EFEKTIVITAS METODE YANBU'A
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN
DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU
PECANGAAN JEPARA
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
HENI KURNIAWATI NIM : 3103173
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
iii
Mustofa, M.Ag. Jln. Karonsih Selatan IX/862 Ngaliyan Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks.
Hal : Naskah Skripsi
a.n. Sdri. Heni Kurniawati
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
bersama ini saya kirim naskah skripsi saudari :
Nama : Heni Kurniawati
NIM : 3103173
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : EFEKTIVITAS METODE YANBU'A DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI
TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU
PECANGAAN JEPARA
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat
segera dimunaqasyahkan.
Demikian harap maklum.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Semarang, 02 Januari 2008
Pembimbing
Musthofa, M.Ag NIP: 150 276 925
iii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH
PENGESAHAN
Skripsi saudari : Heni Kurniawati
NIM : 3103173
Judul Skripsi : Efektivitas Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca
Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu
Pecangaan Jepara. Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus pada tanggal
14 Januari 2008
Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan
studi program jenjang strata satu (S.I) guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu
Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Tanggal Tanda Tangan Prof. Dr. Djamaludin Darwis Ketua Musthofa Rahman, M.Ag Sekretaris Drs. Jasuri, M.si Anggota
Fakhrur Rozi, M.Ag Anggota
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50184
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian
juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan,
Semarang, 02 Januari 2008
Deklarator,
Heni Kurniawati NIM : 3103173
iii
ABSTRAK
Heni Kurniawati (NIM : 3103173). Efektivitas Metode Yanbu'a Dalam Pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara. Skripsi Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pelaksanaan Metode
Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an; (2) Kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan. Penelitian ini menggunakan metode riset lapangan dengan teknik analisis non statistik (descriptive research) dengan pendekatan kualitatif lapangan. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus shibyan, tujuan dan kurikulum pembelajarannya disesuaikan dengan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu'a) Pusat Yayasan Arwaniyyah Kudus.
Metode Yanbu'a adalah suatu metode pembelajaran membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an yang disusun sistematis terdiri 7 jilid, cara membacanya langsung tidak mengeja, cepat, tepat, benar dan tidak putus-putus disesuai dengan makhorijul huruf dan ilmu tajwid. Pembelajaran membaca Al-Qur'an dapat dilakukan sejak dini, yaitu fokus pembinaan Al-Qur'an dengan tilawah wa tahfidz (membaca dan menghafal) karena tilawah dan tahfidz merupakan langkah pertama orang tua dalam pembinaan iman dan Islam pada anak sejak dini. Peran orang tua sangat penting menanamkan kecintaan pada Al-Qur'an yang suci mulai masa kanak-kanak, hal ini akan menjadi modal yang besar pada masa dewasanya kelak dan menjadikan Generasi Qur'ani.
Penerapan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an khususnya di Taman pendidikan Al-Qur'an sangat membantu peserta didik dan bagi siapapun yang mau mempelajari baca tulis Al-Qur'an diharapkan siswa/peserta didik dapat membaca Al-Qur'an dengan lancar, benar dan fasih karena materi/isinya diambil dari kumpulan ayat-ayat Al-Qur'an yang suci.
Penulis simpulkan bahwa proses pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan, tujuan dan kurikulum pembelajarannya disesuaikan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu'a) Pusat Yayasan Arwaniyyah Kudus. TPQ Tamrinus shibyan sebagai pelaksana menetapkan kurikulum tambahan dan evaluasi sendiri kerjasama kepala sekolah beserta dewan guru. Kelebihan Metode Yanbu'a secara garis besar tersedianya waktu untuk pembelajaran Arab Pegon Jawa khusus jilid 4-5, bervariasinya penggunaan metode dalam pembelajaran, akan tetapi banyak kekurangan yang berasal dari lembaga yaitu belum terealisasinya pembelajaran menggunakan Al-Qur'an Rosm Utsmany karena didalam jilid tulisannya disesuaikan dengan tulisan Rosm Utsmany (tulisan Al-Qur'an menurut kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan ditulis oleh khalifah Ustman bin Affan berpijak pada tulisan asli zaman Rasulullah S.a.w.).
iii
MOTTO
فإن . وقراءة القران, وحب أهل بيته,حب نبيكم: أدبو أوالدآم على ثالث خصال
.يوم ال ظل إال ظله مع أنبيائه وأصفيائه, لة القران في ظل اهللاحم
١ ) واه الديلمي عن علير(
Artinya : Didiklah anak-anakmu dengan tiga pokok pendidikan: cinta kepada Nabimu, cinta kepada keluarga Nabi dan membaca Al-Qur'an, sesungguhnya orang-orang yang membawa amanah hafalan Al-Qur'an akan mendapat lindungan dibawah naungan Allah SWT pada hari yang tidak ada naungan kecuali bersama dengan para Nabi-NabiNya dan kekasih-kekasihnya. (H.R. Al-Dailami).
١ As-Sayed Ahmad Al-Hasyimi, Muhtarul Ahadits An-Nabawiyah Wal Hikam Al
Muhammadiyah, (Beirut : Darul Al Kutub, tth). hlm. 20
iii
PERSEMBAHAN
1. Ibunda (Hj. Sriyatun) dan ayahanda (H. Rofi'i) terima kasih untuk setiap tetes
keringat, air mata, dan kasih sayang yang tulus serta do'a yang selalu
dipanjatkan yang tiada hentinya.
2. Sahabat, adik, nenek, sanak famili yang selalu memberikan memotivasi dan
dorongan untuk selalu semangat.
3. Teman-temanku yang selalu menemani dalam keadaan suka dan duka
sehingga dapat terselesainya penyusunan skripsi ini.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
kenikmatan, rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan
ini penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas
akhir dan syarat wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Shalawat salam kepada khotamul Anbiya' Nabi Akhiruz zaman yang telah
membawa risalah, dan ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal hidup kita
baik di dunia dan di akhirat kelak.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan dan saran dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Jamil, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang
2. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang
3. Bapak Musthofa, M.Ag, sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan pikiran semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis
dalam penyusunan skripsi
4. Bapak Muthohar, M.Ag, selaku Dosen Wali yang memotivasi dan memberi
arahan selama kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
5. Ustadz-Ustadzah TPQ Tamrinus shibyan yang telah membantu meluangkan
waktu dan memberikan informasi selama penelitian dilaksanakan
6. Kedua orang tuaku tercinta Bapak H. Rofi'i dan Hj. Sriyatun terima kasih atas
support dan kasih sayangnya
7. Sahabat TIM PPL SMPN 30 Semarang yang selalu bercanda tawa bersama,
terima kasih atas motivasi dan semangat yang telah diberikan
iii
8. Teman-teman KKN Tematik Penuntasan Buta Aksara (PBA) khususnya desa
Tamangede dan se-Kecamatan Gemuh yang tak bisa disebutkan satu persatu
9. Keluarga besar Bapak Tuju Sutanto dan Ibu Ribut Handayani tempat KKN
10. Rekan-rekan paket N (Aas, Nada, FT3, Anis, Aisy, Hidayah) dan teman
seangkatan Minor PBA'03, adik-adik kost Afanin ( Dek Lia, Hanik, Alya,
Nia, Isti, Nina, Uly, Sholik, Endah, Laili,) serta rekan-rekan Pesma Al-Qudwa
'03 (Mbak Ifa, Yani, Erna, Baroroh,Wahyu, Dwi, Ririn) dan lain-lain.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberi balasan kecuali
serangkaian ucapan terima kasih dengan tulus serta do'a, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan, dan semoga skripsi yang berjudul "Efektivitas Metode
Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan
Karang Randu Pecangaan Jepara" ini bermanfaat bagi siapa saja yang
berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca umum nya. Amien Ya Robbal A'lamin.
Semarang, 02 Januari 2008
Heni Kurniawati
3103173
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Persetujuan Pembimbing ................................................................................ ii
Pengesahan ..................................................................................................... iii
Deklarasi ........................................................................................................ iv
Abstraksi ........................................................................................................ v
Motto .............................................................................................................. vi
Persembahan .................................................................................................. vii
Kata Pengantar ............................................................................................... viii
Daftar Isi ......................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Penegasan Istilah ................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ................................................................ 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6
E. Telaah Pustaka ....................................................................... 6
F. Kerangka Teori ..................................................................... 9
G. Metodologi Penelitian ........................................................... 11
BAB II : METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA
AL-QUR'AN
A. Sejarah Munculnya Metode Yanbu'a………………. ............16
B. Tujuan Penyusunan Metode Yanbu'a………………………….. 18
C. Kurikulum Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran……………... 22
D. Evaluasi………………………………………………………… 26
E. Sasaran Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca
Al-Qur'an………………………………………………………. 28
iii
BAB III : PELAKSANAAN METODE YANBU'A DALAM PROSES
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ
TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU PECANGAAN
JEPARA
A. Profil TPQ Tamrinus Shibyan ............................................... 38
B. Keberadaan Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus Shibyan ..... 40
C. Karakteristik Kurikulum di TPQ Tamrinus Shibyan ............ 41
D. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Yanbu'a dalam Membaca
Al-Qur'an di TPQ Tamrinus Shibyan .................................... 43
BAB IV : KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE YANBU'A
DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN
DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU
PECANGAAN JEPARA
A. Kelebihan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca
Al-Qur'an di TPQ Tamrinus Shibyan Karang Randu Pecangaan
Jepara ..................................................................................... 58
B. Kekurangan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran membaca Al-
Qur'an di TPQ Tamrinus Shibyan Karang Randu Pecangaan
Jepara………………………………………………………... 59
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 62
B. Saran-saran ........................................................................... 63
C. Penutup .................................................................................. 65
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era perkembangan dan kemajuan dalam bidang pendidikan dengan
adanya tantangan zaman serta kebutuhan masyarakat untuk belajar Al-Qur'an
memunculkan metode praktis dalam belajar membaca Al-Qur'an seperti
Metode Abjadiyah, Baghdadiyah, Iqro', Qiro'ati dan Yanbu'a, sehingga peserta
didik dapat belajar secara cepat dan akurat.
Metode belajar membaca Al-Qur'an sampai sekarang dirasa masih
efektif ialah dengan cara yang telah ditempuh oleh Rasulullah S.a.w. ketika
menerima wahyu yang pertama kali di gua Hiro' dengan membacakan surat al-
Alaq :1-5. Dari peristiwa tersebut bahwa teknik pengajaran Al-Qur'an yang
efektif yaitu guru memberikan contoh bacaan yang benar dan fasih kemudian
murid menirukan, materi yang diberikan tidak terlalu banyak disesuaikan
dengan kemampuan siswa, setelah siswa dapat membaca dengan benar
menurut makhraj, sifat, dan tajwid baru pengajaran diakhiri.
Penyusunan Yanbu'a berasal dari usulan dan dorongan alumni Pondok
Tahfidh Yanbu'ul Qur'an.1 Khususnya dari warga masyarakat "Robithotul
Huffadh Lima'had Yanbu'ul Qur'an Majlis Nuzulis Sakinah (Mutakharrijin
Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus), lembaga pendidikan ma'arif, serta
muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara agar pengasuh pondok
menerbitkan buku tentang cara membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an
yang bisa dimanfaatkan oleh ummat, sehingga bisa berlatih kefasihannya
mulai usia anak-anak.
Penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan keagamaan diatur
dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 30 ayat 1
dan 3 bahwa, fungsi pendidikan keagamaan yaitu mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-
1M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a",
(Kudus: Yayasan Arwaniyyah, 2004), hlm. 1
2
nilai ajaran agamanya serta menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan dapat
diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal.2
Pendidikan Islam yang diselenggarakan di sekolah terdiri atas :
Raudhatul Athfal yang setingkat dengan Taman Kanak-Kanak, Madrasah
Diniyah swasta, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah
Aliyah.3 Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang menghendaki penuh
kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin
oleh guru untuk mempelajari kurikulum-kurikulum yang bertingkat.4
Pendidikan Islam yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat
sekarang ini banyak ragam dan jenisnya. Adapun pendidikan Islam luar
sekolah (non formal) di lingkungan masyarakat diantaranya yang menonjol
adalah : pondok pesantren, masjid dan musholla, TPQ (Taman Pendidikan Al-
Qur'an).5
Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar dan diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, non formal dan informal. TPQ sebagai jalur pendidikan
formal yang memiliki tujuan setelah peserta didik menyelesaikan pendidikan
TPQ, diharapkan mereka telah memiliki bekal dasar untuk menjadi generasi
yang mencintai Al-Qur'an, menjadikan Al-Qur'an sebagai bacaan dan
pandangan hidup sehari-hari (Generasi Qur'ani).
Seiring dengan kemajuan zaman dan mencerdaskan bangsa dalam
meningkatkan kualitas proses belajar Al-Qur'an, maka TPQ merupakan sarana
pendidikan yang sangat efektif dalam pengajaran Al-Qur'an. Lembaga
pendidikan Al-Qur'an ini keberadaannya sangat dibutuhkan, hal ini juga
mengingat keterbatasan pendidikan agama di sekolah pada umumnya.
2 Qadir (eds) , Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, ( Yogyakarta : Media Wacana
Press, 2003), cet.1, hlm. 23 3 Ismail SM (eds), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001),
cet.1, hlm. 49 4 Tim Karya Aditama, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, (Surabaya : Karya Aditama,
1996) cet.1 hlm. 202 5 Ibid., hlm. 52
3
Adapun pemilihan lokasi di TPQ Tamrinus shibyan berdasarkan pada
kenyataannya bahwa TPQ menggunakan Metode Yanbu'a dalam
pembelajaran Al-Qur'an dimulai sejak diterbitkannya Thoriqoh Baca Tulis dan
Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a" oleh Yayasan Arwaniyyah atau BAPENU
Arwaniyyah (Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus).
B. Penegasan Istilah
Dalam rangka memberikan penjelasan dan penegasan istilah yang
terdapat dalam judul "Efektivitas Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan
Jepara", maka disertakan pula definisi peristilahan yang dimaksud. Hal ini
juga untuk menghindari kesalahfahaman terhadap judul diatas, maka penulis
berusaha menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut :
1. Efektivitas pembelajaran dalam arti mengusahakan agar penggunaan
sarana pengajaran mampu membuahkan hasil, yakni tercapainya
kompetensi tertentu, dan terhindar dari kemubadziran.6 Guru sebagai
peran utama dituntut mengusahakan mampu membuahkan hasil yakni
tercapainya tiga kompetensi (membaca, menulis, dan menghafal) serta
memberikan manfaat anak dapat fasih, lancar, benar dalam membaca dan
menulis arab dengan baik.
2. Metode Yanbu'a
Metode Yanbu'a merupakan jalan atau cara yang dapat ditempuh
untuk menyampaikan bahan atau materi yang disusun secara sistematis
disesuaikan dengan perkembangan usia siswa rujukan isinya diambil dari
ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis atau dibukukan dalam bentuk paket
Yanbu'a juz I-VII setiap jilid/juz memiliki tujuan pembelajaran yang
berbeda. Pada intinya tujuan yang hendak dicapai dari masing-masing juz
yaitu siswa/anak mampu membaca huruf serta ayat-ayat Al-Qur'an dengan
lancar, benar dan fasih sesuai dengan makhraj (makhorijul khuruf).
6 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung : Nuansa Cendekia,
2003), cet I, hlm. 138
4
Juz I adalah kunci awal keberhasilan siswa untuk melanjutkan ke
juz II, III, dalam hal ini butuh bimbingan langsung dari ustadz/ustadzah.7
Pada juz IV tujuan pembelajarannya anak bisa membaca lafadz Allah
(ayat-ayat Al-Qur'an) dengan benar, memahami huruf-huruf yang tidak
dibaca atau fawatichus suwar dan huruf-huruf tertentu serta mengetahui
persamaan antara huruf latin dan Arab, kaidah tajwid, tulisan Arab dan
pegon jawa. Tujuan pembelajaran juz V anak bisa membaca waqof dan
tanda baca yang terdapat di Al-Qur'an Rosm Ustmaniy sedangkan juz VI
dan VII merupakan pedoman untuk mempelajari kaidah ghorib dan
tajwid.8 Setelah siswa selesai mempelajari juz I – juz V yaitu lewat
pentashihan kepada ahli Al-Qur'an peserta didik diperbolehkan
mempelajari Al-Qur'an 30 juz secara langsung, siswa membacakannya di
hadapan guru. Guru sebagai pembimbing menyimak benar salahnya
bacaan peserta didik dalam membaca Al-Qur'an.
3. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan pelaku ke arah yang lebih
baik.9 Pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat siswa aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar tugas guru yang paling utama adalah
mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik.
