Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Larisnya Telor Asin Asap Mangunjaya
BKAD Kawali –Ciamis Raih Sikompak Award
Menjadi Fasilitator Tranformatif
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Pemimpin Redaksi Ali Yasin-Spesialis KIE
Kontributor Fasilitator&Pelaku di 17 kabupaten
Buletin Swadesa, Edisi-3 (Jan s/d Juni 2014) Diterbitkan oleh:
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Provinsi Jawa Barat
Jln. Soekarno Hatta No.466 Bandung
bekerjasama dengan
RMC III PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat
Jl. Batu Permata II No.1 Margacinta, Bandung
Kaum Ibu-Perempuan Di desa Cisurat, Kec. Wado, Kab. Sumedang mengikuti pelatihan pengembangan Usaha
Budidaya Jamur. Pelatihan ini difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perdesaan dengan tujuan peningkatan penghasilan
seiring dengan meningkatnya permintaan produk Jamur
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
adirnya UU No.6 Tahun 2014 tentang
Desa menjadi babak baru
tranformasi kehidupan Desa. Tak
hanya menyangkut infrastruktur, tetapi
juga penataan kelembagaan, model interaksi serta peluang pengembangan
potensi desa. Transformasi desa pun kian
terbuka.
UU Desa membuka ruang praktek
terhadap ide-prakarsa lokal maupun regional. Disediakannya Dana Desa yang
reratanya mencapai Rp.1 milyar per
desa/tahun memungkinkan masyarakat
proaktif memenuhi kebutuhan pokoknya.
Namun, proses transformasi tetap membutuhkan kesiapan pelaku dan
masyarakat itu sendiri. Pembagian dan
pengaturan peran (sebagai mana diatur
dalam UU Desa) harus dipastikan dipahami
dengan baik. Jika tidak, keadannya bisa
berbalik alias kontraproduktif. Lalu, apa peran strategis PNPM
Mandiri Perdesaan?. Jawaban pertanyaan ini
tak lain dan tak bukan adalah sekelumit
best practice dalam 5 tahun terakhir.
Sejarah mencatat peran transformatif PNPM Mandiri Perdesaan dalam berbagai aspek
kehidupan desa.
Mulai dari bagaimana mempraktekan
pembangunan partisipatif, pelibatan kaum
perempuan, keberpihakan pada kaum miskin hingga ke bagaimana memastikan
masyarakat terlibat aktif dalam
pelaksanaan dan pelestarian kegiatan
pembangunan telah dilakukan
Tak hanya itu, dengan prinsip
transparansi dan akuntabilitas, PNPM
Mandiri Perdesaan menghadirkan edukasi
penting bagi warga desa agar mampu
mengontrol dana/kegiatan pembangunan secara efektif dan efisien.
Di Provinsi Jawa Barat
pelaksanaannya telah mengarah pada hal
yang demikian. Tak ada istilah desa
tertutup sejak adanya PNPM Mandiri Perdesaan. Di bidang perencanaan
misalnya, telah dipastikan di desa sasaran
terdapat dokumen RPJM&RKP di 4254 Desa.
Akses 50% masyarakat miskin dalam
forum musyawarah juga terwujud. Puluhan ribu pelaku/aktor pembangunan juga
semakin terlatih. Bahkan, keterbukaan
informasi kian terjaga dan terpelihara.
Alhasil, desa perbatasan dan terisolir
pun mendapat akses serupa. Karena
sifatnya open menu, mereka bisa mewujudkan mimpi membangun listrik
desa, sarana air bersih, MCK dan usulan
prioritas yang sebelumnya tak terbayang
bisa diwujudkan.
Kini, di sebagian besar desa di provinsi Jawa Barat telah bertransformasi
sesuai ciri lokalitasnya. Dalam berbagai
rupa mereka telah menunjukan kesiapan
diri mengimpelementasikan UU Desa.
Tinggal pemeliharaan komitmen agar Pemerintah Pusat, Provinsi, kabupaten dan
desa mendayagunakannya.
H
2
PengantaR
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Kontak : Jl. Batu Permata II No.1 Margacinta Bandung-Jawa Barat Website: www.pnpm-jabar.org Menerima liputan/tulisan good practice
Pengantar 02
Gerbang Edukasi ;
PNPM Mentransformasi Desa 04
Akses Desa Perbatasan 04
Melek Perencanaan 05
Pembangunan Kawasan 06
Pengembangan Ekonomi Kreatif 07
Kesiapan Aktor Pembangunan 08
Peduli untuk Mengawasi 10
Rekam Jejak: Gerak MP3KI Atasi Kemiskinan Desa 12
Rangkuman Berita 14
Pro Desa: Tanda Cinta itu Bernama Rp.100 Juta per Desa 18
Cermin Mandiri: Asa Pelestarian Dana Bergulir 20 Kiprah Linkungan: Air Bersih PNPM mengalir di Perdesaan Tambelang 22
Prakarsa : Ketika PNPM Jadi Nama Jalan Desa 24
Kreatif : Rumah Kemasan Hargeulis 26
Jejak Fasilitor: Menjadi Fasilitator Tranformatif 28
Pojok Hukum: Vonis 9 Tahun untuk Koruptor Cicalengka 30
Ruang Peduli: BKAD Kawali Ciamis Raih Sikompak Nasional 32
Derap Kader: Asah Mental dengan menjadi Pendamping Lokal 31
Gerak Perempuan: Bambu Penambah Kocek 33
Teladan : Manajer 2,6 Milyar itu seorang perempuan 37
Resensi: Buku RBM Sumedang 44
ON-Motivasi: Bagaimana Masa Lalu Anda 39
Profile 41
Saur Lembur 43
Good Shoot 44
Reflesksi 48
02 02
Ragam Sajian
3
Pimpinan Redaksi Ali Yasin, Spesialis KIE Email: [email protected] http://en.calameo.com/
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
ukup mengagetkan ketika ditemukan fakta bahwa di beberapa desa di
provinsi Jawa Barat belum teraliri
listrik negara (PLN). Padahal provinsi ini
merupakan tetangga terdekat ibukota
Jakarta. Tentu menjadi pemandangan
kontradiktif di era modernisasi ini. Tak sedikit kebutuhan masyarakat
mengandalkan tenaga listrik. Mulai dari
kegiatan memasak, pencahayaan,
pendingin/kulkas hingga menghidupkan
mesin pompa air misalnya. Listrik hampir menjadi kebutuhan primer.
Hasil identifikasi Fasilitator, di Jawa
Barat (Agustus 2013) menyebutkan bahwa
di Kabupaten Tasikmalaya misalnya,
setidaknya terdapat 74 desa/dusun yang berlum teraliri listrik. Begitu pula di
Kabupaten Cianjur, terdapat 44 desa.
Di kabupaten Bogor terdapat 7
desa/dusun. Sementara di Kabupaten
Karawang terdapat 4 desa/dusun. Bagaimanapun menjadi perhatian khusus
karena dua kabupaten ini dekat jaraknya
dengan Ibukota Jakarta.
Sebagai program pembangunan yang
bersifat Open Menu, PNPM Mandiri
Perdesaan memberi kesempatan luas bagi masyarakat untuk menyelesaikan persoalan
krusial termasuk pemenuhan kebutuhan
listrik rumah tangga secara berkelompok.
Di kabupaten Subang dan Sukabumi
misalnya, masyarakat mengusulkan
kegiatan listrik dalam bentuk pembuatan
instalasi jaraingan kabel. Usulan tersebut
dilatarbelakangi lamanya waktu menunggu
pengadaaan jaringan oleh PLN. Disitulah
masyarakat usul pengadaan jaringan kabel Perdesaan.
Di desa Talagamurni, Kec. Cibitung-
Sukabumi, pada tahun 2010 PNPM Mandiri
Perdesaan mendanai usulan pengadaan
jaringan kabel listrik sepanjang 360 mtr dengan BLM sebesar Rp.60 juta. Jaringan
ini dimanfaatkan untuk 221 anggota
keluarga miskin.
Di desa Jatiragas, Kec. Patokbesi-
Subang jaringan kabel sepanjang 450 mtr didanai dengan BLM sebesar Rp.54 juta.
Kegiatan ini dimanfaatkan oleh 24 anggota
keluarga miskin yang telah berharap lama
mendapatkan aliran listrik.
Akses Desa Perbatasan PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat
juga concern terhadap Desa perbatasan.
Berdasar Permendagri No.2 Tahun 2009
tentang Batas Daerah Provinsi Jabar dan
Jateng, terdapat 38 desa di perbatasan yang tersebar di 13 kecamatan di
kabupaten Cirebon, Kuningan dan Ciamis.
Di Kab Cirebon (berbatasan dengan
Brebes) terdapat 6 desa di Kec Pabedilan
dan dua desa di kec Pasaleman. Kurun waktu 2010-2013 di desa-desa tersebut
telah dibangun 4 bangunan SD, 2 PAUD, 7
ruas rabat beton, dan dua saluran irigasi.
C PNPM Mentranformasi Desa
4
Gerbang Edukasi
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Di kab Kuningan (berbatasan Brebes
dan Cilacap) terdapat 13 desa yaitu di
Kec.Cibingbin (6 desa), Kec. Cibeureum (1
desa), di Kec. Karangkancana (2 desa), di
Kec.Ciwaru (1 Desa), Kec. Cilebak (2 desa) dan di Kec. Subang (1 desa). Di 13 desa
tersebut telah dibangun 3 gedung
Madrasah, 1 jembatan, 1 Sarana Air Bersih
selebihnya 8 bangunan irigasi ruas rabat
beton. Di kab Ciamis terdapat 13 desa
perbatasan tepatnya di Kec. Tambaksari (4
desa), di kec. Lakbok (5 desa), di
Kec.Cisaga (1 desa) dan di Kec Purwadadi
(1 desa). Di desa-desa tersebut telah dibangun 5 Posyandu, 5 PAUD, 3 madrasah.
Selebihnya irigasi, rabat beton dan TPT.
Di Kab Pangandaran terdapat 8 desa
tepatnya di Kec. Padaherang (1 desa), di
Kec.Kalipucang (4 desa) dan di Mangunjaya
(2 desa). Di desa-desa tersebut kurun waktu tahun 2010-2013 telah dibangun 7
madrasah, 1 Taman Kanak-kanak, 1
Posyandu. Sisanya rabat beton dan MCK
Di Sukabumi terdapat lima desa
perbatasan tepatnya di kec. Cisolok. Di lima desa tersebut telah dibangun 1 sarana air
bersih, 1 MCK dan sisanya rabat beton dan
pengaspalan. Sedangkan di Kab. Bogor
terdapat 9 desa perbatasan di tiga
kecamatan Tenjo, Jasinga dan Sukajaya. Di sembilan desa tersebut telah
dibangun 7 gedung Madrasah, 2 posyandu,
1 PAUD, 2 MCK. Selebihnya telford,
jembatan dan sumur bor.
Melek Perencanaan
Untuk memastikan bahwa
perencanaan di PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat terintegrasi, maka setiap desa
telah difasilitasi tahapan perencanaan
pembangunan partisipastif. Tahapan
tersebut terlembagakan dalam siklus dan
termaktub dalam dokumen RPJM-RKPDesa. Hal ini telah dibuktikan melalui
pengisian aplikasi PPD (Perencanaan
Pembangunan Desa). Lebih dari 80% dari
4254 desa lokasi telah memastikan
keberadaan dokumen tersebut. Hal ini menandakan jika PNPM Mandiri Perdesaan
berhasil mengadvokasi pentingya
(dokumentasi) perencanaan desa.
Jalan Rabat Beton yang dibangun
PNPM MPd tahun 2010 di Desa
Dukuhbadak, Cibingbin, Kuningan
yang berbatasan dengan
Kab.Brebes-Jawa Tengah
Gerbang Edukasi
5
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Best practice PNPM Mandiri
Perdesaan adalah prakarsa terhadap
munculnya usulan prioritas berbasis
kewilayahan. Dalam satu desa misalnya,
antar dusun/blok tidak selalu pada kebutuhan yang serupa karena
memperhatikan kondisi existing.
