DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2015
RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019 DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN
KEPUTUSAN DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
NOMOR HK.09.52.04.15.2316
TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN
TAHUN 2015 – 2019
DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2015 – 2019, perlu menetapkan Keputusan Direktur Standardisasi Produk Pangan tentang Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan.
b. bahwa Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan mengacu pada Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lemabran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana teleh beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;
5. Keputusan Presien Nomo 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagiaman telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013.
6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah NAsional Tahun 2015-2019;
7. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga ( Renstra-K/L) 2015-2019;
8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagiaman telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.21.4231 Tahun 2004;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN TAHUN 2015 – 2019.
Pertama : Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun 2015-2019 mengacu pada Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya yang mengacu pada Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Kedua Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun 2015 – 2019 yang selanjutnya dalam Keputusan ini disingkat Renstra Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen induk perencanaan kegiatan pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan.
Ketiga : Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan 2015 – 2019 merupakan acuan dasar dalam pelaksanaan kegiatan tahunan untuk masa 2015 - 2019 pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan, yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, program dan kegiatan serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.
Keempat : Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan tahun 2015 – 2019 sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini;
Kelima : Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Standardisasi Produk Pangan Nomor HK.01.02.52.06.13140 Tahun 2013 tentang Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun 2010-2014, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 23 April 2015 Direktur Standardisasi Produk Pangan Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP NIP. 19600120 198603 2 001
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN i
KATA PENGANTAR
Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006
Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional bahwa Pimpinan
Kementerian/Lembaga menyiapkan Rancangan Renstra-KL sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya dengan berpedoman kepada Rancangan Awal RPJMN dan menetapkan
Renstra-KL setelah disesuaikan dengan RPJMN. Oleh karena itu, setiap
Kementerian/Lembaga berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) yang merupakan penjabaran dari visi dan misi
Kementerian/Lembaga dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional
secara menyeluruh.
Dengan ditetapkannya Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan
POM) Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Badan POM 2015 –
2019 tanggal 30 Maret 2015 dan diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 515 tanggal 6 April 2015.
Renstra Badan POM 2015-2019 menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan di
bidang Pengawasan Obat dan Makanan dan dalam penyusunan Renstra unit
organisasi di bawahnya yang meliputi unit organisasi Eselon I, Satuan Kerja dan Unit
Organisasi Eselon II. Sesuai dengan pasal 3 Peraturan Kepala Badan POM Nomo 2
Tahun 2015 , bahwa setiap unit organisasi Eselon I, Satuan Kerja (Satker) dan Unit
Organisasi Eselon II di lingkungan Badan POM wajib menetapkan Renstra Tahun 2015
– 2019.
Direktorat Standardisasi Produk Pangan sebagai salah satu unit eselon II pada Badan
Pengawas Obat dan Makanan yang secara resmi telah terbentuk pada tanggal 31
Desember 2001 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN ii
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 64 tahun 2005.
Merujuk pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Badan POM 2015
– 2019, maka perlu disusun Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan
sebagaimana telah ditetapkan dengan keputusan Direktur Standardisasi Produk Pangan
Nomor HK.09.52.04.15.2316 Tahun 2015.
Akhirnya, Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun
2015-2015 diharapkan dapat menjadi pedoman bagi jajaran Direktorat Standardisasi
Produk Pangan dalam melakukan tugas dan fungsinya melalui kerja sama dan
komunikasi yang efektif dari seluruh pemangku kepentingan.
Jakarta, 30 April 2015 Direktur Standardisasi Produk Pangan
Ir. Tetty Helfery Sihombing,MP NIP. 19600120 198603 2 001
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….………………….….i DAFTAR ISI………………………………………………………………..………………...iii KEPUTUSAN DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN NOMOR
HK.09.52.04.15.2316 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN TAHUN 2015 - 2019
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kondisi umum 1
1.1.1 Peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan berdasarkan Peraturan Perundang undangan.
4
1.1.2 Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia. 6
1.1.3 Capaian Kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan periode 2010-2014.
16
1.2 Potensi dan Permasalahan 20
1.2.1 Potensi 21 1.2.1.1 Globalisasi Perdagangan 21 1.2.1.2 Tuntutan masyarakat tentang keamanan pangan 23
1.2.1.3 Persepsi Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Terhadap Standar
23
1.2.1.4 Kepercayaan Terhadap Proses Pengembangan SNI 24 1.2.1.5 Emerging Isu dan Kemajuan Ilmu dan Teknologi di Bidang
Pangan 25
1.2.1.6 Partisipasi dan Keterlibatan di Nasional dan Internasional 25 1.2.1.7 Pengawasan pre market dan post market 25 1.2.2 Permasalahan
26
1.3 Faktor Kunci Keberhasilan
28
1.4 Manajemen Perubahan Analisa terhadap Lingkungan Strategis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT)
29
BAB II. VISI, MISI, BUDAYA ORGANISASI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
39
2.1 Visi 39 2.2 Misi 40 2.3 Budaya Organisasi 43 2.4 Tujuan 44 2.5 Sasaran Strategis 44
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN iv
BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
48
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
48
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Standardisasi Produk Pangan
54
3.3 Kerangka Regulasi 57 BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
59
4.1 Target Kinerja 59 4.1.1 Kegiatan dalam Sasaran Strategis Menguatnya Sistem
Pengawasan Obat dan Makanan. 60
4.1.2 Kegiatan dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Kemandirian Pelaku Usaha, Kemitraan dengan Pemangku Kepentingan dan Partisipasi Masyarakat.
61
4.2
Kerangka Pendanaan
62
BAB V.
PENUTUP
63
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN v
DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
1.1 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8. 1.9. 3.1.
Struktur Organisasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan. Siklus dalam Sistem Manajemen Standardisasi Produk Pangan Sebaran Kegiatan dan Penganggaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode 2015 – 2014 dalam bentuk grafik lingkaran. Sebaran Kegiatan dan Penganggaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode 2015 – 2014 dalam bentuk grafik batang Kebutuhan SDM Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun 2015 – 2015 Berdasarkan Analisa Beban Kerja. Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan. Diagram permasalahan, kondisi saat ini dan dampaknya. Peta Bisnis Proses Utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai Peran dan Kewenangan. Penjabaran Bisnis Proses Utama kepada Kegiatan Utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan. Logframe Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
7
10
11
12
13
18
36
37
37
54
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN vi
DAFTAR GAMBAR Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1.1 1.2. 1.3. 1.4. 2.1. 3.1. 4.1. 4.2.
Profil Pegawai Direktorat Standardisasi Produk Pangan berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014. Target Pembangunan Untuk Tahun 2010 2014 pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan Rangkuman Analisis SWOT. Penguatan Peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan periode 2015-2019. Program, Sasaran Program, Kegiatan, Sasaran
Kegiatan, dan Indikator di Lingkungan Direktorat
Standardisasi Produk.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja,Program,
Sasaran Program, Kegiatan, Sasaran Kegiatan, dan
Indikator Direktorat Standardisasi Produk Pangan.
Matriks Kinerja dan Pendanaan Direktorat Standardisasi
Produk Pangan.
14
17
33
38
47
57
59
62
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kamus Indikator Sasaran Strategis Termasuk Indikator
Kinerja Utama (Iku) Indikator Sasaran Program (Outcome), Dan Indikator Sasaran Kegiatan (Output)
Lampiran 2 Matriks Kerangka Regulasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan 2015 - 2019
Lampiran 3 Matriks Kinerja dan Pendanaan Direktorat Standardisasi Produk Pangan
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
angan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial
dalam kehidupan manusia. Dan keamanan pangan merupakan syarat
penting yang harus dipenuhi. Untuk itu, konsumen berhak atas
jaminan keamanan pangan dari semua produk yang dikonsumsinya.
Di pihak lain, keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam
perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional.
Terkait hal tersebut, dibutuhkan standar yang berlaku secara internasional agar
tercipta persaingan dagang yang adil dan memastikan pangan beredar aman
untuk dikonsumsi.
Lebih lanjut, adanya kerjasama di bidang ekonomi antara negara – negara di
dunia, seperti Asean Free Trade Area ( AFTA), Asia Pacific Economic
Cooperation (APEC), ASEAN – CHINA Free Trade Agreement dan World Trade
Organization (WTO), telah menciptakan sistem perdagangan dunia yang bebas
(free trade).
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan
buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar
individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang
berbeda (Wikipedia, 2011).
Pada era pasar bebas banyak tantangan dan persaingan harus dihadapi oleh
dunia bisnis yang semakin komplek. Ditandai dengan adanya perubahan
lingkungan yang cepat dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin
P
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 2
pesat, menuntut kepekaan organisasi untuk merespon perubahan yang akan
terjadi sehingga mereka tetap eksis dalam kancah persaingan. Tuntutan
kesiapan organisasi bisnis terhadap persaingan pasar bebas yang semakin dekat
dan tuntutan restrukturisasi organisasi agar lebih fleksibel dan adaptif dalam
mensikapi berbagai perubahan yang terjadi. Hanya organisasi yang fleksibel dan
adaptif yang mampu bersaing dalam persaingan global yang semakin ketat dan
sebagai dampak dari terbukanya kesempatan bagi pelaku bisnis dari berbagai
negara.
Perkembangan sistem perdagangan bebas ini akan memperluas gerak arus
transaksi produk – produk pangan melintasi batas –batas wilayah suatu negara,
terutama arus masuknya produk pangan dari luar ke sistem pangan nasional.
Perdagangan dunia yang bebas mendorong terjadinya pasar yang bersifat
terbuka terhadap setiap barang dan atau jasa impor.
Dalam mendukung pasar nasional dalam menghadapi proses globalisasi
perdagangan tersebut, dipandang perlu untuk menyiapkan perangkat hukum
nasional di bidang Standardisasi yang tidak saja mampu menjamin perlindungan
terhadap masyarakat khususnya di bidang pangan. Standardisasi bisa juga
dikembangkan sebagai salah satu alat pendorong untuk menciptakan
keunggulan kompetitif melalui peningkatan mutu dan efisiensi industri pangan.
Menurut PP No 102 Tahun 2000 Tentang Standardisasi Nasional Definisi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan
merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dengan melibatkan semua
pihak.
Terwujudnya standardisasi produk pangan untuk pengawasan keamanan pangan
baik pre-market dan post-market akan berkontribusi dalam peningkatan
efisiensi dan daya saing produk pangan nasional serta terlindungnya konsumen
dari pangan yang tidak layak, tidak aman atau yang dipalsukan.
Pengembangan dan penyesuaian peraturan perundang – undangan nasional
dibidang standardisasi produk pangan tidak hanya dapat membantu kelancaran
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 3
perdagangan dan mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam
perdagangan tetapi juga berperan meningkatkan perlindungan kepada
konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat lainnya untuk
keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup
nasional.
Dengan perkembangan ini Direktorat Standardisasi Produk Pangan memandang
perlu menyiapkan perangkat hukum nasional di bidang standardisasi makanan
yang tidak saja mampu menjamin perlindungan terhadap masyarakat khususnya
di bidang keamanan, mutu dan gizi pangan tetapi juga di bidang keselamatan,
kesehatan dan lingkungan hidup serta juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional. Disamping itu Standardisasi Makanan bisa dikembangkan sebagai
salah satu alat pedorong untuk menciptakan keunggulan kompetitif peningkatan
mutu dan efisiensi industri pangan.
Produk Pangan Nasional saat ini menghadapi tantangan pasar bebas berupa
iklim persaingan yang semakin ketat. Masuknya produk pangan impor secara
besar – besaran ke dalam wilayah Indonesia menjadi bukti bahwa fenomena
pasar bebas telah mulai berlangsung saat ini. Untuk memenangkan persaingan
tersebut, tantangan yang paling dominan bagi industri produk pangan adalah
kemampuan untuk memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk
pangan yang akan mereka konsumsi bermutu dan aman, serta pada tingkat
harga yang terjangkau. Sebagai konsekuensinya, industri produk pangan harus
mampu menerapkan sistem jaminan mutu dan jaminan keamanan pangan
sebagai fokus kegiatan utama.
Pemerintah dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan. Direktorat
Standardisasi Produk Pangan harus dapat menjawab tantangan tersebut dengan
menyiapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung industri produk pangan
nasional untuk dapat bersaing ditingkat Internasional.
Standardisasi Makanan merupakan dasar yang dapat dijadikan landasan bagi
pengembangan produk pangan unggulan yang berdaya saing tinggi, karena
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 4
standar merupakan acuan mutu dan keamanan produk yang dapat
dideskripsikan untuk pemenuhan keinginan konsumen dan dapat memberikan
jaminan bagi konsumen akan keamanan produk pangan tersebut. Produk
pangan unggulan yang berdaya saing tinggi diperlukan dalam menghadapi
persaingan global.
Standardisasi makanan dapat digunakan sebagai salah satu alat kebijakan
pemerintah dalam menata struktur ekonomi secara lebih baik dan memberikan
perlindungan kepada masyarakat. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan
standar makanan nasional dengan mutu yang makin meningkat dan dapat
memenuhi persyaratan internasional, untuk menunjang tercapainya tujuan
strategis, antara lain, peningkatan ekspor produk pangan, peningkatan daya
saing produk pangan Indonesia terhadap produk pangan impor, peningkatan
efisiensi nasional, dan menunjang program keterkaitan sektor pangan dengan
berbagai sektor lainnya.
