pada saat muhadoroh dan
muhadatsah6. Mengumumkan persentase pelanggaran bahasa perkelas di masjid ba’da isya7. Melatih para santri dalam berpidato berbahasa Indonesia8. Mengadakan tasji’ul lughah pada minggu ke-2 (bahasa Arab) dan minggu ke-4
(bahasa Inggris) setiap bulannya9. Mewajibkan seluruh anggota untuk membawa buku yang berkaitan dengan
muhadatsah dan muhadhoroh pada waktunya10. Merekapitulasi pelanggar disiplin bahasa dan melaporkanya ke pengasuhan dan wali
kelas11. Mengontrol pemeriksaan buku kosa-kata oleh pengurus asrama satu bulan sekali
C. Program Kerja Bulanan1. Mengadakan evaluasi bulananan dengan pembimbing bahasa2. Mewajibkan pemeriksaan buku kosa kata oleh pengurus asrama3. Memberikan data dan solusi yang melanggar disiplin bahasa kepada OPPDA pusat4. Mengadakan rapat bulanan dengan pembimbing bagian bahasa5. Mengadakan kuis bahasa Arab dan Inggris
D. Program Kerja Tahunan1. Mengadakan perlombaan Volksong bahasa Arab dan Inggris yang bernuansa Islami.
Dewasa ini bahasa Arab di lembaga pendidikan mengalami perkembangan yang cukup
pesat pula. Pembelajaran bahasa Arab pun mulai disajikan di lembaga-lembaga pendidikan, baik
formal maupun nonformal. Di lembaga formal seperti MI, MTs, MA bahasa Arab telah menjadi
menu utama. Di lembaga nonformal seperti pelatihan-pelatihan/privat bahasa Arab mulai berdiri.
Bahkan sekarang ini tak jarang kita jumpai di lembaga-lembaga Islam bahasa Arab menjadi
acuan pokok dalam pembelajaran.
Demikian pula yayasan Muhammadiyah telah cukup lama membuka pengajaran-
pengajaran bahasa Arab, baik dalam bentuk pengajaran-pengajaran maupun di lembaga
pendidikan Muhammadiyah, salah satunya MI Muhammadiyah,RA Aisyiyah. MTs
Muhammadiyah,SMK dan SMA Muhammadiyah
Pada pokok bahasan ini SMP Muhammadiyah 6 Klego menjadi sorotan tajam terkait
pembelajaran bahasa Arab di taraf tingkatan SMP. Dari awal berdirinya SMP Muhammadiyah 6
Klego memang merupakan SMP yang bisa dikatakan SMP plus mengajarkan ilmu-ilmu agama
seperti bahasa Arab dan materi Pelajaran Agama dan Kemuhammadiyahan yang dipelajari
sehari-hari.
Masih belum tersedianya fasilitas penunjang yang dapat memicu kreativitas siswa-siswi
dalam penguasaan berbahasa asing terutama Bahasa arab,serta belum maksimalnya pembelajaran
berbasis IT,sehingga para pengajar harus kreatif mencari materi-materi penunjang.
Pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego sering mengalami
perkembangan yang tidak stabil dari tahun ke tahun disebabkan beberapa faktor . Walau dalam
perjalanannya pembelajaran bahasa Arab mengalami beberapa hambatan. Pembelajaran bahasa
Arab memegang peranan sangat penting dalam proses pembelajaran Ke-Islaman di SMP
Muhammadiyah 6 Klego, dari pihak sekolah selalu mengajukan peningkatan pendidikan bahasa
Arab agar lebih berkualitas melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,
pengembangan dan pengadaan materi ajar serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan
lainnya. Tapi pada kenyataannya, hal tersebut belum cukup dalam meningkatkan kualitas
pendidikan bahasa Arab.
Beberapa alasan penulis mengamati perkembangan bahasa Arab di SMP Muhammadiyah
6 Klego di atas adalah :
1. Adanya penurunan kualitas dalam mata Pelajaran Bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego
dari tahun ke tahun.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan mendasar yang hendak dibahas adalah :
a. Bagaimana kondisi awal pengenalan bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego?
b. Bagaimana permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab ?
c. Bagaimana peran guru sebagai orang terdekat dalam berkomunikasi?
d.Bagaimana cara peningkatan mutu pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego ?
e.Metode,inovasi apa saja yang telah diaplikasikan oleh guru Bahasa Arab SMP Muhammadiyah 6
Klego selama ini
f.Bagimana pelaksanaan Pembelajaran Pelajaran Bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego?