Hasilnya, tak hanya fasilitas
pendidikan, kesehatan dan prasarana
umum seperti jalan dan jembatan yang
telah dibangun, tetapi juga sarana
pendukung ekonomi kreatif seperti rumah
kemasan, gerai produk kelompok SPP dan
lain sebagainya. Termasuk halnya di bidang
pengembangan usaha. Masyarakat desa
kian bersemangat mengajukan usulan
seperti usaha olah pandan di kawasan
selatan Tasikmalaya, telor asin asap di
Pangandaran, olahan ikan laut di karawang
dan lain sebagainya.
Disinilah pentingnya dokumen RPJM-
RPKDesa bagi petani, pedagang, pelaut,
kaum perempuan dan kelompok masyarakat desa lain. Dengannya
masyarakat bisa menyampaikan harapan
pengembangan usaha.
Apalagi RPJM-RKPDesa merupakan
rekaman usulan hasil penggalian gagasan yang dilakukan secara intensif
dan partisipastif.Ia juga menjadi
filter intervensi kepentingan elite
desa. Dokumen RPJM-RKP Desa
memudahkan publik mengontrol kegiatan pembangunan yang
telah, sedang dan akan dijalankan
di desanya.
Dalam UU Desa,
keberadaan RPJM-RKPDesa
didefinisikan sebagai satu-satunya dokumen perencanaan
dan karenanya wajar jika menjadi
prasyarat dicairkannya dana Desa
(Pasal 79 UU Desa). Berlakunya
UU Desa per januari 2015 akan menguji bagaimana kesiapan desa di jawa Barat.
Pembangunan Kawasan
Sebagaimana diatur dalam Bab XI UU
Desa No.6/2014, antar desa bisa melakukan kerjasama untuk
pengembangan usaha, pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat. Hal ini selaras
Jembatan Cibuluh, Desa Pulosari, Kec. Pangalengan Bandung. Dibangun Tahun 2013 dengan BLM PNPM MPd sebesar Rp. 347 juta. Jembatan sepanjang 241 mtr ini menghubungkan 300 KK yang sebelumnya terpisah karena genangan air Situ Cileunca.
6
Gerbang Edukasi
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
dengan misi pembangunan kawasan
(sebagai diurai dalam pasal 83).
Rancangan pembangunan kawasan
mempersyaratkan terjalinnya komuniksi
dan kerjasama pemerintah mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten hingga desa. Hal
ini untuk mencegah overlapping atau
tumpang tindih kebijakan.
Sejauh ini prakarsa PNPM Mandiri
Perdesaan di Jawa Barat telah megarah pada hal tersebut. Antar desa diberi
peluang dan didorong untuk bekerjasama
melalui forum MAD (Musyawarah Antar
Desa) yang difasilitasi oleh BKAD.
Beberapa kegiatan pembangunan sarana umum seperti Pasar Desa (Cth
Ds.Mekarmukti,Sindangkerta, Bandung
Barat) dan rumah kemasan (Cth. Desa
Haurgeulis, Bantarujeg, Majalengka)
didasari kerjasama pembangunan kawasan.
Melalui MAD dan Musrenbang Kecamatan, PNPM Mandiri Perdesaan cukup
berhasil menfasilitasi usulan pembangunan
kawasan. Memang belum seluruhnya
berhasil. Akan tetapi dengan forum tersebut
egoisme/ketertutupan desa kian berkurang. Apalagi pada tahun 2014, di 144
desa di 14 kecamatan (4 Kab) menjadi
lokasi pelaksanaan MP3KI (Masterplan
Percepatan Perluasan Penanganan
Kemiskinan di Indonesia). Sebagaimana ketentuannya, usulan harus bersifat lintas
desa guna pembangunan kawasan.
Sebelumnya, di Bappeda kabupaten
Subang juga menetapkan aturan bahwa
usulan integrasi juga harus bersifat
kawasan (antar desa). Tepat jika dengan
adanya PNPM Mandiri Perdesaan, desa-desa
kian terbuka kerjasamanya.
Pengembangan Ekonomi Kreatif
ersamaan dengan diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
pada tahun 2015, Indonesia menjadi
tujuan pasar strategis. Berbagai komoditas asing berpeluang masuk dan mengancam
keberlangsungan usaha/industri domestik.
Masyarakat Desa yang menekuni
berbagai usaha kreatif seperti halnya
makanan tradisional, kerajinan bambu Purwakarta, mebeluer Bogor dan batik
Cirebon ikut pula terancam. Termasuk
halnya desa di Provinsi Jawa Barat yang
menjadi lokasi PNPM Mandiri Perdesaan.
Namun, berbagai langkah antisipasi
telah dibangun oleh PNPM Mandiri Perdesaan. Melalui penyediaan dana
bergulir dalam program SPP (Simpan
Pinjam Khusus Perempuan) dan UEP (Usaha
Ekonomi Produktif) ditargetkan pelaku
usaha di 4254 desa berkesiapan menyambut MEA.
Tak hanya penyediaan dana usaha
produktif, tetapi juga pemberian pelatihan
serta bantuan akses pemasaran produk. Di
Kec. Bantarujeg, Majalengka misalnya, pengusaha makanan (anggota kelompok
SPP/UEP) difasilitasi pengemasannya di
rumah Kemasan sedang pemasarannya di
Gerai Produk.
B
Gerbang Edukasi
7
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Hal serupa juga dilakukan di Kec.
Pamengpeuk, Bandung. UPK setempat
menyediakan ruang pemasaran produk
kreatif kelompok SPP/UEP. Untuk fasilitasi
pemasaran yang lebih luas, di Kab. Majalengka, Sumedang dan Purwakarta
telah disediakan bangunan Gerai.
Seiring diberlakukannya kegiatan
peningkatan kapasitas bagi usaha kreatif
kelompok SPP/UEP, di 422
kecamatan lokasi
PNPM Mandiri
Perdesaan Jawa
Barat dipastikan telah memiliki
aneka produk
kreatif unggulan.
Berbagai
permasalahan
memang masih dihadapi.
Contohnya
tentang
higienitas,
packaging, manajemen usaha, perizinan hingga ke
pemasaran produk. Akan tetapi, fasilitasi
terhadap munculnya usaha kreatif dengan
sistem berkelompok menjadi nilai plus
PNPM Mandiri Perdesaan. Berlaku efektifnya UU Desa per
januari 2014, yang memberi peluang
tumbuhnya BUMDES diharapkan kian
memacu gerak usaha kreatif masyarakat
desa di Jawa Barat dengan daya saing
tinggi tentunya.
Kesiapan Aktor Pembangunan
Masyarakat berkualitas dan berdaya saing menjadi sasaran strategis
pembangunan provinsi Jawa Barat di tahun
2014. Inovasi yang diupayakan adalah
pelibatan komunitas untuk penguatan aktor
lokal (strengthening
local actor).
Misi ini
selaras dengan
misi PNPM Mandiri
Perdesaan yang
memposisikan
manusia sebagai
tumpuan
pembangunan. Pembentukan
kader,
kelembagaan
disertai pelatihan
intensif menjadi salah satu core bussines kegiatan setiap
tahunnya.
Tak aneh jika di 4254 desa, telah
terbentuk kelembagaan strategis dengan
dukungan SDM lokal yang dapat dihandalkan. Melalui pembinaan dan
pelatihan intensif, mereka menjadi bagian
penting kesuksesan pelaksanaan kegiatan
PNPM Mandiri Perdesaan.
Anggota Kelompok SPP di Desa Narimbang,Conggeang, Sumedang sedang membuat Emping sebagai produk unggulan mereka. Dengan anggota 23 orang, perhari
bisa memproduksi 100 kg emping.
8
Gerbang Edukasi
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Mulai dari perencanaan, pelaporan,
pengawasan, pemanfaatan hingga pelestarian. Munculnya aktor baru
diharapkan akan memperkuat kinerja
pemerintahan desa dalam mewujudkan
program pembangunan.
Sampai saat ini, dapat dipastikan
bahwa di setiap desa terdapat kelembagaan TPK (Tim Pengelola Kegiatan) dengan
pengurus minimal 3 orang, KPMD 2 orang,
Tim Pemelihara tiga orang, Kelompok SPP-
UEP bervariatif. Ini belum termasuk tim 11
(RPJMDesa) dan Tim Monitoring. Pemanfaatan DOK (Dana Operasional
Kegiatan) per tahun/kecamatan, 35%
dimanfaatkan untuk pelatihan peningkatan
kapasitas aktor-aktor tersebut. Materi
pelatihan seperti administrasi, teknik perencanaan, pengawasan, hingga ke
mitigasi korupsi diberikan agar kelak
mereka menjadi tenaga siap pakai.
Di 422 kecamatan di Jawa Barat,
PNPM Mandiri Perdesaan telah membentuk
berbagai kelembagaan yang berfungsi penguat kerjasama desa. Diantaranya
pengurus Unit Pengelola Kegiatan (min 3
orang), Pendamping Lokal (1-2 orang),
Badan Pengawas UPK (3 orang) dan Tim
Verifikasi (2 orang). Terdapat pula kepengurusan Badan
Kerjasama Antar Desa (min 3 orang).
Belum termasuk Tim Pendanaan, Tim
Pelatih Masyarakat dan lain sebagainya.
Boleh dibilang PNPM Mandiri Perdesaan sangat haus terhadap munculnya aktor
pembangunan.
Pada tahun 2014, tidak kurang dari
Rp.9 milyar dialokasikan untuk kegiatan
pelatihan kelembagaan tersebut. Hal ini
sebagai penyiapan SDM aktor desa menjelang diberlakukannya UU Desa yang
tentunya butuh transisi agar
pelaksanaannya sesuai yang diharapkan.
Dalam Bab XII psl 94 UU Desa
disebutkan bahwa Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang ada guna
membantu pelaksanaan pemerintahan
desa. Hal ini memberi isyarat agar
kelembagaan masyarakat yang telah
dibangun oleh PNPM Mandiri Perdesaan tetapi didayagunakan.
Gerbang Edukasi
9
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Peduli untuk Mengawasi
Senada dengan UU No.14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,
PNPM Mandiri Perdesaan berupaya
memastikan bahwa seluruh tahapan kegiatan diketahui dan mendapat respon
positif masyarakat.
Namun, bukan rahasia lagi jika
pengelolaan anggaran kegiatan
pembangunan rentan tindakan
penyalahgunaan. Oleh karenanya PNPM
Mandiri Perdesaan menggunakan berbagai
metode pencegah.
informasi melalui musyawarah dan media (cth.papan informasi) menjadi hal
wajib. Disamping itu, kontrol intensif dari
masyarakat terus didorong. Dengan adanya
hotline pengaduan dan badan pengawas
misal BP-UPK, maka potensi kerugian
diminimalisir.
Mengusung praktek Community
Based Monitoring (CBM), PNPM Mandiri
Perdesaan ingin menjadikan masyarakat peduli terhadap kegiatan pembangunan.
Hasilnya antara tahun 2011-2013,
masyarakat di berbagai desa di Jawa Barat
terlibat aktif dalam CBM dan kegiatan
advokasi. Pada tahun 2011, masyarakat di desa
Kec. Caringin-Sukabumi terlibat aktif dalam
penanganan kasus korupsi di UPK
setempat. Pada tahun 2012, masyarakat
Desa Panjalu Ciamis juga melakukan hal yang sama setelah ditemukan indikasi
korupsi di UPK Panjalu.
Pada tahun 2013, hal serupa juga
terjadi di Malangbong Garut, Taraju
Tasikmalaya, Sukanagara Cianjur dan
beberapa daerah lainnya. Masyarakat terlibat dalam berbagai musyawarah
penanganan dan penyelesaian masalah.
PNPM Mandiri Perdesaan memberi
edukasi bahwa masyarakat berhak
menangani dan memutuskan masalah secara mandiri berdasar azas musyawarah.
Sebagai pihak yang dirugikan, masyarakat
diposisikan sebagai pengambil keputusan
tertinggi.
Tentunya praktek demikian harus dipertahankan. Apalagi dalam pelaksanaan
UU Desa ke depan, kucuran dananya cukup
besar. Pengawasan intensif dari masyarakat
sangat dibutuhkan (sebagaimana diatur
10
Gerbang Edukasi
Perwakilan Masyarakat di Kec.
