7/24/2019 efektifitas xx
1/17
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Efektifitas Pembelajaran
2.1.1 Pengetian Efektivitas
Efektivitas dalam pengertian secara umum adalah : kemampuan berdaya guna dalam
mselaksanakan sesuatu pekerjaan sehingga menghasilkan hasil guna (efisien) yang
maksimal.
Memaknai efektivitas setiap orang memberi arti yang berbeda sesuai sudut pandang
dan kepentingan masing-masing dalam kamus bahasa indonesia Mulyasa (dalam Mirawaty:
2010: 6) dikemukakan bahwa ; efektif berarti dan efeknya (akibatnya, pengaruhya dan
kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil, jadi efektivitas adalah adanya
keseuaian antara orang yang melakukan tugas, dengan sasaran yang dituju.
Sedangkan Menurut Desy Anwar efek adalah akibat pengaruh kesan yang timbul
pada pikiran, penonton, pendengar, pembaca, dan sebagainya (sesudah mendengar atau
melihat sesuatu) ; Sedangkan efektif (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) Manjur atau
mujarab, (tentang efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu
program obat) dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha, tindakan) hal ini
berlakunya (tentang undang-undang, peraturan).(dalam : Wiwi Irjanty Kentjil : 2010 : 8).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian tentang
efektivitas adalah serangkaian tugas-tugas yang dilakukan orang-orang untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah dietapkan sebelumnya dalam suatu organisasi.
2.1.2 Ciri-Ciri Efekivitas Pembelajaran
Menurut Harry Firman (dalam skripsi Wiwi Irjanty Kentjil: 2010: 9) keefektifan
program pembelajaran di tandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
7/24/2019 efektifitas xx
2/17
a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah di
tetapkan
b. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga
menunjang pencapaian tujuan instruksional
c. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proram pembelajaran yang baik
adalah bagimana guru berhasil menghantarkan anak didiknya untuk mendapatkan
pengetahuan dan memberikan pengalaman belajar yang antraktif.
Berdasarkan ciri pembelajaran efektif seperti yang digambarkan di atas, keefektifan
program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari tingkat prestasi belajar. melainkan harus pula
ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang. Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil
belajar siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan fsikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa,
motivasi, respon, kerjasama, partisipasi aktif, tingkat kesulitan pada penggunaan media,
waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan
bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar seperti ruang kelas,
laboratorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.
2.1.3 Kriteria Efetifitas Pembelajaran
Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan
tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini
mengacu pada:
a.
Ketentuan belajar pembelajaran dapat di katakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75%
dari jumlah 0% siswa telah memperoleh nilai: 60 peningkatan hasil belajar
7/24/2019 efektifitas xx
3/17
b. Model pembelajaran di katakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa menunjukan
perbedaan yang signifikan antara pemahaman setelah pembelajaran.
c. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi
apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan
memperoleh hasil belajar yang lebih baik serta siswa belajar dalam keadaan yang
menyenangkan.
Kesimpulanya, metode pmbelajaran dikatakan berhasil atau tidaknya dilihat dari
bagaimana keefektifan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa agar menjadi lebih giat
agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran
Menurut Winarno Surahmad (dalamm Abdul Rahmat : 91) mengatakan kurikulum
adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Jadi kurikulum merupakan pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
1. Strategi dan Metode Pembelajaran
Kemp (dalam Wina Sanjaya: 187) menjelaskan, bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat diatas, Dick and Carey
(dalam Wina Sanjaya: 187) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu
set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untum
menimbulkan hasil belajar siswa.
Menurut Wina Sanjaya (2008: 61) Strategi adalah : rancangan serangkaian kegiatan
untuk mencapai tujuan terntentu ; sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi.
Joyce dan Weil (dalam Abdul Rahmat: 129) berpendapat bahwa model pembelajaran
adalah : suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan
7/24/2019 efektifitas xx
4/17
membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
merancang tujuan pendidikannya.
Menurut Djamarah (2006: 46) metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan
mengguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaanya tidak tepat dan sesuai dengan
situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan dalam kegiatan belajar mengajar
strategi dan metode adalah hal yang diperhatikan, metode diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran
berakhir.
2.
Materi Pembelajaran
Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran
secara keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru dalam merancang materi
pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi, dan proyeksi tentang apa yang akan
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.