Dengan sistem diatas setiap pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan
standardisasi yaitu pemerintah, pelaku usaha, ilmuwan dan konsumen, lebih
menyadari pentingnya standardisasi produk pangan di Indonesia mengingat
efektifitas pengaturan di bidang standardisasi sangat dipengaruhi oleh peran aktif
dan kerjasama yang sinergis antara semua stakeholder.
1.1.1. Peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Berdasarkan
Peraturan Perundang – undangan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI ditetapkan berdasarkan pasal 25
ayat (2) Undang – undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
jo. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
Non Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 3 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian
yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 5
melalui Menteri yang mengkoordinasikan. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut
Badan POM dikoordinasikan oleh Menteri Kesehatan, khususnya dalam
perumusan kebijakan yang berkaitan dengan instansi pemerintah lainnya serta
penyelesian permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kebijakan dimaksud.
Selanjutnya terkait dengan tugas dan fungsi Badan POM diatur dalam
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2011 tentang Unit Organisasi dan Tugas
Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departeman sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedelapan Atas Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit Organisasi dan Tugas eselon I Lembaga Pemerintah Non Kementerian.
Pembentukan Badan POM ditindak lanjuti dengan Keputusan Kepala
BPOM Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Obat dan Makanan, sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.00.05.21.4231 Tahun 2004 dan setelah
mendapat persetujuan dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
No. 34/M.PAN/2/2001 tanggal 1 Februari 2001. Perubahan-perubahan tersebut
mendorong Badan POM untuk melakukan reposisi dan redefinisi terhadap tugas
pokok, fungsi dan perannya sebagai pembantu Presiden Republik Indonesia di
bidang pengawasan obat dan makanan.
Direktorat Standardisasi Produk Pangan merupakan satu dari lima unit
pelaksana teknis yang ada pada Deputi Bidang Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM, RI. Sebagaimana tercantum dalam
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
02001/SK/KBPOM tanggal 26 Februari 2001, Direktorat Standarisasi Produk
Pangan mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian,
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk
pangan.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 249, Direktorat
Standardisasi Produk Pangan menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman,
standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian,
pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengaturan
dan standardisasi bahan baku dan bahan tambahan pangan ;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman,
standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian,
pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengaturan
dan standardisasi pangan khusus;
3. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman,
standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian,
pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengaturan
dan standardisasi pangan olahan ;
4. Penyusunan rencana dan program standardisasi produk pangan ;
5. Koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan kebijakan teknis di standardisasi
produk pangan ;
6. Evaluasi dan penyusunan laporan standardisasi produk pangan ;
7. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Deputi
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.
1.1.2 Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, Direktorat
Standardisasi Produk Pangan dibentuk dengan struktur organisasi sebagai
berikut :
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 7
Gambar 1.1, Struktur Organisasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Masing-masing Subdirektorat dan Seksi mempunyai tugas pokok dan fungsi
sebagai berikut:
1) Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan
Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan
terdiri dari:
a. Seksi Standardisasi Bahan Baku;
b. Seksi Standardisasi Bahan Tambahan Pangan
Direktorat Standardisasi Produk Pangan
SUBDIT STANDARDISASI PANGAN
OLAHAN
SEKSI KODEKS PANGAN
SEKSI STANDARDISASI PRODUK PANGAN
SEKSI TATA OPERASIONAL
SUBDIT STANDARDISASI PANGAN KHUSUS
SEKSI STANDARDISASI
PANGAN FUNGSIONAL
SEKSI STANDARDISASI PHRG & IRADIASI
SUBDIT STANDARDISASI BAHAN BAKU DAN BAHAN
TAMBAHAN PANGAN
SEKSI STANDARDISASI BAHAN TAMBAHAN
PANGAN
SEKSI STANDARDISASI
BAHAN BAKU
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 8
Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi serta
pelaksanaan pengaturan dan standardisasi bahan baku dan bahan tambahan
pangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan
Bahan Tambahan Pangan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana dan program standardisasi bahan baku dan bahan
tambahan pangan;
2. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan
dan standardisasi bahan baku;
3. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan
dan standardisasi bahan tambahan pangan;
4. Evaluasi dan penyusunan laporan standardisasi bahan baku dan bahan
tambahan pangan.
2) Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus
Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus terdiri dari:
a. Seksi Standardisasi Pangan Hasil Rekayasa Genetika dan Iradiasi
b. Seksi Standardisasi Produk Pangan Fungsional
Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan pelaksanaan
pengaturan dan standardisasi pangan khusus.
Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana dan program standardisasi pangan khusus
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 9
2. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan
dan standardisasi pangan hasil rekayasa genetika dan iradiasi.
3. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan
dan standardisasi produk pangan fungsional.
4. Evaluasi dan penyusunan laporan standardisasi pangan khusus
3). Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan
Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan terdiri dari:
a. Seksi Standardisasi Produk Pangan
b. Seksi Kodex Pangan
c. Seksi Tata Operasional
Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman,
standar, kriteria dan prosedur evaluasi dan pelaksanaan pengaturan dan
standardisasi pangan olahan.
Dalam melaksananakan tugas, Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana dan program standardisasi pangan olahan;
2. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan
dan standardisasi produk pangan;
3. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta penyusunan kodex
pangan;
4. Evaluasi dan penyusunan laporan standardisasi pangan olahan;
5. Pelaksanaan urusan tata operasional dilingkungan Direktorat.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 10
Siklus Dalam Sistem Manajemen Standardisasi Produk Pangan
Direktorat Standardisasi Produk Pangan dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya mengembangkan sistem manajemen standardisasi produk pangan
melalui siklus :
1. Pengkajian dan Evaluasi Standardisasi Produk Pangan.
2. Penyusunan dan Review Standar Produk Pangan (Kebijakan, Peraturan,
Standar, Peraturan, dan Code of Practice)
3. Penetapan Standar Pangan
4. Sosialisasi dan Advokasi Standar Pangan
5. Implementasi/Aplikasi Standar Pangan
6. Pemantauan/Monitoring Standar Pangan
Siklus dalam Sistem Manajemen Standardisasi Produk Pangan dapat dilihat
pada gambar seperti dibawah ini :
Gambar 1.2 . Siklus dalam Sistem Manajemen Standardisasi Produk Pangan
PENGKAJIAN/EVALUASI
IMPLEMENTASI /
APLIKASI
MONITORING PENYUSUNAN
PENETAPAN
SOSIALISASI &
ADVOKASI
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 11
Keterangan :
A = Penyusunan dan Review
B = Penetapan / Harmonisasi
C = Sosialisasi & Advokasi
D = Implementasi / Aplikasi
E = Monitoring
F = Pengkajian dan Evaluasi
Gambar.1 3 : Sebaran Kegiatan Dan Penganggaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode 2010 – 2014
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 12
Keterangan :
A = Penyusunan
B = Penetapan / Harmonisasi
C = Sosialisasi & Advokasi
D = Implementasi / Aplikasi
E = Monitoring
F = Pengkajian dan Evaluasi
Gambar 1.4 : Sebaran Kegiatan Dan Penganggaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode 2010 – 2014
Dari grafik diatas terlihat bahwa dalam siklus manajemen sistem
standardisasi produk pangan kegiatan penyusunan, pengkajian dan sosialisasi
serta advokasi mempunyai porsi yang lebih besar dari kegiatan lain selama
periode renstra tahun 2010 – 2014. Hal ini menunjukan bahwa tiga kegiatan
penyusunan, sosialisasi dan review standar masih menjadi prioritas. Sosialisasi
kepada stakeholder menjadi suatu tahapan penting untuk memberikan
pengetahuan yang memadai dan membangun persepsi yang sama terhadap
setiap ketentuan yang ada pada peraturan yang dikeluarkan, terutama untuk
seluruh pengawas pangan, baik di Badan POM maupun Balai/Balai Besar POM.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 13
Disamping itu sosialisasi berguna untuk mendapatkan input dalam melakukan
pengkajian dan penyusunan regulasi dan standar.
Untuk mendukung tugas – tugas Direktorat Standardisasi Produk Pangan
sesuai dengan peran dan fungsinya, diperlukan sejumlah Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memiliki keahlan dan kompetensi yang baik. Jumlah SDM yang
dimiliki Direktorat Standardisasi Produk Pangan untuk melaksanakan tugas
penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan
prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan, sampai Tahun 2014
adalah sejumlah 30 orang yang tersebar di setiap sub direktorat.
Pada Tahun 2014, Direktorat Standardisasi Produk Pangan belum
didukung dengan SDM yang memadai dan masih kekurangan SDM sejumlah 21
orang, dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dari target yang ditetapkan.
Berikut ini adalah profil kebutuhan pegawai berdasarkan analisa beban kerja :
*) Tahun 2015 s/d 2019 asumsi tidak ada penambahan pegawai
Gambar 1.5 Kebutuhan SDM Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun 2015 – 2015 Berdasarkan Analisa Beban Kerja.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 14
Dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk melakukan moratorium pegawai
selama 5 (lima) tahun mulai Tahun 2015 – 2019 berarti tidak ada penambahan
pegawai selama kurun waktu tersebut. Hal ini menyebabkan terjadinya
kesenjangan pegawai Direktorat Standardisasi Produk Pangan, karena
diperkirakan sejumlah 3 (tiga) pegawai akan pensiun, 2 pegawai akan pindah
dan sebagainya dalam lima tahun tersebut, sementara beban kerja semakin
meningkat. Adanya kekurangan pegawai yang signifikan tersebut menyebabkan
beberapa tugas dan fungsi penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian,
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk
pangan belum dapat dilakukan secara optimal.
Adapun profil pegawai Direktorat Standardisasi Produk Panganyang
tersebar di subdirektorat berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan pada
tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1.1. : Profil Pegawai Direktorat Standardisasi Produk Pangan berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014.
No. Unit kerja S3 S2
Profesi (Apoteker
dan Dokter)
S1 Non
Sarjana Jumlah
1 Subdit Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan
- 3 3 1 1 8
2 Subdit Standardisasi Pangan Khusus
- 2 3 2 6
3 Subdit Standardisasi Pangan Olahan(termasuk Direktur dan TOP)
- 5 4 3 3 15
TOTAL - 10 10 6 4 30
33.33% 33.33% 20% 13.33%
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 15
Keterangan :
No. Jenis Pendidikan Jumlah
1. Apoteker 10
2. S2 Teknologi Pangan 3
3. S2 Magister Profesional 4
4. S2 Kesehatan 1
5. S2 Kesehatan Masyarakat 1
6. S2 Farmasi 1
7. S1 Teknologi Pertanian /Teknologi Pangan 4
8. S1 Gizi 1
9. S1 Komputer 1
10. DIII Farmasi 1
11. DIII Manajemen Informatika 1
12. SMF/KPAA 2
TOTAL 30
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar 33.33% pegawai
Direktorat Standardisasi Produk Pangan memiliki latar belakang pendidikan
apoteker. Selain itu terdapat sarjana strata dua sejumlah 33.33 sarjana bidang
lainnya sejumlah 20% dan non sarjana sejumlah 13.33%.
Selain memadai secara kualitas, agar Direktorat Standardisasi Produk
Pangan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan eksternal yang
sangat dinamis, diperlukan kompetensi SDM sesuai dengan bidang tugasnya
agar mampu berkinerja baik. Untuk itu Direktorat Standardisasi Produk Pangan
harus senantiasa memperhatikan peningkatan kompetensi SDM secara
berkesinambungan melalui capacity building yang terencana.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 16
1.1.3. Capaian Kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Periode 2010-2014
Sesuai dengan peran dan kewenangannya, Direktorat Standardisasi Produk
Pangan mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian,
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk
pangan. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, sasaran strategis untuk
mencapai tujuan Badan POM dalam meningkatnya efektivitas perlindungan
masyarakat dari produk makanan yang berisiko terhadap kesehatan serta
meningkatnya daya saing produk makanan adalah Tersusunnya Standar
Makanan yang Mampu Menjamin Makanan, Aman, Bermanfaat dan Bermutu
dengan Indikator Kinerja Utama (IKU)
1. Jumlah standar yang dihasilkan dalam rangka antisipasi perkembangan
isu, keamanan, mutu dan gizi pangan.
2. Jumlah Standar yang dihasilkan dalam rangka mendukung Program
Rencana Aksi Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS).