1.3 . Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitan pembelajaran bahasa Arab di SMP
Muhammadiyah 6 Klego yaitu:
a.Mengetahui kondisi awal pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego.
b.Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab di SMP
Muhammadiyah 6 Klego.
c. Dapat mengetahui peran guru dalam pembelajaran bahasa Arab.
d.Dapat mengetahui penyelesaian permasalahan permasalahan dalam pembelajaran bahasa Arab.
e.Dapat mengetahui langkah-langkah metode serta Inovasi pembelajaran Bahasa arab di SMP
Muhammadiyah 6 Klego
f.Mengetahui Pelaksanaan Pembelajaran dan Materi Pelajaran Bahasa Arab di SMP
Muhammadiyah 6 Klego
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Kondisi awal pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego
SMP Muhammadiyah 6 Klego yang terletak di Desa Bade,Klego,Boyolali, Jawa Tengah
merupakan Lembaga Pendidikan SMP yang tertua di Kecamatan Klego. Lembaga pendidikan
yang berada di bawah yayasan Muhammadiyah ini didirikan dengan menerapkan system days
school. Selain mata pelajaran Umum yang diajarkan juga di tambah mata pelajaran muatan local
dan pendidikan Agama termasuk Bahasa Arab.. Aplikasi dari pembelajaran bahasa Arab di
sekolah adalah di lingkungan sekolah dan dirumah karena pada dasarnya belajar bahasa kuncinya
terletak pada praktek pengucapan.
Pada awal berdirinya SMP Muhammadiyah 6 Klego, para pendidik yang memiliki kemampuan
berbahasa arab mulai mengajarkan bahasa Arab dengan beberapa progam pengenalan bahasa
arab. Adapun progam pengenalan bahasa Arab yang diterapkan yaitu:
1. Muhadatsah yaumiyah
Progam muhadatsah yaumiyah ini merupakan kegiatan pengenalan kosa kata bahasa Arab
dilaksanakan setiap jam mata pelajaran dan setelah sholat dhuha di lingkungan terbuka, bukan di
dalam ruangan. Pendidik memberikan kosa kata bahasa Arab yang baru kemudian memberikan
contoh dalam pembuatan kalimat dari setiap kosa kata yang diberikan. Sehingga masing-masing
dari anak mampu mengetahui arti dari setiap kata serta penggunaannya.Tiga kosa kata dalam
setiap hari cukup membuat bertambahnya perbendaharaan kosa kata pada anak. Kemudian pada
setiap akhir semester diadakan ujian mengenai kosa kata yang telah diajarkan. Sehingga dengan
kegiatan ini anak-anak mempraktekan dalam percakapan sehari-hari.
2. Kultum ba’da sholat dhuhur
Kultum ba’da Dhuhur yaitu kegiatan pidato keagamaan dengan bahasa Indonesia,Jawa dan
bahasa Asing diantaranya yaitu bahasa Arab. Anak-anak secara bergiliran sesuai jadwal yang
telah diatur oleh pembina Kesiswaan.Anak-anak juga mengikuti latihan pidato serta pengarahan
materi pidato yang dilaksanakan satu pekan satu kali di ruang kelas. Sehingga setiap anak
memiliki bekal kemampuan pidato berbahasa Arab Kemudian pada setiap akhir semester
diadakan perlombaan pidato bahasa Arab,Indonesia dan Jawa dari setiap kelompok muhadhoroh.
3. Tasrifiyah
Merupakan suatu progam peningkatan bahasa dalam bentuk pemberian Tabel lafadz-lafadz
bahasa Arab berdasar tasrifiyah(bentuk Kalimat), kemudian anak-anak menghafalkan secara
bersama sebelum mata pelajaran pertama dimulai dengan siestim tadarus. Harapannya dengan
progam mahfudhoh tasrifiyah ini dapat meningkatkan mutu kualitas penggunaan bahasa Arab di
Sekolah,serta anak-anak lebih mengenal bentuk-bentuk kalimat dalam segi tasrifan
4. Tasji’ul Lughoh.
Yaitu progam peningkaatan bahasa Arab dalam bentuk pemberian tasji’, yaitu dorongan
serta penyemangat dalam penggunaan bahasa Arab. Dari beberapa progam tersebut di atas
merupakan kegiatan-kegiatan yang sangat memberi pengaruh dalam perkembangan bahasa Arab
di SMP Muhammadiyah 6 Klego
2.2. Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab
Dalam pembelajaran bahasa Arab walaupun telah terkonsep seluruh sistematika
pembelajarannya namun masih sering terjadi beberapa permasalahan, diantaranya:
Pengrusakan bahasa dari bahasa yang baku menjadi bahasa yang tidak teratur susunan kaidahnya,
seperti bahasa yang bercampur antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia.
