7/26/2019 Dislokasi HIP
1/17
LAPORAN PENDAHULUAN
DISLOKASI HIP
OLEH: RETNO UTAMI, S.Kep
NIM 102311101045
A. Konsep teo! tent"n# pen$"%!t &pen#et!"n, et!o'o#!, p"to(!s!o'o#!, t"n)"
)"n #e*"'", %e+n#%!n"n %o+p'!%"s! $"n# +n-', pe+e!%s""n %ss
)"n penn*"n#, te"p! $"n# )!'"%%"n/
1. Pen#et!"n
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). Atau
dislokasi adalah suatu keadaan keluarnya (bercerainya) kepala sendi
dari mangkuknya. Dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang
membutuhkan pertolongan segera. Bila terjadi patah tulang di dekat
sendi atau mengenai sendi disertai luksasi sendi yang disebut fraktur
dislokasi. Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari
kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja
yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat
yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
Dislokasi hip adalah suatu keadaan lepasnya sendi pinggul oleh
berbagai keadaan seperti trauma (paling sering akibat kecelakaan
kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi), kelainan kongenital,
arthritis piogenik, dan ketidakseimbangan otot-otot pinggul.
Dislokasi panggul lebih jarang dijumpai daripada dislokasi bahu atau
siku. Mekanisme terjadinya dislokasi yaitu saat kaput yang terletak di
belakang asetabulum, kemudian segera berpindah ke dorsum illium.
Biasanya juga mengalami cedera serius misalnya trauma benturan
depan mobil akibat tabrakan mobil frontal. enderita mungkin
mengalami syok berat dan tidak dapat berdiri. !ungkainya terletak
dalam posisi tinggi yang sesuai dengan paha difleksikan, dan
7/26/2019 Dislokasi HIP
2/17
dirotasikan ke interna. !ungkai pada sisi yang cedera lebih pendek
daripada sisi yang normal. "ututnya bersandar pada paha yang
berla#anan dan trokantor mayor dan pantat menonjol secara abnormal.
Dislokasi hip joint adalah suatu kejadian$peristi#a menyakitkan di
mana komponen peluru$bola$caput humeri tulang paha keluar dari
tempatnya$acetabulum. %ehingga penderita mengalami rasa nyeri,
karena caput humeri bergerak$bekerja bukan pada tempatnya lagi.
2. Et!o'o#!
Dislokasi pinggul hampir selalu disebabkan oleh trauma berenergi
tinggi. Adanya cedera dislokasi menandakan bah#a ada gaya yang
mencapai &' pound atau bahkan lebih pada mekanisme traumatik atau
adanya patologi yang mendasari yang menyebabkan ketidakstabilan
sendi. enumpang yang tidak menggunkan sabuk pengaman lebih
memiliki resiko mengalaminya. Mekanisme klasik untuk dislokasi
posterior adalah pada cedera dashboard, yaitu terjadi gaya yang
menekan kepala femur mele#ati posterior acetabular rim saat lutut
yang terfleksi dan pinggul terhantam dashboard pada kecelakaan.
%elain oleh dashboard, dikatakan juga bah#a cedera ini bisa terjadi
saat mekanisme mengerem. Dislokasi anterior dihasilkan dari rotasi
eksternal dan abduksi panggul. ada pediatrik, dislokasi sendi
mungkin terjadi pada gaya yang lebih kecil dan ada yang terjadi
sesudah manuer senam dan jatuh dari posisi berdiri. asien yang lebih
tua atau pada penderita %indrom hlers Danlos atau do#n juga bisa
mengalami dislokasi panggul dengan gaya traumatik yang lebih kecil.