Sukanagara, Cianjur sedang
membahas penanganan masalah
penyalahgunaan Dana UPK melalui
musyawarah sebagai Edukasi peng-
utamaan jalur Hukum (Litigas).
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
dalam Pasal 83 UU No.6/2014 tentang
Desa).
Pasalnya jika mengandalkan aparatur
pemeriksa, tentu jumlahnya tak memadai.
Community Based Monitoring tetap menjadi solusi terbaik agar masyarakt dapat
mengadvokasi persoalan yang dihadapi di
desanya termasuk menyangkut
penyimpangan dana desa.
Melembagakan Kultur Belajar
Derasnya arus informasi menandakan
perubahan yang kian cepat. Masuknya
pengaruh dunia luar berimplikasi pada
perubahan desa tak terelakan. Siap tidak siap desa akan bertansformasi menuju dua
kutub, semakin mandiri atau malah
stagnan/terbelakang.
Dalam konteks inilah dibutuhkan
kultur belajar. Pemerintah Desa harus
berpacu meningkatkan kualitas SDM nya. Begitu juga dengan aktor lainnya. Tak
hanya di bidang aplikasi perencanaan,
tetapi juga teknologi informasi, advokasi
dan budaya.
Di 18 kabupaten lokasi PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat telah terbentuk Pokja
RBM (Ruang Belajar Masyarakat). Pokja ini
memiliki berbagai bidang seperti pelatihan
teknik, advokasi, media dan informasi
hingga budaya. Peran Pokja ini adalah untuk
mendorong berbagai jenis pelatihan yang
dianggap penting untuk dipelajari dan
dipraktekan. Pegiatnya dari desa dengan
harapan akan dikembangkan di daerah
asalnya.
Pelatihan sebagai model belajar
antarpihak dan RBM menjadi ruang
pertemuannya. Disamping RBM juga terdapat berbagai forum dan asosiasi.
Contohnya asosiasi UPK, PL, forum BKAD
dan lain sebagainya.
Tujuan Pokja, Asosiasi ataupun
Forum tersebut sebagai wahana belajar. Sebagaimana diilustrasikan sebelumnya,
implementasi MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean) akan merepotkan bagi desa yang
tidak memiliki SDM yang memadai.
Karenanya dibutuhkan kultur belajar. Inilah salah satu fokus fasilitasi PNPM
Mandiri Perdesaan di Jawa Barat setelah
menyadari bahwa belajar merupakan
kebutuhan pokok dalam pengembangan
SDM di desa yang dinilai tidak secepat
perkotaan.
Gerbang Edukasi
11
Pegiat RBM Majalengka sedang belajar pembuatan website
sebagai sarana belajar penyebaran informasi desa
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Gerak MP3KI Atasi Kemiskinan Desa
Pelaksanaan MP3KI di Kab Sukabumi
sampai dengan bulan April 2014 sudah memasuki tahapan Verifikasi Usulan.
Sebelumnya, Tim Pengendali kabupaten
menggelar verifikasi usulan melibatkan
BPMPD, BAPPEDA, Dinas Pengairan dan
SKPD terkait serta Tim Fas Kab (15/04).
Hal ini sebagai langkah awal menselaraskan usulan agar tidak tumpang
tindih. Hasilnya,
terdapat usulan
Jembatan
(24X3m) di Desa
Kabandungan
dan Usulan
Desa Cisalimar
masuk dalam Anggaran Dinas
PU TA 2014.
Sudah tentu
harus ada
penggantian
usulan. Dalam MAD yang digelar 16 April,
pergantian usulan tersebut dibahas dengan
pembentuan Tim Verifikasi dan Instansi
Sektoral Kecamatan Kecamatan.
Sebagai penyempurna, kaum perempuan juga dilibatkan dalam Tim Verifikasi.
Usulan Kategori Percepatan yang
masuk verifikasi diantaranya Pengaspalan
(Desa Kabandungan dan Cipeutey) dan
pembangunan jembatan (Desa Cipeutey).
Sementara untuk dua jembatan yang harus
diganti masih dalam pembahasan.
Untuk peningkatan kapasitas usaha,
usulan yang telah diverifikasi diantaranya
kerajinan anyaman, batako, makanan ringan, pabrik tahu dan budidaya
ikan.Sebagaimana diketahui alokasi BLM
MP3KI di Sukabumi sebesar Rp.8 milyar.
Sementara itu, di Kabupaten Garut
usulan MP3KI di lima kecamatan dengan BLM sebesar
Rp. 19 M
diantaranya
digunakan
untuk pembangunan
rabat beton
(banjarwangi),
pengaspalan
jalan
(Malangbong, Pakenjeng dan
Singajaya) dan
pembuatan
irigasi
(Cigedug). Tidak berbeda jauh dengan lima
kecamatan di kabupaten Cirebon. Usulan
yang telah di SPC (Surat Penetapan Camat)
diantaranya untuk kegiatan rabat beton
(jamblang dan Waled), Irigasi (Kapetakan), aspal (Gempol). Total alokasi BLM Rp. 22,4
milyar.
12
Rekam Jejak
Warga perwakilan enam desa di Kabandungan bersama lintas SKPD di
Sukabumi sedang membahas usulan MP3KI
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Piping Junaedi, SE Kasubid PEM
Suryaman Kasubid PPMP
Isoh Holisoh Pelaksana
Euis Marlina Pelaksana
Dede Rusdia, MAP Kepala BPMPD Provinsi Jawa Barat
R Nurtafiyana, ME Kabid PEM BPMPD/ PJO Provinsi PNPM MPd Jawa Barat
T I M
SEKRETARIAT
Atand Suria
Farah Pelaksana
Sinta Pelaksana
Helmi
Pelaksana
Dinari Pelaksana
Areska Pelaksana
Lastri Pelaksana
13
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
8
25/03/2014. Pengadilan Tipikor Bandung menjatuhkan vonis 9 (sembilan) tahun pidana kurungan/penjara terhadap dua mantan PNS dari Pemkab Bandung yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi sebesar Rp.1,2 M dalam kasus pencairan dana BLM di UPK Cicalengka. Terdakwa yang satu mendapat pidana 9 tahun penjara sedang satunya lagi 4 tahun penjara karena telah mengembalikan sebagian dana yang dikorupsi.
17/03/2014. Sidang di pengadilan Tipikor, jalan RE Martadinata Bandung, dalam kasus dugaan penyalahgunaan dana perguliran senilai Rp. 250 juta oleh mantan pengurus UPK Kalibunder-Sukabumi memasuki tahap pemanggilan saksi. Tampak mantan camat kalibunder yang dimintai keterangan dalam persidangan
14
Rangkuman Berita
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
13/02/2014. Dede Rusdia
MAP, Kepala BPMPD Provinsi
Jawa Barat memberikan
pengarahan dalam rakor
pelaksanaan MP3KI (Masterplan
Percepatan dan Perluasan
Penurunan Kemiskinan Indonesia)
di Hotel New Naripan, Bandung.
Rapat diikuti perwakilan
BPMPD, Bappeda dari 4
kabupaten dan 17 konsultan
kecamatan lokasi. Pada tahun
2014, Jawa Barat dipercaya
mengelola BLM MP3KI tidak
kurang dari Rp.55,7 milyar 29/03/2014. Sejumlah 27
Fasilitator dari 18
kabupaten mengikuti Test
Fasilitator Keuangan
menyusul kekosongan
posisi tersebut di
Pangandaran dan
Tasikmalaya. Lokasi Tes di
aula BPMPD Jawa Barat.
Selain tes tulis untuk
menguji kompetensi
akademik, peserta juga
diharuskan mengikuti tes
wawancara dan FGD untuk
mengungkap pengalaman
dan kepribadiannya.
Rangkuman Berita
15
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
16
Bertepatan Hari Kartini tanggal 21 April 2014, Fasilitator Kabupaten PNPM Mandiri Perdesaan provinsi Jawa Barat mengenakan pakaian tradisional sebagai cara menghargai jasa Ibu Kartini sebagai pahlawan emansipasi wanita. Acara ini bertepatan rakor provinsi di Hotel Grand Pasundan, Bandung (20-23 April 2014)
14/02/2014. Tim Fasilitator PNPM
MPd dari berbagai Kabupaten
berfoto setelah mengikuti
kegiatan rakor provinsi di hotel
Karangsetra, Sukajadi, Bandung. Rakor bertema Penguatan Kerja
Tim guna mewujudkan Pencapaian Standar Kinerja
Nasional berbasis tantang wilayah dampingan masing-masing. Rakor diikuti Tim Faskab dan BPMPD dari
18 kabupaten lokasi PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat.
Rangkuman Berita
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
18/03/2014. Bupati Kabupaten
Bandung Dadang M Naser memberikan pengarahan dalam acara Sosialisasi PNPM Mandiri Tahun 2014. Acara yang diselenggarakan di Gedung Moch Toha, Soreang, itu diikuti sekitar 700 pelaku PNPM Mandiri dari wilayah di Kab. Bandung. Sebelumnya, Bupati bertekad untuk melanjutkan pola PNPM meskipun tidak ada BLM dari APBN.
05/06/2014. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menunjukan trophy penghargaan Anugerah Sikompak Award Tingkat Nasional. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Boediono dalam Acara Rapat Kerja Nasional PNPM Mandiri Perdesaan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Trohpy tersebut merupakan penghargaan untuk Jawa Barat atas kemenangan BKAD Kawali Kab. Ciamis sebagai BKAD Terbaik dalam Aspek Pembentukan dan Organisasi.
Rangkuman Berita
17
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Tanda Cinta itu Bernama Rp.100 Juta per Desa
ekad Pemkab Karawang untuk
mensinergikan PNPM Mandiri
Perdesaan dengan program
pemberdayaan tingkat kabupaten bisa
disebut sukses. Paling tidak tercermin dengan dalam penyertaan DDUB tambahan
senilai Rp.24,2 Milyar di Tahun 2014.
Tambahan tersebut merupakan
akumulasi Rp.100 juta dikalikan 242 desa
di Karawang. Karena dimasukan ke DDUB sudah tentu skema pelaksanaannya
mengikuti PNPM Mandiri Perdesaan. Mulai
dari perencanaan, pencairan hingga ke
pelaporan.
Penyertaan dana tersebut
diperuntukan untuk pembangunan sarana-prasarana yang bersifat prioritas sesuai
dokumen RPJM dan RKP Desa yang telah
disahkan dalam Musrenbang desa. Pastinya
harus usulan bottom up.
Latar belakang penyertaan tambahan DDUB ini adalah pengelolaan baik (good
governance) PNPM Mandiri Perdesaan yang
sudah terbukti di Karawang. Utamanya dari
segi tidak adanya kebocoran dana dan
akuntabilitas laporan. "Dengan adanya penambahan DDUB,
menjadi penanda perhatian pemerintah
daerah terhadap program PNPM," jelas
Indra Sutando, PJO PNPM MPd Kabupaten
Karawang.
Tekad Memberlanjutkan Apresiasi terhadap pelaksanana PNPM
Mandiri Perdesaan juga ditunjukkan oleh
Pemkab Bandung Barat. Pada tahun 2014,
telah dialokasikan DDUB sebesar Rp.2,4 Milyar atau 9,5% dari total BLM-APBN
sebesar Rp. 23.037.500.000,-
Penyediaan DDUB lebih dari 5%
(wajib) tersebut sebagai dukungan agar
semangat gotong royong masyarakat tetap
tumbuh sebagaimana yang telah diprakarsai oleh PNPM Mandiri Perdesaan.
“Saya harap program sejenis PNPM
tetap dipertahankan karena terbukti baik”,
ungkap Bupati Bandung Barat Abu Bakar
T
18
Pro-Desa
Di setiap kegiatan, PNPM MPd berhasil memobilisasi
swadaya masyarakat seperti di salah satu Desa di Ciamis ini
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
saat launching PNPM Mandiri Perdesaan TA
2014 di Cihampelas (21/05).
Sebelumnya, pada tanggal 29
Agustus 2013 lalu Bupati Bandung Barat
telah menerbitkan Peraturan (Perbup) No.27 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pembentukan BKAD (Badan Kerjasama
Antar Desa) sebagai prakarsa penguatan
kelembagaan lokal. Ini merupakan Perbup pertama kali
yang secara spesifik mengatur fungsi, tata
cara hingga pembinaan peran BKAD.