3. Persentase UMKM Pangan yang meningkat daya saingnya berdasarkan
hasil grading (dihitung terhadap 1800 UMKM)
Tahun 2012 Direktorat Standardisasi Produk Pangan melakukan revisi terhadap
indikator kinerja utama untuk mengakomodir perubahan lingkungan strategis
dan untuk mengakomodir kegiatan new initiative pada tahun 2012 yaitu
Penyusunan NSPK dalam rangka Dukungan Program Rencana Aksi Nasional
Pangan Jajanan Anak Sekolah dan new initiative tahun 2013 yaitu Peningkatan
Keamanan dan Mutu Produk Pangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
dalam rangka Harmonisasi ASEAN 2015, sehingga ada perubahan dan
penambahan indikator utama pada Sasaran Direktorat Standardisasi Produk
Pangan pada Renstra periode 2010-2014, sebagaimana uraian pada tabel 2
dibawah ini :
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 17
Tabel 1.2 : Target Pembangunan untuk Tahun 2010-2014 Unit Kerja : Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN
NO. PROGRAM/ KEGIATAN
OUTCOME /OUTPUT
INDIKATOR
TARGET
2010 2011 2012 2013 2014***) 2014***)
3.10 Standardisasi Makanan
Tersusunnya standar makanan yang mampu menjamin makanan aman, bermanfaat dan bemutu
Persentase kecukupan standar makanan yang dimiliki dengan yang dibutuhkan ( dihitung dari 100 standar) *)
50 60 - - - -
1 Jumlah standar yang dihasilkan dalam rangka antisipasi perkembangan isu keamanan, mutu dan gizi pangan .**)
- - 10 10 10 10
2 Jumlah Standar yang Dihasilkan dalam rangka Mendukung Program Rencana Aksi Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
- - 4 4 4 1
3 Persentase UMKM yang meningkat daya saingnya berdasarkan hasil grading (dihitung dari 1800 UMKM)
- - 50 60 60
Keterangan :
* Indikator sesuai dokumen Renstra sebelum direvisi dan pada TA 2012 sudah tidak berlaku
**) Indikator sesuai dokumen Trilateral Meeting / RKP 2012
***) Indikator sesuai dokumen Renstra Sinkronisasi (Revisi Renstra Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode 2010- 2014)
****) Perubahan target indikator untuk menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah tentang penghematan anggaran TA 2014
Adapun pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas dan kewenangan Direktorat
Standardisasi Produk Pangan tersebut dapat dilihat sesuai dengan pencapaian
indikator kinerja utama grafik di bawah ini.
Grafik 1 : Pencapaian IKU 1 Grafik 2 : Pencapaian IKU 2
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 18
Grafik 2 : Pencapaian IKU 3
Gambar 1.6 : Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Sebagaimana grafik 1. terkait pencapaian kinerja pada Renstra tahun 2010-2014
tersebut di atas, kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan telah
menunjukkan perbaikan yang semakin signifikan. Hal ini bisa dilihat dari seluruh
kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai dengan tugas utamanya
melakukan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar,
kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan.
Adapun penjelasan pencapaian masing-masing indikator kinerja utama tersebut
adalah sebagai berikut: Untuk indikator kinerja pertama Jumlah standar yang
dihasilkan dalam rangka antisipasi perkembangan isu keamanan, mutu dan gizi
pangan rata – rata tercapai sebesar 100% setiap tahunnya bahkan pada tahun
2011 dan 2012 melebihi target yang telah ditetapkan sebesar masing masing
140 % dan 120 %.
Sedangkan untuk indikator kinerja ke dua Jumlah Standar yang Dihasilkan dalam
rangka Mendukung Program Rencana Aksi Peningkatan Keamanan Pangan
Jajanan Anak Sekolah pada tahun 2012 dan 2013 berhasil mencapai target
100% dimana dihasilkan 4 (empat) standar. Sedangkan pada tahun 2014 terjadi
perubahan target indikator untuk menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah
tentang penghematan anggaran TA 2014 dimana jumlah standar PJAS yang
dihasilkan tidak sama dengan yang ditargetkan pada Rencana Kinerja Tahunan
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 19
maupun Perjanjian kinerja 2014, yaitu 4 standar, karena terdapat efisiensi
anggaran, target dikurangi menjadi 1 (satu standar).
Pada Indikator Kinerja ketiga Persentase UMKM yang meningkat daya saingnya
berdasarkan hasil grading (dihitung dari 1800 UMKM) juga merupakan kegiatan
new Inisiatif yang pelaksanaannya dimulai pada Tahun Anggaran 2012 .
Capaian pada Indikator Kinerja ketiga adalah 33.9% dan 43.67% dimana tidak
mencapai target yang ditetapkan sebesar 50% dan 60%
Hal ini disebabkan dikarenakan sebagian besar jenis UMKM Pangan yang
diberikan bimbingan teknis dan dilakukan monitoring adalah industri rumah
tangga dan masih termasuk jenis usaha skala mikro dimana sebagian besar dari
mereka masih memiliki banyak kekurangan dalam hal kesiapan sarana
prasarana dan teknologi pengolahan pangan serta keterbatasan modal;
pemenuhan persyaratan standar Harmonisasi ASEAN seperti pelabelan produk
pangan; di sisi lain bimbingan teknis yang dilakukan oleh Badan POM belum
cukup untuk meningkatkan kesiapan UMKM untuk harmonisasi ASEAN, dengan
demikian diperlukan bimbingan teknis dan pendampingan yang lebih intensif dan
berkesinambungan serta perlunya peningkatan koordinasi dengan kementerian /
lembaga yang melakukan pembinaan UMKM pangan untuk bekerjasama
memenuhi kekurangan UMKM terutama terkait sarana dan prasarana serta
modal.
Berdasarkan capaian kinerja utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan
sesuai dengan grafik 1,2 dan 3 atas, terlihat bahwa kinerja Direktorat
Standardisasi Produk Pangan telah menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan
tugas dan kewenangannya. Namun hal ini tidak menjadikan peran Direktorat
Standardisasi Produk Pangan selesai. Bahkan dengan adanya perubahan
lingkungan strategis yang sangat dinamis diharapkan peran Direktorat
Standardisasi Produk Pangan pada masa yang akan datang dapat lebih
ditingkatkan. Direktorat Standardisasi Produk Pangan diharapkan terus menjaga
kinerja yang telah dicapai saat ini sesuai harapan masyarakat, yaitu agar
pengawasan Obat dan Makanan terus lebih dimaksimalkan untuk melindungi
kesehatan masyarakat.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 20
1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN
Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Oleh karena itu
pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi dan aman merupakan hak asasi
setiap orang. Disamping itu sektor pangan memiliki peran yang sangat penting
dalam menggerakan roda pertumbuhan ekonomi yang mampu bertahan
menghadapi krisis ekonomi.
Peningkatan kesejahteraan rakyat yang berlandaskan pada pengembangan
usaha yang unggul secara kompetitif merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan daya saing dalam menghasilkan produk yang bernilai tambah
tinggi. Dengan kerjasama di bidang ekonomi antara negara-negara di Dunia,
seperti harmonisasi Association of South East Asia Nations (ASEAN), ASEAN
Economic Community (AEC), ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN-China
Fre Trade Area (ACFTA), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan World
Trade Organization (WTO) dan regional telah menciptakan sistem perdagangan
dunia yang bebas (free trade area).
Kondisi seperti diatas akan berpengaruh secara langsung pada perdagangan
pangan internasional dimana arus masuk produk pangan dari luar meningkat
sehingga akan mempengaruhi sistem pangan nasional. Pasar nasional yang
bersifat unik dan tertutup dengan adanya globalisasi diatas akan menjadi pasar
yang bersifat terbuka terhadap setiap produk.
Untuk mendukung pasar nasional perlu disiapkan perangkat hukum nasional
dibidang standardisasi terutama standardisasi pangan yang tidak saja mampu
menjamin perlindungan terhadap masyarakat khususnya dibidang keamanan,
mutu dan gizi pangan, kesehatan dan lingkungan hidup, tapi juga meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional.
Ancaman keamanan pangan di dunia berupa kasus – kasus keracunan pangan
terutama yang disebabkan oleh mikroba patogen asal pangan (foodborne
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 21
disease) terus menerus menimbulkan masalah. Patogen – patogen penyebab
penyakit dan adanya strain – strain baru dari pathogen yang menyebabkan
penyakit (emerging patogen) yang kejadiannya meningkat dalam dua dekake
terakhir atau diperkirakan akan meningkat dalam waktu dekat.
Pemerintah dalam hal ini Direktorat Standardisasi Produk Pangan dituntut untuk
melakukan percepatan dalam penyusunan peraturan dan standardisasi dalam
rangka mengantisipasi isu – isu strategis tersebut dan agar dapat disusun
kebijakan yang tepat.
Dari analisis lingkungan strategis tersebut diatas maka tuntutan terhadap
kompetensi standardisasi pangan meningkat. Standardisasi diharapkan dapat
menjawab semua tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi. Untuk itu
diperlukan strategi dalam peningkatan pengembangan Standardisai Pangan
1.2.1 POTENSI
1.2.1.1 Globalisasi Perdagangan
Standardisasi makanan sebagai salah satu unsur penunjang pembangunan,
mempunyai peranan penting dalam usaha mengoptimalisasi pendayagunaan
sumber daya dalam kegiatan pembangunan. Standardisasi pangan berperan
pula dalam menunjang kemampuan produksi pangan khususnya peningkatan
perdagangan produk pangan dalam negeri dan luar negeri, serta pengembangan
industri pangan dan perlindungan terhadap konsumen.
Perkembangan liberalisasi perdagangan merupakan faktor penting dalam
pengembangan standardisasi pangan di Indonesia. Berbagai perjanjian
internasional dan regional baik di lingkungan lembaga-lembaga Perserikatan
Bangsa–Bangsa (PBB), World Trade Organization (WTO) dan ASEAN
Economic Community (AEC) mengikat semua anggotanya untuk menerapkan
keteraturan tertentu dalam transaksi perdagangan produk pangan antar negara,
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 22
sehingga masing-masing negara anggota tidak lagi menerapkan berbagai
hambatan perdagangan dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Di pihak lain dalam pasar yang terbuka, kelemahan dalam pengendalian
dan pengawasan produk pangan dapat menjadi peluang untuk masuknya
produk pangan yang tidak memenuhi standar dan persyaratan.
Dampak dari pengaruh lingkungan eksternal khususnya globalisasi tersebut telah
mengakibatkan Indonesia masuk dalam perjanjian-perjanjian internasional,
khususnya ekonomi yang menghendaki adanya area perdagangan bebas (Free
Trade Area). Ini dimulai dari perjanjian ASEAN-6 (Brunei Darussalam, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand), Free Trade Area, ASEAN-China
Free Trade Area, ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership
(AJCEP), ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), ASEAN-India Free
Trade Agreement (AIFTA)dan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade
Agreement (AANZFTA). Dalam hal ini, memungkinkan negara-negara tersebut
membentuk suatu kawasan bebas perdagangan yang bertujuan untuk
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional dan berpeluang besar
menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar
regional. Hal ini membuka peluang peningkatan nilai ekonomi sektor barang dan
jasa serta memungkinkan sejumlah produk pangan Indonesia akan lebih mudah
memasuki pasaran domestik negara-negara yang tergabung dalam perjanjian
pasar regional tersebut. Dalam menghadapi FTA dan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) akhir tahun 2015, diharapkan industri produk pangan dalam
negeri mampu untuk menjaga daya saing terhadap produk luar negeri.
Dalam kaitan dengan globalisasi dan perjanjian-perjanjian internasional
khususnya di sektor ekonomi tersebut, harusnya yang menjadi dasar pijakan dan
harus ditekankan dari awal adalah soal kedaulatan bangsa, negara dan rakyat
kita dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan trans-
nasional dan negara-negara lain tersebut. Dan ini sangat sejalan dengan 9
(sembilan) agenda prioritas pembangunan (Nawa Cita), khususnya pada butir 1:
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 23
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara (dengan memperkuat peran
dalam kerjasama global dan regional), juga pada butir 6: Meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta pada butir 7:
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
Dengan masuknya produk perdagangan bebas tersebut yang antara lain adalah
produk pangan makanan, merupakan persoalan krusial yang perlu segera
diantisipasi. Realitas menunjukkan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi pasar
bagi produk pangan dari luar negeri yang belum tentu terjamin keamanan dan
mutunya untuk dikonsumsi. Untuk itu, masyarakat membutuhkan proteksi yang
kuat dan rasa aman dalam mengkonsumsi pangan tersebut.
Mengantisipasi hal tersebut maka perlu penyiapan standar dan regulasi
yang tepat sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
pangan untuk menjamin produk – produk pangan yang beredar dalam
negeri memenuhi standar dan regulasi tersebut.
1.2.1.2 Tuntutan masyarakat tentang keamanan pangan.
Tuntutan masyarakat terhadap pangan semula hanya pada penampilan, rasa,
harga dan tren gaya hidup, namun seiring dengan tingkat pendidikan masyarakat
yang semakin baik, tuntutan terhadap pangan lebih kepada keamanan, mutu dan
gizi pangan. Disamping itu ditambah lagi dengan semakin banyaknya lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memberikan pengetahuan
kepada masyarakat dalam memilih produk maupun hak dan kewajibannya
sebagai konsumen.
1.2.1.3. Persepsi Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Terhadap
Standar
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 24
Pemangku kepentingan (stakeholder) yaitu pemerintah sebagai pengawas dan
regulator, produsen sebagai penghasil pangan, konsumen sebagai pengguna
maupun para pakar dibidang pangan persepsinya terhadap kegunaan standar
merupakan daya penggerak perkembangan standar pangan yang sangat
penting. Pemahaman tentang fungsi standar dalam kegiatan produksi dan akan
mempengaruhi tarikan pasar bagi perkembangan standar, sekaligus akan
mendorong pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam proses
pengembangan standar.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan standar pada
dasarnya berakar pada persepsi dan pemahaman pemangku kepentingan
terhadap kegunaan standar.
