Transcript
Page 1: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

hidayahNya kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun

2017.

Pembangunan peternakan dan perkebunan tahun 2017 diarahkan untuk

mewujudkan tercapainya sasaran peningkatan produksi dan produktivitas

peternakan dan perkebunan dalam upaya peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani di Kabupaten Banjar

Secara umum Dinas Peternakan dan Perkebunan Tahun 2017 telah dapat

melaksanakan program dan kegiatan dengan baik, hal ini terlihat dari capaian

kenerja sasaran RPJDM yang mencapai sebesar 97,34 % (Sangat Tinggi).

Meskipun demikian, upaya pencapaian sasaran kinerja masih dihadapkan pada

berbagai tantangan yang berkaitan dengan perubahan dan perkembangan

lingkungan yang sangat dinamis seperti peningkatan jumlah penduduk yang

pesat, kemajuan teknologi dan informasi, tekanan globalisasi dan pasar bebas,

dampak perubahan iklim, masih rendahnya produktivitas peternakan dan

perkebunan, terbatasnya kemampuan petani pada akses permodalan,

terbatasnya sumberdaya lahan dan terbatasnya keterampilan petani. Selain itu

penguasaan teknologi juga masih rendah serta menurunnya minat generasi

muda di sektor peternakan dan perkebunan.

Berbagai hambatan yang ada di tahun 2017 ini merupakan evaluasi bagi Dinas

Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar untuk perencanaan kegiatan di

tahun mendatang.

Semoga Laporan Kinerja Instansi pemerintah (LKjIP) Dinas Peternakan dan

Perkebunan Kabupaten Banjar dapat memberi gambaran dan informasi kepada

pihak yang berkepentingan mengenai capaian kinerja dan pelaksanaan kegiatan

Tahun 2017 serta menjadi bahan perbaikan untuk meningkatkan kinerja kami

selanjutnya.

Martapura, Januari 2018

Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar, Ir. H. Dondit Bekti A Pembina Utama Muda NIP. 19620818 198203 1 006

Page 2: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

ii LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------- ii

DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------------- iii

DAFTAR GAMBAR ---------------------------------------------------------------------- v

RINGKASAN EKSEKUTIF --------------------------------------------------------------- vii

BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------- 1

1.1. Latar Belakang ------------------------------------------------------ 1

1.2. Kedudukan, Tugas Pokok Fungsi----------------------------------- 2

1.3. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan ------------------------- 2 1.3.1. Kondisi Riil Pegawai ---------------------------------------- 2 1.3.2. Kondisi Riil Pegawai Berdasarkan Pendidikan ------------- 3 1.3.3. Kondisi Riil Pegawai Berdasarkan Beban kerja ------------ 4 1.3.4. Aset Sarana dan Prasarana -------------------------------- 5

1.4. Aspek Strategis ----------------------------------------------------- 5

1.5. Isu Strategis -------------------------------------------------------- 6

1.6. Struktur Organisasi ------------------------------------------------ 7

1.7. Keuangan ----------------------------------------------------------- 8

1.8. Sistimatika Penulisan ---------------------------------------------- 9 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ------------------------------- 10

2.1. Rencana Strategis ------------------------------------------------- 10 2.1.1. Visi dan Misi Bupati Banjar ------------------------------- 10 2.1.2. Sasaran RPJMD -------------------------------------------- 11 2.1.3. Tujuan ------------------------------------------------------ 12 2.1.4. Sasaran ----------------------------------------------------------- 13 2.1.5. Strategi dan Arah Kebijakan ----------------------------------- 13

2.2. Rencana Kerja Tahunan -------------------------------------------- 17

2.3. Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja ----------------------------- 19

2.4. Program Prioritas --------------------------------------------------- 21

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ------------------------------------------------- 23

3.1. Capaian Kinerja Organisasi Terhadap Target RPJMD -------------- 24 3.1.1. Capaian Kinerja Terhadap Target RPJMD ----------------- 24 3.1.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja Terhadap Target RPJMD --- 26

3.2. Capaian Kinerja Organisasi Terhadap Target Renstra ------------- 51 3.2.1 Capaian Kinerja Terhadap Target Renstra ---------------- 51 3.2.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja Terhadap Target Renstra - 55

3.3. Akuntabilitas Keuangan --------------------------------------------- 85 3.2.1 Akuntabilitas keuangan Terhadap Target RPJMD -------- 86 a. Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran --------------- 86 b. Analisa Efisiensi ----------------------------------------- 87 3.2.2 Akuntabilitas keuangan Terhadap Target Renstra ------- 88 a. Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran --------------- 88 b. Analisa Efisiensi ----------------------------------------- 90

Page 3: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

iii LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

3.4. Tindak Lanjut Atas Evaluasi Laporan Kinerja Tahun 2016 -------- 92 3.3.1. Evaluasi Kinerja Tahun 2016 ------------------------------- 92 3.3.2. Tindak Lanjut ---------------------------------------------- 92

BAB IV PENUTUP ------------------------------------------------------------------- 93

Page 4: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

iv LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

DAFTAR TABEL Nomor Uraian Halaman

1.1 Jumlah Pejabat Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum -------------------------------------------------------------------- 3

1.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan ------------------------------ 3 1.3 Ketersediaan dan Kondisi Sarana dan Prasarana ----------------------- 5 1.4 Jumlah Daftar Aset ------------------------------------------------------ 5 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Berdasarkan RPJMD ------------------ 10 2.2. Tujuan dan Indikator Tujuan ---------------------------------------------- 11 2.3 Sasaran SKPD ------------------------------------------------------------ 11 2.4 Strategi dan Kebijakan ------------------------------------------------- 13 2.5 Rencana Kerja Tahunan -------------------------------------------------- 17 2.6 Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja ---------------------------------- 18 3.1 Skala Nilai Perangkat Kinerja ------------------------------------------- 24 3.2 Capaian Kinerja SKPD terhadap Target RPJMD ------------------------- 24 3.3 Hasil Penilaian Sasaran -------------------------------------------------- 25 3.4 Capaian Kinerja Sasaran Produksi Karet ------------------------------- 26 3.5 Perkembangan Produksi Karet 2012 – 2017 --------------------------- 26 3.4 Realisasi Anggaran Mendukung Indikator Produksi karet ------------- 33 3.7 Efisiensi Penggunaan Anggaran ----------------------------------------- 33 3.8 Capaian Kinerja Sasaran Produktifitas Karet --------------------------- 34 3.9 Perkembangan produktifitas Karet -------------------------------------- 34 3.10 Capaian Kinerja Populasi Sapi ------------------------------------------ 36 3.11 Perkembangan Populasi Sapi ------------------------------------------- 37 3.12 Capaian Kegiatan IB------------------------------------------------------ 39 3.13 Data Keadaan N2 Cair dan Straw --------------------------------------- 39 3.14 Data Capaian SIWAB ---------------------------------------------------- 41 3.15 Realisasi Anggaran mendukung Sasaran Populasi Sapi --------------- 44 3.16 Efisiensi Penggunaan Anggaran ----------------------------------------- 45 3.17 Capaain Kinerja Sasaran Peningkatan pengolahan Hasil Perkebunan - 45 3.18 Perkembangan peningkatan Produk Bokar ----------------------------- 46 3.19 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Pengolahan Hasil perkebunan -------------------------------------------------------- 50 3.20 Efisiensi Penggunaan Anggaran ----------------------------------------- 51 3.22 Capaian Kinerja Terhadap target Renstra ------------------------------ 51 3.23 Hasil Penilaian Sasaran Renstra ---------------------------------------- 53 3.24 Capaian Kinerja Meningkatnya Populasi Ternak ------------------------ 55 3.25 Pertumbuhan Populasi Ternak Tahun 2016-2017 ---------------------- 55 3.26 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak -------------------------------------------------------------------- 56 3.27 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi Ternak ------------- 57 3.28 Perbandingan Produksi Tahun 2016 dan 2017 ------------------------- 58 3.29 Jumlah Pemotongan Ternak Tahun 2017 ------------------------------- 59 3.30 Perbandingan Jumlah Pemotongan Tahun 2016 dan 2017 ------------ 59 3.31 Pemotongan Hewan Qurban Tahun 2016 – 2017 ---------------------- 60 3.32 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi Ternak -------------------------------------------------------------------- 61 3.33 Capaian Kinerja Sasaran Menurunnya Angka Kematian Ternak ------- 62 3.34 Perbandingan Angka Sasaran Menurunnya Angka Kematian Ternak Tahun 2016 dan 2017 ------------------------------------------- 62 3.35 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Menurunnya Kematian Ternak -------------------------------------------------------------------- 64 3.36 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan --------- 65

Page 5: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

v LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

3.37 Perbandingan Produksi Perkebunan Tahun 2016 dan 2017 ------------ 66 3.38 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet Rakyat -------------------- 66 3.39 Reakapitulasi Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi ----------------- 66 3.40 Rekapitulasi Luas Areal dan produksi Tanaman Kelapa Dalam ------- 67 3.41 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan --------------------------------------------------------------- 68 3.42 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktifitas Perkebunan -------------------------------------------------------------- 69 3.43 Perbandingan Produktifitas Perkebunan Tahun 2016 dan 2017 ------- 69 3.44 Capaian Kinerja Sasaran Terkendalinya Serangan OPT dan GUP ----------------------------------------------------------------------- 70 3.45 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Terkendalinya OPT Dan GUP ----------------------------------------------------------------- 72 3.46 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Madya --------------------------------------------------------------- 72 3.47 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Madya ---------------------------------------------------- 73 3.48 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna --------------------------------------------------------------- 74 3.49 Realisasi Anggaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna -------------------------------------------------------------- 74 3.50 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kompetensi Penyuluh -------- 75 3.51 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Kompetensi Penyuluh --------------------------------------------------- 75 3.52 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Mutu Olahan Produk Peternakan dan Perkebunan -------------------------------------------- 76 3.53 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Mutu Olahan Produk Peternakan dan Perkebunan --------------------- 80 3.54 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kinerja Aparatur-------------- 81 3.55 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Kinerja Aparatur ------------------------------------------------------------------ 84 3.56 Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja ------------------------- 85 3.57 Realisasi Anggaran Berdasarkan Program ------------------------------ 85 3.58 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 20017 Terhadap Target RPJMD ------------------------------------------------------------ 86 3.59 Efisiensi Penggunaan Anggaran Terhadap Target RPJMD -------------- 87 3.60 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Terhadap Target Renstra ---------- 88 3.61 Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Terhadap Target Renstra---------- 91

Page 6: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

vi LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

DAFTAR GAMBAR

Nomor Uraian Halaman

1.1 Jumlah pejabat struktural berdasarkan jenis kelamin ------- 4 1.2 Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan --------- 5 1.3 Bagan Struktur Organisasi ------------------------------------- 7 3.1 Keragaan Perkembangan Produksi Karet --------------------- 27 3.2 Laju Pertumbuhan Produksi Karet ----------------------------- 27 3.3 Perkembangan Produktivitas Karet 2012-2017 --------------- 35 3.4 Laju Pertumbuhan Produktifitas Karet ------------------------ 35 3.5 Perkembangan Populasi Sapi ---------------------------------- 37 3.6 Pertumbuhan Populasi Sapi ------------------------------------ 38 3.7 Perkembangan Bokar ------------------------------------------- 46 3.8 Laju Peningkatan produksi Pengolahan Hasil Perkebunan ---- 47

Page 7: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

1 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Banjar mempunyai letak dan kedudukan yang sangat strategis selain

dengat dengan pusat pemerintahan, juga merupakan jalur trans Kalimantan serta

sebagai penyangga kota Banjarmasin. Disamping itu bila dilihat dari potensi

sumberdaya alam Kabupaten Banjar merupakan daerah peternakan dan perkebunan

yang potensial. Sebagian penduduknya tinggal di pedesaan dengan mengandalkan

pertanian sebagai mata pencahariannya. Dengan keunggulan komparatif sebagai

daerah agraris penghasil perkebunan dan peternakan, maka pembangunan pertanian

perlu diletakkan sebagai prioritas dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi karena

konstribusinya dalam penyediaan bahan pangan, penyumbang PDRB dan devisa,

menopang ekonomi rumah tangga petani, dan penyerapan tenaga kerja di pedesaan.

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar mempunyai tugas dan

fungsi yang berkaitan dengan bidang ekonomi dimana sektor peternakan dan

perkebunan memiliki peran dalam penyediaan pangan nabati dan hewani serta

pengembangan ekonomi lokal daerah.

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 13 Tahun 2016, dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya dihadapkan pada berbagai perubahan dan

perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta berbagai tantangan mendasar

saat ini yaitu : peningkatan jumlah penduduk yang pesat, kemajuan teknologi dan

informasi, tekanan globalisasi dan pasar bebas, dampak perubahan iklim, Masih

rendahnya produktivitas peternakan dan perkebunan, terbatasnya kemampuan petani

pada akses permodalan, terbatasnya sumberdaya lahan dan air, terbatasnya

keterampilan petani dan minimnya penguasaan teknologi sehingga adopsi terhadap

inovasi teknologi masih rendah serta menurunnya minat generasi muda di sektor

peternakan dan perkebunan merupakan tantangan yang serius dalam pembangunan

peternakan dan perkebunan mendatang.

Tantangan yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan

produksi dan produktivitas, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk,

mengembangkan teknologi, meningkatkan kualitas dan kuantitas lahan, memperluas akses

permodalan petani, meningkatkan minat generasi muda pada sektor peternakan dan

perkebunan, penetapan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan,

pengawasan dan evaluasi serta koordinasi dengan pihak maupun stake holder lainnya.

Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan peternak dan pekebun. Menghadapi permasalahan tersebut, maka peran

petani pekebun dan peternak di pedesaan yang merupakan sentral kegiatan

perkebunan dan peternakan perlu lebih dioptimalkan sehingga dapat memacu

pertumbuhan perekonomian di pedesaan.

Page 8: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

2 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

1.2. Kedudukan, Tugas Pokok Fungsi

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah serta

tugas pembantuan di bidang peternakan dan perkebunan. Untuk menyelenggarakan

tugas tersebut Dinas Peternakan dan Perkebunan mempunyai fungsi :

Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang peternakan dan perkebunan sesuai

dengan kebijakan yang ditetapkan Bupati;

Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang

peternakan dan Kesehatan Hewan

Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang

Perkebunan;

Pemberian pelayanan umum di bidang peternakan dan perkebunan;

Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;

Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis;

Pembinaan terhadap Kelompok Jabatan Fungsional.

Disamping menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai perangkat Daerah

Kabupaten, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar juga melaksanakan

program dan kegiatan yang berasal dari pemerintah provinsi yaitu Dinas Perkebunan

dan Peternakan serta dari Pemerintah Pusat (Kementerian Pertanian).

1.3. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

1.3.1. Kondisi Riil Pegawai

a. Pejabat Struktural

Pejabat struktural di Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar

terdiri dari :

Eselon II; 1 orang laki- laki

Eselon III; sebanyak 4 orang terdiri dari 3 orang perempuan dan 1

orang laki-laki;

Eselon IV; sebanyak 13 orang terdiri dari 4 orang perempuan dan 9

orang laki-laki.

Gambar 1.1 : Grafik jumlah pejabat struktural berdasarkan jenis kelamin

Page 9: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

3 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

b. Pejabat Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum

Tabel 1.1

Jumlah Pejabat Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum

Nama Jabatan Staf

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki- Laki Perempuan

Fungsional Pranata Komputer - 1

Fungsional Umum 8 6

Fungsional Penyuluh 6

Total

c. Tenaga kontrak waktu tertentu

Selain ASN, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar juga

didukung oleh tenaga kontrak tertentu sebanyak 30 orang terdiri dari :

1) Petugas kebersihan 5 orang (dengan RPH/RPU)

2) Sopir 1 orang

3) Petugas keamanan/jaga malam 4 orang (dengan RPH/RPU)

4) Tenaga teknis peternakan :

Inseminator 4 orang

Paramedik veteriner 3 orang

Medik veteriner (Dokter hewan) 1 orang (THL Pusat)

5) Petugas PELD perkebunan 11 orang

6) Operator website 1 orang

7) Petugas PIP perkebunan 1 orang

8) Tenaga administrasi sebanyak 14 orang

9) Pengolah data (IT) sebanyak 3 orang

Keberadaan Tenaga kontrak tersebut disesuaikan dengan kebutuhan

dan kompetensi yang diperlukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan

tugas dan fungsi Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar.

Page 10: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

4 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

1.3.2. Kondisi Riil Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Tabel 1.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

No. Klasifikasi Pendidikan Jumlah

1 Sarjana S2 5

2 Sarjana S1 46

3 Diploma DIII 2

4 Diploma DII -

5 SMA 23

6 SMP -

7 SD -

Total 76

Gambar 1.2 : Komposisi pegawai Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar berdasar tingkat pendidikan.

Berdasarkan gambar diatas sebagian besar ASN Dinas Peternakan dan

Perkebunan Kabupaten Banjar berpendidikan S1 (46 orang atau 60,53%),

kemudian SLTA sebanyak 23 orang atau 30,26%, S2 sebanyak 5 orang atau

6,58% dan DIII sebanyak 2 orang atau 2,63%.

Secara umum, komposisi pendidikan sebagaimana gambar diatas belum

memadai terutama untuk kualifikasi S1 profesi dokter hewan dimana

keberadaan dokter hewan sangat diperlukan untuk pelayanan medik

veteriner di klinik hewan, dan puskeswan.

1.3.3. Kondisi Riil Pegawai Berdasarkan Beban kerja

Kebutuhan pegawai untuk tiap jenis jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut

Page 11: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

5 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Pada posisi jabatan struktural di Dinas Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Banjar kebutuhan sebanyak 17 jabatan ditambah dengan UPT

RPH 2 jabatan. Tahun 2017 jumlah jabatan terisi sebanyak 14 orang,

sementara masih terdapat 1 jabatan yang belum terisi yakni jabatan eselon

IV.

Kebutuhan jabatan fungsional umum Dinas Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Banjar diasumsikan setiap eselon IV dibidang memiliki staf

sebanyak 2 orang dan eselon IV di Sekretariat memiliki 3 orang staf,

ditambah UPT RPH RPU minimal 3 orang staf, maka pegawai fungsional

umum yang di perlukan adalah sebanyak 30 orang. Pada saat ini jabatan

fungsional umum dengan status ASN terisi sebanyak 17 orang, dengan

demikian masih dibutuhkan sebanyak 13 orang.

1.3.4. Aset Sarana dan Prasarana

Tabel 1.3

Ketersediaan dan Kondisi Sarana dan Prasarana Tahun 2017

No. Uraian Jumlah Kondisi

Baik Rusak Rusak Berat

1. Mobil operasional 7 7 - -

2. Roda Tiga 7 7 - -

3. Sepeda motor operasional 86 82 - 4

4. Komputer/PC 17 16 - 1

5. Notebook/laptop 6 6 - -

6. AC 14 14 - -

7. Meja kerja 62 62 - -

8. Kursi Kerja 62 62 - -

9. Lemari 38 38 -

10 Mesin ketik 3 3 - -

Tabel 1.4

Jumlah Daftar Aset

No. Uraian Nilai Aset (Rp.)

1. Tanah 10.284.551.500

2. Peralatan dan Mesin 8.864.391.905

3. Gedung dan Bangunan 9.452.911.850

4. Jalan, Irigasi dan Jaringan 2.986.159.605

5. Aset tetap lainnya 5.939.220.360

6. Konstruksi dalam pengerjaan 122.100.000

7. Akumulasi Penyusutan 7.458.807.992

Page 12: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

6 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

1.4. Aspek Strategis

Dinas Peternakan dan Perkebunan dibentuK berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 13 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Tanggal 20 Desember 2016, mempunyai

tugas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan di bidang peternakan dan perkebunan dan menjalankan

fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang peternakan dan perkebunan sesuai

dengan kebijakan yang ditetapkan Bupati;

b. Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang

peternakan dan Kesehatan Hewan

c. Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang

Perkebunan;

d. Pemberian pelayanan umum dibidang peternakan dan perkebunan;

e. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;

f. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis;

g. Pembinaan terhadap Kelompok Jabatan Fungsional.

1.5. Isu-Isu Strategis

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya dihadapkan pada berbagai perubahan dan perkembangan

lingkungan yang sangat dinamis serta permasalahan mendasar saat ini yaitu

peningkatan jumlah penduduk yang pesat, kemajuan teknologi dan informasi,

tekanan globalisasi dan pasar bebas, dampak perubahan iklim, Masih rendahnya

produktivitas peternakan dan perkebunan, terbatasnya kemampuan petani pada

akses permodalan, terbatasnya sumberdaya lahan dan air, terbatasnya keterampilan

petani dan minimnya penguasaan teknologi sehingga adopsi terhadap inovasi

teknologi masih rendah serta menurunnya minat generasi muda di sektor peternakan

dan perkebunan merupakan tantangan yang serius dalam pembangunan peternakan

dan perkebunan mendatang.

Tantangan yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan

produksi dan produktivitas, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk,

mengembangkan teknologi, meningkatkan kualitas dan kuantitas lahan, memperluas akses

permodalan petani serta meningkatkan minat generasi muda pada sektor peternakan dan

perkebunan.

Dari permasalahan dan isu strategis yang dihadapi , dilakukan analisis

strategis untuk mengetahui strategi, kebijakan dan program serta kegiatan

yang harus dilakukan Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar

dalam menjalankan tujuan dan sasarannya untuk mendukung pencapaian visi

Page 13: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

7 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

dan misi kepala daerah.

1.6. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Peraturan Daerah Kabupaten Banjar

Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah,

organisasi Dinas Peternakan dan Perkebunan terdiri dari :

1. Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan

2. Sekretariat yang terdiri dari :

- Subbag Umum dan Kepegawaian;

- Subbag Perencanaan;

- Subbag Keuangan

3. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang terdiri dari :

- Seksi Perbibitan dan Produksi;

- Seksi Kesehatan Hewan;

- Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, pengolahan dan pemasaran

4. Bidang Perkebunan, terdiri dari :

- Seksi Produksi Perkebunan ;

- Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan;

- Seksi Pasca Panen Perkebunan.

5. Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan, terdiri dari :

- Kepala Seksi Pengembangan dan Perwilayahan Peternakan

- Kepala Seksi Pengembangan dan Perwilayahan Perkebunan

- Kepala Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan

6. Unit Pelaksana Teknis RPH Martapura

- Kepala UPT RPH Martapura

- Kepala Tata Usaha RPH Martapura

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Selanjutnya tugas pokok dari masing-masing susunan organisasi diatas diuraikan

lagi dengan Peraturan Bupati Banjar Nomor 44 Tahun 2012, Tentang Rincian Tugas dan

Fungsi Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar (terlampir)

Gambar 1.3. Bagan Struktur organisasi Dinas Peternakan dan Perkebunan .

Page 14: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

8 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

KEPALA DINAS

Sekretaris

Kelompok Jabatan Fungsional

Kasubag Umum dan Kepegawaian

Kasubag Keuangan

Kasubag Perencanaan

KaBid Sumberdaya dan Penyuluhan

KaBid PerkebunanKaBid Peternakan dan

Kesehatan Hewan

KaSi Pengembangan dan perwilayahan Peterna

KaSi Pengembangan dan Perwilayahan Perkebunan

KaSi Kelembagaan dan Penyuluhan

KaSi Produksi Perkebunan

KaSi Perlindungan Tanaman Perkebunan

KaSi Pasca Panen Perkebunan

KaSi Perbibitan dan Produksi

KaSi Kesehatan Hewan

KaSi Kesmavet Pengolahan dan

Pemasaran

LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR : 75 TAHUN 2016TANGGAL : 23 Desember 2016

Ka UPT RPH MArtapura

Ka UPT RPH MArtapura

1.7. Keuangan

Anggaran yang dikelola Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar

Tahun 2017 bersumber dari APBD Kabupaten Banjar dengan pagu anggaran semula Rp.

5.373.540.360,- kemudian mengalami optimalisiasi anggaran menjadi

Rp. 4.141.361.481,-.

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar tidak menerima anggaran

yang bersumber dari APBN baik Tugas Pembantuan, Dekonsentrasi maupun Dana

Alokasi Khusus (DAK).

Page 15: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR

9 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

1.8. Sistematika Penulisan

Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas

Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar sebagai berikut :

Kata Pengantar;

Daftar Isi;

Ringkasan Eksekutif; pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam Rencana Strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai

tujuan dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam

pencapaiannya. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk

mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi kendala yang

mungkin akan terjadi pada tahun mendatang.

BAB I Pendahuluan;

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, kedudukan, tugas pokok

dan fungsi Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar;

aspek strategis dan permasalahan utama.

BAB II Perencanaan dan Pernajian/Penetapan Kinerja

Memuat tentang Rencana Strategis dan Perjanjian/Penetapan Kinerja Tahun

2017.