Materi pembelajaran hendaknaya dipilih seoptimal mungin untuk membantu peserta
didik dalam mencapai standar kompotensi dan kompotensi dasar. Hal-hal yang perlu
diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis pembelajaran,
cakupan urutan dan perlakuan (trea ment) terhadap pembelajaran tersebut.
Menurut Wina Sanjaya (2008: 141) bahan atau materi pelajaran (learning materialis)
adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai
7/24/2019 efektifitas xx
5/17
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam
satuan pendidikan. Sedangkan materi pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam
proses pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran (subjet-
cented teacing); Wina Sanjaya (2008: 141), materi pembelajaran merupakan inti dari
kegiatan.
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dalam efektifitas, pembelajaran harus memenuhi bebeberapa
syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar selain itu juga harus
merangsang pembelajaran mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan
rangsangan baru, media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam mmberikan
tanggapan, umpan balik dan juga endorong siswa melakukan praktek-praktek yang benar
selama proses belajar mengajar berlangsung.
Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah :
seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai tujuan pendidikan, seperti radio, televisi,buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan
televisi kalau digunakan dan diprogramkan untuk pendidikan, maka merupakan media
pembelajaran. (dalam Wina Sanjaya : 204).
Menurut Gerlach ( dalam : Wina Sanjaya: 204) secara umum media itu meliputi ;
orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Pada pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti tv, radio, slide, bahan
cetakan, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa
kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi dan lain sebagainya yang
dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap atau untuk
menambah keterampilan.
4. Evaluasi Pembelajaran
7/24/2019 efektifitas xx
6/17
Pada perencanaan dan desain sistem instruksional atau pembelajaran, rancangan
evaluasi merupakan hal yang sangat penting dikembangkan. Hal ini disebabkan melalui
evaluasi yang tepat, kita dapat menentukan eektifitas program dan keberhasilan siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi seorang
desainer pembelajaran dapat mengambil keputusan apakah progrm pembelajaran yang
dirancangnya perlu diperbaiki atau tidak, bagian-bagian mana yang dianggap memiliki
kelemahan sehingga perlu diperbaiki.
Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi itu merupakan ; suatu proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dari arti sesuatu yang dipertimbangkan (evalution). sesuatu
yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan
tertentu. Sedangkan Rostiyah (dalamDjamarah: 50) mengatakan bahwa evaluasi adalah :
kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan
kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat
mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
5.
Gaya Mengajar Guru
Menurut Djamarah (dalam Wiwi Irsanty Ketjil : 2010: 15) guru adalah salah satu
unsur manusia dalam proses pendidikan. Pada proses pendidikan di sekolah, guru
memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar atau pendidik. sebagai pengajar guru bertugas
menuangkan sejumlah bahan pelajaran kedalam otak anak didik, sedankan sebagai pendidik
guru bertugas membimbing dengan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang
cakap, aktif, kreatif, dan mandiri.
Menurut Abdul Rahmat (2011: 67) peran Guru : Guru mempunyai fungsi dan peran
yang jauh berbeda dari fungsi dan peran seorang guru sebagaimana yang dipahami orang saat
ini ; Guru bukanlah pengajar yang menuangkan ilmu pengetahauan, ajaran-ajaran, perintah
atau pengarahan kepada peserta, melainkan fungsi utama peran guru adalah menfasilitasi
7/24/2019 efektifitas xx
7/17
berlangsungnya proses belajar yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan dirinya,
pengetahunnya, pemahamannya, perilakunya serta keterampilan-keterampilan yang
dikuasainya.
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar
proses belajar mengarah pada tercapainya tujuan dan kurikulum maka guru harus
merencanakan dengan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan
perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan, aktivitas guru untuk
menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut
kegiatan kegiatan pembelajaran. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara
memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus
mengadakan pemilihan terhadap berbagai strategi pembelajaran yang ada dan paling
memungkinkan agar proses belajar siswa berlangsung optimal.
2.3 Belajar dan Pembelajaran
2.3.1
Pengertian Belajar
Sebagian para ahli berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan,
dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengamatan, pembelajaran dan pengalaman.
Adapun beberapa pendapat ahli mengenai belajar adalah sebagai berikut.
