perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP TENTANG LINGKUNGAN
HIDUP DENGAN PARTISIPASI DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN
SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
NAHDLATUT THULLAB DESA MANGGARWETAN
KECAMATAN GODONG KABUPATEN
GROBOGAN
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Oleh :
Ahmad Misbakhul Munir
S820809001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP TENTANG LINGKUNGAN
HIDUP DENGAN PARTISIPASI DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN
SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
NAHDLATUT THULLAB DESA MANGGARWETAN
KECAMATAN GODONG KABUPATEN
GROBOGAN
Disusun oleh :
Ahmad Misbakhul Munir
S820809001
Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
1. Pembimbing I Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U. NIP.194804041975011001
1.
…………….
1.
..................
2. Pembimbing II Prof. Drs. Indrowuryatno, M.Si. NIP.194309011968091001
2.
.....................
2.
..................
Mengetahui Ketua Program
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd. NIP.195009301976031004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP TENTANG LINGKUNGAN
HIDUP DENGAN PARTISIPASI DALAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN
SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
NAHDLATUT THULLAB DESA MANGGARWETAN
KECAMATAN GODONG KABUPATEN
GROBOGAN
Disusun oleh :
Ahmad Misbakhul Munir
S820809001
Telah Disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua
Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd.
........................
....................
Sekretaris
Prof. Dr. Ir. S. Minardi, M.P
........................
....................
Anggota Penguji
1. Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U. 2. Prof.Drs.Indrowuryatno, M.Si.
........................ ........................
.................... ....................
Mengetahui Ketua Program Studi PKLH
Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd.
........................
....................
Direktur Program Pascasarjana
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D.
........................
...................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Ahmad Misbakhul Munir NIM : S820809001 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Tentang Lingkungan Hidup Dengan Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 12 Oktober 2010 Yang membuat pernyataan Ahmad Misbakhul Munir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
”Kebersihan itu sebagian daripada Iman”
(Al Hadits)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan kasih sayang, tesis ini penulis
persembahkan untuk:
1. Ayahanda H. Ali Munawar serta Ibunda Umi Mujayanah.
2. Ibu Hj. Amin Zahroh.
3. Istriku Amirotul Azizah, SH.
4. Kakanda Abdur Rohman, M.Si. beserta istri Iis Amah, M.Hut. dan si kecil Aya’.
5. Adinda Mugi Sri Handayani, S.Pd.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa terhatur kehadirat Allah SWT, Tuhan
penguasa alam, atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini, dan tak lupa sholawat senantiasa
terucap kepada baginda Nabi Muhammad SAW atas segala jasanya.
Tesis yang berjudul Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Tentang
Lingkungan Hidup Dengan Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah Pada
Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan ini adalah salah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada program pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini banyak pihak
yang membantu, mulai dari pengumpulan data hingga pada penyusunan akhir tesis
ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat:
1. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup pada Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
peneliti baik dalam perkuliahan maupun tugas-tugas yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
2. Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U. selaku pembimbing I yang telah meluang waktu
serta penuh kesabaran memberikan saran, masukan, petunjuk dan himbauan yang
sangat membantu terselesaikannya penulisan tesis ini dengan baik dan benar.
3. Prof. Dr. Indrowuryatno, M.Si. selaku pembimbing II atas waktu dan bimbingan
serta arahan yang sangat berharga dalam mempercepat penyelesaian penulisan
tesis, sehingga menjadi tesis yang baik.
4. Tim Penguji Tesis Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
berkenan menguji, memberikan saran dan bimbingan untuk penyempurnaan tesis.
5. Ali As’ad, S.Ag. selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Nahdlatut Thullab
Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan atas segala bantuan dan
ijin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Muh Khozin selaku karyawan Madrasah Tsanawiyah Nahdlatut Thullab
Manggarwetan, atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup angkatan 2009 atas semangat yang tak kenal henti dan tak
kenal lelah dalam memotivasi.
8. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah banyak membantu
penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Akhirnya dengan sangat sadar atas terbatasnya kemampuan yang ada dalam
diri penulis, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan
dalam upaya untuk memperbaiki apa yang telah peneliti tulis. Semoga hasil dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
penelitian tesis ini dapat bermanfaat bagi peneliti secara khusus dan bagi pembaca
pada umumnya.
Surakarta, 12 Oktober 2010
Penulis
Ahmad Misbakhul Munir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS .................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN …........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii
DAFTAR FOTO ................................................................................................... xviii
ABSTRAK ............................................................................................................. xix
ABSTRACT ............................................................................................................ xx
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Halaman
BAB II. KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS ................................................ 11
A. Persepsi ................................................................................................ 11
1. Pengertian Persepsi ......................................................................... 11
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi.................................... 12
3. Persepsi Tentang Lingkungan Hidup ............................................. 13
B. Sikap .................................................................................................... 15
1. Pengertian Sikap.............................................................................. 15
2. Pembentukan Sikap......................................................................... 16
3. Sikap Terhadap Lingkungan Hidup ............................................... 19
C. Lingkungan Hidup .............................................................................. 20
1. Pengertian Lingkungan Hidup ....................................................... 20
2. Kebersihan Lingkungan ................................................................. 23
D. Partisipasi ........................................................................................... 30
1. Pengertian Partisipasi ..................................................................... 30
2. Tahapan-tahapan Dalam Partisipasi ............................................... 31
3. Partisipasi Dalam Kebersihan Sekolah .......................................... 32
E. Siswa ................................................................................................... 32
F. Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 34
G. Kerangka Berfikir ............................................................................... 35
H. Hipotesis ............................................................................................. 37
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Halaman
B. Metode Penelitian ............................................................................... 38
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 38
1. Populasi .......................................................................................... 38
2. Sampel ............................................................................................ 39
D. Teknik Penarikan Sampel ................................................................... 39
E. Variabel Penelitian .............................................................................. 40
1. Variabel Bebas ................................................................................ 40
2. Variabel Terikat .............................................................................. 40
F. Batasan Operasional Variabel Penelitian ............................................ 40
1. Variabel Bebas ................................................................................ 40
2. Variabel Terikat .............................................................................. 41
G. Sumber Data ....................................................................................... 41
H. Instrumen Penelitian .......................................................................... 42
1. Uji Validitas ................................................................................... 42
2. Uji Reliabilitas ................................................................................ 44
I. Kisi-kisi Alat Ukur Instrumen ............................................................ 46
J. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 48
1. Angket ............................................................................................ 48
2. Metode Wawancara ........................................................................ 52
K. Teknik Analisis Data .......................................................................... 53
1. Uji Persyaratan Analisis ................................................................. 54
2. Analisis Data .................................................................................. 56
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB IV. HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .................. 61
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................ 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................. 62
1. Persepsi Tentang Lingkungan Hidup .............................................. 63
2. Sikap Tentang Lingkungan Hidup .................................................. 64
3. Partisipasi Siswa Dalam Kebersihan Sekolah ................................ 65
C. Pengujian Prasyarat Analisis .............................................................. 67
1. Uji Normalitas ................................................................................ 67
2. Uji Linieritas .................................................................................. 68
3. Uji Independensi ............................................................................ 68
D. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 69
1. Pengujian Hasil Analisis Data ........................................................ 69
2. Penafsiran Hasil Pengujian Hipotesis ............................................. 71
3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis .................................................... 72
E. Pembahasan Hasil Analisis ................................................................. 73
BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 77
A. Kesimpulan ......................................................................................... 77
B. Implikasi ............................................................................................. 78
1. Implikasi Teoretis ........................................................................... 78
2. Implikasi Praktis ............................................................................ 78
C. Saran ................................................................................................... 79
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria Untuk Penafsiran Korelasi Koefisien .............................................. 44
2. Interpretasi Koefisien Reliabilitas ................................................................ 46
3. Kisi-kisi Alat Ukur Persepsi, Angket Sikap, dan Partisipasi ....................... 46
4. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Tentang Lingkungan Hidup (X1) .................................................................................................... 63
5. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Tentang Lingkungan Hidup (X2) .................................................................................................... 64
6. Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Siswa Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah ..................................................................................... 65
DAFTAR GAMBAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Berpikir Penelitian ....................................................... 36
2. Skema Hubungan Variabel Penelitian …................................................. 40
3. Histogram Variabel Persepsi Tentang Lingkungan Hidup ...................... 64
4. Histogram Variabel Sikap Tentang Lingkungan Hidup .......................... 65
5. Histogram Variabel Partisipasi Tentang Lingkungan Hidup ................... 66
DAFTAR LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran Halaman
1. Petunjuk Pengisian Angket Penelitian .................................................... 85
2. Angket Penelitian Persepsi Tentang Lingkungan Hidup ....................... 86
3. Angket Penelitian Sikap Tentang Lingkungan Hidup …........................ 87
4. Angket Penelitian Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah.. 88
5. Lembar Jawab Angket Penelitian .......................................................... 89
6. Data X1, X2 dan Y ................................................................................ 90
7. Uji Normalitas Variabel X1 ................................................................... 92
8. Uji Normalitas Variabel X2 ................................................................... 93
9. Uji Normalitas Variabel Y ..................................................................... 94
10. Uji Independensi Antar Variabel Bebas ................................................ 95
11. Perhitungan Uji Linieritas X1 Terhadap Y ........................................... 96
12. Perhitungan Uji Linier X1 Terhadap Y ................................................. 100
13. Perhitungan Uji Linieritas X2 Terhadap Y ........................................... 101
14. Perhitungan Uji Linier X2 Terhadap Y .................................................. 105
15. Uji Keberartian Korelasi ........................................................................ 106
16. Perhitungan Uji Linier X1 dan X2 Terhadap Y ..................................... 107
17. Foto Tempat dan Proses Penelitian …………........................................ 108
18. Surat Ijin Penelitian ................................................................................ 113
DAFTAR FOTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Foto Halaman
1. Gedung MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan ……………… 108
2. Papan Nama MTs Nahdlatut Thullab ………………………………… 108
3. Kamar Mandi dan WC siswa ………………………………………… 109
4. Teras Depan Kelas Lantai 1 ………………………………………… 109
5. Teras Depan Kelas Lantai 2 …………………………………………. 110
6. Papan Profil, Visi dan Misi Sekolah …………………………………. 110
7. Pengisian Angket Persepsi Tentang Lingkungan Hidup ……………. 111
8. Pengisian Angket Sikap Tentang Lingkungan Hidup ….…………… 111
9. Pengisian Angket Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Seklah.. 112
ABSTRAK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Ahmad Misbakhul Munir, S820809001. 2010. Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Tentang Lingkungan Hidup Dengan Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan dalam penelitian tesis ini adalah untuk mengetahui: (1) hubungan antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, (2) hubungan antara sikap tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, (3) hubungan antara persepsi tentang lingkungan hidup dan sikap tentang lingkungan hidup secara bersama-sama dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
Penelitian tesis ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan korelasi dalam pemecahan masalahnya. Populasi dalam penelitian tesis ini adalah semua siswa MTs Nahdlatut Thullab yang berjumlah 329 siswa, sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik random sampling sebesar 150 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi ganda dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji linieritas dan uji independensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan positif antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan (rhitung = 0,17928 > rtabel = 0,1603 pada α = 0,05), (2) terdapat hubungan positif antara sikap tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan (rhitung = 0,44384 > rtabel = 0,1603 pada α = 0,05), (3) terdapat hubungan positif antara persepsi tentang lingkungan hidup dan sikap tentang lingkungan hidup secara bersama-sama dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan (ry1,2 = 0,4636 dengan Fhitung = 20,1221 > Ftabel = 3,058 pada α = 0,05). Model hubungan antara X1 dan X2 dengan Y adalah y = -8,6 + 0,385X1 + 0,566X2 model ini signifikan secara statistik.
ABSTRACT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Ahmad Misbakhul Munir, S820809001. 2010. The Correlation of the Perception and Attitude on Environment towards the Participation in the School Environment Cleanliness of the Students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan Village, Godong Sub-dsitrict, Grobogan Regency. Thesis: Post Graduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta.
The objectives of this research are to investigate: (1) the correlation between the perception on environment and the participation in the school environment cleanliness of the students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency; (2) the correlation between the attitude on environment and the participation in the school environment cleanliness of the students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency; and (3) the simultaneous correlation of the perception and attitude on environment towards the participation in the school environment cleanliness of the students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency. This research used a descriptive research method with a correlational approach. Its population was all of the 329 students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency, its samples consisted of 150 students. The samples were taken by using a random sampling technique. The data of the research were gathered through questionnaire. The data were then analyzed by using a multiple regression and correlation model of analysis with the analysis prerequisites of normality test, linearity test, and independency test. The results of the research are as follows: (1) there is a positive correlation between the perception on environment and the participation in the school environment cleanliness of the students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency as indicated by rcount = 0.17928 > rtable = 0.1603 at the significance level of α = 0.05; (2) there is a positive correlation between the attitude on environment and the participation in the school environment cleanliness of the students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency as shown by rcount = 0.44384 > rtable = 0.1603 at the significance level of α =; and (3) there is a simultaneous correlation of the perception and attitude on environment towards the participation in the school environment cleanliness of the students of Islamic Junior Secondary School of Nahdlatut Thullab in Manggarwetan village, Godong sub-dsitrict, Grobogan regency as pointed out by ry1,2 = 0.4636 with Fcount = 20.1221 > Ftable = 3.058 at the significance level of α = 0.05. The model of the correlation of X1 and X2 towards Y is y = -8.6 + 0.385X1 + 0.566 X2. This model is statistically significant.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebersihan sekolah merupakan kewajiban bersama antara guru, siswa,
karyawan, dan semua unsur yang ada di dalamnya. Akan tetapi kebisaaan yang
terjadi adalah kebersihan sekolah tersebut dibebankan kepada penjaga sekolah. Hal
ini merupakan contoh yang kurang baik dalam pelaksanaan pendidikan khususnya di
sekolah. Seperti contohnya peserta didik atau siswa dibebani untuk membersihkan
kelas, akan tetapi berbeda dengan guru, sebagai pendidik guru sudah tidak perlu
membersihkan kantornya lagi karena sudah ada penjaga sekolah yang
membersihkannya. Akhirnya membuat persepsi siswa peserta didik menjadi negatif
terhadap kebersihan lingkungan sekolah.