Memang di kabupaten lain seperti Kuningan
sudah ada namun bentuknya adalah Perda
No./2013 tentang BKAD. Penetapan regulasi merupakan salah
satu indikator keberhasilan. Pun demikian
spirit pelaksanaan juga tak kalah penting.
Hal ini pula yang sedang diupayakan oleh
Pemerintah Kabupaten Bandung.
Pada gelaran acara sosialisasi PNPM Mandiri di Soreang (18/03), Bupati Bandung
Dadang M Naser menegaskan tekadnya
untuk memberlanjutkan program
pemberdayaan sejenis PNPM dikarenakan
terbukti efektif menurunkan angka kemiskinan serta pencapaian IPM.
Sebagai langkah pendukung
sinergitas, pada tahun 2014 Pemkab telah
mengalokasikan DDUB tambahan sebesar
Rp. 3.529.000.000,-. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
di 11 kecamatan bisa memutus mata rantai
kemiskinan baik dari segi infrastruktur
maupun kegiatan dana bergulir.
Di kegiatan perencanaan dan pengambilan kepu-
Tusan, PNPM Mandiri Perdesaan mewajibkan partisipasi 50% kaum perempuan demi akses dan hasil pembangunan desa yang lebih baik
Pro-Desa
19
Perempuan berperan aktif
dalam kegiatan PNPM
MPd sebagai hasil
pengarusutamaan gender
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Peningkatan Penghasilan sebagai Asa Pelestarian Dana Bergulir (Succes Story UPK Phase-out Pameungpeuk,
Kab. Bandung)
Kec. Pamengpeuk salah satu lokasi PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2003-
2005. Statusnya kini phase out karena
sejak tahun 2006 tidak mendapat BLM.
Kec. Yang terletak 8 km arah timur ibukota
Kab. Bandung ini memiliki 6 desa sasaran.
Pada tanggal 6 Nov 2003, melalui MAD dibentuklan UPK (Unit Pengelola
Kegiatan) Pameungpeuk bernama Selangit.
Jumlah total BLM yang dikucurkan antara
tahun 2003-2005 sebesar Rp. 2,75 milyar.
Selain fisik, dana tersebut sebagai modal UEP Rp 1.086.250.000,- dan SPP sebesar
Rp 104.394.800,- . Jika ditotal modal dana
bergulir mencapai Rp 1.190.644.800,- dan
oleh pengurus modal inilah yang
dilestarikan hingga sekarang.
Setelah digulirkan ke 52 kelompok SPP dan 339 kelompok UEP, sampai dengan
akhir tahun 2013 jumlah dana yang
digulirkan UPK Selangit secara akumulasi
mencapai Rp. 11.350.915.000,- . Tingkat
pengembalian relatif tinggi yaitu 99% untuk SPP dan 87% untuk UEP.
Pengurus selalu berjuang
memahamkan kepada masyarakat bahwa
dana SPP/UEP bukan dana hibah. Pengurus
UPK yang digawangi Taufik H Azis (Ketua), Eulis Kartika (Sekretaris) dan Mira M Yanti
(Bendahara) berhasil meyakinkan hal itu.
Tentunya bersama kelembagaan
aktif BKAD yang diketuai Nia Farida dan BP-
UPK yang diketuai Asep Suhara dibantu Tim
Verifikasi yang diketuai Dadang Muhtar dan Marwati sebagai Tim Penyehat Pinjaman.
Perjuangan selama 6 (tujuh) tahun
dalam masa phase out membuahkan hasil
yang istimewa yaitu terbentuknya galeri
UPK Selangit yang berfungsi sebagai badan pengelola produk kelompok SPP/UEP.
Medianya berupa ruang display
bermodalkan Rp.11 juta dari surplus dan
kelembagaan BKAD. Pengesahannya pada
bulan Januari tahun 2013. Saat ini galeri telah menampung dan memasarkan aneka
produk seperti kue kering, makanan olahan
lokal , iket, kopiah lokal hingga kerajinan
bambu.
20
Cermin Mandiri
Pemasaran produk kreatif kelompok SPP-UEP Kec.
Pameungpeuk. Dengan cara ini usaha kian berkembang
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Kemandirian Usaha Kelompok di Mangunjaya, Pangandaran
Siapa tak kenal telor? Ia termasuk
produk yang banyak dikonsumsi karena tinggi protein dan bisa dibuat aneka rupa.
Digoreng, direbus atau di asinkan. Mungkin
sudah pada tahu, tetapi kalau telur asin
trus di asapin bagaimana?
Ya, produk kreatif tersebut ternyata
telah diproduksi Kelompok Usaha Telur Asin Madu yang merupakan kelompok SPP
binaan UPK Mangunjaya, Ciamis. Usaha ini
dirintis Ibu Nurhasanah sejak tahun 2018
dan menjadi Kelompok Usaha Bersama
pada tahun 2013 dengan anggota 5 orang. Warna telurnya kecoklatan dan
rasanya khas membuat telor ini cukup laris
dipasaran. Apalagi, pemasarannya
melibatkan kelompok Usaha lain (misalnya
Aneka Snack yang diketuai Ibu Tuti
Rahayu) sebagai sistem kemitraan.
Modal awal usaha Kelompok sebesar
Rp.2juta/anggota ditambah dana pinjamam dari UPK Mangunjaya Rp. 10 juta. Dalam
perkembangannya, kelompok ini mampu
memproduksi rata-rata 1200 butir/minggu
dan untuk stock bahan baku setiap anggota
ditarget menyediakan sekitar 300 telur/minggu.
Untuk menarik minat konsumen,
setiap 6 (enam) telor dikemas cantik dan
dihargai Rp.20 ribu/pack yang sudah
berlabel kelompok dilengkapi dengan komposisi serta kontak produsen.
Per minggu Kelompok Telur Asin
Madu menjual tidak kurang dari 200
kemasan atau setara Rp.4 juta. Profit per
kemasannya sekitar Rp.4.200,-. Meskipun
tidak seberapa tetapi memberi peningkatan pendapatan ekonomi anggota kelompok.
Hal yang menggembirakan, kini
pemasarannya kian meluas ke daerah Tasik
dan Garut. Salah satu pendorongnya karena
minat pasar terhadp keunggulan telor asin asap yang terbukti dua bulan awet tanpa
bahan pengawet.
Keberhasilan usaha telur asin asap
telah mendorong Kelompok Telur Asin Madu
untuk menambah produk usaha yaitu kecap dan jamur. Sementara itu, untuk
menambah nilai jual, kelompok sedang
mengusahakan sertifikasi dari dinas terkait.
Minat? Hub P. Mas’ud di 083510643836.
Pro-Desa
21
Telor Asin Asap Mangunjaya yang terus diminati pasar
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Air Bersih PNPM mengalir di Perdesaan Tambelang (Oleh : Alydrus, FT Kec.Tambelang-Bekasi)
ir adalah kebutuhan vital dan karena
itu pemenuhannya menjadi
tantangan. Pada lingkungan tanah
yang berawa atau dekat pantai tentu beda.
Air bersih tak mudah didapat. Hal itu pula yang
dialami masyarakat Desa
Sukabakti, Kec.
Tambelang, Bekasi.
Bertahun-tahun
masyarakat di Kp. Balong Gubuk Dusun I, II & III
harus rela air tak layak
konsumsi. Setiap hari
setidaknya harus keluar
uang Rp.5 ribu untuk beli air dalam jerigen.
Masalahnya banyak RTM
di kawasan tersebut.
Maka, mimpi punya
SAB (sarana air bersih) bersambut dengan
hadirnya PNPM Mandiri Perdesaan. Setelah
disetujui dalam Musdes hingga ke MAD,
pada awal tahun 2013, usulan SAB didanai
BLM sebesar Rp. 75.566.500,-.
Sesuai RAB, dana tersebut digunakan untuk membangun SAB di empat titik
@Rp.19 juta. Swadaya sebegai persyaratan
dipenuhi warga. Di kampung I, swadaya
mencapai Rp.2 juta diluar tenaga dan
makanan. Namun persoalannya justru pada
ketepatan ordinat pengeboran sumur.
Warga pun menggunakan jasa
“pawang” dengan cara ritual khusus. Meski dasarnya sugesti, tetapi empat lokasi
pengeboran mampu mengeluarkan air
bersih. Maka pengerjaan Bak penampung,
Instalasi pemipaan dan kelistrikan lebih
mudah. Cukup satu tukang dan satu kuli
dibantu warga, sekitar
tiga bulan bangunan SAB
dapat diselesaikan.
Kerja keras TPK Nardi Hermawan (Ketua),
Suherman (Sekretaris)
dan Karnadi Lubis
(Bendahara) patut
diapresiasi. Kini,
bangunan SAB telah digunakan. Di kampung I
misalnya, tidak kurang 16
KK setiap hari
memanfaatkan air bersih
tidak kurang 1000 liter. Untuk pemeliharaan
bangunan SAB, warga iuran bergantian.
Dua minggu sekali iuran untuk beli pulsa
listrik seharga Rp.20 ribu. Tim pemelihara
SAB telah dibentuk dengan pengurus Onin (Ketua) dibantu Tio, Pardi dan Nimin.
Bangunan SAB PNPM MPd benar-benar
mewujudkan mimpi mendapat air bersih
yang murah meriah.
A
22
Kiprah Lingkungan
Seorang warga memgambil air untuk keperluan memasak
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Melestarikan Air untuk Kehidupan Warga
(Oleh Maftuhin-Faskab Bandung Barat)
ertepatan dengan Launching PNPM
MPd TA. 2014 di Kabupaten Bandung
Barat (21/05/2014), warga desa Padaasih, Kec. Cisarua merasa bahagia.
Pasalnya, pada acara tersebut Tim
Pemelihara Prasana dari desa mereka
terpilih sebagai penerima penghargaan dari
Bupati H. Abu Bakar MSi.
Sesungguhnya, mimpi masyarakat Padaasih mendapatkan air bersih sudah
lama. Mimpi itu sering kandas karena
kurangnya dana hingga kemudian hadirnya
PNPM MPd menjadi berkah. Bersama
masyarakat, TPK Desa Padaasih
memperjuangkan usulan SAB hingga akhirnya disetujui dalam forum MAD Tahun
2013 dengan BLM Rp. Rp. 271.485.500,-
Sesuai desain&RAB, untuk
menampung air dari sumber di Desa
Kertawangi dibutuhkan tiga bak penampung
dan pipanisasi. Warga pun berswadaya
uang Rp.59.299.000,- plus tenaga. Akhirnya, pekerjaan dapat dirampungkan
pada Agustus dan MDST digelar pada
tanggal 25 September 2013.
Berdasar MDST itulah Pemerintah
Desa Padaasih menerbitkan Perdes No.03/2013 tentang penetapan pengurus
Tim Pemelihara (TP3) dilanjut dengan
Keputusan Kades nomor 09 tahun 2013
tentang Penetapan Tirta Asih sebagai nama
Pengurus Pengelolaan Air Bersih. Selanjutnya, Pengurus Tirta Asih
melakukan pangadaan meteran dengan
tujuan komersialisasi dan pemeliharaan
SAB. Karena tak diperkenankan membebani
masyarakat berbelihan, maka per kubik
dijual Rp.1.500,- dan bagi RTM semampunya).
Hasilnya cukup membangggakan.
Tidak kurang dari dua bulan 230 konsumen
telah terdaftar. Setiap bulan air yang
dimanfaatkan warga tidak kurang dari 200 M3. Supply air dari sumber masih berlimpah
dan karenanya pengurus TirtaAsih
mentargetkan hingga 2000 konsumen.
Tentunya hal ini membutuhkan
pemeliharaan. Inilah semangat yang ingin dipelihara pengurus Tirta Asih yang diketuai
Sukarna, Atang sebagai sekretaris dan
cecep selaku bendahara.