Kurangnya guru dan pembina yang ahli dalam bidang bahasa Arab, sehingga kemajuan
perbendaharaan kosa kata yang baru hanya selingkup kalangan siswa/siswi guru pengampu dan
kamus-kamus bahasa arab yang masih terbatas.
Adanya penurunan minat untuk lebih mempelajari bahasa arab. Hal ini disebabkan para siswa
jenuh dengan metode yang diajarkan para guru.
4.Input siswa/siwi SMP Muhammadiyah 6 Klego mayoritas dari Lulusan SD dimana mereka belum
pernah mengenyam pelajaran Bahasa Arab sebelumnya serta rendahnya kemampuan baca tulis
Alqur’an
5.Rendahnya pendidikan Baca Tulis Alqur’an dari lingkungan para siswa/siswi sehingga untuk
membaca dan melafalkan kalimat berbahasa arab sangat sulit dan perlu waktu yang lama
6.Belum terpenuhinya fasilitas komunikasi tehnologi yang berbasis IT di SMP Muhammadiyah 6
Klego,sangat menghambat sehingga anak-anak terbatas dalam menggunakan media Internet
untuk menunjang pembelajaran Bahasa Arab berbasisi IT tersebut,sehingga pengajar/pendidik
harus berani modal Modem dan note book untuk merealisasikan program pembelajaran berbasis
IT.
7. Pada umumnya banyak siswa-siswi menganggap bahwa belajar bahasa Arab itu sulit, terjebak
pada struktur kalimat dan kebahasaan. Sehingga, murid mengalami kesulitan untuk memahami
bahasa dan sulit untuk mengaplikasiakan bahasa dalam komunikasi sehari-hari.
.
2.3. Peran guru dalam penggunaan bahasa Arab.
Pembelajaran bahasa Arab dalam suatu lembaga sangat ditentukan oleh kualitas guru dalam
mengajarkan bahasa Arab itu sendiri. Di SMP Muhammadiyah 6 Klego guru pengajar bahasa
Arab terdiri dari 1 pengajar alumni Pondok Tremas Pacitan. Sedang Guru Mata Pelajaran Al-
Islam ada 4 pengajar yang masing-masing mempunyai keterbatasan sendiri dalam menguasahi
Bahasa Arab.
Karena guru berperan aktif dalam pengajaran di sekolah, sementara itu dalam praktif
penggunaan bahasa Arab itu sendiri ketika di kelas dan lingkungan sekolah pada saat-saat
tertentu seperti saat Kultum dan kegiatan Muhadloroh. Pembina memiliki tanggung jawab penuh
dalam kegiatan kegiatan bahasa, seperti : muhadatsah yaumiyah, muhadhoroh, islahul lughoh,
serta tasji'ul lughoh.
2.4.Metode dan langkah Inovasi pembelajaran Bahasa Arab
Metode pengajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 6 Klego dapat digolongkan menjadi
dua macam, yaitu: pertama, metode tradisional/klasikal dan kedua, metode modern.
a).Metode Tradisional/Klasikal
Metode pengajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pengajaran bahasa Arab yang
terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara
mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid
nahwu), morfem/morfologi (Qowaid as-sharf) ataupun sastra (adab).
Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah Metode
qowaid dan tarjamah. Metode tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang
pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya Pesantren Salafiah masih menerapkan metode
tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan pengajaran bahasa arab tampaknya pada aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu
sharaf.
2. Kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat untuk memahami teks/kata
bahasa Arab klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya.
3. Bidang tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga kemampuan di bidang itu
memberikan “rasa percaya diri (gengsi) tersendiri di kalangan mereka”.
b). Metode Modern.
Metode pengajaran bahasa Arab modern adalah metode pengajaran yang berorientasi pada
tujuan bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam
kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk menggunakan
bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab.
Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al -
mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang
hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar
bahasa.
