Dermatitis Kontak Iritan
Definisi
Reaksi peradangan kulit nonimunologik,
kerusakan kulit terjadi langsung tanpa
didahului proses sensitisasi.
Epidemiologi
Dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras/warna kulit, dan jenis kelamin,
terutama yang berhubungan dengan
pekerjaan.
Etiologi
Bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam alkali, serbuk kayu, bahan abrasif, enzim, minyak, larutan garam konsentrat, plastik berat molekul rendah atau bahan kimia higroskopik.
Kelainan kulit yang muncul bergantung pada beberapa faktor, meliputi faktor dari iritan itu sendiri, faktor lingkungan dan faktor individu penderita.
Dermatitis kontak iritan Bahan iritan Merusak
Membran Aktifkan
Fosfolipase
Asam arakidonat
Melepas
Inositida Platelet activating factorDiasilgliserida
Prostaglandin dan leukotrien
Menginduksi vasodilatasi dan
permeabilitas vaskular sehingga
mempermudah transudasi komplemen
dan kinin.
Mengaktivasi sel mast
untuk melepaskan
histamin
Menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein
Granulocyte macrofage
clony stimulatunf
factor (GMCSF)
Interleukin 1 ( IL-1)
Aktifkan Sel T helper
IL-2 dan mengekspresi reseptor IL-2
Stimulasi autokrin dan proliferasi sel
Keratinosit
Melepas TNFαMembuat molekul
permukaan HLA-DR dan adesi intrasel-1 (ICAM-1)
•Iritan kuat : eritema, edema, panas, dan nyeri.• Iritan lemah : akan menimbulkan kelainan
kulit.
Gejala Klinis(1)
DKI akutKulit terasa pedih, panas, dan rasa terbakar, kelainan yang terlihat seperti edema, bula, nekrosis.
DKI akut lambatMerasa pedih, terlihat adanya eritema, vesikel atau nekrosis. Muncul 8 sampai 24 jam atau lebih setelah kontak.
DKI kumulatif (kronis)Kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi.
Gejala Klinis(2)
DKI traumatikKelainan kulit berkembang lambat setelah trauma panas atau laserasi.
DKI noneritematosaDitandai perubahan fungsi sawar stratum korneum tanpa disertai kelainan klinis.
DKI subyektifKelainan kulit tidak terlihat tetapi terasa pedih (tersengat) atau terbakar (panas) setelah kontak dengan bahan kimia tertentu seperti asam laktat.
Tn. S (53 th)
Diagnosis Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat dan
pengamatan gambaran klinis. Anamnesis
Adanya riwayat kontak dengan bahan iritan, pekerjaan atau hobi, subjektif terasa gatal, panas, dan nyeri. Pada yang akut, lesi muncul segera setelah kontak dengan iritan, umumnya iritan kuat seperti asam atau alkali.
Diagnosis(2) Pemeriksaan Fisik
Akut lesi eritematosa berbatas tegas dengan edema superfisial (timbul vesikula atau bula), terbatas pada tempat kontak, rasa gatal dan nyeri. Pada dermatitis kontak iritan dengan iritan yang bersifat keras atau kuat, dapat menyebabkan timbulnya erosi hingga nekrosis tanpa papula dengan konfigurasi bizarre atau linear.Kronik kulit yang kering, eritema, skuama, hiperkeratosis, likenifikasi, dengan batas difus.
Pemeriksaan PenunjangPatch dan prick test
Diagnosis BandingDermatofitosis
Batas tegas, tepi aktif, dan bagian tengah menyembuh
SelulitisLebih didominasi rasa nyeri dan disertai
gejala konstitusional
Tatalaksana Umum Menghindari pajanan bahan iritan Pemakaian alat pelindung diri yang
adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan bahan iritan
Ada iritan dan mengatasi peradangan, dapat digunakan kortikosteroid topikal (hidrokortison).
Tatalaksana Medikamentosa Metil prednisolon Dapat diberikan anti histamin sistemik sedatif bila
gatal terasa mengganggu, contoh: Cetirizine Eritromisin Dexacort + Fuson (salap)
Prognosis
Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkiran dengan sempurna, maka prognosisnya kurang baik.
Dermatitis Fotokontak
Definisi Pada prinsipnya dermatitis fotokontak itu harus kena
paparan ultra violet dari sinarmatahari. Jadi yang disebut foto disini adalah paparan dari sinar UV.
Salah satu manifestasi dari dermatitis kontak iritan maupun alergi, sering disebut dengan ‘photoaggravated dermatitis’. Orang yang sering terpajan sinar UV lebih sering terkena penyakit ini. Semakin luas daerah kulit yang terkena sinar UV, maka semakin besar pula resiko terkena dermatitis fotokontak.
Etiopatogenesis Reaksi alergi memicu aktivasi dari sistem imun dan
pembentuka formasi sel T. Alergen yang berikatan dengan sel kulit akan membuat sel kulit tersebut seolah-olah menjadi ancaman bagi tubuh, yang sebenarnya sel kulit itu merupakan sel yang sehat.
Terjadi akibat kontak dengan bahan setelah diaktivasi oleh sinar matahari UV (Sebelum terkena sinar, bahan kontaktan tidak menimbulkan reaksi. Setelah kena sinar UV, dapat timbul reaksi DKA/DKI). Dapat timbul eritema yang disertai nyeri, peradangan, gatal, dan terkadang bisa menjadi pustul.
Diagnosis Terjadi tanda dermatitis pada tempat kontaktan setelah
terpajan sinar. Untuk DFKA; photopatch test (+) Beberapa cara untuk menghindari terjadinya dermatitis
fotokontak ialah dengan menghindari sinar matahari ataupun memakai baju dan topi untuk melindungi kulit.
Dengan cara medikamentosa dapat menggunakan kortikosteroid