BAB III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017

Memuat tentang Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2017 dan Realisasi

Anggaran Tahun 2017

BAB IV Penutup

Bab ini menjelaskan secara singkat kesimpulan dan saran LKjIP Tahun

2017.

Page 16: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

10 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

Pemerintah Kabupaten Banjar telah menetapkan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 yang memuat visi, misi,

tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program pembangunan dari Bupati dan

Wakil Bupati terpilih dalam rangka mewujudkan janji -janji politik

kepada masyarakat Kabupaten Banjar ketika dalam proses pemilihan

kepala daerah.

Sebagai bagian dari perangkat daerah di Kabupaten Banjar, Dinas Peternakan

dan Perkebunan Kabupaten Banjar berkewajiban menyusun Rencana Strategis

(Renstra) sebagai penjabaran dari RPJMD Kabupaten Banjar Tahun 016-2021 dengan

berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010.

Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun

2016-2021 memuat tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan beserta target

indikatornya dalam rentang waktu 5 (lima) tahun mendatang sesuai dengan tugas

pokok, fungsi dan kewenangannya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Banjar Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah guna mendukung pencapaian visi dan misi kepala daerah.

Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar disusun

mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Banjar Tahun 2016-2021 dengan memperhatikan kebijakan dan prioritas program

pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Kementerian Pertanian.

2.1.1. Visi dan Misi Kepala Daerah Kabupaten Banjar

Sejalan dengan semangat, tekad dan janji politik, Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Banjar terpilih tahun 2016-2021, visi pembangunan Kabupaten Banjar 2016-

2021 adalah

Visi Kabupaten Banjar adalah :

“ TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN BANJAR YANG

SEJAHTERA DAN BAROKAH”

Penjelasan Visi :

Sejahtera adalah kesejahteraan rakyat yang mengandung keterpaduan dimensi

material dan spiritual dalam wujud suasana kehidupan yang aman dan damai

Barokah adalah sesuatu yang dirasakan mempunyai nilai tambah, memberi

manfaat dan kemaslahatan bagi orang banyak

Page 17: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

11 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Dalam rangka mencapai visi tersebut, telah ditetapkan misi sebagai

berikut :

1. Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan suasana kehidupan

beragama;

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berbasis pendidikan,

kesehatan, ketenagakerjaan, dan kesejahteraan sosial;

3. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam berbasis pertanian,

perkebunan, peternakan, perikanan dan komoditas unggulan daerah lainnya

dengan pendekatan Agribisnis dan industri berwawasan lingkungan secara

berkelanjutan;

4. Mewujudkan pemerataan dan keseimbangan pembangunan infrastruktur

untuk mendukung daya saing ekonomi daerah;

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih dan Amanah

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan dan Perkebunan

untuk mendukung tercapainya visi dan misi Bupati dan wakil Bupati yaitu

melaksanakan misi ketiga “ Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam

berbasis pertanian, perkebunan, Peternakan, Perikanan dan komoditas

unggulan daerah lainya dengan pendekatan agribisnis dan industri berwawasan

lingkungan secara berkelanjutan “

Salah satu tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan pendapatan petani

melalui peningkatan produksi hasil peternakan dan perkebunan serta meningkat

nilai tambah produk peternakan dan perkebunan.

2.1.2. Sasaran Strategis Dinas Peternakan dan perkebunan Kabupaten Banjar

Mengacu pada RPJMD

Sasaran strategis dan indikator sasaran Dinas Peternakan dan perkebaunan

Kabupaten Banjar mengacu pada RPJMD Kabupaten Banjar

Tabel 2.1

Sasaran Strategis dan Indikator Berdasarkan RPJMD

No

.

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

SASARAN

Capaian

Tahun

2016

Tahun 2017 Target

Akhir

Renstra

2021

Capaian

s/d 2017

thd 2021

(%) Target Realisiasi

%

Realisasi

1.

.

Meningkatnya

produksi dan

produktifitas

pertanian dan

perikanan

1. Produksi karet (ton) 15980,81 19160,99 17627 91,99 26205,16 67,27

2. Produktifitas karet

(kg/ha)

970 1163 879 75,58 1590 55,28

3. populasi sapi (ekor) 16700,00 16950,00 17627 103,99 18000,00 97,93

2 Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan

Persentase

peningkatan produk

pengolahan hasil

perkebunan

20 30 35 116,67 50 70,00

Page 18: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

12 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

2.1.3. Tujuan Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar

Sebagai upaya mewujudkan pencapaian visi dan misi kepala daerah, maka Dinas

Peternakan dan Perkebunan telah menetapkan tujuan sebagai berikut :

Tabel 2.2

Tujuan dan Indikator Renstra Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar

No. Tujuan Indikator

1. Meningkatkan populasi dan produksi peternakan

Persentase pertumbuhan populasi dan produksi peternakan

2. Meningkatkan produksi dan produktifitas perkebunan

Persentase peningkatan produksi dan produktifitas perkebunan

3. Meningkatkan sumberdaya penyuluhan dan kelembagaan

Persentase peningkatan sumberdaya penyuluhan dan kelembagaan

4. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternakan dan perkebunan

Persentase peningkatan mutu olahan produk peternakan dan perkebunan

5. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur

Persentase peningkatan kinerja aparatur

2.1.4. Sasaran Dinas Peternakan dan Perkebunan Kaupaten Banjar

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara lebih spesifik

dan terukur, yang manggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima)

tahun dan dialokasikan dalam 5 periode secara tahunan.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut, Dinas Peternakan dan

Perkebunan Kabupaten Banjar telah menetapkan sasaran sebagai berikut :

Tabel 2.3

Sasaran Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar

No. Tujuan Sasaran Indikator

1. Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan

1. Meningkatnya populasi ternak

Jumlah populasi ternak (ekor)

2. Meningkatnya produksi ternak

Jumlah produksi ternak (kg)

3. Menurunnya angka kematian ternak

Persentase penurunan angka kematian ternak besar (%)

Persentase penurunan angka kematian ternak unggas (%)

2. Meningkatkan produksi dan produktifitas perkebunan

4. Meningkatnya produksi perkebunan

Jumlah produksi tanaman perkebunan (kg)

5. Meningkatnya produktifitas perkebunan

Jumlah produktifitas tanaman perkebunan per hektar (kg/ha)

6. Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan

Persentase terkendalinya serangan OPT dan GUP (%)

Page 19: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

13 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

No. Tujuan Sasaran Indikator

Usaha Perkebunan

3. Meningkatkan sumberdaya penyuluhan dan kelembagaan

7. Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya

Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%)

8. Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani

Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG (%)

9. Meningkatnya kompetensi penyuluh

Persentase jumlah penyuluh yang bersertifikasi (%)

4. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternakan dan perkebunan

10. Meningkatnya mutu olahan produk peternakan dan perkebunan

Persentase mutu olahan produk peternakan dan perkebunan (%)

5. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur

11. Meningkatnya kinerja aparatur

Persentase peningkatan kinerja aparatur (%)

2.1.5. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi merupakan keseluruhan cara atau langkah dengan penghitungan yang

pasti untuk mencapai tujuan atau mengatasi persoalan. Cara atau langkah yang

dirumuskan lebih bersifat makro dibandingkan dengan teknik yang lebih sempit, dan

merupakan rangkaian kebijakan. Sehingga strategi merupakan cara mencapai tujuan

dan sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.

Kebijakan merupakan suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam

suatu lingkungan tertentu dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan, atau

merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu, kebijakan pada

dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau

petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna

tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi

dan misi satuan kerja perangkat daerah.

Page 20: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

14 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 2.4

Strategi dan Kebijakan

No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

1. Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan

Meningkatnya populasi ternak

Meningkatkan ketersediaan bibit ternak dan Mengembangkan perbibitan ternak

- Pengembangan Unit Perbibitan Ternak, fasilitas perbibitan dan sentra-sentra Peternakan Rakyat (SPR);

- Asuransi Usaha Sapi Potong

- Rekomendasi teknis usaha Peternakan

- Rancangan Perda dan atau Perbup tentang usaha Peternakan

- sertifikasi bibit ternak

- Regulasi ttg PemberianTanda Daftar Usaha Peternakan Rakyat

Pemanfaatkan daya dukung lahan yang potensial untuk pengembangan peternakan

- Peningkatan kapasitas tampung lahan dan skala usaha peternakan

- Pengembangan integrasi dengan sub sektor lainnya.

- Diversifikasi usaha di lahan peternakan

Meningkatkan angka kelahiran ternak IB dan alam melalui Optimalisasi IB dan INKA

Pengembangan ULIB dan sarana prasarana IB

Mengendalikan pemotongan betina produktif

Pengawasan pemotongan betina produktif

Menambah populasi ternak

- Regulasi pemasuan ternak dari luar Kab. Banjar

- Pendistribusian ternak pada lokasi potensial peternakan;

Meningkatnya produksi ternak

Mengembangan hijauan pakan ternak, pakan alternatif dan pakan olahan

Penataan tata ruang dan perwilayahan peternakan

Menurunnya kematian ternak

Meningkatkan pelayanan keswan

- Pengawasan lalu lintar ternak yang keluar masuk Kabupaten

Page 21: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

15 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Banjar

- Pengembangan Puskeswan

2. Meningkatkan produksi dan produktifitas perkebunan

Meningkatnya produksi dan produktifitas perkebunan

Mengembangkan dan menerapkan teknologi produksi

- Bantuan saprodi dan alat pasca panen kepada perkebunan rakyat sebagai stimulan

- Membangun kerjasama antara perusahaan perkebunan dan perkebunan rakyat

- Pengawsan mutu bibit

Meningkatnya Luas Areal (LTT) Perkebunan

- Pemanfaatan lahan tidur/kering non produktif dan peningkatan kualitas lahan

- Penataan tata ruag dan perwilayahan

- Revitalisasi lahan perkebunan non produktif

- Konservasi lahan marginal

- Dukungan Regulasi Pemerintah

Penyediaan fasilitas skim kredit

Pemberian Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk petani kewenangan < 20 hektar.

Rekomendasi Teknis Usaha Perkebunan > 20 hektar.

Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan

Penguatan Perlindungan Tanaman Perkebunan

- Penerapan sistem perlindungan terpadu

- Pembentukan brigade kebakaran lahan dan kebun

- Bimtek SLPHTdan bantuan obat-obatan OPT

3. Meningkatkan sumberdaya penyuluhan dan kelembagaan

Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya

Mengembangkan SDM kelembagaan kelompok tani

Peningkatan jumlah kelas kelompok tani Kelas Madya dengan melakukan pendampingan bagi poktan baik melalui latihan dan

Page 22: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

16 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

kunjungan serta melakukan penilaian kelas kemampuan kelompok

Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani

Meningkatkan penyuluhan, pedampingan dan pengawalan TTG

Pembaharuan metode rekayasa sosial penyuluhan pertanian

Meningkatkan peran penyuluh pertanian dalam rangka pemberdayaan kelompok tani dan alih teknologi peternakan dan perkebunan

Peningkatan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi Kelompok Tani dengan melakukan pendampingan dan penyuluhan serta memfasilitasi kaji terap baik demplot dan denfarm

Meningkatnya kompetensi penyuluh

Peningkatan jumlah aparatur penyuluh yang bersertifikasi dengan memberikan diklat teknis dan pembekalan sertifikasi sampai dengan fasilitasi ujian sertifikasi

Penyusunan programa penyuluhan tingkat desa dengan memfasilitasi kegiatan pertemuan penyusunan programa desa bersama kelompok dan tokoh masyarakatnya.

Sertifikasi penyuluh

4. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternakan dan perkebunan

Meningkatnya mutu olahan produk peternakan dan perkebunan

- Pengembangan teknologi pasca panen dan pengolahan

- Pengembangan sarana prasarana pengolahan dan pemasaran hasil

- Peningkatan produksi olahan (kuantitas, kualitas dan kontinuitas)

- Menumbuhkembangkan usaha-usaha industri pengolahan dan diversifikasi produk olahan

Peningkatan peran dan fungsi Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) dan Koperasi Perkebunan

Page 23: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

17 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

peternakan dan perkebunan.

- Pengembangan kemitraan

- Meningkatkan pembinaan dan penilaian usaha bagi perusahaan perkebunan

- Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan pemasaran produk peternakan

- Fasilitasi RPH-R dan RPH-U sesuai standart SNI

- Penerapan penjaminan produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal

- Fasilitasi kios daging, pasar ternak dan pengaturan pemasaran sapi/kerbau dan daging.

- Perda Retribusi RPH, RPU dan pemotongan ternak betina produktif

5. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur

Meningkatnya kinerja aparatur

Peningkatan disiplin kerja aparatur

Peningkatan kemampuan/keterampilan sumberdaya aparatur

Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran sesuai kebutuhan

• Penempatan aparatur sesuai kompetensi

• Menerapkan reward dan punisment

• Meningkatkan kapasitas aparatur melalui Diklat/Bimtek

2.2. Rencana Kerja Tahunan

Kegiatan perencanaan merupakan titik awal menentukan keberhasilan dari

sebuah pelaksanaan misi organisasi Pemerintah. SKPD dituntut agar dapat membuat

Rencana Kinerja Tahunan yang jelas dan terukur dalam melakukan setiap kegiatan

pembangunan. Dokumen Rencana Kinerja tersebut merupakan dokumen resmi yang

digunakan sebagai dasar dalam pengusulan kegiatan dan anggaran OPD.

Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari

sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis (renstra).

Rencana kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar

menggambarkan kinerja tahunan yang akan diwujudkan oleh dinas dan

indikator kinerja beserta target-targetnya berdasarkan program, kebijakan dan

sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Disamping itu Rencana

Kinerja Tahunan disusun dalam rangka menjaga konsistensi dan keterpaduan dalam

perencanaan, pelaksanaan, penganggaran maupun pengawasan.

Page 24: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

18 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 2.5

Rencana Kinerja Tahun 2017

No. Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target

1

Meningkatnya Populasi Ternak

a. Populasi Ternak Sapi 16.950 Ekor b. Populasi Ternak Kerbau 3.255 Ekor

c. Populasi Ternak Kambing, Domba 11.175 Ekor d. Populasi Ternak Ayam Pedaging 15.520.500 Ekor e. Populasi Ternak Ayam Petelur 400.380 Ekor f. Populasi Ternak Ayam Buras 1.051.400 Ekor g. Populasi Ternak Itik 363.470 Ekor

2

Meningkatnya Produksi

Ternak

a. Produksi daging sapi 1.050.000 Kg

b. Produksi daging kambing 91.000 Kg c. Produksi ayam pedaging 5.341.000 Kg

d. Produksi daging ayam petelur afkir 125.000 Kg e. Produksi daging ayam buras 969 Kg f. Produksi daging itik 348 Kg g. Produksi telur ayam ras 4.183.120 Kg h. Produksi telur ayam buras 860.271 Kg i. Produksi telur itik 2.850.000 Kg j. Produksi susu sapi 169.000 Liter

k. Produksi susu kambing 500 Liter

3

Menurunnya Angka Kematian Ternak

a. Angka Kematian Ternak Besar < 0,34 %

b. Angka Kematian Ternak Kecil < 6,40 %

4

Meningkatnya Produksi

Perkebunan

a. Jumlah Produksi Tanaman Karet 16.472.000 Kg

b. Jumlah Produksi Tanaman Kopi 621.000 Kg c. Jumlah Produksi Kelapa Dalam 3.000.000 Kg d. Jumlah Produksi Astri 48.000 Kg

5

Meningkatnya Produktivitas Perkebunan

a. Produktivitas Karet Per Ha 972 Kg/ha

b. Produktivitas Kopi Per Ha 757 Kg/ha c. Produktivitras Kelapa Dalam Per Ha 1.070 Kg/ha d. Produktivitas Atsiri Per Ha 900 Kg/ha

6. Terkenalinya OPT Perkebunan dan GUP

Menurunya OPT dan GUP < 8 %

7

Meningkatnya mutu olahan hasil peternakan dan perkebunan

a. Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan (bokar)

30 %

b. Diversifikasi Hasil Olahan Perkebunan (Jenis)

7 Jenis

c. Diversifikasi Hasil Olahan Peternakan (Jenis)

3 Jenis

d. Jumlah UPPB yang terbina 6 Kel

e. Jumlah UPPB yang bekerjasam dengan pabrikan

5 Kel

8

Peningkatan kelas kemampuan kelompok tani

Persentase jumlah kelas kelompok tani Kelas Madya

2,99 %

9

Peningkatan penerapan teknologi peternakan perkebunan

Persentase penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi Kelompok Tani

24,53 %

10 Peningkatan SDM aparatur penyuluh peternakan perkebunan

Persentase jumlah aparatur penyuluh pertanian PNS yang bersertifikasi

16 %

11.

Meningkatnya Kinerja dan

sumberdaya aparatur

a. Persentase disiplin kerja 100 %

b. Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek teknis dan administrasi

7 orang

c. Persentase Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan

100 %

d. Persentase ketersediaan sarana prasarana perkantoran

80 %

Page 25: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

19 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

2.3. Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) BAPPELITBANG Kabupaten Banjar merupakan

dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpina

instansi yang ada dibawahnya untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan

indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan

kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan

tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat

sasaran strategis, indikator kinerja, beserta

Tabel 2.6

Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja Tahun 2017

No. Sasaran Indikator Anggaran Target

1. Meningkatnya populasi ternak

h. Populasi Ternak Sapi 1.153.124.160 16.950 ekor

i. Populasi Ternak Kerbau

3.255 ekor

j. Populasi Ternak Kambing, Domba

11.175 ekor

k. Populasi Ternak Ayam Pedaging

15.520.500 ekor

l. Populasi Ternak Ayam Petelur

400.380 ekor

m. Populasi Ternak

Ayam Buras 1.051.400 ekor

n. Populasi Ternak Itik

363.470 ekor

2. Meningkatnya produksi ternak

l. Produksi daging sapi 1.050.000 Kg

m. Produksi daging kambing

91.000 Kg

n. Produksi ayam pedaging

5.341.000 Kg

o. Produksi daging ayam petelur afkir

125.000 Kg

p. Produksi daging ayam buras

969 Kg

q. Produksi daging itik 348 Kg

r. Produksi telur ayam ras

4.183.120 Kg

s. Produksi telur ayam buras

860.271 Kg

t. Produksi telur itik 2.850.000 Kg

u. Produksi susu sapi 169.000 Liter

v. Produksi susu kambing

500 Liter

2 Menurunnya angka kematian ternak

- Persentase penurunan angka kematian ternak besar

683.187.960 < 0,34 %

- Persentase penurunan angka kematian unggas

< 6,40 %

3. Meningkatnya produksi perkebunan

- Jumlah Produksi Karet 1.460.340.080 16.472.000 Kg

- Jumlah Produksi Kopi 621.000 Kg

- Jumlah Produksi Kelapa Dalam

3.000.000 Kg

- Jumlah Produksi Astri 48.000 Kg

4. Meningkatnya - Produktivitas Karet Per Ha 972 Kg/ha

- Produktivitas Kopi Ha 757 Kg/ha

Page 26: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

20 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

No. Sasaran Indikator Anggaran Target

produktifitas perkebunan

- Produktivitras Kelapa Dalam Per Ha

1.070 Kg/ha

- Produktivitas Atsiri Per Ha 900 Kg/ha

Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha

Perkebunan

Persentase terkendalinya serangan OPT dan GUP (%)

168.737.680 persen

4. Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya

Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya

87.500.000 2,99 Persen

5. Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani

Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG

24,53 Persen

6. Meningkatnya kompetensi penyuluh

Persentase jumlah penyuluh yang bersertifikasi

16 Persen

7. Meningkatnya mutu olahan produk peternakan dan perkebunan

f. Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan (bokar)

760.866.080 30 %

g. Diversifikasi Hasil Olahan Perkebunan (Jenis)

7 Jenis

h. Diversifikasi Hasil Olahan Peternakan (Jenis)

3 Jenis

i. Jumlah UPPB yang

terbina 6 Kel

j. Jumlah UPPB yang bekerjasam dengan pabrikan

5 Kel

8. Meningkatnya kinerja aparatur

- Persentase disiplin kerja 1.344.084.400 100 Persen - Jumlah Aparatur yang

mengikuti pelatihan/Bimtek

teknis dan administrasi

(orang/thn)

7 Orang

- Peningkatan Ketepatan

waktu penyusunan dan

penyampaian laporan

100 Persen

- Persentase ketersediaan

sarana dan prasarana

perkantoran (%)

80 Persen

Page 27: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

21 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 2.6

Program dan Anggaran dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017

No Program Anggaran (Rp.)

1. Program Pelayanan Administrasi perkantoran 1.108.396.920

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 156.000.000

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 75.000.000

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

56.838.721

5. Program Peningkatan Kesejahtraan Petani 24.950.000

6. Program Peningkatan Ketahan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

300.452.640

7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produkksi Pertanian/Perkebunan

173.200.000

8. Program Pencegahan dan Penenggulangan Penyakit Ternak

592.307.960

9. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 1.090.349.160

10. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

563.866.080

Jumlah 4.141.361.481

2.4. Program Prioritas

Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Banjar diarahkan pencapaian sasaran sebagai berikut :

1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani

melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha

peternakan dan perkebunan, pengembangan kelembagaan dan perlindungan

terhadap petani. Sasaran yang ingin dicapai yaitu :

- meningkatnya kapasitas dan posisi tawar petani;

- semakin kokohnya kelembagaan petani;

- meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif;

- meningkatnya pendapatan petani.

Pelaksanaan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani diwujudkan melalui

Kegiatan :

a. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribinis

b. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani

2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan),

Program ini bertujuan meningkatkan produksi dan usaha budidaya petani

pekebun serta meningkatkan mutu olahan produk perkebunan dalam rangka

untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal daerah

Page 28: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

22 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

diwujudkan melalui kegiatan :

a. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil Pertanian

b. Pengembangan pertanian pada lahan kering

c. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk

3) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan,

Program ini untuk memfasilitasi pemasaran hasil pertanian dengan sasaran :

- Memperkenalkan produk local unggulan yang dapat merangsang

berkembangnya komoditi;

- Meningkatnya hubungan antara petani dengan pengusaha

sehingga mempermudah akses pemasaran komoditi.

Pelaksanaan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

diwujudkan melalui kegiatan :

a. Fasilitasi kerjasama regional/nasional/internasional penyediaaan hasil produksi

pertanian/perkebunan komplementer

b. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah

c. Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian

4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan,

Program ini untuk memfasilitasi berkembangnya usaha pertanian agar produktif

dan efisien dengan sasaran :Menghasilkan berbagai produk pertanian//perkebunan

yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi di pasaran; dan

Meningkatnya kontribusi sector perkebunan dalam perekonomian daerah.

a. Penyediaan sarana produksi pertanian/ perkebunan

5) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak,

a. Pemeliharaan kesehatan dan Pencegahan penyakit menular

b. Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik

6) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan,

a. Pembibitan dan Perawatan Ternak

b. Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat

c. Pengembangan Agribisnis Peternakan

7) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.

a. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar produksi hasil

peternakan

Page 29: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

23 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel. Strategi dan Arah Kebijakan

Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Banjar yang Sejahtera dan Barokah

Misi 3 : Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan komoditas unggulan daerah lainnya dengan pendekatan bisnis dan industri berwawasan lingkungan secara berkelanjutan.

Tujuan Sasaran Strategi Langkah Operasional

Meningkatnya populasi dan produksi peternakan

Meningkatnya populasi dan produksi ternak

Meningkatkan angka kelahiran ternak Peningkatan sarana prasarana ULIB,

Optimalisasi IB dan sinkronisasi pada pada 1.200 akseptor

Peningkatan kemampuan petugas teknis, inseminator dan PKB

Penanggulangan gangguan reproduksi

Penyediaan bantuan bibit ternak pada kelompok ternak.

Penyediaan fasilitas perbibitan dan SPR

Pengawasan pemotongan betina produktif

Peningkatan produksi pakan ternak

Pengembangan hijauan pakan ternak (HPT)

Pengembangan pakan alternatif dan pakan olahan

Menurunnya angka kematian ternak

Meningkatkan penanganan kesehatan hewan

Penanganan pengendalian penyakit hewan menular strategis dan zoonosis

Peningkatan sarana dan prasarana puskeswan dan klinik

Penyediaan obat -obatan hewan, vaks in dan pera latan

keswan

Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dan penerapan produk pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal.

Jaminan keamanan produk pangan asal hewan melalui Penerapan produk ternak (PAH) yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)

Page 30: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

24 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tujuan Sasaran Strategi Langkah Operasional

Pengembangan dan penguatan RPH dan RPU

Pembinaan, pengawasan dan penanganan gangguan lingkungan usaha peternakan

Fasilitasi sarana prasarana panen dan pasca panen

Meningkatnya produksi dan produktivitas Perkebunan

Meningkatnya produksi dan produktifitas perkebunan

Pemanfaatan lahan tidur/kering non produktif dan peningkatan kualitas lahan

Perluasan areal pengembangan perkebunan

Mengoptimalkan pemanfaatan lahan perkebunan non produktif

Penyediaan sarana produksi dan alsintan

Pengembangan dan penerapan teknologi produksi perkebunan

Melakukan perbaikan kondisi lahan marjinal dengan menerapkan teknologi konservasi serta meningkatkan produktivitas lahan.