Metode lain yang telah dilakukan dan diterapkan oleh Guru mata pelajaran bahasa arab di
SMP Muhmmadiyah 6 Klego untuk menunjang pencapaian pembelajaran bahasa arab antara
lain:
1.Metode Qowa’id dan tarjamah
Penerapan metode ini lebih cocok jika tujuan pengajaran bahasa Arab adalah sebagai
kebudayaan, yaitu untuk mengetahui nilai sastra yang tinggi dan untuk memiliki kemampuan
kognitif yang terlatih dalam menghafal teks-teks serta memahami apa yang terkandung di dalam
tulisan-tulisan atau buku-buku teks, terutama buku Arab klasik. Ciri metode ini adalah:
a.Penghayatan yang mendalam dan rinci terhadap bacaan sehingga peserta didik memiliki
perasaan koneksitas terhadap nilai sastra yang terkandung di dalam bacaan. (bahasa Arab atau
bahasa ibu/bahasa keseharian).
b.Menitik beratkan perhatian pada kaidah gramatika (Qowa’id Nahwu/Sharaf) untuk menghafal
dan memahami isi bacaan.
c.Memberikan perhatian besar terhadap kata-kata kunci dalam menerjemah, seperti bentuk kata
kiasan, sinonim, dan meminta peserta didik menganalisis dengan kaidah gramatikal yang sudah
diajarkannya (mampu menerjemah bahasa ibu ke dalam Bahasa Arab)
2.Metode langsung
Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru dan
peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik
dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah, (dalam hal ini dibutuhkan sebuah
media). Perlu menjadi bahan revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, bahasa Arab
menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan yang
benar ( al - Nutqu al – Shahiih), oleh karena itu dalam aplikasinya, metode ini memerlukan hal-
hal berikut;
1) Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral (syafawiyah)
2) Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik kata benda ( isim) atau
kata kerja ( fi’il) yang sering didengar oleh peserta didik.
3) Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat sederhana dengan menggunakan kalimat
yang merupakan aktifitas peserta didik sehari-hari.
4) Peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara Tanya jawab dengan
guru/sesamanya.
5) Materi Qiro’ah harus disertai diskusi dengan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan makna yang
terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan setiap kata dalam kalimat.
6) Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail.
7) Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah dikenal/diajarkan
pada peserta didik.
8) Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang memadai. Penutup
Sebagai penutup, bahwa alur makalah ini lebih menekankan tentang pentingnya: Seorang guru
(pendidik) sebaiknya memahami prinsip - prinsip dasar pengajaran bahasa Arab diatas sebagai
bahasa asing dengan menggunakan metode yang memudahkan peserta didik dan tidak banyak
memaksakan peserta didik ke arah kemandegan berbahasa. Adapun bagi bagi seorang siswa,
bahwasanya belajar bahasa apapun, semuanya membutuhkan proses, banyak latihan dan banyak
mencoba.
3. Metode eklektik (tariqah al-intiqaiyyah)
Pendekatan pembelajaran di atas memerlukan metode pembelajaran yang tepat. Plihan yang
tepat adalah metode eklektik, yaitu metode gabungan yang mengambil aspek-aspek positifnya
baik dari keterampilan maupun pengetahuan bahasa, sehingga mencapai tujuaan dan hasil
pembelajaran yang maksimal. Metode eklektif dimaksud mencakup metode
percakapan,membaca, latihan, dan tugas.
Adapun rancangan materi ajar dan desainnya adalah sebagai berikut:
2.5.Pelaksanaan Pembelajaran
1.Proses Pembelajaran
Untuk mencapai hasil belajar bahasa Arab yang efektif dan maksimal, lembaga lembaga
pendidikan harus melakukan dua kegiatan,
(1) pembelajaran, learning,
(2) pemerolehan bahasa, langguage acquisition.
Pembelajaran membentuk keterampilan berbahasa secara formal, sedangkan pemerolehan
membentuk pemakaian bahasa secara non formal. Kedua cara ini menuntut pengajar dan petugas
untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang bermutu, yaitu
pembelajaran yang terukur dan terkontrol serta adanya komitmen dari semua komponen terkait.
Minat dan motivasi pemelajar/mahasiswa akan tumbuh jika materi ajar didesai dengan baik
dan tenaga pengajarnya profesional. Tenaga pe-ngajar tidak boleh mengajar sebelum ada
pembelakalan yang diinginkan oleh komitmen lembaga.
Cara seperti inilah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pengajaran bahasa yang ingin
membentuk outcome-nya bermutu dan mempunyai ciri yang tampil beda dari yang lainnya.
