DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI SEBAGAI ILMU
PROF. DR. ATIE RACHMIATIE M.Si
DIMENSI ILMU KOMUNIKASI
1. ONTOLOGI
2. EPISTEMOLOGI
3. AKSIOLOGI
1. ONTOLOGI Ontologi adalah cabang filsafat mengenai sifat wujud
(nature of being).Teori komunikasi dalam berbagai posisi ontologis, dikelompokkan oleh Littlejohn dalam 2 posisi dasar yang saling berlawanan, yakni:
a. Teori aksional (actional theory) orang menciptakan makna, memiliki tujuan, dan menentukan pilihan nyata. Pandangan aksional berpijak pada landasan teleologis orang mengambil keputusan yang dirancang untuk mencapai tujuannya.
b. Teori non-aksional (nonactional theory) perilaku pada dasarnya ditentukan oleh respons terhadap tekanan-tekanan sebelumnya. Dalam tradisi ini, dalil-dalil tertutup biasanya dipandang tepat; interpretasi aktif yang dilakukan oleh seseorang dilihat sebelah mata (Littlejohn, 1989)
“Dalam komunikasi terdapat proses persepsi atau pemaknaan, yang sangat menentukan dalam penerimaan dan penyampaian
pesan, juga dalam proses pengambilan keputusan yang mendasari suatu tindakan dan perilaku. Maka, teori aksional
dalam kelompok dasar ontologis ini mendasari dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi teori
komunikasi dan perkembangannya”
2. EPISTEMOLOGI
Epistemologi (teori pengetahuan) bahasa Yunani, episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan (knowledge), dan logos artinya teori atau ilmu
Ada 4 paham epistemologi yang menunjukkan timbulnya suatu pengetahuan atau bagaimana pengetahuan itu diperoleh, seperti yang dikemukakan Kerlinger (1986) bahwa ketika seseorang melakukan penelitian dan membangun suatu teori, sangat bergantung pada asumsi-asumsi epistemologis yang digunakannya. Adapun keempat paham tersebut adalah:
a. Paham Rasionalisme pengetahuan timbul dari kekuatan daya pikir manusia.
b. Paham Empiris pengetahuan timbul karena persepsi
c. Paham konstruktif pengetahuan adalah apa yang dialami manusia di dunia
d. Paham konstruksi sosial pengetahuan adalah suatu produk simbol interaksi yang
terdapat dalam kelompok-kelompok masyarakat.
Melihat dari berbagai paham, terlihat jelas bahwa banyak teori komunikasi yang mengambil dari berbagai paham, seperti asumsi bahwa komunikasi adalah alat vital dalam konstruksi realitas sosial (Berger & ludman, 1946; Schuzt, 1947; Keneth, Gergen, 1958:266-275; Littlejohn, 1989:26)
3. AKSIOLOGI
Aksiologi (teori nilai) bahasa Yunani, axios dan logos. Axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga. Logos artinya teori atau ilmu.
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mengkaji nilai-nilai. Para pakar komunikasi menentukan 3 masalah mendasar yang menyangkut aksiologi, yaitu:
a. Apakah suatu teori bebas nilai?
b. Sejauhmana pengaruh praktik penelitian terhadap objek yang dipelajari?
c. Sejauhmana ilmu berupaya mencapai perubahan sosial?
Dari ketiga permasalahan yang dilontarkan, dapat dirumuskan dalam persoalan aksiologi ini terdapat 2 posisi umum, yakni:
1. Ilmu yang sadar/ sarat nilai (value conscious) pentingnya nilai bagi penelitian dan teori, mengarahkan pada tujuan positif
2. Ilmu yang bernilai netral (value netral) percaya bahwa ilmu menjauhkan dari nilai-nila, dan para cendekiawan mengontrol efek nilai-nilai itu (Effendy, 1992:335-336)
“Pentingnya aksiologi dalam membangun teori-teori komunikasi sebagai ilmu harus tidak boleh bebas nilai. Artinya aksiologi sebagai pengendali terutama dalam mempertahankan nilai-nilai luhur peradaban.”
Tujuan ilmu komunikasiteori. Teori komunikasi bukan hanya seperangkat spekulasi, tetapi seperangkat pernyataan (statement) yang terorganisasi, logis dan teruji secara empirik
Teori-teori komunikasi dapat digunakan untuk eksplanasi, prediksi, serta mengendalikan
perilaku komunikasi manusia.
SEKIAN &
TERIMAKASIH