B
Kiprah Lingkungan
23
Petugas melakukan pengecekan Jaringan Air ke rumah warga
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
PNPM Jadi Nama Jalan Desa (Erning Yuniarsa, Faskab Bogor)
ecamatan Ciseeng terletak di barat-
utara dari kabupaten Bogor berjarak
kurang lebih 45 KM dari ibu kota
Bogor. Sejak tahun 2009 kecamatan ini menjadi lokasi PNPM Mandiri Perdesaan
dengan 10 desa sasaran. Sampai dengan tahun 2013, telah
dikucurkan BLM sejumlah Rp. 10.237.500.000,
- . Tentunya dana tersebut dicairkan sesuai
usulan prioritas
masyarakat di masing-masing
desa.
Salah satu Desa penerima BLM
adalah Desa
Babakan. Antara tahun 2009-2013 BLM sebesar Rp
919.256.500 telah dikucurkan untuk
mendanai kegiatan SPP Rp 303.746.00,-
dan fisik Rp. 747.776.500,-. Kegiatan fisik
yang dilaksanakan diantaranya pengaspalan jalan (2009-2010) sepanjang
1.106 m’ (Rp 141.520.700); rabat beton
sepanjang 2.570 m (Rp 533.253.000,-),
TPT : 60 m ( Rp 30.801.100,-); Gorong-
gorong : 3 unit (Rp 13.588.400)
Pembangunan jalan rabat beton
dianggap berkesan. Kesan itulah yang ingin diungkapkan. Melalui musyawarah
yang di kantor Desa Babakan pada bulan
Januari 2014 yang dipimpin langsung oleh
Kades Babakan Appendi, SE memutuskan pemberian
nama jalan
sesuai tahun
pembangunnya.
Musyawarah dihadiri para
ketua RW, RT
dan para tokoh masyarakat
serta TPK dan KPMD Desa
Babakan. Sejak saat itulah
terpasang
nama jalan
seperti PNPM
2010, PNPM 2011, PNPM 2012, PNPM 2013, dengan tetap mencantumkan nama jalan
sebelumnya serta dilengkapi nama dusun
dan RT/RW. “Semoga jalan PNPM ini
membuat pembangunan tetap lestari
dengan mengingat sistemnya yang
partisipatif” kata TPK Desa Babakan.
K
24
Prakarsa
Penamaan Jalan PNPM di Ciseeng-
Bogor sebagai upaya pelestarian
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Lansia juga Manusia yang Perlu diberdayakan (Oleh: Kuswan FK-Cikalong, Tasikmalaya)
erhatian terhadap lansia dengan
memanfaatkan dana surplus UPK
pernah dilakukan di UPK Cikalong. Salah satunya dengan pembagian sembako.
Namun setelah
dievaluasi,
kegiatan tersebut
tidak memenuhi prinsip
keberlanjutan.
Pada tahun 2014
muncul
paradigma baru pemanfaatan
surplus untuk
peningkatan
kualitas hidup
lansia.
Para lansia sering dianggap
tidak produktif
karena rentan penyakit batuk, bongkok,
bengék, ataupun boyot. Menurunya
produktivitas fisik dan mental kadang membuat mereka terabaikan. Namun
tantangan inilah yang ingin dijawab oleh
pengurus UPK Cikalong.
Salah satu persoalan kritis lansia adalah
ketiadaan rumah layak huni. Mereka hidup dalam kesehatan lingkungan yang tidak
memadai. Padahal sebagian masih aktif
dalam kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan.
Hari Lansia yang jatuh pada tanggal 29 Mei
dijadikan momentum keberpihakan oleh
UPK. Dengan memanfaatkan surplus
pengelolaan dana bergulir TA 2013, UPK
Cikalong menganggarkan bansos untuk RTM
sejumlah Rp. 169.000.000,-. Untuk lansia
dialokasikan sejumlah Rp.
57.025.000,-.
Dana tersebut
untuk
pembangunan rumah tidak layak
huni di dua desa
dan pemberian
sandang untuk
lansia di empat
desa. Total
jumlah lansia
penerima manfaat
tidak kurang dari
379 orang. Tentu yang dipandang bukan besar kecilnya dana,
tetapi perhatian serius agar para lansia juga
hidup dalam kelayakan khususnya dari
unsur kesehatan. Bagaimanapun lansia
merupakan sasaran yang perlu diberdayakan dengan segala
kekurangannya. Itulah yang menjadi tekad
UPK Cikalong Tasikmalaya
P
Prakarsa
25
FK, UPK dan Perngakat Desa di Cibalong-Tasikmalaya
merenovasi Rumah Jompo/Lansia
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Rumah Kemasan Untuk Peningkatan Usaha Warga (Oleh: Muhaimin, FK Bantarujeg-Majalengka)
Lazim menjadi
persoalan utama
bahwa produk usaha
masyarakat desa kalah bersaing
karena ketiadaan
kemasan. Kalaupun
ada, belum
memenuhi selera pasar. Padahal,
kemasan menjadi
penarik pertama
minat konsumen.
Atas dasar itu pelaku PNPM Mandiri
Perdesaan di Ds. Hargeulis, Kec.
Bantarujeg, Majalengka berfikir kritis
hingga akhirnya ditemukalah ide melalui
usulan bernama Rumah Kemasan. Pada
tahun 2012 usulan tersebut dimunculkan. Tak disangka pada gelaran MAD
usulan tersebut disetujui untuk didanai.
Tentu menjadi kabar gembira bagi
masyarakat Desa Hargeulis. Gotong royong
mereka bangun Rumah Kemasan yang mendapat BLM sebesar Rp.85 juta itu.
Bangunan berukuran 8x7 mtr
tersebut mulai dibangun pada bulan
septermber. Tiga bulan kemudian berhasil
dirampungkan dan diresmikan pada tanggal
11 Desember 2013. Penetapan pengurus
menjadi awal pemanfaatan bangunan.
Pengurus yang terdiri Asep W
(Manager), Wiwin W (Ka.Unit Kemasan),
Imas(Bendahara) dan Meli (Sekretaris).
Kini, Rumah Kemasan PNPM MPd
Desa Haurgeulis telah difungsikan untuk Konsultasi Produk, Fasilitasi Periizinan
Industri Rumah Tangg, Pelatihan
Pengolahan dan Pengemasan Produk.
Sejak Januari 2014, puluhan produk
masyarakat seperti emping, krupuk, sale
pisang, rempeyek dan lain sebagainya telah difasilitasi pengemasan hingga
pemasarannya di Gerai Produk PNPM MPd di
Kec. Bantarujeg dan daerah lainnya.
Pelatihan juga terus dilakukan
melibatkan kelompok SPP/UEP dan masyarakat umum. Misi Rumah kemasan
adalah meningkatkan pendapatan warga.
26
Kreatif
Setiap Hari Rumah Kemasan dipenuhi warga
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Menjadi Fasilitator Tranformatif !!
undayati (50 th) akhirnya sebagai
wakil PNPM Mandiri Perdesaan
Provinsi Jawa Barat sebagai
nominator FK Terbaik Nasional yang
penyelenggaraanya bersamaan dengan workshop Nasional Penguatan Pola
Pendampingan di Hotel Golden Boutique
(31 Mei-3 Juni 2014).
Sesungguhnya bukan hal mudah
bagi Sundayati untuk dinominasikan. Setidaknya memenuhi persyaratan (1)
menjadi FK minimal 5 (lima) tahun
berturut-turut (2) Predikat A dalam evaluasi
kinerja selama setahun terakhir (3) Punya
pengalaman fasilitasi yang diunggulkan. Selama tiga hari, Sundayati bersama
32 Fasilitator Kecamatan perwakilan dari 32
provinsi berlomba mengikuti seleksi yang
dibungkus dalam materi peningkatan
kapasitas dan FGD.
Akhirnya, Panitia memutuskan bahwa untuk tahun 2014 peserta Terbaik adalah
Noviani SE, FK Kecamatan Malua,
Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan
yang kemudian berhak mendapat piala
Sikompak Award Nasional. Meskipun Sundayati belum, tetapi
pengalaman yang diperoleh selama
workshop menjadi catatan penting FK yang
pernah menganani kasus penyalahgunaan
dana di UPK Kec. Selaawi, Kab Garut itu. Menurutnya, Fasilitator kedepan
harus handal. Pertama, harus mengerti isu-
isu mutakhir terkait dinamika sosial. Kedua,
mampu menganalisa keadaan. Ketiga,
mampu menghadirkan metode fasilitasi
yang efektif. “Fasilitator harus mampu melakukan
proses transfering (penyampaian
pengetahuan dan ketrampilan), transceding
(bekerja melebihi target) dan transforming
(mampu merubah lebih baik)”, ungkap alumni Universitas Bandung raya yang telah
menjadi FK lebih dari 14 tahun itu.
S
Jejak Fasilitator
27
Sundayati bersama Fasilitator dari 32 provinsi mengikuti pembekalan materi pola pendampingan Transformatif di Jakarta
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Ketika Spirit Mengalahkan Keadaan Amat Rahmat (Ass. Faskab Kuningan)
Masih ingatkah anda dengan pria
yang mengisi acara Sosok Minggu Ini di
SCTV di pada Nov 2008 silam?. Pria
tersebut adalah Amat Rahmat (49 thn),
Fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi Jawa Barat. Lihat di
(https://www.youtube.com/watch?v=1ABM
SPio3iI).
Banyak pemirsa terkesan dengan
sosok Amat. Postur tubuh kecil (120cm) tapi spiritnya sangat besar. Amat
dilahirkan di Kab.Sumedang pada tahun
1965. Menamatkan SD hingga SMA di Kec.
Tanjungsari sebelum akhirnya menamatkan
kuliah di Sekolah Tinggi Pertanian
Tanjungsari pada tahun 1991.
Terlahir dari petani gurem, membuat Amat bermimpi menjadi penyuluh. Berbekal
gelar insinyur, Amat melamar ke berbagai
instansi dan baru tercapai saat dia menjadi
pendamping KUD dan PPL di Kec. Kadipaten
Majalengka (1998-2000). Pria lima bersaudara itu akhirnya
tertarik melamar Fasilitator di PPK (Program
Pengembangan Kecamatan). Setelah
mengikuti tes dan pelatihan pratugas, pada
bulan april 2011 ia ditempatkan di Kec.Kadupandak, lokasi sulit di wilayah
Cianjur Selatan.
Meski harus menfasilitasi 22 desa,
hingga kadang harus jalan kaki atau
menaiki rakit/perahu, tapi Amat tak
menyerah. Baginya, itulah komitmen. Sebulan sekali ia pulang ke Tanjungsari
menempuh perjalanan 8-10 jam.
Pernah suatu ketika, ia dibonceng
sepeda motor oleh temannya. Karena
mengantuk ia terjatuh tanpa diketahui yang bonceng. Akhirnya Amat meneruskan
perjalanan naik bis.
Dari Kadupandak-Cianjur, Amat
beraih tugas di Kec. Maja, Majalengka
(tahun 2003). Berlanjur ke Kec. Ligung (2005) dan ke Kec. Sukahaji di kabupaten
yang sama.
28
Jejak Fasilitator
Transpransi kegiatan. Amat Rahmat berdiri di samping prasasti bangunan DAM Ds.Nagarapageuh, Panawangan-Ciamis
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Di lokasi
tugas baru, Amat
dihadapkan
masalah
tunggakan. Namun karena
kegigihan, di Kec.
Sukahaji
misalnya, Amat
berhasil menangani
pinjaman
bermasalah
Rp.186 juta.
Kepercayaan program kepada Amat untuk menangani
masalah bertambah hingga pada tahun
2007 ia tugaskan di Pancatengah
Tasikmalaya dan berlanjut ke Kec.
Ciampea-Bogor.
Pada bulan maret 2008 Amat dipindah ke Kec.Bantarujeg Majalengka.
Disana pula ia berhasil menangani
tunggakan tunggakan dana bergulir hingga
berhasil 80%.
Suatu hari Amat ditelpon orang PSF (PNPM Support Facility) yang
menyampaikan rencana meliput kegiatan
fasilitasi. Akhirnya, bersamaan Hari
Sumpah Pemuda di tahun 2008, tim media
dari SCTV, Metro TV dan Kompas merekam jejak fasilitasi Amat di perdesaan
Bantarujeg.
Sejak saat itu sosok Amat Rahmat
terkenal di youtube. Videonya sering
diputar fasilitator lain demi menggugah
inspirasi.