Persepsi yang benar akan menjadikan siswa mampu memiliki dan memahami
apa yang ada disekitarnya. Seperti halnya kebersihan sekolah, jika persepsi siswa
benar, maka siswa atau peserta didik akan mampu bersikap yang benar terhadap
kebersihan sekolahnya sehingga akhirnya memiliki kesadaran, memberikan
dukungan, berperilaku yang benar terhadap upaya kebersihan lingkungan hidup
khususnya disekitar sekolahnya masing-masing.
Wisnu (2001: 27) memberikan pengertian tentang batasan lingkungan hidup,
yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Shalihuddin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
(1992: 27) menguraikan bahwa lingkungan hidup terdiri atas tiga komponen, yaitu:
lingkungan fisik, lingkungan hayati, dan lingkungan sosial. Dengan bahasa yang
berbeda bahwa lingkungan hidup itu terdiri atas lingkungan abiotik, biotik dan
lingkungan sosial. Lingkungan abiotik atau bisa disebut dengan lingkungan fisik
meliputi; udara, air, tanah dan bangunan secara fisik. Lingkungan biotik/hayati
meliputi semua jenis makhluk hidup termasuk hewan dan tumbuhan. Lingkungan
yang terakhir adalah lingkungan sosial, yaitu meliputi interaksi atau hubungan
manusia dengan manusia yang lain.
Menurut Ismail dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (1988: 107), mengemukakan bahwa pengelolaan lingkungan
hidup diartikan sebagai suatu upaya yang terpadu dalam mempertahankan
keseimbangan dan pengembangan lingkungan untuk kelangsungan makhluk hidup.
Jika pengertian pengelolaan lingkungan hidup diartikan sebagai upaya dalam
mempertahankan kelangsungan makhluk hidup, maka hal ini dapat diartikan bahwa
pengelolaan lingkungan hidup sangat erat hubungannya dengan masalah kesehatan
lingkungan pada umumnya. Otto Soemarwoto (1997: 96) memberikan contoh dalam
pengelolaan lingkungan hidup seperti pembuangan sampah, pembuatan saluran
limbah dari dapur, pembuatan saluran pembuangan dari kamar mandi.
Upaya pengelolaan lingkungan hidup sudah menjadi tugas dan kewajiban kita
bersama. Seperti lingkungan tempat tinggal adalah menjadi tugas bagi semua warga
yang tinggal dan menetap di sekitar lingkungan tersebut, tidak berbeda juga
kebersihan lingkungan sekolah, maka kewajiban menjaga dan mengelola lingkungan
hidup di sekolah adalah semua komponen sekolah, yaitu guru atau pendidik, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
atau peserta didik, karyawan, petugas kebersihan, sehingga pada akhirnya tercipta
lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan nyaman.
Kebersihan sekolah walaupun sudah diprogramkan dalam institusi sekolah
namun banyak sekolah yang masih kotor dan terkesan kurang nyaman untuk belajar
mengajar. Hal ini dikarenakan belum dilakukannya upaya kebersihan sekolah oleh
seluruh komponen yang ada didalam sekolah, yaitu pendidik, peserta didik,
karyawan, ataupun petugas kebersihan.
Berkaitan dengan upaya melaksanakan dan menciptakan lingkungan sekolah
yang bersih dan sehat serta nyaman, Engkos dalam bukunya Pendidikan Kesehatan
(1980: 42) mengemukakan bahwa supaya tujuan pendidikan yang berkaitan dengan
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dapat tercapai dengan hasil yang baik,
maka hendaknya selalu memperhatikan:
1. Kesehatan Lingkungan Fisik (Health Physical Environment)
Upaya untuk menjaga lingkungan fisik yang bersih dan sehat adalah
melalui menjaga kebersihan komponen lingkungan fisik tersebut, yaitu meliputi:
a. Gedung dan kelas tempat belajar
b. Membersihkan meja dan bangku, baik meja dan bangku siswa maupun
bangku dan meja guru
c. Sinar matahari yang masuk kedalam kelas termasuk tempat sirkulasi udara
d. Tempat pembuangan sampah, didalam kelas maupun diluar kelas
e. Wastafel atau tempat cuci tangan
f. Kamar mandi dan toilet, baik kamar mandi guru maupun kamar mandi siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Kesehatan Lingkungan Mental (Healthfull Emotional Environment)
Dalam upaya menjaga kesehatan lingkungan mental ini sangat diharapkan
peranan guru, karena peranan guru dalam menjaga kesehatan mental anak
didiknya sangat menentukan dalam usaha mendidik dan membimbing anak
didiknya kearah pendidikan yang sehat. Contoh, menanamkan disiplin dengan
jalan kasih sayang, memperingatkan anak didiknya dengan lemah lembut, dan
lain-lain. Berkaitan dengan kesehatan mental di lingkungan sekolah ini harus
memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut:
a. Hubungan antar siswa atau peserta didik
b. Hubungan antara siswa dan guru pendidik
c. Hubungan antara siswa dengan orang tua/wali siswa
d. Hubungan antara guru dengan orang tua/wali siswa
3. Kesehatan Lingkungan Berpraktek (Healthfull Practices)
Dalam usaha menjaga kesehatan lingkungan hal yang paling utama dan
yang paling penting adalah dipraktekkan. Artinya usaha tersebut dijalankan dan
dilaksanakan sebaik-baiknya oleh seluruh komponen lingkungan yang ada.
Begitu juga halnya di lingkungan sekolah, walaupun pelajarannya setiap hari
disisipkan materi tentang upaya menjaga kesehatan lingkungan akan tetapi tidak
dipraktekkan, maka pelajaran tersebut tidak akan mempunyai makna dan tidak
mempunyai arti yang signifikan.
Dimyati dan Mujiono (1994: 91) mengemukakan bahwa sekolah yang indah,
pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Kalau hal ini
dikaitkan dengan kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah akan sangat mempengaruhi
motivasi belajar siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan yang
sehat, kerukunan hidup dan ketertiban dalam pergaulan yang ditingkatkan dengan
mutunya, lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan
motivasi belajar akan mudah untuk diperkuat atau ditingkatkan.
Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan harus senantiasa
ditanamkan mulai dari sejak dini. Terlebih lagi dalam lingkungan sekolah,
pendidikan tentang kesehatan lingkungan, kebersihan diri, dan kesehatan sangat
perlu ditanamkan dan dipraktekkan kepada dan oleh siswa dimasing-masing sekolah.
Sehingga akhirnya akan menjadi sebuah kebisaaan atau budaya yang akan mampu
menumbuhkan kesadaran untuk berpartisipasi dan berperan serta secara aktif dalam
pengelolaan kebersihan lingkungan sekitarnya dimana dia tinggal dan khususnya di
sekolah.
Pemberian materi yang berhubungan dengan upaya menjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungan terhadap siswa di sekolah diharapkan akan tumbuh kesadaran
siswa terhadap tanggung jawab menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, dan
akhirnya siswa akan menjalankan dan melaksanakan hidup sehat dan bersih. Hal ini
sama dengan yang diuraikan Sonti dan Purnomo (1999: 7), yaitu dengan memberikan
materi tersebut, diharapkan siswa melaksanakan pola hidup bersih dan sehat
sehingga dalam kehidupan sehari-hari dia akan selalu memelihara kebersihan
lingkungan, kebersihan diri, dan kebersihan makanan.
Pendidikan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah
seharusnya mampu menjadikan siswa untuk ikut menjaga dan melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
kebersihan di lingkungan sekolah. Namun, hal ini (sesuai dengan pengamatan
penulis) belum terjadi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab Desa
Manggarwetan. Walaupun pendidikan tersebut berbasis Islam yang senantiasa
mengajarkan hidup bersih, akan tetapi perilaku hidup bersih dan sehat belum
dilaksanakan dengan baik oleh siswa-siswa di MTs tersebut, hal ini dapat dilihat dari:
(1) Siswa-siswi masih banyak membuang sampah sembarangan, (2) Dinding kelas
yang masih banyak coretan, (3) Kamar mandi dan toilet siswa yang kotor dan berbau,
(4) Kerapian pakaian dan tas yang masih belum terlihat, (5) Jajan di sembarang
tempat yang jauh dari kata bersih.
Pendidikan kebersihan lingkungan, kebersihan diri, kebersihan dan kesehatan
makanan perlu ditingkatkan pada siswa, khususnya di MTs Nahdlatut Thullab yang
pendidikannya berbasis agama Islam. Pada akhirnya siswa mampu berperan dan
berpartisipasi secara aktif melibatkan diri dalam pengelolaan kebersihan lingkungan
sekolah dan lingkungan sekitar. Menurut Sudomo (1988:77), sekolah sebagai tempat
mendidik anak dapat dipakai sebagai agen pembaharuan masyarakat dan harapan
bangsa, khususnya yang berkenaan dengan masalah lingkungan hidup, sehingga
kelak anak-anak yang menjadi penerus mampu melaksanakan pembaharuan
masyarakat dan bangsa tanpa menimbulkan kerawanan sosial.
Dari latar belakang tersebut membuat penulis tertarik dan ingin mengadakan
penelitian yang berhubungan dengan persepsi dan sikap terhadap lingkungan hidup
di sekolah. Lebih lengkapnya penulis memberikan judul “Hubungan Antara Persepsi
dan Sikap Tentang Lingkungan Hidup Dengan Partisipasi Dalam Kebersihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Lingkungan Sekolah Pada Siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan muncul berbagai macam
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah dapat diketahui persepsi siswa tentang lingkungan hidup dalam rangka
menumbuhkan pemahaman terhadap kebersihan lingkungan di sekitar sekolah?
2. Apakah lingkungan hidup di sekolah perlu dijaga dan dipelihara supaya tetap
bersih dan sehat serta nyaman dalam rangka menumbuhkan motivasi belajar
siswa?
3. Apakah pola hidup yang bersih dan sehat sudah diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari peserta didik?
4. Apakah sudah diketahui sikap siswa tentang lingkungan hidup dalam
menumbuhkan kesadaran, dukungan, dan perilaku setiap usaha terhadap
kebersihan lingkungan sekolah?
5. Apakah partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan di sekolah sangat penting
untuk mewujudkan suatu keberhasilan dalam menerapkan pendidikan lingkungan
hidup, dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya?
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan untuk membatasi agar penelitian tidak
membahas terlalu menjauh dari tema pokok yang hendak diteliti. Sehingga dalam
penelitian ini, permasalahannya dibatasi pada:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1. Sasaran pokok dalam penelitian ini adalah hubungan antara persepsi dan sikap
siswa tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan
lingkungan.
2. Aspek-aspek atau variabel yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah:
a. Persepsi tentang lingkungan hidup
Persepsi diberikan definisi sebagai pemahaman siswa dari hasil proses
pengamatan penginderaan tentang lingkungan hidup.
b. Sikap tentang lingkungan hidup
Sikap didefinisikan sebagai reaksi afeksi baik bersifat kesadaran, dukungan,
dan perilaku tentang lingkungan hidup.
c. Partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah
Partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan siswa secara aktif disertai rasa
tanggung jawab dalam kebersihan di lingkungan sekolah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dibahas, maka dalam penelitian ini akan
merumuskan beberapa pertanyaan, yaitu:
1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan
partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut
Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan?
2. Apakah terdapat hubungan antara sikap tentang lingkungan hidup dengan
partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut
Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi dan sikap tentang lingkungan hidup
secara bersama-sama dengan partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah
pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong
Kabupaten Grobogan?
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan partisipasi dalam
kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa
Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
2. Hubungan antara sikap tentang lingkungan hidup dengan partisipasi dalam
kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa
Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
3. Hubungan antara persepsi dan sikap tentang lingkungan hidup secara bersama-
sama dengan partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs
Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten
Grobogan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini penulis harapkan mampu memberi manfaat pada:
1. Secara Teoretis
Bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya ilmu dalam bidang pengetahuan lingkungan hidup di sekitar sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi dunia pendidikan dalam usaha meningkatkan
kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah.
b. Sebagai sumbangan informasi bagi para pendidik agar dapat menanamkan
suatu persepsi dan sikap yang benar tentang lingkungan hidup kepada anak
didiknya, sehingga pada akhirnya mampu menumbuhkan suatu kesadaran dan
berperan aktif terhadap kebersihan lingkungan sekolah dan lingkungan
sekitarnya.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan masalah
lingkungan hidup dan kebersihan lingkungan sekolah, disamping itu dapat
digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 11
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan sebuah pemikiran yang dihasilkan oleh manusia dan
setiap manusia pasti pernah memiliki sebuah persepsi. Persepsi juga dianggap
salah satu peristiwa kejiwaan bagi manusia. Menuru Sarlito (2002: 94) persepsi
adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Sedangkan alat untuk
memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran,
peraba dan sebagainya). Pengertian persepsi menurut Djalaludin adalah proses
memberi makna pada sensori sehingga manusia memperoleh pengertian
(Sutarmi, 2000: 39).
Persepsi selalu berkaitan dengan pengalaman dan tujuan seseorang pada
waktu terjadinya prses persepsi tersebut. Hal tersebut merupakan tingkah laku
selektif dan bertujuan, ia juga merupakan proses pencapaian makna. Dalam
persepsi pengalaman merupakan faktor penting dalam menentukan hasil persepsi.
(Sutopo, 1996: 133).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pertama; persepsi berkaitan
dengan aspek proses. Melalui proses ini diperlukan waktu, semakin lama waktu
yang digunakan ada kecenderungan semakin baik dalam mencerna segala
sesuatu. Kedua; persepsi merupakan proses pengamatan dari penginderaan
manusia yang diolah oleh otak manusia, kemudian menghasilkan pemahaman arti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
atau makna mengenai apa yang diamati. Ketiga; persepsi merupakan totalitas
artinya persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kebulatan dari peristiwa
kejiwaan dalam memahami suatu obyek, sehingga menimbulkan pengertian yang
benar melalui obyek tersebut. Keempat; sebuah persepsi sangat ditentukan oleh
siapa yang mempersepsikannya dan situasi lahirnya persepsi berikutnya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Jalaluddin Rahmat (1989:
52-58) adalah (a) Faktor perhatian (attention), (b) Faktor fungsional, (c) Faktor
struktur.
Bila persepsi dihubungkan dengan masalah lingkungan hidup, menurut
Sarlito (2002: 45) bahwa dalam kenyataannya lingkungan hidup terdiri atas
obyek-obyek yang harus ditangkap keberadaannya melalui indera-indera, antara
lain; indera penglihatan, menangkap gelombang suara, indera pengecap
menangkap rasa.
