BAB II . Drilling dan Mud Logging - 4
BAB II
DRILLING DAN MUD LOGGING
DRILLING
A. Pendahuluan
Dalam kegiatan eksplorasi hidrokarbon dikenal adanya beberapa jenis
pemboran yang berbeda-beda sesuai maksud dan tujuannya. Beberapa jenis pemboran
tersebut antara lain :
1. Pemboran stratigrafi
2. Pemboran struktur
3. Pemboran untuk operasi seismik
4. Pemboran eksplorasi
5. Pemboran produksi
Pemboran eksplorasi merupakan hal yang terpenting bagi seorang wellsite
geologist disamping jenis pemboran yang lain. Oleh karena itu yang akan dibahas disini
adalah pemboran eksplorasi atau exploration drilling.
B. Peralatan Pemboran
Pemboran dilaksanakan dengan menggunakan seperangkat peralatan alat
pemboran yang dikenal sebagai drilling rig. Secara umum rig dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu rig darat / onshore rig / land rig dan offshore rig. Hampir semua land rig
mempunyai bentuk dan susunan yang sama, sementar untuk offshore rig terdapat 5
jenid yang masing-mading didesain khusus untuk lingkungan perairan yang berbeda.
Kelima jenis rig tersebut adalah barge, jack-up, fixed platform, semi-submersible dan
drill ship.
1. Komponen Utama Rig Pemboran
Komponen utama pada rig pemboran dapat dikelompokkan menjadi 3 sistem,
yaitu Rotaring System, Circulating System, dan Hoisting System.
A. Rotaring System
Rotaring system berfungsi sebagai pemutar pipa Kelly yang di bawahnya
disambung drillstring dan bit yang dapat ikut berputar sehingga pemboran dapat
dilakukan. Rotaring system ini terdiri dari :
1. Bit (mata bor), yang berfungsi untuk mengebor atau merupakan ujung bor.
2. Bit sub, merupakan salah satu rangkaian dari bit.
BAB II . Drilling dan Mud Logging - 5
3. Drill collars, memiliki fungsi untuk memberikan penambahan beban pada
mata bor sehingga drillpipe dapat tetap lurus bila terjadi tekanan, kemudian
dapat pula berfungsi sebagai beban atau pemberat agar lubang tetap lurus,
dan mempertahankan agar pengeboran dapat tetap memiliki arah yang lurus
sehingga akibatnya tidak merusak dinding pengeboran.
4. Drillpipe, atau pipa baja yang memiliki fungsi sebagai bumbung
pengeboran di dalam sistem pengeboran
5. Kelly saver sub, yaitu sambungan setar putar pipa pendek untuk
menyambung setang putar berulir halus dengan pipa bor berulir kasar
6. Kelly, yaitu pipa berbentuk persegi 6 dengan panjang sekitar 40 ft, berfungsi
untuk meneruskan tenaga putaran dari rotary table menuju drillpipe dan
pipa Kelly ini bebas bergerak turun searah dengan laju pengeboran
7. Swivel, merupakan penyambung antara rotary hose dengan pipa Kelly dan
berfungsi mamasukkan lumpur bor ke dalam pipa Kelly selama pemboran
berlangsung
8. Rotary, berfungsi untuk memutar drillstem
9. Prime movers and compound
10. Kelly bushing
B. Circulating System
Berfungsi sebagai pembantu rotary system di waktu pengeboran dan menjaga
atau memperbarui drilling fluid dalam lubang bor. Circulating System ini terdiri dari :
1. Bit sub
2. Drill colars
3. Drillpipe
4. Rotary hose and standpipe, berfungsi untuk mendorong lumpur dalam
mudpump berupa piston jenis duplex
a. Swivel
b. Prime movers and compound
c. Mud pump, berfungsi mendorong lumpur dalam tekanan dan volume
tertentu
d. Mud pit
5. BOP (Blow Out Preventer), penahan semburan liar, berfungsi untuk
mengontrol kick agar blow out tidak terjadi
BAB II . Drilling dan Mud Logging - 6
C. Hoisting System
Berfungsi untuk menurunkan atau mengangkat rangkaian pipa bor dari lubang
pemboran, berperan pada saat pemboran serta pada saat connection dan tripping out.