Setelah berpindah ke kec. Dawuan,
Kadokandel dan Panyingkiran, pada tahun
2012 ia dipromosikan mengikuti tes asisten Faskab dan dinyatakan lolos.
Ciamis merupakan kabupaten
pertama (2012) dan Kuningan yang kedua
(2014) lokasi tugas sebagai asisten Faskab.
Lebih dari 12 tahun Amat menjadi Fasilitator. Bapak tiga anak itu termotivasi
menjadi seorang pengubah keadaan yang
lebih baik.
Jejak Fasilitator
29
DOA DIBERI KEMUDAHAN
Amat Rahmat Harus menaiki Rakit untuk
menjalankan Fasilitasi ke Warga Desa
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Vonis 9 Tahun untuk Terdakwa
Korupsi di UPK Cicalengka-Bandung
elasa (25/3/2014). Majelis Hakim
Pengadilan Tipikor Bandung yang
diketuai Heri Sutanto menjatuhkan
vonis 9 (sembilan) tahun penjara kepada
Rb, terdakwa korupsi dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan Kab. Bandung tahun
anggaran 2011.
Rb yang juga mantan PNS Pemkab
Bandung dinyatakan secara sah
menggelapkan uang negara sebesar Rp.1.250.000.000,-. Sementara koleganya
Ag divonis 4 (empat) tahun penjara. Vonis
ini lebih ringan dikarenakan yang
bersangkutan telah mengembalikan
sebagian dana yang dikorupsi. Vonis sembilan tahun penjara bagi Rb
menjadi rekor terberat dalam persidangan
kasus korupsi di lingkungan PNPM Mandiri
Perdesaan di provinsi Jawa Barat. Menurut
majelis hakim, tindakan terdakwa bertolak belakang dengan statusnya sebagai
aparatur yang harusnya menjadi contoh.
Kasus ini bermula ketika Rb
memalsukan rekening UPK Cicalengka
sebagai penerima transfer BLM PNPM MPd
TA 2011. Modusnya ia mengaku sebagai Ketua sedangkan Ag sebagai bendahara.
Masyarakat bereaksi mengetahui BLM tidak
cair karena tindakan tersebut.
Polres Bandung pun mengungkap
kasus tersebut pada bulan Desember 2011.
Keduanya sempat diamankan. Antara tahun
2012-2013 publik tidak mendapat informasi
kelanjutan kasus hingga akhirnya Pengadilan Tipikor mengadili dan menvonis
kasus tersebut.
Eks Pengurus UPK Kalibunder-Sukabumi diganjar 3 tahun penjara
elasa (10/06/2014). Majelis hakim pengadilan Tipikor Bandung yang
diketuai Dr. Barita Lumban Gaol, SH,
MH akhirnya menjatuhkan vonis terhadap
dua orang mantan pengurus UPK
Kalibunder Sukabumi berinisial Pr dan As.
S
S
30
30
Pojok Hukum
Pengambilan Sumpah Saksi dari unsur
Birokrasi dalam Persidangan Kasus UPK
Kalibunder-Sukabumi di TipikorBandung
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Mantan Ketua dan Bendahara UPK itu
dijatuhi tiga tahun hukuman penjara, denda
Rp.50 juta (subsider 3 bulan) dan
pengembalian uang sebesar 185,374 juta
bagi Pr dan Rp 39,446 juta bagi As. Keduanya terbukti secara sah
menggelapkan dana setoran kelompok SPP.
Jumlahnya mencapai Rp.280 juta yang
dilakukan kurun waktu 2010 s/d 2011.
Dalam persidangan terungkap jika terdakwa menggunakan dana tersebut untuk biaya
pernikahan.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga
bagi semua pihak untuk mencoba tindak
pidana korupsi sekecil apapun. Sebagaimana yang dialami As, meskipun
yang dikorupsi hanya Rp.39 juta tetapi
vonisnya tiga tahun penjara sama dengan
yang diatas ratusan juta.
Eks Ketua UPK Caringin-Sukabumi dituntut 5 tahun Penjara
Persidangan Kasus Korupsi di UPK
Caringin Sukabumi masih berlanjut.
Sebelumnya, majelis hakim telah
memanggil saksi diantaranya Nina (mantan FK Caringin), Soenoe Widjajanti dan Budi
Nurwahyuni dari NMC PNPM Mandiri
Perdesaan. Dalam keterangannya, ketiga saksi
menjelaskan modus dan potensi kerugian negara akibat tindakan Kw selaku ketua
UPK Caringin ketika itu. Penyalahgunaan
yang terjadi antara tahun 2009-2011 itu
ditaksiran mencapai Rp.700 juta lebih.
Atas dasar itu, pada kesempatan
pembacaan tuntutan JPU menuntut Kw
dengan pidana penjara lima tahun di
pengadilan Tipikor Bandung (8/07/2014).
Pengambilan Sumpah Saksi dari unsur
Fasilitator dalam Persidangan Kasus UPK
Caringin-Sukabumi di TipikorBandung
BPMPD Provinsi Jawa Barat menga- mengadakan dakan kegiatan Bimtek
Mitigasi Korupsi dengan Peserta Ketua UPK se Jawa Barat (Feb-Mar 2014). Bimtek ini sebagai penanaman kesadaran dan pengetahuan anti korupsi.
Pojok Hukum
31
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
BKAD Kawali Raih Sikompak Mengulang prestasi sebelumnya,
Jawa Barat kembali menyabet gelar Sikompak Award di Tahun 2014. Kali ini
BKAD Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis
yang terpilih. Berdasar surat dari Dirjen
PMD Kemendagri No.555.3/4109/PMD
tanggal 28 Mei 2014, BKAD Kawali ditetapkan
sebagai Terbaik Nasional
untuk aspek
pembentukan dan
organisasi. Pemberian
penghargaan diberikan
Wapres Boediono
kepada Barnas Sadikin
selaku Ketua BKAD
Kawali. Prestasi ini tentu menjadi torehan sejarah
pelaksanaan PNPM
Mandiri Perdesaan di
provinsi Jawa Barat
sehingga Wakil Gubernur Deddy Mizwar
juga berkesampatan
hadir di Hhotel Grand Sahid Jaya Jakarta
(05/06).
BKAD Kawali Ciamis yang ketuai Barnas Sodikin memang layak menjadi
juara. Sejak tahun 2009 kelembagaan ini
telah aktif mengikuti seluruh kegiatan yang
diprakarasai oleh PNPM Mandiri Perdesaan.
Tak hanya di bidang perencanaan
pembangunan seperti musrenbang desa,
kecamatan dan kabupaten, tetapi juga pada
pengawasan dan pelestarian kegiatan baik
dibidang sarana prasarana ataupun dana
bergulir. “mengemban amanah sebagai
pengurus BKAD bukan hal mudah. Yang
pasti capek dan tidak dapat honor”, kata
Barnas saat
diwawancarai. “Hanya saja, melihat kehidupan
warga desa yang kian
melek pembangunan
membuat hati senang.
Hidup jauh lebih bermakna”, imbuhnya.
Konsistensi BKAD
yang dipimpinnya dalam
mendampingi
masyarakat terbuktikan
ketika tim rechecking dari NMC PNPM Mandiri
Perdesaan dan
Kemendagri
pertengahan bulan Mei
lalu. Tim berhasil membuktikan hebatnya
kinerja BKAD Kawali yang dipimpin Barnas.
Pemkab Ciamis sendiri mengapresiasi
peranan BKAD dengan mengesahkan Perda
Nomor 1 Tahun 2013 tengtang pembangunan berbasis pemberdayaan desa
yang didalamnya memuat peranan BKAD.
32
Prestasi
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Pendamping Lokal masih diposisikan
sebagai pelengkap penderita. Padahal
dengan perannya sangat vital. Memang tak seprestis pengurus UPK dan lainnya, namun
tanpa kinerja PL yang baik bukan mustahil
pekerjaan fasilitasi terbengkalai.
Penjiwaan kerja
sangat dibutuhkan. Itulah yang diupayakan
Dudi Supiyadi (34 th),
PL di Kec.Cibatu-
Purwakarta. Kecamatan
dengan 10 desa ini menjadi lokasi PNPM
Mandiri Perdesaan sejak
tahun 2010. Sejak saat
itu Dudi Supiyadi
dipercaya menjadi PL.
Bukan hal mudah menjadi PL. Paling tidak
membutuhkan
kesabaran untuk
menfasilitasi 10 desa
yang luas wilayahnya mencapai 1.119,85 Km²
ditambah dengan topografi perbukitan di
beberapa desa.
Sebelumnya, Bapak satu anak itu
menjadi KPMD Desa Ciparungsari (tahun 2009-2010). Pernikahanlah yang
menjadikan Dudi pindah KTP ke desa
tersebut dari asalnya di Majalengka.
Mimpi kuliah belum terwujud karena
alasan ekonomi yang membuatnya selepas
SMK di Majalengka harus merantau ke
Purwakarta sebagai karyawan pabrik
selama tujuh tahun (2000-2007). Ketika ada tawaran menjadi PL,
sungguh bukan semata-mata karena gaji
karena sebulan toh hanya mendapatkan
Rp.800 ribu. Akan tetapi
karena kuatnya keinginan untuk belajar
dunia pemberdayaan.
Resiko dimarahi,
disuruh, ditarget dan
disudutkan siap dihadapi demi perkembangan
diri.
Bagi Dudi, tak
ada kesuksesan yang
diraih dengan instant.
Itulah yang menjadikan ia terus bertahan
menjadi PL sampai
sekarang. Tak hanya
urusan fisik yang
ditangani, pembinaan terhadap 98 kelompok
SPP pun harus dijalani.
Apalagi aset perguliran di UPK Cibatu
tembus di angka Rp.1,4 milyar. Sudah
tentu harus diupayakan pelestarian. Atas konsistensi itulah pada Dudi menjadi peraih
Sikompak Award Provinsi Jawa Barat di
Lembang tahun 2013 lalu. Ia berharap,
kedepan peran PL semakin bermanfaat.
Asah Mental dengan menjadi Pendamping Lokal
33
Derap Kader
Dudi Supiyadi, PL Cibatu,
Purwakarta peraih Sikompak
Award Tk.Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Misi Penyelamatan seorang BP-UPK (Zeni Dermawan, Faskeu Kab.Garut)
Tingginya potensi penyalahgunaan
dana PNPM MPd di UPK. khususnya dana bergulir, menjadi tantangan di berbagai
tempat. Sebagaimana pernah terjadi di UPK
Malangbong-Garut (korupsi Rp.1,1 M/Sept
2013), maka tindakan pengawasan menjadi
kebutuhan mutlak.
Hadirnya Badan Pengawas (BP) UPK menjadi solusi konkret. Akan tetapi,
menghadirkan sosok pengurus yang
berpengetahuan, peduli dan berintegritas
bukan perkara mudah. Demikian yang
terjadi di sebagian UPK di Jawa Barat. Sosok peduli dan berintegritas itulah
yang dibutuhkan. Nurdin (68 thn) adalah
seorang pengurus BP-UPK yang berkarakter
demikian. Sejak tahun 2009 mantan PNS
Guru Sekolah Dasar itu dipercaya
masyarakat menjadi Ketua BP-UPK.
Baginya umur bukan masalah. Sebab misi yang lebih utama yaitu penyelamatan
aset PNPM MPd agar lestari dan
berkelanjutan. Dua kali seminggu (senin
dan jumat) ia berkegiatan di UPK untuk
melakukan konsolidasi dan pemeriksaan. Mengawasi keuangan UPK dalam
jumlah milyaran rupiah bukan perkara
mudah. Apalagi aset dana perguliran di 261
Kelompok SPP telah mencapai Rp.2,7
milyar. Tetapi tidak ada yang sulit baginya jika hal itu dikerjakan bersama.
Masih adanya anggapan dana
bergulir sebagai dana hibah, ditambah
dengan adanya karakter kurang jujur
masyarakat menuntut Nurdin sering turun
ke lapangan. Menurutnya, kemacetan/tunggakan memang tidak bisa
dihindari. Namun dengan dengan semangat
tak henti sosialisasi, verifikasi dan
pembinaan kelompok SPP hal itu bisa
diatasi. Tiga bulan sekali Nurdin memberikan
laporan hasil pengawasan BP-UPK. Meski
tiap bulan Kakek dengan 10 cucu itu hanya
mendapat insentif Rp.75 ribu, tetapi
baginya tak menjadi soal jika harus berkegiatan di UPK atau di masyarakat
terus-menerus.