4. Membaca Al-Qur'an
Membaca yaitu melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa
yang tertulis.10 Hal ini kaitannya dengan ayat-ayat yang hanya dibaca dan
7 Ustadz yakni komitmen terhadap profesionalitas yang melekat pada dirinya sikap
dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement 8 Sebagai "memberikan kepada huruf akan hak-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf
kepada makhraj dan asalnya serta menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan"
9 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Surabaya : Elkaf, 2006), hlm. 127
10 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka, 1976), cet VIII, hlm. 11
5
dilafalkan dengan mantap baik dari segi ketepatan harakat dan
membunyikan huruf-huruf sesuai dengan makhraj.
Peran Metode Yanbu'a yaitu mengantarkan siswa sebelumnya agar
dapat mempraktikkan secara langsung atau menyebukan nama bacaannya
sesuai kaidah ghorib dan tajwid, siswa dituntut kefasihan dan latihan lisan
dengan menirukan orang yang baik bacaannya. Evaluasi akhir lewat tes
bacaan siswa serta test tertulis ditunjang dengan penguatan (reinforcement)
hafalan dengan bimbingan guru/ustadz. Dengan demikian penulis ingin
memberikan gambaran tentang bagaimana pelaksanaan Metode Yanbu'a
dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang
Randu Pecangaan Jepara.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang diangkat, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca
Al-Qur'an?
2. Apa kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses
pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum studi ini bertujuan untuk mencari informasi yang
kemudian dianalisis dan didata secara sistematis dalam rangka
memberikan gambaran pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran
membaca Al-Qur'an, kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam
proses pembelajaran di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan
Jepara.
2. Manfaat penelitian
a. Secara prediksi
1. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu TPQ
6
2. Sebagai motivator dalam meningkatkan kualitas kerja guru TPQ
3. Sebagai masukan ilmiah yang bernuansa islami
b. Secara teoritis
1. Menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan Islam
2. Sebagai pengalaman dalam berkarya ilmiah
3. Digunakan untuk dapat memahami setiap fenomena pendidikan
yang sampai sekarang belum banyak diketahui
4. Sebagai khazanah dalam mengajar Al-Qur'an khususnya dengan
Metode Yanbu'a
E. Telaah Pustaka
Untuk menghindari adanya plagiat, maka penulis sertakan beberapa
judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi penulis, isi dari skripsi-
skripsi tersebut sebagai pembanding yang sama-sama mengkaji tentang
metode dalam membaca Al-Qur'an, penulis menemukan skripsi diantaranya :
1. Kaid Fitani (3199219)11 "Problematika Pengajaran Al-Qur'an Dengan
Metode Qiro'ati Dan Solusinya (Studi Kasus Di TPQ Walisongo Jrakah
Tugu Semarang)". Kaid Fitani berkesimpulan bahwa, Metode Qiroati
adalah metode atau cara penyampaian pelajaran kepada siswa dengan
tidak mengeja, tetapi langsung membaca bunyi huruf yang sudah
berharokat (huruf hijaiyyah). Sesuai dengan judul dan permasalahan
yang diangkat kesimpulan problema dalam pengajaran Al-Qur'an dengan
Metode Qiroati bukan berasal dari Qiroati pusat akan tetapi ada pada
TPQ Walisongo Jrakah dalam keterbatasan tempat/kelas yang tidak
sesuai dengan jumlah siswa sehingga pengajar dalam melaksanakan
pembelajaran kurang efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan
profesionalisme guru dalam mengajar harus ditingkatkan agar mencapai
hasil yang maksimal.
11 Kaid Fitani, "Problematika Pengajaran Al-Qur'an Dengan Metode Qiro'ati Dan
Solusinya. (Studi Kasus Di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang)." Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004).
7
2. Muthoifah (3101408)12 " judul skripsi : Studi Tentang Evaluasi
Pembelajaran Membaca Al-Qur'an Metode Qiro'ati di TPQ Al-Ikhsan
Kelurahan Patebon Semarang". dalam penelitiannya Muthoifah
menyimpulkan bahwa evaluasi berfungsi untuk memahami dan membantu
perkembangan kemampuan santri dalam membaca Al-Qur'an.
Evaluasinya berupa pre-test, tes harian (formatif), kenaikan jilid (tes
sumatif), EBTAQ yang diselenggarakan Koordinator Cabang Qiro'ati
Semarang. Keberhasilan pembelajaran membaca al-Qur'an dengan
Metode Qiro'ati dipengaruhi kompetensi guru, ketelitian keuletan santri
dan teknik pembelajaran yang digunakan serta dukungan wali santri.
Selain itu fungsi evaluasi juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan
pembelajaran serta menyeleksi siswa yang akan melanjutkan kejilid
berikutnya sehingga guru dapat mendiagnosis kelemahan siswa dengan
memberi program remedial kepada siswa.
3. Riwayatul Hayyat (3603073)13 Skripsi yang berjudul "Studi Komparasi
Tentang Keberhasilan Membaca Al-Qur'an Antara Metode Qiro'ati dan
Metode Yanbu'a di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan Jepara dan di
TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan Jepara 2005". Dalam
skripsi ini Riwayatul Hayyat membandingkan dua metode dalam
membaca Al- Qur'an yaitu Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a dalam
bentuk kuantitatif dengan mencari tingkat perbedaan dari dua metode
dengan interpretasi data statistik yaitu mengujicobakan metode yang
berbeda. Dalam temuannya setelah menguji hipotesis dari data-data yang
diperoleh kemudian diadakan perhitungan bahwa "terdapat perbedaan
tentang keberhasilan membaca Al-Qur'an antara siswa yang mendapat
12 Muthoifah, "Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an dengan Metode
Qiro'ati di TPQ Al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005).
13 Riwayatul Hayyat "Studi Komparasi Tentang Keberhasilan Membaca Al-Qur'an Antara Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan Jepara dan di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan Jepara 2005". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006).
8
Metode Qiro'ati di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan dengan siswa yang
mendapat Metode Yanbu'a di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan
Kalinyamatan" untuk mengukur keberhasilan suatu metode peneliti
melakukan uji coba kepada santri dalam membaca jilid dengan hitungan
menit, semakin siswa cepat, lancar, benar tanpa adanya kesalahan dengan
hitungan waktu 1-2 menit dikatakan berhasil. Metode Qiro'ati termasuk
kategori cukup berhasil dengan nilai 53,34 sedangkan Yanbu'a dengan
hasil 60.00 hal ini sesuai perhitungan uji mean (2 variabel).
Perkembangan metode-metode lama dalam membaca Al-Qur'an
diantaranya Abjadiyah, Baghdadiyah, Iqro', Al-Barqy, Qiro'ati, dan Yanbu'a
dalam hal ini sudah banyak dijadikan penelitian khususnya Qiro'ati.
Berdasarkan realita kemunculan metode baru yaitu Yanbu'a tidak berlebihan
jika penelitian yang dilakukan ini benar-benar belum ada yang mengkaji
terutama berkaitan efektivitas pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam
pembelajaran membaca Al-Qur'an serta kelebihan dan kekurangannya baik
dalam proses belajar mengajar maupun hasil belajar siswa. Penelitian yang
akan penulis kerjakan dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif lapangan.
F. Kerangka Teori
Al-Qur’anul Karim adalah mu'jizat Islam yang kekal dan mu'jizatnya
selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur'an diturunkan Allah
kepada Rasulullah S.a.w. untuk mengeluarkan manusia dari suasana gelap
menuju yang terang serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah
menyampaikan Al-Qur'an itu kepada para sahabatnya-orang-orang Arab asli
sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka.14 Turunnya
Al-Qur'an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukan
bagi penghuni langit dan penghuni bumi.
Kata Al-Qur'an yang berasal dari akar kata qara' berarti "membaca"
atau "mengumpulkan". Berdasarkan pada fakta bahwa Al-Qur'an disampaikan
14 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur'an, (Bogor : Pustaka Litera : 2001), cet VI,
hlm. 1
9
oleh Allah kepada Nabi Muhammad S.a.w. dalam bentuk lisan. Hal ini
dijelaskan dalam literatur Islam manakala Ruhul Qudus membacakannya
kepada Nabi dalam proses pewahyuan, dan Nabi biasanya menyampaikannya
kepada para sahabatnya yang kemudian dituliskan ke dalam semacam bentuk
tertulis.15
Al-Qur'an hanya satu macam cara turunnya : yaitu turun secara
bertahap kepada Rasulullah S.a.w. Faedah turunnya Al-Qur'an dalam
pendidikan dan pengajaran, bahwa dalam proses belajar-mengajar harus
diperhatikan dua hal yaitu : tingkat pemikiran siswa dan pengembangan
potensi akal, jiwa dan jasmaninya dengan apa yang dapat membawanya ke
arah kebaikan dan kebenaran. Diantara celah-celah turunnya Al-Qur'an yang
pertama kali didapatkan perintah untuk membaca dan belajar dengan alat tulis.
Petunjuk ilahi tentang hikmah turunnya Al-Qur'an secara bertahap merupakan
contoh yang baik dalam menyusun kurikulum pengajaran, memilih metode
yang baik dan menyusun buku pelajaran.16
Menurut Ibnu Khaldun, Ibnu Sina dan Al Ghazali menunjuk
pentingnya menanamkan pendidikan Al-Qur'an kepada anak-anak, bahwa
pendidikan Al-Qur'an merupakan pondasi seluruh kurikulum pendidikan di
dunia Islam, karena Al-Qur'an merupakan syiar agama yang mampu
menguatkan aqidah dan mengokohkan keimanan. Dengan menanamkan
kecintaan anak terhadap Al-Qur'an sejak dini, maka kecintaan itu akan
bersemi pada dewasanya kelak, mengalahkan kecintaan anak terhadap hal
yang lain, karena masa kanak-kanak itulah masa pembentukan watak yang
utama.17
Seiring dengan meningkatnya kesadaran beragama dan kesadaran
mengenai perlunya menanamkan nilai keagamaan kepada anak usia dini. Kini
berkembang TPQ/TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) dengan menggunakan
15 John Cooper dkk, Pemikiran Islam dari Sayyid Ahmad Khan hingga Nasr Hamid Abu
Zayd, (Jakarta : Erlangga, 2002), hlm. 196-197 16 Manna Khalil al-Qattan, Loc. Cit., hlm. 176 17 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur'an,
(Jakarta : Gema Insani, 2004), hlm. 61
10
berbagai metode belajar membaca Al-Qur'an yang praktis dan bervariasi, yang
tidak bertumpu pada metode eja (thoriqoh abdjadiyah), tapi cenderung kepada
metode bunyi (thoriqoh shautiyah) dengan buku semacam Iqro', Qiro'ati, Al-
Barqy, dan Yanbu'a.18 dalam teks atau isi buku yang dimulai memperkenalkan
kepada anak mengenai huruf hijaiyyah sampai bacaan ayat-ayat al-qur'an yang
dibaca cepat, tepat, dilanjutkan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an.
Pendidikan Al-Qur'an bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat
penting karena pada usia tersebut merupakan masa pembentukan intelektual
dan tumbuhnya daya fantasi bagi anak. Maka dari itu tepat sekali kesempatan
seperti ini kita masuki pelajaran–pelajaran pokok seperti membaca Al-Qur'an
yang sekaligus bisa menjadi pondasi yang kokoh untuk pendidikan karena
segala ilmu itu termuat dalam Al-Qur'an.
Untuk itu kita berkewajiban mengisi, mendidik dan membangun
intelektual dengan memberi pembelajaran Al-Qur'an secara efektif. Jika
membaca Al-Qur'an dipandang sangat penting sebagai suatu pendidikan dasar
pada anak, maka sistem pembelajaran harus dirancang sebaik mungkin mulai
dari menetapkan tujuan, kurikulum, metode, sarana-prasarana, evaluasi yang
relevan agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Sehingga peserta didik
dapat membaca Al-Qur'an dengan baik, benar (tartil) fasih sesuai kaidah
tajwid dengan tambahan materi (pendidikan agama Islam yang lain).
G. Metodologi Penelitian Skripsi
1. Pendekatan penelitian
Yang dimaksud dengan "pendekatan" disini adalah metode atau cara
mengadakan penelitian.19 Penentuan pendekatan ini sangat menentukan
objek penelitian yang akan diteliti, dan sekaligus menentukan subjek
penelitian atau sumber dimana kita akan memperoleh data.20 Berdasarkan
18 Ahmad Fuad Effendi, Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN,
2002), hlm. 32 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta :
Rineka Cipta, 2002), cet XII, hlm. 23 20 Ibid., hlm. 23
11
permasalahan di atas, penulis menggolongkan rancangan penelitian
sebagai berikut :
a. Penelitian deskriptif (descriptive research)
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-
data,21 juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi.22
Oleh karena itu penulis menggunakan penelitian deskriptif untuk
memberikan gambaran pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam
pembelajaran membaca Al-Qur'an.
b. Penelitian lapangan (field research)
Penelitian lapangan memiliki tujuan untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi sesuatu
unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.23 Penelitian
yang dilakukan oleh penulis hanya berlaku pada sekolah/lembaga
pendidikan Islam khususnya TPQ yang menggunakan Metode
Yanbu'a dalam pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur'an.
Dengan demikian penulis memilih TPQ Tamrinus shibyan sebagai
objek penelitian.
c. Penelitian tindakan (action research)
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian
tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan
hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang
bersangkutan.24 Dalam penelitian ini penulis memilih penelitian
tindakan (action research). Dalam hal ini disesuaikan dengan
permasalahan yang ada yaitu kurang maksimalnya pembelajaran.
Untuk meningkatkan efektivitas metode mengajar khususnya faktor
dari peserta didik yang mengalami kesulitan belajar(hafalan).
21 Cholid Narbuko (ed), Metodologi Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), cet VII,
hlm. 44 22 Ibid., hlm. 44 23 Ibid., hlm. 46 24 Cholid Narbuko (ed), Op. cit., hlm. 165
12
Penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan guru dengan
memberikan modul pembelajaran yang isinya tajwid dan ghorib agar
siswa mudah dalam mempelajarinya, serta pemberian tugas di rumah
berupa hafalan materi yang akan dipelajari besok. Maka tindakan
adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan
tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas.
2. Metode pengumpulan data
Dalam hal ini dikemukakan teknik apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan alat-alat pengumpulan data.25 Untuk
mengumpulkan data penulis menggunakan metode sebagai berikut :
a. Wawancara (interview) Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab
sepihak.26 Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian
yang berlangsung dua orang mendengarkan secara langsung informasi
atau keterangan. Wawancara terpimpin digunakan peneliti
mempersiapkan pedoman wawancara atau pokok masalah yang akan
diselidiki untuk memudahkan jalannya wawancara dan memperoleh
informasi dan mencari data mengenai sejarah dan latar belakang
munculnya Metode Yanbu'a, siapa pencetusnya, kapan disusunnya,
dan tujuan umum, kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a. Penulis
menggunakan teknik wawancara kepada penyusun Metode Yanbu'a.
kepala sekolah dan guru yang bersangkutan untuk mengetahui kendala
serta hambatan dalam proses pembelajaran.
b. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian.27 Dokumentasi digunakan
25 Ibid 26 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), cet III, hlm. 172 27 Suharsimi Arikunto, Loc. Cit., hlm. 135
13
peneliti untuk mencari data mengenai profil TPQ, kurikulum, keadaan
guru dan siswa. Metode ini sebagai alat untuk mengumpulkan data
yang berkaitan dengan judul skripsi penulis.
c. Observasi
Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkah laku individu, atau proses terjadinya suatu kegiatan yang
diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan.28
Penulis melakukan observasi langsung dalam proses pembelajaran.
Metode Yanbu'a mulai jilid I-VII untuk mengetahui keefektifan
Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di TPQ
Tamrinus shibyan karang Randu Pecangaan Jepara.
3. Metode analisis data
Berdasarkan jenis permasalahan untuk mengetahui status dan
mendeskripsikan fenomena.29 Penulis memilih jenis data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.30
Penelitian ini menggunakan metode riset lapangan dengan teknik
analisis non-statistik (analisis deskriptif) dengan pendekatan kualitatif.
Data penelitian yang penulis dapatkan, kemudian dianalisis dengan
menggunakan pendekatan induktif dengan alasan lebih dapat menguraikan
latar secara penuh dan dapat membuat keputusan sedetail-detailnya.