Peremajaan tanaman perkebunan

Penyediaan dan penyaluran bantuan input sarana produksi (benih, pupuk, obat-obatan)

Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman, GUP dan kebakaran lahan perkebunan

Pengendalian OPT secara terpadu, penanganan gangguan/konflik usaha perkebunan dan kebakaran lahan perkebunan

Penerapan Pengendalian OPT terpadu

Penyediaan obat-obatan pengendlai OPT

Penanganan Gangguan/konflik usaha perkebunan

Penanganan kebakaran lahan perkebunan

Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternakan dan perkebunan

Peningkatan mutu olahan hasil peternakan dan perkebunan yang bernilai tambah dan berdaya saing

Pengembangan teknologi pasca panen dan pengolahan

Penyediaan sarana dan prasarana teknologi produksi, panen dan pasca panen

Menumbuhkembangkan usaha-usaha industri pengolahan dan diversifikasi produk olahan peternakan dan perkebunan

Meningkatkan mutu dan kualitas hasil olahan perkebunan dan peternakan

Menumbuh kembangkan usaha-usaha industri pengolahan dan diversifikasi

produk olahan perkebunan dan peternakan

Peningkatan akuntabilitas kinerja

Peningkatan Kinerja dan sumberdaya aparatur

1. Peningkatan disiplin Aparatur

2. Peningkatan kualitas sumberdaya

Page 31: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &

PERJANJIAN KINERJA

25 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tujuan Sasaran Strategi Langkah Operasional

pelayanan dan sumberdaya aparatur pertanian, perkebunan dan peternaan

aparatur

Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran

Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran sesuai kebutuhan

Page 32: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

26 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Terdapat beberapa tahapan didalam melakukan pengukuran kinerja, tahapan

yang pertama adalah penetapan kinerjja, pengumpulan data kinerja dan cara

pengukuran kinerja. Untuk penetapan kinerja telah dimuat dalam Bab II mengenai

Rencana Kinerja Tahun 2017.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara menggunaan indikator kinerja

kegiatan. Pengukuran dilakukan dengan memanfaatkan sumber data kinerja yang

diperoleh dari data internal instansi dan data eksternal yang berasal dari luar instansi

baik berupa data primer maupun data sekunder.

Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat capaian

target dari masing-masing indikator (masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak)

dan kinerja sasaran yakni tingkat pencapaian sasaran dengan indikator yang telah

ditetapkan dalam rencana kinerja.

Untuk mengukur kinerja sasaran pengukuran kinerjanya dilakukan dengan

memperhatikan kondisi masing-masing capaian kegiatan, menggunakan rumus :

Jika semakin tinggi realisasi menunjukan pencapaian kinerja yang semakin baik

maka digunakan rumus :

Capaian Indikator Kinerja = (Realisasi / Rencana) X 100%

Jika semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendah pencapaian kinerja,

untuk kondisi yang semakin baik maka digunakan rumus :

Capaian Indikator Kinerja = (Rencana – (Realisasi - Rencana) / Rencana ) X 100%

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar telah melaksanakan

penilaian kinerja dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Dinas Peternakan dan

Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun 2017 yang telah disepakati. Penilaian ini

dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka

pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan

kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data

selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat

capaian kinerja seperti pada tabel berikut :

Page 33: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

27 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 3.1

Skala Nilai Perangkat Kinerja

No. Interval Nilai

Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi

Kinerja Kode

1. 91 ≤ 100 Sangat Tinggi Hijau Tua

2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda

3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua

4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda

5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan Dinas

Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar dilakukan dengan cara :

- Membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja,

- Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan

tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

- Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

- Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan realisasi capaian secara regional,

dengan standar/target nasional, dan standar/target SDGs (jika ada);

3.1. Capaian Kinerja Organisasi Terhadap Target RPJMD

3.1.1. Capaian Kinerja

Capaian indikator sasaran kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten

Banjar tahun 2017 berdasarkan angka sementara sebagai berikut :

Tabel 3.2

Capaian Kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Terhadap RPJMD

No

.

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA SASARAN

Capaian

Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian

s/d 2017

thd 2021

(%) Target

Realisiasi

*) % Realisasi

1.

.

Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian dan perikanan

1. Produksi karet (ton)

17.661 19.160,99 17.673 92,23 26.205,16 67,44

2. Produktifitas karet (kg/ha)

896 1163 892 76,70 1.590 56,10

3. populasi sapi (ekor)

16.700 16.950 17.627 103,99 18.000 97,93

2 Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan

Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan

27 30 35 116,67 50 70,00

RATA-RATA 97,11 79,02

*) Angka Sementara

Page 34: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

28 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa 2 (dua) indikator belum mencapai

target yaitu indikator produksi karet dan produktifitas karet. Capaian produksi karet

tahun 2017 sebesar 17.673 ton dari target 19.160,99 ton (92,23%) sedangkan

produktifitas karet tercapai 76,70% (892 kg/ha) dari target 1163 kg/ha.

Indikator yang melebihi target adalah populasi sapi dan peningkatan produk

pengolahan hasil perkebunan dengan capaian diatas 100%.

Secara keseluruhan rata-rata capaian sebesar 97,11 %. Jika diproyeksikan

dengan target akhir RPJMD maka capaian 2017 sudah tercapai 79,02%

Selanjutnya hasil penilaian akan dikategorisasikan(penentuan posisi) sesuai

dengan tingkat capaian kinerjanya. Kategorisasi Hasil penilaian sasaran dapat dilihat

pada Tabel 3.3. berikut.

Tabel 3.3

Hasil Penilaian Sasaran

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

SASARAN

Tahun 2017

Kriteria Target Realisiasi

%

Realisasi

1 Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan

1. Persentase

peningkatan produk

pengolahan hasil

perkebunan

30 35 116,67 Sangat Tinggi

2.

.

Meningkatnya produksi dan

produktifitas pertanian dan

perikanan

2. populasi sapi (ekor) 16950,00 17627 103,99 Sangat Tinggi

3. Produksi karet (ton) 19160,99 17673 92,23 Sangat Tinggi

4. Produktifitas karet 1163 892 76,70 Tinggi

Dari 4 (empat) indikator, indikator sasaran yang mempunyai nilai kinerja

tertinggi adalah persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan dengan

realisasi 116,67%, kemudian indikator populasi sapi dengan capaian 103,99%,

sedangkan yang belum mencapai target adalah indikator sasaran produktifitas karet

yaitu 76,70%. Selanjutnya hasil penilaian akan dievaluasi dan dianalisis lebih lanjut

pada bagian dibawah ini.

Page 35: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

29 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

3.1.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Terhadap Target RPJMD

Sasaran 1. Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Pertanian dan

Perikanan

1. Indikator Sasaran Meningkatnya Jumlah Produksi Karet

Produksi karet dihitung berdasarkan jumlah produksi karet dari tanaman

menghasilkan dalam periode satu tahun.

Capaian kinerja Indikator sasaran produksi karet tahun 2017 sebagai berikut :

Tabel 3.4

Capaian Kinerja Sasaran Produksi Karet

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

SASARAN

Capaian

Tahun

2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian

s/d 2017

thd 2021

(%) Target Reali sasi %

Meningkatnya produksi dan produktifitas

pertanian dan perikanan

Produksi karet (ton)

17.661 19.160,99 17.673 92,23 26.205,16 67,44

Berdasarkan tabel diatas, capaian produksi karet 2017 belum mencapai target

yang ditetapkan yaitu 19.160,99 ton (92,23%). Jika diproyeksikan dengan target

tahun 2021 sebesar 26.205,16 ton, realisasi produksi tahun 2017 sudah mencapai

67,44% dari target akhir RPJMD 2021.

Meskipun target 2017 belum tercapai, namun jika dibandingkan dengan capaian

tahun lalu (17.661 ton), maka produksi tahun 2017 mengalami kenaikan

walaupun tidak signifikan yaitu hanya sebesar 0,07%.

Perkembangan produksi karet dalam kurun 5 (Lima) tahun dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 3.5

Perkembangan Produksi Karet 2012 – 2017

Tahun Luas Areal TM* (Ha) Produksi TM (Kg) Laju

Pertumbuhan (%)

2012 15.356,51 13.006.960 0,71

2013 15.499,50 13.300.000 2,25

2014 18.723,43 16.008.530 20,36

2015 18.733,66 15.998.550 -0,06

2016 19.710,94 17.661.000 10,39

2017**) 19.812,78 17.673.000 0,07

RATA-RATA 5,82

*) Angka sementara **) TM : Tanaman Menghasilkan

Page 36: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

30 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Dari tabel diatas, perkembangan produksi karet selama periode 2012-2017 sangat

fluktuatif namun masih menunjukan trend yang positif yaitu meningkat dari

13.006,96 ton pada tahun 2012 menjadi 17.998.550 kg pada tahun 2015 atau

tumbuh rata-rata 5,82% per tahun.

Gambaran perkembangan produksi karet selama kurun 2012-2017 disajikan pada

gambar berikut.

Gambar 3.1

Keragaan Perkembangan Produksi Karet

Sasaran nasional produksi karet tahun 2017 ditargetkan sebesar 3,56 juta ton,

sedangkan target provinsi sebesar 210,65 ribu ton. Berdasarkan angka

sementara capaian produksi karet tahun 2017 sebesar 17.673 ton, maka produksi

karet Kabupaten Banjar berkonstribusi sebesar 8,39% terhadap target provinsi

dan 0,50% terhadap target nasional.

Gambaran laju pertumbuhan produksi karet disajikan pada gambar 3.2.

Gambar 3.2

Laju Pertumbuhan Produksi Karet 2012-2017

Page 37: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

31 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Berdasarkan gambar diatas, pertumbuhan produksi karet sangat fluktuatif.

Pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2014 yaitu sebesar 20,36%, sedangkan

pertumbuhan negatif terjadi pada tahun 2015 sebesar -0,06%.

Secara keseluruhan pertumbuhan produksi karet selama kurun waktu 2012-2017

rata-rata 5,82%.

Meskipun pertumbuhan mengalami penurunan namun Jika dibandingkan dengan

target nasional sebesar 3,9%, angka pertumbuhan produksi karet di Kabupaten

Banjar masih lebih tinggi.

Beberapa faktor yang menyebabkan belum tercapainya sasaran antara lain

banyaknya tanaman tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon

unggul serta lemahnya sumber daya petani dalam kelembagaan kelompok dan

teknologi dalam pengolahan karet itu sendiri.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Dinas Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Banjar fokus dengan program dan kegiatan peningkatan produksi dan

produktifitas karet rakyat. Mengingat terbatasnya anggaran daerah, Dinas

Peternakan dan Perkebunan kabupaten Banjar berupaya memperoleh bantuan

atau dukungan kegiatan melalui dana APBD provinsi dan APBN.

Pada tahun 2017 ini Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar

menerima bantuan peremajaan karet seluas 500 hektar dari APBN dan APBN-P.

Bantuan kegiatan peremajaan karet ini untuk mengganti tanaman-tanaman yang

sudah tua dan tidak produktif lagi sehingga diharapkan produksi karet di tahun-

tahun mendatang akan meningkat serta berkonstribusi pada peningkatan

kesejahteraan petani/pekebun di Kabupaten Banjar.

Program dan kegiatan daerah (APBD) yang dilaksanakan selama tahun 2017 yang

mendukung pencapaian sasaran indikator produksi karet adalah Program

Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dengan kegiatan

sebagai berikut :

a. Kegiatan Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering

Target kinerja Kegiatan Pengembangan Pertanian pada lahan kering diarahkan

pada pengembangan tanaman perkebunan komoditas prioritas

Output kegiatan berupa Pembinaan dan pendampingan kegiatan

pengembangan dan peremajaan karet (APBN). Outcome yang diharapkan

adalah bertambahnya luas tanaman karet. Capaian outcome diperoleh dari

dukungan dana APBN dan APBN-P yaitu peningkatan luas tanam dari 25.030

hektar di tahun 2016 menjadi 25.242 hektar pada tahun 2017.

Page 38: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

32 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Kendala yang dihadapi terkait dengan pelaksanaan kegiatan Pengembangan

Pertanian pada Lahan Kering antara lain Adanya Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga

dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum. Sementara Kelompok

tani yang ada hampir tidak ada yang berbadan hukum sehingga bantuan bibit

dan pupuk tidak dapat direalisasikan.

Upaya pemecahan masalah adalah mengupayakan bantuan dan dukungan

dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi maupun pusat melalui Dana

Dekons dan APBN serta diharapkan adanya regulasi atau kebijakan dari

Pemerintah Daerah tentang pemberian bantuan kepada kelompok tani yang

tidak berbadan hukum.

b. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan,

Produk Pertanian

Target kinerja pada Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu

Produk Perkebunan, Produk Pertanian diimplementasikan dalam bentuk

kegiatan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), GUP dan

kebakaran lahan dan kebun.

Serangan OPT akan berpengaruh pada tingkat produksi dan produktifitas

tanaman. Dengan adanya kegiatan pengendalian OPT secara terpadu maka

diharapkan akan meningkatkan serta mendukung keberhasilan capaian

indikator sasaran peningkatan produksi dan produktivitas karet sehingga

perekonomian petani karet juga lebih baik

Output kegiatan berupa terlaksananya kegiatan Bimbingan Teknis

pengendalian OPT perkebunan dan sosialisasi kebakaran lahan dan kebun.

Kegiatan Bimbingan Teknis

Pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) perkebunan pada

tanaman karet dilaksanakan sebanyak

3 kali dengan anggaran dari Dinas

Perkebunan dan Peternakan Provinsi

Kalimantan Selatan dan dari Dinas

Peternakan dan Perkebunan Kabupaten

Banjar, berlokasi di:

Desa Tiwingan Lama Kecamatan Aranio diikuti oleh 50 orang yang terdiri

dari 3 Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani Tunas Harapan, Melati dan

Masa Maju (APBD Kabupaten)

Desa Belimbing Baru Kecamatan Sungai Pinang diikuti 60 orang yang

terdiri dari Gapoktan Sumber Makmur (APBD Provinsi).

Desa Sungai Landas Kecamatan Karang Intan diikuti 50 orang yang

terdiri dari 2 Kelompok Tani yaitu Sumber Mufakat dan Barokat (APBD

Provinsi).

Page 39: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

33 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Hasil yang ingin dicapai dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan karet melalui kegiatan Bimbingan

Teknis dan sosialisasi antara lain:

Berkonstribusi dalam penurunan serangan Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) yang menyerang Perkebunan karet rakyat di wilayah

Kecamatan Aranio, Karang Intan dan Sungai Pinang.

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pekebun mengenai teknologi

pengamatan, pencegahan, pengendalian, pengujian dan penanggulangan

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit

Jamur Akar Putih (JAP), Kering Alur Sadap (KAS) yang menyerang

tanaman karet

Adanya Bimtek dan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan/ketrampilan teknis bagi para petani/pekebun dalam

melaksanakan pengamatan dan pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) sehingga bisa mandiri tanpa mengandalkan bantuan dari

pihak pemerintah

Dapat terjalin koordinasi dan komunikasi yang baik antara

petani/pekebun, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), aparat desa dan

aparat pemerintahan sehingga dapat dicegah adanya kejadian luas biasa

atau serangan hama penyakit secara eksplosiv karena dapat

dikendalikan secara dini.

Sejalan dengan penurunan serangan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT) Karet maka diharapkan adanya peningkatan produksi dan

produktivitas hasil karet sehingga perekonomian petani karet juga lebih

baik

Dapat memberikan pencerahan dan membuka wawasan kepada

petani/pekebun bahwa pengendalian hama penyakit lebih baik daripada

pengobatan untuk menghindari adanya kerugian secara ekonomi yang

akan ditanggung oleh petani/pekebun itu sendiri.

Selain kegiatan Bimbingan Teknis OPT, kegiatan lainnya adalah

sosialisasi kebakaran lahan dan kebun berupa koordinasi dan pembinaan

karhutla di Kecamatan Mataraman dan Kecamatan Cintapuri

Darussalam.

Kendala yang dihadapi dalam upaya mengendalikan serangan OPT antara lain

Adanya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang

Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang

berbadan hukum. Sedangkan Kelompok tani yang ada belum ada yang

berbadan hukum yang secara otomatis bantuan obat-obatan tidak dapat

direalisasikan serta Belum semua petani/pekebun karet menguasai ilmu dan

teori tentang budidaya menanam karet yang baik dan benar.

Page 40: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

34 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Upaya pemecahan masalah melalui koordinasi dan komunikasi antara Petugas

Penyuluh Lapangan (PPL), petugas teknis dari kabupaten/Provinsi dengan

para petani karet untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuan/wawasan para

petani tentang budidaya tanaman karet beserta penanggulangan hama

penyakitnya serta regulasi atau kebijakan tentang pemberian bantuan kepada

kelompok tani yang tidak berbadan hukum.

Selain program dan kegiatan daerah, Dinas Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Banjar juga melaksanakan kegiatan yang bersumber dari APBN

dan APBN, yaitu :

a. Kegiatan APBN

Melalui dana APBN 2017 Kabupaten Banjar mendapat alokasi kegiatan

peremajaan karet seluas 100 hektar.

Tujuan Kegiatan Peremajaan tanaman karet adalah:

Melaksanakan peremajaan/replanting perkebunan karet rakyat di

daerah sentra-sentra produksi di Kalimantan Selatan khususnya

Kabupaten Banjar.

Mendorong pekebun menggunakan klon-klon unggul untuk

meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman karet rakyat

Menjaga kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Dari dana APBN murni, Kabupaten Banjar menerima alokasi kegiatan

peremajaan karet seluas 100 hektar yang terima oleh 5 (lima) kelompok

tani yang berlokasi di :

Kecamatan Karang Intan

dengan luas areal 40

hektar, yaitu Desa Biih

seluas 20 hektar Desa

Mandikapau Timur seluas 20

hektar

Kecamatan Mataraman

dengan luas areal 60 hektar,

berlokasi di 3 (tiga) desa

yaitu Desa Takuti, Desa Sungai Jati dan Desa Baru masing-masing

20 hektar.

Bentuk bantuan yang diberikan adalah bibit dan bahan kimia, yaitu :

Bibit karet sebanyak 44.000 batang,

pupuk NPK sebanyak 12.000 kg,

Fungisida sebanyak 300 liter dan

herbisida sebanyak 300 liter.

Page 41: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

35 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

b. Kegiatan APBN-P

Sedangkan melalui dana APBN-P, Kabupaten Banjar menerima alokasi

kegiatan peremajaan karet seluas 400 hektar yang diterima oleh 17

kelompok tani, berlokasi di 3 (tiga) kecamatan, yaitu :

Kecamatan Pengaron dengan luas areal 64 hektar, yaitu Desa Lobang

Baru dan Desa Atiim masing-masing 32 hektar

Kecamatan Mataraman dengan luas

areal 73 hektar, yaitu Desa

Simpang Tiga (12 ha), Desa Sungai

Jati (21 ha), Desa Takuti (40 ha).

Kecamatan Karang Intan seluas

263 hektar, berlokasi di 6 (enam)

desa yaitu Desa Abirau (69 ha),

Mandikapau Barat (25 ha), Pulau

Nyiur (44 ha), Penyambaran (22 ha), Mandikapau Timur (48 ha) dan

Balau (55 ha)

Bantuan dari dana APBN-P diberikan dalam bentuk bibit, pupuk dan

sarana prasarana berupa :

Bibit karet sebanyak 176.000

batang,

pupuk NPK sebanyak 80.000 kg,

Fungisida sebanyak 800 liter,

herbisida sebanyak 1.200 liter,

knapsprayer sebanyak 160 buah

chainsaw sebanyak 32 unit.

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi dan

produktifitas karet antara lain:

Kualitas mutu kebun, bibit, pengelolaan kebun tidak optimal,

intensitas sadap yang cukup tinggi,

rendahnya daya saing dalam perekonomian daerah khusus iklim

usaha, rendahnya kemampuan SDM dan kelembagaan serta belum

optimalnya kemitraan antara Pemerintah dengan dunia usaha dan

kerjasama antar daerah.

belum optimalnya pendampingan dan fasilitasi menuju kemandirian

dan pengelolaan berkelanjutan.

pemberian bantuan kepada kelompok tani tidak bisa direalisasikan

terkendala peraturan tentang Badan Hukum Kelompok, sehingga

output kegiatan hanya berupa pembinaan, monitoring dan evaluasi.

Page 42: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

36 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan dukungan secara terpadu oleh

seluruh stake holder, Pemerintah, kelembagaan dan pelaku usaha lainnya yang

terkait dengan jaringan agribisnis karet.

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator sasaran produksi karet

sebagai berikut :

Tabel 3.6

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi

Perkebunan

Indikator

Kinerja

Sasaran

KINERJA

Program/kegiatan

ANGGARAN

Target Realisasi

*) % Pagu Realisasi %

Produksi

karet (ton)

19160,99 17.673 92,23 Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

(pertanian/ perkebunan)

Pengembangan

Pertanian Pada Lahan

Kering

155.718.080 145.398.170 93,37

Peningkatan Produksi,

Produktivitas Dan Mutu

Produk Perkebunan,

Produk Pertanian

98.987.680 83.065.933 83,93

19160,99 17.673 92,23 254.705.760 228.464.103 89,70

Dari hasil capaian tersebut selanjutnya dilakukan pengukuran efisiensi dengan

mengacu pada mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun

2011 tentang Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja.

Cara pengukuran (by system) efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut

E =

n

1

RAK ke i / RVK ke i

x 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i

I =1

n Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :

Tabel 3.7 Efisiensi Penggunaan Anggaran

Indikator Kinerja Sasaran

KINERJA ANGGARAN EFISIEN

SI Target Realisasi % Pagu Realisasi %

Produksi karet (ton)

19.160,99 17.673 92,23 254.705.760 228.464.103 89,70 2,75

Dilihat dari tabel diatas, total anggaran yang dikeluarkan dengan kinerja yang

diperoleh hasilnya positif 2,75%. Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan

sumberdaya yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai

tingkat yang tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran

yang efisien dan efektif.

Page 43: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

37 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

2. Indikator Sasaran Produktifitas Karet

Produktifitas karet didasarkan pada jumlah produksi karet dibagi luas areal

tanaman yang menghasilkan dihitung dalam satuan kilogram per hektar

(kg/ha/tahun).

Capaian kinerja Indikator sasaran produktifitas karet tahun 2017 sebagai

berikut :

Tabel 3.8

Capaian Kinerja Sasaran produktifitas Karet

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Capaian Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target

Realisasi*)

%

Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian dan perikanan

Produktifitas karet (kg/ha)

896 1163 892 76,70 1590 56,10

*) Angka Sementara

Capaian Indikator produktifitas karet belum mencapai target yang ditetapkan

dalam RPJMD yaitu dari target sebesar 1.163 kg/ha tercapai 892 kg/ha atau

sebesar 76,70%. Dengan proyeksi target 2021 sebesar 1.590 kg/ha, masih

kekurangan 698 kg/ha untuk memenuhi target akhir 2021.

Jika dibandingkan dengan produktifitas karet tahun 2016 sebesar 896 kg/ha,

capaian tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 0,4%.

Menurunnya produktifitas karet karena banyaknya tanaman tua, rusak dan tidak

produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta adanya serangan OPT.

Untuk meningkatkan produktifitas telah dilaksanakan peremajaan karet saat ini

sedang dalam pelaksanaan (mulai tanam) sehingga belum menghasilkan/belum

berproduksi.

Perkembangan produktifitas karet dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.9

Perkembangan Produktifitas Karet 2012 – 2017

Tahun Luas Areal TM*) (Ha)

Produksi TM (Kg) Produktivitas

(Kg/Ha)

Laju Pertumbuhan produktifitas (%)

2012 15.356,51 13.006.960 847 0,12

2013 15.499,50 13.300.000 858 1,30

2014 18.723,43 16.008.530 855 (0,35)

2015 18.733,66 15.998.550 854 (0,12)

2016 19.710,94 17.661.000 896 4,92

2017**) 19.812,78 17.673.000 892 (0,45)

RATA-RATA 1,06 *) Angka sementara **) TM : Tanaman Menghasilkan

Page 44: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

38 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Gambaran perkembangan produktifitas karet selama kurun 2012 – 2017 disajikan

pada Gambar berikut :

Gambar 3.3

Perkembangan Produktivitas Karet 2012 - 2017

Dari gambar diatas, produktifitas tertinggi dicapai pada tahun 2016 sebesar 896

kg/ha. Dengan proyeksi target 2021 sebesar 1.590 kg/ha, masih kekurangan 698

kg/ha untuk mencapai target akhir RPJMD.