Dalam pembahasan selanjutnya mengenai bagaimana manusia mengerti
dan menilai lingkungan dapat didasarkan pada dua pendekatan, yaitu pendekatan
konvensional dan pendekatan ekologik. Pendekatan konvensional, bermula dari
adanya rangsangan dari luar individu (stimulus), individu menjadi sadar akan
adanya stimulus ini melalui sel-sel syaraf reseptor (penginderaan) yang peka
terhadap bentuk-bentuk energi tertentu (cahaya, suara, suhu). Apabila sumber
energi ini cukup kuat untuk merangsang sel-sel reseptor maka terjadilah
penginderaan. Jika sejumlah penginderaan disatukan dan dikoordinasikan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dalam pusat syaraf yang lebih tinggi (otak) sehingga manusia bisa mengenali dan
menilai obyek-obyek maka keadaan ini dinamakan persepsi.
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan ekologik. Pendekatan ini
dikemukakan oleh Gibson dalam Carolina (1984: 24) yang mengatakan bahwa
individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa yang diinderakannya
karena sesungguhnya makna itu sudah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan
tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Persepsi terjadi secara spontan
dan langsung, jadi bersifat holistic. Spontanitas itu terjadi karena organisme
selalu menjajaki (eksplorasi) lingkungannya dan dalam penjajahan itu ia
melibatkan setiap obyek yang ada pada lingkungannya dan setiap obyek
menonjolkan sifat-sifatnya yang khas untuk untuk organisme bersangkutan.
Obyek-obyek atau stimuli itu sendiri pun pasif berinteraksi dengan makhluk yang
mengindera sehingga akhirnya timbullah makna-makna spontan itu. Adapun
kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuannya untuk mengubah
kemanfaatan dari suatu stimulus sehingga lebih memenuhi keperluannya sendiri.
Dari hasil pembahasan tersebut secara singkat dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan proses pengamatan penginderaan untuk memperolah
pemahaman tentang lingkungan hidup.
3. Persepsi Tentang Lingkungan Hidup
Di Indonesia perhatian tentang lingkungan hidup telah dilakukan sejak
tahun 1960-an. Tonggak pertama sejarah tentang permasalahan lingkungan hidup
dipancangkan melalui seminar tentang Pengelolaan lingkungan Hidup dan
Pembangunan Nasional yang diselenggarakan di Universitas Padjajaran pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tanggal 15 - 18 Mei 1972. Hasil yang dapat diperoleh dari pertemuan itu yaitu
terkonsepnya pengertian umum permasalahan lingkungan hidup di Indonesia.
Dalam hal ini, perhatian terhadap perubahan iklim, kejadian geologi yang bersifat
mengancam kepunahan makhluk hidup dapat digunakan sebagai petunjuk
munculnya permasalahan lingkungan hidup.
Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan
hidup sering menimbulkan ketidak harmonisan dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Akibatnya seringkali terjadi kekurang-tepatan dalam menerapkan berbagai
perangkat peraturan, yang justru menguntungkan perusak lingkungan dan
merugikan masyarakat dan pemerintah.
Dari uraian tersebut diatas jelaslah bagi kita bahwa dalam menyikapi
terjadinya pencemaran lingkungan baik akibat teknologi, perubahan lingkungan,
industri dan upaya-upaya yang dilakukan dalam pembangunan ekonomi,
diperlukan itikad yang luhur dalam tindakan dan perilaku setiap orang yang
peduli akan kelestarian lingkungan hidup.
Walaupun telah ditetapkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982, PP No. 19
tahun 1994 dan Keppres No .7 tahun 1994 yang berhubungan dengan
pengelolaan lingkungan, jika tidak ada kesamaan persepsi dan kesadaran dalam
pengelolaan lingkungan hidup maka berbagai upaya pembangunan yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat tidak
akan dapat dinikmati secara tenang dan aman, karena kekhawatiran akan bencana
dari dampak negatif pencemaran lingkungan (http://www.scribd.com/
doc/17682785/makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Persepsi tentang lingkugan hidup jika dihubungkan dengan siswa maka
mencakup persepsi yang positif dan persepsi yang negatif. Persepsi positif terjadi
apabila siswa memiliki kemampuan perceptual atau kemampuan derajat
pengamatan yang tinggi. Ia akan menanggapi stimulus (lingkungan hidup) secara
obyektif dan tepat. Persepsi negatif terjadi bila siswa memiliki kemampuan
perceptual atau derajat pengamatan yang rendah dalam menanggapi stimulus
(lingkungan hidup) kurang obyektif. Pada akhirnya siswa kurang memahami dan
kurang mengerti terhadap pengetahuan yang diberikan.
B. Sikap
1. Pengertian Sikap
Pengertian sikap menurut para ahli bermacam-macam, menurut Luis
dalam Saifudin (1995: 5) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada obyek tertentu.
Menurut Bruno, sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relative
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang
tertentu (Muhibbin, 1999: 111). Menurut Carolina (1984: 97) sikap merupakan
suatu sistem yang mengandung komponen kognisi, perasaan dan kecenderungan
bereaksi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan apabila dikaitkan dengan perilaku
belajar siswa, maka sikap adalah suatu gejala internal yang berdimensi efektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi dan merespon (response tendency) hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang baru dengan cara yang relative tetap terhadap obyek orang, barang,
peristiwa, tata nilai dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.
Komponen-komponen yang membentuk sikap manusia adalah:
a. Komponen Kognitif,
Komponen ini berisi tentang kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau yang benar bagi obyek sikap. Komponen kognisi berhubungan
erat dengan pengetahuan, ide, keyakinan dan konsep seseorang terhadap
obyek sikapnya.
b. Komponen Afektif,
Komponen ini menyangkut masalah emosional subyektid seseorang terhadap
obyek sikap, yang berhubungan dengan perasaan pada obyek tertentu pada
diri manusia.
c. Komponen Konatif (perilaku),
Dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku
yang ada pada diri manusia berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi,
berhubungan dengan tindakan, kegiatan bertingkah laku dalam sikap tertentu.
2. Pembentukan Sikap
Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media
massa, institusi atau lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosi dalam
diri individu (Saifuddin, 1995: 30).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Faktor-faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang dialami akan ikut membentuk dan mempengaruhi
penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu
dasar terbentuknya sikap. Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai
pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. Kemudian untuk dapat
menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi tersebut haruslah
meninggalkan kesan yang kuat.
Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi
dalam situasi yang melibatkan faktor emosional, sehingga penghayatan akan
pengalaman menjadi lebih mendalam dan lebih lama membekas.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang diharapkan
persetujuannya, seseorang yang berarti khusus banyak mempengaruhi
pembentukan sikap terhadap sesuatu. Diantara orang yang bisa dianggap
penting bagi individu adalah orang tua, orang yang statusnya lebih tinggi,
teman sebaya, teman dekat, guru dan istri atau suami.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan adalah kebiasaan yang dilakukan seseorang. Jelaslah bahwa
kebudayaan tempat asal kita dibesarkan mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap pembentukan sikap. Kebudayaan telah menanamkan garis
pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah yang kita hadapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d. Media massa
Semakin banyaknya media yang beredar dalam masyarakat, membuat
sebagian dari kita tidak mau ketinggalan berita terbaru, media massa
mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Dalam pemberitaan yang seharusnya disampaikan bisaanya akan disisipi
berbagai hal yang subyektif, sehingga obyektifitas berita sudah tidak
terpenuhi. Hal ini sering kali mempengaruhi sikap pembaca atau
pendengarnya, sehingga dengan hanya menerima berita yang sudah dimasuki
unsur subyektif tersebut, maka terbentuklah sikap-sikap tertentu terhadap
suatu peristiwa.
e. Lembaga pendidikan atau lembaga agama
Lembaga sebagai sistem adalah yang meletakkan dasar pengertian dan
konsep moral dalam individu, sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga
mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan sikap. Pemahaman
akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak
boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajarannya, hal ini dikarenakan konsep moral dalam ajaran agama sangat
menentukan sistem kepercayaan.
f. Pengaruh faktor emosional
Suatu bentuk sikap terkadang merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi yang berfungsi sebagai ancaman penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Akan tetapi sikap yang demikian ini
adalah bersifat sementara, begitu emosinya hilang maka sikap tersebut juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
akan hilang, namun dapat pula mmenjadi sikap yang lebih konsisten dan
tahan lama.
Dari beberapa faktor pembentukan sikap tersebut dapat disimpulkan
bahwa sikap merupakan reaksi efektif baik bersifat kesadaran, dukungan,
perilaku (siswa) tentang lingkungan hidup.
3. Sikap Terhadap Lingkungan Hidup
Dalam bersikap selalu ada obyek yang disikapi. Obyek disini mempunyai
arti yang luas seperti masalah atau pokok persoalan, tindakan, perilaku, cara
kerja, orang atau peristiwa. Dalam obyek perilaku konsumen, obyek dapat
diartikan sebagai kategori produk. Kemudian obyek tersebut adalah segala hal
yang dapat mempengaruhi atau berdampak pada sikap.
Ketika konsumen sudah menentukan sikap mereka terhadap lingkungan
hidup, khususnya jika mereka bersikap baik terhadap lingkungan hidup mereka,
dalam artian mereka peduli terhadap lingkungan, mereka akan berusaha untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup mereka. Banyak cara yang dapat mereka
lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, salah satu caranya adalah dengan
mengkonsumsi atau menggunakan produk yang ramah lingkungan. Akan tetapi
produk ramah lingkungan itu pada dasarnya mempunyai harga yang lebih mahal
dibandingkan produk biasa pada umumnya. Namun demikian sikap konsumen
terhadap lingkungan dapat mempengaruhi kesediaan mereka membayar lebih
untuk produk ramah lingkungan, dengan kata lain konsumen akan berani
membayar lebih mahal untuk produk ramah lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dari uraian diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sikap
konsumen terhadap lingkungan adalah predisposisi (kecenderungan umum) yang
dipelajari atau dibentuk dalam merespon secara konsisiten terhadap kesatuan
ruang yang terdiri atas sumberdaya alam hayati dan sumberdaya alam non-
hayati, yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup guna
melangsungkan kehidupannya dan terbagi atas lingkungan fisik dan lingkungan
biologis, dalam bentuk suka (positif) atau tidak suka (negatif), yang didasarkan
pada komponen kognitif yaitu pengetahuan dan prsepsi mereka mengenai
masalah lingkungan, afektif yaitu emosi atau perasaan mereka terhadap
lingkungan dan konatif yaitu perilaku mereka terhadap lingkungan
(http://www.scribd.com/doc/24661694/Sikap-Terhadap-Lingkungan-Hidup).
Apabila dihubungkan dengan sikap siswa tentang lingkungan hidup, maka
siswa diharapkan mampu mensikapi secara positif tentang lingkugan hidup, yaitu
untuk menjaga lingkungan hidup khususnya di lingkungan sekolah.
C. Lingkungan Hidup
1. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad
renik yang menempati suatu ruangan tertentu. Dalam ruangan tersebut terdapat
juga benda tak hidup seperti udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam
bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu (Otto, 1994: 51). Dalam buku
Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Emil Salim (1979: 16) mengemukakan
bahwa lingkungan hidup adalah segala kondisi atau keadaan dan pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
lingkungan yang terdapat dalam ruang yang ditempati manusia dan
mempengaruhi hal-hal yang termasuk kehidupan manusia. Berbeda dengan yang
lain, Soerjani (1987: 3) memberikan definisi tentang lingkungan hidup adalah
sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan
ekosistemnya. Dari uraian tersebut dapat ditarik benang merah bahwa lingkungan
hidup merupakan suatu kesatuan yang berhubungan dengan makhluk hidup baik
berupa manusia, tumbuhan, maupun hewan.
Komponen dari lingkungan hidup dikelompokkan dalam tiga hal, yaitu
lingkungan fisik, lingkungan hayati dan lingkungan sosial (Shalihuddin, 1992:
27). Berbeda dengan pendapat tersebut, Soedjiran (1985: 145) mengemukakan
bahwa lingkungan hidup terdiri dari unsur biotik dan abiotik. Hubungan antara
manusia dengan lingkungan hidupnya tidak hanya ditentukan oleh jenis dan
jumlah benda hidup dan mati dari lingkungan alam, melainkan oleh kondisi dan
sifat benda biotik maupun abiotiknya.
Sementara itu menurut Ismail (1988: 22) lingkungan kehidupan manusia
dapat dikelompokkan dalam tiga macam lingkungan, yaitu; lingkungan fisik,
lingkungan hayati dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik terdiri atas berbagai
macam benda, zat, dan keadaan tanah, air, dan udara dengan seluruh kekayaan
alam fisik yang ada di atas dan didalamnya. Lingkungan hayati meliputi segala
makhluk hidup dari yang paling kecil (mikroorganisme) sampai yang pada
tingkatan besar, baik yang berupa hewan mupun yang tumbuh-tumbuhan.
Lingkungan sosial adalah kehidupan manusia dengan interaksinya dengan
sesamannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Berdasarkan uraian diatas disebutkan bahwa lingkungan dibagi menjadi
dua, yaitu lingkungan biotik dan abiotik atau non biotik. Lingkungan biotik
adalah segala hal yang menyangkut dengan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
bakteri, virus. Jika kita melihat lingkungan biotik disekitar sekolah berarti segala
hal yang menyangkut manusia tumbuhan, hewan, bakteri maupun virus yang
terdapat di sekitar sekolah. Sementara itu lingkungan non biotik disekitar sekolah
misalnya gedung sekolah, kursi, meja, papan tulis dan lain-lain (Dwijo, 1982:
15).
Pengertian pengelolaan lingkungan hidup menurut Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1997 adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliptui kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup. Pada pasal berikutnya dijelaskan bahwa sasaran pengelolaan
lingkungan hidup adalah (1) Tercapainya keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup, (2) Terwujudnya manusia
Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak
melindungi dan membina lingkungan hidup, (3) Tercapainya kepentingan
generasi masa kini dan generasi masa mendatang, (4) Tercapainya kelestarian
fungsi lingkungan hidup, (5) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara
bijaksana.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk hidup, baik berupa manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Pengelolaan lingkungan hidup adalah segala upaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
terpadu dan terprogram dalam mempertahankan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan untuk kelangsungan makhluk hidup, sehingga pada akhirnya tujuan
pengelolaan lingkungan hidup yang sudah dicantumkan dalam Undang-undang
yaitu terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak dan
atau perusakan lingkungan hidup dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.
2. Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang bersih mencerminkan pribadi yang sehat. Dalam agama
Islam kebersihan merupakan sebagian dari Iman (al Hadits). Menurut Sapardi
(1984: 111) kegiatan mengadakan kebersihan dan kesehatan lingkungan yang
baik meliputi masalah penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia, air
bekas, dan sampah-sampah, pemberantasan cacing, dan pemberantasan penyakit
menular. Selain dari pada itu kebersihan perorangan juga termasuk salah satu
kegiatan mengadakan kebersihan, yaitu meliputi minum air masak, buang air
besar di kakus, memakai alas kaki, dan lain-lain.
Kegiatan-kegiatan dalam rangka menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan tersebut harus senantiasa dilaksanakan dimana setiap manusia
tinggal, baik itu di lingkungan sekitar rumah, maupun tempat kerja setiap
individu. Sehingga pada akhirnya kita dapat hidup bersih dan sehat dimanapun
kita berada.
Kesehatan merupakan kebutuhan hidup yang mendasar. Berjalannya
kehidupan kita setiap hari akan sangat membutuhkan kesehatan, hal ini diartikan
bahwa dalam kehidupan kita yang senantiasa berinteraksi dengan orang lain,
akan sangat memerlukan kesehatan, jika hal ini tidak kita miliki maka kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kita akan terganggu. Oleh karena itu, setiap orang harus senantiasa menjaga
dirinya agar selalu sehat dalam arti yang menyeluruh yaitu sehat fisik, mental,
dan sosial. Hal ini dimaksudkan agar seseorang dapat melakukan keseluruhan
aktivitas dan proses kehidupan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, karena hal
itu merupakan salah satu langkah untuk menuju hidup bahagia yang selalu
diharapkan oleh setiap individu.
Kehidupan bersih, sehat, rapi, dan ramah harus ditanamkan sedini
mungkin, sehingga kebisaaan yang sudah dilakukan oleh anak kita pada masa
kecil akan menjadi budaya pada saat mereka sudah dewasa. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan Otto Soemarwoto (1997: 87) bahwa budaya itu harus
dikembangkan sejak kecil dengan mendidik anak-anak untuk bersikap ramah
terhadap lingkungan. Walaupun hal ini nampak sulit untuk dilakukan akan tetapi
jika ini dilaksanakan akan memperlihatkan hasil yang nyata, misalnya sudah
mulai banyak anak yang mengerti dan mengetahui untuk tidak membuang
sampah disembarang tempat, melainkan membuang sampah pada tempat sampah.
Seperti halnya membuang sampah, contoh yang lain dapat diajarkan kepada
anak-anak kita, seperti mengambil makan secukupnya, jika kelebihan nanti akan
terbuang, mengajarkan anak kita untuk suka membaca, mengajarkan anak-anak
kita untuk menanam pohon dan merawatnya, sehingga pada akhirnya akan
tumbuh rasa memiliki dan memelihara lingkungan disekitarnya, sehingga pada
akhirnya pelajaran tersebut menjadi budaya yang selalu dilaksanakan bagi anak-
anak kita hingga usia mereka dewasa. Selain daripada itu anak-anak juga akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mengenal lingkungan secara nyata, mengetahui apa yang harus dilakukan untuk
menjaga lingkungan dan mencegah perbuatan yang dapat merusak lingkungan.
Budaya yang ditanamkan kepada anak-anak kita sejak usia dini akan
terbawa terus hingga dewasa. Budaya yang kita ajarkan dirumah, juga akan
dilakukan disekolah tempat belajar anak kita. Pada akhirnya anak kita akan
menjaga lingkungan sekolahnya supaya tetap sehat bersih dan nyaman. Menurut
Dwijo (1982: 19) bahwa aspek-aspek sekolah hidup dan bernaung di sekolah
selama pertumbuhannya, sehingga perlu dilindungi oleh lingkungan hidup
sekolah yang sehat dan terawat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kehidupan yang sehat
adalah:
a. Persediaan air bersih
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, maka dimana ada kehidupan
disitulah akan membutuhkan air. Begitu juga dalam lingkungan sekolah, air
merupakan kebutuhan, baik untuk membersihkan tangan, membersihkan sisa
air seni, dan lain-lain. Begitu penting air bagi kehidupan kita, maka kita harus
menjaga air agar tetap bersih dan sehat untuk digunakan tidak terkecuali di
lingkungan sekolah.
b. Sistem pembuangan sampah
Di sekolah diharapkan disediakan tempat sampah di dalam kelas, sehingga
siswa tidak membuang sampah sembarangan, begitu juga di luar kelas harus
disiapkan tempat sampah yang tertutup, sehingga tidak akan menimbulkan
hewan lalat, tikus, maupun hewan lain yang dapat menyebabkan penyakit,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
selain itu pula tidak menimbulkan bau busuk yang dapat mengganggu proses
belajar mengajar.
Ajarkan kepada siswa untuk memisahkan sampah kering dan sampah basah,
sehingga dapat tercipta lingkungan yang benar-benar bersih dan sehat di
lingkungan sekolah tempat belajar mengajar.
c. Toilet dan WC
Di lingkungan sekolah juga harus diperhatikan toilet tempat buang air kecil
dan WC atau kakus untuk buang air besar. Pembuatan tempat pembuangan
akhir atau lebih dikenal dengan septic tank harus memperhatikan letak,
diantaranya tidak dekat dengan ruangan. Selain itu, toilet dan kakus harus
dibedakan antara laki-laki dan perempuan dan memperhatikan pula jumlah
pemakainya, artinya satu kakus dibuat untuk 30-50 orang, dan yang
terpenting adalah menjaga kebersihan toilet dan kakus tersebut.
d. Tempat cuci tangan
Di sekolah perlu disediakan kran air atau dibuatkan wastafel untuk cuci
tangan, maupun cuci muka siswa-siswi. Selain itu sediakanlah sabun mandi
atau sabun cuci tangan agar kehidupan siswa benar-benar diajak kepada
pembelajaran hidup sehat.
e. Program sanitasi warung sekolah
Program ini bertujuan untuk menjaga kebersihan warung atau kantin-kantin
sekolah. Sanitasi warung sekolah ini dibuat supaya tidak menganggu proses
belajar mengajar di sekolah dan pada akhirnya kebersihan dari setiap kantin
sekolah akan terjaga dan kesehatan anak didikpun tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
f. Letak bangunan sekolah
Letak sekolah sangat berpengaruh kepada proses belajar siswa, jadi letak
bangunan sekolah harus memperhatikan hal-hal dibawah ini:
1). Jauh dari jalan besar yang ramai lalu lintasnya
2). Sebaiknya dekat dengan pusat perumahan
3). Sebaiknya dekat dengan tanah lapang, taman, kolah renang, dan
perpustakaan diluar sekolah
4). Sebaiknya paling tidak berjarak 0,5–1 km dari sungai yang keadaannya
kotor, daerah pembuangan sampah, pabrik atau bengkel yang bising,
daerah rawa, dan lalu lintas jalan raya maupun kereta api.
g. Bangunan
Bangunan gedung sekolah harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan keamanan dan kenyamanan anak didik, seperti contoh:
1). Tempat bermain anak didik sebaiknya dilindungi atau ditutup dengan
atap agar anak didik dapat bermain pada waktu hujan maupun terik
matahari.
2). Gedung sekolah sebaiknya dibuat memanjang kesamping dan tidak
menjulang keatas, jika luas tanah mencukupi, hal ini dikarenakan untuk
menjaga keamanan anak didik dalam bermain.
3). Bahan bangunan gedung dipilih dari bahan material yang tahan lama,
aman bagi kesehatan dan enak dipandang mata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4). Atap sebaiknya terbuat dari bahan yang mengacu pada kesehatan, tidak
menggunakan asbes yang dapat merusak kesehatan, dan awet untuk
digunakan.
h. Ruangan kelas
Ruang kelas adalah tempat belajar anak didik, sehingga keadaan ruang kelas
harus senantiasa dijaga kebersihan dan kerapiannya. Selain dari pada itu,
ruang kelas harus memperhatikan hal-hal berikut:
1). Jumlah ruang kelas ditentukan oleh jumlah anak didik, dan sebaiknya 1
ruang kelas diisi dengan 35-40 anak didik.
2). Selain itu juga harus ada ruang guru, ruang kesehatan, ruang
administrasi.
3). Pengaturan ruang kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga anak didik
dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
4). Sebaiknya ruangan kelas berukuran tinggi 4 meter, panjang 8 meter, dan
lebar 7 meter.
5). Lantai kelas sebaiknya tidak terbuat dari tanah, namun terbuat dari
keramik atau tegel.
6). Langit-langit ruang kelas sebaiknya terbuat dari enternit, triplek atau
bahan yang lain yang aman bagi kesehatan dan nyaman dalam
pemakaian.
7). Tiap-tiap ruang kelas sebaiknya mempunyai ventilasi udara dan cahaya
yang cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
i. Ventilasi dan penerangan
Dalam pembuatan gedung, harus senantiasa memperhatikan ventilasi udara,
hal ini harus memperhatikan jalan masuk dan keluar udara supaya udara
dalam ruangan dapat berganti terus menerus. Selain udara sinar atau cahaya
matahari harus dapat masuk kedalam ruangan dengan lancar, baik itu melalui
jendela atau melalui atap. Penerangan ini juga menyangkut pemasangan alat
penerangan listrik didalam ruangan. Hal ini diperuntukkan jika suatu saat
musim hujan dan gelap.
j. Perlengkapan kelas
Segala peralatan didalam kelas harus disesuaikan dengan ukuran kelas,
misalnya lemari kelas, meja dan kursi yang dapat dipindah-pindahkan,
sehingga dapat disusun sesuai dengan keinginan dan kenyamanan bersama.
Pengaturan meja dan kursi, baik meja guru maupun meja dan kursi anak didik
harus diatur sedemikian rupa agar suasana belajar mengajar dapat berjalan
dengan kondusif.
k. Tempat bermain
Di setiap sekolah harus memperhatikan halaman tempat bermain anak didik.
Hal ini meliputi; luas arena bermain, rindang, nyaman, disertai dengan
rerumputan, area tanah yang rata. Selain itu sarana permainan sebisa mungkin
disediakan untuk kegiatan bermain anak didik.
l. Tempat sepeda
Apabila alat transportasi anak didik adalah sepeda, maka tempat sepeda
menjadi kebutuhan yang utama. Sediakan tempat parkir sepeda yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
mencukupi dan dekat dengan bangunan sekolah agar kelancaran proses
belajar mengajar dapat tercapai.
Keadaan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman diharapkan akan
mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar peserta didik yang optimal,
sehingga tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan baik.
D. Partisipasi
1. Pengertian Partisipasi
Partisipasi merupakan kesediaan untuk membantu keberhasilan setiap
program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan
kepentingan diri sendiri. Menurut Talizidulu (1987: 102) partisipasi adalah
sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama.
Menurut Keith Davis dalam Santoso (1988: 13) mendefinisikan
partisipasi sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan
seseorang didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam dunia usaha mencapai tujuan serta turut
bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Berdasarkan pengertian partisipasi diatas, partisipasi dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Bahwa partisipasi dicirikan sebagai keikutsertaan atau berperan serta, yang
disertai dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosional dalam situasi
kelompok dengan memberikan sumbangan pemikiran dan perasaan, serta
daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Partisipasi tersebut disertai dengan rasa kesadaran dan kerelaan atau
keikhlasan tanpa paksaan.
2. Tahapan-tahapan Dalam Partisipasi
Tahap-tahap dalam berpartisipasi menurut Soekadi (1985: 60) adalah
sebagai berikut:
a. Idea planning stage, yaitu suatu tahapan dimana seseorang ikut aktif dengan
mengembangkan pikirannya di dalam merencanakan suatu kegiatan
organisasi.
b. Implementation stage, adalah tahapan dimana seseorang ikut aktif dalam
pelaksanaan kegiatan organisasi.
c. Utilization stage, adalah suatu tahapan dimana seseorang ikut menggunakan
atau memanfaatkan hasil-hasil dari usaha bersama yang telah disepakati.
d. Responsibility stage, adalah sutau tahap dimana seseorang ikut bertanggung
jawab semua yang telah dilakukannya serta hasil yang telah dicapai.
Tahapan-tahapan partisipasi tersebut, jika diterapkan dalam kegiatan
partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah adalah (a) Peran aktif
siswa dalam mengembangkan pemikiran, ide/gagasan dalam merencanakan
kebersihan lingkungan sekolah, (b) Peran aktif siswa dalam pelaksanaan kegiatan
kebersihan lingkungan sekolah, (c) Peran aktif dalam menggunakan atau
memanfaatkan hasil dari pengelolaan kebersihan lingkungan sekolah, (d) Ikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
serta bertanggung jawab atas semua yang telah dilakukan serta hasil yang telah
dicapai dalam pengelolaan kebersihan lingkungan sekolah.
3. Partisipasi Dalam Kebersihan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan yang mencetak generasi bangsa untuk masa
yang akan datang. Sudah seharusnya sekolah harus selalu terjaga kebersihannya
agar suasana belajar siswa menjadi kondusif dan sehat. Hal inilah yang akhirnya
menjadi kewajiban bersama oleh komponen sekolah dalam menjaga lingkungan
sekolah agar tetap bersih dan sehat, sehigga pelaksanaan pendidikan dapat
berjalan dengan sebaik-baiknya.
Partisipasi siswa khususnya dalam kebersihan lingkungan sekolah adalah
diharapkan anggota masyarakat (yang dalam hal ini adalah siswa atau peserta
didik) memiliki kesadaran yang disertai dengan rasa tanggung jawab untuk
terlibat atau berperan aktif dalam kebersihan lingkungan sekolah.
Selanjutnya setelah memiliki kesadaran yang disertai rasa tanggung
jawab, siswa diharapkan mampu berperan aktif dalam mengembangkan
pemikiran, aktif dalam pelaksaan, dalam mengelola kebersihan lingkungan
sekolahnya dan senantiasa menjaga kebersihan sekolah setiap saat.
E. Siswa
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 1 menyebutkan bahwa peserta didik atau siswa adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Lebih lanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menyebutkan bahwa untuk dapat diterima sebagai siswa SLTP seseorang harus tamat
Sekolah Dasar atau satuan pendidikan dasar yang sederajat.
Menurut Sudomo Hadi (1988: 58), siswa atau anak didik adalah anak yang
belum dewasa yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk
menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan.