34
Derap Kader
P Nurdin menfasilitasi pengarahan pada kelompok SPP yang macet di UPK Limbangan-Garut
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Bambu penambah Kocek (Nunung Nurhasanah, Faskab Sumedang)
esa Cijeruk adalah satu dari 11 desa
di Kec. Pamulihan, Sumedang. Dalam
pengelolaan dana bergulir, Desa Cijeruk mencatat prestasi karena
pengembaliannya 100%/bulan. Jumlah
Pemanfaat SPP di desa ini sebanyak 27
Kelompok aktif.
Salah satu pendorong tingginya pengembalian SPP adalah
berkembangkanya usaha Bongsang yaitu
pembuatan keranjang bambu wadah Tahu
Sumedang, Peuyeum, atau Ubi Cilembu.
Dana pinjaman SPP dimanfaatkan
untuk peningkatan kapasitas produksi. Misalnya pada Kelompok Mentari I dan II
dengan anggota 22 Orang. Dalam sehari
per anggota rata-rata mampu memproduksi
Bongsang 200 biji sehingga dalam sebulan
per orang menghasilkan 6000 biji. Bongsang dijual per kantet (isi 100
biji) seharga Rp.25 ribu. Biaya produksi
cukup rendah. Sebab, dengan membeli 1
batang bambu seharga Rp.7 ribu, maka
dapat dibuat Bongsang untuk 3 kantet atau setara 300 biji.
Jika disimulasikan, rata-rata
penghasilan kotor per bulan sebesar Rp.1,5
juta. Tentu menjadi tambahan penghasilan
yang lumayan. Apalagi pemasarannya terus meluas dan kontinyu. Tak hanya kawasan
Sumedang, tapi juga Bandung dan
Purwakarta. Produk bongsang sudah ada
yang pengepulnya sehingga tak merepotkan
dari segi pemasaran. Lihat link
http://pnpmpamulihan.com/kategori-40-best-practise.html
Kerajinan Kreatif Pandan Cikalong (Kuswan SP, FK Cikalong-Tasikmalaya)
Empat dari 13 desa di Kec Cikalong-
Tasikmalaya adalah desa pesisir.
Diantaranya desa Cimanuk, Kalapagenep,
Sindangjaya, Mandalajaya dan Cikadu. Di daerah tersebut banyak tumbuhi pohon
pandan liar.
D
35
Gerak Perempuan
Pengrajin Bongsang tak kenal
lelah menjalankan usahanya
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Sayangnya, ditengah maraknya
tambang pasir besih tanaman pandan
banyak yang dirusak. Padahal, sebagian
kaum perempuan di daerah tersebut
berkeinginan memanfaatkan pandan untuk
usaha kreatif. Hal itu sebagaimana terekam dalam musyawarah tingkat desa dan
kecamatan. Alhasil keinginan tersebut
terjawab ketika ada tawaran pelatihan dari
PNPM Mandiri Perdesaan.
Dengan menggunakan dana pengalihan SPP sebesar Rp.4.470.000,-
dilaksanakanlah pelatihan. Untuk
menunjang produksi kelompok dibantu
peralatan berupa berupa sabit, pisau serut,
wajan untuk merebus pandan. Dari segi nominal memang, dana
peningkatan kapasitas memang kecil.
Tetapi yang perlu dikuatkan adalah
semangat berwirausaha. Sebut saja Ibu
Hartini, ketua Kelompok SPP di Desa Cikadu
beranggotakan 10 orang.
Kini tidak kurang dari 6 kuintal daun
pandan kering dapat dihasilkan per minggu.
Produk tersebut dijual seharga Rp.5.500/kg
untuk kualitas sedang (kasar) dan
Rp.7.000/kg untuk kualitas baik (halus). Dengan harga tersebut, rata-rata
penghasilan per bulannya Rp.8,5 juta dibagi
ke 10 anggota (potong ongkos produksi).
Pandan tersebut dipasarkan ke daerah
Tasikmalaya, Majalengka hingga Solo. Peminatnya rata-rata pengusaha oleh-oleh.
Problemnya, dikarenakan pengolahan
masih sebatas bahan setengah jadi maka
harganyapun terbilang rendah. Pandan
setengah jadi yang dimaksud, kelompok hanya memanen, membuang duri, merebus
dan mengeringkan.
Tentu berbeda bila berbentuk tikar,
kursi atau tas. Harga jualnya lebih tinggi
dan itulah yang sedang diupayakan
kelompok SPP di empat desa Cikalong. Tetapi pergerakan usaha ini bagaimanapun
lebih penting dibanding membiarkan
pandan menjadi bahan tak berguna.
Kesempatan yang kecil seringkali merupakan
permulaan daripada usaha yang besar
36
Gerak Perempuan
Kuswan bersama Kelompok Pengrajin Pandan di Cikalong-Tasikmalaya
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Manajer 2,6 milyar itu seorang Perempuan (Oleh:@aboerchakra, pegiat RBM Majalengka)
ukahaji adalah satu kecamatan di Kab. Majalengka. Terletak di timur
Kota Majalengka dengan 13 desa.
Sejak tahun 1998-2007
kecamatan ini menjadi lokasi
PPK-PNPM Mandiri
Perdesaan. Akan tetapi, akibat adanya kemacetan
dana membuat dana bergulir
defisit.
Hasil penganangan
masalah yang dilakukan tim akhirnya “menghidupkan
lagi” UPK. Ditengah situasi
itulah, pada tahun 2008
muncul sosok Kartini
bernama Wiwi Susilowati. Sarjana Pendidikan itu
dipercaya menjadi Ketua
UPK.
Bagi Wiwi, tak ada
pilihan kecuali bekerja,
bekerja dan berdoa. Sebab, anggapan dana bergulir itu hibah masih melekat di benak
masyarakat. Dalam kurun waktu empat
tahun kemudian, hasil kerja keras itu mulai
terlihat.
Akhirnya, upaya itu menampakan hasil. Pemanfaatn SPP terus bertambah
hingga 108 kelompok aktif sementara UEP
24 kelompok. Hingga pertengahan 2014,
aset perguliran mencapai Rp.2,6 milyar.
Angka kemacetan tak lebih dari 3%
sementara idle capital 2%. Meski seorang
perempuan, Wiwi mampu membuktikan bahwa kaum perempuan bisa berdaya asal
diberi kesampatan untuk berkembang.
Status perempuan tak membatasinya
bekerja siang malam
memajukan UPK. Rapat ditengah malam, membina
kelompok,
mengkoordinasikan kegiatan
di hari libur, tak membuanya
surut. Baginya kerja adalah
ibadah. Prestasi itulah yang
kemudian menghantarkan
Sukahaji sebagai UPK
Terbaik tingkat provinsi Jawa
Barat tahun pada tahun 2013.
Trik jitu yang dia
praktekan selama ini adalah
dengan menterbukakan
pengelolaan melalui musyawarah, pembenahan
administrasipun dan penggunaan media
trasnparansi (www.upksukahaji.com).
Baginya, tak ada kerja yang sukses
melainkan dengan kerjasama. Oleh karenanya kelembagaan BKAD, BP-UPK,
PJOK, TV, TPK dan lain sebagainya
dilibatkan dalam merencanakan,
pelaksanaan hingga pengawasan.
S
37
Teladan
Wiwi Susilowati, menunjukan Piala Sikompak Award Th.2013
di Lembang (7/11/2013)
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Pendekatan Baru Dalam Pembangunan Partisipatif
iapa tak kenal tahu Sumedang?
Ukurannya yang kecil, kotak persegi serta rasanya yang sangat gurih
menjadikan orang selalu ketagihan. Tapi
jangan salah, Sumedang
juga merupakan lokasi
best practice pelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan. Sebagai kabupaten
integrasi, Sumedang
menerapkan tatakelola
dengan kearifan lokal.
Tujuannya untuk mewadahi kebutuhan
genuine masyarakat agar
perencanaan partisipatif
mampu mengoptimalkan
potensi lokal. Demikian ungkap Ili,
S.Sos PJOKab PNPM MPd
kab.Sumedang dalam buku
Pendekatan Baru dalam Pembangunan
Partisipatif, karya Pokja RBM Sumedang (Jan 2014).
Sumedang terdiri 26 kecamatan dan
276 desa. Tidak kurang dari 90.092
merupakan KK Miskin (BPS 2013). Sejak
tahun 2010, Sumedang ditetapkan sebagai
lokasi integrasi.
Pada tahun 2013, alokasi BLM
integrasi sebesar Rp.4,250.000.000 M.
Dimanfaatkan untuk kegiatan seni-budaya
sebesar Rp.627.663.000,-(15%).
Selebihnya untuk infrastruktur (40%) dana SPP (25%), Pendidikan (10%), Kesehatan
(10%).
Pengesahan Perda No.1/2007
tentang Sistem Perencanaan dan
Penganggaran yang kemudian menginisiasi
lahirnya FDM (Forum
Delegasi Musrenbang)
menjadi kekhasan demi
terkawalnya usulan dan pendanaan kegiatan
masyarakat desa.
Keberhasilan ini
ditunjukan dengan
tumbuhnya usaha Keripik
Pisang Dayeuh Luhur, Kec.Ganeas. Juga dalam
pengembangan usaha
jamur di Desa Banjarsari
Kec. Jatinunggal.
Pengawalan usulan partisipatif menjadikan
modal usaha mereka kian bergulir. Di
bidang kelembagaan, beberapa kali UPK di
Kab Sumedang menjuarai Anugerah
Sikompak Award. Diantaranya UPK Tanjungkerta dan UPK Jatinunggal.
Tentu saja karena keberhasilan
dalam menjalankan kegiatan pembangunan
partisipatif.
S
38
Resensi
Pokja RBM Sumedang
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Bagaimana
Masa Lalu
Anda
Banyak orang yang
menyalahkan masa lalunya. Mereka
beralasan tak bisa sukses karena masa lalunya kelam. Padahal setelah saya bicara
dengan mereka, masa lalunya tidak
sekelam yang saya hadapi. Saya sering
berkata kepada mereka yang mengeluh,
“Mari kita adu, siapa yang lebih kelam masa
lalunya, saya atau Anda?” Setelah diadu, saya lebih banyak menang.
Masa lalu yang buruk menurut saya
sulit atau bahkan tak bisa dihapus. Sampai
sekarangpun saya masih ingat sebagian
besar kelam dan getirnya perjalanan hidup yang pernah saya lalui. Tapi kita tidak boleh
terjebak oleh derita masa lalu. Agar
kenangan buruk masa lalu tak menjadi
beban, saya melakukan tiga hal berikut ini.
Pertama, mentertawakan masa lalu. Bila ingat kejadian beberapa kali
diludahi teman saya, maka kemudian saya
berkata dalam hati, “Ya, terang saja dia
meludahi saya. Keringat saya bau, mandi
gak pakai sabun, bajunya tiga hari gak
ganti. Jarang sikat gigi. Saya juga ogah kalau harus dekat dengan orang seperti ini.
Dan, itulah saya ketika itu.” Hehehe… Saya
memang tidak tahu diri saat kejadian itu.
Kedua, berterima kasih kepada masa
lalu. Dari SMP hingga mahasiswa, saya
enam kali “nembak” cewek dan semuanya ditolak. Bahkan ada yang disertai hinaan
dan merendahkan saya. Kini saya berterima
kasih dengan kejadian itu. Andai ketika itu
diterima, mungkin saya terjebak dalam
pergaulan bebas dan gelimang dosa yang berlimpah. Mengapa? Karena, ketika itu
saya termasuk orang yang imannya masih
sangat rapuh.
Ketiga, kejadian itu terjadi agar kita
tak merasa suci. Setiap kali saya merasa menjadi orang baik saya teringat apa yang
pernah saya lakukan pada masa lalu: Saya
pernah menjadi penjudi saat SMP. Saya
sering ngomongin dan menghina orang saat
mereka tak ada.