2. Materi Ajar Bahasa Arab
Jika kita amati suatu materi ajar bahasa terdiri atas
(1) topik materi ajar
(2) desainnya yang menggambarkan kegiatan pembelajarannya.
Topik materi ajar bahasa Arab yang efektif adalah topik-topik yang komunikatif dan kontekstual
tentang tema keseharian, keagamaan, iptek, dan kebudayaan.
3.Desainya pembelajarannya mencakup :
(1) Keterampilan Mendengar dan Berbicara (Istima’-Kalam) terdiri dari:
(a) Teks Percakapan yang komunikatif dan kontekstual(Hiwar)
(b) Mufradat
(c) Tadribat (Pelatihan)
(d) Al’ab lughowiyah (permainan bahasa)
(e) Wajibah (Tugas)
(2) Keterampilan Membaca dan Menulis (Qira’ah-Kitabah)
(a) Teks bacaan yang komunikatif, pragmatik, dan kontekstual
(b) Mufradat
(c) Contoh-contoh teks yang struktural, komunikatif, dan kontekstual
(d) Penjelasan dan kesimpulan (oleh pelajar atau pengajar)
(e) Latihan Membaca
(f) Wajib (Tugas)
4.Inonasi Pembelajaran Bahasa Arab
Kehadiran dan perkembangan teknologi yang sangat pesat telah menyebabkan terjadiya proses
perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Kehadiran teknologi
tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam
memanfaatkannya. Karena pada hakikatnya, teknologi adalah solusi bagi beragam masalah
pendidikan saat ini. Kecanggihan, ketepatan serta kecepatan dalam menyampaikan suatu
informasi menjadikan teknologi menduduki posisi penting di berbagai bidang termasuk di bidang
pendidikan. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran diharapkan akan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran serta memperluas jaringan pendidikan dan pembelajaran karena teknologi
telah menjadikan ilmu pengetahuan lebih mudah diakses, dipublikasikan dan disimpan. Selain itu
pemanfaatan teknologi diharapkan pula dapat mengurangi biaya pendidikan, serta memberikan
sumbangsih terhadap upaya integritas ilmu pengetahuan.
Saat ini, sistem pendidikan yang tidak memanfaatkan teknologi akan menjadi kadaluwarsa dan
kehilangan kredibilitasnya. Namun, di sisi lain ada juga pendapat yang menyatakan bahwa
situasi ini lebih disebabkan oleh adanya konspirasi yang mengakibatkan terjadinya
ketergantungan dunia pendidikan terhadap teknologi ini. Kedua pendapat itu tidak perlu
diperdebatkan karena memiliki kesahihan tersendiri dari perspektifnya masing-masing. Justru,
yang seharusnya menjadi perhatian adalah bagaimana dampak teknologi terhadap sistem
pendidikan, terutama sistem pembelajaran, serta bagaimana strategi pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran. Karena toh teknologi sudah berjalan dan sangat tidak mungkin untuk dapat
dibendung. Dalam usaha mewujudkan hal tersebut, tentu diperlukan langkah-langkah strategis
agar dapat diperoleh hasil yang optimal.
Bagi siapa pun yang sedang melakukan pembelajaran bahasa asing pada saat ini, dengan segala
atributnya, teknologi menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan lagi. Beragam kemungkinan
ditawarkan oleh teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa asing. Di antaranya
adalah sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga pengajar,
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, sebagai alat bantu interaksi pembelajaran, dan
sebagai wadah pembelajaran.
Perubahan budaya pembelajaran bahasa asing sebagai akibat pemanfaatan teknologi sangat
bergantung pada berbagai komponen dalam sistem pendukung pembelajaran. Ada beberapa hal
yang menjadikan teknologi kurang mendapatkan tempat dalam budaya pembelajaran bahasa
asing di beberapa institusi pendidikan. Faktor yang paling utama disebabkan karena tenaga
pengajar sebagai salah satu komponen terpenting yang sangat berperan dalam perubahan
tersebut. tidak mempunyai skill yang mencukupi di bidang ini. Oleh karena itu, tenaga pengajar
saat ini dituntut untuk memiliki kemampuan kreatif dan inovatif serta wawasan tentang
perubahan tersebut. Di samping itu, tenaga pengajar juga dituntut untuk memiliki keterampilan
teknis penguasaan teknologi agar dapat melakukan perubahan secara operasional, dan bersikap
positif terhadap teknologi serta perubahannya.