3. K'"s!(!%"s!1. D!s'o%"s! p"n##' poste!o
Dislokasi posterior hip joint biasa disebabkan oleh trauma. *ni
terjadi pada a+is longitudinal pada femur saat femur dalam keadaan
fleksi &' derajat dan sedikit adduksi. emeriksaan pada penderita
dislokasi posterior hip joint akan menunjukkan tanda yang
abnormal. aha (pada bagian yang mengalami dislokasi)
diposisikan sedikit fleksi, internal rotasi dan adduksi. *ni
merupakan posisi menyilang karena kaput femur terkunci pada
7/26/2019 Dislokasi HIP
3/17
bagian posterior asetabulum. %alah satu bagian pemeriksaan adalah
memeriksa kemampuan sensorik dan motorik e+tremitas ba#ah
dari bagian ba#ah hingga ke panggul yang mengalami dislokasi,
karena kurangnya kepekaan saraf pada panggul merupakan suatu
komplikasi masalah yang tidak laim pada kasus dislokasi hip joint.
Dislokasi panggul posterior biasa disebabkan oleh trauma. !erdapat
klasifikasi menurut !hompson pstein (&/) yang penting untuk
rencana pengobatan0
!ipe * 0 dislokasi tanpa fraktur atau dengan fragmen tulang yang
kecil.!ipe ** 0 dislokasi dengan fragmen tulang yang besar pada bagian
posterior asetabulum.
!ipe *** 0 dislokasi dengan fraktur bibir asetabulum yang komunitif.
!ipe *1 0 dislokasi dengan fraktur dasar asetabulum.
!ipe 1 0 dislokasi dengan fraktur kaput femur.
2. D!s'o%"s! p"n##' "nte!o
ada cedera ini pederita biasanya terjatuh dari suatu tempat tinggi
dan menggeserkan kaput femur di depan asetabulum. emeriksaan
dislokasi anterior, kaki dibaringkan eksorotasi dan seringkali agak
fleksi. Dalam posisi adduksi tapi tidak dalam posisi menyilang.
enderita tidak dapat bergerak fleksi secara aktif ketika dalam
keadaan dislokasi. 2aput femur jelas berada di depan triangle
femur.
3. D!s'o%"s! p"n##' -ent"' ot"to
Dislokasi obturator ini sangat jarang ditemukan. Dislokasi
obturator disebabkan karena gerakan abduksi yang berlebih (hiper-
abduksi) dari panggul yang normal yang disebabkan karena
trokantor mayor bergerak berla#anan dengan pelis untuk
mengungkit kaput femur keluar dari asetabulum.
7/26/2019 Dislokasi HIP
4/17
4. P"to(!s!o'o#!
ada dislokasi kongenital terdapat ketidakstabilan pinggul pada bayi
dan anak dengan kondisi pinggul yang stabil dan fleksi sebagian. Ada
banyak faktor yang memungkinkan kodisi dilokasi kongenital,
meliputi faktos genetik, hormonal, malposisi intrauterin dan faktor
pasca kelahiran dari pertolongan persalinan. ada osteomielitis akut
yang menginasi metafsis,intrakapsular sendi pinggul juga ikut
mengalami infeksi. %elajutnya, kaput dan kepala femur mengalami
kerusakan dan mengalami perubahan letak akibat lepasnya kepala
femur dari mangkuk asetambulum. 2lien yang pernah mengalami
paralisis serebral,poliomielitis dan mielomeningokel akan
menimbulkan suatu kondisi paralisis yang menyebabkan
ketidakseimbangan otot sehingga terjadi abduksi pinggul. ada kondisi
selanjutnya, tronkanter mayor gagal berkembang, leher femur bengkok
dan keluar dari pinggul dan terjadi dislokasi$sublukasi pinggul.
erubahan letak sendi pinggul dapat menyebabkan kompresi saraf
skiatika sehingga klien akan mengeluh nyeri,ketidakmampuan
menggerakan sendi pinggul yang menyebabkan klien tidak dapat
melakukan mobilisasi pinggul dan klien mempunyai risiko trauma.