1.2.1.4. Kepercayaan Terhadap Proses Pengembangan Standar
Nasional Indonesia (SNI)
Daya penggerak lain yang juga sangat penting adalah kepercayaan terhadap
proses pengembangan SNI. Perkembangan persepsi pemangku kepentingan
tentang pentingnya standar hanya akan menjadi tarikan pasar yang riil bagi
perkembangan SNI apabila kepercayaan mereka terhadap proses
pengembangan SNI cukup baik, karena:
(1) terbuka bagi partisipasi pemangku kepentingan;
(2) prosesnya transparan, tidak memihak serta menjunjung tinggi konsensus;
(3) pelaksanaannya efektif karena menjawab kebutuhan pasar, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan serta koheren dengan berbagai standar dan
praktek perdagangan internasional.
Trend keamanan pangan (food safety) menjadi isu sensitif dalam industri
pangan. Berbagai kasus keracunan pangan yang terjadi, berasal dari
kontaminasi bahan kimia dan mikroba. Faktor kesehatan menjadi salah satu
alasan, mengapa konsumen mengonsumsi pangan. Keamanan dan mutu produk
pangan menjadi tuntutan konsumen. Perbaikan mutu dan gaya hidup sehat, telah
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 25
mendorong masyarakat di berbagai negara dan mendorong gerakan gaya hidup
sehat dengan mengkonsumsi pangan yang sehat.
1.2.1.5. Emerging Isu dan Kemajuan Ilmu dan Teknologi di Bidang
Pangan.
Berbagai perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat di bidang pangan
mengakibatkan kebutuhan akan standar dan regulasi baru semakin meningkat,
semakin terbatasnya sumber daya serta semakin beragamnya tuntutan produsen
pangan dan konsumen. Hal ini yang mendorong Direktorat Standardisasi Produk
Pangan mempersiapkan diri dan merencanakan kegiatan yang bersifat strategis
serta dapat menjawab isu – isu strategis di bidang pangan dalam rangka
menanggapi tuntutan produsen dan konsumen tersebut dan juga untuk
menghadapi emerging isu yang terkait dengan mutu dan keamanan pangan serta
emerging dalam teknologi pengolahan pangan yang menghasilkan produk –
produk baru (novel food) yang harus diiringi dengan ketersediaan standar.
1.2.1.6. Partisipasi dan Keterlibatan dalam Kegiatan Nasional dan
Internasional
Partisipasi ini bertujuan untuk menyuarakan kepentingan Nasional di bidang
pangan dengan ikut serta dalam keanggotaan organisasi Regional dan
Internasional dan juga untuk menyamakan persepsi di bidang standar dan
peraturan serta memperluas informasi tentang peraturan, kebijakan standar di
bidang pangan sehingga diperoleh dukungan dan kesamaan persepsi. Hal ini
mendorong untuk dilaksanakannya harmonisasi standar, peraturan dan
pedoman ditingkat regional dan internasional serta meningkatkan peran aktif
dalam kerjasama standardisasi produk pangan nasional, regional, multilateral
dan bilateral.
1.2.1.7. Pengawasan pre market dan post market.
Standar sebagai salah satu tools yang dijadikan acuan dalam melaksanakan
pengawasan baik pre market maupun post market. Tanpa standar pengawasan
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 26
pangan tidak dapat dilaksanakan karena tidak ada produk hukum yang dijadikan
acuan. Perkuatan regulasi di bidang pangan menjadi strategis dalam rangka
Penguatan Sistem Pengawasan Makanan.
1.2.2 PERMASALAHAN
Di bidang standardisasi makanan beberapa permasalahan yang muncul antara
lain terkait dengan perubahan arah kebijakan, paradigma internal dan eksternal
serta hal teknis lainnya. Secara umum permasalahan yang muncul adalah
sebagai berikut :
1. Kesenjangan standar dan regulasi keamanan, mutu dan gizi pangan yang
ada terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pangan dan gizi dan adanya isu – isu emerging dalam pangan. Sebagai
langkah tindak lanjutnya perlu diupayakan peningkatan kemampuan
Sumber Daya Manusia dalam perencanaan dan penyusunan standar dalam
arti luas seperti pedoman, code of practice, standar dan peraturan yang
terharmonisasi secara internasional, serta dalam menyikapi emerging isu .
2. Kesenjangan data pada konsumen yaitu jumlah dan frekuensi konsumsi
pangan olahan pada berbagai kelompok usia, yang diperlukan untuk
menghitung asumsi paparan BTP, bahan kimia dan ingredien lain. Sebagai
tindak lanjut perlu diupayakan perkuatan kerjasama/jejaringan dengan
instansi lain yang melaksanakan pengumpulan data.
3. Kesenjangan data mengenai dampak suatu standar atau regulasi yang
diterapkan (Regulatory Impact Assessment / RIA). Sebagai upaya tindak
lanjut adalah pelaksanaan Regulatory Impact Assessment/RIA.
4. Kesulitan mengemas dalam melaksanakan komunikasi dan informasi
mengenai standar sehingga dapat dimengerti oleh masyarakat dan tidak
meresahkan masyarakat (advokasi dan sosialisasi) di tingkat nasional dan
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 27
keterbatasan perhatian dan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan
pengembangan standardisasi secara keseluruhan
5. Penyelesaian memandatorikan suatu standar memakan waktu yang lama.
Sebagai tindak lanjut diupayakan peningkatan pengelolaan standardisasi
antara lain berbasis elektronik yang dapat diakses baik secara nasional
maupun internasional.
6. Ketersedian Referensi
Dalam pengembangan standar ketersedian referensi merupakan hal yang
sangat penting. Referensi digunakan sebagai acuan dalam penetapan suatu
regulasi dan standar. Saat ini referesi yang sangat kurang karena
keterbatasan akses melalui internet dan harus melalui pengadaan secara
fisik dan memerlukan
7. Sumber Daya Manusia
Proses pengembangan standar makanan baik berupa peraturan/regulasi ,
standar, pedoman, kajian, rekomendasi, hasil evaluasi maupun code of
practice memerlukan cukup banyak sumber daya (sumber daya manusia,
peralatan dan dana) dan perlu melibatkan semua stakeholder yang terlibat
(para pakar dari perguruan tinggi, instansi terkait, industri pangan,
konsumen dan lembaga sosial lainnya). Secara umum . kemampuan teknis
SDM Direktorat Standardisasi Produk Pangan sudah memadai, namun
kapasitas manajerial ditingkat struktural belum dapat memenuhi tuntutan
perkembangan lingkungan strategis.
Tindak lanjut yang dilakukan, yaitu :
1. Mengkaji dan menilai standar yang ada untuk dapat diperbaiki dan
ditingkatkan serta disesuaikan dengan standar internasional.
2. Memperbaharui standar dan persyaratan keamanan pangan sesuai
dengan kebutuhan produk pangan lokal maupuan impor.
3. Meningkatkan jaringan kerja antar lembaga dan stakeholder
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 28
4. Meningkatkan kesadaran produsen dan konsumen akan pentingnya
standardisasi keamanan pangan terhadap kesehatan dan daya
siang perdagangan.
5. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan standardisasi
pangan di tingkat nasional, regional dan internasional.
6. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di bidang
standardisasi pendidikan dan pelatihan leadership dan diklat
pengembangan soft competency yang lain.
7. Memasukan advokasi dan sosialisasi dalam program prioritas.
1.3. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
Faktor – faktor kunci keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi
organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan misi organisasi secara efektif dan
efisien.
Faktor – faktor kunci keberhasilan (key success factors) merupakan faktor –
faktor yang sangat berperan dalam pencapaian keberhasilan organsasi yang
mencakup bidang dan aspek dari misi dimana di dalamnya sangat tergantung
pada keberhasilan kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan .
Area prioritas kunci dalam Rencana Strategis ini Direktorat Standardisasi Produk
Pangan diarahkan pada hal – hal sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang dinamis dan atraktif.
2. Struktur proses pengambilan keputusan transparan dengan akuntabilitas
publik yang tinggi.
3. Mengembangkan konsistensi yang tinggi antara kebijakan (policy) dengan
implementasi operasional.
4. Meningkatkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana standardisasi
produk pangan yang kredibel.
5. Mengembangkan dan membina komunikasi kerja antara institusi di
lingkungan Badan POM dan lintas departemen yang efektif dan efisien.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 29
6. Melakukan pengembangan kerjasama internasional dalam rangka
harmonisasi standardisasi produk pangan.
7. Mengembangkan sistem informasi standardisasi produk pangan.
8. Melakukan sosialisasi dan advokasi standardisasi produk pangan.
9. Melakukan penyelasarasan Standar Nasional Indonesia terhadap Standar
Internasional.
10. Meningkatkan kerjasama standardisasi produk pangan di tingkat nasional,
bilateral, regional dan multilateral.
1.4. Analisa Terhadap Lingkungan Strategis (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT)
Sebagaimana dinamika perubahan lingkungan strategis yang telah dijelaskan di
atas baik secara internal maupun eksternal, maka Direktorat Standardisasi
Produk Pangan harus melakukan upaya-upaya agar pengaruh lingkungan
khususnya eskternal dapat menjadi suatu peluang dan meminimalkan ancaman
yang dapat mempengaruhi peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan
sebagai unit yang bertanggungjawab dalam mendukung pelaksanakan
pengawasan baik pre market maupun post market .
Atas dasar pengaruh lingkungan strategis tersebut, dilakukan identifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan melalui analisa SWOT, sehingga
dari analisa tersebut dapat ditetapkan arah strategis dan kebijakan Direktorat
Standardisasi Produk Pangan, agar dapat terwujud sesuai tujuan dan sasaran
organisasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan dalam Renstra Periode
2015-2019. Adapun hasil analisa SWOT tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. KEKUATAN (STRENGTHS)
Direktorat Standardisasi Produk Pangan saat ini memiliki kualitas
SDM yang sangat memadai, khususnya tenaga-tenaga yang terampil
dalam melakukan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian,
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 30
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi
produk pangan.
Direktorat Standardisasi Produk Pangan memiliki personil yang solid dalam
meningkatkan kinerja dan team work dalam penyusunan standar. Sehingga
Direktorat Standardisasi Produk Pangan memiliki kualitas SDM yang
sangat memadai, yaitu tenaga-tenaga personil yang terampil dan
berkompetensi dalam melakukan penyiapan perumusan kebijakan,
penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan
pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan
standardisasi produk pangan.
Tingginya komitmen dari stakeholder dalam membina kerjasama sehingga
terlaksananya koordinasi antar stakeholder dengan baik. Hal ini dapat
meningkatkan kerjasama standardisasi produk pangan di tingkat nasional
maupun Internasional.
2. KELEMAHAN (WEAKNESSES)
Saat ini Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas Sumber Daya Manusia
(SDM) untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Jumlah Pegawai (PNS)
Direktorat Standardisasi Produk Pangan pada tahun 2015 sebanyak 30
orang dari kebutuhan 41 orang dan 3 orang sedang mengikuti tugas
belajar. Di Direktorat Standardisasi Produk Pangan saat ini Kualitas SDM
dari tiap personil sudah terampil, namun secara kuantitas untuk memenuhi
kebutuhan dalam melaksanakan tugasnya belum terpenuhi karena masih
terbatasnya jumlah SDM.
Dalam melaksanakan tugas di Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Diperlukan ketersediaan data dan regulasi yang dijadikan sebagai acuan
dalam penyusunan standar misalnya, perkuatan jejaring lintas sector dan
saling bekerjasama dalam mengumpulkan data dan memperoleh referensi
yang diperlukan dalam penyusunan standar. Namun dalam penyusunan
standar sangat terbatas dimana data tersebut tersebar pada instansi lain.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 31
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan di Direktorat Standardisasi Produk
Pangan maka harus ada perencanaan kinerja dan penganggaran dengan
baik untuk mendukung suatu kegiatan berjalan dengan lancar. Namun
sering terjadi perubahan kebijakan/peraturan dan adanya kebijakan baru
oleh pemerintah terkait pelaksanaan anggaran Tahun 2015, baik peraturan
Baru dari Kementerian Keuangan RI maupun Kementerian
Pendayaagunaan Aparatus Negara dan Reformasi Birokrasi RI yang
menyebabkan terjadinya pergeseran rencana pelaksanaan kegiatan akhir
tahun dan bahkan ada sebagaian kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan.
Adanya Pengembangan dan perubahan sistem aplikasi akutansi keuangan
oleh Kementerian RI menyebabkan pencairan anggaran sering terlambat.
Dalam pelaksanaan tugas diperlukan saran dan prasarana yang memadai
hal ini untuk mendukung pelaksanaan kegiatan secara optimal. Contohnya:
sistem standardisasi sebagai sarana sistem informasi internal dan
eksternal pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan belum berjalan
dengan baik, Fasilitas ruang rapat yang kurang memadai.
Sejauh ini sudah dilakukan upaya untuk sosialisasi Standardisasi Produk
Pangan terhadap perumusan standard prioritas produk pangan, namun
sebagaian dari masyarakat baik itu konsumen atau pun produsen belum
sepenuhnya paham tentang peraturan pangan yang masih berlaku. Hal ini
menjadi perhatian besar bahwa peraturan standardisasi produk pangan
sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat.