Di samping tenaga pengajar, pembelajar juga perlu dipersiapkan, begitu juga para administrator
pembelajaran, karena tidak ada perubahan yang terjadi secara isolatif dan dalam kondisi vakum.
Dengan demikian, perubahan budaya pembelajaran yang diakibatkan oleh pemanfaatan teknologi
bukan hanya untuk segelintir orang saja, atau satu dua komponen saja, namun berlaku bagi
semua tatanan sistem pembelajaran, bahkan sistem pendidikan di suatu institusi pendidikan
secara umum. Konsekuensinya, dampak maupun hasil dari perubahan budaya pembelajaran
bahasa asing juga menjadi milik seluruh pihak yang berkontribusi di dalamnya.
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran bahasa asing tanpa sadar telah mengubah kondisi
akademik yang berjalan selama ini. Dengan teknologi ini kondisi-kondisi yang sifatnya tertutup
dan telah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun menjadi tersingkirkan atau
bahkan lenyap dan digantingan oleh kondisi-kondisi yang bersifat transparan, terbuka, serta
adanya proses evaluasi pembelajaran yang berkelanjutan.
5.Pembelajaran Berbasis IT
Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan multimedia amat pesat. Dunia cyber sudah
tidak asing lagi bahkan telah menjadi trend dan bagian yang tak bisa lagi terelakkan dari
kehidupan sehari-hari terutama bagi masyarakat modern. Dalam upaya integrasi antara teknologi
(internet) dan pendidikan (pembelajaran bahasa), tulisan singkat ini akan memberikan informasi
bagaimana pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan media internet. Di antaranya
bagaimana cara belajar tata bahasa Arab, dan bagaimana cara peningkatan kemampuan
membaca dan memahami, mendengarkan, berbicara, serta menulis.
1. Belajar Tata Bahasa Arab
Untuk mempelajari tata bahasa Arab, saat ini sudah banyak sekali situs yang secara khusus
menampilkan materi pelajaran bahasa Arab online baik dalam bahasa Indonesia, Arab, maupun
Inggris. Di antara situs yang dapat telah di kunjungi siswa-siswi berkat bimbingan pengajar
antara lain:
1. http://lughah-arabia.tripod.com
2. http://www.schoolarabia.net
3. http://bahasa arab online
4. http://www.as-sidq.org/,
2. Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Memahami
Untuk mendukung peningkatan kemampuan membaca dan memahami, Pendidik mengajak
anak-anak didik merambah ke dunia internet yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang dapat
di-download secara bebas dan gratis selain juga yang ditampilkan secara online. Anak-anak juga
diajak mengunjungi media masa Arab online seperti http:// www.ahram.org, http://
www.alayam.com
Sedangkan untuk menambah wawasan kosakata istilah ilmiah anak-anak didik juga bisa
mengunjungi lembaga-lembaga ilmiah pada http://www.assr.org / . Dengan mengunjungi situs ini,
anak-anak akan terhubungkan link ke beberapa lembaga yang ada di Arab, terutama lembaga-
lembaga penelitian sosial sains.
Untuk memudahkan pencarian alamat-alamat site berbahasa Arab dalam berbagai bidang, kita
juga dapat memanfaatkan program Dalil al-Internet yang dikeluarkan oleh shamel.net yang
dapat anda download gratis di alamat www.shamel.net
3.Meningkatkan Kemampuan Mendengar
Untuk melatih kemampuan ini beberapa situs yang dapat dikunjungi antara lain
http://www.iiu.edu.my/arabic/rusli/ (untuk mendengarkan beberapa lagu, puisi, pidato, dan juga
percakapan berbahasa Arab), http://www.q8y2b.com/poems/poems.html (Untuk mendengarkan
pembacaan puisi), http://www.omkolthoum.com/ (untuk mendengarkan lagu),
http://www.muslimtents.com/muslimguide/11-Audio_Lectures.htm (untuk mendengarkan
pidato), dan masih banyak lagi lainnya.
4. Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Untuk menunjang kemampuan berbicara dalam bahasa Arab, internet menyajikan beberapa
situs yang memuat materi-materi percakapan bahasa Arab secara online, seperti di situs
http://pba.aldakwah.org/.
SMP Muhammadiyah 6 Klego mempunyai fasilitas Radio Komunitas pelajar dengan daya
pancar Rendah,dengan media Radio tersebut para siswa-siswi dilatih untuk meng-aplikasikan
kemampuan berbahasa tidak hanya berbahasa Arab melainkan juga sebagai sarana melatih
berbahasa Indonesia,jawa dan bahsa Inggris yang diamnfaatkan oleh guru Bahasa yang
lain.Sehingga dengana media tersebut siswa-siswi terbiasa berbicara dengan bahsa arab
khususnya.