Dari permasalahan yang telah penulis paparkan sebelumnya untuk
mengetahui keefektifan suatu Metode Yanbu'a dalam pembelajaran
membaca Al-Qur'an, penulis mengadakan observasi/pengamatan langsung
pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran. Sesuai pengamatan dan
data-data serta informasi yang diperoleh penulis dapat menyimpulkan
kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran
dari berbagai aspek.
28 Mustaqim, Op. cit., hlm. 173 29 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 212 30 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2001), hlm. 3
14
BAB II
METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN
MEMBACA AL-QUR'AN
A. Pengertian dan Sejarah Munculnya Metode Yanbu'a
Metode Yanbu'a adalah suatu metode baca tulis dan menghafal Al-
Qur'an untuk membacanya santri tidak boleh mengeja membaca langsung
dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus1 disesuaikan dengan kaidah
makhorijul huruf. Adapun materinya dari buku Yanbu'a yang terdiri dari 5
jilid khusus belajar membaca, sedangkan 2 jilid berisi materi ghorib dan
tajwid.
Timbulnya "Yanbu'a" adalah dari usulan dan dorongan Alumni
Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, supaya mereka selalu ada hubungan dengan
pondok disamping usulan dari masyarakat luas juga dari lembaga pendidikan
Ma'arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.2
Mestinya dari pengasuh pondok sudah menolak, karena menganggap
cukup metode yang sudah ada, tetapi karena desakan yang terus menerus dan
memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara alumni
dengan pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan,
maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan Allah tersusun kitab
Yanbu'a yang meliputi Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an.
Penyusun buku (Metode Yanbu'a) diprakarsai oleh tiga tokoh
pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an putra KH. Arwani Amin Al Kudsy
(Alm) yang bernama : KH. Agus M. Ulin Nuha Arwani, KH. Ulil Albab
Arwani dan KH. M. Manshur Maskan (Alm) dan tokoh lain diantaranya : KH.
Sya'roni Ahmadi (Kudus), KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma'mun Muzayyin
(Kajen Pati), KH. Sirojuddin (Kudus) dan KH. Busyro (Kudus) beliau adalah
Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an yang tergabung dalam majelis
"Nuzulis Sakinah" Kudus.
1 M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a" jilid I, hlm. 1
2 Ibid.
15
Pengambilan nama "Yanbu'a" yang berarti "sumber", mengambil dari
kata Yanbu'ul Qur'an yang artinya Sumber Al-Qur'an, nama yang sangat
digemari dan disenangi oleh seorang guru besar Al-Qur'an Al- Muqri' simbah
KH. M. Arwani Amin, yang silsilah keturunannya sampai pada pangeran
Diponegoro. Kata Yanbu'a diambil dari ayat Al-Qur'an tentang arti kata
Yanbu'a dalam firman Allah yaitu :
3 )٩٠: االسرأ (ينبوعاوقالوا لن نؤمن لك حتى تفجر لنا من الأرض Artinya : "Dan mereka berkata ", kami tidak akan percaya kepadamu
(Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi
untuk kami". (QS. Al-Isra' :90)
Awal penyusunan buku Metode Yanbu'a pada tanggal 22 november
2002 bertepatan 17 Ramadhan 1423 H selama 2 tahun4 yaitu proses
penyusunan, penulisan, pencetakan dan penerbitan awal 2004 atas perintah
pengasuh (KH. M. Ulil Albab buku metode yanbu'a dijadikan 8 jilid/buku
bertahab dalam penerbitannya. Pertama, buku jilid I pada 10 Januari 2004/17
Syawal 1424 H, jilid II,III 22 maret 2004/shafar 1424 H, jilid IV-VI 2 mei
2004/ 12 Rabiul awal 1425 H, disusul buku bimbingan mengajar Yanbu'a 13
Juni 2004/25 Robiul akhir 1425 H, dan buku Pra-TK 31 Oktober 2004/17
Ramadhan 1425. Di tahun 2007 baru diterbitkan buku Yanbu'a mengenai
materi hafalan surat-surat pendek dan do'a-do'a.
Semua pengerjaanya dikerjakan oleh santri pondok Tahfidh Yanbu'ul
Qur'an penerbit Yayasan Arwaniyyah Kudus (BAPENU Arwaniyyah) Kudus.5
Buku yang relatif kecil dengan harga murah, praktis untuk belajar,
memiliki manfaat bagi semua umat yang ingin bisa membaca Al-Qur'an
dengan lancar dan benar. Yanbu'a bisa diajarkan oleh orang yang sudah dapat
membaca Al-Qur'an lancar dan benar bermusyafahah (adu lisan/ disimakkan
3 Lihat buku Yanbu'a sambutan sesepuh 4 Hasil wawancara KH. Ulil Albab, pada hari Senin tanggal 29 Januari 2007 di
kediamannya Kudus. 5 Hasil wawancara dengan Arif Santri. Desain sampul Turmudzi, setting oleh Hilal Haidar,
Fahmi Najib dan percetakan Buya Barokah Offset Distributor Maktabah Mubarokatan Thoyyibah Jln. Menara No. 13 Kudus (59315), website www.Arwaniyyah.com (Telp. 0291 434022)
16
kepada ahlul Qur'an yang mu'tabar/diakui kredibilitasnya, serta dapat
membaca Al-Qur'an dengan benar, lancar dan fasih.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan Metode Yanbu'a adalah
penyempurnaan dari metode sebelumnya karena materi yang di kandung
setiap juz/jilid tidak sama dengan kitab yang lama urutan pelajarannya
berbeda ada pengurangan serta penambahan materi.
B. Tujuan Penyusunan Metode Yanbu'a
Metode Yanbu'a sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan
berupa materi yang tersusun sistematis sebagai pengantar dalam pembelajaran
membaca Al-Qur'an. Metode Yanbu'a memiliki 2 tujuan yaitu tujuan secara
umum dan secara khusus.
Tujuan secara umum Metode Yanbu'a antara lain :6
1. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa membaca Al-
Qur'an dengan lancar dan benar.
2. Nasyrul ilmi (menyebarkan ilmu) khususnya ilmu Al-Qur'an
3. Memasyarakatkan Al-Qur'an dengan Rosm Ustmaniy
4. Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang kurang dari
segi bacaan
5. Mengajak selalu mendarus Al-Qur'an dan musyafahah Al-Qur'an sampai
khatam.
Tujuan yaitu sasaran yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang yang melakukan suatu kegiatan. Tujuan Metode Yanbu'a secara khusus
antara lain : 7
1. Dapat membaca Al-Qur'an dengan tartil yang meliputi :
a. Makhraj sebaik mungkin
b. Mampu membaca Al-Qur'an dengan bacaan yang bertajwid
c. Mengenal bacaan ghorib dan bacaan yang musykilat
d. Hafal (paham) ilmu tajwid praktis
6 Buku Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", hlm.1
7 Wawancara KH. Ulil Albab, Ibid.
17
2. Mengerti bacaan shalat dan gerakannya
3. Hafal surat-surat pendek
4. Hafal do'a-do'a
5. Mampu menulis Arab dengan baik dan benar.
Metode Yanbu'a isinya disusun guna mengembangkan potensi anak
usia dini (pra-sekolah) disesuaikan menurut umur dan tingkatannya dimulai
jilid I, II, III, IV, V, VI dan VII, dalam setiap jilid memiliki tujuan
pembelajaran yang berbeda. Tujuan pembelajaran jilid I – VII adalah sebagai
berikut :
Jilid / Juz Tujuan Pembelajaran
I - Anak bisa membaca huruf yang berharokat fatchah, baik
yang sudah berangkai atau belum dengan lancar dan benar
- Anak mengetahui nama-nama huruf hijaiyyah dan angka-
angka Arab
- Anak bisa menulis huruf hijaiyyah yang belum berangkai,
berangkai dua dan bisa menulis angka arab8
II - Anak bisa membaca huruf yang berharokat kasroh dan
dlummah dengan benar dan lancar
- Anak bisa membaca huruf yang dibaca panjang baik berupa
huruf mad atau charokat panjang dengan benar dan lancar
- Anak bisa membaca huruf lain yaitu و dan ي sukun yang
didahului fatchah dengan lancar dan benar
- Mengetahui tanda-tanda charokat fatchah, kasroh dan
dlummah juga fatchah panjang, kasroh panjang dan
dlummah panjang dan sukun. Dan memahami angka Arab
puluhan, ratusan, dan ribuan
- Bisa menulis huruf-huruf yang berangkai dua dan tiga9
8 Lihat Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan menghafal Al-Qur'an
"Yanbu'a", hlm. 6 9 Ibid., hlm. 9
18
III - Anak bisa membaca huruf yang bercharokat fatchatain,
kasrotain dan dlummahtain dengan lancar dan benar
- Anak bisa membaca huruf yang dibaca sukun dengan
makhroj yang benar dan membedakan huruf-huruf yang
serupa
- Anak bisa membaca qolqolah dan hams
- Anak bisa membaca huruf yang bertasydid dan huruf yang
dibaca ghunnah dan yang tidak
- Anak mengenal dan bisa membaca hamzah washol dan Al-
ta'rif
- Anak bisa mengetahui fatchatain, kasrohtain, dlummahtain,
tasydid, tanda hamzah washol, huruf tertentu dan angka
Arab sampai ribuan
- Anak bisa menulis kalimah yang 4 huruf dan merangkai
huruf yang belum dirangkai10
IV - Anak bisa membaca lafadh Allah dengan benar
- Anak bisa membaca mim sukun, nun sukun dan tanwin yang
dibaca dengung atau tidak
- Anak bisa membaca mad jaiz, mad wajib dan mad lazim
baik kilmiy maupun charfiy, mutsaqqol maupun mukhoffaf
yang ditandai dengan tanda panjang ~ / ~
- Anak memahami huruf-huruf yang tidak dibaca
- Mengenal huruf fawatichus suwar dan huruf-huruf tertentu
yang lain. Mengetahui persamaan antara huruf latin dan
arab dan beberapa qaidah tajwid
- Disamping latihan merangkai huruf anak bisa membaca dan
menulis tulisan pegon jawa11
10 Ibid., hlm. 11 11 Ibid., hlm. 13-14
19
V - Anak bisa membaca waqof dan mengetahui tanda waqof dan
tanda baca yang terdapat di Al-Qur'an Rosm Utsmany
- Anak bisa membaca huruf sukun yang diidghomkan dan
huruf tafkhim dan tarqiq12
VI - Anak bisa mengetahui dan membaca huruf mad (alif, wau
dan ya') yang tetap dibaca panjang atau yang dibaca pendek
juga yang boleh dua wajah, baik ketika washol maupun
ketika waqof
- Anak bisa mengetahui cara membaca hamzah washol - Anak bisa mengetahui cara membaca isymam, ikhtilas,
tashil, imalah dan saktah serta mengetahui tempat-
tempatnya
- Anak bisa mengetahui cara membaca tulisan shod yang
harus dibaca shod dan yang boleh dibaca sin
- Anak bisa mengetahui kalimat-kalimat yang sering dibaca
salah13
VII - Anak bisa membaca Al-Qur'an dengan benar dan lancar,
yang berarti sudah bisa mempraktekkan tajwid dan ghorib
dengan benar
- Setelah mengajarkan ilmu tajwid, diadakan mudarosah atau
musyafahah Al-Qur'an dan setiap anak membaca bacaan
yang ada pelajaran tajwid14
Dari rincian tujuan pembelajaran yang disesuaikan jenjang dan
tahapan-tahapan yaitu tahap pemula dan tahap akhir sehingga tercapainya
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan lewat proses belajar mengajar membaca
Al-Qur'an dan mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur'an.
12 Ibid., hlm. 17 13 Ibid., hlm. 20 14 Yanbu'a jilid 7
20
C. Kurikulum Metode Yanbu’a dalam Pembelajaran
Kurikulum (curriculum) merupakan seperangkat rencana yang
menjadi pedoman dan penghayatan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
(instruction) yaitu keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan
berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar. Pembelajaran ialah
proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik sebagai
murid/siswa.15
Karakteristik Kurikulum Metode Yanbu'a16
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal
2. Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dalam proses
pembelajaran
3. Menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
pencapaian kompetensi (membaca, menulis dan menghafal)
Kurikulum adalah syarat mutlak dan ciri untuk pendidikan formal
sehingga kurikulum tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan
pembelajaran. Setiap praktek pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu baik aspek pengetahuan (cognitive) sikap (afektif) maupun
keterampilan (psikomotorik), untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi
tersebut perlu adanya bahan atau materi yang disampaikan melalui proses
pembelajaran dengan menggunakan metode dan media yang cocok dengan
karakteristik bahan pembelajaran.
Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Pra TK
1. Menggunakan huruf ا berharokat fatchah ا ا ا ا ا , tidak digandeng
dilanjutkan ب-ي pengenalan huruf hijaiyyah.
15 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar, (Bandung : CV. Alfabeta, 2006), hlm. 61
16 Wawancara KH. Ulil Albab, Ibid
21
Setiap halaman kebanyakan terdiri dari empat kotak :
1. Kotak I : Materi pelajaran utama, keterangan yang awali
dengan tanda titik (•)
2. Kotak II : Materi pembelajaran tambahan, keterangannya
diawali dengan tanda (▲)
3. Kotak III : Materi pembelajaran menulis, keterangan diawali
dengan tanda segi empat (♦)
4. Kotak IV : Kotak keterangan
Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a juz 1 (satu)
1. Pengenalan huruf ا ب dibaca cepat, pendek dan jangan putus-putus
2. Pengenalan huruf اب ت berharokat fatchah tidak di gandeng (hal 2-
34)
3. Pada halaman 34-43 ت أ نب - نبت -ثب pengenalan huruf gandeng
berharokat fatchah
4. Pengenalan kalimat صعدورجع-حضر فقعد pada halaman 44
5. Pengenalan angka satuan 1-10
Pokok Pembelajaran Metode Yanbu'a Juz II (dua)
1. Mengenalkan huruf yang bercharokat fatchah dan kasroh (hlm 1)
ب– ب – ا -ا ذ د خ ث ج ح اب ت
2. Pengenalan huruf berharokat fatchah diakhiri dan dikasroh
diakhir ( ) ءاب ن–نبأ
بلد- علق –أبت 3. Pengenalan huruf yang berharokat dlummah yang berjumlah 3 huruf
gandeng dan tidak gandeng (hal 7-8)
مالء– مأل ب - ب–ا ا
22
نضع- يهب –د مص خ د ذ – ث ج ح –ا ب ت
4. Pengenalan huruf yang berharokat ( ) yang terdiri 4 huruf hlm. 13
وزلف سر ود عضد ك5. Pengenalan mad (huruf yang dibaca panjang)
قاتل–قتل
حفظ حافظا حفظ6. Pengenalan fatchah, kasroh, dlummah panjang, hlm.25
هذ ه ه = هي
بيده هنديوبه 7. Pada halaman 29-43 pengenalan kalimah panjang
وقا لوا ماهذا ها بواذاع8. Pengenalan angka puluhan sampai ratusan (10-100)
Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Juz III (tiga)
1. Pengenalan Tanwin (fatchah tanwin, kasroh-tanwin, dlummah tanwin,
fatkcah panjang, dlummah panjang, kasroh panjang dan sukun)
با دأبا– أ ب –أ
عداص حفظة خطاء2. Mengenalkan huruf yang dibaca sukun
بلدا امنا وآا نوا قوما
سحر عليم ديق حميمص3. Menggunakan Qolqolah dan hams pada hlm.10
يةو غشوة هاةكحضا اب ابصارنا تبينا بسحانك
Bacaan hams ( ك dan ت) hlm. 24
د ط ق ك تجب علون وعهدناجابر هيم ي
23
4. Bacaan huruf bertasydid dan huruf yang dibaca ghunnah ( ي و م ن )
hlm.30
أ نا– ن - اما –م ا بجهنم مسمىوواما إ نما آأ نهن فأ تم
5. Bacaan Hamzah washol dan Al-ta'rif hlm.34 مدح و ل وال-و ا ل
والبصر والفوأد فاستجاب6. Pengenalan angka ribuan
Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a juz IV (empat)
1. Pengenalan lafadz Allah
عبد اهللا– تا اهللا- اهللابا
لموقدة ا شهيدا نار اهللاهللاى با فوآ2. Pengenalan kaidah tajwid dasar
3. Pengenalan Fawatichus suwar hlm.23 يم حام-حم جيدم النأروا الق ق وا لكتب ا لمبين حم
4. Pengenalan Arab pegon hlm.13
ج س- ك ي -ي س –م م با–ب قك قك بفك آج أك
5. Mengetahui huruf latin dan tulisan Arab hlm.41
غ او نتوك جوديرادادو دي الJangan mengambil barang orang lain itu dosa
Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Juz V (lima)
1. Mengenalkan tanda waqof dan cara mewaqofkan ditandai ○
○ منو ن ء مو- منون ءمو
○ ومما رزقنهم ينفقون ○فيه هدى للمتقين 2. Pengenalan surat pendek seperti Attoffifin, Atthin, Ad-Dhuha, Al-
Zalzalah, Al-Ikhlas dan surat panjang yang diambil dari Al-Qur'an.