Menurut Umar Hamalik belajar adalah : modifikasi atau memperteguh kelakuan
melaluipengalaman.(dalam Abdul rahmat : 4 ) ; menurut pengertian ini, belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Sedangkan menurut Dimyati
(2006: 11) belajar merupakan keadaan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif
siswa ; dengan stimulus dari lingkungan.
Usman (dalam Abdul Rahmat: 4) menambahkan bahwa belajar diartikan : sebagai
proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah
perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
7/24/2019 efektifitas xx
8/17
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Jadi, hakekat belajar adalah
perubahan.
Pada akhirya, Gagne (dalam Dimyati, 2006: 10) berpendapat bahwa belajar
merupakan : kegiatan yang kompeleks ; Hasil belajar berupa kapabilitas setelah mengajar.
Orang memiliki keterampilan, pengetahauan, sikap, dan nilai timbulnya kapabilitas tersebut
adalah dari; (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan; dan (2) proses kognitif yang di
lakukan oleh si pembelajar. Dengan demikian belajar adalah : seperangkat proses kognitif
yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan ianformasi, menjadi
kapabilitas baru.
2.3.2 Teori Belajar
Menurut Abdul Rahmat (2011: 19) Teori belajar merupakan sumber hipotesis atau
dugaan-dugaan tentang proses belajar yang telah diuji kebenarannya melalui eksperimen
penelitian. Dengan mempelajari teori belajar akan meningkat, oleh karenanya sangat
penting bagi seseorang tentang prinsip-prinsip dan berbagai teori belajar. Berdasarkan
berbedaan sudut pandang ini maka teori belajar dikelompokan dalam dua kelompok yaitu
kelompok teori bahaviorisme dan kelompok teori kognitisme. Arif Sukandi (dalam Abdul
Rahmat: 20).
Tuntutan dari teori ini adalah pentingnya merumuskan tujuan belajar secara belajar dan
spesifik supaya mudah dicapai dan diukur. Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang
banyak diterapakan didunia pendidikan meliputi Harley & Davies (dalam Abdul
Rahmat:20).
a. Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya siswa dapat dengan mudah
mempelajarinya dan dapat memberikan respons tertentu
b. Tiap- Proses belajar dapat terjadi dengan baik siswa ikut aktif di dalamnya
c. tiap respons harus diberi umpan balik secara langsung supaya siswa dapat mengetahui
apakah respons yang diberikannya telah benar
7/24/2019 efektifitas xx
9/17
d. Setiap kali siswa memberikan respons yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Menurut Abdul Rahmat (2011: 21) Kelompok teori kognitif beranggapan beranggapan
bahwa belajar adalah : pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk
memperoleh pemahaman.
Menurut teori Kognitisme belajar adalah : perubahan presepsi dan pemahaman yang
tidak selalu dapat terlihat sebagi tingkah laku ; yang termasuk teori ini adalah teori
perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner dan teori bermakna Ausebel dan lain-lain.
2.3.3 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun
teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Konsep pembelajaran menurut Corey (dalam Syaiful : 2006: 61) adalah : suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disenggaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus untuk menghasilkan
respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Gagne dan Brings (dalam Abdul Rahmat: 52) mengartikan instruction (pembelajaran)
adalah : suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
2.4 Proses Pembelajaran
2.4.1 Pengertian Proses
7/24/2019 efektifitas xx
10/17
Proses adalah : serangkaian langkah sistimatis, atau tahapan yang jelas dan dapat di tempuh
berulang kali untuk mencapai hasil yang di inginkan. Jika di tempuh, setiap tahapan itu secara
konsiten mengarah pada hasil yang di inginkan.
Menurut Assauari (dalam Wiwi irjanty kentjil : 2010: 20 ) proses diartikan sebagai
suatu cara, metode teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin,
bahan, dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang dan jasa. Proses juga diartikan sebagai cara,
metode, ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Karena proses belajar mengajar mengandung
serangkaian perubahan pendidik/guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar ini memiliki arti yang lebih luas,
tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal
ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan menanamkan sikap
dalam nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Peran guru dalam prses belajar mengajar, guru tidak hanya tampil lagi sebagai
pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai
pelatih (coach), pembimbing atau counselor dan manager belajar (learning manager). Hal ini
sudah sesui dengan fungsi dari peran guru masa depan di mana sebagai pelatih, seorang guru
akan berperan mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotifasi siswa untuk
bekerja keras dan mencapai prestasi setiggi-tingginya. Kehadiran dalam proses belajar
mengajar atau pengajaran, masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam
proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder, ataupun oleh
7/24/2019 efektifitas xx
11/17
komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi
seperti sikap, sistem, nilai, perasaan, motifasi, kebiasaan dan lain-lain.