5. Meningkatkan Kemampuan Menulis
Pengasahan kemampuan menulis dengan memanfaatkan teknologi internet dapat dilakukan
dengan cara banyak membaca berita dan makalah yang disajikan dalam situs-situs berbahasa
Arab kemudian menirukan susunan dan style/gaya bahasa yang dipergunakan dengan melakukan
beberapa modifikasi kalimat. Adapun aplikasinya dapat dilakukan melalui fasilitas e-mail.
Caranya, buatlah surat Anda dalam bahasa Arab pada Microsoft Word atau sejenisnya dan
kirimlah dengan menggunakan Attachment melalui e-mail kita. Kita dapat mengirimkan ke
beberapa penulis Arab terkemuka yang mencantumkan alamat e-mailnya di situs-situs Arab,
semisal para pemikir, sastrawan, jurnalis, pemuka agama dan sebagainya. Atau teman chating
kita yang berada di sana. Tulislah surat secara rutin, dan jangan pernah putus asa jika surat kita
tidak dibalas.
Selain itu pengajar mata Pelajaran Bahasa arab mengajarkan seni kaligrafi kepada siswa-
siswi sebagai bentuk aplikasi kreatifitas seni dalam bidang menulis tulisan Arab.
2.6.Penyelesaian permasalahan pembelajaran bahasa Arab
Dari beberapa permasalahan mengenai pembelajaran bahasa Arab
di atas, penulis dapat mengambil garis besar dalam penyelesain setiap permasalahan
pembelajaran bahasa Arab, diantaranya:
a) Pembaharuan dari metode lama menjadi metode baru agar minat anak-anak dalam pembelajaran
bahasa Arab lebih menarik dan diminati. Seperti pemberian kosa kata lewat permainan atau
kartu.
b) Adanya pelatihan-pelatihan kreasi dan inovasi bentuk pengajaran yang menarik anak-anak.
c) Peningkatan penggunaan bahasa dimulai dari para guru dan pembina. Jika para guru dan pembina
telah mempraktekan secara nyata maka anak anak akan juga mengikuti dalam penggunaanya.
d) Penambahan sarana pengembangan bahasa seperti laboratorium khusus bahasa Arab yang
memfasilitasi pembelajaran bahasa Arab.
d) Pengaruh Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis IT sangat menunjang pencapaian Pembelajaran
Bahasa Asing khususnya Bahasa arab di SMP Muhmaadiyah 6 Klego
e. Pengadaan/penambahan instalasi internet sehingga guru/pendidik lebih mudah mengakses
materi-materi pelajaran yang dibutuhkan sebagai penunjang materi pembelajaran,serta siswa-
siswa ikut serta aktif mencari kosa kata dan materi-materi di internet secara gratis dan
menyenangkan sehingga termotivasi dalam pembelajaran.
f. Mengadakan event dan pengalokasian dana yang cukup untuk ajang kreatifitas siswa-siswi
dalam bidang menggali bakat sebagai implementasi hasil dari pembelajaran yang ada di SMP
Muhammadiyah 6 Klego.
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran bahasa Arab pada tingkat SMP merupakan Pembelajaran tingkat awal,sehingga
metode pembelajaran yang menarik serta kreatif sangat diperlukan guna meningkatkan mutu
kemampuan berbahasa. Serta setiap permasalahan dalam pembelajaran bahasa Arab sangat
dipengaruhi oleh peran guru dan lingkungan sekolah Sebagai wujud aktualisasi dalam
pembelajaran diperlukan pula faktor kebutuhan akan pentingnya belajar bahasa Arab,seperti
pembelajaran berbasis IT dan sarana laboratorium Bahasa yang memadai juga tersedianya
kegiatan dalam pengembangan bakat diri sehingga hasil pembelajaran bukan sebatas hasil yang
bersifat akademik tapi juga yang bersifat psikomotorik
3.2 Saran
Pembelajaran bahasa Arab pada saat ini memang harus menjadi perhatian khusus sehingga
dibutuhkannya keseriusan dalam pembelajaran serta semangat yang tinggi supaya hasil yang
dihasilkan yaitu kemampuan berbahasa Arab dapat memuaskan.