24
3. Pengenalan tafhim dan tarqiq
4. Pengenalan cara membaca Arab dalam bahasa Indonesia
Pokok pelajaran Metode Yanbu'a Juz VI (enam)
1. Hukum Alif
2. Hukum Waw
3. Hukum Ya'
4. Hamzah Washol
5. Huruf dan charokat yaitu semestinya dibaca menurut tulisannya tapi
ada yang tidak sesuai seperti (1) Isyman dan Ikhtilas, (2) Tashil,
(3) Imalah, (4) Saktah (sakt), (5) Huruf yang boleh dibaca fatchah dan
dlummah, (6) Shod yang ada sin kecil, (7) Kalimah yang sering di
baca salah.
Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Juz VII (tujuh)
Materi pokok - Adabut tilawah
- Kaidah tajwid
- Makhorijul khuruf
D. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.17 Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau
pencapaian maka subjek evaluasi adalah guru.18 Evaluasi menempati urutan
terakhir dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran langkah
pokok yang dilakukan dalam keseluruhan proses program pengajaran antara
lain :19
17 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1986), hlm. 1 18 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001),
hlm. 19 19 Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet 2, hlm.
130
25
1. Evaluasi Awal (pretest)
Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu
program pembelajaran,20 ialah mengadakan pretest. Tujuannya ialah untuk
mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang
bersangkutan (mengenal huruf Arab) secara baik dan benar berdasarkan
makhrojnya.
2. Evaluasi Harian (formatif)
Evaluasi formatif berfungsi sebagai pengumpulan data pada waktu
pembelajaran berlangsung21 yaitu lewat bacaan siswa dari materi buku
Yanbu'a. Secara individual guru mentashihkan bacaan murid, sedangkan
murid membaca sendiri guru membimbing santri. Apabila murid salah
membaca, cukup memberi peringatan dengan ketukan. Lewat evaluasi
guru dapat memahami kemajuan dan perkembangan kemampuan santri
sehingga santri dapat mempelajari materi berikutnya. Guru sebagai
"teacher centered".
3. Evaluasi Kenaikan jilid (sumatif)
Evaluasi sumatif adalah gabungan dari evaluasi formatif (tes
harian). Setelah guru mentaschihkan bacaan siswa dianggap sudah
memenuhi kriteria baik dari kefasihan, makhrojnya siswa dapat mengikuti
tes jilid/kenaikan jilid melalui ustadz yang ditunjuk/guru yang lebih ahli
dalam ilmu Qiro'atil Qur'an. Pelaksanaannya disesuaikan dengan banyak
sedikitnya santri.
4. Tahtiman/wisuda
Tahtiman/wisuda dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan menyelesaikan juz I-IV dan memasuki tingkat atas
sampai siswa mengkhatamkan Al-Qur'an dan mempraktekkan kaidah
tajwid dan ghorib langsung dalam membaca Al-Qur'an dengan bimbingan
seorang guru/ustadz.
20 Ibid 21 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), cet 7, hlm.
222
26
E. Sasaran Metode Yanbu’a dalam Pembelajaram Membaca Al-Qur'an
Membaca (read) ialah melihat tulisan dan mengerti atau dapat
melisankan apa yang tertulis. Dalam pengertian lain membaca adalah sebuah
aktivitas melafalkan/melisankan kata-kata yang dilihatnya dengan
mengerahkan beberapa tindakan melalui tindakan mengingat- ingat.
Sedangkan arti kata "Qur'an" menurut pendapat yang paling kuat
seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti "bacaan", asal kata
qara'a.22 Kata Al-Qur'an adalah kata sifat yang bermakna al-jam'u (kumpulan)
karena Al-Qur'an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat. Kata Al-Qur'an
adalah isim alam sejak awal digunakan sebagaimana bagi kitab suci umat
Islam.23
Definisi Al-Qur'an menurut istilah sebagai berikut :
زل من اهللا , القران الكريم هو الكالم المعجز ى نبي المن الى عل د تع ه محم
سالم نصلى اهللا عليه وسلم بلفظه ومع ول ,اه بوا سطة جيريل عليه ال المنق
24)ان الكريمقريل التدروس فى تر. (والمتعبد بتالوته, إلينا با لتواترUntuk memberikan pengertian, Al-Qur'an didefinisikan sebagai
"kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizat yang diturunkan (diwahyukan)
kepada Nabi Muhammad S.a.w melalui perantaraan malaikat Jibril, yang
merupakan mu'jizat yang diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya
adalah ibadah".
Secara keseluruhan membaca Al-Qur'an adalah sebuah proses yang
menghasilkan perubahan kemampuan melafalkan kata-kata, huruf abjad
(Hijaiyyah) yang dilihatnya dengan mengerahkan kemampuan melalui
pengertian dan mengingat-ingat secara benar baik makhorijul huruf maupun
tajwidnya karena yang dibaca adalah kalam Allah (ayat-ayat suci).
22 Al-Qur'an, Mujammaa Khadim al-Haramaain al Syarifain al Malik Fahd, (Medina
Munawarah,t.th), hlm. 15 23 Said Agil Husin Al Munawar, Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,
(Jakarta: 2001), cet 2, hlm. 5 24 Faiz Abdul Qodir Syeih Azzuri, Durus Fi Tartil Qur'anul Karim, (Damascus, Daulah
Qotar, 1997), cet. 10, hlm. 6
27
Al-Qur'an satu-satunya kitab suci di dunia yang hingga kini masih
tetap terjaga dan terpelihara keasliannya. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad
S.a.w., Al-Qur'an masih tetap dalam kondisi utuh, tak satupun hurufnya
berubah. Bahwa Al-Qur'an merupakan kitab yang keotentikannya dijamin
Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara.
Allah telah berfirman :
25 )٩: الحجر (إنا نحن نزلنا الذآر وإنا له لحافظون
Artinya : "Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti kami (pula) yang memeliharanya". (QS. Al Hijr : 9)
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Qur'an bahwa dengan
jaminan ayat diatas, setiap muslim percaya apa yang dibaca dan didengarnya
sebagai Al-Qur'an tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang dibaca oleh
Rasulullah S.a.w. yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi S.a.w.26
Setiap ada ayat atau surah Al-Qur'an turun, Nabi Muhammad S.a.w.
senantiasa memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk
menuliskan secara resmi ayat-ayat yang baru saja diterimanya, baik di batu,
kulit binatang, tulang, pelepah kurma sambil menyampaikan posisi dan
urutan setiap ayat dalam surahnya.
Agama Islam sejak dini, tepatnya sejak turunnya wahyu yang pertama
kepada Rasulullah Muhammad S.a.w. memerintahkan manusia untuk
membaca.27 Allah berfirman :
اقرأ وربك الأآرم } ٢{ن علق خلق الإنسان م } ١{اقرأ باسم ربك الذي خلق
28)۵-١: العلق (}۵{علم الإنسان ما لم يعلم } ٤{الذي علم بالقلم } ٣{Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1).
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia (3). Yang mengajar
25 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Surabaya : Duta Ilmu, 2005), hlm.
355 26 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung : PT Mizan, 2004), hlm. 21 27 Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm. 12 28 Depag RI, Op. Cit., hlm. 904
28
(manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5). (QS. Al-Alaq : 1-5
Iqra' atau perintah membaca adalah kata pertama yang diterima oleh
Nabi Muhammad S.a.w. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua
kali dalam rangkaian wahyu yang pertama.29 Perintah membaca merupakan
dorongan untuk meningkatkan minat baca. Kata iqra' itu sendiri tidak hanya
ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad semata-mata, tetapi juga untuk
umat manusia sepanjang sejarah karena perintah membaca merupakan kunci
pembuka jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Demikianlah iqra'
merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan manusia menjadi
tuntunan pertama yang diberikan Allah SWT kepada manusia, untuk bisa
membaca maka harus dilakukan proses belajar mengajar.
Membaca Al-Qur'an adalah ibadah maka membaca Al-Qur'an dengan
bacaan yang sebenar-benarnya adalah satu wujud keimanan kita kepada Al-
Qur'an al-karim. Allah SWT berfirman :
ه ر ب ه ومن يكف ون ب ـئك يؤمن ه أول ق تالوت الذين آتيناهم الكتاب يتلونه ح
)١٢١ :البقرة (فأولـئك هم الخاسرونArtinya : "Orang-orang yang telah kami beri al kitab (Al-Qur'an), sedangkan
mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya (sebagaimana Al-Qur'an diturunkan) mereka itulah (orang-orang) yang beriman kepadanya (Al-Qur'an). Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi". (QS. Al-Baqarah : 121)
Kadar keimanan seorang muslim dapat diukur, salah satunya dari
kebenarannya membaca Al-Qur'an.30 Membaca Al-Qur'an dengan niat yang
ikhlas, walaupun belum tahu maknanya sudah dihitung sebagai ibadah syar'i
(sesuai syari'at agama Islam). Oleh karena itulah, Rasulullah sendiri
diperintahkan Allah SWT, untuk membaca Al-Qur'an.
29 M. Quraish Shihab, Op. cit., hlm. 467 30 Imam Murjito, Pengantar Metode Qiro'ati, (Semarang : Roudhatul Mujawwidin : t.th),
hlm. 50
29
Sebagaimana firman-Nya :
ن ا م ا أن وأن أتلو القرآن فمن اهتدى فإنما يهتدي لنفسه ومن ضل فقل إنم
31 )٢٩: النمل (المنذرينArtinya : "Dan aku supaya membacakan Al-Qur'an (kepada manusia), maka
barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barang siapa yang sesat maka katakanlah : "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan". (QS. An-Naml : 92)
Bacaan menjadi ibadah, apabila bacaannya itu benar dan sesuai kaidah
Tajwid, Ghorib dan ilmu Qiro'ah. Seseorang tidak akan tahu apakah
bacaannya itu betul atau salah kecuali dengan berguru dan belajar kepada guru
(yang ahli) Al-Qur'an yang mufassil sanadnya kepada Rasulullah S.a.w.32
Dalam kitab Rukhul Bayan diterangkan : Bahwa Allah tidak akan memberi
pahala kepada orang yang membaca Al-Qur'an tanpa belajar kepada guru,
bahkan akan menyiksa bila bacaannya ada kesalahan yang jelas (lahn jali).
Struktur fonologis dan basis artikulasi yaitu ada 6 fonem vokal yang
berbeda berdasarkan kedudukan lidah horisontal dan vertikal serta bulat
tidaknya bibir. 33 Fonem konsonan fokus artikulasi dan cara artikulasi sebagai
contoh bunyi huruf /p/b/m/, konsonan /p/ tak bersuara bilabial (dwi bibir),
kedua bibir berpaut. Bibir bawah agak tegang dan menyinggungkan bagian
dalamnya pada gigi atas: /papan/, /bambu/. Konsonan bersuara /b/, /d/,
/g/,pada umumnya tidak ditemukan di akhir suku kata, dalam morfem serapan
konsonan itu diganti dengan konsonan tak bersuara sepadan, meskipun
penulisannya dipertahankan seperti untuk konsonan bersuara: wajib /-p/,
murid /-t/. Syarat utama yang harus dipenuhi dalam artikulasi konsonan
oklusif nasal ialah disertakannya resonator rongga hidung yang dilaksanakan
dengan cara menurunkan velum. Pada awal suku kata artikulasinya kuat dan
31 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung : Sifa Timbul, 1979), hlm. 605 32 Libni Muhaammad Arwani Amin Al-Qudsi, Kholashoh I'aanatul Musyafihin, (Kudus :
Yayasan Arwaniyyah, 1997), hlm. 1 33 N.F. Alieve et al. Bahasa Indonesia deskripsi dan teori, (Yogyakarta : Kanisius, 1991),
hlm. 34, cet.1
30
tegas, pada akhir suku kata konsonan itu menjadi seperti tak berletup.
Konsonan /m/ bilabial, kedua bibir berpaut antara sesamanya dan gigi muka.
Contoh : /makan/, /demam/.
1. Metode dalam Pembelajaran Al-Qur'an
Metode bermakna cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai
tujuan.34 Metode pembelajaran Al-Qur'an tidak sama dengan pembelajaran
pendidikan umum yang banyak jumlahnya. Metode yang dipakai guru
juga menentukan keberhasilan dan tercapainya kurikulum yang disusun
disesuaikan dengan kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses belajar
mengajar untuk melaksanakan pembelajaran Al-Qur'an.
Menurut Imam Murjito ada beberapa teknik pengajaran yaitu :35
a) Individual
Metode ini merupakan cara pembelajaran dengan membaca
materi pelajaran orang per orang sesuai kemampuan murid dalam
menerima pelajaran.
b) Klasikal baca simak (KBS)
Metode ini membaca secara bersama-sama, bergantian membaca
secara individu atau kelompok lain menyimak.
Selain menggunakan metode diatas cara belajar Al-Qur'an pada
Metode Yanbu'a menggunakan tradisi Musyafahah (berhadap-hadapan
ustadz dengan tholib) ialah ada 3 macam :36
1. Guru membaca dulu kemudian murid menirukan (metode talqin)37
2. Murid membaca, guru mendengarkan bila salah dibetulkan
3. Guru membaca murid mendengarkan
34 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan
Pendidikan, (Jakarta : Al Husna Baru, 2004), cet V, hlm. 35 35 Imam Murjito, Pengantar Qiro'ati, (Semarang : Roudhatul Mujawwidin, t.th), hlm. 23 36 Wawancara, KH. Ulil Albab, Op. cit. 37 Metode Talqin, Metode cara bekerjanya dimulai dengan memperdengarkan bacaan suatu
ayat atau teks tulisan secara tartil dan berulang-ulang hingga sempurna bacaannya. Metode ini cocok digunakan untuk pengajaran ketrampilan membaca Al-Qur'an
31
Metode pengajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yaitu
menekankan kefasihan anak dalam membaca sesuai makhrojnya serta
mengajak selalu mendarus Al-Qur'an (semaan), dan membaca Al-Qur'an
dengan melatih kebersamaan ketika salah yang lain membenarkan.38
Metode semacam ini dipandang efektif karena melatih kebenaran
bacaan siswa dalam membaca. Sistem pengajarannya menggunakan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau "Student Centered". Pembelajaran
individual ini guru memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada
masing-masing individu untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki siswa artinya setiap individu siswa memiliki buku paket
Yanbu'a sedangkan posisi guru menyimak bacaan siswa dan membantu
membenarkan ketika salah.
2. Tujuan Belajar Membaca Al-Qur'an
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan.39 Membaca Al-
Qur'an yang baik dan benar harus didukung dengan pengetahuan tentang
kaidah-kaidah tajwid dan makhorijul khurufnya melalui latihan-latihan
melafalkan. Karena itu tujuan belajar membaca Al-Qur'an yaitu sasaran
yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang
melaksanakan pendidikan.