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asa pendidikan maupun teori
belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, mengajar di lakukan oleh pihak guru selaku pendidik oleh peserta
didik.
Menurut Corey (dalam Wiwi Irjanty Kentjil 2010: 21) pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons
terhadap situasi tertentu.
Mengajar menurut William (dalam Syaiful: 2006 : 61) adalah upaya memberikan
stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Mempertimbangkan pendidikan anak-anak sama dengan mempersiapkan generasi yang akan
datang. Hati seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik yang tidak bergambar apa-apa,
siswa merefleksikan semua yang ditampakan padanya. Warisan alami yang dibawa setiap
jiwa kebumi, hampir semua sikap buruk yang diperlihatkan mausia apa adanya merupakan
apa-apa yang didapatkan setelah mereka di lahirkan kebumi. Ini menunjukkan bahwa
kebaikan itu bersifat alami sementra kejahatan tidak alami.
Berpikir luas tentang kehidupan yang berkaitan dengan anak bukan hal yang mudah,
Namun kita harus ingat bahwa orang dewasa sering menyepelekan kapasitas pikiran seorang
anak, yang sebetulnya seringkali lebih mampu memahami sesuatu daripada seorang dewasa.
Meskipun anda tidak bisa memulai pendidikan anak dengan subyek yang mendalam, anda
dapat selalu menyiapkan desain besar yang anda lihat, anda ingin, dan anda raih dihadapan
anda. Ada kesalahan terbesar dalam pendidikan modern, dengan segala metode melatih anak
yang mutakhir, adalah telah kehilangan sesuatu yang paling penting, yaitu: pelajaran tentang
7/24/2019 efektifitas xx
12/17
sifat tidak mementingkan diri sendiri. Orang mungkin berpikir bahwa seseorang yang tidak
mementingkan diri sendiri tidak akan mampu untuk menjaga kepentingan hidupnya sendiri,
akan tetapi dalam kenyataan nampaknya tidak demikian.
Orang yang mementingkan dirinya sendiri. Manusia itu bebas, saling bergantung satu
dengan yang lainnya, dan kebahagiaan setiap orang tergantung satu dengan yang lainnya, dan
kebahagiaan setiap orang tergantung pada kebahagiaan semuanya. Pelajaran inilah yang
harus di pelajari orang-orang sekarang sebagai pelajaran pertama sekaligus terakhir. Hal yang
paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar, dengan alasan inilah maka
sekolah harus bisa menciptakan:
1. Suasana aman dan nyaman
2. Siswa mempunyai kepercayaan dengan instruktur
3. Tersedianya sarana dan prasana yang menunjang
2.5 Hasil Belajar
sHasil belajar merupakan perubahan perilaku yang di peroleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2009: 22). Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang di miliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Horward Kingsley dalam bukunya Nana Sudjana (2001: 22) membagi tiga
macam hasil belajar yaitu: (a) keterampilan dan kebisaan; (b) pengetahuan dan pengertian;
(c) sikap dan cita- cita, yang masing-masing jenis dapat diisi dengan bahan yang ada pada
kurikulum.
Kesimpulannya Heward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yaitu
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masimg
jenis hasil belajar diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Berdasarkan
pendapat tersebut diperoleh suatu pengertian bahwa prestasi belajar pada dasarnya adalah
7/24/2019 efektifitas xx
13/17
nilai yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran dan mengikuti tes hasil belajar atau pada
umumnya di sebut evaluasi.
2.5.1 Faktor-Faktor Hasil Belajar
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan
atas dua jenis dimana, faktor-faktor tersebut akan mendorong prestasi belajar siswa. Faktor-
faktor tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang bersumber dalam diri manusia, dapat diklasifikasikan menjadi dua
yakni faktor biolgis dan psikologis. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologi
antara lain usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dapat dikategorikan
sebagai faktor fsikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan
belajar.