Untuk meningkatkan pemahaman produsen tentang pangan, maka
standardisasi produk pangan harus meningkatkan komunikasi dalam
rangka pelaksanaan pengkajian standard pangan dengan Tim Mitra Bestari
melalui email atau dengan mengembangkan sistem standardisasi berbasis
elektronik.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 32
3. PELUANG (OPPORTUNITIES)
Keberhasilan produsen pangan dalam memenuhi standar sangat
ditentukan oleh penerapan peraturan standar pangan yang baik, baik itu
nasional maupun internasional. Maka dari itu Standardisasi Produk Pangan
berupaya untuk mengharmonisasikan peraturan di bidang pangan,
misalnya seperti di kawasan ASEAN yang menuntut industri pangan di
Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitasnya. Untuk itu, harmonisasi
ASEAN merupakan peluang bagi Standardisasi Produk pangan dalam
menyamakan Peraturan Internasional Standar Pangan yang telah
ditetapkan dan berupaya dalam peningkatan standar pangan dengan baik.
Dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan makanan, Standardisasi
Produk Pangan mendorong pelaku usaha baik industri kecil maupun besar
untuk mengoptimalkan penggunaan bahan baku dalam negeri sehingga
menjadi tantang dan peluang yang harus dihadapi BPOM.
Semakin bertambahnya penduduk dan berkembangnya kebutuhan
makanan bagi masyarakat, hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan
masyarakat dalam mengkonsumsi berbagai varian makanan. Hal ini
menjadi peluang bagi standardisasi produk pangan dalam meningkatkan
standar pangan yang baik dan sehat bagi masyarakat.
Kerjasama dengan Instansi terkait merupakan hal yang sangat mutlak agar
upaya pembangunan kesehatan pangan dapat tercapai. Peluang
kerjasama dengan instansi terkait dapat mendorong efektivitas dan
efesiensi dalam menerapakan standar pangan yang baik. Hal ini dapat
meningkatakan ekspektasi public terhadap standardisasi produk pangan
yang baik.
4. TANTANGAN (THREATS)
Pengaruh perubahan iklim dunia, khususnya untuk produk bahan pangan
di Indonesia juga berdampak pada perubahan gaya hidup konsumen. Hal
ini dapat dilihat dari konsumen atau masyarakat dalam mengkonsumsi
pangan, yang lebih memperhatikan food safety, misalnya seperti nomor
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 33
pendaftaran dan tanggal pembuatan makanan yang sudah tercantum, dan
lain lain. Hal ini menyebabkan standardisasi roduk pangan lebih banyak
memperhatikan pangan masyarakat yang berkaitan dengan makanan yang
dikonsumsi dengan kesehatan, status halal, dan lain lain.
Tingginya arus dalam memproduksi makanan yang diproduksi oleh industri
kecil maupun besar yang mengakibatkan banyaknya bahan penolong yang
diajukan oleh industri mengingat belum adanya regulasi mengenai bahan
penolong. Bukan hanya bahan penolong saja, tetapi BTP dan bahan baku
banyak yang diajukan juga tetapi belum ada regulasi yang ditetapkan. Hal
ini membuat standardisasi produk pangan berupaya lebih keras lagi dalam
membuat peraturan sesuai dengan standar pangan.
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia maka
konsumsi pangan masyarakat terhadap makanan juga semakin meningkat.
Hal ini menyebabkan banyaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang
tersebar luas di seluruh Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi
standardisasi produk pangan dalam melakukan bimbingan teknis terhadap
UMKM, sebenarnya di direktorat standardisasi produk pangan mempunyai
kompetensi yang terampil dalam melaksanakan bimtek namun dari segi
kuantitas masih belum terpenuhi dalam melaksanakan bimtek. Dalam
melaksanakan bimtek juga harus di dukung oleh pasrtisipasi masyarakat
yang memiliki Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).
Tabel 1.3: Rangkuman Analisis SWOT
HASIL PEMBAHASAN (SWOT)
Kekuatan
(Strengths) 1.
Kualitas dan kompetensi ASN Direktorat Standardisasi
Produk Pangan yang memadai dalam mendukung
pelaksanaan tugas.
2. Integritas Pelayanan Publik diakui secara Nasional
3.
Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku di
berbagai lingkup/membina kerjasama antar
standardisasi pangan dan stakeholder dengan baik.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 34
HASIL PEMBAHASAN (SWOT)
4. Menerapkan sistem manajemen mutu secara
konsisten
5 Tugas, Fungsi dan kewenangan yang jelas dalam
peraturan perundang-undangan
Kelemahan
(Weaknesses) 1.
Masih terbatasnya jumlah ASN yang belum memadai
dibandingkan dengan beban kerja
2.
Penyusunan standar terbatas dimana ketersediaan
data dan regulasi yang tersebar di instansi lain.
3.
Sering terjadi perubahan kebijakan/peraturan dan
adanya kebijakan baru oleh pemerintah terkait
pelaksanaan anggaran sehingga pencairan anggaran
sering terlambat.
4. Terbatasnya sarana dan prasarana baik pendukung
maupun utama.
5. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap
sosialisasi Standardisasi Produk Pangan
6. Masih Kurangnya dukungan Informasi Teknologi
Peluang
(Opportunities) 1.
Adanya harmonisasi ASEAN dalam peraturan di
bidang pangan
2. Perkembangan teknologi yang sangat cepat
3. Jumlah industri Makanan yang berkembang pesat
4. Terjalinnya kerjasama dengan instansi terkait
5. Peningkatan ekspektasi publik tentang pangan
Tantangan
(Threats) 1.
Perubahan gaya hidup konsumen dalam
mengkonsumsi makanan.
2. Banyak industri yang mengajukan penggunaan Bahan
Penolong baru yang belum ada regulasinya.
3. Banyak pengajuan BTP dan Bahan baku baru yang
belum ditetapkan dalam peraturannya.
4. Jumlah UMKM pangan yang cukup luas.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 35
HASIL PEMBAHASAN (SWOT)
5. Beragamnya jenis produk pangan yang beredar.
6. Masih banyaknya jumlah pelanggaran di bidang
Makanan
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut diatas, baik dari sisi keseimbangan
pengaruh lingkungan internal antara kekuatan dan kelemahan, serta pengaruh
lingkungan eksternal antara peluang dan ancaman, Direktorat Standardisasi
Produk Pangan perlu melakukan penataan dan penguatan managemen
organisasi dengan menetapkan strategi untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan
organisasi Badan POM periode 2015 – 2019 dan organisasi Direktorat
Standardisasi Produk Pangan khususnya.
Terdapat beberapa hal yang harus dibenahi di masa mendatang agar
pencapaian kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan lebih optimal.
Di bawah ini pada gambar 1.6. terdapat diagram yang menunjukan analisa
permasalahan dan peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai tugas ,
fungsi dan kewenangan.
PERAN DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN
Penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur.
Pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan.
Gambar 1.7 : Diagram permasalahan, kondisi saat ini dan dampaknya.
Belum optimalnya peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan dalam melakukan percepatan dalam penyusunan peraturan dan standardisasi dalam rangka mengantisipasi isu – isu strategis di bidang standardisasi produk pangan dan agar dapat disusun kebijakan yang tepat.
Belum optimalnya sistem standardisasi Produk pangan
Belum optimalnya Penyusunan standar karena keterbatasan data dimana data dan regulasi yang tersebar di instansi lain
Masih terbatasnya kapasitas SDM
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 36
Berdasarkan kondisi obyektif capaian yang dipaparkan di atas, kapasitas
Direktorat Standardisasi Produk Pangan sebagai unit penyusun standar pangan
masih perlu terus dilakukan penataan dan penguatan, baik secara kelembagaan
maupun dukungan regulasi yang dibutuhkan, terutama peraturan perundang-
undangan yang menyangkut peran dan tugas pokok dan fungsinya agar
pencapaian kinerja di masa datang semakin membaik dan dapat memastikan
berjalannya proses penyusunan standar pangan yang lebih ketat dalam menjaga
keamanan, manfaat dan mutu Makanan.
Kondisi lingkungan strategis dengan dinamika perubahan yang sangat
cepat, menuntut Direktorat Standardisasi Produk Pangan dapat melakukan
evaluasi dan mampu beradaptasi dalam pelaksanaan peran-perannya secara
tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Dengan etos tersebut, Direktorat
Standardisasi Produk Pangan diharapkan mampu menjadi katalisator yang pada
akhirnya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi tujuan
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Untuk itu, ada 3 (tiga) isu strategis dari permasalahan pokok yang
dihadapi Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai dengan peran dan
kewenangannya agar lebih optimal, yaitu:
1. Penguatan sistem Standardisasi Produk pangan,
2. Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pemangku
kepentingan dan partisipasi masyarakat,
3. Penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia.
Dalam melaksanakan peran dan kewenangan yang optimal sesuai dengan
peran dan kewenangan Direktorat Standardisasi Produk Pangan sebagai unit
penyusun standar dan regulasi di bidang pangan, maka diusulkan penguatan
peran dan kewenangan Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai dengan
bisnis proses Direktorat Standardisasi Produk Pangan untuk periode 2015-2019
sebagaimana pada gambar dan tabel di bawah ini:
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 37
Sistem Standardisasi Produk Pangan
Gambar 1.8: Peta Bisnis Proses Utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai Peran dan Kewenangan
Sistem Standardisasi Produk Pangan
Gambar 1.9 Penjabaran Bisnis Proses Utama kepada Kegiatan Utama
Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur
Penyusunan Standar
Pangan
Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat
Pengkajian dan Evaluasi Standardisasi Produk Pangan
Penyusunan dan Review Standar Produk Pangan (Kebijakan, Peraturan, Standar, Peraturan, dan Code of Practice)
Sosialisasi dan Advokasi Standar Pangan
Implementasi /Aplikasi Standar Pangan
Pemantauan /Monitoring Standar Pangan
Pengkajian Risiko dalam rangka Pemberian Rekomendasi Penggunaan Bahan Tambahan Pangan, Bahan Penolong dan Cemaran
Pengkajian Risiko dalam rangka Pemberian Rekomendasi Kategori Pangan, Label, dan Iklan Pangan
Pengkajian Risiko dalam rangka Pemberian Rekomendasi Permohonan Komponen Bioaktif dan Klaim pada
Produk Pangan dan Pengkajian PRG
Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan Code of Practice di Bidang Pangan Khusus
Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan Code of Practice di Bidang BB BTP dan Cemaran
Penyusunan, Pengkajian dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan Code of Practice di Bidang Pangan
Olahan
Intensifikasi Komunikasi Penerapan Standar Pangan
Perkuatan Jejaring Nasional, Regional dan Internasional, Sosialisasi dan Advokasi Standar Pangan dalam Penerapan Informasi untuk Tujuan Review Peraturan, Standar, Pedoman dan Code of Practice
Perkuatan Dukungan Manajemen Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Implementasi Kebijakan, Peraturan, Standar, Peraturan, dan Code of Practice
1
2
10 9
8
7
6
5
4
3
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 38
Tabel 1.4 Penguatan Peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Tahun 2015-2019
Penguatan
Sistem
Standardisasi
Produk Pangan
Pengkajian Risiko dalam rangka Pemberian Rekomendasi Penggunaan Bahan Tambahan Pangan, Bahan Penolong dan Cemaran.
Pengkajian Risiko dalam rangka Pemberian Rekomendasi Permohonan Komponen Bioaktif dan Klaim pada Produk Pangan dan Pengkajian PRG
Pengkajian Risiko dalam rangka Pemberian Rekomendasi Kategori Pangan, Label, dan Iklan Pangan.
Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan Code of Practice di Bidang BB BTP dan Cemaran.
Penyusunan, Pengkajian dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan Code of Practice di Bidang Pangan Olahan.
Penyusunan dan Revisi Peraturan, Standar, Pedoman dan Code of Practice di Bidang Pangan Khusus
Intensifikasi Komunikasi Penerapan Standar Pangan
Perkuatan Jejaring Nasional, Regional dan Internasional, Sosialisasi dan Advokasi Standar Pangan dalam Penerapan.
Implementasi Kebijakan, Peraturan, Standar, Peraturan, dan Code of Practice.
Perkuatan Dukungan Manajemen Direktorat Standardisasi Produk Pangan
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 39
Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa”
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN
2.1 VISI
Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang
dihadapi ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka Direktorat
Standardisasi Produk Pangan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
sebagai unit organisasi yang bertanggungjawab dalam melaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur,
serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengaturan dan standardisasi produk pangan. Untuk itu dengan berpedoman
pada Renstra Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Produk
Pangan , maka Direktorat Standardisasi Produk Pangan telah menetapkan visi,
misi dan tujuan serta sasarannya.
Mengingat Direktorat Standardisasi Produk Pangan memiliki peran
strategis dalam mendukung pencapaian Visi BPOM, maka Visi Direktorat
Standardisasi Produk Pangan yang akan dicapai sesuai Renstra Badnan POM
periode 2015-2019 adalah sama dengan Visi BPOM dan Visi Deputi Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan dan Produk Pangan yaitu:
Diharapkan Direktorat Standardisasi Produk Pangan dapat memberikan
kontribusi yang signifikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya bagi
keberhasilan pelaksanaan Renstra BPOM 2015-2019.
Penjelasan Visi:
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 40
Proses penjaminan pengawasan Makanan harus melibatkan masyarakat dan
pemangku kepentingan serta dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan
untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih baik. Sejaln dengan
itu, maka pengertian kata Aman dan Daya Saing adalah sebagai berikut :
Aman : Keadaan bebas dari bahaya. Semua Makanan harus
memenuhi standar pangan dan dijamin keamanannya, agar
tidak membahayakan bagi masyarakat pengunaannya.