*nterensi reduksi tertutup denhan pemasangan traksi memberikan
implikasi kepera#atan untuk menurunkan risiko tinggi trauma dan
reduksi terbuka akan menimbulkan dampak keruskan jaringan lunak
yang menyebabkan nyerih luka pasca beda sehingga menimbulkan
risiko tinggi infeksi
5. T"n)" )"n #e*"'"
1. D!s'o%"s! poste!o
nyeri di panggul, bokong, dan tungkai ba#ah bagian
posterior
hilangnya sensasi di tungkai ba#ah dan kaki
hilangnya kemampuan dorsofle+i atau pantarfle+i
hilangnya deep tendon refle+ di pergelangan kaki
hematoma lokal
7/26/2019 Dislokasi HIP
5/17
%endi panggul dalam posisi fleksi, adduksi dan internal
rotasi
!ungkai tampak lebih pendek
!eraba caput femur pada panggul
2. D!s'o%"s! "nte!o
paresis di ekstremitas ba#ah
rasa nyeri tumpul di ekstremitas ba#ah
reflek patella melemah atau hilang ekstremitas ba#ah tampak pucat dan dingin
parestesia di ekstremitas ba#ah
%endi panggul dalam posisi eksorotasi, ekstensi dan
abduksi
!ak ada pemendekan tungkai
Benjolan di depan daerah inguinal dimana kaput femur
dapat diraba dengan mudah
%endi panggul sulit digerakkan
3. D!s'o%"s! p"n##' -ent"' ot"to
!erdapat luka lecet atau memar pada paha, namun kaki
terletak pada posisi normal. !rochanter dan daerah panggul terasa nyeri.
3erakan minimal masih dapat di lakukan
osisi panggul tampak normal, hanya sedikit lecet di bagian
lateral
3erakan sendi panggul terbatas
7/26/2019 Dislokasi HIP
6/17
. Ko+p'!%"s!
1. Ko+p'!%"s! )!n!
2elumpuhan 4. ischiadikus. Biasa terjadi pada dislokasi
posterior karena internal rotasi yang hebat atau tekanan
langsung oleh fragmen fraktur acetabulum.
2erusakan pembuluh darah (A.3lutea superior). Biasanya
terjadi pada dislokasi anterior
2erusakan kaput femur
2. Ko+p'!%"s! '"n*t 4ekrosis aaskular
Miositis ossifikans
5ekurent dislokasi
6steoarthritis
. Pe+e!%s""n penn*"n#
1. D!s'o%"s! poste!o
%alah satu bagian pemeriksaan adalah memeriksa kemampuan
sensorik dan motorik e+tremitas ba#ah dari bagian ba#ah hingga
ke panggul yang mengalami dislokasi, karena kurangnya kepekaan
saraf pada panggul merupakan suatu komplikasi masalah yang
tidak laim pada kasus dislokasi panggul. emeriksaan penunjang
dengan pembuatan 7 8 ray foto, umumnya dengan proyeksi A.
2. D!s'o%"s! "nte!o
7/26/2019 Dislokasi HIP
7/17
ada foto anteroposterior, dislokasi biasanya jelas, tetapi kadang-
kadang caput hampir berada di depan posisi normalnya sehingga
jika meragukan dapat dilakukan foto lateral.
3. D!s'o%"s! p"n##' -ent"' ot"to
ada foto anteroposterior, caput femoris tampak bergeser ke medial
dan lantai acetabulum mengalami fraktur.
. Te"p!
1. D!s'o%"s! poste!o
!erapi untuk mengembalikan keadaan ini ada dua cara 0
7/26/2019 Dislokasi HIP
8/17
Metode Allis 0 penderita dalam posisi terlentang di lantai,
pembantu menahan panggul dan menekannya. Ahli bedahmelakukan fleksi pada lutut sebesar &''dan tungkai
diadduksi ringan dan rotasi medial. "engan ba#ah
ditempatkan diba#ah lutut dan dilakukan traksi ertikal dan
kaput femur diangkat dari bagian posterior asetabulum.
anggul dan lutut diekstensikan secara hati-hati. %yarat
terpenting dalam melakukan reposisi adalah sesegera
mungkin dan dilakukan dengan pembiusan umum disertai
relaksasi yang cukup. ada tipe ** setelah reposisi maka
fragmen yang besar difiksasi dengan scre# secara operasi.
ada tipe *** biasanya dilakukan reduksi tertutup dan
apabila ada fragmen yang terjebak dalam asetabulum
dikeluarkan melalui tindakan operasi. !ipe *1 dan 1 juga
dilakukan reduksi secara tertutup dan apabila bagian
fragmen yang lepas tidak tereposisi maka harus direposisi
dengan operasi. asca reposisi dilakukan traksi kulit selama
9-: minggu, setelah itu tidak menginjakkan kaki dengan
jalan mempergunakan tongkat selama / bulan.