Rasulullah S.a.w. memberikan perhatian sekaligus penghargaan
yang besar terhadap kegiatan belajar mengajar dan mendidik Al-Qur'an
sebagaimana beliau bersabda :
معت سعد حدثناحجاج بن منهال حدثنا شعبة قال أخبرنى علقمة بن مرثد س ه ب بن عبيدة عن أبى عبدالرحمن السلمي عن عثمان ان رضي اهللا عن ن عف
ال صلى اهللا عليه وسلم ىبعن الن رواه .هم لع و انرلق ا مل ع ت ن م مآري خ: ق 40 )فى متن البخاري(أبوا عبداهللا محمد بن اسماعيل البخارى
38 Wawancara KH. Ulil Albab, Ibid 39 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet 1,
hlm. 10 40 Abi Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhori, Matan Al-Bukhori, (Singapura : tth),
juz III, hlm. 232
32
Artinya : "Dan diriwayatkan dari Usman bin Affan RA, berkata : Rasulullah bersabda ("sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya") diriwayatkan Abu Abdullah muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al Bukhori." (dalam kitab Matan Al Bukhori)
Para pakar pendidikan Islam berpendapat bahwa prioritas
pendidikan anak yang pertama adalah Al-Qur'an. Tokoh pendidikan
tersebut diantaranya Ibnu Sina, Imam Ghazali dan Ibnu Khaldun.41 Ibnu
Sina berkata : "Apabila anak-anak telah kuat lidahnya telah fasih,
telinganya telah nyaring hendaklah ajarkan Al-Qur'an dan dilukiskan
kepada huruf hijaiyyah". Inti pendapat Ibnu Khaldun sama dengan
pendapat Ibnu Sina bahwa adat kebiasaan umat Islam mendahulukan
pelajaran Al-Qur'an hikmahnya untuk mengambil berkat dan
mengharapkan pahala serta memberi syafaat pada hari kiamat, sabda
Rasulullah S.a.w. :
ناثدح . عف نان بعيبلر اوه وةبو توب أناثد ح ىانوللح ا ىل ع ن ب نسثن الح حد ةم ماأ وب أ نىثد ح لوق يمالس با أعم س هن أدي زن عمال سنب ا نىع ي ةيوعام مو ي ي ت أ ي هنا ف نار الق اءورقا "لوق ص م ي اهللا ل وس ر تعم س ل قا يلهبالا 42 )رواه مسلم" (هبحاص ألعايف شةميالقا
Artinya : Dari Abi Umamah al Bahily ra berkata : Rasulullah S.A.W.
telah bersabda "Bacalah Al-Qur'an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membacanya". (HR. Muslim)
Adapun cara transinternalisasi kepribadian Qur'ani sejak masa
kanak-kanak yaitu tahsin tilawah; memperbaiki bacaan sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid dan ilmu qiro'ah dilanjutkan al tahfidz; menghafal
seluruh atau sebagian ayat-ayat atau surat-surat pendek dalam Al-Qur'an,
terutama surat yang wajib dalam shalat.43
41 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Hidakarya Agung, 1992), cet 7,
hlm. 52 42 Annawawi, Shohih Muslim, (Darul Fikr : 1981), juz V, hlm. 89-90 43 Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta : Raja Grafindo, 2006), hlm.
228
33
Metode Yanbu’a sebagai sarana yang bertujuan mengantarkan dan
melatih kefasihan sejak anak-anak yaitu disusun secara sistematis dimulai
pengenalan huruf Hijaiyyah dan potongan ayat yang diambil dari Al-
Qur’an serta ilmu Qiroatul Qur’an(Tajwid dan Ghorib). Adanya Metode
Yanbu’a sebagai pegangan sebelum siswa mempelajari bacaan Al-Qur’an
mulai juz 1-30 tulisannya disesuaikan didalam Al-Qur’an khususnya
Rosm Ustmani.
3. Tahapan Belajar Membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan
pertama ajaran Islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad S.a.w. sebagai salah satu
rahmat bagi alam semesta, didalamnya terkumpul wahyu ilahi yang
menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai
dan mengamalkannya.
Belajar Al-Qur'an itu ada aturan-aturan tertentu yang harus
dilaksanakan sehingga belajar Al-Qur'an dapat dibagi kepada beberapa
tingkatan yaitu :44
1. Belajar membaca sampai lancar dan baik menurut kaidah-kaidah yang
berlaku dalam Qira'at dan Tajwid
2. Belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud yang
terkandung didalamnya
3. Belajar menghafal di luar kepala
Rasulullah S.a.w. diperintahkan Allah SWT untuk membaca Al-
Qur'an dengan bacaan yang sebenar-benarnya (haqqo tilawatih). Kita
diperintahkan Allah untuk membaca Al-Qur'an dengan cara-cara tertentu,
yang telah dicontohkan oleh Allah SWT., sebagaimana firman-Nya :
)٣٢: الفرقان (ورتلنه ترتيالArtinya : "… dan kami bacakan ia (Al-Qur'an) kepadamu dengan bacaan
tartil". (QS. Al-Furqon : 32)
44 Al-Qur'an, Mujamma Khadim al-Haramain al-Syarifain al Malik Fahd, Op. cit., hlm. 102
34
Juga diterangkan dalam firman Allah :
)٤: المزمل (ورتل القرآن ترتيالArtinya : "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan bacaan yang tartil". (QS.
Al-Muzzammil : 4)
Mempelajari Al-Qur'an bagi setiap mukmin adalah fardhu a'in
(wajib) sehingga dalam membacanya harus mengikuti tahapan-tahapan
belajar membaca Al-Qur'an diantaranya membaca Al-Qur'an yang baik
dan benar (qiro'aah shohihah) sesuai dengan aturan-aturan yang45 khusus
ditentukan secara tauqifi (tidak bisa di ganggu karena sudah ditetepkan
Rasulullah S.a.w. sebelumnya dan para dikembangkan para pakar ilmu Al-
Qur'an) yaitu :
1. Tajwid ( تجويد ) Pengertian tajwid menurut etimologi asal dari kata
دا يجود جود تجوي arti menurut bahasa adalah berbuat yang baik,
membaguskan46. Menurut istilah adalah membaca huruf makhrajnya
serta memberi haq dan mustaqnya .
Haq : sifat-sifat huruf yang tetap seperti : jahr, rakhawah, isti'la'
Mustahaq : sifat yang timbul dari sifat yang tetap : Tafhim timbul dari
isti'la' mengenai hukum mempelajari tajwid adalah fardu kifayah,
akan tetapi mengamalkan serta membaca Al-Qur'an dengan baik
(bertajwid) adalah fardlu Ain47
Ilmu tajwid yaitu ilmu tentang cara membaca Al-Qur'an,
tempat memulai dan pemberhentianya48. Tujuan ilmu tajwid ialah agar
dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara betul (fasih) sesuai dengan
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad S.a.w. serta dapat memelihara
lisannya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca.
45 Ibid., hlm. 61 46 Libni Muhammad Arwani, Op. cit 47 Ibid., hlm. 2 48 Said Agil Husain Al Munawar, Loc. Cit., hlm. 7
35
Hukum mempelajari ilmu tajwid dengan tujuan-tujuannya
adalah fardu kifayah. Sedangkan membaca Al-Qur'an dengan
bertajwid (baik di dalam shalat maupun diluar shalat) adalah fardu
Ain,49 dengan demikian membaca Al-Qur'an dengan bertajwid adalah
kewajiban syar'i yang telah ditetapkan di dalam Al-Qur'an, As-
sunnah, dengan ijma' para ulama. Ilmu tajwid itu diajarkan sesudah
pandai membaca huruf arab dan telah dapat membaca Al-Qur'an.
Tujuannya ilmu tajwid tidak untuk dihafal tetapi dipelajari dengan
tujuan mempraktekkannya ketika membaca.
2. Ghorib ( غرب )
Ghorib diambil dari kata bahasa arab ا - يغرب –غرب غربyang berarti pergi mengasingkan diri. Bacaan ghorib adalah bacaan-
bacaan yang asing/ aneh di dalam bacaan Al-Qur'an sukar dipahami(di
dalam membacanya).50 Atau disebut Ilmu gharib Al-Qur'an yaitu ilmu
yang membahas tentang makna kata-kata (lafal) yang ganjil, yang
tidak lazim digunakan dalam bahasa sehari-hari. Dikatakan sebagai
bacaan yang asing karena memang didalam membacanya tidak sesuai
dengan kaidah bacaan pada umumnya. Anak/pembaca yang belum
tartil (belum bertajwid), tidak mempelajari ghorib, sebelum bacaanya
tartil terlebih dahulu.51
Jadi dengan demikian urutan/jenjang dan tahapan belajar
membaca Al-Qur'an adalah:
1. Dapat membaca Al-Qur'an dengan tartil/bertjwid (membaguskan)
2. Mempelajari ilmu tajwid
3. Mempelajari bacaan-bacaan ghorib
Membaca Al-Qur'an menempati suatu ilmu tersendiri yang
pelajari secara khusus yaitu ilmu Qiro'ati. Dalam buku studi ilmu-ilmu
Al-Qur'an karangan Manna' Khalil al-Qattan dijelaskan bahwa hikmah
49 Dahlan Zarkasyi, Qiro'ati, (Semarang : Roudhatul Mujawwidin), hlm. 1 50 Said Agil Munawwar, Op. cit 51 Manna Khalil al-Qattan,,Op. cit
36
turunnya Al-Qur'an secara bertahap52 yaitu adanya suatu metode yang
berfaedah bagi kita dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu Al-Qur'an
kepada siswa dengan memperhatikan tingkatan pemikiran siswa dan
pengembangan potensi akal, jiwa dan jasmaninya dengan apa yang
dapat membawanya ke arah kebaikan dan kebenaran.
52 Zakiah Daradjat, Metodik Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), cet
1, hlm. 91
37
BAB III
PELAKSANAAN METODE YANBU'A
DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA Al-QUR'AN
DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU
PECANGAAN JEPARA
A. Profil TPQ Tamrinus Shibyan
Lembaga pendidikan Islam "Tamrinus shibyan" adalah suatu lembaga
pendidikan formal dibawah naungan YPI (Yayasan Pendidikan Islam) "Al-
Alawiyah" Karang Randu Pecangaan Jepara. TPQ ini diberi nama "TPQ
Tamrinus shibyan" berkedudukan di Jln. Raya Pecangaan-Kedu KM 2,25 desa
Karang Randu Pecangaan Jepara 59462. Letak TPQ berada di depan gedung
MI (Madrasah Ibtidaiyah) Tamrinus shibyan dekat pemukiman penduduk.
Sejarah dan perkembangan "TPQ Tamrinus shibyan" tidak lepas dari
berdirinya lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama, yang berdiri pada tahun
1972 yaitu Madrasah Diniyah Awwaliyah (Madin). Lembaga inilah yang
menjadi cikal bakal bagi seluruh lembaga pendidikan sekarang ini dikelola
oleh yayasan Al-Alawiyyah yakni RA, MI, TPQ, MADIN, Madin Wustho,
MTS Al-Alawiyah, MA, Darul Aitam/Yatama.
Pada tahun 1994 berdirilah "TPQ Tamrinus shibyan" berdiri atas
permintaan masyarakat dengan lokasi pembelajaran di Mushalla Thoriqoh
bersebelahan gedung MTS Al-Alawiyyah lama selama 1 tahun dengan
kegiatan belajar mengajar pada siang hari di mulai pukul 14.00 – 16.00 WIB.
dengan jumlah murid 20 orang dan 2 orang pengajar.1
Pada tahun 1996-1999 TPQ Tamrinus shibyan bertempat di Daarul
Aitam (Yatama) adapun pembelajarannya dijadikan 2 sip, hal ini karena
bangunan yang tidak mencukupi jumlah siswa yaitu jam pertama 14.15-15.25,
sedangkan jam kedua 16.55-17.00 dengan jumlah lokal 6 ruangan kelas,
tenaga pengajar 7 orang. Untuk jilid 6/Al-Qur'an menempati rumah ustadz
1 Wawancara Ust Ali Mashar, Pada Hari Selasa, 28 Agustus 2007 Di Kediaman.
38
KH. Nu'man Jalil (alm) selama 1 tahun menunggu bangunan/lokal baru TPQ
Tamrinus shibyan.
Pada tahun 2000 proses pembelajaran menempati gedung baru jumlah
ruang kelas 13 ruangan bangunan TPQ dengan luas tanah 108M. Jumlah
tenaga pengajar 13 orang yang terdiri 11 ustadzah dan 2 ustadz. Hasil
penelitian menunjukkan jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran
tahun 2007 jumlah murid laki-laki 146 sedangkan perempuan 191 jumlah
keseluruhan 336 data terlampir. 2
Sarana adalah semua peralatan dan perlengkapan yang langsung
digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah yaitu meja ada 21 buah
sedangkan meja kursi siswa berjumlah 80 buah, 11 papan tulis (black board)
dan sarana lainnya.
Yayasan Pendidikan Islam Al-Alawiyah dengan akte notaris Dahlan
Qosim, SH. No. 72 tanggal 28 Juli 1994 NPWP: 01 082 268 450 6000 resmi
berdiri TPQ Tamrinus shibyan. Sehubung adanya surat edaran kepala kantor
Departemen agama kabupaten jepara izin operasional TPQ Nomor :
Kd.11.20./6/BA.00/1768/2006. Dasar pertimbangan antara lain :3
1. Dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar dan meningkatkan
minat baca Al-Qur'an, pembinaan anak-anak sebagai generasi penerus
umat Islam dan menambah syiar Islam diperlukan suatu wadah Taman
Pendidikan Al-Qur'an (TPQ).
2. Undang-Undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 yang
didalamnya mencantumkan taman pendidikan Al-Qur'an.
3. Keputusan bersama Mendagri dan Menag : No : 128 tahun 1928
44A tahun 1982
tentang usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur'an bagi
umat Islam dalam rangka peningkatan dan penghayatan isi kandungan Al-
Qur'an.
2 Dokumentasi TPQ Tamrinus shibyan 2007 3 Surat edaran Departemen Agama Kantor Kabupaten Jepara, tahun 2006
39
4. Instruksi Mendagri nomor : 3 tahun 1990 tentang pelaksanaan upaya
peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur'an.
Dengan adanya surat edaran pendaftaran ijin operasional TPQ
Tamrinus shibyan dinyatakan terdaftar di lingkungan desa, Kabupaten
Jepara Jln. Ratu Kalinyamat PO BOX 17 Telp (0291) 591035.
Sampai sekarang tahun 2007 ini, TPQ Tamrinus shibyan memiliki
kepala sekolah 1 orang yang memimpin berjalannya civitas akademik,
yakni:
1) KH. Miftah Abu (Pentashih/dewan penguji): tahun 1994-2007
2) Dewan guru berjumlah 16 orang : tahun 1994-2007 (Data terlampir).
B. Keberadaan Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus Shibyan
Metode praktis mengajar Al-Qur'an dengan buku paket Thoriqoh baca
tulis dan menghafal Al-Qur'an yang terdiri 7 jilid anak-anak dituntut bisa
membaca Al-Qur'an dengan lancar, benar dan fasih sejak dini sesuai kaidah
serta makhorijul huruf. Berdirinya TPQ banyak masyarakat mendorong agar
lembaga mengajarkan metode baca Al-Qur'an cepat dan dirasa memang
sangat dibutuhkan. Menurut informasi, Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ)
muncul pertama kali pada tahun 1986 di Semarang yakni TPQ Roudhotul
Mujawwidin yang didirikan oleh H. Dahlan Salim Zarkasyi dengan
menggunakan Buku Qiro'ati karangan sendiri. Dua tahun kemudian berdiri
TPQ AMM di Kotagede Yogyakarta, yakni pada tahun 1990, buku iqro'
dikembangkan KH. As'ad Humam dari Kauman sebagai materi pokok
pengajarannya. Kemudian diikuti oleh berdirinya TPQ-TPQ di berbagai
daerah perkotaan maupun pedesaan di Indonesia.
TPQ Tamrinus shibyan didirikan pada tahun 1994 kepala sekolah KH.
Miftah Abu dengan pengajar sepakat menggunakan sistem pengajaran ala
Qiro'ati pusat sampai di penghujung tahun 2003.4 dalam perjalanan Qiro'ati
dari sekian banyak pengasuh merasa ketidakmampuan mengikuti dan
4 Hasil wawancara dengan kepala TPQ KH. Miftah Abu, pada hari Minggu tanggal 16
September 2007
40
melayani aturan dari keluarga pencipta Metode Qiro'ati sehingga TPQ
Tamrinus shibyan banyak mengalami banyak kendala dalam kebutuhan
pemerolehan buku Qiro'ati.
Faktor perpindahan penggunaan "Metode Qiro'ati" beralih ke metode
baru yaitu Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal "Yanbu'a" yang diterbitkan
oleh Yayasan Arwaniyyah Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an-Kudus oleh KH.
Agus Muhammad Ulil Albab Arwaniy pada tahun 2004.5 sejak diterbitkannya
buku Yanbu'a, TPQ dengan mudah mendapatkan buku tanpa mengalami
kesulitan dan hambatan. Setelah diterapkan pada anak/santri melalui
pengetesan awal kebanyakan siswa TPQ cepat memahami dan bisa membaca
sesuai harapan dibuktikan ketika diadakan lomba membaca Al-Qur'an
binnadzor anak-anak tingkat kecamatan TPQ Tamrinus Shibyan berhasil
mendapatkan nilai yang dikehendaki.
Nilai positif penggunaan Metode Yanbu'a dilihat dari silsilah
pengarang Metode Yanbu'a beliau Ustadz KH. Agus Muhammad Ulin Nuha,
KH. Agus Muhammad Ulil Albab dan KH. M. Manshur Maskan (alm) adalah
putra kandung seorang guru besar Al-Qur'an Al Muqri' simbah KH. Arwani
Amin Al-Qudsy yang cukup terkenal dengan ilmu Al-Qur'annya serta
mengharapkan barokahnya… Amin.6 Dari pemaparan diatas, dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya metode baru "Yanbu'a" sangat membantu
guru dalam mengajar dan memudahkan siswa dalam belajar membaca Al-
Qur'an dengan fasih. Oleh karena itu peran dan kefasihan guru dalam
membaca sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.