Daya Saing : Kemampuan menghasilkan produk pangan yang telah
memenuhi standar, baik standar nasional maupun
internasional, sehingga adanya kesiapan suatu produk
bangsa untuk interaksi daya saing di masa depan. Agar
menjadi kompetitif, dalam arti ini adalah memiliki peluang
untuk menang bagi sejumlah pemain industri yang
menghadapi biaya tinggi.
2.2. MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, mengacu pada Misi Deputi Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan dan Produk Pangan telah ditetapkan Misi
Direktorat Standardisasi Produk Pangan sebagai berikut :
1. Meningkatkan sistem pengawasan Makanan berbasis risiko untuk
melindungi masyarakat
Pengawasan Makanan merupakan pengawasan komprehensif (full
spectrum) mencakup standardisasi, penilaian produk sebelum beredar,
pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, sampling dan pengujian produk
serta penegakan hukum. Dengan penjaminan mutu produk Makanan yang
konsisten, yaitu memenuhi standar aman, bermanfaat dan bermutu,
diharapkan BPOM mampu melindungi masyarakat dengan optimal.
Menyadari kompleksnya tugas yang diemban BPOM, maka perlu disusun
suatu strategi yang mampu mengawalnya.
Di satu sisi tantangan dalam pengawasan Makanan semakin tinggi,
sementara sumber daya yang dimiliki terbatas, maka perlu adanya prioritas
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 41
dalam penyelenggaraan tugas. Untuk itu pengawasan Makanan seharusnya
didesain berdasarkan analisis risiko, untuk mengoptimalkan seluruh sumber
daya yang dimiliki secara proporsional untuk mencapai tujuan sasaran
strategis ini.
BPOM termasuk Direktorat Standardisasi Produk Pangan perlu melakukan
mitigasi risiko di semua proses bisnis BPOM.
2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku
kepentingan
Dalam 5 (lima) tahun ke depan, paradigma pengawasan Obat dan Makanan
harus diubah yang sebelumnya adalah “watchdog” control menjadi pro-active
control dengan mendorong pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
dengan pemangku kepentingan.
Sebagai salah satu pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM),
masyarakat sebagai konsumen juga mempunyai peran yang sangat strategis
dalam pengawasan Makanan. Masyarakat diharapkan dapat memilih dan
menggunakan Makanan yang memenuhi standar, dan diberi kemudahan
akses informasi dan komunikasi terkait Makanan, serta memberikan
laporan/pengaduan atas kejadian pelanggaran Makanan. Untuk itu, BPOM
melakukan berbagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam mendukung pengawasan melalui kegiatan
Pemberdayaan, Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat,
serta kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya sehingga mampu
melindungi diri sendiri dan terhindar dari produk Makanan yang mengandung
bahan berbahaya dan ilegal.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BPOM tidak dapat berjalan sendiri,
sehingga diperlukan kerjasama atau kemitraan dengan pemangku
kepentingan lainnya. Dalam era otonomi daerah, khususnya terkait dengan
bidang kesehatan, peran daerah dalam menyusun perencanaan
pembangunan serta kebijakan mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap pencapaian tujuan nasional di bidang kesehatan. Pengawasan
Makanan bersifat unik karena tersentralisasi, yaitu dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Pusat dan diselenggarakan oleh Balai di seluruh Indonesia.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 42
Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan tugas
pengawasan, karena kebijakan yang diambil harus bersinergi dengan
kebijakan dari Pemerintah Daerah sehingga pengawasan dapat berjalan
dengan efektif dan efisien.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM
Untuk mendorong misi pertama dan kedua, diperlukan sumber daya yang
memadai dalam mencapai kapasitas kelembagaan yang kuat. Hal ini
membutuhkan sumber daya yang merupakan modal penggerak organisasi.
Sumber daya dalam hal ini terutama terkait dengan sumber daya manusia
dan sarana-prasarana penunjang kinerja. Ketersediaan sumber daya yang
terbatas baik jumlah dan kualitasnya, menuntut BPOM harus mampu
mengelola sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat mendukung
terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada
akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat
penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen organisasi.
Di samping itu, BPOM sebagai suatu LPNK yang dibentuk pemerintah untuk
melaksanakan tugas tertentu tidak hanya bersifat teknis semata (techno
structure), namun juga melaksanakan fungsi pengaturan (regulating),
pelaksana (executing), dan pemberdayaan (empowering). Untuk itu,
diperlukan penguatan kelembagaan/organisasi. Kelembagaan tersebut
meliputi struktur yang kaya dengan fungsi, proses bisnis yang tertata dan
efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi.
Dari segi organisasi, perlu meningkatkan kualitas kinerja dengan tetap
mempertahankan sistem manajemen mutu dan prinsip organisasi
pembelajar (learning organization). Untuk mendukung itu, maka BPOM perlu
untuk memperkuat koordinasi internal dan meningkatkan kapasitas sumber
daya manusia serta saling bertukar informasi (knowledge sharing).
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 43
2.3. BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi merupakan nilai- nilai luhur yang diyakini dan harus dihayati
dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugas. Nilai
– nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang dalam organisasi menjadi
semangat bagi seluruh anggota dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh
anggota dalam berkarsa dan berkarya, adalah :
Profesional
Integritas
Kredibilitas
Kerjasama
Tim
Inovatif
Responsif /
Cepat Tanggap
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektifitas,
ketekunan dan komitmen yang tinggi.
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan
internasional.
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi
yang baik.
Mampu melakukan perbaruan sesuai ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini.
Antisipasif dan responsif dalam mengatasi masalah
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 44
2.4. TUJUAN
Dalam rangka pencapaian visi dan misi pengawasan Makanan, maka
tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman, berkhasiat/
bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat;
2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global
dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi.
Ukuran keberhasilan atau indikator kinerja untuk tujuan tersebut di atas,
adalah:
1. Meningkatnya jaminan Makanan amanbermanfaat, dan bermutu dalam
rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan indikator:
a. Tingkat kepuasan masyarakat atas jaminan pengawasan BPOM;
2. Meningkatnya daya saing Makanan di pasar lokal dan global dengan
menjamin mutu dan mendukung inovasi, dengan indikator:
a. Tingkat kepatuhan pelaku usaha Makanan dalam memenuhi ketentuan;
b. Tingkat kepuasan pelaku usaha terhadap pemberian bimbingan dan
pembinaan pengawasan Makanan.
2.5. SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai
Direktorat Standardisasi Produk Pangan, dengan mempertimbangkan tantangan
masa depan dan sumber daya serta infrastruktur yang dimiliki BPOM. Dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun (2015-2019) ke depan diharapkan Direktorat
Standardisasi Produk Pangan akan dapat mencapai sasaran strategis sebagai
berikut:
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 45
Sejalan dengan Sasaran Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan
dan mengacu pada Sasaran Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya adalah :
1. Sasaran Strategis 1 : Menguatnya Sistem Pengawasan Makanan.
Dengan Indikator Sasaran Strategis pada tingkat Deputi Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya adalah :
Persentase makanan yang memenuhi syarat, dengan target 90,1% pada
akhir 2019.
Sistem pengawasan Makanan yang diselenggarakan oleh Deputi
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya merupakan
suatu proses yang komprehensif, mencakup pengawasan pre-market dan
post-market. Sistem ini salah satunya terdiri dari: Standardisasi yang
merupakan fungsi penyusunan standar, regulasi, dan kebijakan terkait
dengan pengawasan Obat dan Makanan. Standardisasi dilakukan terpusat,
dimaksudkan untuk menghindari perbedaan standar yang mungkin terjadi
akibat setiap provinsi membuat standar tersendiri.
Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, kegiatan strategis
pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan adalah Penyusunan Standar
Pangan dengan sasaran kegiatannya adalah :
Tersusunnya standar makanan yang mampu menjamin makanan
aman, bermanfaat dan bermutu.
Dengan indikator kegiatan adalah :
Jumlah standar pangan yang disusun.
2. Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan
dengan pemangku kepentingan, dan partisipasi masyarakat.
Dengan Indikator Sasaran Strategis pada tingkat Deputi Bidang Pengawasan
Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
Persentase industri pangan olahan yang mandiri dalam rangka
menjamin keamanan pangan, dengan target kumulatif 11% industri
pangan olahan pada tahun 2019.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 46
Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, kegiatan strategis pada
Direktorat Standardisasi Produk Pangan adalah Perkuatan UMKM Pangan
dalam Pemenuhan Standar Mutu dan Keamanan Pangan dengan
sasaran kegiatannya adalah :
Terselenggaranya Intervensi pada UMKM Pangan untuk pemenuhan
standar pangan dalam rangka peningkatan keunggulan kompetitif.
Dengan indikator kegiatan adalah :
Jumlah standar pangan untuk UMKM Pangan yang disusun.
Pengawasan Makanan merupakan suatu program yang terkait
dengan banyak sektor, baik pemerintah maupun non pemerintah. Untuk itu
perlu dijalin suatu kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang baik.
Pengawasan oleh pelaku usaha sebaiknya dilakukan dari hulu ke hilir,
dimulai dari pemeriksaan bahan baku, proses produksi, distribusi hingga
produk tersebut dikonsumsi oleh masyarakat. Pelaku usaha mempunyai
peran dalam memberikan jaminan produk Makanan yang memenuhi syarat
(aman, bermanfaat dan bermutu) melalui proses produksi yang sesuai
dengan ketentuan. Asumsinya, pelaku usaha memiliki kemampuan teknis
dan finansial untuk memelihara sistem manajemen risiko secara mandiri.
Dalam hal ini dari sisi pemerintah, BPOM bertugas dalam menyusun
kebijakan dan regulasi terkait Makanan yang harus dipenuhi oleh pelaku
usaha dan mendorong penerapan Risk Management Program oleh industri.
Kemandirian pelaku usaha diasumsikan akan berkontribusi pada
peningkatan daya saing Makanan.
Tanpa meninggalkan tugas utama penyusunan standar , Direktorat
Standardisasi Produk Pangan, berupaya memberikan dukungan kepada
pelaku usaha umumnya UMKM Pangan dan khususnya untuk memperoleh
kemudahan dalam usahanya yaitu pendampingan regulatory. Direktorat
Standardisasi Produk Pangan mempunyai upaya dalam memberikan
dukungan regulatory, sesuai dengan bidang lingkupnya.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 47
Tabel 2.1: Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan periode 2015-2019
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS
Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa
Meningkatkan sistem pengawasan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat.
Meningkatnya jaminan produk Makanan aman
Menguatnya Sistem Pengawasan Makanan
Mendorong kemandi rian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memper kuat kemitraan dengan pemangku kepentingan
Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu dan mendu kung inovasi
Meningkat nya kemandi rian pelaku usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan, dan partisipasi masyarakat
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 48
BAB III
ARAH KEBIJAKAN , STRATEGI
DAN KERANGKA ReGULASI
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DEPUTI BIDANG
PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN
BERBAHAYA
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II, bahwa Renstra Direktorat
Standardisasi Produk Pangan disusun berdasarkan Renstra Deputi Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya yang berpedoman pada
Renstra Badan POM tahun 2015-2019. Berdasarkan pelaksanaan, pencapaian,
dan sebagai keberlanjutan Renstra periode sebelumnya, Renstra Direktorat
Standardisasi Produk Pangan ditujukan untuk penyiapan perumusan kebijakan,
penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan
pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan
standardisasi produk pangan dalam rangka mendukung terwujudnya tujuan
organisasi BPOM.
Arah Kebijakan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya yang akan dilaksanakan:
1) Penguatan Sistem Pengawasan Makanan berbasis risiko untuk melindungi
masyarakat
Penguatan Sistem Pengawasan Makanan berbasis risiko dimulai dari
perencanaan yang diarahkan berdasar pada aspek teknis, ekonomi, sosial
dan spasial. Aspek-aspek tersebut dilakukan dengan pendekatan analisis
risiko yaitu dengan memprioritaskan pengawasan kepada hal-hal yang
berdampak risiko lebih besar agar pengawasan yang dilakukan lebih optimal.
Keberadaan BB/Balai POM hampir di seluruh wilayah Indonesia
memungkinkan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya meningkatkan pemerataan pembangunan terutama di bidang
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 49
pengawasan Makanan. Perencanaan berbasis spasial sudah menjadi hal
yang perlu diperhatikan karena secara logis risiko terhadap Makanan yang
beredar di masyarakat berbeda pada setiap lokus atau wilayah di daerah.
Kebijakan ini harus dijabarkan juga oleh BB/Balai POM di daerah dalam
perencanaan pengawasan Makanan di catchment area-nya.
Selain itu, penguatan sistem pengawasan Makanan juga didorong untuk
meningkatkan perlindungan kepada kelompok rentan meliputi balita, anak
usia sekolah, dan penduduk miskin. Pada pengawasan makanan, kelompok
rentan ini bahkan telah diidentifikasi mencakup bayi, orang sakit, ibu hamil,
orang dengan immunocompromised, dan manula. Pengawasan ini dilakukan
antara lain melalui pengawasan pangan berisiko tinggi (seperti susu formula
dan produk kaleng), pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah, dan
pengawasan pangan fortifikasi.