Hoisting System ini terdiri dari :
1. Hook
2. Travelling block
3. Wire line
4. Crown block
5. Drawn works
6. (Kelima alat diatas merupakan peralatan yang dipasang pada menara untuk
mengoperasikan naik turunnya pipa ke dalam lubang pemboran.)
7. Prime movers and compound
8. Derrick, yaitu menara yang berfungsi untuk memperoleh vertical clearence
dalam mengangkat dan menrunkan rangkaian pipa bor ke dalam lubang bor
9. Flare bridge, yaitu alat pembuanagan minyak atau gas secara aman dengan
jalan pembakaran karena tidak dapat dipadamkan
10. Module
11. Racking platform (monkery boards), tempat dimana monkey man bekerja
mobiling
12. Helipad, landasan helikopter
MUD LOGGING
Mud logging merupakan pekerjaan inspeksi, deteksi dan evaluasi yang
dilakukan pada lokasi pemboran secara kontinyu terhadap unit batuan yang telah dibor
untuk menentukan potensi minyak dan gas.
Serbuk bor hasil pemboran yang dibawa oleh lumpur merupakan data bawah
permukaan yang langsung didapat ketika pemboran sedang berlangsung. Lumpur
logging merupakan analisis untuk mendeteksi dan menghitung jumlah konsentrasi
hidrokarbon yang terdapat pada lumpur bor yang bercampur dengan serbuk bor.
Lumpur logging ini diperkenalkan oleh ahli perminyakan Amerika yang bernama
Hayward (1983) dan dikembangkan oleh Lynch (1962).
Analisis terhadap serbuk bor yang keluar bersama-sama dengan lumpur
dilakukan secara terus menerus baik pada sumur eksplorasi ataupun pada sumur
BAB II . Drilling dan Mud Logging - 7
produksi. Salah satu contoh dari fluida pemboran yang sering digunakan adalah lumpur
( mud). Fungsi dari Fluida atau lumpur pemboran adalah sbb :
1. Mengontrol tekanan subsurface pada lubang bor.
2. Memindahkan cutting dan menahan cutting saat pemboran berhenti.
3. Sebagai pendingin dan pelumas mata bor dan rangkaian pipa bor.
4. Melapisi dinding lubang bor dengan mud cake ( lapisan Impermeable)
5. Menambah beban pada drillstring dan casing.
Beberapa Parameter yang mempengaruhi jumlah minyak dan gas yang ada di
formasi dan minyak dan gas yang dikandung oleh lumpur pemboran adalah sbb:
1. Kedalaman.
2. Rate Of Penetration ( ROP ).
3. Ukuran lubang bor.
4. Volume dari fluida pemboran yang disirkulasikan.
5. Physical properties formasi
6. Sifat dari lumpur pemboran.
Beberapa Contoh Perhitungan Dalam Drilling dan Pressure Control
1. Menghitung volume lubang bor dan volume anulus
Volume lubang bor = V. Conductor pipe + V. Casing + V. Open hole
Volume cond. pipe; Casing; Open hole = HID
1029
2
V. anulus = V. Lubang bor – Total displacement drill string
Total displacement drill string = tot. disp. drill collar (DC) + tot. disp. drill pipe
(DP)
Displacement : DC ; DP = HOD
1029
2
Keterangan :
OD : Outer diameters ( inch )
ID : Inner diameters ( inch )
H : Kedalaman / panjang ( ft )
Satuan dalam Barrels ( Bbls )
BAB II . Drilling dan Mud Logging - 8
2. Menghitung Lag Time (LT)
Lag time merupakan waktu yang diperlukan oleh cutting dari dasar ke permukaan.
Lag Time =
Ket. POP (pump out put) dalam satuan BPM ( Barrel per menit ) atau
BPS (Barrel per stroke).
Stroke : Gerakan piston pompa untuk mendorong lumpur ke dalam swivel.
POP = GPS X Pump Speed
Satuan dalam stroke atau menit
3. Complete Circulation (CC)
Complete circulation adalah waktu yang diperlukan oleh lumpur untuk bergerak
mulai masuk drillstring sampai lumpur tersebut keluar lagi dari anulus.
CC =
Drill string displacement =
Drill string meliputi drill collar dan drill pipe.