Selanjutnya dikemukakan tentang 4 konsep mengenai pembawaan terhadap siswa
atau anak didik, yaitu:
1. John Locke, menyebutkan bahwa anak dilahirkan didunia ini tanpa pembawaan,
melainkan sebagai tabula rasa.
2. Schopenhaver, berpendapat bahwa bayi lahir dengan pembawaan baik dan
pembawaaan buruk.
3. J.J. Rousseau berpendapat bahwa semua anak adalah baik pada waktu baru dating
dari sang pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia.
4. William Stern, berpendapat bahwa baik pembawaan maupun lingkungan
keduanya mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak didik.
Sudomo Hadi (1988: 67) juga menjelaskan bahwa anak didik adalah
Pertama; anak sebagai tempat kosong, dalam hal ini anak dianggap tidak mempunyai
cipta, rasa dan karsa. Anak didik sering disamakan sebagai suatu tempat yang harus
selalu menerima apa yang diberikan, tanpa ada kekuasaan untuk menolak atau
memilih mana yang disenangi. Anak dipandang tidak mengetahui suatu apapun
karena dianggap tidak mempunyai peran apa-apa. Kedua; Anak dianggap sebagai
orang dewasa dalam bentuk kecil, kebalikan dari uangkapan yang pertama bahwa
dalam hal ini anak dianggap mempunyai cipta, rasa dan karsa yang sama dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
orang tua, artinya sudah mencapai kematangan. Hal ini dapat menyebabkan
kematangan dini pada anak itu sendiri. Ketiga; Anak adalah manusia yang sedang
tumbuh yang diakui memiliki kemampuan, hasrat keinginan, aktif, memiliki daya
seleksi dan memegang peran serta dalam menentukan berhasil tidaknya pendidikan.
Siswa sebagai pelajar tugas utamanya adalah belajar. Menurut Prayitno
(1999: 22) dalam belajar kesuksesannya ditunjang oleh lima pilar utama, yaitu (1)
Learning to know; belajar untuk mengembangkan kemampuan dalam pengetahuan
dan ilmu. (2) Learning to do; belajar untuk mengembangkan kemampuan beraktifitas
atau bekerja dan berketerampilan. (3) Learning to live together; belajar untuk
mengembangkan kemampuan hidup bersama orang lain baik dalam keluarga,
kelompok dan masyarakat yang lebih luas. (4) Learning to be; belajar untuk
mengembangkan potensi diri seoptimal mungkin menjadi manusia seutuhnya. (5)
Learning to believe in God; belajar untuk mengembangkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dalam kerangka kehidupan beragama.
F. Penelitian yang Relevan
1. Indro Siswoyo, 2002, “Hubungan Antara Partisipasi, Sikap dan Adaptasi Dalam
Tugas Keluarga Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SLTP Negari 1 Jiwan
Kabupaen Madiun”. Penelitian ini menggunakan meode ex post facto. Teknik
pengambilan sampel secara acak (random sampling) dengan sampel sejumlah
170 siswa. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi korelasi.
Kesimpulan yang diperoleh adalah pastisipasi siswa, sikap dan penyesuaian diri
siswa dalam tugas keluarga memiliki hubungan yang cukup kuat dengan prestasi
belajar di sekolah, dan berdasarkan perolehan angka analisis data tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
terdapat kecenderungan bahwa sikap memiliki peran yang menonjol daripada
partisipasi dan adaptasi.
2. Dzoehara, 2002, “Hubungan Antara Persepsi dan Partisipasi Ibu Rumah Tangga
Dalam Upaya Memelihara Kesehatan Lingkungan Dengan Pertambahan Bobot
Berat Badan Harian Bayi”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
keeratan hubungan antara partisipasi dengan pertambahan bobot berat badan
harian ternyata sangat tinggi dan dinyatakan ada korelasi dengan bentuk
hubungan parabola. Tingkat keeratan hubungan antara persepsi dan partisipasi
secara bersama dengan pertambahan bobot berat badan harian ternyata sangat
tinggi dan mempunyi korelasi bentuk hubungan persamaan regresi berganda.
G. Kerangka Berfikir
Untuk menghasilkan suatu partisipasi siswa yang aktif dalam kebersihan
lingkungan sekolah, diperlukan suatu persepsi yang benar dari siswa tentang
lingkungan hidup.
Munculnya persepsi apabila terdapat proses pengamatan penginderaan dan
wujudnya berupa pemahaman tentang lingkungan. Pemahaman yang baik bisa
menumbuhkan partisipasi aktif siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Selain
daripada itu, diperlukan suatu sikap yang positif tentang pengelolaan lingkungan
hidup. Sikap yang positif muncul dari reaksi afektif siswa dan diwujudkan dalam
bentuk kesadaran, perilaku dan dukungan yang bisa menumbuhkan partisipasi aktif
siswa.
Persepsi yang benar tentang lingkungan hidup dan sikap yang positif tentang
lingkungan hidup diharapkan menghasilkan suatu partisipasi siswa yang aktif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
kebersihan lingkungan sekolah yang secara nyata berupa terciptanya lingkungan
sekolah yang bersih, sehat, dan nyaman.
Kerangka berfikir diatas dapat digambarkan dalam diagram alir sebagai
berikut:
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Penelitian
Lingkungan biotik,
abiotik dan sosial
Pengamatan
Lingkungan sekolah yang bersih dan
nyaman
Keikutsertaan secara aktif
Persepsi tentang lingkungan hidup
Pemahaman tentang
lingkungan Partisipasi
dalam kebersihan
sekolah
Kesadaran, Dukungan,
Prilaku
Sikap tentang lingkungan hidup
Reaksi Afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
H. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan
partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut
Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
2. Terdapat hubungan yang positif antara sikap tentang lingkungan hidup dengan
partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut
Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
3. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi tentang lingkungan hidup dan
sikap tentang lingkungan hidup secara bersama-sama dengan partisipasi dalam
kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa
Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau sekolah
setingkat SLTP, tepatnya di MTs Nahdlatut Thullab di Desa Manggarwetan,
Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Untuk mempermudah dalam memperoleh
data dan mempersingkat waktu demi terselesainya penelitian ini, maka penelitian ini
direncanakan mulai bulan Juni 2010 sampai bulan Agustus 2010.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis penelitian
korelasional (correlational study) yaitu mencari hubungan antara variable bebas
dengan variable terikat. Metode korelasi ini mempunyai tujuan meneliti kaitan
variasi pada satu faktor dengan variasi pada faktor yang lain (Jalaludin Rahmat,
1998: 27). Dalam hal ini, penelitian ini akan mencari kaitan antara persepsi tentang
lingkungan hidup (X1) dan sikap tentang lingkungan hidup (X2) dengan partisipasi
siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah (Y).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi, 1997: 108).
Populasi dirumuskan sebagai anggota sekelompok orang, kejadian atau obyek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
yang telah dirumuskan dengan jelas (Sudjana, 1996: 6). Dalam penelitian ini
populasinya adalah siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan yang berjumlah 329 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi (Sudjana, 1996: 6). Apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupaan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar diambil
antara 10-15% atau lebih (Suharsimi, 1997: 112). Sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 150 siswa.
D. Teknik Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dengan “Simple Random
Sampling” yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan acak sederhana dengan cara
random.
Langkah-langkah pengundian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Menulis nomor subyek pada kertas kecil, satu nomor untuk setiap kertas.
b. Kertas digulung.
c. Gulungan kertas dimasukkan ke dalam kaleng.
d. Kaleng dikocok hingga gulungan kertas keluar.
e. Gulungan kertas yang sudah keluar dimasukkan lagi kedalam kaleng, agar
propabilitasnya tetap.
f. Pengocokan dihentikan setelah keluar gulungan kertas sesuai jumlah sampel.
g. Nomor-nomor yang keluar dari kaleng itu menjadi subyek sampel penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Variabel bebas
a. Persepsi tentang lingkungan hidup (X1)
b. Sikap tentang lingkungan hidup (X2)
2. Variabel terikat
Partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah (Y)
Bagan hubungan variabel bebas dan variabel terikat adalah sebagai
berikut:
Gambar 2. Skema Hubungan Variabel Penelitian
F. Batasan Operasional Variabel Penelitian
Batasan operasional dari masing-masing variable dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
a. Persepsi tentang lingkungan hidup (X1)
Persepsi tentang lingkungan hidup (X1)
Partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan
sekolah (Y) Sikap tentang
lingkungan hidup (X2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Persepsi tentang lingkungan hidup adalah pemahaman yang diperoleh dari
pengamatan tentang lingkungan hidup, yaitu biotik, abiotik dan sosial pada
siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan Kecamatan Godong
Kabupaten Grobogan.
b. Sikap tentang lingkungan hidup (X2)
Definisi secara operasional sikap tentang lingkungan hidup merupakan
reaksi afeksi yang bersifat kesadaran, dukungan, dan perilaku tentang
lingkungan hidup pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa Manggarwetan
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
2. Variabel Terikat (Y)
Partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah didefinisikan sebagai
keikutsertaan siswa secara aktif disertai rasa tanggung jawab dalam setiap
kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab Desa
Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
G. Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua data yaitu data primer dan data skunder.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan dengan
memberikan angket yang berupa daftar pertanyaan atau pernyataan mengenai data
yang akan dianalisis.
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui pihak kedua antara
lain data yang ada di sekolah, mengenai jumlah siswa, kependudukan, luas wilayah,
dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi,
1998: 150). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket persepsi
tentang lingkungan hidup, angket sikap tentang lingkungan hidup dan koesioner
tentang partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah.
1. Uji Validitas
Validitas akan berhasil bila alat yang digunakan untuk mengukur itu
benar-benar dapat mengukur kajian validitas. Validitas yaitu suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat validitas atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Menurut pendapat
Suharsimi Arikunto (1997: 145) sebuah instrumen dikatakan valid harus
memenuhi kriteria sebagai berikut : (a) Apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan, (b) Apabila dapat mengungkap variabel yang diteliti secara tepat, (c)
Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran variabel.
Lebih lanjut dalam menyelesaikan penilaian dapat ditempuh dengan dua
jalan, yaitu Pertama; Mengecek kecocokan antara item dengan keseluruhan
item. Kedua; Mengecek kecocokan antara item dengan alat ukur lain yang telah
memiliki validitas tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
N(ΣXY) – (ΣX)(ΣY) rxy = √{NΣX2 – (ΣX)2(NΣY2 – (ΣY)2}
Dari kedua cara tersebut dalam penelitian ini akan menggunakan cara
yang pertama, yaitu dengan mengukur antara item dengan skor keseluruhan
item. Untuk uji validitas dengan menggunakan rumus teknik korelasi product
moment.
Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
a. Menghitung antara masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor
total menggunakan rumus teknik korelasi product moment. Validitas butir
dilakukan pada setiap butir pertanyaan atau pernyataan. Rumus korelasi
product moment:
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Jumlah subyek uji coba
X : Skor butir angket
Y : Skor total angket (Suharsimi Arikunto, 1998: 108)
b. Kemudian harga rxy yang didapat dikonsultasikan dengan r tabel dari product
moment, dimana N = 30 dan taraf signifikansinya 5% maka didapatkan r
tabel = 0,361. Apabila item pertanyaan atau pernyataan dengan harga rxy
lebih besar dari 0,361 dikatakan valid, sedang apabila lebih kecil dikatakan
tidak valid. Hasil pengujian validitas item dilakukan dengan alat bantu
computer melalui program Microsoft Excel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 1. Kriteria untuk Penafsiran Korelasi Koefisien
No Koefisien Korelasi Penafsiran
1. 0,00 – 0,20 Hampir tidak ada korelasi
2. 0,21 – 0,40 Korelasi rendah
3. 0,41 – 0,70 Korelasi cukup
4. 0,71 – 0,90 Korelasi tinggi
5. 0,91 – 1,00 Korelasi sangat tinggi (sempurna)
Sumber: Suharsimi Arikunto (1992: 47)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan hasil yang dapat
dipercaya, jika alat ukur ini diteskan berkali-kali dan menghasilkan nilai yang
sama. Sedangkan definisi reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (1998: 173)
adalah alat ukur sering diartikan sebagai keajegan alat ukur tersebut
menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif
tidak berbeda jika dilakukan dengan pengukuran kembali terhadap subyek yang
sama.
Menurut Sanapiah Faizal (1981: 169) menjelaskan bahwa reliabilitas
pengukuran berhubungan dengan daya konstan alat penggukur dalam
melahirkan ukuran-ukuran yang sebenarnya dari apa yang diukur. Sedangkan
menurut pendapat Saifudin Azwar (2000: 182) estimasi reliabilitas dengan
pendekatan konsistensi internal didasarkan pada data dari sekali pengenaan satu
bentuk alat ukur, pada satu kelompok subyek single trial administration.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Uji reliabilitas angket sikap terhadap pelestarian lingkungan biotik
dengan rumus Alpha-Cronbach digunakan untuk mencari reabilitas instrument
yang skornya bukan 1 dan 0, rumus Alpha tersebut adalah:
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrument
k : banyaknya butir pertanyaan
Σσb2 : jumlah variasi butir
σt2 : varians total (Suharsimi Arikunto, 1998: 193)
Kriteria reliabilitas:
a. Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan maka beberapa kali diambil
akan tetap sama.
b. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan.
c. Reliabilitas artinya dapat dipercaya.
Untuk pengujian reliabilitas item dilakukan dengan alat bantu computer
melalui program Microsoft Excel. Tabel interpretasi koefisien reliabilitas dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
k Σσb2 r11 = 1 – k – 1 σt2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 2. Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Besarnya nilai r Interpretasi
0,800 – 1,000 Tinggi
0,600 – 0,800 Cukup
0,400 – 0,600 Agak Rendah
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangat Rendah
Sumber: Pendapat Peneliti.