2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mendorong
kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan dan daya
saing produk Makanan
Sejalan dengan Revolusi Mental, diharapkan Deputi Bidang Pengawasan
Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya dapat meningkatkan kemandirian
ekonomi utamanya daya saing Makanan. Pendekatan dalam kebijakan ini
meliputi antara lain penerapan Risk Management Program secara mandiri
dan terus menerus oleh produsen Makanan. Ketersediaan tenaga pengawas
merupakan tanggung jawab produsen. Namun Deputi Bidang Pengawasan
Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya perlu memfasilitasi pemenuhan
kualitas sumber daya pengawas tersebut melalui pembinaan dan bimbingan,
pelatihan, maupun media informasi, serta verifikasi kemandirian tersebut.
3) Peningkatan Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi publik melalui
kemitraan pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat dalam
pengawasan Makanan
Menyadari keterbatasan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan
Bahan Berbahaya, baik dari sisi kelembagaan maupun sumber daya yang
tersedia (SDM maupun pembiayaan), maka kerjasama kemitraan dan
partisipasi masyarakat adalah elemen kunci yang harus dipastikan oleh
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 50
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan Makanan. Di sisi lain,
tanggung jawab pengawasan Makanan (walau mandat konstitusionalnya ada
di BPOM) ini mestinya tidak hanya melekat dan menjadi monopoli BPOM,
tapi pemerintah daerah dan masyarakat juga dituntut untuk ikut andil dan
terlibat aktif dalam pelaksanaan pengawasan tersebut. Dalam hal ini BPOM
mestinya jeli dan proaktif dalam mendorong kerjasama dan kemitraan
dengan melibatkan berbagai kelompok kepentingan dalam dan luar negeri,
baik dari unsur pemerintah, pelaku usaha (khususnya Makanan), asosiasi
pihak universitas/akademisi, media dan organisasi masyarakat sipil terkait
lainnya, dalam upaya memastikan bahwa Makanan yang beredar di
masyarakat itu aman untuk dikonsumsi.
Bentuk draft dan model kerjasama/kemitraan itu juga harus dirancang
dengan fleksibel, tapi tetap mengikat dan dipatuhi oleh semua pihak yang
terlibat dalam kerjasama, serta berkelanjutan dengan terpantau.
Kebijakan ini juga dapat difokuskan pada memaksimalkan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi publik sebagai upaya strategis dalam pengawasan
Makanan. Dalam hal ini, yang harus dipastikan bahwa materi KIE itu harus
distandarkan, memiliki muatan informatif dan jelas menguraikan pesan yang
dikampanyekan, serta mampu menjangkau khalayak yang ingin disapa oleh
BPOM tersebut (misalnya memanfaatkan berbagai media sosial).
Sedangkan Strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal:
Eksternal:
1) Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait pengawasan Makanan;
2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui komunikasi, informasi
dan Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang Makanan;
Internal:
3) Penguatan Regulatory System pengawasan Makanan berbasis risiko;
4) Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga hingga kinerja
individu/pegawai;
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 51
5) Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif dan akuntabel serta
diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai;
6) Meningkatkan kapasitas SDM pengawas di BPOM di tingkat pusat dan
daerah secara lebih proporsional dan akuntabel;
7) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung maupun utama
dalam mendukung tugas Pengawasan Makanan.
Strategi eksternal lebih ditekankan pada aspek kerjasama dan kemitraan
dengan lintas sektor dan lembaga (pemerintah, dunia usaha dan kelompok
masyarak sipil). Mengingat begitu kompleksnya tantangan dari lingkungan
strategis baik internal maupun eskternal seperti yang diuraikan pada Bab I
tersebut di atas, maka dengan sendirinya menuntut penyesuaian-penyesuaian
dalam mekanisme internal organisasi dan kelembagaan BPOM sendiri. Untuk
konteks kerjasama misalnya, secara kelembagaan selama ini di BPOM belum
ada satu Deputi/Biro/Bagian khusus yang menangani terkait dengan kerjasama
ini. Bahwa ada Biro Kerjasama Luar Negeri, tetapi fokus tugas dan fungsi Biro ini
tidak terkait dengan model kerjasama yang akan dikembangkan oleh BPOM ke
depan. Oleh sebab itu, perlu segera melakukan pembenahan di level organisasi
dan kelembagaan dengan membentuk satu Deputi/Biro/Bagian khusus yang
bertanggungjawab atas program kerjasama dan kemitraan ini.
Sedangkan strategi internal lebih difokuskan pada pembenahan internal
organisasi dan kelembagaan serta sumber daya pegawai BPOM sendiri. Poin
penting yang harus diperhatikan di sini adalah soal SDM pegawai, karena kunci
keberhasilan sebuah lembaga sangat ditentukan dari kualitas SDM-nya.
Agar pembangunan pengawasan Makanan menjadi tajam dan terarah, arah
kebijakan dan strategi tersebut harus dijabarkan pada perencanaan tahunan
dengan penekanan sesuai isu nasional terkini (penjabaran tahunan Nawacita)
dan atau mengacu alternatif penekanan sebagai berikut :
– Tahun 2016: Mendorong penguatan kelembagaan dan Pengembangan
program strategis dalam pengawasan Makanan serta memaksimalkan fungsi
pelayanan publik. (Dalam hal ini Penguatan Laboratorium, Sistem IT dan
Dukungan Sarana Prasarana menjadi pra syarat yang harus dipenuhi)
– Tahun 2017: Penguatan regulasi di bidang pengawasan Makanan termasuk
Pelaksanaan Regulatory Impact Analysis, Penguatan sistem data pre dan
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 52
post terintegrasi antara pusat dan daerah (sistem pemeriksaan penyidikan
dan pengujian), dan Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas Laboratorium
Pengawasan Obat dan Makanan untuk memaksimalkan Fungsi Penegakan
Hukum.
– Tahun 2018: Penguatan dalam penegakan hukum di bidang pengawasan
Obat dan Makanan didukung dengan analisis dampak efektifitas pengawasan
secara ekonomi dan sosial untuk mendukung pencapaian pembangunan
nasional. (Dalam hal ini economic burden akibat pengawasan Makanan yang
tidak efektif akan menjadi beban pemerintah secara nasional).
– Tahun 2019: Percepatan pengawasan Makanan serta evaluasi program
(Renstra 2015-2019) dalam rangka peningkatan kinerja pengawasan
Makanan periode berikutnya.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai lembaga
pengawasan Makanan, Kedeputian Bidang Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya menetapkan program-programnya sesuai RPJMN periode 2015-
2019, yaitu program utama (teknis) dan program pendukung (generik), sebagai
berikut:
a) Program Teknis
Program Pengawasan Makanan
Program ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas utama
Kedeputian Bidang Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya untuk
menghasilkan standardisasi dalam pemenuhan mutu dan keamanan
makanan melalui serangkaian kegiatan penetapan standar produk pangan,
penilaian keamanan makanan olahan sesuai standar, pengawasan
terhadap sarana produksi, pengawasan terhadap sarana distribusi,
sampling dan pengujian makanan yang beredar, penegakan hukum, serta
pembinaan dan bimbingan kepada pemangku kepentingan, termasuk
industri pangan.
b) Program Generik
1) Program generik 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis lainnya.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 53
2) Program generik 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kedeputian Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya.
Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan prioritas Kedeputian Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan
Bahan Berbahaya, sebagai berikut:
a. Kegiatan-kegiatan utama untuk melaksanakan Pengawasan Makanan salah
satunya adalah :
1) Penyusunan standar Makanan berupa Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) pengawasan Makanan (pre dan post-market);
2) Peningkatan Pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan
pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat.
b. Kegiatan untuk melaksanakan ketiga program generik (pendukung):
1) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kedeputian Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya;
2) Pengadaan, Pemeliharaan dan Pembinaan Pengelolaan, serta
Peningkatan Sarana dan Prasarana Penunjang Aparatur Kedeputian
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya;
3) Peningkatan dan Pemeliharaan Kompetensi Aparatur Deputi Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya;
Untuk mewujudkan pencapaian sasaran strategis, maka masing-masing sasaran
strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
periode 2015-2019 dijabarkan kepada sasaran program dan kegiatan
berdasarkan logic model perencanaan. Adapun logic model penjabaran terhadap
sasaran program dan kegiatan sesuai dengan unit organisasi di lingkungan
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya adalah
sebagai berikut:
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 54
Gambar 3.1. Logframe Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT
STANDARDISASI PRODUK PANGAN
Arah kebijakan Direktorat Standardisasi Produk Pangan didasarkan pada arah
kebijakan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
yang sejalan dengan arah dan kebijakan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia sebagaimana tercantum Rencana Strategis Badan POM RI
tahun 2015–2019 dengan memperhatikan permasalahan standardisasi pangan
yang telah diidentifikasi melalui hasil review pelaksanaan standardisasi makanan
sebelumnya.
Berdasarkan Arah kebijakan dan strategi yang dimiliki Badan POM dan mengacu
pada arah kebijakan dan strategi Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan
dan Bahan Berbahaya , yang disusun mengacu pada pembangunan bidang
kesehatan dan gizi masyarakat 2015-2019 yaitu “Meningkatkan pengawasan
Makanan” , maka arah kebijakan untuk mencapai tujuan dan strategi Direktorat
Standardisasi Produk Pangan tahun 2015 – 2019 adalah :
LOGFRAME DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA
SP
Meningkatnya kemandirian pelaku
usaha, kemitraan dengan pemanguku
kepentingan dan partisipasi masyrakat.
Menguatnya Sistem Pengawasan
Makanan
Meningkatnya kemandirian pelaku
usaha, kemitraan dengan pemanguku
kepentingan dan partisipasi masyrakat.
Menguatnya Sistem Pengawasan
Makanan ss
SK Tersusunnya
standar
makanan yang
mampu
menjamin
makanan aman,
bermanfaat dan
bermutu
Tersedianya
Makanan
memenuhi
standar
Meningkatnya
mutu sarana
produksi produk
pangan seuai
dangan CPPB
terkini
Meningkatnya
kerjasama
komunikasi
informasi dan
edukasi
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 55
1) Penguatan Sistem Pengawasan Makanan berbasis risiko untuk melindungi
masyarakat
2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mendorong
kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan dan daya
saing produk Makanan.
3) Peningkatan Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi publik melalui
kemitraan pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat dalam
pengawasan Makanan .
Sedangkan Strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal:
Eksternal:
1) Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait pengawasan Makanan;
2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui komunikasi, informasi dan
Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang Makanan;
Internal:
3) Penguatan Regulatory System pengawasan Makanan berbasis risiko;
4) Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga hingga kinerja
individu/pegawai;
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai unit penyusun
standar pangan, Direktorat Standardisasi Produk Pangan menetapkan program-
programnya sesuai RPJMN periode 2015-2019, yaitu program utama (teknis)
dan program pendukung (generik), sebagai berikut:
Program Teknis
Program Pengawasan Makanan
Program ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas utama
Direktorat Standardisasi Produk Pangan untuk menghasilkan peraturan
standar, pedoman dan code of practice dalam pemenuhan mutu dan
keamanan makanan melalui serangkaian kegiatan penetapan standar
produk pangan.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 56
Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan prioritas Direktorat Standardisasi Produk Pangan, sebagai berikut:
Kegiatan-kegiatan utama untuk melaksanakan Program Pengawasan
Makanan salah satunya adalah :
1) Penyusunan standar Makanan berupa Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) pengawasan Makanan (pre dan post-market);
2) Pengkajian dan Evaluasi Standardisasi Produk Pangan
3) Penyusunan dan Review Standar Produk Pangan (Kebijakan,
Peraturan, Standar, Peraturan, dan Code of Practice).
4) Sosialisasi dan Advokasi Standar Pangan .
5) Implementasi /Aplikasi Standar Pangan.
6) Pemantauan /Monitoring Standar Pangan
7) Peningkatan Pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan
pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat.
b. Program Generik
a. Program generik 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis lainnya.
b. Program generik 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
BPOM.
Kegiatan untuk melaksanakan ketiga program generik (pendukung):
1) Pengadaan, Pemeliharaan dan Pembinaan Pengelolaan, serta
Peningkatan Sarana dan Prasarana Penunjang Aparatur Direktorat
Standardisasi Produk Pangan;
2) Peningkatan dan Pemeliharaan Kompetensi Aparatur Direktorat
Standardisasi Produk Pangan;
3) Perkuatan Dukungan Manajemen Direktorat Standardisasi Produk
Pangan
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 57
Tabel 3.1. Program, Sasaran Program, Kegiatan, Sasaran Kegiatan, dan
Indikator di Lingkungan Direktorat Standardisasi Produk
Pangan
PROGRAM SASARAN
PROGRAM KEGIATAN STRATEGIS
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
Penyusunan Standar pangan
Tersusunnya standar pangan yang mampu menjamin pangan aman, bermanfaat dan bermutu.
Jumlah standar pangan yang disusun
3.5. 3.3. KERANGKA REGULASI
Dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan Makanan, dibutuhkan adanya
regulasi yang kuat guna mendukung sistem pengawasan. Sebagai Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang mempunyai tugas teknis, tidak hanya
regulasi yang bersifat teknis saja yang harus dipenuhi, melainkan perlu adanya
regulasi yang bersifat adminitratif dan strategis. Pengawasan Makanan
merupakan tugas pemerintahan yang tidak dapat dilakukan sendiri, dan dalam
praktiknya dibutuhkan kerjasama dengan banyak sektor terkait, baik pemerintah
maupun swasta.