C. Karakteristik Kurikulum Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus Shibyan
Metode Yanbu'a berupa materi ajar yang terdiri dari 7 juz/jilid dalam
setiap jilid memiliki tujuan pembelajaran dan materi yang berbeda. TPQ
merupakan lembaga pendidikan non formal bagi anak usia dini (4-5 tahun).
5Wawancara, Ibid. 6 Ibid
41
Karakteristik kurikulum Yanbu'a dalam pembelajaran yaitu mengikuti aturan-
aturan yang ditentukan yaitu :
1. Dalam pembelajaran siswa membaca huruf-huruf hijaiyyah yang sudah
berkharokat secara langsung tanpa mengeja
2. Materi pelajaran diberikan secara bertahap dan dimulai dari yang mudah
ke yang sulit
3. Dalam pelaksanaannya lebih menekankan kepada banyak latihan
membaca
4. Proses belajar mengajar disesuaikan dengan kesiapan dan kemampuan
siswa
5. Evaluasi dilakukan setiap hari (setiap pertemuan)
Didalam buku Yanbu'a materinya disusun secara sistematis
disesuaikan dengan tahap perkembangan usia siswa. Adapun materi Yanbu'a
semua tulisan disesuaikan dengan Al-Qur'an Rosm Ustmaniy. Hal ini
disesuaikan tujuan Yanbu'a yaitu memasyarakatkan dan membudayakan Rosm
Ustmaniy, penulisan Arab pegon/Arab jawa, pengenalan tulisan Indonesia
yang berisi nasihat, larangan yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur'an dan al-
Hadits.
Bagi tingkatan awal yaitu pembelajaran jilid 1-5 disesuaikan dengan
aturan Yanbu'a pusat yang dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar
dengan penggunaan metode yang cocok untuk mencapai keberhasilan dalam
pembelajaran.
Bagi tingkatan atas yaitu setelah siswa menyelesaikan jilid 1-5 lewat
pentashihan bacaan dihadapan kepala sekolah/orang yang ditunjuk, siswa
berhak melanjutkan pembelajaran membaca Al-Qur'an, ghorib, tajwid, dan
materi lain atau tambahan sebagai bekal pengetahuan keagamaan siswa yang
dibuat oleh guru atas persetujuan kepala sekolah.
42
D. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Yanbu'a dalam Membaca Al-Qur'an
di TPQ Tamrinus shibyan
1. Kurikulum dan Sumber Belajar
Pemimpin lembaga pendidikan bertugas untuk memimpin
seluruh personil dan menggunakan, mengerahkan dan memanfaatkan
semua sumber daya yang terdapat di lembaga pendidikannya untuk
mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. TPQ memiliki visi
melatih anak didik agar gemar membaca Al-Qur'an sejak dini, misi anak
terampil membaca Al-Qur'an sehingga dapat melanjutkan ke jenjang atas.
Sedangkan tujuan yang ditetapkan melatih anak membaca Al-Qur'an
dengan fasih sejak usia anak-anak.7
Tahun pelajaran baru dan pembukaan pendaftaran siswa baru
pada setiap bulan syawal, masa aktif pembelajaran dimulai bulan syawal-
sya’ban.
1) Langkah-langkah pembelajaran Metode Yanbu’a di TPQ Tamrinus
shibyan antara lain:
a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam, pembacaan
chadlarah, kalamun dan doa pembuka
b. Guru mengabsen untuk mengetahui kehadiran siswa
c. Pembelajaran klasikal guru menerangkan materi pokok dengan
membacakan contoh berulang-ulang, suara keras, jelas dan benar
karena siswa lebih suka mendengar, meniru daripada menyimak
tulisan
d. Siswa membaca dengan tadarrus melatih kebersamaan, guru
memberikan isyarat ketukan yang berfungsi menyamakan
tingkatan ketika membaca tidak cepat dan tidak lamban.
e. Dilanjutkan pembelajaran secara individual yaitu murid maju satu
persatu dihadapan guru sesuai tingkat kemampuan penguasaan
materi.
7 Hasil Wawancara dengan Kepala TPQ KH. Miftah Abu hari Senin tanggal 17 September
2007
43
f. Guru memberikan tugas menulis yang dikerjakan di kelas sebagai
latihan.
g. Guru memberikan materi tambahan berupa do’a-do’a apabila
masih ada waktu.
h. Penutup diakhiri dengan membaca do’a selesai belajar.
Pelaksanaan pembelajaran dimulai hari Sabtu-Kamis jam
pertama pada pukul 14.15-15.30 WIB, waktu belajar 60-75 menit dan
dibagi menjadi 3 bagian :8
1. 15-20 menit untuk guru membaca salam sebagai pembuka,
membaca chadlroh, murid membaca Al-fatihah, absensi,
menerangkan pokok pelajaran (yang bergaris bawah) dan
membaca klasikal.
2. 30-40 menit untuk mengajar secara individual/menyimak anak
satu persatu dengan sabar, teliti dan tegas. Menegur bacaan yang
salah dengan isyarat ketukan, bila sudah tidak bisa baru
ditunjukkan cara membaca yang betul.
3. 10-15 menit memberi pelajaran tambahan do'a, mengumpulkan
tulisan sambil guru mengoreksi bila memungkinkan dan penutup
kelas pemula jilid satu 3 ruang dan jilid dua berjumlah 2 ruangan
dengan guru masing-masing berjumlah 5 orang
Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) merupakan sebuah
lembaga pendidikan yang mencetak peserta didik untuk mencintai Al-
Qur'an, mencetak generasi Al-Qur'an dimulai anak-anak. Para ahli
psikologi mengkategorikan masa perkembangan kejiwaan peserta
didik pada jenjang dasar adalah umur 6-9 tahun sebagai masa sosial
imitation
Anak-anak idealnya dididik pendidikan Al-Qur'an secara
formal pada usia 4-6-7 tahun, karena pada usia 7 tahun, anak telah
ditekankan untuk dilatih menjalankan shalat, sedang shalat otomatis
8 Hasil Observasi Bulan Oktober-Nopember 2007
44
membutuhkan (kelancaran) bacaan-bacaan Al-Qur'an, surah-surah
pendek, bacaan do'a-do'a.
Program pendidikan Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan pada
anak usia 4-5 tahun merupakan pra TPQ (pemula), sedangkan usia 8-9
tahun tingkat dasar, secara normal anak-anak yang memiliki
kecerdasan tinggi dapat menyelesaikan 3 jilid dalam satu tahun.
Kurikulum untuk pra TPQ mengacu pada buku Yanbu'a dengan
mengikuti aturan-aturan Yanbu'a pusat Kudus.
2) Kurikulum yang dipakai untuk tingkat pemula (pra TPQ) yaitu :
a. Dengan menggunakan program buku Yanbu'a (1-3 juz) yang
mencakup: pengenalan huruf-huruf hijaiyyah dengan membacanya
sesuai makhrojanya.
b. Melafalkan do'a chadlroh diawali guru kemudian diikuti siswa
Adapun do'a chadlroh sebagai berikut :
ه ال وملس و هي ل ع اهللا لى ص دم حفى م طصلم ا يبن ال ةرضلى ح ا
ى ااو. نيعمج اهبحصو مهقرط ومهاتورواءرقل اةمئال ااحورل
ىرق معيمجو ا وانرلق ائ اهللالى ص اهللالوس رند لن مهي ئرق
ى املس وهيلع ى اصاوص خنال ائرقلم ال ا ال هأرلق امم
ا إل ا هي اور و دوج الن يب ا ن ب مص عا م ما ال ا ةروهشملا صف ح مم
اهللاسد قىسدقل ايانورادمح مخيشلائ رقلما ونمايل سنب
ار دىلعي ومهحا ئر ضرون ومهاررسا مه ددم بنادما ومهتج
...هحتلفا امه ل هللايءش. مهتآار بن منايل عداعاوc. Penulisan Arab pegon/arah jawa pada jilid 3.
d. Pengenalan kaidah tajwid pada jilid 4
Pembelajaran jilid 1 dilaksanakan dengan 2 sistem yaitu sistem
klasikal dan individual. Pembelajaran klasikal seperti membaca do'a
pembuka setelah pembacaan chadlroh oleh guru siswa membaca al-
Fatihah, dan dilanjutkan do'a pembuka, kalamun. Kemudian guru
45
menerangkan materi pokok dalam buku Yanbu'a siswa menyimak guru
membacakan dengan benar dengan menggunakan alat peraga berupa
tulisan yang ditempel di papan tulis karena siswa lebih suka
mendengarkan, meniru daripada menyimak tulisan. Guru memberikan
isyarat "ketukan" berfungsi untuk menyamakan tingkatan ketika
membaca tidak terlalu cepat dan lambat untuk menyeragamkan bacaan
serta kefasihan siswa.
Pembelajaran jilid 2 merupakan lanjutan jilid 1, pada dasarnya
proses pembelajarannya sama dengan jilid sebelumnya, siswa
menempati kelas tetap selama 1 tahun dengan guru yang sama agar
siswa tidak bingung untuk memudahkan berinteraksi dengan teman
sekelas. Jilid 2 peran guru sangat penting karena didalam pembelajaran
siswa mulai belajar ayat-ayat panjang dari ayat Al-Qur'an dan fokus
pengenalan angka-angka Arab.
Pembelajaran jilid 3 di TPQ Tamrinus shibyan masih satu
kelas jilid 1, 2 dengan guru yang sama. Pembelajarannya klasikal dan
individual, guru membacakan bacaan secara berulang-ulang kemudian
siswa membaca secara bersama-sama. Dalam pembelajaran guru lebih
serius dalam melafalkan contoh ayat Al-Qur'an karena materi jilid 3
mempelajari qolqolah.
Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan Metode
Yanbu'a cukup berhasil kebanyakan siswa dalam satu tahun telah
sampai pada jilid/juz 1, 2, 3 dan 4. Kriteria keberhasilan mencakup
kecepatan menyelesaikan jilid, kebenaran dalam membaca tidak ada
kesalahan; dan kelancaran dalam membaca membutuhkan waktu lebih
dari 2-3 menit.
Proses belajar mengajar di TPQ jam kedua (kelas sore)
berlangsung di sore hari yaitu setelah Asar dimulai dari pukul 16.55
WIB sampai pukul 17.00 WIB setelah melewati satu tahun belajar di
TPQ Tamrinus shibyan.
46
3) Kurikulum untuk tingkat dasar
Kurikulum untuk tingkat dasar di TPQ Tamrinus shibyan jilid 4-
5 mengacu kurikulum Yanbu'a pusat. Proses pembelajaran dilaksanakan
13 kelas dengan jumlah siswa 310 anak, laki-laki berjumlah 124 anak,
sedangkan perempuan 176 anak. Pembelajaran dimulai jam pertama dan
jam kedua dengan 10 pengajar secara klasikal dan individual.
Pembelajaran secara klasikal yaitu guru menerangkan pelajaran pokok
dengan memberikan contoh bacaan dengan benar, kemudian siswa
membaca sampai akhir secara bersama-sama dilanjutkan individu yaitu
guru menyimak satu persatu atau mudarosah.
Mengingat kurikulum Yanbu'a diberikan dan dipelajari dari yang
mudah ke yang sulit. Setelah siswa mempelajari jilid 3 lewat
pentashihan kepala sekolah siswa naik jilid 4. Pembelajaran jilid 4
dimulai pengenalan kaidah tajwid diberikan jika tidak memberatkan
siswa untuk dipelajari.
Setiap mengajar guru berhati-hati dalam memberikan contoh
bacaan dan lebih serius untuk menyimak dengan memperhatikan lisan
siswa ketika sedang melafalkan karena tujuan pembelajaran jilid 4 siswa
dapat melafalkan lafadz Allah, fawatihus suwar (huruf permulaan surat)
yang tidak ada harokatnya dan dibaca menurut nama hurufnya serta
pengenalan bacaan mad dalam Al-Qur'an.
Materi jilid 4 mulai halaman 13 pembelajaran menulis Arab
pegon yaitu menulis bahasa jawa/Indonesia dengan huruf Arab.
Pelajaran menulis Arab pegon diberikan anak jilid 4, adapun
pelaksanaannya setelah guru menerangkan pokok materi dilanjutkan
guru menulis tulisan Arab pegon di papan tulis siswa membaca secara
klasikal (bersama-sama). Pembelajaran menulis secara individu untuk
melatih ketrampilan menulis, terakhir siswa membaca secara individu
dihadapan guru/ustadzah sebagai evaluasi.
47
Selain siswa belajar membaca tulisan pegon yang dibuat guru,
didalam buku Yanbu'a terdapat tulisan pada kotak bawah yaitu pegon
jawa misal :
1. Pegon putus-putus
ج س– ك ي – س ي –م م
ر ي– ك ي – ل ل – ر ج –ك ت
ج س– س ه ج – م ك – ج ي –م ث ك ل
2. Pegon berangkai/gandeng
بر– إ ت – بي – آك –جر
ر ب– ك ب– و ب– ك س– مآ
لال ح– ننك م– هلنكم
نج ر– ع ي– وس س- م آ– هلدج
رتن فيق سج عنج رنآ اكا
جابا ممر ج بالتماسال
هلنج رك ميدن قم آرآا
مل عغا اردف آجع متمالس
3 Nasihat, perintah, larangan yang ditulis dengan tulisan Indonesia
Seperti : - Tiada hari tanpa baca Al-Qur'an
- Carilah ilmu dimana saja sampai dapat
- Hiasilah suaramu dengan Al-Qur'an
- Kita harus giat belajar supaya pintar
- Jauhilah teman yang malas dan nakal
- Minuman keras itu dosa besar
- Baca Al-Qur'an itu Ibadah yang utama
- Al-Qur'an akan memberi syafaat kepada pembacanya
48
- Bertemanlah kamu dengan teman yang rajin dan baik
- Membaca Al-Qur'an yang benar akan mendapat pahala
yang agung
Pembelajaran jilid 4 lebih ditekankan untuk berlatih
menulis Arab yang dilaksanakan disela-sela pembelajaran individu
setiap siswa menulis, setelah selesai menyerahkan pekerjaannya
(tulisannya) untuk dikoreksi dan dinilai oleh guru.
Pembelajaran jilid 5 merupakan akhir siswa mempelajari
bacaan dihadapan guru. Adapun pembelajarannya sama dengan
jilid sebelumnya (klasikal-individual)9. Materi jilid 5 pengenalan
tanda waqof dan cara membaca waqof, pengenalan membaca juz'
amma (mulai An-nas-An naba'), cara membaca huruf ro' tafkhim
dan tarqiq.
Setelah selesai pembelajaran guru/ustadzah membacakan
kotak bawah yang diambil dari ayat Al-Qur'an ditulis
terjemahannya (Q) dan terjemahan Hadits (H).
Misal : - Bacalah Al-Qur'an dengan perlahan-lahan serta
bertajwid (Q)
- Ibadah umatku yang paling utama adalah membaca
Al-Qur'an (H)
- Bacalah Al-Qur'an, karena Al-Qur'an akan datang
pada hari qiyamat untuk memberi syafa'at kepada
para pembacanya (H)
- Apabila Al-Qur'an dibaca maka dengarkanlah dan
diamlah agar kamu diberi rahmat (Q)
Guru membacakan dan menyampaikan kepada anak-anak
benar-benar sebagai pemberi nasihat agar siswa dapat meresapi
dan menjalankan dalam keseharian, lewat nasihat itulah
9 Hasil Interview Ustadzah, Nafisah Huda dan Rokhimatun, pada hari Sabtu tanggal 15
September 2007.
49
penanaman anak untuk mencintai Al-Qur'an dan pengetahuan
Hadits.
Terselesainya pembelajaran jilid 5 guru melatih anak
membaca juz 'amma secara bersama-sama dengan menyimak
tulisan dalam Al-Qur'an dan pemantapan pengenalan kaidah
tajwid dan ghorib dilanjutkan membaca Al-Qur'an/mudarosah
setelah itu mulai juz 1 sampai dengan khotam dengan bimbingan
guru (ustadz, ustadzah).