Jika dibandingkan dengan target provinsi tahun 2017 sebesar 976 kg/ha, maka

capaian produktifitas karet di Kabupaten Banjar masih rendah, yaitu -9,42%

dibawah target provinsi.

Gambaran laju pertumbuhan produktifitas karet disajikan pada gambar 3.2.

Gambar 3.4

Laju Pertumbuhan Produktifitas Karet

Page 45: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

39 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Dari tabel diatas terlihat bahwa pertumbuhan produktifitas karet juga sangat

fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode tahun 2015-2016 yaitu

sebesar 4,92% dan pertumbuhan negatif terjadi pada tahun 2016-2017 (-0,45%).

Secara keseluruhan pertumbuhan produktifitas karet masih positif yaitu 1,06%

per tahun, walaupun angka tersebut masih jauh dibawah target provinsi sebesar

7,2% per tahun.

Indikator sasaran produktifitas karet berkaitan langsung dengan indikator

produksi, dimana menurunnya produksi karet otomatis berpengaruh pada

penurunan produktifitas karet.

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produktifitas juga sama

dengan permasalahan produksi karena produksi dan produktifitas saling

berkaitan. Tingkat produktifitas mempengaruhi angka produksi. Demikian juga

dengan Program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung indikator

produktifitas karet include dengan program dan kegiatan peningkatan produksi

karet dan telah diuraikan pada indikator sasaran produksi karet.

3. Indikator Sasaran Meningkatnya Populasi Sapi

Populasi sapi dihitung berdasarkan jumlah ternak sapi dalam satu tahun yaitu

jumlah ternak sapi yang ada saat itu (populasi awal tahun) ditambah pemasukan

ternak dari luar ditambah kelahiran dikurangi kematian dan pengeluaran ternak

yang dihitung dalam satu tahun dengan menggunakan rumus

Pt = Po + B – D – S – E + I, dimana :

indikator sasaran populasi sapi tercapai 103,99 dari target 16.950 ekor tercapai

sebesar 17.627 ekor. Keberhasilan pencapaian sasaran merupakan hasil

kerjasama dan kerja keras para petugas teknis, inseminator, paramedis, medis

veteriner dan semua yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan baik di dinas

maupun di lapangan, klinik hewan, puskeswan serta Ulib kecamatan.

Tabel 3.10

Capaian Kinerja Sasaran Populasi Sapi

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Capaian Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target

Realisiasi*)

%

Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian dan

perikanan

Populasi sapi (ekor)

16.621 16.950 17.627 103,99 18.000 97,93

*) Angka Sementara

Page 46: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

40 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas, capaian populasi sapi telah memenuhi target yang

ditetapkan. Dengan proyeksi target 2021 sebesar 18.000 ekor, maka realisasi

produksi tahun 2017 sudah mencapai 97,93% dari target akhir RPJMD 2021.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 16.621 ekor, realiasasi 2017

mengalami peningkatan sebesar 6,05%. Meningkatnya angka kelahiran ternak

dalam 2 (dua) tahun terakhir yang mencapai lebih dari 2.000 ekor merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan sasaran.

Perkembangan populasi sapi dalam kurun 5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.11

Perkembangan Populasi Sapi 2012 - 2017

TAHUN REALISASI % PERTUMBUHAN

2012 16.606

2013 16.228 (2,28)

2014 16.645 2,57

2015 16.700 0,33

2016 16.621 (0,47)

2017 *) 17.627 6,05

RATA-RATA 1,24

Dari tabel diatas terlihat populasi tertinggi tercapai pada tahun 2017 yaitu sebesar

17.627 ekor. Jika dibandingkan dengan populasi tahun lalu sebesar 16.621 ekor,

terjadi peningkatan sebesar 6,05%.

Perkembangan Populasi sapi dalam kurun waktu 2012 – 2017 disajikan pada

gambar berikut :

Gambar 3.5

Perkembangan Populasi Sapi 2012 -2017

Page 47: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

41 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Dari gambar diatas, populasi sapi tertinggi dicapai pada tahun 2017 sebesar

17.627 ekor. Dengan proyeksi target 2021 sebesar 18.000 ekor, kekurangan

hanya 2,07% (373 ekor) saja untuk mencapai target akhir RPJMD.

Sementara itu laju pertumbuhan populasi sapi tertinggi tercapai pada tahun 2017

yaitu sebesar 6,05% dan pertumbuhan negatif terjadi pada tahun 2013 sebesar -

2,28%.

Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan populasi sapi masih positif yaitu

1,24% per tahun. Angka pertumbuhan tersebut masih jauh dibawah target

provinsi yaitu sebesar 7,2% per tahun. Laju pertumbuhan populasi ternak

disajikan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6

Pertumbuhan Populasi ternak

Dari gambar diatas, pertumbuhan yang signifikan terjadi pada tahun 2017.

Tingginya angka pertumbuhan diperoleh dari peningkatan angka kelahiran pedet

hasil IB sebagai pencapaian keberhasilan program SIWAB APBN (Sapi Induk wajib

Bunting) di kabupaten Banjar.

Dengan melihat hasil yang telah dicapai di tahun 2017 serta memaksimalkan

potensi sumberdaya yang ada, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten

Banjar optimis target akhir RPJMD dapat tercapai.

Program dan Kegiatan daerah yang mendukung pencapaian indikator sasaran

adalah Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, dengan dukungan

kegiatan sebagai berikut :

a) Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak

Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak diarahkan untuk mendukung

pencapaian indikator peninngkatan populasi ternak. Output kegiatan adalah

terlaksananya kegiatan perbibitan ternak berupa Inseminasi Buatan dan

operasional unit perbibitan ternak. Outcome kegiatan berupa meningkatnya

angka kelahiran anak hasil Inseminasi Buatan.

Meningkatnya angka kelahiran ternak terutama pedet hasil Inseminasi

Buatan akan meningkatkan populasi ternak dalam daerah, sehingga

Page 48: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

42 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

diharapkan nantinya dapat mengatasi permasalahan kebutuhan daging

dalam daerah.

Target dan capaian kegiatan Inseminasi Buatan sebagai berikut :

Tabel 3.12

Capaian kegiatan Mendukung indikator sasaran populasi ternak

Uraian Capaian

2016

2017 % 2017

thd 2016 Target Realisasi %

Akseptor IB (ekor) 2.064 3.800 6.065 159,61 193,85

IB (Dosis) 2.064 3.800 3.896 102,53 88,76

Kelahiran Pedet Hasil IB 1.186 1.520 1.076 70,79 -9,27

Keberhasilan kegiatan IB sangat ditentukan oleh tenaga pelaksana IB,

ketersediaan straw dan N2 cair.

Tenaga pelaksana IB di Kabupaten Banjar berjumlah 12 orang terdiri dari

Inseminator berjumlah 12 orang, ATR (Asisten Teknik Reproduksi) berjumlah

6 orang, petugas PKB (Pemeriksa Kebuntingan) sebanyak 9 orang dan

recorder 2 orang.

Sementara itu ketersediaan N2 cair dan straw untuk kegiatan IB merupakan

bantuan/dropping dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi

Kalimantan Selatan.

Tabel 3.13

Data Keadaan N2 Cair dan Straw

Uraian Tahun

2016 2017

N2 cair (liter) 1.000 3.000

Mani Beku/straw 3.500 4.800

Disamping kegiatan Inseminasi buatan, Dinas Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Banjar juga mengelola unit perbibitan ternak. Unit perbibitan ini

dimaksudkan sebagai percontohan bagi petani peternak di wilayah ini,

Pelaksana kegiatan SIWAB dan Kegiatan Inseminasi Buatan

Page 49: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

43 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

sehingga ke depannya akan semakin banyak kegiatan sejenis sehingga

menambah populasi ternak secara keseluruhan. Jumlah ternak sapi yang ada

di Perbibitan sebanyak 10 ekor betina.

b) Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat

Target kinerja pada Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada

Masyarakat berupa pembinaan, sosialisasi, monitoring, evaluasi ternak

pemerintah. Untuk bantuan bibit ternak, terkendala adanya Undang-Undang

No.23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang Bantuan/Hibah kepada badan,

lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum. Sehingga

kegiatan hanya diarahkan untuk pembinaan, sosialisasi, monitoring ternak

baik ternak masyarakat maupun ternak pemerintah.

Output kegiatan adalah terlaksananya dukungan kegiatan Sentra Peternakan

Rakyat (SPR) yaitu kegiatan yang bersumber dari dana Dekons Provinsi

Kalimantan Selatan dengan outcome berupa meningkatnya pengawasan

mutu pakan, transfer embrio, pengawasan bibit dan pemetaan.

Untuk mendukung pencapaian indikator, Dinas Peternakan dan Perkebaunan

Kabupaten Banjar juga menerima kegiatan yang bekerjasa dengan Dinas

Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan berupa obat-

obatan, penyediaan straw dan N2 cair serta kegiatan pelayanan kesehatan

hewan lainnya,

Selain itu pada tahun 2017 ini kegiatan juga difokuskan pada peningkatan

dan pengembangan ternak melalui program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib

Bunting (UPSUS SIWAB) yang bekerjasama dengan Dinas Perkebunan dan

Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, Balai Pembibitan Ternak Unggas

dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Pelaihari dan Balai Veteriner

Kalimantan.

Kegiatan Panen Pedet (Bupati Banjar melakukan Inseminasi Buatan)

Page 50: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

44 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) merupakan

program Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan dengan dasar hukum Permentan Nomor 48 Tahun 2016

tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi Dan Kerbau

Bunting.

Kegiatan Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB)

dilaksanakan dengan tujuan sapi atau kerbau milik peternak dipastikan

dikawinkan baik melalui inseminasi buatan maupun kawin alam, menambah

angka kelahiran pedet dan meningkatkan jumlah populasi.

Kegiatan UPSUS SIWAB terlaksana dengan baik dan mendapatkan dukungan

dari peternak, karena mereka di untungkan dengan tidak adanya pungutan,

pemeriksaan kesehatan hewan, Inseminasi Buatan, pengobatan dan lain-lain

yang semuanya di gratiskan

Tabel 3.14

Data Capaian Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB)

No Uraian Kegiatan Target

(ekor)

Realisasi

(ekor)

Persentase

(%)

1. Akseptor 3.800 6.065 160

2. Inseminasi Buatan (IB) 3.800 3.896 103

3. Pemeriksa Kebuntingan (PKb) 2.800 3.333 119,04

4. ATR 450 145 32

5. Kelahiran 1.520 1.076 71

Disamping kegiatan diatas, keberhasilan peningkatan populasi juga didukung

oleh kegiatan pencegahan dan penaggulangan penyakit hewan. Status

kesehatan ternak yang baik akan mempengaruhi produktivitas ternak sehingga

akan berkembang biak dengan baik.

Program dan kegiatan yang terkait dengan kesehatan hewan adalah Program

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak dengan kegiatan

sebagai berikut :

a) Kegiatan Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak.

Target kinerja kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit

menular ternak adalah menurunnya angka kematian (mortalitas) ternak

besar sebesar 0,34%, angka kematian ternak unggas sebesar 6,4% serta

meningkatnya status kesehatan ternak

Page 51: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

45 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian target adalah

Pengobatan darurat, pengobatan massal,

vaksinasi SE, Jembrana dan Rabies sebanyak

700 ekor, dengan outcome terkendalinya

penyebaran dan penularan penyakit SE,

Jembrana, Rabies dan Penyakit ternak

lainnya di Kabupaten Banjar.

Dengan kerjasama dan dukungan dari semua

pihak baik petugas teknis, paramedis

maupun medis veteriner (dokter hewan)

yang bertugas di lapangan, puskeswan atau

klinik, semua kegiatan dapat terlaksana dan berjalan dengan lancar serta

dapat memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan yaitu:

menurunnya angka kematian ternak besar,dari target 0,34% turun

menjadi 0,29%.

menurunnya angka kematian ternak unggas, angka kematian menurun

menjadi 5,60% dari target 6,40%

b) Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik.

Melalui kegiatan ini, Seksi kesehatan Hewan telah melaksanakan berbagai

upaya-upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit ternak seperti

vaksinasi Rabies, eliminasi, dan desinfeksi.

Output kegiatan berupa uji residu antibiotik sebanyak 15 sampel cemaran

mikroba dan PCR, Terperiksanya hewan qurban sebanayk 800 ekor secara

ASUH, Tersedianya data cemaran mikroba, residu antibiotik terhadap

daging/produk peternakan di pasaran sebanyak 30 sampel, Tersedianya data

hasil uji penyakit hewaan dan pemalsuan produk peternakan sebanyak 10

sampel dan Tersedianya 21 sampel untuk uji residu antibiotic, cemaran

mikroba dan PCR. Outcome kegiatan berupa menurunnya

penularan/penyebaran penyakit ternak endemic sebesar 5%.

Selain melaksanakan program dan kegiatan daerah, Dinas Peternakan dan

Perkebunan Kabupaten Banjar dalam

melaksanakan upaya-upaya

pencegahan penyakit juga didukung

oleh Bantuan dari Dinas Perkebunan

dan Peternakan Provinsi Kalimantan

Selatan berupa obat-obatan, vaksin,

desinfektan dan uji test hewan yang

langsung diserahkan kepada seksi

kesehatan hewan.

Meskipun telah memenuhi target, upaya peningkatan populasi ternak

kedepannya masih menghadapi berbagai tantangan antara lain :

Page 52: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

46 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Belum optimalnya pemanfaatan daya dukung lahan yang potensial untuk

pengembangan peternakan. Potensi sumberdaya lahan peternakan di

Kabupaten Banjar ± 40.000 ha. Apabila diasumsikan 1 (satu) ha

mampu menampung 1 (satu) satuan ternak, maka dengan populasi sapi

saat ini 17.627 ekor, baru 44% lahan yang termanfaatkan, sehingga

masih bisa menampung 22.373 ekor lagi.

Pemotongan ternak tidak seimbang dengan pertambahan populasi, dari

data yang ada pemotongan tahun 2017 mencapai 3.502 ekor sedangkan

populasinya hanya 16.771 ekor yang berarti lebih 20 % sapi dan kerbau

dipotong dengan demikian kalau tidak ada penambahan ternak baik

melalui kelahiran atau droping dalam kurun waktu 4 - 5 tahun kedepan

ternak akan habis.

Jumlah kepemilikan ternak petani masih rendah dan belum mencapai

skala ekonomis, membuat usaha dibidang peternakan masih terkesan

berjalan lamban.

masih tingginya pemotongan sapi yang memiliki kondisi baik, terjadinya

perkawinan sedarah (inbreeding) serta penurunan populasi sapi antara

lain karena kemampuan reproduksi yang rendah.

Sebagian pelaku bisnis sapi potong memilih mendatangkan sapinya dari

luar daerah bahkan dari pulau jawa,Karena mereka mengangap dengan

mendatangkan lebih memberi untung.

Lemahnya sumber daya manusia/petani khususnya peternak dalam

mengelola ternaknya, juga ternak bantuan pemerintah.

Upaya penambahan populasi berupa pemasukan bibit ternak dari luar

terkendala regulasi.

Bantuan bibit ternak kepada masyarakat terkendala persyaratan badan

hukum kelompok tani.

Upaya yang diharapkan untuk mengatasi permasalahan diatas antara

lain :

Penambahan ternak perlu dilakukan terus dan perbaikan mutu genetik

ternak baik melalui kawin suntik maupun kawin alam, memilih induk

dan pejantan yang baik dan unggul selalu ditingkatkan Sehingga

pertumbuhan ternak akan lebih cepat yang pada akhirnya berpengaruh

pada bobot akhir.

Untuk menekan pemotongan ternak besar, perlu di masyarakatkan

keaneka ragaman protein hewani dengan memakan selain daging

ternak besar seperti unggas, telur dan ikan, hal ini bisa mendorong

untuk tumbuh kembangnya ternak ternak yang lain.

Dibidang permodalan pemerintah telah memberikan pembinaan dan

paket baik untuk ternak besar,kecil maupun unggas, Pembinaan

Page 53: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

47 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

penanaman rumput unggul terus ditingkatkan hal ini untuk

memperbaiki mutu pakan ternak,selain itu penanaman rumput mampu

memperbaiki dan mempertahankan adanya erosi.

Perawatan ternak dan menjaga kesehatan tetap dilakukan dan dijaga

bila perlu ditingkatkan karena hanya ternak yang sehat yang baik

pertumbuhannya.

Perbaikan sumber daya manusia melalui pembinaan kelompok, study

banding dan pelatihan-pelatihan teknis perlu ditingkatkan

Pelaku usaha perlu penambahan modal baik lewat swasta maupun

pemerintah untuk memperbesar usahanya.

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan populasi

sapi sebagai berikut :

Tabel 3.15

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak

Indikator Kinerja Sasaran

KINERJA

Program/kegiatan

ANGGARAN

Target Realisas

i*) % Pagu Realisasi %

Jumlah

Populasi

sapi (ekor)

16.950 17.627 103,99 Program Peningkatan

Produksi Hasil Ternak

Pembibitan dan

Perawatan Ternak 609.999.520 562.234.450 92,17

Pendistribusian Bibit

Ternak Kepada

Masyarakat

292.974.760 260.788.370 89,01

Program Pencegahan

dan Penanggulangan

Penyakit ternak

Pemeliharan

Kesehatan dan

pencegahan Penyakit

Menular Ternak

141.532.240 135.097.370 95,45

Pemusnahan Ternak

yang Terjangkit

Penyakit Endemik

63.225.600 45.830.600 72,49

16.950 17.627 103,99 1.107.732.120 1.003.950.790 90,63

Dari hasil capaian tersebut selanjutnya dilakukan pengukuran efisiensi dengan

mengacu pada mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun

2011 tentang Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja.

Cara pengukuran (by system) efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut

E =

n

1

RAK ke i / RVK ke i

x 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i

I =1

n Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :

Page 54: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

48 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 3.16 Efisiensi Penggunaan Anggaran

Indikator Kinerja Sasaran

KINERJA ANGGARAN EFISIEN

SI Target Realisasi % Pagu Realisasi %

Jumlah Populasi

sapi (ekor) 16.950 17.627 103,99 1.107.732.120 1.003.950.790 90,63 12,85

Dilihat dari tabel diatas, total anggaran yang dikeluarkan dengan kinerja yang

diperoleh hasilnya positif 12,85%. Adanya sasaran yang berhasil dicapai

dengan sumberdaya yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah

mencapai tingkat yang tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan

angggaran yang efisien dan efektif.

Sasaran 2. Meningkatnya kualitas hasil industri pengolahan

perkebunan dan perikanan

Indikator kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas hasil industri pengolahan

perkebunan adalah Persentase Peningkatan Produk Pengolahan Hasil Perkebunan

Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan adalah penggunaan

bahan pembeku yang direkomendasi. Target 30% adalah jumlah hasil produksi bokar

di kawasan sentra produksi yang menggunakan bahan pembeku yang telah

direkomendasi oleh Kementerian Pertanian berupa asam semut dan deorub.

Tabel 3.17

Capaian Kinerja sasaran Peningkatan Produk pengolahan Hasil Peternakan

No

.

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA SASARAN

Capaian

Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian

s/d 2017

thd 2021

(%) Target

Realisiasi

*) % Realisasi

1 Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan

Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan

20 30 35 116,67 50 70,00

*) Angka Sementara

Berdasarkan tabel diatas, capaian peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan

melebihi target yang telah ditetapkan dari target 30% terealisasi sebesar 35%

(116,67%). Jika diproyeksikan dengan target tahun 2021 sebesar 50%, realisasi tahun

2017 sudah mencapai 70 % dari target akhir RPJMD 2021.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 27%, maka terjadi kenaikan

sebesar sebesar 16,67%.

Page 55: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

49 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Perkembangan peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan (bokar) dalam kurun

5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.18

Perkembangan Peningkatan Produk Pengolahan Hasil Perkebunan

Tahun Realisasi % Peningkatan

2013 20 % 5,26

2014 23 % 15,00

2015 25 % 8,70

2016 30 % 20,00

2017 *) 35 % 16,67

RATA-RATA 13,13

*) Angka Sementara

Dari tabel diatas, peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan dalam kurun waktu

5 tahun mengalami peningkatan yang positif rata-rata 13,13% per tahun.

Meningkatnya keterampilan dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kualitas

mutu olahan berdampak pada peningkatan persentase pengolahan hasil karet.

Gambar 3.7

Perkembangan Peningkatan Pengolahan Hasil Karet 2013 - 2017

Dilihat tabel diatas capaian peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan 2017

sebesar 35%, jika dibandingkan dengan target provinsi, capaian kabuapten masih

rendah.

Page 56: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

50 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Gambar 3.8

Laju Peningkatan Produk Pengolahan Hasil Karet

Tercapainya target tersebut karena peran petugas penyuluh dan dukungan kegiatan

dari APBN berupa bantuan pembeku berupa asam semut. Keberhasilan pencapaian

target merupakan dukungan program daerah, provinsi dan pusat.

Program daerah yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator sasaran adalah :

a) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani diiimplementasikan dalam kegiatan

Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis.

Output dari kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku

Agribisnis adalah terlaksananya Bimbingan Teknis

karet Sit Asap dan Temu Usaha dengan target 60

OK di Desa Biih Kecamatan karang Intan.

Outcome yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

meningkatnya sumberdaya petugas dan pelaku

agribisnis perkebunan karet dalam mengolah dan

meningkatkan mutu olahan.

b) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

Melalui Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian telah

dilaksanakan pemetaan potensi sapras

pengolahan hasil Perkebunan. Output dari

kegiatan berupa SID titik koordinat Sapras Sentra

Produksi Perkebunan. Outcome dari kegiatan

berupa peta potensi sapras pengolahan hasil

perkebunan sebagai data dan informasi

identifikasi kebutuhan sarpras pengolahan hasil

perkebunan di Kabupaten Banjar.

Page 57: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

51 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

c) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

Melalui Program Peningkatan Pemasaran Hasil produksi Pertanian/perkebunan telah

dilaksanakan Kegiatan Fasilitasi Kerjasama Regional/Nasional/Internasional

Penyediaan Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan Komplementer

Target kinerja Kegiatan ini

dilaksanakan untuk meningkatkan

mutu komoditas hasil perkebunan,

pengembangan perkebunan dan

klarifikasi usaha perkebunan.

Output kegiatan berupa terlaksananya

pembinaan fasilitasi kemitraan

agribisnis kelompok dan kerjasama

pelaku agribisnis, pertemuan Tim

pembina Pengembangan Perkebunan yaitu pertemuan Tim Pembina Pengembangan

Perkebunan Kabupaten (TP3K) sebanyak 2 kali pertemuan. Outcome kegiatan

berupa terjalinnya kerjasama perusahaan perkebunan dan poktan dan

meningkatnya usaha perkebunan rakyat.

Selain program dan kegiatan daerah, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten

Banjar juga melaksanakan kegiatan yang bersumber dari APBN dan APBN, yaitu

a. Dana APBN

Melalui anggaran APBN Tahun 2017, Dinas Peternakan dna perkebunan

Kabupaten Banjar mendapatkan bantuan peralatan pasca panen yang

dialokasikan untuk 2 (dua) kelompok tani yaitu :

Kel. Tani Padang Bersatu Desa Sungai Alang Kec. Karang Intan, Bantuan

Peralatan Pasca Panen yang diberikan melalui dana APBN Direktorat Jenderal

Perkebunan berupa : pisau sadap 50 buah, mangkok sadap, talang sadap,

ring mangkok sadap maisng-masing 12.500 buah, bak pembeku lateks 50

buah dan bahan pembeku lateks 150 liter

Kel. Tani Lebah Madu Desa Pematang Danau Kec. Mataraman, Bantuan

Peralatan Pasca Panen yang diberikan melalui dana APBN Ditjend

Perkebunan untuk Tahun Anggaran 2017 berupa : pisau sadap 50 buah,

mangkok sadap, talang sadap, ring mangkok sadap maisng-masing 12.500

buah, bak pembeku lateks 50 buah dan bahan pembeku lateks 150 liter.

b. Dana APBN-P

Melalui sumber dana APBN-P, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten

Banjar mendapat bantuan peralatan pasca panen di 2 (dua) kelompok tani

yaitu :

Page 58: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

52 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Kel. Tani Sinar Surya Desa Sungai Alang Kec. Karang Intan, Bantuan

Peralatan Pasca Panen yang diberikan melalui dana APBN-P Ditjend

Perkebunan untuk Tahun Anggaran 2017 berupa :

pisau sadap 50 buah,

mangkok sadap 12.500 buah

talang sadap 12.500 buah

ring mangkok sadap 12.500

buah

bak pembeku lateks 50 buah

dan

bahan pembeku lateks 150

liter

Kel. Tani Tunas Harapan Desa

Tiwingan Lama Kec. Aranio, Bantuan Peralatan Pasca Panen yang diberikan

melalui dana APBN-P Ditjend Perkebunan untuk Tahun Anggaran 2017

berupa :

pisau sadap 50 buah,

mangkok sadap 12.500 buah

talang sadap 12.500 buah

ring mangkok sadap 12.500 buah,

bak pembeku lateks 50 buah dan bahan

pembeku lateks 150 liter.

c. Dana APBD I

Bantuan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan

tahun anggaran 2017 berupa 1 buah bangunan Tempat Penampungan Hasil

(TPH) Bokar, yang di berikan kepada kelompok tani RPBSK Langla Desa

Mandikapau Barat Kec. Karang Intan.