Untuk itu, regulasi perlu dirancang sedemikian mungkin agar sesuai dengan
tugas pengawasan Obat dan Makanan.
Untuk dapat menyelenggarakan tugas pengawasan Makanan secara optimal,
maka BPOM perlu ditunjang oleh regulasi atau peraturan perundang-undangan
yang kuat dalam penyusunan standar makanan yang merupakan lingkup
pengawasan Makanan.
Untuk itu, diperlukan beberapa regulasi yang penting dan dibutuhkan oleh
Direktorat Standardisasi Produk Pangan dalam rangka memperkuat sistem
pengawasan antara lain:
1. Peraturan Perundang-undangan terkait pengawasan Makanan. Peraturan
ini dapat berupa Peraturan baru atau revisi Peraturan Kepala BPOM atau
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 58
Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan yang perlu disusun untuk
meningkatkan efektivitas pengawasan Makanan.
2. Rancangan Peraturan Pemerintah(RPP) tentang Keamanan Mutu dan Gizi
Pangan serta RPP Label dan Iklam Pangan terkait Undang-Undang No 18
Tahun 2012 tentang Pangan, terutama yang berkaitan dengan pengawasan
makanan perlu dibuat peraturan pemerintah agar dapat dilaksanakan
dengan baik. Permasalahan pangan seharusnya tidak hanya berfokus pada
ketahanan pangan saja, namun juga pada keamanan pangan serta
pemenuhan gizi dan penyesuaian terhadap amanat UU pangan itu sendiri,
yaitu pangan tidak boleh bertentangan dengan agama dan keyakinan
masyarakat Indonesia.
3. Norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) terkait pelaksanaan UU No.
23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam penyelenggaraan
urusan pemerintah konkuren. Diharapkan NSPK ini juga mencakup pola
tindak lanjut hasil pengawasan Makanan antara BPOM dengan daerah
terkait. Diharapkan terbentuknya NSPK ini akan dapat menciptakan sinergi
antara Pemerintah Pusat dan Daerah berdasarkan UU No. 23 tahun 2014
pasal 16 dalam hal: (1) Pelaksanaan pengawasan Makanan dan (2) Sebagai
pedoman Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pengawasan
Makanan. Untuk mendukung upaya ini perlu penguatan koordinasi dengan
melibatkan kementerian terkait (contoh. Kemendagri) dalam penyusunan
regulasi dan pelaksanaan kegiatan di daerah, monitoring efektivitas
implementasi NSPK. Hal ini bertujuan agar pengawasan Makanan dapat
berjalan lebih lancar, hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti oleh pemangku
kepentingan terkait
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 59
BAB IV
Target kinerja dan
kerangka pendanaan
4.1 TARGET KINERJA
Sebagaimana sasaran strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka target sesuai dengan indikator
masing-masing sasaran strategis adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja,
Program, Sasaran Program, Kegiatan, Sasaran Kegiatan, dan Indikator
Direktorat Standardisasi Produk
Sasaran Strategis
Indikator PROGRAM SASARAN PROGRAM
KEGIATAN STRATEGIS
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
Target Kinerja
2015
2016
2017
2018
2019
Menguatnya Sistem Pengawasan Makanan
Persentase Makanan yang memenuhi syarat meningkat
PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
Penyusunan Standar pangan
Tersusunnya standar pangan yang mampu menjamin pangan aman, bermanfaat dan bermutu.
Jumlah standar pangan yang disusun
14 14 14 14 14
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 60
4.1.1. Kegiatan dalam Sasaran Strategis Menguatnya Sistem Pengawasan
Obat dan Makanan
Untuk mencapai Sasaran Strategis Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan
Makanan dilaksanakan Program Pengawasan Obat dan Makanan melalui
kegiatan:
Penyusunan Standar Pangan, yang meliputi :
Kegiatan pada Program Teknis : Program Pengawasan Makanan, meliputi :
Penyusunan standar Makanan berupa Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) pengawasan Makanan (pre dan post-market);
Pengkajian dan Evaluasi Standardisasi Produk Pangan
Penyusunan dan Review Standar Produk Pangan (Kebijakan,
Peraturan, Standar, Peraturan, dan Code of Practice).
Sosialisasi dan Advokasi Standar Pangan .
Implementasi /Aplikasi Standar Pangan.
Pemantauan /Monitoring Standar Pangan
Peningkatan Pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan
pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat.
Penyusunan standar pangan dibutuhkan sebagai prequisite pelaksanaan
tugas pengawasan makanan. Ketersedian dan pemutakhiran standar perlu
dilakukan dalam rangka menjamin makanan aman, bermanfaat, dan
bermutu untuk menjawab tantangan terkait SDGs, perkembangan teknologi,
maupun lingkungan strategis lainnya.
Selain itu, dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar internasional, terkait regulasi di bidang pangan,
beberapa kegiatan prioritas yang akan dilakukan diantaranya memberikan
dukungan regulasi dan regulatory assistance kepada pelaku usaha;
penyusunan standar di tingkat ASEAN, Regional, dan Internasional; dan
Intensifikasi sosialisasi standar, pedoman, regulasi produk pangan kepada
stakeholder (pelaku usaha, konsumen dan lintas sektor).
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 61
Pencapaian kegiatan ini diukur dengan indikator Jumlah Standar pangan
yang disusun, dengan target 70 (tujuh puluh) standar sampai dengan tahun
2019.
Kegiatan pada Program Generik (pendukung) , meliputi
1) Pengadaan, Pemeliharaan dan Pembinaan Pengelolaan, serta
Peningkatan Sarana dan Prasarana Penunjang Aparatur Direktorat
Standardisasi Produk Pangan;
2) Peningkatan dan Pemeliharaan Kompetensi Aparatur Direktorat
Standardisasi Produk Pangan;
3) Perkuatan Dukungan Manajemen Direktorat Standardisasi Produk
Pangan.
4.1.2. Kegiatan dalam Sasaran Strategis Meningkatnya kemandirian pelaku
usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan, dan partisipasi
masyarakat
Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, kegiatan strategis pada
Direktorat Standardisasi Produk Pangan adalah Perkuatan UMKM Pangan
dalam Pemenuhan Standar Mutu dan Keamanan Pangan .
Peningkatan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mendorong kemandirian
pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan dan daya saing produk
Makanan
Dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan dan saya saing produk makanan maka Direktorat Standardisasi
Produk Pangan berusaha memberikan bimbingan teknis dalam implementasi
regulasi mutu dan keamanan pangan untuk UMKM. Bimbingan teknis merupakan
kegiatan pembinaan UMKM yang melibatkan Direktorat Standardisasi Produk
Pangan. Materi yang diberikan berupa CPPOB, Penggunaan BTP, Pelabelan
Produk Pangan, Kemasan Pangan, Sertifikasi Halal dan Ekspor serta tata cara
pendaftaran pangan.
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 62
4.2. KERANGKA PENDANAAN
Sesuai target kinerja masing-masing indikator kinerja yang telah
ditetapkan maka kerangka pendanaan untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran strategis BPOM periode 2015-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 . Matriks Kinerja dan Pendanaan Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Program/
Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran
Kegiatan (Output)/Indikator
Lokasi
Target Alokasi (dalam Miliar
rupiah) 2
01
5
20
16
20
17
20
18
20
19
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
Badan Pengawas Obat dan Makanan
SS 1 Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
1.5. Persentase makanan yang memenuhi syarat
Program Pengawasan Obat dan Makanan
1.5. Persentase makanan yang memenuhi syarat
Penyusunan Standar Pangan 9.1 9.0 9.0 9.0 10.0
Tersusunnya standar pangan yang mampu menjamin makanan aman, bermanfaat dan bermutu
1 Jumlah Standar pangan yang disusun
Pusat 14 14 14 14 14
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 63
BAB V
PENUTUP
Renstra Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun 2015-2019
adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Standardisasi
Produk Pangan untuk 5 (lima) tahun ke depan. Keberhasilan pelaksanaan
Renstra Tahun 2015-2019 sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan,
ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya, serta komitmen pimpinan
dan staf Direktorat Standardisasi Produk Pangan. Selain itu, untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan Renstra Tahun 2015-2019, setiap tahun akan
dilakukan evaluasi. Apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan
Renstra Direktorat Standardisasi Produk Pangan dan tetap berpedoman pada
Renstra Badan POM dan mengacu pada Rentra Deputi Bidang Pengawasan
Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, termasuk indikator-indikator
kinerjanya yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa
mengubah tujuan BPOM yaitu meningkatkan kinerja lembaga dan pegawai
dengan mengacu kepada RPJMN 2015-2019.
Renstra BPOM Tahun 2015-2019 merupakan acuan kerja bagi Direktorat
Standardisasi Produk Pangan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Diharapkan Direktorat Standardisasi Produk Pangan dapat melaksanakannya
dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja
lembaga, unit kerja dan kinerja pegawai.
Pelaksanaan Renstra Direktorat Standardisasi Produk Pangan diharapkan
berkontribusi pada pencapaian Renstra Deputi Bidang Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya, Renstra Badan POM dan RPJMN serta Visi Misi
Presiden.
Hal ini dimungkinkan karena program dan kegiatan dalam Renstra BPOM
2015-2019 ini telah dilengkapi dengan target outcome dan output yang akan
dipantau dan dievaluasi secara berkala pada pertengahan periode Rencana
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 64
Strategis/RPJMN sebagai midterm review, maupun pada akhir RPJMN sebagai
impact assessment.
Evaluasi Renstra didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun
2006 tentang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Nasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Selain
sebagai bahan evaluasi, Renstra juga menjadi pedoman untuk penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai dengan
Peraturan Presiden tentang SAKIP yang dikoordinasikan oleh Kementerian PAN
dan RB.
Dengan demikian, hasil pelaksanaan Renstra Direktorat Standardisasi
Produk Pangan Tahun 2015-2019 dapat memberikan kontribusi terhadap visi,
misi dan program kerja Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019,
yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.
DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN,
Ir. TETTY HELFERY SIHOMBING, MP
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 65
LAMPIRAN 1 : KAMUS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS TERMASUK INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR SASARAN PROGRAM (OUTCOME), DAN INDIKATOR SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)
No. TUJUAN/
PROGRAM /KEGIATAN
SASARAN STRATEGIS /OUTCOME
/OUTPUT
INDIKATOR KONSEP DAN DEFENISI SUMBER DATA
(BASELINE 2014)
MEKANISME PENGUMPUL
AN DATA
FREKUENSI PENGUMPULAN
DATA (REALISASI)
METODE PERHITUN
GAN
TERCANTUM PADA
RENSTRA KL
1 Penyususunan Standar Pangan
Tersusunnya standar makanan yang mampu menjamin makanan, aman, bermanfaat dan bermutu
Jumlah standar pangan yang disusun
a. Standar pangan berupa rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang disusun dalam rangka antisipasi perkembangan isu, keamanan, mutu, gizi, label dan iklan pangan.
b. NSPK yang disusun berupa regulasi, pedoman, standar, code of practice yang meliputi pangan olahan, pangan khusus, bahan baku dan bahan tambahan pangan.
Laporan Kinerja dan Laptah Direktorat Standardisasi Produk Pangan 2014
Laporan progress penyusunan regulasi, pedoman, standar, code of practice di bidang pangan
Triwulan dan setiap akhir tahun
Jumlah standar pangan yang disusun
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 66
LAMPIRAN 2. MATRIKS KERANGKA REGULASI DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 2015 - 2019
No Arah Kerangka Regulasi dan/ atau Kebutuhan
Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi
Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggungjawab Unit Terkait/ Institusi
Target Penyelesaian
1 Peraturan Perundang-undangan terkait pengawasan Obat dan Makanan
Meningkatkan efektifitas pengawasan Obat dan Makanan
Direktorat Standardisasi Obat
Kementerian Kesehatan
2015-2019
2 RPP Keamanan Mutu dan Gizi Pangan dan RPP Label dan Iklan Pangan Terkait Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
Meningkatkan Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan
Direktorat Standardisasi Produk Pangan
November 2015 (Pasal 150 UU No. 18)
3 Review dan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) terkait pelaksanaan UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintah konkuren
Terciptanya sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerahg berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 pasal 16 dalam hal : 1. Pelaksanaan pengawasaan Obat dan Makanan 2. Sebagai pedoman Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pengawasan obat dan makanan
Direktorat Standardisasi Produk Pangan
DPR Kemenkummham Kementerian Kesehatan
Oktober 2016 (Pasal 410 UU No 23)
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 67
LAMPIRAN 3 :
Matriks Kinerja dan Pendanaan Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Lokasi
Target Alokasi (dalam Miliar
rupiah)
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
Badan Pengawas Obat dan Makanan
SS 1 Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
1.5. Persentase makanan yang memenuhi syarat
Program Pengawasan Obat dan Makanan
1.5. Persentase makanan yang memenuhi syarat
Penyusunan Standar Pangan 9.1 9.0 9.0 9.0 10.0
Tersusunnya standar pangan yang mampu menjamin makanan aman, bermanfaat dan bermutu
1 Jumlah Standar pangan yang disusun Pusat 14 14 14 14 14
RENSTRA 2015-2019
RENCANA STRATEGIS | DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 68