4) Kurikulum untuk tingkatan atas
Dalam rangka melanjutkan pembelajaran ilmu membaca Al-
Qur'an setiap siswa wajib mengikuti program materi tambahan yang
ditetapkan pimpinan kepala sekolah selama 1 tahun bahkan ada yang
mengikuti pembelajaran selama 2 tahun lebih. Sedangkan kurikulum
yang berlaku di TPQ Tamrinus shibyan untuk tingkat atas ini adalah
sebagai berikut : 1. Tauhid
2. Fiqih
3. Akhlak
4. Bahasa Arab
5. Menulis/khot, imla' (dictation)
Jadwal dan waktu pembelajaran di TPQ Tamrinus shibyan adalah :
No Jam
Pelajaran
Materi Ustadz/ustadzah
1. 14.15-
15.25
- Membaca Al-Qur'an/mengaji Al-Qur'an
- Praktek tajwid dan ghorib
Rohimatun
Ust. Ali Mashar
2. 15.30-
15.45
Istirahat
3. 16.55-
17.00
Materi tambahan
- Tauhid - Bahasa Arab
- Fiqh - Menulis khot
- Akhlak
Ust. Ali Mashar
50
Proses belajar mengajar di TPQ tingkat atas berlangsung
didalam satu kelas dengan jumlah guru 2 ustadz dan ustadzah
dilaksanakan pada siang hari yaitu dimulai dari pukul 14.15-17.00
WIB. Aktif pembelajaran dimulai bulan Syawal-Jumadil Tsani
sedangkan bulan Rajab mulai persiapan wisuda/tahtiman yang
diadakan setiap 1 tahun sekali diselenggarakan TPQ Tamrinus shibyan
sendiri.
Pembelajaran tingkat atas terbagi menjadi 3 yaitu :
Triwulan I khusus penyampaian materi tajwid dengan sistem
hafalan selama 1 1/4 jam. Proses belajar dilaksanakan dengan 2
sistem, yaitu sistem sorogan10 san sistem tadarus Al-Qur'an. Dan
ternyata dari pengalaman sistem tadarus lebih efektif dibanding
sorogan karena melatih bacaan siswa dengan kebenaran. Sedangkan
dalam sistem sorogan seorang guru dapat langsung mengawasi,
menilai, dan membimbing murid secara maksimal dalam menguasai
ilmu tajwid dan ghorib lewat hafalannya.
Materi pelajaran tajwid diambil dari kitab Thoriqoh Baca Tulis
dan Menghafal Al-Qur'an jilid 6 (ghorib + modul buatan guru) dan
jilid 7 (materi tajwid) disampaikan diawal kemudian dilanjutkan
membaca Al-Qur'an langsung mempraktekkan dalam Al-Qur'an
dengan cara siswa disuruh mendeteksi bacaan dan penyebabnya secara
lisan.
Secara tertulis untuk memotivasi agar siswa belajar di rumah
guru memberikan pekerjaan rumah mencari bacaan-bacaan dalam Al-
Qur'an atau dengan menentukan ayat-ayat tertentu. Selain itu siswa
selalu menghafalkan materi pertemuan sebelumnya untuk disetorkan
pada pertemuan berikutnya.
Tujuan guru yaitu sebagai penguatan (reinforcement) ingatan
hafalan siswa. Disamping dididik membaca, anak-anak juga penting
10 Sistem sorogan yaitu sistem belajar seorang santri menyorogan/menyetorkan hafalan tajwid kepada ustadz. Dengan sistem ini terjadilah proses belajar mengajar yang bersifat "personal" karena santri itu dilayani sebagai pribadi/individu.
51
dilatih menghafal (tahfidz) ayat Al-Qur'an, baik sebagian maupun
seluruhnya untuk pedoman Ibadah seperti sholat.
Pada saat penelitian siswa rata-rata berusia 9-11 tahun,
menurut para psikolog, bahwa ingatan anak mencapai intensitas paling
besar. Daya hafal dan memorinya (kemampuan merekam pengetahuan
dalam ingatan) paling kuat.
Triwulan II yaitu hafalan ghorib musykilat, hafalan bacaan
shalat, dan penyampaian materi tambahan yaitu Tauhid, Fiqh, Bahasa
Arab, Akhlak, Menulis/khot.
Triwulan III yaitu penentuan siswa untuk ikut wisuda/tahtiman
dengan menyetorkan hafalan surat-surat pendek, hafalan do'a harian,
hafalan bacaan-bacaan dalam shalat (fasholatan).11
Dalam rangka memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan
sikap kegiatan proses belajar dan mengajar memerlukan interaksi
dengan sumber belajar yang digunakan untuk menyediakan fasilitas
belajar. Sumber belajar yang dijadikan fasilitas belajar di TPQ
menggunakan berbagai sumber belajar yang terdiri dari orang (guru
dan siswa) , peralatan, lingkungan, aktifitas dan pesan.
2. Metode Pembelajaran di TPQ Tamrinus Shibyan
Metode pendidikan disini adalah jalan atau cara yang ditempuh
untuk menyampaikan bahan atau materi kepada anak didik agar terwujud
tujuan yang ingin dicapai.12
Pada periode awal dari perkembangan anak bahwa sebelum anak-
anak belajar membaca menulis dan pengajaran untuk menghafalkan surat-
surat pendek dari Al-Qur'an secara lisan. Caranya guru mengulang
beberapa kali membaca surat Al-Qur'an, kemudian murid-murid disuruh
mengikuti secara bersama-sama.
Dari observasi langsung terhadap apa yang terjadi secara aktual
metode pengajaran yang digunakan di TPQ Tamrinus shibyan terdiri dari :
11 Hasil Interview Ustadz Ali Mashar, pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2007 12 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet.1, hlm.
136
52
a. Sorogan/individual/privat
Mengajar dengan memberikan materi pelajaran secara
individual sesuai kemampuannya menerima pelajaran. Pada waktu
menunggu giliran belajar secara individu, maka murid yang lain diberi
tugas membaca dan menulis sebagai tugas individu.
b. Klasikal-individual
Klasikal adalah mengajar dengan cara memberikan pengajaran
secara massal, bersama-sama kepada sejumlah murid dalam satu
kelompok atau kelas.
Dengan tujuan agar dapat menyampaikan pelajaran secara
garis besar dan prinsip-prinsip yang mendasarinya, serta memberi
motivasi murid untuk belajar. Dengan demikian, strategi mengajar
dengan klasikal individu adalah proses belajar mengajar yang
dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk klasikal dan sebagian
waktu yang lain untuk mengajar secara individual.
c. Klasikal baca simak (tadarus)
Membaca bersama-sama dilanjutkan membaca secara
individual atau kelompok, murid yang lain menyimak.
Sedangkan metode yang digunakan untuk pembelajaran
tingkat atas adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran melalui hafalan
Hafalan khususnya hafalan kaidah tajwid dan ghorib yang
dilaksanakan secara berulang-ulang sehingga menjadikan
kebiasaan siswa sebagai bekal siswa dalam mengerjakan soal tes
tertulis maupun lisan.
b. Sorogan
Sorogan yaitu penyampaian pelajaran dimana seorang
santri atau murid maju dengan membawa kitab untuk dibaca di
hadapan guru atau kyai. Namun disini pembelajaran sorogan
dilaksanakan siswa membaca Al-Qur'an di hadapan guru
53
menyimak ketika ada kesalahan guru memberi isyarat setelah
siswa betul-betul belum bisa guru baru membetulkan.
c. Talqin (metode memahamkan secara lisan)
Modus dominan dalam sistem pendidikan tradisional
adalah pembelajaran lisan, yaitu memahamkan bacaan Al-Qur'an
dengan makhroj dan shifatul huruf.
Untuk pembelajaran materi tambahan di TPQ Tamrinus
shibyan guru menggunakan metode secara tradisional yaitu drill,
siswa menulis apa yang telah disampaikan dan ditulis guru di
papan tulis.
d. Hukuman
Yang dimaksud hukuman disini adalah perbaikan untuk
mendidik anak agar belajar dengan sungguh-sungguh lewat
pemberian tugas yang dikerjakan di rumah, tidak berupa tindak
kekerasan.
3. Evaluasi Hasil Pembelajaran Di TPQ Tamrinus Shibyan
Dalam Metode Yanbu'a istilah evaluasi yaitu tashih atau tes
kenaikan jilid (buku Yanbu'a) yang dilakukan oleh kepala TPQ atau guru
penguji dimulai secara acak tidak berurutan yang terdapat pada buku
yanbu'a atau Al-Qur'an. Seluruh santri mengikuti evaluasi secara bertahap
dari jilid 1 sampai ghorib musykilat dilanjutkan wisuda atau tahtiman.
Penentu keberhasilan adalah guru dan dewan pentashih yaitu tidak
berupa nilai akan tetapi berupa kriteria sebagai berikut :
1) Fashohah
- Makhroj + shifatul huruf
- Al waqaf wal ibtida'
- Adabut tilawah (memulai dan mengakhiri bacaan)
2) Tartil
- Ahkamul huruf (idghom, ihfa')
- Ahkamul mad wal qasr (panjang pendeknya bacaan)
54
- Ketelitian bacaan (harokat huruf)
- Kelancaran membaca tidak putus-putus
3) Tajwid dan ghorib
Adapun syarat kenaikan jilid atau lulus tashih yaitu dalam
sekali tunjuk baca dengan lancar, baik dan benar, yakni :
1. Tanpa terputus dalam membacanya, tanpa ada suara panjang untuk
buku Yanbu'a pra TK dan jilid I
2. Tanpa ada kesalahan dalam membaca untuk buku Yanbu'a jilid II-
V serta Al-Qur'an
Pada waktu tashih, murid tidak boleh berfikir terlebih
dahulu pada suku kata atau kalimat yang ditunjuk, jika siswa
lamban dan lambat masih banyak salah berarti siswa belum
menguasai pelajaran. Jika demikian, siswa yang bersangkutan
akan kesulitan dalam mengikuti pelajaran pada jilid selanjutnya
dan akan merepotkan guru pengajarnya.
Evaluasi belajar yang dianggap masih relevan "tes
harian" lewat hafalan tajwid, do'a-do'a, dan membaca Al-Qur'an,
terutama pada hafalan materi yang telah diajarkan pada hari
sebelumnya yang diformulasikan dalam bentuk angka-angka,
dalam sebuah kasyf al darajah (rapor).
Evaluasi di TPQ Tamrinus shibyan dilaksanakan 3x
dalam satu tahun. Dengan menggunakan istilah tri wulan I yang
mencakup materi utama : 1. Kefasihan membaca; 2. Kelancaran
membaca; 3. ilmu tajwid; dan 4. praktik tajwid.
Materi penunjang I menulis/khot, yang dilaksanakan
secara lisan. Evaluasi triwulan II materi utama tetap ditambah
mata pelajaran utama yaitu ghorib musykilat yang dilaksanakan
secara lisan dan tertulis. Adapun materi penunjang yaitu hafalan
bacaan shalat, aqidah, fiqih. Sedangkan evaluasi triwulan III
merupakan tes terakhir yang diselenggarakan pada bulan Rajab
55
yaitu berupa tes tertulis buatan guru dan hafalan surat-surat
pendek, hafalan doa harian (tes) dan praktik sholat.
Salah satu yang menarik pada evaluasi yang diterapkan di
TPQ Tamrinus shibyan adalah setiap santri dituntut menghafalkan
semua kaidah tajwid dan ghorib untuk menghadapi
tahtiman/wisuda. Siswa diberi modul secara sistematis namun
dalam tes yang diselenggarakan pada bulan Sya'ban setiap tahun
yaitu oleh orang tua/wali santri memberikan Pertanyaan dengan
menunjuk santri untuk menjawab secara lisan. Sebelum tahtiman
dilaksanakan diadakan penggalangan hafalan setiap hari dengan
bimbingan ustadz dan latihan menghafal di rumah.
Kiai Miftah Abu mengatakan bahwa, dengan belajar
menghafal didasarkan pada beberapa alasan :13
1. Menghafal dilakukan untuk mengkondisikan siswa tekun
dengan pelajarannya dan bertanggung jawab menghafal di
depan ustadz
2. Menghafal membiasakan siswa untuk belajar di rumah
mengurangi bermain
3. Menghafal melatih agar daya ingat menjadi kuat
4. Banyak membantu kefasihan santri
Dengan hafalan pada masa anak-anak adalah waktu yang
sebaik-baiknya buat penghafalan secara otomatis dan memperkuat
ingatan. Orang yang mempelajari pelajaran di waktu kecil tidak akan
lupa atau hilang. Setelah siswa menyelesaikan tahtiman dapat
melanjutkan ke jenjang Madrasah Diniyah Awwaliyah kelas III
dianggap mereka cukup mempunyai bahan materi yang mencakup
(Tauhid, Fiqih, Akhlak, Bahasa Arab dan imla’).
13Hasil interview dengan KH. Miftah Abu pada hari Sabtu tanggal 22 September 2007
56
BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE YANBU'A DALAM
PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ
TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU PECANGAAN JEPARA
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan
secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau
prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan
menaikkan tingkat ilmu serta tehnologi.1
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi
mengenai masalah-masalah pendidikan. Penelitian ini mempunyai tujuan utama
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam
pembelajaran membaca Al-Qur'an sebagai upaya untuk melatih kefasihan lidah
santri sejak usia dini serta untuk menjaga keajegan membaca Al-Qur'an sesuai
ajaran Rasulullah SAW. yakni membaca Al-Qur'an yang baik dan benar menurut
kaidah ilmu tajwid dan ghorib.
Untuk mencapai tujuan tersebut, data dalam penelitian ini diperoleh
melalui wawancara, observasi dan sejumlah dokumen dan mengenai evaluasi
pembelajaran membaca Al-Qur'an.
Analisis termasuk mengolah data yang telah dikumpulkan untuk
menentukan kesimpulan yang didukung data. Setelah data yang dimaksud dapat
terkumpul, maka selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data-data tersebut.
Data yang terkumpul bersifat fenomenologis pendidikan yang bersifat kualitatif
dengan mempergunakan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan pelaksanaan
Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an kemudian
menganalisisnya untuk mengetahui efektivitas Metode Yanbu'a dalam
pembelajaran serta kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses
pembelajaran Al-Qur'an.
1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet 5,hlm. 1
57
A. Kelebihan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di
TPQ Tamrinus Shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara
Pendidikan adalah proses perubahan sikap atau tingkah laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran atau latihan.2 Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan
dengan keduanya, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction).
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
didik atau murid.
Kelebihan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an
di TPQ Tamrinus shibyan adalah sebagai berikut :3
1. Keterlibatan guru kepala sekolah dan Yanbu’a pusat secara langsung
dalam mentashih bacaan siswa sebagai evaluasi. Evaluasi harian yang
dilaksanakan garu dengan mengisi buku prestasi siswa dengan simbol
lancar (L), kurang lancar (KL) dan sedang. Evaluasi kenaikan jilid
langsung kepala sekolah yang berhak atau menyuruh mengulangi materi
yang belum dikuasai siswa.
2. Bagi tingkatan atas (membaca Al-Qur’an) tanpa adanya keterlibatan
langsung kepala sekolah, guru lebih mengetahui siswa dalam menguasai
materi pelajaran. Hal ini guru membuat soal tes baik lisan maupun tertulis
dengan istilah Triwulan 1,2,3 sebagai syarat siswa mengikuti wisuda/
takhtiman, namun sebelumnya dites dalam membaca Al-Qur’an.
3. Keterbatasan waktu sebagaimana diketahui bahwa, jam tatap muka siswa
dalam belajar hanya sekitar 65-75 menit jam pelajaran setiap harinya.
Dengan waktu yang relatif singkat guru memanfaatkan waktu yang ada
digunakan seoptimal mungkin oleh guru dan peserta didik awal sampai
akhir pelaksanaan pembelajaran baik secara klasikal maupun individual.
Tersedianya alokasi waktu untuk menyampaikan materi penulisan Arab
pegon jawa khususnya pembelajaran jilid 4 dan 5.
2 A. Tafsir, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004), cet 1, hlm. 24
3 Hasil observasi bulan Oktober-November 2007
58
4. Bervariasinya penggunaan metode pembelajaran diantaranya: sorogan,
klasikal-individual, klasikal baca simak (hafalan, sorogan, talqin, dan
hukuman). Penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar
disesuaikan dengan siswa. yaitu untuk menghindari kejenuhan dalam
belajar dan tidak monoton.
5. Kualifikasi guru yang berlatar belakang pendidikan berasal dari pondok
pesantren khususnya tahfidh Al-Qur’an, meskipum ada sebagian guru
yang dianggap bisa atau sudah bermusyafahah dengan Ahlul Al-Qur’an
sampai khatam dan didukung tenaga pendidik yang memiliki kompetensi
pedagogik, profesional, personal dan sosial.