2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia, dapat diklasifikasikan menjadi dua
yakni faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan
lingkungan fisik.
Menurut sunarto dan hartono (2008: 11) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar antara lain; (1), perbedaan kognitif; (2), perbedaan individual; (3), perbedaan dalam
kecakapan motorik; (4), perbedaan dalam latar belakaang; (5), perbedaan dalam bakat; (6),
perbedaan dalam kesiapaan belajar.
Perbedaan kognitif, kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknolgi, perbedaan invidual dalam kecakapan
bahasa, bahasa merupakan salahsatu kemampuan individu yang sangat penting dalam
kehidupannya. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan
buah pikirannya dalam ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis, dan sistematis.
Perbedaan dalam kecakapan motorik, kemampuan motorik merupakan kemampuan
untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat untuk
7/24/2019 efektifitas xx
14/17
melakukan kegiatan-kegisatan, perbedaan latar belakang, dalam suatu kelompok siswa pada
tingkat manapun, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat
memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai
bahan pelajaran.
Perbedaan dalam bakat, bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak
lahir. Perbedaan dalam kesiapan belajar, latar belakang keluarga dan lingkungan mempunyai
pengaruh terhadap belajar. Perbedaan sosioekonomi dan sosiokultural, amat penting artinya
bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada
pada tingkat kesiapan yag sama dalam menerima pengatuh dari luar yang lebih luas, dalam
hal ini pelajaran di sekolah.
2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Mulyono Abdurrahman prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor; internal
dan eksternal.
Penyebab utama kesulitan belajar adalah faktor internal yaitu kemungkinan adanya
disfungsi nerologs sedangkan faktor penyebab utama problema belajar adalah faktor
eksternal; yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan
belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan
yang tidak tepat.
Sedangkan menurut Sudjana (2009: 39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh dua faktor utama yakni dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri
siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang datang dari diri siswa terutama kemampuan
yang dimilikinya, Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar
yang dicapai.
7/24/2019 efektifitas xx
15/17
Abdul Rahmat (2011: 57) kesulitan belajar yang dialami oleh siswa disebabkan oleh
dua faktor, sebagaimana berikut:
a. Faktor internal (contoh: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar dan hal lain
yang timbul dari dalam dirinya.
b. Faktor eksternal contoh: keluarga, sekolah dan masyarakat
2.6 Kerangka Berpikir
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa setelah melakukan belajar yang
diukur dengan nilai atau angka pada evaluasi pembelajaran. Baik tidaknya hasil belajar siswa,
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu intrinsik maupun ekstrinsik. Akan tetapi yang lebih
dominan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor ekstrinsik yakni optimalisasi dan
kreativitas guru, serta bagaimana seorang guru dapat mentransfer ilmu dengan baik, dapat
dipahami, dan diterima oleh siswa-siswanya.
Hal ini, cara mentransfer ilmu yang baik adalah bagaimana seorang guru memberikan
dorongan untuk lebih memahami materi bukan hanya dengan metode diskusi dan ceramah
namun bagamaina memberikan pemahaman, dan keterterimaan suatu ilmu untuk bisa
dipahami dan dimengerti haruslah dibarengi dengan cara seorang guru menyampaikan
materi,dengan menggunaan media ,evaluasi pembelajaran dan gaya mengajar guru serta
penggunaan metode lain misalnya metode bola salju.
Apabila seseorang guru dalam pembelajaran menerapkan cara tersebut , maka
efektivitas pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Pada halaman berikut digambarkan kerangka berpikir seperti penjelasan di atas.
7/24/2019 efektifitas xx
16/17
Gambar I
Kerangka Pemikiran
Efektifitas
Pembelajaran
GayaMengajar
EvaluasiPembelajaran
MediaPembelajaran
MateriPembelajaran
MetodePembelajaran
Hasil Belajar Siswa
Kongnitif (Melalui Tes Evaluasi)
7/24/2019 efektifitas xx
17/17
2.7 Hipotesis
Berdasarkan Latar Belakang dan Kajian Teoritisnya, maka hipotesis dalam penelitian
ilmiah ini adalah diduga terdapat pengaruh antara Efektifitas Pembelajaran Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Siswa Kelas X SMAN 1 BOLIYOHUTO