Untuk itu bagi para calon guru serta pendidik haruslah benar-benar menguasai bahan materi
yang akan diajarkan.Pendidik harus berperan aktif mengajak siswa-siswi tidak hanya dibidang
toritik melainkan lebih di prioritaskan ke praktek,karena bahasa termasuk kemampuan
seni.Pemnafaatan media pembelajaran yang ada serta memanfaatkan pembelajaran
natural(alami )
Penguasaan IT bagi pendidik sangat di butuhkan dalam pembelajaran karena bahan bahan-
bahan pemeblajaran yang terdapat di internet sangat banyak dan lebih mengarahkan siestim
pembelajaran berbasis IT yang akan menciptaklan suasana pembelajaran yang menyenangkan
bagi siswa-siswi
Daptar Pustaka
Kamal Ibrahim Badri dan Mahmud Nuruddin, Nadzkarah Asas al – Ta’lim al – Lughah al – ajnubiyah,
LIPIA, Jakarta, 146 H
Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam (perspektif sosiologi-filosofis). P.T
Tiara Wacana, Yogyakarta: 2002.
9.Munir, Nizhamu Ta’lim al – Lughah al – ‘Arabiyah fi al – Ma’had al – Islamiyah, Darul Huda,
Skripsi, 1996.
Munir M.Ag., Pengajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing, yang terkumpul dalam buku yang berjudul
Rekonstruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam. Global Pustaka Utama, Yogyakarta:
2005.
..………, dkk, Rekonstruksi dan Modernisasi Pendidikan Islam, Global Pustaka Utama, Yogyakarta, 2005.
Collaborative learning is the use of small groups so that all students can maximise their learning and that of their peers. It is a process of shared creation: two of more individuals interacting to create a shared understanding of a concept, discipline or area of practice that none had previously possessed or could have come to on their own. Collaboration requires the participation of all.
Collaborative learning does not occur in a traditional classroom where students work independently on learning tasks and take responsibility only for self. The focus of traditional groups is generally on individual performance and accountability so that they are not dependent on each other for learning. Independence is actively discouraged.
Johnson, Johnson & Smith (1991) have summarised these principles in their definition of a new paradigm of teaching:
Knowledge is constructed, discovered, and transformed by students. Lecturers create the conditions within which students can construct meaning from the material studied by processing it through existing cognitive structures and then retaining it in long-term memory where it remains open to further processing and possible reconstruction.
Students actively construct their knowledge. Learning is conceived of as something a learner does, not something that is done to the learner. Students do not passively accept knowledge from the teacher or curriculum. Students activate their existing cognitive structures or construct new ones to subsume the new input.
Teaching effort is aimed at developing students' competencies and talents.
Education is a personal transaction among students and between the lecturer and students as they work together.
All of the above can only take place within a cooperative context.
Teaching is assumed to be a complex application of theory and research that requires considerable teacher training and continuous refinement of skills and procedures.
As we have seen in previous sections of this workshop, cooperative groups work best when:
Each student is involved. In groups where students are dominated by one leader, where a shy student hesitates to join in and contribute, or where you are just trying cooperative groups for the first time, you may wish to assign specific roles. One person might be the "organizer." That person will tell the students what step should come first, second, third, and so on. Another would be the "reporter," who writes down the directions and reports back to the group about their progress and goals. A third person is the "questioner," who generates questions to ask along the way in order to involve every member. A fourth member could be the "assessor," who uses a set rubric or guide to evaluate the progress of each meeting. The roles are clearly defined in advance, so that each person is accountable, and everyone in the group plays an important part.
Seats face one another. When students face their coworkers, they are more likely to interact well with others. Seating arrangements really do make a difference, and sometimes students need to be reminded that they should move chairs closer together or
place them in a circle. You can set up the room with seats in clusters to facilitate this process.
Students assume personal responsibility. Invite students to report back to their group or to another group after each session. Give clear guidelines on paper for each person's role and go over them, so that students understand the criteria for his or her role. Change roles regularly, so that students can learn to assume responsibility in a variety of areas.
Students relate well to others. Some students are better than others at interpersonal exchanges. You may wish to provide those who are weaker in relating to others with practice opportunities to engage in social contacts. This can be as simple as teaching others a favorite subject or joining a teammate for a special class duty.
Members reflect in order to improve group effectiveness. Students can be given a list of questions to consider, such as the conflict-resolution inventory presented in an earlier section. They will improve their performances as they learn to reflect on past performances and create new goals based on those reflections.