B. Kekurangan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an
di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara
Disamping kelebihan ada kekurangan Metode Yanbu'a dalam
pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu
Pecangaan Jepara sesuai data-data yang ada, terdapat kelebihan dan
kekurangan
Kekurangan itu dapat ditinjau dari 3 segi yaitu : kepala sekolah, guru,
siswa dan koordinator Yanbu'a pusat (Lajnah Muroqobah).
Adapun kekurangan Metode Yanbu’a dalam pembelajaran membaca
Al-Qur’an di TPQ Tamrinussibyan antara lain :
a. Segi kepala sekolah
1. Kurang adanya koordinasi rutin bagi guru-guru untuk menyeragamkan
bacaan antar guru yang satu dengan guru yang lain
2. Tidak adanya pembinaan guru dalam meningkatkan wawasan ilmu Al-
Qur'annya
3. Dalam melaksanakan tes dan penilaian tidak dicatat secara detail
mengenai ketercapaian khususnya kompetensi membaca
4. Tidak diberlakukannya guru dalam pembuatan RPP karena hal ini akan
menjadikan beban bagi guru
59
5. Belum menetapkan tujuan pembelajaran yang tertulis secara jelas
dalam penyelenggaraan pendidikan
b. Segi guru
Guru merupakan unsur terpenting dalam pembelajaran. Sesuai
data di lapangan peneliti menemukan beberapa kelemahan guru dalam
mengajar antara lain :
1. Belum ada guru yang menerapkan metode "tadarus" karena metode ini
membutuhkan waktu yang lama
2. Tidak adanya metode bermain, bernyanyi untuk mengatasi kejenuhan
siswa dalam belajar, guru lebih fokus pada pembacaan do'a-do'a
3. Keterbatasan sarana prasarana dan media dalam pembelajaran
sehingga guru menggunakan media sederhana yaitu lewat ucapan lisan
secara langsung sebagai peraga cenderung seadanya.
4. Kesulitan guru dalam memahami dan menyampaikan materi ghorib
(jilid 6) sehingga guru menyusun modul untuk memudahkan siswa
karena isi dari jilid 6 tulisannya menggunakan Rosm Utsmany.
5. Kurangnya tanggung jawab dalam mengikuti koordinasi yang
diadakan Muroqobah Lajnah Yanbu'a anak cabang pecangaan setiap 3
bulan sekali karena faktor financial, kesibukan dan aktivitas guru yang
berbeda.
c. Segi siswa
1. Perbedaan kecepatan kenaikan jilid setiap siswa dalam satu kelas,
menyebabkan kesulitan guru dalam menyampaikan materi karena
setiap materi yang dikandung setiap jilid tidak sama
2. Kurangnya kesiapan mental dalam mengikuti pembelajaran, ketelitian,
pembiasaan dan latihan membaca sebelum pembelajaran berlangsung
3. Dalam membaca Al-Qur'an tidak ada keseragaman penggunaan
Mushaf Utsmani, siswa mengalami kesulitan memahami tulisan dan
syakal sehingga tetap menggunakan Al-Qur'an biasa
60
4. Belum adanya pembinaan dan pengembangan sikap dan rasa beragama
anak karena membutuhkan waktu tersendiri serta tidak adanya lokal
yang digunakan praktik shalat dan pembiasaan shalat berjamaah.
d. Segi koordinator Yanbu'a Pusat
1. Kurang adanya sosialisasi untuk mengetahui perkembangan dan
keberhasilan pembelajaran di lapangan
2. Tidak diikut sertakan dalam mentashih bacaan siswa dalam evaluasi
akhir sebagai syarat siswa mengikuti wisuda akan tetapi dilaksanakan
sendiri oleh lembaga/TPQ
3. Kurang adanya keketatan dalam menetapkan aturan-aturan bagi
penyelenggara pendidikan.
Setelah penulis memaparkan kelebihan dan kekurangan Metode
Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan
memberi simpulan bahwa Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-
Qur’an sangat efektif dan efisien yaitu didukung guru profesional yang
mampu menggunakan media dan sarana pembelajaran dan membuahkan hasil
yakni tercapainya kompetensi-kompetensi (membaca, menulis, dan
menghafal) sehingga anak mampu membaca Al-Qur’an dengan benar, lancar,
sesuai kaidah tajwid dan ghorib.
Efisiensi Metode Yanbu’a dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di
TPQ yaitu penggunaan sarana dengan mempertimbangkan waktu, tenaga,
biaya dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil
pembelajaran Metode Yanbu'a memenuhi harapan dan cita-cita lembaga.
Pembelajaran Metode Yanbu’a di TPQ Tamrinus shibyan bisa dikatakan
berhasil dengan ditandai penggunaan waktu seoptimal mungkin dan
pemanfaatan lingkungan secara maksimal sehingga pembelajaran berjalan
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran disesuaikan
karakteristik daerah/sekolah setempat serta penggunaan alat pembelajaran
yang bersifat kondisional dan fungsional.
61
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan tentang Efektivitas Metode Yanbu'a dalam
Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu
Pecangaan Jepara, maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di
TPQ Tamrinus shibyan dilaksanakan dengan 2 sistem yaitu pembelajaran
klasikal dan individual. Pembelajaran untuk tingkat dasar (jilid 1-5) tujuan
dan kurikulum pembelajaran disesuaikan masing-masing jilid yang telah
ditentukan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu’a), sedangkan kurikulum
tingkatan atas adanya materi tambahan berupa : Tauhid, Fiqih, Ahlak,
Bahasa Arab dan Khot/Imla’ (dictation). Metode yang digunakan antara
lain : metode sorogan, klasikal-individual, klasikal baca simak (tadarrus),
hafalan, talqin (metode memahamkan lisan) dan hukuman. Evaluasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran berupa tes harian dan tes kenaikan
jilid ditetapkan kepala sekolah kerjasama guru.
2. Kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran
membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan
Jepara di lapangan terdapat kelebihan antara lain : Keterlibatan langsung
kepala sekolah dalam mentashih bacaan siswa dan menaikkan jilid sesuai
kriteria/standar yang telah ditetapkan; bagi tingkatan atas guru membuat
soal tes baik lisan maupun tertulis; tersedianya alokasi waktu
pembelajaran untuk penyampaian materi Arab Pegon Jawa; bervariasinya
penggunaan metode dalam pembelajaran untuk menghindari kejenuhan
siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas; kualifikasi guru yang
berpendidikan Pondok Pesantren Tahfidh Al-Qur’an. Adapun kekurangan
Metode Yanbu’a dalam proses pembelajaran berasal 4 segi yaitu kepala
sekolah, guru, siswa, dan Yanbu’a Pusat. Untuk mengatasi kelemahan
diatas dibutuhkan keaktifan kepala sekolah agar selalu memonitoring
62
pembelajaran di kelas demi meningkatkan kinerja guru Al-Qur'an, dan
mengadakan kerjasama dan koordinasi dengan LMY (Lajnah Muroqobah
Yanbu’a) pusat jika ada kesulitan dalam materi.
B. Saran
Anak adalah amanah ditangan ibu-bapaknya. Orang tualah yang
bertanggung jawab penuh dalam memperhatikan aspek pendidikan anak,
khususnya pendidikan Al-Qur'an sejak dini menjadi prioritas dalam Islam.
Keberadaan TPQ sebagai lembaga pendidikan Islam dengan materi
pembelajaran menggunakan Buku Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-
Qur'an dapat mengantarkan tujuan yang telah diharapkan sehingga siswa
dapat membaca Al-Qur'an dengan fasih dan terampil mulai dari anak-anak.
Untuk itu, penulis menyampaikan saran-saran antara lain :
1. Bagi kepala sekolah
Memonitoring kinerja guru untuk meningkatkan kedisiplinan,
mengadakan kerjasama dengan lembaga yang sejenis serta memeriksa
kegiatan belajar mengajar dari satu kelas ke kelas lain untuk mengetahui
proses pembelajaran demi meningkatkan kualitas guru dalam mengajar
serta mengadakan pembinaan guru dengan Yanbu'a pusat untuk
menambah wawasan Qur'aniyahnya.
2. Bagi ustadz/ustadzah
Dalam pembelajaran Metode Yanbu'a ustadz merupakan ujung
tombak keberhasilan, hendaknya guru memegang amanah. Hendaknya
guru mengajar seoptimal mungkin dengan harapan mencapai tujuan yang
dimaksud berusaha meningkatkan kualitas diri dapat ditingkatkan melalui
koordinasi antar ustadz untuk saling memberi semangat agar tetap
konsisten dalam mengajar. Hal terpenting guru dapat menggunakan
metode yang tepat dan cocok disesuaikan taraf perkembangan anak didik
serta dibutuhkan kesabaran dan ketelitian untuk kebenaran dan kefasihan
bacaan siswa.
63
3. Bagi santri
Agar lebih berhasil, santri aktif mengikuti pelajaran dengan baik
untuk menunjang penguasaan materi pelajaran, guru selalu memantau
perkembangan bacaan siswa. Santri hendaknya membaca materi setiap
hari berlatih secara mandiri dan disiplin dalam kehadiran agar lebih lancar
ketika membaca, ketelitian, kesiapan mental yang baik agar tidak ada rasa
takut ketika berhadapan dengan guru.
4. Bagi wali santri
Orang tua turut serta membimbing, mengajari dan senantiasa
memberi motivasi/dorongan kepada anak mereka untuk giat belajar
membaca dengan memantau perkembangan mereka melalui kartu prestasi
santri dan banyak melakukan latihan membaca di rumah.
Secara ideal pendidikan anak perlu dilengkapi media pembelajaran
yang memadai seperti tape recorder, video, kaset-kaset lagu islami untuk
praktik shalat, kaligrafi rambu-rambu makhorijul khuruf dan alat yang
mendukung proses belajar karena untuk anak pra sekolah jadi ciptakan
pembelajaran yang menyenangkan (Learning is playing). Sebagai salah
satu wahana transformasi ilmu Al-Qur'an, Taman Pendidikan Al-
Qur'an/TPQ Karang Randu Kecamatan Pecangaan Jepara diharapkan
untuk memajukan dan mengikuti roda perkembangan zaman tanpa
meninggalkan ciri ketradisional dalam bidang pengajaran membaca Al-
Qur'an.
TPQ Tamrinus shibyan merupakan salah satu TPQ yang dianggap
berkembang serta lama eksisnya (1994-2007) di Kecamatan Pecangaan
Jepara Kabupaten Jepara. Selain TPQ "Tamrinus shibyan" ada TPQ
"Yassirlana" Bangsri Kabupaten Jepara menggunakan Metode Yanbu'a,
namun sekarang ini banyak TPQ yang menggunakan Metode Yanbu'a
dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an.
Kepada para pembaca yang budiman, penulis mengharap sekaligus
menyarankan agar penelitian Metode Yanbu'a dalam pembelajaran di TPQ
64
dikaji lebih lanjut demi terjadinya mutu benefit bagi peneliti sendiri
maupun TPQ sebagai objek penelitian.
C. Penutup
Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna. Namun di
dunia ini tiada sesuatupun yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik
Allah, tentunya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan sistematika
penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, maka demi untuk
menyempurnakan, kami mengharapkan saran yang konstruktif dari semua
pihak. Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur kepada Robbul
A'lamiin semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
66
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Karya Tim, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, Surabaya : Karya Aditama, 1996, cet. 1.
Alieva, n.f. et al., Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori, Yogyakarta : Kanisius, 1991, cet. 1.
Al Munawar, Husin Agil Said, Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Jakarta : 2001, cet. 2.
Al-Qattan, Khalil Manna, Studi Ilmu-Ilmu Qur'an, Bogor : Pustaka Litera : 2001, cet. 6.
Al-Qudsi, Amin Arwani Muhaammad Libni, Kholashoh I'aanatul Musyafihin, Kudus : Yayasan Arwaniyyah, 1997.
Al-Qur'an, Mujammaa Khadim al-Haramaain al Syarifain al Malik Fahd, Medina Munawarah,t.th.
Annawawi, Shohih Muslim, Darul Fikr : 1981.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2001.
_______________, Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2005, cet 7.
_______________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002, cet. 11.
Arwani, Ulin Nuha M., Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", Kudus: Yayasan Arwaniyyah, 2004.
_______________, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a" jilid I.
As Suyuti, Abi Bakar Abdurrahman Jalaluddin, Al-Itqon Fi Ulumul-Qur'an, jilid I, Beirut : Darul Kutub Ilmiah, 1995.
Buku Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a".
67
Cooper, John dkk, Pemikiran Islam dari Sayyid Ahmad Khan hingga Nasr Hamid Abu Zayd, Jakarta : Erlangga, 2002.
Daradjat, Zakiah, Metodik Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, cet. 1.
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, , Surabaya : Duta Ilmu, 2005.
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung : Sifa Timbul, 1979.
Djamarah, Bahri Syaiful, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, cet. 1.
Dokumentasi TPQ Tamrinus shibyan 2007.
Effendi, Fuad Ahmad, Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab, Malang : UIN, 2002.
Fitani, Kaid, "Problematika Pengajaran Al-Qur'an Dengan Metode Qiro'ati Dan Solusinya. (Studi Kasus Di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang)." Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004.
Hasil Wawancara dengan Kepala TPQ KH. Miftah Abu, pada hari Minggu tanggal 16 September 2007.
Hasil Wawancara dengan Kepala TPQ KH. Miftah Abu, pada hari Senin tanggal 17 September 2007.
Hasil interview dengan KH. Miftah Abu pada hari Sabtu tanggal 22 September 2007.
Hasil Wawancara Ust. Ali Mashar, pada hari Selasa 28 Agustus 2007.
Hasil Interview Ustadz Ali Mashar, pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2007 .
Hasil Interview Ustadzah, Nafisah Huda dan Rokhimatun, pada hari Sabtu tanggal 15 September 2007.
Hasil Observasi Bulan September-Oktober 2007.
Hasil observasi bulan Oktober- Nopember 2007.
Hasil wawancara KH. Ulil Albab, pada hari Senin tanggal 29 Januari 2007.
68
Hasil Wawancara dengan Arif Santri PPTQ Yanbu’ul Qur’an.
Hayyat, Riwayatul "Studi Komparasi Tentang Keberhasilan Membaca Al-Qur'an Antara Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan Jepara dan di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan Jepara 2005". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006.
Ismail, Al-Bukhori Abi bin Abdullah Muhammad, Matan Al-Bukhori, Singapura: tth.
Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta : Al Husna Baru, 2004.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, cet. 5.
Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Muchtar, Jauhari Heri, Fiqih Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung : Nuansa Cendekia, 2003, cet. 1.
Mujib, Abdul, Kepribadian dalam Psikologi Islam, Jakarta : Raja Grafindo, 2006.
Murjito, Imam, Pengantar Metode Qiro'ati, Semarang : Roudhatul Mujawwidin : t.th.
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, cet. 3.
Muthoifah, "Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an dengan Metode Qiro'ati di TPQ Al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005.
Narbuko, Cholid (ed), Metodologi Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara, 2005, cet. 7.
Nurkancana, Wayan, Evaluasi Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1986.
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka, 1976, cet. 8.
69
Qadir,(eds), Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta : Media Wacana Press, 2003, cet 1.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar, Bandung : CV. Alfabeta, 2006.
Shihab , Quraish M., Membumikan Al-Qur'an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung : PT Mizan, 2004.
SM, Ismail. (eds), Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001.
Surat edaran Departemen Agama Kantor Kabupaten Jepara, tahun 2006.
Syaodih, Nana S, Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2003, cet.2.
Syarifuddin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur'an, Jakarta : Gema Insani, 2004.
Tafsir, A., Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004, cet. 1.
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung : Pustaka Setia, 1997, cet. 1.
Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Hidakarya Agung, 1992, cet 7.
Zaini, Muhammad, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, Surabaya : Elkaf, 2006.
Zarkasyi, Dahlan, Qiro'ati, Semarang : Roudhatul Mujawwidin t.th.
________________, Pengantar Qiro'ati, Semarang : Roudhatul Mujawwidin, t.th.
70
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH
Hal: Nilai Bimbingan Skripsi Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kami memberitahukan bahwa setelah kami selesai membimbing skripsi Saudari:
Nama : HENI KURNIAWATI
NIM : 3103173
Judul : "EFEKTIVITAS METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU PECANGAAN JEPARA"
Maka nilai bimbingannya adalah: ……….. ( )
: ……….. ( )
Catatan bimbingan :
Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Semarang, 03 Januari 2008
Pembimbing
Musthofa, M.Ag
NIP. 150 276 925
Alamat: Jl. Raya Ngaliyan (Kampus II), Telp/Fax: 024-761295