Berbagai program dan kegiatan baik yang bersumber dari dana APBD Kabupaten

Banjar, APBD provinsi Kalimantan Selatan maupun APBN diarahkan untuk

mendukung pencapaian indikator sasaran sehingga tujuan peningkatan pendapatan

dan kesejahteraan petani dapat terpenuhi.

Tempat Penampungan Hasil Bokar Bantuan dari APBD Provinsi

Page 59: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

53 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran peningkatan

produk hasil perkebunan antara lain :

Belum optimalnya pemanfaatan peralatan (sarana pengolah hasil)

Lemahnya penanganan pasca panen produk perkebunan

Solusi yang diharapkan Untuk mengatasi kendala tersebut antara lain :

Perlu dukungan sarana lanjutan berupa tempat pengeringan hasil olah (Rumah

Asap) sehingga produk akan lebih baik dan disimpan lebih lama.

Pembinaan bimbingan penanganan Pengolahan Hasil serta perlu pengujian dan

analisis berkelanjutan dan Pembinaan organisasi kelompok perlu ditingkatkan,

serta pengembangan usaha kelompok secara berkelanjutan.

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan produk

pengolahan hasil perkebunan melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai

berikut :

Tabel 3.19

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Pengolahan Hasil perkebunan

Indikator Kinerja Sasaran

KINERJA Program/kegiatan

ANGGARAN

Target Realisasi

*) % Pagu Realisasi %

Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan

30 35 116,67 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

- Pelatihan Petani dan Pelaku

Agribisnis 24.950.000 23.970.600 96,07

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

- Penanganan pasca panen dan

pengolahan hasil Pertanian 45.746.880

45.206.880 98,82

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

- Fasilitasi kerjasama

regional/nasional/internasional penyediaaan hasil produksi pertanian/perkebunan komplementer

173.200.000

147.404.771

85,11

30 35 116,67 - 243.896.880 216.582.251 88,80

Dari hasil capaian tersebut selanjutnya dilakukan pengukuran efisiensi dengan

mengacu pada mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011

tentang Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja.

Cara pengukuran (by system) efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut

E =

n

1

RAK ke i / RVK ke i

x 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i

I =1

n Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :

Page 60: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

54 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 3.20 Efisiensi Penggunaan Anggaran

Indikator Kinerja Sasaran

KINERJA ANGGARAN EFISIEN

SI Target Realisasi % Pagu Realisasi %

Persentase peningkatan

produk pengolahan hasil

perkebunan

30 35 116,67 243.896.880 216.582.251 88,80 23,89

Dilihat dari tabel diatas, total anggaran yang dikeluarkan dengan kinerja yang diperoleh

hasilnya positif 32,89%. Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumberdaya

yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi.

Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang efisien dan efektif.

3.2. Capaian Kinerja Terhadap Target Renstra

3.2.1. Capaian Kinerja

Capaian kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar terhadap

target Renstra beserta target dan capaian realisasinya dirinci dalam tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.22

Capaian Kinerja Terhadap Target Renstra

No.

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Capaian Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target Realisiasi

% Realisasi

1.

.

Meningkatnya populasi ternak

- Jumlah populasi Sapi (ekor)

16.771 16.950 17.627 103,99 18.120 97,28

- Jumlah populasi Kerbau (ekor)

3.230 3.255 3.401 104,49 3.328 102,19

- Jumlah populasi Kambing (ekor)

11.205 11.125 11.903 106,99 11.410 104,32

- Jumlah populasi Ayam Buras (ekor)

1.057.775 1.051.400 1.712.154 162,85 1.055.640 101,20

- Jumlah populasi Ayam Ras Pedaging (ekor)

15.654.798 15.520.500 15.733.072 101,37 15.602.100 100,70

- Jumlah populasi Ayam Ras Petelur (ekor)

401.057 400.380 150.713 37,64 406.730 37,05

- Jumlah populasi Itik(ekor)

365.761 363.470 369.419 101,64 366.366 100,83

2 Meningkatnya produksi ternak

- Jumlah Daging sapi (Kg)

1.034.656 1.050.000 734.000 69,90 1.125.000 65,24

- Jumlah Daging kambing (Kg)

89.404 91.000 109.500 120,33 99.000 110,61

- Jumlah Daging ayam buras (Kg)

960.000 969.000 969.600 100,06 993.000 97,64

- Jumlah Daging Ayam Ras petelur fkir

118.000 125.000 135.642 108,51 128.000 105,97

- Jumlah Daging ayam Ras pedaging

5.340.000 5.474.250 5.840.000 106,68 5.821.600 100,32

- Jumlah Daging itik (Kg)

346.710 348.000 422.305 121,35 357.000 118,29

Page 61: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

55 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

No.

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Capaian Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target Realisiasi

% Realisasi

- Jumlah Telur ayam ras (Kg)

4.171.642 4.174.770 1.406.250 33,68 4.208.269 33,42

- Jumlah Telur ayam buras (Kg)

857..098 858.554 1.586.662 184,81 865.442 183,34

- Jumlah Telur itik (Kg)

2.726.641 2.850.000 2.424.308 85,06 3.000.000 80,81

- Jumlah Susu sapi (liter(

168.849 169.000 171.000 101,18 175.000 97,71

3 Menurunnya angka kematian ternak

- Persentase menurunnya angka Kematian Ternak Besar (%)

0,33 0,34 0,29 117,24 0,32 110,34

- Persentase penurunan angka Kematian Ternak Unggas (%)

6,00 6,40 5,60 114,29 5,00 89,29

4 Meningkatnya Produksi Perkebunan

- Jumlah Produksi Karet (Kg)

17.661.000 16.472.000 17.673.000 107,29 17.200.000 94,87

- Jumlah Produksi Kopi (Kg)

610.000 621.000 624.231 100,52 672.000 92,89

- Jumlah Produksi Kelapa Dalam (Kg)

2.504.000 3.000.000 2.511.480 83,72 4.250.000 59,09

- Jumlah Prod Atsiri (Kg)

40.000 48.000 40.800 85,00 70.000 58,29

5. Meningkatnya produktifitas Perkebunan

- Produktivitas Karet (Kg/Ha)

896 972 892 91,77 1.065 83,75

- Produktivitas Kopi (Kg/Ha)

859 757 757 100,00 768 98,57

- Produktivitras Kelapa Dalam (Kg/Ha)

968 1.070 977 91,31 1.200 81,42

- Produktivitas Atsiri (Kg/Ha)

858 900 765 85,00 1.000 76,50

6 Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan

Persentase Penurunan Serangan OPT dan GUP (%)

9 8 9 100,00 7 77,78

7 Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya

Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%)

2,75 2,99 3,38 113,04 3,73 72,12

8. Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani

Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG (%)

14,72 24,53 25,00 101,92 39,25 53,12

9. Meningkatnya kompetensi penyuluh

Persentase jumlah penyuluh yang bersertifikasi (%)

9,6 16,00 15,2 95,63 25,6 59,38

10 Meningkatnya mutu olahan Produk Peternakan dan Perkebunan

- Persentase

peningkatan produk

pengolahan hasil

perkebunan

30 35 116,67 116,67 50 70,00

Page 62: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

56 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

No.

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Capaian Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target Realisiasi

% Realisasi

- Jumlah Diversifikasi Produk olahan Peternakan (jenis)

3 3 3 100,00 5 100,00

- Jumlah Diversifikasi Produk olahan Perkebunan (Jenis)

7 7 7 100,00 7 100,00

- Jumlah UPPB yang terbina

5 6 6 100,00 7 85,71

- Jumlah UPPB yang bekerjasama dengan pabrikan

4 5 5 100,00 7 71,43

11 Meningkatnya kinerja dan sumberdaya aparatur

Persentase disiplin kerja

100 100 90 90,00 100 100,00

Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek teknis dan administrasi (orang/thn)

7 7 6 85,71 7 85,71

Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan (%)

100 100 100 100,00 100 100,00

Persentase ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran (%)

60 80 60 75,00 100 70,00

101,11 88,09

Dari capaian kinerja seperti yang ditampilkan pada tabel diatas, hasilnya dinilai dan

diklasifikasi berdasarkan skala nilai yang telah ditetapkan. Hasil penilaian sasaran

dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut :

Tabel 3.23 Hasil Penilaian Sasaran Renstra 2017

N0. INDIKATOR KINERJA SASARAN

KINERJA Kriteria

Penilaian Target Realisiasi %

Realisas

1 Jumlah Telur ayam buras (Kg) 858.554 1.586.662 184,81 Sangat Tinggi

2 Jumlah populasi Ayam Buras (ekor) 1.051.400 1.712.154 162,85 Sangat Tinggi

3 Jumlah Daging itik (Kg) 348.000 422.305 121,35 Sangat Tinggi

4 Jumlah Daging kambing (Kg) 91.000 109.500 120,33 Sangat Tinggi

5 Produktivitas Kopi (Kg/Ha) 757 903 119,29 Sangat Tinggi

6 Persentase menurunnya angka Kematian Ternak Besar (%) 0,34 0,29 117,24 Sangat Tinggi

7 Persentase peningkatan produk pengolahan hasil

perkebunan

35 116,67 116,67 Sangat Tinggi

8 Persentase penurunan angka Kematian Ternak Unggas (%) 6,40 5,60 114,29 Sangat Tinggi

9 Jumlah Daging Ayam Ras petelur fkir 125.000 135.642 108,51 Sangat Tinggi

10 Jumlah Produksi Karet (Kg) 16.472.000 17.673.000 107,29 Sangat Tinggi

11 Jumlah populasi Kambing (ekor) 11.125 11.903 106,99 Sangat Tinggi

12 Jumlah Daging ayam Ras pedaging 5.474.250 5.840.000 106,68 Sangat Tinggi

13 Jumlah populasi Kerbau (ekor) 3.255 3.401 104,49 Sangat Tinggi

14 Jumlah populasi Sapi (ekor) 16.950 17.627 103,99 Sangat Tinggi

15 Jumlah populasi Ayam Ras Pedaging (ekor) 15.520.500 15.733.072 101,37 Sangat Tinggi

Page 63: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

57 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

N0. INDIKATOR KINERJA SASARAN

KINERJA Kriteria

Penilaian Target Realisiasi %

Realisas

16 Jumlah populasi Itik(ekor) 363.470 369.419 101,64 Sangat Tinggi

17 Jumlah Susu sapi (liter( 169.000 171.000 101,18 Sangat Tinggi

18 Jumlah Produksi Kopi (Kg) 621.000 624.231 100,52 Sangat Tinggi

19 Jumlah Daging ayam buras (Kg) 969.000 969.600 100,06 Sangat Tinggi

20 Jumlah Diversifikasi Produk olahan Peternakan (jenis) 3 3 100,00 Sangat Tinggi

21 Jumlah Diversifikasi Produk olahan Perkebunan (Jenis) 7 7 100,00 Sangat Tinggi

22 Jumlah UPPB yang Terbina (kel) 6 6 100,00 Sangat Tinggi

23 Jumlah UPPB yang Bekerjasama dengan Pabrikan (kel) 5 5 100,00 Sangat Tinggi

24 Jumlah Diversifikasi Produk olahan Peternakan (jenis) 3 3 100,00 Sangat Tinggi

25 Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan (%)

100 100 100,00 Sangat Tinggi

26 Persentase Penurunan Serangan OPT dan GUP (%) 3 3 100,00 Sangat Tinggi

27 Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%) 7 7 100,00 Sangat Tinggi

28 Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG (%) 6 6 100,00 Sangat Tinggi

29 Persentase jumlah penyuluh yang bersertifikasi (%) 16,00 15,2 95,63 Sangat Tinggi

30 Produktivitas Karet (Kg/Ha) 972 892 90,43 Tinggi

31 Persentase disiplin kerja 100 90 90,00 Tinggi

32 Produktivitras Kelapa Dalam (Kg/Ha) 1.070 932 87,10 Tinggi

33 Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek teknis dan administrasi (orang/thn)

7 6 85,71 Tinggi

34 Jumlah Telur itik (Kg) 2.850.000 2.424.308 85,06 Tinggi

35 Jumlah Produksi Atsiri (Kg) 48.000 40.800 85,00 Tinggi

36 Produktivitas Atsiri (Kg/Ha) 900 765 85,00 Tinggi

37 Jumlah Produksi Kelapa Dalam (Kg) 3.000.000 2.511.480 83,72 Tinggi

38 Jumlah Daging sapi (Kg) 1.050.000 734.000 69,90 Sedang

39 Persentase ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran (%)

80 60 75,00 Sedang

40 Jumlah populasi Ayam Ras Petelur (ekor) 400.380 150.713 37,64 Sangat Renda

41 Jumlah Telur ayam ras (Kg) 4.174.770 1.406.250 33,68 Sangat Renda

RATA-RATA 101,11 Sangat Tinggi

Dari tabel diatas, sebagian besar indikator telah memenuhi target yang telah

ditetapkan dengan rata-rata nilai 101,11 dengan kriteria sangat tinggi. Capaian

tertinggi ada pada produksi telur ayam buras yaitu sebesar 184,81% sementara

terendah ada pada populasi ayam ras petelur, salah satu penyebabnya rendahnya

populasi adalah banyaknya ayam ras yang tidak produktif (afkir). Sementara dari

capaian 2017 terhadap target akhir Renstra (2021) telah terpenuhi sebesar 88,09%.

3.2.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Sasaran 1. Meningkatnya Populasi Ternak

Populasi ternak terdiri dari terdiri dari ternak sapi, kerbau, kambing, ayam

buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan itik. Prioritas utama sasaran

meningkatnya populasi ternak adalah sapi potong merupakan target utama yang harus

dilaksanakan dalam rangka mendukung program percepatan swasembada daging sapi

(P2SDS) di Indonesia.

Page 64: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

58 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Capaian kinerja meningkatnya populasi ternak tahun 2017 sebagai berikut :

Tabel 3.24

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Tahun 2017 Target Akhir Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target Realisiasi % Realisasi

- Jumlah populasi Sapi (ekor) 16.950 17.627 103,99 18.120 97,28

- Jumlah populasi Kerbau (ekor) 3.255 3.401 104,49 3.328 102,19

- Jumlah populasi Kambing (ekor) 11.125 11.903 106,99 11.410 104,32

- Jumlah populasi Ayam Buras (ekor) 1.051.400 1.712.154 162,85 1.055.640 101,20

- Jumlah populasi Ayam Ras Pedaging (ekor)

15.520.500 15.733.072 101,37 15.602.100 100,70

- Jumlah populasi Ayam Ras Petelur (ekor) 400.380 150.713 37,64 406.730 37,05

- Jumlah populasi Itik(ekor) 363.470 369.419 101,64 366.366 100,83

102,71 91,94

Dari tabel tersebut, sebagian besar populasi ternak telah mencapai lebih dari 100%

dari target ditetapkan. Capain paling tinggi ada pada indikator populasi ayam buras.

Meningkatnya populasi ayam buras karena ayam buras atau ayam kampung

merupakan ternak yang umum dipelihara oleh keluarga peternak, setiap rumah tangga

di pedesaan rata-rata memiliki ayam buras/kampung.

Indikator terendah ada populasi ayam ras petelur, capaian sangat rendah disebabkan

banyaknya ayam yang dipotong karena afkir.

Jika dibandingkan dengan capaian 2016 semua populasi ternak mengalami

pertumbuhan yang positif kecuali ayam ras petelur. Pertumbuhan populasi ternak

dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3.25

Pertumbuhan Populasi Ternak Tahun 2016 dan 2017

Populasi Satuan TAHUN %

pertumbuhan 2016 2017

- Sapi Ekor 16.621 17.627 6,05

- Kerbau Ekor 3.230 3.401 5,29

- Kambing Ekor 11.205 11.903 6,23

- Ayam Buras Ekor 1.057.775 1.712.154 61,86

- Ayam Ras Pedaging Ekor 15.654.798 15.733.072 0,50

- Ayam Ras Petelur Ekor 401.057 150.713 -62,42

- Itik Ekor 365.761 369.419 1,00

RATA-RATA 2,65

Tercapainya target populasi merupakan Keberhasilan dari berbagai program dan

kegiatan daerah serta dukungan provinsi dan pusat (APBN).

Program dan Kegiatan daerah yang mendukung pencapaian indikator yaitu Program

Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dengan dukungan kegiatan sebagai berikut :

Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak

diarahkan untuk mendukung pencapaian indikator peninngkatan populasi ternak.

Khususnya pencapaian target RPJMD. Output kegiatan adalah terlaksananya

Page 65: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

59 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

kegiatan perbibitan ternak berupa Inseminasi Buatan dan operasional unit perbibitan

ternak. Outcome kegiatan berupa meningkatnya angka kelahiran anak hasil

Inseminasi Buatan.

Meningkatnya angka kelahiran ternak terutama pedet hasil Inseminasi Buatan akan

meningkatkan populasi ternak dalam daerah, sehingga diharapkan nantinya dapat

mengatasi permasalahan kebutuhan daging dalam daerah. Kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan dijelaskan pada indikator sasaran RPJMD sebelumnya.

Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat

Target kinerja pada Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat berupa

pembinaan, sosialisasi, monitoring, evaluasi ternak pemerintah. Untuk bantuan bibit

ternak, terkendala adanya Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5

tentang Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan

yang berbadan hukum. Sehingga kegiatan hanya diarahkan untuk pembinaan,

sosialisasi, monitoring ternak baik ternak masyarakat maupun ternak pemerintah.

Output kegiatan adalah terlaksananya dukungan kegiatan Sentra Peternakan Rakyat

(SPR) yaitu kegiatan yang bersumber dari dana Dekons Provinsi Kalimantan Selatan

dengan outcome berupa meningkatnya pengawasan mutu pakan, transfer embrio,

pengawasan bibit dan pemetaan.

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan produksi karet

melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.26

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber

Dana

Biaya % Realisasi

Keuangan Pagu Realisasi

1. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak

Pembibitan dan Perawatan Ternak APBD 609.999.520 562.234.450 92,17 Pendistribusian Bibit Ternak

Kepada Masyarakat APBD 292.974.760 260.788.370 89,01

902.974.280 823.022.820 91,15

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian peningkatan populasi ternak

dijelaskan pada indikator sasaran RPJMD sebelumnya

Sasaran 2. Meningkatnya Produksi Ternak

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar menetapkan sasaran

meningkatnya produksi ternak dengan prioritas produksi daging sapi merupakan target

utama yang harus dilaksanakan dalam rangka mendukung program percepatan

swasembada daging sapi (P2SDS) di Indonesia.

Indikator dari sasaran produksi adalah meningkatnya jumlah produksi daging

sapi, daging kambing, daging ayam buras, daging ayam ras pedaging, daging ayam ras

Page 66: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

60 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

petelur, daging itik, telur itik, telur ayam ras, telur ayam buras dan susu

Jumlah produksi ternak merupakan jumlah karkas hasil pemotongan ternak

dalam suatu wilayah ditambah edible offal (bagian yang dapat dimakan) diukur dalam

satuan kilogram.

Produksi Daging dihitung berdasarkan rumus perkalian antara jumlah

pemotongan ternak dengan parameter berat karkas, sebagai berikut: PD = Ko x St

Tabel 3.27

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya produksi Ternak

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target Realisiasi % Realisasi

- Jumlah Daging sapi (Kg) 1.050.000 734.000 69,90 1.125.000 65,24

- Jumlah Daging kambing (Kg) 91.000 109.500 120,33 99.000 110,61

- Jumlah Daging ayam buras (Kg) 969.000 969.600 100,06 993.000 97,64

- Jumlah Daging Ayam Ras petelur fkir 125.000 135.642 108,51 128.000 105,97

- Jumlah Daging ayam Ras pedaging 5.474.250 5.840.000 106,68 5.821.600 100,32

- Jumlah Daging itik (Kg) 348.000 422.305 121,35 357.000 118,29

- Jumlah Telur ayam ras (Kg) 4.174.770 1.406.250 33,68 4.208.269 33,42

- Jumlah Telur ayam buras (Kg) 858.554 1.586.662 184,81 865.442 183,34

- Jumlah Telur itik (Kg) 2.850.000 2.424.308 85,06 3.000.000 80,81

- Jumlah Susu sapi (liter( 169.000 171.000 101,18 175.000 97,71

103,16 99,01

Berdasarkan tabel diatas, hampir semua komoditas mencapai target yang telah hanya

3 (tiga) indikkator yang belum mencapai target yaitu produksi daging sapi, produksi

telur ayam ras dan produksi telur iti

Capaian tertinggi ada pada Indikator produksi telur ayam buras. Meningkat produksi

telur ayam buras seiring dengan meningkatnya populasi ayam buras.

Sementara capaian terendah ada pada indikator produksi telur ayam ras. Belum

tercapainya target disebabkan banyaknya populasi ayam ras petelur yang afkir atau

tidak produktif lagi.

Demikian juga dengan produksi daging sapi, penurunan produksi disebabkan

menurunnya jumlah pemotongan ternak sebagai akibat dari tingginya harga ternak dan

menurunnya daya beli masyarakat terhadap konsumsi daging sapi. Untuk produksi

komoditas yang lain masih relatif stabil.

Page 67: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

61 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 3.28

Perbandingan Produksi Tahun 2016 dan 2017

Produksi

TAHUN

% pertumbuhan 2016 2017

Produksi Daging :

- Daging sapi (Kg) 1.034.656 734.000 -29,06

- Daging kambing (Kg) 89.404 109.500 22,48

- Daging ayam buras (Kg) 960.000 969.600 0,01

- Daging Ayam Ras petelur fkir 118.000 135.642 14,95

- Daging ayam Ras pedaging 5.340.000 5.840.000 9,36

- Daging itik (Kg) 346.710 422.305 21,80

Produksi Telur :

- Telur ayam ras (Kg) 4.171.642 1.406.250 -74,91

- Telur ayam buras (Kg) 857.098 1.586.662 85,12

- Telur itik (Kg) 2.726.641 2.424.308 -11,08

Produksi Susu

- Susu sapi (liter) 168.849 171.000 1,27

RATA-RATA 11,09

Berdasarkan data diatas, produksi telur ayam buras mengalami pertumbuhan yang

cukup signifikan yaitu mencapai 85,12%. Meningkatnya produksi telur ayam buras

berbanding lurus dengan meningkatnya populasi ayam buras. Ayam buras merupakan

ternak yang umum di pelihara oleh masyarakat terutama di pedesaan dimana rata-rata

penduduk memiliki ayam buras yang sebagian besar masih dipelihara secara ekstensif

dengan tujuan untuk memanfaatkan sisa-sisa makanan, untuk tabungan maupun

konsumsi sendiri.

Pertumbuhan yang negatif terjadi pada produksi daging sapi yaitu -29%. Penurunan

produksi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tingginya harga daging

menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat sehingga berdampak pada

menurunnya jumlah pemotongan ternak.

Sementara itu Produksi susu sapi mengalami pertumbuhan sebesar 1,27% siring

dengan bertambahnya induk sapi yang laktasi.

Secara keseluruhan produksi ternak mengalami pertumbuhan sebesar 11,09%.

Program dan kegiatan yang mendukung peningkatan produksi ternak menjadi satu

kesatuan dengan program dan kegiatan peningkatan populasi ternak. Produksi yang

tinggi akan berpengaruh terhadap angka populasi demikian juga sebaliknya.

a. Program Peningkatan Hasil peternakan

Program peningkatan hasil peternakan diimplementasikan melalui 3 (tiga) kegiatan

yaitu 1) Kegiatan Pembibitan dan perawatan Ternak; 2) kegiatan Pendistribusian

Bibti Ternak kepada Masyarakat dan 3) Pengembangan Agribisnis Peternakan.

sebagaimana sudah dijelaskan pada point sasaran meningkatnya populasi ternak.

b. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Program peningkatan hasil peternakan diimplementasikan melalui 2 (dua) kegiatan

yaitu 1) Kegiatan Pemeliharaan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit

menular ternak dan 2) kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit

Page 68: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

62 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Endemik yang akan dijelaskan pada point sasaran menurunnya angka kematian

ternak.

c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan :

- Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar Produksi

Peternakan

Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar Produksi

Peternakan diarahkan untuk menunjang operasional UPT Rumah Potong Hewan

(RPH) Martapura sebagai unit pelayanan dalam penyediaan daging gigienis,

layak konsumsi dan juga aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) sesuai dengan

amanat Undang-Undang No. 41 Tahun 2014.