Saya pernah makan uang yang bukan hak saya. Perilaku buruk ini dan
perilaku yang lebih buruk yang pernah saya
lakukan di masa lalu membuat saya merasa
tak pantas merasa “suci” dibandingkan
yang lain. Hidup bukan untuk masa lalu. Bila
masa lalumu baik dan penuh prestasi,
ketahuilah itu sudah berlalu. Bila masa
lalumu buruk, kelam dan hitam justru itulah
yang menguatkanmu saat ini. Lakukan ketiga hal yang saya sebutkan di atas.
Terapi itu manjur buat saya dan
semoga manjur juga buat Anda. Bila Anda
selalu terbayang keburukan masa lalu dan
jamilazzaini.com
39
ON-Motivasi
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
sulit maju, boleh jadi Anda memang
sepantasnya dimuseumkan untuk menjadi
tontonan banyak orang.
Hidup itu untuk masa kini, masa
depan, dan masa setelah kehidupan. Tak pantas bila kita menghabiskan waktu untuk
mengingat dan menyesali masa lalu.
Move ON,.. dan Salam Sukses Mulia !
(Ujang Aliyudin, Faskab Bekasi)
ebuah bus yang penuh dengan
muatan penumpang sedang melaju
dengan cepat menelusuri jalanan
yang menurun, ada seseorang yang
mengejar bus ini dari belakang.
Seorang penumpang mengeluarkan
kepala keluar jendala bus dan berkata
dengan orang yang mengejar bus, “Hai
kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa
mengejar!”
Orang tersebut menjawab, “Saya
harus mengejarnya!!.” Dengan nafas
tersenggal-senggal dia berkata, “tahu gak
anda, saya adalah pengemudi dari bus ini!”
Dalam cerita ini, pengemudi bisa
diibaratkan kita sedang bus diibaratkan
waktu. Selama nafas berhembus kita selalu
bergelut dengan waktu. Karena lalai dan
santai kitapun sering tertinggal oleh waktu.
Alhasil, tak terasa umur menua
sedang perilaku masih balita. Dalam istilah
prokem disebut ABG Tua. Padahal hidup
hanya sekali. Mari kita ingat sabda
Rasulullah SAW “jaga mudamu sebelum
tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu
sebelum miskinmu, lapangmu sebelum
sempitmu, hidupmu sebelum matimu”.
S
"Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi. Jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore”. “Sebanyak-banyaknya doa & permohonan kita, mestinya lebih banyak lagi syukur kita. Justru inilah yg akan memudahkan doa” “Orang yang tidak memberi (sedekah), tidak akan menerima (rezeki)” “Harta yg kita kumpulkan, perniagaan yg menyibukkan, hampir-hampir itu tak bermakna. Kecuali itu jadi amal yang bermanfaat”
40
ON-Motivasi
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
1
3 5 6
7 8
9 10 11
Sugih Arto Koordinator Provinsi Puji Wiraatmaja Spesialis Infrastruktur Dedi Rustandi Spesialis Training Basrudin Assisten Spesialis Training Ewirta Lista Spesialis Pengaduan&Penanganan Masalah
4 2
Endah Sutraniati HRD-1
Agust Wardhana FMS
Antonius AB FMS-2
Ali Yasin Sp.KIE
Rohman MIS
Wahyu W HRD-2
Profile
41
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Jl. Batu Permata II No.1 Margacinta-Bandung 40287
Profile
42
Fan Page : Pnpm Mandiri Perdesaan Jawa Barat
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Gerak informasi UPK Jawa Barat di dunia Maya (Ali Yasin, Spesialis KIE)
nda peminat produk kreatif desa? Sebut saja tikar pandan, boboko,
emping dan opak? Kini tak perlu
repot. Cukup klik www.upkrajadesa.or.id
anda bisa mendapatkan informasi produk
kreatif (jenis, harga dan kontak) dari desa-desa di Kec. Rajadesa, Kab. Ciamis
tersebut.
Jika anda tertarik dengan produk
batik tradisional Pamulihan-Sumedang cukup klik http://pnpmpamulihan.com/
sedang bagi anda penyuka sale pisang klik
www.upksukaresik.com/. Di web tersebut
terdapat info aneka produk makanan dari
Desa Sukaratu, Sukaresik, Tasikmalaya. Jika ingin mengetahui pemanfaatan
aplikasi pencegah korupsi pengelolaan dana
bergulir di Sukabumi anda bisa klik
http://upknagrak.org/. Jika ingin mendapat
informasi swadaya pelaksanaan kegiatan fisik di lokasi sangat sulit bisa klik di
http://www.pnpmlelescianjur.org/.
Tentang strategi penataan
kelembagaan UPK di Majalengka dalam menata kemandirian anda dapat klik di
http://www.upksukahaji.com/ . Bisa juga di
http://www.upkjapara.blogspot.com/ untuk
mendapatkan info kegiatan peningkatan
kapasitas kelompok SPP di Kec. Japara, Kab.Kuningan.
Patut disyukuri, dalam rentang dua
tiga tahun terakhir pengurus UPK PNPM
Mandiri Perdesaan Jawa Barat tertarik
menggunakan media website/blog.Memang
belum semuanya karena kendala SDM, akses sinyal dan lain sebagainya. Tetapi ini
menjadi penanda meningkatnya
keterbukaan informasi pelaku PNPM MPd.
Sampai dengan bulan Juni 2014, setidaknya 100 dari total 422 UPK telah
memiliki web/blog dan yang update setiap
bulannya 32 UPK.Adanya pelatihan yang
difasilitasi RBM, LSM, Dishubkominfo,
Fasilitator ataupun pengurus UPK melek IT, membuat web/blog banyak digunakan.
Dengan cara itu, publik akan lebih mudah
mengetahui informasi PNPM MPd yang
tentunya inspiratif mulai dari perencanaan,
pelestarian hingga ke produk kreatif.
A
Saur Lembur
43
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
1 PRESTASI BKAD BIMTEK PJOK
2. Nurtafiyana, SPt ME memberikan pengarahan dalam Bimtek PJOK se Kab.Karawang dan Bekasi di Hotel Jatiluhur Purwakarta
2. Tim NMC dan PMD Kemendagri mengunjungi Situs Astana Gede Kawali-Ciamis setelah merampungkan proses rechecking BKAD Kawali
3. Abu Bakar Bupati Bandung Barat membuka launching PNPM MPd TA 2014 dan penganugerahan Sikompak Award yang bertepatan penyelenggaraan BBGRM
2
1. Adjo Sardjono, Sekda Kab.Sukabumi memberikan bantuan kepada Kader Posyandu yang diambilkan dari Surplus UPK Kadudampit Sukabumi (19/03/2014)
PEMBERIAN BANSOS UPK
44
Good Shoot
LAUNCHING PNPM 4 3
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
52
1. Penjabat Bupati Pangandaran, Enjang
Nafandi, berbaur bersama masyarakat dalam pengerjaan Madrasah di Desa
Harumandala, Cigugur. Madrasah 7x13
mtr tersebut dibangun dengan BLM Rp.122
juta dan swadaya Rp.37 juta (26/06/2014)
2. Anggota kelompok SPP Desa Palasah, Kec. Palasah, Kab. Majalengka menunjukan
kartu pinjaman setelah menerima
pencairan dana perguliran. Kartu tersebut
sebagai alat kontrol pengembalian
pinjaman (13/05/2014)
3. Pengurus UPK Sukaresik, Tasikmalaya, menggelar kegiatan pelatihan kelompok
SPP di Desa Sukaratu yang dikenal
sebagai produsen sale pisang
(31/03/2014)
4. Pengurus UPK Leuwiliang, Bogor, mengadakan pembinaan kepada 15
kelompok SPP di 5 desa (10-18
Maret/2014). Selain untuk peningkatan
manajerial, administrasi, pembinaan juga
menjadi ajang silaturahim
1
2
3 4
45
Good Shoot
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
4 3
1. Siswa di Desa Sidamulih, Kec. Sidamulih Pangandaran belajar dengan memanfaatkan bangunan Madrasah Diniyah yang dibangun PNPM MPd TA 2013.
2. Puluhan Pengurus UPK di Sukabumi mengikut IST pembuatan aplikasi keuangan UPK Berbasis Client Server yang digunakan untuk mendeteksi dini korupsi.
3. Fasilitator PNPM MPd di Kec. Parakansalak melakukan kegiatan On Air di Radio Ganitri FM sebagai bagian dari keterbukaan informasi
4. Pengurus UPK Losarang, Indramayu, menggelar MAD LPJ untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan PNPM MPd di hadapan masyarakat
2
1
46
Good Shoot
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
2
2
1. Nurtafiyana, SPt. ME, PJO PNPM MPd Jawa Barat berfoto bersama Ketua UPK dari kabupaten Bandung, Sumedang dan Bandung Barat. Foto diambil setelah Ketua UPK mengikuti Bimtek (Bimbingan Teknis) di Hotel Takashimaya, Lembang (26/02/2014)
2. Puluhan Kader Desa dari 23 Kecamatan Majalengka mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang diselenggarakan Pokja RBM di gedung Gerai PNPM MPd (20/02/2014)
3. Puluhan perwakilan dari 12 desa di Kec. Leles-Cianjur mengikuti musrenbang Kecamatan untuk memastikan usulan partisipatif
4. Senyum ceria Puluhan siswa sekolah yang mendapat bantuan perlengkapan dari UPK Cibalong Tasikmalaya sebagai realisasi bansos TA 2013
47
Good Shoot
Swadesa-III/2014 www.pnpm-jabar.org
Fasilitator dan UU Desa
enjelang diberlakukannya UU No.6
Tahun 2014 tentang Desa yang dikabarkan efektif per januari 2015
esok, perbincangan di lingkup Fasilitator
kian ramai. Salah satunya menyangkut
posisi kedepannya. Wajar, lebih dari 10 ribu
orang menggeluti profesi ini.
Konon, BLM PNPM Mandiri Perdesaan akan dialihkan ke Dana Desa. Jika benar,
apakah masih dibutuhkan Fasilitator (baca
pasal 128-129 UU Desa)?. Kalau iya,
mengambil fasilitator yang sebelumnya ada
atau yang baru? Bagaimana dengan standar kompetensinya? Standar kesejahterannya?
Pertanyaan inilah yang direkam Mang
Omo (penjual kopi) saat melayani
langganannya yang seorang Fasilitator. Fasilitator : “lier abdi ayeuna, cena PNPM
berakhir babarengan pemerintahan Pak SBY..
Mang Omo : Iraha? Fasilitator : tahun payun, 2015. Mang Omo : Teras kumaha? Fasilitator : Na eta, upami leres kitu,
urang sabagi Fasilitator apa masih kene dianggo teu? Mana cicilan motor can lunas?
Mang Omo : Nya, kudu sabar. Sugan tahun payun masih kene diperyogikeun. Upami di Fasilitator oge aya organisasina kitu? Sapertos buruh pabrik?
Fasilitator : Saleresna aya, nu abdi terang mah sepertos IPPMI, AFPM, tapi can terang naon kagiatana?
Mang Omo : Naha teu merjuangkeun nasib Fasilitator kitu?
Fasilitator : Dugi ayeuna ya kitu we. Nu kamari aya istilah sertifikasi, tapi teu puguh kapayuna, dianggo ker naon...
Mang Omo : Nya, sabagi penjual kopi abdi mah teu terang urusan sapertos eta. Nu penting urang tetap optimis kalayan berusaha...
Fasilitator : Leres oge mang, fasilitator kedahna kreatif supados tiasa gembangkeun diri, syukur tiasa usaha nu mandiri...
Mang Omo : Nah leres kitu..!! Fasilitator : Apalagi, tahun 2015
Indonesia ngiring MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Mangkana, kedah gaduh ketrampilan, oge pengetahuan nu cekap, supados teu eleh saing..contona tiasa komputer, bahasa asing, pikiran luas, pinter komunikasi, menulis jeung sajabana..
Mang Omo : Satuju, satuju...nu penting mah, salira ulah ngutang kopi deui...
Fasilitator : Mang, pan sok telat gajina!! Mang Omo : ???? gantosan abdi nu
lieur..!! g
M
Refleksi
48