Satuan dalam stroke atau menit
4. Annular Velocity
Annular velocity (AV) merupakan perhitungan kecepatan lumpur pada anulus.
Anulus dibedakan menjadi :
Anulus antara conductor pipe – drill pipe
Anulus antara casing – drill pipe
Anulus antara open hole – drill pipe
Anulus antara open hole – drill collar
AV = 22
55,24
DPDH
POP
Keterangan :
POP dalam satuan GPM (Gallon per menit)
DH : Diameter lubang (inner diameter)
DP : Diameter (outer diameter) drill pipe atau drill collar
Satuan AV dalam ft / menit
POPV
anulusV
.
.
POP
ntdisplacemegdrillstrinsumurV .
HIDOD
1029
22
BAB II . Drilling dan Mud Logging - 9
5. Tekanan Formasi (Pf)
Pf = P hidostatik + SIDPP
Dimana :
P hidrostatik = 0,052 X Mw X TD
Keterangan :
SIDPP : Shut in Drill Pipe Pressure ( tekanan dalam drill string karena intrusi
lumpur ke sumur)
Mw : Berat Jenis Lumpur (PPG)
PPG : Pounds per Gallon
TD : Total Depth (ft)
Satuan dalam Psi (Pound per square inch)
6. Equal Mud Density (EMD)
Merupakan besarnya berat jenis lumpur (MW) yang diperlukan untuk mengimbangi
tekanan formasi.
EMD = Mwo + TD
SIDPP
052,0 atau
EMD = TD
Pf
052,0
Satuan dalam PPG
7. Effective Circulating Density (ECD)
ECD merupakan berat jenis lumpur saat begerak dalam anulus.
ECD = TD
APLMWo
052,0
dimana :
APL = hDPDH
Yp
052,0
)(7,11
Keterangan :
APL : Annular Pressure Loss (Psi)
Yp : Yield Point (sifat keplastisan)
h : Panjang anulus
Satuan ECD dalam PPG dan satuan APL dalam Psi
BAB II . Drilling dan Mud Logging - 10
8. Jenis fluida yang mengintrusi sumur (P)
Terlebih dahulu kita harus menghitung L ( panjang kolom fluida dalam anulus).
Untuk itu harus diketahui :
Pit gain yakni penambahan volume lumpur
Volume anulus per feet (ft) → b
Volume total anulus dalam barrel → a
Dimana :
V. anulus per-ft antara open hole dengan dril collar = 1029
22 DCOH → b
Volume total anulus (OH-DC) = b x h → a
a > pit gain, maka L = pit gain x b
a < pit gain, maka L = h + c / b
Keterangan :
c = pit gain – a
h = panjang anulus
sehingga : P = L
SIDPPSICPMW
052,0
)(
Harga P : 1 – 3 : Gas
4 – 7 : Minyak
8 – 9 : Fresh water
9 – 10 : Salt water
9. Kill Mud (KM)
Merupakan lumpur dengan berat jenis tertentu yang diperlukan untuk menghentikan
intrusi fluida.
KM = Mw + TD
SIDPP
052,0 atau
KM = TD
Pf
052,0
Dalam satuan PPG
BAB II . Drilling dan Mud Logging - 11
10. Perhitungan untuk membuat campuran Kill Mud
X = NMw
OMwNMw
03,35
)(1471
Dimana :
X = jumlah barit yang diperlukan untuk menambah berat jenis dalam tiap barrel
lumpur (PPB).
NMw = berat jenis lumpur yang diinginkan
Omw = berat jenis lumpur mula-mula
11. Rumus mengencerkan Kill Mud
V1 . M1 + 8,55 . (X) = (V1 + X) . M2
X = 55,8
)(
2
21
W
WWV
Keterangan :
V1 : Vol. Lumpur mula – mula
M1 : Berat jenis lumpur mula – mula
W1 : Berat jenis mula – mula
W2 : Berat jenis yang diinginkan
8,55 : Berat jenis air laut
X : volume air laut yang diperlukan untuk pengenceran
BAB II . Drilling dan Mud Logging - 12
DAFTAR PUSTAKA
Exlog, 1980, Field Geologist Training Guide – An Introduction To Oilfield Geology,
Mud Logging and Formation Evaluation, Exlog Inc., Sacramento,
California.