Jumlah produksi daging didasarkan pada jumlah karkas ternak yang dipotong

baik di Rumah Potong Hewan (RPH), Rumah Potong Unggas (RPU), luar

RPH/RPU dan pada hari raya Qurban.

Output kegiatan berupa rehab kandang penampungan, pembangunan gedung

biogas dan pos jaga RPH serta terlaksananya operasional RPH Martapura.

Outcome kegiatan berupa tersedianya produk daging ternak yang Aman, Sehat,

Utuh dan Halal (ASUH) bagi masyarakat Kabupaten Banjar.

Tabel 3.29

Jumlah Pemotongan Ternak di Kabupaten Banjar Tahun 2017

No Jenis Ternak Jantan Betina Jumlah

1 Sapi 2.102 19 2.121

2 Kerbau 665 54 719

Berdasarkan data dari UPT Rumah Potong Hewan Martapura, produksi daging

yang dihasilkan dari pemotongan ternak di RPH mengalami penurunan sebesar

-1,27% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Perbandingan jumlah

pemotongan di RPH disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.30

Perbandingan Jumlah Pemotongan Tahun 2016 dan 2017

1 Jenis Ternak 2016 2017 % pertumbuhan

1 Sapi 1.902 2.121 11,5

2 Kerbau 986 719 -27,1

Jumlah 2.888 2.840 -1,7

Dari tabel tersebut peningkatan terjadi pada pemotongan ternak sapi yaiotu

sebesar 11,5% sedangkan pemotongan kerbau mengalami penurunan

sebesar -27,1%. Secara keseluruhan persentase pemotongan mengalami

penurunan -1,7%.

Page 69: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

63 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Penurunan jumlah pemotongan antara lain disebabkan :

- Bobot badan ternak yang dipotong berukuran besar dengan demikian

jumlah ternak yang dipotong berkurang tetapi dagingnya lebih banyak.

- Daya beli masyarakat akan kebutuhan daging berkurang dikarenakan

harga dianggap tinggi yang disebabkan suplay ternak ruminansia yang

terbatas.

Selain sebagai penyedia produk daging yang ASUH, UPTD Rumah Potong

Hewan (RPH) Martapura juga sebagai sumber penghasil PAD bagi daerah yang

berasal dari retribusi tempat pemotongan dan Retribusi pemeriksaan kesehatan

ternak yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banjar. PAD yang

dihasilkan dari UPT RPH tahun 2017 sebesar Rp. 63.222.000,-

2. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak :

- Kegiatan Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak

Output Terlaksananya pemeriksaan dan pemantauan pemotongan hewan

qurban di Kabupaten Banjar. outcome dari kegiatan berupa terhindarnya

masyarakat dari penyakit zoonosis dari hewan qurban.

Pemotongan hewan qurban tahun 2017 berjumlah 949 ekor terdiri dari sapi

846 ekor, kambing 100 ekor dan kerbau 3 ekor. Jika dibandingkan tahun

2016 (849 ekor) terjadi kenaikan sebesar 11,78%.

Dari hasil pemeriksaan hewan qurban tahun 2017 oleh Tim Pematauan

Hewan Qurban, ada 26 ekor yang terinfestasi cacing fasciola sp.

Data pemotongan hewan qurban sebagai berikut :

Tabel 3.31

Pemotongan Hewan Qurban Tahun 2016 dan 2017

Jenis Ternak

Tahun

% pertumbuhan 2016 2017

Sapi 806 846 4,96

Kambing 41 100 143,90

Kerbau 2 3 50,00

Jumlah 849 949 11,76

- Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik

Output kegiatan berupa terlaksananya pemotongan unggas di RPU. Output

yang diharapkan terpenuhinya konsumsi daging unggas yang ASUH (Aman,

Sehat, Utuh dan Halal).

Untuk produksi daging ayam yang dihasilkan Rumah Potong Unggas (RPU)

Martapura sampai bulan Desember sebanyak 27.372 ekor. RPU Martapura

mulai operasional bulan Juli 2017 dan belum dikenakan tarif retribusi karena

belum ada Perda yang mengaturnya.

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan

Page 70: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

64 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

produksi ternak melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai

berikut :

Tabel 3.32

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi Ternak

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber

Dana

Biaya % Realisasi

Keuangan Pagu Realisasi

1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak

- Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak (RPU)

APBD 42.042.000 24.092.694 57,31

- Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik (RPU)

APBD 70.087.800 43.331.000 61,82

2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

- Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar Produksi Peternakan

APBD 563.866.080 527.947.724 93,63

563.866.080 527.947.724 93,63

Kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi ternak antara lain :

Konsumsi pangan asal hewan (PAH) khususnya daging dan susu di Kabupaten

Banjar masih rendah disebabkan harga daging dan susu yang masih tinggi

sehingga berdampak pada rendahnya tingkat konsumsi protein hewani.

RPH/RPU sebagai penyediaan produk daging higienis, layak konsumsi dan juga

aman sehat utuh dan halal (ASUH), masih perlu pembenahan dan fasilitasi

sarana prasarana.

Belum ada peraturan yang mengatur tentang Retribusi pemotongan unggas.

Solusi yang diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut antara lain :

Sosialisasi atau Gerakan Minum Susu bagi anak-anak usia sekolah dilaksanakan

dalam upaya meningkatkan konsumsi protein hewani yang dimulai di

lingkungan sekolah.

Perlu penambahan prasarana RPH sehingga kegiatan pemotongan lebih

hygienis, Pengusaha Pemotongan/Jagal merasa nyaman dan produk yang di

hasilkan Aman Sehat Utuh Dan Halal (ASUH).

Perbaikan mutu genetik ternak baik melalui kawin suntik maupun kawin alam,

memilih induk dan pejantan yang baik dan unggul selalu ditingkatkan

Sehingga pertumbuhan ternak akan lebih cepat yang pada akhirnya

berpengaruh pada bobot akhir.

Untuk menekan pemotongan ternak besar, perlu dimasyarakatkan keaneka

ragaman protein hewani dengan memakan selain daging ternak besar seperti

unggas, telur dan ikan, hal ini bisa mendorong untuk tumbuh kembangnya

ternak ternak yang lain.

Page 71: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

65 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Sasaran 3. Menurunnya Kematian Ternak

Capaian Indikator Sasaran menurunnya angka kematian ternak 115,77%.

Keberhasilan capaian didukung oleh intensifnya kegiatan pencegahan dan

penanggulangan penyakit ternak di lapangan dan aktifnya petugas-petugas teknis

paramedik dan medik veteriner baik di Dinas Peternakan Kabupaten maupun di

Puskeswan kecamatan.

Adapun tingkat capaian sasaran meningkatnya produksi ternak tahun 2017

sebagai berikut :

Tabel 3.33

Capaian Kinerja Sasaran Menurunnya Angka Kematian Ternak

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target Realisiasi % Realisasi

- Persentase menurunnya angka Kematian Ternak Besar (%)

0,34 0,29 117,24 0,32 110,34

- Persentase penurunan angka Kematian Ternak Unggas (%)

6,40 5,60 114,29 5,00 89,29

115,77 99,82

Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu angka kematian ternak menurun

9,39%. Perbandingan capaian disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.34

Perbandingan Menurunnya Angka Kematian Ternak

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Realisasi

% Penurunan 2016 2017

- Persentase menurunnya angka Kematian Ternak Besar (%)

0,33 0,29 12,12

- Persentase penurunan angka Kematian Ternak Unggas (%)

6,00 5,60 6,67

Berdasarkan tabel diatas, persentase kematian ternak besar berhasil ditekan

hingga 12,12%, demikian juga dengan kematian ternak unggas bisa dikurangi hingga

6,67%. Keberhasilan sasaran terlihat dari rendahnya kasus kejadian penyakit.

Keberhasilan ini juga didukung oleh keberadaan petugas teknis, medis veteriner dan

paramedis baik di lapangan, klinik hewan dan puskeswan.

Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian

sasaran kinerja adalah Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak

dengan kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak

Target kinerja kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular

ternak adalah menurunnya angka kematian (mortalitas) ternak besar sebesar

Page 72: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

66 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

0,34%, angka kematian ternak unggas sebesar 6,4% serta meningkatnya status

kesehatan ternak

Outcome dari kegiatan adalah terkendalinya penyebaran dan penularan penyakit

SE, Jembrana, Rabies dan Penyakit ternak lainnya di Kabupaten Banjar.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian target antara lain:

- Vaksinasi SE pada sapi PO sebanyak 100 ekor di Desa Baliangin Kecamatan

Sambung Makmur dan Desa Baru Kecamatan Mataraman.

- Vaksinasi Jembrana sebanyak 100 ekor di Desa Lok Tamu Kecamatan

Mataraman dan Desa Belangian Kecamatan Aranio. ,

- Pengobatan massal sebanyak 449 ekor di Sambung Makmur, Astambul,

Pengaron dan Cintapuri Darussalam,

- pelayanan di klinik hewan Dinas Peternakan dan Perkebunan sebanyak 334

pasien dan di Puskeswan.

Dengan kerjasama dan dukungan dari semua pihak baik petugas teknis, paramedis

maupun medis veteriner (dokter hewan) yang bertugas di lapangan, puskeswan

atau klinik, semua kegiatan dapat terlaksana dan berjalan dengan lancar serta

dapat memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan yaitu:

menurunnya angka kematian ternak besar angka kematian turun menjadi

0,29% dari target 0,34% dan

menurunnya angka kematian ternak unggas, angka kematian menurun menjadi

5,60% dari target 6,40%

b. Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik.

Seksi kesehatan Hewan telah melaksanakan berbagai upaya-upaya pengendalian

dan pemberantasan penyakit ternak seperti vaksinasi Rabies, eliminasi, dan

desinfeksi.

Output kegiatan berupa uji residu antibiotik sebanyak 15 sampel cemaran mikroba

dan PCR, Terperiksanya hewan qurban sebanyak 800 ekor secara ASUH,

Tersedianya data cemaran mikroba, residu antibiotik terhadap daging/produk

peternakan di pasaran sebanyak 30 sampel, Tersedianya data hasil uji penyakit

hewaan dan pemalsuan produk peternakan sebanyak 10 sampel dan Tersedianya

21 sampel untuk uji residu antibiotic, cemaran mikroba dan PCR.

Outcome kegiatan adalah menurunnya penularan/penyebaran penyakit ternak

endemik.

Pada tahun 2017 terjadi 28 laporan kasus gigitan anjing yang terbanyak di Desa

Paramasan Bawah sebanyak 10 kasus. Untuk mengontrol populasi anjing liar di

lingkungan masyarakat agar kejadian gigitan anjing yang dapat menyebabkan

penyakit rabies dapat ditekan seminimal mungkin dilaksanakan eliminasi anjing liar

sebanyak 15 ekor di Desa Paramasan Bawah kecamaatan Paramasan

Upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit ternak lainnya yang telah

dilaksanakan selama tahun 2017 antara lain vaksinasi Rabies sebanyak 100 ekor di

Desa Paramasan Bawah Kecamatan Paramasan dan Desa Manarap Lama

Kecamatan Kertak Hanyar, eliminasi, dan desinfeksi.

Page 73: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

67 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator sasaran meningkatnya

populasi ternak melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.35

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Menurunnya Kematian Ternak

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber

Dana

Biaya % Realisasi Keuangan Pagu Realisasi

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak

- Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak

APBD 141.532.240 135.097.370 95,45

- Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik

APBD 63.225.600 45.830.600 72,49

204.757.840 180.927.970 88,36

Meskipun telah mencapai target, namun upaya pencapaian sasaran ke depan masih

menghadapi berbagai kendala antara lain :

Luasnya jangkauan wilayah pengobatan

Keterbatasan tenaga medik dan paramedik

lokasi kejadian kasus berjauhan

Solusi yang diharapkan dapat mengatasi kendala diatas antara lain :

Penambahan tenaga teknis untuk memenuhi kekurangan tenaga dilapangan

terus dilakukan agar pelayanan kesehatan hewan di masyarakat dapat lebih

optimal.

Kegiatan pelayanan pengobatan masal terus di tingkatkan ke daerah kantong-

kantong ternak.

Peningkatan kerjasama dengan Dinas peternakan Provinsi terus dilakukan guna

mengatasi keterbatasan anggaran di kabupaten, khususnya perihal pengadaan

obat dan pemeriksaan sampael penyakit.

Kerjasama dengan Balai penyakit Veteriner Banjarbaru terus ditingkatkan guna

pemantauan surveilance penyakit-penyakit strategis.

Sasaran 4. Meningkatnya Produksi Perkebunan

Kabupaten Banjar merupakan salah satu daerah potensial untuk pengembangan

komoditas perkebunan yang ada di Kalimantan Selatan terutama karet. Hal ini dapat

dilihat dari luasnya areal perkebunan rakyat yang ada, yaitu mencapai 23.859 Ha

(68%) dan perkebunan besar yang dikelola BUMN (PBN) 10.227,50 Ha (29%) maupun

swasta (PBS) seluas 842,53 (2,4%), terdiri dari berbagai komoditas perkebunan, yang

meliputi tanaman karet, kelapa sawit, kopi, kelapa dalam, cengkeh lada dan lainnya

(14 komoditas perkebunan).

Komoditas utama yang dikembangkan di Kabupaten Banjar adalah karet, kopi,

dan kelapa dalam, sedangkan komoditas kelapa sawit dikelola oleh perusahaan.

Page 74: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

68 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Indikator sasaran berupa jumlah produksi tanaman perkebunan yakni hasil atau

realisasi panen atau yang diperoleh dari tanaman perkebunan dengan formulasi Jumlah

areal tanaman yang produktif dikalikan dengan produktivitas rata-rata.

Ada perbedaan target antara target Renstra dan RPJMD dimana target RPJMD

diatas target Renstra sehingga jika mengacu pada target Renstra, angka capaian telah

memenuhi target, namun jika mengacu pada target RPJMD maka target tidak tercapai.

Untuk itu melalui reviu RPJMD akan dilakukan sinkronisasi target.

Adapun tingkat capaian sasaran meningkatnya produksi perkebunan tahun 2017

sebagai berikut :

Tabel 3.36

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Tahun 2017

Target Akhir Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021 (%) Target Realisiasi

%

Realisasi

- Jumlah Produksi Karet (Kg) 16.472.000 17.673.000 107,29 17.200.000 94,87

- Jumlah Produksi Kopi (Kg) 621.000 624.231 100,52 672.000 92,89

- Jumlah Produksi Kelapa Dalam (Kg)

3.000.000 2.511.480 83,72 4.250.000 59,09

- Jumlah Produksi Atsiri (Kg) 48.000 40.800 85,00 70.000 58,29

94,13 76,29

Berdasarkan tabel diatas, komoditas perkebunan yang berhasil mencapai target

produksi adalah karet dan kopi. Sementara kelapa dalam dan atsiri belum mencapai

target. Banyaknya tanaman kelapa yang berusia tua dan tidak produktif serta iklim

berdampak pada produksi kelapa dalam.

Tabel 3.37

Perbandingan Produksi Perkebunan tahun 2016 dan 2017

INDIKATOR KINERJA

TAHUN %

PERTUMBUHAN 2016 2017

- Jumlah Produksi Karet (ton) 17.661,00 17.673,00 0,07

- Jumlah Produksi Kopi (ton) 610,00 624,23 2,33

- Jumlah Produksi Kelapa Dalam (ton) 2.504,00 2.511,48 0,30

- Jumlah Produksi Atsiri (ton) 40,00 40,80 2,00

RATA-RATA 1,17

Meskipun indikator sasaran belum mencapai target namun jika dibandingkan dengan

capaian produksi tahun lalu semua komoditas mengalami pertumbuhan yang positif

yaitu rata-rata 1,17%.

Berdasarkan Angka Tahun 2017 luasan tanaman karet mengalami kenaikan dari 25,030

ha pada tahun 2016 menjadi 25,242 ha di tahun 2017. Produksi tahun 2017 tercapai

sebesar 17.673 ton dengan peningkatan produksi sebesar 0,07 %.

Page 75: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

69 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 3.38

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet Rakyat

No. Uraian 2016 2017 %

pertumbuhan

1. Luas areal (Ha) 25,030 25.242 0,85

2. Produksi (Ton) 17.661 17.673 0,07

3. Produktivitas (Kg/Ha) 896 892 -0,45

Sementara untuk komoditas kopi, Luasan tanaman komoditas kopi tahun 2017 seluas

805 ha mengalami penurunan seluas 2 ha dibandingkan tahun 2016 seluas 807 ha.

Sedangkan Produksi kopi mengalami peningkatan sebesar 2,28 % yakni dari 610 ton di

tahun 2016 menjadi 624,231 ton di tahun 2017.

Tabel 3.39

Rekapitulasi Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Rakyat Tanaman Kopi

No. Uraian 2016 2017 %

pertumbuhan

1. Tanam (Ha) 807 805 -0,25

2. Produksi (Ton) 610 624 2,30

3. Produktivitas (Kg/Ha) 859 757 -11,87

Berdasarkan data diatas, luas tanam mengalami penurunan sebesar 2 ha sehingga

produktifitas juga menurun. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Peternakan dan

Perkebunan melalui e-proposal sudah mengusulkan kegiatan pengembangan kopi.

Untuk komoditas Kelapa Dalam, Luasan tanaman Kelapa Dalam tahun 2017 sebesar

3.308 ha meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 4,11 %. Hal ini juga

berpengaruh terhadap peningkatan produksi Kelapa Dalam di Kabupaten Banjar

sebesar 4,11 % pada tahun 2017 sebesar 2391,481 ton setara kopra dibandingkan

tahun 2016 sebesar 2494 ton setara kopra.

Tabel 3.40

Rekapitulasi Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Rakyat

Tanaman Kelapa Dalam

No. Uraian 2016 2017 %

Pertumbuhan

1. Tanam (Ha) 3.172 3.308 4,29

2. Produksi (Ton) 2.504 2.511 0,28

3. Produktivitas (Kg/Ha) 968 977 0,93

Berdasarkan tabel diatas, luas tanam mengalami peningkatan seluas 136 hektar.

Demikian juga dengan produksi dan produktivitas juga meningkat seiring dengan

meningkatnya luas tanam.

Page 76: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

70 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian

sasaran kinerja adalah :

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan yaitu melalui kegiatan Pengembangan

Pertanian Pada Lahan Kering

Target kinerja Kegiatan Pengembangan Pertanian pada lahan kering diarahkan

pada pengembangan tanaman perkebunan komoditas prioritas

Output kegiatan berupa Pembinaan dan pendampingan kegiatan pengembangan

dan peremajaan karet (APBN). Outcome yang diharapkan adalah bertambahnya

luas tanaman karet melalui kegiatan peremajaan karet (APBN). Dukungan

kegiatan dana APBN dan APBN-P, sehingga target kegiatan berupa peningkatan

luas tanam yaitu dari 25.030 hektar di tahun 2016 menjadi 25.242 hektar pada

tahun 2017.

Kendala yang dihadapi terkait dengan pelaksanaan kegiatan Pengembangan

Pertanian pada Lahan Kering antara lain Adanya Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga

dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum. Sementara Kelompok

tani yang ada hampir tidak ada yang berbadan hukum sehingga bantuan bibit

dan pupuk tidak dapat direalisasikan.

Upaya pemecahan masalah adalah mengupayakan bantuan dan dukungan dari

Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi maupun pusat melalui Dana Dekons

dan APBN serta diharapkan adanya regulasi atau kebijakan dari Pemerintah

Daerah tentang pemberian bantuan kepada kelompok tani yang tidak berbadan

hukum.

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan produksi

perkebunan melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.41

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber

Dana

Biaya % Realisasi

Keuangan Pagu Realisasi

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)

- Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering

APBD 155.718.080 145.398.170 93,37

155.718.080 145.398.170 93,37

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran, yaitu :

Bantuan bibit terkendala Badan Hukum

Kualitas mutu kebun, bibit, pengelolaan kebun tidak optimal,

Page 77: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

71 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

intensitas sadap yang cukup tinggi,

rendahnya daya saing dalam perekonomian daerah khusus iklim usaha,

rendahnya kemampuan SDM dan kelembagaan serta belum optimalnya

kemitraan antara Pemerintah dengan dunia usaha dan kerjasama antar

daerah.

belum optimalnya pendampingan dan fasilitasi menuju kemandirian dan

pengelolaan berkelanjutan.

pemberian bantuan kepada kelompok tani tidak bisa direalisasikan

terkendala peraturan tentang Badan Hukum Kelompok, sehingga output

kegiatan hanya berupa pembinaan, monitoring dan evaluasi.

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan dukungan secara terpadu oleh

seluruh stake holder, Pemerintah, kelembagaan dan pelaku usaha lainnya yang

terkait dengan jaringan agribisnis karet.

Sasaran 5. Meningkatnya Produktifitas Perkebunan

Produktivitas Perkebunan Karet tahun 2017 dari areal seluas 24.769 Ha tercatat

menghasilkan 879 kg/Ha. Angka produktivitas karet tidak mengalami kenaikan

dibanding tahun 2016 yaitu sebesar 2,4%. Meskipun demikian produktivitas karet

rakyat masih rendah apabila dibanding Perkebunan Besar Negara Produktivitas rata-

rata per Ha mencapai 1,3 Ton KK/Ha/Thn, sedang perkebunan besar swasta mencapai

1,5 ton, KK/Ha/Thn (intensip),

Indikator sasaran berupa jumlah produktifitas tanaman perkebunan yakni hasil

atau realisasi panen atau yang diperoleh dari tanaman perkebunan dengan formulasi

Jumlah areal tanaman yang produktif dikalikan dengan produktivitas rata-rata.

Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran

kinerja meningkatnya produktifitas perkebunan menjadi satu kegiatan dengan program

kegiatan meningkatnya sasaran produksi.

Adapun tingkat capaian sasaran meningkatnya produktifitas perkebunan tahun 2017

sebagai berikut :

Tabel 3.42

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktifitas Perkebunan

INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian

Tahun 2016

Tahun 2017 Target

Akhir

Renstra

2021

Capaian

s/d 2017

thd 2021

(%) Target Realisiasi

%

Realisasi

- Produktivitas Karet (Kg/Ha) 896 972 892 91,77 1.065 83,75

- Produktivitas Kopi (Kg/Ha) 859 757 757 100,00 768 98,57

- Produktivitras Kelapa Dalam (Kg/Ha) 968 1.070 977 91,31 1.200 81,42

- Produktivitas Atsiri (Kg/Ha) 858 900 765 85,00 1.000 76,50

92,02 85,06

Page 78: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

72 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Dari semua indikator, capaian tertinggi ada pada produktivitas kopi yang mencapai

100%, sedangkan indikator terendah pada produktifitas atsiri yaitu 76,50%.

Dengan proyeksi target 2021, maka realisasi 2017 sudah mencapai 85,06% dari target

akhir RPJMD

Tabel 3.43

Perbandingan Produktifitas Perkebunan Tahun 2016 dan 2017

INDIKATOR KINERJA SASARAN 2016 2017 % Peningkatan

- Produktivitas Karet (Kg/Ha) 896 892 -0,45

- Produktivitas Kopi (Kg/Ha) 859 757 -11,87

- Produktivitas Kelapa Dalam (Kg/Ha) 968 977 0,93

- Produktivitas Atsiri (Kg/Ha) 858 765 -10,84

-5,56

Tidak tercapainya target disebabkan masih adanya permasalahan dan kendala yang

dihadapi oleh pekebun, antara lain Produktivitas perkebunan rakyat masih rendah,

masih jauh dibawah produktifitas perusahaan. Rendahnya produktifitas kebun rakyat

disebabkan oleh banyaknya tanaman tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit

bukan klon unggul serta lemahnya sumber daya petani dalam kelembagaan kelompok

dan teknologi dalam pengolahan karet itu sendiri.

Sasaran 6. Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu

Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan

Faktor penghambat dalam Budidaya tanaman perkebunan adanya gangguan

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Gangguan Usaha Perkebunan (GUP) serta

kebakaran lahan perkebunan

Adanya Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Gangguan Usaha

Perkebunan (GUP) maupun kebakaran lahan sudah barang tentu akan menghambat

pencapaian produksi dan produktivitas komoditas perkebunan serta dapat

menimbulkan kerugian bagi petani

Tabel 3.44

Capaian Kinerja Sasaran Terkendalinya Serangan OPT dan GUP

INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian

Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target Realisiasi

%

Realisasi

Persentase Penurunan Serangan

OPT dan GUP

9 8 8 100,00 7 77,78

Indikator sasaran tercapai 100%. Program dan kegiatan yang terkait dengan upaya

pengendalian serangan OPT yaitu :

Page 79: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

73 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

- Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dengan kegiatan

Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Perkebunan, Produk

Pertanian

Target kinerja pada Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk

Perkebunan, Produk Pertanian diimplementasikan dalam bentuk kegiatan

pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) perkebunan.