I. Kisi-kisi Alat Ukur Instrumen
Tabel 3. Kisi-kisi Alat Ukur Persepsi, Angket Sikap dan Partisipasi
VARIABEL INDIKATOR PARAMETER JML ITEM
NO ITEM (+) (-)
(X1) Persepsi siswa tentang lingkungan hidup
Persepsi: 1. Pengamatan
Indra
Pengamatan tentang: 1.1. Keadaan sekolah 1.2. Bau lingkungan 1.3. Makanan kantin 1.4. Kebisingan 1.5. Alat-alat laborat
1 1 1 1 1
1 2 3 4 5
- - - - -
2. Pemahaman terhadap lingkungan biotik
Pemahaman tentang: 2.1. Taman 2.2. Tanaman Hijau 2.3. Manusia 2.4. Buah-buahan 2.5. Sayuran 2.6. Bunga 2.7. Ikan 2.8. Nyamuk 2.9. Lalat 2.10. Tikus 2.11. Virus 2.12. Bunga dalam
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 7 - 9
10 11 12 13 14 15 16 17
- - 8 - - - - - - - - -
3. Pemahaman terhadap lingkungan abiotik
Pemahaman tentang: 3.1. Udara 3.2. Air 3.3. Tanah 3.4. Bangunan 3.5. Ruang kelas
1 2 1 1 1
18 19 21 22 23
-
20 - - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3.6. Kamar mandi/WC 3.7. Selokan 3.8. Halaman 3.9. Tempat sepeda 3.10. Perpustakaan 3.11. Kantin 3.12. Makanan 3.13. Kuku
1 2 1 1 1 1 1 1
24 25 - - - - - -
- 26 27 28 29 30 31 32
4. Pemahaman terhadap lingkungan social
Pemahaman tentang: 4.1. Diri sendiri 4.2. Sesama 4.3. Orang Tua 4.4. Guru 4.5. Pergaulan 4.6. Teman
1 1 1 1 1 1
33 34 35 - - -
- - -
36 37 38
Jumlah 38 (X2)
Sikap siswa tentang lingkungan hidup
1. Kesadaran
terhadap lingkungan hidup
Kesadaran tentang: 1.1. Kebersihan lingkungan 1.2. Keindahan taman 1.3. Membuang sampah 1.4. Kesehatan 1.5. Penggunaan air 1.6. Kebersihan sampah
2 1 1 1 2 1
1 3 - 5 - -
2 - 4 -
6,7 8
2. Dukungan terhadap lingkungan hidup
Dukungan tentang: 2.1. Pelaksanaan kebersihan 2.2. Perbaikan sekolah 2.3. Pengadaan pot bunga 2.4. Memelihara pot bunga 2.5. Penghijauan 2.6. Tempat sampah
2 1 1 1 1 1
9
11 12 13 14 15
10 - - - - -
3. Perilaku terhadap lingkungan hidup
Perilaku tentang: 3.1. Membuang sampah 3.2. Kebersihan dinding 3.3. Menegur teman 3.4. Mengajak teman 3.5. Sampah di taman 3.6. Berseragam sekolah 3.7. Membersihkan papan
tulis 3.8. Menyiram taman 3.9. Merawat pot bunga 3.10. Kebersihan WC 3.11. Kebersihan kelas 3.12. Piket kelas 3.13. Memetik bunga 3.14. Merawat alat
kebersihan 3.15. Kebersihan alat laborat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 - -
19 -
21 22
-
24 25 26 27 - - -
-
17 18 -
20 - -
23 - - - -
28 29
30
Jumlah 30 (Y)
Partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan
1. Kesadaran
terhadap lingkungan sekolah
Keikutsertaan dalam: 1.1. Membuang sampah 1.2. Kerapian meja dan kursi 1.3. Kebersihan papan tulis
1 1 1
1 2 3
- - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
sekolah 1.4. Kebersihan taman 1.5. Keindahan lingkungan 1.6. Kebersihan kamar
mandi/WC 1.7. Keberihan lantai 1.8. Kebersihan kolam ikan 1.9. Kebersihan
perpustakaan 1.10. Kebersihan kelas
1 1 2 1 1 2 1
4 - - - - -
12
- 5
6,7 8 9
10,11
12 2. Usaha/gagasan
tentang kebersihan lingkungan sekolah
Usaha/gagasan dalam: 2.1. Kerja bakti 2.2. Mambawa tanaman 2.3. Lomba kebersihan 2.4. Piket kelas 2.5. Menegur teman 2.6. Mengajak teman 2.7. Perbaikan meja kursi 2.8. Slogan kebersihan 2.9. Sanksi kebersihan 2.10. Iuran kebersihan 2.11. Pengadaan alat
kebersihan 2.12. Perawatan taman 2.13. Kerjasama kebersihan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 14 15 16 17 18 -
20 - -
23
24 25
- - - - - -
19 -
21 22 - - -
Jumlah 25
J. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data
melalui metode angket dan wawancara. Metode tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Angket
Metode pengumpulan data melalui angket dalam penelitian ini digunakan
untuk memperoleh data tentang sikap dan partisipasi siswa dalam kebersihan
sekolah dengan memakai Skala Likert. Menurut Mohammad Ali (1982: 87)
dipilihnya angket sebagai metode utama dengan pertimbangan: Pertama,
digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden yang menjadi
sampel. Kedua, responden dapat leluasa dalam menjawab pertanyaan. Ketiga,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
setiap jawaban dapat dipikir dengan matang. Keempat, penggunaan angket
bersifat ekonomis, hemat tenaga, waktu dan biaya. Menurut Sanapiah Faisal
(1981: 2) angket adalah sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan
disebarkan untuk memperoleh informasi atau keterangan dari sumber data
berupa orang.
Skor penilaian untuk angket persepsi, sikap dan partisipasi siswa dalam
kebersihan lingkungan sekolah adalah sebagai berikut: Pertama; Skor penilaian
angket persepsi tentang lingkungan hidup yaitu pada pilihan jawaban benar, jika
pernyataan positif maka nilainya adalah 1 dan jika pernyataan negatif maka
nilainya adalah 0. Untuk pilihan jawaban salah, jika pernyataannya positif maka
nilainya adalah 0 dan jika pernyataannya negatif maka nilainya adalah 1. Kedua;
Skor penilaian angket sikap tentang lingkungan hidup terbagi dalam 5 pilihan
jawaban, sehingga penilaianya juga sesuai jumlah pilihan jawaban tersebut.
Penilaian angket sikap tentang lingkungan hidup yaitu pada pernyataan positif
maka nilai jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) adalah 1, jawaban TS (Tidak
Setuju) nilainya 2, jawaban RG (Ragu-ragu) nilainya 3, jawaban S (Setuju)
nilainya 4, dan jawaban SS (Sangat Setuju) nilainya 5. Pada pernyataan negatif
adalah sebaliknya, yaitu jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) adalah 5, jawaban
TS (Tidak Setuju) nilainya 4, jawaban RG (Ragu-ragu) nilainya 3, jawaban S
(Setuju) nilainya 2, dan jawaban SS (Sangat Setuju) nilainya 1. Ketiga; Skor
angket partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah yaitu terdiri atas 4
pilihan jawaban, adalah TP (Tidak Pernah), K (Kadang), Sr (Sering), Sl (Selalu).
Skor masing-masing pilihan jawaban adalah untuk pernyataan positif, maka skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pada jawaban TP adalah 1, jawaban K adalah 2, jawaban Sr adalah 3, dan
jawaban Sl adalah 4. Untuk pernyataan yang negatif yaitu pada jawaban TP
skornya adalah 4, jawaban K skornya adalah 3, jawaban Sr skornya adalah 2,
dan jawaban Sl skornya adalah 1.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa memahami obyek materi
penelitian yang diberikan, maka ditentukan skor penilaian. Pernyataan yang
digunakan untuk mengukur persepsi tentang lingkungan hidup berjumlah 38 butir
pernyataan, sedangkan untuk pernyataan sikap tentang lingkungan hidup dalam
penelitian ini berjumlah 30 butir pernyataan dan pernyataan yang digunakan
dalam mengukur partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah
berjumlah 25 butir. Skor maksimum untuk persepsi bernilai 38 dan skor
minimum adalah 0. Skor maksimum untuk pernyataan sikap adalah 150 dan skor
minimum bernilai 30. Skor yang digunakan untuk mengukur partisipasi adalah
maksimum 100 dan minimum 25. Dari masing-masing butir pernyataan baik
persepsi, sikap, maupun partisipasi, diujicobakan untuk mendapatkan butir soal
yang memenuhi syarat keabsahan alat ukur yaitu validitas dan reliabilitas.
Dalam menyusun butir-butir pernyataan test untuk angket persepsi,
angket sikap dan angket partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah,
maka harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan konsep dasar tentang variabel penelitian.
Dalam hal menentukan konsep dasar, maka harus menyesuaikan dengan
lingkup masalah dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dijabarkan dalam aspek yang akan diukur dan ditentukan melalui indikator
dan parameternya.
b. Pembuatan kisi-kisi tes dan angket atau blue-print atau disebut pula dengan
table of specification.
Dalam penelitian ini digunakan kisi-kisi yang mencakup tiga variabel, yaitu
kisi-kisi untuk persepsi, kisi-kisi untuk sikap dan kisi-kisi untuk patisipasi
siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah.
c. Penulisan soal penyataan
Langkah dalam penulisan soal pernyataan merupakan hal yang penting dalam
sebuah penelitian kuantitatif, hal ini berguna untuk menghasilkan alat ukur
atau tes yang baik. Penulisan soal merupakan penjabaran dari indikator dan
parameter (tingkat perilaku) yang hendak diukur menjadi pernyataan-
pernyataan yang karakteristiknya sesuai dengan kisi-kisi dari penelitian
tersebut.
d. Telaah dan perbaikan soal pernyataan
Telaah dan perbaikan soal ini digunakan dalam mendapatkan soal yang baik
dari pengukuran dan dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami.
e. Membuat skor test dan angket
Membuat skor atau memberikan angka dalam penelitian kuantitatif
merupakan langkah untuk mendapatkan informasi dari masing-masing
sampel. Pada prinsipnya pemberian skor ini harus dapat dilakukan secara
obyektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
f. Perakitan soal pernyataan menjadi perangkat instrumen
Hal ini sangat penting untuk menyajikan butir-butir soal pernyataan agar
menjadi suatu alat yang terpadu agar skor test yang diperoleh dapat dipercaya
dan diperlukan banyak butir soal pernyataan.
g. Ujicoba test dan angket (try out)
Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan informasi data
empirik mengenai sejauh mana sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Informasi data empirik tersebut pada umumnya menyangkut segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi validitas.
Angket dan test yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada 100
siswa. Sampel yang digunakan untuk ujicoba adalah sampel yang bukan
merupakan bagian dari populasi dalam penelitian ini. Uji coba angket dan test
dilakukan di SMP Islam Al Ittihad Desa Manggarmas yang mempunyai tingkat
yang sama dalam pendidikan. Dalam ujicoba ini responden diberikan kesempatan
untuk memberikan masukan atau saran-saran dalam rangka perbaikan angket.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari wawancara (Suharsimi, 1998: 144). Teknik ini
digunakan untuk pengumpulan data yang belum bisa diperoleh dengan angket.
Selain daripada itu wawancara ini juga dilakukan untuk konfirmasi data yang
diperoleh dengan angket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
dengan menggunakan persamaan regresi linier ganda. Alasan digunakannya teknik
analisis regresi ganda dengan dua predikator adalah untuk memprediksikan dan
mencari antara kriterium dengan predikator, menguji signifikansi korelasi, mencari
persamaan garis regresi dan menemukan sumbangan relatif dan sumbangan efektif
dari masing-masing predikator. Dalam hal ini menggunakan rumus sebagai berikut:
Yi = b0 + b1X1 + b2X2 + S (Moh. Nazir,1988: 537)
Keterangan:
i : 1, 2, 3, …
b0 : suku tetap
b1 : koefisien regresi pada X1
b2 : koefisien regresi pada X2
S : residu
Selanjutnya persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut:
Y = β1X1 + β2X2 + β0
Keterangan:
Y : Partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah
X1 : Persepsi tentang lingkungan hidup
X2 : Sikap tentang lingkungan hidup
Pengujian hipotesis akan dilakukan setelah melalui serangkaian uji
persyaratan analisis regresi. Untuk menganalisis data yang telah terkumpul dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dengan dua langkah pokok yaitu uji persyaratan analisis (uji asumsi) dan analisis
data.
1. Uji Persyaratan Analisis
Sesuai dengan pendapatnya Sutrisno Hadi (1997: 28) asumsi pokok yang
diperlukan dalam uji persyaratan analisis adalah:
h. Asumsi random sampling, yaitu cuplikan dibentuk menurut prinsip-prinsip
random sampling.
i. Asumsi continues variables yaitu semua variabel dimasukkan ke dalam
model analisis regresi dan variabel-variabel continuum.
j. Asumsi normal distribution of dependent variables, adalah variabel terikay
(Y) mengikuti sebaran normal dari Gauss.
k. Asumsi linierity of correlation, yaitu korelasi antara semua variabel X dan Y
adalah linier.
l. Asumsi noncilinierity of the independent variables, adalah semua variabel
bebas (X) korelasinya tidak terlalu tinggi atau independen.
Beberapa persyaratan tersebut yang perlu diuji asumsinya ada tiga yaitu:
Uji Normalitas
Uji normalitas ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah data dari
masing-masing variabel dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas
ini dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat, yaitu:
(fo – fh)2
F = Σ fh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Keterangan:
χ2 : signifikansi perbedaan frekuensi yang diobservasi
fo : frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
fh : frekuensi yang diharapkan (Sutrisno Hadi, 1995: 30)
Kriteria yang digunakan adalah jika χ2 hitung < χ2 tabel maka data
dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas
dilakukan dengan alat bantu computer melalui program Microsoft Excel 2007.
Uji Linieritas
Uji linieritas ini digunakan untuk menguji apakah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Uji linieritas ini
menggunakan rumus:
Keterangan:
F : Indeks linieritas
S2Tc : Varians tuna cocok
S2Gc : Varians galat
Kriteria pengujian, jika p beda > 0,05 hubungan antara X dan Y
dinyatakan linier, dan sebaliknya non linier. Pengujian linieritas menggunakan
alat bantu komputer dengan program Microsoft Excel 2007 dan Minitab Versi 11.
S2Tc F = S2Gc
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Uji Independensi Antar Variabel Bebas
Antar variabel bebas tidak diperkenankan memiliki hubungan dengan
derajat yang tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan uji
independensi. Uji independensi ini untuk mengetahui independensi antar variabel
bebas X1 dan variabel bebas X2 tidak terjadi korelasi. Uji independensi ini
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
rx1,2: Koefisien korelasi antara variabel X1 dan X2
X1 : Skor item untuk X1
X2 : Skor item untuk X2
N : Jumlah sampel (Sudjana,1996: 49)
Kriteria pengujiannya adalah jika rx1,2 < r tabel, maka instrument
dinyatakan multikolinieritas atau terjadi saling ketergantungan antar variabel.
Pengujian independensi ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu computer
dengan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows versi 10.
2. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dala penelitian ini adalah analisis
regresi, beberapa tahapan dalam analisis regresi adalah:
NΣX1X2 – (ΣX1)(ΣX2) rx1,2 =
√[{NΣX12 – (ΣX1)2}{NΣX2
2 – (ΣY1)2}]
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a. Mencari korelasi antara sebuah variabel bebas X yang disebut predikator
dengan sebuah variabel terikat Y disebut juga kriterium;
b. Mennguji taraf signifikansi korelasi yang ditemukan;
c. Menyusun persamaan regresi;
d. Mencari korelasi sesama variabel bebas X dan antara variabel bebas X
dengan variabel terikat Y, dan menguji taraf signifikansinya (jika lebih dari
satu);
e. Mencari bobot sumbangan efektif tiap variabel terhadap variabel terikatnya.
Teknik analisis tersebut digunakan untuk menguji hipotesis penelitian,
yang bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis regresi linier ganda,
adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Hipotesis pertama dan kedua
Hipotesis pertama dan kedua dilakukan pengujian dengan cara sebagai
berikut:
1). Mencari persamaan garis regresi dengan koefisien β1 dan β2 dicari dengan
mencari persamaan simultan.
Y = β1X1 + β2X2 + β0
a) ΣX1Y = β1ΣX12 + β2ΣX1X2
b) ΣX2Y = β2ΣX22 + β2ΣX1X2
2). Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan predikator X1 dan
predikator X2 dengan rumus produk moment:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
NΣX1Y – (ΣX1)(ΣY) rx1Y = √{NΣX1
2 – (ΣX1)2}{NΣY2 – (ΣY)2}
NΣX2Y – (ΣX2)(ΣY) rx2Y = √{NΣX2
2 – (ΣX2)2}{NΣY2 – (ΣY)2}
a). Koefisien korelasi X1 dengan Y dengan rumus:
(Suharsimi Arikunto, 1997: 243)
Keterangan:
rx1Y : Koefisien korelasi antara Y dan X1
N : Jumlah sampel
ΣX1 : Jumlah produk X1
ΣY : Jumlah produk Y
ΣX1Y : Jumlah produk X1 dan Y
ΣX1 2 : Jumlah kuadrat produk X1
ΣY2 : Jumlah kuadrat produk Y
Kriteria pengujian apabila rX1Y > r tabel maka antara X1 dengan Y ada
hubungan yang berarti.
b). Koefisien korelasi X1 dengan Y dengan rumus:
(Suharsimi Arikunto, 1997: 243)
Keterangan:
rx2Y : Koefisien korelasi antara Y dan X2
N : Jumlah sampel
ΣX2 : Jumlah produk X2
ΣY : Jumlah produk Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
ΣX2Y : Jumlah produk X2 dan Y
ΣX22 : Jumlah kuadrat produk X1
ΣY2 : Jumlah kuadrat produk Y
Kriteria pengujian apabila rX2Y > r tabel maka antara X2 dengan Y ada
hubungan yang berarti.
3). Mencari keberkaitan korelasi dengan rumus:
Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga dilakukan pengujian dengan cara sebagai berikut:
1). Mencari persamaan garis regresi dengan koefisien β1 dan β2 dicari dengan
mencari persamaan simultan.
Y = β1X1 + β2X2 + β0
a) ΣX1Y = β1ΣX12 + β2ΣX1X2
b) ΣX2Y = β2ΣX22 + β2ΣX1X2
2). Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan predikator X1 dan
predikator X2 dengan rumus:
Keterangan:
rY(12) : Koefisien korelasi antara Y dan X1 dan X2
JK (reg) / k F = x 100% JK (S) / (n – k – 1)
√ (β1ΣX1Y) + (β21ΣX2Y) rY(12) = √ΣY2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
β1 : Koefisien predikator X1
β2 : Koefisien predikator X2
ΣX1Y : Jumlah produk antara X1 dan Y
ΣX2Y : Jumlah produk antara X2 dan Y
ΣY2 : Jumlah kuadrat kriterium Y
Kriteria pengujian apabila rY(12) > r tabel maka antara X1 dan X2 dengan Y
ada hubungan yang berarti.
3). Mencari keberkaitan korelasi dengan rumus:
JK (reg) / k F = x 100% JK (S) / (n – k – 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 61
BAB IV
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Desa Manggarwetan merupakan salah satu desa di Kecamatan Godong
Kabupaten Grobogan. Manggarwetan memiliki luas 294.000 km dengan jarak dari
pusat pemerintahan Kecamatan Godong adalah + 12 km, jarak dari pusat
pemerintahan Kabupaten Grobogan adalah + 31 km, sedangkan jarak dengan ibukota
propinsi Jawa Tengah adalah + 42 km, dan dari ibukota Negara yaitu Jakarta adalah
+ 521 km. Manggarwetan memiliki ketinggian 11 meter diatas permukaan air laut
dan ini termasuk dataran rendah.
Penduduk desa Manggarwetan mayoritas beragama Islam dan bekerja dilahan
pertanian, baik menjadi petani atau menjadi buruh tani (bagi yang tidak mempunyai
lahan sawah). Sesuai dengan data monografi desa Manggarwetan jumlah penduduk
desa Manggarwetan adalah 3.502 orang dengan perincian 1.753 laki-laki dan 1.749
perempuan dan keseluruhan warga Manggarwetan adalah beragama Islam.
Sedangkan pekerjaan yang tercatat dalam peta monografi desa Manggarwetan adalah
20 orang Pegawai Negeri Sipil, 3 orang TNI/POLRI, 4 orang pemulung, dan sisanya
adalah petani dan buruh tani. Namun selain itu pula pendudukan Manggarwetan juga
banyak yang merantau ke luar daerah untuk bekerja, misalnya bekerja sebagai buruh
bangunan, tukang becak di Jakarta, Surabaya, dan tempat yang lainnya.
Fasilitas keagamaan yang terdapat di Manggarwetan antara lain memiliki 3
buah Masjid, 24 buah Mushola yang menyebar ke seluruh desa Manggarwetan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
wilayah pedukuhannya. Sedangkan fasilitas pendidikan di Manggarwetan antara lain
TK dan RA masing-masing 1 buah dengan 5 guru dan 77 murid, SD dan MI masing-
masing 1 buah, SMP/MTs (Madrasah Tsanawiyah) 1 buah, SMA/MA (Madrasah
Aliyah) 1 buah, Madrasah Diniyah 2 buah, TPA/TPQ 2 buah.
Letak desa Manggarwetan berbatasan langsung dengan desa Manggarmas
dan desa Harjowinangun disebelah utara, sedangkan disebelah timur berbatasan
dengan desa Karanggeneng dan desa Wanutunggal, disebelah selatan berbatasan
dengan desa Mlilir dan Wanutunggal dan disebelah baratnya berbatasan dengan desa
Tinanding dan desa Manggarmas.
Lokasi penelitian yaitu Madrasah Tsnawiyah (MTs) Nahdlatut Thullab
Manggarwetan terletak disebelah Timur desa Manggarwetan. Siswa yang belajar di
MTs tersebut banyak juga yang berasal dari desa-desa sekitar Manggarwetan antara
lain dari desa Manggarmas, Karanggeneng, dan Harjowinangun. Mereka setiap pagi
menempuh jarak + 1 km ke MTs, biasanya menggunakan sepeda, mengendarai
sepeda motor dan bahkan ada yang berjalan kaki.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Data dalam penelitian ini akan disajikan secara rinci, supaya hasil penelitian
dapat memperoleh gambaran yang jelas. Jumlah sampel atau subyek dalam penelitian
ini adalah siswa sebanyak 150. Variabel dalam penelitian ini adalah terdiri atas dua
variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas pertama adalah persepsi
tentang lingkungan hidup, dan variabel bebas kedua adalah sikap tentang lingkungan
hidup. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah partisipasi siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kebersihan lingkungan sekolah. Deskripsi data hasil penelitian ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Persepsi Tentang Lingkungan Hidup
Berikut adalah data persepsi tentang lingkungan hidup yang diperoleh
melalui tes persepsi. Dari data tes persepsi tersebut dapat dilihat pada tabel
menurut skala yang dibuat Sutrisno Hadi (1984 : 226) berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Tentang Lingkungan Hidup (X1)
Interval Nilai Frekuensi
… – 20.90 Rendah 4
20.90 – 23.13 Agak Rendah 22
23.13 – 25.37 Cukup 45
25.37 – 27.60 Tinggi 53
27.60 – 52.97 Sangat Tinggi 26
52.97 – … Sangat Tinggi Sekali 0
Total 150
Sumber:.Tabulasi Data Primer Bulan Juni 2010
Distribusi frekuensi variabel persepsi tentang lingkungan hidup (X1) jika
disajikan dengan diagram histogram adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Gambar 3. Histogram Variabel Persepsi Tentang Lingkungan Hidup (X1)
2. Sikap Tentang Lingkungan Hidup
Data sikap tentang lingkungan hidup diperoleh dari angket yang
disebarkan ke 150 sampel. Deskripsi data angket dapat dilihat dari tabel dibawah
ini:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Tentang Lingkungan Hidup (X2)
Interval Nilai Frekuensi
… – 85 Rendah 6
85 – 96 Agak Rendah 17
96 – 106 Cukup 52
106 – 117 Tinggi 53
117 – 233 Sangat Tinggi 22
233 – … Sangat Tinggi Sekali 0
Total 150
0
10
20
30
40
50
60
…-20.90Rendah
20.90-23.13Agak
Rendah
23.13-25.37
Cukup
25.37-27.60Tinggi
27.60-52.97
SangatTinggi
52.97-…SangatTinggiSekali
Frekuensi
X1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Sumber: Tabulasi Data Primer Bulan Juni 2010.
Distribusi frekuensi variabel sikap tentang lingkungan hidup (X2) jika
disajikan dengan diagram histogram adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Histogram Variabel Sikap Tentang Lingkungan Hidup (X2)
3. Partisipasi Siswa Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y)
Data tentang partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah
diperoleh dari koesioner. Data koesioner tersebut dapat disajikan sebagai
berikut:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Siswa Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y)
0
10
20
30
40
50
60
…-85Rendah
85-96 AgakRendah
96-106Cukup
106-117Tinggi
117-233SangatTinggi
233-…SangatTinggiSekali
Frekuensi
X2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Interval Nilai Frekuensi
… – 45.06 Rendah 4
45.06 – 58.89 Agak Rendah 20
58.89 – 72.72 Cukup 42
72.72 – 86.55 Tinggi 59
86.55 – 159.27 Sangat Tinggi 25
159.27 – … Sangat Tinggi Sekali 0
Total 150
Sumber: Tabulasi Data Primer Bulan Juni 2010.
Sedangkan distribusi frekuensi variabel partsipasi siswa dalam
kebersihan lingkungan sekolah (Y) jika disajikan dengan diagram histogram
adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Histogram Variabel Partisipasi Dalam Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y)
0
10
20
30
40
50
60
… - 45.06Rendah
45.06 -58.89Agak
Rendah
58.89 -72.72
Cukup
72.72 -86.55Tinggi
86.55 -159.27SangatTinggi
159.27 - …SangatTinggiSekali
Frekuensi
Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
C. Pengujian Prasyarat Analisis
Data penelitian yang sudah didapatkan selanjutnya akan dianalisis, akan
tetapi sebelum data tersebut dianalisis terlebih dahulu harus dilakukan pengujian
prasyarat analisis. Pengujian prasyarat analisis ini berupa uji normalitas data tiap
variabel, uji linieritas dan uji independensi antara variabel bebas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini berfungsi untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan cara
melakukan uji Chi-Kuadrat untuk setiap variabel, diperoleh hasil berupa nilai χ2
hitung sebesar 6,99 untuk variabel Y yang lebih kecil dibandingkan dengan χ2
tabel dengan derajat bebas 3 sebesar 7,815, sehingga data untuk variabel Y atau
partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah berdistribusi normal.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 95.
Pengujian Chi-Kuadrat untuk variabel persepsi tentang lingkungan hidup
(X1) diperoleh hasil χ2 hitung sebesar 5,36 yang lebih kecil dibandingkan dengan
χ2 tabel dengan derajat bebas 3 yaitu sebesar 7,815, sehingga data untuk variabel
X1 berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7
halaman 93.
Pada pengujian Chi-Kuadrat untuk variabel sikap tentang lingkungan
hidup (X2) diperoleh hasil χ2 hitung sebesa 6,91 yang lebih kecil dibandingkan
dengan χ2 tabel dengan derajat bebas 3 yaitu sebesat 7,815, sehingga dari data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
tersebut dapat disimpulkan bahwa data untuk variabel X2 berdistribusi normal.
Data dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 94.
2. Uji Linieritas
Fungsi dari uji linieritas adalah untuk mendeteksi adanya hubungan
linieritas digunakan uji F, apabila F hitung yang diperoleh lebih kecil dari F tabel,
maka antara variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan linier.
Pengujian yang digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas X1
dan variabel terikat Y diperoleh hasil berupa nilai F hitung sebesar 0,254 yang
lebih kecil dibandingkan dengan F tabel berderajat bebas db1 = 11 dan db2 = 137
sebesar 1,859. Sehingga antara variabel X1 dan Y mempunyai hubungan linier.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 101.
Sedangkan untuk mencari hubungan variabel bebas X2 dan variabel
terikat Y diperoleh hasil berupa nilai F hitung sebesar 1,094 yang lebih kecil
dibandingkan dengan nilai F tabel berderajat bebas db1 = 36 dan db2 = 112
sebesar 1,523. Sehingga antara variabel X2 dengan variabel Y mempunyai
hubungan yang linier. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 14
halaman 106.
3. Uji Independensi
Pelaksanaan uji independensi ini dilakukan untuk mengetahui besarnya
ketergantungan antar variabel bebas dalam hal ini persepsi tentang lingkungan
hidup dan sikap tentang lingkungan hidup. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh rX1X2 = 0,10385,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
kemudian dari hasil ini dilakukan uji t yaitu untuk mengetahui independensi dari
kedua variabel berdasarkan besar korelasinya. Dari uji t diperoleh nilai t adalah
sebesar 1,29001 yang lebih kecil dibandingkan dengan t tabel berderajat bebas
148 dan α = 0,05 yaitu sebesar 1,98. Sehingga antara variabel X1 dan X2 saling
independen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 96.
D. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hasil Analisis Data
Pengujian hasil analisis data yang diperoleh dari hasil perhitungan teknik
analisis korelasi dan regresi ganda, maka hipotesis yang telah dirumuskan dapat
terjawab sebagai berikut:
a. Hubungan antara persepsi tetang lingkungan hidup (X1) dengan partisipasi
siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah di MTs Nahdlatut Thullab desa
Manggarwetan (Y).
Untuk menguji hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan positif
antara persepsi tentang lingkungan hidup (X1) dengan partisipasi dalam
kebersihan lingkungan sekolah siswa MTs Nahdlatut Thullab desa
Manggarwetan digunakan teknik analisis korelasi. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan analisis korelasi product moment r hitung
sebesar 0,17928. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel product moment dengan N = 150 dan taraf signifikansi 5 %
diperoleh r tabel = 0,1603, sehingga r hitung lebih besar dari r tabel. Dalam
hal ini juga dilakukan uji t untuk memperkuat keputusan dan diperoleh nilai t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sebesar 2,25348 yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel dengan derajat
bebas N – 2 = 148 yaitu 1,98.
Berdasarkan hasil kedua uji tersebut, maka terdapat hubungan positif
yang bermakna antara persepsi tentang lingkungan hidup (X1) dengan
partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah bagi siswa MTs Nahdlatut
Thullab desa Manggarwetan (Y). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
lampiran 15 halaman 107.
b. Hubungan antara sikap tetang lingkungan hidup (X2) dengan partisipasi
siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah di MTs Nahdlatut Thullab desa
Manggarwetan (Y).
Untuk menguji hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan positif
antara sikap tentang lingkungan hidup (X2) dengan partisipasi dalam
kebersihan lingkungan sekolah bagi siswa MTs Nahdlatut Thullab desa
Manggarwetan digunakan teknik analisis korelasi. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan analisis korelasi product moment diperoleh
rX2Y sebesar 0,44384. Kemudian Hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan
dengan r tabel product moment dengan N = 100 dan taraf signifikansi 5 %
diperoleh r tabel = 0,1603, sehingga r hitung lebih besar dari r tabel. Dalam
hal ini juga dilakukan uji t untuk memperkuat keputusan dan diperoleh nilai t
sebesar 6,72426 yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel dengan derajat
bebas 148 yaitu 1,98.
Berdasarkan hasil kedua uji tersebut, maka terdapat hubungan positif
yang bermakna antara sikap tentang lingkungan hidup (X2) dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah bagi siswa MTs Nahdlatut
Thullab desa Manggarwetan (Y). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
lampiran 15 halaman 107.
c. Hubungan antara persepsi tentang lingkungan hidup (X1) dan sikap tetang
lingkungan hidup (X2) dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan
sekolah bagi siswa MTs Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan (Y).
Untuk menguji hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan positif
antara persepsi tentang lingkungan hidup (X1) dan sikap tentang lingkungan
hidup (X2) secara bersama-sama dengan partisipasi dalam kebersihan
lingkungan sekolah bagi siswa MTs Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan
digunakan uji analisis korelasi dan regresi berganda.
Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda diperoleh rY(12) = 0,4636.
Dari hasil uji F diperoleh F hitung untuk sumber variasi regresi 20,1221
dengan p-value = 0,0000, sehingga persamaan garis regresi ganda atau model
hubungan antara X1 dan X2 dengan Y = -8.6 + 0.835 X1 + 0.566 X2
bermakna secara statistik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran
16 halaman 108.
2. Penafsiran Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil analisis pengujian hipotesis yang telah dilakukan tersebut dapat
ditafsirkan sebagai berikut:
a. Besarnya koefisien korelasi antara X1 dengan Y sebesar 0,17928,
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara X1 dengan Y.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b. Besarnya koefisien korelasi antara X2 dengan Y sebesar 0,44384,
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara X2 dengan Y.
c. Besarnya koefisien korelasi ganda antara X1 dan X2 dengan Y sebesar
0,4636, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara X1 dan X2
dengan Y.
3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data dan penafsiran hipotesis tersebut diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan positif antara persepsi tentang
lingkungan hidup (X1) dengan partisipasi dalam kebersihan lingkungan
sekolah bagi siswa MTs Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan teruji dengan
kebenarannya dengan r hitung = 0,17928 > r tabel = 0,1603 pada taraf
signifikansi 5 %.
b. Hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan positif antara sikap tentang
lingkungan hidup (X2) dengan partisipasi dalam kebersihan lingkungan
sekolah bagi siswa MTs Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan teruji dengan
kebenarannya dengan r hitung = 0,44384 > r tabel = 0,1603 pada taraf
signifikansi 5 %.
c. Hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan positif antara persepsi tentang
lingkungan hidup (X1) dan sikap tentang lingkungan hidup (X2) dengan
partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah (Y) bagi siswa MTs
Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan teruji dengan kebenarannya, karena
hasil perhitungan koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
rY12 = 0,4636. Berdasarkan hasil perhitungan keberartian korelasi ganda
diperoleh nilai F reg = 20,1221, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan
dengan F tabel dengan derajat bebas (db) pembilang 2 dan db penyebut 147
pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel diperoleh F tabel = 3,058
sehingga F hitung = 20,1221 > F tabel = 3,058, maka dapat dikatakan
koefisien korelasi tersebut bermakna pada taraf signifikansi 5%.
E. Pembahasan Hasil Analisis
Hasil analisis data yang sudah dilaksanakan peneliti diatas menunjukkan
bahwa:
1. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel persepsi tentang lingkungan
hidup ikut menentukan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah.
Penelitian ini memfokuskan pada permasalah kebersihan lingkungan
sekolah khususnya di MTs Nahdlatut Thullab, karena suasana belajar di sekolah
tersebut terkesan kurang nyaman. Hal ini disebabkan banyaknya sampah yang
berserakan di sekitar sekolah maupun kelas, sehingga suasana belajar mengajar
terganggu. Kemudian peneliti berusaha untuk mencari solusi dalam mengatasi
masalah tersebut.
Dalam proses penelitian ini peneliti mengharapkan adanya hubungan
yang positif antara persepsi dan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan
sekolah, sehingga pada akhirnya guru atau penanggungjawab sekolah dapat
memberikan persepsi yang benar tentang kebersihan lingkungan dan secara tidak
langsung siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan lingkungan
sekolah tanpa harus disuruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi tentang lingkungan hidup
turut menentukan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah, karena
dengan adanya persepsi tentang lingkungan hidup semakin baik, berarti pula
mencerminkan tingkat perkembangan daya nalar dan pemahaman siswa MTs
Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan dalam menilai itu baik atau tidak,
lingkungan yang bersih, sehat, dan indah dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan
yang menunjang kesehatan dengan baik pula. Oleh karena itu, persepsi tentang
lingkungan berhubungan positif dengan partisipasi siswa dalam kebersihan
lingkungan sekolah khususnya di MTs Nahdlatut Thullab Manggarwetan.
2. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel bebas sikap tentang lingkungan
hdup juga turut atau berperan dalam mendukung partisipasi siswa dalam
kebersihan lingkungan sekolah.
Seperti halnya dalam permasalahan persepsi, apakah sikap dapat
mempengaruhi seseorang terhadap partisipasi dalam kebersihan lingkungan
sekolah khususnya pada siswa MTs Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan. Hal
inilah yang diharapkan peneliti bahwa sikap mempunyai hubungan yang positif
dengan partisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah, sehingga dalam
pelaksanaan belajar mengajar guru atau pengajar dapat memberi contoh sikap
yang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Dalam penelitian ini sikap tentang lingkungan hidup merupakan varibel
yang berperan serta atau ikut dalam mendukung partisipasi siswa dalam
kebersihan lingkungan sekolah. Semakin baik sikap tentang lingkungan hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
maka semakin besar sumbangan yang diberikan terhadap partisipasi siswa dalam
kebersihan lingkungan sekolah.
Setelah diketahui bahwa sikap tentang lingkungan hidup mempengaruhi
partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah, maka kita sebagai guru
maupun penanggungjawab sekolah harus senantiasa memberikan contoh sikap
yang baik terhadap lingkungan hidup, sehingga pada akhirnya siswa secara
mandiri akan mengikuti dan berpartisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah.
3. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif antara persepsi tentang
lingkungan hidup dan sikap tentang lingkungan hidup dengan partisipasi dalam
kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab
Manggarwetan.
Jika pembahasan diatas menyimpulkan satu per satu varibel, maka dalam
pembahasan yang ketiga ini menggabungkan dari kedua variabel tersebut.
Apakah terdapat hubungan positif jika keduanya dihubungkan dengan partisipasi
dalam kebersihan lingkungan sekolah.
Pada kesimpulan berdasarkan korelasi yang diberikan oleh kedua variabel
tersebut bahwa partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah
berhubungan dengan persepsi tentang lingkungan hidup dan sikap tentang
lingkungan hidup secara bersama-sama.
Pada dasarnya hubungan positif dari kedua variabel tersebut member
kesimpulan tentang bagaimana agar siswa mau ikut berpartisipasi dalam
kebersihan lingkungan sekolahnya, sehingga para guru dan penanggungjawab
sekolah menerapkan dan menjelaskan sekaligus member contoh tentang persepsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
dan sikap tentang lingkungan hidup yang benar, pada akhirnya siswa secara
sukarela akan menjaga lingkungannya karena mereka memahami pentingnya
kebersihan lingkungan sekolah dalam proses belajar mengajar bahkan dalam
kehidupan mereka masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan analisis data yang telah dilakukan dari penelitian ini yaitu
terhadap siswa MTs Nahdlatut Thullab Manggarwetan dengan menggunakan
signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif antara persepsi tentang lingkungan hidup dengan
partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs
Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan, sehingga hipotesis yang dikemukakan
teruji kebernarannya.
2. Terdapat hubungan positif antara sikap tentang lingkungan hidup dengan
partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs
Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan, sehingga hipotesis yang dikemukakan
teruji kebernarannya.
3. Terdapat hubungan positif antara persepsi tentang lingkungan hidup dan sikap
tentang lingkungan hidup secara bersama-sama dengan partisipasi siswa dalam
kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab desa
Manggarwetan, sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji kebernarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Berdasarkan hasil penelitian ternyata persepsi dan sikap siswa tentang
lingkungan hidup mempunyai hubungan dengan partisipasi dalam kebersihan
lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan.
Dalam penelitian ini terbukti bahwa persepsi dan sikap siswa tentang lingkungan
hidup mendukung partisipasi siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah.
Hasil ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa persepsi positif
terjadi bila siswa memiliki kemampuan perceptual atau derajat pengamatan dan
penginderaan, sehingga ia akan menanggapi stimulus berupa lingkungan hidup
secara obyektif dan tepat dalam rangka memperoleh pemahaman yang benar.
Demikian juga dengan sikap positif bila siswa memiliki reaksi afektif bersifat
kesadaran, dukungan, dan perilaku yang benar.
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian saudara Dzoeharza
yang menyatakan ada tingkat keeratan hubungan antara persepsi dan partisipasi
secara bersama yang sangat tinggi juga dalam penelitian saudara Indrosiswoyo
yang menyimpulkan bahwa partisipasi siswa, sikap, dan penyesuaian diri siswa
dalam tugas keluarga memiliki hubungan yang cukup kuat dengan prestasi
belajar di sekolah.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa persepsi dan sikap siswa tentang
lingkungan hidup mempunyai hubungan dengan partisipasi dalam kebersihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
lingkungan sekolah pada siswa MTs Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa siswa memiliki persepsi yang benar
tentang kebersihan lingkungan, maka siswa semakin memiliki partisipasi dalam
kebersihan lingkungan sekolah. Selain persepsi, sikap siswa juga mempengaruhi
partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam rangka mewujudkan suatu
kebersihan lingkungan sekolah, maka masalah persepsi terhadapa lingkungan
hidup dan sikap tentang lingkungan hidup sangat perlu mendapatkan perhatian
yang lebih baik dari berbagai pihak, khususnya para pendidik. Pembentukan
persepsi yang positif dan pembentukan sikap siswa yang positif dapat diperoleh
melalui keteladanan para pendidik dalam kegiatan sehari-hari, khususnya berupa
perilaku yang berkaitan dengan masalah kebersihan lingkungan sekolah dan
selain daripada itu melalui mata pelajaran yang sudah ada, misalnya pada
pendidikan olah raga dan kesehatan, IPA biologi, maupun dalam mata pelajaran
yang lainnya.
Adanya keterpaduan antara persepsi terhadap lingkungan hidup dan sikap
tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan
sekolah yang positif, diharapkan persepsi dan sikap siswa untuk menjaga
kebersihan lingkungan sekolah semakin baik dan berkualitas.
C. Saran
Dari kesimpulan dan implikasi penelitian diatas, maka dalam hal ini penulis
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
1. Dengan terdapatnya hubungan yang positif antara persepsi siswa dengan
partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa MTs
Nahdlatut Thullab desa Manggarwetan, maka untuk meningkatkan partisipasi
siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah tersebut, seluruh komponen sekolah
khususnya kepala Madrasah dan pendidik di MTs Nahdlatut Thullab harus
senantiasa menanamkan persepsi yang berwawasan lingkungan kepada siswanya,
sehingga pada akhirnya siswa dapat menciptakan lingkungan yang bersih baik
dilingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga masing-masing siswa.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang menyebutkan adanya hubungan positif antara
sikap tentang lingkungan hidup dengan partisipasi siswa dalam kebersihan
lingkungan sekolah, maka bagi pendidik di MTs Nahdlatut Thullab perlu
menumbuhkan motivasi siswanya khususnya mengenai rasa kesadaran,
kepedulian, dan tindakan yang nyata, serta dukungan terhadap setiap upaya
peningkatan pelaksanaan kebersihan lingkungan sekolah.
3. Dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif antara persepsi
tentang lingkungan hidup dan sikap tentang lingkungan hidup secara bersama-
sama dengan partisipasi siswa dalam kebersihan lingkungan sekolah pada siswa
MTs Nahdlatut Thullab, maka seluruh komponen sekolah yang meliputi guru dan
karyawan secara bersama-sama memberikan contoh keteladanan bagi siswa
untuk selalu berperilaku yang berhubungan dengan menjaga kebersihan, seperti
contohnya; membuang sampah ditempat sampah, tidak merokok didalam ruangan
belajar, dan lain-lain. Selain dari pada itu sikap peduli terhadap lingkungan juga
harus didukung oleh pemerintah, khususnya pemerintah desa dan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
yang berada dilingkungan sekolah. Hal ini supaya tercipta lingkungan yang
bersih, sehat, dan nyaman, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam
kegiatan yang lainnya.