The Bigelow Maneuver0 !empatkan penderita di lantai
(telentang). Amati (dislokasi) secara cermat dan suruh
seorang asisten mendorongnya ke anterosuperior pada
%*A%. ;leksikan lutut penderita dan panggulnya, dan
rotasikan tungkainya pada posisi netral. !arik tungkainya ke
atas secara terus-menerus dengan lembut. %aat masih
dilakukan traksi (penarikan) sesuai arah femur, rendahkan
tungkainya ke lantai. 5eduksi biasanya jelas dirasakan
tetapi perlu didukung dengan sinar-7.
7/26/2019 Dislokasi HIP
9/17
;leksikan panggul perlahan hingga &'odan rotasikan secara
lembut ke internal dan eksternal untuk melepaskan kaput
dari struktur-struktur yang menahannya. 2embalikan kaput
pada tempatnya dengan rotasi interna dan eksterna lebih
lanjut, atau rotasi eksterna dan ekstensi. Bila masih
terpengaruh anestesi, periksa lutut, apakah terdapat ruptur
ligamentum cruciatum posterior.
2. D!s'o%"s! "nte!o
!erapi dilakukan dengan membaringkan penderita di lantai, dan
lakukan anestasi seperti pada penanganan dislokasi panggulposterior. Dengan melakukan pengamatan secara cermat, suruh
seorang asisten menarik pelisnya dengan kuat sepanjang manuer
pada %*A%. egang tungkai penderita dan bengkokkan panggul dan
lutut sampai &'o. 5otasikan tungkainya ke posisi netral. =al ini
akan mengubah dislokasi panggul anterior menjadi posterior. !arik
tungkai penderita terus menerus ke atas agar dapat mengangkat
kaput femur ke dalam asetabulum.
7/26/2019 Dislokasi HIP
10/17
dilakukan reduksi diperlukan pera#atan lebih lanjut, pertahankan
penderita di tempat tidur hingga ia dapat mengontrol panggulnya
kembali. 2emudian biarkan ia berdiri dan menahan beban berat.
Amati kaput femur terhadap nekrosis aseptik, sama seperti
dislokasi panggul posterior.
3. D!s'o%"s! p"n##'
!erapi pada dislokasi obturator, yang terjadi akibat sobeknya
capsul inferior, adalah sangat memungkinkan untuk mengubah
dislokasi ini menjadi dislokasi panggul anterior maupun posterior,
dan kemudian dapat direduksi dengan cara yang tepat.Bagaimanapun juga traksi abduksi pada tungkai dengan traksi yang
berla#anan dengan pelis sangat diperlukan. Berikan tekanan kuat,
lalu letakkan pada sisi medial kaput femur dengan melakukan
sedikit gerakan internal dan eksternal rotasi. Adduksikan ke posisi
normal. %elama kaput femur yang mengalami dislokasi tidak
bergerak ke arah yang dapat mengganggu suplay darah, penderita
dapat mulai berjalan dengan tongkat ketiak tanpa beban pada
tungkainya setelah beristirahat di tempat tidur selama beberapa
hari. enderita harus berjalan dengan tongkat ketiak selama :
minggu dan melakukan pemeriksaan dengan sinar-7 dengan
interal > sampai / bulan untuk tahun pertama dan : bulan untuk
tahun kedua. 2emungkinan terjadi avascular necrosissangat kecil
karena arah dislokasi ini.