Output kegiatan berupa terlaksananya kegiatan Bimbingan Teknis pengendalian

OPT perkebunan dan sosialisasi kebakaran lahan dan kebun.

Outcome yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan

kemampuan peserta Bimtek tentang pengendalian serangan OPT tanaman

perkebunan.

Kegiatan Bimbingan Teknis Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

perkebunan pada tanaman karet dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan anggaran

dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan dan dari Dinas

Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar, berlokasi di:

Desa Tiwingan Lama Kecamatan Aranio diikuti oleh 50 orang yang terdiri dari 3

Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani Tunas Harapan, Melati dan Masa Maju

(APBD Kabupaten)

Desa Belimbing Baru Kecamatan Sungai Pinang diikuti 60 orang yang terdiri

dari Gapoktan Sumber Makmur (APBD Provinsi).

Desa Sungai Landas Kecamatan Karang Intan diikuti 50 orang yang terdiri dari

2 Kelompok Tani yaitu Sumber Mufakat dan Barokat (APBD Provinsi).

Hasil yang ingin dicapai dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan karet melalui kegiatan Bimbingan Teknis

dan sosialisasi antara lain:

Berkonstribusi dalam penurunan serangan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT) yang menyerang Perkebunan karet rakyat di wilayah Kecamatan Aranio,

Karang Intan dan Sungai Pinang

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pekebun mengenai teknologi

pengamatan, pencegahan, pengendalian, pengujian dan penanggulangan

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit Jamur

Akar Putih (JAP), Kering Alur Sadap (KAS) yang menyerang tanaman karet

Adanya Bimtek dan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan/ketrampilan teknis bagi para petani/pekebun dalam

melaksanakan pengamatan dan pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) sehingga bisa mandiri tanpa mengandalkan bantuan dari pihak

pemerintah

Dapat terjalin koordinasi dan komunikasi yang baik antara petani/pekebun,

Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), aparat desa dan aparat pemerintahan

sehingga dapat dicegah adanya kejadian luas biasa atau serangan hama

penyakit secara eksplosiv karena dapat dikendalikan secara dini

Sejalan dengan penurunan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Karet maka diharapkan adanya peningkatan produksi dan produktivitas hasil

karet sehingga perekonomian petani karet juga lebih baik

Page 80: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

74 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Dapat memberikan pencerahan dan membuka wawasan kepada

petani/pekebun bahwa pengendalian hama penyakit lebih baik daripada

pengobatan untuk menghindari adanya kerugian secara ekonomi yang akan

ditanggung oleh petani/pekebun itu sendiri.

Selain kegiatan Bimbingan Teknis OPT, kegiatan lainnya adalah sosialisasi

kebakaran lahan dan kebun berupa koordinasi dan pembinaan karhutla di

Kecamatan Mataraman dan Kecamatan Cintapuri Darussalam.

Kendala yang dihadapi dalam upaya mengendalikan serangan OPT antara lain

Adanya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang

Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang

berbadan hukum. Sedangkan Kelompok tani yang ada belum ada yang berbadan

hukum yang secara otomatis bantuan obat-obatan tidak dapat direalisasikan serta

Belum semua petani/pekebun karet menguasai ilmu dan teori tentang budidaya

menanam karet yang baik dan benar.

Upaya pemecahan masalah melalui koordinasi dan komunikasi antara Petugas

Penyuluh Lapangan (PPL), petugas teknis dari kabupaten/Provinsi dengan para

petani karet untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuan/wawasan para petani

tentang budidaya tanaman karet beserta penanggulangan hama penyakitnya serta

regulasi atau kebijakan tentang pemberian bantuan kepada kelompok tani yang

tidak berbadan hukum.

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator sasaran melalui program

dan kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.45

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Terkendalinya serangan Organisme

Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber

Dana

Biaya % Realisasi

Keuangan Pagu Realisasi

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)

- Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Perkebunan, Produk Pertanian

APBD 98.987.680 83.065.933 83,93

98.987.680 83.065.933 83,93

Permasalahan yang dihadapi masih terkait dengan badan hukum kelompok tani

sehingga bantuan obat-obatan tidak dapat direalisasikan, Kurangnya SDM yang

menguasai Teknis tentang Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Perkebunan serta Kurang tersediannya sarana prasarana safety (K3) pada saat

petugas lapangan melakukan kegiatan di lapangan.

Upaya yang dilakukan Untuk mengatasi masalah tersebut antara lain melalui

kerjasama dengan dari Dinas Provinsi berupa kegiatan SLPHT atau Bimtek

Page 81: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

75 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

pengendalian, menerapkan sistem perlindungan tanaman terpadu, serta

Pembentukan Brigade kebakaran lahan dan kebun

Sasaran 7. Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Kelas Madya

Target Sasaran Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Kelas Madya masih mengacu

pada Renstra Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Banjar. selanjutnya kegiatan

penyuluhan masuk dalam Dinas yang menangani fungsinya masing-masing.

Sehubungan dengan hal tersebut, akan dilakukan revisi target pada Renstra Dinas

Peternakan dan perkebunan menyesuaikan dengan sub sektor yang ditanganinya.

Capaian kinerja sasaran tahun 2017 tercapai diatas 100% yaitu 113,04 %.

Sedangkan capaian akhir target Renstra masih 72,12%.

Indikator Sasaran Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya adalah

persentase jumlah kelas kelompok tani Kelas Madya. Target dan Realisasi sasaran

disajikan pada Tabel berikut :

Tabel 3.46

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Kelas Madya

INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian

Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target Realisiasi % Realisasi

Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%)

2,75 2,99 2,69 113,04 3,73 72,12

Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian

sasaran kinerja adalah Pengembangan agribisnis peternakan dengan output kegiatan

berupa penyusunan RDK dan RDKK, pembinaan dan penyuluhan. Outcome dari

kegiatan berupa meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap serta terbinanya

kelompok tani bidang peternakan dan perkebunan.

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator sasaran melalui program dan

kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.47

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya kelas kelompok tani

Kelas Madya

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber

Dana

Biaya % Realisasi Keuangan Pagu Realisasi

1. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak

a) Pengembangan agribisnis Peternakan

APBD 80.000.000 71.323.991 89,15

80.000.000 71.323.991 89,15

Permasalahan terkait dengan pencapaian sasaran diantaranya :

Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan merupakan bidang baru, sehingga

penganggaran belum optimal.

Page 82: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

76 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

hampir sebagian besar kelompok tani belum memiliki badan hukum sehingga untuk

menerima bantuan yang bersumber dari APBD masih terkendala. Kecuali untuk

bantuan dari Provinsi dan Pusat.

jumlah kelompok tani di Kabupaten Banjar cukup banyak (± 2.030) kelompok,

namun dengan kemampuan kelas kelompok tani masih rendah

Upaya untuk meningkatkan pencapaian sasaran antara lain :

Memberikan pelatihan dan magang bagi petani untuk meningkatkan wawasan dan

pengetahuan petani agar mampu merubah perilaku dan sikap petani dalam

menerapkan teknologi tepat guna;

Memberikan penilaian kemampuan kelas kelompok perlu dilakukan untuk menilai

sejauh mana kemampuan kelompok dalam menjalankan kelembagaan petani,

Mengusulkan program dan anggaran penyuluhan untuk tahun 2018.

Sasaran 8. `Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)

di Kelompok Tani

Dalam persaingan global akan semakin tajam akan diwarnai oleh kecanggihan

teknologi pertanian yang akan dihadapkan kepada tuntutan atas peningkatan

produksi,efisiensi, dan daya saing yang semakin tinggi.

Output kegiatan berupa pembinaan dan penyuluhan. Outcome dari kegiatan

berupa meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap serta meningkatnya

penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di kelompok tani.

Indikator Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di

Kelompok Tani adalah persentase penerapan Teknologi Tepat oleh kelompok tani.

Target dan Realisasi sasaran disajikan pada Tabel berikut :

Tabel 3.48

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)

INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian

Tahun 2016

Tahun 2017 Target

Akhir

Renstra

2021

Capaian

s/d 2017

thd 2021

(%) Target Realisiasi % Realisasi

Persentase Kelompok Tani yang

menerapkan TTG

14,72 24,53 25,00 101,92 39,25 53,12

Kegiatan Bidang Penyuluhan merupakan Bidang yang baru dibentiuk di Dinas

Peternakan dan perkebunan Kabupaten Banjar sehingga Program dan kegiatan untuk

mendukung Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di

Kelompok Tani masih belum optimal dan masih include dengan bidang lain.

Page 83: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

77 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 3.49

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi

Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber

Dana

Biaya % Realisasi Keuangan Pagu Realisasi

1. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak

b) Pengembangan agribisnis Peternakan

APBD 80.000.000 71.323.991 89,15

80.000.000 71.323.991 89,15

Kendala yang dihadapi di tahun 2017 antara lain :

Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan merupakan bidang baru, sehingga

penganggaran belum optimal.

Masih rendahnya penerapan teknologi tepat guna oleh pelaku utama/pelaku usaha

dan kelompok

Fasilitasi demplot dan denfarm masih sedikit

Kurangnya fasilitasi kaji terap teknologi tepat guna

Solusi

Melaksanakan kaji terap teknologi tepat guna agar pelaku utama/pelaku usaha dan

kelompok dapat langsung menyaksikan proses aplikasi teknologi tepat guna;

Sasaran 9. Meningkatnya Kompetensi Penyuluh

Penyuluhan di kabupaten Banjar adalah untuk membantu masyarakat dalam

memanfaatkan sumber daya alam yang ada, agar daat dipergunakan sebesar-besarnya

untuk kesejahteraan masyarakat petani di Kabupaten Banjar serta meningkatan

sumberdaya manusia petani melalui kelembagaan kelompok tani.

Penyuluh sebagai ujung tombak kegiatan penyuluhan di lapangan dituntut untuk

meningkatkan kemampuan dan kompetensinya.

Indikator Sasaran Meningkatnya Kompetensi Penyuluh adalah persentase jumlah

penyuluh yang bersertifikasi. Target dan Realisasi sasaran disajikan pada Tabel berikut :

Tabel 3.50

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kompetensi penyuluh

INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian

Tahun 2016

Tahun 2017 Target Akhir

Renstra 2021

Capaian s/d 2017 thd 2021

(%) Target Realisiasi

%

Realisasi

Persentase jumlah penyuluh yang

bersertifikasi

9,6 16 15,2 95,00 25,6 59,38

Program yang terkait dengan upaya pencapaian sasaran adalah Pengembangan

agribisnis peternakan.

Page 84: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

78 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 3.51

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya kompetensi penyuluh

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber

Dana

Biaya % Realisasi

Keuangan Pagu Realisasi

1. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak

c) Pengembangan agribisnis Peternakan

APBD 80.000.000 71.323.991 89,15

80.000.000 71.323.991 89,15

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

Semakin berkurangnya jumlah personil aparatur penyuluh, baik dikarenakan

mutasi, ataupun telah memasuki batas usia pensiun

Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan merupakan bidang baru, sehingga

penganggaran belum optimal.

Keterbatasan sarana dan prasarana

Keterbatasan SDM yang berstatus PNS, karena tidak adanya penerimaan CPNS

untuk formasi penyuluh, kalaupun ada jumlah formasinya sangat sedikit

Wilayah penyuluhan yang sangat luas tidak seimbang dengan jumlah aparatur

penyuluh yang ada

Jumlah penyuluh yang professional/bersertifikasi masih sedikit

Kurangnya fasilitasi operasional penyuluh

Penyusunan programa penyuluhan belum optimal

Masih kurangnya sarana dan prasarana Balai Penyuluhan beserta sarana

pendukung penyuluhan.

Solusi yang diharapkan :

Memberikan pembekalan sertifikasi penyuluh untuk meningkatkan kapasitas

aparatur penyuluh yang professional;

Memberikan diklat penjenjangn/teknis/study banding penyuluh untuk membekali

pengetahuan tambahan bagi aparatur penyuluh dalam melaksanakan tugas

penyuluhannya di lapangan, maupun melalui kegiatan study banding bagi aparatur

penyuluh;

Memfasilitasi operasional penyuluh, perlu diberikan agar dapat membantu

kelancaran tugas penyuluhan lapangan dan agar kesejahteraan penyuluhpun dapat

terperhatikan dengan baik;Memfasilitasi penyusunan programa penyuluhan tingkat

desa, kecamatan dan kabupaten agar rencana kerja penyuluhan dapat berjalan

dengan baik,

Melakukan monitoring evaluasi penyuluhan agar penyuluhan berjalan dengan baik;

serta

Memfasilitasi Sarana Penunjang Penyuluhan Untuk Kelembagaan Penyuluhan

Kabupaten, Kecamatan Dan Aparatur Penyuluh.

Sasaran 10. Meningkatnya mutu olahan produk peternakan dan

Perkebunan

Dengan berlakunya pasar bebas sehingga banyak produk atau komoditas dari

luar yang masuk ke Indononesia dan bisa menggeser produk lokal, sehingga akan

Page 85: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

79 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

sangat merugikan petani. Oleh karena itu perlu ada regulasi yang dapat melindungi

petani serta penguatan kelembagaan petani. Dengan diberlakukan standart mutu

produk pertanian, perkebunan dan peternakan di pasar global akan membatasi pasar

produk lokal yang belum memenuhi standar, oleh karena itu peningkatan mutu produk

lokal harus ditingkatkan.

Target dan Realisasi sasaran disajikan pada Tabel berikut :

Tabel 3.52

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Mutu Olahan Produk Peternakan dan

Perkebunan

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Capaian

Tahun

2016

Tahun 2017 Target

Akhir

Renstra

2021

Capaian

s/d 2017

thd 2021

(%) Target Realisiasi

%

Realisasi

- Persentase peningkatan produk pengolahan

hasil perkebunan

30 35 116,67 116,67 50 70,00

- Jumlah Diversifikasi Produk olahan

Peternakan (jenis)

3 3 3 100,00 5 100,00

- Jumlah Diversifikasi Produk olahan

Perkebunan (Jenis)

7 7 7 100,00 7 100,00

- Jumlah UPPB yang terbina 5 6 6 100,00 7 85,71

- Jumlah UPPB yang bekerjasama dengan

pabrikan

4 5 5 100,00 7 71,43

Dari tabel diatas, semua indikator telah memenuhi target dengan capaian tertinggi

pada indikator persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan dengan

realisasi 116,67%

Program yang terkait dengan upaya pencapaian sasaran yaitu :

a) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dengan kegiatan :

- Pengembangan Agribisnis Peternakan

Output dari kegiatan berupa pembinaan dan demo pengolahan hasil peternakan,

sosialisasi RPU, pameran, pasar murah, gerakan minum susu bagi anak sekolah

dan monitoring harag komoditas peternakan.

Outcome meningkatnya usaha agribisnis dan mutu olahan peternakan serta

meningkatnya konsumsi produk hasil peternakan di masyarakat.

Selanjutnya Program dan kegiatan tersebut diimplementasikan dalam kegiatan :

Kegiatan Gerakan Minum Susu di Sekolah

Maksud dan tujuan dilakukan

kegiatan gerakan minum susu di

Sekolah adalah memberikan

kesadaran kepada anak - anak

tentang pentingnya konsumsi susu

bagi kesehatan, perkembangan

tubuh dan kecerdasan. Kegiatan ini

dilaksanakan di Desa Baliangin

Kecamatan Sambung Makmur pada

Page 86: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

80 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

tanggal 9 Maret 2017 dengan cara dibagikan kepada anak-anak di Sekolah

Dasar Baliangin dan anak-anak Pondok Pesantren Al Ihsany. Pada kegiatan

tersebut juga digunakan untuk mempromosikan usaha produk susu kambing

milik kelompok Lebah Madu yang merupakan binaan Dinas Peternakan dan

Perkebunan Kabupaten Banjar. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan

dapat merubah kebiasaan yang semula hanya meminum susu pada saat

masih usia sekolah atau saat sedang sakit berubah menjadi kebiasaan rutin

minum susu sepanjang hidup sehingga terwujud generasi penerus bangsa

yang cerda, sehat dan berprestasi.

Sosialisasi Kegiatan

Dalam rangka mendukung kegiatan

pembinaan di Desa – Desa wilayah

Kabupaten Banjar, maka dilakukan

Sosialisasi kegiatan yang dilaksanakan

dengan cara kegiatan demo pengolahan

hasil peternakan berupa demo pembuatan

telur asin hebal kemangi. Dari hasil demo

pengolahan hasil peternakan, diharapkan

mampu memberikan diversifikasi bagi ibu-

ibu sehingga dapat memberikan tambahan penghasilan.Kegiatan sosialisasi

demo pengolahan hasil peternakan dilaksanakan di Desa Tambangan

Kecamatan Astambul, Desa Kelampaiyan Tengah Kecamatan Astambul, Desa

Sungai Rangas Hambuku Kecamatan Martapura Barat, Desa Pandan Sari

Kecamatan Tatah Makmur, Desa Manarap Baru Kecamatan Kertak Hanyar,

Desa Keladan Baru Kecataman Gambut, Dan Desa Baliangin Kecamatan

Sambung Makmur.

Kegiatan Pasar Murah

Dalam rangka menyambut bulan suci

ramadhan dan hari raya Idul Fitri 148H

pemerintah Kabupaten Banjar melalui

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Banjar menyelenggarakan

kegiatan Pasar Murah. Dinas Peternakan

dan Perkebunan melalui seksi Kesmavet,

Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Peternakan ikut berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut. Kegiatan dilaksanakan

pada tanggal 7-8 Juni 2017 yang bertempat di gedung Dekranasda

Kabupaten Banjar. Dengan adanya kegiatan tersebut, sangat membantu

masyarakat ekonomi kebawah dikarenakan harga yang melambung tinggi

saat menjelang hari raya Idul Fitri dapat terkontrol.

Page 87: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

81 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Kegiatan Pameran

Bidang Peternakan juga ikut

berpartisipasi pada kegiatan Pameran

Pembangunan Tahun 2017 di Martapura

yang dilaksanakan bertepatan pada hari

jadi Kabupaten Banjar ke 67 tahun yang

berlokasi di Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ratu Zalecha Martapura pada tanggal 14

-18 Agustus 2017. Dalam kegiatan

tersebut bidang peternakan

mempromosikan hasil pengolahan peternakan yang merupakan binaan dari

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar, diantaranya : Telur

asin ”Nisha”, telur asap ”Nisha”. Kerupuk rambak ”Dua Putri”, susu Kambing

”Lebah Madu”, Kefir ”Lebah Madu”, susu sapi ”sungai Sipai”, dan telur asin

herbal kemangi produksi Dina Peternakan dan Perkebunan Kabupaten

Banjar, yang merupakan inovasi terbaru dari bidang Peternakan khususnya

seksi Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran.

Pemantauan Harga Komoditas Peternakan Tahun 2017.

Kegiatan ini berupa monitoring harga pasar guna mengetahui harga

komoditas peternakan di pasaran. Pasar yang dijadikan sampel monitoring

adalah Pasar Martapura, Gambut, Kertak Hanyar, dan Astambul.

b) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

Output dari kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis adalah

terlaksananya Bimbingan Teknis karet Sit Asap dan Temu Usaha dengan

target 60 OK di Desa Biih Kecamatan karang Intan.

Outcome yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya sumberdaya

petugas dan pelaku agribisnis perkebunan karet dalam mengolah dan

meningkatkan mutu olahan.

c) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

Target kinerja pada kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Pertanian terlaksananya pemetaan potensi sapras pengolahan hasil

Perkebunan. Output kegiatan berupa SID titik koordinat Sapras Sentra

Produksi Perkebunan. Outcome dari kegiatan berupa peta potensi sapras

pengolahan hasil perkebunan sebagai data dan informasi identifikasi

kebutuhan sarpras pengolahan hasil perkebunan di Kabupaten Banjar.

d) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

Fasilitasi Kerjasama Regional/Nasional/Internasional Penyediaan Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan Komplementer

Page 88: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

82 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Target kinerja Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu komoditas

hasil perkebunan, pengembangan perkebunan dan klarifikasi usaha

perkebunan.

Output kegiatan berupa terlaksananya pembinaan fasilitasi kemitraan

agribisnis kelompok dan kerjasama pelaku agribisnis, pertemuan Tim pembina

Pengembangan Perkebunan yaitu pertemuan Tim Pembina Pengembangan

Perkebunan Kabupaten (TP3K) sebanyak 2 kali pertemuan.

Outcome kegiatan berupa terjalinnya kerjasama perusahaan perkebunan dan

poktan dan meningkatnya usaha perkebunan rakyat.

Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan produk

pengolahan hasil perkebunan melalui program dan kegiatan daerah diuraikan

sebagai berikut :

Tabel 3.53

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Mutu Olahan Produk

Peternakan dan Perkebunan

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber

Dana

Biaya % Realisasi

Keuangan Pagu Realisasi

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

- Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

APBD 24.950.000

23.970.600 96,07

2. - Program Peningkatan Ketahanan Pangan

- Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil Pertanian

APBD 45.746.880

45.206.880 98,82

3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

- Fasilitasi kerjasama regional/nasional/internasional penyediaaan hasil produksi pertanian/perkebunan komplementer

APBD 173.200.000

147.404.771

85,11

4. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

- Pengembangan Agribisnis Peternakan

APBD 93.426.080 82.188.500 87,97

337.322.960 298.770.751 88,57

Meskipun telah memenuhi target, namun kendala masih tetap ada diantaranya :

Belum optimalnya pemanfaatan peralatan (sarana pengolah hasil)

Lemahnya penanganan pasca panen produk perkebunan

Solusi yang diharapkan Untuk mengatasi kendala tersebut antara lain :

Perlu dukungan sarana lanjutan berupa tempat pengeringan hasil olah (Rumah

Asap) sehingga produk akan lebih baik dan disimpan lebih lama.

Page 89: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

83 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Pembinaan bimbingan penanganan Pengolahan Hasil serta perlu pengujian dan

analisis berkelanjutan dan Pembinaan organisasi kelompok perlu ditingkatkan,

serta pengembangan usaha kelompok secara berkelanjutan

Permasalahan :

Terbatasnya tenaga penilai perusahaan yang bersertifikasi.

Perlu dukungan sarana lanjutan berupa tempat pengeringan hasil olah (Rumah

Asap) sehingga produk akan lebih baik dan disimpan lebih lama.

Kegiatan pameran produk unggulan Kabupaten Banjar terkendala dengan

jadwal pameran produk unggulan secara nasional.

Fasilitasi kemitraan usaha perkebunan memerlukan kesiapan kelembagaan

(organisasi & management) kelompok melalui koperasi, serta jenis usaha serta

lahan yang jelas.

Belum optimalnya pemanfaatan peralatan (sarana pengolah hasil)

Lemahnya penanganan pasca panen produk pertanian, perkebunan dan

peternakan

Karena daya tahan produk pertanian pada umumnya mudah rusak, maka harus

ada peningkatan penerapan teknologi penyimpanan, teknologi pengolahan,

teknologi pengemasan dan pemasaran

Solusi :

Dilaksanakannya pelatihan teknis bagi petugas Kesmavet tentang pengawasan

produk peternakan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal

Melaksanakan fasilitasi kios daging.

Pembinaan bimbingan penanganan Pengolahan Hasil serta perlu pengujian dan

analisis berkelanjutan

Pelaksanaan event promosi produk unggulan Kabupaten Banjar agar

disesuaikan dengan musim/ pendanaannya.

Pembinaan organisasi kelompok perlu ditingkatkan, serta pengembangan usaha

kelompok secara berkelanjutan

Sasaran 11. Meningkatnya Kinerja Aparatur

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan tatanan pengelolaan

manajemen yang ditandai dengan penerapan prinsip-prinsip tertentu, antara

lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, supremasi hukum,

keadilan, dan partisipasi.

Penerapan tatakelola pemerintahan yang baik secara konsisten dan

berkelanjutan mempunyai peranan yang sangat penting bagi tercapainya sasaran

pembangunan sehingga dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi

secara efektif dan efisien.

Indikator Penerapan tata kelola pemerintahan tercermin dari peningkatan kinerja

dan sumberdaya aparatur pemerintahan yang baik.

Page 90: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

84 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Target dan Realisasi sasaran disajikan pada Tabel berikut :

Tabel 3.54

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kinerja Aparatur

INDIKATOR KINERJA SASARAN

Capaian

Tahun

2016

Tahun 2017 Target

Akhir

Renstra

2021

Capaian

s/d 2017

thd 2021

(%) Target

Realisas

i

%

Realisasi

Persentase disiplin kerja 100 100 90 90,00 100 100,00

Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek

teknis dan administrasi (orang/thn)

7 7 6 85,71 7 85,71

Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan

penyampaian laporan

100 100 100 100,00 100 100,00

Persentase ketersediaan sarana dan prasarana

perkantoran (%)

60 80 60 75,00 100 70,00

87,68 88,93

Dari tabel diatas, capaian indikator sebesar 87,68%, tidak tercapainya indikator

terutama indikator ketersediaan sarana dan prasarana, mengingat kondisi anggaran

yang terbatas, namun meskipun demikian tidak mengurangi kinerja aparatur dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Program yang terkait dengan pencapaian sasaran yaitu :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

a) Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat

Ouput kegiatan adalah tersedianya jasa surat menyurat, Belanja cetak dan

penggandaan. dan Outcome kegiatan adalah penyediaan surat menyurat

secara baik dan lancar.

b) Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

Target kinerja pada Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air

dan Listrik adalah tersedianya jasa listrik, telepon dan internet dengan

Outcome kegiatan lancarnya jasa komunikasi dan internet.

c) Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

Target kinerja Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor terselenggaranya jasa

kebersihan kantor dengan outcome meningkatnya pelayanan kesehatan bagi

PNS.

d) Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor

Target kinerja Kegiatan Penyediaan Alat Tulis adalah tersedianya alat tulis

kantor dalam mendukung kegiatan perkantoran dengan Outcome kegiatan

terlaksananya administrasi perkantoran secara baik.

Adapun realisasi kegiatan berupa belanja alat tulis kantor sebesar Rp.

22.329.000,-. Sisa anggaran yang tidak terserap pada kegiatan Penyediaan

Alat Tulis Kantor sebesar Rp. 253.000,-.

Page 91: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

85 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

e) Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman

Target kinerja Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman adalah penyediaan

makan dan minum pegawai, tamu dan peserta rapat.

f) Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

Target kinerja pada kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar

Daerah adalah Terlaksananya koordinasi, konsultasi dan pengembangan

wawasan bagi aparatur ke dalam daerah maupun luar daerah

Outcome kegiatan adalah terlaksananya kegiatan yang koordinatif dan

terarah.

g) Kegiatan Penyediaan Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran

Target kinerja pada kegiatan adalah tertib pelayanan administrasi perkantoran

Outcome kegiatan meningkatnya administrasi umum perkantoran dan teknis

perkantoran terkendali.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

a) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional

Target kinerja Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/

Operasional adalah pemeliharaan mobil dinas serta kendaraan dinas

Outcome kegiatan lancarnya mobilitas kerja aparatur dan meningkatnya

pelayanan bantuan tranportasi.

b) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan Gedung kantor

Target kinerja kegiatan adalah pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor.

Outcome kegiatan peralatan kantor dapat dimanfaatkan secara maksimal dan

terpelihara dengan baik.

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

a) Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

Target kinerja pada kegiatan adalah terlaksananya bimtek dalam dan luar

daerah serta meningkatnya kapasitas/ wawasan sumber daya aparatur

sebanyak 7 orang, terealisasi 6 op (85,71%)

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

dan Keuangan

Program ini di dukung kegiatan-kegiatan sebagai berikut ;

a) Kegiatan Penyusunan Pelaporan Capaian Kinerja dan ikhtisar Realisasi Kinerja

SKPD

Page 92: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

86 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Target kinerja pada Kegiatan Penyusunan Pelaporan Capaian Kinerja dan

ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD adalah terlaksananya penyusunan laporan

LKPJ, LPPD, LAKIP, RKA, DPA, RKA-P, DPPA-P, Laporan Tahunan sebanyak 7

dokumen. Dengan realisasi kinerja Dokumen LKPJ, LPPD, LAKIP, RKA, DPA,

RKA-P, DPPA-P, Laporan Tahunan tersusun baik dan tepat waktu.

b) Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

Target kinerja pada kegiatan adalah tersusunnya laporan keuangan akhir

tahun SKPD sebanyak 1 dokumen dan Outcome kegiatan adalah Laporan

keuangan akhir tahun SKPD tersusun dengan baik .

5. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran :

Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan dengan

Output kegiatan adalah tersedianya Bahan bakar minyak/Gas dan pelumas,

service dan STNK. Outcome dari kegiatan adalah Meningkatnya kelancaran

operasional kegiatan dan pelayanan aparatur;

Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor. Output kegiatan adalah tersedianya

dokumen lelang dan dokumen pengadaan barang dan jasa dan tersedianya

ATK. Outcome kegiatan berupa Terlaksananya Administrasi Perkantoran

secara baik;

Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor. Output kegiatan

adalah tersedianya Peralatan dan Perlengkapan rumah tangga perkantoran,

Outcome kegiatan Meningkatnya sarana prasarana perkantoran dalam

mendukung kegiatan perkantoran;

Kegiatan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah. Output

kegiatan adalah Terikuti nya rapat--rapat koordinasi, teknis, apresiasi,

regional, sosialisasi, peningkatan SDM dan konsultasi ke luar daerah. Outcome

kegiatan berupa sinkronisasi kegiatan pusat dan daerah;

Kegiatan Penyedia pendukung administrasi/teknis perkantoran. Output

kegiatan adalah tersedianya pendukung administrasi dan teknis perkantoran.

Outcome kegiatan meningkatnya pelayanan adminsitrasi dan teknis

perkantoran.

Tabel 3.55

Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Kinerja Aparatur

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber Dana

Biaya

Pagu Realisasi %

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 2. Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air dan Listrik 3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 4. Penyediaan Alat Tulis Kantor 5. Penyediaan Makanan dan Minuman 6. Rapat-rapat koordinasi dan

konsultasi ke luar daerah 7. Penyedia pendukung

administrasi/teknis perkantoran

APBD 18.250.000 10.802.200 59,19

APBD 105.200.000 55.165.016 52,44

APBD 4.000.000 3.993.000 99,83

APBD 22.582.000 22.329.000 98,88

APBD 212.400.000 174.482.000 82,15

APBD 289.333.320 289.322.426 100,00

APBD

456.631.600

445.144.021

97,48

Page 93: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

87 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

No. Uraian Program/Kegiatan Sumber Dana

Biaya

Pagu Realisasi %

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1. Pemeliharaan rutin/ Berkala kendaraan dinas/ Operasional

APBD 144.000.000 119.536.080 83,01

2. Pemeliharaan rutin/ Berkala peralatan gedung kantor

APBD 12.000.000 10.905.000 90,88

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

APBD 75.000.000 73.866.333 98,49

4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja dan Keuangan

Penyusunan pelaporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi

APBD 55.148.721 49.570.100 89,88

Penyusunan pelaporan Keuangan Akhir Tahun

APBD 1.690.000 1.348.200 79,78

1.396.235.641

1.256.463.376 89,99

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Realisasi pelaksanaan anggaran yang dikelola Dinas Peternakan dan perkebunan

Kabupaten Banjar adalah sebesar Rp. 11.652.104.481,- dengan rincian :

- Belanja Tidak Langsung Rp. 7.510.743.000 (64,46 % dari total realisasi)

- Belanja Langsung Rp. 4.141.361.481 (35,54 % dari total realisasi)

Realisasi anggaran belanja langsung dialokasikan untuk program utama dan

penunjang dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.56

Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja

No Jenis Belanja Anggaran Realisasi %

Realisasi

1 Belanja Tidak Langsung 7.510.743.000 6.894.878.542 91,80

2 Belanja Langsung 4.141.361.481 3.660.048.937 88,38

11.652.104.481 10.554.927.479 90,58

Tabel 3.57

Realisasi Anggaran Berdasarkan Program

No. Uraian Anggaran Realisasi %

Realisasi

1 Program Utama 2.801.964.561 2.454.503.861 87,60

2 Program Penunjang 1.339.396.920 1.205.545.076 90,01

4.141.361.481 3.660.048.937 88,38

3.3.1. Akuntabilitas Keuangan Terhadap Target RPJMD

a. Capaian Kinerja Sasaran dan Realisasi Anggaran

Page 94: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

88 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Capaian seluruh indikator sasaran kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Banjar terhadap target RPJMD sebagai berikut :

Tabel 3.58

Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017

SASARAN

STRATEGIS

Indikator

Kinerja

Sasaran

Target Realisa

si*) % Program/kegiatan Pagu Realisasi %

Meningkatnya

produksi dan

produktifitas

pertanian dan

perikanan

Produksi

karet (ton)

19160,99 17673 92,23 Program Peningkatan Ketahanan

Pangan (pertanian/ perkebunan)

Produktifitas

karet (kg/ha)

1163 892 76,70 Pengembangan Pertanian

Pada Lahan Kering

155.718.080 145.398.170 93,37

Peningkatan Produksi,

Produktivitas Dan Mutu

Produk Perkebunan, Produk

Pertanian

98.987.680 83.065.933 83,93

populasi sapi

(ekor)

16950,00 17627 103,99 Program Peningkatan Produksi

Hasil Ternak

Pembibitan dan Perawatan

Ternak

609.999.520 562.234.450 92,17

Pendistribusian Bibit Ternak

Kepada Masyarakat

292.974.760 260.788.370 89,01

Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit ternak

Pemeliharan Kesehatan dan

pencegahan Penyakit Menular

Ternak

141.532.240 135.097.370 95,45

Pemusnahan Ternak yang

Terjangkit Penyakit Endemik

63.225.600 45.830.600 72,49

Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan

Persentase

peningkata

n produk

pengolahan

hasil

perkebunan

30 35 116,67 Program Peningkatan

Kesejahteraan Petani

- Pelatihan Petani dan Pelaku

Agribisnis

24.950.000 23.970.600 96,07

Program Peningkatan Ketahanan

Pangan

- Penanganan pasca panen

dan pengolahan hasil

Pertanian

45.746.880

45.206.880 98,82

Program Peningkatan

Pemasaran Hasil Produksi

- Fasilitasi kerjasama

regional/nasional/internasion

al penyediaaan hasil

produksi

pertanian/perkebunan

komplementer

173.200.000

147.404.771

85,11

RATA-RATA 97,11 JUMLAH 1.606.334.760 1.448.997.144 90,21

Dari anggaran Belanja Langung sebesar Rp. 1.606.334.760,- yang dialokasikan

pada 6 (enam) program dan 9 (sembilan) kegiatan yang terkait langsung

dengan sasaran RPJMD terealisasi sebesar Rp. 1.448.997.144,- (90,21%).

Sementara dari indikator kinerja sasaran berhasil tercapai 97,11%.

b. Analisa Efisiensi

Bagian yang disajikan dalam tabel ini terkait dengan efisiensi anggaran untuk

sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%. Terlihat

Page 95: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

89 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

bahwa 2 indikator menunjukan pencapaian lebih dari 100% yaitu menimgkatnya

populasi ternak dan peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan (bokar).

Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumberdaya yang efisien

menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi.

Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang efisien dan

efektif.

Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 tentang

Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja, cara pengukuran (by system)

efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut

E =

n

1

RAK ke i / RVK ke i

X 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i

I =1

n

Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :

Tabel 3.59

Efisiensi Penggunaan Anggaran

SASARAN

STRATEGIS

Indikator Kinerja

Sasaran

KINERJA ANGGARAN EFISIEN

SI Target Realisasi % Pagu Realisasi %

Meningkatnya

produksi dan

produktifitas

pertanian dan

perikanan

populasi sapi (ekor) 16950,00 17627 103,99 1.107.732.120 1.003.950.790 90,63 12,85

Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan

Persentase

peningkatan produk

pengolahan hasil

perkebunan

30 35 116,67 243.896.880 216.582.251 88,80

23,89

110,33 1.606.334.760 1.448.997.144 90,21 18,37

Dilihat dari tabel diatas, total anggaran yang dikeluarkan dengan kinerja yang diperoleh

hasilnya positif yaitu 18,37% yang berarti bahwa adanya sasaran yang berhasil dicapai

dengan sumberdaya yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai

tingkat yang tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang

efisien dan efektif.

Page 96: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

90 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

3.3.2 Akuntabilitas Keuangan Terhadap Target Renstra

a. Capaian Kinerja Sasaran dan Realisasi Anggaran

Capaian seluruh indikator sasaran kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Banjar terhadap target Renstra sebagai berikut :

Tabel 3.60 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017

N0 SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

SASARAN

Kinerja Anggaran

Target Realisiasi %

Realisas Target Realisiasi

%

Realisas

1.

.

Meningkatnya

populasi

ternak

- Jumlah populasi

Ternak Sapi

16.950 17.627 103,99 902.974.280 823.022.820 91,15

- Jumlah populasi

Ternak Kerbau

3.255 3.401 104,49

- Jumlah populasi

Ternak Kambing

11.125 11.903 106,99

- Jumlah populasi

Ternak Ayam Buras

1.051.400 1.712.154 162,85

- Jumlah populasi

Ternak Ayam Ras

Pedaging

15.520.500 15.733.072 101,37

- Jumlah populasi

Ternak Ayam Ras

Petelur

400.380 150.713 37,64

- Jumlah populasi

Ternak Itik

363.470 369.419 101,64

2 Meningkatnya

produksi

ternak

- Jumlah produksi

Daging sapi

1.050.000 734.000 69,90 563.866.080 527.947.724 93,63

- Jumlah produksi

Daging kerbau

3.350 3.401 101,52

- Jumlah produksi

Daging kambing

91.000 109.500 120,33

- Jumlah produksi

Daging ayam buras

969.000 969.600 100,06

- Jumlah produksi

Daging Ayam Ras

petelur fkir

125.000 135.642 108,51

- Jumlah produksi

Daging ayam Ras

pedaging

5.474.250 5.840.000 106,68

- Jumlah produksi

Daging itik

348.000 422.305 121,35

- Jumlah produksi Telur

ayam ras

4.174.770 1.406.250 33,68

- Jumlah produksi Telur

ayam buras

858.554 1.586.662 184,81

- Jumlah produksi Telur

itik

2.850.000 2.424.308 85,06

- Jumlah produksi Susu

sapi

169.000 171.000 101,18

Page 97: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

91 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

N0 SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

SASARAN

Kinerja Anggaran

Target Realisiasi %

Realisas Target Realisiasi

%

Realisas

3 Menurunnya

angka kematian

ternak

- Persentase

menurunnya angka

Kematian Ternak Besar

0,34 0,29 100,00 592.307.960 431.575.372 72,86

- Persentase penurunan

angka Kematian

Ternak Unggas

6,40 5,60 100,00

4 Meningkatnya

Produksi

Perkebunan

- Jumlah Produksi Karet 16.472.000 17.673.000 107,29 180.668.080 169.368.770 93,75

- Jumlah Produksi Kopi 621.000 563.876 90,80

- Jumlah Produksi

Kelapa Dalam

3.000.000 2.395.000 79,83

- Jumlah Produksi Astri 48.000 40.800 85,00

5. Meningkatnya

produktifitas

Perkebunan

- Produktivitas Karet Per

Ha

972 892 91,77

- Produktivitas Kopi Ha 757 757 100,00

- Produktivitras Kelapa

Dalam Per Ha

1.070 977 91,31

- Produktivitas Atsiri Per

Ha

900 765 85,00

6 Terkendalinya

serangan

Organisme

Pengganggu

Tanaman dan

Gangguan

Usaha

Perkebunan

Persentase Penurunan

Serangan OPT dan GUP

8 9 100,00 98.987.680 83.065.933 83,92

7 Meningkatnya

kelas kelompok

tani Kelas

Madya

Persentase jumlah

kelompok tani Kelas

Madya

2,99 2,69 113,04 80.000.000 71.323.991 89,15

8. Meningkatnya

Penerapan

Teknologi

Tepat Guna

(TTG) di

Kelompok Tani

Persentase Kelompok

Tani yang menerapkan

TTG

24,53 25,00 101,92

9. Meningkatnya

kompetensi

penyuluh

Persentase jumlah

penyuluh yang bersertifikasi

16 15,2 95,63

10 Meningkatnya

mutu olahan

Produk

Peternakan

dan

Perkebunan

- Persentase

peningkatan produk

pengolahan hasil

perkebunan

30 35 116,67 326.321.760 297.280.951 91,10

- Jumlah Diversifikasi Produk olahan Peternakan (jenis)

3 3 100,00

- Jumlah Diversifikasi Produk olahan Perkebunan (Jenis)

7 7 100,00

- Jumlah UPPB yang Terbina (kel)

6 6 100,00

- Jumlah UPPB yang Bekerjasama dengan Pabrikan (kel)

5 5 100,00

Page 98: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

92 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

N0 SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

SASARAN

Kinerja Anggaran

Target Realisiasi %

Realisas Target Realisiasi

%

Realisas

11 Meningkatnya

kinerja dan

sumberdaya

aparatur

Persentase disiplin kerja 100 90 90,00 1.396.235.641 1.256.463.376 89,99

Jumlah Aparatur yang

mengikuti

pelatihan/Bimtek teknis

dan administrasi

(orang/thn)

7 6 85,71

Peningkatan Ketepatan

waktu penyusunan dan

penyampaian laporan

100 100 100,00

Persentase ketersediaan

sarana dan prasarana

perkantoran (%)

80 60 75,00

TOTAL BELANJA LANGSUNG 4.141.361.481 3.660.048.937 88,38

BELANJA LANGSUNG PENDUKUNG 1.339.396.920 1.205.545.076 90,01

BELANJA TIDAK LANGSUNG 7.510.743.000 6894878542 91,80

4. Analisa Efisiensi

Bagian yang disajikan dalam tabel ini terkait dengan efisiensi anggaran untuk

sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%. Terlihat

bahwa 6 sasaran dari 11 sasaran strategis menunjukan pencapaian lebih dari

100%. Dari 6 sasaran yang tingkat efisiensinya tertinggi ada pada Menurunnya

angka kematian ternak dengan kinerja 115,77 namun dengan penyerapan

anggaran yang hanya 72,86%.

Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumberdaya yang efisien

menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi.

Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang efisien dan

efektif.

Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 tentang

Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja, cara pengukuran (by system)

efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut

E =

n

1

RAK ke i / RVK ke i

X 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i

I =1

n

Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :

Page 99: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

93 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Tabel 3.61

Efisiensi Penggunaan Sumberdaya

No.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja % Capaian

Kinerja (≥ 100%)

% Penyerapan anggaran

Tingat Efisiensi

(%)

1 Meningkatnya populasi ternak

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

105,19 91,15 13,35

2 Meningkatnya produksi ternak

Jumlah Produksi Daging (Kg)

114,93 93,63 18,35

3 Menurunnya angka kematian ternak

Persentase penurunan angka kematian ternak (%)

114,43 72,86 16,26

4. Meningkatnya produksi perkebunan

Jumlah produksi perkebunan

102,64 93,37 9,03

5 Terkendalinya serangan Organisme

Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan

Persentase Penurunan Serangan OPT dan GUP (%)

100,00 83,92 5,60

6 Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya

Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%)

113,04 89,15 21,13

7. Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani

Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG (%)

101,92 89,15 12,52

8. Meningkatnya mutu olahan Produk Peternakan dan Perkebunan

Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan

109,80 91,10 17,03

9 Meningkatnya kinerja dan sumberdaya aparatur

Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan

100,00 89,99 10,01

RATA-RATA 106,88 88,26 13,70

4.1. Tindak Lanjut Atas Evaluasi Laporan Kinerja Tahun 2016

4.1.1. Evaluasi Kinerja Tahun 2016

Hasil evaluasi dari Inspektorat Kabupaten Banjar terhadap Laporan Kinerja

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun 2016 memperoleh nilai

Page 100: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

94 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Baik dengan interprestasi predikat B maka pada tahun 2017 direkomendasikan kepada

Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar hal- hal sebagai berikut :

- Membuat Rencana Aksi dilengkap dengan kinerja outcome

- Melengkapi tujuan dengan indikator tujuan

- Mempublikasikan dokumen di web

4.1.2. Tindak Lanjut

Hasil evaluasi oleh Inspektorat Kabupaten Banjar terhadap Laporan Kinerja

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun 2016 telah ditindaklanjuti

dan dilaksanakan sesuai yang direkomendasikan kepada Dinas Peternakan dan

Perkebunan Kabupaten Banjar.

Page 101: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

95 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa

kesimpulan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja Dinas Peternakan dan

Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun 2017, sebagai berikut :

Secara umum Dinas Peternakan dan Perkebunan dan telah dapat melaksanakan

program dan kegiatan dengan baik, hal ini terlihat dari capaian kinerja sasaran yang

pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih 100% terhadap target RPJMD yang

mencapai 97,11% (Sangat Tinggi) dan serapan anggaran sebesar 90,21 % dengan

tingkat efisiensi sebesar 18,37 %. Demikian juga dengan capaian kinerja terhadap

target Renstra tercapai 106,88% (sangat tinggi) dengan serapan anggaran 88,26%

dan tingkat efisiensi 13,70%.

4.2. Saran/tindak lanjut

Hal-hal yang disarankan untuk meningkatkan pencapaian sasaran Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar di tahun mendatang antara

lain :

Mengoptimalkan koordinasi dan sinergitas lintas bidang agar program kegiatan bisa

berjalan dengan baik sesuai target.

Mengoptimalkan sistem pengendalian untuk dapat menidentifikasi permasalahan

dan solusinya sejak awal

Memperbaiki sistem pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

monitoring, evaluasi dan pelaporan

Meningkatkan pembinaan kepada pelaksana kegiatan untuk memahami pedoman

teknis sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik secara

teknis dan administrasi.

Meningkatkan pemahaman tentang penetapan sasaran, indikator dan target

kinerja.

Page 102: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

vii LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok,

fungsi, program dan kegiatan Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar

Tahun Anggaran 2017, maka dilaksanakan penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar. Penyusunan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini didasarkan atas Renstra, Rencana Kinerja

Tahunan dan Penetapan Kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar.

Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 13 Tahun 2016 mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah serta

tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya di bidang peternakan dan perkebunan.

Pelaksanaan tugas tersebut didukung oleh 4 (empat) bidang yaitu Bidang

Peternakan dan Keseatan Hewan, Bidang Perkebunan, dan Bidang Sumberdaya dan

Penyuluhan serta Unit Pelaksana Teknis Rumah Potong Hewan (RPH) Martapura.

Secara umum Dinas Peternakan dan Perkebunan telah dapat melaksanakan

program dan kegiatan dengan baik, hal ini terlihat dari capaian kinerja sasaran

terhadap target RPJMD yang mencapai 97,11% (Sangat Tinggi) dan serapan anggaran

sebesar 90,21 % dengan tingkat efisiensi sebesar 18,37 %.

1. Indikator produksi karet dari target sebesar 19.180,99 ton tercapai 17.673 ton atau

sebesar 92,23%

2. Indikator produktifitas karet target sebesar 1163 kg/ha tercapai 892 kg/ha atau

sebesar 76,70%.

3. indikator populasi sapi dari target 16.950 ekor tercapai sebesar 17.627 ekor

(103,99%).

4. Indikator peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan dari target 30%

terealisasi sebesar 35% (116,67%).

Sedangkan capaian kinerja terhadap target Renstra yang pencapaian kinerjanya

mencapai atau lebih dari 100% sebesar 106,88% (sangat tinggi). Dengan tingkat

efisiensi 13,70 %. Capaian Keberhasilan Kinerja yang mencapai atau lebih 100%

adalah :

1. Sasaran Meningkatnya populasi ternak dengan capaian kinerja 105,19 (Sangat

Tinggi)

2. Sasaran Meningkatnya produksi ternak dengan capaian kinerja 114,93 (Sangat

Tinggi);

3. Sasaran Menurunnya angka kematian ternak dengan capaian kinerja

102,64(Sangat Tinggi)

4. Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan dengan capaian kinerja 90,73

(Sangat Tinggi)

Page 103: Dinas Pertanian, Perkebunan & Peternakan fileLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA

viii LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017

5. Sasaran Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan

Usaha Perkebunan dengan capaian kinerja 100,00 (Sangat Tinggi)

6. Sasaran Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya dengan capaian kinerja

113,04 (Sangat Tinggi)

7. Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani

dengan capaian kinerja 101,92 (Sangat Tinggi)

8. Sasaran Meningkatnya mutu olahan Produk Peternakan dan Perkebunan dengan

capaian kinerja 109,80 (Sangat Tinggi)

9. Sasaran Meningkatnya kinerja dan sumberdaya aparatur dengan capaian kinerja

100,00 (Sangat Tinggi)

Serapan anggaran secara keseluruhan dapat dikategorikan berhasil. Dari pagu

anggaran sebesar Rp. 4.141.361.481,- terealisasi sebesar Rp.

3.660.048.937 ,- (88,38%)

Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumberdaya yang efisien

menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi. Kondisi ini

sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang efisien dan efektif.

Dengan sumberdaya manusia peternakan dan perkebunan yang dimiliki Dinas

Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar dan melalui kerjasama antar seluruh

staf, melakukan koordinasi yang intensif dengan instansi/unit kerja lainnya, maka

seluruh kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Walau

demikian masih terdapat beberapa hal yang masih harus diperbaiki dan ditingkatkan

untuk waktu yang akan datang.


Recommended