7/26/2019 Dislokasi HIP
11/17
. As"n Kepe"6"t"n
1. Pen#%"*!"na. *dentitas 2lien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perka#inan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, no. register, tanggal M5%, diagnosa medis.
b. 5i#ayat enyakit %ekarang
engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
disklokasi yang nantinya membantu dalam membuat rencana
tindakan terhadap klien. *ni bisa berupa kronologi terjadinya
penyakit.
c. 5i#ayat enyakit Dahulu
ada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi,
serta penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat
memperparah keadaan klien dan menghambat proses
penyembuhan.
d. emeriksaan ;isikada penderita Dislokasi pemeriksan fisik yang diutamakan adalah
nyeri, deformitas, fungsiolesa. Misalnya 0 pinggul tidak dapat
digerakkan secara bebas lagi pada dislokasi pinggul.
%eperti halnya korban trauma besar, penilaian jalan napas, pernapasan,
dan sirkulasi sangat penting primer. %elama surei sekunder,
pemeriksaan dari korset panggul dan pinggul adalah #ajib.
emeriksaan harus terdiri dari inspeksi, palpasi, aktif $ pasif rentang
gerak, dan pemeriksaan neuroaskular.
*nspeksi0 Dalam prakteknya, ini penampilan dapat diubah
dengan adanya dislokasi atau fraktur-kelainan tulang lainnya
osterior0 hip adalah tertekuk, terputar ke dalam , dan adduksi.
Anterior0 hip tertekuk minimal, terputar ke luar dan abduksi
alpasi0Meraba panggul dan ekstremitas ba#ah untuk cacat
tulang-langkah kotor atau off. Dalam sebuah dislokasi hip
anterior, kadang-kadang pada femoralis teraba hematoma. =al
ini menunjukkan cedera askular.
5ange of motion: asien dengan dislokasi hip memiliki
jangkauan sangat terbatas gerak. Mengealuasi apa pasien
7/26/2019 Dislokasi HIP
12/17
dapat dilakukan dengan nyaman.
7/26/2019 Dislokasi HIP
13/17
(tahu penyebab, mampu
menggunakan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
Melaporkan bah#a nyeri
berkurang menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas,frekuensi, tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
frekuensi,, kualitas,
presipitasi)
>. 6bserasi reaksi nonerbal
dari ketidaknyamanan
/. 3unakan teknik komunikasi
terapeutik dalam asuhan
kepera#atan
9. aluasi pengalaman nyeri
masa lampau
@. 2ontrol lingkungan yangdapat mempengaruhi nyeri
(ruang, cahaya, kebisingan,
suhu)
:. 2urangi faktor presipitasi
nyeri
. Ajarkan teknik non
farmakologi
. Barikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
&. 2aji keefektifan kontrol
nyeri
Analgetic administration
. !entukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
>. ?ek instruksi tentang
pemberian obat
/. ?ek ri#ayat alergi
9. ilih analgetik yang
diperlukan atau kombinasi
dari lebih dari satu analgetik
@. !entukan tipe anaelgetik dari
7/26/2019 Dislokasi HIP
14/17
berat ringan nyeri
:. !entukan pilihan, rute, dan
dosis optimal analgetik
. Menotir !!1
. aluasi efektiitas analgetik
=ambatan
mobilitas fisik
46?
7/26/2019 Dislokasi HIP
15/17
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
Ansietas 46?0
An+iety self control
An+iety leel
?oping
2=0
2lien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemasMengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan teknik
mengontrol cemas
!!1 dalam batas normal
ostur tubuh, ekspresi
#ajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktiitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasa
Anxiety reduction
. 3unakan pendekatan yang
menenangkan
>.
7/26/2019 Dislokasi HIP
16/17
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
:. ;asilitasi kontak dengan
indiidu lain dalam
kelompok kecil
4. E7"'"s!
% 0 data subjektif berisi data dari pasien melalui anamnesis
(#a#ancara) yang merupakan ungkapan langsung
6 0 data objektif data yang dari hasil obserasi melalui pemeriksaan
fisik
A 0 analisis dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul
kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi
diaognosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan
tindakan segera.
0 perencanaan merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikantermasuk asuhan mandiri, serta konseling untuk tindak lanjut.
7/26/2019 Dislokasi HIP
17/17
DA8TAR PUSTAKA
Ajunadi, urna#an dkk. &>.Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius0
''@.At a lance Medicine.